BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekolah merupakan suatu lembaga yang sangat berperan dalam mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Terdapat banyak faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik yakni faktor internal maupun faktor eksternal. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.1 Islam memandang belajar bukanlah semata-mata untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa mengkaitkannya dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dan tujuan belajar lainnya adalah agar keluar dari kebodoha serta dengan ilmu yang dimiliki manusia maka Allah SWT akan memberikan derajat yang lebih tinggi kepada hambanya sesuai dengan firman Allah SWT yakni : 1 Baharudin, Wahyuni, Teori belajar dan pembelajaran. (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2015), 13. 1 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu : “ Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan member kelapangan untukmu dan apabila dikatakan : “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 2 Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.3 Prof. Dr. Howard Garner dari Harvad University mengajarkan bahwa sebetulnya setiap orang tidak hanya memiliki satu kecerdasan, melainkan memiliki beragam kecerdasan di berbagai bidang. Konsep ilmiah yang disebut kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Menurutnya kecerdasan merupakan kebiasaan atau kemampuan seseorang individu yang diasah terus menerus sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya dan dapat dihargai oleh orang-orang di sekitarnya.4 Belajar merupakan element terpenting untuk membangun bangsa yang lebih maju. Belajar dapat membawa membawa perubahan perilaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Dengan adanya perubahan-perubahan yang positif dalam belajar maka seseorang akan 2 3 4 Qs. Mujadalah ayat 11 Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 4. Iriyanto, Menjadi Ramaja Hebat Kuat Karakterku Dahsyat Prestasiku, (Jakarta: Erlangga, 2015), 42. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 dapat menggunakan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan serta dapat mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari yang lebih bermanfaat. Proses belajar dalam meningkatkan prestasi juga terjadi pada anak Anak kembar yang berada dalam satu kelas juga sangat mempengaruhi hasil prestasi diantara keduanya. Dan akan kembar pasti memiliki cirri khusus yang membedakan diantara kembarannya tersebut. Misalnya si kembar Z memiliki dasar pengetahuan yang luas dan mampu menguasai banyak mata pelajaran dan aktif dalam kelas, sedangkan si kembar Q mempunyai bakat namun tidak bisa menggunakannya dengan baik, dalam pembelajaran pun terkadang sangat sulit berbeda dengan kembarannya. Hal ini sangat penting agar mereka bisa seimbang dalam meraih prestasi dan cita-cita yang mereka inginkan. Dan seorang guru harus mempunyai strategi yang mumpuni dalam mendidik anak kembar tersebut. Agar tidak terjadi kecemburuan dalam hasil pembelajaran. Kembar atau anak kembar adalah dua atau lebih individu yang membagi uterus yang sama dan biasanya, tapi tidak selalu, dilahirkan dalam hari yang sama. Pada manusia, ibu dengan kandungan yang membawa bayi kembar dengan demikian akan mengalami persalinan berganda dan biasanya masa mengandung yang lebih singkat (34 sampai 36 minggu) daripada kehamilan bayi tunggal. Karena kelahiran prematur biasanya memiliki konsekuensi kesehatan kepada bayi, kelahiran kembar seringkali ditangani secara khusus yang agak berbeda daripada kelahiran digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4 biasa.5 Untuk membantu meningkatkan prestasi belajar anak kembar.konselor menggunakan pendekatan behaviouristik. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.6 Adapun langkah-langkah dari pendekatan behaviouristik yakni Assesment, langkah awal yang bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika perkembangan klien (untuk mengungkap kesuksesan atau kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah laku penyesuaian dan area masalahnya). Kemudian Goal setting, yaitu langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan tehnik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling. Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan koonseling. Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan meningkatkan proses konseling. 5 6 Dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas (diakses pada 13 November 2015) James F. Brennan, Sejarah dan Sistem Psikologi, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2006), 38. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 5 Penulis menggunakan implementasi langkah goal setting untuk meningkatkan prestasi anak kembar. Goal setting mempunyai arti penetapan tujuan. Dari langkah goal setting ini penulis akan merumuskan bagaimana cara meningkatkan prestasi melalui goal setting dalam pendekekatn behaviorisme. Teori Goal Setting dikemukakan oleh Edwin Locke. Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncul apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan) yang merupakan bagian dari tahapan konseling Behaviorisme. Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : Tujuan – tujuan mengarahkan perhatian; Tujuan – tujuan mengatur upaya; Tujuan – tujuan meningkatkan persistensi; Tujuan – tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.7 Locke mengemukakan bahwa penetapan tujuan adalah proses kognitif dari keperluan praktis. Pandangan Locke ialah bahwa maksud dan tujuan individu yang didasari adalah determinan utama prilaku. Salah satu dari karakteristik prilaku yang mempunyai tujuan tersebut terus berlangsung sampai prilaku itu mencapai penyelesaiannya, yaitu sekali 7 AhmadSudrajat, Pendekatan Konseling Behavioral, diakses dari http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:22W0JA3zor4J:akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pende katan-konseling-behavioral/, Pada tanggal 14 November 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6 orang memulai sesuatu (misalkan pekerjaan) ia terus terdorong sampai tercapainya tujuan. Berikut uraian tentang penetapan tujuan : a. tujuan adalah subjek suatu tindakan, b. keterincian tujuan (goal specifity) ialah tingkat presisi kuantitatif/kejelasan tujuan tersebut, c. kesukaran tujuan (goal difficulty) ialah tingkat keahlian atau tingkat prestasi yang dicari, d. intensitas tujuan (goal intensity) ialah menyangkut proses penetapan tujuan atau menentukan bagaimana mencapai tujuan tersebut, e. komitmen tujuan (goal commitment) ialah kadar usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya metode goal setting peserta didik khususnya anak kembar dapat meningkatkan prestasi sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin di capai. Serta dapat menentukan karir yang akan diraih sewaktu dewasa nanti. Serta dapat terus menjadi saudara yang mempunyai keinginan untuk sukses. Menentukan arah dan tujuan sesuai yang mereka inginkan. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Anak Kembar Melalui Pendekatan Behaviouristik di SMA Islam Sidoarjo”. B. Rumusan Masalah Melalui latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah yang akan peneliti kaji dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana deskriptif anak kembar di SMA Islam Sidoarjo ? digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 7 2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar anak kembar di SMA Islam Sidoarjo? 3. Bagaimana proses pelaksanaan goal setting dalam pendekatan behavioristik untuk meningkatkan prestasi belajar anak kembar di SMA Islam Sidoarjo? 4. Bagaimana hasil peningkatan prestasi belajar melalui goal setting dalam pendekatan behaviouristik di SMA Islam Sidoarjo ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendiskripskan anak kembar di SMA Islam Sidoarjo. 2. Untuk mendiskripsikan bagaimana peningkatan prestasi belajar pada anak kembar di SMA Islam Sidoarjo. 3. Untuk mendiskripsikan proses pelaksanaan goal setting dalam pendekatan behaviouristik untuk meningkatkan prestasi belajar pada anak kembar di SMA Islam Sidoarjo. 4. Untuk mengetahui hasil dari peningkatan prestasi belajar anak kembar setelah melaksanakan goal setting pendekatan behaviouristik. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 8 D. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, dengan penelitian ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya sesuai dengan bidang masalah dalam penelitian serta sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Konsentrasi Bimbingan dan Konseling UIN Sunan Ampel Surabaya 2. Bagi Fakultas dan Jurusan, dengan penelitian ini dapat menambah pustaka serta menambah bahan kajian yang diperlukan oleh mahasiswa dan dosen yang sedang menelaah masalah yang ada kaitannya dengan tema penelitian ini 3. Bagi Sekolah, dengan penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan prestasi belajar melalui goal setting dalam pendekatan behavioristik. E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah hasil dari operasionalisasi. Untuk membuat definisi operasional adalah dengan memberi makna pada suatu konstruk atau variable dengan “operasi” atau kegiatan diperlukan untuk mengukur konstruk atau variable. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi atau diteliti.8 8 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 9 Definisi operasional diperlukan agar peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa tidak salah dalam menafsirkan konsep variable yang dilakukan oleh penulis.9 Untuk mempermudah pembaca dalam memahami penulisan penelitian ini serta untuk berbagai pemahaman interpretatif yang bermacam-macam, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Prestasi Belajar Belajar adalah aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan dalam diri seseorang, baik secara aktual maupun potensial. Perubahan yang didapat sesungguhnya adalah kemampuan yang baru dan ditempuh dalam jangka waktu yang lama. Perubahan terjadi karena ada usaha dari dalam diri setiap individu10. Menurut Oemar Hamalik bahwa prestasi adalah indikator adanya perubahan tingkah laku siswa yang merupakan hasil maksimal dari sesuatu baik berupa belajar maupun bekerja.11 Sedangkan menurut Mas’ud Abdul Dahar dalam Djamarah di jelaskan bahwa prestasi adalah apa yang telah didapat, diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dari jalan keuletan kerja.12 Dalam penelitian ini yang di maksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam memahami standar kompetensi sehingga 9 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 19. Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi (Bandung:Refika aditama, 2011), 2. 11 Oemar Hamalik, Metode Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001), 159 12 Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, 67 10 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 10 menimbulkan perubahan emosional atau perubahan tingkah laku yang dapat di ukur dengan tes tertentu dan dapat di wujudkan dalam bentuk nilai atau skor setelah menempuh proses pembelajaran. 2. Anak Kembar Anak kembar adalah dua atau lebih individu yang membagi uterus yang sama dan biasanya, tapi tidak selalu, dilahirkan dalam hari yang sama. Pada manusia, ibu dengan kandungan yang membawa bayi kembar dengan demikian akan mengalami persalinan berganda dan biasanya masa mengandung yang lebih singkat (34 sampai 36 minggu) daripada kehamilan bayi tunggal. Karena kelahiran prematur biasanya memiliki konsekuensi kesehatan kepada bayi, kelahiran kembar seringkali ditangani secara khusus yang agak berbeda daripada kelahiran biasa.13 Anak kembar memiliki cara yang unik dalam belajar dengan saudaranya. Mereka akan setiap waktu bertemu dan melakukan hal yang mereka sukai oleh karena itu perlu adanya tahap-tahapan belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka dalam mencapai prestasi yang saling diinginkan satu sama lain. 3. Pendekatan Behaviouristik Terapi behavioral berbeda dengan sebagian besar pendekatan terapi lainnya, ditandai dengan: (a) pemusatan perhatian pada tingkah laku 13 Nieuwint A, Van Zalen-Sprock R, Hummel P, Pals G, Van Vugt J, Van Der Harten H, Heins Y, Madan K. (1999). "'Identical' twins with discordant karyotypes". Prenatal Diagnosis 19 (1): 72–6. PMID 10073913 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 11 yang tampak dan spesifik, (b) kecermatan dan penguraian-penguraian tujuan treatment, (c) perumusan prosedur treatment yang spesifik dan sesuai dengan masalah, (d) penaksiran objektif atas hasil terapi. Adapun langkah-langkah dalam pendekatan behavior yakni salah satunya mengenai goal setting atau penetapan tujuan. Teori Goal Setting dikemukakan oleh Edwin Locke. Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncul apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan) yang merupakan bagian dari tahapan konseling Behaviorisme.14 F. Sistematika Pembahasan Agar pembahasan dalam penelitian ini mengarah kepada maksud yang sesuai dengan judul, maka dalam pembahasan ini penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab yang saling berkaitan antara bab satu dengan bab yang lainnya. Dengan rincian sebagai berikut: Bab kesatu, pendahuluan: pada bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. Bab kedua: merupakan bab yang teoritis yang berisi tentang teoriteori yang didapat di dalam buku yang mendukung adanya penelitian ini. 14 http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:22W0JA3zor4J:akhmadsudrajat.wordpress.com/2008 /01/23/pendekatan-konseling-behavioral/ (diakses pada 06 November 2015) digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 12 Meliputi pembahasan sub bab yang terdiri dari tinjauan tentang prestasi belajar, Anak kembar, dan pendekatan behaviouristik. Bab ketiga, metode penelitian: pada bab ini menjelaskan tentang bagaimana cara penulis memperoleh hasil penelitian yang bertujuan mempermudah dalam penelitian di lapangan. Jenis dan pendekatan penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian Guru BK, siswa kelas X-IPA yakni (Z dan Q), Walikelas, dan objek penelitian adalah persoalan tentang metode goal setting untuk meningkatkan prestasi belajar pada anak kembar, informan penelitian, tahap-tahap penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta pengecekan keabsahan data. Bab keempat: menjelaskan tentang hasil penelitian yang didapatkan oleh penulis di lapangan serta analisisnya. Bab ini meliputi gambaran umum obyek penelitian yang meliputi identitas sekolah, visi dan misi, tujuan sekolah, struktur organisasi, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana, serta pemaparan dan analisis data tentang pelaksanaan metode goal setting untuk meningkatkan prestasi belajar pada anak kembar siswa kelas X-IPA yakni (Z dan Q) Sekolah Menengah Atas Islam Sidoarjo. Bab kelima: Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id