ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY. I PADA MASA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAHAYU KABUPATEN SUBANG TAHUN 2015 Sanaufa Mariyya Ulfah, Neneng Widaningsih, S.ST, M.Keb, Dra. Hj. Tetty Supartini, S.ST, M.Kes Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi DIII Kebidanan Bandung ABSTRAK Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan bangsa, karena ibu yang sehat dapat melahirkan generasi sehat. Asuhan kebidanan komprehensif pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir yang berkualitas berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, hal ini berdampak terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif, bidan menerapkan model asuhan kebidanan berkelanjutan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang dikembangkan oleh Helen Varney. Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga bayi baru lahir. Laporan tugas akhir ini menggunakan metode studi kasus yang melibatkan seorang responden, yaitu seorang ibu hamil usia 23 tahun G1P0A0 yang diberikan asuhan secara komprehensif mulai dari kehamilan trimester III, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Selama kehamilan trimester III ibu mengalami nyeri punggung, sakit perut bagian bawah, dan kekhawatiran tentang jarangnya mulas. Proses persalinan berlangsung secara normal. Saat masa nifas ibu mengalami after birth pain, hemoroid, linu pada luka jahitan, konstipasi, dan bendungan ASI. Bayi ibu mengalami ikterus fisiologis, biang keringat, dan batuk. Asuhan kebidanan komprehensif diberikan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan serta dokumentasi dalam bentuk SOAP. Diharapkan institusi pelayanan kesehatan memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan. Kata Kunci : asuhan kebidanan komprehensif, manajemen kebidanan PENDAHULUAN Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Ibu sehat akan menghasilkan bayi sehat yang akan menjadi generasi kuat serta menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Tolok ukur keberhasilan kesehatan ibu yaitu dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Efendi dan Makhfudli, 2009). Menurut WHO (2014) jumlah perempuan meninggal karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan pada tahun 2013 adalah 289.000. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia tercatat mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 28%, preeklampsi/eklampsi Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 1 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5% dan lain-lain 11% (Anggara, 2015). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Subang (2015) pada bulan Januari sampai April tercatat AKI sebanyak 10 jiwa (Sindonews.com, 2015). Menurut WHO (2014) AKB pada tahun 2013 adalah 34 jiwa per 1000 kelahiran hidup. Menurut SDKI (2012) AKB di Indonesia adalah 32 per 1000 kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian bayi, yaitu bayi berat lahir rendah 29%, asfiksia 13%, tetanus 10%, masalah pemberian makan 10%, infeksi 6,7%, gangguan hematologik 5%, dan lain-lain 27% (Respatiningrum dkk, 2013). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Subang (2015) pada bulan Januari sampai April tercatat AKB sebanyak 37 jiwa (Sindonews.com, 2015). Dalam melakukan asuhan, bidan harus memiliki kualifikasi yang diilhami oleh filosofi asuhan kebidanan yang menekankan asuhannya terhadap perempuan (women centered care). Salah satu upaya untuk meningkatkan kualifikasi bidan tersebut yaitu dengan menerapkan model asuhan kebidanan yang berkelanjutan (continuity of care) dengan harapan AKI dan AKB dapat menurun (UGM, 2015). Asuhan kebidanan yang berkelanjutan dimulai sejak persiapan kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta Keluarga Berencana (KB). Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting bagi seorang perempuan. Pada masa kehamilan perempuan harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya (Riskesdas, 2007). Bidan dan perempuan meyakini bahwa kehamilan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis, sehingga asuhan yang diberikan menggunakan pendekatan preventif dan promotif. Tujuan asuhan kehamilan adalah untuk memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin, mendeteksi secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi selama kehamilan, mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan normal, mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam merawat bayi (Sulistyawati, 2009). Setelah menjalani masa kehamilan, ibu mulai masuk ke dalam masa persalinan. Persalinan adalah proses pengeluaran bayi, plasenta, dan selaput ketuban dari rahim ibu. Persalinan normal terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Saifuddin (ed.), 2010). Bidan harus selalu waspada terhadap terjadinya komplikasi dalam persalinan. Asuhan yang diberikan pada masa persalinan bukan hanya terfokus pada kejadian fisik semata, tetapi juga meliputi hubungan dengan keluarga (Mitayani, 2011). Tujuan asuhan persalinan adalah memastikan kesejahteraan ibu dan bayi baru lahir, memberikan dukungan pada persalinan normal, mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi tepat waktu, serta memberikan dukungan dan cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi (Damayanti dkk, 2014). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan selaput janin serta berlanjut hingga enam minggu dimana semua sistem tubuh akan Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 2 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 kembali pada kondisi sebelum hamil. Tujuan asuhan kebidanan selama masa nifas adalah mencegah perdarahan, memberikan kenyamanan fisik, nutrisi, hidrasi, keamanan, dan eliminasi, memberikan motivasi pada ibu dan keluarga untuk mulai mengintegrasikan proses kelahiran menjadi pengalaman hidup mereka, dan memelihara proses kedekatan dengan bayi baru lahir (Mitayani, 2011). Setelah enam minggu semua sistem tubuh ibu akan kembali pada kondisi sebelum hamil dimana ibu juga akan kembali memasuki masa subur, maka ibu dan suami perlu mendiskusikan pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan. Hal ini bertujuan agar ibu dan suami dapat merencanakan kehidupan keluarganya dengan baik, sehingga dapat mencapai keluarga yang berkualitas karena idealnya jarak antara dua kelahiran adalah 2-4 tahun. Asuhan pada ibu nifas tidak terlepas dari asuhan pada bayi baru lahir. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI dalam Dwienda dkk, 2014). Asuhan bayi baru lahir dilakukan pada saat bayi baru lahir hingga usia 28 hari dengan tujuan membebaskan jalan nafas, mempertahankan kehangatan, mencegah infeksi, mengidentifikasi masalah-masalah potensial yang memerlukan perhatian segera, memfasilitasi terbinanya hubungan antara orangtua dan bayi, dan memberikan informasi kepada orangtua tentang perawatan bayi baru lahir (Stright, 2005). Asuhan komprehensif pada masa kehamilan hingga masa nifas menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang dikembangkan oleh Helen Varney. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuanpenemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. Langkahlangkah manajemen kebidanan meliputi pengumpulan data dasar, interpretasi data, identifikasi diagnosis dan atau masalah potensial, menetapkan kebutuhan tindakan segera, menyusun rencana asuhan dan mengimplementasikannya serta mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan (Varney, 2007). Manajemen kebidanan yang baik dapat memberikan hasil asuhan yang maksimal sehingga ibu dan bayi sehat, sehingga berdampak pada derajat kesehatan ibu. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengaplikasikan manajemen asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. I dalam bentuk Tugas Akhir yang berjudul Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny.I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015. Adapun tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga bayi baru lahir. METODE Laporan kasus ini menggunakan jenis studi kasus dengan melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Lokasi pelaksanaan asuhan komprehensif ini yaitu di Bidan Praktik Mandiri (BPM) dan di rumah klien. Waktu pelaksanaannya dimulai dari Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 3 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 minggu keempat bulan Maret 2015 dengan melakukan dua kali asuhan kehamilan, asuhan persalinan, asuhan postpartum dari enam jam hingga enam minggu, dan asuhan bayi baru lahir dari dua jam hingga 28 hari. Subjek laporan kasus ini adalah Ny.I sebagai klien dalam asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Instrumen laporan kasus ini menggunakan daftar tilik pemeriksaan fisik pada ibu hamil, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, lembar SOAP, dan partograf. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara langsung/anamnesa kepada klien dan keluarga dan data rekam medis BPM. Alat dan bahan yang digunakan dalam asuhan kebidanan komprehensif ini adalah set alat pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Alat dan bahan lain yang digunakan adalah alat penunjang kegiatan asuhan kebidanan meliputi leaflet, lembar balik dan ABPK, set alat pemeriksaan laboratorium, dan obatobatan. HASIL Selama kehamilan trimester III ibu mengalami nyeri punggung, sakit perut bagian bawah, dan kekhawatiran tentang jarangnya mulas. Dalam penatalaksanaan, ibu diberikan konseling untuk mengatasi masalah dan kehawatiran yang sedang dirasakan pada masa kehamilan trimester III. Saat masa persalinan, prosesnya berlangsung secara normal dan ibu melahirkan secara pervaginam. Asuhan kebidanan persalinan tersebut dilakukan berdasarkan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) menurut JNPK-KR (2008). Saat masa nifas ibu mengalami after birth pain, hemoroid, linu pada luka jahitan, konstipasi, dan bendungan ASI. Dalam penatalaksanaan, ibu diberikan konseling untuk mengatasi masalah dan kehawatiran yang sedang dirasakan. Kondisi bayi ibu yakni mengalami ikterus fisiologis, biang keringat, dan batuk. Dalam penatalaksanaan, ibu diberikan konseling untuk mengatasi masalah dan kehawatiran mengenai kondisi bayinya.. Asuhan kebidanan komprehensif ini diberikan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan serta dokumentasi dalam bentuk SOAP. PEMBAHASAN A. Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada asuhan kebidanan kehamilan pertama, Ny. I usia 23 tahun G1P0A0 merasa hamil sembilan bulan datang untuk memeriksakan kehamilannya dengan keluhan nyeri punggung. Nyeri punggung merupakan ketidaknyamanan normal yang paling sering terjadi pada kehamilan, hal ini dihubungkan dengan lordosis yang diakibatkan oleh peningkatan berat uterus menarik tulang belakang keluar dari garis tubuh (Walsh, 2007). Nyeri punggung pada kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan karena tidak adanya otot abdomen (Sulistyawati, 2011). Asuhan yang diberikan adalah menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri punggung tersebut adalah normal dan mengajarkan senam hamil serta body mekanik yang tepat saat hamil. Asuhan yang Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 4 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 diberikan tersebut sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Walsh (2007) bahwa olahraga, meliputi gerakan pelvis dan peregangan umumnya dapat meredakan nyeri punggung. Untuk mengurangi dan mencegah keluhan nyeri punggung dan membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan maka ibu hamil perlu mekanika tubuh (body mekanik) yang benar. Mekanika tubuh (body mekanik) pada ibu hamil yaitu suatu posisi tubuh yang baik untuk menyesuaikan perubahan tubuh pada ibu hamil terutama tulang punggung yang lordosis. Mekanika tubuh (body mekanik) pada ibu hamil meliputi cara berdiri yang benar, posisi duduk yang benar, bangun dari posisi tidur, dan posisi jongkok (Dewi, Hany, 2014). Keluhan lain yang dirasakan Ny.I adalah sakit perut bagian bawah. Menurut Walsh (2007) beberapa ibu mengalami ketidaknyamanan ligamen berulang pada trimester ketiga akibat peningkatan berat uterus dan isinya. Asuhan yang diberikan adalah menjelaskan kepada ibu bahwa sakit perut bagian bawah merupakan ketidaknyamanan normal dan menyarankan untuk mengusap perutnya jika terasa sakit. Asuhan yang diberikan tersebut sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Klein dkk. (2012) bahwa sakit perut bagian bawah bukanlah hal yang berbahaya dan akan hilang dalam beberapa menit, untuk mengatasi atau mengurangi sakit perut bagian bawah adalah dengan mengusap perut dengan lembut atau mengompresnya dengan handuk hangat. Pada kasus ini, penulis tidak memberikan konseling tentang kompres hangat. Berdasarkan hasil pemeriksaan, usia kehamilan ibu sudah masuk trimester III dan bayi sudah siap untuk dilahirkan. Maka, ibu dan suami disarankan untuk melakukan hubungan suami istri sebagai salah satu cara untuk merangsang mulas. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Simkin dkk (2008) bahwa hubungan seksual menyebabkan terjadinya kontraksi rahim. Oksitosin dan prostaglandin akan dikeluarkan ke dalam rahim dan leher rahim. Prostgalandin juga ada dalam semen dan sesudah hubungan seksual, prostaglandin akan langsung memengaruhi leher rahim. Pada asuhan kebidanan kehamilan kedua, Ny.I merasa khawatir karena mulas yang dirasakan masih jarang. Salah satu perubahan psikologis yang terjadi pada trimester ketiga yaitu ibu merasa tidak senang/khawatir ketika bayi tidak lahir tepat waktu (Sulistyawati, 2007). Berdasarkan hasil pemeriksaan usia kehamilan ibu saat ini adalah 40-41 minggu, maka asuhan yang diberikan adalah menjelaskan kepada ibu bahwa batas maksimal untuk melahirkan adalah 42 minggu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Siswosuharjo dan Chakrawati (2005) bahwa kehamilan berlangsung selama 40 minggu dihitung dari tanggal haid terakhir. Namun, bila bayi lahir dua minggu sebelum atau dua minggu sesudah perkiraan kelahiran, sudah dianggap cukup umur untuk dilahirkan. Asuhan lain yang diberikan adalah menyarankan ibu dan Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 5 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 suami untuk tetap melakukan hubungan suami istri agar merangsang mulas. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Simkin dkk (2008) yang telah dibahas sebelumnya. B. Asuhan Kebidanan Persalinan Ny.I usia 23 tahun G1P0A0 datang ke BPM dengan keluhan keluar lendir darah sejak 7 jam yang lalu dan mulas sejak 5 jam yang lalu serta hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa his 3x/10’/35” dan pembukaan 2 cm. Berdasarkan data tersebut, ibu sudah mengalami tanda dan gejala persalinan yaitu penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal dua kali dalam sepuluh menit), dan adanya cairan lendir bercampur darah melalui vagina (JNPK-KR, 2008). Asuhan yang diberikan adalah menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan hidrasinya serta istirahat sebagai sumber tenaga ibu dan agar kondisi ibu tetap baik. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Hakimi (ed) (2010) bahwa cairan dan zat makanan dalam jumlah yang cukup sangat diperlukan oleh ibu dalam masa persalinan, ibu juga harus istirahat karena hal tersebut dapat mempercepat kemajuan persalinan. Saat merasa mulas, ibu diajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk menghilangkan ketegangan dan secara psikologis ibu lebih merasa tenang. Menurut Kusyati dkk (2012) bahwa salah satu manajemen nyeri persalinan adalah dengan teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukkan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernafas selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan. Asuhan lain yang diberikan adalah melakukan pain relief dan mengajarkan keluarga pain relief double-hip squeeze saat ibu merasa mulas sehingga ibu merasa lebih tenang. Menurut Chang dkk (2006) meskipun pijatan tidak dapat mengubah karakteristik rasa sakit yang dialami dalam persalinan, hal tersebut secara efektif dapat menurunkan intensitas nyeri saat persalinan. Proses kala II pada Ny.I berlangsung selama 20 menit. Proses kala II merupakan proses kelahiran bayi yang dimulai dari dilatasi serviks (pembukaan) penuh sampai kelahiran bayi (Walsh, 2008). Proses ini biasanya berlangsung dua jam pada primi dan satu jam pada multi (Saifuddin (ed.), 2013). Asuhan yang diberikan kepada Ny.I sesuai dengan pedoman asuhan persalinan normal Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 6 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 menurut JNPK-KR (2008) yaitu 58 langkah persalinan normal. Keadaan bayi setelah lahir yaitu langsung menangis, warna kulit kemerahan, dan tonus otot kuat. Setelah mengeringkan bayi, bayi diletakkan di dada ibu atau biasa disebut dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Inisiasi menyusu dini adalah proses menyusui yang pertama kali dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya. Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu, dan mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI (Utami, 2008). Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban (JNPK-KR, 2008). Pelaksanaan asuhan kala III pada Ny.I adalah dengan menerapkan manajemen aktif kala III yaitu menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM dan lamanya kala III berlangsung normal yaitu selama 10 menit. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Saifuddin (ed.) (2013) bahwa pemberian oksitosin pada kala III untuk membantu kontraksi uterus untuk pelepasan plasenta dan mengurangi perdarahan. Hal tersebut juga sama dengan pernyataan Longulo (2010) bahwa manajemen aktif kala III bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus lebih efektif sehingga dapat mempersingkat durasi kala III yaitu menjadi lebih pendek 5-15 menit dan menurunkan risiko perdarahan 60-70%. Kala empat persalinan dimulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 2 jam (JNPK-KR, 2008). Pelaksanaan asuhan kala IV pada Ny I adalah dengan mengecek laserasi dan melakukan penjahitan laserasi, membersihkan ibu dan tempat tidur agar ibu merasa lebih nyaman, mengajarkan ibu masase uterus, menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi, menganjurkan ibu untuk istirahat, menganjurkan ibu untuk belajar mobilisasi dini, dan melakukan observasi kala IV setiap 15 menit pada satu jam pertama serta 30 menit pada jam kedua. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan bahwa salah satu kewenangan yang dimiliki bidan adalah melakukan penjahitan luka jalan lahir tingkat satu dan dua. Asuhan yang diberikan juga sesuai dengan pernyataan JNPKKR (2008) bahwa asuhan yang dilakukan pada kala IV persalinan adalah melakukan masase uterus untuk merangsang uterus berkontraksi dengan baik dan kuat, evaluasi tinggi fundus, memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan, memeriksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi) perineum, dan evaluasi keadaan umum ibu. Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 7 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 C. Asuhan Kebidanan Postpartum Pada asuhan nifas 2-6 jam, Ny. I usia 23 tahun P1A0 mengeluh mulas. After birth pain atau kram perut disebabkan oleh adanya serangkaian kontraksi dan relaksasi yang terusmenerus pada uterus (Bahiyatun, 2009). Asuhan yang diberikan pada Ny. I adalah memberitahu ibu bahwa hal tersebut adalah normal, menganjurkan ibu agar tidak menahan BAK, menganjurkan ambulasi dini setelah dua jam, menganjurkan ibu untuk istirahat, dan menganjurkan untuk memenuhi nutrisi. Asuhan mengenai anjuran kepada ibu agar tidak menahan BAK sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Walsh (2008) bahwa kandung kemih yang distensi menghambat kemampuan kontraksi uterus dan dapat terjadi penyebab peningkatan perdarahan vagina. Anjuran ambulasi dini sesuai dengan pernyataan Bahiyatun (2009) yaitu ambulasi akan meningkatkan sirkulasi dan mencegah risiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih, sehingga mencegah distensi abdominal dan konstipasi. Anjuran mengenai pemenuhan istirahat dan nutrisi sesuai dengan pernyataan Nammu (2014) yaitu seorang wanita yang dalam masa nifas dan menyusui memerlukan waktu lebih banyak untuk istirahat karena sedang dalam proses penyembuhan, terutama organorgan reproduksi dan untuk kebutuhan menyusui bayinya. Pada masa nifas diperlukan asupan gizi yang bermutu dengan cukup kalori, protein, vitamin serta mineral. Kebutuhan gizi ibu meningkat 25% untuk pemulihan tenaga atau aktivitas ibu, metabolisme, cadangan dalam tubuh, penyembuhan jalan lahir, serta untuk memebuhi kebutuhan bayi berupa produksi ASI. Masalah lain yang ditemukan pada postpartum 2-6 jam yaitu ibu memiliki hemoroid yang muncul kembali setelah melahirkan. Asuhan yang diberikan adalah dengan menganjurkan ibu makan makanan yang mengandung serat, tidak menahan BAB, dan minum air rebusan daun ungu. Berdasarkan teori yang dinyatakan oleh Bahiyatun (2009) asuhan yang diberikan untuk mengurangi nyeri hemoroid adalah memasukkan hemoroid yang keluar dari rektum, meletakkan kantong es pada daerah anus, berbaring miring, serta minum lebih banyak dan makan makanan berserat dan buah. Menurut Kurniawati dan Dewanti (2013) daun ungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) adalah salah satu tanaman tradisional yang secara empiris biasa digunakan sebagai obat di Indonesia. Penggunaan yang populer sebagai obat hemoroid dan bengkak (antiinflamasi). Ahadnet (2013) menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh Idha Kusumawati dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga membuktikan Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 8 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 kemampuan daun ungu untuk mengatasi hemoroid. Pada kasus ini, penulis tidak memasukkan hemoroid yang keluar dari rektum karena ibu tidak bersedia. Penulis juga tidak memberikan konseling penanganan hemoroid kepada ibu untuk meletakkan kantong es pada daerah anus dan berbaring miring. Pada postpartum 2-6 hari, ibu mengeluh linu pada luka jahitan. Perineal pain atau nyeri perineum merupakan salah satu ketidaknyamanan pada masa nifas yang dapat disebabkan oleh episiotomi, laserasi, atau jahitan (Bahiyatun, 2009). Asuhan yang diberikan kepada ibu untuk mengatasi linu pada luka jahitan adalah memberitahu ibu bahwa hal tersebut merupakan ketidaknyamanan normal saat masa nifas sehingga ibu tidak merasa cemas, menganjurkan ibu untuk melakukan senam Kegel dan mengkonsumsi asam mefenamat untuk mengurangi nyeri. Menurut Bahiyatun (2009) asuhan yang dapat diberikan untuk nyeri perineum adalah dengan kompres dingin selama 20 menit dengan frekuensi dua sampai tiga kali sehari serta latihan Kegel untuk meningkatkan sirkulasi di daerah tersebut dan membantu memulihkan tonus otot (Bahiyatun, 2009). Menurut Kurniati dkk (2014) fungsi senam kegel yaitu membuat jahitan lebih merapat, mempercepat penyembuhan, meredakan hemoroid, meningkatkan pengendalian atas urin. Asam mefenamat adalah suatu obat golongan non steroidal inflammatory (NSAID) yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Obat ini dapat mengatasi rasa sakit ringan atau sedang (Internis, 2013)..Pada kasus ini, penulis tidak memberi konseling tentang kompres dingin. Keluhan lain yang dirasakan ibu yaitu ibu belum BAB sejak setelah melahirkan. Konstipasi sering terjadi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umunya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. Di samping itu adanya rasa takut untuk buang air besar sehubungan dengan jahitan pada perineum (Pratiwi, 2013). Berdasarkan teori di atas, asuhan yang diberikan adalah menganjurkan ibu untuk makan banyak sayur, buah, dan minum air putih, serta mengurangi kekhawatiran untuk BAB. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ibu masih memiliki hemoroid namun ibu tidak mengeluh apapun tentang hemoroid. Asuhan yang diberikan untuk mengatasi hemoroid adalah sama dengan asuhan yang diberikan sebelumnya yaitu makan makanan yang mengandung serat, tidak menahan BAB, dan minum air rebusan daun ungu. Pada postpartum dua minggu, ibu mengeluh demam sejak kemarin malam dan payudara terasa bengkak. Bendungan ASI yang terjadi pada Ny. I diakibatkan oleh banyaknya Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 9 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 ASI yang diproduksi tidak sebanding dengan yang bayi inginkan. Bendungan atau pembengkakan payudara terjadi karena adanya gangguan antara akumulasi air susu dan meningkatnya vaskularitas dan kongesti. Hal tersebut menyebabkan penyumbatan pada saluran limfa dan vena (Bahiyatun, 2009). Asuhan yang diberikan adalah memberitahu ibu agar menyusui sampai payudara terasa kosong dan menggunakan kedua payudara saat menyusui serta melakukan breast care untuk mengurangi bendungan ASI. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutarni dan Pertiwi (2014) bahwa cara mengurangi bendungan ASI adalah masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum menyusui, ibu harus didorong menyusui sesering mungkin dan selama bayi mengehendaki tanpa batas, serta menggunakan bra yang tidak ketat. Masalah lain yang ada yaitu ibu memiliki hemoroid. Asuhan yang diberikan untuk mengatasi hemoroid adalah sama dengan asuhan yang diberikan sebelumnya yaitu makan makanan yang mengandung serat, tidak menahan BAB, dan minum air rebusan daun ungu. Pada postpartum enam minggu, ibu tidak mengeluh apapun dan hasil pemeriksaan normal namum ibu masih memiliki hemoroid. Menurut Bahiyatun (2009) jika ibu telah menderita hemoroid sebelum kehamilan, kondisi ini akan sedikit bertambah baik dalam beberapa minggu tetapi tidak akan hilang. Maka asuhan yang diberikan untuk mengatasi hemoroid adalah sama dengan asuhan yang diberikan sebelumnya yaitu makan makanan yang mengandung serat, tidak menahan BAB, dan minum air rebusan daun ungu. Asuhan lain yang diberikan kepada ibu adalah konseling alat kontrasepsi. Berdasarkan teori yang dinyatakan oleh Fraser dan Cooper (2009) yaitu setelah enam minggu semua sistem tubuh ibu akan kembali pada kondisi sebelum hamil dimana ibu juga akan kembali memasuki masa subur, maka ibu dan suami perlu mendiskusikan pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan. Maka asuhan yang diberikan adalah memberikan konseling kepada ibu dan suami tentang KB menggunakan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK). Setelah dilakukan konseling mengenai KB, ibu dan suami memilih metode KB MAL (Metode Amenore Laktasi) dan suntik tiga bulan. Menurut Bahiyatun (2009) metode kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu menyusui adalah MAL, pil, progestin, suntik progestin, dan AKDR. Hal tersebut sama dengan pernyataan HTA (2010) bahwa metode kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan pada periode menyusui adalah MAL, pil progestin, suntikan progestin, metode barrier, AKDR, dan sterilisasi. Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 10 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Hasil pemeriksaan bayi baru lahir Ny.I pada usia 2 jam adalah normal. Pada proses laktasi, bayi melakukan IMD dan sudah dapat menyusu. Asuhan yang diberikan adalah memberitahu ibu dan keluarga agar selalu menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi, langsung mengganti popok yang basah, mengajarkan cara perawatan tali pusat, dan mendukung ibu untuk ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Stright (2005) bahwa tujuan asuhan bayi baru lahir adalah mempertahankan kehangatan, mencegah infeksi, memfasilitasi terbinanya hubungan antara orangtua dan bayi, dan memberikan informasi kepada orangtua tentang perawatan bayi baru lahir. Dukungan mengenai ASI Eksklusif juga sesuai dengan PPRI no.33 tahun 2012 bahwa Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Berdasarkan pernyataan State of Victoria (2012) WHO merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi hingga enam bulan tanpa memberikan makanan tambahan, hal ini dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pada usia tiga hari, bayi Ny.I mengalami ikterus fisiologis yang ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan yaitu warna kulit bayi kuning dari kepala hingga abdomen yang terjadi dalam usia tiga hari. Ikterus yang terjadi pada bayi Ny.I diakibatkan adaptasi terhadap lingkungan sehingga terjadi peningkatan bilirubin. Ikterus fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga serta tidak mempunyai dasar patologi (Gunasegaran, 2013). Asuhan yang diberikan untuk mengatasi ikterus adalah menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih sering dan menjemur bayinya setiap pagi selama 30 menit yaitu 15 menit bagian depan dan 15 menit bagian punggung serta menutup mata dan kelamin saat sedang menjemurnya. . Hal ini sesuai dengan pernyataan IDAI (2013) bahwa bayi ikterus harus tetap diberikan ASI dan jangan diganti dengan air putih atau air gula karena protein susu akan melapisi mukosa usus dan menurunkan penyerapan kembali bilirubin yang tidak terkonjugasi. Menurut Puspitosari dkk (2006) protein maupun glukosa yang terkandung di dalam ASI berguna untuk mengurangi untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke dalam hepar. Menjemur bayi yang mengalami ikterus fisilogis di bawah sinar matahari sesuai dengan pernyataan Puspitosari dkk (2006) yaitu sinar biru yang terkandung di dalam sinar matahari akan mengubah bilirubin bebas menjadi Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 11 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 fotoisomer yang larut dalam air, sehingga bilirubin akan dapat dikeluarkan melalui saluran pencernaan tanpa melalui proses konjugasi dan pada akhirnya akan mengurangi konsentrasi warna kuning yang tampak pada lapisan mukosa, kulit maupun sklera mata bayi. Lamanya menjemur bayi di bawah sinar matahari dilakukan maksimal selama 30 menit, sebab penjemuran yang lebih dari itu dikhawatirkan akan terjadi dehidrasi pada bayi, luka bakar pada kulit akibat terlalu lama dijemur, dan risiko terjadi keganasan kulit. Masalah lain yang dialami bayi Ny.I adalah adanya biang keringat. Biang keringat merupakan salah satu penyakit kulit yang dapat dijumpai sekitar 40% pada bayi cukup umur maupun prematur. Kemungkinan disebabkan oleh sel-sel pada bayi yang belum sempurna sehingga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit yang menyebabkan biang keringat (Setyawati, 2013). Asuhan yang diberikan adalah menganjurkan ibu agar selalu mengeringkan keringat bayi, mandi dua kali sehari, dan memberikan baby cream setiap selesai mandi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Priyono (2010) bahwa cara untuk mengatasi biang keringat adalah segera ganti baju bayi yang basah dengan yang kering, segera keringkan keringat bayi dan mandikan bayi dua kali sehari agar tubuhnya tetap segar. Menurut Bilna (2014) kandungan zinc oxide pada baby cream berfungsi untuk menyembuhkan biang keringat, mampu mencegah peradangan dan menjaga kelembapan kulit. Berat badan bayi Ny. I pada usia tiga hari turun 100 gram. Kehilangan berat badan sampai 10% dari berat lahir merupakan hal yang normal. Keadaan ini disebabkan perpindahan cairan dari intraseluler menuju ekstraseluler. Peningkatan cairan ekstraseluler pada neonatus menyebabkan diuresis garam dan air dalam 48-72 jam pertama. Kehilangan cairan pada neonatus harus diimbangi dengan pemberian nutrisi yang mencukupi untuk mencegah kondisi dehidrasi ataupun kekurangan kalori. Penurunan berat badan fisiologis tidak terjadi setelah neonatus usia 5-7 hari dan berat badan bertambah pada usia 12-14 hari (Rahardina, 2013). Berdasarkan teori di atas, asuhan yang diberikan tentang penurunan berat badan bayi adalah menjelaskan kepada ibu bahwa hal tersebut normal sehingga ibu tidak merasa cemas. Pada usia dua minggu, bayi Ny.I mengalami batuk sejak kemarin. Berdasarkan kondisi lingkungan, Ny.I mengalami batuk sejak tiga hari yang lalu dan sekarang sudah sembuh. Asuhan yang diberikan adalah tetap memberikan ASI sesering mungkin untuk mengatasi batuk dan memberitahu ibu serta keluarga agar menghindari bayi dari orang yang sedang sakit. Menurut Fitriyah dan Sulistyawati (2013) ASI merupakan makanan Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 12 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 terbaik bagi bayi dan beberapa penelitian menyatakan bahwa bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Menurut Nutriclub (2013) cara untuk mengatasi batuk pada bayi adalah dengan tetap memberikan ASI karena kandungan dalam ASI akan meningkatkan daya tahan tubuh. PENUTUP A. SIMPULAN 1. Penulis dapat mengumpulkan data subjektif dan objektif dalam asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Hasil data subjektif didapat dari hasil anamnesa yang telah dilakukan dan data objektif dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 2. Penulis dapat melakukan interpretasi data dari data subjektif dan data objektif dalam asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. 3. Penulis dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dalam asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. 4. Penulis dapat mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera dalam asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. 5. Penulis dapat melakukan perencanaan dalam asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. 6. Penulis dapat melaksanakan perencanaan dalam asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. 7. Penulis dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir yang telah dilakukan. B. SARAN 1. Bagi Mahasiswa Diharapkan agar terus belajar dan berlatih untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan pada kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan untuk menambahkan koleksi buku atau jurnal terbaru di perpustakaan sebagai bahan referensi. 3. Bagi Pelayanan Kesehatan Diharapkan agar memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir sesuai dengan kewenangan. DAFTAR PUSTAKA 1. Ahadnet. 2013. Lebih Dekat dengan Daun Ungu. [Online]. Tersedia di: https://www.ahadnet.com/pdf.php?id= 333 (diakses pada 10 Juli 2015). 2. Ahmad, dkk. 2012. Faktor Determinan Status Kesehatan Bayi Neonatal di RSKDIA Siti Fatimah Makasar [Online]. Tersedia di: http://jogjapress.com/index.php/KesM as/article/view/1230/640 (diakses pada 10 Juli 2015). 3. Anggara. 2015. Chapter I [Online]. Tersedia di: http://repository.usu.ac.id/bitstream/1 23456789/45662/5/Chapter%20I.pdf (diakses pada 10 Juli 2015). 4. Aprillia, Yesie. 2009. Analisis Sosialisasi Program Inisisasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Kepada Bidan di Kabupaten Klaten [Online]. Tersedia di: Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 13 ARTIKEL PENELITIAN 5. 6. 7. 8. 9. Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 http://eprints.undip.ac.id/23747/ (diakses pada 10 Juli 2015). Astria, Y., Nurbaeti, I. & Rosidiati, C. 2009. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Di Poliklinik Kebidanan Dan Kandungan Rumah Sakit X Jakarta [Online]. Tersedia di: http://jurnal.unpad.ac.id/jkp/article/do wnload/95/77 (diakses pada tanggal 31 Mei 2015). Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Bilna. 2014. Manfaat Zinc Oxide Pada Produk Perawatan Kulit Bayi [Online]. Tersedia di: http://www.bilna.com/blog/manfaatzinc-oxide-pada-produkperawatankulit-bayi/#.VaKJwyx1Guk (diakses pada 10 Juli 2015). Bobak. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Chang, dkk. 2006. A Comparison of Massage Effects on Labor Pain Using the McGill Pain Questionnaire [Online]. Tersedia di: http://journals.lww.com/jnrtwna/Abstra ct/2006/09000/A_Comparison_of_Ma ssage_Effects_on_Labor_Pai n.4.aspx (diakses pada 10 Juli 2015). Damayanti, dkk. 2014. Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir [Online]. Tersedia di: http://google.books.co.id. (diakses pada 08 Juli 2015). Depkes RI. 2011. Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan [Online]. Tersedia di: http://www.kesehatanibu.depkes.go.i d/archives/171 (diakses pada 17 Maret 2015). 10. Dewi, Hany. 2014. Hubungan Mekanika Tubuh (Body Mekanik) dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Kambangan Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal [Online]. Tersedia di: http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/d ocuments/4142.pdf (diakses pada 10 Juli 2015). 11. Dwienda dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Tersedia di: http://google.books.co.id (diakses pada 09 Juli 2015). 12. Efendi dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan [Online]. Tersedia di: http://google.books.co.id. (diakses pada17 Maret 2015). 13. Fraser dan Cooper. 2009. Myles Buku Ajar Bidan ed. 14. Jakarta: EGC. 14. Fritasari, Defi. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang TandaTanda Persalinan di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2013 [Online]. Tersedia di: http://digilib.stikeskusumahusada.ac.i d (diakses pada 10 Juli 2015). 15. Fitriyah dan Sulistyawati. 2013. Hubungan Status Pemberian ASI Eksklusif dengan KejadianMorbiditas Pada Bayi Umur 7-12 Bulan di Kota Semarang [Online]. Tersedia di: http://jurnal.abdihusada.ac.id/index.p hp/jdk/article/view/2 (diakses pada 10 Juli 2015). 16. Gunasegaran. 2013. Bab 2 Tinjauan Pustaka [Online]. Tersedia di: http://repository.usu.ac.id/bitstream/1 Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 14 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 23456789/37957/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada: 08 Juli 2015). 17. Hakimi (ed). 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan [Online]. Tersedia di: http://google.books.co.id (diakses pada 10 Juli 2015). 18. Hidayat, A. 2008 Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan [Online]. Tersedia di: http://google.books.co.id) (diakses pada: 10 Juli 2015). HTA. 2010. KB Pada Periode Menyusui [Online]. Tersedia di: https://xa.yimg.com/kq/groups/89488 345/675877902/name/KB+pada+peri ode+meny usui.pdf (diakses pada 09 Juli 2015). 19. IDAI. 2013. Air Susu Ibu dan Ikterus [Online]. Tersedia di: http://idai.or.id/publicarticles/klinik/asi/ air-susu-ibu-dan-ikterus.html (diakses pada: 09 Juli 2015). Internis. 2013. Apa Itu Asam Mefenamat? [Online]. Tersedia di: http://internis.org/apa-ituasam-mefenamat (diakses pada 10 Juli 2015). 20. JNPK-KR Kemenkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: JNPK-KR Kemenkes RI. 21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan. 22. Klein dkk. 2012. Buku Bidan. Jakarta: EGC. 23. Kurniati dkk. 2014. Analisis Pengetahuan dan Tindakan Senam Kegel terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Selatan [Online]. Tersedia di: http://www.pharmacy.ump.ac.id/index .php/Pharm/article/view/37 (diakses pada 10 Juli 2015). 24. Kurniawati dan Dewanti. 2013. Isolasi Zat Aktif Daun Wungu (Graptophyllum pictum L.griff) sebagai Imunomodulator serta Uji Aktivitasnya terhadap Infeksi Mycobacterium Tuberculosis [Online]. Tersedia di: http://repository.unej.ac.id/handle/123 456789/1214 (diakses pada 10 Juli 2015). 25. Kusyati dkk. 2012. Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Semarang Tahun 2012 [Online]. Tersedia di: http://journal.akbideub.ac.id/index.ph p/jkeb/article/view/104/103 (diakses pada 10 Juli 2015). 26. Longulo. 2010. Perbandingan Manajemen Aktif Kala III dan Konvensional terhadap Durasi Kala III [Online]. Tersedia di: http://etd.repository.ugm.ac.id/index.p hp?mod=penelitian_detail&sub=Pene lit ianDetail&act=view&typ=html&buku_i d=47642 (diakses pada 10 Juli 2015). 27. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana [Online]. Tersedia di: http://google.books.co.id (diakses pada 31 Mei 2015). 28. Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Nammu, L. 2014. Pemenuhan Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Asuhan Keperawatan Ny.G dengan Postpartum Spontan di Ruang Kenanga RSUD Karanganyar [Online]. Tersedia di: ttp://digilib.stikeskusumahusada.ac.id (diakses pada 10 Juli 2015). Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 15 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 29. NHMRC. 2012. Clinical Practice Guidelines Antenatal Care-Module I [Online]. Tersedia di: http://www.health.gov.au/internet/mai n/publishing.nsf/content/015FBFDD2 66 155 795DBCA257BF0001A0547/$File/AN C_Guidelines_Mod1_v32.pdf (diakses pada 23 Maret 2015). Nutriclub. 2013. Batuk Pilek Pada Bayi [Online]. Tersedia di: http://www.nutriclub.co.id/kategori/ba yi/kesehatan/batuk-pilek-pada-bayi (diakses pada 10 Juli 2015). 30. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif. 31. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. 32. Pratiwi. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Primipara Tentang Perubahan Fisiologi Masa Nifas di RB Kusmahati Pungkuk Jetis Jaten Karanganayr Tahun 2013 [Online]. Tersedia di: http://digilib.stikeskusumahusada.ac.i d (diakses pada 10 Juli 2015). 33. Priyono, Yunisa. 2010 Merawat Bayi Tanpa Babi Sitter [Online]. Tersedia di: http://google.books.co.id (diakses pada 10 Juli 2015). 34. Puspitosari, dkk. 2006. Pengaruh Paparan Sinar Matahari Pagi Terhadap Penurunan Tanda Ikterus Pada Ikterus Neonatorum Fisiologis (Online). Tersedia di http://jkb.ub.ac.id (diakses pada 04 Agustus 2015). 35. Rahardina. 2013. Perubahan Berat Badan Pada Neonatus [Online]. Tersedia di: http://eprints.undip.ac.id/44174/3/SIS KA_RAHARDINA_G2A009030_BAB_ II_KT I.pdf (diakses pada 10 Juli 2015). 36. Respatiningrum dkk. 2013. Hubungan Kejadian Asfiksia Nenonatorum dengan Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan diRuang Anggrek RSUD Kota Tanjungpinang Tahun 2012 [Online]. Tersedia di: http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/i mages/UserTemp/2015/04/16/20150 416 164735_7055.pdf (diakses pada 10 Juli 2015). 37. Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika. 38. Saifuddin, Abdul Bari (ed.). 2013. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 39. Saifuddin, Abdul Bari (ed). 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 40. Simkin, dkk. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi [Online]. Tesedia di: http://google.books.co.id (diakses pada 10 Juli 2015). 41. Sindonews. 2015. Angka Kematian Bayi di Subang Tinggi [Online]. Tersedia di: http://daerah.sindonews.com/read/99 6740/21/angka-kematian-bayi-disubangtinggi-1430651585 (diakses pada 10 Juli 2015). 42. Siswosuharjo dan Chakrawati. 2005. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat [Online]. Tersedia di: http://google.books.co.id (diakses pada 10 Juli 2015). 43. Suframanyan. 2014. Bab 2 Tinjauan Pustaka [Online]. Tersedia di: http://repository.usu.ac.id/bitstream/1 23456789/41185/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada: 07 Desember 2014). Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 16 ARTIKEL PENELITIAN Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015 44. Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Sutarmi dan Pertiwi. 2014. Hubungan Antara Post Natal Breast Care dengan Terjadinya Bendungan ASI di Bidan Praktek Swasta (BPS) Wilayah Kerja Puskesmas Wuryantoro Wonogiri [Online]. Tersedia di: http://journal.akbideub.ac.id/index.ph p/jkeb/article/view/130/129 (diakses pada 10 Juli 2015). 45. State of Victoria. 2012. Postnatal Care Program Guidelines for Victorian Health Services. Australia: Finisbury Green. Stright, Barbara. 2005. Maternal-Newborn Nursing [Online]. Tersedia di: http://google.books.co.id (diakses pada 09 Juli 2015). 46. Utami. 2008. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Kecepatan Keluarnya ASI pada Ibu Postpartum di BPS Firda Tuban [Online]. Tersedia di: http://lppm.stikesnu.com/wpcontent/uploads/2014/02/61.pdf (diakses pada 10 Juli 2015). 47. Varney, Helen dkk. 2007. Varney’s Midwifery Fourth Edition. USA: Jones and Bartlett Publisher. 48. Walsh, Linda V. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: ECG. 157 WHO. 2014. Infant Mortality [Online]. Tersedia di: http://www.who.int/gho/child_health/m ortality/neonatal_infant_text/en/ (diakses pada 17 Maret 2015). WHO. 2014. Maternal Mortatlity [Online]. Tersedia di: http://www.who.int/gho/maternal_heal th/mortality/maternal_mortality_text/e n/ (diakses pada 17 Maret 2015). Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4, Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected] Page 17