Ilmu Ekonomi /30 September 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H 1 TEORI

advertisement
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
Ika Atikah, S.Hi, M.H
TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam
permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar
analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan
pajak, maupun distribusi kemakmuran.
Dalam prakteknya terutama di kalangan pelaku bisnis, konsep elastisitas jarang
dimanfaatkan untuk penentuan strategi bisnis, contoh: strategi penentuan harga,
strategi penggeseran beban pajak dan lainnya khususnya dalam bidang keuangan
konsep elastisitas dipergunakan untuk menghitung tingkat leverage (contoh : Degree
Operating Leverage – DOL dan Degree Financial Leverage – DFL). Alasan jarang
digunakannya konsep elastisitas dikarenakan sulit mengumpulkan data yang terukur
dan runtut dari waktu ke waktu, meskipun baik tidaknya pemanfaatan konsep
elastisitas bergantung pada tersedia atau tidaknya data yang akurat. Itu sebabnya
kebanyakan konsep elastisitas hanya banyak di bahas dalam kajian teoritis dan
prakteknya dalam perencanaan ekonomi makro.
Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk
memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat
mengetahui dampak kenaikan pajak atau subsidi terhadap pendapatan daerah, tingkat
pelayanan masyarakat, kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
investasi, dan indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas.
Selain itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan
pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah
tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat membantu pengambil
1
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
Ika Atikah, S.Hi, M.H
kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan
manfaat terbesar bagi kemajuan daerah.
Hal tersebut diatur dalam Undang – Undang RI No. 34 Tahun 2000 Perubahan
atas Undang – Undang RI No. 18 Tahun 1997 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
Penjelasan umum Undang – Undang RI No. 34 Tahun 2000 Perubahan atas
Undang – Undang RI No. 18 Tahun 1997 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah bahwa
pajak daerah dan pajak nasional merupakan suatu sistem perpajakan Indonesia, yang
pada dasarnya merupakan beban masyarakat sehingga perlu di jaga agar kebijakan
tersebut dapat memberikan beban yang adil. Sejalan dengan sistem perpajakan
nasional, pembinaan pajak daerah dilakukan secara terpadu dengan pajak nasional.
Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus, terutama mengenai objek dan tarif
pajak, sehingga antara pajak pusat dan pajak daerah saling melengkapi.
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun praktek dalam keseharian, sangat
berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap
perubahan harga. Oleh karena itu, perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif
yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap
perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan.
Elastisitas Permintaan Harga
Elastisitas permintaan harga/price elasticity of demand (PED) adalah ukuran
kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Elastisitas
permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang
terhadap perubahan harga. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan
terhadap barang tersebut biasanya naik —semakin rendah harganya, semakin banyak
benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan
2
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
Ika Atikah, S.Hi, M.H
jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu
barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut
dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh
besar-kecilnya harga.
Macam – Macam Elastisitas Permintaan Harga
Secara teoritis macam elastisitas permintaan yang berhubungan dengan hukum
permintaan hanya terdiri atas 3 yaitu :
1. Uniter elastis : Bila harga naik/turun sebanyak 1% maka permintaan akan
turun/naik sebanyak 1% pula (persentase perubahan jumlah yang diminta sama
dengan persentase perubahan harga).
2. Elastis
: Bila harga naik/turun sebesar 1%, maka permintaan akan turun/naik
lebih dari 1% (persentase jumlah yang diminta lebih besar dari pada persentase
perubahan harga – permintaan sangat peka terhadap perubahan harga).
3. Inelastis : Bila harga naik/turun 1% maka permintaan akan turun/naik kurang dari
1% (persentase perubahan jumlah yang diminta lebih kecil dari pada persentase
perubahan harga – permintaan tidak peka terhadap perubahan harga).
Dalam prakteknya terdapat kondisi permintaan di mana hukum permintaan tidak
bekerja dalam mekanisme pasar, yaitu pada saat perminaan tidak merespon perubahan
harga atau sebaliknya harga yang tidak merespon perubahan permintaan. Kondisi di
mana permintaan tidak merespon perubahan harga atau harga yang tidak merespon
perubahan permintaan inilah yang disebut kondisi ―sempurna‖.
3
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
4.
Inelastis Sempurna
harga,
Ika Atikah, S.Hi, M.H
: Bila permintaan tidak tanggap terhadap perubahan
jadi berapa saja harga di pasar, jumlah yang diminta tetap (kurva
permintaan sejajar dengan sumbu vertikal (sumbu harga). Kondisi permintaan
seperti ini, membuat produsen dapat berbuat semena – mena di pasar, kapan saja
produsen dapat menaikkan harga untuk meningkatkan pemasukan. Oleh karena
itu, dalam kondisi seperti ini pemerintah ―diwajibkan‖ untuk turun serta dalam
menetapkan harga patokan tertinggi (kondisi pasar kebijakan pemerintah –
persaingan tidak sempurna).
5.
Elastis Sempurna :
Bila konsumen sanggup membeli berapa saja banyaknya
jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Kondisi permintaan
seperti ini bersifat elastis sempurna harga keseimbangan pasar berlaku seterusnya,
produsen tidak bisa semena – mena menaikkan harga (price taker) karena
konsumen menguasai informasi.
Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Elastisitas Permintaan
Ada 4 faktor yang mempengaruhi nilai elastisitas permintaan yang menyebabkan
terjadinya perbedaan nilai elastisitasnya yaitu:
1. Adanya barang substitusi.
Barang substitusi adalah barang yang memiliki manfaat dan kegunaan yang
hampir sama dengan barang utamanya. Contoh : jagung adalah substitusi beras.
Barang substitusi ada yang biasa ada juga yang kadang disebut substitusi dekat.
Barang substitusi dekat adalah barang yang fungsi dan kegunaannya sama hanya
mungkin berbeda merek, kemasan, dan pelayanan. Contoh : beras cianjur dengan
beras rajalele. Makin banyak substitusi suatu barang maka makin besar
kemungkinan pembeli untuk berpindah dari barang utama seandainya terjadi
4
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
kenaikan atau penurunan harga.
Ika Atikah, S.Hi, M.H
Secara teori, bila suatu barang memiliki
substitusi maka permintaannya cenderung elastis, yaitu bila harga naik sebesar
1% maka permintaan barang tersebut akan turun di atas 1%, begitu jg sebaliknya.
2. Persentase pendapatan yang digunakan/jenis barang.
Seorang konsumen akan memberikan porsi yang besar dari pendapatannya untuk
membeli barang yang biasa digunakan dalam keseharian (sudah menjadi
kebutuhan), sementara untuk barang yang masih bisa ditunda porsi dari
pendapatan untuknya kecil. Jadi, bila barang yang dimaksud tersebut merupakan
barang yang dibutuhkan atau dengan kata lain sebagian besar pendapatan
digunakan untuk mendapatkan barang yang dimaksud makan semakin elastislah
permintaannya.
3. Jangka waktu analisa/perkiraan atau pengetahuan konsumen.
Dalam jangka pendek terjadinya perubahan harga tidak secara otomatis
menyebabkan terjadinya perubahan permintaan, hal ini disebabkan perubahan
yang terjadi di pasar belum diketahui oleh konsumen, sehingga dalam jangka
pendek permintaan cenderung tidak elastis.
4. Tersedianya fasilitas/sarana kredit.
Walaupun harga barang naik, sementara pendapatan tidak mencukupi,
permintaan barang tersebut relatif akan tetap bila ada fasilitas kredit dari
penjual/produsen. Sebaliknya bila harga barang yang dimaksud turun, maka
permintaan atas barang tersebut tidak akan naik bila fasilitas kredit untuk
barang substitusi ada. Jadi, bila terdapat fasilitas kredit maka elastisitas
cenderung inelastis atau elastis sempurna.
5
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
Ika Atikah, S.Hi, M.H
Manfaat Mengetahui Nilai Elastisitas Permintaan
Ada 3 manfaat mengetahui nilai elastisitas permintaan suatu barang diantaranya :
1. Kebijakan Impor
Dalam hal ini pemerintah berkepentingan mengendalikan impor, di mana suatu
negara mengimpor suatu barang yang tingkat elastisitasnya diketahui maka akan dapat
diambil suatu kebijakan terus impor atau stop. Apabila elastisitas barang impor
tersebut elastis, yang berarti bila harganya naik maka permintaan akan turun lebih
besar dari % kenaikan harganya maka pemerintah akan berusaha agar barang impor
tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup dan akan berusaha mempertahankan kurs
valuta mata uangnya relatif stabil atau sebisa mungkin menghentikan impor barang
tersebut. Sebaliknya bila tidak elastis, yaitu apabila kenaikan harga diikuti oleh
penurunan permintaan yang % nya lebih kecil dari % penurunan harga, maka kebijakan
pemerintah adalah untuk mempertahankan jumlah impor tersebut dan berusaha
memperkenalkan produksi (produksi substitusi) dalam negeri.
2. Perpajakan
Bila suatu permintaan atas suatu produk bersifat elastis, maka pemerintah relatif
tidak akan meningkatkan pungutan pajak atas barang tersebut, sebaliknya bila bersifat
inelastis maka pemerintah cenderung akan meningkatkan pungutan pajak atas barang
yang dimaksud. Bagi kalangan bisnis, mengetahui nilai elastisitas permintaan bila
bersama – sama elastisitas penawaran akan membantu strategi penggeseran beban
pajak (sebab tidak semua atau sebagian besar beban pajak yang dikenakan oleh
pemerintah akan dibebankan kepada konsumen).
6
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
Ika Atikah, S.Hi, M.H
3. Kebijakan/Strategi Penetapan Harga Atas Barang
Dalam rangka meningkatkan hasil penjualan/penerimaan, produsen akan
berusaha menempuh dengan cara seoptimal mungkin agar keuntungan tercapai. Salah
satu strategi yang umumnya digunakan adalah kebijakan harga. Secara teori bila
elastisitas permintaan atas suatu produk yang dijual bersifat elastis, maka kebijakan
menaikkan harga adalah langkah yang tidak tepat, justru akan menurunkan
penerimaan. Sebaliknya bila elastisitas permintaannya bersifat inelastis maka kenaikan
harga pada tingkat yang moderat/wajar akan meningkatkan penerimaan (penerimaan
adalah perkalian antara tingkat harga dengan jumlah barang yang dibeli).
Elastisitas permintaan silang (Permintaan atas 2 macam barang).
Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan
terhadap sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain
dinamakan elastisitas permintaan silang atau elastisitas silang. Barang – barang
penggenap elastisitas silangnya bernilai negatif. Contoh : Kopi dan Gula. Bila harga
kopi naik (permintaan harga kopi berkurang), perubahan ini dapat mempengaruhi
permintaan terhadap gula.
Nilai elastisitas silang untuk barang – barang pengganti adalah positif, yaitu
permintaan terhadap sesuatu barang berubah ke arah yang bersamaan dengan harga
barang penggantinya. Keduanya akan sama – sama mengalami kenaikan atau sama –
sama mengalami penurunan. Contoh : Mobil dan Bus kota dapat saling menggantikan.
Bila harga mobil meningkat, permintaan terhadap mobil berkurang. Sebaliknya
permintaan terhadap angkutan bus kota semakin bertambah karena orang lebih banyak
bersedia naik bus kota untuk berpergian.
7
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
Ika Atikah, S.Hi, M.H
Elastisitas permintaan pendapatan
Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan
terhadap sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain
dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau elastisitas pendapatan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pada teori permintaan, pendapatan adalah
faktor utama yang sangat menentukan permintaan selain harga. Secara teori bila
pendapatan berubah, permintaan tidak akan serta merta berubah meskipun harga
berubah. Contoh : permintaan tidak akan turut meskipun harga naik. Bila pendapatan
naik pada saat harga naik, maka yang bisa terjadi adalah jumlah permintaan tetap
seperti sebelum harga naik, permintaan justru bertambah naik atau bahkan permintaan
turun seperti yang berlaku dalam hukum permintaan.
Terhadap elastisitas pendapatan positif dimana barang-barang yang sifat
elastisitas pendapatannya adalah dinamakan barang normal. Sedangkan elastisitas
pendapatan negatif dimana beberapa jenis barang mengalami pengurangan dalam
jumlah yang dibeli apabila pendapatan bertambah, berarti perubahan pendapatan dan
jumlah yang dibeli bergerak ke arah berbalik. Barang seperti itu dinamakan barang
inferior.
Elastisitas pendapatan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah
kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang
kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dinamakan elastis
apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih
besar daripada perubahan pendapatan. Berbagai jenis makanan dan hasil pertanian
mempunyai elastisitas pendapatan yang kurang elastis, yaitu pertambahan
permintaannya berkembang lebih lambat daripada pertambahan pendapatan. Barang –
8
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
Ika Atikah, S.Hi, M.H
barang tahan lama dan mewah lebih elastis jika dibandingkan dengan barang makanan
dan pertanian.
Elastisitas Penawaran (Price Elasticity of Supply)
Bila permintaan elastis menaikkan harga merupakan langkah yang kurang tepat.
Sebaliknya dalam kondisi permintaan yang inelastis menurunkan harga juga bukan
langkah yang bijak. Sebenarnya yang menentukan menaikan atau menurunkan harga
adalah produsen. Jadi, teori permintaan yang telah di bahas sebelumnya lebih banyak
dari sisi pandang produsen. Sisi pandang konsumen hanya terbatas pada perilaku
menaikan atau menurunkan jumlah yang diminta. Oleh karena itu, sisi pandang
permintaan kebanyakan dari produsen, maka konsep elastisitas penawaran akan
semakin melengkapi konsep elastisitas permintaan.
Pada dasarnya elastisitas penawaran itu mengukur derajat kepekaan perubahan
penawaran atas faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran, contoh : biaya
produksi, teknologi, kebijakan perusahaan dan lain sebagainya. Faktor yang
mempengaruhi penawaran dianggap tidak berubah kecuali harga.
Jenis/macam elastisitas penawaran tidak berbeda dengan jenis/macam
elastisitas permintaan.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Ada 2 faktor penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1. Sifat Perubahan Biaya Produksi
Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran harga dapat
dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Namun bila penawaran
dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar,
9
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
Ika Atikah, S.Hi, M.H
penawaran akan bersifat elastis. Salah satu faktor penting terhadap biaya produksi
sampai sejauh mana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki
perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi
baru harus dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva
penawaran akan menjadi tidak elastis terutama apabila faktor – faktor produksi
yang diperlukan untuk menaikan produksi sangat sulit untuk diperoleh.
2. Jangka Waktu Analisis
Dalam menganalisis pengaruh waktu terhadap elastisitas penawaran, biasanya
dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu :
a) Masa amat singkat adalah jangka waktu di mana para penjual tidak dapat
menambah penawarannya. Dengan demikian penawarannya bersifat tidak
elastis sempurna.
b) Jangka pendek kapasitas alat – alat produksi yang ada tidak dapat ditambah.
Setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang
tersedia itu dengan cara menggunakan faktor – faktor produksi, termasuk
barang modal, secara lebih intensif. Caranya dengan memperpanjang jam kerja,
memperbaiki manajemen produksi, menggunakan tenaga kerja lebih efektif
dan sebagainya. Usaha ini akan dapat menambah produksi barang yang
ditawarkan.
c) Jangka panjang produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan
mudah ditambah dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penawaran bersifat
elastis.
10
Ilmu Ekonomi /30 September 2012
Ika Atikah, S.Hi, M.H
Aplikasi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Dalam perekonomian, sistem keikutsertaan pemerintah terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk meregulasi/mengatur kegiatan ekonomi dalam
rangka memenuhi pendapatannya guna membayar para pegawainya. Salah satu cara
pemerintah dengan memungut pajak kepada masyarakat. Pajak dibagi menjadi 2
macam yaitu pajak langsung dikenakan pada wajib pajak dan pajak tidak langsung
pajak yang di bayar oleh bukan si wajib pajak secara langsung, contoh : pajak penjualan
dan cukai. Sehubungan pajak tak langsung, pada kenyataannya konsumen harus
membayar pajak, dimana setiap konsumen membeli suatu produk yang ditawarkan
oleh produsen maka harga yang dibayar sudah termasuk beban pajak yang seharusnya
merupakan kewajiban produsen. Dalam pengertian mikro, pajak langsung itu
bebannya tidak dapat digeserkan kepada konsumen sebagian atau seluruhnya, contoh :
pajak penghasilan. Sedangkan pajak tak langsung bebannya dapat digeserkan sebagian
atau seluruhnya, berapa besar beban yang ditanggung oleh produsen dan konsumen,
tergantung dari tingkat elastisitas barang yang diperjual belikan di pasar.
11
Download