Analisis Faktor….. (Pangau) 39 Analisis Faktor-Faktor Yang Menentukan Mitra Binaan SMES Bergabung dalam Program Bantuan Teknis Bank Indonesia Noula Trine Pangau Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi ([email protected] ) Abstract The objective of this study is to determine the factors which could determine the partners UMKM join in a program of technical assistance to Bank Indonesia. The object of this Study is that this Study takes the object of the UMKM in the whole city and regency in the Province of North Sulawesi recorded in the Representative Office of Bank Indonesia North Sulawesi Province. The population in this study is 50 (fifty) SMES assisted Bank Indonesia. As for the sampling method in this research used population studies or the census study where all members of the population sampled. Thus the sample in this study is 32 (thirty two) SMES assisted Bank Indonesia. Based on the results of the analysis of test factors, it was found that there are three factors that be a factor that encourages SMES to join the program of Bank Indonesia Keywords: Factor Analysis, SMEs. Abstrak Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mampu menentukan mitra binaan UMKM bergabung dalam program bantuan teknis Bank Indonesia. Objek Penelitian ini ialah Penelitian ini mengambil objek UMKM di seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang tercatat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah 50 (lima puluh) pelaku UMKM binaan Bank Indonesia. Adapun metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan studi populasi atau studi sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah 32 (tiga puluh dua) pelaku UMKM binaan Bank Indonesia. Berdasarkan hasil analisa uji faktor ditemukan bahwa terdapat tiga faktor yang menjadi faktor yang mendorong pelaku UMKM bergabung dengan program Bank Indonesia Kata Kunci: Analisis Faktor, UMKM. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5 ,No.1, 2017: 39-54 tetapi pada saat itu mampu memberikan Latar Belakang Perekonomian nasional yang berdasar dan berorientasi derivasi dari 40 kerakyatan paham merupakan kebangsaan dan peranan yang besar dalam penanganan krisis. UMKM menjadi menggerakkan tumpuan roda dan perekonomian yang kerakyatan. Bangsa Indonesia menghendaki mengalami sektor ekonomi yang berbasis kerakyatan menolong menjadi sokoguru perekonomian nasional. pengangguran. Karakteristik dari usaha ini Secara jelas Pasal 33 pada UUD 1945 adalah biasanya dikelola secara mandiri, menerangkan tentang dengan modal kecil, fleksibel, dan tahan perekonomian nasional yang disusun oleh banting. Kondisi ini yang ditengarai menjadi kekuatan ekonomi rakyat. Salah satu wujud faktor penentu sehingga usaha ini tidak ikut usaha ekonomi yang berbasis kerakyatan bangkrut akibat adanya krisis. Pengelolaan adalah usaha mikro, kecil, dan menengah usaha yang dilakukan secara sederhana tanpa (Saparuddin & Bado, 2011:161). menggunakan manajemen yang baik dan secara prinsip kemunduran, mampu orang serta banyak dari situasi keluar Usaha mikro, kecil, dan menengah modal terbatas, usaha ini sering mengalami (UMKM) merupakan salah satu bagian kesulitan untuk mengembangkan usahanya penting dari perekonomian suatu negara (Maisaro & Sumiati, 2011:137). maupun daerah. Usaha ini telah memainkan Perkembangan sektor UMKM hingga peran penting dalam menyerap tenaga kerja, saat ini jumlahnya telah menggelembung meningkatkan jumlah dan sedemikian besar bahkan hampir menyamai mendukung pendapatan masyarakat jumlah pegawai yang bekerja di sektor formal (Purnama, 2011:18). UMKM menjadi bagian lainnya. Di banyak negara miskin dan penting dari sistem perekonomian nasional, berkembang, kontribusi yang bisa diberikan yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan oleh pelaku UMKM mencapai 30-60% dari ekonomi melalui penyediaan lapangan usaha seluruh penduduk perkotaan. Di wilayah Jawa dan lapangan kerja, peningkatan pendapatan jumlah pelaku sektor ini berkisar antara 37- masyarakat, dalam 43%, sementara di luar Jawa lebih banyak dan lagi yaitu 40-55%. Dengan demikian, tidak memperkokoh struktur ekonomi (Suprayitno, bisa dikatakan lagi bahwa sektor UMKM dkk., 2013:10). hanya serta meningkatkan ikut unit usaha, berperan pendapatan devisa sebagai tempat penampungan UMKM menjadi andalan Indonesia pada sementara bagi pekerja yang belum bisa saat mengalami krisis ekonomi tahun 1998. masuk ke sektor formal lainnya, akan tetapi Meskipun dikelola dengan sangat sederhana, keberadaannya justru sebagai motor Analisis Faktor….. (Pangau) 41 pertumbuhan aktivitas ekonomi (Sriyana, Indonesia 2010:81-82). penyediaan informasi, dan fasilitasi. Adapun Dengan dikeluarkannya UU No. 23 tahun berupa penelitian, penerima bantuan 1999, Bank Indonesia tidak lagi secara lembaga pembiayaan langsung memberikan bantuan kredit kepada penyedia jasa, dan UMKM secara selektif. usaha kecil, namun tetap teknis pelatihan, adalah UMKM, bank, lembaga mengambil Para pelaku UMKM dapat melakukan kebijakan untuk membantu dan mendorong kemitraan dengan Bank Indonesia dengan pengembangan usaha kecil, salah satunya bergabung dalam program tersebut. Program adalah melalui bantuan teknis (Supriyanto, kemitraan pelaku UMKM juga tertuang pada 2006:2). UU No. 20 tahun 2008 Pasal 25 ayat (1) yang Berkaitan permasalahan perkembangan dengan yang UMKM, berbagai menghambat maka UMKM berbunyi: “Pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat memfasilitasi, membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, mendukung, salah satunya adalah perbankan. Dalam kemitraan, rangka mendorong pemberian kredit dan mempercayai, pembiayaan perbankan kepada UMKM, Bank menguntungkan”. Indonesia telah mewajibkan bank umum Bank dan yang menstimulasi saling membutuhkan, memperkuat, Indonesia kegiatan dalam dan upaya untuk memberikan kredit atau pembiayaan memberdayakan UMKM di Sulawesi Utara kepada UMKM, dengan tahapan pada tahun telah beberapa kali memberikan bantuan 2013 dan tahun 2014 yang disesuaikan teknis dengan kemampuan bank umum, pada tahun fermentasi dan pengolahan produk turunan 2015 yang ditetapkan paling rendah sebesar kakao kepada Asosiasi Petani Kakao di 5%, tahun 2016 paling rendah sebesar 10%, Kabupaten tahun 2017 paling rendah sebesar 15%, dan capacity sejak tahun 2018 paling rendah 20% (PBI No. kepada AO BPR se-Sulut dan Gorontalo, 17/12/PBI/2015, bagian Penjelasan). (2013), Edukasi keuangan dan manajemen Bank Indonesia pada tahun diantaranya yaitu Bolmong building : (2013), pembiayaan Pelatihan Pelatihan UMKM 2015 kelembagaan kepada petani klaster cabai di melakukan perubahan pada Peraturan Bank Minahasa, Sangihe dan Sitar (2015), Seminar Indonesia (PBI) No. 14/22/PBI/2012 tentang Yong Enterpreneurship menyambut MEA pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank 2015 kepada Wirausaha Muda Sulut (2015), umum dan bantuan teknis dalam rangka Peatihan budidaya dan pengendalian hama pengembangan usaha mikro, kecil, dan komoditas cabai kepada Petani Klaster Cabai menengah. Bentuk bantuan teknis dari Bank di Minahasa, Sangihe dan Sitaro (2015), Analisis Faktor….. (Pangau) 42 Pelatihan pengelolaan asap car dari arang binaan UMKM bergabung dalam program tempurung kepada Kelompok tani di Bolaang bantuan teknis Bank Indonesia. Bagi Bank Mongondow (2015)., Pelatihan Menganyam Indonesia, diharapkan penelitian ini dapat dari Daun Pandan kepada Tim PKK Kota memberikan gambaran mengenai berbagai Manado (2015). faktor yang mampu menentukan mitra Program kemitraan antara Bank Indonesia dengan bertujuan pelaku untuk binaan UMKM bergabung dalam program UMKM bantuan teknis Bank Indonesia, sehingga meningkatkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan kemampuan UMKM sebagai mitra binaan pertimbangan agar keputusan. menjadi tangguh dan mandiri dalam Bagi pengambilan pelaku UMKM, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup diharapkan penelitian ini dapat menambah masyarakat rasa pengetahuan mengenai berbagai faktor kemitraan antara keduanya. Keinginan yang mampu menentukan mitra binaan pelaku UMKM untuk bergabung pada UMKM suatu program tertentu, dalam hal ini bantuan teknis Bank Indonesia. Hasil program bantuan teknis Bank Indonesia penelitian ini diharapkan dapat menjadi tidak terlepas dari faktor-faktor yang salah satu bahan referensi untuk penelitian mendorong pelaku UMKM. Faktor ini selanjutnya yang membahas tema serupa. dapat dibedakan menjadi faktor internal, Penelitian terdahulu yang dipakai sebagai yaitu dari dalam diri pelaku UMKM, referensi adalah Nur Qomariah (2016), faktor eksternal yang berasal dari luar Sulistyo (2010), Lies Sulistyowati (2015), pelaku Ria Fitria (2015). serta UMKM, mendorong serta karakteristik bergabung dalam program kemitraan itu sendiri. . Kajian Teoritik dan Empiris Argumen Orisinalitas / Kebaruan Artikel ini untuk Kewirausahaan merupakan kemampuan mengetahui faktor-faktor yang mampu melihat dan menilai peluang bisnis serta menentukan kemampuan mitra dibuat Kewirausahaan binaan UMKM mengoptimalkan sumberdaya bergabung dalam program bantuan teknis dan mengambil tindakan dan risiko dalam Bank Indonesia. Artikel ini penelitian ini rangka diharapkan dapat memberikan manfaat umumnya, dapat kecerdikannya menambah ilmu pengetahuan mengenai faktor yang menentukan mitra mensukseskan bisnisnya. wirausahawan untuk Pada menggunakan memanfaatkan sumberdaya yang terbatas (Apriliyanty; 2012; Analisis Faktor….. (Pangau) 43 132). Pada dasarnya pembentukan jiwa memadai dikembangkan dan sayangnya tidak kewirausahaan faktor ada teori pemersatu. Strategi pemasaran internal dan eksternal. Faktor internal yang merupakan salah satu langkah awal dalam berasal dari dalam diri wirausahawan dapat rangka mengenalkan produk pada konsumen. berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan Strategi pemasaran akan menentukan laba dan dapat rugi yang akan diperoleh dari sebuah usaha. untuk Strategi pemasaran akan bisa berguna dengan berwirausaha. Sedangkan faktor eksternal optimal bila didukung dengan perencanaan berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang terstruktur baik secara internal maupun yang dapat berupa unsur dari lingkungan eksternal. dipengaruhi kemampuan memberi sekitar individu kekuatan seperti oleh yang individu lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungansosial ekonomi lain-lain Usaha mikro, kecil, dan menengah (Suharti dan Sirine, 2011; 126). Beberapa (UMKM) merupakan salah satu kekuatan kepribadian wirausaha lainnya seperti percaya pendorong terdepan dalam pembangunan diri, berorientasi pada hasil, kepemimpinan, ekonomi. Usaha mikro kecil menengah kerja keras, dan masih banyak lagi, akan menurut UU No. 20 tahun 2008 pada Pasal 1, mendukung daya masing-masing diartikan sebagai berikut: (1) manusia yang mampu mengelola usaha Usaha mikro adalah usaha produktif milik (Apriliyanty; 2012; 134) orang perorangan dan/atau badan udaha terbentuknya dan UMKM sumber perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagai mana diatur dalam undang- Enterpreneur Marketing Enterpreneur Marketing (EM) adalah undang ini. (2) Usaha kecil adalah usaha sebuah konsep yang dikembangkan antara ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dua ilmu - pemasaran dan kewirausahaan - dilakukan oleh orang perorangan atau badan hampir tiga puluh tahun yang lalu. Sementara usaha Pemasaran-Kewirausahaan Interface (MEI) perusahaan atau bukan cabang perusahaan telah menarik para peneliti tidak hanya dari yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian pemasaran dan kewirausahaan, tetapi juga baik langsung maupun tidak langsung dari dari ekonomi, psikologi dan sosiologi, evolusi usaha menengah atau usaha besar yang konstruksi memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana ini masih terbelakang. Ada berbagai definisi, prinsip-prinsip yang ada di daerah ini hilang, alat-alat praktis tidak yang bukan merupakan dimaksud dalam undang-undang ini. anak Analisis Faktor….. (Pangau) 44 Usaha menengah adalah usaha ekonomi dan bangunan tempat usaha; atau memiliki produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan hasil penjualan tahunan lebih dari Rp oleh perorangan atau badan usaha yang bukan 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratuh juta merupakan anak perusahaan atau cabang rupiah) sampai dengan paling banyak Rp perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau 50.000.000.000,00 menjadi bagian baik langsung maupun tidak rupiah). (lima puluh milyar langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan kekayaan bersih atau hasil penjualan Kemitraan tahunan sebagaimana diatur dalam undangundang ini. Pada UU No. 20 tahun 2008, pada Pasal Selama ini istilah kemitraan telah dikenal dengan berbagai nama antara lain strategi kerjasama dengan pelanggan 6, dijabarkan kriteria masing-masing usaha, (strategic customer alliance), strategi kerja yaitu: Usaha mikro memiliki kriteria sebagai sama dengan pemasok (strategic supplier berikut: Memiliki kekayaan bersih paling alliance), dan pemanfaatan sumber daya banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta kemitraan (partnership sourcing). Kemitraan rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan dapat tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan menjalankan bisnis yang bercirikan hubungan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 jangka panjang, suatu kerja sama bertingkat (tiga ratur juta rupiah). Kriteria usaha kecil tinggi, saling percaya, di mana pemasok dan adalah sebagai berikut: Memiliki kekayaan pelanggan berniaga satu sama lain untuk bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima mencapai tujuan bisnis bersama (Nurmianto, puluh juta rupiah) sampai dengan paling dkk,. 2004:49). Kemitraan berdasarkan Pasal banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta 1 angka 13 pada UU No. 20 tahun 2008 rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, tempat usaha; atau memilki hasil penjualan baik langsung maupun tidak langsung, atas tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga dasar ratus juta rupiah) sampai dengan paling mempercayai, banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima menguntungkan ratus juta rupiah). Kriteria usaha menengah, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan adalah Memiliki kekayaan bersih lebih dari Usaha Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) mengemukakan bahwa salah satu upaya sampai paling banyak Rp 10.000.000.000,00 untuk (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dengan pengembangan kemitraan. diartikan prinsip Besar. sebagai saling suatu memerlukan, memperkuat, yang dan melibatkan Hafsah mengembangkan sikap pelaku (2004:43) UMKM adalah Analisis Faktor….. (Pangau) 45 Pola kemitraan memiliki karakteristik 2010:173). Populasi dalam penelitian ini atau indikator-indikator sebagai berikut: (1) adalah 50 (lima puluh) pelaku UMKM Tindakan berbasis binaan Bank Indonesia. Sampel adalah Kerja: kebutuhan; fleksibel dan (2) Sifat Kemitraan: saling bagian dari jumlah dan karakteristik yang menguntungkan dan bersinergi dalam dimiliki program; (3) Hubungan berkesinambungandan Kemitraan: populasi (Sugiyono, 2010:116). Sampel adalah sebagian atau dalam wakil populasi yang diteliti. Dinamakan menjalankan hak dan kewajiban; (4) Status sampel jika peneliti bermaksud untuk Kemitraan: legalisasi dengan MoU; (5) menggeneralisasikan Sistem Kemitraan:berorientasi pada tujuan sampel. Adapun metode pengambilan dan menekankan padakeberhasilan program; sampel (6) dengan menggunakan studi populasi atau studi karakteristik program; dan (7) Indikator sensus dimana semua anggota populasi Keberhasilan: kepuasan antar lembaga mitra dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian dan transparansi (Rizka dan Suharyani, 2015; ini adalah 34 (tiga puluh empat) pelaku 247—248) UMKM binaan Bank Indonesia. teknik Sasaran professional oleh Program:sesuai pada pengumpulan dilakukan Metode Penelitian Penelitian mengetahui menentukan ini dilakukan untuk faktor-faktor binaan penelitian data ini dalam dengan penelitian adalah penelitian kuesioner dan wawancara .Wawancara dalam penelitian ini hanya digunakan sebagai data UMKM pendukung untuk memperkuat data yang bergabung dalam program bantuan teknis diperoleh dari penyebaran kuesioner. Skala Bank Indonesia. Lokasi dan objek pengukuran yang akan dipakai dalam dilakukan Provinsi Sulawesi penelitian ini adalah Skala Likert, yaitu Utara yang tercatat di Bank Indonesia skala yang digunakan untuk mengukur Kantor Perwakilan sikap, pendapat dan persepsi seseorang Utara. Objek penelitian mitra yang hasil Provinsi ialah atau kelompok tentang kejadian atau gejala Penelitian ini mengambil objek UMKM di sosial. Dengan menggunakan Skala Likert, seluruh kota dan kabupaten di Provinsi maka dimensi dijabarkan menjadi variabel Sulawesi Utara yang tercatat di Bank kemudian variabel dijabarkan lagi menjadi Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi indikator-indikator yang dapat diukur. Sulawesi adalah Akhirnya indikator-indikator yang terukur keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, ini dapat dijadikan titik tolak untuk Utara. penelitian Sulawesi Populasi ini Analisis Faktor….. (Pangau) 46 membuat item instrument yang berupa Pengukuran pertanyaan atau pernyataan yang perlu dilakukan dijawab oleh responden. Bentuk kuesioner hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan ini adalah semi tertutup yaitu sebagian lain atau mengukur korelasi antar jawaban berupa yang pertanyaan. Cara ini dapat dilakukan responden dengan program SPSS dengan uji statistik pertanyaan jawabannya tertutup harus dipilih dengan sekali saja dan kemudian yang digunakan untuk mengukur tingkat dikatakan reliabel jika nilai cronbach penilaian menyangkut skala 1 sampai alpha> 0.70. Uji validitas digunakan untuk tinjauan Suatu hanya cronbach Dari (α). ini berdasarkan pilihan yang disediakan. Skala dengan 5. alpha cara konstruk pustaka dan pengembangan hipotesa dalam bentuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kerangka konsep, maka definisi kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid operasional variabel digunakan dalam jika pertanyaan pada kuesioner mampu penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan A. Faktor internal Merupakan faktor yang berasal dari nilai r hitung dengan r tabel untuk degree dalam of freedom (df)=n-2, dalam hal ini n indikator yang digunakan untuk mengukur adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih faktor Internal dalam penelitian ini adalah besar dari r tabel dan nilai positif, maka (Hafsah, pertanyaan permodalan. (2) Sumber daya manusia tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013:52-53). suatu kuesioner 41): (1) Indikator- Kurangnya B. Faktor eksternal Merupakan faktor yang berasal dari jawaban luar pelaku usaha. Indikator-indikator yang seseorang terhadap pertanyaan adalah digunakan untuk mengukur faktor Internal konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. dalam penelitian ini adalah (Hafsah, 2004; Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini 42): (1) Terbatasnya sarana dan prasarana dilakukan shoot. usaha, (2) Implikasi otonomi daerah,(3) shoot). Implikasi perdagangan bebas, (4) Iklim atau Pengukuran kuesioner usaha dan kemampuan penetrasi pasar. dikatakan reliabel Suatu 2004; usaha. yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. pelaku yang terbatas, (3) Lemahnya jaringan Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur diri handal dengan sekali jika teknik saja one (one Analisis Faktor….. (Pangau) 47 usaha belum sepenuhnya kondusif, (5) untuk melakukan analisis faktor adalah Sifat produk dengan life time yang pendek, sebagai berikut: (6) Terbatasnya akses pasar. 1. Melakukan uji asumsi yang meliputi kelayakan analisis faktor menggunakan uji Kaiser Meyer Olkin (KMO), uji C. Karakteristik Kemitraan Kemitraan adalah kerjasama dalam korelasi atau multikolinieritas keterkaitan usaha, baik langsung maupun menggunakan uji Bartlett untuk melihat tidak langsung, atas dasar prinsip saling nilai signifikansi secara menyeluruh memerlukan, mempercayai, memperkuat, dari semua korelasi dan melihat dari dan nilai Measure of Sampling Adequacy. menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2. Menentukan jumlah faktor bersama dengan Usaha Besar. Indikator-indikator sebagai yang digunakan untuk mengukur faktor menggunakan metode komponen utama Internal dengan dalam (Suharyani, penelitian 2015; ini 247—248): adalah hasil ekstraksi mempertahankan faktor nilai (1) keragaman semaksimal mungkin, di Tindakan Kerja (2) Sifat Kemitraan (3) mana nilai eigen harus lebih dari 1, Hubungan Kemitraan (4) Status Kemitraan presentasi kumulatif harus di atas 60% (5) Sistem Kemitraan (6) Sasaran Program dan melihat kriteria scater plot. dan Keberhasilan. ini 3. Menentukan variabel mana masuk ke Teknik analisis data dalam penelitian dalam faktor mana dengan melihat nilai dilakukan dengan analisis faktor korelasi antara masing-masing variabel Ghozali (2010: 393) dengan faktor yang terbentuk. Variabel menjelaskan bahwa tujuan utama dari akan masuk ke dalam faktor dengan analisis nilai korelasi yang kuat, yaitu apabila eksploratori. faktor adalah untuk mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling hubungan nilai korelasi lebih besar 0.05. 4. Melakukan rotasi faktor dengan (korelasi) antar sejumlah besar variabel menggunakan metode varimax dengan (test score, test items, jawaban kuesioner) cara memutasr sumbu faktor dari titik dengan cara mendefinisikan satu set pusat menuju titik yang dituju sebesar 900, kesamaan variabel atau dimensi yang juga atau dinamakan rotasi orthogonal. Tujuan sering disebut juga dengan faktor. Adapun dari langkah-langkah mempertahankan keadaan di mana di yang bisa dilakukan rotasi ini adalah untuk Analisis Faktor….. (Pangau) 48 antara faktor-faktor yang diekstrak tidak berwirausaha karena adanya kebutuhan terdapat korelasi. yang harus dipenuhi terlebih lagi polemic 5. Melakukan interpretasi faktor yang kebutuhan keluarga yang tidak berhujung, meliputi pemberian nama atau label pada yang dapat ditanggulangi dengan berusaha. faktor yang terbentuk, memodelkan faktor Mayoritas responden berdasarkan tingkat dan interpretasi model dari analisis faktor. pendidikan adalah bergelar sarjana dengan jumlah responden 20 orang. Terdapat 8 orang responden yang mempunyai tingkat Pembahasan Dalam penelitian ini, terdapat 34 kuesioner yang disebarkan ke 34 pelaku pendidikan setara dengan SLTA dan Diploma. UMKM binaan Bank Indonesia namun, hanya 32 kuesioner yang diisi lengkap. Hasil Analisa Data Jadi, hanya 32 kuesioner yang diolah. Terdapat 16 variabel yang diolah dalam Majoritas responden berumur diatas 30 penelitian tahun yang merupakan golden ege sebagai permodalan, Sumber daya manusia yang seorang wirausaha. Jumlah responden terbatas, Lemahnya jaringan usaha dan berdasarkan banyak kemampuan penetrasi Pasar, Iklim usaha berumur 34 tahun dengan jumlah 5 orang belum sepenuhnya kondusif, Terbatasnya responden. Jawaban responden yang lain sarana dan prasarana usaha, Implikasi bervariasi mulai umur 20 tahun sampai otonomi daerah, Implikasi perdagangan dengan umur 54 tahun. Berdasarkan bebas, Sifat produk dengan lifetime yang jawaban responden terbanyak berjenis pendek, Terbatasnya akses pasar, Tindakan kelamin laki-laki/pria dengan jumlah 20 kerja, orang dari total responden sebanyak 32 kemitraan, orang atau berada pada jumlah prosentase kemitraan, Sasaran Program, Keberhasilan sebesar umur/usia 62.5%. paling Sedangkan adalah Sifat yaitu : kemitraan, Status kurannya Hubungan kemitraan, Sistem jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yang paling sedikit ini, Uji Validitas dan Reliabilitas wanita dengan Menurut Nasution dan Usman (2006), jumlah 12 orang atau 37.5% dari total uji validitas dilakukan dengan responden sejumlah 32 orang. Yang menggunakan analisis faktor. Uji validitas menikah adalah mayoritas dengan jumlah dilakukan dengan melihat nilai MSA 18 orang. Hal ini disebabkan salah satu (Measures of Sampling Adequacy) yang faktor yang mendorong orang untuk mana, apabila semua variabel memiliki Analisis Faktor….. (Pangau) 49 MSA di atas 0.5 maka dinyatakan valid. variabel yang ada sudah bisa dianalisis Sebaliknya, apabila ada variabel dengan lebih lanjut. MSA di bawah 0.5 maka harus dihilangkan dan kemudian dilakukan uji validitas lagi tanpa menggunakan variabel yang dihilangkan tersebut. Uji validitas dilakukan berdasarkan Nasution dan Proses Factoring Dengan Metode Principal Component Angka-angka pada 3 kolom disebut sebagai factor loadings, yang Usman (2006) dengan melihat nilai MSA menunjukkan besar korelasi antara suatu (Measures of Sampling Adequacy). Uji variabel dengan faktor 1, faktor 2 atau validitas dilakukan untuk menguji validitas faktor 3. Posisi variable diperjelas setelah variabel yang digunakan dalam analisis. dilakukan proses rotasi yang menghasikan Uji table 5. validitas dilakukan terhadap 16 variabel hasilnya menunjukkan beberapa variable tidak valid (dibawah 0,5) sehingga dilakukan respesifikasi dengan mengeluarkan salah satu variable yang nilainya hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 15 variabel yang valid. Uji Reliabilitas: Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha> 0.70 dan karena nilai Cronbach’s Alpha dari 15 variabel adalah 0.875 atau lebih dari 0.70 maka 15 variabel dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. Uji KMO, Bartlett dan MSA Uji MSA tidak perlu dilakukan lagi karena langkah-langkahnya sama dengan dengan uji validitas. Uji KMO dan Bartlett : angka KMO dan Bartlett Test adalah 0.734 dengan 0.000 sebagai signifikansi. Karena KMO di atas 0.5 dan signifikansinya di bawah 0.05 maka 15 Tabel 1. Faktor dan Variabel Faktor 1 Implikas i Perdagangan Bebas Faktor 2 Faktor 3 Sumber Kurang daya nya manusia Permodalan yang terbatas Sifat Lemahn Produk ya jaringan dengan Life usaha dan Time yang kemampuan pendek penetrasi Pasar Tindaka Iklim n Kerja usaha belum sepenuhnya kondusif Sifat Terbata kemitraan snya Sarana dan prasarana usaha Hubunga Terbata n kemitraan snya Akses Pasar Status kemitraan Sistem Analisis Faktor….. (Pangau) 50 binaan kemitraan Sasaran program Keberha silan Indikator Sifat kemitraan, Status kemitraan, Hubungan kemitraan, sasaran Keberhasilan). program Perlu Sistem dan dikembangkan kemitraan yang saling membantu antara UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini dilakukan agar untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Di sampiing itu juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang demikian, lebih UMKM efisien. akan Dengan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis yang lainnya, baik dari dalam Indikator pertama dari Kemitraan adalah Tindakan Kerja. Dengan adanya program pembinaan UMKM, maka pelaku merasa sangat terbantu sekali. Selama ini, pelaku UMKM selalu bekerja bisa yang ketiga adalah Indikator yang kedua adalah sifat Kerjasama yang diperoleh dengan menginterview bahwa selama ini terjadi hubungan yang berkesinambungan antara pemberi program binaan dengan pelaku UMKM. Indikator keempat adalah status kemitraan. Seluruh bentuk kerjasama yang dilakukan didasari dengan perjanjian yang jelas dengan segala bentuk kerjasama selalu diusahakan ada legalitas hukumnya. Indikator yang kelima adalah sistem kemitraan. Kerjasama yang dilakukan bertujuan untuk memajukan sektor usaha kecil dan menengah. Kerjasama dilakukan dengan adanya program kerja yang jelas dan terarah. Indikator keenam adalah sasaran program. Berdasarkan hasil pengumpulan wawancara didapati antara pelaku UMKM dengan pemberi bantuan sangat sinergi. maka dengan adanya program bahwa sasaran program yang ditawarkan dalam program pembinaan selama ini sudah sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan para pelaku UMKM.. Indikator sesuai dengan kebutuhan. kemitraan. itu data di lapangan dengan melakukan teknik maupun luar negeri. UMKM hal hubungan kemitraan. Berdasarkan data yaitu 7 karakteristik kemitraan ( Tindakan kemitraan, maka menguntungkan kedua belah pihak Faktor 1 ini terdiri dari 9 variabel Kerja, UMKM, ketujuh adalah keberhasilan. Keberhasilan dari program kemitraan didukung dengan kerjasama yang ada selama ini bersifat adil dan transparan. Analisis Faktor….. (Pangau) 51 Hasil penelitian ini sejalan dengan usaha kecil dan menengah untuk bersaing penelitian yang dilakukan oleh Rizka dan dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, Suharyani . Dia menemukan bahwa Pola mau tidak mau pelaku UMKM dituntut kemitraan untuk melakukan proses produksi dengan memiliki karakteristik atau indikator-indikator sebagai berikut: (1) produktif Tindakan Kerja: fleksibel dan berbasis menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan; (2) Sifat Kemitraan: saling frekuensi pasar global dengan standar isu menguntungkan dan kualitas, isu lingkungan, isu hak asasi program;(3) bersinergi Hubungan dalam Kemitraan: dan efisien, serta dapat manusia, serta isu ketenagakerjaan. berkesinambungan dan professional dalam Sifat produk dengan lifetime yang menjalankan hak dan kewajiban; (4) Status pendek, Salah satu hambatan bagi para Kemitraan: legalisasi dengan MoU; (5) pelaku UMKM adalah karena produk yang Sistem Kemitraan: berorientasi pada tujuan dijual tidak bertahan lama. Barang yang dan keberhasilan sudah basi dan tidak dapat dijual lagi program; (6) Sasaran Program: sesuai membuat para pelaku UMKM cenderung dengan karakteristik program; dan (7) mengalami kerugian menekankan pada Indikator Keberhasilan: kepuasan antar Sembilan faktor diatas selanjutnya lembaga mitra dan transparansi (Rizka dan disebut sebagai kemitraan namun belum Suharyani, 2015; 247—248). membahas mengenai 2 faktor eksternal Dari ketujuh faktor kemitraan diatas, yang menjadi penghambat yaitu : faktor lainnya sebagai pembentuk faktor 1 perdagangan bebas dan sifat produk. terdiri dari 2 faktor eksternal (Implikasi Karenanya, faktor pertama dinamakan Perdagangan Bebas dan Sifat Produk sebagai kemitraan yang menguntungkan dengan Life time yang pendek). Dua karena juga memberikan keuntungan bagi faktor eksternal yang termasuk di faktor 1 pelaku UMKM dalam mengatasi hambatan adalah : Implikasi perdagangan bebas, sehubungan dengan perdagangan bebas persaingan antar usaha saat ini semakin dan sifat produk. ketat, sehingga setiap pelaku UMKM Faktor 2 ini terdiri dari 2 faktor harus berjuang keras untuk melanjutkan internal (Sumber daya manusia usahanya. Implikasi perdagangan bebas, terbatas dan lemahnya jaringan usaha dan sebagaimana AFTA kemampuan penetrasi pasar) serta 3 faktor mulai berlaku tahun 2003 dan APEC tahun eksternal (Iklim usaha belum sepenuhnya 2020 yang berimplikasi luas terhadap kondusif, terbatasnya sarana dan prasarana diketahui bahwa yang Analisis Faktor….. (Pangau) 52 usaha dan terbatasnya akses pasar). Dua memiliki pengetahuan yang luas soal dunia faktor internal yang termasuk di faktor 2 pemasaran. yaitu keterbatasan pelaku UMKM adalah : Sumber daya manusia yang terbatas, Lima variabel di atas merupakan keterbatasan pelaku UMKM dalam dengan 2 indikator : (a) Selama ini usaha membuka maupun mengembangkan usaha yang dijalankan tidak memiliki tenaga ahli sehingga (b) Pegawai yang ada, tidak atau belum keterbatasan pelaku UMKM. bisa bekerja secara maksimal . Lemahnya jaringan faktor kedua dinamakan Faktor 3 ini hanya terdiri dari satu usaha dan faktor internal, yang dipisahkan dari yang kemampuan penetrasi pasar, dengan 2 lain indikator: (a) Selama ini pelaku UMKM signifikan. Satu faktor internal dalam merasa lahan usaha yang tersedia masih faktor 3 adalah kurangnya permodalan, sangat sempit (b) Pelaku UMKM masih yang terdiri dari dua indikator : (a) Pelaku memiliki keterbatasan dan ketidak cakapan UMKM kurang memiliki biaya untuk dalam menentukan pasar. meluaskan usaha (b) Keterbatasan dalam Tiga faktor eksternal yang termasuk di faktor 2 adalah : (a) Iklim usaha belum sehingga diasumsikan bernilai mengembangkan usaha Mengingat kaitannya yang erat sepenuhnya kondusif : Selama ini pelaku dengan permodalan maka, faktor ketiga UMKM merasa jika UMKM kurang dinamakan mendapatkan perhatian dari pemerintah, permodalan. Peluang usaha yang ada selama ini belum Dengan sebagai demikian, kurangnya terdapat tiga sepenuhnya terbuka, sehingga para pelaku faktor menentukan mitra binaan UMKM UMKM masih sering merasa kesulitan bergabung dalam program bantuan teknis untuk melakukan usaha (b) Terbatasnya bank Indonesia, yaitu : Sarana dan prasarana usaha : Telaku 1. Kemitraan yang menguntungkan UMKM 2. Keterbatasan pelaku UMKM merasa tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang dunia 3. Kurangnya permodalan. usaha, Teknologi yang dimiliki masih belum sepenuhnya mendukung kegiatan Kesimpulan dan Rekomendasi usaha (c) Terbatasnya akses pasar : Selama Kesimpulan ini pelaku UMKM sadar bahwa produk Berdasarkan hasil analisa faktor diatas yang dijual belum bisa menjangkau pasar ditemukan 3 faktor sebagai faktor yang dengan lebih halus, Pelaku UMKM tidak menentukan mitra binaan UMKM Analisis Faktor….. (Pangau) 53 bergabung dalam program bantuan teknis menggunakan Bank Indonesia. memperkaya hasil penelitian. Faktor 1 (Kemitraan menguntungkan) ini terdiri regresi berganda untuk yang dari 9 indikator: yaitu : Implikasi Perdagangan Daftar Pustaka Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Bebas, Sifat Produk dengan Life Time Suatu yang (EdisiRevisi). Jakarta : Rineka Cipta pendek, Tindakan Kerja, Sifat Kemitraan, Hubungan Kemitraan, Status Pendekatan Praktik. Maisaroh & Sumiati, Ati. 2011. Tantangan Kemitraan, Sistem Kemitraan, Sasaran dan Program, Keberhasilan. dalam Pengembangan Usaha Kecil Faktor 2 (Keterbatasan pelaku Peluang Perbankan Syariah dan Menengah untuk Memperkuat UMKM) ini terdiri dari 5 indikator yaitu : Kesejahteraan Sumber daya manusia yang terbatas, Econosains. Vol. 9, No. 2, Halaman Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan 133-145 penetrasi pasar, Iklim usaha belum Peraturan Umat. Bank Indonesia Jurnal Nomor sepenuhnya kondusif, Terbatasnya sarana 17/12/PBI/2015 tentang Perubahan dan prasaran usaha, Terbatasnya akses atas pasar Nomor Faktor 3 adalah : Kurangnya permodalan Peraturan Bank 14/22/PBI/2012 Indonesia tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha, Mikro, Kecil, Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan diatas dan Menengah. maka rekomendasi yang diberikan adalah Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, sebagai berikut : (1) Disarankan kepada Manajemen Pemasaran, edisi 12. pihak Pimpinan Bank Indonesia untuk Jilid 1 Hal.98 lebih memperhatikan ketiga faktor diatas Purnama, Husna. 2011. Pengembangan sebagai faktor yang menentukan mitra Kemitraan dan Pembiayaan Usaha binaan UMKM bergabung dalam program Kecil Menengah pada Sentra Industri bantuan (2) Keripik di Bandar Lampung. Jurnal Disarankan kepada peneliti berikutnya Sains dan Inovasi. Vol. 7, No. 1, mengembangkan alat analisa data dengan Halaman 18-23 teknis Bank Indonesia. Analisis Faktor….. (Pangau) 54 Saparuddin & Bado, Basri. 2011. Masyarakat (PKBM) Bagi Pengaruh Kemitraan Usaha terhadap Keberlanjutan Program Pendidikan Kinerja Usaha pada Usaha Kecil Non Formal. Jurnal Kependidikan Menengah (UKM) dan Koperasi di Vol 14 No. 3 Hal, 239—249 Kabupaten Jeneponto Sulawesi Suharti, Lieli dan Sirine, Hani. Selatan. Jurnal Econosains. Vol. 9, Faktor-faktor No. 2, Halaman 161-191 terhadap Sriyana, Jaka. 2010. Strategi yang Niat Jurnal 2011. berpengaruh Kewuirausahaan. manajemen dan Pengembangan Usaha Kecil dan Kewirausahaan Vol. 13 No. 2 Hal, Menengah (UKM): Studi Kasus di 124—134 Kabupaten Bantul. Simposium Aprilianty, Eka. 2012. Pengaruh Nasional 2010: menuju Purworejo Kepribadian Dinamis dan Kreatif Pengetahuan Kewirausahaan, dan Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Lingkungan Wirausaha, Terhadap Minat Kuantitatif Kualitatif Dan R& D. Berwirausaha Siswa SMK. Jurnal Bandung : Alfabeta Pendidikan Vokasi Vol. 2 No. 2 Hal, Suprayitno, dkk., 2013. Pinjaman Program Kemitraan pada Peningkatan Kinerja Mitra Binaan (Persero) PT. di Sucofindo Jabodetabek. Manajemen IKM. Vol. 8, No. 1, Halaman 9-19 Supriyanto. 2006. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi & Pendidikan. Vol. 3, No. 1, Halaman 1-16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,Kecil, Dan Menengah Rizka, M. Arief dan Suharyani. 2015. Pola Kemitraan Pusat Kegiatan Belajar 311—324