Untitled - Gereja Petra Makassar

advertisement
01
tumbuh - peduli - berbagi
Info
tumbuh - peduli - berbagi
Info
pelayanan
Desember
dan
Like us
09
PASTORAL
on
facebook
www.facebook.com/GerejaPetra
Follow Us on Twitter
www.twitter.com/GerejaPetra
Kami ucapkan kepada Jemaat
yang berulang tahun pada tanggal :
02 DESEMBER - 08 DESEMBER 2013
Amsal 3:2
Senin, 02 Desember 2013
- Linda Wunardi
Selasa, 03 Desember 2013
- Jemmy Yaury
Rabu, 04 Desember 2013
- Christina S.
- Erly Susanti Laoris
- Naomi Papuling
- Sulistiana (Ellis)
- Pdt. Otniel Yedid Yah
- Merry Baan
Kamis, 05 Desember 2013
- Lenny Konggoasa
- Maria Sulle (Ny. Yohanes Sulle)
Jumat, 06 Desember 2013
- Tan Roby
Minggu, 08 Desember 2013
- Benny Bustan
- Dirk Dempsy Tomasouw
Dapatkan Informasi seputar Gereja PETRA
pembukaan dan peresmian gpt petra
di mamuju
Segera !!!
s
e
t
o
u
Q
4
Contact Person:
Ibu Betty Haryono
Flexi 0411 574 5369 | Tlp. 3610 509
Hp. 0852 4286 2600
Jl. Perintis Kemerdekaan (Kavelery), Daya - Makassar
Pdm. Silva Ramon Rumendong
Setiap hari Minggu
Pukul 10.30 Wita
Hp. 0821 8825 9818
Pdt. Sukiman Thomas Karun, S.Th
Contact Person:
Pdt. Israel Laoly, S.Th
This Week
Apapun yang terjadi
dalam hidupmu, PERCAYALAH!
Tuhan punya RENCANA BESAR
untukmu. Dia tidak akan
membuatmu terluka.
Hp. 0813 5551 2966
Flexi 0411 528 3249
TELAH DIBERKATI DALAM PERNIKAHAN YANG KUDUS
-Mrt-
Ibadah PA dan Ibadah Raya Minggu pukul 09.30 Wita
dapat disaksikan secara LANGSUNG melalui INTERNET
www.gerejapetra.org/live-streaming
SUDARMONO
dan
YULINDA LOYADI
ANDREW SUTANTO
dan
LISA RAMBI
SABTU, 30 NOVEMBER 2013
PUKUL 12.00 WITA
DI GEREJA PETRA
SABTU, 30 NOVEMBER 2013
PUKUL 14.00 WITA
DI GEREJA PETRA
08
INFO PETRA MISI
tumbuh - peduli - berbagi
tumbuh - peduli - berbagi
S
KHOTBAH
etelah hajaran Tuhan selesai
atas Yunus (Baca: Warta
edisi 11 Oktober 2013),
maka datanglah Firman Tuhan
untuk kedua kalinya supaya
Yunus pergi ke Niniwe dan
memberitakan pertobatan di sana.
Lalu bersiaplah Yunus, tetapi bukan
untuk lari ke Tarsis; melainkan
untuk pergi ke Niniwe, sesuai
dengan Firman Allah.
01
Kehidupan
Yunus
Yunus 3:1-2, “[1]Datanglah firman TUHAN
kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian:
[2]
"Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang
besar itu, dan sampaikanlah kepadanya
seruan yang Kufirmankan kepadamu.”
Mengapa Tuhan harus bicara sampai 2 kali
kepada Yunus? Karena ada kebodohan pada
Yunus. Ketika Tuhan berbicara pertama kali,
Yunus tidak dengar-dengaran, ia mempecundangi Tuhan – itulah kebodohannya dan
hampir saja ia harus membayar
kebodohannya itu dengan nyawanya (Baca:
Yunus 1). Tetapi untunglah bahwa Tuhan
masih memberinya kesempatan kedua.
Setelah hajaran itu selesai, Yunus jera dan
menyerah kapada Tuhan. Lalu Tuhan
berbicara kepadanya untuk kedua kalinya.
Dalam edisi ini, kita akan periksa pelayanan
Yunus selanjutnya; sebab ternyata dalam
pelayanannya itu masih ada sikap-sikapnya
yang negatif.
PERTAMA: Yunus berkhotbah setengah
hati.
Niniwe adalah sebuah kota yang luasnya
adalah 3 hari perjalanan dan jumlah
penduduknya 120.000 jiwa. Dan Tuhan
mengutus Yunus untuk menjangkau seluruh
kota itu sehingga seluruh penduduknya
mendengar seruan pertobatan. Tetapi anehnya
bahwa Yunus hanya berjalan 1 hari lamanya.
Ini berarti bahwa Yunus hanya menjangkau
1/3 dari kota tersebut atau hanya 40.000 orang
saja yang mendengar kotbahnya.
Yunus 3:3-4 “[3]Bersiaplah Yunus, lalu pergi
ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah.
Niniwe adalah sebuah kota yang
mengagumkan besarnya, tiga hari
perjalanan luasnya. [4]Mulailah Yunus masuk
ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya,
lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka
Niniwe akan ditunggangbalikkan.”
Ternyata dalam melakukan pelayanan itu,
Yunus melakukannya dengan setengah hati,
sehingga ia tidak menjangkau seluruh kota
itu. Janganlah kita melakukan seperti itu,
sebab itu adalah tanda dari hamba yang malas.
Kuasa Allah tidak bisa dibatasi oleh manusia.
Hujan pertobatan-pun tercurah di kota
Niniwe. Sekalipun Yunus melakukannnya
dengan setengah-setengah dan hanya 1/3 dari
seluruh penduduk Niniwe yang mendengar
khotbahnya, namun Allah bekerja lebih
dahsyat dari apa yang Yunus kerjakan. Berita
pertobatan itupun tersebar dari mulut ke
02
KHOTBAH
mulut sampai seluruh penduduk Niniwe
mendengar dan mereka semua bertobat.
Bukan Yunus yang menyebarkannya sebab ia
hanya berkotbah 1 hari di 1/3 kota. Dengan
demikian jelas bahwa pertobatan Niniwe ini
bukan karena pelayanan Yunus, melainkan
karena Tuhan.
Yunus 3:5, “Orang Niniwe percaya kepada
Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan
mereka, baik orang dewasa maupun anakanak, mengenakan kain kabung.”
“Orang Niniwe percaya kepada Allah”;
itulah kunci terjadinya mujizat, yakni ketika
kita percaya kepada Tuhan. Ketika penduduk
Niniwe percaya kepada Tuhan, maka terjadi
mujizat keselamatan, mereka terhindar dari
malapetaka, mereka tidak jadi dimusnahkan.
Tuhan mencari iman pada kita. Dalam Lukas
18:8 dikatakan “…jika Anak Manusia itu
datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi?”. Kalau Tuhan mendapati iman maka
mujizat terjadi. Itulah yang terjadi dengan
janda di Sarfat (Baca: I Raja 17:7-16). Sarfat
adalah bangsa kafir, bukan bangsa Yahudi.
Namun mengapa Tuhan mengadakan mujizat
kepada janda Sarfat dan bukan kepada salah
seorang janda dari bangsa Yahudi atau Israel?
Apakah di Israel tidak ada janda? Di Israel
juga banyak janda. Tetapi Tuhan memilih
janda Sarfat ini karena hanya janda inilah
yang memiliki iman (Lukas 4:25-27).
Bukan hanya rakyat yang bertobat, tetapi
rajanya pun bertobat. Bahkan raja turun dari
tahtanya dan duduk dalam abu tanda
penyesalannya.
Yunus 3:6, “Setelah sampai kabar itu kepada
raja kota Niniwe, turunlah ia dari
tumbuh - peduli - berbagi
singgasananya, ditanggalkannya jubahnya,
diselubungkannya kain kabung, lalu
duduklah ia di abu.”
Rajanya juga turun dari singgasana untuk
berpuasa. Maukah kita juga turun dari
singgasana kita? Apakah “singgasana” kita?
Ego kita itulah singgasana kita. Kalau kita
turun dari ego kita, kita tidak mudah
tersinggung atau marah dan kita tidak akan
keras hati. Ego inilah yang seringkali menjadi
penghalang pertobatan manusia. Karena
mempertahankan egonya, manusia tidak mau
bertobat, tidak mau diubahkan oleh Tuhan
sehingga mereka tetap tinggal di dalam
kesalahannya. Marilah kita lihat Petrus –
dialah murid yang paling banyak ditegur oleh
Tuhan, bahkan serigkali ditegur di depan
umum. Perkataan yang paling berat yang
dialami Petrus adalah ketika Tuhan
menegurnya dan berkata 'hey iblis, pergilah
ke belakangku!'; tetapi Petrus tidak pernah
tersinggung atau marah lalu pulang dengan
meningalkan Yesus. Itulah sebabnya selalu
ada kesempatan bagi Petrus untuk bisa
diubahkan dan selanjutnya ia dipakai oleh
Tuhan dengan cara yang luar bisa. Mengapa?
Karena ia tidak mempertahankan egonya dan
bertobat.
KEDUA: Yunus marah setelah khotbahnya
berhasil.
Yunus 3:10; 4:1, “[3:10]Ketika Allah melihat
perbuatan mereka itu, yakni bagaimana
mereka berbalik dari tingkah lakunya yang
jahat, maka menyesallah Allah karena
malapetaka yang telah dirancangkan-Nya
terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi
[4:1]
melakukannya.
Tetapi hal itu sangat
mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.”
tumbuh - peduli - berbagi
INFO PETRA MISI
07
06
INFO PETRA MISI
tumbuh - peduli - berbagi
tumbuh - peduli - berbagi
Seorang pembicara tentu akan senang bila
khotbahnya itu didengar dan ditanggapi baik
oleh pendengarnya. Tetapi sangat aneh bahwa
Yunus kemudian marah karena Tuhan
mengampuni Niniwe yang berjumlah
120.000 jiwa banyaknya. Mengapa Yunus
marah? Sebab ia telah menolak kasih karunia
Tuhan. Jika saja ia menerima kasih karunia
Tuhan, tentu saja ia juga bisa memberi kasih
karunia itu kepada orang Niniwe. Di sini kita
melihat bahwa sekalipun Yunus adalah
seorang nabi Tuhan, tetapi hatinya tidak
sejalan dengan hati Tuhan, hatinya
berseberangan dengan hati Tuhan. Hati Tuhan
itu berkenan melihat orang yang mau berubah
dan mengampuni orang yang menyesali
k e s a l a h a n n y a , t e t a p i h a t i Yu n u s
menginginkan kebinasaan Niniwe. Janganlah
hal ini terjadi dengan kita, tetapi biarlah hati
kita menyatu dengan hatiNya yang mengasihi
jiwa-jiwa.
Yunus 4:2, “Dan berdoalah ia kepada
TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah
telah kukatakan itu, ketika aku masih di
negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu
melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu,
bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan
penyayang, yang panjang sabar dan
berlimpah kasih setia serta yang menyesal
k a re n a m a l a p e t a k a y a n g h e n d a k
didatangkan-Nya.”
Di sini Yunus mengakui 5 kebaikan Tuhan
yakni: 1) pengasih, 2) penyayang, 3) panjang
sabar, 4) berlimpah kasih setia, 5)
mengampuni (menyesal karena malapetaka
yang hendak didatangkan-Nya). Namun
sayang bahwa Yunus menolak 5 kebaikan
Tuhan itu; dan karena itulah ia tidak bisa
menaruh kebaikan bagi orang lain.
KHOTBAH
03
Hati Yunus sangat berbeda dengan hati Rasul
Paulus dan Musa. Hati Rasul Paulus dan
Musa memiliki belas kasihan bagi bangsa
yang Tuhan percayakan kepada mereka.
Mereka-pun mengerang atau berdoa dengan
keras kepada Tuhan untuk suku bangsa yang
belum bertobat; dan bersukacita ketika
bangsa itu bertobat. Seperti seorang ibu yang
mengerang karena sakit bersalin, awalnya
sakit tapi akhirnya ia bersukacita ketika
melihat satu bayi lahir ke dunia. Tuhan Yesus
juga berkata bahwa akan ada sukacita di sorga
karena satu orang berdosa yang bertobat
(Baca: Lukas 15:7, 10). Jadi semestinya
Yunus bersukacita sebab ada 120.000 orang
yang berbalik dari kejahatannya dan bertobat.
Tetapi di sini Yunus malah kecewa dan marah
kepada Tuhan karena hal itu. Sikap Yunus ini
sangat aneh. Ada yang salah dengan hatinya.
Hatinya tidak sejalan dengan hati Tuhan.
Sesungguhnya dosa Yunus itu tidaklah kecil,
tetapi cukup besar. Besar kecilnya suatu
kesalahan dapat dilihat dari seberapa
besarnya pendisiplinan yang dijatuhkan
atasnya. Demikian pula besar kecilnya suatu
dosa dapat dilihat dari seberapa besar
hukumannya. Pukulan atas Yunus sangat
besar, sebab pukulan itu hampir mematikan
dirinya. Bahkan bukan hanya dia saja yang
hampir mati, tetapi semua orang yang berada
bersamanya di atas kapal. Namun kemudian
ia menyesal, ia mengakui kesalahannya, ia
mengadili dirinya sendiri dan menyerahkan
diri untuk dibuang ke laut. Dan ketika ia
dibuang ke laut, maka redahlah badai itu.
Redahnya badai itu tanda bahwa Tuhan tidak
lagi marah. Tuhan mengampuni Yunus,
bahkan mengirim seekor ikan untuk
menolong Yunus. Masakan ia tidak sadar
bahwa jika untuk dirinya yang seorang itu
04
KHOTBAH
saja Tuhan mau ampuni, terlebih lagi kepada
120.000 jiwa yang bertobat di Niniwe. Jika
untuk 1 orang saja yang bertobat Tuhan
menaruh belas kasihan, apalagi kepada
120.000 orang yang berseru mohon ampun
kepada Tuhan.
Yunus ini tidak tahu terima kasih. Dia sudah
ditolong oleh Tuhan tetapi ia tidak mau menolong orang lain. Dosanya sudah diampuni dan
ia sudah diselamatkan dari maut, tetapi ia
marah ketika Tuhan mengampuni dan
membatalkan hukuman atas 120.000 orang di
Niniwe. Yunus tidak bisa menghargai
120.000 jiwa, padahal untuk 1 orang yakni
dirinya sendiri itu Tuhan sudah hargai begitu
rupa.
Dalam kemarahannya itu, Yunus lalu pergi ke
daerah timur (Yunus 4:4-11). Lalu
membangun sebuah pondok dan duduk
dibawahnya (Yunus 4:5). Lalu atas penentuan
Tuhan, tumbuhlah sebatang pohon jarak dan
menaungi Yunus, agar ia terhibur dari
kekesalan hatinya (ayat 6). Tetapi keesokan
harinya matilah pohon jarak itu (ayat 7). Dan
karena panasnya udara maka marahlah Yunus
kepada Tuhan. Lalu Tuhan berkata kepada
Yunus: “Layakkah engkau marah karena
p o h o n j a r a k i t u ? ” ; J a w a b Yu n u s :
"Selayaknyalah aku marah sampai mati."
(ayat 9).
Dari kejadian pohon jarak itu, Tuhan berkata
kepada Yunus: “Engkau sayang kepada
pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun
engkau tidak berjerih payah dan yang tidak
engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu
malam dan binasa dalam satu malam pula.
Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada
Niniwe, kota yang besar itu, yang
tumbuh - peduli - berbagi
berpenduduk lebih dari seratus dua puluh
ribu orang, yang semuanya tak tahu
membedakan tangan kanan dari tangan kiri,
dengan ternaknya yang banyak?” (Yunus
4:10-11).
Kalau Yunus sayang kepada 1 pohon jarak
yang tidak ia usahakan namun tumbuh
dengan baik, masakah Allah tidak sayang
kepada 120.000 jiwa yang tadinya harus
binasa?
Saat itulah Yunus sadar bahwa mengapa ia
marah sebab bukankah ia tidak mengerjakan
apa-apa untuk pohon jarak itu. Semestinya ia
juga tidak boleh marah jika Tuhan
mengampuni Niniwe. Nasionalisme Yunus
begitu kuat, tetapi salah penempatannya – ia
menghendaki agar bangsa-bangsa lain yang
memusuhi Israel dibinasakan saja. Tetapi
Tuhan menghendaki agar mereka semua
bertobat dan diselamatkan.
Marilah kita mengoreksi hati kita. Jangan ada
kebencian di dalam diri kita. Justru hati kita
harus sejalan dengan hati Tuhan Yesus yang
mengasihi dan mengampuni orang yang
menyalibkan-Nya. Kita haruslah berdoa
untuk keselamatan orang-orang yang
menganiaya kita, bukan menghendaki
kebinasaan mereka. Milikilah belas kasihan
Tuhan Yesus. Amin!!
tumbuh - peduli - berbagi
INFO PETRA MISI
Jadwal Ibadah Umum
05
37 Cabang GPT PETRA Misi
LANJUTAN
kesaksian
01 Desember 2013
LEMBAR
KESAKSIAN
wahyu 12 : 11
IMAN
PERCAYAKU
By : Gracelya Liwanto
Bangkit !
Redaksi
Bagi Jemaat yang ingin memberikan kesaksian, agar dapat langsung menyerahkan kepada
Ibu gembala atau dapat mengirimkannya lewat email : [email protected]
[ Kesaksian yang telah diberikan menjadi hak redaksi sepenuhnya untuk diedit/dirubah ]
Download