AKUNTANSI ANGGARAN Hendra F. Santoso Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Abstract Budgetary Accounting: A method of accounting in which the planned amounts and actual amounts spent and received are both included in the accounts, so that you can see at any time how much of planned amount remain. Budgetary Accounting, contrary to financial accounting, looks forward; it measures the cost of planned acquisitions and the use of economic resources in the future. Budgetary Accounting is a common form of public accounting, which accountants regard as their “ bible” has nothing to say on the subject. Unlike “ budgetary accounting “ doesnot play a control role in public financial management. Some time heated-debates on comparative merits and disadvantages of cash accounting versus accrual accounting. Thus “budgetary accounting “ appears to be on addity and vaguely to ultimately of only minor interests.It looks like one of these highly unusual forms of accounting in which laymen are inclined to detect mysteries, ambiquities, and misunderstandings. Keywords: Budgetary Accounting, a Control Role, Cash Accounting, Accrual Accounting, Unusual Forms of Accounting, Misunderstanding PENDAHULUAN Pada saat ini akuntan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan informasi yang makin kompleks.Globalisasi membawa kita pada Standarisasi Akuntansi Internasional. Di Indonesia perkembangan Akuntansi Sektor Publik sangat pesat sejak reformasi didengungkan. Adanya perubahan pengelolaan keuangan dengan adanya otonomi daerah mengakibatkan perubahan pencatatan Akuntansi Pemerintahan dari penekanan pada pengendalian kas melalui anggaran menjadi pertanggungan jawab keuangan melalui pelaporan keuangan 231 232 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 sehingga dibutuhkan perubahan sistem pencatatan dari basis kas menjadi basis akrual. Di satu sisi pengendalian kas melalui anggaran masih dibutuhkan, disisi lain pertanggungan jawab keuangan melalui pelaporan keuangan dibutuhkan untuk mengukur kinerja sehingga dalam Standar Akuntansi Pemerintahan kita mengenal ”cash toward accrual basis”. Akuntansi anggaran menjadi suatu yang penting harus diperhatikan karena menjadi suatu bentuk akuntansi yang tidak biasa dan kompleks sehingga sering menimbulkan salah pengertian. Untuk itu kita perlu belajar, sejarah, mengerti akuntansi dan anggaran serta sistem pencatatan untuk dapat memahaminya dan mengembangkannya agar praktik akuntansi anggaran menjadi lebih simpel. SEJARAH AKUNTANSI Banyak hal yang kita peroleh jika kita mempelajari sejarah akuntansi, kita bisa memahami apa yang terjadi dimasa lalu, serta bagaimana proses perkembangannya sampai seperti saat ini. Selanjutnya kita juga memiliki dasar untuk memprediksi apa yang akan muncul dimasa depan bila situasi berjalan normal. Ada banyak versi sejarah akuntansi, disini kita ingin melihat sejarah akuntansi sehubungan dengan sistem pencatatan akuntansi itu sendiri sebagai pencatatan transaksi.Mesir mempunyai sejarah akuntansi yang panjang. Pada tahun 3200 Sebelum Masehi telah dikenal dua macam teknik yaitu yang pertama koin tanah liat (token) dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai kemudian dimasukkan kedalam bejana tanah liat. Yang kedua jenis lainnya, token disimpan dalam bentuk yang lebih besar disimpan dengan berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan perbedaan transaksi kas dengan transaksi non kas yang mengungkapkan secara simbolis nilai aset dan transaksi ekonomis. Jadi praktik pencatatan transaksi sudah ada sejak manusia memulai kegiatan ekonomi,selanjutnya sistim pencatatan akuntansi yang dikenal sebagai pembukuan berpasangan (double entry ) mulai dipahami sejak tahun 1495 saat Luca Pacioli (445 – 1517), yang dikenal sebagai Romo Luca dal Bongo mempublikasikan bukunya Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni et Proportionalita dimana dalam bab berjudul De Computis et Scripturis ada persamaan akuntansi yang dkenal sebagai double entry bookeeping system. Akuntansi Penganggaran 233 AKUNTANSI Menurut American Institute of Certified Public Accountant ”Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing, in a significant manner and in terms of money, transactions and events, which are in part at last of financial character and interpreting the result there of ” Menurut A Statement of Basic Accounting Theory oleh American Accounting Association ”Accounting is the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permit informed judgement and decision by users of information” Dari pengertian diatas terlihat bahwa akuntansi merupakan kegiatan: a. Menggolongkan dan memproses data. b. Mengubah data menjadi informasi ekonomi yang digunakan untuk mengambil keputusan. ANGGARAN Menurut Government Accounting Standard Board ” A budget, in the general sense of term, is a financial plan for a specific period time”. Menurut The National Committe on Goverment Accounting ”A budget is plan of financial operation embodying an estimated of proposed expenditures for a given period of time and the proposed means of financing them” Dari pengertian diatas terlihat bahwa anggaran merupakan: a. Rencana pengeluaran Operasional dan Modal. b. Rencana penerimaan dan pendanaan. c. Mencakup jangka waktu tertentu. AKUNTANSI KAS DAN NON KAS Basis Kas menetapkan bahwa pencatatan transaksi dan peristiwa ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi dan peristiwa tersebut menimbulkan perubahan pada kas. Apabila suatu transaksi dan peristiwa tersebut belum menimbulkan perubahan pada kas, maka transaksi dan peristiwa tersebut tidak dicatat. Basis Kas memiliki keunggulan karena dapat mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil dan objektif, namun dinilai mengandung banyak kelemahan, yaitu tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya karena tidak dapat mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas suatu program atau kegiatan dengan baik. 234 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 Basis Non Kas mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa tersebut terjadi, bukan hanya pada saat penerimaan kas atau pengeluaran kas. Oleh karena itu transaksi dan peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Basis Kas Modifikasian merupakan kombinasi Basis Kas dengan Non Kas dimana transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dicatat pada saat uang dterima atau dikeluarkan. Pada akhir periode dilakukan penyesuaian untuk mengakui transaksi dan peristiwa dalam periode berjalan meskipun penerimaan dan pengeluaran kas dari transaksi dan peristiwa tersebut belum terjadi. SISTIM PENCATATAN AKUNTANSI Pencatatan transaksi ekonomi adalah pengolahan data transaksi ekonomi tersebut melalui penambahan dan atau pengurangan sumberdaya yang ada. Pelaporan transaksi ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang merupakan hasil akhir proses akuntansi.Pada organisasi bisnis, laporan tersebut akan terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Pada organisasi swasta non bisnis laporan akan terdiri atas neraca, laporan aktivitas, laporan ekuitas dana, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Pada organisasi pemerintah, laporan keuangan yang dikehendaki diatur oleh Peraturan Pemerintah, Laporan Keuangan tersebut adalah laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Ada beberapa sistim pencatatan yang dapat digunakan yaitu single entry, double entry, dan triple entry. SINGLE ENTRY Sistim pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistim tata buku tunggal atau tata buku. Dalam. transaksi ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.Jadi pada sistim ini kita hanya melakukan satu kali pencatatan.Sistim pencatatan single entry ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Namun sistim ini memiliki kelemahan, antara lain kurang baik untuk pelaporan, sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi dan sulit dikontrol. Oleh karena itu dalam akuntansi terdapat pencatatan yang lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan Akuntansi Penganggaran 235 diatas. Sistim ini disebut dengan sistim pencatatan double entry. Sistim pencatatan inilah yang sering disebut dengan akuntansi. DOUBLE ENTRY Sistim pencatatan double entry sering disebut juga dengan sistim tata buku berpasangan. Menurut sistim ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan sistim ini disebut menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi Debit berada disebelah kiri sedangkan Kredit berada disebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi meerupakan alat bantu untuk memahami sistim pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut: ASET + BELANJA = LIABILITAS +EKUITAS + PENDAPATAN Transaksi yang berakibat bertambahnya aset akan dicatat pada sisi Debit sedangkan yang berakibat berkurangnya aset akan dicatat pada sisi Kredit.Hal yang sama dilakukan untuk mencatat belanja. Hal yang sebaliknya dilakukan untuk liabilitas, ekuitas dan pendapatan. Apabila suatu transaksi mengakibatkan bertambahnya liabilitas, maka pencatatan akan dilakukan pada sisi Kredit, sedangkan jika mengakibatkan berkurangnya liabilitas, maka pencatatan dilakukan pada sisi Debit. Hal serupa ini dilakukan untuk ekuitas dan pendapatan.Dengan pencatatan yang demekian maka terjadi keseimbangan. TRIPLE ENTRY Sistim pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan sistim pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Jadi sementara sistim pencatatan double entry dijalankan,bagian keuangan juga mencatat transaksi tersebut pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisa anggaran. 236 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 SIKLUS ANGGARAN Siklus anggaran adalah proses penyusunan anggaran yang terdiri dari persiapan, persetujuan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemeriksaan. Siklus ini tidak berjalan estafet, tetapi dalam tahap tertentu berjalan simultan karena sebelum anggaran selesai dilaksanakan, eksekutif harus mengajukan anggaran tahun berikutnya. Siklus anggaran meliputi lima tahapan, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Tahap Persiapan Tahap Persetujuan Tahap Pelaksanaan Tahap Pelaporan Tahap Pemeriksaan Persiapan Pemeriksaan Pelaporan Persetujuan Pelaksanaan Gambar 1. Siklus Anggaran 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara akurat, selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup beresiko jika anggaran pendapatan ditaksir pada saat bersamaan dengan pembuatan keputusan Akuntansi Penganggaran 237 tentang anggaran pengeluaran. Dalam persoalan taksiran, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnya faktor ketidakpastian yang cukup tinggi. Oleh karena itu eksekutif keuangan harus memahami betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran. 2. Tahap Persetujuan Tahap berikutnya adalah persetujuan legislatif. Tahap ini merupakan tahap yang meletakkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki kemampuan manajerial namun juga harus mempunyai kemampuan politis, kemampuan menjual dan juga membangun koalisi yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dan eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif. 3. Tahap Pelaksanaan Setelah anggaran disetujui oleh legislatif, tahap berikutnya adalah pelaksanaan anggaran. Dalam pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh eksekutif keuangan adalah pengumpulan pendapatan yang ditargetkan maupun pelaksanaan belanja yang telah direncanakan. Bersamaan dengan pelaksanaan ini dilakukan proses akuntansi dimana di dalamnya termasuk pencatatan realisasi anggaran (akuntansi anggaran). 4. Tahap Pelaporan Pada akhir periode atau waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan dilakukan pelaporan sebagai bagian tak terpisahkan dan proses akuntansi yang telah berlangsung selama proses pelaksanaan. 5. Tahap Pemeriksaan Laporan yang disusun atas pelaksanaan anggaran kemudian diperiksa oleh lembaga independen. Hasil pemeriksaan akan menjadi masukan atau umpan balik (feedback) untuk penyusunan anggaran periode berikutnya. 238 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya dan pelaporan keuangan. Siklus dimulai dari transaksi yang didukung dengan bukti dan dicatat dijurnal, diposting ke Buku Besar dan Buku Besar Pembantu. Dengan pengklasifikasian di Neraca Saldo, kertas kerja serta penyesuaian dan eliminasi maka dihasilkan laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Ekuitas Dana, Neraca, Laporan Surplus/ Defisit atau Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas. Laporan Realisasi Anggaran Transaksi Buku Besar Kertas Kerja Buku Besar Transaksi Pembantu Neraca Saldo Neraca Laporan Jurnal Buku Besar Penutupan Realisasi Anggaran Pembantu Kas Bukti Nota Kertas Kerja Ekuitas Dana Neraca Saldo Stelah penutupan Laporan Surplus/Defisit Neraca Awal Penyesuaian Aktivitas Laporan Arus Kas Eliminasi Gambar 2. Siklus Akuntansi Catatan Atas Laporan Keuangan Pembalikan Akuntansi Penganggaran 239 Transaksi Transaksi merupakan suatu kegiatan yang dapat mengubah posisi keuangan suatu entitas dan pencatatannya memerlukan data, bukti dan dokumen pendukung dalam kegiatan operasi suatu entitas. Menurut jenisnya, transaksi terdiri dari transaksi kas dan transaksi non kas. Bukti Transaksi Bukti transaksi adalah semua media pendokumentasian dari transaksi atau kejadian ekonomi, seperti: Kas : Surat Tanda Setoran; Surat Perintah Membayar Piutang : Daftar Piutang Aktiva Tetap : Daftar Aktiva Tetap Utang : Surat Perjanjian Pendapatan : Surat Tanda Setoran APBD Belanja : Surat Perintah Membayar Jurnal Jurnal merupakan media yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan merirngkas data keuangan dan data lain. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya dikelompokkan menurut klasifikasi yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya kemudian diposting ke perkiraan yang bersangkutan dalam buku besar. Transaksi non kas dicatat dalam jurnal umum. Transaksi yang mengakibatkan penerimaan kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas, sedangkan transaksi yang mengakibatkan pengeluaran kas dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. Buku Besar Buku besar merupakan suatu buku yang berisi kumpulan perkiraan yang telah dicatat dalam jurnal. Perkiraan-perkiraan tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban atau utang dan ekuitas. Buku Besar Pembantu Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian perkiraan tertentu yang ada di Buku Besar. Perkiraan-perkiraan dalam Buku Besar yang umumnya memerlukan Buku Besar Pembantu adalah: Piutang, Persediaan, 240 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 Investasi Jangka Panjang, Aktiva Tetap dan Utang beberapa perkiraan pendapatan dan Belanja juga memerlukan Buku Pembantu. Buku Besar Pembantu Kas Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah dengan adanya perubahan dasar pencatatan, yaitu dari basis kas ke basir akrual, maka perlu diselenggarakan Buku Besar Pembantu Kas. Buku Besar pembantu kas itu berisi rincian pendapatan-pendapatan, misalnya Pendapatan Pajak Reklame dan Pendapatan Retribusi Parkir, yang telah diterima pembayarannya atau telah diterima kasnya. Buku Besar Pembantu Kas ini mempermudah di dalam melakukan penyusunan dan realisasi anggaran, karena dengan diselenggarakannya pendapatan yang telah diterima pembayarannya dan pendapatan yang masih menjadi piutang. Pendapatan yang telah diterima pembayarannya inilah yang nantinya akan dimasukkan ke dalam laporan perhitungan anggaran. Terdapat dua macam buku besar pembantu kas, yaitu buku besar pembantu penerimaan kas dan buku besar pembantu pengeluaran kas. Neraca Saldo Neraca saldo terdiri dari perkiraan-perkiraan beserta saldo yang menyertainya pada suatu periode tertentu. Kertas Kerja Kertas kerja merupakan kolom-kolom yang digunakan dalam proses akuntansi keuangan manual. Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian adalah jurnal dibuat pada akhir periode anggaran atau pada saat laporan keuangan akan disusun agar menghasilkan keterkaitan yang tepat antara pendapatan dan belanja. Penyesuaian ���������������������������� dibutuhkan manakala transaksi-transaksi mempengaruhi pendapatan dan belanja lebih dari satu periode anggaran. Penyesuaian ini mengalami pendapatan dalam periode dimana pendapatan tersebut dihimpun dan belanja dalam periode dimana barang dan jasa yang berkaitan digunakan. Sebuah penyesuaian akan selalu melibatkan sebuah perkiraan pendapatan atau sebuah perkiraan belanja dan sebuah perkiraan aktiva atau utang/kewajiban. Akuntansi Penganggaran 241 Jurnal Eliminasi Jurnal ini dibuat dengan tujuan untuk mengeliminasi (menghapus) saldo semua perkiraan timbal balik. Dalam hal Akuntansi Pemerintahan Daerah untuk mengeliminasi saldo timbal balik yang bersaldo kredit dan mengkredit perkiraan timbal balik yang bersaldo debit. Hal ini disebabkan karena dalam perkiraan timbal balik setiap penambahan hak Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota kepada dinasnya berarti penambahan kewajiban dinas itu kepada Pemerintah Propinsi/Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kotanya. Demikian pula sebaliknya, bahwa setiap transaksi yang mempengaruhi saldo perkiraan Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota sama dengan transaksi yang mempengaruhi dinasnya. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi maka laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. Komponen-komponen laporan keuangan sektor publik adalah: − Laporan Realisasi Anggaran − Nota Realisasi Anggaran − Neraca − Laporan Ekuitas Dana − Laporan Surplus/Defisit atau Laporan Aktivitas − Laporan Arus Kas − Catatan atas Laporan Keuangan Jurnal Penutup Jurnal penutup merupakan langkah yang dibutuhkan dalam siklus akuntansi. Langkah ini dilakukan setelah laporan keuangan disusun. Jurnal penutup biasanya dilakukan hanya pada akhir periode anggaran. Jurnal Pembalikan Jurnal pembalikan merupakan langkah yang dibutuhkan dalam siklus akuntansi pada awal periode anggaran untuk mendapat saldo perkiraanperkiraan pada neraca awal. 242 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 Neraca Awal Neraca awal berisi saldo perkiraan. Perkiraan aktiva dan pasiva yang berasal dari periode sebelumnya. Neraca awal dapat disusun berdasarkan penilaian aset dan pemeriksaan fisik terhadap perkiraan-perkiraan yang ada. Setelah penutupan serta pembalikan, maka Neraca Awal dapat disusun dengan baik. ANGGARAN KINERJA Anggaran kinerja dibuat berdasarkan tujuan dan sasaran kinerja, karena anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Anggaran kinerja mencakup rencana kegiatan penyusunan program dan tolok ukur kinerja sebagai instrument untuk mencapai tujuan dan sasaran program. Kegiatan tersebut mencakup penentuan pendekatan kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam mencapai tujuan program yang telah ditetapkan. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu agenda kegiatan dalam mewujudkan tujuan, sasaran, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok kinerja bisa diketahui apabila individu atau kelompok tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tanpa ada tujuan kinerja seseorang atau kelompok tidak dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk atas informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan layanan, kualitas barang dan layanan; hasil kegiatan dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai dan efektivitas dalam mencapai tujuan. Pengukuran kinerja membantu manajemen dalam memonitor implementasi strategi organisasi dengan cara membandingkan antara pelaksanaan dengan sasaran dan strategi. Pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta menghasilkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan akuntansi publik yang semakin tinggi diajukan terhadap pertangung jawaban yang Akuntansi Penganggaran 243 diberikan oleh organisasi atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Dengan kata lain, kinerja organisasi publik ini lebih banyak mendapat sorotan, karena masyarakat mulai mempertanyakan manfaat yang mereka peroleh atas pelayanan yang diberikan. Kondisi ini mendorong peningkatan kebutuhan adanya suatu pengukuran kinerja terhadap pelaksanaan anggaran. Pengukuran tersebut akan melihat seberapa jauh kinerja yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu dibandingkan dengan yang telah dianggarkan. Program merupakan kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam rencana strategi. Penyusunan program harus dilengkapi dengan indikator kinerja meskipun bersifat kualitatif agar dapat dilakukan pengukuran kinerja. Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator tiap unit organisasi berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan yang dilaksanakan. Untuk Anggaran Pemerintah perlu dipertimbangkan kebijakan atau peraturan perundangan yang mensyaratkannya. Indikator kepuasan diukur melalui jajak pendapat secara langsung. Bagi pemerintah daerah, penjaringan aspirasi masyarakat dapat juga digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan. ANGGARAN DAN AKUNTANSI ANGGARAN Ciri khas yang menonjol dan Akuntansi Sektor Publik adalah adanya akuntansi untuk anggaran. Terkait dengan penggunaan anggaran, akuntansi basis kas digunakan untuk menunjukkan ketaatan pada batas anggaran ���� Anggaran memuat perkiraan pendapatan dan belanja suatu dana dalam periode tertentu. Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah realisasi yang dicatat secara berpasangan. Akuntansi anggaran merupakan praktek akuntansi yang banyak digunakan organisasi sektor publik khususnya pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan perkiraan operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikredit terhadap perkiraan yang sesuai, kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka perkiraan tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan berkelanjutan jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Alasan yang melatar belakangi teknik akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat 244 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 dilakukan tindakan koreksi apabila terdapat selisih. Tujuan utama teknik ini adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas. Kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa teknik ini sangat kompleks. Basis kas ini juga mempunyai kelemahan karena menghasilkan laporan keuangan yang kurang komprehensif untuk pengambilan keputusan serta tidak dapat menggambarkan kinerja organisasi yang lebih baik karena tidak mampu memberikan informasi aset, liabilitas dan ekuitas secara komprehensif. Anggaran kinerja merupakan pendekatan anggaran yang menekankan pencapaian output dan outcome dari program dan kegiatan yang dibiayai anggaran dengan target kinerja terukur.Tantangan bagi akuntansi anggaran adalah sebuah pertanyaan tentang apakah diperlukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya .Ketika sebuah organisasi menggunakan pendekatan anggaran kinerja, karena perbandingan anggaran dan realisasi tidak lagi menjadi perhatian utama. Yang menjadi fokus perhatian adalah indikator kinerja untuk mengukur kinerjanya. Basis kas modifikasian yaitu kombinasi kas dan akrual (cash toward accrual) mencatat penerimaan dan pengeluaran kas pada saat uang diterima atau dibayarkan dan pada akhir periode melakukan penyesuaian untuk menghasilkan neraca yaitu mengakui transaksi dan peristiwa dalam periode berjalan walaupun belim menerima atau mengeluarkan kas. Kas menuju akrual mengukur arus kas dari sumber-sumber keuangan lancar dengan cara mengukur kas dan kewajiban kas dengan mengakui transaksi-transaksi yang terjadi pada akhir tahun dan yang secara normal diharapkan dari transaksi tersebut menjadi penerimaan dan pengeluaran kas pada periode tertentu setelah akhir tahun. Untuk menjembatani perbedaan basis akuntansi untuk neraca dan laporan realisasi anggaran kemudian dilakukan pencatatan dengan jurnal korolari. Praktik ini bukanlah merupakan bentuk akuntansi yang biasa digunakan, karena itu sering terjadi salah pengertian. Penggunaan jurnal korolari dalam menjembatani perkiraan riil dan perkiraan nominal menjadi sangat kompleks dan berpotensi menimbulkan kesulitan dan kesalahan pencatatan. Akuntansi Penganggaran 245 ANGGARAN DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Struktur Laporan Realisasi Anggaran Agar dapat diperbandingkan maka perkiraan-perkiraan anggaran sama dengan perkiraan pada laporan realisasi anggaran. Anggaran terdiri dari anggaran pendapatan anggaran belanja, dan anggaran pembiayaan. Struktur anggaran tersebut secara garis besar sebagai berikut: a) Pendapatan b) Belanja c) Transfer d) Surplus/Defisit e) Penerimaan Pembiayaan f) Pengeluaran Pembiayaan g) Pembiayaan Neto h) Sisa Lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA) AKUNTANSI ANGGARAN Menurut SAP, anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah, meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Apropriasi merupakan anggaran yang disetujui DPR/DPRD yang merupakan mandat yang diberikan kepada Presiden/ Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan. Akuntansi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan otorisasi kredit anggaran (allotment) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari appropriasi yang disediakan bagi instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari Bendahara Umum Negara/Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut. Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan dialokasikan. 246 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH Berikut adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah. Tabel 1. Pemerintah Kabupaten/Kota Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai 31 Desember 2010 (Dalam Jutaan Rupiah) Uraian a) b) c) d) e) f) Pendapatan: Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat- Lainnya Pendapatan Transfer Pemerintah - Propinsi Lain-Lain Pendapatan yang Sah Jumlah Pendapatan Belanja: Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tak Terduga Jumlah Belanja Transfer: Transfer Bagi Hasil ke Desa Jumlah Belanja dan Transfer Anggaran 2010 XX XX XX XX XX XXX XX XX XX XXX XX XXX Surplus/Defisit XX Pembiayaan: Penerimaan Pembiayaan - Penggunaan SiLPA - Pencairan Dana Cadangan - Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - Pinjaman - Penerimaan kembali Pinjaman XX XX XX XX XX Jumlah Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan - Pembentukan Dana Cadangan - Penyertaan Modal - Pembayaran Pokok Pinjaman - Pemberian Pinjaman XXX Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Neto Selisih Lebih Pembiayaan Anggaran XXX XXX XXX XX XX XX XX Akuntansi Penganggaran 247 PENCATATAN ANGGARAN Setelah disetujui DPRD anggaran pemerintah disahkan dengan Peraturan Daerah Berupa Perda APBD. Perda APBD kemudian diserahkan keunit pembukuan untuk dilakukan pencatatan anggaran. Pencatatan Pendapatan: Estimasi Pendapatan XXX Surplus/Defisit Tahun 2010 XXX Pencatatan Belanja: Surplus/Defisit Tahun 2010 XXX Apropriasi Belanja XXX Pencatatan Transfer: Surplus/Defisit Tahun 2010 XXX Apropriasi Bagi Hasil XXX Pencatatan Penerimaan Pembiayaan: SiLPA Tahun 2009 XXX Pembiayaan Neto Tahun 2010 Estimasi Penerimaan Pembiayaan XXX Pembiayaan Neto Tahun 2010 XXX Pencatatan Pengeluaran Pembiayaan : Pembiayaan Neto XXX Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan XXX XXX Pada saat anggaran dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran maka akan dilakukan pencatatan estimasi pendapatan yang dialokasikan dan allotment sebagai berikut: 248 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 Esimasi pendapatan yang dialokasikan XXX Alokasi Estimasi Pendapatan XXX Pada saat DPA belanja diterbitkan, unit pembukuan mencatat: Alokasi Apropriasi Belanja XXX Allotment Belanja XXX Pada saat DPA transfer diterbitkan, unit pembukuan mencatat: Alokasi Apropriasi Bagi Hasil XXX Allotment Bagi Hasil XXX Perkiraan Allotment Bagi Hasil digunakan untuk mencatat bagi hasil yang ditetapkan guna direalisasikan sesuai dengan DPA, sedangkan alokasi apropriasi bagi hasil merupakan perkiraan pasangan dari perkiraan allotment bagi hasil. Pada saat DPA penerimaan pembiayaan diterbitkan, unit pembukuan mencatat: Estimasi penerimaan pembiayaan yang dialokasikan XXX Alokasi Estimasi Penerimaan Pembiayaan XXX Pada saat DPA pengeluaran pembiayaan diterbitkan, unit pembukuan mencatat: Alokasi Apropriasi Pembiayaan XXX Allotment Pembiayaan XXX Note : Pencatatan anggaran dalam praktiknya dilakukan terinci sesuai nama perkiraan anggaran, baik pendapatan belanja maupun pembiayaan. Contoh : Allotment pembiayaan; bila pembiayaan diperoleh dari penerimaan kembali pinjaman kepada Pemda lainnya maka perkiraannya allotment pemberian pinjaman kepada pemda lainnya. Akuntansi Penganggaran 249 AKUNTANSI NERACA Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan, Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, liabilitas dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Disini kita akan membahas pencatatan aset dan kewajiban. Informasi tentang tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan bermanfaat untuk menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitas pelaporan. BASIS AKUNTANSI Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya basis pencatatan pada akuntansi adalah cash toward accrual, yaitu basis transisi dari kas menuju akrual. Dengan basis ini kita mencatat aset dan liabilitas pada saat kejadian tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan. AKUNTANSI ASET TETAP Menurut Standar Akuntansi Pemerintah aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah : a) Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas lain, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas. b) Hak atas tanah Klasifikasi Aset Tetap Aset tetap diklasifikasi berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan: a) Tanah b) Peralatan dan Mesin c) Gedung dan Bangunan d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan e) Aset Tetap Lainnya f) Konstruksi dalam Pengerjaan 250 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria: a) Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas. d) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. Aset tetap diakui apabila telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya atau pada saat penguasaannya berpindah. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksud. Aset tetap yang diperoleh dari donasi (hibah) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Donasi (hibah) dicatat sebagai pendapatan hibah dan dilaporkan dalam laporan Realisasi Anggaran. PENCATATAN ASET TETAP Pada waktu Belanja Modal untuk perolehan Aset Tetap, unit pembukuan mencatat Belanja Tanah xxx Kas di Kas Daerah xxx Selanjutnya dibuat jurnal karolari: Tanah xxx Diinvestasikan Dalam Aset Tetap xxx Pada waktu menerima hibah maka unit pembukuan mencatat Kas di Kas Daerah xxx Pendapatan Hibah xxx Akuntansi Penganggaran Selanjutnya dibuat jurnal korolari Tanah xxx Diinvestasikan dalam aset tetap 251 xxx Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan Konstruksi dalam pengerjaan adalah bagian dari aset tetap merupakan aset yang sedang dalam proses pembangunan oleh kontraktor yang merupakan entitas yang mengadakan kontrak untuk membangun aset atau jasa konstruksi untuk entitas lain sesuai spesifikasi dalam kontrak konstruksi. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai konstruksi dalam pengerjaan jika: a) Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh b) Biaya perolehan tersebut dapat diukur dengan andal c) Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan. PENCATATAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Pada waktu Belanja Modal untuk pembayaran termin kepada kontraktor, unit pembukuan mencatat: Belanja Gedung dan Bangunan xxx Kas di Kas Daerah xxx Selanjutnya dibuat Jurnal karolari: Konstruksi dalam Pengerjaan xxx Diinvestasikan dalam Aset Tetapxxx Pada saat bangunan selesai dan diserah terimakan, unit pembukuan membuat Jurnal karolari: Diinvestasikan Dalam Aset Tetap xxx Konstruksi Dalam Pengerjaan xxx Gedung dan Bangunan xxx Diinvestasikan Dalam Aset Tetap xxx 252 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 AKUNTANSI LIABILITAS Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan liabilitas adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Akuntansi kewajiban mengatur kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang yang ditimbulkan dari utang dalam negeri dan utang luar negeri. Akuntansi kewajiban terdiri dari kewajiban diestimasi dan kewajiban kontijensi, Akuntansi instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai dan Transaksi dalam mata uang asing yang timbul atas transaksi selain dari transaksi pinjaman yang didenominasi dalam suatu mata uang asing seperti restrukturisasi pinjaman. Klasifikasi Liabilitas Liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu satu tahun setelah tanggal pelaporan. Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah, utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar dalam pelaporan berikutnya. Liabilitas jangka pendek lainnya adalah liabilitas yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal pelaporan, seperti bunga pinjaman, utang jangka pendek dari pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PPFK), dan bagian lancar utang jangka panjang. Semua liabilitas lainnya diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang. Liabilitas diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat liabilitas timbul. Liabilitas dapat timbul: a) Transaksi dengan pertukaran. b) Transaksi tanpa pertukaran, seperti hibah. c) Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah seperti ganti rugi akibat kerusakan tak sengaja terhadap kepemilikan pribadi yang disebabkan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pemerintah. d) Kejadian yang diakui pemerintah seperti bencana alam. Liabilitas dicatat sebesar nilai nominal, liabilitas dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Akuntansi Penganggaran 253 PENCATATAN LIABILITAS Pada waktu realisasi penerimaan pinjaman atau penerimaan pembiayaan, unit pembukuan mencatat Kas di Kas Daerah xxx Pencairan Dana Cadangan xxx Selanjutnya dibuat Jurnal Karolari: Dana yang disediakan untuk pembayaran xxx Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang xxx Pada akhir tahun, utang dalam valuta asing dikonversikan ke Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI), untuk itu unit pembukuan mencatat: Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang xxx Utang Jangka Panjang xxx Pada waktu bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi direklasifikasikan ke dalam liabilitas jangka pendek, maka unit pembukuan mencatat: Utang Jangka Panjang xxx Dana yang Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang xxx Dana yang Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek xxx Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx Pada akhir tahun, beban bunga yang masuk harus dibayar akibat adanya liabilitas jangka panjang diperhitungkan, unit pembukuan mencatat: Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek xxx Utang Bunga xxx 254 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 Pada waktu realisasi pembayaran utang atau Pengeluaran Pembiayaan, unit pembukuan mencatat Pembentukan Dana Cadangan xxx Kas di Kas Daerah xxx Selanjutnya dibuat jurnal karolari : Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx Dana yang Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek xxx Pada waktu realisasi pembayaran bunga pinjaman, unit pembukuan mencatat Belanja Bunga xxx Kas di Kas Daerah xxx KESIMPULAN DAN IMPLIKASI a. Akuntansi Anggaran adalah teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah realisasi secara berpasangan, sehingga kita dapat membandingkan secara sistematik dan berkelanjutan jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. b. Tujuan Akuntansi Anggaran adalah menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas. c. Akuntansi Anggaran banyak dipraktikkan oleh organisasi sektor publik, khususnya pemerintah karena dalam pemerintahan Anggaran adalah cerminan kebijakan publik yang merefleksikan kebutuhan dan keinginan publik yang disetujui oleh legislatif dan merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan eksekutif sesuai yang telah ditetapkan. d. Ketika sebuah organisasi menggunakan pendekatan anggaran kinerja , maka penyajian perbandingan anggaran dengan realisasi tidak lagi menjadi perhatian utama. e. Praktik akuntansi anggaran adalah sangat kompleks, penggunaan basis kas mempunyai kelemahan karena menghasilkan laporan keuangan yang kurang komprehensif untuk pengambilan keputusan serta tidak dapat menggambarkan kinerja organisasi yang lebih baik karena tidak mampu memberikan informasi aset, liabilitas dan ekuitas secara komprehensif. Akuntansi Penganggaran 255 f. Praktik Akuntansi Anggaran sesuai SAP di Indonesia saat ini adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual). g. Untuk menjembatani perbedaan basis kas dan basis akrual untuk neraca dan laporan realisasi anggaran kemudian dilakukan pencatatan dengan jurnal korolari. Namun menjembatani perkiraan riil dan perkiraan nominal menjadi sangat kompleks dan berpotensi menimbulkan kesulitan dan kesalahan pencatatan. h. Bentuk ini bukanlah bentuk akuntansi yang biasa digunakan karena itu sering terjadi salah pengertian. Dengan demekian perlu dilakukan penelitian untuk mempermudah praktik akuntansi anggaran di sektor publik serta untuk menghindari kesulitan dan kesalahan pencatatan. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, Akuntansi Sektor Publik-Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat 2007 Accounting Directory Venture Line,”Budgetary Accounting”, http : // www. Ventureline.com,14 Mei 2010 Deddi,Iswahyudi,Maulidah, Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat 2007 Financial Times Lexicom, ” Budgetary Accounting ”,http : //www. lexicom. ft.com/term, 14 Mei 2010 Freeman, Shoulders, Governmental and Non Profit Accounting-Theory and Practice, Printice Hall, Sixth Edition 2000. Granof,Michael H., Governmental and Not-for-Profit Accounting-Concept and Practice, John Wiley & Son, Inc. Copy right 2001. Muindro Renyowijoyo, Akuntansi Sektor Publik-Organisasi Non Laba, Mitra wacana Media 2008 Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Revisi 2007 256 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256 Bastian,Indra, Sistem Akuntansi Sektor Publik-buku 1, Salemba Empat 2003 Bastian,Indra, Sistem Akuntansi Sektor Publik-buku 2, Salemba Empat 2003 Meliala,Silitongga,Sinaga, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Semesta Media 2007 Tim Redaksi Fokusmedia,Standar Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Fokusmedia 2005