“Chaos dalam Harmoni” Genardi Atmadiredja / 17005013 Chaos kb. bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti kacau, kalang kabut, kekacau-balauan. Kacau disini merujuk kepada suatu keadaan dimana terdapat suatu ketidakjelasan, kerumitan, kegamangan, kerancuan, dan lain sebagainya. Dalam filsafat seni, Jakob Sumardjo menyinggung tentang chaos atau keadaan chaos, “Manusia yang membiarkan dirinya hanyut begitu saja dalam pengalaman chaos tadi, tak akan mampu menilai hidup dan menilai dirinya sendiri sebagai manusia”. Kemudian pada paragraf selanjutnya Jakob Sumardjo menulis bahwa hidup yang chaos ini akan berharga bila orang menyadari nilai-nilainya. Penulis mengangkat persoalan chaos tadi (untuk selanjutnya disebut kacau saja), karena penulis merasa menjadi korban dari keadaan yang kacau tadi, dimana seolah-olah terdapat ketidakberaturan, dan ketidakjelasan. Sementara harmoni pada judul diatas merujuk kepada keadaan seimbang, kesatuan, dan keadaan yang menenangkan(keselarasan), meskipun terdapat keteraturan dalam ketidakberaturan, semua itu penulis anggap sebagai sebuah kondisi seimbang atau yang sering disebut dualisme. Harmoni dapat dicapai apabila terdapat suatu keadaan yang selaras seimbang dan kesatuan unsur-unsur yang ada. Pada prinsip dasar seni rupa terdapat beberapa prinsip yang kurang lebih sama dengan prinsip-prinsip hidup, bila hidup berkeinginan mencapai suatu kondisi yang ideal, seperti keseimbangan, keselarasan, dan kesatuan maka dalam berkegiatan seni pun terdapat prinsip dasar yang serupa untuk mencapai keadaan ideal tersebut. Chaos dalam Harmoni, merujuk pada dua kondisi dimana terdapat kekacauan dalam harmoni atupun sebaliknya harmoni dalam kekacauan. Sementara ‘dalam’ disini mengacu pada suatu tempat, suatu ruang, dan ruang tersebut bisa saja dunia(semesta) ataupun tubuh(manusia). Suatu keadaan yang saling besebrangan namun terdapat keadaan saling meniadakan(keseimbangan) atau kesatuan(menjadi satu). Dengan berkegiatan seni (melukis) penulis berharap mendapatkan keseimbangan untuk menemukan keharmonisan. Dengan kata lain fungsi melukis disini sebagai salah satu solusi diri—sebuah kontemplasi.