asuhan kebidanan komprehensif ny. i pada masa

advertisement
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY. I
PADA MASA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAHAYU
KABUPATEN SUBANG TAHUN 2015
Sanaufa Mariyya Ulfah, Neneng Widaningsih, S.ST, M.Keb,
Dra. Hj. Tetty Supartini, S.ST, M.Kes
Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi DIII Kebidanan Bandung
ABSTRAK
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan
bangsa, karena ibu yang sehat dapat melahirkan generasi sehat. Asuhan kebidanan
komprehensif pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir yang
berkualitas berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, hal
ini berdampak terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB). Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif, bidan menerapkan
model asuhan kebidanan berkelanjutan dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan yang dikembangkan oleh Helen Varney. Tujuan dari laporan tugas akhir ini
adalah untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari masa
kehamilan, persalinan, nifas, hingga bayi baru lahir. Laporan tugas akhir ini
menggunakan metode studi kasus yang melibatkan seorang responden, yaitu seorang
ibu hamil usia 23 tahun G1P0A0 yang diberikan asuhan secara komprehensif mulai dari
kehamilan trimester III, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Selama kehamilan
trimester III ibu mengalami nyeri punggung, sakit perut bagian bawah, dan
kekhawatiran tentang jarangnya mulas. Proses persalinan berlangsung secara normal.
Saat masa nifas ibu mengalami after birth pain, hemoroid, linu pada luka jahitan,
konstipasi, dan bendungan ASI. Bayi ibu mengalami ikterus fisiologis, biang keringat,
dan batuk. Asuhan kebidanan komprehensif diberikan dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan serta dokumentasi dalam bentuk SOAP.
Diharapkan institusi pelayanan kesehatan memberikan asuhan kebidanan sesuai
dengan kewenangan.
Kata Kunci : asuhan kebidanan komprehensif, manajemen kebidanan
PENDAHULUAN
Kesehatan
ibu
merupakan
komponen yang sangat penting dalam
pembangunan bangsa. Ibu sehat akan
menghasilkan bayi sehat yang akan
menjadi
generasi
kuat
serta
menciptakan keluarga sehat dan
bahagia. Tolok ukur keberhasilan
kesehatan ibu yaitu dengan melihat
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) (Efendi dan
Makhfudli, 2009).
Menurut WHO (2014) jumlah
perempuan
meninggal
karena
komplikasi selama kehamilan dan
persalinan pada tahun 2013 adalah
289.000. Berdasarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 AKI di Indonesia tercatat
mengalami kenaikan yang signifikan
yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Penyebab kematian ibu yang
paling umum di Indonesia adalah
penyebab obstetri langsung yaitu
perdarahan 28%, preeklampsi/eklampsi
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 1
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab
tidak langsung adalah trauma obstetri
5% dan lain-lain 11% (Anggara, 2015).
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten
Subang (2015) pada bulan Januari
sampai April tercatat AKI sebanyak 10
jiwa (Sindonews.com, 2015).
Menurut WHO (2014) AKB pada
tahun 2013 adalah 34 jiwa per 1000
kelahiran hidup. Menurut SDKI (2012)
AKB di Indonesia adalah 32 per 1000
kelahiran hidup. Adapun penyebab
kematian bayi, yaitu bayi berat lahir
rendah 29%, asfiksia 13%, tetanus 10%,
masalah pemberian makan 10%, infeksi
6,7%, gangguan hematologik 5%, dan
lain-lain 27% (Respatiningrum dkk,
2013). Menurut Dinas Kesehatan
Kabupaten Subang (2015) pada bulan
Januari sampai April tercatat AKB
sebanyak 37 jiwa (Sindonews.com,
2015).
Dalam melakukan asuhan, bidan
harus memiliki kualifikasi yang diilhami
oleh filosofi asuhan kebidanan yang
menekankan
asuhannya
terhadap
perempuan (women centered care).
Salah satu upaya untuk meningkatkan
kualifikasi bidan tersebut yaitu dengan
menerapkan model asuhan kebidanan
yang berkelanjutan (continuity of care)
dengan harapan AKI dan AKB dapat
menurun
(UGM,
2015).
Asuhan
kebidanan yang berkelanjutan dimulai
sejak persiapan kehamilan, kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir serta
Keluarga Berencana (KB).
Kehamilan
merupakan
masa
kehidupan yang penting bagi seorang
perempuan. Pada masa kehamilan
perempuan harus mempersiapkan diri
sebaik-baiknya
untuk
menyambut
kelahiran bayinya (Riskesdas, 2007).
Bidan dan perempuan meyakini bahwa
kehamilan merupakan proses yang
alamiah dan fisiologis, sehingga asuhan
yang
diberikan
menggunakan
pendekatan preventif dan promotif.
Tujuan asuhan kehamilan adalah untuk
memantau
kemajuan
kehamilan,
memastikan kesejahteraan ibu dan
tumbuh kembang janin, mendeteksi
secara dini adanya masalah/gangguan
dan kemungkinan komplikasi yang
terjadi
selama
kehamilan,
mempersiapkan
kehamilan
dan
persalinan
dengan
selamat,
mempersiapkan ibu agar masa nifas
dan pemberian ASI eksklusif berjalan
normal,
mempersiapkan
ibu
dan
keluarga dapat berperan dengan baik
dalam merawat bayi (Sulistyawati,
2009).
Setelah
menjalani
masa
kehamilan, ibu mulai masuk ke dalam
masa persalinan. Persalinan adalah
proses pengeluaran bayi, plasenta, dan
selaput ketuban dari rahim ibu.
Persalinan normal terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
tanpa
disertai
adanya
penyulit
(Saifuddin (ed.), 2010). Bidan harus
selalu waspada terhadap terjadinya
komplikasi dalam persalinan. Asuhan
yang diberikan pada masa persalinan
bukan hanya terfokus pada kejadian
fisik semata, tetapi juga meliputi
hubungan dengan keluarga (Mitayani,
2011). Tujuan asuhan persalinan adalah
memastikan kesejahteraan ibu dan bayi
baru lahir, memberikan dukungan pada
persalinan normal, mendeteksi dan
menatalaksanakan komplikasi tepat
waktu, serta memberikan dukungan dan
cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu,
pasangan dan keluarganya selama
persalinan
dan
kelahiran
bayi
(Damayanti dkk, 2014).
Masa
nifas
dimulai
setelah
kelahiran plasenta dan selaput janin
serta berlanjut hingga enam minggu
dimana semua sistem tubuh akan
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 2
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
kembali pada kondisi sebelum hamil.
Tujuan asuhan kebidanan selama masa
nifas adalah mencegah perdarahan,
memberikan kenyamanan fisik, nutrisi,
hidrasi, keamanan, dan eliminasi,
memberikan motivasi pada ibu dan
keluarga untuk mulai mengintegrasikan
proses kelahiran menjadi pengalaman
hidup mereka, dan memelihara proses
kedekatan dengan bayi baru lahir
(Mitayani, 2011). Setelah enam minggu
semua sistem tubuh ibu akan kembali
pada kondisi sebelum hamil dimana ibu
juga akan kembali memasuki masa
subur, maka ibu dan suami perlu
mendiskusikan
pemilihan
alat
kontrasepsi yang akan digunakan. Hal
ini bertujuan agar ibu dan suami dapat
merencanakan kehidupan keluarganya
dengan baik, sehingga dapat mencapai
keluarga yang berkualitas karena
idealnya jarak antara dua kelahiran
adalah 2-4 tahun.
Asuhan pada ibu nifas tidak
terlepas dari asuhan pada bayi baru
lahir. Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Depkes RI dalam Dwienda dkk, 2014).
Asuhan bayi baru lahir dilakukan pada
saat bayi baru lahir hingga usia 28 hari
dengan tujuan membebaskan jalan
nafas, mempertahankan kehangatan,
mencegah
infeksi,
mengidentifikasi
masalah-masalah
potensial
yang
memerlukan
perhatian
segera,
memfasilitasi
terbinanya
hubungan
antara orangtua dan bayi, dan
memberikan informasi kepada orangtua
tentang perawatan bayi baru lahir
(Stright, 2005).
Asuhan komprehensif pada masa
kehamilan
hingga
masa
nifas
menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan yang dikembangkan oleh
Helen Varney. Manajemen kebidanan
adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuanpenemuan,
keterampilan
dalam
rangkaian atau tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien. Langkahlangkah manajemen kebidanan meliputi
pengumpulan data dasar, interpretasi
data, identifikasi diagnosis dan atau
masalah
potensial,
menetapkan
kebutuhan tindakan segera, menyusun
rencana
asuhan
dan
mengimplementasikannya
serta
mengevaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan (Varney, 2007). Manajemen
kebidanan yang baik dapat memberikan
hasil asuhan yang maksimal sehingga
ibu
dan
bayi
sehat,
sehingga
berdampak pada derajat kesehatan ibu.
Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik untuk mengaplikasikan
manajemen
asuhan
kebidanan
komprehensif pada Ny. I dalam bentuk
Tugas Akhir yang berjudul Asuhan
Kebidanan Komprehensif Ny.I Pada
Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan
Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukarahayu Kabupaten
Subang Tahun 2015. Adapun tujuan
dari laporan tugas akhir ini adalah untuk
memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif dari masa kehamilan,
persalinan, nifas, hingga bayi baru lahir.
METODE
Laporan kasus ini menggunakan
jenis studi kasus dengan melakukan
asuhan kebidanan komprehensif pada
masa kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir.
Lokasi
pelaksanaan
asuhan
komprehensif ini yaitu di Bidan Praktik
Mandiri (BPM) dan di rumah klien.
Waktu pelaksanaannya dimulai dari
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 3
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
minggu keempat bulan Maret 2015
dengan melakukan dua kali asuhan
kehamilan, asuhan persalinan, asuhan
postpartum dari enam jam hingga enam
minggu, dan asuhan bayi baru lahir dari
dua jam hingga 28 hari.
Subjek laporan kasus ini adalah
Ny.I sebagai klien dalam asuhan
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir.
Instrumen laporan kasus ini
menggunakan daftar tilik pemeriksaan
fisik pada ibu hamil, persalinan, nifas,
dan bayi baru lahir, lembar SOAP, dan
partograf.
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah dengan melakukan
wawancara langsung/anamnesa kepada
klien dan keluarga dan data rekam
medis BPM.
Alat dan bahan yang digunakan
dalam asuhan kebidanan komprehensif
ini adalah set alat pemeriksaan
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir. Alat dan bahan lain yang
digunakan adalah alat penunjang
kegiatan asuhan kebidanan meliputi
leaflet, lembar balik dan ABPK, set alat
pemeriksaan laboratorium, dan obatobatan.
HASIL
Selama kehamilan trimester III ibu
mengalami nyeri punggung, sakit perut
bagian bawah, dan kekhawatiran
tentang jarangnya mulas. Dalam
penatalaksanaan,
ibu
diberikan
konseling untuk mengatasi masalah dan
kehawatiran yang sedang dirasakan
pada masa kehamilan trimester III.
Saat masa persalinan, prosesnya
berlangsung secara normal dan ibu
melahirkan secara pervaginam. Asuhan
kebidanan persalinan tersebut dilakukan
berdasarkan 58 langkah Asuhan
Persalinan Normal (APN) menurut
JNPK-KR (2008).
Saat masa nifas ibu mengalami
after birth pain, hemoroid, linu pada luka
jahitan, konstipasi, dan bendungan ASI.
Dalam penatalaksanaan, ibu diberikan
konseling untuk mengatasi masalah dan
kehawatiran yang sedang dirasakan.
Kondisi bayi ibu yakni mengalami
ikterus fisiologis, biang keringat, dan
batuk. Dalam penatalaksanaan, ibu
diberikan konseling untuk mengatasi
masalah dan kehawatiran mengenai
kondisi bayinya..
Asuhan kebidanan komprehensif
ini diberikan dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan
serta dokumentasi dalam bentuk SOAP.
PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan
Pada
asuhan
kebidanan
kehamilan pertama, Ny. I usia 23
tahun G1P0A0 merasa hamil
sembilan bulan datang untuk
memeriksakan
kehamilannya
dengan keluhan nyeri punggung.
Nyeri
punggung
merupakan
ketidaknyamanan
normal
yang
paling
sering
terjadi
pada
kehamilan, hal ini dihubungkan
dengan lordosis yang diakibatkan
oleh peningkatan berat uterus
menarik tulang belakang keluar dari
garis tubuh (Walsh, 2007). Nyeri
punggung pada kehamilan tua
disebabkan oleh meningkatnya
pergerakan
pelvis
akibat
pembesaran uterus. Bentuk tubuh
selalu
berubah
menyesuaikan
dengan pembesaran uterus ke
depan karena tidak adanya otot
abdomen (Sulistyawati, 2011).
Asuhan yang diberikan adalah
menjelaskan kepada ibu bahwa
nyeri punggung tersebut adalah
normal dan mengajarkan senam
hamil serta body mekanik yang
tepat saat hamil. Asuhan yang
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 4
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
diberikan tersebut sesuai dengan
teori yang dinyatakan oleh Walsh
(2007) bahwa olahraga, meliputi
gerakan pelvis dan peregangan
umumnya dapat meredakan nyeri
punggung. Untuk mengurangi dan
mencegah keluhan nyeri punggung
dan membentuk aktivitas sehari-hari
yang aman dan nyaman selama
kehamilan maka ibu hamil perlu
mekanika tubuh (body mekanik)
yang benar. Mekanika tubuh (body
mekanik) pada ibu hamil yaitu suatu
posisi tubuh yang baik untuk
menyesuaikan perubahan tubuh
pada ibu hamil terutama tulang
punggung yang lordosis. Mekanika
tubuh (body mekanik) pada ibu
hamil meliputi cara berdiri yang
benar, posisi duduk yang benar,
bangun dari posisi tidur, dan posisi
jongkok (Dewi, Hany, 2014).
Keluhan lain yang dirasakan
Ny.I adalah sakit perut bagian
bawah. Menurut Walsh (2007)
beberapa
ibu
mengalami
ketidaknyamanan ligamen berulang
pada
trimester
ketiga
akibat
peningkatan berat uterus dan isinya.
Asuhan yang diberikan adalah
menjelaskan kepada ibu bahwa
sakit
perut
bagian
bawah
merupakan
ketidaknyamanan
normal dan menyarankan untuk
mengusap perutnya jika terasa
sakit. Asuhan yang diberikan
tersebut sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Klein dkk. (2012)
bahwa sakit perut bagian bawah
bukanlah hal yang berbahaya dan
akan hilang dalam beberapa menit,
untuk mengatasi atau mengurangi
sakit perut bagian bawah adalah
dengan mengusap perut dengan
lembut
atau
mengompresnya
dengan handuk hangat. Pada kasus
ini, penulis tidak memberikan
konseling tentang kompres hangat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan,
usia kehamilan ibu sudah masuk
trimester III dan bayi sudah siap
untuk dilahirkan. Maka, ibu dan
suami disarankan untuk melakukan
hubungan suami istri sebagai salah
satu cara untuk merangsang mulas.
Hal ini sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Simkin dkk (2008)
bahwa
hubungan
seksual
menyebabkan terjadinya kontraksi
rahim. Oksitosin dan prostaglandin
akan dikeluarkan ke dalam rahim
dan leher rahim. Prostgalandin juga
ada dalam semen dan sesudah
hubungan seksual, prostaglandin
akan langsung memengaruhi leher
rahim.
Pada
asuhan
kebidanan
kehamilan kedua, Ny.I merasa
khawatir
karena
mulas
yang
dirasakan masih jarang. Salah satu
perubahan psikologis yang terjadi
pada trimester ketiga yaitu ibu
merasa tidak senang/khawatir ketika
bayi tidak lahir tepat waktu
(Sulistyawati, 2007). Berdasarkan
hasil pemeriksaan usia kehamilan
ibu saat ini adalah 40-41 minggu,
maka asuhan yang diberikan adalah
menjelaskan kepada ibu bahwa
batas maksimal untuk melahirkan
adalah 42 minggu. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Siswosuharjo
dan Chakrawati (2005) bahwa
kehamilan berlangsung selama 40
minggu dihitung dari tanggal haid
terakhir. Namun, bila bayi lahir dua
minggu sebelum atau dua minggu
sesudah perkiraan kelahiran, sudah
dianggap
cukup
umur
untuk
dilahirkan.
Asuhan lain yang diberikan
adalah menyarankan ibu dan
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 5
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
suami untuk tetap melakukan
hubungan suami istri agar
merangsang mulas. Hal ini sesuai
dengan teori yang dinyatakan
oleh Simkin dkk (2008) yang
telah dibahas sebelumnya.
B. Asuhan Kebidanan Persalinan
Ny.I usia 23 tahun G1P0A0
datang ke BPM dengan keluhan
keluar lendir darah sejak 7 jam
yang lalu dan mulas sejak 5 jam
yang lalu serta hasil pemeriksaan
menunjukkan
bahwa
his
3x/10’/35” dan pembukaan 2 cm.
Berdasarkan data tersebut, ibu
sudah mengalami tanda dan
gejala persalinan yaitu penipisan
dan
pembukaan
serviks,
kontraksi
uterus
yang
mengakibatkan
perubahan
serviks (frekuensi minimal dua
kali dalam sepuluh menit), dan
adanya cairan lendir bercampur
darah melalui vagina (JNPK-KR,
2008).
Asuhan
yang
diberikan
adalah menganjurkan ibu untuk
memenuhi nutrisi dan hidrasinya
serta istirahat sebagai sumber
tenaga ibu dan agar kondisi ibu
tetap baik. Hal ini sesuai dengan
teori yang dinyatakan oleh
Hakimi (ed) (2010) bahwa cairan
dan zat makanan dalam jumlah
yang cukup sangat diperlukan
oleh ibu dalam masa persalinan,
ibu juga harus istirahat karena
hal tersebut dapat mempercepat
kemajuan
persalinan.
Saat
merasa mulas, ibu diajarkan
teknik relaksasi nafas dalam
untuk
menghilangkan
ketegangan
dan
secara
psikologis ibu lebih merasa
tenang. Menurut Kusyati dkk
(2012)
bahwa
salah
satu
manajemen nyeri
persalinan
adalah dengan teknik relaksasi
nafas dalam. Teknik relaksasi
nafas dalam merupakan teknik
pereda nyeri yang banyak
memberikan masukkan terbesar
karena teknik relaksasi dalam
persalinan
dapat
mencegah
kesalahan yang berlebihan pasca
persalinan. Adapun relaksasi
bernafas
selama
proses
persalinan
dapat
mempertahankan
komponen
sistem saraf simpatis dalam
keadaan homeostatis sehingga
tidak terjadi peningkatan suplai
darah, mengurangi kecemasan
dan ketakutan agar ibu dapat
beradaptasi dengan nyeri selama
proses persalinan.
Asuhan lain yang diberikan
adalah melakukan pain relief dan
mengajarkan keluarga pain relief
double-hip squeeze saat ibu
merasa mulas sehingga ibu
merasa lebih tenang. Menurut
Chang dkk (2006) meskipun
pijatan tidak dapat mengubah
karakteristik rasa sakit yang
dialami dalam persalinan, hal
tersebut secara efektif dapat
menurunkan intensitas nyeri saat
persalinan.
Proses kala II pada Ny.I
berlangsung selama 20 menit.
Proses kala II merupakan proses
kelahiran bayi yang dimulai dari
dilatasi serviks (pembukaan)
penuh sampai kelahiran bayi
(Walsh,
2008).
Proses
ini
biasanya berlangsung dua jam
pada primi dan satu jam pada
multi (Saifuddin (ed.), 2013).
Asuhan yang diberikan kepada
Ny.I sesuai dengan pedoman
asuhan
persalinan
normal
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 6
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
menurut JNPK-KR (2008) yaitu
58 langkah persalinan normal.
Keadaan bayi setelah lahir yaitu
langsung menangis, warna kulit
kemerahan, dan tonus otot kuat.
Setelah mengeringkan bayi, bayi
diletakkan di dada ibu atau biasa
disebut dengan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD). Inisiasi menyusu dini
adalah proses menyusui yang
pertama kali dilakukan oleh
seorang ibu kepada bayinya.
Bayi pada usia 30 menit harus
disusukan pada ibunya, bukan
untuk pemberian nutrisi tetapi
untuk belajar menyusu atau
membiasakan menghisap puting
susu, dan mempersiapkan ibu
untuk mulai memproduksi ASI
(Utami, 2008).
Persalinan kala tiga dimulai
setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan
selaput
ketuban
(JNPK-KR,
2008). Pelaksanaan asuhan kala
III pada Ny.I adalah dengan
menerapkan manajemen aktif
kala III yaitu menyuntikkan
oksitosin 10 IU secara IM dan
lamanya kala III berlangsung
normal yaitu selama 10 menit.
Hal ini sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Saifuddin (ed.)
(2013)
bahwa
pemberian
oksitosin pada kala III untuk
membantu kontraksi uterus untuk
pelepasan
plasenta
dan
mengurangi perdarahan. Hal
tersebut juga sama dengan
pernyataan
Longulo
(2010)
bahwa manajemen aktif kala III
bertujuan untuk menghasilkan
kontraksi uterus lebih efektif
sehingga dapat mempersingkat
durasi kala III yaitu menjadi lebih
pendek
5-15
menit
dan
menurunkan risiko perdarahan
60-70%.
Kala
empat
persalinan
dimulai dari lahirnya plasenta dan
lamanya 2 jam (JNPK-KR, 2008).
Pelaksanaan asuhan kala IV
pada Ny I adalah dengan
mengecek
laserasi
dan
melakukan penjahitan laserasi,
membersihkan ibu dan tempat
tidur agar ibu merasa lebih
nyaman,
mengajarkan
ibu
masase uterus, menganjurkan
ibu untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi dan hidrasi, menganjurkan
ibu untuk istirahat, menganjurkan
ibu untuk belajar mobilisasi dini,
dan melakukan observasi kala IV
setiap 15 menit pada satu jam
pertama serta 30 menit pada jam
kedua. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010
tentang
izin
dan
penyelenggaraan praktik bidan
bahwa salah satu kewenangan
yang dimiliki bidan adalah
melakukan penjahitan luka jalan
lahir tingkat satu dan dua.
Asuhan yang diberikan juga
sesuai dengan pernyataan JNPKKR (2008) bahwa asuhan yang
dilakukan pada kala IV persalinan
adalah melakukan masase uterus
untuk
merangsang
uterus
berkontraksi dengan baik dan
kuat, evaluasi tinggi fundus,
memperkirakan kehilangan darah
secara keseluruhan, memeriksa
kemungkinan perdarahan dari
robekan
(laserasi
atau
episiotomi)
perineum,
dan
evaluasi keadaan umum ibu.
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 7
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
C. Asuhan Kebidanan Postpartum
Pada asuhan nifas 2-6 jam,
Ny. I usia 23 tahun P1A0
mengeluh mulas. After birth pain
atau kram perut disebabkan oleh
adanya serangkaian kontraksi
dan
relaksasi
yang
terusmenerus pada uterus (Bahiyatun,
2009). Asuhan yang diberikan
pada Ny. I adalah memberitahu
ibu bahwa hal tersebut adalah
normal, menganjurkan ibu agar
tidak
menahan
BAK,
menganjurkan
ambulasi
dini
setelah dua jam, menganjurkan
ibu
untuk
istirahat,
dan
menganjurkan untuk memenuhi
nutrisi.
Asuhan mengenai anjuran
kepada ibu agar tidak menahan
BAK sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Walsh (2008)
bahwa kandung kemih yang
distensi
menghambat
kemampuan kontraksi uterus dan
dapat
terjadi
penyebab
peningkatan perdarahan vagina.
Anjuran ambulasi dini sesuai
dengan pernyataan Bahiyatun
(2009) yaitu ambulasi akan
meningkatkan
sirkulasi
dan
mencegah risiko tromboflebitis,
meningkatkan
fungsi
kerja
peristaltik dan kandung kemih,
sehingga mencegah distensi
abdominal dan konstipasi.
Anjuran
mengenai
pemenuhan istirahat dan nutrisi
sesuai
dengan
pernyataan
Nammu (2014) yaitu seorang
wanita yang dalam masa nifas
dan menyusui memerlukan waktu
lebih banyak untuk istirahat
karena sedang dalam proses
penyembuhan, terutama organorgan reproduksi dan untuk
kebutuhan menyusui bayinya.
Pada masa nifas diperlukan
asupan gizi yang bermutu
dengan cukup kalori, protein,
vitamin serta mineral. Kebutuhan
gizi ibu meningkat 25% untuk
pemulihan tenaga atau aktivitas
ibu,
metabolisme,
cadangan
dalam tubuh, penyembuhan jalan
lahir, serta untuk memebuhi
kebutuhan bayi berupa produksi
ASI.
Masalah lain yang ditemukan
pada postpartum 2-6 jam yaitu
ibu memiliki hemoroid yang
muncul
kembali
setelah
melahirkan.
Asuhan
yang
diberikan
adalah
dengan
menganjurkan
ibu
makan
makanan yang mengandung
serat, tidak menahan BAB, dan
minum air rebusan daun ungu.
Berdasarkan
teori
yang
dinyatakan oleh Bahiyatun (2009)
asuhan yang diberikan untuk
mengurangi
nyeri
hemoroid
adalah memasukkan hemoroid
yang
keluar
dari
rektum,
meletakkan kantong es pada
daerah anus, berbaring miring,
serta minum lebih banyak dan
makan makanan berserat dan
buah. Menurut Kurniawati dan
Dewanti (2013) daun ungu
(Graptophyllum pictum (L) Griff)
adalah salah satu tanaman
tradisional yang secara empiris
biasa digunakan sebagai obat di
Indonesia. Penggunaan yang
populer sebagai obat hemoroid
dan
bengkak
(antiinflamasi).
Ahadnet (2013) menunjukkan
bahwa hasil penelitian yang
dilakukan oleh Idha Kusumawati
dari Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga
membuktikan
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 8
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
kemampuan daun ungu untuk
mengatasi hemoroid. Pada kasus
ini, penulis tidak memasukkan
hemoroid yang keluar dari rektum
karena ibu tidak bersedia.
Penulis juga tidak memberikan
konseling penanganan hemoroid
kepada ibu untuk meletakkan
kantong es pada daerah anus
dan berbaring miring.
Pada postpartum 2-6 hari, ibu
mengeluh linu pada luka jahitan.
Perineal pain atau nyeri perineum
merupakan
salah
satu
ketidaknyamanan pada masa
nifas yang dapat disebabkan oleh
episiotomi, laserasi, atau jahitan
(Bahiyatun, 2009). Asuhan yang
diberikan kepada ibu untuk
mengatasi linu pada luka jahitan
adalah memberitahu ibu bahwa
hal
tersebut
merupakan
ketidaknyamanan normal saat
masa nifas sehingga ibu tidak
merasa cemas, menganjurkan
ibu untuk melakukan senam
Kegel dan mengkonsumsi asam
mefenamat untuk mengurangi
nyeri.
Menurut Bahiyatun (2009)
asuhan yang dapat diberikan
untuk nyeri perineum adalah
dengan kompres dingin selama
20 menit dengan frekuensi dua
sampai tiga kali sehari serta
latihan
Kegel
untuk
meningkatkan sirkulasi di daerah
tersebut
dan
membantu
memulihkan
tonus
otot
(Bahiyatun,
2009).
Menurut
Kurniati dkk (2014) fungsi senam
kegel yaitu membuat jahitan lebih
merapat,
mempercepat
penyembuhan,
meredakan
hemoroid,
meningkatkan
pengendalian atas urin. Asam
mefenamat adalah suatu obat
golongan
non
steroidal
inflammatory
(NSAID)
yang
digunakan untuk mengurangi
rasa sakit. Obat ini dapat
mengatasi rasa sakit ringan atau
sedang (Internis, 2013)..Pada
kasus ini, penulis tidak memberi
konseling
tentang
kompres
dingin.
Keluhan lain yang dirasakan
ibu yaitu ibu belum BAB sejak
setelah melahirkan. Konstipasi
sering terjadi pada ibu setelah
melahirkan. Hal ini umunya
disebabkan karena makanan
padat dan kurangnya berserat
selama persalinan. Di samping
itu adanya rasa takut untuk
buang air besar sehubungan
dengan jahitan pada perineum
(Pratiwi, 2013). Berdasarkan teori
di atas, asuhan yang diberikan
adalah menganjurkan ibu untuk
makan banyak sayur, buah, dan
minum
air
putih,
serta
mengurangi kekhawatiran untuk
BAB.
Berdasarkan
hasil
pemeriksaan, ibu masih memiliki
hemoroid namun ibu tidak
mengeluh
apapun
tentang
hemoroid. Asuhan yang diberikan
untuk
mengatasi
hemoroid
adalah sama dengan asuhan
yang diberikan sebelumnya yaitu
makan
makanan
yang
mengandung
serat,
tidak
menahan BAB, dan minum air
rebusan daun ungu.
Pada
postpartum
dua
minggu, ibu mengeluh demam
sejak kemarin malam dan
payudara
terasa
bengkak.
Bendungan ASI yang terjadi pada
Ny. I diakibatkan oleh banyaknya
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 9
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
ASI
yang
diproduksi
tidak
sebanding dengan yang bayi
inginkan.
Bendungan
atau
pembengkakan payudara terjadi
karena adanya gangguan antara
akumulasi
air
susu
dan
meningkatnya vaskularitas dan
kongesti.
Hal
tersebut
menyebabkan
penyumbatan
pada saluran limfa dan vena
(Bahiyatun, 2009). Asuhan yang
diberikan adalah memberitahu
ibu agar menyusui sampai
payudara terasa kosong dan
menggunakan kedua payudara
saat menyusui serta melakukan
breast care untuk mengurangi
bendungan ASI. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Sutarni dan
Pertiwi (2014) bahwa cara
mengurangi
bendungan
ASI
adalah masase payudara dan
ASI diperas dengan tangan
sebelum menyusui, ibu harus
didorong
menyusui
sesering
mungkin dan selama bayi
mengehendaki tanpa batas, serta
menggunakan bra yang tidak
ketat. Masalah lain yang ada
yaitu ibu memiliki hemoroid.
Asuhan yang diberikan untuk
mengatasi
hemoroid
adalah
sama dengan asuhan yang
diberikan
sebelumnya
yaitu
makan
makanan
yang
mengandung
serat,
tidak
menahan BAB, dan minum air
rebusan daun ungu.
Pada
postpartum
enam
minggu, ibu tidak mengeluh
apapun dan hasil pemeriksaan
normal
namum
ibu
masih
memiliki
hemoroid.
Menurut
Bahiyatun (2009) jika ibu telah
menderita hemoroid sebelum
kehamilan, kondisi ini akan
sedikit bertambah baik dalam
beberapa minggu tetapi tidak
akan hilang. Maka asuhan yang
diberikan
untuk
mengatasi
hemoroid adalah sama dengan
asuhan
yang
diberikan
sebelumnya
yaitu
makan
makanan yang mengandung
serat, tidak menahan BAB, dan
minum air rebusan daun ungu.
Asuhan lain yang diberikan
kepada ibu adalah konseling alat
kontrasepsi. Berdasarkan teori
yang dinyatakan oleh Fraser dan
Cooper (2009) yaitu setelah
enam minggu semua sistem
tubuh ibu akan kembali pada
kondisi sebelum hamil dimana
ibu juga akan kembali memasuki
masa subur, maka ibu dan suami
perlu mendiskusikan pemilihan
alat kontrasepsi yang akan
digunakan. Maka asuhan yang
diberikan adalah memberikan
konseling kepada ibu dan suami
tentang KB menggunakan Alat
Bantu Pengambilan Keputusan
(ABPK).
Setelah
dilakukan
konseling mengenai KB, ibu dan
suami memilih metode KB MAL
(Metode Amenore Laktasi) dan
suntik tiga bulan. Menurut
Bahiyatun
(2009)
metode
kontrasepsi
yang
dapat
digunakan oleh ibu menyusui
adalah MAL, pil, progestin, suntik
progestin, dan AKDR. Hal
tersebut
sama
dengan
pernyataan HTA (2010) bahwa
metode kontrasepsi yang efektif
untuk mencegah kehamilan pada
periode menyusui adalah MAL,
pil progestin, suntikan progestin,
metode barrier, AKDR, dan
sterilisasi.
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 10
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir
Hasil pemeriksaan bayi baru
lahir Ny.I pada usia 2 jam adalah
normal. Pada proses laktasi, bayi
melakukan IMD dan sudah dapat
menyusu. Asuhan yang diberikan
adalah memberitahu ibu dan
keluarga agar selalu menjaga
kehangatan
bayi
dengan
memakaikan
topi,
langsung
mengganti popok yang basah,
mengajarkan cara perawatan tali
pusat, dan mendukung ibu untuk
ASI eksklusif. Hal ini sesuai
dengan teori yang dinyatakan
oleh Stright (2005) bahwa tujuan
asuhan bayi baru lahir adalah
mempertahankan
kehangatan,
mencegah infeksi, memfasilitasi
terbinanya
hubungan
antara
orangtua
dan
bayi,
dan
memberikan informasi kepada
orangtua tentang perawatan bayi
baru lahir. Dukungan mengenai
ASI Eksklusif juga sesuai dengan
PPRI no.33 tahun 2012 bahwa
Air Susu Ibu Eksklusif yang
selanjutnya disebut ASI Eksklusif
adalah ASI yang diberikan
kepada Bayi sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan, tanpa
menambahkan
dan/atau
mengganti dengan makanan atau
minuman
lain.
Berdasarkan
pernyataan State of Victoria
(2012) WHO merekomendasikan
untuk memberikan ASI eksklusif
kepada bayi hingga enam bulan
tanpa memberikan makanan
tambahan,
hal
ini
dapat
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal.
Pada usia tiga hari, bayi Ny.I
mengalami ikterus fisiologis yang
ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan yaitu warna kulit
bayi kuning dari kepala hingga
abdomen yang terjadi dalam usia
tiga hari. Ikterus yang terjadi
pada bayi Ny.I diakibatkan
adaptasi terhadap lingkungan
sehingga terjadi peningkatan
bilirubin. Ikterus fisiologis adalah
ikterus yang timbul pada hari
kedua dan hari ketiga serta tidak
mempunyai
dasar
patologi
(Gunasegaran, 2013). Asuhan
yang diberikan untuk mengatasi
ikterus adalah menganjurkan ibu
untuk menyusui bayinya lebih
sering dan menjemur bayinya
setiap pagi selama 30 menit yaitu
15 menit bagian depan dan 15
menit bagian punggung serta
menutup mata dan kelamin saat
sedang menjemurnya. .
Hal
ini
sesuai
dengan
pernyataan IDAI (2013) bahwa
bayi ikterus harus tetap diberikan
ASI dan jangan diganti dengan
air putih atau air gula karena
protein susu akan melapisi
mukosa usus dan menurunkan
penyerapan kembali bilirubin
yang tidak terkonjugasi. Menurut
Puspitosari dkk (2006) protein
maupun
glukosa
yang
terkandung di dalam ASI berguna
untuk
mengurangi
untuk
mengurangi timbunan bilirubin
dan mengangkut bilirubin bebas
ke dalam hepar.
Menjemur
bayi
yang
mengalami ikterus fisilogis di
bawah sinar matahari sesuai
dengan pernyataan Puspitosari
dkk (2006) yaitu sinar biru yang
terkandung di dalam sinar
matahari
akan
mengubah
bilirubin
bebas
menjadi
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 11
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
fotoisomer yang larut dalam air,
sehingga bilirubin akan dapat
dikeluarkan
melalui
saluran
pencernaan tanpa melalui proses
konjugasi dan pada akhirnya
akan mengurangi konsentrasi
warna kuning yang tampak pada
lapisan mukosa, kulit maupun
sklera mata bayi. Lamanya
menjemur bayi di bawah sinar
matahari dilakukan maksimal
selama
30
menit,
sebab
penjemuran yang lebih dari itu
dikhawatirkan
akan
terjadi
dehidrasi pada bayi, luka bakar
pada kulit akibat terlalu lama
dijemur,
dan
risiko
terjadi
keganasan kulit.
Masalah lain yang dialami
bayi Ny.I adalah adanya biang
keringat.
Biang
keringat
merupakan salah satu penyakit
kulit yang dapat dijumpai sekitar
40% pada bayi cukup umur
maupun prematur. Kemungkinan
disebabkan oleh sel-sel pada
bayi yang belum sempurna
sehingga terjadi sumbatan pada
kelenjar kulit yang menyebabkan
biang keringat (Setyawati, 2013).
Asuhan yang diberikan adalah
menganjurkan ibu agar selalu
mengeringkan keringat bayi,
mandi dua kali sehari, dan
memberikan baby cream setiap
selesai mandi. Hal ini sesuai
dengan
pernyataan
Priyono
(2010)
bahwa
cara
untuk
mengatasi biang keringat adalah
segera ganti baju bayi yang
basah dengan yang kering,
segera keringkan keringat bayi
dan mandikan bayi dua kali
sehari agar tubuhnya tetap segar.
Menurut Bilna (2014) kandungan
zinc oxide pada baby cream
berfungsi untuk menyembuhkan
biang
keringat,
mampu
mencegah
peradangan
dan
menjaga kelembapan kulit.
Berat badan bayi Ny. I pada
usia tiga hari turun 100 gram.
Kehilangan berat badan sampai
10% dari berat lahir merupakan
hal yang normal. Keadaan ini
disebabkan perpindahan cairan
dari
intraseluler
menuju
ekstraseluler. Peningkatan cairan
ekstraseluler pada neonatus
menyebabkan diuresis garam
dan air dalam 48-72 jam
pertama. Kehilangan cairan pada
neonatus
harus
diimbangi
dengan pemberian nutrisi yang
mencukupi
untuk
mencegah
kondisi
dehidrasi
ataupun
kekurangan kalori. Penurunan
berat badan fisiologis tidak terjadi
setelah neonatus usia 5-7 hari
dan berat badan bertambah pada
usia 12-14 hari (Rahardina,
2013). Berdasarkan teori di atas,
asuhan yang diberikan tentang
penurunan berat badan bayi
adalah menjelaskan kepada ibu
bahwa hal tersebut normal
sehingga ibu tidak merasa
cemas.
Pada usia dua minggu, bayi
Ny.I mengalami batuk sejak
kemarin. Berdasarkan kondisi
lingkungan,
Ny.I
mengalami
batuk sejak tiga hari yang lalu
dan sekarang sudah sembuh.
Asuhan yang diberikan adalah
tetap memberikan ASI sesering
mungkin untuk mengatasi batuk
dan memberitahu ibu serta
keluarga agar menghindari bayi
dari orang yang sedang sakit.
Menurut Fitriyah dan Sulistyawati
(2013) ASI merupakan makanan
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 12
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
terbaik bagi bayi dan beberapa
penelitian menyatakan bahwa
bayi yang diberi ASI secara
khusus terlindung dari serangan
penyakit sistem pernapasan dan
pencernaan. Menurut Nutriclub
(2013) cara untuk mengatasi
batuk pada bayi adalah dengan
tetap memberikan ASI karena
kandungan dalam ASI akan
meningkatkan daya tahan tubuh.
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Penulis dapat mengumpulkan
data subjektif dan objektif dalam
asuhan kehamilan, persalinan,
nifas, dan bayi baru lahir. Hasil
data subjektif didapat dari hasil
anamnesa yang telah dilakukan
dan data objektif dari hasil
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan penunjang.
2. Penulis
dapat
melakukan
interpretasi
data
dari
data
subjektif dan data objektif dalam
asuhan kehamilan, persalinan,
nifas, dan bayi baru lahir.
3. Penulis dapat mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial
dalam
asuhan
kehamilan,
persalinan, nifas, dan bayi baru
lahir.
4. Penulis dapat mengidentifikasi
dan menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera
dalam
asuhan
kebidanan
kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir.
5. Penulis
dapat
melakukan
perencanaan
dalam
asuhan
kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir.
6. Penulis dapat melaksanakan
perencanaan
dalam
asuhan
kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir.
7. Penulis
dapat
melakukan
evaluasi
terhadap
asuhan
kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir yang telah
dilakukan.
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar terus belajar
dan berlatih untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan asuhan pada
kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir.
2. Bagi
Institusi
Pendidikan
Diharapkan untuk menambahkan
koleksi buku atau jurnal terbaru di
perpustakaan sebagai bahan
referensi.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan agar memberikan
asuhan
kebidanan
pada
kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir sesuai dengan
kewenangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahadnet. 2013. Lebih Dekat dengan
Daun Ungu. [Online]. Tersedia di:
https://www.ahadnet.com/pdf.php?id=
333 (diakses pada 10 Juli 2015).
2. Ahmad,
dkk.
2012.
Faktor
Determinan Status Kesehatan Bayi
Neonatal di RSKDIA Siti Fatimah
Makasar [Online]. Tersedia di:
http://jogjapress.com/index.php/KesM
as/article/view/1230/640
(diakses
pada 10 Juli 2015).
3. Anggara. 2015. Chapter I [Online].
Tersedia
di:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
23456789/45662/5/Chapter%20I.pdf
(diakses pada 10 Juli 2015).
4. Aprillia,
Yesie.
2009.
Analisis
Sosialisasi
Program
Inisisasi
Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
Kepada Bidan di Kabupaten Klaten
[Online].
Tersedia
di:
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 13
ARTIKEL
PENELITIAN
5.
6.
7.
8.
9.
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
http://eprints.undip.ac.id/23747/
(diakses pada 10 Juli 2015).
Astria, Y., Nurbaeti, I. & Rosidiati, C.
2009. Hubungan Karakteristik Ibu
Hamil
Trimester
III
Dengan
Kecemasan
Dalam
Menghadapi
Persalinan Di Poliklinik Kebidanan
Dan Kandungan Rumah Sakit X
Jakarta
[Online].
Tersedia
di:
http://jurnal.unpad.ac.id/jkp/article/do
wnload/95/77 (diakses pada tanggal
31 Mei 2015).
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:
EGC. Bilna. 2014. Manfaat Zinc
Oxide Pada Produk Perawatan Kulit
Bayi
[Online].
Tersedia
di:
http://www.bilna.com/blog/manfaatzinc-oxide-pada-produkperawatankulit-bayi/#.VaKJwyx1Guk
(diakses
pada 10 Juli 2015).
Bobak. 2012. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta: EGC. Chang,
dkk. 2006. A Comparison of Massage
Effects on Labor Pain Using the
McGill Pain Questionnaire [Online].
Tersedia
di:
http://journals.lww.com/jnrtwna/Abstra
ct/2006/09000/A_Comparison_of_Ma
ssage_Effects_on_Labor_Pai
n.4.aspx (diakses pada 10 Juli 2015).
Damayanti, dkk. 2014. Buku Ajar:
Asuhan Kebidanan Komprehensif
Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru
Lahir
[Online].
Tersedia
di:
http://google.books.co.id.
(diakses
pada 08 Juli 2015).
Depkes RI. 2011. Kewenangan Bidan
Sesuai Permenkes Nomor 1464
Tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan
Praktik
Bidan
[Online].
Tersedia
di:
http://www.kesehatanibu.depkes.go.i
d/archives/171 (diakses pada 17
Maret 2015).
10. Dewi, Hany. 2014. Hubungan
Mekanika Tubuh (Body Mekanik)
dengan Nyeri Punggung Pada Ibu
Hamil Trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Kambangan Kecamatan
Lebaksiu Kabupaten Tegal [Online].
Tersedia
di:
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/d
ocuments/4142.pdf (diakses pada 10
Juli 2015).
11. Dwienda dkk. 2014. Buku Ajar
Asuhan
Kebidanan
Neonatus,
Bayi/Balita dan Anak Prasekolah
untuk Para Bidan. Tersedia di:
http://google.books.co.id
(diakses
pada 09 Juli 2015).
12. Efendi
dan
Makhfudli.
2009.
Keperawatan Kesehatan Komunitas:
Teori dan Praktik dalam Keperawatan
[Online].
Tersedia
di:
http://google.books.co.id.
(diakses
pada17 Maret 2015).
13. Fraser dan Cooper. 2009. Myles
Buku Ajar Bidan ed. 14. Jakarta:
EGC.
14. Fritasari, Defi. 2013. Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida
Tentang TandaTanda Persalinan di
BPS
Dyah
Sumarmo
Desa
Tanjungsari Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali Tahun 2013
[Online].
Tersedia
di:
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.i
d (diakses pada 10 Juli 2015).
15. Fitriyah dan Sulistyawati. 2013.
Hubungan Status Pemberian ASI
Eksklusif dengan KejadianMorbiditas
Pada Bayi Umur 7-12 Bulan di Kota
Semarang [Online]. Tersedia di:
http://jurnal.abdihusada.ac.id/index.p
hp/jdk/article/view/2 (diakses pada 10
Juli 2015).
16. Gunasegaran. 2013. Bab 2 Tinjauan
Pustaka
[Online].
Tersedia
di:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 14
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
23456789/37957/4/Chapter%20II.pdf
(diakses pada: 08 Juli 2015).
17. Hakimi (ed). 2010. Ilmu Kebidanan:
Patologi dan Fisiologi Persalinan
[Online].
Tersedia
di:
http://google.books.co.id
(diakses
pada 10 Juli 2015).
18. Hidayat, A. 2008 Pengantar Ilmu
Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan [Online]. Tersedia di:
http://google.books.co.id)
(diakses
pada: 10 Juli 2015). HTA. 2010. KB
Pada Periode Menyusui [Online].
Tersedia
di:
https://xa.yimg.com/kq/groups/89488
345/675877902/name/KB+pada+peri
ode+meny usui.pdf (diakses pada 09
Juli 2015).
19. IDAI. 2013. Air Susu Ibu dan Ikterus
[Online].
Tersedia
di:
http://idai.or.id/publicarticles/klinik/asi/
air-susu-ibu-dan-ikterus.html (diakses
pada: 09 Juli 2015). Internis. 2013.
Apa Itu Asam Mefenamat? [Online].
Tersedia di: http://internis.org/apa-ituasam-mefenamat (diakses pada 10
Juli 2015).
20. JNPK-KR Kemenkes RI. 2008.
Asuhan Persalinan Normal Asuhan
Esensial,
Pencegahan
dan
Penanggulangan Segera Komplikasi
Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: JNPK-KR Kemenkes RI.
21. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
938/Menkes/SK/VIII/2007
tentang
Standar Asuhan Kebidanan.
22. Klein dkk. 2012. Buku Bidan.
Jakarta: EGC.
23. Kurniati
dkk.
2014.
Analisis
Pengetahuan dan Tindakan Senam
Kegel terhadap Penyembuhan Luka
Perineum pada Ibu Nifas di Wilayah
Kerja Puskesmas Purwokerto Selatan
[Online].
Tersedia
di:
http://www.pharmacy.ump.ac.id/index
.php/Pharm/article/view/37 (diakses
pada 10 Juli 2015).
24. Kurniawati dan Dewanti. 2013.
Isolasi Zat Aktif Daun Wungu
(Graptophyllum
pictum
L.griff)
sebagai Imunomodulator serta Uji
Aktivitasnya
terhadap
Infeksi
Mycobacterium Tuberculosis [Online].
Tersedia
di:
http://repository.unej.ac.id/handle/123
456789/1214 (diakses pada 10 Juli
2015).
25. Kusyati dkk. 2012. Efektivitas
Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan
Kala I di Wilayah Kerja Puskesmas
Tlogosari Wetan Semarang Tahun
2012
[Online].
Tersedia
di:
http://journal.akbideub.ac.id/index.ph
p/jkeb/article/view/104/103 (diakses
pada 10 Juli 2015).
26. Longulo.
2010.
Perbandingan
Manajemen Aktif Kala III dan
Konvensional terhadap Durasi Kala III
[Online].
Tersedia
di:
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.p
hp?mod=penelitian_detail&sub=Pene
lit
ianDetail&act=view&typ=html&buku_i
d=47642 (diakses pada 10 Juli 2015).
27. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010.
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana [Online].
Tersedia di: http://google.books.co.id
(diakses pada 31 Mei 2015).
28. Mitayani.
2011.
Asuhan
Keperawatan Maternitas. Jakarta:
Salemba Medika. Nammu, L. 2014.
Pemenuhan
Nutrisi
Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Pada
Asuhan Keperawatan Ny.G dengan
Postpartum Spontan di Ruang
Kenanga
RSUD
Karanganyar
[Online].
Tersedia
di:
ttp://digilib.stikeskusumahusada.ac.id
(diakses pada 10 Juli 2015).
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 15
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
29. NHMRC. 2012. Clinical Practice
Guidelines Antenatal Care-Module I
[Online].
Tersedia
di:
http://www.health.gov.au/internet/mai
n/publishing.nsf/content/015FBFDD2
66
155
795DBCA257BF0001A0547/$File/AN
C_Guidelines_Mod1_v32.pdf
(diakses pada 23 Maret 2015).
Nutriclub. 2013. Batuk Pilek Pada
Bayi
[Online].
Tersedia
di:
http://www.nutriclub.co.id/kategori/ba
yi/kesehatan/batuk-pilek-pada-bayi
(diakses pada 10 Juli 2015).
30. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun
2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Ekslusif.
31. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
32. Pratiwi. 2013. Tingkat Pengetahuan
Ibu Post Partum Primipara Tentang
Perubahan Fisiologi Masa Nifas di
RB Kusmahati Pungkuk Jetis Jaten
Karanganayr Tahun 2013 [Online].
Tersedia
di:
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.i
d (diakses pada 10 Juli 2015).
33. Priyono, Yunisa. 2010 Merawat Bayi
Tanpa Babi Sitter [Online]. Tersedia
di: http://google.books.co.id (diakses
pada 10 Juli 2015).
34. Puspitosari, dkk. 2006. Pengaruh
Paparan
Sinar
Matahari
Pagi
Terhadap Penurunan Tanda Ikterus
Pada Ikterus Neonatorum Fisiologis
(Online).
Tersedia
di
http://jkb.ub.ac.id (diakses pada 04
Agustus 2015).
35. Rahardina. 2013. Perubahan Berat
Badan Pada Neonatus [Online].
Tersedia
di:
http://eprints.undip.ac.id/44174/3/SIS
KA_RAHARDINA_G2A009030_BAB_
II_KT I.pdf (diakses pada 10 Juli
2015).
36. Respatiningrum
dkk.
2013.
Hubungan
Kejadian
Asfiksia
Nenonatorum dengan Perkembangan
Bayi Usia 6-12 Bulan diRuang
Anggrek RSUD Kota Tanjungpinang
Tahun 2012 [Online]. Tersedia di:
http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/i
mages/UserTemp/2015/04/16/20150
416 164735_7055.pdf (diakses pada
10 Juli 2015).
37. Rohani,
dkk.
2011.
Asuhan
Kebidanan Pada Masa Persalinan.
Jakarta: Salemba Medika.
38. Saifuddin, Abdul Bari (ed.). 2013.
Ilmu
Kebidanan
Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
39. Saifuddin, Abdul Bari (ed). 2010.
Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
40. Simkin,
dkk.
2008.
Panduan
Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan
Bayi
[Online].
Tesedia
di:
http://google.books.co.id
(diakses
pada 10 Juli 2015).
41. Sindonews. 2015. Angka Kematian
Bayi di Subang Tinggi [Online].
Tersedia
di:
http://daerah.sindonews.com/read/99
6740/21/angka-kematian-bayi-disubangtinggi-1430651585
(diakses
pada 10 Juli 2015).
42. Siswosuharjo
dan
Chakrawati.
2005. Panduan Super Lengkap Hamil
Sehat
[Online].
Tersedia
di:
http://google.books.co.id
(diakses
pada 10 Juli 2015).
43. Suframanyan. 2014. Bab 2 Tinjauan
Pustaka
[Online].
Tersedia
di:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
23456789/41185/4/Chapter%20II.pdf
(diakses pada: 07 Desember 2014).
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 16
ARTIKEL
PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. I Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2015
44. Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan
Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Jakarta: Salemba Medika. Sutarmi
dan Pertiwi. 2014. Hubungan Antara
Post Natal Breast Care dengan
Terjadinya Bendungan ASI di Bidan
Praktek Swasta (BPS) Wilayah Kerja
Puskesmas Wuryantoro Wonogiri
[Online].
Tersedia
di:
http://journal.akbideub.ac.id/index.ph
p/jkeb/article/view/130/129 (diakses
pada 10 Juli 2015).
45. State of Victoria. 2012. Postnatal
Care
Program
Guidelines
for
Victorian Health Services. Australia:
Finisbury Green. Stright, Barbara.
2005. Maternal-Newborn Nursing
[Online].
Tersedia
di:
http://google.books.co.id
(diakses
pada 09 Juli 2015).
46. Utami. 2008. Hubungan Inisiasi
Menyusu Dini dengan Kecepatan
Keluarnya ASI pada Ibu Postpartum
di BPS Firda Tuban [Online].
Tersedia
di:
http://lppm.stikesnu.com/wpcontent/uploads/2014/02/61.pdf
(diakses pada 10 Juli 2015).
47. Varney, Helen dkk. 2007. Varney’s
Midwifery Fourth Edition. USA: Jones
and Bartlett Publisher.
48. Walsh, Linda V. 2008. Buku Ajar
Kebidanan Komunitas. Jakarta: ECG.
157 WHO. 2014. Infant Mortality
[Online].
Tersedia
di:
http://www.who.int/gho/child_health/m
ortality/neonatal_infant_text/en/
(diakses pada 17 Maret 2015). WHO.
2014. Maternal Mortatlity [Online].
Tersedia
di:
http://www.who.int/gho/maternal_heal
th/mortality/maternal_mortality_text/e
n/ (diakses pada 17 Maret 2015).
Korespondensi: Sanaufa Mariyya Ulfah, A.Md.Keb, Komp.Padasuka Indah II Blok C No.4,
Kabupaten Bandung Barat 40552, Mobile +628562008959, Email [email protected]
Page 17
Download