PEMBUATAN ADAPTOR DAN ANALISANYA Oleh: FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar peralatan menggunakan sumber daya AC 220 volt - 50Hz. Di dalam peralatan tersebut terdapat rangkaian yang sering disebut sebagai adaptor atau penyearah yang mengubah sumber AC menjadi DC. Bagian terpenting dari adaptor adalah berfungsinya diode sebagai penyearah (rectifier). Untuk peralatan elektronika yang di dalamnya tidak tersedia adaptor ,maka diperlukan suatu alat yang bisa mensuplay sumber DC.Sumber energi tegangan DC dapat dihasilkan dari baterai dan accu. Namun, kedua sumber ini jika digunakan terus-menerus akan habis dan perlu dilakukan pengisian ulang. Oleh sebab itu, diperlukan suatu alat yang lebih efekitif dan efisien. Adaptor adalah alat yang mampu merubah tegangan AC menjadi DC. Dengan bersumber dari tegangan AC, alat ini mampu untuk menghasilkan tegangan output yang hampir mendekati tegangan DC. Komponen rectifier, filter dan regulator yang adalah kunci dari alat ini. Pada laporan ini akan dibahas mengenai bagaimana proses kerja dari sebuah adaptor ,mulai dari tahap perubahan AC menjadi DC pada recatifier yang mendapat suplay arus AC dari penurun tegangan trafo hingga tahap filter yang fungsinya untuk mengurangi riffle faktor sehingga DC yang dihasilkan mendekati DC dalam keadaan ideal. 1.2 Landasan Teori A. Listrik arus bolak-balik (AC=Alternating Current). Listrik arus bolak-balik ini dihasilkan oleh sumber pembangkit tegangan listrik yang dinamakan Generator Arus Bolak-balik yang terdapat pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik.Pada umumnya tegangan listrik yang dipergunakan untuk keperluan umum sudah distandarisasi secara nasional yaitu 110V dan 220V/AC dengan frekuensi sebesar 50Hz dan 60Hz. B. Listrik arus searah (DC=Direct Current). Sumber arus DC biasanya didapatkan dari battery atau akumulator (accu). Kalau kita perhatikan lampu penerangan yang terdapat pada kendaraan bermotor, sumber listriknya tidak lain berasal dari battery atau akumulator (accu). Selain itu,Listrik arus searah juga dapat dihasilkan dengan cara merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang disebut power supply atau adaptor. Dengan sebuah adaptor kita juga bisa menurunkan tegangan sesuai dengan yang kita kehendaki 1.3.Rumusan masalah 1. Bagaimana proses perubahan arus AC menjadi DC ? 2. Bagaimana pengaruh filter terhadap arus keluaran pada adaptor ? 3. Bagaimana cara kerja dari tiap blok pada suatu adaptor? 1.4.Tujuan 1. Untuk menjelaskan cara merubah tegangan AC menjadi DC menggunakan adaptor 2. Untuk mendapatkan komponen serta besarannya yang baik untuk menghasilkan tegangan yang mendekati tegangan DC 3. Untuk mengetahui fungsi dari setiap blok pada rangkaian adaptor. 1.5 Alat dan Bahan Alat : 1. Solder 2. Solder Pump 3. Multi meter Bahan : 1. Trafo Step down(1 ampere):3v, 4.5v, 6v, 7.5v, 9v, 12v 2. 4 Diode: 1N4002 3. Resistor :22o Ω ,1000 Ω & 820 Ω 4. Kapasitor : 1000 µF & 500µF 5. LED 6. Trafo Step down(1 ampere):3v, 4.5v, 6v, 7.5v, 9v, 12v 7. Saklar Rotary 6 posisi 8. Kabel 9. Saklar 10. Jepit Buaya 11. Timah 12. PCB 1.6 Gambar Rangkaian OSILOSCOP CT 12 V BAB 2 PEMBAHASAN Adaptor adalah alat yang mampu merubah tegangan AC menjadi DC. Blok diagram adaptor seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini A C STEP DOWN Rectifier penyearah Filter penyaring STEP DOWN D C Dalam percobaan kali ini,rangkaian hanya dibagi menjadi tiga bagian: penurun tegangan (trafo step-down), penyearah (rectifier) dan filter. A. Penurun tegangan 220 Volt AC adalah tegangan yang besar sedangkan untuk peralatan elektronika lebih banyak menggunakan tegangan 3 – 12 volt. Oleh karena itu, diperlukan trafo step down sebagai penurun tegangan. Dalam percobaan ini, trafo yang digunakan adalah trafo CT dengan konfigurasi arus sebesar 1A. Tegangan output yang dihasilkan adalah 12 volt. B. Penyearah CT 12 V A D2 D1 B D4 D3 Penyearah gelombang penuh (fullwave) model jembatan seperti rangkaian di atas memerlukan empat buah diode. Dua diode akan berkondusi saat isyarat positif dan dua diode akan berkonduksi saat isyarat negatif. Seperti ditunjukkan pada gambar, bagian masukan AC 12 volt (titik A) dihubungkan pada sambungan D1-D2 dan bagian CT (titik B) dihubungkan pada sambungan D3-D4. Katode D1 dan D3 dihubungkan dengan keluaran positif dan anode D2 dan D4 dihubungkan dengan keluaran negative. Misalkan pada titik A bernilai positif, maka diode D1 akan berpanjar maju (forward bias) dan D2 akan berpanjar mundur (reverse bias). Pada sambungan bawah D4 berpanjar maju (forward bias) dan D3 berpanjar mundur (reverse bias). Pada keadaan ini elektron akan mengalir dari titik A melalui D4 ke beban, melalui D1 dan kembali menuju titik B. Pada setengah periode berikutnya titik A menjadi negatif dan titik B menjadi positif. Pada kondisi ini D2 dan D3 akan berpanjar maju (forward bias) sedangkan D1 dan D4 akan berpanjar mundur (reverse bias). Aliran arus dimulai dari titik B melalui D3, ke beban, melalui D2 dan kembali menuju titik A. → Perhitungan Tegangan rata-rata dari tegangan output Vdc = ( 2 x 1.414 x Veff ) / 3.14 = ( 2 x 1.414 x 12 ) / 3.14 = 10.80 volt Arus rata-rata dari arus output Idc = ( 2 x 1.41 x Ieff ) / 3.14 = ( 2 x 1.41 x 1 ) / 3.14 = 0.89 A Daya Output Pdc = Vdc x Idc = 10.8 V x 0.89 A = 9.61 W Tegangan output (Vac) Vrms = Veff = 12 V Arus output (Iac) Irms = Ieff = 1A Daya Output Prms = Vrms x Irms = 12 V x 1 A = 12 W Ratio of Rectifiertion Efisiensi = 81 % Ripple Factor Rf = 48 % Pengukuran Vdc = 10.57 V Dari hasil pengukuran, terdapat selisih 0.23 V dari hasil perhitungan. Sedangkan yang menjadi acuan adalah 12 V. Hal ini terjadi karena tidak adanya regulator voltage pada rangkaian yang dipakai. Regulator Voltage berfungsi untuk menstabilkan tegangan yang melaluinya dengan syarat tegangan yang melaluinya lebih besar dari tegangan regulator yang diinginkan. Contohnya, jika kita menginginkan tegangan stabil pada 12 V maka tegangan yang melalui regulator voltage harus lebih besar dari 12 V. C. Filter Pada prinsipnya yang diinginkan pada keluaran penyearah adalah hanya komponen DC, maka perlu adanya penyaringan untuk membuang komponen AC. Secara praktis kita dapat memasang sebuah kapasitor besar pada kaki-kaki beban, karena kapasitor dapat bersifat hubung terbuka untuk komponen DC dan mempunyai impedansi yang rendah untuk komponen AC. Berdasarkan jenis komponen yang digunakan, tapis penyearah dapatdikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama dilakukan dengan memasang kapasitor atau disebut sebagai tapis kapasitor atau tapis masukan-C. Kelompok lain dilakukan dengan memasang induktor atau kumparan disebut sebagai tapis induktif atau tapis masukan-L. Keluaran tapis-C biasanya mengalami penurunan saat beban meninggi. Sedangkan tapis-L cenderung mempertahankan keluaran pada harga yang relatif konstan. Namun demikian tegangan keluaran tapis-L relatif lebih rendah dibandingkan tapis-C. Tapis kapasitor sangat efektif digunakan untuk mengurangi komponen AC pada keluaran penyearah. Keluaran masih ditarik dari puncak v1 (atau v2) saat v1 (atau v2) mencapai harga tegangan ini. Namun demikian saat v1 dan v2 berharga rendah, C akan berusaha pada kondisi termuati dan kemudian kedua diode akan hubung terbuka seperti pada penyearah setengah gelombang. Selanjutnya C akan dilucuti dengan arus i v / RL, sehinga akan kehilangan muatan menurut dan mengalami penurunan tegangan menurut Untuk penyearah gelombang penuh ini, proses pengosongan tegangan hanya berlangsung paling tidak 10 ms. T , saat diode yang lainnya mulai berkonduksi. Jika harga konstanta waktu R C L cukup besar dibandingkan dengan periode T, penurunan tegangan akan relatif kecil dibandingkan harga v mula-mula. Dalam percobaan kali ini, sebagai filternya C=2200µF dan R=1200 ohm sebagai bebannya. Berikut adalah bentuk gelombang yang dihasilkan dengan menggunakan simulasi EWB. Perhitungan ripple faktornya: 1 Rf = 4 x 1.73 x f x C x R 1 Rf = 4 x 1.73 x 100 x 0.0022 x 1200 Rf = 0.00055 x 100% Rf = 0.05 % Sekarang kita bandingkan jika sebagai filternya C=2200 µF dan beban 10 ohm. Perhitungan ripple faktornya: 1 Rf = 4 x 1.73 x f x C x R 1 Rf = 4 x 1.73 x 100 x 0.0022 x 10 Rf = 0.065 x 100% Rf = 6.5 % Dengan nilai tahanan beban 1200 ohm, kita pakai C senilai 100 µF. Berikut adalah bentuk gelombang yang dihasilkan dengan menggunakan simulasi EWB Perhitungan ripple faktornya: 1 Rf = 4 x 1.73 x f x C x R 1 Rf = 4 x 1.73 x 100 x 0.0001 x 1200 Rf = 0.012 x 100% Rf = 1.2 % Rincian Komponen dan Harga Trafo Rp10.000,00 4 Diode Rp 1.000,00 Kondensator Rp 3.500,00 Resistor Rp 100,00 Potensiometer Rp 3.500,00 Lain-lain Total Rp 2.000,00 + Rp20.100,00 BAB III.PENUTUP Dari percobaan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa untuk menghasilkan bentuk gelombang output yang hampir mendekati bentuk gelombang DC, maka kita harus memperbesar nilai filternya. Dalam hal ini berarti memperbesar nilai kapasitansi dari kondensator elektrolit yang digunakan. Demikian sekelumit tentang percobaan pembuatan adaptor dan analisisnya. Saran dan kritik sangat diharapkan. Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan dan perhitungan. Semoga bermanfaat.