PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN Fachri Ramadhan(1), Iman Satria(2), Suryadimal(3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun, Kampus III Proklamator, Padang E-mail:[email protected] ABSTRAK Pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti energi angin sangat perlu dikembangkatkan saat sekarang ini. Salah satu pemanfaatan energi angin adalah penggunaan pembangkit energi tenaga angin menggunakan turbin angin savonius. Turbin angin savonius dapat menerima angin dari segala arah karena menggunakan sumbu vertikal. Rancangan yang matang perlu dilakukan karena sangat berpengaruh besar dalam proses pembuatan turbin angin ini. Dalam proses pembuatan, perlu dilakukan pemilihan proses yang sangat sesuai dalam pembuatan turbin angin. Pengujian turbin angin ini dilakukan pada salah satu Gedung Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang. Dari data BMKG Bandara Internasional Minangkabau, diperoleh data kecepatan angin pada tahun 2016 sebesar 3-5 m/s. Karena pada pengujian turbin angin, kecepatan angin berpengaruh besar untuk mencapai unjuk kerja yang maksimal. Parameter-parameter yang dicatat dalam melakukan pengujian adalah kecepatan angin (v), putaran poros (n), arus yang dibangkitkan altenator (I), dan tegangan yang dibangkitkan altenator (Volt). Sehingga didapatkan perbandingan-perbandingan dan daya yang dihasilkan oleh altenator. Daya terkecil yang dihasilkan altenator adalah 3,5 Watt dan daya terbesarnya adalah 13 Watt. Kata Kunci : Turbin Angin, Pembuatan, Altenator, Assembly ABSTRACT The utilization of renewable energy sources such as wind energy is necessary dikembangkatkan today. One of the utilization of wind energy is the use of wind energy using a wind turbine Savonius. Savonius wind turbine can receive wind from any direction because it uses a vertical axis. The bill, which was overcooked necessary because very influential in the process of making these wind turbines. In the manufacturing process, the selection process needs to be done very suitable in the manufacture of wind turbines. This wind turbine testing done on one of the Faculty of Industrial Technology Bung Hatta University in Padang. BMKG data from Minangkabau International Airport, the wind speed data obtained in 2016 at 3-5 m / s. Because the testing of wind turbines, wind speed big influence to achieve maximum performance. The parameters were noted in testing is the wind speed (v), shaft speed (n), the current is raised alternator (I), and the voltage generated alternator (Volt). So we get the comparisons and the power generated by the alternator. The smallest power generated alternator is 3.5 Watt and 13 Watt power is greatest. Keywords: Wind Turbine, Manufacture, alternator, Assembly PENDAHULUAN Untuk mendukung penyediaan listrik Energi listrik adalah salah satu bentuk tersebut salah satu alternatif adalah energi yang telah diterima sebagai salah satu penggunaan pembangkit energi alternatif kekuatan pendorong pembangunan ekonomi seperti semua negara (Kaundinya et al, 2009). yang Menurut data dari Departemen Energi dan beberapa jenis turbin angin yang digunakan, Sumber Indonesia salah satunya adalah tipe Savonius. Turbin (ESDM,2011), rasio kelistrikan di Indonesia savonius ini banyak dipasarkan oleh pabrik- adalah 67%. Sisanya ekivalen dengan 19 pabrik di negara maju dengan jenis yang juta rumah tangga yang masih belum bervariasi. Karena prinsip kerja turbin ini mendapatkan akses listrik. Diyakini bahwa sangat sederhana, maka pada tugas akhir ini sebagian besar dari 19 juta rumah tangga kita akan melakukan pembuatan turbin tersebut tinggal di wilayah Timur Indonesia angin savonius sesuai dengan perencanaan. yang LANDASAN TEORI Daya sebagian Mineral wilayahnya merupakan daerah yang sedang berkembang (ESDM, 2011). pembangkit energi tenaga angin mengunakan turbin angin. Ada Teori Dasar Turbin Angin Turbin angin adalah mesin penggerak Sementara, Indonesia terletak di daerah mula yang dapat membangkitkan daya untuk geografi- menggerakan peralatan lainnya. Daya yang topografi yang berkepulauan, bergunung, dihasilkan oleh kincir angin berupa energi dan berbukit dimana mempunyai potensi mekanik poros yang diperoleh dari konversi angin yang cukup besar dan kontinu seperti energi yang terkandung dalam angin (energi kota Padang. Dari data BMKG kota Padang mekanik, energi dalam atau energi tekanan) memiliki kecepatan angin rata-rata berkisar menjadi energi mekanik (torsi dan putaran). khatulistiwa 3-5 m/s. dengan kondisi Ketika angin melewati kedua permukaan sudu, maka aliran udara pada bagian atas lebih cepat dari pada bagian bawah. Hal ini menyebabkan tekanan pada bagian atas lebih rendah dari pada bagian bawah. Persyaratan Kincir Angin Menurut Arwoko (2003), hal yang paling utama untuk perkembangan kincir angin adalah tersedianya tenaga angin. Tenaga yang ditimbulkan sangat tergantung pada kecepatan angin, dimana energi yang dihasilkan proposional dengan pangkat tiga. Dengan melipatgandakan kecepatan angin berarti akan meningkatkan tenaga delapan kali lipat. Energi angin akan mustahil untuk Skema Turbin Angin Savonius Sudu Bertingkat dikembangkan jika angin berhembus ratarata hanya kurang dari 2.5 m/s atau 9 km/jam. Tapi, kincir angin perlu dihentikan jika kecepatan angin melebihi 10-15 m/s (36-54 km/jam) karena akan dapat merusak kincir angin. Jenis- jenis Turbin Angin - Turbin angin sumbu vertikal - Turbin angin sumbu horizontal METODOLOGI PEMBUATAN Keterangan Gambar: Diagram Alir Pembuatan dan Pengujian 1. Sudu Alat 2. Kontruksi 3. Poros - Proses Pemotongan (Cutting) 4. Bantalan (Bearing) bagian atas - Proses Pembentukan (Forming) 5. Bantalan (Bearing) bagian bawah - Proses Penyelesaian (Finishing) 6. Pulley 7. V Belt 8. Altenator Pengerjaan Komponen-komponen alat Proses Pembuatan Konstruksi Proses-proses yang digunakan dalam pembuatan konstruksi ini adalah: Proses Kerja Bangku Gambar 2. Daun Sudu Proses Pembuatan Poros Poros Proses Pemotongan yang digunakan dalam Proses Pengelasan pembuatan turbin angin ini adalah baja S Proses Pembentukan 30C, memiliki panjang 2300 mm dan Proses Finishing diameternya 20 mm. Apabila material poros yang digunakan berdiameter lebih dari 20 mm, maka akan dilakukan proses pembubutan lurus pada material poros tersebut. Gambar 3. Ukuran poros yang digunakan Komponen Pendukung Dalam Gambar 1. Konstruksi Proses Pembuatan Sudu Proses-proses yang digunakan adalah: angin melakukan diperlukan pendukung yang pengujian turbin komponen-komponen telah dibahas dalam perencanaan yang dilakukan Renal Marsa seperti: a. Pulley b. V belt c. Altenator d. Bantalan (Bearing) Proses Perakitan Komponen Pemasangan sudu dengan poros Gambar 7. Seluruh komponen terpasang Mekanisme Uji Running Setelah proses perakitan komponen Gambar 4. Sudu dan poros terpasang Pemasangan poros dan bantalan selesai dilakukan, untuk menentukan keberhasilan dan kelayakan alat ini maka harus dilakukan serangkaian pengujian, dimana pada didapatkan pengujian tersebut akan variabel-variabel yang dibutuhkan, antara lain: - Kecepatan angin pada lokasi pengujian Gambar 5. Poros dan bantalan terpasang Pulley dan altenator menggunakan belt - Putaran untuk menghasilkan arus - Waktu yang digunakan untuk menghasilkan arus - Arus dan tegangan yang dihasilkan dinamo Dalam prosedur pengujian ini, dilakukan tahapan-tahapan seperti berikut: Gambar 6. Pulley dan altenator terpasang menggunakan belt Perakitan seluruh komponen yang telah dipasang 1. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian dan untuk mencatat hasil pengujian. 2. Pasang keempat sudu pada poros, Hasil Pengujian dan berikan sedikit dorongan pada daun sudu untuk berputar. 3. Hitung dan catat kecepatan angin yang melewati lokasi pengujian satu jam sekali, kecepatan angin pada lokasi pengujian diukur menggunakan anemometer. pada saat melakukan pengukuran kecepatan angin juga dilakukan pengukuran putaran poros ukur Kecepatan angin (v) vs Putaran poros (n) kecepatan v(m/s) vs n(rpm) menggunakan tachometer. 5. Kemudian Tabel 1. Hasil Pengujian keluaran arus, tegangan dan hambatan dari dinamo Putaran (rpm) 4. Kemudian 400 200 0 2,38 2,97 3,02 4,03 4,23 Kecepatan Angin (m/s) menggunakan multitester. HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN Grafik 1. Hubungan kecepatan angin terhadap putaran poros. Pada grafik di atas dapat disimpulkan Hasil Pembuatan bahwa apabila kecepatan angin bertambah pada saat pengujian, maka putaran poros juga bertambah. Kecepatan angin (v) vs Arus yang dibangkitkan altenator (I) Gambar 8. Hasil pembuatan siap uji running tegangan yang dibangkitkan oleh altenator akan semakin tinggi juga. Kecepatan angin (v) vs daya yang 5 dihasilkan altenator (P) 0 2,38 2,97 3,02 4,03 v (m/s) vs P (Watt) 4,23 Kecepatan Angin (m/s) Grafik 2. Hubungan kecepatan angin terhadap arus yang dihasilkan Daya (Watt) Arus (Ampere) v (m/s) vs I (Ampere) 15 10 5 0 2,38 Arus terendah yang didapat adalah 2,97 3,02 4,03 4,23 Kecepatan Angin (m/s) sebesar 1 Ampere pada kecepatan angin 2,38 m/s. Sedangkan arus tertinggi yang Grafik 4. Hubungan kecepatan angin terhadap daya yang dihasilkan didapat adalah 2 Ampere pada kecepatan Kecepatan angin sangat berpengaruh angin sebesar 4,23 m/s. besar terhadap daya yang dibangkitkan oleh Kecepatan angin (v) vs tegangan (V) altenator. Karena dapat dilihat pada tabel hasil pengujian, daya yang dibangkitkan altenator akan bertambah apabila kecepatan 10 Grafik angin juga semakin bertambah besar. 5 0 Putaran 2,38 2,97 3,02 4,03 4,23 3. Hubungan kecepatan angin terhadap tegangan yang dihasilkan Dalam pengujian yang dilakukan, kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap tegangan yang dibangkitkan oleh dynamo. Karena, meningkatnya apabila kecepatan angin, poros (n) vs arus yang dibangkitkan altenator (I) Kecepatan Angin (m/s) n (rpm) vs I (Ampere) Arus (Ampere) Tegangan (Volt) v (m/s) vs V (Volt) 3 2 1 0 112,1 148,2 152,6 225,7 243,6 Putaran (rpm) semakin maka Grafik 5. Hubungan putaran poros terhadap arus yang dibangkitkan Kesimpulannya semakin tinggi n (rpm) vs P (Watt) juga arus yang dihasilkan oleh altenator. Putaran poros (n) vs tegangan yang Daya (Watt) putaran poros, maka akan semakin tinggi dibangkitkan altenator (V) 10 5 0 112,1 148,2 152,6 225,7 243,6 Putaran (rpm) Tegangan (Volt) n (rpm) vs V (Volt) Grafik 7. Hubungan putaran poros terhadap 10 daya altenator 5 0 Grafik 112,1 148,2 152,6 225,7 243,6 di atas menunjukan perbandingan antara putaran poros (n) dan Putaran (rpm) daya yang dihasilkan altenator (P). Putaran Grafik 6. Hubungan putaran poros terhadap poros yang rendah akan menghasilkan daya yang rendah dan sebaliknya. Daya tertinggi tegangan yang dibangkitkan yang dihasilkan adalah 13 Watt pada putaran Pada grafik perbandingan putaran poros 243,6 rpm. poros (n) dan tegangan yang dihasilkan oleh altenator (V), dapat kita lihat bahwa Arus (I) vs tegangan yang dibangkitkan semakin cepat putaran yang dilakukan oleh (V) poros, maka tegangan yang dihasilkan oleh I (Ampere) vs V (Volt) Putaran poros dihasilkan (P) (n) vs Daya yang Tegangan (Volt) altenator akan semakin tinggi. 10 5 0 1 1,12 1,3 2 2 Arus (Ampere) Grafik 8. Hubungan arus terhadap tegangan yang dibangkitkan Pada grafik di atas, menunjukan arus yang dihasilkan altenator dan tegangan yang dihasilkan altenator. Semakin tinggi arus yang dihasilkan altenator, maka tegangan yang dihasilkan juga semakin Grafik 10. Hubungan tegangan terhadap tinggi. daya yang dihasilkan altenator Tegangan terendah yang didapat adalah 3,5 Pada grafik di atas, tegangan sangat Volt pada arus 1 Ampere dan tegangan mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh tertinggi 6,5 Volt pada arus 2 Ampere. altenator, semakin tinggi tegangan yang Arus (I) vs daya yang dihasilkan altenator (P) oleh altenator tinggi. Pembahasan Hasil I (Ampere) vs P (Watt) Daya (Watt) dikeluarkan, maka daya yang dihasilkan Pengujian terhadap performansi kecepatan angin, putaran poros, 15 arus, dan tegangan yang dapat dibangkitkan 10 dinamo dapat dilihat pada pembuatan alat 5 0 dan uji running yang telah dilakukan. 1 1,12 1,3 2 2 Pembuatan alat dilakukan di Laboratorium Arus (Ampere) Proses Manufaktur Jurusan Teknik Mesin Grafik 9. Hubungan arus yang dibangkitkan altenator dan daya yang dihasilkan Grafik perbandingan di atas menunjukan arus dan daya yang dihasilkan altenator. Apabila arus yang dikeluarkan semakin meningkat, maka daya Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang dan pengujiannya dilakukan pada salah satu gedung Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang. yang Penyimpangan yang terjadi pada alat dihasilkan oleh altenator akan semakin saat melakukan uji running yang dilakukan meningkat juga. dapat dibahas sebagai berikut: Tegangan (V) vs daya yang dihasilkan (P) - Daya (Watt) V (Volt) vs P (Watt) Putaran hasil pengujian secara umum memiliki nilai yang terus meningkat. 15 Hal ini disebabkan oleh beberapa hal 10 seperti 5 pemilihan dari perancangan terutama sudu. 0 3,5 4 4,5 6,5 Tegangan (Volt) 6,5 dimensi - - Kecepatan angin saat pengujian 1. Menggunakan bahan yang tahan sangat berpengaruh besar terhadap terhadap unjuk kerja alat yang dibuat. menjaga agar alat tetap beroperasi Adanya hambatan angin untuk dalam pada kecepatan angin yang besar peralatan yang ada pada pengujian sehingga kerusakan akibat kecepatan ini diabaikan karena kecil sekali, angin meskipun demikian hal ini bisa dihindari. menyebabkan arus kecepatan berkurangnya arus yang terukur. dapat 2. Untuk mendapatkan hasil-hasil yang maka diharapkan memperhatikan Pada pembuatan dan uji running turbin berlebihan lebih memuaskan dalam pengujian KESIMPULAN performansi yang angin empat sudu perlu komponen- komponen yang digunakan pada alat. Pada daun sudu dianjurkan sebagai pembangkit listrik tenaga angin menggunakan bahan yang kuat dan dapat disimpulkan sebagai berikut: tahan lama. Pada poros dianjurkan 1. Luas Sapuan Sudu ( A ) = 1,5072 m2 2. Kecepatan angin rata-rata ( v ) = 3. Putaran poros rata-rata ( np ) = 176,44 rpm Tapi bila kita lihat dari hasil pengujian dan dari tabel, hasil pengujian meningkat seiring bertambahnya kecepatan angin. Jadi bisa disimpulkan kecepatan angin sangat berpengaruh besar pada hasil keluaran yang akan dihasilkan. SARAN Saran-saran yang dapat diberikan sekaligus usulan pengembangan lebih lanjut yang dapat dilakukan sehubungan dengan tugas in, antara lain: tahan pada putaran tinggi dan pemilihan dinamo atau altenator 3,326 m/s terus menggunakan material yang lebih yang memerlukan putaran rendah untuk menghasilkan listrik. 3. Sebaiknya pengujian dilakukan pada tempat yang bebas hambatan dan mempunyai durasi angin yang cukup lama. 4. Melalui pembuatan alat ini terbuka jalan dan kesempatan yang luas untuk pengembangan lanjutan terhadap turbin angin pembangkit listrik, terutama untuk daerah-daerah yang memiliki sumber energi yang cukup potensial untuk dimanfaatkan. 5. Dari pengujian ini juga diketahui bahwa dengan semakin besarnya luas penampang pada daun sudu maka angin yang akan diterima akan lebih besar sehingga dapat meningkatkan putaran yang akan memutar dinamo. DAFTAR PUSTAKA Mustafia.”The Design Of Prototype to Electrical Power, Generator of Department Wind Electric Engineering Faculty of Industry Technology Institute of Padang Technology.2004. Nguyen K Q. 2006. “Alternatives to grid extension for rural electrification”. Decentralized renewable energy technologies in Vietnam Energy Policy 35 (2007), 2579–2589. Sularso dan Kiyokatsu Suga. “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 1991. Taufiq Rochim.”Proses Pemesinan”,Higher Education Development Support Project.Jakarta, Mei 1993.