1 pengaruh pendampingan terhadap kepatuhan diet pada penderita

advertisement
PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE – 2 DI WILAYAH PUSKESMAS
BANYUANYAR SURAKARTA
Dedy Arif Abdillah1), Happy Indri Hapsari2), Sunardi3)
1) Mahasiswa SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
2) Dosen Prodi SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
3) Dosen Prodi SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Abtrak
Diabetes mellites merupakan gangguan metabolik kronik yang tidak dapat di
sembuhkan tetapi dapat di kendalikan. Untuk mengendalikan DM diperlukan kepatuhan
dalam menjalani diet DM, diet DM yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan kejenuhan
sehingga dapat menurunkan kepatuhan maka di perlukan pendampingan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh pendampingan terhadap kepatuhan diet pada
penderita diabetes mellitus.
Penelitian ini merupakan penelitia kuantitatif dengan desain Quasi experiment with
nonequivalent control group design yang dilakukan di Wilayah Puskesmas Banyuanyar
Surakarta. Teknik pengambilan sample menggunakan semple jenuh dengan total responden
30 orang.
Hasil penelitian menunjukkan nilai P value sebesar 0,000 < 0,05, artinya ada
pengaruh pendampingan terhadap kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus di wilayah
puskesmas banyuanyar surakarta. Pendampingan terbukti sebagai cara yang efektif untuk
meningkatkan kepatuhan diet DM.
Kata Kunci
: pendampingan, DM, kepatuhan
1
2
laki, di perkotaan cenderung lebih tinggi
PENDAHULUAN
Diabetes mellites atau disebut
dari pada di desa, serta cenderung lebih
DM merupakan gangguan metabolik
tinggi pada masyarakat dengan tingkat
kronik yang tidak dapat di sembuhkan
pendidikan tinggi dan dengan kuintil
tetapi dapat di kendalikan, yang cirinya
indeks kepemilikan tinggi (Kemenkes,
hiperglikemia karena defisiensi insulin
2013). Pasien DM dapat mengalami
dan atau ketidakadekuatan penggunaan
peningkatan bahkan penurunan kadar
insulin (Lewis et al, 2011). Data dari
gula darah, maka dari itu perlu adanya
WHO (2012) pada tahun 2000 indonesia
pengetahuan
termasuk 10 besar Negara dengan jumlah
kesetabilan gula darah (smeltzer & Bare,
klien
2006).
DM
terbanyak
se-Asia
yang
diet
untuk
menjaga
mencapai 8.426.000 dan diprediksikan
Diet adalah pengaturan jumlah
pada tahun 2030 meningkat menjadi
dan jenis makanan yang dimakan setiap
21.257.000 orang. Prevelansi diabetes di
hari agar seseorang tetap sehat.
Indonesia menurut data dari kemenkes
merupakan preskripsi atau terapi yang
(2013) Sulawesi tenggara menduduki
memanfaatkan makanan berbeda dengan
peringkat tertinggi dengan 3,7 % ;
orang
sedangkan Yogyakarta mencapai 2,6%
kesembuhan dan memperbaiki status gizi
dan jawa tengah mencapai 1,9 %.
(Hartono, 2006). Holt (2010) menyatakan
normal
untuk
Diet
mempercepat
Prevalensi DM berdasarkan dan
bahwa makanan atau diet merupakan
meningkat
dengan
faktor utama yang berhubungan dengan
bertambahnya umur, namun mulai umur
peningkatan kadar glukosa darah pada
≥65
pasien diabetes terutama setelah makan.
gejala
tahun
Prevalensi
sesuai
cenderung
DM
pada
menurun.
perempuan
cenderung lebih tinggi dari pada laki-
Pengelolaan
diet
yang
tepat
membutuhkan
kepatuhan pasien dan
3
partisipasi
aktif
serta pendampingan
keluarga dan masyarakat (Delima, 2010).
Kepatuhan adalah istilah yang
yang
dapat
memotifasi
pasien
dan
keluarga untuk meningkatkan kepatuhan,
memberikan
dukungan
emosional.
menggambarkan penggunaan obat atau
Penelitian ini menyatakan pemberian
makanan
model
mencakup
sesuai
dengan
waktu
dan
petunjuk
pembatasan
makanan yang berlaku. Kepatuhan diet
juga
dapat
mencegah
pendampingan
berpengaruh
terhadap penurunan kadar gula darah
(Delima, 2010).
Berdasarkan
timbulnya
studi
komplikasi pada pasien (Ayu, 2009).
pendahuluan
Upaya
pengendalian
puskesmas banyu anyar, jumlah penderita
penyakit DM perlu pemahaman tentang
DM puskesmas banyu anyar pada 3 bulan
pengelolaan penyakit DM di rumah,
terakhir
motivasi yang tinggi dari penderita untuk
dengan
melaksanakannya serta pendampingan
wawancara, 5 dari 10 orang penderita
oleh orang di sekitarya. Pendampingan
DM
pada penderita dan keluarga dalam
kesehatan oleh perawat pada saat selesai
pemahaman pengelolaan penyakit DM
kontrol tentang pola diet DM, namun 3
dan
dapat
dari 5 tingkat kepatuhan diet belum
dilakukan perawat melalui kunjungan
dilakukan sepenuhnya oleh penderita
rumah (Delima, 2010).
DM, 2 dari 3 orang menyatakan bahwa
melaksanakan
peningkatan
Menururut
motivasi
Lina.
M.
&
tidak
yang
hasil
terdapat
DM;
telah
dilakukan
sekitar 30 orang
Sedangkan
mendapatkan
membutuhkan
di
dari
hasil
pendidikan
kepatuhan
diet
sulityarini. T (2013) pendampingan dapat
karena selama ini merasa tubuhya tidak
mempengaruhi kepatuhan karena dalam
mengalami gangguan apa pun. 1 dari 3
pendampingan
orang menyatakan bosan dengan aturan
dapat
menekan
munculnya stres, memberikan informasi
diet yang ditetapkan dari rumah sakit.
4
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
pengaruh
orang kelompok eksperimen dan 15
orang kelompok kontrol.
pendampingan terhadap kepatuhan diet
Alat penelitian menggunakan alat-
pada penderita Diabetes Mellitus di
alat pendukung seperti alat ukur gula
wilayah
darah, buku, pensil dan kuisoner MMAS-
puskesmas
banyuanyar
8 (Morisky Medication Adherence Scale)
Surakarta.
dengan cara penelitian jika “ya” bernilai
METODE PENELITIAN
1 dan jika “tidak” bernilai 0 dengan total
Penelitian ini dilakukan bulan
skor 0 merupakan kepatuhan yang tinggi,
desember 2015 – januari 2016 di wilayah
1-2
Puskesmas
Surakarta.
merupakan
penelitian
kuosioner di isi oleh reponden.
Banyuanyar
Penelitian
ini
merupakan
kualitatif
dengan
kepatuhan
menengah,
kepatuhan
yang
dan
>2
rendah,
Quasi
Analisa univariat yang digunakan
experiment with nonequivalent control
untuk memelihara distribusi frekuensi
group design. Populasi dalam penelitian
data dari responden yang telah bersedia
ini adalah seluruh penderita diabetes
dijadikan sebagai objek penelitian, Hasil
melitus
analisis bivariat pada penelitian ini
di
Banyuanyar
orang.
desain
wilayah
Surakarta
Metode
Puskesmas
sebanyak
pengambilan
30
sampel
menggunakan kruskal wollis dengan hasil
(p
value)
sebesar
0,005
<
0,05
dengan menggunakan sampling jenuh
menunjukkan nilai yang signifikan. Maka
yaitu teknik penentuan sampel bila semua
dapat di simpulkan bahwa Ho ditolak dan
anggota
sebagai
Ha diterima sehingga ada pengaruh
sampel (Sugiyono, 2012). Pada penelitian
pendampingan terhadap kepatuhan diet
ini sampel yang digunakan adalah 30
pada penderita diabetus mellitus di
populasi
digunakan
orang dan dibagi 2 kelompok menjadi 15
5
wilayah
Puskesmas
Banyuanyar
Usia
Kelompok
Kontrol
f
%
Kelompok
Perlakuan
F
%
0
0
1
5
2
5
3
25
13
95
11
75
15
100
15
Berdasarkan
Tabel
Surakarta.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Analisa Univariat
kelompok
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis
Kelompok
kontrol
F
kontrol
dan
dari penelitian ini.
%
8
55
9
65
Tingkat Pendidikan
7
15
45
100
6
15
35
100
Tabel
frekuensi
jenis
3.
Distribusi
4.3
Frekuensi
kelamin
SMP
responden lebih banyak perempuan yaitu
SMA
(55%),
sedangkan
pada
Frekuensi
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
kelompok kontrol yang berjumlah 15
orang
Berdasarkan
Distribusi
Jumlah
Usia
8
kelompok
perlakuan adalah responden dengan usia
Kelompok
perlakuan
f
%
Table 4.1 dapat di gambarkan bahwa
distribusi
Distribusi
56-70 tahun adalah responden terbanyak
Kelamin
Perempua
n
Laki-Laki
Total
100
4.2
Frekuensi Berdasarkan Usia, data dari
1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin
25-40
tahun
41-55
tahun
56-70
tahun
Total
Perguruan Tinggi
Total
F
%
16
53.3
10
33.3
4
13.3
30
100
kelompok perlakuan yang berjumlah 15
orang distribusi frekuensi jenis kelamin
Berdasarkan table 4.3 diatas
perempuan yaitu 9 orang (65%).
menunjukkan bahwa responden yang
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
berpendidikan SMP sebanyak 16 orang
Responden
(53,3%), responden yang berpendidikan
Tabel
4.2
Berdasarkan Usia
Distribusi
Frekuensi
SMA berjumlah 10 orang (33,3%) dan
responden
Tinggi
berpendidikan
Perguruan
berjumlah 4 orang (13,30%).
Dari data di atas diketahui bahwa
6
responden
dengan
pendidikan
SMP
merupakan responden terbanyak dari
penelitian ini.
4.
Distribusi
Frekuensi
Variabel
Distribusi
Frekuensi
kepatuhan
Tabel
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Pre
Test
Kontrol
F
%
5
33.3
9
60.0
1
6.7
15
Berdasarkan
Post
Test
Kontrol
F
%
6
40.0
8
53.3
1
6.7
100
15
100
tabel
4.5
di
atas
menunjukkan nilai kepatuhan kelompok
4.4
Variabel kelompok perlakuan
Variabel
Perlakuan
Variabel
Kontrol
Pre
Test
Perlakuan
F
%
5
33,3
6
40.0
4
26,7
15
100
kontrol pre test memiliki nilai dari 9
orang
Post Test
Perlakuan
F
%
2
13,3
4
26,7
9
60,0
15
100
(60.0%)
responden
memiliki
tingkat kepatuhan sedang. Kelompok
kontrol post test memiliki nilai dari 8
orang (53.3%) responden memiliki nilai
kepatuhan sedang.
Berdasarkan table 4.4 diatas menunjukan
bahwa dapat dijelaskan nilai kepatuhan
2. Hasil Analisa Bivariat
kelompok perlakuan pre test memiliki
Hasil analisis bivariat pada penelitian
nilai dari 6 orang (40,0%) responden
ini menggunakan kruskal wollis dapat
memiliki
dilihat sebagai berikut
tingkat
kepatuhan
sedang.
kelompok perlakuan post test memiliki
Tabel 4.7 hasil uji kruskal wallis tentang
nilai dari 9 orang (60,0%) responden
pengaruh
memiliki nilai kepatuhan yang tinggi.
kepatuhan
5.
Wilayah
Distribusi
Frekuensi
Variabel
Kepatuhan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel
Kelompok kontrol
pendampingan
diet
diabetes
Puskesmas
terhadap
melitus
Banyuanyar
Surakarta
Variabel
Kepatuhan
Rendah
Sedang
Tinggi
Post
Test
kontrol
6
8
1
Post Test
Perlakuan
2
4
9
di
p
Value
0.005
7
Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui
Menururut Lina. M.
nilai signifikansi (p value) sebesar 0,005
(2013)
<
mempengaruhi kepatuhan karena dalam
0,05
menunjukkan
nilai
yang
& sulityarini. T
pendampingan
signifikan. Maka dapat di simpulkan
pendampingan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
munculnya stres, memberikan informasi
sehingga ada pengaruh pendampingan
yang
terhadap kepatuhan diet pada penderita
keluarga untuk meningkatkan kepatuhan,
diabetus mellitus di wilayah Puskesmas
memberikan dukungan emosional.
dapat
dapat
dapat
memotifasi
menekan
pasien
dan
Banyuanyar Surakarta. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian Rosiana
SIMPULAN
(2010)
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
ada
perilaku
pengaruh
diet
pendampingan
hipertensi
terhadap
kepatuhan diet pada penderita hipertensi.
sebagai berikut :
1. Tingkat
kepatuhan
terbanyak
Menurut Delima (2011) ada pengaruh
sebelum dilakukan perlakuan berada
model
terhadap
pada kepatuhan menengah yaitu
terkontrolnya diabetes mellitus pada
kelompok perlakuan sebanyak 6
penderita DM tipe –II. Indriani (2014)
responden
(40.0%)
ada pengaruh terhadap pendampingan
kelompok
kontrol
keluarga
responden (60.0%).
pendampingan
meningkatkan
kepatuhan
dan
pada
sebanyak
9
2. Tingkat kepatuhan terbanyak setelah
minum obat.
Pendampingan berarti bantuan dari pihak
dilakukan perlakuan pada kelompok
luar, baik perorangan mau kelompok
perlakuan adalah kepatuhan tinggi
untuk menambahkan kesadaran dalam
yaitu sebanyak 9 responden (60%)
rangka
dan
dan pada kelompok kontrol adalah
kelompok.
kepatuhan rendah dan menengah
pemenuhan
pemecahan
kebutuhan
permasalahan
8
dengan
masing-masing
tingkat
kepatuhan berjumlah 8 responden
(46.7%).
dilakukan sehingga kadar gula bisa
terkontrol.
2. Bagi istitusi, diharapkan penelitian
3. Kelompok
pre
test
perlakuan
ini dapat berguna sebagai bahan
didapatkan tingkat kepatuhan yang
bacaan dan reverensi belajar dan
paling
dapat
banyak
pada
kategori
membantu
meningkatkan
menengah (40.0%). Setelah diberi
mutu dalam pembelajaran untuk
perlakuan
menghasilkan perawat yang lebih
kepatuhan
(post
test)
meningkat
tingkat
menjadi
kategori tinggi (60.0%).
profesional.
3. Bagi
penelitian
selanjutnya
Kelompok kontrol pre test dan post
diharapkan penelitian selanjutnya
test
dapat mengembangkan tentang diet
didapatkan
hasil
tingkat
kepatuhan yang sama yaitu kategori
DM.
menengah.
4. Ada
pengaruh
terhadap
pendampingan
kepatuhan diet pada
penderita DM Tipe-2 di Wilayah
Puskesmas Banyuanyar Surakarta (p
value sebesar 0,198 < 0,05).
SARAN
1. Bagi masyarakat sekitar, khususnya
masyarakat di Wilayah Puskesmas
Banyuanyar
penelitian
diharapkan
ini
diet
DM
setelah
terus
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Ida. P. (2009). Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan Terapi
pada penderita diabetes melitus
(suatu studi pada penderita
diabetes melitus Bulan oktober
2009 di RSD dr. Soebandi,
jember).
Skripsi.
Fakultas
Kedokteran Universitas Jember.
Tidak dipublikasikan.
Delima, dkk. (2010). Pengaruh Model
Pendampingan
Terhadap
Terkontrolnya Diabetus Melitus
Pada Penderita Dm Tipe II Di
Wilayah Puskesmas Gamping II
Sleman. Jurnal ilmiah kesehatan
Volume I Nomor 1, Desember
2011 ISSN: 2089-4686.
9
Hartono, A. (2006). Terapi Gizi dan Diet
Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Holt, R.I.G., Cockram, C., Flyvbjerg, A.,
Goldstein, B.J. (2010). Textbook
of Diabetes, 4th ed.
Indriyani P, Suprayitno H, Santoso A.
(2007). Pengaruh Latihan Fisik;
Senam
Aerobik
Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah pada
Penderita DM Tipe 2 di Wilayah
Puskesmas Bukateja Purbalingga.
Media Ners. 2007;1(2):89-99.
Kemenkes.
(2013).Riset
Kesehatan
Dasar: Riskesdas 2013. Jakarta:
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI.
Lina, M. S & sulityarini. T. (2013).
Dukungan Keluarga Meningkatkan
Kepatuhan Diet Paien Diabetes
mellitus Di Ruang Rawat Inap RS
Baptis Kediri. Jurnal STIKE. Vol.
6 (1).
Rosiana,
Ayu.
(2014).
Pengaruh
Pendampingan
Perilaku
Diet
Hipertensi Terhadap Kepatuhan
Diet Pada Hipertensi Di Kampung
Sanggrahan.
Skripsi.
Prodi
keperawatan
Stikes
Kusuma
Husada
Surakarta.
Tidak
dipublikasikan
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Download