BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga
instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan (X1), instrumen kepemimpinan kepala sekolah (X2),
dan instrumen kinerja guru (Y) SMP Muhammadiyah di Kabupaten Kendal. Data
yang terkumpul dari jawaban responden dikelompokkan berdasarkan variabel,
yaitu
(1) data yang berkaitan dengan Supervisi Akademik Pengawas Satuan
Pendidikan, (2) data yang berkaitan dengan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (3)
data yang berkaitan dengan Kinerja Guru.
4.1.1.Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian mendeskripsikan hasil pengukuran tiga variabel penelitian, yaitu
supervisi akademik pengawas satuan pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah
dan kinerja guru.
a. Data supervisi akademik pengawas satuan pendidikan
Data
supervisi
akademik
pengawas
satuan
pendidikan
diperoleh
dari
menjumlahkan skor tiap butir pertanyaan atau pernyataan yang berbobot 1, 2, 3, 4,
5, sebanyak 53 butir yang merupakan jawaban 70 orang responden penelitian
terhadap instrumen yang berisi indikator-indikator yang berkaitan dengan
supervisi akademik pengawas satuan pendidikan. Terdapat 7 indikator supervisi
akademik pengawas satuan pendidikan yaitu (1) program dan jadwal supervisi,
(2) tujuan dan prinsip supervisi, (3) hubungan guru dengan supervisor,
72
73
(4) bimbingan dalam supervisi, (5) prosedur pelaksanaan supervisi, (6) bantuan
dalam memecahkan masalah, (7) hasil supervisi, yang semuanya dikembangkan
menjadi 53 butir pertanyaan yang valid dan reliabel. Berdasarkan hasil
pengumpulan data supervisi akademik pengawas satuan pendidikan yang diambil
dari 70 orang responden penelitian, diperoleh sebagai berikut.
Tabel 4.1.
Distribusi Kecenderungan Variabel Supervisi Akademik Pengawas Satuan
Pendidikan (X1)
Skor
Klasifikasi
Jumlah
53 – 95
Sangat Kurang
0
96 – 138
Kurang
2
139 – 181
Cukup
5
182 – 224
Baik
33
225 - 267
Sangat Baik
30
Total
70
Berdasarkan pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 70 orang
responden yang telah menjawab angket yang disebarkan peneliti tentang supervisi
akademik pengawas satuan pendidikan, kategori sangat kurang 0 orang, kategori
kurang sebanyak 2 orang,
kategori cukup sebanyak 5 orang ,
kategori baik
sebanyak 33 orang , dan kategori sangat baik sebanyak 30 orang.
Berdasarkan Tabel distribusi kecenderungan supervisi akademik pengawas
satuan pendidikan di atas dapat dibuat gambar sebagai berikut :
74
Distribusi Kecenderungan Supervisi Akademik
Pengawas Satuan Pendidikan
33
35
F
r
e
k
u
e
n
s
i
30
30
25
20
15
10
5
5
2
0
0
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Skor Supervisi Akademik Pengawas
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Kecenderungan Variabel Supervisi Akademik
Pengawas Satuan Pendidikan ( X1 )
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Supervisi Akademik Pengawas
Satuan Pendidikan ( X1)
Interval
Jumlah
129 – 148
2
149 – 168
1
169 – 188
5
189 – 208
9
209 – 228
26
229 – 248
17
249 – 268
10
Total
70
75
Pemaparan di atas distribusi skor supervisi akademik pengawas satuan
pendidikan dilakukan dengan menggunakan aturan Sturges. Data dari 70
responden menunjukkan banyak kelas interval menjadi 7 (tujuh), dan lebar kelas
interval 19.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor variabel supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan dapat dibuat gambar sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Supervisi Akademik Pengawas
Satuan Pendidikan
30
F
r
e
k
u
e
n
s
i
26
25
20
17
15
9
10
5
10
5
2
1
0
129 - 148 149 - 168 169 - 188 189 - 208 209 - 228 229 - 248 249 - 268
Skor Supervisi Akademik Pengawas
Gambar 4.2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Variabel Supervisi Akademik
Pengawas Satuan Pendidikan ( X1 )
b. Data Kepemimpinan Kepala Sekolah
Data Kepemimpinan Kepala Sekolah diperoleh dari menjumlahkan skor tiap butir
pertanyaan atau pernyataan yang berbobot 1, 2, 3, 4, 5, sebanyak 34 butir yang
merupakan jawaban 70 orang responden penelitian terhadap instrumen yang berisi
indikator-indikator yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah.
Terdapat 9 indikator, diantaranya adalah (1) memiliki kepribadian yang kuat,
(2) memahami kondisi anak buah dengan baik, (3) memiliki visi dan memahami
76
misi
sekolah,
(4)
kemampuan
mengambil
keputusan,
(5)
kemampuan
berkomunikasi,(6) kemampuan meningkatkan kualitas dan ketrampilan guru,
(7) kemampuan mengorganisasi dan mengkoordinasi aktivitas-aktivitas yang lebih
efisien,
(8)
kemampuan
memperkaya
kurikulum,
(9)
kemampuan
merestrukturisasi bagian organisasi dan mendesain ulang peran dan tanggung
jawab kepemimpinan.yang semuanya dikembangkan menjadi 34 butir pertanyaan
yang valid dan reliabel. Berdasarkan hasil pengumpulan data kepemimpinan
kepala sekolah yang diambil dari 70 orang responden penelitian, diperoleh sebagai
berikut.
Tabel 4.3.
Distribusi Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
Skor
Klasifikasi
Jumlah
34 – 61
Sangat Kurang
0
62 – 89
Kurang
2
90 – 117
Cukup
7
118 – 145
Baik
29
146 - 173
Sangat Baik
32
Total
70
Berdasarkan pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 70 orang
responden yang telah menjawab angket yang disebarkan peneliti tentang
kepemimpinan kepala sekolah , kategori sangat kurang 0 orang, kategori kurang
sebanyak 2 orang , kategori cukup sebanyak 7 orang , kategori baik sebanyak 29
orang dan kategori sangat baik sebanyak 32 orang.
77
Berdasarkan Tabel distribusi kecenderungan supervisi akademik pengawas
satuan pendidikan di atas dapat dibuat gambar sebagai berikut :
Distribusi Kecenderungan Kepemimpinan Kepala
Sekolah
35
F
r
e
k
u
e
n
s
i
32
29
30
25
20
15
10
5
7
0
2
0
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Kecenderungan Variabel Kepemimpinan
Kepala Sekolah ( X2 )
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
( X2)
Interval
Jumlah
81 – 93
2
94 – 106
1
107 – 119
6
120 – 132
10
133 – 145
19
146 – 158
18
159 – 171
14
Total
70
78
Pemaparan di atas distribusi skor kepemimpinan kepala sekolah dilakukan
dengan menggunakan aturan Sturges. Data dari 70 responden menunjukkan
banyak kelas interval menjadi 7 (tujuh), dan lebar kelas interval 13.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor variabel kepemimpinan kepala
sekolah dapat dibuat gambar sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala
Sekolah
19
20
F
r
e
k
u
e
n
s
i
18
14
15
10
10
6
5
2
1
0
81 - 93
94 - 106 107 - 119 120 - 132 133 - 145 146 - 158 159 - 171
Skor Kepemimpinan Sekolah
Gambar 4.4. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kepemimpinan
Kepala Sekolah ( X2 )
c. Data Kinerja Guru
Data Kinerja Guru diperoleh dari menjumlahkan skor tiap butir pertanyaan
atau pernyataan yang berbobot 1, 2, 3, 4, 5, sebanyak 39 butir
yang
merupakan jawaban 70 orang responden penelitian terhadap instrumen yang
berisi indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja guru. Terdapat 4
indikator, diantaranya adalah (1) kemampuan guru dalam merencanakan
79
program pembelajaran, (2) ketrampilan guru dalam melaksanakan program
pembelajaran, (3) kemampuan guru melaksanakan evaluasi pembelajaran,
(4) kemampuan melakukan hubungan pribadi dalam proses belajar mengajar
yang semuanya dikembangkan menjadi 39 butir pertanyaan yang valid dan
reliabel. Berdasarkan hasil pengumpulan data kinerja guru yang diambil dari
70 orang responden penelitian, diperoleh sebagai berikut.
Tabel 4.5.
Distribusi Kecenderungan Variabel Kinerja Guru (Y)
Skor
Klasifikasi
Jumlah
39 – 70
Sangat Kurang
0
71 – 102
Kurang
2
103 – 134
Cukup
7
135 – 166
Baik
32
167 - 198
Sangat Baik
29
Total
70
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 70 orang responden
yang telah menjawab angket yang disebarkan peneliti tentang kepemimpinan
kepala sekolah dimana kategori sangat kurang 0 orang , kategori kurang sebanyak 2
orang,
kategori cukup sebanyak 7 orang , kategori baik sebanyak 32 orang dan
kategori sangat baik sebanyak 29 orang.
Berdasarkan Tabel distribusi kecenderungan kinerja guru di atas dapat dibuat
gambar sebagai berikut :
80
Distribusi Kecenderungan Kinerja Guru
35
F
r
e
k
u
e
n
s
i
32
29
30
25
20
15
10
7
5
2
0
0
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Skor Kinerja Guru
Gambar 4.5 Histogram Distribusi Kecenderungan Variabel Kinerja Guru ( Y )
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kinerja Guru (Y)
Interval
Jumlah
95 – 109
2
110 – 124
5
125 – 139
6
140 – 154
13
155 – 169
19
170 – 184
16
185 – 199
9
Total
70
Pemaparan di atas distribusi skor kinerja guru dilakukan dengan
menggunakan aturan Sturges. Data dari 70 responden menunjukkan banyak kelas
interval menjadi 7 (tujuh), dan lebar kelas interval 13.
81
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor variabel kinerja guru dapat dibuat
gambar sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Kinerja Guru
F
r
e
k
u
e
n
s
i
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
19
16
13
9
5
6
2
95 - 109
110 - 124 125 - 139 140 - 154 155 - 169 170 - 184 185 - 199
Skor Kinerja Guru
Gambar 4.6. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kinerja Guru( Y )
4.1.2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel
bebas keduanya mempunyai distribusi normal apakah tidak. Untuk menguji
apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan uji normalitas
yaitu one sample kolmogorovsmirnov test. Untuk menentukan normalitas dalam
penelitian ini dengan menggunakan fasilitas program SPSS for Window Release
16.
Uji normalitasone sample kolmogorovsmirnov test, mengikuti aturan, jika
nilai probabilitas signifikansi ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal, dan
sebaliknya. Rangkuman uji one sample kolmogorovsmirnov test dapat di lihat
pada tabel 4.7.
82
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov Test.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kepemimpinan
Supervisi Pengawas
N
Kepala Sekolah Kinerja Guru
70
70
70
Mean
219.7857
141.4143
157.6429
Std. Deviation
27.91701
19.34020
24.34239
Absolute
.107
.106
.114
Positive
.053
.070
.064
Negative
-.107
-.106
-.114
Kolmogorov-Smirnov Z
.893
.885
.953
Asymp. Sig. (2-tailed)
.402
.414
.324
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai probabilitas signifikan
( Asymp. Sig) untuk variabel Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan
0,402, variabel kepemimpinan kepala sekolah 0,414 dan variabel kinerja guru
0,324, ketiganya lebih dari 0,05. Jadi ketiga variabel tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan komputer
dengan fasilitas program SPSS for Window Release 15. Kriteria uji, apabila nilai r
(probability value/critical value) ≤ 0,05 maka skor – skor menyebar secara
homogen. Rangkuman uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Skor
Levene Statistic
5.643
df1
df2
2
Sig.
207
.002
83
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai probability value 0,002 ≤ 0,05. Jadi
data bersifat homogen.
c. Uji Linieritas
Uji Linieritas dilakukan untuk menguji linieritas antara variabel X1 dengan Y
dan X2 dengan Y. Linieritas diuji dengan bantuan komputer program SPSS for
Window Release 16. Kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value)
≤ 0,05 maka distribusi berpola linier. Rangkuman uji linieritas dapat dilihat pada
tabel 4.9 dan 4.10 berikut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas Supervisi Akademik Pengawas Satuan
pendidikan ( X1 ) terhadap Kinerja Guru ( Y ).
ANOVA Table
Sum of
Squares
Kinerja Guru (Y) * Between
Supervisi
Groups
(Combined)
29312.038
Linearity
10171.527
Mean
df
Square
48
610.667
F
Sig.
1.108
.411
1 10171.527 18.455
.000
Pengawas (X1)
Deviation from
19140.511
47
407.245
Within Groups
11574.033
21
551.144
Total
40886.071
69
Linearity
.739
.808
Dari tabel 4.9 di atas didapat nilai r (probability value/critical value)
0,000≤0,05 ( taraf signifikan), maka dapat disimpulkan hubungan supervisi
akademik pengawas satuan pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) adalah linier.
Persamaan garisnya adalah : Y = 62,056 + 0,435 X1
X rendah = 129 ; X tinggi = 265
84
Untuk X terendah adalah 129 maka Y = 62,056 + 0,435 (129)
= 62,056 + 56,115
= 118,2
Untuk X tertinggi adalah 265 maka Y = 62,056 + 0,435 (265)
= 62,056 + 115,275
= 177,331
Grafik garis liniernya adalah :
Grafik 4.7. Garis Linier Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan
dan Kinerja Guru.
Y = 0,435 + 62,056 X1 dapat dimaknai bahwa setiap kenaikan satu satuan
supervisi akademik pengawas satuan pendidikan akan menaikkan kinerja guru
sebesar 0,435 pada konstanta 62,056.
Tabel 4.10 .Hasil Uji Linieritas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
Terhadap Kinerja Guru (Y).
85
ANOVA Table
Sum of
Squares
Kinerja Guru (Y) * Between
Kepemimpinan
Groups
(Combined)
Mean
df
25086.571
Linearity
Square
36
7192.189
696.849
F
Sig.
1.455
.140
1 7192.189 15.022
.000
Kepala Sekolah
Deviation from
(X2)
17894.382
35
511.268
Within Groups
15799.500
33
478.773
Total
40886.071
69
Linearity
1.068
.426
Dari tabel di atas didapat nilai r (probability value/critical value) 0,000.≤
0,05 ( taraf signifikan ), maka dapat disimpulkan hubungan kepemimpinan kepala
sekolah (X2) dan kinerja guru (Y) adalah linier.
Persamaan garisnya adalah : Y = 82,991 + 0,528 X2
X rendah = 81 ; X tinggi = 170
Untuk X terendah adalah 81 maka Y = 82,991 + 0,528(81)
= 82,991 + 42,768
= 125,759
Untuk X tertinggi adalah 170 maka Y = 82,991 + 0,528(170)
= 82,991 + 89,76
= 172,751
86
Grafik 4.8. Garis Linier Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja
Guru.
Y = 82,991 + 0,528 X2 dapat dimaknai bahwa setiap kenaikan satu satuan
kepemimpinan kepala sekolah akan menaikkan kinerja guru sebesar 0,528 pada
konstanta 82,991.
d. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas atau tidak. Pengujian multikolinieritas dalam
penelitian ini menggunakan komputer dengan fasilitas program SPSS for window
Release 16. Rangkuman uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :
87
Tabel 4.11 hasil Uji Multikolinieritas
Correlations
Kepemimpinan
Supervisi Pengawas (X1)
Pearson Correlation
Supervisi
Kepala Sekolah
Pengawas (X1)
(X2)
1
Sig. (2-tailed)
N
Kepemimpinan Kepala
Pearson Correlation
Sekolah (X2)
Sig. (2-tailed)
N
**
.511
.000
70
70
**
1
.511
.000
70
70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel 4.11 di atas terlihat korelasi antara variabel supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan ( X1) dan variabel kepemimpinan kepala sekolah
(X2) sebesar 0,511 masih di bawah 0,6 maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel bebas.
e.
Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan mengetahui sama atau tidaknya varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dalam
penelitian ini menggunakan komputer dengan fasilitas program SPSS for Window
Release 16. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar grafik scatterplot berikut :
88
Gambar 4.9 Grafik Scatterplot
Dari gambar grafik scatterplot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak tidak membuat pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas, uji
homogenitas,
uji
linieritas
hubungan,
uji
multikolinieritas
dan
uji
heteroskedastisitas maka disimpulkan bahwa data ini memenuhi syarat untuk
dilakukan analisis regresi.
89
4.1.3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini ada 3 hipotesis yang harus diuji, dimana hipotesis 1
dan 2 menggunakan analisis regresi linier sederhana dan hipotesis 3 diuji dengan
menggunakan analisis regresi linier ganda.
a.
Pengaruh
Supervisi
Akademik
Pengawas
Satuan
Pendidikan
terhadap kinerja guru.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berbunyi terdapat pengaruh
positif supervisi akademik pengawas satuan pendidikan terhadap kinerja guru.
Untuk menguji hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
1). Mencari Model Persamaan Garis Regresi
Hasil analisis model persamaan regresi sederhana untuk menguji hipotesis
tersebut terangkum dalam tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12. Koefisien Regresi Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan
(X1) Terhadap Kinerja Guru (Y)
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
95% Confidence
Coefficients
Coefficients
Interval for B
B
(Constant)
a
Std. Error
62.056
20.303
.435
.092
Supervisi
Pengawas (X1)
Beta
.499
t
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
3.057
.003
21.543
102.569
4.745
.000
.252
.618
a. Dependent Variable: Kinerja
Guru (Y)
Berdasarkan data tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa model
hubungan supervisi akademik pengawasan satuan pendidikan terhadap kinerja
guru dinyatakan dengan persamaan Y = 62,056 + 0,435X1 , dapat dimaknai bahwa
90
setiap kenaikan satu satuan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan akan
menaikkan kinerja guru sebesar 0,435 pada konstanta 62,056.
2). Mencari Signifikansi Model
Signifikansi model hubungan ini di uji melalui tabel ANOVAb. Hasil uji
signifikansi regresi dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13. Signifikansi Model Hubungan Supervisi Akademik Pengawas Satuan
Pendidikan (X1) Terhadap Kinerja Guru (Y)
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
10171.527
1
10171.527
Residual
30714.545
68
451.684
Total
40886.071
69
F
Sig.
22.519
a
.000
a. Predictors: (Constant), Supervisi Pengawas (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan tabel ANOVA
b
di atas diketahui bahwa nilai F sebesar
22,519 dengan signifikansi 0,000 ≤ 0,05 , jadi model regresi signifikan yang
berarti model hubungan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dengan
kinerja guru dengan persamaan regresi Y = 62,056 + 0,435X1
signifikan atau
diterima kebenarannya. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa setiap kenaikan
satu satuan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan akan menaikkan
kinerja guru sebesar 0,435 pada konstanta 62,056.
3). Mencari kekuatan hubungan
Adapun kekuatan hubungan antara supervisi akademik pengawas satuan
pendidikan dengan kinerja guru dinyatakan dengan koefisien korelasi product
91
moment sebesar 0,499. Rangkuman data untuk menentukan korelasi product
moment dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14. Hubungan Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan (X 1)
Terhadap Kinerja Guru ( Y)
Correlations
Supervisi
Kinerja Guru (Y) Pengawas (X1)
Pearson Correlation
Kinerja Guru (Y)
1.000
.499
.499
1.000
.
.000
.000
.
Kinerja Guru (Y)
70
70
Supervisi Pengawas (X1)
70
70
Supervisi Pengawas (X1)
Sig. (1-tailed)
Kinerja Guru (Y)
Supervisi Pengawas (X1)
N
Dari tabel di atas terlihat koefisien korelasi antara supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan dan kinerja guru adalah 0,499. Harga r tabel dengan
taraf signifikan 5% adalah 0,235. Ini berarti r hitung > r tabel , jadi terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel supervisi akademik pengawas satuan
pendidikan dengan kinerja guru. Artinya semakin tinggi supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan semakin tinggi pula kinerja gurunya.
4). Mencari koefisien determinasi
Besarnya kontribusi antara supervisi akademik pengawas satuan pendidikan
dengan kinerja guru dapat dilihat rangkumannya pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15. Kontribusi Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan (X 1)
Terhadap Kinerja Guru (Y)
92
Model Summary
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
.499
b
.249
.238
21.25287
a. Predictors: (Constant), Supervisi Pengawas (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
Dari tabel di atas bahwa kontribusi variabel supervisi akademik pengawas
satuan pendidikan terhadap variabel kinerja guru adalah sebesar 0,249 atau
sebesar 24,90 %.
b.
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berbunyi terdapat pengaruh positif
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Untuk menguji hipotesis
tersebut dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1). Mencari Model Persamaan Garis Regresi
Hasil analisis model persamaan regresi sederhana untuk menguji hipotesis
tersebut terangkum dalam tabel 4.16 berikut.
Tabel 4.16. Koefisien Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) Terhadap
Kinerja Guru (Y)
Coefficients
Model
1
(Constant)
a
Unstandardized
Standardized
95% Confidence
Coefficients
Coefficients
Interval for B
B
Std. Error
82.991
19.774
.528
.139
Beta
t
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
4.197
.000
43.533
122.450
3.810
.000
.251
.804
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
(X2)
a. Dependent Variable: Kinerja
Guru (Y)
.419
93
Berdasarkan data tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa model
hubungan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dinyatakan dengan
persamaan Y = 82,991 + 0,528X2 , dapat dimaknai bahwa setiap kenaikan satu
satuan kepemimpinan kepala sekolah akan menaikkan kinerja guru sebesar 0,528
pada konstanta 82,991.
2). Mencari Signifikansi Model
Signifikansi model hubungan ini diuji melalui tabel ANOVAb. Hasil uji
signifikansi regresi dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.17. Signifikansi Model Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
Terhadap Kinerja Guru (Y)
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
df
Mean Square
7192.189
1
7192.189
33693.882
68
495.498
40886.071
69
F
14.515
Sig.
a
.000
Total
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan tabel ANOVA
b
di atas diketahui bahwa nilai F sebesar
14.515 dengan signifikansi 0,000 ≤ 0,05 , jadi model regresi signifikan yang
berarti model hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru
dengan persamaan regresi Y = 82,991 +
0,528X2 signifikan atau diterima
kebenarannya. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa setiap kenaikan satu
94
satuan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan akan menaikkan kinerja
guru sebesar 0,528 pada konstanta 82,991.
3). Mencari kekuatan hubungan
Adapun kekuatan hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan
kinerja guru dinyatakan dengan koefisien korelasi product moment sebesar 0,419.
Rangkuman data untuk menentukan korelasi product moment dapat dilihat pada
tabel 4.18 berikut.
Tabel 4.18. Kekuatan Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) Terhadap
Kinerja Guru ( Y)
Correlations
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Kinerja Guru (Y)
Pearson Correlation
Kinerja Guru (Y)
(X2)
1.000
.419
.419
1.000
.
.000
.000
.
70
70
70
70
Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X2)
Sig. (1-tailed)
Kinerja Guru (Y)
Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X2)
N
Kinerja Guru (Y)
Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X2)
Dari tabel 4.18 di atas terlihat koefisien korelasi antara kepemimpinan
kepala sekolah dan kinerja guru adalah 0,419. Harga r tabel dengan taraf
signifikan 5% adalah 0,235. Ini berarti r hitung > r tabel , jadi terdapat hubungan
95
yang signifikan antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
guru. Artinya semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah semakin tinggi pula
kinerja gurunya.
4). Mencari koefisien determinasi
Besarnya kontribusi antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru
dapat dilihat rangkumannya pada tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) Terhadap Kinerja
Guru (Y)
Model Summary
Model
R
R Square
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
1
a
.419
.176
.164
22.25979
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
Dari tabel 4.19 di atas bahwa kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah
terhadap variabel kinerja guru adalah sebesar 0,176 atau sebesar 17,6%.
c. Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan dan
kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berbunyi terdapat pengaruh yang
positif supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dan kepemimpinan kepala
sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Untuk menguji hipotesis
tersebut dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
96
1). Mencari Model Persamaan Regresi Ganda
Hasil analisis model persamaan regresi ganda untuk menguji hipotesis
tersebut terangkum dalam tabel 4.20 berikut.
Tabel 4.20. Koefisien Regresi Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan
(X1) dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y)
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
95% Confidence
Coefficients
Coefficients
Interval for B
B
1 (Constant)
a
Std. Error
Beta
t
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
44.195
22.148
1.995 .050
-.014
88.403
.336
.105
.385 3.206 .002
.127
.545
.280
.151
.223 1.856 .068
-.021
.582
Supervisi Pengawas
(X1)
Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X2)
a. Dependent Variable: Kinerja
Guru (Y)
Berdasarkan data tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa model
hubungan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dan kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru dinyatakan dengan persamaan Y = 44,194
0,336 X1 + 0,280 X2.
97
2). Mencari Signifikansi Model
Signifikansi model hubungan ini diuji melalui tabel ANOVAb. Hasil uji
signifikansi regresi dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut.
Tabel 4.21. Signifikansi Model Hubungan Supervisi Akademik Pengawas Satuan
pendidikan (X1) dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) Terhadap Kinerja Guru
(Y)
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
11672.802
2
5836.401
Residual
29213.269
67
436.019
40886.071
69
F
13.386
Sig.
a
.000
Total
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2), Supervisi Pengawas (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan tabel ANOVA
b
di atas diketahui bahwa nilai F sebesar
13.386 dengan signifikansi 0,000 ≤ 0,05 , jadi model regresi signifikan yang
berarti model hubungan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dan
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru dengan persamaan regresi
Y = 44,195 + 0,336X1 + 0,280X2 diterima kebenarannya.
3). Mencari kekuatan hubungan
Adapun kekuatan hubungan antara variabel supervisi akademik pengawas
satuan pendidikan (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2) secara bersamasama terhadap kinerja guru (Y) digunakan analisis korelasi ganda. Untuk
98
menghitung korelasi ganda tersebut digunakan bantuan SPSS for Window Release
16, dengan output sebagaimana tabel 4.22.
Tabel 4.22. Koefisien Korelasi Ganda (R)
Model Summary
Model
1
R
R Square
a
.534
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.285
.264
20.88107
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2),
Supervisi Pengawas (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan tabel Model Summary di atas diketahui nilai koefisien
korelasi ganda sebesar 0,534. Jadi hubungan supervisi akademik pengawas satuan
pendidikan (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2) secara bersama-sama
terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,534, yang termasuk dalam kategori tinggi.
4). Mencari koefisien determinasi
Besarnya kontribusi antara supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dapat dilihat rangkumannya
pada tabel 4.23 berikut.
Tabel 4.23. Kontribusi Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan (X1)
dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y)
Model Summary
Model
1
R
R Square
a
.534
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.285
.264
20.88107
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2),
Supervisi Pengawas (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
99
Besarnya variabel kinerja guru yang dapat dipengaruhi supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan dan kepemimpinan kepala sekolah sebesar 0,285
atau sebesar 28,5 % sedangkan 71,5 % dipengaruhi oleh variabel yang lain.
4.2. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini akan memberikan beberapa argumentasi
yang berkaitan dengan hasil penelitian.
1.
Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan Terhadap
Kinerja Guru
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan bahwa hasil analisis
regresi sederhana menunjukkan bahwa model hubungan supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan dengan kinerja guru dinyatakan dengan persamaan Y
= 62,056 + 0,435X1. Berdasarkan tabel ANOVA diketahui bahwa nilai F sebesar
22.519 dengan signifikansi 0,000 ≤ 0,05 jadi model regresi signifikan yang berarti
model hubungan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dengan kinerja
guru dengan persamaan regresi Y = 62,056 + 0,435 X1 signifikan atau diterima
kebenarannya. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa setiap kenaikan satu
satuan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan akan menaikkan kinerja
guru sebesar 0,435 pada konstanta 62,056.
Adapun kekuatan hubungan antara supervisi akademik pengawas satuan
pendidikan dengan kinerja guru dinyatakan dengan koefisien korelasi product
moment sebesar 0,499. Harga r tabel dengan taraf signifikan 5% dan N=70
adalah 0,235. Ini berarti r hitung > r tabel jadi terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dengan kinerja
guru. Artinya semakin tinggi supervisi akademik pengawas satuan pendidikan
100
semakin tinggi pula kinerja guru. Besarnya kontribusi antara variabel supervisi
akademik pengawas satuan pendidikan terhadap variabel kinerja guru sebesar
0,249 atau sebesar 24,9%.
Berdasarkan keterangan di atas, maka temuan dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah di
Kabupaten Kendal. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan kinerja guru SMP
Muhammadiyah di Kabupaten Kendal sebesar 24,9% akibat variabel supervisi
akademik pengawas satuan pendidikan.
Pengaruh yang cukup besar ini didukung oleh beberapa pendapat bahwa
supervisi pengawas satuan pendidikan adalah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu guru dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif (Purwanto, 2003:32 ). Supervisi yang dilakukan oleh pengawas satuan
pendidikan adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan
pembelajaran Glickman dalam Dharma ( 2008: 9). Dengan demikian, esensi
supervisi akademik pengawas satuan pendidikan itu sama sekali bukan menilai
ketrampilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, melainkan
membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
2.
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan bahwa hasil analisis regresi
sederhana menunjukkan bahwa model hubungan kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru dinyatakan dengan persamaan Y = 82,991 + 0,528 X2 .
Berdasarkan tabel ANOVA diketahui bahwa nilai F sebesar 14.515 dengan
101
signifikansi 0,000 ≤ 0,05 jadi model regresi signifikan yang berarti model
hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru dengan persamaan
regresi Y = 82,991 + 0,528X2 signifikan atau diterima kebenarannya. Dengan
demikian dapat dimaknai bahwa setiap kenaikan satu satuan kepemimpinan
kepala sekolah
akan menaikkan kinerja guru sebesar 0,528 pada konstanta
82,991.
Adapun kekuatan hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan
kinerja guru dinyatakan dengan koefisien korelasi product moment sebesar 0,419.
Harga r tabel dengan taraf signifikan 5% dan N=70 adalah 0,235. Ini berarti r
hitung > r tabel jadi terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru. Artinya semakin tinggi
kepemimpinan kepala sekolah semakin tinggi pula kinerja guru. Besarnya
kontribusi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap variabel kinerja
guru sebesar 0,176 atau sebesar 17,6%.
Berdasarkan keterangan di atas, maka temuan dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah di Kabupaten Kendal.
Hal ini berarti telah terjadi peningkatan kinerja guru SMP Muhammadiyah di
Kabupaten Kendal sebesar 17,6% akibat variabel kepemimpinan kepala sekolah .
Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus
mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksanakan, Kepala Sekolah sebagai
pemimpin di lingkungan satuan pendidikan harus mampu mewujudkan tujuan
yang telah ditetapkan, Kepemimpinan dalam lingkungan satuan pendidikan
102
melibatkan upaya seorang kepala sekolah untuk mempengaruhi perilaku para guru
dalam suatu situasi kepala sekolah melaksanakan fungsi kepemimpinannya agar
diperoleh kinerja guru yang baik.
3.
Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan bahwa hasil analisis regresi
sederhana menunjukkan bahwa model hubungan supervisi akademik pengawas
satuan pendidikan dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru
dinyatakan dengan persamaan Y = 44,195 + 0,336X1 + 0,280 X2.
Berdasarkan tabel ANOVA diketahui bahwa nilai F sebesar 13.386
dengan signifikansi 0,000 ≤ 0,05 jadi model regresi signifikan yang berarti model
hubungan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dan kepemimpinan
kepala sekolah dengan kinerja guru dengan persamaan regresi Y = 44,195 + 0,336
X1 + 0,280X2 signifikan atau diterima kebenarannya. Dengan demikian dapat
dimaknai bahwa setiap kenaikan satu satuan supervisi akademik pengawas satuan
pendidikan dan kepemimpinan kepala sekolah
akan menaikkan kinerja guru
sebesar 0,616 pada konstanta 44,195.
Adapun kekuatan hubungan antara supervisi akademik pengawas satuan
pendidikan dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru yang diperoleh
dari analisis korelasi ganda sebesar 0,534. Jadi korelasi antara supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersamasama dengan kinerja guru signifikan, artinya semakin tinggi supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan dan kepemimpinan kepala sekolah semakin tinggi
103
pula kinerja gurunya. Besarnya kontribusi antara supervisi akademik pengawas
satuan pendidikan dan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
sebesar 0,285 atau sebesar 28,5% sedangkan 71,5% dipengaruhi oleh faktor yang
lain.
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dan kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah di Kabupaten Kendal.
Supervisi akademik pengawas satuan pendidikan memberikan kontribusi sebesar
24,9%
terhadap
kinerja
guru
dan
kepemimpinan
kepala
sekolah
memberikan17,6% terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah di Kabupaten
Kendal. Sedangkan supervisi akademik pengawas satuan pendidikan dan
kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama memberikan kontribusi
sebesar 28,5 % terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah di Kabupaten Kendal.
Supervisi akademik pengawas satuan pendidikan diselenggarakan dengan
maksud membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
memahami
akademik,
kehidupan
kelas,
mengembangkan
ketrampilan
mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
Supervisi akademik pengawas satuan pendidikan akan membantu guru dalam
mengelola pembelajaran yang lebih baik, sehingga para siswa mampu mencapai
tujuan
pembelajarannya
dengan
maksimal.
Dengan
tercapainya
tujuan
pembelajaran, maka para guru mampu memfasilitasi para siswanya dengan baik,
sehingga para siswa akan dapat berprestasi dengan maksimal. Hal ini akan lebih
meningkatkan kinerja guru.
104
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang baik akan selalu memacu guru untuk
berprestasi, mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat
dan percaya diri sehingga kinerja guru akan lebih meningkat dan profesional. Hal
ini sesuai dengan pendapat Koontz dalam Wahjosumidjo (2008: 105) yang
mendefinisikan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dalam tugasnya
harus mampu memberikan bimbingan dan mengarahkan kepada guru serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan serta
meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika supervisi akademik
pengawas satuan pendidikan dan kepemimpinan kepala sekolah meningkat, maka
kinerja guru juga meningkat dan sebaliknya.
4.3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya menekankan pada uji hipotesis berdasarkan data dan
kajian teoritis. Hasil analisis data penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang
positif dan signifikan antara variabel supervisi akademik pengawas satuan
pendidikan (X1) terhadap kinerja guru (Y), variabel kepemimpinan kepala sekolah
(X2) terhadap kinerja guru (Y), dan variabel supervisi akademik pengawas satuan
pendidikan (X1) dan variabel kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja
guru (Y) secara bersama-sama. Namun demikian, penelitian ini memiliki
kelemahan, antara lain : (1) penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data utama dengan dibantu studi pustaka untuk melengkapi
kekurangannya. Sedangkan instrumen pengumpul data lainnya tidak digunakan,
(2) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti sendiri
berdasarkan dimensi dan indikator yang dikembangkan dari hasil kajian teori yang
105
relevan dengan variabel yang teliti. Meskipun telah dilakukan uji coba instrumen
dengan mengukur tingkat validitas dan reliabilitas terhadap instrumen-instrumen
secara teoritik maupun secara empiris, tetapi masih sangat mungkin terdapat butirbutir instrumen yang bias, (3) variabel bebas dan variabel terikat hanya diperoleh
melalui kuesioner, yang tentu saja belum bisa menjaring semua aspek nyata yang
terkait dengan variabel tersebut. Ada kemungkinan responden tidak jujur dalam
memberi jawaban. Peneliti menyadari hal tersebut, namun untuk memperoleh data
langsung, misalnya dengan pengamatan dan wawancara, diperlukan waktu yang
lama, (4) subjek penelitian terbatas, mengambil sampel 70 guru dari 230 guru.
Oleh karena itu
walaupun penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan, namun belum bisa digeneralisasikan
untuk mewakili semua kondisi guru SMP Negeri atau swasta di Kabupaten
Kendal, mengingat adanya perbedaan karakteristik dan variabel-variabel
lainnya,(5) Secara metodologis penelitian, penelitian ini hanya menggunakan
metode analisis deskriptif dan statistik inferensial yang mengandalkan pendekatan
kuantitatif dan pengujian statistik terhadap data yang berupa angka-angka
sebagian besar untuk menarik kesimpulan di lain pihak tidak dilengkapi dengan
pendekatan kualitatif untuk memperdalam kajian.
Keterbatasan-keterbatasan yang dikemukakan diharapkan memberikan
peluang kepada peneliti berikutnya untuk mengkaji faktor-faktor lain yang
berhubungan dan berpengaruh terhadap variabel-variabel kinerja guru yang belum
dibahas dan diungkapkan dalam penelitian ini.
Download