Analisis Faktor-Faktor Yang Menentukan Mitra Binaan SMES

advertisement
Analisis Faktor….. (Pangau)
39
Analisis Faktor-Faktor Yang Menentukan Mitra Binaan SMES Bergabung dalam
Program Bantuan Teknis Bank Indonesia
Noula Trine Pangau
Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
([email protected] )
Abstract
The objective of this study is to determine the factors which could determine the partners
UMKM join in a program of technical assistance to Bank Indonesia. The object of this Study
is that this Study takes the object of the UMKM in the whole city and regency in the Province
of North Sulawesi recorded in the Representative Office of Bank Indonesia North Sulawesi
Province. The population in this study is 50 (fifty) SMES assisted Bank Indonesia. As for the
sampling method in this research used population studies or the census study where all
members of the population sampled. Thus the sample in this study is 32 (thirty two) SMES
assisted Bank Indonesia. Based on the results of the analysis of test factors, it was found that
there are three factors that be a factor that encourages SMES to join the program of Bank
Indonesia
Keywords: Factor Analysis, SMEs.
Abstrak
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mampu
menentukan mitra binaan UMKM bergabung dalam program bantuan teknis Bank Indonesia.
Objek Penelitian ini ialah Penelitian ini mengambil objek UMKM di seluruh kota dan
kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang tercatat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sulawesi Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah 50 (lima puluh) pelaku
UMKM binaan Bank Indonesia. Adapun metode pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah menggunakan studi populasi atau studi sensus dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah 32 (tiga puluh dua)
pelaku UMKM binaan Bank Indonesia. Berdasarkan hasil analisa uji faktor ditemukan
bahwa terdapat tiga faktor yang menjadi faktor yang mendorong pelaku UMKM bergabung
dengan program Bank Indonesia
Kata Kunci: Analisis Faktor, UMKM.
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5 ,No.1, 2017: 39-54
tetapi pada saat itu mampu memberikan
Latar Belakang
Perekonomian nasional yang berdasar
dan
berorientasi
derivasi
dari
40
kerakyatan
paham
merupakan
kebangsaan
dan
peranan yang besar dalam penanganan krisis.
UMKM
menjadi
menggerakkan
tumpuan
roda
dan
perekonomian
yang
kerakyatan. Bangsa Indonesia menghendaki
mengalami
sektor ekonomi yang berbasis kerakyatan
menolong
menjadi sokoguru perekonomian nasional.
pengangguran. Karakteristik dari usaha ini
Secara jelas Pasal 33 pada UUD 1945
adalah biasanya dikelola secara mandiri,
menerangkan
tentang
dengan modal kecil, fleksibel, dan tahan
perekonomian nasional yang disusun oleh
banting. Kondisi ini yang ditengarai menjadi
kekuatan ekonomi rakyat. Salah satu wujud
faktor penentu sehingga usaha ini tidak ikut
usaha ekonomi yang berbasis kerakyatan
bangkrut akibat adanya krisis. Pengelolaan
adalah usaha mikro, kecil, dan menengah
usaha yang dilakukan secara sederhana tanpa
(Saparuddin & Bado, 2011:161).
menggunakan manajemen yang baik dan
secara
prinsip
kemunduran,
mampu
orang
serta
banyak
dari
situasi
keluar
Usaha mikro, kecil, dan menengah
modal terbatas, usaha ini sering mengalami
(UMKM) merupakan salah satu bagian
kesulitan untuk mengembangkan usahanya
penting dari perekonomian suatu negara
(Maisaro & Sumiati, 2011:137).
maupun daerah. Usaha ini telah memainkan
Perkembangan sektor UMKM hingga
peran penting dalam menyerap tenaga kerja,
saat ini jumlahnya telah menggelembung
meningkatkan
jumlah
dan
sedemikian besar bahkan hampir menyamai
mendukung
pendapatan
masyarakat
jumlah pegawai yang bekerja di sektor formal
(Purnama, 2011:18). UMKM menjadi bagian
lainnya. Di banyak negara miskin dan
penting dari sistem perekonomian nasional,
berkembang, kontribusi yang bisa diberikan
yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan
oleh pelaku UMKM mencapai 30-60% dari
ekonomi melalui penyediaan lapangan usaha
seluruh penduduk perkotaan. Di wilayah Jawa
dan lapangan kerja, peningkatan pendapatan
jumlah pelaku sektor ini berkisar antara 37-
masyarakat,
dalam
43%, sementara di luar Jawa lebih banyak
dan
lagi yaitu 40-55%. Dengan demikian, tidak
memperkokoh struktur ekonomi (Suprayitno,
bisa dikatakan lagi bahwa sektor UMKM
dkk., 2013:10).
hanya
serta
meningkatkan
ikut
unit
usaha,
berperan
pendapatan
devisa
sebagai
tempat
penampungan
UMKM menjadi andalan Indonesia pada
sementara bagi pekerja yang belum bisa
saat mengalami krisis ekonomi tahun 1998.
masuk ke sektor formal lainnya, akan tetapi
Meskipun dikelola dengan sangat sederhana,
keberadaannya
justru
sebagai
motor
Analisis Faktor….. (Pangau) 41
pertumbuhan aktivitas ekonomi (Sriyana,
Indonesia
2010:81-82).
penyediaan informasi, dan fasilitasi. Adapun
Dengan dikeluarkannya UU No. 23 tahun
berupa
penelitian,
penerima
bantuan
1999, Bank Indonesia tidak lagi secara
lembaga
pembiayaan
langsung memberikan bantuan kredit kepada
penyedia jasa, dan UMKM secara selektif.
usaha
kecil,
namun
tetap
teknis
pelatihan,
adalah
UMKM,
bank,
lembaga
mengambil
Para pelaku UMKM dapat melakukan
kebijakan untuk membantu dan mendorong
kemitraan dengan Bank Indonesia dengan
pengembangan usaha kecil, salah satunya
bergabung dalam program tersebut. Program
adalah melalui bantuan teknis (Supriyanto,
kemitraan pelaku UMKM juga tertuang pada
2006:2).
UU No. 20 tahun 2008 Pasal 25 ayat (1) yang
Berkaitan
permasalahan
perkembangan
dengan
yang
UMKM,
berbagai
menghambat
maka
UMKM
berbunyi:
“Pemerintah, pemerintah daerah,
dunia usaha, dan masyarakat memfasilitasi,
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,
mendukung,
salah satunya adalah perbankan. Dalam
kemitraan,
rangka mendorong pemberian kredit dan
mempercayai,
pembiayaan perbankan kepada UMKM, Bank
menguntungkan”.
Indonesia telah mewajibkan bank umum
Bank
dan
yang
menstimulasi
saling
membutuhkan,
memperkuat,
Indonesia
kegiatan
dalam
dan
upaya
untuk memberikan kredit atau pembiayaan
memberdayakan UMKM di Sulawesi Utara
kepada UMKM, dengan tahapan pada tahun
telah beberapa kali memberikan bantuan
2013 dan tahun 2014 yang disesuaikan
teknis
dengan kemampuan bank umum, pada tahun
fermentasi dan pengolahan produk turunan
2015 yang ditetapkan paling rendah sebesar
kakao kepada Asosiasi Petani Kakao di
5%, tahun 2016 paling rendah sebesar 10%,
Kabupaten
tahun 2017 paling rendah sebesar 15%, dan
capacity
sejak tahun 2018 paling rendah 20% (PBI No.
kepada AO BPR se-Sulut dan Gorontalo,
17/12/PBI/2015, bagian Penjelasan).
(2013), Edukasi keuangan dan manajemen
Bank
Indonesia
pada
tahun
diantaranya
yaitu
Bolmong
building
:
(2013),
pembiayaan
Pelatihan
Pelatihan
UMKM
2015
kelembagaan kepada petani klaster cabai di
melakukan perubahan pada Peraturan Bank
Minahasa, Sangihe dan Sitar (2015), Seminar
Indonesia (PBI) No. 14/22/PBI/2012 tentang
Yong Enterpreneurship menyambut MEA
pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank
2015 kepada Wirausaha Muda Sulut (2015),
umum dan bantuan teknis dalam rangka
Peatihan budidaya dan pengendalian hama
pengembangan usaha mikro, kecil, dan
komoditas cabai kepada Petani Klaster Cabai
menengah. Bentuk bantuan teknis dari Bank
di Minahasa, Sangihe dan Sitaro (2015),
Analisis Faktor….. (Pangau) 42
Pelatihan pengelolaan asap car dari arang
binaan UMKM bergabung dalam program
tempurung kepada Kelompok tani di Bolaang
bantuan teknis Bank Indonesia. Bagi Bank
Mongondow (2015)., Pelatihan Menganyam
Indonesia, diharapkan penelitian ini dapat
dari Daun Pandan kepada Tim PKK Kota
memberikan gambaran mengenai berbagai
Manado (2015).
faktor yang mampu menentukan mitra
Program kemitraan antara Bank
Indonesia
dengan
bertujuan
pelaku
untuk
binaan UMKM bergabung dalam program
UMKM
bantuan teknis Bank Indonesia, sehingga
meningkatkan
dapat digunakan sebagai salah satu bahan
kemampuan UMKM sebagai mitra binaan
pertimbangan
agar
keputusan.
menjadi
tangguh
dan
mandiri
dalam
Bagi
pengambilan
pelaku
UMKM,
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
diharapkan penelitian ini dapat menambah
masyarakat
rasa
pengetahuan mengenai berbagai faktor
kemitraan antara keduanya. Keinginan
yang mampu menentukan mitra binaan
pelaku UMKM untuk bergabung pada
UMKM
suatu program tertentu, dalam hal ini
bantuan teknis Bank Indonesia. Hasil
program bantuan teknis Bank Indonesia
penelitian ini diharapkan dapat menjadi
tidak terlepas dari faktor-faktor yang
salah satu bahan referensi untuk penelitian
mendorong pelaku UMKM. Faktor ini
selanjutnya yang membahas tema serupa.
dapat dibedakan menjadi faktor internal,
Penelitian terdahulu yang dipakai sebagai
yaitu dari dalam diri pelaku UMKM,
referensi adalah Nur Qomariah (2016),
faktor eksternal yang berasal dari luar
Sulistyo (2010), Lies Sulistyowati (2015),
pelaku
Ria Fitria (2015).
serta
UMKM,
mendorong
serta
karakteristik
bergabung
dalam
program
kemitraan itu sendiri.
.
Kajian Teoritik dan Empiris
Argumen Orisinalitas / Kebaruan
Artikel
ini
untuk
Kewirausahaan merupakan kemampuan
mengetahui faktor-faktor yang mampu
melihat dan menilai peluang bisnis serta
menentukan
kemampuan
mitra
dibuat
Kewirausahaan
binaan
UMKM
mengoptimalkan
sumberdaya
bergabung dalam program bantuan teknis
dan mengambil tindakan dan risiko dalam
Bank Indonesia. Artikel ini penelitian ini
rangka
diharapkan dapat memberikan manfaat
umumnya,
dapat
kecerdikannya
menambah
ilmu
pengetahuan
mengenai faktor yang menentukan mitra
mensukseskan
bisnisnya.
wirausahawan
untuk
Pada
menggunakan
memanfaatkan
sumberdaya yang terbatas (Apriliyanty; 2012;
Analisis Faktor….. (Pangau) 43
132). Pada dasarnya pembentukan jiwa
memadai dikembangkan dan sayangnya tidak
kewirausahaan
faktor
ada teori pemersatu. Strategi pemasaran
internal dan eksternal. Faktor internal yang
merupakan salah satu langkah awal dalam
berasal dari dalam diri wirausahawan dapat
rangka mengenalkan produk pada konsumen.
berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan
Strategi pemasaran akan menentukan laba
dan
dapat
rugi yang akan diperoleh dari sebuah usaha.
untuk
Strategi pemasaran akan bisa berguna dengan
berwirausaha. Sedangkan faktor eksternal
optimal bila didukung dengan perencanaan
berasal dari luar diri pelaku entrepreneur
yang terstruktur baik secara internal maupun
yang dapat berupa unsur dari lingkungan
eksternal.
dipengaruhi
kemampuan
memberi
sekitar
individu
kekuatan
seperti
oleh
yang
individu
lingkungan
keluarga,
lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik,
lingkungansosial
ekonomi
lain-lain
Usaha mikro, kecil, dan menengah
(Suharti dan Sirine, 2011; 126). Beberapa
(UMKM) merupakan salah satu kekuatan
kepribadian wirausaha lainnya seperti percaya
pendorong terdepan dalam pembangunan
diri, berorientasi pada hasil, kepemimpinan,
ekonomi. Usaha mikro kecil menengah
kerja keras, dan masih banyak lagi, akan
menurut UU No. 20 tahun 2008 pada Pasal 1,
mendukung
daya
masing-masing diartikan sebagai berikut: (1)
manusia yang mampu mengelola usaha
Usaha mikro adalah usaha produktif milik
(Apriliyanty; 2012; 134)
orang perorangan dan/atau badan udaha
terbentuknya
dan
UMKM
sumber
perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro sebagai mana diatur dalam undang-
Enterpreneur Marketing
Enterpreneur Marketing (EM) adalah
undang ini.
(2) Usaha kecil adalah usaha
sebuah konsep yang dikembangkan antara
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dua ilmu - pemasaran dan kewirausahaan -
dilakukan oleh orang perorangan atau badan
hampir tiga puluh tahun yang lalu. Sementara
usaha
Pemasaran-Kewirausahaan Interface (MEI)
perusahaan atau bukan cabang perusahaan
telah menarik para peneliti tidak hanya dari
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
pemasaran dan kewirausahaan, tetapi juga
baik langsung maupun tidak langsung dari
dari ekonomi, psikologi dan sosiologi, evolusi
usaha menengah atau usaha besar yang
konstruksi
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
ini
masih
terbelakang.
Ada
berbagai definisi, prinsip-prinsip yang ada di
daerah ini hilang, alat-alat praktis tidak
yang
bukan
merupakan
dimaksud dalam undang-undang ini.
anak
Analisis Faktor….. (Pangau) 44
Usaha menengah adalah usaha ekonomi
dan bangunan tempat usaha; atau memiliki
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
oleh perorangan atau badan usaha yang bukan
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratuh juta
merupakan anak perusahaan atau cabang
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
50.000.000.000,00
menjadi bagian baik langsung maupun tidak
rupiah).
(lima
puluh
milyar
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
dengan kekayaan bersih atau hasil penjualan
Kemitraan
tahunan sebagaimana diatur dalam undangundang ini.
Pada UU No. 20 tahun 2008, pada Pasal
Selama ini istilah kemitraan telah
dikenal dengan berbagai nama antara lain
strategi
kerjasama
dengan
pelanggan
6, dijabarkan kriteria masing-masing usaha,
(strategic customer alliance), strategi kerja
yaitu: Usaha mikro memiliki kriteria sebagai
sama dengan pemasok (strategic supplier
berikut: Memiliki kekayaan bersih paling
alliance), dan pemanfaatan sumber daya
banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
kemitraan (partnership sourcing). Kemitraan
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
dapat
tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan
menjalankan bisnis yang bercirikan hubungan
tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00
jangka panjang, suatu kerja sama bertingkat
(tiga ratur juta rupiah). Kriteria usaha kecil
tinggi, saling percaya, di mana pemasok dan
adalah sebagai berikut: Memiliki kekayaan
pelanggan berniaga satu sama lain untuk
bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima
mencapai tujuan bisnis bersama (Nurmianto,
puluh juta rupiah) sampai dengan paling
dkk,. 2004:49). Kemitraan berdasarkan Pasal
banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
1 angka 13 pada UU No. 20 tahun 2008
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha,
tempat usaha; atau memilki hasil penjualan
baik langsung maupun tidak langsung, atas
tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga
dasar
ratus juta rupiah) sampai dengan paling
mempercayai,
banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
menguntungkan
ratus juta rupiah). Kriteria usaha menengah,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan
adalah Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Usaha
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
mengemukakan bahwa salah satu upaya
sampai paling banyak Rp 10.000.000.000,00
untuk
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dengan pengembangan kemitraan.
diartikan
prinsip
Besar.
sebagai
saling
suatu
memerlukan,
memperkuat,
yang
dan
melibatkan
Hafsah
mengembangkan
sikap
pelaku
(2004:43)
UMKM
adalah
Analisis Faktor….. (Pangau) 45
Pola kemitraan memiliki karakteristik
2010:173). Populasi dalam penelitian ini
atau indikator-indikator sebagai berikut: (1)
adalah 50 (lima puluh) pelaku UMKM
Tindakan
berbasis
binaan Bank Indonesia. Sampel adalah
Kerja:
kebutuhan;
fleksibel
dan
(2)
Sifat
Kemitraan:
saling
bagian dari jumlah dan karakteristik yang
menguntungkan
dan
bersinergi
dalam
dimiliki
program;
(3)
Hubungan
berkesinambungandan
Kemitraan:
populasi
(Sugiyono,
2010:116). Sampel adalah sebagian atau
dalam
wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
menjalankan hak dan kewajiban; (4) Status
sampel jika peneliti bermaksud untuk
Kemitraan: legalisasi dengan MoU; (5)
menggeneralisasikan
Sistem Kemitraan:berorientasi pada tujuan
sampel. Adapun metode pengambilan
dan menekankan padakeberhasilan program;
sampel
(6)
dengan
menggunakan studi populasi atau studi
karakteristik program; dan (7) Indikator
sensus dimana semua anggota populasi
Keberhasilan: kepuasan antar lembaga mitra
dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian
dan transparansi (Rizka dan Suharyani, 2015;
ini adalah 34 (tiga puluh empat) pelaku
247—248)
UMKM binaan Bank Indonesia. teknik
Sasaran
professional
oleh
Program:sesuai
pada
pengumpulan
dilakukan
Metode Penelitian
Penelitian
mengetahui
menentukan
ini
dilakukan
untuk
faktor-faktor
binaan
penelitian
data
ini
dalam
dengan
penelitian
adalah
penelitian
kuesioner
dan
wawancara .Wawancara dalam penelitian
ini
hanya
digunakan
sebagai
data
UMKM
pendukung untuk memperkuat data yang
bergabung dalam program bantuan teknis
diperoleh dari penyebaran kuesioner. Skala
Bank Indonesia.
Lokasi dan objek
pengukuran yang akan dipakai dalam
dilakukan Provinsi Sulawesi
penelitian ini adalah Skala Likert, yaitu
Utara yang tercatat di Bank Indonesia
skala yang digunakan untuk mengukur
Kantor
Perwakilan
sikap, pendapat dan persepsi seseorang
Utara.
Objek
penelitian
mitra
yang
hasil
Provinsi
ialah
atau kelompok tentang kejadian atau gejala
Penelitian ini mengambil objek UMKM di
sosial. Dengan menggunakan Skala Likert,
seluruh kota dan kabupaten di Provinsi
maka dimensi dijabarkan menjadi variabel
Sulawesi Utara yang tercatat di Bank
kemudian variabel dijabarkan lagi menjadi
Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi
indikator-indikator yang dapat diukur.
Sulawesi
adalah
Akhirnya indikator-indikator yang terukur
keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,
ini dapat dijadikan titik tolak untuk
Utara.
penelitian
Sulawesi
Populasi
ini
Analisis Faktor….. (Pangau) 46
membuat item instrument yang berupa
Pengukuran
pertanyaan atau pernyataan yang perlu
dilakukan
dijawab oleh responden. Bentuk kuesioner
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan
ini adalah semi tertutup yaitu sebagian
lain atau mengukur korelasi antar jawaban
berupa
yang
pertanyaan. Cara ini dapat dilakukan
responden
dengan program SPSS dengan uji statistik
pertanyaan
jawabannya
tertutup
harus
dipilih
dengan
sekali
saja
dan
kemudian
yang digunakan untuk mengukur tingkat
dikatakan reliabel jika nilai cronbach
penilaian menyangkut skala 1 sampai
alpha> 0.70.
Uji
validitas
digunakan
untuk
tinjauan
Suatu
hanya
cronbach
Dari
(α).
ini
berdasarkan pilihan yang disediakan. Skala
dengan 5.
alpha
cara
konstruk
pustaka
dan
pengembangan hipotesa dalam bentuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kerangka
konsep,
maka
definisi
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
operasional variabel digunakan dalam
jika pertanyaan pada kuesioner mampu
penelitian ini adalah sebagai berikut:
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner. Uji signifikansi
dilakukan dengan cara membandingkan
A. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari
nilai r hitung dengan r tabel untuk degree
dalam
of freedom (df)=n-2, dalam hal ini n
indikator yang digunakan untuk mengukur
adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih
faktor Internal dalam penelitian ini adalah
besar dari r tabel dan nilai positif, maka
(Hafsah,
pertanyaan
permodalan. (2) Sumber daya manusia
tersebut
dinyatakan
valid
(Ghozali, 2013:52-53).
suatu
kuesioner
41):
(1)
Indikator-
Kurangnya
B. Faktor eksternal
Merupakan faktor yang berasal dari
jawaban
luar pelaku usaha. Indikator-indikator yang
seseorang terhadap pertanyaan adalah
digunakan untuk mengukur faktor Internal
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
dalam penelitian ini adalah (Hafsah, 2004;
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
42): (1) Terbatasnya sarana dan prasarana
dilakukan
shoot.
usaha, (2) Implikasi otonomi daerah,(3)
shoot).
Implikasi perdagangan bebas, (4) Iklim
atau
Pengukuran
kuesioner
usaha dan kemampuan penetrasi pasar.
dikatakan
reliabel
Suatu
2004;
usaha.
yang
merupakan indikator dari variabel atau
konstruk.
pelaku
yang terbatas, (3) Lemahnya jaringan
Reliabilitas merupakan alat untuk
mengukur
diri
handal
dengan
sekali
jika
teknik
saja
one
(one
Analisis Faktor….. (Pangau) 47
usaha belum sepenuhnya kondusif, (5)
untuk melakukan analisis faktor adalah
Sifat produk dengan life time yang pendek,
sebagai berikut:
(6) Terbatasnya akses pasar.
1. Melakukan uji asumsi yang meliputi
kelayakan analisis faktor menggunakan
uji Kaiser Meyer Olkin (KMO), uji
C. Karakteristik Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama dalam
korelasi
atau
multikolinieritas
keterkaitan usaha, baik langsung maupun
menggunakan uji Bartlett untuk melihat
tidak langsung, atas dasar prinsip saling
nilai signifikansi secara menyeluruh
memerlukan, mempercayai, memperkuat,
dari semua korelasi dan melihat dari
dan
nilai Measure of Sampling Adequacy.
menguntungkan
yang
melibatkan
pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
2. Menentukan jumlah faktor bersama
dengan Usaha Besar. Indikator-indikator
sebagai
yang digunakan untuk mengukur faktor
menggunakan metode komponen utama
Internal
dengan
dalam
(Suharyani,
penelitian
2015;
ini
247—248):
adalah
hasil
ekstraksi
mempertahankan
faktor
nilai
(1)
keragaman semaksimal mungkin, di
Tindakan Kerja (2) Sifat Kemitraan (3)
mana nilai eigen harus lebih dari 1,
Hubungan Kemitraan (4) Status Kemitraan
presentasi kumulatif harus di atas 60%
(5) Sistem Kemitraan (6) Sasaran Program
dan melihat kriteria scater plot.
dan Keberhasilan.
ini
3. Menentukan variabel mana masuk ke
Teknik analisis data dalam penelitian
dalam faktor mana dengan melihat nilai
dilakukan
dengan
analisis
faktor
korelasi antara masing-masing variabel
Ghozali
(2010:
393)
dengan faktor yang terbentuk. Variabel
menjelaskan bahwa tujuan utama dari
akan masuk ke dalam faktor dengan
analisis
nilai korelasi yang kuat, yaitu apabila
eksploratori.
faktor
adalah
untuk
mendefinisikan struktur suatu data matrik
dan menganalisis struktur saling hubungan
nilai korelasi lebih besar 0.05.
4. Melakukan
rotasi
faktor
dengan
(korelasi) antar sejumlah besar variabel
menggunakan metode varimax dengan
(test score, test items, jawaban kuesioner)
cara memutasr sumbu faktor dari titik
dengan cara mendefinisikan satu set
pusat menuju titik yang dituju sebesar 900,
kesamaan variabel atau dimensi yang juga
atau dinamakan rotasi orthogonal. Tujuan
sering disebut juga dengan faktor. Adapun
dari
langkah-langkah
mempertahankan keadaan di mana di
yang
bisa
dilakukan
rotasi
ini
adalah
untuk
Analisis Faktor….. (Pangau) 48
antara faktor-faktor yang diekstrak tidak
berwirausaha karena adanya kebutuhan
terdapat korelasi.
yang harus dipenuhi terlebih lagi polemic
5. Melakukan
interpretasi
faktor
yang
kebutuhan keluarga yang tidak berhujung,
meliputi pemberian nama atau label pada
yang dapat ditanggulangi dengan berusaha.
faktor yang terbentuk, memodelkan faktor
Mayoritas responden berdasarkan tingkat
dan interpretasi model dari analisis faktor.
pendidikan adalah bergelar sarjana dengan
jumlah responden 20 orang. Terdapat 8
orang responden yang mempunyai tingkat
Pembahasan
Dalam penelitian ini, terdapat 34
kuesioner yang disebarkan ke 34 pelaku
pendidikan setara dengan SLTA dan
Diploma.
UMKM binaan Bank Indonesia namun,
hanya 32 kuesioner yang diisi lengkap.
Hasil Analisa Data
Jadi, hanya 32 kuesioner yang diolah.
Terdapat 16 variabel yang diolah dalam
Majoritas responden berumur diatas 30
penelitian
tahun yang merupakan golden ege sebagai
permodalan, Sumber daya manusia yang
seorang wirausaha. Jumlah responden
terbatas, Lemahnya jaringan usaha dan
berdasarkan
banyak
kemampuan penetrasi Pasar, Iklim usaha
berumur 34 tahun dengan jumlah 5 orang
belum sepenuhnya kondusif, Terbatasnya
responden. Jawaban responden yang lain
sarana dan prasarana usaha, Implikasi
bervariasi mulai umur 20 tahun sampai
otonomi daerah, Implikasi perdagangan
dengan umur 54 tahun. Berdasarkan
bebas, Sifat produk dengan lifetime yang
jawaban responden terbanyak berjenis
pendek, Terbatasnya akses pasar, Tindakan
kelamin laki-laki/pria dengan jumlah 20
kerja,
orang dari total responden sebanyak 32
kemitraan,
orang atau berada pada jumlah prosentase
kemitraan, Sasaran Program, Keberhasilan
sebesar
umur/usia
62.5%.
paling
Sedangkan
adalah
Sifat
yaitu
:
kemitraan,
Status
kurannya
Hubungan
kemitraan,
Sistem
jumlah
responden berdasarkan jenis kelamin yang
paling sedikit
ini,
Uji Validitas dan Reliabilitas
wanita dengan
Menurut Nasution dan Usman (2006),
jumlah 12 orang atau 37.5% dari total
uji
validitas
dilakukan
dengan
responden sejumlah 32 orang. Yang
menggunakan analisis faktor. Uji validitas
menikah adalah mayoritas dengan jumlah
dilakukan dengan melihat nilai MSA
18 orang. Hal ini disebabkan salah satu
(Measures of Sampling Adequacy) yang
faktor yang mendorong orang untuk
mana, apabila semua variabel memiliki
Analisis Faktor….. (Pangau) 49
MSA di atas 0.5 maka dinyatakan valid.
variabel yang ada sudah bisa dianalisis
Sebaliknya, apabila ada variabel dengan
lebih lanjut.
MSA
di
bawah
0.5
maka
harus
dihilangkan dan kemudian dilakukan uji
validitas lagi tanpa menggunakan variabel
yang dihilangkan tersebut. Uji validitas
dilakukan
berdasarkan
Nasution
dan
Proses
Factoring
Dengan
Metode
Principal Component
Angka-angka pada 3 kolom disebut
sebagai
factor
loadings,
yang
Usman (2006) dengan melihat nilai MSA
menunjukkan besar korelasi antara suatu
(Measures of Sampling Adequacy). Uji
variabel dengan faktor 1, faktor 2 atau
validitas dilakukan untuk menguji validitas
faktor 3. Posisi variable diperjelas setelah
variabel yang digunakan dalam analisis.
dilakukan proses rotasi yang menghasikan
Uji
table 5.
validitas
dilakukan
terhadap
16
variabel hasilnya menunjukkan beberapa
variable tidak valid (dibawah 0,5) sehingga
dilakukan
respesifikasi
dengan
mengeluarkan salah satu variable yang
nilainya hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada 15 variabel yang valid.
Uji
Reliabilitas:
Suatu
konstruk
dikatakan reliabel jika nilai cronbach
alpha> 0.70 dan karena nilai Cronbach’s
Alpha dari 15 variabel adalah 0.875 atau
lebih dari 0.70 maka 15 variabel dalam
penelitian ini dinyatakan reliabel.
Uji KMO, Bartlett dan MSA
Uji MSA tidak perlu dilakukan lagi
karena langkah-langkahnya sama dengan
dengan uji validitas. Uji KMO dan Bartlett
: angka KMO dan Bartlett Test adalah
0.734 dengan 0.000 sebagai signifikansi.
Karena
KMO
di
atas
0.5
dan
signifikansinya di bawah 0.05 maka 15
Tabel 1. Faktor dan Variabel
Faktor 1
Implikas
i
Perdagangan
Bebas
Faktor 2
Faktor 3
Sumber
Kurang
daya
nya
manusia
Permodalan
yang
terbatas
Sifat
Lemahn
Produk
ya jaringan
dengan Life usaha dan
Time yang kemampuan
pendek
penetrasi
Pasar
Tindaka
Iklim
n Kerja
usaha belum
sepenuhnya
kondusif
Sifat
Terbata
kemitraan
snya Sarana
dan
prasarana
usaha
Hubunga
Terbata
n kemitraan
snya Akses
Pasar
Status
kemitraan
Sistem
Analisis Faktor….. (Pangau) 50
binaan
kemitraan
Sasaran
program
Keberha
silan
Indikator
Sifat
kemitraan,
Status
kemitraan,
Hubungan
kemitraan,
sasaran
Keberhasilan).
program
Perlu
Sistem
dan
dikembangkan
kemitraan yang saling membantu antara
UKM,
atau
antara
UKM
dengan
pengusaha besar di dalam negeri maupun
di luar negeri. Hal ini dilakukan agar untuk
menghindarkan terjadinya monopoli dalam
usaha.
Di
sampiing
itu
juga
untuk
memperluas pangsa pasar dan pengelolaan
bisnis
yang
demikian,
lebih
UMKM
efisien.
akan
Dengan
mempunyai
kekuatan dalam bersaing dengan pelaku
bisnis yang lainnya, baik dari dalam
Indikator pertama dari Kemitraan
adalah Tindakan Kerja. Dengan adanya
program pembinaan UMKM, maka pelaku
merasa sangat terbantu sekali.
Selama ini, pelaku UMKM selalu bekerja
bisa
yang
ketiga
adalah
Indikator yang kedua adalah sifat
Kerjasama
yang diperoleh dengan menginterview
bahwa selama ini terjadi hubungan yang
berkesinambungan
antara
pemberi
program binaan dengan pelaku UMKM.
Indikator
keempat
adalah
status
kemitraan. Seluruh bentuk kerjasama yang
dilakukan didasari dengan perjanjian yang
jelas dengan segala bentuk kerjasama
selalu diusahakan ada legalitas hukumnya.
Indikator yang kelima adalah sistem
kemitraan. Kerjasama yang dilakukan
bertujuan untuk memajukan sektor usaha
kecil dan menengah. Kerjasama dilakukan
dengan adanya program kerja yang jelas
dan terarah.
Indikator keenam adalah sasaran
program. Berdasarkan hasil pengumpulan
wawancara
didapati
antara
pelaku
UMKM dengan pemberi bantuan sangat
sinergi. maka dengan adanya program
bahwa
sasaran
program yang ditawarkan dalam program
pembinaan selama ini sudah sesuai dengan
apa yang menjadi kebutuhan para pelaku
UMKM..
Indikator
sesuai dengan kebutuhan.
kemitraan.
itu
data di lapangan dengan melakukan teknik
maupun luar negeri.
UMKM
hal
hubungan kemitraan. Berdasarkan data
yaitu 7 karakteristik kemitraan ( Tindakan
kemitraan,
maka
menguntungkan kedua belah pihak
Faktor 1 ini terdiri dari 9 variabel
Kerja,
UMKM,
ketujuh
adalah
keberhasilan. Keberhasilan dari program
kemitraan didukung dengan kerjasama
yang ada selama ini bersifat adil dan
transparan.
Analisis Faktor….. (Pangau) 51
Hasil penelitian ini sejalan dengan
usaha kecil dan menengah untuk bersaing
penelitian yang dilakukan oleh Rizka dan
dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini,
Suharyani . Dia menemukan bahwa Pola
mau tidak mau pelaku UMKM dituntut
kemitraan
untuk melakukan proses produksi dengan
memiliki
karakteristik
atau
indikator-indikator sebagai berikut: (1)
produktif
Tindakan Kerja: fleksibel dan berbasis
menghasilkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan; (2) Sifat Kemitraan: saling
frekuensi pasar global dengan standar isu
menguntungkan dan
kualitas, isu lingkungan, isu hak asasi
program;(3)
bersinergi
Hubungan
dalam
Kemitraan:
dan
efisien,
serta
dapat
manusia, serta isu ketenagakerjaan.
berkesinambungan dan professional dalam
Sifat produk dengan lifetime yang
menjalankan hak dan kewajiban; (4) Status
pendek, Salah satu hambatan bagi para
Kemitraan: legalisasi dengan MoU; (5)
pelaku UMKM adalah karena produk yang
Sistem Kemitraan: berorientasi pada tujuan
dijual tidak bertahan lama. Barang yang
dan
keberhasilan
sudah basi dan tidak dapat dijual lagi
program; (6) Sasaran Program: sesuai
membuat para pelaku UMKM cenderung
dengan karakteristik program; dan (7)
mengalami kerugian
menekankan
pada
Indikator Keberhasilan: kepuasan antar
Sembilan faktor diatas selanjutnya
lembaga mitra dan transparansi (Rizka dan
disebut sebagai kemitraan namun belum
Suharyani, 2015; 247—248).
membahas mengenai 2 faktor eksternal
Dari ketujuh faktor kemitraan diatas,
yang
menjadi
penghambat
yaitu
:
faktor lainnya sebagai pembentuk faktor 1
perdagangan bebas dan sifat produk.
terdiri dari 2 faktor eksternal (Implikasi
Karenanya, faktor pertama dinamakan
Perdagangan Bebas dan Sifat Produk
sebagai kemitraan yang menguntungkan
dengan Life time yang pendek).
Dua
karena juga memberikan keuntungan bagi
faktor eksternal yang termasuk di faktor 1
pelaku UMKM dalam mengatasi hambatan
adalah : Implikasi perdagangan bebas,
sehubungan dengan perdagangan bebas
persaingan antar usaha saat ini semakin
dan sifat produk.
ketat, sehingga setiap pelaku UMKM
Faktor 2 ini terdiri dari 2 faktor
harus berjuang keras untuk melanjutkan
internal (Sumber daya manusia
usahanya. Implikasi perdagangan bebas,
terbatas dan lemahnya jaringan usaha dan
sebagaimana
AFTA
kemampuan penetrasi pasar) serta 3 faktor
mulai berlaku tahun 2003 dan APEC tahun
eksternal (Iklim usaha belum sepenuhnya
2020 yang berimplikasi luas terhadap
kondusif, terbatasnya sarana dan prasarana
diketahui
bahwa
yang
Analisis Faktor….. (Pangau) 52
usaha dan terbatasnya akses pasar). Dua
memiliki pengetahuan yang luas soal dunia
faktor internal yang termasuk di faktor 2
pemasaran.
yaitu keterbatasan pelaku UMKM adalah :
Sumber daya manusia yang terbatas,
Lima variabel di atas merupakan
keterbatasan
pelaku
UMKM
dalam
dengan 2 indikator : (a) Selama ini usaha
membuka maupun mengembangkan usaha
yang dijalankan tidak memiliki tenaga ahli
sehingga
(b) Pegawai yang ada, tidak atau belum
keterbatasan pelaku UMKM.
bisa bekerja secara maksimal .
Lemahnya
jaringan
faktor
kedua
dinamakan
Faktor 3 ini hanya terdiri dari satu
usaha
dan
faktor internal, yang dipisahkan dari yang
kemampuan penetrasi pasar, dengan 2
lain
indikator: (a) Selama ini pelaku UMKM
signifikan. Satu faktor internal dalam
merasa lahan usaha yang tersedia masih
faktor 3 adalah kurangnya permodalan,
sangat sempit (b) Pelaku UMKM masih
yang terdiri dari dua indikator : (a) Pelaku
memiliki keterbatasan dan ketidak cakapan
UMKM kurang memiliki biaya untuk
dalam menentukan pasar.
meluaskan usaha (b) Keterbatasan dalam
Tiga faktor eksternal yang termasuk
di faktor 2 adalah : (a) Iklim usaha belum
sehingga
diasumsikan
bernilai
mengembangkan usaha
Mengingat
kaitannya
yang
erat
sepenuhnya kondusif : Selama ini pelaku
dengan permodalan maka, faktor ketiga
UMKM merasa jika UMKM kurang
dinamakan
mendapatkan perhatian dari pemerintah,
permodalan.
Peluang usaha yang ada selama ini belum
Dengan
sebagai
demikian,
kurangnya
terdapat
tiga
sepenuhnya terbuka, sehingga para pelaku
faktor menentukan mitra binaan UMKM
UMKM masih sering merasa kesulitan
bergabung dalam program bantuan teknis
untuk melakukan usaha (b) Terbatasnya
bank Indonesia, yaitu :
Sarana dan prasarana usaha : Telaku
1. Kemitraan yang menguntungkan
UMKM
2. Keterbatasan pelaku UMKM
merasa
tidak
memiliki
pengetahuan yang luas tentang dunia
3. Kurangnya permodalan.
usaha, Teknologi yang dimiliki masih
belum sepenuhnya mendukung kegiatan
Kesimpulan dan Rekomendasi
usaha (c) Terbatasnya akses pasar : Selama
Kesimpulan
ini pelaku UMKM sadar bahwa produk
Berdasarkan hasil analisa faktor diatas
yang dijual belum bisa menjangkau pasar
ditemukan 3 faktor sebagai faktor yang
dengan lebih halus, Pelaku UMKM tidak
menentukan
mitra
binaan
UMKM
Analisis Faktor….. (Pangau) 53
bergabung dalam program bantuan teknis
menggunakan
Bank Indonesia.
memperkaya hasil penelitian.
Faktor
1
(Kemitraan
menguntungkan)
ini
terdiri
regresi
berganda
untuk
yang
dari 9
indikator: yaitu : Implikasi Perdagangan
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian :
Bebas, Sifat Produk dengan Life Time
Suatu
yang
(EdisiRevisi). Jakarta : Rineka Cipta
pendek,
Tindakan
Kerja,
Sifat
Kemitraan, Hubungan Kemitraan, Status
Pendekatan
Praktik.
Maisaroh & Sumiati, Ati. 2011. Tantangan
Kemitraan, Sistem Kemitraan, Sasaran
dan
Program, Keberhasilan.
dalam Pengembangan Usaha Kecil
Faktor
2
(Keterbatasan
pelaku
Peluang Perbankan
Syariah
dan Menengah untuk Memperkuat
UMKM) ini terdiri dari 5 indikator yaitu :
Kesejahteraan
Sumber daya manusia yang terbatas,
Econosains. Vol. 9, No. 2, Halaman
Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan
133-145
penetrasi
pasar,
Iklim
usaha
belum
Peraturan
Umat.
Bank
Indonesia
Jurnal
Nomor
sepenuhnya kondusif, Terbatasnya sarana
17/12/PBI/2015 tentang Perubahan
dan prasaran usaha, Terbatasnya akses
atas
pasar
Nomor
Faktor 3
adalah : Kurangnya
permodalan
Peraturan
Bank
14/22/PBI/2012
Indonesia
tentang
Pemberian Kredit atau Pembiayaan
oleh Bank Umum dan Bantuan
Teknis
dalam
Rangka
Pengembangan Usaha, Mikro, Kecil,
Rekomendasi
Berdasarkan
kesimpulan
diatas
dan Menengah.
maka rekomendasi yang diberikan adalah
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller,
sebagai berikut : (1) Disarankan kepada
Manajemen Pemasaran, edisi 12.
pihak Pimpinan Bank Indonesia untuk
Jilid 1 Hal.98
lebih memperhatikan ketiga faktor diatas
Purnama, Husna. 2011. Pengembangan
sebagai faktor yang menentukan mitra
Kemitraan dan Pembiayaan Usaha
binaan UMKM bergabung dalam program
Kecil Menengah pada Sentra Industri
bantuan
(2)
Keripik di Bandar Lampung. Jurnal
Disarankan kepada peneliti berikutnya
Sains dan Inovasi. Vol. 7, No. 1,
mengembangkan alat analisa data dengan
Halaman 18-23
teknis
Bank
Indonesia.
Analisis Faktor….. (Pangau) 54
Saparuddin
&
Bado,
Basri.
2011.
Masyarakat
(PKBM)
Bagi
Pengaruh Kemitraan Usaha terhadap
Keberlanjutan Program Pendidikan
Kinerja Usaha pada Usaha Kecil
Non Formal. Jurnal Kependidikan
Menengah (UKM) dan Koperasi di
Vol 14 No. 3 Hal, 239—249
Kabupaten
Jeneponto
Sulawesi
Suharti, Lieli dan Sirine, Hani.
Selatan. Jurnal Econosains. Vol. 9,
Faktor-faktor
No. 2, Halaman 161-191
terhadap
Sriyana,
Jaka.
2010.
Strategi
yang
Niat
Jurnal
2011.
berpengaruh
Kewuirausahaan.
manajemen
dan
Pengembangan Usaha Kecil dan
Kewirausahaan Vol. 13 No. 2 Hal,
Menengah (UKM): Studi Kasus di
124—134
Kabupaten
Bantul.
Simposium
Aprilianty,
Eka.
2012.
Pengaruh
Nasional 2010: menuju Purworejo
Kepribadian
Dinamis dan Kreatif
Pengetahuan Kewirausahaan, dan
Sugiyono.
2010.
Metode
Penelitian
Lingkungan
Wirausaha,
Terhadap
Minat
Kuantitatif Kualitatif Dan R& D.
Berwirausaha Siswa SMK. Jurnal
Bandung : Alfabeta
Pendidikan Vokasi Vol. 2 No. 2 Hal,
Suprayitno, dkk., 2013. Pinjaman Program
Kemitraan pada Peningkatan Kinerja
Mitra
Binaan
(Persero)
PT.
di
Sucofindo
Jabodetabek.
Manajemen IKM. Vol. 8, No. 1,
Halaman 9-19
Supriyanto. 2006. Pemberdayaan Usaha
Mikro,
Kecil,
dan
Menengah
(UMKM) sebagai Salah Satu Upaya
Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal
Ekonomi & Pendidikan. Vol. 3, No.
1, Halaman 1-16
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro,Kecil, Dan Menengah
Rizka, M. Arief dan Suharyani. 2015. Pola
Kemitraan Pusat Kegiatan Belajar
311—324
Download