2.3 Antena Antena merupakan sebuah transduser yang dirancang untuk mengirim atau menerima gelombang elektromagnetik. Dalam hal ini antena akan mengkonversi gelombang elektromagnetik menjadi arus listrik atau sebaliknya. Antena secara praktis dapat mentransmisi dan menerima sinyal frekuensi radio, seperti radio dan televisi. Di udara, perjalanan sinyal terjadi sangat cepat dengan gangguan transmisi yang sangat rendah. Secara fisik, antena merupakan susunan satu atau lebih konduktor yang dalam konteks ini disebut elemen. Pada sistem transmisi, arus dibuat dalam unsur-unsur dengan menerapkan tegangan pada terminal antena dan menyebabkan unsur-unsur untuk memancarkan medan elektromagnetik. Ada dua jenis pola dasar antena pengarah yang mengacu pada dua dimensi tertentu (Hanafi 2006): 1. Omni-directional (memancar dengan kekuatan yang sama ke semua arah), seperti sebuah batang vertikal pada bidang horizontal. 2. Directional (memancar dengan kuat pada satu arah saja). 2.3.1 Random Wire Antenna Antena dengan model Random Wire merupakan antena yang dirancang dengan menggunakan kawat kabel yang sangat panjang (setidaknya seperempat dari panjang gelombang) dengan salah satu kabel terhubung ke sumber radio dan yang lainnya berada di ruang bebas. Keberadaan kabel pun dapat diatur dengan bebas disesuaikan dengan ruang yang tersedia. Konstruksi dari antena ini idealnya dibuat sebisa mungkin memanjang lebih tinggi dari pepohonan dan juga bangunan. Proses lilitan kabel (untuk menyesuaikan dengan ruangan) bisa dilakukan, namun dapat mengurangi efektifitas dan akan membuat analisis teoritis menjadi sangat sulit. Menambah panjang kabel akan lebih membantu dibanding melakukan lilitan pada kabel. 2.3.2 Perhitungan Panjang Antena Seorang perancang antena harus memperhitungkan rancangannya sesuai dengan aplikasi yang akan dilakukan, biasanya antena dirancang sesuai dengan bahan dan tempat yang ada, juga dibuat untuk beroperasi pada rentang frekuensi yang relatif sempit untuk memperkecil resiko gangguan. Sebuah antena yang umum adalah sebuah batang vertikal seperempat dari panjang gelombang panjang (Hanafi 2006). Rumus penghitung panjang antena sederhana untuk model Random wire antenna (Safi’i 2009): 984 ( feet ) f ( MHZ ) atau : 300 f ( MHZ ) ( meter ) Rumus di atas diperoleh dari kecepata rambat gelombang radio di ruang bebas yaitu 983,573 kaki per detik, atau 299,793 meter per detik dan dibulatkan menjadi 300 meter per detik yang dihitung dari jarak antar periode. Sehingga ketika ingin menghitung panjang antena dengan ukuran setengah panjang gelombang (biasa dilakukan) dapat langsung menggunakan rumus : 491,8 f ( MHZ ) atau : 2 2 150 f ( MHZ ) ( feet ) (meter ) Adanya perbedaan kecepatan rambat gelombang radio di udara terhadap suatu penghantar, maka dalam menghitung panjang fisik antena pada umumnya masih harus dikurangi reduction factor sebesar ±5%. III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan April 2009 di Workshop Instrumentasi Meteorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat dan bahan yang digunakan adalah: 3 Tipe modul transmitter-receiver sederhana dengan seri produk YCJSCON4PC, TDL-T70, dan CDT-8L. Kabel tunggal tembaga Komponen – komponen elektronika Perlengkapan workshop mekatronik Alat ukur elektronika (Digital Volt Meter / DVM) Perangkat interface 14 kanal input / output (USB port) workshop instrumentasi 13 Aki / baterai kering 12 volt 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan flowchart penelitian (lampiran 1). 3.3.1 Uji Karakteristik Modul dan Pengiriman Data Pengujian dilakukan untuk melihat apakah sistem telemetri yang terdapat pada modul transceiver tipe 1 (seri YCJSCON4PC),2 (seri TDL-T70), dan 3 (seri CDT-8L) dapat dimanfaatkan dengan baik dalam pengiriman sinyal data sesuai dengan sistem yang diinginkan sekaligus melihat karakter yang dimiliki oleh masing-masing tipe modul. Tipe modul ini dibagi sesuai dengan waktu perolehan modul ini di pasar elektronik Pengujian dilakukan baik secara manual maupun dengan menggunakan rangkaian elektronik tambahan. Saat menggunakan rangkaian tambahan, modul di operasikan dengan menggunakan rangkaian astable free running. 3.3.2 Aplikasi Alat Dalam Pengukuran Diagram pada gambar 4 merupakan blok rangkaian elektronik yang digunakan dalam aplikasi alat sebagai sistem pengiriman dan penerimaan data dengan menggunakan sistem telemetri setelah melakukan tahap-tahap uji coba pada modul. 3.3.3 Uji Kecepatan Reaksi Tombol Modul Pengujian dilakukan untuk melihat berapa cepat respon tombol pada modul, sehingga dapat diketahui waktu minimum tombol dapat merespon data yang masuk. Pengujian dilakukan dengan menggunakan rangkaian astable free running pada satu kanal saja. Gambar 5. Diagram alir uji kecepatan reaksi tombol modul Gambar 4. Diagram blok rangkaian elektronik sistem telemetri 42 3.3.4 Uji Panjang Pulsa Sinyal Pengujian dilakukan untuk melihat berapa panjang pulsa sinyal minimal yang dapat di respon oleh modul. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan astable free running, blok delay , dan rangkaian monostable. 3.3.5.3 Persiapan Rangkaian Monostable Rangkaian ini berfungsi sebagai pengatur panjang pulsa yang dikirim dari rangkaian blok delay. Panjang pulsa yang keluar diatur menggunakan kombinasi dari resistor dan kapasitor. Panjang pulsa yang dihasilkan diatur hingga batas minimal panjang pulsa dapat di respon oleh modul. 3.3.6 Jarak Jangkau Pengiriman Data Salah satu cara pengoptimalan jarak jangkauan adalah dengan memodifikasi bagian antena baik pada modul transmitter maupun receiver. Rumus penghitung panjang antenna (Safi’i 2009): 2 300 2 f ( MHZ ) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar 6. Diagram alir uji panjang pulsa sinyal 3.3.5 Persiapan Pengujian 3.3.5.1 Persiapan Rangkaian Astable Free Running Rangkaian free running pada uji ini berfungsi sebagai penghasil pulsa/ sinyal secara kontinu dengan periode interpulse yang divariasikan secara mandiri. Variasi pajang pulsa didapat dari kombinasi antara resistor dan kapasitor. Pulsa sinyal yang dihasilkan diatur dan terus diubah dari frekuensi yang lambat sampai batas minimal kecepatan pulsa sinyal dapat di respon oleh modul. 3.3.5.2 Persiapan Rangkaian Blok Delay Rangkaian ini dipersiapkan untuk pengujian panjang pulsa sinyal dan berfungsi sebagai penunda penghitung pulsa dari astable free running untuk menghasilkan satu pulsa. Setelah pulsa yang didapat dari rankaian astable free running masuk sejumlah 2n maka rangkaian ini akan menghasilkan satu pulsa. Pada uji kali ini rangkaian delay menggunakan IC 4020. Pemanfaatan Modul Sebelum memanfaatkan modul, dilakukan pengujian seberapa baik sistem yang dimiliki oleh modul tersebut dapat mendukung penelitian. Hal ini dilakukan karena produk modul ini dipasarkan dengan tidak disertai kelengkapan informasi berupa karakter dan spesifikasinya. Pengujian ini dilakukan secara manual (tombol yang ada pada modul transmitter ditekan secara acak sesuai dengan pengujian karakter) dan beberapa ada yang dilakukan dengan menggunakan rangkaian tambahan. 4.1.1 Karakteristik Modul Tipe 1 (seri YCJSCON-4PC) Pengujian modul ini dilakukan untuk melihat beberapa karakter modul, meliputi berfungsi atau tidaknya modul dalam usaha pengiriman data, respon kanal terhadap data yang masuk, dan jarak tempuh perkiraan pancaran untuk melihat sejauh apa modul ini dapat beroperasi secara maksimal. Namun, percobaan ini masih dilakukan secara manual. Hasil dari pengujian modul ini adalah data berupa pulsa sinyal dapat terkirim dan diterima dengan baik oleh modul receiver. Namun ada kendala pada sistem penggunaan kanal yang tersedia, yaitu suatu kanal yang telah dibuka (saat satu tombol ditekan) maka tidak dapat tertutup secara otomatis. Kondisi ini menyebabkan data tidak dapat masuk secara berurutan pada kanal yang sama (saat tombol ditekan berkali-kali) tanpa diselingi 5