SILABI USUL AL-FIQH 2 GENAP 16/17 Kode Mata

advertisement
SILABI USUL AL-FIQH 2 GENAP 16/17
Kode Mata Kuliah
Komponen
Jurusan
Program Studi
:
:
: SYARI'AH
: Muamalah
Jenjang
Bobot
Dosen
: S1
: 2 SKS
: Abdul Mun'im Saleh
1. Tujuan:



Mahasiswa memahami hakikat hukum Islam
Mahasiswa memahami kaidah penafsiran terhadap wahyu (al-Kitab dan Sunnah)
untuk mendapatkan hukum.
Mahasiswa memahami prosedur menemukan hukum yang tidak memiliki sandaran
sumber wahyu.
1. Topik Inti
2. Konsep Hukum dalam Islam (al-h}ukm, al-h}a>kim, al-mah}ku>m fi<h, al-mah}ku>m 'alayh)
3. Kaidah Penafsiran 1 (Klasifikasi Kata/aqsa>m al-lafdh)
1. Pembagian kata dari segi Kekuatan Makna: Wa>dlih al-Dala>lah dan Ghayr al-
Wa>dlih} al-Dala>lah.
2. Pembagian kata dari Segi Cakupan Makna: 'a>mm-kha>ss, muthlaq-muqayyad,
amr-nahy.
3. Pembagian kata dari segi makna yang dipakai: h}aqi<qi<-maja>zi<.
4. Kaidah Penafsiran 2 (al-Dala>lah): 'iba>rat al-nass, isya>rat al-nass dala>lat al-nass dan
iqtidla>' al-nass.
5. Ijtiha>d
6. Kaidah Perundang-undangan: Teori Tujuan Hukum Islam
1. Problematika ta'li<l
2. Mas}lah}ah sebagai Tujuan Hukum Islam


Pengertian dan Pembagian mas}lah}ah
Sektor dan Peringkat mas}lah}ah
1. Menegakkan Syari'at Islam

Praktikum Mahasiswa:
1. Menemukan kesimpulan-kesimpulan hukum tertentu dalam teks-teks kitab yang
telah melewati prosedur penafsiran sebagaimana yang ditetapkan dalam silabi.
2. Mengkaji ayat dan/atau hadis tertentu dan menganalisa implikasi pemahaman
dengan pisau analisis kaidah penafsiran sebagaimana telah diajarkan.
3. Buku Rujukan
1. 'Abd al-Wahha>b Khalla>f, 'Ilm Ushu>l al-Fiqh/terjemah
2. Muh}ammad Abu> Zahrah, Ushu>l al-Fiqh/terjemah
3. Amir Syarifuddin, Usul Fiqh 2
4. Departemen Agama RI, Fiqh dan Ushul Fiqh 2.
5. Muhammad Hashim Kamali, Teori-teori Hukum Islam.
4. Tugas: hafalan dan penilaian.
1. Semua mahasiswa wajib menghafalkan 10 materi yang diangsur satu-persatu
setiap tatap muka mulai dari tatap muka ke 2.
2. Setiap mahasiswa mempunyai kesempatan 10 kali menyetorkan hafalannya,
tidak lebih.
3. Mahasiswa tidak dibenarkan menyetorkan hafalan berikutnya jika masih
mempunyai tanggungan hafalan sebelumnya.
4. Nilai mata kuliah diambil dari nilai kehadiran (10%), hafalan (40%), UTS
(25%) dan UAS (25%).
5. Ketentuan Lain:
Akan dianggap mengundurkan diri dari perkuliahan mereka yang:
1. tidak mengikuti kuliah 4 kali/lebih berturut-turut
2. tidak mengikuti kuliah 6 kali/lebih walaupun tidak berturut-turut.
3. Tidak ada perbaikan nilai selain mengikuti kuliah lagi.
MATERI HAFALAN
MATERI HAFALAN 1
· Di dalam us}u>l al-fiqh, al-h}ukm (hukum) selalu didefinisikan:
·
ً‫ال ْالـ ُم َكلَّفِ ْينَ طَلَباً أَوْ ت َْخيِيْراً أَوْ َوضْ عا‬
ُ ِّ‫ِخطاَبُ هللاِ ْالـ ُمتَ َعل‬
ِ ‫ق بِأ َ ْف َع‬
Artinya: Hukum adalah komunikasi dari Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang
mukallaf, baik berupa tuntutan, pilihan atau kondisi.
· Al-h}a>kim‫الحا( )كم‬adalah Penguasa Hukum, yaitu Allah. Dia adalah satu-satunya penguasa
hukum dalam Islam. Jadi di dalam Islam, hakikat hukum adalah HUKUM ALLAH. Hukum
adalah cerminan kehendak Allah.
· Al-mah}ku>m fi<h (‫)المحكوم فيه‬adalah perbuatan mukallaf (‫ )المكلف‬.
· Al-mah}ku>m ‘alayh adalah mukallaf atau subyek hukum (orang yang menerima beban
hukum) yaitu muslim, dewasa dan sehat jiwanya.
· Hukum dibagi dua, hukum takli<fi< (‫ )تكليفي‬dan hukum wadl'i< (‫ )وضعي‬. Hukum takli<fi< adalah
hukum yang menuntut mukallaf untuk melakukan sesuatu, meninggalkan sesuatu ataupun
memberikan pilihan untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu. Hukum wadl'i< adalah
kondisi yang ditetapkan sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi berlakunya hukum takli<fi<.
· Hukum takli<fi< dibagi menjadi lima, yaitu wa>jib, sunnah, h}ara>m, makru>h dan muba>h}. Hukum
wadl'i< dibagi menjadi tiga, yaitu sabab, syarth dan ma>ni'.
MATERI HAFALAN 2
· Seluruh mazhab dalam Islam sepakat bahwa hakikat hukum adalah Hukum Allah. Tetapi
mereka berselisih pendapat tentang bagaimana cara mengetahui hukum Allah seandainya Allah
tidak mengutus Rasul dan tidak pula menurunkan wahyu.
· Mazhab Asy'ari< yang dipimpin oleh Abu> al-H}asan al-Asy'ari< mengatakan bahwa hukum
Allah mengenai baik dan buruk hanya dapat diketahui dari informasi yang disampaikan oleh
Rasul dan dari wahyu dalam Kitab Suci. Akal manusia secara mandiri tidak dapat mengetahui
hukum tentang baik dan buruk yang dimaksudkan Allah. Jadi, tidak ada wahyu atau Rasul,
berarti tidak ada hukum Allah.
· Mazhab Mu'tazilah yang dipimpin oleh Wa>shil bin 'Atha>' mengatakan bahwa akal manusia
secara mandiri dapat mengetahui hukum tentang baik dan buruk yang dimaksudkan Allah.
Jadi, walaupun tidak ada wahyu atau Rasul, tetap ada hukum Allah.
· Mazhab Ma>turi<di<yah yang dipimpin oleh Abu> Manshu>r al-Ma>turi<di< memberikan jalan
tengah dan mengatakan bahwa akal manusia secara mandiri dapat mengetahui dan
membedakan antara yang baik dan yang buruk, tetapi hukum Allah mengenai baik dan buruk
tidak tergantung kepada pengetahuan akal manusia. Jadi, tidak ada wahyu atau Rasul, berarti
tidak ada hukum Allah
MATERI HAFALAN 3
· Ayat-ayat tentang hakikat hukum:
40 ‫ يوسف‬,57 ‫)إٍ ِن ال ُح ْك ُم إالَّ لِـلَّـ ِه (األنعام‬
Artinya: hukum hanyalah milik Allah.
48 ‫)فَاحْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم ب ِماَ أَ ْنزَ َل هللاُ (المائدة‬
Artinya; maka putuskan hukum di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah.
39 ‫يح ُك ْم بِماَ أَ ْنزَ َل هللاُ فَأُولَِهَ ُُ ُم ْال َكافِرُوْ نَ (المائدة‬
َ ‫) َو َم ْن ل َم‬
{Artinya: dan barangsiapa yang tidak memberikan hukum dengan apa yang diturunkan Allah,
mereka adalah orang yang kafir.
· Karena hakikat hukum adalah hukum Allah, maka tugas akal adalah memahami kehendak
Allah tentang perbuatan manusia. Kehendak Allah tertuang dalam al-Qur'an dan Sunnah.
· Maka diciptakan banyak sarana untuk memahami al-Qur'an dan Sunnah dengan tujuan agar
akal tidak keliru dalam memahami kedua wahyu tersebut. Sarana itu antara lain adalah
klasifikasi kata (aqsa>m al-lafdh).
Kata-kata dibagi dalam tiga cara pembagian, yaitu menurut kekuatan makna, menurut daya
cakup makna dan menurut makna mana yang dipakai.
MATERI HAFALAN 4
· Menurut kekuatan maknanya, kata dibagi menjadi dua, yaitu al-wa>dlih} al-dala>lah dan ghayr
al-wa>dlih} al-dala>lah.
· ‫ الواضح الداللة‬berarti "kata yang jelas maksudnya", yaitu kata yang secara mandiri telah
menunjuk maknanya sehingga tidak memerlukan keterangan dari luar. Pada prinsipnya, ‫الواضح‬
‫ الداللة‬sudah tidak memerlukan penafsiran karena sudah begitu jelasnya atau hanya memerlukan
sedikit penafsiran. Dalam menghadapi jenis ‫ الواضح الداللة‬ini, muslim tinggal melaksanakan apa
yang ditentukan.
· ‫ الواضح الداللة‬digolongkan ke dalam 4 peringkat, yaitu (mulai dari yang relatif tidak begitu
jelas sampai yang paling tegas) dha>hir, nashsh, mufassar dan muh}kam.
Secara mudah, ‫ ظاُر‬berarti sedikit jelas, ‫ نص‬berarti jelas, ‫ مفسر‬berarti sangat jelas, dan ‫محكم‬
berarti amat sangat jelas.
PENGAYAAN MATERI 4
Dha>hir adalah makna yang jelas oleh dirinya sendiri, yang diambil dari susunan kalimatnya,
tidak membutuhkan penafsiran dari luar, makna itu merupakan makna yang dimaksudkan oleh
pembicaraan, tetapi bukan tema pokok pembicaraan, makna itu masih bisa dita’wil
(ditafsirkan) dan tidak mustahil terkena naskh (penghapusan hukum).
Nashsh adalah makna yang jelas oleh dirinya sendiri, yang diambil dari susunan kalimatnya,
tidak membutuhkan penafsiran dari luar, makna itu merupakan makna yang dimaksudkan oleh
pembicaraan dan menjadi tema pokok pembicaraan, makna itu masih bisa dita’wil (ditafsirkan)
dan tidak mustahil terkena naskh (penghapusan hukum).
Mufassar adalah makna yang jelas oleh dirinya sendiri, yang diambil dari susunan kalimatnya,
tidak membutuhkan penafsiran dari luar, makna itu tidak bisa dita’wil (ditafsirkan) dan tidak
mustahil terkena naskh (penghapusan hukum).
Muh}kam adalah makna yang jelas oleh dirinya sendiri, yang diambil dari susunan kalimatnya,
tidak membutuhkan penafsiran dari luar, makna itu tidak bisa dita’wil (ditafsirkan) dan
mustahil terkena naskh (penghapusan hukum).
MATERI HAFALAN 5
· ‫غير الواضح الداللة‬artinya adalah "kata yang tidak jelas maknanya" atau kabur, yaitu kata-kata
yang masih memerlukan penjelasan dari luar. Kata-kata jenis ini memberikan kesempatan
untuk penafsiran agar menjadi jelas maksudnya. Dalam menghadapi kata jenis ini, muslim
melakukan ijtiha>d untuk memberikan tafsiran. Aspirasi manusia, tuntutan perkembangan
zaman dan budaya bisa ditampung ketika manusia melakukan penafsiran jenis kata ini. Di sini
juga terjadi perbedaan penafsiran antara satu mujtahid dengan mujtahid lainnya.
· ‫ غير الواضح الداللة‬dibagi ke dalam 4 peringkat juga (mulai dari yang paling tidak kabur sampai
yang paling kabur), yaitu khafi<, musykil, mujmal dan mutasya>bih.
Secara mudah, ‫ خفي‬berarti sedikit kabur, ‫ مشكل‬berarti kabur, ‫ مجمل‬berarti sangat kabur, dan
‫ متشابه‬berarti amat sangat kabur.
PENGAYAAN MATERI 5
Khafi adalah kata yang pada dasarnya jelas maknanya, tetapi setelah makna itu diterapkan
pada kasus-kasus hukum tertentu muncul kekaburan sehingga memerlukan penjelasan dari luar
dan penjelasan ini dapat diperoleh dari hasil pemikiran akal.
Musykil adalah kata yang sejak semula memang kabur maknanya. Kekaburan ini memerlukan
penjelasan dari luar dan dapat dijelaskan oleh akal.
Mujmal adalah kata yang tidak jelas maknanya, dan harus dijelaskan oleh wahyu sedangkan
penjelasan itu memang ada di dalam wahyu.
Mutasyabih adalah kata yang tidak jelas maknanya, dan harus dijelaskan oleh wahyu tetapi
penjelasan itu ternyata tidak ada di dalam wahyu. Tetapi untungnya, tidak ada ayat
mutasyabih tentang hukum.
MATERI HAFALAN 6
· Berdasarkan daya cakup maknanya, kata dibagi menjadi 'a>mm dan kha>shsh, serta muthlaq dan
muqayyad .
· ‫ عام‬artinya "yang umum" yaitu kata yang maknanya mencakup semua benda yang
dimaksudkan oleh makna itu tanpa pembatasan jumlah. Misalnya, kata "mobil" yang bersifat
‫ عام‬akan mencakup semua benda yang bisa disebut mobil.
· ‫ خاص‬berarti "yang khusus" yaitu kata yang maknanya hanya mencakup sebagian benda yang
dimaksudkan oleh makna kata itu. Misalnya kata "mobil" akan berarti "sebagian benda yang
disebut mobil", bukan seluruhnya.
· ‫ تخصيص‬berarti mengkhususkan, yaitu penjelasan bahwa apa yang dimaksudkan oleh suatu
kata yang berbentuk 'a>mm, sebenarnya sudah dikhususkan hanya menyangkut sebagian saja
dari benda yang dimaksudkannya, bukan seluruhnya. Kata 'a>mm yang ditakhshish berarti tidak
bersifat umum lagi, tetapi telah menjadi terbatas daya cakupnya hanya pada sebagian saja dari
keseluruhan satuannya.
· ‫ مطلق‬yang berarti "tanpa keterangan" adalah kata yang tidak diberi keterangan. Misalnya
kata "mobil" tanpa keterangan apakah merah maupun hijau, bagus atau jelek.
· ‫ مقيد‬yang berarti dikualifikasikan atau diberi keterangan, adalah kata yang diberi keterangan,
misalnya mobil merah, mobil hijau, mobil bagus, mobil jelek dan sebagainya.
MATERI HAFALAN 7
· Berdasarkan makna mana yang dipakai, kata-kata dibagi menjadi h}aqi<qi< dan maja>zi<.
· H}aqi<qi< adalah makna sebenarnya suatu kata, sedangkan maja>zi< adalah makna kiasannya.
· Amr atau perintah adalah permintaan untuk melakukan sesuatu dari pihak yang lebih tinggi
kepada pihak yang lebih rendah.
· Pada asalnya, setiap perintah berarti kewajiban. Tetapi tidak semua perintah berarti
kewajiban, melainkan bisa saja anjuran, penegasan, ancaman dan sebagainya, bahkan
sebaliknya yaitu larangan.
· Kata ‫ امر‬bisa berupa ‫( فعل امر‬kalimat perintah) maupun kalimat berita bermakna perintah.
· Pada dasarnya, perintah cukup dilakukan sekali saja, kecuali jika ditentukan harus berkalikali.
· Pada dasarnya, perintah tidak harus dilakukan seketika, kecuali jika ditentukan harus
seketika.
· Nahy adalah larangan, yaitu permintaan untuk meninggalkan suatu perbuatan dari pihak
yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah.
· Kata ‫ نهي‬bisa berbentuk ‫ فِ ْع ُل نه ٍْي‬maupun kalimat berita bermakna ‫نَه ٍْي‬.
Pelaksanaan ‫ نَ ْه ُي‬baru sah jika orang menghentikan apa yang dilarang seketika dan selamanya.
MATERI HAFALAN 8
· ِّ‫ارةُ النَّص‬
َ َ‫ ِعب‬adalah makna harfiah dari suatu ungkapan, atau makna yang paling mudah
dipahami dari ungkapan tersebut. Bisa \juga disebut dengan arti eksplisit atau tersurat dari
suatu ungkapan.
· ِّ‫َارة النَّص‬
َ ‫ إِش‬adalah makna yang diambil dari konsekuensi logis dari suatu ungkapan atau,
makna tersirat yang diambil dari apa yang tidak diucapkan.
· ِّ‫ َدالَلَةُ النَّص‬adalah makna yang diambil dari semangat suatu ungkapan.
· ِّ‫ضا ُء النَّص‬
َ ِ‫ اِ ْقت‬adalah makna yang harus disisipkan ke dalam suatu ungkapan agar ungkapan itu
bisa dipahami.
Pengkaji ayat atau hadis harus menggunakan keempat macam dala>lah tersebut agar ia bisa
memperluas dan memperkaya makna ayat dan hadis tersebut, serta agar terhindar dari
kecenderungan dua ekstrem, yaitu terlalu tekstual dan terlalu kontekstual.
MATERI HAFALAN 9
· Ijtiha>d adalah mengerahkan segala kemampuan untuk menemukan hukum syar'i< dari dalilnya
yang terinci. Bisa juga disebut dengan melakukan riset menemukan hukum syar'i<.
· Orang yang melakukan ijtiha>d disebut mujtahid. Mujtahid haruslah orang yang menguasai
al-Qur'an, Sunnah, Ijma', qiya>s, naskh-mansu>kh, mas}lah}ah, bahasa Arab.
· Ijtihad tidak dilakukan jika suatu kasus hukum telah memiliki ketetapan dari dalil shari<h},
yaitu dalil yang qath'i< wuru>d dan dala>lahnya. Tugas manusia tinggal melaksanakan ketentuan
yang terkandung dalam dalil shari<h} itu apa adanya dalam kehidupan sehari-hari tanpa
mempertanyakannya.
· Dengan demikian lapangan ijtiha>d ada dua macam kasus. Pertama, kasus hukum yang
sandaran nashshnya tidak shari<h}, artinya hanya bernilai dhanni<, baik wuru>d dan/atau
dala>lahnya. Kedua, kasus hukum yang tidak memiliki landasan nashsh sama sekali.
· Dalam hal dalil yang dhanni< wuru>dnya, tugas mujtahid adalah memastikan apakah dalil
tersebut cukup kuat sebagai dalil ataukah tidak.
· Dalam hal dalil yang dhanni< dala>lahnya, tugas mujtahid adalah mengungkap maksud
sebenarnya dari pernyataan-pernyataan di dalam dalil tersebut.
MATERI HAFALAN 10
· Mas}lah}ah (‫)المصلحة‬secara bahasa adalah manfaat atau guna, atau hal yang bermanfaat.
Lawan katanya adalah mafsadah yang artinya adalah kerusakan atau kerugian. Menurut istilah,
‫ المصلحة‬adalah tujuan_hukum Islam. Sedangkan tujuan hukum Islam adalah memelihara
keselamatan lima sektor kehidupan manusia, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
Segala upaya untuk mencapai keselamatan lima_sektor itu disebut mas}lah}ah, sedangkan
tindakan menerlantarkan lima sektor itu disebut mafsadah (‫ )المفسدة‬. Demikian juga
menghentikan tindakan menerlantarkannya itu juga disebut mas}lah}ah.
Mas}lah}ah biasa digunakan oleh mujtahid sebagai pedoman berfikir dan sumber hukum nonnashsh ketika mujtahid tidak menemukan ketentuan nashsh dalam suatu kasus hukum. Kasus
hukum yang tidak memiliki sandaran nashsh akan terus bermunculan sejalan dengan
perkembangan kemajuan manusia, sehingga jika mujtahid tidak menggunakan mas}lah}ah, maka
ia tidak akan menemukan ketentuan tentang kasus hukum yang dihadapinya dan akan terjadi
kekosongan hukum.
MATERI 11(TIDAK DIHAFALKAN)
· Menurut tingkat kepentingannya, mas}lah}ah dibagi menjadi tiga, yaitu dlaru<ri<yah (primer),
h}aji<yah (sekunder) dan tah}si<ni<yah (tersier).
· Daru<ri<yah adalah kebutuhan dasar manusia, jika tidak terpenuhi akan menyebabkan manusia
terancam nyawa atau keselamatan dan fungsi anggota badannya.
· H}a>ji<yah adalah kebutuhan pokok manusia, jika tidak terpenuhi akan menyulitkan kehidupan
manusia.
· Tah}si<ni<yah adalah kebutuhan manusia yang menyangkut kepantasan dan keindahan
(kebutuhan mewah).
· Menurut keabsahannya, mas}lah}ah dibagi menjadi tiga, yaitu mas}lah}ah mu’tabarah, mas}lah}ah
mulgha>h dan mas}lah}ah mursalah.
· ‫ مصلحة معتبرة‬adalah mas}lah}ah yang memiliki dukungan dari sya>ra’ (agama), artinya terdapat
ketentuan sya>ra’ yang mendukung mas}lah}ah tersebut.
· ‫ مصلحة ملغاة‬adalah mas}lah}ah yang jelas ditolak oleh sya>ra’, artinya terdapat ketentuan sya>ra’
yang menolaknya.
· ‫ مصلحة مرسلة‬adalah mas}lah}ah netral, tidak didukung dan tidak juga ditolak oleh sya>ra’.
MATERI 12 (TIDAK DIHAFALKAN)
Metode menemukan hukum dengan jalan mempertimbangkan tujuan hukum Islam. Sedangkan
tujuan hukum Islam adalah mas}lah}ah. Dari kata mas}lah}ah (‫ )المصلحة‬dibentuklah kata ‫االستصالح‬
yang artinya mengusahakan mas}lah}ah. Mas}lah}ah menurut bahasa berarti manfaat yaitu langkah
untuk mewujudkan keuntungan dan menghilangkan kerugian ” ‫س ِد‬
ُ ‫” َج ْل‬.
َ َ ‫ب ال ْمـ‬
ِ ‫ح َود َْر ُء ال ْمـَفَا‬
ِ ِ‫صال‬
Sedangkan mas}lah}ah secara istilah berarti menjaga kelestarian 5 sektor kebutuhan manusia
yaitu pemeliharaan agama ((‫ ِحفظُ ال ِّدي ِْن‬, pemeliharaan jiwa ((‫س‬
ِ ‫ ِح ْفظُ النَّ ْف‬, pemeliharaan
intelektualitas ((‫ح ْفظُ ْال َع ْق ِل‬,
ِ pemeliharaan keturunan/ kehormatan ((‫ض‬
ِ ْ‫ ِح ْفظُ النَّس ِْل= ِح ْفظُ ْال ِعر‬, dan
ُ
ْ
َ
ُ َّ ‫( ْال ُكلِّيا‬kebutuhan
pemeliharaan harta/ hak milik ((‫ ِحفظ ال ْما ِل‬. Kelima sektor itu dinamakan ُ‫ت ْال َخ ْمس‬
universal yang lima).
Kelima sektor kebutuhan manusia ini sudah diatur oleh Islam dalam ajaran al-Qur’an dan alhadits akan tetapi ada yang belum disertai rinciannya. Di sini mujtahid bertugas menemukan
aturan yang terperinci walaupun dia tidak mendapatkan rincian dalam al-Qur’an dan hadits
tentang soal tersebut. Dalam keadaan demikian mujtahid dapat menggunakan sarana mas}lah}ah
untuk membuat keputusan-keputusan hukum yaitu keputusan yang diambil menurut
pertimbangan kemanfaatan bagi manusia asalkan tidak bertentangan dengan nas}s} al-Qur’an
dan hadits. Cara penentuan hukum seperti ini dinamakan dengan metode istis}la<hi<. Mas}lah}ah
dan istis}la<hi <beroperasi pada ketentuan yang tidak ada nas}s} nya. Berfikir tentang istis}la<h}i<
berarti:
a. berfikir dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan manusia menurut peringkatnya.
Kebutuhan manusia / mas}lah}ah ada 3 macam:
1) Kebutuhan d}aru<ri<yah ‫ضرُوْ ِريَّة‬,
َ adalah kebutuhan dasar manusia yang jika tidak dipenuhi
akan terancamlah eksistensinya, dalam arti ia mungkin akan mati, cacat, atau rusak anggota
badannya (fatal). Contoh: kebutuhan manusia terhadap pangan, papan, udara, air, dan/obatobatan.
2) Kebutuhan ‫اجيَّة‬
ِ ‫ َح‬h}a<ji<yah, adalah kebutuhan pokok manusia yang kalau tidak dipenuhi, maka
manusia akan mengalami kesulitan berat dalam menjalani hidupnya, tetapi tidak ada akibat
fatal. Contoh: kebutuhan manusia akan lauk pauk, kemampuan tulis menulis, kesegaran badan,
kendaraan bermotor.
3) Kebutuhan ‫( تَحْ ِس ْينِيَّة‬tah}si<ni<yah), adalah kebutuhan manusia yang bersifat estetika
(kepantasan). Contoh: kebutuhan manusia akan kebersihan makanan yang dikonsumsi, model
yang bagus dari rumah, pakaian, maupun kendaraan (kebutuhan mewah yang halal).
Dalam memenuhi dan meningkatkan kebutuhan ‫ تحسينية‬ini, seseorang tidak boleh
mengorbankan tingkat ‫ حاجية‬apalagi tingkat ‫ضرورية‬. Contoh; jika orang hanya mempunyai
uang Rp. 5.000,oo maka dia seharusnya menggunakan untuk hal-hal yang terpenting yaitu
makanan pokok. Kalau dia ternyata membeli anggur merah berarti dia telah mengorbankan
kebutuhan hajiyah dan daruriyah, dan hal ini tidak dibenarkan.
b. kebutuhan terhadap peraturan yang luwes (fleksibel) yang disesuaikan dengan kebutuhan
khusus, lokal, unik (beda dengan yang lain), atau kebutuhan sesaat.
SKEMA MASLAHAH
Sektor
Keturunan/
Agama
peringkat
Dharuriyah(A)
Hajiyah (B)
Tahsiniyah(C)
IA
IB
IC
Jiwa/Nyawa
IIA
IIB
IIC
Akal/Intelektual
IIIA
IIIB
IIIC
Harta
kehormatan
IVA
IVB
IVC
Yang diisikan adalah aturan fiqh.
KETERANGAN:
IA
; Eksistensi agama, pelestarian agama(perang)
IB
; Ketentuan rukhsah / dispensasi dalam ibadah (jama’ qasar)
IC
; Ajaran thaharah dan menjaga diri dari najis
VA
VB
VC
IIA
;- Ajaran nikah; pelestarian spesies manusia
- Tersedianya makanan pokok
- Penegasan sanksi ,Qisas(hukuman dengan balasan yang setimpal)
IIB
; Diberikan rukhsah karean berbagai kebutuhan, seperti dihalalkannya thalaq,
berburu dengan anjing, halalnya bangkai hewan air dan belalang.
IIC
; Haramnya membunuh penduduk sipil dalam perang
IIIA
; Larangan minum khamr dan penegakan sanksinya (dicambuk).
IIIB
; - kewajiban mencari ilmu, -halalnya makanan bergizi
IIIC
; Ajaran tentang akhlaqul karimah, menjaga kesucian diri, menghindari pikiran buruk.
IVA
; Larangan zina dan penegakan sanksi zina (dirajam, dicambuk)
IVB
; Larangan bersunyi-sunyi dengan lawan jenis
IVC ; Ajaran tentang akhlaqul karimah, menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak pantas
dan menjaga kesucian diri.
VA
; tersedianya lapangan pekerjaan dan wajibnya bekerja,- penegakan sanksi pencurian
(dipotong tangannya)
VB
dll.
; diperbolehkannya akad-akad khusus seperti salam, muzara’ah, mukhabarah, hiwalah
Salam adalah dalam jual beli dengan memberikan uangnya terlebih dahulu tapi belum ada
barangnya.
Mukhabarah adalah pembagian setengah dari hasil pertanian, semacam maro sawah.
VC
; Ajaran tentang akhlaqul karimah, menjaga kesucian diri, dan menjauhkan diri dari
harta yang haram/ meragukan.
Ponorogo, 7 Maret 2017
Dosen:
Abdul Mun'im Saleh
Download