TOR lecture series 20 mar2012_fin

advertisement
ToR
Diskusi Umum
Meninjau Kembali Peranan Manajemen Kasus (MK) di dalam
perawatan HIV dan AIDS
Latar Belakang
Layanan Manajemen Kasus saat ini secara luas di Indonesia telah dimasukkan dalam program
penanganan HIV AIDS untuk memudahkan memfasilitasi akses ke layanan perawatan,
dukungan dan pengobatan bagi klien/Odha dan keluarganya. Sejak dimulainya epidemi HIV
AIDS, MK menjadi program yang terpusat pada layanan yang ditujukan pada aspek-aspek
yang lebih meluas, seperti kesehatan, sosial ekonomi, dan psikologi yang mempengaruhi
fungsi dari Odha dan keluarganya.
Manajemen kasus merupakan salah satu program layanan lanjutan dari VCT yang
mengkaitkan dan mengkoordinasikan berbagai bantuan dari berbagai lembaga dan badan
penyedia dukungan medis, psikososial, dan praktis bagi individu-individu yang
membutuhkan bantuan itu. Pada akhirnya diharapkan individu yang telah mengakses
layanan ini mampu menjadi individu yang berdaya dalam arti memahami dan mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya (terutama kebutuhan terkait HIV-AIDS dan adiksi) serta
menjalani kehidupan secara normal dalam lingkungan yang alamiah.
Dalam melakukan pendampingan, Manajer Kasus selalu menekankan pentingnya
keterlibatan keluarga atau significant other lainnya dari klien. Hal ini berarti Manajer Kasus
selalu berkoordinasi dengan klien dan keluarga, mendorong keterlibatan mereka secara aktif
saat memfasilitasi klien untuk mengakses layanan yang dibutuhkannya. Dengan berpegang
pada prinsip tersebut, Manajer Kasus memberikan layanan pendampingan kepada klien
dalam berbagai bentuk, yaitu konseling pasangan/keluarga/adiksi, home visit, rujukan akses
obat ARV, rujukan dan monitoring OAT, rujukan tes lab (CD4, SGPT/SGOT, Hb, rontgent),
rujukan rawat inap, rujukan PMTCT, rujukan IMS, rujukan terapi substitusi dan rehabilitasi.
Dalam perkembangannya sekarang, peranan Manajemen Kasus semakin kabur dengan
semakin terintegrasinya ke dalam perawatan dukungan yang disediakan oleh rumah sakit
dan semakin kuatnya kelompok-kelompok dukungan sebaya (KDS) orang dengan HIV dan
AIDS. Meskipun demikian meski fungsi dukungan sosial sudah dilakukan oleh rumah sakit
dan kelompok dukungan ODHA, namun dalam kenyataannya masih banyak ditemui
berbagai permasalahan muncul, mengenai berhentinya rujukan Odha untuk akses ARV/putus
obat, banyak Odha yang sudah terapi menjadi resisten dan harus masuk ke lini 2 dengan
cepat, dan lainnya. Dengan demikian, situasi ini menimbulkan pertanyaan seberapa jauhkah
fungsi manajamen kasus ini dilakukan oleh rumah sakit dan kelompok dukungan sebaya?
Apakah dengan terintegrasinya pelayanan dan dukungan kepada ODHA, seberapa jauh
fungsi dan peran manajer kasus, termasuk peran dari Ikatan Manajer Kasus HIV/AIDS
Indonesia (IMKHI) sebagai perkumpulan para manajer kasus di Indonesia?
Pusat Penelitian HIV AIDS Unika Atma Jaya bekerja sama IMKHI berinisiatif untuk
mengadakan diskusi umum dengan mengundang berbagai pihak yang terlibat di dalam
pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan HIV dan AIDS untuk mengkaji kembali
sejauh mana peran manajemen kasus dalam perawatan berkelanjutan (continuum of care)
HIV dan AIDS di Indonesia
Tujuan
Diskusi ini bertujuan untuk :
–
–
–
Mengkaji posisi dan peran MK di dalam perawatan berkelanjutan HIV dan AIDS
selama ini di dalam perawatan berkelanjutan bagi ODHA
Mengidentifikasi berbagai potensi kerja sama yang bisa dikembangkan antara
manajer kasus, konselor VCT, petugas lapangan, buddies, dokter da rumah sakit
Mengkaji posisi dan peran IMKHI dalam program penanggulangan HIV dan AIDS di
Indonesia
Waktu dan Tempat
Kegiatan ini akan diadakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 20 Maret 2012
Waktu
: Pukul 09.30 – 13.00 WIB
Tempat
: Ruang Multimedia Teknik
Kampus Unika Atma Jaya
Jl. Jend. Sudirman No. 51, Jakarta Selatan
Narasumber
Lima narasumber akan mencoba mengantarkan diskusi mengenai peranan manajemen kasus
didalam perawatan HIV dan AIDS bagi pasien, yang kemudian akan dilanjutkan dengan
diskusi dengan peserta diskusi dan akan dipandu oleh seorang moderator.
Narasumber:
1. Evie Tarigan (Ketua IMKHI)
2. Dhayan Dirgantara (SPIRITIA)
3. Perwakilan populasi kunci (IPPI),
4. Perwakilan populasi kunci (JOTHI)
5. Naning Nugraheni (Kementerian Kesehatan)
Peserta
Peserta diskusi diharapkan berasal dari aktivis dan pelaksana program AIDS, antara lain:
-
-
-
-
KPAN – KPAP
Kementerian Kesehatan
Kementerian Sosial – Dinas Sosial
Kementerian Hukum dan HAM – (Direktur Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan
Ditjen Pemasyarakatan), Fax. 3524628, atau email ke [email protected]
cp. Cindy 08121099975.
PKVHI Nasional & Provinsi
Jaringan Populasi Kunci (PKNI, GWL, IPPI, OPSI, JOTHI)
JANGKAR, IKAI, IPPIPI
NU sebagai PR, PKBI sebagai PR,
RSUD Tarakan, RSUD Pasar Rebo, RSPI Dr. Sulianti Saroso, RS Kanker Dharmais,
RSUP Fatmawati, RSKO, RSPAD Gatot Soebroto, RSUD Persahabatan, RSUD Koja
Dinas Kesehatan dan 10 PKM - PKM Jatinegara, PKM Pasar Rebo, PKM Gambir, PKM
Senen, PKM Tambora, PKM Taman Sari, PKM Pasar Minggu, PKM Tebet, PKM
Penjaringan, PKM Tanjung Priok)
LSM yang mempunyai MK - Kios Atmajaya, LAYAK, Karisma, PPTI Baladewa, YIM, YSS,
Partisan, Tegak tegar, Klinik PKBI, LPA Karya Bakti, PPKUI, Gema Indonesia, Bandung
Wangi, YKB, Kapeta.
International Agencies (SUM, HCPI, UNAIDS, ILO, Burnet WHO)
Download