Strategi Komunikasi Pemasaran Grand Wahid Hotel Salatiga dalam

advertisement
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN GRAND WAHID
HOTEL SALATIGA DALAM UPAYA MENINGKATKAN
PELAYANAN TERHADAP KONSUMEN
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Oleh :
Regina Laurencya
NIM : 602013605
Program Studi Public Relations
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015
1
2
3
5
5
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN GRAND WAHID HOTEL
SALATIGA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN
TERHADAP KONSUMEN
1
Regina Laurencya, 2Lina Sinatra Wijaya
3
George Nicholas Huwae
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
3
[email protected]
Abstract
The service quality is a form of consumer assessment towards the service
provided by the company. Grand Wahid’s service quality can be practically said
succsessful from any comments provided by its customers eventhough sometimes there
are bad comments from consumers regarding services provided Grand Wahid. This
success can be influenced by the employees as well as the marketing communications
strategy used by the organization. Marketing communications strategy has a very
important role in the business world because it has a position as an intermediary between
producers and consumers and also it can maintain the viability of the company.
The purpose of this research is to know how the marketing communication
strategy undertaken Grand Wahid Hotel Salatiga in improving customer services is. This
study used a qualitative research method with a descriptive approach, by using
interviews and observations for getting the data.
From the research, it shows that the Grand Wahid Hotel Salatiga has two
marketing communication strategies in an effort to improve the service to consumers. The
first strategy is by giving trainings for the employees to increase, improve and enhance
the performance of employees. The second strategy is by maximizing the products and
facilities provided by the hotel. Both of these strategies are done in an effort to improve
and maximize the performance of employees in order to improve the service to
consumers.
Keywords: Marketing Communications Strategy, Consumer Services
Abstrak
Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian dari konsumen terhadap
tingkat pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Kualitas pelayanan Grand wahid
dapat dibilang sudah berhasil dilihat dari setiap komentar yang diberikan oleh
konsumennya walaupun terkadang ada komentar yang buruk dari konsumen mengenai
1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Public Relations, Universitas Kristen Satya Wacana
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
3 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
2
6
pelayanan yang diberikan Grand Wahid. Keberhasilan tersebut dapat dipengaruhi antara
lain oleh karyawan maupun dengan strategi pemasarannya. Strategi komunikasi
pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia bisnis karena mempunyai
kedudukan sebagai perantara antara produsen dan konsumen sekaligus dapat
mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Tujuan penelitian ini untuk melihat dan mengetahui bagaimana strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan Grand Wahid Hotel Salatiga dalam meningkatkan
pelayanan terhadap konsumen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif, dimana wawancara dan observasi digunakan untuk
memperoleh data.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Grand Wahid Hotel Salatiga
memiliki 2 strategi komunikasi pemasaran dalam upaya meningkatkan pelayanan
terhadap konsumen. Strategi yang pertama yaitu pelatihan karyawan yang bertujuan
untuk menambah, memperbaiki dan meningkatkan kinerja karyawan. Strategi yang kedua
yaitu memaksimalkan produk dan fasilitas, strategi ini dapat menunjang kualitas
pelayanan yang diberikan. Kedua strategi ini dilakukan dalam upaya memperbaiki serta
memaksimalkan kinerja karyawan agar dapat meningkatkan pelayanannya terhadap
konsumen.
Kata kunci: Strategi Komunikasi Pemasaran, Pelayanan Konsumen
1. Pendahuluan
Dunia bisnis saat ini telah berkembang pesat. Dalam menjalankan suatu
bisnis tentu komunikasi merupakan hal yang paling terpenting. Komunikasi
adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak
lainnya yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana, dimulai dengan
sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk
mencari data atau menyampaikan informasi yang dikemas menjadi sebentuk
pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung
menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan.
Tanpa adanya komunikasi dalam dunia bisnis maka bisnis tersebut tidak
dijamin dapat berjalan dengan lancar [1].
Pemasaran mempunyai peran sangat penting dalam dunia bisnis karena
pemasaran mempunyai kedudukan sebagai perantara antara produsen dan
konsumen. Pemasaran juga merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan menditribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial [2].
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Seberapa berkualitasnya suatu produk atau jasa, bila konsumen
belum pernah mendengarkan dan tidak yakin bahwa produk atau jasa itu akan
berkualitas bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah menggunakannya.
Komunikasi pemasaran merupakan sebuah pesan yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan pasar. Tujuan komunikasi pemasaran itu sendiri adalah
untuk menyampaikan pesan tertentu kepada khalayak sasaran yang sudah
7
diidentifikasi secara jelas. Jadi, strategi komunikasi pemasaran merupakan
keseluruhan tindakan atau rencana yang telah disiapkan oleh sebuah
organisasi/perusahaan untuk mencapai sasarannya.
Di sini penulis meneliti hotel di Salatiga yang bernama “Grand Wahid”.
Grand Wahid Hotel adalah hotel bintang 4 (empat) yang bertempat di pusat
Kota Salatiga yang merupakan salah satu kota yang terletak di kaki
pegunungan Merbabu. Udaranya yang sejuk dan letaknya yang strategis
membuat kota ini menjadi salah satu kota yang menarik untuk dikunjungi
pada saat berlibur maupun sebagai tempat untuk acara pertemuan. Penulis
meneliti hotel tersebut karena ada suatu hal yang menarik perhatian untuk
diketahui secara mendalam mengenai strategi komunikasi yang digunakan
dalam pemasarannya, karena dilihat dari selama penulis melakukan Kerja
Praktek di sana ada suatu kejadian dimana konsumen complain terhadap pihak
sales marketing mengenai pelayanan yang diberikannya. Akan tetapi,
meskipun konsumen itu tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
pihak hotel, konsumen tersebut beberapa hari setelah acara yang mereka
selenggarakan di hotel tersebut mereka tetap kembali lagi untuk booking
tempat di sana untuk mengadakan acara lagi. Dan yang lebih menarik
perhatian lagi bahwa tidak hanya 1 konsumen saja yang pernah complain
terhadap pihak Grand Wahid mengenai pelayanan yang diberikan akan tetapi
semua konsumen tersebut tetap menjadi pelanggan setiap dari hotel Grand
Wahid tersebut.
Dilain hal ada tulisan yang menyatakan mengenai buruknya pelayanan
yang diberikan oleh hotel Grand Wahid melalui www.tripadvisor.co.id
tepatnya pada tanggal 6 Februari 2012 dan 26 Agustus 2012. TripAdvisor
adalah situs komunitas wisata terbesar di dunia dimana wisatawan dapat
mengakses jutaan ulasan opini yang objektif. Yang pertama pada tanggal 6
Februari dijelaska bahwa konsumen tersebut merasa bahwa sangat tidak puas
dengan pelayanan dan juga fasilitas yang diberikan oleh Grand Wahid.
Pelayanan yang dikeluhkan adalah pelayanan mengenai kebersihan dan sikap
yang diberikan karyawan Grand Wahid kepada konsumen tersebut yaitu
terutama pada bagian receptionist . Fasilitas yang keluhkan oleh konsumen
tersebut yaitu fasilitas yang diberikan di dalam kamar hotel dan juga wifi dan
terbatasnya channel satelit TV yang disediakan. Konsumen tersebut juga
mengatakan bahwa jika konsumen memiliki masalah ataupun keluhan sewaktu
berada di hotel maka tanggapan pertama yang diberikan pihak hotel adalah
bahwa kesalahan tersebut disebabkan oleh konsumen itu sendiri. Dan yang
kedua pada tanggal 26 Agustus 2012 dijelaskan bahwa konsumen merasa
sangat tidak puas dengan pelayanan yang diberikan pihak hotel mengenai
tempat parkir yang tersedia. Konsumen merasa pihak hotel tidak adil dalam
memberikan tempat parkir yang pada akhirnya konsumen tersebut complain
kepada petugas keamanan yang bertugas. Konsumen tersebut mengatakan
bahwa sudah menulis complain tetapi ketika check out dari hotel tidak pernah
ada surat permintaan maaf dari pihak hotel mengenai hal tersebut. Dari kasuskasus di atas, pihak marketing Grand Wahid Hotel Salatiga merasa bahwa
8
kualitas pelayanan yang diberikannya belum maksimal sehingga ada
konsumen yang complain dengan pelayanan yang diberikannya.
Dalam setiap jenis usaha tentunya bagian marketing yang harus
mempunyai pemikiran ekstra yaitu dalam mengatur strategi khusus agar dapat
menarik perhatian penduduk sekitar maupun wisatawan akan usaha yang
didirikan. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana
strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak hotel dalam
memperbaiki pelayanan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kepada konsumennya.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai strategi
komunikasi pemasaran dalam bidang produk maupun jasa. Yang pertama
adalah penelitian dengan judul Komunikasi Pemasaran PT. Grahawita Santika
(Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Grahawita Santika Dalam
Memasarkan Hotel Amaris Panglima Polim Jakarta Sebagai Smart Hotel).
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
PT. Grahawita Santika melakukan upaya dalam memasarkan Hotel Amaris
Panglima Polim Jakarta sebagai smart hotel melalui berbagai media cetak,
elektronik maupun internet sebagai media promosi. Adapun 3 metode yang
digunakan yaitu input stage, matching stage, dan decision stage. Berdasarkan
tahapan –tahapan yang dilakukan tersebut maka PT. Grahawita Santika
membentuk konsep smart hotel bagi hotel Amaris yakni, smart location, smart
employee, and smart service [3].
Yang kedua adalah penelitian dengan judul Kegiatan Komunikasi
Pemasaran Dalam Rangka Membangun Ekuitas Merek The Sunan Hotel Solo.
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Sunan Hotel Solo melakukan upaya membangun citra positif (Ekuitas merek)
perusahaan melalui dua strategi yaitu strategi Public Relations eksternal dan
strategi Public Relations interal. Untuk membangun citra positif perusahaan
atas ekuitas merek The Sunan Hotel Solo berusaha membangun pengertian
dan kesepahaman dengan semua elemen hotel melalui strategi pemasaran yang
terencana, terintegrasi dan kontinyu. The Sunan Hotel Solo dalam kegiatan
komunikasi pemasaran dikembangkan dengan membangun hubungan dengan
pelanggan, hubungan dengan media massa yang dikombinasikan dengan
program entertainment secara unik dan konsisten untuk membangun image
tentang The Sunan Hotel Solo [4].
Dari penelitian terdahulu diatas, maka penulis melakukan penelitian
dimana topik yang diteliti sama dengan penelitian terdahulu yaitu masih
seputar mengenai strategi komunikasi pemasaran. Yang menjadi perbedaan
antara penelitian yang ditulis oleh peneliti dahulu dan peneliti sekarang ini
yaitu terletak pada fokus penelitian yang akan diamatinya. Disini peneliti
ingin meneliti mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
Grand Wahid Hotel Salatiga dalam meningkatkan pelayanan terhadap
9
konsumen. Berbeda dari penelitian terdahulu yang membahas mengenai cara
membangun ekuitas merek dan juga cara memasarkan hotel. Peneliti kali ini
akan lebih membahas mengenai bagaimana strategi komunikasi pemasaran
dari pihak hotel itu sendiri dalam melakukan pelayanannya terhadap
konsumen agar dapat meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen. Dari
penilaian konsumen itulah dapat diketahui bagaimana pelayanan yang
dilakukan oleh pihak hotel kepada konsumen.
Teori Komunikasi
Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan
nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua
orang atau lebih. Frase dua orang atau lebih perlu ditekankan, karena sebagian
literatur menyebut istilah komunikasi intrapersonal, yakni komunikasi dengan
diri-sendiri [5]. Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang
dikenali oleh semua orang namun sangat sedikit yang dapat
mendefinisikannya secara memuaskan. Komunikasi memiliki variasi definisi
yang tidak terhingga seperti; saling berbicara satu sama lain, televisi,
penyebaran informasi, gaya rambut kita, kritik sastra, dan masih banyak lagi
[6].
Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat
ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa
manusia perlu berkomunikasi: Pertama, adalah hasrat manusia untuk
mengontrol lingkungannya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungannya. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan
transformasi warisan sosialisasi. Ketiga fungsi ini menjadi patokan dasar bagi
setiap individu dalam berhubungan dengan sesame anggota masyarakat [7].
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan, produksi, dan
penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok
khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua
arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu
produk. Proses ini bersinambungan, mulai dari tahap perencanan (desain)
produk, distribusi, sampai ke kegiatan promosi (melalui iklan, pemasaran
langsung, dan special event) dan tahap pembeli dan pengguna di kalangan
konsumen. Selain itu menurutnya pemasaran juga adalah fungsi bisnis yang
mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan
mengukur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang
paling baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk, jasa
dan program yag tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi, pemasaran
berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan
pola jawaban industri yang bersangkutan [8].
Pemasaran mempunyai pengertian yang sangat luas. Pemasaran bukan
lagi hanya sebuah bagian dari departemen dalam perusahaan yang mengelola
bauran pemasaran atau marketing mix yang terdiri dari product, price, place,
dan promotion. Tugas pemasaran lebih dari itu, pemasaran adalah jiwa dalam
10
perusahaan atau inti perusahaan, yang akan membawa perusahaan maju dan
tetap eksis di era globalisasi, pemasaran harus membuat perusahaan mampu
bersaing. Pemasaran harus bisa membuat setiap bagian di perusahaan dan
jaringannya dapat menciptakan nilai yang baik di benak konsumen, pemasar
harus benar-benar tahu apa yang diinginkan konsumen. Oleh karena itu,
pengidentifikasian berbagai kebutuhan konsumen merupakan hal yang sangat
penting dilakukan pemasar [9].
Dari berbagai macam definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi
kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak
diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara
promosi dan mendistribusikan produk tersebut sampai kepada konsumen. Jadi,
kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan
sebagai suatu sistem.
Strategi Komunikasi Pemasaran
Dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran, terdapat komponenkomponen yang berperan penting dan lebih nyata untuk dilaksanakan antara
lain: produk, pasar atau pelanggan, kekuatan atau competitor, lingkup atau
skala, tujuan, sumber, dan waktu. Adaptasi SOSTAC merupakan salah satu
tips agar tercipta suatu strategi komunikasi pemasaran yang baik dan berjalan
sesuai tujuan. Untuk menyusun strategi maka harus ada acuan struktur logika
yang menjadi panutan dan menjadi salah satu acuan dalam menyusun strategi
komunikasi pemasaran. Acuan struktur logika tersebut didapat dari analisis
SOSTAC yang terdiri dari analisis Situation, Objective, Strategi, Tactic,
Action, Control [10]. Berikut merupakan penjelasan analisis SOSTAC beserta
keterkaitan antara satu elemen dengan elemen yang lainnya.
a. S (Situation)
Situasi merupakan penggambaran dimana kita sekarang berada. Di dalam
komunikasi pemasaran situasi menjadi acuan bagi para perencaana pemasaran
untuk mengetahui dimana posisi bisnis yang sekarang sudah ada (positioning).
b. O (Objective)
Objektif menentukan kemana strategi selanjutnya akan diarahkan. Strategi
yang akan dilakukan harus sesuai dengan visi dan misi perusahaan agar
hasilnya bisa tepat sasaran.
c. S (Strategi)
Dalam hal strategi dirumuskan berbagai macam cara agar bisa mencapai
tujuan dari perusahaan. Strategi yang akan dibentuk harus benar-benar
dipikirkan dan disesuaikan dengan analisa pasar yang sudah dibuat.
d. T (Tactics)
Dibagian taktik, tenaga pemasar harus memikirkan apa saja sarana
communication marketing mix yang cocok agar bisa mencapai tujuan
pemasaran perusahaan. Setelah sarana communication marketing mix
ditentukan maka tenaga pemasar selanjutnya bisa menghitung berapa biaya
yang akan digunakan dalam merealisasikan strategi pemasaran tersebut..
e. A (Action)
11
Penempatan sarana di dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran
harus disesuaikan dengan strategi komunikasi pemasarannya sendiri.
Pengintegrasian kegiatan internal perusahaan dengan pelaksanaan strategi bisa
membantu tenaga pemasar dalam merumuskan taktik-taktik yang baru pada
nantinya.
f. C (Control)
Kontrol difungsikan untuk mengetahui strategi dan taktik yang cocok
dalam menjalankan proses pemasaran. Fungsi control dalam analisis SOSTAC
juga diartikan sebagai kegiatan pengendalian dan pemantauan strategi yang
ada apakah sudah sesuai dengan rencana ataukah belum.
Tujuan analisis SOSTAC pada khususnya adalah agar tenaga pemasar bisa
memahami secara menyeluruh dan pasti strategi komunikasi pemasaran yang
sedang dijalankan sudah sesuai atau belum dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya.
Pelayanan Konsumen
Konsumen tidak harus terikat dalam hubungan jual beli sehingga dengan
sendirinya konsumen tidak identik dengan pembeli. Kamus umum Bahasa
Indonesia mendefinisikan konsumen sebagai lawan produsen, yakni pemakai
barang-barang hasil industri, bahan makanan, dan sebagainya [11].
Layanan umum yang dilakukan oleh siapapun, bentuknya tidak terlepas
dari 3 macam, yaitu: 1) layanan dengan lisan, 2) layanan melalui tulisan dan
3) layanan dengan perbuatan. Ke-3 bentuk layanan itu memang tidak
selamanya berdiri sendiri secara murni, melainkan sering berkombinasi [12].
a. Layanan dengan lisan
Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang
Hubungan Masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidangbidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada
siapapun yang memerlukan.
b. Layanan melalui tulisan
Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol
dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi
perannya.
c. Layanan berbentuk perbuatan
Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80% dilakukan oleh
petugas-petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan
keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan
atau pekerjaan.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, Sedangkan
pendekatan yang digunakan menggunakan metode Deskriptif-Kualitatif.
Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk
memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada [13]. Pada
penelitian unit analisanya adalah strategi komunikasi pemasaran dari Grand
Wahid Hotel Salatiga khususnya dalam bidang pelayanan terhadap konsumen.
12
Pada penelitian ini yang dijadikan unit amatan adalah adalah dari divisi
marketing yaitu dengan Sales & Marketing Manager dan Sales Executive
Grand Wahid Hotel Salatiga. Menggunakan teknik Wawancara mendalam
(intensive/depth interview) dan Wawancara Informan Kunci (Key Informant
Interview), pengamatan lapangan (field observation). Narasumber dalam
penelitian ini adalah Sales & Marketing Manager, Sales Executive, dan
konsumen sebanyak 20 orang (10 regular customer dan 10 nonregular
customer).
Pada penelitian ini dilakukan proses Analisa Interaktif dimana diadakan
proses reduksi data dan penarikan kesimpulan. Kemudian dilakukan juga
proses trianggulasi sumber data yakni dengan dilakukan pembandingan data
hasil pengamatan dengan hasil wawancara, terdapat 3 narasumber dengan 20
konsumen yang meliputi 10 regular customer dan 10 nonregular customer.
Serta trianggulasi metode dengan menginterview dan melakukan observasi
dengan konsumen yang ada di Grand Wahid.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari penelitian ini diperoleh dari wawancara dan observasi
nonpartisipan yang dilakukan oleh peneliti dari beberapa informan. Data
wawancara didapatkan dari wawancara secara langsung dengan informan yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Data observasi didapatkan dari
pengamatan secara langsung oleh peneliti dengan melihat dan mengamati
setiap perilaku dan tanggapan dari konsumen. Dari teknik pengumpulan data
tersebut, dapat diketahui bahwa ada 2 strategi yang digunakan oleh Grand
Wahid Hotel Salatiga dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap
konsumen yaitu pelatihan karyawan dan memaksimalkan produk dan fasilitas.
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:
Pelatihan Karyawan
Pelatihan yang efektif dapat meningkatkan kinerja, memperbaiki
semangat kerja dan mendongkrak potensi organisasi [14]. Pada kegiatan ini
diberikan penjelasan mengenai fasilitas, peralatan dan perlengkapan apa saja
yang dimiliki hotel Grand Wahid. Di sini karyawan juga diajarkan bagaimana
cara melayani tamu, menyapa tamu dan menghadapi tamu jika ada yang
complain terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel. Kegiatan
tersebut dilakukan setiap tahunnya oleh Grand Wahid, hal ini dilakukan untuk
memperbaiki mengenai sistem pelayanan yang ada dan juga untuk
meningkatkan kualitas pelayanan mereka kepada konsumen.
Pelatihan merupakan kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan
dengan cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan operasional dalam
menjalankan suatu pekerjaan [15]. Kegiatan pelatihan ini diadakan untuk
menambah dan meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai bagaimana
karyawan harus bersikap di depan konsumen dan mengenai tata cara
menghadapi konsumen serta dapat memberi motivasi dan pencerahan kepada
karyawan dibidang pelayanan. Kegiatan pelatihan di hotel Grand Wahid ini
biasa dilakukan pada saat hotel tidak kebanjiran pengunjung (ramai), misalnya
13
pada saat bulan puasa atau bulan ramadhan karena pada bulan inilah kegiatan
di hotel Grand Wahid cenderung lebih sedikit dan tamu hotel juga cenderung
lebih sedikit jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Kegiatan pelatihan
ini biasanya lebih sering diikuti oleh divisi-divisi yang bertugas melayani dan
berinteraksi secara langsung dengan konsumen tetapi tidak dipungkiri bahwa
seluruh karyawan yang bekerjapun tetap mengikuti pelatihan tersebut.
Kegiatan ini dilakukan mengingat pentingnya akan kualitas Sumber Daya
Manusia dalam dunia pekerjaan terutama dalam keberhasilan perusahaan.
Sumber Daya Manusia dapat dikatakan sebagai sumberdaya utama di dalam
perusahaan karena mereka dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik
kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Dalam memberikan pelayanan
yang optimal kepada pelanggan, pihak perusahaan harus melakukannya
dengan sungguh-sungguh yaitu dengan memperhatikan faktor utama dan
faktor pendukungnya. Faktor utamanya yaitu sumber daya manusia karena
hanya dengan manusialah pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung
dan dapat dengan leluasa dan terbuka dalam mengemukakan pendapatnya.
Kemudian faktor pendukungnya yaitu sarana dan prasarana yang disediakan
yang nantinya digunakan oleh pelanggan. Oleh karena itu perusahaan sebisa
mungkin berusaha untuk membuat para karyawan dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik dan seoptimal mungkin agar tidak mengecewakan
konsumen [16].
Memaksimalkan Produk dan Fasilitas
Strategi yang satu ini merupakan strategi yang penting juga karena dalam
produk dan fasilitas ini juga ikut menunjang akan suatu pelayanan yang baik,
oleh karena itu agar kualitas pelayanan di Grand Wahid dapat dinilai baik
maka produk dan fasilitas yang disediakan juga harus baik. Dalam hal ini
pihak dari Grand Wahid melakukannya dengan cara menambah dan
menyediakan fasilitas-fasilitas yang dirasa kurang lengkap dan juga
memperbaiki fasilitas-fasilitas yang kurang layak atau tidak layak untuk
diberikan kepada konsumen dengan cara memperbaiki jika masih dapat
diperbaiki dan jika sudah tidak dapat diperbaiki maka dari pihak hotel harus
menggantinya dengan yang baru dan dengan kualitas yang bagus juga. Dalam
hal ini sebisa mungkin Grand Wahid menyediakan dan melengkapi segala
macam produk dan fasilitas yang sekiranya diperlukan oleh konsumen, karena
pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang
lain, seperti tamu atau pembeli [17].
Selain itu diperlukan juga peningkatan kinerja dalam melayani konsumen.
Pelayanan dalam bentuk perbuatan (action) merupakan salah satu faktor
penting dalam melakukan pelayanan terhadap konsumen [12]. Di Grand
Wahid, pelayanan dalam bentuk perbuatan mereka terapkan melalui sopan
santun, sifat penuh perhatian dan kekeluargaan dalam hal menyapa tamu,
melayani tamu, maupun dalam menanggapi keluhan-keluhan serta kritik dan
saran yang diterima dari konsumen. Dengan perilaku atau pelayanan baik
yang diberikan maka dapat memberikan nilai lebih dari konsumen terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
14
Tidak hanya pelayanan dalam bentuk perbuatan saja, pelayanan dalam
bentuk lisan dan tulisan juga penting dalam melayani konsumen. Pelayanan
dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang Hubungan Masyarakat
(HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang-bidang lainnya yang
tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang
memerlukan [12]. Di Grand Wahid pelayanan dengan lisan ini biasa dilakukan
oleh karyawan pada bagian security, front office, marketing, public relations,
maupun marketing communication dan juga bagian lainnya yang sekiranya
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen.
Pelayanan melalui tulisan merupakan bentuk pelayanan yang paling
menonjol dalam pelaksanaan tugas [12], Grand Wahid dalam melakukan
pelayanan terhadap konsumen juga sering menggunakan bentuk pelayanan
melalui tulisan ini. Hal ini dilakukan karena tidak semua konsumen yang
mereka punya dapat dijangkau dengan mudah dan cepat oleh karena itu
dilakukanlah pelayanan dengan tulisan tersebut. Pelayanan dengan tulisan ini
dapat berupa keterangan harga, fasilitas, maupun informasi apa saja yang
konsumen butuhkan. Informasi tersebut biasanya dikirimkan melalui email,
fax ataupun jika keberadaan konsumen tersebut masih dapat dijangkau maka
akan dikirimkan secara langsung melalui kegiatan sales call.
Pelayanan Terhadap Konsumen
Penilaian kualitas pelayanan sangat ditentukan oleh tamu/konsumen yang
datang dan tentunya yang telah menerima jasa yang telah diberikan. Karena
kualitas pelayanan merupakan faktor yang sangat penting oleh karena itu dari
pihak perusahaan harus selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang
semaksimal mungkin kepada konsumennya. Di Grand Wahid sendiri
pelayanan yang diberikan kepada konsumen sudah baik dimata konsumen,
baik di sini dalam hal penampilan, sikap, pelayanan yang diberikan maupun
dengan produk dan fasilitas yang ada. Hal tersebut dapat dilihat dari
tanggapan beberapa konsumen Grand Wahid yang berkunjung, konsumen
tersebut sebagian besar mengaku merasa puas dengan pelayanan yang
diterimanya. Dalam melayani konsumen, karyawan yang bekerja di Grand
Wahid dituntut untuk berpenampilan rapih, bersikap baik, sopan, dan ramah
kepada setiap tamu/konsumen yang datang. Salah satu hal yang dapat
membuat konsumen kecewa adalah penampilan pribadi, oleh karena itu
periksalah penampilan terlebih dahulu sebelum bertemu dengan
tamu/konsumen [18]. Selain penampilan hal yang penting dalam melayani
konsumen yaitu sikap/perilaku yang ditunjukkan karyawan, tunjukanlah sikap
penuh perhatian kepada konsumen maka mereka akan mempunyai nilai lebih
mengenai pelayanan yang diberikan.
Selain penampilan dan sikap, karyawan Grand Wahid juga diajarkan
bagaimana menghadapi konsumen dalam hal memenuhi kebutuhan yang
konsumen inginkan. Setiap karyawan Grand Wahid pasti tentunya selalu
berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumennya, akan tetapi
15
walaupun sudah berusaha sebaik mungkin pasti ada saja yang tidak sesuai
dengan kemauan konsumen. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
tanggapan dari konsumen yang berkunjung di Grand Wahid, ada yang
mengatakan bahwa pernah suatu saat Ia merasa yang disajikan oleh karyawan
tidak sesuai dengan yang diinginkannya kemudian Ia memberitahukan hal itu
kepada karyawan tersebut maka dengan secepat dan sebisa mungkin karyawan
tersebut menggantinya sesuai dengan yang konsumen inginkan. Berusaha
memahami kebutuhan konsumen artinya karyawan harus cepat tanggap
terhadap apa yang diinginkan oleh konsumen dan usahakan mengerti dan
memahami keinginan dan kebutuhan konsumen secara cepat [16].
Implementasi SOSTAC
Dalam mengevaluasi, program divisi marketing dapat dianalisis
menggunakan metode analisis SOSTAC (Situation, Objectives, Strategy,
Tactics, Action, Control). Tujuan menggunakan analisis SOSTAC ini adalah
agar pelaku pemasaran dapat memahami secara pasti apakah strategi
komunikasi pemasaran yang mereka jalankan sudah sesuai bagi perusahaan
atau belum.
 Situation
Situasi menjadi acuan bagi para perencana pemasaran untuk mengetahui
dimana posisi bisnis sekarang yang sudah ada apakah produk yang ingin
ditawarkan sudah dikenal atau belum [10]. Pada tahap situasi ini, fokusnya
adalah pada keperluan untuk memahami situasi dan kondisi perusahaan.
Situasi dan kondisi ini dapat dilihat baik dari situasi internal maupun situasi
eksternal. Dari Grand Wahid sendiri sudah melakukan berbagai macam
kegiatan maupun promo-promo sesuai dengan situasi yang ada atau yang
sedang berjalan baik itu dalam situasi internal maupun eksternal. Untuk
mengetahui situasi dan kondisi perusahaan pada saat ini terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu seperti bagaimana posisi produk atau promosipromosi yang dimiliki perusahaan apakah sudah dikenal oleh konsumennya
atau belum. Maka dari itu dari pihak divisi marketing dari Grand Wahid selalu
memeriksa sudah sejauh mana produk mereka dikenal oleh para konsumen
mereka. Dari konsumen sendiri juga sudah mengenal mengenai promosipromosi yang dimiliki Grand Wahid, mereka dapat mengetahui itu semua bisa
melalui website Grand Wahid ataupun dengan mengambil secara langsung
selebaran yang terdapat di hotel.
 Objectives
Pada tahap ini pihak marketing dari Grand Wahid menentukan tujuan
dengan cara memperkenalkan apa saja fasilitas dan produk yang Grand Wahid
miliki dan juga memperkenalkan sistem atau tata cara pelayanan yang mereka
miliki. Dan juga sekaligus untuk meningkatkan kembali kualitas dari Grand
Wahid hotel baik secara pelayanan maupun dari segi fasilitas dan produk yang
dimilikinya. Tujuan pada tahap ini adalah menentukan kemana strategi
selanjutnya akan diarahkan [10]. Oleh karena itu, divisi marketing dari Grand
Wahid selalu menentukan tujuan dengan cara memperkenalkan perusahaan
dan produk-produk yang dimilikinya kepada khalayak luas agar dapat
meningkatkan penjualan produk dan menambah minat konsumen untuk
16
berkunjung. Idealnya, keberhasilan pencapaian tujuan tersebut akan mampu
menjelaskan siapa, apa yang telah dicapainya, kapan dan bagaimana secara
spesifik mengenai hasil apa saja yang dapat dicapainya agar dapat lebih
sempurna [19]. Tujuan-tujuan dari Grand Wahid tersebut dirasa sudah
menarik minat konsumen karena tidak sedikit konsumen yang sudah
mengetahui produk dan fasilitas yang dipromosikan Grand Wahid.
 Strategy
Strategi merupakan bagian dari suatu rencana [19]. Strategi marketing
dari Grand wahid hotel adalah terus melakukan inovasi dan pembenahan,
salah satunya yaitu dengan melakukan program pelatihan karyawan dan juga
dengan memaksimalkan fasilitas dan produk yang mereka miliki agar
kedepannya dapat lebih bagus dan lebih baik lagi. Dimana strategi tersebut
merupakan strategi yang biasa dilakukan oleh Grand Wahid setiap tahunnya
agar dapat mencapai tujuan yaitu meningkatkan kualitas pelayanan kepada
konsumen. Dalam pencapaiannya, Grand Wahid selalu mempertimbangkan
dan memikirkan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan agar kedepannya dapat
bermanfaat bagi perusahaan supaya dapat mencapai tujuannya. Strategi
merupakan serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana
sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya [1]. Strategi
dari Grand Wahid tersebut sudah diterapkan secara langsung kepada
konsumennya, hal tersebut dapat dilihat dari pembenahan-pembenahan yang
dilakukan oleh pihak hotel atas ketidakpuasan pelayanan maupun fasilitas
yang diberikan. Adapun juga tidak sedikit konsumen yang
menggunakan/memakai produk dan fasilitas yang dipromosikan oleh Grand
Wahid.
 Tactics
Di sini tenaga pemasar harus memikirkan apa saja sarana yang dibutuhkan
yang cocok agar bisa mencapai tujuan setelah sarana tersebut ditentukan maka
selanjutnya dapat dihitung rincian biaya yang digunakan dalam melaksanakan
kegiatan [10]. Di Grand Wahid sendiri khususnya pada divisi marketing
mempunyai cara-cara tersendiri dalam menerapkan dari strategi yang sudah
ada yaitu dengan memanfaatkan waktu luang mereka untuk melakukan
berbagai macam pelatihan karyawan dan juga mengecek dan mendata produkproduk dan fasilitas yang ada demi kebaikan perusahaan dan juga kenyamanan
dari konsumen. Pada tahap ini diperlukan seni dan kreativitas dalam
penyusunan rancangannya. Taktik diukur dari waktu yang berjalan (melihat
situasi dan kondisi), faktor financial menjadi pertimbangan penting bagi
perusahaan untuk memutuskan apa strategi dan taktik pemasaran yang ada
dijalankan atau tidak [10]. Oleh karena itu diperlukan penyusunan rancangan
financial yang baik dan jelas agar dapat lebih memudahkan untuk mencapai
tujuan yang sudah direncanakan. Secara keseluruhan saat ini pendapatan hotel
berasal dari penyewaan kamar, penyewaan ruangan, ticketing serta juga dari
promosi-promosi yang dimiliki. Cara-cara yang digunakan Grand Wahid
dirasa sudah mendapatkan respon yang baik dari konsumennya, hal tersebut
dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan konsumen saat berkunjung ke
Grand Wahid.
17

Action
Divisi marketing dari Grand wahid dalam menyusun langkah-langkah
untuk mencapai tujuan kegiatan dapat dilakukan dengan cara menetapkan
sasaran yang hendak dicapai. Yang pertama adalah program pelatihan
karyawan. Langkah-langkah untuk mencapai tujuan agar mengenai sasaran
yaitu dengan cara membuat daftar siapa saja karyawan yang ada di setiap
divisi dan kemudian mengundangnya untuk hadir dalam acara pelatihan
karyawan tersebut. Dalam melaksanakan program ini mempunyai beberapa
faktor penghambat yaitu masalah waktu karena tidak semua karyawan
mempunyai waktu luang yang sama. Yang kedua adalah program mengenai
fasilitas dan produk dari Grand Wahid hotel. Dalam menyusun langkahlangkah untuk mencapai tujuan kegiatan dapat dilakukan dengan cara
menetapkan sasaran yang hendak dicapai yaitu dengan membuat daftar-daftar
produk maupun fasilitas apa saja yang dirasa perlu untuk diperbaiki, diganti
ataupun ditambah dengan barang-barang yang lebih berkualitas. Namun dalam
pelaksanaannya terkadang terdapat beberapa faktor penghambat yaitu yang
paling utama adalah masalah financial, dan juga waktu karena seringkali
jadwal yang ditentukan dalam perbaikan ini tidak sesuai dengan jadwal yang
sudah direncanakan. Jadi, sarana di dalam Grand Wahid merupakan salah satu
faktor penting dalam keberhasilan proses bisnis yang dijalankan agar
konsumen merasa aman dan nyaman dengan kualitas dan sarana yang
diberikan. Penempatan sarana di dalam pelaksanaan strategi komunikasi
pemasaran haruslah disesuaikan dengan strategi komunikasi pemasaranannya
itu sendiri [10]. Dari pihak Grand Wahid sendiri sudah mencapai sasarannya
dari setiap tujuan kegiatan yang dilakukan. Respon yang mengecewakan
sering kali didapatkan oleh Grand Wahid namun pihak hotel langsung
meresponnya dengan secepat mungkin dan langsung memperbaikinya. Akan
tetapi tidak sedikit juga yang memberikan respon baik terhadap pihak hotel
atas pelayanan yang diberikan baik itu dari sikap dan perilaku karyawan
kepada konsumen maupun dengan fasilitas dan produk yang diberikan.
Respon yang diberikan oleh Grand Wahid kepada konsumen tersebut dapat
berupa pelayanan secra langsung maupun dapat juga berupa tulisan kepada
konsumen yang bersangkutan.
 Control
Dalam mengevaluasi setiap program yang sedang berjalan di Grand Wahid
hotel, maka divisi marketing melakukan penentuan tim kerja yang di
dalamnya ada tim kreatif dan tim pelaksana. Selain itu setiap harinya selalu
diadakan yang namanya briefing sebelum semuanya memulai bekerja baik itu
saat pagi hari maupun saat pergantian shift. Kegiatan ini dilakukan guna
mengontrol sudah sejauh mana perkembangan kegiatan yang dilakukan agar
kualitas yang yang ada berkenan dimata konsumen. Control merupakan
kegiatan pengendalian dan pemantaan strategi yang ada apakah sudah sesuai
dengan rencana ataukan belum [10]. Setiap karyawan yang menghandle suatu
acara pastinya tidak lupa meminta komentar maupun kritik dan saran dari
konsumen agar dapat menjadi pembelajaran bagi pihak hotel agar dapat lebih
baik kedepannya.
18
Dari tahapan-tahapan yang telah dilakukan tersebut, maka dapat diketahui
bahwa Grand Wahid hotel Salatiga ini memiliki 2 strategi. Strategi yang
pertama adalah pelatihan karyawan, dan yang kedua adalah memaksimalkan
produk dan fasilitas. Strategi ini dilakukan Grand Wahid untuk
mengembangkan bidang usaha dan juga lebih memaksimalkan upaya dalam
mengembangkan strategi komunikasi pemasaran sesuai dengan tujuan yang
diinginkan yaitu dalam hal meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.
5. Kesimpulan
Grand Wahid Hotel Salatiga memiliki 2 strategi komunikasi pemasaran
dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap konsumen. Yang pertama
yaitu pelatihan karyawan, pelatihan ini merupakan kegiatan yang sangat
penting dan sangat dibutuhkan oleh Grand Wahid. Dikatakan penting karena
pelatihan karyawan tersebut diadakan untuk menambah dan meningkatkan
pengetahuan karyawan mengenai sikap yang harus diberikan kepada
konsumen serta memberi motivasi kepada karyawan agar dapat meningkatkan
kinerja mereka. Pelatihan ini pasti dilakukan oleh Grand Wahid setiap
tahunnya karena mengingat kualitas pelayananlah yang sangat berpengaruh
terhadap jalannya bisnis perhotelan ini,oleh karena itu Sumber Daya Manusia
(karyawan) yang ada harus diberi pembekalan semaksimal mungkin agar
dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Yang kedua adalah memaksimalkan
produk dan fasilitas yang ada. Strategi yang satu ini dapat menunjang kualitas
pelayanan yang diberikan, karena agar kualitas pelayanan yang diberikan
dapat dinilai baik oleh konsumen maka produk dan fasilitas yang diberikan
juga harus baik. Kedua strategi ini dilakukan Grand Wahid dalam upaya
memperbaiki serta memaksimalkan kinerja karyawan agar dapat
meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen. Pelayanan dan fasilitas yang
diberikan Grand Wahid kepada konsumen sudah baik meskipun terkadang ada
yang tidak bisa mereka penuhi sesuai dengan keinginan konsumen.
6. Daftar Pustaka
[1] Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta. Erlangga.
[2] Dharmmesta, Basu Swastha. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisis
Perilaku Konsumen. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.
[3] Susilo, Yosafat Basal, 2015. Komunikasi Pemasaran PT Grahawita
Santika (Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran PT Grahawita
Santika Dalam Memasarkan Hotel Amaris Panglima Polim Jakarta
Sebagai Smart Hotel). Universitas Padjadjaran. Bandung.
[4] Wibowo, Aditya Mukti, 2009. Kegiatan Komunikasi Pemasaran Dalam
Rangka Membangun Ekuitas Merek The Sunan Hotel Solo. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
[5] Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Efektif. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
[6] Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT
RajaGrafindo Persada.
19
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT
RajaGrafindo Persada.
Kotler, Philip. 1986. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan dan
Pengendalian. Jakarta. PT Midas Surya Grafindo.
Kristanto, Paulus Lilik. 2011. Psikologi Pemasaran. Yogyakarta. CAPS.
Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran Strategi dan Taktik.
Bogor. Ghalia Indonesia.
Zulham. 2013. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group.
Moenir. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta.
Bumi Aksara.
Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta.
Bumi Aksara.
Kaswan. 2011. Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan
Kinerja SDM. Bandung. Alfabeta, cv.
Soeprihanto, John. 1988. Penilaian Kinerja dan Pengembangan
Karyawan. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.
Kasmir. 2011. Etika Customer Service. Jakarta. PT RajaGrafindo.
Iqbal, Mohammad. 2004. Pelayanan Yang Memuaskan. Jakarta. PT
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Morgan, Rebecca L. 2005. Melayani Pelanggan Kecewa. Jakarta. PPM.
Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
20
Lampiran 1
Pedoman pertanyaan untuk divisi Sales & Marketing
1. Bagaimana dan apa saja strategi pemasaran yang dilakukan Grand Wahid untuk
meningkatkan pelayanannya saat ini ?
2. Seberapa penting pelaksanaan strategi pemasaran tersebut bagi Grand Wahid ?
3. Seberapa seringkah strategi tersebut dilakukan di Grand Wahid?
4. Bagaimana keberlangsungan strategi tersebut ? Apakah sudah diterapkan dengan
benar oleh karyawan-karyawan yang bekerja di Grand Wahid ?
5. Apa saja yang diinginkan atau dicapai dari pembatan strategi/program tersebut?
6. Apa tujuan dari pembuatan program tersebut ?
7. Apa saja harapan/keinginan yang ingin dicapai dari pembuatan dan pelaksanaan
program tersebut ?
8. Apakah dari pihak perusahaan menjelaskan secara jelas tujuan dari diadakannya
program tersebut kepada karyawan yang bersangkutan ?
9. Bagaimana tindakan yang diambil dan dilakukan oleh perusahaan terhadap keluhan
dari konsumen ?
10. Bagaimana hubungan yang terjadi antara karyawan dengan konsumen melalui
program tersebut ?
11. Apa saja manfaat dan perubahan yang dirasakan perusahaan dengan dilaksanakannya
program tersebut ?
12. Adakah hubungan timbal balik antara konsumen dengan perusahaan ?
13. Apakah dalam pembuatan program tersebut melihat dari teori SOSTAC (Situation,
Objectives, Strategy, Tactics, Action, Control) ?
7
Lampiran 2
Pedoman pertanyaan untuk konsumen
1. Apakah menurut Anda Hotel Grand Wahid memiliki promosi yang menarik?
2. Apakah harga tarif yang Anda bayarkan sesuai dengan fasilitas yang diberikan oleh
Hotel Grand Wahid?
3. Apakah karyawan Hotel Grand Wahid mampu berkomunikasi dengan baik dan efektif
ketika melayani Anda?
4. Apakah karyawan hotel Grand Wahid selalu menyapa dengan sikap yang ramah,
sopan, dan santun ketika bertemu dengan anda?
5. Apakah karyawan Hotel Grand Wahid sangat peduli terhadap keluhan, kritikan dan
saran dari Anda?
6. Apakah Anda merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Hotel Grand
Wahid?
7. Apakah karyawan Hotel Grand Wahid cepat dalam memberikan pelayanan?
8. Apakah karyawan Hotel Grand Wahid tepat dalam memberikan pelayanan?
9. Apakah karyawan Hotel Grand Wahid selalu sopan dalam melayani Anda?
10. Apakah sistem pengamanan di Hotel Grand Wahid baik?
11. Apakah keluhan Anda selalu direspon baik oleh pihak hotel?
12. Apakah Hotel Grand Wahid memiliki area parkir yang memadai?
13. Apakah Hotel Grand Wahid memiliki pelayanan yang baik dalam mengatur area
lahan parkir?
14. Apakah karyawan Hotel Grand Wahid selalu berpenampilan rapih?
15. Apakah kamar Hotel Grand Wahid nyaman, bersih, dan rapih untuk dipakai?
16. Apakah perlengkapan dan peralatan kamar Hotel Grand Wahid berkualitas?
17. Apakah Hotel Grand Wahid memiliki fasilitas lobby yang nyaman bagi Anda?
18. Apakah fasilitas pendukung seperti wifi berfungsi dengan baik?
19. Apakah karyawan Hotel Grand Wahid mengerti akan kebutuhan Anda?
20. Apakah karyawan Hotel Grand Wahid memiliki sistem pencatatan yang akurat
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam hal pembayaran?
8
Download