bagian-9-sistem-pengendalian-internal

advertisement
BAGIAN 9
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
Pengauditan I - Sururi
Halaman
1
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
• Sistem Pengendalian Internal (SPI)
adalah sistem yang dirancang untuk
mengendalikan kegiatan internal
organisasi atau entitas, agar tujuan
entitas dapat dicapai dengan efektif dan
efisien.
• Istilah lain kegiatan internal organisasi
adalah proses bisnis. Jadi SPI adalah
sistem untuk mengendalikan proses
bisnis.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
2
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
• Tujuan SPI dapat diringkas menjadi sbb.:
1. Menjamin keandalan laporan, baik
laporan manajerial maupun laporan
keuangan.
2. Menjamin efisiensi dan efektifitas
kegiatan operasional.
3. Menjamin kepatuhan terhadap kebijakan
manajemen.
4. Menjamin kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan, serta komitmen terhadap
pihak luar organisasi.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
3
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
•
SPI terdiri dari sejumlah unsur pengendalian, antara
lain:
1.
Pemisahan fungsi
2.
Otorisasi transaksi
3.
Dokumen transaksi
4.
Dokumen pembukuan (data base)
5.
Dokumen laporan
6.
Pengecekan independen
7.
Teknologi informasi
8.
SDM yang kompeten
9.
Pemantauan periodik
Pengauditan I - Sururi
Halaman
4
TANGGUNG JAWAB SPI
• Manajemen bertanggungjawab penuh
terhadap perancangan dan implementasi SPI,
terutama untuk tujuan menjamin
kemampuan manajemen untuk menyusun
laporan keuangan sesuai dengan framework
pelaporan keuangan, seperti SAK atau IFRS.
• Konsep perancangan dan implementasi SPI:
1. Keyakinan memadai (reasonable
assurance)
2. Keterbatasan bawaan (inherent
limitation)
Pengauditan I - Sururi
Halaman
5
TANGGUNG JAWAB SPI
•
•
Keyakinan memadai (reasonable
assurance)
SPI dirancang hanya untuk mendapatkan
keyakinan memadai, bukan keyakinan
mutlak, terhadap kewajaran laporan
keuangan.
Keterbatasan bawaan (inherent limitation)
SPI tidak akan pernah bisa 100% efektif,
sedetil apapun rancangan dan
implementasinya.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
6
KETERBATASAN SPI
1.
2.
3.
4.
Kesalahan pengoperasian SPI (mistake in
judgment).
Kerusakan sistem atau teknologi pendukung
SPI (systems break-down).
Kolusi untuk mengelabuhi SPI, yang
dilakukan justru oleh unsur manajemen
dalam organisasi.
Pelanggaran SPI dengan sengaja oleh
manajemen (management override).
Pengauditan I - Sururi
Halaman
7
TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS SPI
• Dalam audit laporan keuangan, auditor
bertanggungjawab untuk memahami dan
menguji SPI.
• Pemahaman dan pengujian SPI ditujukan
untuk mengukur:
1. Efektifitas pengendalian atas
transaksi.
2. Efektifitas pengendalian atas
keandalan laporan keuangan.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
8
FRAMEWORK SPI COSO
• COSO (Committee of Sponsoring Organization)
adalah asosiasi profesi di US yang anggotanya
terdiri dari AAA (the American Accounting
Association), AICPA, IIA (the Institute of Internal
Auditors), IMA (the Institute of Management
Accountants), dan FEI (the Financial Executives
Institute).
• COSO dibentuk untuk mengembangkan konsep
pengendalian internal, terutama untuk perusahaan
publik, yang jika terjadi salah kelola bisa
berdampak luas terhadap masyarakat.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
9
FRAMEWORK SPI COSO
• COSO telah mengembangkan framework SPI
yang komponennya terdiri dari:
1. Lingkungan pengendalian (control
environment)
2. Asesmen risiko (risk assessment)
3. Aktifitas pengendalian (control activities)
4. Informasi dan komunikasi (information
and communication)
5. Monitoring
Pengauditan I - Sururi
Halaman
10
FRAMEWORK SPI COSO
• Implementasi komponen SPI COSO
harus didukung dengan bukti-bukti
dokumenter sehingga memungkinkan
untuk dilakukan audit atas kecukupan dan
efektifitasnya.
• Lingkungan pengendalian
Terdiri dari kebijakan, prosedur, dan
tindakan yang merefleksikan sikap mental
manajemen puncak serta seluruh
komponen organisasi.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
11
FRAMEWORK SPI COSO
• Lingkungan pengendalian mencakup
beberapa hal sebagai berikut, yang
semuanya harus didukung dengan buktibukti dokumenter:
1. Integritas dan nilai-nilai etika, bisa
dinyatakan dalam pernyataan
kebijakan (policy statement)
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Partisipasi dewan komisaris dan
komite audit
Pengauditan I - Sururi
Halaman
12
FRAMEWORK SPI COSO
4. Integritas dan nilai-nilai etika, bisa
dinyatakan dalam pernyataan
kebijakan (policy statement
5. Filosofi manajemen dan gaya
operasional, yaitu landasan pemikiran
manajemen serta cara manajemen
menjalankan aktifitas operasional
organisasi.
6. Struktur organisasi
7. Kebijakan dan praktik bidang SDM
Pengauditan I - Sururi
Halaman
13
FRAMEWORK SPI COSO
• Asesmen risiko (risk assessment), adalah
kesadaran dan kepedulian manajemen
terhadap risiko kesalahan, kecurangan, dan
inefisiensi dalam setiap proses bisnis yang
dijalaninya. Asesmen risiko diwujudkan oleh
manajemen dalam bentuk SPI (Sistem
Pengendalian Interen).
• Aktifitas pengendalian (control activities),
yaitu tindakan kongkrit untuk mengendalikan
risiko kesalahan, kecurangan, dan inefisiensi.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
14
FRAMEWORK SPI COSO
Bentuk dari aktifitas pengendalian adalah:
1. Pemisahan fungsi
2. Otorisasi transaksi dan aktifitas bisnis
3. Dokumen transaksi dan pembukuan
4. Pengendalian akses fisik atas aset dan
pembukuan
5. Pengecekan independen atas kinerja
operasional
Pengauditan I - Sururi
Halaman
15
FRAMEWORK SPI COSO
Prinsip pemisahan fungsi:
1. Pemisahan fungsi penyimpanan aset dari
fungsi pembukuan
2. Pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi
penyimpanan aset
3. Pemisahan fungsi TI dari fungsi penggunaan
TI
Pemisahan fungsi diperlukan untuk
meminimumkan potensi kecurangan melalui
penyalahgunaan wewenang dan tanggungjawab
Pengauditan I - Sururi
Halaman
16
FRAMEWORK SPI COSO
Otorisasi Transaksi
Otorisasi berfungsi untuk mencegah risiko
kecurangan melalui penyalahgunaan
wewenang dan tanggung jawab. Otorisasi
mencakup:
1. Otorisasi umum, yaitu otorisasi untuk
kegiatan rutin.
2. Otorisasi khusus, yaitu otorisasi untuk
kegiatan atau transaksi non rutin yang
berpengaruh signifikan terhadap
organisasi.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
17
FRAMEWORK SPI COSO
Dokumen transaksi:
Prinsip dokumen transaksi mencakup:
1. Bernomor urut tercetak (prenumbered
form)
2. Dibuat bersamaan dengan terjadinya
transaksi
3. Dirancang multi fungsi
4. Mudah dibuat, kecil potensi salah isi dan
potensi penyalahgunaan.
Dokumen berfungsi sebagai: alat perintah,
alat bukti, dan alat
pengendalian/pengawasan.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
18
FRAMEWORK SPI COSO
Pengecekan independen:
Adalah prosedur atau sistem yang dirancang untuk
mendeteksi kesalahan atau kecurangan sedini
mungkin, misalnya pencocokan user id dengan
password dst.
Informasi dan komunikasi:
Adalah sistem untuk melancarkan arus informasi dan
komunikasi, baik untuk internal entitas maupun untuk
hubungan dengan lingkungan eksternal entitas.
Monitoring:
Adalah pemantauan atas kesesuaian SPI dengan
lingkungannya, yang berubah secara berkelanjutan.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
19
PEMAHAMAN DAN DOKUMENTASI SPI
• Pemahaman SPI dapat diperoleh melalui:
1. Kuesioner
2. Pemutakhiran dan evaluasi
pengalaman dari penugasan audit
sebelumnya
3. Wawancara dengan staf yang relevan
4. Evaluasi atas dokumen dan
pembukuan
5. Observasi aktifitas operasional
6. Observasi sistem informasi akuntansi
Pengauditan I - Sururi
Halaman
20
PEMAHAMAN DAN DOKUMENTASI SPI
• Dokumentasi pemahaman SPI dapat
dibuat dalam bentuk:
1. Narasi atau uraian tertulis
2. Bagan alir (gambar)
3. Kuesioner yang sudah terisi
Pengauditan I - Sururi
Halaman
21
ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN
• Asesmen risiko pengendalian dibuat setelah
auditor memperoleh pemahaman SPI.
• Risiko pengendalian adalah risiko SPI tidak
mampu mencegah salah saji dengan segera,
baik karena kesalahan (error) maupun karena
kecurangan (fraud).
• Kesalahan atau kecurangan perlu dicegah
atau dideteksi dengan segera, karena jika
terlambat bisa berdampak pada kerugian
yang signifikan bagi entitas.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
22
ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN
• Asesmen risiko pengendalian merupakan
bagian daris asesmen risiko salah saji
dalam laporan keuangan secara
keseluruhan.
• Langkah-langkah dalam asesmen risiko
pengendalian:
1. Mengidentifikasi objek audit dan
tujuan audit
2. Mengidentikasi sistem pengendalian
yang ada.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
23
ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN
3.
4.
Menghubungkan sistem
pengendalian yang ada dengan objek
audit dan tujuan audit.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi
celah pengendalian (control
deficiency), celah signifikan
(significan deficiency), dan
kelemahan material (material
weakness).
Pengauditan I - Sururi
Halaman
24
ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN
5.
Menghubungkan celah pengendalian
dengan objek audit dan tujuan audit.
6. Mengukur (melakukan asesmen) risiko
pengendalian untuk setiap objek audit
dan tujuan audit.
Deskripsi terminologi:
• Celah pengendalian (control deficiency),
adalah ketidakmampuan sistem
pengendalian untuk mencegah atau
mendeteksi salah saji dengan segera. Celah
pengendalian terjadi pada saat
pengendalian yang diperlukan tidak ada
atau tidak dirancang dengan tepat.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
25
ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN
•
Celah operasional (operational
deficiency) terjadi pada saat sistem
pengendalian yang dirancang dengan baik
gagal dioperasikan atau pada saat
operator sistem kurang kompeten atau
tidak diberi otorisasi dengan tepat.
Celah significan (significant deficiency),
terjadi pada saat terdapat satu atau lebih
celah pengendalian, tetapi sifatnya belum
pervasive atau akut.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
26
ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN
•
Kelemahan material (material
weakness), terjadi pada saat
terdapat beberapa celah
pengendalian yang signifikan atau
akut, yang bisa membuat salah saji
material dalam laporan keuangan
tidak dapat dicegah dan dideteksi
dengan segera.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
27
ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN
Lima cara deteksi deficiencies, significant
deficiencies, dan material weakness:
1. Identifikasi SPI yang ada.
2. Identifikasi sistem pengendalian utama
atau penting yang tidak ada.
3. Identifikasi eksistensi alternatif
pengendalian (compensating control)
untuk mengganti pengendalian utama
yang tidak ada.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
28
ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN
4. Buat kesimpulan potensi adanya
significant deficiency atau material
weakness.
5. Buat kesimpulan tentang potensi salah
saji yang dapat terjadi, yang disebabkan
oleh adanya control deficiency,
signifincant deficiency, dan material
weakness.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
29
KOMUNIKASI SPI
• Auditor harus melaporkan secara tertulis
kepada manajemen temuan tentang
celah pengendalian (significant
deficiency) dan kelemahan material
(material weakness).
• Tujuan pelaporan adalah agar
kelemahan SPI yang signifikan tersebut
dapat segera ditindaklanjuti oleh
manajemen.
• Laporan ditujukan kepada komite audit
atau langsung ditujukan ke manajemen.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
30
KOMUNIKASI SPI
• Kelemahan-kelemahan SPI yang tidak
signifikan dilaporan tersendiri melalui
surat terpisah yang disebut dengan
management letters.
• Management letters tidak diwajibkan oleh
standar audit, tetapi perlu dibuat sebagai
nilai tambah layanan audit laporan
keuangan (value-added service of the
audit).
Pengauditan I - Sururi
Halaman
31
PENGUJIAN PENGENDALIAN
• Pengujian pengendalian (tests of controls)
ditujukan untuk mengikur tingkat
efektifitas SPI.
• Pengujian pengendalian diperlukan
karena implementasi SPI bisa jadi
berbeda dengan standar SPI yang telah
ditetapkan, atau berbeda dengan yang
difahami oleh auditor.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
32
PENGUJIAN PENGENDALIAN
• Prosedur pengujian SPI:
1. Wawancara dengan staf terkait.
2. Evaluasi dokumen, pembukuan, dan
laporan.
3. Observasi prosedur pengendalian,
terutama untuk kegiatan yang tidak
didokumentasikan.
4. Pengerjaan ulang prosedur SPI.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
33
LUAS PENGUJIAN PENGENDALIAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi luas
pengujian pengendalian:
1. Asesmen risiko pengendalian pada tahap
perencanaan audit.
Jika asesmen risiko pengendalian ditetapkan
rendah (lower assessed control risk),
pengujian pengendalian akan lebih ekstensif
dengan bukti yang relatif lebih banyak,
begitu pula sebaliknya.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
34
LUAS PENGUJIAN PENGENDALIAN
2.
3.
4.
Pengalaman audit tahun sebelumnya, jika SPI
telah mengalami banyak perubahan, auditor
harus melakukan pengujian untuk memastikan
kecukupan dan efektifitas SPI yang baru.
Adanya risiko signifikan, yaitu risiko salah saji
yang dipandang perlu mendapatkan perhatian
khusus oleh auditor.
Hasil pengujian pengendalian digunakan untuk
mengukur risiko pengendalian, yaitu risiko
salah saji tidak dapat dideteksi dengan segera
oleh sistem pengendalian yang ada.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
35
PENGUJIAN SUBSTANTIF
• Pengujian substantif adalah pengujian atas
kewajaran angka-angka dalam laporan
keuangan.
• Jumlah bukti dan kedalaman pengujian
substantif dipengaruhi oleh tingkat kualitas
SPI yang telah diuji melalui pengujian
pengendalian.
• Pengujian substantif dilakukan dengan cara
mencocokkan angka laporan dengan
dokumen pendukung dan standar akuntansi
yang berlaku.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
36
PENDEKATAN AUDIT
COMPONENTS OF PRELIMINARY
AUDIT STRATEGIES
PRIMARILY
SUBSTANTIVE
APPROACH
1
2
3
LOWER ASSESSED
LEVEL OF CONTROL
RISK APPROACH
AUDIT STRATEGY
PLANNED ASSESSED LEVEL OF CONTROL RISK
MAX
HIGH
MODERATE
LOW
EXTENT OF UNDERSTANDING OF INTERNAL CONTROL
STRUCTURE
TEST OF CONTROL
4
PLANNED LEVEL
OF SUBSTANTIVE TESTS
COST OF COMBINED PROCEDURES
PRELIMINARY AUDIT STRATEGIES FOR
Pengauditan I - Sururi MATERIAL FINANCIAL STATEMENT ASSERTIONS
Halaman
37
PENDEKATAN AUDIT
Keterangan gambar:
• Terdapat dua alternatif pendekatan audit:
1.
2.
Pendekatan pengujian sistem (the lower
assessed level of control risk approach),
digunakan pada saat:
A. SPI diprediksi memadai dan efektif
B. Volume transaksi relatif besar
Pendekatan pengujian substantif (primarily
substantive approach), digunakan pada saat:
A. SPI diprediksi kurang memadai dan tidak
efektif, ATAU
B. Volume transaksi rendah, sehingga lebih
efisien langsung melakukan pengujian
substantif.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
38
PENDEKATAN AUDIT
Keterangan gambar:
• Pada pendekatan pengujian pengendalian,
yang diperluas adalah pemahaman dan
pengjian SPI, sedangkan pada
pendekatan substantif, yang diperluas
adalah pengujian substantif, yaitu
pengujian kewajaran elemen laporan
keuangan dengan acara mengujia
kesesuaian angka laporan dengan bukti
pendukung serta standar akuntansi yang
berlaku.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
39
PELAPORAN PENGUJIAN PENGENDALIAN
• Di US untuk audit perusahaan publik,
auditor diwajibkan menerbitkan laporan
hasil pengujian pengendalian, secara
terpisah atau menjadi satu dengan
laporan atas audit laporan keuangan.
• Cakupan laporan pengujian SPI hanya
terbatas pada keyakian memadai bawah
kelemahan material (material weakness)
dalam SPI dapat diidentifikasi.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
40
PELAPORAN PENGUJIAN PENGENDALIAN
Opini auditor atas hasil pengujian SPI:
1. Opini wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion), dikeluarkan pada kondisi:
 Material weakness tidak teridentifikasi
 Tidak ada pembatasan luas pemeriksaan
2. Opini tidak wajar (adverse opinion), dikeluarkan
pada saat auditor menemukan satu atau lebih
material weakness dalam SPI.
3. Opini dengan pengecualian atau menolak
memberi opini (qualified or disclaimer of opinion),
dikeluarkan pada saat auditor mengalami
keterbatasan luas pemeriksaan (scope limitation)
dalam melakukan pengujian pengendalian.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
41
Terimakasih
(Bagian Terpenting Dalam Hidup)
Pengauditan I - Sururi
Halaman
42
Download