- Lumbung Pustaka UNY

advertisement
model GI. Model pembelajaran GI
PENDAHULUAN
Berdasarkan
pelaksanaan
observasi
KKN-PPL
berlangsung
di
merupakan
yang
Negeri
model
pembelajaran
kooperatif yang melibatkan siswa
1
bekerja
dalam
tim
menggunakan
Jogonalan Klaten, penyampaian materi
inkuiri
kooperatif,
perencanaan,
kimia
(metode
proyek, diskusi kelompok, kemudian
ceramah). Proses pembelajaran seperti
mempresentasikan penemuan mereka
ini cenderung berpusat pada guru.
kepada kelompok lain [2].
masih
SMA
saat
klasikal
Keadaan ini tentu membuat siswa
Model
cenderung pasif dan situasi kelaspun
mempunyai
beberapa
kelebihan
membosankan.
diantaranya
memberi
kebebasan
Padahal
seharusnya
pembelajaran
GI
pembelajaran saat ini berpusat kepada
kepada siswa untuk berpikir secara
siswa. Pembelajaran yang berpusat
analitis, kritis, kreatif, reflektif dan
pada siswa diharapkan siswa mampu
produktif [3]. Menurut pendapat [4]
mengembangkan
kemampuan
dan
mengatakan bahwa pembelajaran GI
membekali
untuk
mengingat
sangat cocok untuk pelajaran sains
diri
kembali materi yang dipelajari serta
(kimia)
mampu memecahkan masalah yang
melibatkan siswa dalam penyelidikan
dihadapi dalam jangka waktu yang
ilmiah dan mendorong siswa untuk
panjang.
berkontribusi pada pembelajaran di
Untuk
mewujudkan
proses
yang
bertujuan
untuk
dalam kelas.
pembelajaran student center, maka
Salah satu alasan menggunakan
diperlukan suatu model pembelajaran
model GI untuk pembelajaran kimia
yang dapat memberikan pengalaman
karena
belajar
siswa,
pembelajaran yang menyenangkan,
sosial,
dan pembelajaran ini juga dapat
melatih bekerja sama dalam tim
mengaktifkan siswa karena setiap
mengungkapkan ide atau gagasan dan
siswa dengan segala kemampuannya
mengembangkan sikap menghargai
merasa dihargai dalam kelompok
orang atau kelompok lain [1]. Model
tanpa memandang latar belakang serta
pembelajaran yang dimaksud adalah
menciptakan komunikasi yang baik
langsung
meningkatkan
pada
kemampuan
1
menawarkan
suasana
antar kelompok, sehingga diharapkan
antara prestasi belajar kimia siswa
siswa lebih mudah dalam belajar.
pada kelas kontrol (model DI) dan
Perasaan senang dalam mengikuti
kelas eksperimen (model GI).
pembelajaran
akan
dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa,
METODE PENELITIAN
dan pada akhirnya diharapkan dapat
Penelitian
ini
merupakan
meningkatkan prestasi belajar kimia
penelitian
siswa.
menggunakan desain penelitian satu
Motivasi
diperlukan
usaha
belajar
untuk
siswa
pembelajaran
siswa
faktor,
membangkitkan
dalam
di
mengikuti
kelas.
eksperimen
dua
sampel,
yang
dan
satu
kovariabel.
Variabel bebas dalam
penelitian
adalah
pembelajaran
Motivasi
menggunkan model GI dan model
adalah dorongan dari dalam maupun
pembelajaran DI pada materi larutan
dari luar diri siswa untuk mau
asam dan basa, variabel terikat adalah
melaksanakan suatu pekerjaan [5].
motivasi dan prestasi serta variabel
Prestasi belajar kimia merupakan
yang
tingkat keberhasilan siswa dalam
pengetahuan awal kimia.
belajar kimia. Menurut [7] prestasi
dikendalikan
Populasi
dalam
adalah
penelitian
belajar kimia merupakan hasil usaha
adalah seluruh siswa kelas XI IPA
yang diperoleh siswa dalam belajar
SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten
kimia. Prestasi belajar kimia berupa
Tahun
perubahan perilaku siswa sebagai
berjumlah 142 siswa yang tersebar
hasil dari proses belajar dalam aspek
dalam
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
penelitian ini adalah kelas XI IPA 4
Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui:
(1)
perbedaan
Ajaran
4
2012/2013
kelas.
Sampel
yang
dalam
sebagai kelas eksperimen (A2) yang
yang
menggunakan model GI. Adapun
signifikan antara motivasi belajar
kelas XI IPA 3 adalah sebagai kelas
kimia siswa sebelum dan sesudah
kontrol
(A1)
mengikuti
model
DI.
proses
pembelajaran
yang
menggunakan
Teknik
pengambilan
menggunakan model pembelajaran GI
sampel yang dilakukan adalah teknik
dan (2) perbedaan yang signifikan
purposive cluster sampling, yaitu
2
teknik
pengambilan
sampel
skor semula 119,71 (motivasi awal)
sepenuhnya ditentukan oleh peneliti
menjadi 126,06 (motivasi akhir). Hal
untuk mencapai tujuan tertentu [8].
ini berarti H0 ditolak (p < 0,05), yang
Dengan syarat sampel tersebut harus
berarti ada perbedaan yang signifikan
bersifat normal dan homogen.
antara motivasi belajar kimia siswa
Instrumen
yang
digunakan
sebelum
dan
sesudah
mengikuti
adalah data dokumentasi, RPP, soal
pembelajaran menggunakan model
prestasi
pembelajaran kooperatif tipe GI. Hal
belajar
belajar,
kimia,
angket
kelas
ini disebabkan pembelajaran dengan
eksperimen yang disesuaikan dengan
model GI dapat mengaktifkan siswa
model pembelajaran kooperatif tipe
karena setiap siswa dengan segala
GI,
model
kemampuannya merasa dihargai dan
pembelajaran koooperatif tipe GI.
terlibat dalam proses pembelajaran.
Teknik pengumpulan data dilakukan
Rerata skor motivasi awal dan akhir
dengan teknik dokumentasi, ujian,
kelas eksperimen (A2) dapat dilihat
dan angket. Teknik analisis data
pada Tabel 1.
menggunakan uji-t sama subjek dan
Tabel 1. Rerata Skor Motivasi Awal
dan Akhir
dan
LKS
motivasi
pada
instrumen
anakova satu jalur.
Sumber
Rerata Motivasi
F0
P
A2
Awa l= 119,71
Akhir = 126,06
-3,090
0,004
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk lebih jelasnya, dapat
Hasil penelitian berupa data
diuraikan beberapa hal yang dapat
pengetahuan awal kimia, prestasi dan
menyebabkan terjadinya peningkatan
data motivasi belajar kimia. Data
motivasi belajar kimia siswa yaitu: (1)
motivasi dan prestasi belajar kimia
proses pembelajaran dengan model
siswa dianalisis menggunakan uji-t
GI
sama subjek dan anakova satu jalur.
Hasil
menggunakan
khusus
pada
analisis
statistik
uji-t
subjek,
sama
kelas
dapat
mendorong
membangkitkan minat
siswa.
dan
(2)
proses pembelajaran dengan model
GI pertama kali diterapkan pada
eksperimen
sekolah tersebut sehingga muridnya
diperoleh harga t0 sebesar -3,090 dan
sangat senang dan karena dalam
harga p sebesar 0,004, dengan rerata
3
proses pembelajaran dengan model
berdasarkan nilai ulangan semester 1
kooperatif
(pengetahuan awal) yaitu dalam satu
ini
lebih
banyak
melibatkan siswa langsung dalam
kelompok
proses pembelajaran. (3) kebanyakan
memiliki
dari
menyukai
maupun terendah, sehingga siswa
pembelajaran yang disertai dengan
yang memiliki nilai terendah dapat
praktikum.
dengan
terbantu dengan siswa yang memiliki
model pembelajaran kooperatif tipe
kemampuan lebih dalam kelompok.
GI merupakan model pembelajaran
(7) adanya pemberian hadiah bagi
kooperatif yang melibatkan siswa
kelompok
langsung
mengerjakan latihan soal di depan
siswa
lebih
Pembelajaran
di
dalam
laboratorium
sehingga memberikan suasana yang
terdapat
nilai
siswa
tertinggi,
atau
siswa
yang
sedang
dapat
kelas.
lebih hidup, menarik serta menjadikan
Jadi, secara statistik penelitian
pembelajaran yang bermakna bagi
ini
siswa.
pembelajaran menggunakan model
(4)
dengan
proses
pembelajaran
menggunakan
pembelajaran
model
kooperatif
pembelajaran
bahwa,
kooperatif
tipe
GI
GI
efektif digunakan dalam pembelajaran
menciptakan persaingan yang sehat
karena dapat meningkatkan motivasi
baik
maupun
belajar kimia siswa kelas XI IPA 4
pembelajaran
Jogonalan Klaten untuk materi pokok
secara
berkelompok.
tipe
membuktikan
individu
(5)
menggunakan model pembelajaran
larutan asam dan basa.
kooperatif tipe GI membantu para
siswa
untuk
Hasil
analisis
kovarian
mengembangkan
diperoleh harga diperoleh harga F0
kemampuan dalam hal bekerja sama,
sebesar 17,867 pada p = 0,000.
berdiskusi,
dalam
Dengan kata lain bahwa harga F0 <
mengasah
0,05. Dengan demikian berarti H0
kemampuan siswa dalam mengenal
ditolak, berarti ada perbedaan yang
alat-alat yang ada di laboratorium. (6)
signifikan
pembelajaran dengan model GI ini,
kimia
siswa
pembelajaran menggunakan model GI
kelompok
berkomunikasi
serta
dibagi
kelompok.
dapat
adil
Pembagian
dalam
satu
kelompok
4
antara
siswa
prestasi
yang
belajar
mengikuti
dengan siswa yang menggunakan
Pada
model DI.
kelas
kontrol,
model
pembelajaran langsung merupakan
Selain itu, rerata skor prestasi
bentuk
dari
pendekatan
yang
belajar kimia kelas eksperimen lebih
berorientasi kepada guru (teacher
besar daripada skor prestasi belajar
centered
appproch).
kimia kelas kontrol yaitu sebesar
pengamatan,
peneliti
78,73
masih
dan
71,36.
Hal
ini
adanya
Dari
menemukan
kelemahan
dalam
menunjukkan bahwa pembelajaran
model ini, hanya beberapa siswa yang
menggunakan model pembelajaran
aktif
kooperatif tipe GI efektif diterapkan
pembelajaran. Namun, siswa yang
dalam proses pembelajaran kimia
pasif akan tetap tidak menunjukkan
pada materi pokok larutan asam dan
keaktifannya
sampai
proses
basa. Hal ini dikarenakan penerapan
pembelajaran
berakhir.
Prestasi
model tipe GI sangat membantu siswa
belajar kimia siswa rendah, karena
selama proses pembelajaran, siswa
siswa
menjadi lebih aktif dalam memahami
pembelajaran. Hal ini dikarenakan
prosedur pada LKS. Hasil penelitian
pembelajaran dengan model DI lebih
[9] menyatakan pembelajaran kimia
berpusat pada guru dan cenderung
dikatakan efektif apabila siswa akan
membuat
lebih bergairah untuk belajar, aktif,
mendengarkan
konsentrasi, saling berdiskusi, selalu
disampaikan oleh guru.
ingin pelajaran berlangsung terus
saat
mengikuti
tidak
optimal
siswa
Perbedaan
proses
mengikuti
pasif
materi
prestasi
hanya
yang
belajar
prestasi belajar kimia yang diperoleh
kimia antara kelas eksperimen dan
nyata
kontrol terjadi karena
mendekati
diharapkan.
Rerata
hasil
skor
yang
terciptanya
prestasi
suasana belajar mengajar yang lebih
belajar kimia dapat dilihat pada Tabel
efektif pada kelas eksperimen. Hasil
2.
penelitian [10] menunjukkan bahwa
Tabel 2. Rerata Skor Prestasi Belajar
Kimia Kelas Eksperimen dan Kontrol
suasana kelas adalah adalah penentu
psikologis utama yang mempengaruhi
Kelompok
N
X
Y
Ῡ
A1
35
68,386
77,9
77,805
belajar
A2
35
67,843
70,071
70,167
kelompok dituntut berperan aktif
5
akademis.
Siswa
dalam
mencari
informasi
menyelesaikan permasalahan
untuk
siswa lebih dominan, pengetahuan
yang
yang dibangun dan diperoleh adalah
terdapat pada LKS. LKS berfungsi
hasil
sebagai media diskusi, kemudian hasil
dengan anggota kelompok sehingga
diskusi
siswa benar-benar memahami isi
dipresentasikan
masingmasing
oleh
kelompok.
Model
materi
investigasi
bersama-sama
pembelajaran
yang
telah
pembelajaran GI dengan praktikum
dipelajari. Siswa lebih senang dan
membuat siswa tertarik mengikuti
tertarik
proses pembelajaran karena siswa
dapat bertukar pengetahuan. Belajar
merasa lebih senang. Beberapa dari
berkelompok
siswa mengatakan merasa senang saat
masalah bersama dapat meningkatkan
pembelajaran
motivasi
dengan
model
belajar
berkelompok
untuk
siswa
dan
memecahkan
dalam
belajar.
pembelajaran GI. Selain itu, siswa
Pendapat ini sesuai penelitian [11]
pun lebih mudah memahami materi.
menunjukkan
Dengan pengamatan secara langsung
kelompok
lebih memudahkan siswa menerima
motivasi belajar kimia karena siswa
materi, tidak hanya membayangkan
dapat saling bertukar pendapat antar
tetapi melihat secara langsung dan
teman sebaya dalam satu kelompok.
suasana pembelajaran menjadi lebih
Didukung pula oleh tanggapan guru
menyenangkan.
yang
Hasil
penelitian
dapat
belajar
menumbuhkan
menyatakan
bahwa
[11]
pembelajaran GI sangat bagus karena
dengan
dapat meningkatkan aktifitas belajar
melibatkan siswa secara langsung
siswa dan pemahaman siswa terhadap
dalam pembelajaran dapat membuat
materi sehingga prestasi belajar siswa
siswa lebih tertarik, termotivasi, dan
pun
lebih mudah memahami konsep yang
Partisipasi siswa dalam kelompok
dipelajari.
adalah kunci utama pembelajaran
menunjukkan
Hasil
menunjukkan
bahwa
dari
bahwa
penelitian
bahwa
[12]
proses
mengalami
dengan
model
peningkatan.
pembelajaran
pembelajaran menggunakan model GI
kooperatif tipe GI. Siswa dalam satu
lebih berpusat kepada siswa. Dengan
kelompok
model pembelajaran seperti ini, peran
berperan aktif dalam menemukan dan
6
secara
berkelompok
membangun
pengetahuan
demi
mempelajari materi yang diberikan
tercapainya tujuan pembelajaran.
Untuk
mengetahui
sehingga
besarnya
prestasi
belajarnyapun
meningkat.
pengaruh pengetahuan awal kimia
Berdasarkan
hasil
yang
terhadap prestasi belajar kimia siswa,
diperoleh, penelitian ini membuktikan
maka dilakukan analisis regresi. Hasil
bahwa model GI efektif diterapkan
analisis regresi data diperoleh harga
dalam proses pembelajaran karena
rxy sebesar 0,317 dengan koefisien
mampu meningkatkan motivasi dan
determinan rxy2 0,101 pada = 0,007.
prestasi belajar kimia siswa kelas XI
Hal
bahwa
IPA 4 Jogonalan
pengetahuan awal kimia tidak ada
Ajaran 2012/2013.
ini
menunjukkan
Klaten Tahun
hubungan yang positif dan signifikan
antara pengetahuan awal kimia siswa
SIMPULAN
dengan prestasi belajar kimia siswa
setelah
perlakuan.
Berdasarkan
Besarnya
data,
pengujian
hasil
analisis
hipotesis,
dan
sumbangan efektif pengetahuan awal
pembahasan dalam penelitian ini,
kimia siswa dengan prestasi belajar
maka dapat disimpulkan bahwa: (1)
kimia siswa adalah 10,1%. Hal ini
Ada perbedaan yang signifikan antara
sesuai
[11]
motivasi belajar kimia siswa sebelum
mengatakan bahwa perbedaan prestasi
dan sesudah mengikuti pembelajaran
belajar kimia tidak bergantung dari
yang
pengetahuan awal kimia saja tetapi
pembelajaran kooperatif tipe GI. (2)
ada pengaruh lain yang lebih kuat,
Ada perbedaan yang signifikan antara
misalnya
prestasi belajar kimia siswa yang
dengan
pendapat
motivasi
belajar
kimia
menggunakan
siswa. Hal ini dikarenakan model
mengikuti
pembelajaran
dapat
menggunakan model pembelajaran
menciptakan suasana pembelajaran
kooperatif tipe GI dengan siswa yang
yang
menggunakan model pembelajaran
PAIKEM
tipe
GI
sehingga
dapat
meningkatkan motivasi belajar kimia.
DI.
Motivasi belajar yang tinggi akan
membuat siswa lebih tertarik dalam
7
proses
model
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Agus
Suprijono.
2010.
Cooperatif Learning Teori dan
Aplikasi PAIKEM. Bandung:
Genesindo
Akhmad
Sudrajat.
2009.
Pembelajaran Kooperatif Model
Group
Investigation
.http://
akhmadsudrajat. wordpress. com.
Diakses
pada
tanggal
19
September 2012.
Arum Minanti. 2010. Efektivitas
Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Group
Investigation Terhadap Motivasi
dan Prestasi Belajar Kimia untuk
Siswa Kelas XI Semester 2 SMA
Negeri I Sleman Tahun Ajaran
2009/2010. Skripsi. Yogyakarta:
FMIPA UNY.
Amanatie.
2006.
Upaya
Meningkatkan
Efektivitas
Pembelajaran
dan
Mengoptimalkan Hasil Belajar
Kimia di SMA dengan Kreativitas
Guru.
Prosiding,
Seminar
Nasional Kimia dan Pendidikan
Kimia. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
Anita Lie. 2008. Cooperative
Learning:
Mempraktikan
Cooperative Learning di Ruangruang Kelas. Jakarta: Gramedia
Barbara B Seel and Rita C
Richey (diterjemahkan oleh Dewi
Prawiladilaga.1994. Instructional
Technology: The Definition and
Domains
of
The
Field.
Washington DC.
Dalyono.
1997.
Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Doymus K & Simsek U. 2009.
Effects of Two Cooperative
Learning Strategies on Teaching
and
Learning
Topics
of
9.
10.
11.
12.
13.
14.
8
Thermochemistry. The World
Applied Sciences Journal 7 (1):
3342.
Nana Sudjana. (1998). DasarDasar Proses Belajar-Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Slavin,
Robert
E.
1995.
Cooperative Learning: Theory,
Research, and Practice. Boston:
Allyn and Bacon.
Sukardjo. 2008. Penilaian Hasil
Belajar. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
Walberg H dan Greenberg R.
1997. Using the Learning
Environment
Inventory.
Educational Leadership. 54 (8):
4546.
W. Gulo. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenad Model
Group.
Download