PROPOSAL PERANCANGAN ARSITEKTUR 4 CONVENTION CENTER DI SEMARANG SELATAN PENEKANAN DESAIN: GREEN DESIGN Intan Silvina Aulianda Mellamie Rahmah Inez Febianka Lolita Maharani Rigie Dwi Agusta 21020112140094 21020112130096 20120112130112 21020112130135 21020112140156 A. Latar Belakang Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah sering kali menjadi tuan rumah berbagai acara-acara ataupun kegiatan-kegiatan terkait dalam bidang kebudayaan, kesenian, pameran, atau pun berbagai kegiatan komunitas lain yang setingkat provinsi. Namun, berbagai kegiatan tersebut banyak yang terselenggara tidak di tempat yang seharusnya ataupun tidak memenuhi kapasitas yang diinginkan. Hal ini disebabkan, kota Semarang tidak banyak memiliki gedung dengan fungsi tunggal untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat konvensi dalam lingkup Provinsi. Beberapa kegiatan tersebut terkadang malah menggunakan hotel sebagai tempat pertemuan, dengan kapasitas yang tidak besar. Semarang mempunyai sekitar 48 tempat atau gedung yang berfungsi sebagai tempat pertemuan dan pameran, sedang kapasitas terbanyak untuk gedung pertemuan dan pameran mampu menampung sekitar 5000 tamu, yaitu gedung Marina Convention Centre. Setiap tahunnya acara seperti pameran, acara rapat atau kampanye partai yang sedang marak di agendakan pada tahun ini membutuhkan akomodasi dengan kapasitas lebih dari 1000 orang. Sedangkan pada kenyataannya saat ini kota Semarang hanya mempunyai 2 tempat yang mampu menampung 2000 orang lebih dalam satu tempat. Sehingga dibutuhkan tambahan Convention Centre dengan kapasitas lebih dari 2000 orang. (mahendra, 2014) Pemerintah Kota Semarang sendiri baru-baru ini memiliki salah satu program yang dijuluki sebagai Semarang Setara, yaitu keinginan untuk menyetarakan Kota Semarang yang juga merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah dengan kota-kota metropolitan lainnya yang ada di Indonesia. Salah satu solusi untuk mencapai Semarang Setara ini adalah dengan membangun sebuah gedung dengan fungsi tunggal sebagai gedung convention hall. Dalam tata kota Semarang, Wilayah Semarang selatan direncanakan untuk wilayah dengan prospek pendidikan, dan beberapa tahun terakhir memiliki perkembangan yang terbilang cepat. Baik berupa perkembangan ekonomi ataupun jumlah penduduk. Banyaknya perguruan tinggi yang berada di wilayah semarang selatan, seperti UNDIP, POLINES, POLTEKKES, UNIKA, UNTAG, UNISBANK, PELNI, dll menyebabkan wilayah Semarang Selatan dihuni banyak mahasiswa-mahasiswa, sehingga kebutuhan akan gedung Convention Hall menjadi lebih besar. Akan tetapi, Gedung Convention Hall yang memiliki kapasitas 2000 orang di kota semarang terpusat di wilayah Semarang Utara, seperti new PRPP convention Center dan Marina Convention Center (MCC). Bangunan Convention Center dengan Kapasitas ribuan orang tentu saja pada saat pembangunan, penggunaan dan perawatannya menggunakan energi yang tidak sedikit. Penggunaan Energi yang begitu besar dapat ditekan dan diminimalisir apabila memiliki perencanaan yang baik terkait dengan aspek fisika bangunannya. Tujuannya adalah agar gedung ini setelah dibangun tidak menjadi beban besar bagi lingkungan yang pada masa ini sedang mengalami krisis yang pelik. Dari Uraian diatas, di Wilayah Semarang Selatan, dibutuhkan Gedung dengan fungsi tunggal sebagai Gedung pertemuan atau Convention Center dikarenakan oleh ketidaktersediaan Gedung dengan fungsi tersebut yang memiliki kapasitas 2000 orang. Oleh Karena itu, solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Convention Center yang memiliki penekanan Green Design B Tujuan dan Sasaran I. Tujuan Memperoleh suatu judul PA-4 yang jelas dan layak, dengan suatu keunggulan desain/Penekanan Desain yang spesifik sesuai konteks judul, karakter bangunan dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan tersebut. II. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan “ Convention Center” melalui aspek-aspek paduan perancangan (design guide lines aspect) dan alur piker proses penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Peranncangan Arsitektur-4 (LP2PA4) dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. C. Manfaat Bermanfaat untuk memperoleh wawasan dan pemahaman tentang “Convention Center” untuk proposal PA-4 yang diajukan, sebagai proses awal dalam praktikum PA-4 sebelum tahap penyusunan LP2PA-4 dan Studio Grafis. D. Alur Bahasan I. Pengertian dan Pemahaman Judul a. Dasar Pengertian “Convention atau konvensi” adalah kata benda yang mempunyai arti jamak antara lain dapat diartikan sebagai “rapat / pertemuan” atau “adat / kebiasaan / hukum tak tertulis” atau “perjanjian / persetujuan” atau “kaidah / ketentuan”. Perkembangan dunia usaha kepariwisataan internasional mengartikan konvensi sebagai bentuk kegiatan yang ada hubungannya dengan kegiatan rapat / pertemuan yang dikelola dalam pengorganisasian secara profesional dengan melibatkan beberapa unsur-unsur industri pariwisata (perjalanan, hotel dll) Negara-negara kawasan kontinental Eropa mengenal kegiatan konvensi sebagai “Meeting Industries” sedangkan di Amerika Serikat lebih dikenal sebagai “MICE Industries”. Negara kawasan Asia Pacific mengadopsi istilah MICE sebagai bagian usaha kepariwisataan dalam mengembangkan industri konvensi karena didasarkan pada pengamatan terhadap praktek penyelenggaraan kegiatan konvensi dari tahun ke tahun banyak terjadi keterkaitan antar unsur yaitu Meeting - Incentive Travel - Conference dan Exhibhition. Untuk menetapkan definisi dan pengertian dasar tentang kovensi dalam dunia pariwisata tidak semudah yang diperkirakan banyak orang, karena industri konvensi selalu berkembang lebih kompleks sehingga para ahli dalam mengartikan kegiatan konvensi sangat dipengaruhi dan dibatasi dengan ruang, gerak dan waktu sudut pengamatannya. Leonard H. Hoyle, David C. Dorf dan Thomas J.A.dalam bukunya Conventions mengartikan Convention Industries sebagai berikut : Industri konvensi merupakan pengembangan dari kegiatan “meeting” dan dikatagorikan sama dengan industri jasa “hospitality” artinya yang menitik beratkan pada bisnis manusia “a people business”. Dengan demikian industri konvensi tidak mungkin dinilai keberhasilannya dengan melihat pada indikator tertentu tetapi harus dilihat dari keseluruhan siklus operasional dari tahap awal sampai akhir konvensi. Richard A. Hildreth dalam bukunya The Essential of Meeting Management mengartikan konvensi sama dengan meeting profesional yang merupakan media komunikasi intelektual dan emosional dari dua orang atau lebih yang didesain untuk menjamin keamanan agar tercapai tujuan untuk kepentingan bersama. Pengertian diatas lebih menitik beratkan pada aspek komunikasi intelektual dan emosional antar manusia agar setiap orang yang terlibat didalamnya selalu berperan secara aktif. Direktorat Jenderal Pariwisata dalam buku Petunjuk Penyelenggaraan Konvensi di Indonesia 1997 - 1998 mengartikan konvensi adalah suatu rangkaian kegiatan berkumpulnya sekelompok orang / negarawan / usahawan / cendikiawan / kalangan profesional dalam suatu pertemuan di suatu tempat yang terkondisikan oleh suatu permasalahan dan pembahasan yang berkaitan dengan kepentingan bersama. b. Pengertian Dasar MICE Meeting adalah merupakan suatu pertemuan dari sejumlah orang dengan kepentingan membahas suatu permasalahan (jumlah peserta relatif kecil). Incentive Travel adalah suatu kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh suatu kelompok / pekerja dari suatu organisasi / perusahaan dengan tujuan meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja dan biasanya insentive sebagai bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya yang dianggap telah berjasa memajukan perusahaanya. Conference adalah bentuk kegiataanya hampir sama dengan meeting namun didalamnya dapat dikembangkan dengan bentuk-bentuk pertemuan yang lebih spesifik (peserta relatif dalam jumlah besar). Exhibition adalah suatu rangkaian kegiatan untuk memamerkan/memperagakan demi kepentingan pihak-pihak peraga pamer dengan maksud memperkenalkan dan mempromosikan keberadaan produk mereka. c. Pengertian unsur-unsur dalam MICE Delegate (Delegasi) adalah peserta resmi atas undangan dan telah teregistrasi dapat bersifat perorangan atau mengatas namakan perwakilan perusahaan, asosiasi, pemerintah dari dalam maupun luar negeri yang turut serta secara aktif dalam penyelenggaraan konvensi. Co-Delegate (Delegasi Pembantu) adalah peserta urutan kedua dari peserta utama (delegate) yang memiliki fungsi, tugas, hak dan kewajiban yang sama sebagai peserta aktif dalam penyelenggaraan konvensi. Accompaniying Person adalah pendamping peserta yang tidak memiliki hak dan kewajiban sebagai peserta aktif dan biasanya terdiri para isteri, anak, staf dari peserta aktif konvensi. Spouse adalah isteri para peserta aktif yang turut mendampingi dalam kegiatan konvensi. Observer adalah pengamat resmi yang telah teregistrasi dalam penyelenggaraan konvensi dan tidak memiliki hak dan kewajiban sebagaimana peserta aktif (biasanya berasal dari unsur perwakilan negara, asosiasi). VVIP adalah pejabat penting dari pemerintah, asosiasi yang mempunyai hak previlage / kehormatan dalam penyelenggaraan konvensi. Decision Maker adalah pejabat eksekutif yang mempunyai wewenang untuk mengambil suatu keputusan terhadap penetapan tempat penyelenggaran konvensi. Professional Convention Organizer (PCO) adalah usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran yang telah mendapatkan lisensi untuk merencanakan, mengorganisir suatu kegiatan MICE serta dan memberikan jasa pelayanan bagi para pelaku dalam kegiatan tersebut. Steering Committee (SC) adalah Komite / Panitia Pengarah yang terdiri dari sekelompok orang yang memiliki kredibilitas tertentu yang ditunjuk dan diangkat berdasarkan keputusan yang mempunyai tugas memberikan pengarahan tentang konsep/pola/bentuk penyelenggaraan konvensi. Organizing Committee (OC) adalah Komite / Panitia Penyelenggara yang dibentuk berdasarkan keputusan yang terdiri dari sekelompok orang yang memiliki kemampuan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam rincian kegiatan dengan tugas merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan konvensi. Host Country adalah negara / daerah yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan konvensi. Convention Bureau adalah suatu wadah / asosiasi dari kumpulan para pengusaha penyedia tempat / venue konvensi di suatu daerah atau negara dan secara resmi dapat menjadi anggota dari International Convention Bureau. Supplier Wisata Konvensi adalah suatu badan hukum atau usaha konvensi perorangan atau sekelompok orang yang menyediakan sarana wisata konvensi maupun jasa berupa venue, akomodasi, fasilitas dan sarana hiburan, perjalanan, rekreasi dan souvenir. Sponsor Ship adalah badan hukum, asosiasi, sekelompok orang atau organisasi, anggota masyarakat afiliasi, perusahaan, badan usaha swasta / pemerintah, instansi pemerintah atau dermawan perorangan yang memberikan kontribusinya berupa dukungan materiil budgetair atau non budgetair dalam masalah pendanaan penyelenggaraan konvensi (biasanya memuat suatu kompensasi imbalan dari penyelenggara). II. Official Programme adalah susunan acara kegiatan resmi yang dapat diikuti oleh delegasi dan co delegasi secara keseluruhan sedangkan pendamping / pengikut / observer hanya dapat mengikuti sebagian acara dari official programme. Pre & Post Conference Tour adalah penyelenggaraan perjalanan wisata khusus yang diperuntukan bagi delegasi konvensi yang diadakan sebelum atau sesudah konvensi. Social Event adalah acara kegiatan sosial yang diberikan kepada para delegasi konvensi beserta pendamping berupa pertemuan selamat datang (welcome party), malam kesenian serta acara khusus bagi para wanita (ladies programme). Technical Visit adalah acara resmi mengunjungi obyek yang bersifat tehnis yang ada hubungannya dengan tema pokok penyelenggaraan konvensi. Bid atau invitasi adalah suatu usaha untuk mengajukan permohonan / penawaran mengundang calon pemrakarsa konvensi agar menyelenggarakan kegiatan konvensinya di negara / tempat pengundang. Bid Document adalah dokumen yang berisi permohonan resmi untuk pengajuan suatu penyelenggaraan konvensi yang disusun secara lengkap. Exhibitor adalah sekelompok orang yang memamerkan hasil karyanya baik berupa produk maupun jasa kepada para delegasi konvensi dengan tujuan komersiil. Professional Exhibition Organizer (PEO) adalah badan usaha yang bertugas merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan penyelenggaraan suatu pameran secara profesional. Both Contractor adalah badan usaha yang menyediakan, menyewakan dan menata peralatan stand pameran dari partisi-partisi berikut dengan tata lampu, meja kursi, serta perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam suatu pameran secara profesional. Alur Pikir Latar Belakang Aktualita Kota Semarang sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah memiliki banyak kegiatan yang terselenggara setinggkat privinsi, namun tidak diimbangi dengan ketersediaan gedung Convention Center yang memadai Minimnya ketersediaan gedung pertemuan yang dapat menampung 2000 orang di kota Semarang Semarang Setara sebagai salah satu Program Pemda Kota Semarang bertujuan untuk menyetarakan kota Semarang dengan kota kota metropolitan di Indonesia Pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang terjadi di wilayah semarang selatan menimbulkan kebutuhan baru terkait dengan gedung Convention Hall. Urgensi Dibutuhkan Gedung dengan fungsi tunggal sebagai Gedung pertemuan atau Convention Center dikarenakan oleh ketidaktersediaan Gedung dengan fungsi tersebut yang memiliki kapasitas 2000 orang di Wilayah Semarang Selatan Originalitas Perencanaan dan Perancangan Gedung Convention Center di Wilayah Semarang Selatan ini berfungsi sebagai gedung pertemuan yang mewadahi berbagai acara ataupun kegiatan dalam bidang kebudayaan, kesenian, pameran, atau pun berbagai kegiatan komunitas lain. Sasaran utama bagunan ini adalah kegiatan-kegiatan yang berasal dari Universitas ataupun mahasiswa yang banyak mendiami wilayah Semarang Selatan. Rumusan Masalah Bagaimana merencanakan dan merancang sebuah Gedung Convention Center dengan daya tampung besar yang dapat mengakomodir berbagai kegiatan-kegiatan yang berasal dari universitas ataupun mahasiswa di wilayah semarang selatan Judul PA-4 “Convention Center di Semarang Selatan” III. Pokok-Pokok Materi IV. Data IV.I Data Fisik a. Keadaan Geografis Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah, secara geografis terletak di Pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya pada garis 60 5’ – 70 10’ LS dan 1090 5’ – 110 35’ BT. Semarang memiliki luas wilayah 373,67 km2 dan terbagi menjadi 16 kecamatan dan 177 kelurahan. Batas wilayah kota Semarang ialah : Barat : Kabupaten Kendal Timur : Kabupaten Demak Utara : Laut Jawa Selatan : Kabupaten Semarang (Kota Ungaran) Gambar 1.1. Peta Kota Semarang Sumber : http://dppad.jatengprov.go.id/ b. Keadaan Topografi Secara topografis, Kota Semarang memiliki 2 wilayah yakni Semarang Bawah dan Semarang Atas. Elevasi di Kota Semarang mempunyai ketinggian kurang lebih 0,75m – 350m diatas permukaan laut. Bagian utara merupakan daerah pantai dan dataran rendah dengan kemiringan 0% – 2% , sedangkan bagian selatan merupakan daratan tinggi dengan kemiringan 2% – 4% dan bahkan di beberapa tempat mempunyai kemiringan yang curam atau hampir sekitar 40%. Tabel 2.1 Topografi Kota Semarang N O Kemiring an Lahan (%) 1 0–2 2 2 – 15 3 15 – 25 Luas Wilayah (Ha) 15.810,7 6 13.379,7 6 6.080,18 4 25 – 40 1.138,80 3.05% 5 >40 960,50 2.57% 37.316 100% Jumlah Sumber : Semarang, 2010 RDTRK Prosentase Luas Wilayah 42.31% 35.80% 16.27% Kota c. Keadaan Klimatologis Semarang layaknya daerah – daerah lain di Indonesia, yakni hanya mempunyai 2 iklim karena letaknya yang berada di area khatulistiwa. Berikut tabel klimatologis Kota Semarang: Tabel 2.2 Keadaan Klimatologis Semarang Uraian Suhu Udara Kecepatan Angin Curah Hujan Kelembapan Satuan OC Knot Mm % Angka 32 4.9 902 72 Sumber : Stasiun Klimatologi Semarang d. Tata Guna Lahan Berdasarkan RTRW Kota Semarang tahun 2000-2010 struktur dan pola tata ruang maupun pola pengembangan yang direncanakan, Kota Semarang dibagi dalam lima Wilayah Pengembangan (WP) dan sepuluh Bagian Wilayah Kota (BWK), yaitu : 1 WP I : BWK I BWK II BWK III 2. WP II : BWK IV BWK V 3. WP III : BWK VI BWK VII 4. WP IV : BWK VIII BWK IX 5. WP V : BWK X : Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Selatan : Gajahmungkur, Candisari : Semarang Barat, Semarang Utara : Genuk : Gayamsari, Pedurungan : Tembalang : Banyumanik : Gunung Pati : Mijen : Ngalian, Tugu Gambar 4.1. Tata Guna Lahan Kota Semarang Tahun 2000-2010 Sumber : Stasiun Klimatologi Semarang Tabel 2.3 Tabel Fungsi Tata Guna Lahan BWK Fungsi Tata Guna Lahan 1 Meliputi Semarang Timur, Semarang Selatan, dan Semarang Tengah. Diperuntukkan sebagai wilayah permukiman dan perdagangan barang/ jasa. Meliputi kecamatan Gajahmungkur dan Candisari. Daerah ini diperuntukkan untuk wilayah permukiman. Meliputi kecamatan Semarang Barat dan Semarang Utara. Pada rencananya daerah ini diperuntukkan untuk wilayah permukiman dan industri Meliputi kecamatan Genuk. Merupakan daerah permukiman dan industri Meliputi kecamatan Gayamsari dan Pedurungan. Merupakan daerah permukiman. Meliputi kecamatan Tembalang. Daerah ini diperuntukkan sebagai wilayah permukiman dan perdagangan. Meliputi wilayah Banyumanik. Wilayah ini mempunyai tata guna lahan sebagai lahan permukiman. Mencangkup kecamatan Gunungpati. Daerah ini diperuntukkan sebagai wilayah permukiman, pertanian, dan konservasi. Mencangkup wilayah Mijen. Daerah ini mempunyai tata guna sebagai permukiman, konservasi, dan pertanian, serta hutan lindung. Meliputi wilayah Ngaliyan dan Tugu. Wilayah ini diperuntukkan sebagai wilayah permukiman, industri, tambak, hutan, dan pertanian 2 3 4 5 6 7 8 9 10 VI.II Data Non Fisik Sumber : RDTRK Kota Semarang a. Semboyan dan Julukan Semarang memiliki slogan “Setara”, yang artinya setara dengan kota-kota lainnya. Kota Semarang mempunyai julukan sebagai Venetië van Java(Semarang dilalui banyak sungai di tengah kota seperti di Venesia(italia), sehingga Belanda menyebutnya seperti itu. Semarang juga mempuyai julukan Kota Lumpia ( Lumpia adalah makanan khas Semarang yang terbuat dari akulturasi 2 budaya yaitu budaya jawa dan China). Kota Atlas, Semarang memiliki semboyan kota ATLAS sebagai slogan pemeliharaan kota yang berupa akronim dari Aman, tertib, Lancar , Asri, dan Sehat. b.Perekonomian dan perdagangan Seiring dengan perkembangan Kota, Kota Semarang berkembang menjadi Kota yang memfokuskan pada Perdagangan dan Jasa. Berdasarkan lokasinya, kawasan perdagangan dan jasa di Kota Semarang terletak menyebar dan pada umumnya berada di sepanjang jalanjalan utama. Kawasan perdagangan modern, terutama terdapat di Kawasan Simpanglima yang merupakan urat nadi perekonomian Kota Semarang. Di kawasan tersebut terdapat setidaknya tiga pusat perbelanjaan, yaitu Matahari, Living Plaza (ex-Ramayana) dan Mall Ciputra, serta PKLPKL yang berada disepanjang trotoar. Selain itu, kawasan perdagangan jasa juga terdapat di sepanjang Jl Pandanaran dengan adanya kawasan pusat oleh-oleh khas Semarang dan pertokoan lainnya serta di sepanjang Jl Gajahmada. Kawasan perdagangan jasa juga dapat dijumpai di Jl Pemuda dengan adanya DP mall, Paragon City dan Sri Ratu serta kawasan perkantoran. Kawasan perdagangan terdapat di sepanjang Jl. MT Haryono dengan adanya Java Supermall, Sri Ratu, Ruko dan Pertokoan. Adapun kawasan jasa dan perkantoran juga dapat dijumpai di sepanjang Jl Pahlawan dengan adanya kantor - kantor dan bank-bank. Belum lagi adanya Pasar-pasar tradisional seperti Pasar Johar di kawasan Kota Lama juga semakin menambah aktifitas perdagangan di kota semarang. c.Budaya Kota Semarang merupakan salah satu kota di jawa tengah dengan rata-rata penduduknya berasal dari suku jawa. Sehingga kebudayaan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan jawa. Termasuk dalam berbahasa, orang semarang rata-rata menggunakan bahasa jawa. Salah satu tradisi yang masih kental di semarang yaitu perayaan tradisi Dugderan. Dari tradisi tersebut kita dapat melihat percampuran seluruh budaya yang ada di kota semarang. Perpaduan budaya tersebut dapat dilihat pada “ warak endog”, adalah boneka binatang raksaksa yang merupakan mitologi yang digambarkan sebagai symbol akulturasi budaya di semarang. Kata warak berasal dari bahasa arab “wara’I” yang artinya suci. Sedangkan edog (telur) merupakan symbol pahala yang diterima manusia setelah menjalaniproses suci. d.Kawasan Objek Wisata Wisata di Semarang bisa dibagi dalam beberapa kategori, yaitu : 1.Wisata alam yang terdiri dari Pulau Tirangcawang, Pantai Tirang,Pantai Marina, Pantai Maron, Goa Kreo, Taman Lele Semarang. 2.Wisata Sejarah yang terdiri dari Museum MURI, Museum Nyonya Meneer, Museum Jawa Tengah, Museum Mandala Bhakti, LawangSewu, Tugu Muda, Candi Tugu. 3.Wisata Religi yang terdiri dari Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Baiturrahman Semarang, Masjid Kauman semarang, Klenteng SamPoKong, Gereja Blenduk, Gereja Katedral Semarang, Pagoda Buddhagaya. 4.Wisata keluarga terdiri dari Wonderia, Marerokoco, Bonbin Tinjomoyo. 5.Wisata Belanja yang terdiri dari pasar Johar, Citraland Mall, JavaMall, Paragon Mall, Sri Ratu, DP Mall. VI.III Keadaan Ekonomi dan Kepariwisataan Semarang dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan pada pertumbuhan ekonomi, tercatat pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi semarang mencapai 6%. Hal ini salah satunya disebabkan karena berkembangnya wisatawan yang masuk ke Semarang sekitar rata – rata 15% tiap tahunnya. Hal ini tentunya mendatangkan para investor – investor yang menanamkan uang nya di bank – bank semarang atau venue – venue di Semarang yang sekiranya menguntungkan seperti Convention Centre dan Exhibition Centre. Tabel 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Uraian 2010 2011 2012 PDRB ADHK (2000=100) (Miliar RP) 21.365,8 22.736,1 24.196,5 PDRB ADHB (Miliar Rp) PDRB/Kapita ADHK (Ribu Rp) PDRB/Kapita ADHb (Ribu Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) 43.398,2 13.731,4 48.461,4 14.591,7 54.384,7 15.518,8 27.891,2 31.101,9 34.880,6 5,87 6,41 6,42 Sumber : PDRB Kota Semarang No 1 2 3 4 Tabel 2.5 Tingkat Wisatawan Kota Semarang Tahun Capaian Wisatawan Tiap Tahun 2010 1.633.042 2011 1.731.025 2012 1.834.886 2013 1.944.979 Sumber : RPJMD Kota Semarang, 2014 Berikut data event konvensi dan pameran yang dilakukan di Semarang dari tahun 2007 sampai 2013 : Tahun Jumlah Kegiatan Jumlah Peserta 2007 880 548.521 2008 900 577.632 2009 924 606.743 2010 945 635.854 2011 966 664.965 2012 996 694.076 2013 1017 723.187 Tabel 2.7 Data jumlah rata – rata peserta event di Semarang Jumlah Peserta 548.521 577.632 606.743 635.854 664.965 694.076 723.187 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jenis Pertemuan Konferensi Forum Rapat Seminar Panel Workshop Upacara pertunjukan Pameran Jumlah Peserta 100 – 1000 orang 50 – 300 orang 20 – 350 orang 100 – 500 orang 20 – 150 orang 30 – 200 orang 250 – 2000 orang 195 – 5000 orang 100 – 1000 orang Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2014 Tabel 2.8 Data kapasitas ruang gedung Convensi dan Eksibisi di Semarang NO NAMA GEDUNG Auditorium RRI ALAMAT DI SEMARANG Jl. A Yani KAPASITAS MUAT 700 GOR Jatidiri Jl. Karangrejo 1500 GOR Patriot Jl. Hassanudin 1200 Manunggal Jati Jl. Taman Majapahit 700 Balai Poncowati dan Ramashinta (Patrajasa Hotel) Jl. Sisingamangaraja 3000 4 Anjungan PRPP Jl Tawangsari 4000 Rimba Graha Jl. Pahlawan 1200 Santika Hotel Jl. A Yani 1000 Tmn Budaya Raden Saleh Jl. Sriwijaya No 29 700 Gedung Wanita Jl. Sriwijaya 800 Krakatau Horizon Plaza Simpanglima Lt VII 3500 Hotel Novotel Jl. Pemuda 400 BPLT Jl. Pondok Indraprasta 500 Grand Ballroom (Gumaya) Jl. Gajah Mada 3500 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Grand ballroom (crowne plaza) Jl. Pemuda 5000 Marina Exhibition Centre JL. Marina Raya 5000 16. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2014 V. Aspek-Aspek Panduan Perencanaan dan Perancangan VI Uraian Penyusunan Aspek-aspek Perncanaan dan Perancangan VI.I Dasar-Dasar Penyusunan Program Ruang dan Kebutuhan Luas Tapak a. Fasilitas Administrasi Fasilitas ini berfungsi sebagai ruang kerja pengelola dan pusat informasi pengunjung, terdiri dari : 1. Grand lobby ; yang berfungsi sebagai pusat informasi, juga dapat dipergunakan untuk pameran temporer. 2. Kantor pengelola yang bersifat open layout dengan penggunaan dinding sekat sebagai pemisah ruang kerja dan dilengkapi dengan lobby sebagai ruang istirahat karyawan, juga sebagai ruang enerima tamu. 3. Ruang rapat. 4. Toilet dan pantry. b. Fasilitas Pameran dan Pertemuan Fasilitas ini berfungsi sebagai ruang serba guna yaitu untuk pertemuan, pameran, resepsi pernikahan, dan pertunjukan. Ruangan dapat dibagi-bagi menjadi ruang-ruang lebih kecil untuk meningkatkan fleksibilitas. Material langit-langit dan dinding berdaya serap suara yang baik untuk menunjang akustik ruang. Ruang pertemuan memiliki dinding sekat yang bersifat fleksibel yang dapat disesuaikan dengan jenis dan kapasitas pertemuan yang diadakan. Ruang ini memiliki perlengkapan standar seperti meja, kursi, infokus, layar, papan tulis dan lain-lain yang disusun sesuai dengan kebutuhan. Fasilitas ini memerlukan ruang pendukung berupa : -Ruang penyelenggara acara / panitia -Pantry persiapan untuk mempersiapkan makanan -Gudang yang berfungsi untuk menyimpan meja, kursi, peralatan hall seperti lampu, signage, display item, audiovisual aid equipment, extra stand, dan lain-lain. -Ruang kontrol untuk mengontrol pencahayaan dan tata suara ruang -Ruang untuk menyimpan partisi -Panggung dan Ruang Persiapan (Green Area) -Ruang penyimpanan peralatan panggung -Ruang tunggu VIP -Ruang Pers c. Fasilitas Komersial Fasilitas ini disediakan untuk menjaga agar aktifitas dalam bangunan tetap berlangsung karena fasilitas pameran dan pertemuan hanya digunakan pada waktu – waktu tertentu saja. Fasilitas ini direncanakan tidak hanya melayani kebutuhan intern bangunan saja tapi terbuka untuk umum. Fasilitas ini terdiri dari retail-retail jasa pelayanan, cafe dan bar. d. Plaza Plaza merupakan ruang terbuka sebagai ruang transisi dari jalan raya menuju bangunan utama. Fasilitas ini yang dapat dipergunakan sebagai tempat diselenggarakannya pertemuan atau pameran dengan konsep outdoor dengan tetap memperhatikan kenyamanan pengunjung. Jenis pertemuan yang dapat diselenggarakan di tempat ini adalah pertemuan yang memiliki karakteristik informal, tidak bermasalah dengan pencahayaan dan penghawaan alami serta tidak membutuhkan ruang kedap suara. Penyelenggaran pertemuan hanya dengan penggunaan panggung dan pengaturan letak kursi. Jenis pameran yang diselenggarakan secara outdoor adalah pameran yang tidak memiliki masalah dengan pengaruh udara luar, misalnya pameran produk yang tahan dengan cuaca panas, angin, debu dan lain-lain. e. Fasilitas Servis Fasilitas servis berfungsi sebagai pendukung bangunan utama dan menjadi sangat penting pada saat sebuah kegiatan akan diselenggarakan, yaitu pada waktu persiapan, waktu penyelenggaraan, dan waktu penutupan. Pada saat akan diselenggarakan sebuah kegiatan, fasilitas ini sangat mungkin akan dipergunakan selama 24 jam. Ruang-ruang yang termasuk kedalam fasilitas servis antara lain area loading dock, dapur dan ruang-ruang utilitas pada setiap lantai. VI.II Dasar-Dasar Penentuan Struktur/ Konstruksi bangunan terkait dengan Aspek teknis a. Definisi Struktur Bentang Lebar Bangunan Convention Hall merupakan bangunan yang bisa disebut juga bangunan monumental, dan biasanya pembangunan Convention Hall menggunakan sistem struktur bentang lebar. Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secara umum menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar. b. Macam-Macam Sistem Struktur Bentang Lebar 1. SPACE FRAME Dari sekian banyak sistem struktur, Rangka Ruang (space frame) merupakan salah satu sistem yang sering diterapkan pada bangunan bentang lebar. Space frame terdiri dari susunan tiga dimensi dari batang-batang lurus. Batang-batang space frame bisa kaku jika dihubungkan dengan sendi, atau dapat pula berupa gabungan antara keduanya. Dalam suatu sistem sambungan sendi, beban yang terjadi kesambungan dari berbagai arah akan dilawan secara aksial. Lentur dihasilkan oleh efek scunder. Space frame adalah struktur paling kaku yang menggunakan bahan paling sedikit karena batang-batang bereaksi langsung terhadap beban. Space frame terutama digunakan sebagai sistem bentang panjang untuk rangka atap di mana diperlukan ruang bebas antar kolom yang besar (gelanggang renang, pabrik, bangsal pertemuan, dll). Space frame juga sering digunakan untuk menara transmisi listrik dan kubah geodesi dengan perakitan ganda. Space frame dapat berfungsi pada bangunan tinggi, ia bisa menggantikan batang/komponen standar konevensional seperti dinding, balok dan lantai. Vehicle Assembly Building di Cape Kennedy, Florida, yang dirancang oleh Arsitek Max O. Urban (Wolgang Schueller: Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi), menggunakan jenis konstruksi space frame untuk pertama sekalinya pada bangunan ini. Bangunan Vechile Assembly Building ini merupakan terbesar di dunia dalam volume yang dilingkup olehnya: tinggi setara dengan pencakar langit 50 lantai, dan demikian besar sehingga kadang-kadang awan mengembun di dalamnya dan hujan turun. Bangunan ini terdiri dari tiga menara yang merupakan kantilever vertikal yang melawan gaya-gaya lateral. Susunan dalam denah (tampak atasnya) seperti huruf “E” yang saling membelakangi. 2. STRUKTUR KABEL Definisi dari struktur kabel adalah struktur yang mengalami gaya tarik akibat pembebanan baik dari dalam maupun dari luar. Prinsip kerjanya menarik beban (mengalami gaya tarik). Struktur kabel yang mengalami beban eksternal akan mengalami deformasi yang bergantung pada besar dan lokasi beban eksternal. Bentuk yang didapat khusus untuk beban itu adalah bentuk funicular. Hanya gaya tarik yang timbul pada kabel. Dengan membalik bentuk struktur yang diperoleh tersebut, kita akan mendapatkan struktur baru yang benar-benar analog dengan struktur kabel, hanya sekarang yang dialami adalah gaya tekan. Secara teoritis, bentuk yang terakhir ini dapat diperoleh dengan menumpuk elemenelemen yang dihubungkan secara tidak kaku (rantai tekan) dan struktur yang diperoleh akan stabil. Akan tetapi sedikit variasi pada beban akan berarti bahwa strukturnya tidak lagi merupakan bentuk funicular, sehingga akan timbul momen lentur dan gaya geser akibat beban yang baru tersebut. 3. STRUKTUR RANGKA Sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri dari batang-batang yang panjangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran penampangnya. Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya tarik bumi dan kekokohan dan kontruksi rangka yang modern adalah hasil penggunaan baja dan beton secara rasional dlm bangunan. Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur vertikal, berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian lentur. Kemudian kebutuhankebutuhan terhadap lantai, dinding dan sebagainya untuk melengkapi kebutuhan bangunan untuk hidup manusia, dapat diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan tsb diatas. Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur bangunan dan dinding-dinding atau elemen lainnya yg menempel padanya merupakan elemen yg tidak struktural. Bahan- bahan yg dapat dipakai pada struktur ini adalah kayu, baja, beton atau lain-lain bahan yg tahan terhadap gaya tarik, tekan, punter, dan lentur. Umtuk masa kini banyak digunakan baja dan beton yg mampu menahan gaya-gaya tsb dalam skala besar. 4. STRUKTUR CANGKANG Struktur Cangkang adalah bentuk struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyai permukaan lengkung. Permukaan cangkang dapat mempunyai sembarang bentuk. Bentuk yang paling umum adalah permukaan yang berasal dari kurva yang diputar terhadap satu sumbu (misalnya, permukaan bola, elips, kerucut, dan parabola). Bentuk cangkang tidak selalu harus memenuhi persamaan matematis sederhana. Segala bentuk cangkang mungkin saja digunakan untuk suatu struktur. Bagaimapun, tinjauan konstruksional mungkin akan membatasi hal ini. Beban-beban yang bekerja pada permukaan cangkang diteruskan ketanah dengan menimbulkan tegangan geser, tarik dan tekan pada arah dalam bidang permukaan tersebut. Tipisnya permukaan cangkang menyebabkan tidak adanya tahanan momen yang berarti, struktur cangkang tipis cocoknya digunakan untuk memikul beban terbagi merata pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok untuk memikul beban terpusat. VI.III Dasar-Dasar Penantuan Utilitas /MEE bangunan terkait dengan Aspek Kinerja a) SISTEM PENGHAWAAN 1 Penghawaan Alami Penghawaan alami terdapat di ruang-ruang servis. Misalnya Ruang Panel, janitor yang tidak terlalu mengutamakan kenyamanan dalam aktivitasnya. 2 Penghawaan Buatan Karena objek merupakan bangunan yang sengat mengutamakan kenyamanan pengunjung, maka hampir semua ruang di dalam bangunan menggunakan penghwaan buatan. Sistem AC yang dipilih berdasarkan pembagian fungsi dan waktu penggunaan. Sistem penghawaan yang digunakan yaitu AC central menggunakan sistem water cooled chiller dengan componen-componen meliputi : -Chiller -AHU -Cooling tower -Pompa sirkulasi -ducting b) SISTEM ELEKTRIKAL Sumber listrik pada Convention Hall ini menggunakan dua, yaitu PLN dan genset. Dimana secara otomatis menyala apabila aliran listrik padam. Genset berpotensi bising dan getaran, karena itu ruang genset diletakkan pada sisi luar bangunan. c) SISTEM AIR BERSIH Sistem pendistribusian dengan sistem vertikal. Supply air bersih berasal dari PDAM yang ditampung di tangki air (groud reservoir) yang terbuat dari beton untuk selanjutnya di pompa ke tangki atas bangunan lalu didistribusikan menuju bangunan. Kebutuhan air bersih ini di bagi atas keperluan dapur, KM/WC, pemadam kebakaran. Begitu pula dengan sistem air kotor, dimana dalam convention ini menggunakan sistem wastewater treatment plan. d) SISTEM PENCAHAYAAN Pilihan pencahayaan sangat penting dalam menciptakan atmosfer yang berbeda-beda untuk menyesuaikan dengan fungsi dan kesan ruang yang ingin ditampilkan. Pada pencahayaan harus pada level yang lebih tinggi dan lebih menyebar. Semua ruang memliki bukaan ke arah luar agar sinar matahari dapat masuk sehingga bisa menghemat biaya, mengigat penekanan design yang digunakan adalah green design. Pencahayaan buatan berupa general lighting yang mampu menerangi keseluruhan ruangan dengan baik. Local lighting disediakan untuk fasilitas-fasilitas yang memerlukan penerangan khusus atau menghadirkan suasana tertentu, seperti galeri/exhibition yang sedang berlangsung di Convention Hall. e) SISTEM KEBAKARAN Sistem kebakaran pada Convention Hall menggunakan: 1 Hydrant 2 Smoke Detector 3 Fire Extinguisher 4 Sprinkler f) SISTEM TELEKOMUNIKASI Sistem telekomunikasi Untuk kebutuhan komunikasi baik internal maupun eksternal digunakan 2 sistem yaitu : 1 Sistem komunikasi eksternal, dengan sistem Private Automatic Branch Exchange (PABX), untuk komunikasi antar ruang/bangunan untuk fasilitas koneksi dengan pihak luar. 2 Sistem komunkasi internal, dengan media interkom yang menghubungkan antar ruang/bangunan tanpa bisa melakukan koneksi dengan pihak luar. VI.IV Dasar-Dasar Penentuan Keunggulan Desain yang ingin ditampilkan terkait dengan Aspek Kontekstual dan Arsitektural E. Ruang Lingkup I. Ruang Lingkup Substansial Gedung Convention Center ini merupakan suatu perencanaan dan perancangan bangunan bermassa. Lingkup pembahasan dibatasi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur. Hal-hal di luar arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih mendukung permasalahan utama, serta dengan menambahkan fungsi pendukung sebagai daya tarik tambahan. II. Ruang Lingkup Spasial Secara administratif daerah perencanaan Convention Center terletak di Kota Semarang. Kota Semarang memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : Utara : Laut Jawa Selatan : Kabupaten Semarang Timur : Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan Barat : Kabupaten Kendal F. Penutup Jika Judul ini dianggap layak dan dapat dilanjutkan untuk Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur-4: Sampai sejauh mana persiapan yang telah dicapai/ lakukan prediksi atas kemungkinan kendala yang akan dihadapi dalam penyusunan selanjutnya (terutama di lapangan) G. Lampiran 7.1 Daftar Pustaka 7.2 Hasil Observasi Pendahuluan 7.3 Sketsa-Sketsa yang Berkaitan dengan Penekanan Desain LAMPIRAN Penekanan Desain Penekanan desain yang kami usulkan untuk desain Convention Center kami adalah konsep “Green Architecture”. Berikut ini beberapa teori mengenai konsep Green Architecture Definisi Green Architecture Arsitektur Hijau (Green Architecture) Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach). (Jimmy Priatman, ”ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE” PARADIGMA DAN MANIFESTASI ARSITEKTUR HIJAU, dalam Laporan Tugas Akhir Asrial D.,2010 ) Arsitektur Hijau (Green Architecture) Sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif dalam tatanan arsitektur (Futurarch 2008, “Paradigma Arsitektur Hijau”, green lebih dari sekedar hijau, dalam Laporan Tugas Akhir Asrial D.,2010) Prinsip-Prinsip Green Architecture (Sumber : http://yudha-arch.blogspot.com/2009/09/green-architecture_30.html ) Merupakan data-data yang dikumpulkan mengenai prinsip dasar Green Architecture. Menurut Brenda dan robert vale dalam bukunya “Green Architecture : Design for A Sustainable Future” (dalam ) ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan Green Architecture (dalam ), antara lain : 1 Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam 2 3 4 5 6 sekitar lokasi bangunan ). Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang. Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ). Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya. Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita. Studi Banding Tema Berikut ini beberapa contoh bangunan convention yang menerapkan konsep green sebagai penekanan desainnya: 1 Vancouver Convention Centre (Canada) (Sumber: http://www.vancouverconventioncentre.com/) Gambar 3.9 Potongan Bangunan Vancouver Convention Center (Sumber: Google.com) Convention center yang dibangun pada tahun 2009 ini dikenal dunia karena konsep green architecturenya. Terlihat dari penggunaan selubung kaca untuk memaksimalkan potensi cahaya alami, atap green roof untuk mendinginkan suhu didalamnya sekaligus sebagai bentuk kepedulian mereka untuk mengganti betapa luasnya lahan hijau yang mereka ambil untuk membangun bangunan ini. Dari skema potongan kita juga dapat melihat bagaimana arsitek mencoba memanfaatkan cahaya alami sebagai sumber pencahayaan pada ruang utama konvensi, padahal biasanya ruang utama konvensi dibuat tertutup sehingga sepenuhnya harus menggunakan sumber pencahayaan buatan. Gambar 3.10 Perspektif eksterior Vancouver Convention Center (Sumber: Google.com) Gambar 3.10 Green Roof yang digunakan pada Vancouver Convention Center (Sumber: Google.com) 2 Auditorium and Convention Centre of Aragon Expo (Aragon) Convention center ini memiliki bentuk yang sangat unik, bentuk-bentuk tersebut ada tidak hanya sekedar memperhatikan aspek estetika saja, namun ada dasar yang kuat mengapa bentuk-bentuk tersebut bisa muncul. Dari gambar potongan dapat kita lihat, jika arsitek membuat bentuk-bentuk tersebut agar cahaya matahari dapat masuk dengan mudah kedalam bangunan, meskipun area bangunan tersebut berada di tengah. Terang langit dapat diambil secara optimal, dan tidak menyilaukan karena pembayangan bidang-bidang miring pada atap. Gambar 3.9 Potongan Bangunan Auditorium and Convention Centre of Aragon Expo (Sumber: Google.com) Gambar 3.10 Perspektif interior Auditorium and Convention Centre of Aragon Expo (Sumber: Google.com) Gambar 3.10 Perspektif eksterior Auditorium and Convention Centre of Aragon Expo (Sumber: Google.com) H. Kriteria Penilaian Langkah-langkah dalam penyusunan ini sekaligus sebagai kriteria penilaian kelayakan usulan judul yang diajukan.