doc - eJournal Ilmu Administrasi Negara

advertisement
EVALUASI PEMBANGUNAN DESA PADA BIDANG INFRASTRUKTUR
DI DESA KEKAYAP KECAMATAN SEBUKU
KABUPATEN NUNUKAN
Fihir Amsar Amrie
Abstrak
Fihir Amsar Amrie menulis skripsi dengan judul “Evaluasi
Pembangunan Desa Pada Bidang Infrastruktur di Desa Kekayap Kecamatan
Sebuku Kabupaten Nunukan”, dibawah bimbingan Ibu Prof. Dr. Hj. Aji Ratna
Kusuma, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Santi Rande, S. Sos.,M. Si
selaku Dosen Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pembangunan Desa khusunya
di bidang infrastruktur di lapangan sekaligus untuk mengetahui kendala-kendala
apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan Evaluasi Pembangunan Desa Pada
bidang infrastruktur Di Desa Kekayap Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pembangunan yang berada
di wilayah Kabupaten Nunukan di Desa Kekayap berasaskan RPJM. Untuk
pembangunan yang sudah dilaksanakan di pedesaan ini merupakan realisasi
pembangunan pemerintahan dan menunjang pembangunan di pedesaan berperan
serta pemerintah serta partisipasi seluruh masyarakat yang di ikutsertakan..
Kesimpulan pembangunan infrstruktur Desa Kekayap untuk saat ini
ialah belum terlaksana secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
Kurang kesadaran yang masyarakat antar pemerintah dalam bekerjasama untuk
pembangunan Desa Kekayap, Lambatnya kinerja pemerintahan Desa dalam
pembangunan Desa, dan Kurangnya pemahaman pemerintahan Desa dalam
administrasi tentang pembangunan Desa tersebut.
Kata Kunci : Evaluasi, Infrastruktur, Desa Kekayap.
Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam Pembangunan yang sebenarnya ialah suatu usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa dan
negara serta pemerintah saat ini dalam rangka pembinaan bangsa melalui berbagai
perencanaan program pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah,
dan diharapkan taraf hidup rakyat secara bertahap akan menjadi lebih baik.
Sebagai mana yang diamanatkan dalam program pembangunan jangka pendek,
410
Ejournal Administrasi Negara, volume 1, nomor 2, 2013 : 410-424
jangka menengah, maupun jangka panjang bahwa pembangunan dilaksanakan
dengan tujuan untuk kemakmuran rakyat.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur, pemerintahan Kebupaten
Nunukan sejak diberlakukannya undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pemerintahan daerah
diberikan kewenangan dalam mengurus rumahtangganya sendiri. Peraturan
daerah (PERDA), Nomor 29 tahun 2006, bahwa Kawasan Perdesaan adalah
kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan
sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi,
serta PERDA Nomor 25 tahun 2006 yaitu Perencanaan Pembangunan Desa,
bahwa pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan badan permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal – usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Usaha yang di tempuh Pemerintah Kabupaten Nunukan untuk mencapai
tujuan tersebut adalah melalui strategi pembangunan daerah yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Nunukan tahun
2006-2011 yang tertera di PERDA Nomor 25 tahun 2006 bahwa pembangunan
daerah adalah salah satu perencanaan yang disusun secara khusus oleh suatu
pemerintah dan di antaranya adalah peningkatan pembangunan infrastruktur.
Pembangunan Infrstruktur fisik maupun non fisik di Desa Kekayap tenyata
tertinggal dengan daerah lain. Hal ini dapat dilihat dengan 1) belum Optimal
tersedianya sarana jalan antar desa yang memadai, 2) belum tersedianya sarana
Jembatan antar Desa maupun RT, 3) terbatasnya sarana dan prasarana untuk
menunjang kegiatan masyarakat.
Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan diatas, bahwa pembangunan
yang sesuai dengan RPJM Desa akan ada perubahan pada Desa ditiap tahun
berikutnya akan tetapi sesuai dengan faktanya ternyata dari beberapan hal tersebut
Desa Kekayap tidak mengalami perubahan yang secara optimal dalam
pembangunan.
Kerangka Dasar Teori
Evaluasi Pembangunan Desa
Definisi Evaluasi
Menurut pendapat Arikunto (2009 : 2), bahwa: Evaluasi adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah
411
Evaluasi Pembangunan Desa Pada Bidang Infrastruktur(Fihir Amsar Amrie)
menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak tertentu untuk
menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah
dilakukan.
Menurut Wirawan (2006:12), evaluasi adalah proses pengumpulan dan
menyajikan informasi mengenai objek evaluasi, menilainya dengan standar
evaluasi dan evaluasinya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai
objek evaluasi.
Menurut Djemari Mardapi, (2000: 67). evaluasi merupakan proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai
dasar membuat keputusan dan atau menyusun kebijakan. Adapun tujuan evaluasi
adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu
program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program,
dampak/hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang
difokuskan untuk program tersebut, yaitu untuk mengambil keputusan apakah
dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan, selain itu juga dipergunakan untuk
kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang
terkait dengan program.
Perencanaan Pembangunan Desa
Menurut Iwan Nugroho (2012 : 08) perencanaan dapat diartikan sebagai
upaya untuk menghubungkan pengetahuan atau teknik yang dilandasi kaidahkaidah ilmiah ke dalam praksi (praktik-praktik yang dilandasi teori) dalam
perspektif kepentingan orang banyak atau publik. Di dalam perencanaan, oleh
karena berlandaskan kaidah ilmiah, senantiasa diizinkan terjadi perubahanperubahan dalam rangka menuju atau mendekati ide yang lebih baik. Adapun
sasarannya adalah tercapainya suatu keaktifan hasil dari pemikiran yang
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut masyarakat. Dari pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa perencanaan pembangunan berdasarkan dimensi pendekatan dan
koordinassi terdiri dari : (a) perencanaan Makro adalah perencanaan
pembangunan nasional dalam skala makro atau menyeluruh, (b) perencanaan
sektoral adalah perencanaan pembangunan yang dilakukan dengan pendekatan
berdasarkan sektor, (c) perencanaan regional dalah perencanaan dengan dimensi
pendekatan regional menitik beratkan pada aspek lokasi dimna kegiatan dilakukan
(d) perencanaan mikro adalah perencanaan skala rinci dalam perencanaan
tahunan, yang merupakan penjabaran rencana-rencana baik makro, sektoral,
maupun regional kedalam susunan proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan dengan
berbagai dokumen perencanaan dan penganggarannya. (Iwan Nugroho 2012:22)
Dari pendapat diatas dapat jelaskan bahwa perencanaan Pembangunan
adalah suatu usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang di lakukan
secara sadar oleh suatu bangsa dan negara serta pemerintah menuju modernisasi
414
Ejournal Administrasi Negara, volume 1, nomor 2, 2013 : 410-424
dalam rangka pembinaan bangsa. Penjelasan tersebut menunjukan bahwa
pembangunan memerlukan suatu perencanaan yang matang dan dilakukan secara
sadar menuju suatu perubahan yang lebih baik. Hal ini menunjukan suatu indikasi
bahwa perencanaan dan kesadaran pelaksana pembangunan sangat menentukan.
Dari hal tersebut jelaslah pada dasarnya pembangunan mengandung
unsur-unsur antara lain ialah:
1. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan.
2. Merupakan suatu usaha yang dilaksanakan secara sadar dan terencana
3. Berorientasi pada perubahan dan pertumbuhan yang mengarah pada
modernisasi.
4. Bertujuan pada usaha pembinaan bangsa yang terus menerus guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat. (Iwan Nugroho 2012:22)
Pembangunan Desa
Menurut Iwan Nugroho (2012:222) dalam pembangunan perdesaan haruslah
merumuskan kebijakan pembangunan untuk mendukung pengembangan
perekonomian perdesaan dengan cara : (1) strategi dasar memecahkan
permasalahan, (2) pencapaian memecahkan permasalahan, (3) kebijakan
pendukung (secara tidak langsung), dan (4) kebijakan berorientasi program
(secara langsung) serta perencanaan pembangunan desa juga mengandung makna
tersendiri : 1) merupakan alat untuk memastikan kemana arah kebijakan
pembangunan akan dicapai. 2) merupakan suatu kebutuhan (mendesak), untuk
menjalankan agenda pembangunan secara maksimal, tepat dan hemat. 3)
merupakan kebutuhan untuk mentransformasikan masyarakat, yang harus
dipandang bukan sebagai gerak tambal sulam melainkan sebuah proses
didalamnya memuat kejadian-kejadian, mengubah tatanan baru. 4) merupakan
alat untuk mencapai tujuan pembangunan.
UU No. 32 tahun dari 2004 menyebutkan bahwa perencanaan
pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perncanaan
pembangunan nasional, disusun daerah pemerintah daerah provinsi,
kota/kabupaten sesuai dengan kewenangannya, yakni badan pembangunan
perencanaan daerah. Ini berarti bahwa perencanaan yang dilakukan pemerintah
daerah merupakan bagian dari perencanaan pembangunan nasional yang tentunya
setiap daerah tidak bisa sendiri dalam menjalankan pembangunannya tanpa
melihat program pembangunan secara keseluruhan. Perencanaan pembangunan
daerah pada dasarnya
mempunyai ciri-ciri yang tidak banyak berbeda
sebagaimana dikemukakan pada perencanaan pembangunan.
Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Nunukan Nomor 25 tahun 2006 tentang
Perencanaan Pembangunan Desa diantaranya yaitu Perencanaan Pembangunan
Desa bertujuan untuk :
1.
Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan di desa.
411
Evaluasi Pembangunan Desa Pada Bidang Infrastruktur(Fihir Amsar Amrie)
2.
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi penyelenggaraan
pembangunan desa.
3.
Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan dalam pembangunan desa.
4.
Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan dalam pembangunan desa.
5.
Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan
Pembangunan Perencanaan Pembangunan desa juga merupakan salah satu
bentuk dimana pemerintahan Kabupaten Nunukan dalam membangun daerahnya
sendiri, mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dari hal yang kecil
hingga hal yang besar, dalam arti dari Khusus ke umum. Pemerintahan Desa
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal – usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Implementasi Kebijakan
Menurut Dunn (dalam Abidin, 2004:18), Kata policy secara etimologi
berasal dari kata polis dalam bahasa Yunani (Greek), yang berarti Negarakota. Dalam bahasa latin kata ini berubah menjadi politia, artinya Negara.
Masuk dalam bahasa inggris lama (Middle English) kata tersebut menjadi
policie, yang pengertiannya berkaitan dengan urusan pemerintah atau
administrasi pemerintah.
Otonomi Daerah
Sejak diberlakukannya undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pemerintahan daerah
diberikan kewenangan luas dalam mengurus rumahtangganya sendiri.
Kewenangan luas dimaksud secara tegas diletakan pada prinsip penyelenggaraan
pemerintah daerah, yaitu bahwa: “penyelenggaraan azaz desentralisasi secara
utuh dan bulat yang dilaksanakan di daerah Kabupaten/Kota”. Hal ini
dimaksudkan agar dalam mengimplementasikan kewenangan tersebut, daerah
Kabupaten/Kota dapat secara optimal memberikan manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat maupun pembangunan di daerah kabupaten/Kota yang
bersangkutan.
Hal tersebut menunjukakan bahwa otonomi adalah hak dan wewenang
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Apabila di cermati dari
penjelasan diatas mengandung 3 (tiga) unsur yaitu : (1) adanya hal, (2) adanya
414
Ejournal Administrasi Negara, volume 1, nomor 2, 2013 : 410-424
kewenangan dan (3) adanya Kewajiban. Dari ketiga unsur ini pada dasarnya
adalah ditujukan kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri. Sedangkan menurut pasal 1(e) UU Nomor 22 Tahun 1999
adalah sebagai berikut: “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah
kepada daerah otonomi dalam kerangka negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Berdasarkan uraian diatas bahwa desentralisasi merupakan sistem
pemerintah
dimana
urusan-urusan
pemerintah
pusat
diserahkan
penyelenggaraannya kepada satuan-satuan organisasi pemerintah di daerah-daerah
yang disebut pemerintah daerah otonomi, yaitu daerah yang berhak mengatur dan
mengurus rumahtangganya sendiri. Otonomi daerah terwujud melalui
pengalokasian dan pendistribusian kekuasaan serta pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab. Hasil yang diharapkan dari otonomi adalah pemberian layanan
publik yang lebih memuaskan, pengakomodasian partisipasi masyarakat
pengurangan beban pemerintahan pusat, penumbuhan kemandirian dan
kedewasaan daerah, serta penyusunan program yang lebih sesuai dengan
kebutuhan daerah.
Definisi Konsepsional
Evaluasi Pembangunan Desa adalah sebagai suatu kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dan hasilnya dibandingkan
dengan suatu tolak ukur memperoleh suatu kesimpulan dalam pembangunan
khususnya pada bidang infrastruktur yang sesuai dengan adanya pembangunan
desa pemerintah, untuk pencapaian tujuan yaitu memakmurkan atau
mensejahterahkan rakyatnya.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kualitaif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif dengan mengumpulkan data berupa kata-kata, baik
tulisan maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, dalam hal ini
adalah mengenai “Evaluasi pembangunan Desa Pada Bidang Infrastruktur di Desa
Kekayap Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.”
Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan hipotesis,
melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel
yang diteliti. Oleh karena itu penulis memilih untuk melakukan penelitian
kualitatif agar dapat menggambarkan keadaan di lapangan yang sebenarnya
untuk mendapat kesimpulan yang tepat.
Fokus Penelitian
411
Evaluasi Pembangunan Desa Pada Bidang Infrastruktur(Fihir Amsar Amrie)
Fokus penelitian diharapkan dapat mempermudah penelitian dalam
pengambilan dan pengolahan data yang kemudian menjadi sebuah kesimpulan.
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan bertitik tolak pada
referensi diatas, maka fokus penelitian meliputi:
1. Evaluasi Pembangunan Desa pada bidang infrastruktur di Desa Kekayap
Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan yang meliputi :
a. Pembangunan Perbaikan Jalan Desa
b. Pembangunan Perbaikan Jembatan Desa
c. Pembangunan Gedung Pendidikan /sarana dan prasarana
d. Pembangunan Puskesmas Desa/sarana dan prasarana
e. Pembangunan sarana Ibadah Desa
2. Manfaat dan Dampak Pembangunan Desa pada bidang infrastruktur di Desa
Kekayap Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.
3.
Kendala-kendala yang menghambat Pembangunan Desa pada bidang
Infrastruktur di Desa Kekayap Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.
Lokasi Penelitian
Berdasarkan judul penelitian penulis yaitu “Evaluasi Pembangunan Desa
Pada Bidang Infrastruktur Di Desa Kekayap Kecamatan Sebuku Kabupaten
Nunukan”..
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
sumbernya atau narasumber sebagai informan yang langsung berhubungan
dengan fokus penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data yang sudah diolah dalam bentuk naskah tertulis atau
dokumen.
Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan informan. Dalam penelitian
ini penunjukan informan menggunakan metode :
1. Tehnik Purposive Sampling, metode ini didasarkan pada pertimbanganpertimbangan bahwa informan tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang
kita teliti. Berdasarkan hal tersebut maka key informan dalam penelitian ini
adalah Kepala Kantor Kecamatan (Camat) dan Kepala Desa Kekayap
Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.
2. Tehnik Snowball Sampling, tehnik ini merupakan tehnik pengambilan sampel
sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, kemudian subjek sampel
ini memilih bawahannya/masyarakat setempat untuk melengkapi data..
Dikatakan snowball sampling karena dapat diibaratkan seperti bola salju yang
menggelinding ke bawah, makin lama bola itu makin besar. Yang menjadi
414
Ejournal Administrasi Negara, volume 1, nomor 2, 2013 : 410-424
informan dalam teknik ini adalah Ketua RT dan masyarakat yang berada di
Desa Kekayap Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian diperlukan teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan data-data yang akurat, teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan (library research) yaitu memanfaatkan perpustakaan
sebagai sarana dalam mengumpulkan data, dengan mempelajari buku-buku
sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan penelitian ini..
2. Penelitian lapangan (Field Work Research) yaitu kegiatan penelitian yang
penulis lakukan dengan jalan berhadapan langsung dengan objek yang diteliti
di lapangan meliputi :
a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung dilapangan mengenai
keadaan dan kondisi objek penelitian untuk mendapatkan data yang
diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
b. Wawancara, yaitu mengadakan Tanya jawab dengan responden guna
mendapatkan keterangan secara langsung.
c. Dokumentasi yaitu Pengambilan sebuah data melalui dokumen-dokumen,
foto-foto, arsip atau surat-surat yang diperlukan.
Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan digunakan dengan
metode kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan serta menganalisis data yang
diperoleh yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk penjelasan yang sebenarnya.
Untuk mengolah dan menganalisis data, penulis menggunakan data model
interaktif sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang
meliputi empat komponen, diantaranya:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan Data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan
berbagai macam cara, seperti: observasi, wawancara, dokumentasi dan
sebagainya.
b. Reduksi Data
Reduksi Data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan
dan membuat abstraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan dari
penelitian kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap ini
merupakan tahap analisis data yang mempertajam atau memusatkan,
membuat dan sekaligus dapat dibuktikan.
411
Evaluasi Pembangunan Desa Pada Bidang Infrastruktur(Fihir Amsar Amrie)
c. Penyajian Data
Penyajian Data yaitu sebagai kumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau pengambilan
tindakan. Pengambilan data ini membantu penulis memahami peristiwa
yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut
berdasarkan pemahaman.
d. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan Kesimpulan adalah merupakan langkah terakhir meliputi makna
yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara
mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodelogis,
konfigurasi yang memungkinkan diprediksikan hubungan sebab akibat
melalui hukum-hukum empiris.
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Menurut data bulan April 2012, Desa Kekayap Kecamatan Sebuku
Kabupaten Nunukan terdiri dari 02 RT dengan jumlah luas wilayah 46267.Ha.
Dan memiliki batasan-batasan wilayah sebagai berikut:
1. Batas-batas :
a. Sebelah utara
: Desa Harapan
b. Sebelah selatan
: Desa Kunyit
c. Sebelah barat
: Kecamatan Sembakung/Atap
d. Sebelah timur
: Desa Apas
2. Kondisi Goegrafis :
a. Ketinggian tanah dari permukaan laut
: 9 Km
b. Banyaknya curah hujan
: 4.102 mm/thn
c. Tofografi (daratan rendah, tinggi, pantai)
: Dataran tinggi
d. Suhu udara rata-rata
:30o-42o C
3. Orbitasi (jarak dari Pusat Pemerintahan Kelurahan) :
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan
: 3 km
b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten
: 150 k
1.
Evaluasi Pembangunan Infrastruktur Desa.
Pembangunan Desa khususnya jalan, jembatan, puskesmas, pendidikan
dan sarana ibadahlah salah satu untuk mempercepat pengembangan desa di suatu
wilayah. Berikut ini adalah bentuk Pembangunan Desa diantaranya ialah
a. Pembangunan Jalan dan Jembatan
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dilokasi penelitian bahwa
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan merupakan hal yang sangat vital
dalam pembangunan masyarakat Desa Kekayap, karena mempunyai fungsi
414
Ejournal Administrasi Negara, volume 1, nomor 2, 2013 : 410-424
sebagai salah satu memperlancar dan mendukung kehidupan dan penghidupan
masyarakat Desa Kekayap. Jika pembangunan jalan/jembatan desa baik maka
pertumbuhan desa sangat berpengaruh. Untuk pembangunan Desa tersebut
khususnya Infrastruktur jalan, berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
pembangunan saat ini masih tergolong kurang baik/maksimal, karena dalam
pembangunan Desa, pemerintah kabupaten menganggarkan dana untuk jalan desa
tidak sepenuhnya direalisasikan. Panjang jalan tersebut dapat di jelaskan yaitu
dari RT 01 ke RT 02 Desa kekayap hanya 900 km dan yang terealisasi hanya 130
km yaitu pertengahan antara RT 01 dan RT 02. Pembangunan jalan tersebut
sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa yaitu mempermudah masyarakat Desa
Kekayap dalam akses trnsportasi, baik antar RT maupun Desa serta Kecamatan,
apa lagi mengingat masyarakat setempat menurut mata pencahariannya petani.
Hal tersebut menunjukan bahwa pembangunan tersebut Desa Kekayap
tersebut tidak semaksimal mungkin dijalankan oleh pemerintahan Desa, karena
pemerintahan Kabupaten Nunukan mengalokasikan Anggaran Dana Desa (ADD)
kepada Desa Kekayap, tidak sesuai dengan kebutuhan pemerintahan Desa. Tidak
hanya pemerintahan Kabupaten saja akan tetapi pemerintahan Desa juga tidak
berusaha dalam mencairkan dana di perusahaan yang berada di wilayah tersebut.
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Berdsarkan data yang di terima peneliti bahwa pembangunan yang
bermutu dilihat dari segi kualitasnya, Peningkatan mutu pendidikan dewasa ini
merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia, sebab
keberhasilan pembangunan suatau bangsa ditentukan oleh sumber daya manusia
yang berkualitas, yang hanya dapat dihasilkan lewat pendidikan yang berkualitas
pula. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dapat
dilihat dari pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk, karena pendidikan
merupakan usaha untuk meningkatkan kecerdasan dan katerampilan maupun
pengetahuan masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di suatu wilayah atau
Desa Kekayap sangat dibutuhkan pembangunan tersebut.
Akan tetapi sama seperti halnya Desa Kekayap dapat dikatakan bahwa
pembangunan yang berada di Desa Kekayap hanya memiliki pembangunan
Pendidikan yaitu Sekolah Dasar (SD) dan di lengkapi dengan fasilitas yang ada.
Dalam pembangunan tersebut tenaga pengajar (Guru) masih tergolong kurang,
akan tetapi dalam waktu yang dekat ini untuk proses penambahan guru oleh pihak
pemerintahan Kabupaten Nunukan akan segera di laksanakan. Dengan adanya
kebijakan pemerintah dalam membangun Desanya yaitu pendidikan, diharapkan
mampu meningkatkan kualitas masyarakat Desa Kekayap.
c. Pembangunan Puskesmas
411
Evaluasi Pembangunan Desa Pada Bidang Infrastruktur(Fihir Amsar Amrie)
Berdasarkan data yang diterima peneliti bahwa Pelayanan public atau
puskesmas merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, baik itu di pusat, di Daerah, dan di Desa maupun dilingkungan Badan
Usaha Milik Negara, baik banguunan sarana maupun prasarana di daerah tersebut.
Oleh sebab itu substansi administrasi sangat berperan dalam mengatur dan
mengarahkan seluruh kegiatan organisasi pembangunan serta pelayanan dalam
mencapai tujuan. Salah satu bentuk dalam pembanguna puskesmas yang
dilaksanakan oleh pemerintah adalah pemenuhan kebutuhan kesehatan
masyarakat. Reformasi dibidang kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial dalam
masyarakat maka, meningkat pula kesadaran akan arti hidup sehat dan keadaaan
tersebut menyebabkan tuntutan masyarakat akan pembangunan puskesmas serta
pelayanan kesehatan yang bermutu, nyaman dan berorientasi pada kepuasan
konsumen semakin mendesak dimana diperlukan kinerja pelayanan yang tinggi.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yaitu ditetapkan bahwa bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan
oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota adalah pekerjaan umum, kesehatan,
pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industry dan perdagangan,
penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja serta
yang lainnya. Adapaun proses pembangunan Puskesmas dan pelayanan kesehatan
serta kualitas pelayanan berkaitan dengan ketersediaan sarana kesehatan yang
terdiri dari pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Balai Pengobatan), pelayanan
rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga kesehatan, peralatan dan obat-obatan.
Pemerintah Desa telah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pembangunan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di Desa Kekayap
Kecamatan Sebuku. Puskesmas berfungsi sebagai :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Namun, sampai saat ini usaha pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat akan kesehatan baik pembangunan puskesmas Desa masih belum
dapat memenuhi harapan masyarakat Desa Kekayap. Banyak anggota masyarakat
Desa Kekayap yang mengeluh dan merasa untuk pembangunan tersebut kurang
diperhatikan oleh pemerintahan Kabupaten Nunukan.
d. Pembangunan Sarana Ibadah
Sarana Ibadah merupakan wadah salah satu yang paling strategis dalam
membina dan menggerakkan potensi umat manusia/masyarakat untuk
414
Ejournal Administrasi Negara, volume 1, nomor 2, 2013 : 410-424
mewujudkan Sumbar Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan berkualitas.
Pembanguan sarana tempat Ibadah sangat dibutuhkan oleh setiap wilayah, daerah,
maupun desa. Karena pembangunan tersebut adalah salah satu bentuk faktor
perkembangan sosial, ekonomi masyarakat setempat.
Berdasarkan data yang di terima peneliti untuk pembangunan sarana
ibadah adalah salah satu karya terstruktur yang mempunyai implikasi luas
terhadap kualitas hidup manusia dalam spiritual. Hal ini karena konstruksi
pembangunan terdiri atas serangkaian aktivitas yang direncanakan untuk
memajukan kondisi kehidupan individu seseorang. Analogi ini menyiratkan
bahwa karya terstruktur yang dilakukan melalui pembangunan dalam berbagai
bidang kehidupan di antaranya sarana Ibadah.
Pembangunan tersebut adalah salah satu kesejahteraan sosial sebagai
bagian tak terpisahkan dari masyarakat setempat, juga mengambil peran aktif
dalam meningkatkan kualitas hidup dalam beragama. Dalam indikasi tersebut
terdapat bahwa selama beberapa tahun belakangan ini, Pemerintahan Kabupaten
ternyata belum sepenuhnya berhasil menata dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, Khususnya Desa Kekayap belum tergolong kemajuan/ perkembangan
dalam pembangunan sarana Ibadah.
2.
Manfaat dan Dampak Pembangunan Infrastruktur Desa
Dalam merealisasikan tujuan pembangunan, maka segenap potensi alam
harus digali, dikembangkan, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, demikian pula
halnya sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan sehingga dapat
mengembangkan potensi alam secara maksimal agar tujuan pembangunan dapat
tercapai. Sama seperti halnya pembangunan jalan, jembatan, pendidikan,
puskesmas, dan sarana ibadah sangat bermanfaat bagi masyarakat. Manfat yang
timbul dari pembangunan tersebut akan menghasilkan suatu dampak bagi
masyarakat, dengan adanya dampak tersebut seharusnya pemerintah bisa
mengevaluasi dari pembangunan infrastruktur yang sudah direalisasikan.
Pembangunan Desa khususnya infrastruktur sangatlah bermanfaat bagi
masyarakat disuatu wilayah, bukan hanya saja kota/kabupaten, akan tetapi desa
juga termasuk dari salah satunya. Berikut ini adalah salah satu manfaat
pembangunan desa yang meliputi:
1) Pembangunan Perbaikan Jalan Desa
2) Pembangunan Perbaikan Jembatan Desa
3) Pembangunan Gedung Pendidikan atau sarana dan prasarana
4) Pembangunan PuskesmasDesa/sarana dan prasarana
5) Pembangunan sarana ibadah Desa.
Pembangunan jalan atau jembatan Desa
merupakan salah satu
pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
Desa baik dari segi sosial atau ekonomi masyarakat.
411
Evaluasi Pembangunan Desa Pada Bidang Infrastruktur(Fihir Amsar Amrie)
a. Jalan dan Jembatan
Terkait dengan dampak pembangunan, bahwa dampak tersebut sangat
berpengaruh pada kehidupan masyarakat Desa Kekayap, Pembangunan Desa
khususnya infrastruktur jalan dan jembatan baik yang sudah direalisasikan
maupun belum direalisasikan oleh pemerintahan, seperti halnya dengan
pemerintahan Kabupaten Nunukan yang bertujuan dalam skala prioritas
pemerintah akan pembanguunan jalan ialah untuk memperlancar kehidupan
masyarakat dalam bidang pembangunan. Hal ini menujukan bahwa pembangunan
yang sudah direalisasikan berdampak adanya peningkatan penduduk dalam
menggunakan/bertaransportasi di wilayah Desa Kekayap. Dampak pembangunan
Jalan di Desa Kekayap untuk saat ini ialah masyarakat mengalami peningkatan
dalam menggunankan tranportasi, seperti bersepeda motor dan sebagainya
sedangkan jembatan yang tidak layak pakai berdampak pada pengguna pejalan
kaki.
b. Pendidikan
Terkait dengan dampak pembangunan pendidikan bagi suatu Desa,
Pembangunan Sekolah Dasar yang sudah direalisasikan pemerintahan berdampak
pada masyarakat yang bersekolah di SD 04 Desa Kekayap, baik siwa maupun
orangtuanya. Untuk siwa berdampak pada pendidikan yang mereka terima, akan
menjadi poala pikir yang berkembang dan juga fasilitas yang mereka gunakan.
Hal ini menjukan bahwa manfaat sarana ataupun prasarana Pendidikan
sangat berpengaruh pada suatu kehidupan masyarakat yang sesuai dengan tujuan
pemerintahan atau negara bahwa tujuan tersebut ialah mencerdaskan kehidupan
bangsa.
c. Puskesmas
Berdasarkan data yang diterima peneliti bahwa pembangunan puskesmas
adalah salah satu pembangunan yang merupakan unit pelaksana teknis dinas
(UPTD) kesehatan kabupaten yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disuatu wilayah, baik Kecamatan maupun Desa, akan
tetapi pembangunan tersebut tidak terlaksana secara optimal di Desa Kekayap,
padahal pembangunan tersebut sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan disuatu
wilayah, seperti mempermudah masyarakat dalam berobat dan tidak jauh lagi
pergi ke Desa lainya. Manfaat tersebut sangat berdampak pada kehidupan sosial
masyarakat setempat. Karena pembangunan puskesmas akan menjadi tolak ukur
pemerintahan dalam suatu perkembangan pembangunan Desa.
Hal ini menunjukan bahwa dampaknya adalah masyarakat yang
berdomisili di wilayah Desa Kekayap tidak mendapatakan pelayanan berobat.
414
Ejournal Administrasi Negara, volume 1, nomor 2, 2013 : 410-424
Perlu diketahui bahwa pembangunan puskesma adalah pembangunan suatu
kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk
usaha-usaha kesehatan pokok. Jenis pelayan kesehatan disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas, akan tetapi puskesmas di Desa Kekayap masih yang
belum terealisasi oleh pemerintahan saat ini bisa menjadikan tolak ukur untuk
pembangunan Desa.
d. Sarana Ibadah
Berdasarkan data yang diterima peneliti bahwa sarana ibadah merupakan
salah satu dimana masyarakat dalam beribadah akan mengunakan fasilitas yang
disediakan oleh pemerintahan., karena sarana atau prasaran ibadah adalah salah
satu faktor dimna masyarakat akan beribadah sesuai dengan keyakinanya, baik
muslim maupun non muslim. Sarana ibadah sangat bermanfaat bagi kehidupan
kemasyarakatan karena menyangkut nilai-nilai dan moral yang sesuai dengan
kehidupan masyarakat. Pembangunan tersebut adalah salah satu kesejahteraan
sosial sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat setempat, juga mengambil
peran aktif dalam meningkatkan kualitas hidup dalam beragama. Dalam indikasi
tersebut terdapat bahwa selama beberapa tahun belakangan ini. Dampak
pembangunan tersebut ialah
meningkatkan ilmu keagamaan seseorang,
berkurangnya kejahatan serta pembangunan tersebut berdampak pada kualitas dan
kuantitas hidup masyarakat bertambah akan lebih baik.
Terkait dengan dampak Pembangunan Desa di bidang infrastruktur ialah
salah satu pengaruh kuantitas dan kualitas bertambah atau berkurangnya
penduduk di Desa Kekayap. Hal ini dikarenakan bahwa pembangunan tersebut
mampu membawa masyarakat pada nilai-nilai positif.
3. Kendala-kendala yang menghambat Evaluasi Pembangunan Infrastruktur
Berdasarkan data yang peneliti terima, kendala-kendala yang
menghambat pembangunan infrastruktur tersebut dari pemerintahan Desa, baik
dalam prosedur Perencanaan Pembangunan Desa maupun Implementasi kebijakan
pembangunan tersebut. Pembangunan Desa adalah pembangunan yang bertujuan
untuk mensejahterhan masyarakat dan meningkatkan kehidupan/penghidupan
masyarakat tersebut, Akan tetapi dalam proses Pembangunan Desa khusunya di
bidang infrastruktur terkendala dengan berbagai permasalahan.
Dalam pembangunan Desa bahwa tiap masing-masing Desa berhak dan
berkewajiban untuk membangun desanya sendiri dan diwajibkan memenuhi
persyaratan, diantaranya ialah Musrembang Desa, Proposal atau naskah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Des) serta Surat Pertanggung
Jawaban (SPJ).
411
Evaluasi Pembangunan Desa Pada Bidang Infrastruktur(Fihir Amsar Amrie)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis di Desa Kekayap Kecamatan Sebuku
Kabupaten Nunukan bahwa
1. Evaluasi Pembangunan Desa pada bidang Infrastruktur yang meliputi
a. Pembangunan Jalan Desa saat ini masih tergolong kurang baik/maksimal,
karena dalam pembangunan tersebut, pemerintah Kabupaten tidak sepenuhnya
menganggarkan dana untuk Jalan Desa.
b. Pembangunan Jembatan Desa saat ini belum dilaksanakan oleh pemerintah
Desa, karena mengingat keterbatasan dana yang diberikan oleh pemerintahan
Kabupaten. Untuk sementara ini jembatan yang digunakan masyarakat saat
berupa batang kayu.
c. Pembangunan pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Desa Kekayap
Kecamatan Sebuku saat ini sudah terealisasi dengan baik.
d. Pembangunan Puskesmas untuk Desa Kekayap saat ini tidak
memiliki
bangunan atau fasilitas Puskesmas.
e. Pembangunan sarana ibadah di Desa Kekayap saat ini belum sepenuhnya
direalisasikan secara optimal oleh pemerintahan. Dari kedua sarana ibadah,
yang sudah dilaksanakan pemerintah yaitu sarana Gereja. Lambatnya
Pembangunan tersebut dikarenakan :
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam bekerjasama untuk membangun
Desanya sendiri baik secara konsep maupun teknis.
2. Lambatnya kinerja pemerintahan Desa dalam prosedur Perencanaan
Pembangunan Desa.
3. Kurangnya pemahaman Pemerintah Desa dalam Prosedur administrasi
Pembangunan Desa tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti
memberikan saran yang mungkin berguna bagi pihak-pihak yang berhubungan
dengan penelitian ini, diantaranya yaitu :
1. Pemerintahan Desa Kekayap seharusnya melaksanakan Musrembang sesuai
dengan waktu yang ditentukan oleh pemerintahan Kabupaten Nunukan.
2. Pemerintah Desa Kekayap seharusnya bersosialisasi tentang kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan Desa .
3. Pemerintahan Kecamatan Sebuku seharusnya mendampingi Pemerintah Desa
Kekayap dalam prosedur maupun teknis mengenai Pembangunan Desa.
4. Pemerintahan Kabupaten Nunukan seharusnya memprioritaskan membangun
Desa yang tertinggal dalam pembangunan.
414
Ejournal Administrasi Negara, volume 1, nomor 2, 2013 : 410-424
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2009. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan /BMA. Bumi aksara.
Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Pancur Siwah.
Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta.
Best W.Jhon. 2003. MetodePenelitian Diterjemahkan Mardalis, Bumi Aksara,
Jakarta.
Djemari Mardapi. 2000. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Mitra cendekia
Farida Yusuf Tayibnapis. 2000. Evaluasi program. Jakarta: Rineka Cipta
Iwan Nugroho, Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah : Perspektif
Ekonomi, Sosial dan Lingkungan, Jakarta : LP3ES.
Milles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif:
Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI-Press
Peraturan Daerah Nomor 25 dan 29 tahun 2006, tentang Perencanaan
pembangunan desa dan Pembangunan kawasan Perdesaan, Kabupaten
Nunukan.
Wirawan. 2006. Evaluasi : Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta.
Wahab, Solichin. 2008. Analisis Kebijaksanaan. Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Undang-undang Nomor 32 dan 33 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah dan
Perimbanan ke Uangan antara Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah
Daerah, Indonesia. Jakarta.
411
Download