1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitain Sebelumnya (State of The

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitain Sebelumnya (State of The Art)
No. Nama
Judul Penelitian
Metodologi
Penjelasan dan Hasil Penelitian
Penulis
1.
(Rae, 2009: Social
24-31)
the
networks: Kualitatif
future
of Deskriptif
Membahas
modern
tentang
bagaimana
marketing
marketing for small
mewajibkan
business
inovasi
dan
untuk
saat
fokus
membangun
ini
pada
brand
relationship. Masalah utama dalam
studi kasus ini adalah bagaimana
sebuah
bisnis
mempertimbangkan
sosial
network
harus
penggunaan
untuk
berkomunikasi
dapat
dengan
pelanggannya.
Karena dengan pemilihan jaringan
sosial
yang
benar,
costumers
diharapkan
dapat
menerima
pendekatan
yang
dilakukan
perusahaan, sehingga hal tersebut
dapat menjadi perpanjangan segmen
yang akhirnya dapat sesuai dengan
harapan perusahaan. Contoh nyata
yang terjadi dalam penggunaaan
social
network
yang
sukses
diterapkan oleh komunitas online
www.getsatisfaction.com
yang
menyediakan forum bagi pelanggan
untuk mengajukan pertanyaan atau
mengeluh
7
tentang
berbagai
8
perusahaan,
diskusi.
dan
untuk
Dengan
forum
menggunakan
social network besar kemungkinan
hubungan
costumer
dengan
perusahaan akan semakin erat dan
hal ini sangat baik bagi peningkatan
kualitas
dan
pengenalan
atas
perusahaan, karena dengan cara ini
pelanggan
langsung
dapat
dengan
berinteraksi
pihak
internal
perusahaan, “… but consumers will
increasingly expect companies to
communicate with them through
these
tools”,
didukung
hal
oleh
ini
semakin
kebutuhan
akan
informasi yang semakin diinginkan
oleh publik dan keinginan untuk
mencari tahu sebanyak-banyaknya
mengenai produk. Cara ini juga
diterapkan oleh TheAppleBlog.com
dan Grup Facebook yang bernama
Apple Students (434.162 anggota),
hal
ini
bagaimana
telah
menunjukkan
Apple
telah
memanfaatkan kekuatan teknologi
sosial yang baru untuk mendukung
salah satu merek yang paling sukses
di dunia.
2.
(Yan, 2011: Social
688-696)
media
branding:
Fulfilling a need
in Kualitatif
Deskriptif
Dalam
satu
kondisi
perusahaan
dituntut untuk bekerja keras untuk
semakin
dekat
dengan
pelanggannya. Hal ini dilakukan
karena costumer ingin mengetahui
9
seberapa
besar
dirinya
menjadi
influence
bagi
perusahaan
dan
seberapa jauh mereka kenal atau
terhubung langsung dengan brand.
Jika digunakan dengan benar media
social dapat menjadi alat yang
sangat
membantu
merek
untuk
sebuah
berkembang
memungkinkan
suara
karena
organisasi
untuk maju dan disuarakan. Dengan
sosial media juga pelanggan dapat
diberikan akses untuk terlibat dalam
merek.
Keuntungan
mengunakan
sosial media juga berdampak pada
brand
strategy,
karena
dengan
adanya interaksi, costumers dapat
secara nyata memberikan timbalbalik atau feedback mengenai cara
kerja perusahaan. Pelanggan juga
mampu mempengaruhi pemikiran
organisasi
di
belakang
layar,
memberikan merek mereka relevansi
yang lebih besar dan daya tarik, serta
brand equity yang semakin kuat dan
pastinya akan semakin baik.
3.
(Nwezeh,
Public relations in Studi
Sejumlah besar siswa tidak tahu
2010: 100- Nigerian university Literatur
dimana tempat untuk mencari bahan
107)
libraries The case
disiplin ilmu mereka. Disebutkan
of
juga bahwa Hezekiah Oluwasanmi
Hezekiah
Oluwasanmi
Library belum melakukan cukup
Library,
banyak
Obafemi
kegiatan
promosi
untuk
Awolowo
mempublikasikan
pelayan
atau
University
servicenya
kepada
Obafemi
10
Awolowo University untuk menarik
perhatian
para
pengunjung
perpustakaan, maka dalam hal ini
peran
sebuah
librarians
public
services
dibutuhkan.
Public
service librarians dalam kasus ini
diberikan
pelatihan
untuk
dapat
menafsirkan sumber daya yang ada
di perpustakaan kepada pengguna.
“The public services librarians will
need to be given adequate training
on customer-care and support as
well
as
customer
relations”
pelatihan atau program yang juga
harus diterima oleh seorang public
services librarians adalah untuk
bagaimana dapat lebih peduli dengan
pelanggan,
mendukung,
dan
hubungan pelanggan. Selain itu pula
diketahui dalam jurnal bahwa peran
media cetak maupun elektronik juga
diperlukan untuk informasi dapat
dijangkau
komunitas
universitas.
Media komunikasi kini juga sangat
penting, sehingga staff perpustakaan
pun
ikut
dilatih
untuk
menggunakannya sebagai alat untuk
mempromosikan layanan perusahaan
dan menanggapi pertanyaan media.
“There should be marketing and
promotional plans in place in the
library. The library should have a
written communications, marketing
11
and promotions policy to enable it to
undertake a planned promotion of its
services
to
the
dikatakan
pula
community”
bahwa
memang
sangat diperlukan sebuah rencana
pemasaran
dan
promosi
di
perpustakaan. Perpustakaan harus
memiliki suatu komunikasi tertulis,
kebijakan pemasaran, dan promosi
untuk
memungkinkan
melakukan
rencana promosi dari pelayanan
untuk masyarakat.Salah satu bentuk
pelayanan yang dapat diberikan dan
dilakukan oleh pihak perpustakaan
khususnya
bagi
seorang
public
services librarians adalah serius
dalam mengelola website yang ada,
karena
dengan
kemajuan
komunikasi
sekarang
informasi,
dan
media
ini
segala
sumber
dapat
diperoleh darimana saja. Hal ini juga
dapat
meningkatkan
siswa
pengetahuan
mengenai
perpustakaan,
pelayanan
sehingga
dapat
memberikan manfaat akan kemajuan
disiplin ilmu mereka. Dalam kasus
ini public service librarians bisa
digambarkan
memiliki
profesi
sebagai PR
4.
(Yudarwati, Personal Influence Studi
Studi
2010: 129- Model
berkaitan
152)
of
Public Literatur
kasus
dalam
dengan
ini
industri
Relations: A Case
pertambangan
Study
Indonesia, untuk memahami fungsi
in
yang
jurnal
terjadi
di
12
Indonesia's Mining
PR pada era pasca pemerintahan
Industry
Soeharto. PR memiliki fungsi untuk
menjalin,
membangun
hubungan
dengan masyarakat atau komunitas
dalam industri pertambangan dan
seorang PR yang baik adalah yang
menjalin hubungan dengan media.
PR
perlu
menggunakan
strategi
untuk dapat menjalin hubungan yang
baik dengan media dan komunitas
untuk
kepentingan
perusahaan.
publikasi
Studi kasus dalam
jurnal ini juga dijelaskan bahwa ada
tiga tipe pendekatan terhadap media
yang dilakukan PR di pertambangan,
yaitu formal relationship dengan
memberikan
release
atau
menyelenggarakan press conference
untuk
menyampaikan
informasi.
Kedua adalah menjalin hubungan
diluar tempat kerja antara pihak
perusahaan dengan awak media,
seperti berolahraga bersama, atau ke
tempat hiburan bersama dan yang
terakhir
saling
adalah
hubungan
melengkapi
yang
dengan
memberikan hadiah.
5.
(Wijaya & Identifying
Krismiyati,
2013:
49)
Marketing
Studi
Public Literatur
43- Relations
Private
studi
marketing
perguruan
Strategies
Implemented
Dalam
kasus
tersebut
public
tinggi
relations,
Satya
Wacana
Christian University tidak hanya
in
merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi
publik
pemasaran,
13
Universities
For
strategi
hubungan,
tetapi
juga
beberapa
program
PR
Increasing Student
memiliki
Intake In Central
pemasaran bahwa mereka harus
Java
melaksanakan
untuk
kepentingan
program promosi mereka. Pihak
universitas
tidak
lupa
juga
melibatkan media dalam membantu
program
promosi
mereka.
Penggunaan media yang digunakan
adalah iklan, advertorial, sampai
berita release. Mereka tidak hanya
menggunakan media cetak surat
kabar, tetapi juga melibatkan media
elektronik seperti televisi lokal dan
radio.
Mereka
biasanya
menggunakan televisi dan radio
untuk
menunjukkan
atau
memperlihatkan profile universitas.
Media baru yang sering digunakan
oleh
internal
universitas
adalah
website dan media sosial seperti
Twitter,
Facebook,
Google+
karena
Blog,
dinilai
dan
media
tersebut yang paling cocok dan
praktis untuk mengakses informasi
tentang
universitas.
Contoh
penggunaan media cetak adalah
untuk advertorial, iklan, dan berita
rilis. Praktisi PR menjelaskan bahwa
penggunaan iklan dan advertorial
adalah suatu keharusan. Orang-orang
akan cenderung untuk membaca dan
melihat sisi positif dari universitas
14
serta apa yang dilakukan dapat
tercermin dalam rilis berita. Melalui
studi
kasus
pemasaran
yang
terjadi
menggunakan
PR
strategi
PENCILS yang tampaknya efektif
untuk digunakan. Salah satunya
adalah lewat media massa yang
merupakan
alat
bantu
program
promosi mereka. Menjalin kerjasama
media relations pun kerap kali
dilakukan untuk promosi lewat iklan
di media cetak dan surat kabar,
bahkan elektronik.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1
Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia, bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi
terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh
informasi, dimana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri
saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan
bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan
antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal
ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin
“communis”. Communis atau dalam bahasa inggrisnya “commun” yang
artinya sama. Suwardi yang menyatakan dalam buku (Rohim, 2009: 8)
bahwa, apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita
berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan.
Di dalam komunikasi terjadi suatu interaksi, proses simbolik yang
menghendaki orang-orang mengatur lingkungan dengan membangun
hubungan antar sesama, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan
sikap dan tingkah laku, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah
sikap dan tingkah laku (Komala, 2009: 73).
15
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
dasar dari kehidupan manusia. Interaksi yang terjadi dapat membangun suatu
hubungan antara komunikator dan komunikan lewat pesan atau pertukaran
informasi dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan bersama. Sebuah ide
juga dapat dialihkan dari sumber kepada penerima melalui komunikasi.
Dampak dari aktifitas komunikasi pun dapat dikatakan sangat besar, karena
mampu membentuk suatu masyarakat atau komunitas.
2.2.1.1 Komunikasi Massa
Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala
kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.
Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan,
sehingga setiap perubahan penting yang terjadi pada komunikasi akan
memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada keseluruhan
kehidupan manusia dan masyarakat, tidak terkecuali pada pranata dan
lembaganya. Proses komunikasi dapat dilakukan secara bertatap muka
atau dilakukan dengan bantuan media. Dengan bantuan dari mediamedia tersebut, setiap individu dapat dengan mudah menyampaikan
pesan-pesan komunikasinya tanpa mengenal ruang dan waktu.
(Rohim, 2009: 21)
Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung
pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi
dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi
lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan,
dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai
komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi
yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau
pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam
masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau
ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang
merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas
(Rohim, 2009: 21).
Menurut Effendy (2004: 20) dalam buku (Rohim,
2009: 22) sebagaimana sarana komunikasi massa, media massa
16
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu, media cetak
(surat kabar, majalah, tabloid, dan lainnya) dan media elektronik
(televisi, radio, bioskop, internet, dan lainnya). Keberadaan
media tersebut tidak lepas dari perkembangan dan kemajuan
teknologi komunikasi itu sendiri. Tambahan lagi menurut
Susanto (Rohim, 2009: 22) jika, pada umumnya perkembangan
media
elektronik
khususnya
televisi
lebih
pesat
bila
dibandingkan dengan media cetak, namun pada dasarnya kedua
media tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga
keduanya sangat dibutuhkan sebagai sarana komunikasi massa
yang tepat.
Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan
teknologi yang dapat mendesiminasikan peran secara luas,
sangat beragam, tersebar luas kepada para penerima. Pesanpesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi,
dimana pengaruh tampilan dan gambaran
pesan dapat
dimodifikasi lewat kecanggihan teknologi (Rohim, 2009: 22)
2.2.1.2 Konsep Komunikasi Massa
Menurut Wright dalam buku (Saverin & Tankard, 2011: 4)
Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar,
heterogen, dan anonim.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan
untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audience secara
serempak dan sifatnya sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah
organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya
yang besar.
Tetapi internet, newsgroup, mailing list, perbincangan di
radio tv yang mengundang telepon dari pendengarnya, World Wide
Web, televisi kabel multi saluran, dan buku-buku yang melampirkan
17
disket-disket komputer, yang tidak dapat dikategorikan dengan mudah
apakah mereka termasuk dalam komunikasi massa atau bukan.
Beberapa ciri lingkungan media baru adalah sebagai berikut menurut
McManus dalam buku (Saverin & Tankard, 2011: 4):
1. Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan
penyiaran sekarang tergabung.
2. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang
melimpah.
3. Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa
audiens kolektif menuju kepuasaan grup atau individu.
4. Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah kepada
media interaktif.
2.2.1.3 Lingkungan Media Komunikasi Baru
Kita hidup di tengah derasnya perkembangan sistem
komunikasi. Internet berkembang dengan cepat dan menjadi bagian
terpenting dalam bidang ekonomi. Di pihak lain perkembangan
teknologi baru, termasuk televisi digital, menawarkan perubahan
besar di bidang lain. Istilah media konvergen digunakan dalam arti
bergabungnya layanan yang dahulu terpisah, termasuk internet,
televisi, kabel, dan telepon. Salah satu faktor penyebab terjadinya
media konvergen adalah masalah teknis – lebih banyak isi media
dimasukkan dalam format digital dalam bentuk bit (Saverin &
Tankard, 2011: 5).
1. Internet
Internet merupakan sebuah situs publik yang luas dari
jaringan komputer yang menghubungkan seluruh jenis pengguna di
seluruh dunia untuk satu sama lain untuk menampung informasi yang
luar biasa besar (Kotler & Amstrong , 2010: 528).
Menurut (Saverin & Tankard, 2011: 6) internet pada dasarnya
merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang saling berkaitan.
Jaringan ini tersedia secara terus-menerus sebagai pesan-pesan
elektronik, termasuk email, transmisi file, dan komunikasi dua arah
antar individu atau komputer.
18
Tiga fitur utama internet, yaitu email (surat elektronik),
Newsgroups and Mailing List, serta World Wide Web :
1. Email
Jutaan orang kini berkomunikasi dengan menggunakan pesan
elektronik, atau email. Tidak perlu menjadi pengguna internet
yang canggih untuk bisa mengirimkan pesan email – banyak
orang awam melakukannya melayani online, seperti halnya
American Online dan Prodigy.
2. Newsgroups dan Mailing Lists
Newsgroups dan Mailing lists merupakan sistem berbagi
pesan secara elektronik yang memungkinkan orang-orang
yang tertarik pada masalah yang sama untuk saling bertukar
informasi dan opini. Sekarang ini ada 20.000 Newsgroups
yang meliputi berbagi jenis topik. Beberapa orang merasa
bahwa mendapat berita secara lebih cepat dan lebih baik dari
Newsgroups, memungkinkan terjadinya respons langsung
terhadap suatu berita oleh konsumen berita yang tidak bisa
dilakukan oleh koran dan majalah.
3. World Wide Web.
World Wide Web yang juga dikenal www atau web
merupakan sebuah sistem informasi yang dapat diakses
melalui komputer lain secara cepat dan tepat. Sekarang ini,
Web menggunakan metafora ‘halaman’ dan penggunaannya
dapat membuka halaman. Halaman yang berbeda tersebut
bisa jadi ada di komputer yang berbeda di seluruh dunia.
Perpindahan dalam Web dibuat lebih sederhana bagi
penggunanya sejalan dengan perkembangannya software
untuk membaca Web seperti Mozaik dan Netscape. Website
yang baik memberikan lebih dari sekedar menampilkan pesan
sponsor – ia bersifat interaktif, menawari pengguna website
berbagai macam cara untuk bisa bergabung dalam kegiatan
dan sumber secara online.
19
2.2.2 Public Relations
Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang
membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi,
serta
memfasilitasi
perubahan
organisasi.
Para
praktisi
public
relations
berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk
mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan
organisasi
dengan
harapan
masyarakat.
Mereka
juga
mengembangkan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan
pertukaran pengaruh serta pemahaman di antara konstituen organisasi dan
masyarakat (Lattimore, Baskin, Heiman, & Toth, 2010: 4).
Selain itu public relations (Wilcox & Cameron, 2009: 6) merupakan praktek
seni dan ilmu sosial yang menganalisis tren, memprediksi konsekuensi mereka,
konseling pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan rencana program dan
melayani kepentingan publik maupun organisasi. Dalam pengertian tersebut public
relations merupakan sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu
pencapaian tujuan sebuah organisasi dengan melakukan berbagai kegiatan
komunikasi dan menjalin hubungan langsung dengan pihak internal dan eksternal
perusahaan.
2.2.2.1 Publik
Public Relations menghubungkan organisasi dengan publiknya. Di
samping itu, kita sering juga mendengar istilah lain yakni para pihak
(stakeholder). Bahkan sering terkesan, stakeholder pun disamakan dengan
publik organisasi. Meski tak sama betul antara publik dan para pihak, namun
dalam konteks ini kita bisa menyamakan antara publik dan para pihak
tersebut. Keduanya sama-sama sebagai pihak yang dilayani dan dijembatani
melalui berbagai kegiatan public relations (Iriantara, 2010: 7).
Menurut Wheelen dan Hunger dalam buku (Iriantara, 2010: 7)
menyatakan
bahwa
para
pihak,
adalah
kelompok-kelompok
yang
berkepentingan dengan aktivitas organisasi, dan lantaran berkepentingan
maka kelompok-kelompok tersebut memengaruhi atau dipengaruhi oleh
pencapaian tujuan perusahaan. Adapula menurut Rhenald Kesali dalam buku
(Iriantara, 2010: 7), para pihak adalah “setiap kelompok yang berada di
20
dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan
keberhasilan perusahaan”.
Dengan demikian, publik bisa juga dinyatakan sebagai pihak-pihak
yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung terhadap suatu
organisasi. Diantara organisasi dan publik terjadi hubungan saling
memengaruhi, sehingga terjadinya perubahan pada pihak lain. Perubahan
selera publik misalnya akan mengubah jenis produk yang dihasilkan suatu
organisasi.
Dalam teorinya Rhenald Kesali dalam buku (Iriantara, 2010: 8-9)
membagi publik organisasi menjadi sebagai berikut:
1. Publik internal dan publik eksternal
Publik internal adalah publik yang berada di dalam organisasi, seperti
karyawan, manajer, dan pemegang saham. Publik eksternal adalah
publik yang berada di luar organisasi seperti bank atau pemasok.
2. Publik primer, sekunder dan marginal
Dalam menjalankan kegiatan public relations tentunya tidak semua
stakeholder akan diterpa oleh pesan-pesan yang disampaikan,
sehingga disusunlah prioritas. Berdasarkan prioritas itu maka
ditetapkan mana publik primer yang merupakan publik yang paling
penting, publik yang kurang penting atau publik sekunder, dan publik
yang bisa diabaikan yakni publik marginal.
3. Publik tradisional dan publik masa depan
Publik tradisional adalah publik yang pda saat sekarang sudah
berhubungan dengan organisasi seperti karyawan dan pelanggan.
Sedangkan publik masa depan adalah publik yang pada masa depan
diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti
mahasiswa, peneliti, dan konsumen potensial.
21
4. Proponents, opponents dan uncommitted
Di antara publik-publik itu, tentu ada publik yang menentang
organisasi
(opponents),
yang
berpihak
pada
organisasi
(proponents) dan publik yang tak peduli (uncommitted).
5. Silent majority dan vocal majority
Dari kalangan publik yang menentang atau memihak organisasi tentu
ada yang menyatakan penentangan atau dukungannya secara global
namun ada pula yang menyatakannya secara pasif (silent).
2.2.2.2 Strategi Public Relations
Untuk mencapai tujuan awal perusahaan, seorang public
relations memiliki tugas-tugas operasional yang berkaitan dengan
komunikasi. Dalam tugasnya, seorang public relations harus memiliki
strategi-strategi
yang dapat
digunakan sebagai
acuan dalam
mengambil suatu tindakan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Strategi public relations atau yang lebih dikenal dengan
bauran
public relations dikemukakan oleh Ruslan dalam (Nova, 2009: 41-43)
:
1. Publications
Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan
publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media
tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas
untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini, tugas public relations
adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama
dengan pihak pers atau wartawan dengan tujuan
menguntungkan
citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya.
2. Event
Merencanakan sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan
produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan juga
dapat mempengaruhi opini publik.
22
3. News
Berupaya untuk menciptakan berita melalui press release, news letter,
bulletin, dan lain-lain. Untuk itulah seorang public relations harus
mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas yang
baik.
4. Community Involvement
Keterlibatan komunitas berguna untuk menjaga dan membina
hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang
diwakilinya.
5. Inform of Image
Untuk memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian,
sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan baik berupa citra
positif.
6. Lobbying and Negotiating
Keterampilan untuk
melobi melalui pendekatan pribadi dan
kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang public
relations. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau
memperoleh dukungan dari individu dan
lembaga
yang
berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.
7. Social Responsibility
Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas public relations
menjukkan
bahwa
perusahaan
memiliki
kepedulian
terhadap
masyarakat. Kegiatan sosial ini dianggap sebagai salah satu aktivitas
yang berdampak besar bagi perusahaan seperti kegiatan peduli banjir
atau peduli anak yatim. Dengan dilakukannya strategi-strategi public
relations
tersebut,
diharapkan
dapat
membantu untuk
dapat
membangun brand awareness perusahaannya, walaupun tidak dalam
kurun waktu yang singkat. Seperti yang
dikatakan oleh (Nova,
2009: 44), bahwa hasil dari proses public relations tidak terlihat
secara cepat.
23
2.2.3 Brand
Dalam bukunya (Keller, 2008: 30) menyatakan bahwa, menurut
American Marketing Association (AMA), brand adalah nama, istilah, tanda,
simbol, atau desain, atau kombinasi dari keseluruhan unsur tersebut yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau
sekelompok penjual dan untuk membedakan merk mereka dengan yang
lainnya dalam persaingan.
Merek (brand) menjadi elemen yang penting bagi perusahaan. Merek
bukan hanya sebuah nama, logo, atau simbol, tapi memiliki peranan yang
jauh
lebih besar daripada itu. Merek dapat berperan sebagai payung
representasi
produk barang atau jasa yang ditawarkan, dapat berperan
sebagai perusahaan,
dapat berperan sebagai orang, atau bahkan dapat
berperan sebagai negara.
Produk tanpa merek akan menjadi komoditas,
tetapi sebaliknya, produk yang diberikan merek akan memiliki nilai lebih
tinggi di mata pelanggan (Kartajaya, 2010: 60).
Lebih dari sebuah simbol, logo, atau desain brand atau merek
berbicara
mengenai apa yang ingin ditonjolkan produk atau jasa sebuah
perusahaan kepada
costumers.
penawaran (Kartajaya, 2010: 60-
Contoh
merek
sebagai
representasi
61):
1. Aqua mempresentasikan produk air minum dalam kemasan yang
berasal dari mata air pegunungan.
2. Singapore Airlines mempresentasikan pelayanan kelas dunia melalui
costumer intimacy, seperti pelayanan personal dan icon Singapore
Girl serta maskapai penerbangan yang canggih.
3. Honda mempresentasikan perusahaan yang memproduksi teknologi
mesin berkualitas, ditunjang dengan control kualitas terbaik dengan
standart internasional.
4. MarkPlus
Inc.
mempresentasikan
orang
yang
mendirikan
danmengembangkan jasa konsultasi pemasaran yaitu Hermawan
Kartajaya.
5. Mercedes Benz merepresentasikan negara Jerman sebagai negara
yang memproduksi merek tersebut.
24
2.2.4 Branding
Dalam edisi ketiga bukunya (Wheeler, 2009: 6) menyatakan bahwa branding
adalah proses disiplin yang digunakan untuk membangun kesadaran dan memperluas
loyalitas pelanggannya. Branding juga tentang merebut setiap kesempatan untuk
mengungkapkan mengapa orang harus memilih satu merek di atas yang lain.
Branding menciptakan struktur mental dan membantu konsumen untuk
mengatur pengetahuan mereka mengenai produk dan jasa dengan cara menjelaskan
pengambilan keputusan mereka, proses, penyediaan dan nilai perusahaan. Dalam
bukunya (Keller, 2008: 36) juga menyataan bahwa kunci keberhasilan branding
adalah saat konsumen dapat melihat perbedaan antara merek di kategori produk
terkait dengan atribut, manfaat produk atau jasa produk itu sendiri atau lebih kepada
pertimbangan-pertimbangan dari wujud yang tidak terlihat.
Melihat hal ini branding dapat diartikan sebagai suatu cara untuk membangun
atau menciptakan kesadaran dan mental konsumen akan pengetahuan mereka
mengenai produk dan jasa, sehingga pelanggan dapat melihat perbedaannya dari
merek lain.
2.2.5 Brand Awareness
Tujuan akhir dari sebuah brand dan aktifitas branding yang dilakukan adalah
untuk mencapai sebuah brand awareness costumer terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan. Brand awareness adalah ukuran kekuatan eksistensi sebuah merek
dibenak pelanggan (Sumarwan, et al., 2011). Dinyatakan juga dalam (Kartajaya,
2010: 125) mengenai brand awareness yang merupakan kemampuan pelanggan
mengenali atau mengingat bahwa suatu merek adalah bagian dari kategori produk.
Dalam bukunya (Kartajaya, 2010: 64) brand awareness memberikan banyak value,
antara lain:
1. Memberikan tempat bagi asosiasi terhadap merek.
2. Memperkenalkan merek.
3. Merupakan sinyal bagi keberadaan, komitmen, dan substansi merek.
4. Membantu memilih sekelompok merek untuk mempertimbangkan dengan
serius.
Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat merek suatu produk
berbeda tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi pelanggan terhadap
25
merek produk yang ditawarkan. Berikut adalah tingkatan dari brand awareness
(Kartajaya, 2010: 64-65) :
1. Unware of brand
Pada tahap ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah
mengenal merek yang disebutkan atau belum. Tingkatan ini yang harus
dihindari oleh perusahaan.
2. Brand recognition
Pada tahap ini, pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang
disebutkan.
3. Brand recall
Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan
stimulus.
4. Top of mind
Pada tahapan ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali
muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu
Tingkatan brand berbeda yang digambarkan dalam suatu piramida berikut ini:
Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness
26
2.2.6 Media Relations
Tujuan utama dari media relations adalah terciptanya hubungan yang
baik antara perusahaan dengan stakeholdernya sehingga tercipta kepercayaan
dalam diri masyarakat (stakeholder) terhadap perusahaan atau organisasi
tersebut (Darmastuti, 2012: 177). Untuk mencapai tujuan utama ini, seorang
praktisi public relations membutuhkan media massa untuk menjangkau
stakeholdernya yang bersifat masif dan berada di tempat yang terpisah-pisah.
Berdasar alur pikiran inilah maka dibutuhkan hubungan yang baik antara
public relations dengan wartawan supaya pesan yang dibuat oleh praktisi
public relations tersebut dapat dipublikasikan oleh media massa dan sampai
kepada masyarakat
(Darmastuti, 2012: 177).
Ada beberapa kegiatan media relations yang dapat dilakukan oleh
seorang praktisi public relations. Secara garis besar, kegiatan media relations
itu dibagi menjadi dua, yaitu acara-acara media relations (event) dan tulisan
media relations (Darmastuti, 2012: 178).
2.2.6.1 Kegiatan Media Relations Dalam Bentuk Acara-Acara
Media
Relations (Event)
1. Konferensi Pers (Press conference)
Menurut Jefkins dalam buku (Darmastuti, 2012: 181)
konferensi pers merupakan sebuah pertemuan para jurnalistik yang
sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi yang berhubungan
dengan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan. Konferensi pers
bisa juga diselenggarakan oleh perusahan untuk menjelaskan
permasalahan-permasalahan yang ada di perusahaan tersebut kepada
jurnalis.
2. Resepsi Pers (Press reception)
Resepsi pers merupakan acara kumpul-kumpul para jurnalis
dalam kondisi yang santai dan menyenangkan. Dalam acara resepsi
pers ini, para pemburu berita diundang untuk meliput suatu acara,
27
mendengarkan keterangan-keterangan resmi, atau sekedar bercakapcakap dengan tujuan supaya terbangun kedekatan antara pemburu
berita dengan perushaan atau organisasi yang berperan sebagai
penyelenggara acara, Jefkins (Darmastuti, 2012: 181)
3. Kunjungan Pers
Dengan tujuan untuk memperjelas berita yang dibuat
seringkali perus ahaan atau organisasi mengundang wartawan atau
pekerja media untuk mengunjungi perusahaan atau organisasi mereka.
Para awak media dipersilahkan
untuk melakukan kunjungan ke
pabrik, menghadiri acara pembukaan kantor baru, yang kemudian
disusul dengan peninjauan bersama atau acara demonstrasi pabrik
baru (Darmastuti, 2012: 181).
4. Press Calls
Press Calls adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
praktisi public relations dari suatu perusahaan atau organisasi untuk
menyampaikan suatu informasi atau berita kepada para pekerja media
dengan menggunakan
telepon (Darmastuti, 2012: 182).
5. Media Briefing
Media briefing merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
seorang public
relations untuk memberikan penjelasan singkat
kepada para jurnalis sebelum kegiatan dilakukan. Tujuannya, supaya
setiap wartawan yang terlibat dalam acara tersebut mengetahui tata
cara dan aturan-aturan yang berlaku selama acara tersebut
berlangsung, dengan harapan supaya kegiatan peliputan yang
dilakukan oleh wartawan tidak mengganggu acara yang di adakan
(Darmastuti, 2012: 182).
6. Media Events
Media Events yang dimaksud disini adalah kegiatan yang
dilakukan
dengan mengundang media massa (baik cetak maupun
28
elektronik) ketikaperusahaan itu menjadi sponsor dalam launching
suatu produk (Darmastuti,
2012: 182).
7. Radio, Television, Newspaper, and Magazine Interviews
Beberapa acara-acara pers yang bisa juga dilakukan oleh
public
Relations sebagai kegiatan media relations adalah interview di radio,
televisi, koran maupun majalah. Interview yang dilakukan adalah
antara media massa dengan beberapa narasumber (dari perusahaan
tersebut) tentang topik atau permasalahan
yang sedang hangat pada
saat ini (Darmastuti, 2012: 182) .
8. Radio Talk Shows and Television Talk Shows
Radio talk shows dan television talk show merupakan diskusi
interaktif yang diadakan antara pihak radio atau televisi dengan
narasumber dari perusahaan atau organisasi tertentu (Darmastuti,
2012: 182) .
9. Development of your Organizations Own Radio or
Television Program
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengembangkan programprogram televisi atau program radio dari organisasi atau perusahaan
itu sendiri (Darmastuti, 2012:
183).
10. Meeting with Editors
Keuntungan yang diperoleh public relations ketika ia
menyediakan waktunya untuk bertemu dengan editor adalah
terjadinya diskusi, sehingga seorang public relations dapat mengerti
tema dan topik yang sedang dibahas di media massa tersebut. Selain
itu public relations dapat mengetahui aturan menulis dan ‘selera’
menulis di media massa tersebut. Menciptakan hubungan yang baik
antar editor dengan public relations merupakan salah satu keuntungan
dari aktifitas ini (Darmastuti, 2012: 183).
29
2.2.6.2 Kegiatan Media Relations Dalam Bentuk Tulisan
1. Press Releases
Warren K. Agee dkk. (Darmastuti, 2012: 183) dalam bukunya
An Introduction to Mass Communications memberikan definisi
tentang press release “A press release is a piece of news written by
organization whose activities it describes”. Dalam pengertian yang
diberikan Warren ini, press release merupakan sebuah berita yang
disusun oleh sebuah organisasi yang menggambarkan kegiatannya.
Jeffkin (Darmastuti, 2012: 183) memberikan pengertian yang
lebih luas tentang press release, yaitu sesuatu yang bukan hanya
sekedar tulisan dalam bentuk pers, tetapi bisa juga dalam bentuk
artikel dan foto-foto captions yang
memiliki nilai berita yang tinggi.
Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa press
release
adalah bentuk komunikasi yang diterima antara institusi dan reporter.
Release ini menjadi satu kesempatan untuk menyalurkan fakta dan
pandangan dari sebuah organisasi terhadap suatu permasalahan
(Darmastuti, 2012: 184).
2. Placing Opinion Piece in the Local Newspaper
Placing opinion pieces in the local newspaper merupakan
kegiatan yang dilakukan dengan menempatkan opini-opini yang
dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang menjadi bagian dari
kegiatan media relations pada surat kabar lokal yang ada di daerah
tersebut. Tujuannya adalah untuk membangun opini masyarakat
tentang organisasi atau perusahaan tersebut sesuai yang dikehendaki
oleh perusahaan atau organisasi itu (Darmastuti, 2012: 184).
3. Letters to the Editor of the Local Newspaper
Membuat surat atau tulisan-tulisan yang
kepada editor
merupakan satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh public relations.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat digunakan sebagai
peluang bagi public relations untuk membuat publisitas (Darmastuti,
2012: 184).
30
Publisitas dapat dilakukan oleh public relations dengan
menggunakan banyak cara, mulai dari membuat release, membuat
opini, memberikan masukan ke editor, hingga membuat surat
pembaca. Bahkan, membuat tulisan-tulisan lain juga memungkinkan,
seperti tulisan dalam bentuk feature (Darmastuti, 2012: 184).
Jika selama ini public relations lebih banyak menulis tulisantulisan dalam bentuk straight news, maka dalam perkembangannya
saat ini memungkinkan untuk membuat tulisan-tulisan dalam bentuk
feature (tulisan mendalam tentang suatu hal) atau gabungan antara
straight news dan feature (Darmastuti, 2012: 184).
Tulisan-tulisan dalam bentuk gabungan ini merupakan bentuk
tulisan iklan yang ditulis dalam bentuk straight news. Contohnya
adalah tulisan dalam bentuk corpotorial, advetorial, maupun bentuk
tulisan-tulisan lain (Darmastuti, 2012: 184).
4. Electronic Communications
Perkembangan teknologi informasi menjadi peluang bagi
seorang praktisi public relations dalam melakukan kegiatan media
relations. Dengan perkembangan teknologi komunikasi ini, kegiatan
media relations bisa dilakukan dengan menggunakan media
elektronik, termasuk internet.
Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan email
maupun melakukan publisitas dengan menggunakan media internet.
Sebut misalnya iklan dengan menggunakan media internet, memasang
iklan
pada
media
internet,
maupun
berkomunikasi
dengan
menggunakan media internet. Dengan cara seperti ini, khalayak yang
dapat dijangkau oleh public relations akan semakin banyak dan
semakin luas. Di sisi lain, pekerjaan Public Relations juga menjadi
semakin ringan (Darmastuti, 2012: 185).
31
5. Banners
Banners merupakan media komunikasi tertulis yang dapat
dilakukan oleh public relations untuk mempublikasikan perusahaan
atau organisasi tempat public relations itu berada (Darmastuti, 2012:
185).
6. Websites
Salah satu media komunikasi tulis yang paling efektif yang
dapat digunakan oleh praktisi public relations dalam menyampaikan
informasi tentang perusahaan tempat public relations itu berada
adalah websites. Websites yang menarik akan membuat pengunjung
web menyukai web tersebut dan semakin dalam mengakses informasi
yang disajikan oleh perusahaan tersebut (Darmastuti, 2012: 185-186).
2.2.6.3 Strategi Public Relations Dalam Membangun Hubungan
Dengan Media
Seorang public relations akan dapat melakukan tugastugasnya dengan baik (termasuk dalam melakukan media relations)
jika didukung oleh strategi komunikasi yang tepat dan efektif. Soleh
Sumirat dan Elvinaro Ardianto dalam buku (Darmastuti, 2012: 156160) akan memberikan rincian yang sangat jelas tentang strategi
komunikasi
public relations dengan media. Strategi komunikasi
public relations dengan media adalah:
1. By serving the media
Strategi ini adalah dengan memberikan pelayanan kepada
media. Seorang
public relations dituntut untuk memberikan
pelayanan kepada media dengan cara
selalu
siap
dalam
memberikan dan menyediakan apa saja yang dibutuhkan oleh media
massa tersebut.
Pelayanan kepada media massa dapat berupa menyiapkan
jawaban-jawaban serta memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
media massa pada saat-saat tertentu, yang berhubungan dengan
informasi tentang perusahaan atau institusi tempat mereka berada.
32
Pelayanan lain yang haus diberikan public relations kepada media
massa adalah pelayanan untuk memberikan salinan pers (press
release).
2. By establishing a reputation for reliability
Strategi public relations yang dilakukan ini adalah sebagai
upaya untuk menegakan reputasi perusahaan supaya perusahaan
tersebut tetap dapat dipercaya. Untuk membangun kepercayaan
masyarakat,
perusahaan
atau
organisasi
tidak
bisa
hanya
mengandalkan promosi atau memasang iklan di media massa.
Perusahaan atau organisasi harus melakukan kegiatan untuk
membangun reputasi perusahaan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membangun reputasi
suatuperusahaan. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah membuat
tulisan yang
dikirimkan ke media massa. Tulisan dapat berupa
berita maupun informasi tentang perusahaan yang dapat ditulis dalam
bentuk straight news maupun feature. Cara lainnya adalah dengan
melakukan kegiatan sosial kepada masyarakat, yang kemudian
dipublikasikan dengan menggunakan media massa.
Selain menggunakan publikasi yang tidak menggunakan data,
publisitas lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan dana. Cara
yang bisa dilakukan ini
adalah
dengan
membuat
iklan.
Informasi tentang perusahaan atau organisasi bisa dibuat dalam
bentuk tulisan corpotorial. Informasi tentang kegiatan-kegiatan positif
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
maupun
kegiatan-kegiatan
pengabdian masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial (social
responsibility) perusahaan bisa ditulis dalam bentuk advertorial
maupun infotorial. Selain kedua tulisan tersebut, perusahaan atau
organisasi dapat membuat naskah-naskah informasi dalam bentuk
artikel berupa opini atau pendapat tentang suatu permasalahan.
Strategi lain yang dapat digunakan oleh public relations
adalah strategi dengan memberikan klarifikasi apabila perusahaan
atau organisasi itu sedang mengalami suatu permasalahan. Klarifikasi
dapat didukung dengan menunjukkan fakta-fakta yang sesungguhnya.
33
3. By supplying good copy
Memasok naskah informasi yang baik. Naskah informasi dapat
dibuat dalam bentuk artikel yang berupa opini atau pendapat tentang
suatu permasalahan. Naskah informasi yang baik bisa diberikan
berdasarkan data-data yang sebenarnya. Naskah bisa disertai dengan
gambar atau foto. Dengan memberikan naskah yang baik yang disertai
dengan pembuatan teks dan gambar atau foto yang baik, diharapkan
bsia menjadi satu strategi untuk menarik perhatian media massa.
Strategy by supplying good copy ini juga dapat dilakukan dengan cara
pengiriman news release yang baik.
4. By cooperations in providing material
Strategi yang dilakukan dengan kerja sama yang baik dalam
menyediakan bahan
informasi.
Public
relations
memberikan
penghargaan kepada para awak media dengan menyediakan waktu
untuk memberikan atau menyediakan
informasi apa saja yang
media butuhkan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan
kerja
sama yang baik antara public relations dengan media.
5. By providing verification facilities
Public relations juga harus memikirkan untuk menyediakan
fasilitas yang harus disediakan bagi para pekerja-pekerja media.
Tujuannya adalah agar pekerja media merasa nyaman dalam bekerja,
yaitu ketika mereka melakukan liputan terhadap perusahaan tempat
public relations itu berada. Contoh fasilitas yang dapat diberikan
kepada para awak media adalah ruangan untuk melakukan liputan dan
internet.
34
6. By building personal relationship with the media
Strategi yang dilakukan dengan membangun hubungan secara
personal antara public relations dengan media massa (baik itu orangorang yang ada di dalam institusi media maupun dengan wartawan
dan pekerja media lainnya).
Pendekatan personal yang dapat dilakukan public relations
dengan institusi media adalah dengan melalui sms, email, atau pesanpesan dengan menggunakan media sosial untuk menyapa dan
menanyakan kabar pekerja
media. Strategi lainnya dapat dilakukan
dengan memberikan informasi dan ide-ide yang dapat digunakan
sebagai masukan ketika pekerja media ini akan
pemberitaan.
Hubungan
yang
baik
dengan
membuat
bahan
pekerja
media
merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan media relations yang
dilakukan oleh praktisi public relations.
2.2.7 Komunitas
Banyak
komunitas
yang
bisa
kita
temukan
di
masyarakat.
Terbentuknya suatu komunitas pasti dibarengi dengan persamaan minat,
ketertarikan, maupun tujuan. Anggota didalamnya berusaha untuk saling bahumembahu mendorong dan membangun agar harapan bersama segera
terealisasikan. Menurut Yudistira Garna dalam buku (Rachmiatie, 2007: 27)
komunitas adalah suatu kelompok manusia yang menempati suatu kawasan
geografis, yang terlibat dalam aktivitas ekonomi, politik, dan juga membentuk
suatu satuan sosial yang memiliki nilai-nilai tertentu serta rasa kebersamaan.
Mengambil contoh untuk mereka pecinta motor Harley Davidson. Mengaku
memiliki ketertarikan yang sama akan moge (motor gede) ini membuat
individu didalamnya ingin mempunyai suatu wadah yang dapat menyalurkan
kecintaannya akan salah satu alat transportasi ini, bahkan lebih dari itu orangorang didalamnya ingin saling berbagi informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan minatnya agar menambah pengetahuan, melakukan
kegiatan-kegiatan positif bersama dan bahkan mempunyai plan untuk
meningkatkan eksistensi.
Namun dalam perkembangannya seperti yang dikatakan poleh Wilbur
J, Peak pada buku (Iriantara, 2010: 22) menyatakan bahwa konsep komunitas
35
dalam konteks PR sudah banyak berubah. Komunitas bukan lagi sekadar
kumpulan orang yang tinggal pada lokasi yang sama tapi juga menunjukkan
terjadinya interaksi di antara kumpulan orang tersebut. Jadi, selain karena
faktor-faktor fisik yakni tinggal di lokasi yang sama, komunitas itu juga bisa
merupakan unit sosial yang terbentuk lantara adanya interaksi di antara
mereka. Dengan kata lain, komunitas itu bukan hanya menunjukkan pada
lokalitas saja melainkan juga pada struktur.
Komunitas tidak lagi terbatas ruang dan waktu karena kini zaman
sudah semakin maju, informasi dapat di akses darimana saja dan dengan hal
tersebut maka komunitas dapat semakin berkembang dan anggotanya bisa
berasal darimana saja. Kebersamaan yang dilalui bersama dalam komunitas
inilah yang pada akhirnya dapat menimbulkan rasa kebersamaan yang kuat
dan saling memiliki, sehingga tidak menutup kemungkinan suatu komunitas
dapat berpengaruh di masyarakat.
Melihat cakupan yang menjadi tugas PR dalam membina hubungan
dengan para stakeholder perusahaan, menurut Hallahan (Iriantara, 2010: 2224) ada konteks yang berbeda antara publik dan komunitas. Dalam pengertian
klasik, komunitas dipandang hanya salah satu bagian dari publik yang dilayani
dalam kegiatan PR yang dikategorikan sebagi publik eksternal. Namun dalam
praktik PR mutakhir, yang cenderung mengganti dan mengubah istilah pubic
dengan communit, komunitas adalah semua stakeholder yang dilayani oleh
organisasi.
Tabel 2.1 Perbanding Konsep Publik dan Komunitas
Publik
Komunitas
Fokus Kelompok
Permasalahan
Kepentingan
Orientasi Kekuasaan
Secara umum bersifat
Seringkali bersifat apolotis
politis
Tujuan
Perubahan
Pemeliharaan
Sejarah
Karena terorganisasi,
Seringkali penjang dan
waktunya terbatas,
terus berkembang lantaran
seringkali hanya sesaat
didirikan dengan baik
lantaran terbatasnya focus/
36
tujuan kelompok.
Ketertarikan dalam
Tujuan bersama, diskusi
Kultur (keyakinan, nilai,
kelompok
tentang masalah, kegiatan
ritual, tradisi, artefak,
para aktivis
bahasa), kegiatan
berwacana, partisipasi dan
identitas bersama.
Komposisi
Secara umum dianggap
Individu, organisasi dan
terbentuk dan kumpulan
institusi
individu
Dipandang organisasi
Sulit ditentukan posisinya
Mudah ditentukan
sampai kelompok tersebut
posisinya dan familiar
menunjukkan ingin
dengan kepentingan
dikenal.
Keterlibatan organisasi
Sering reaktif,
Secara ideal proaktif
kebanyakan diberi
mandate atau diprovokasi
kelompok
Komunikasi organisasi
Relasi konsep
Kontinum respons mulai
Integrasi (keterlibatan,
dari akomodasi hingga
pemeliharaan,
advokasi, negosiasi
pengorganisasian)
Kebanyakan publik
Publik dengan tujuan
berasal dari komunitas
terbatas yang kemudian
seringkali bertambah besar
sehingga menjadi
komunitas, namun focus
kelompok pun meluas
bukan hanya pada isu
tunggal.
2.2.7.1 Peran Komunitas Bagi Keberhasilan Organisasi
Dalam
suatu
organisasi
ternyata
perlu
sebuah
komunitas dimana setiap anggota yang tergabung di dalamnya
merupakan kumpulan audiens yang mendukung kinerja atau aktifitas
dari organisasi tersebut. Peran komunitas juga dinilai dapat
37
mempengaruhi keberhasilan sebuah organisasi. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan (Iriantara, 2010: 31) yang menguraikan dengan
baik manfaat dari menjalin hubungan yang sehat dan baik dengan
komunitas. Organisasi apa pun perlu menjalin hubungan yang baik
dengan komunitasnya sehingga terbentuk sikap positif komunitas
pada organisasi. Sikap positif komunitas itu pada gilirannya
berpengaruh terhadap sikap karyawan terhadap organisasi tempatnya
bekerja ditentukan juga oleh sikap masyarakat terhadap organisasinya
tersebut. Dengan adanya sikap positif dan hubungan yang erat antara
pekerja dan komunitas maka yang terjadi para pekerja dapat mulai
mengidentifikasi dirinya dan menempatkan pola pikir serta sikap
komunitasnya, hal ini dirasa baik untuk kinerja karyawan organisasi
tersebut.
Dengan demikian, sesungguhnya komunitas sekitar organisasi
memiliki pengaruh yang besar dan langsung pada kinerja organisasi
secara keseluruhan. Oleh karena itu, sangat wajar bila kini semakin
banyak organisasi yang menyadari pentingnya menjalin hubungan
baik dengan komunitasnya, dan makin tinggi pula rasa bangga para
pekerja dan staf organisasi tersebut pada organisasinya (Iriantara,
2010: 32).
2.2.8 Community Relations
Satu prinsip yang dikembangkan melalui community relations adalah
mengambangkan hubungan bertetangga yang baik. Berbaik-baik dengan tetangga
tentu sangat besar manfaatnya. Pabrik yang ada akan dipandang oleh tetangganya,
yakni komunitas, seperti miliknya sendiri. Ada keinginan untuk turut menjaga dan
melindunginya karena faedah keberadaan pabrik itu memang dirasakan oleh
masyarakat sekitarnya (Iriantara, 2010:19).
Sementara Hallahan (Iriantara, 2010:25) menjelaskan sesungguhnya apa yang
dinamakan publik dalam public relations itu adalah komunitas. Komunitas
dipandang salah satu bagian dari publik yang dilayani dalam kegiatan PR yang
dikategorikan sebagai publik eksternal. Namun dalam praktik PR mutakhrir, yang
cenderung mengganti dan mengubah istilah public dengan community, komunitas
adalah semua stakeholders yang dilayani organisasi. Kaitannya dengan penelitian ini,
38
perusahaan yang berada dekat dengan lingkungan publik membuat masyarakat
menjadi merasakan berbagai macam dampak dari operasional dari perusahaan. Hal
ini menyebabkan teori ini sangat mendukung dalam aktivitas public relations dalam
menjaga hubungan baik dengan komunitas atau masyarakat.
2.2.8.1 Proses PR Dalam Community Relations
Proses PR dalam Community Relations pada dasarnya adalah kegiatan
PR. Maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah
dalam community relations. PR di sini lebih dimaknai sebagai kegiatan
organisasi dan bukan proses komunikasi yang dilakukan organisasi dengan
publiknya. Kalau pun ada sedikit perbedaan dalam pendekatan pelaksanaan
kegiatan, lebih disebabkan karena sifat kegiatan yang diselenggarakan dalam
community relations ini (Ardianto,2010:78). Dalam bukunya (Iriantara,
2010:80) menjelaskan bahwa ada 5 tahapan-tahapan dalam proses PR dalam
melakukan kegiatan community relations, yaitu :
1. Pengumpulan fakta
Mengumpulkan fakta tentang permasalahan sosial itu dari berbagai
sumber. Misalnya dari berita media massa, data stastik, obrolan
masyarakat. Ada banyak sumber yang bisa digunakan untuk
mengumpulkan fakta mengenai persoalan sosial yang dihadapi
komunitas organisasi.
2. Perumusan masalah
Dalam merumuskan masalah itu dimulai dari memfokuskan pada
komunitas
organsasi.
Bila
komunitasnya
dirumuskan
secara
sederhana, berarti komunitas berdasarkan lokasi yakni komunitas
sekitar wilayah operasi organisasi. Namun
bila
komunitasnya
dipandang sebagai struktur interaksi maka komunitas tersebut lepas
dari pertimbangan kewilayahan, tetapi lebih pertimbangan kesamaan
kepentingan.
3. Perencanaan dan pemrograman
Dalam perencanaan dan pemrograman diidentifikasi misalnya jenis
ketrampilan
yang dibutuhkan lapangan kerja, instruktur untuk
pelatihan, sarana yang diperlukan untuk kepelatihan, anggaran yang
harus
39
disediakan dan sistem rekruitmen peserta pelatihan. Dengan demikian
biasa disusun aspek-aspek yang diperlukan untuk menjalankan
program yang dimasukan untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi komunitas.
4. Aksi dan komunikasi
Aspek aksi dan komunikasi inilah yang menjadi watak yang
membedakan kegiatan community relations dalam konteks PR. Watak
PR-nya ditampilkan lewat kegiatan komunikasi. Seperti diketahui, PR
pada dasarnya merupakan proses komunikasi dua arah yang bertujuan
untuk membangun dan menjaga hubungan dan citra organisasi di mata
publiknya. Karena itu, dalam program community relations selalu ada
aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada
komunitas, serta melalui media apa dan dengan cara bagaimana.
5. Evaluasi
Pada konteks community relations perlu diingat bahwa evaluasi bukan
hanya dilakukan terhadap penyelenggara program atau kegiatannya
belaka. Melainkan juga dievaluasi bagaimana sikap komunitas
terhadap organisasi. Evaluasi atas sikap publik itu diperlukan karena,
pada dasarnya community relations ini meski merupakan wujud
tanggung jawab sosial organisasi atau perusahaan, tetap merupakan
kegiatan PR.
2.2.8.2 Langkah-langkah Dalam Community Relations
Praktik community relations akhir-akhir ini sudah mengalami banyak
perubahan dibandingkan dengan praktik serupa pada awal tahun 1960-an.
Kegiatan community relations tidaklah lagi dimaknai sebagai kegiatan
filantropis
yang
memomosisikan
organisasi
seolah-olah
seorang
dermawan yang membagi-bagi uang dan barang pada komunitas, sehingga
komunitas merasakan ada manfaat kehadiran organisasi di tengah
lingkungannya hanya melalui pemberian dari organisasi itu (Iriantara, 2010:
84)
Waddock dan Boyle dalam (Iriantara, 2010: 85) menyatakan
pandangannya, kini pendekatan dalam kegiatan community relations dituntut
untuk lebih bersifat “strategis”. Program atau kegiatan community relations
40
organisasi kini bukan lagi sekadar penyangga antara organisasi dan
lingkungannya melainkan menjalankan fungsi yang mesti mengintegrasikan
kepentingan-kepentingan stakeholder, khususnya karyawan dan komunitas,
ke dalam kepentingan organisasi.
Perubahan tersebut tentu juga mengubah kualifikasi staf atau
profesional PR yang dipekerjakan organisasi, Bila praktik filantropis masih
dijalankan, maka pada dasarnya siapa pun bisa menjalankan kegiatan
community relations dengan membagi-bagikan dana atau hadiah pada
komunitas sekitar organisasi (Iriantara, 2010: 85).
Waddock dan Boyle kembali dalam (Iriantara, 2010: 85) kini staf PR
yang dibutuhkan untuk menangani community relations adalah orang yang
memiliki pengetahuan yang komprehensif mengenai komunitas lokal dan
kebutuhan-kebutuhan komunitas itu, dan memiliki keahlian menangani
organisasi serta sifat bisnis dan teknologi organisasi Komunikasi lokal itu
bisa sangat beragam bila satu organisasi memiliki wilayah operasi di berbagai
daerah di Indonesia atau beberapa negara yang berbeda (Iriantara, 2010: 85).
Hal lain yang penting untuk diperhatikan dalam menjalankan kegiatan
atau program community relations adalah bagaimana organisasi dipandang
oleh komunitasnya. Apakah organisasi itu kehadirannya dipandang oleh
komunitasnya. Apakah organisasi itu kehadirannya mendapat ssambutan baik
ataukah dipandang inklusif dan tradisi, kultur, agama atau politik
komunitasnya. Inilah yang diingatkan Logue dalam (Iriantara, 2010: 85).
Bagaimana organisasi dipandang komunitas itu menjadi penting
dalam
menentukan
langkah-langkah
membangun
hubungan
dengan
komunitas. Brown dalam (Iriantara, 2010: 88-89) menguraikan langkahlangkah community relations untuk organisasi bisnis, yaitu:
1. Segmentasi
Para praktisi PR biasanya membagi ‘publik’ ke dalam publik-publik
sasaran. Begitu juga halnya dengan community relations, karena
organisasi bisnis tidaklah berhubungan dengan ‘komunitas’ massa
yang tunggal melainkan pada jumlah komunitas yang berbeda-beda.
Komunitas-komunitas itu bisa saja diidentifikasi berdasarkan batasan
demografis, ikatan etnis atau agama, atau komunitas berdasarkan
41
kesamaan kepentingan seperti seni, bisnis atau lingkungan (Iriantara,
2010: 88-89)
2. Skala Prioritas
Dari sekian banyak komunitas itu tentu mesti dipilih mana yang
hendak menjadi sasaran program community relations. Beraryi disini
harus membuat prioritas. Pertimbangan prioritas tersebut biasanya
didasarkan pada komunitas yang paling memiiki kekuatan untuk
mendukung atau menghambat tujuan bisnis organisasi.
3. Penelitian
Setelah komunitasnya dipilih, langkah berikutnya adalah mengetahui
bidang perhatian utama dikalangan komunitas yang menjadi sasaran.
Bagaimana cara mengetahuinya?
Memang sebaiknya melalui
penelitian yang dilakukan sendiri oleh organisasi, tapi ini akan
membutuhkan waktu lama dan biaya yang besar. Karena itu bisa saja
memanfaatkan data sekunder misalnya dari laporan media massa.
4. Pemuka pendapat pada kelompok sasaran
Cara lain untuk mengetahui permasalahan komunitas adalah dengan
berbicara pada pemuka pendapatnya. Hasil pembicaraan dengan
pemuka
pendapat
itu
akan
memberi
informasi
mengenai
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh komunitas. Dengan
berbicara langsung pada pemuka pendapat, sesungguhnya, kita sudah
mulai membangun hubungan dengan komunitas tersebut.
5. Penyelarasan
Tentu saja setiap komunitas akan memiliki permasalah dan
harapannya masing-masing terhadap organisasi kita. Begitu juga
dengan organisasi kita, memiliki tujuan yang berbeda-beda pada tiap
komunitas. Karena itu perlu dilakukan penyelarasan. Kita perlu
menyelaraskan kepentingan-kepentingan organisasi kita dengan
kepentingan orang-orang dalam komunitas yang prioritas dengan
mendasarkan pada kesamaan pandangan. Dalam riset yang dilakukan
pengamat dengan teori ini adalah adanya divisi atau praktisi khusus
42
untuk menangani komunitas sebagai langkah-langkahnya untuk
melakukan community relations.
2.2.9 Radio
Radio memiliki peranan yang penting sebagai media komunikasi.
Perkembangan industri radio sebagai media massa elektronik di Indonesia
dewasa ini menawarkan banyak tantangan baru bagi mereka yang memiliki
ketertarikan pada dunia komunikasi, terutama bidang broadcasting. Dunia
radio siaran di Indonesia ditandai salah satunya dengan pendirian Radio
Republik Indonesia (RRI) pada tanggal 11 September 1945 (Rahmawati &
Rusnandi, 2011: 5-6).
Radio siaran swasta jumlahnya kini sudah mencapai ratusan di seluruh
Indonesia, dan memperlihatkan perkembangan yang semakin baik. Bukan
hanya informasi informasi yang semakin menarik dan aktual yang bisa
didapatkan oleh masyarakat, tetapi juga beragam tip yang aplikatif dan
bermanfaat. Begitu pula dengan adanya program-program hiburan yang
semakin variatif dan menyenangkan (Rahmawati & Rusnandi, 2011: 7).
Radio tidak hanya dilihat bentuk fisiknya sebagai sebuah alat, tetapi
korelasi antara bentuk fisik dengan kegiatan mengirim dan menerima pesan
atau informasi. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan
menggunakan bahasa tutur. Hal ini dilakukan karena radio siaran merupakan
media massa auditif. Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang nyaman di
telinga pendengar, tentu saja selaras dengan target dan segmentasi radionya
(Rahmawati & Rusnandi, 2011: 7-8).
43
2.2.9.1 Karakteristik Radio
Secara umum, radio memiliki karakteristik sebagai berikut
(Rahmawati & Rusnandi, 2011: 8-9):
1. Auditori
Radio adalah “suara” untuk didengar, karenanya isi siaran
bersifat sepintas lalu dan tidak dapat diulang. Artinya
pendengar tidak akan bias mendengar ulang informasi yang
telah disampaikan. Berbeda dengan media cetak, pembaca bias
mengulang bacaan yang sudah dibaca bahkan untuk beberapa
kali.
2. Transmisi
Proses penyebarluasannya atau disampaikannya kepada
pendengar melalui pemancar (transmisi),
3. Mengandung Gangguan
Seperti timbul-tenggelam (fading) dan gangguan teknis
seperti channel noise factor.
4. Theater of Mind
Karena sifatnya yang auditif, radio mencipta gambar
imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran
radio merupakan seni memainkan
melalui
kata-kata
dan
suara.
imajinasi pendengar
Pendengar
hanya
bisa
membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan
penyiar, bahkan tentang sosok penyiarnya sendiri. Selain itu,
komunikator radio siaran berbicara seolah-olah sedang
bercakap-cakap sambil menemani pendengar di manapun
mereka berada. Tidak heran bila interaksi yang terjadi antara
penyiar radio dengan pendengarnya bersifat lebih akrab, dan
tak jarang penyiar radio dianggap selayaknya sahabat oleh
para pendengarnya.
44
5. Identik dengan Musik
Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat
sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.
Dalam hal musik, radio memiliki daya surprise seketika,
karena pendengar biasanya tidak mengetahui lagu apa yang
akan dihadirkan. Berbeda dengan memutar kaset yang sudah
bisa ditebak urutan lagunya.
2.2.9.2 Segmentasi Radio
Segmentasi pada dasarnya adalah suatu cara pandang atau
mental berpikir yang membantu seseorang melihat isi dunia atau bisa
juga disebut sebagai suatu
strategi untuk memahami struktur pasar.
Segmentasi digunakan untuk memilih sasaran, mencari peluang,
menggerogoti
segmen
pemimpin,
merumuskan
pesan-pesan
komunikasi, melayani lebik baik, menganalisis perilaku konsumen,
mendesain produk dan lain sebagainya (Rahmawati & Rusnandi,
2011: 10).
Definisi segmentasi yang lain adalah proses mengkotakkotakkan pasar (yang heterogen) ke dalam kelompok-kelompok
yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter
yang memiliki karakter yang sama. Dalam
pengertian
radio,
segmentasi dapat diartikan sebagai kelompok orang yang ingin
diraih sebagai pendengar radio. Pemilihan segmen hendaknya
dilakukan berdasarkan riset yang memadai dengan pertimbanganpertimbangan (Rahmawati & Rusnandi, 2011: 10-11) Segmentasi
dibuat atas beberapa faktor yang menjadi
pemikiran, diantaranya
(Rahmawati & Rusnandi, 2011: 11) :
a. Geologis: keadaan daerah
b. Geografis: letak daerah
c. Demografis: kondisi kehidupan penduduk di daerah itu
d. Sosial Ekonomi: standart kehidupan, mencakup pendapatan
e. Psychographis: menyangkut gaya hidup dan selera masyarakat
45
f.Tingkah laku individual menurut Muchtar (Rahmawati & Rusnandi,
2011: 11)
Sebuah radio perlu menentukan segmentasi dan positioning
Stasiun radionya karena sebuah stasiun radio perlu menentukan
target audience yang nantinya akan menjadi fokus perhatian
marketing radio dalam “menjual” produk-produk radio tersebut
kepada para pengiklan. Target ini perlu diseleksi dari pendengar
potensial,
atau
kelompok
demografi
teridentifikasi
yang
menunjukkan adanya sejumlah pendengar (Rahmawati & Rusnandi,
2011: 11-12).
2.2.9.3 Status dan Karakter Pendengar
Sebagai Dasar Penetuan Segmentasi Radio (Rahmawati & Rusnandi,
2011: 12-13)
Tabel 2.2 Segmentasi Radio
2.2.10 Radio Online/ Streaming
Ada dua perkembangan penting teknologi radio pasca tahun 1990-an:
(1) di bidang produksi siaran, sistem editing manual (menggunakan audio
mixer yang dirancang khusus) kini berpindah ke sistem editing digital
menggunakan perangkat personal komputer dengan software bernama cool
editing pro, Raduga, Sound Force, dan sebagainya; (2) di bidang distribusi
transmisi siaran, dari perangkat pemancar di jalur terestrial (AM/FM)
berpindah ke jalur online (jalur “bebas frekuensi”).
46
Penyiaran radio bersistem digital dengan berbasis computer
merupakan teknologi terkini yang berkembang dalam industri siaran. Dua
bentuk teknologi itu adalah penyiaran radio lewat internet (online radio) dan
penyiaran lewat satelit. Ada dua bentuk layanan radio online, yaitu (1) on
demand, menyiarkan file audio yang telah direkam sebelumnya; (2) live
(livecasting), menyiarkan acara yang pada saat bersamaan bisa disimak users
melalui situs radio setempat (Real Time). Secara teknis layanan radio online
menampilkan dua jenis proses. Pertama unicasting untuk on demand, yaitu
pengiriman data dari satu titik ke titik lain secara berulang melalui fasilitas
streaming server. Kedua, multicasting untuk Real Time atau live, yaitu
pengiriman data dari satu titik ke banyak titik yang merupakan kesatuan.
User tinggal mengeklik software Real Time in front page (Masduki, 2005:
62-63)
Terdapat dua bentuk siaran radio online yang ada, yakni bidcast dan podcast:
1. Bidcast
Stasiun radio yang hanya ada di Web, hanya bisa diakses secara
online. Ribuan stasiun yang hanya ada dalam Web biasanya merupakan
radio yang beroperasi tanpa iklan dan menawarkan banyak saluran musik,
bebas iklan, dan perbincangan banyak DJ. Untuk mengakses radio Web,
para pengguna internet harus memiliki perangkat lunak file compression
seperti Real Player yang memungkinkan dilakukannya streaming,
pengunduhan dan
pengaksesan – memainkan – secara serentak data
audio atau video digital.
2. Podcast
Berbeda dengan bitcast, podcast tidak memerlukan perangkat lunak
untuk streaming karena ditempatkan secara online. Podcast dapat
diunduh, baik secara sengaja maupun otomatis (biasanya dengan
berlangganan), dan dimasukkan ke semua peralatan digital yang memiliki
pemutar MP3, termasuk PC, laptop, dan iPod (Baran, 2012: 286).
Kendala yang masih dihadapi dalam pengembangan teknologi radio
online (digital audio broadcasting) diIndonesia adalah khayalak
penggunanya masih sangat terbatas; business will dari pengusaha dan
pemerintah belum ada; barudianggap sebagai media pendukung model
47
penyiaran terestrial; infrastruktur teknologi komunikasi khususnya
saluran telepon internet masih buruk; investasi untuk penyiaran online
tinggi sementara pemasukan dari iklan minim.
Implikasi perkembangan teknologi radio online (digital audio
broadcasting) terhadap produksi siaran sangat besar, terutama pada empat
aspek seperti berikut ini (Masduki, 2005: 63-64):
1. Adanya bentuk pelayanan siaran berganda, yaitu menu siaran tidak
hanya bisa didengar, tetapi bukti siarannya bisa di download kapan
saja. Radio tidak lagi bersifat ‘otoriter’ atau harus ditunggu
siarannya oleh pendengar. Pendengar bisa mengakses sendiri kapan
saja mereka mau.
2. Penyiaran bersifat total interaktif, semua akses interaktif bisa
digunakan pendengar. Pendengar bisa ikut serta bersiaran mulai
dari proses produksi hingga evaluasi siaran, termasuk memberikan
saran melalui kolom saran suara dan teks front page situs radio
setempat.
3. Keterampilan menulis naskah siaran menjadi bersifat konsumsi
multimedia. Penulisan naskah dan orientasi produksi siaran lebih
meluas ke bentuk audio, audio visual, dan cetak
4. Radio siaran menjadi institusi berskala global dan terbuka. Setiap
pendengar di seluruh dunia berhak atas semua data siaran mentah
dan rekaman judul, studio radio menjadi wilayah yang transparan.
2.2.10.1 Daya Tarik dan Kelebihan Radio Online/ Streaming
Kelebihan penggunaan sistem teknologi radio online (digital audio
broadcasting) menurut Jeff Tellis (Masduki, 2005: 65-66) adalah jangkauan siaran
yang meningkat cukup luas dengan penggunaan daya yang lebih rendah atau biaya
transmisi yang minimal, perbaikan yang dramatis dari kualitas sinyal (menghasilkan
suara sekualitas CD), kontrol daerah jangkauan yang lebih cermat dengan
menggunakan banyak pemancar serupa berteknologi telepon seluler, tidak ada
masalah dengan penerimaan saluran yang tumpang-tindih (tahan gangguan
multiarah), pemancaran yang mudah untuk siaran tambahan seperti informasi aktual
keadaan lalu lintas dan cuaca. Pendek kata sistem teknologi radio online menjanjikan
48
efesiensi ekonomi kepada pebisnis media. Radio online memiliki kekhasan dari
media penyalur siaran radio konvensional lainnya yang mencakup dari tiga hal, yakni
(Mirabito & Morgenstern, 2004: 236) :
1. Radio online menyediakan cara baru untuk mendengarkan siaran radio
dengan sebuah perangkat komputer dimana pemakainya menggunakan perangkat
tatap muka (layar, keyboard, mouse) yang bisa digunakan untuk mencari dan
memilih isi yang bervariasi menurut nama stasiunnya, asal negara, style atau aliran
sembari melihat program yang dimainkan pada saat itu (now playing). Para penikmat
siaran radio online dapat menyorot daftar referensi mereka dengan menghimpun
daftar list sesuai selera, ini juga memungkinkan untuk mengupdate sebuah jadwal
siaran stasiun.
2. Radio internet memperluas pilihan penyedia layanan (pemilik stasiun radio
online), dimana radio online bisa dimiliki oleh stasiun radio analog (sebagai
perluasan dari kelanjutan siaran), murni stasiun radio online saja atau bahan online
sebagai kepunyaan individu atau pribadi.
3. Isi radio yang disajikan via web dapat berbeda dari penyiaran radio yang
sudah berkembang sampai akhir abad ini. Mengingat pada beberapa jaringan
teresterial pilihan stasiun-stasiunnya relatif terbatas sedangkan untuk radio internet
terdapat ribuan stasiun.
49
2.3 Kerangka Berpikir
ANALISIS STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MEDIA RELATIONS
DAN COMMUNITY RELATIONS UNTUK MEMBANGUN BRAND
AWARENESS RADIO STREAMING DREAMERS RADIO
STRATEGI
PUBLIC
RELATIONS
MEDIA RELATIONS
BENTUK KEGIATAN
MEDIA RELATIONS
Community Relations
1. Proses PR Dalam Community Relations
2. Langkah-langkah Dalam Community Relations
BRAND
AWARENESS
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Download