C4 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 SISTEM PENGONTROLAN SUHU FERMENTASI YOGHURT DENGAN METODE FUZZY LOGIC CONTROL Tarmadi Kusumo Hasri1, Firdaus2, M. Hafiz Hersyah3 1 Mahasiswa Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang 3 Dosen Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas Jalan Kampus Limau Manis Padang, Sumatera Barat 25162 Email : [email protected] Pengendalian suhu secara otomatis dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, salah satunya adalah metode kendali logika fuzzy. Metode kendali logika fuzzy merupakan salah satu metode sistem kendali yang dapat memberikan keputusan yang menyerupai keputusan manusia. Metode ini diaplikasikan pada mikrokontroler Arduino uno, kemudian pemrograman menggunakan software Arduino IDE. Pada penelitian ini digunakan sensor DS18B20 sebagai pendeteksi suhu pada fermentor dan Analog pH meter kit sebagai pendeteksi pH2. Sistem Persamaan Linier. ABSTRACT Yogurt is a dairy product obtained by fermentation of fresh milk with a culture mixture of Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophilus. The bacteria require fermentation temperature of about 4045 ° C in order to grow and proliferate. To be able to control the temperature to remain stable during the fermentation process of yogurt, they invented a fermenter using a microcontroller as temperature controllers and sensors DS18B20 as the temperature gauge. In this control system applied Tsukamoto Fuzzy Logic method as a determinant of the amount of PWM applied to the heater to maintain the temperature in the fermenter in order to remain stable. The acidity of the yogurt standards are measured with pH 4-4.5 Analog pH Meter Kit. Temperature control process in yogurt fermentation limited to pH reached 4.5 on yogurt. After testing, the tool can perform temperature control on fermentor with steady state error value by an average of 0.228% and the average overshoot amounted to 12.77%. 2. Landasan Teori 2.1 Yoghurt Yogurt dibuat oleh fermentasi laktosa (gula susu) oleh enzim bakteri. Laktosa adalah gula majemuk, terdiri dari dua gula sederhana glukosa dan galaktosa [3]. Selama pembuatan yoghurt, laktosa dipecah oleh enzim laktase. Dua bakteri yang paling umum digunakan untuk membuat yoghurt adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus[4]. Key words yoghurt, the fermenter, the temperature control, fuzzy logic, Tsukamoto, microcontroller, PWM, pH 2.2 Fuzzy Logic 1. Pendahuluan Fuzzy Logic Controller dikategorikan dalam kontrol cerdas (intellegent control). Unit logika Fuzzy memiliki kemampuan menyelesaikan masalah perilaku sistem yang kompleks, yang tidak dimiliki oleh kontroler konvensional [5]. Kelebihan logika Fuzzy adalah kemampuannya dalam proses penalaran secara bahasa, sehingga dalam perancangannya tidak diperlukan persamaan matematika yang rumit. Yoghurt adalah produk hasil fermentasi susu yang dibuat dengan melibatkan bakteri. Yoghurt dalam pembuatannya menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, bakteri tersebut merupakan probiotik Bakteri Asam Laktat (BAL) atau bakteri baik yang merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa [1]. Bakteri tersebut memerlukan suhu fermentasi yang tepat dan kurang lebih stabil agar dapat tumbuh dan berkembang biak, yaitu pada suhu sekitar 40– 45°C [2]. Agar proses fermentasi dapat berhasil, dibutuhkan pengaturan suhu yang baik untuk menjaga suhu tetap stabil. 1) Fuzzyfikasi Prosedur fuzzifikasi merupakan proses untuk mengubah variabel non-Fuzzy (variabel numerik) menjadi variabel Fuzzy (variabel linguistik). 22 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C4 πΌπ = nilai derajat keanggotaan ke-i, π§π = nilai domain ke-i. 2) Penyusunan Aturan /Rule Base Rule Base adalah sekelompok aturan Fuzzy dalam berhubungan dengan keadaan sinyal masukan dan sinyal keluaran. Rule Base merupakan dasar dari pengambilan keputusan atau proses interfence untuk mendapatkan aksi keluaran sinyal kontrol dari suatu kondisi masukan yaitu error dan delta error dengan berdasarkan Rule-Rule yang telah diterapkan. Proses Rule base berfungsi untuk mencari suatu nilai Fuzzy output dan Fuzzy input. 2.3 Digital Thermal Probe DS18B20 Digital Thermal Probe DS18B20 merupakan sensor suhu DS18B20 dengan kemampuan tahan air (waterproof). DS18B20 tidak mengeluarkan output berupa tegangan, namun berupa pulsa digital. Output yang berupa digital ini langsung dihubungkan ke pin digital mikrokontroler, tidak melalui ADC. Komunikasi sensor ini melaluli I-wire bus yang berarti hanya membutuhkan satu jalur data untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler [6]. 3) Defuzzifikasi Defuzzifikasi merupakan kebalikan dari fuzzifikasi, yaitu pemetaan dari himpunan Fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan Fuzzy. Hasil dari defuzzifikasi ini merupakan output dari sistem kendali logika Fuzzy. Knowledge Bas e Inpu t Fuzzyficatio n Inferenc e Outpu t Defuzzyficati on Gambar 2 Digital thermal probe DS18B20 Gambar 1 Proses fuzzy Pada metode ini setiap consequent pada aturan IFTHEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhimya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot [2]. Secara umum bentuk model fuzzy Tsukamoto adalah: Spesifikasi : Catu daya : 3VDC - 5,5VDC Berbasis : DS18B20 Rentang pengukuran suhu : -55°C to +125°C Akurasi : ± 0,5°C pada rentang suhu : -10°C to +85°C 5. Antarmuka : 1-wire 1. 2. 3. 4. IF (X IS A) and (Y IS B) Then (Z IS C) Dalam inferensinya, metode Tsukamoto menggunakan tahapan berikut : 1. Fuzzyfikasi 2. Implikasi, yaitu pembentukan basis pengetahuan Fuzzy (Rule dalam bentuk IF…THEN) 3. Mesin inferensi atau komposisi aturan Menggunakan fungsi implikasi MIN untuk mendapatkan nilai πΌ-predikat tiap-tiap rule 2.4 Analog PH Meter Kit SEN0161 Sensor pH SEN0161 merupakan pH meter yang dirancang khusus untuk kontroler arduino, menggunakan konektor BNC (Bayonet Neil Concelman), dan dapat mengukur pH dengan range 0-14 PH. Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki kemampuan untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan terukur [7]. (πΌ1 , πΌ2, πΌ3,….. πΌπ). Kemudian masing-masing nilai πΌ-predikat ini digunakan untuk menghitung keluaran hasil inferensi secara tegas (crisp) masing-masing rule (π§1, π§2, π§3,….. π§π). 4. Defuzzifikasi Menggunakan metode Rata-Rata (Average) Gambar 3 Analog PH meter kit Spesifikasi : 1. Catu daya : 5.00V 2. Ukuran : 43mm×32mm 3. Jarak pengukuran :0-14PH 4. Suhu pengukuran :0-60 β Dengan : Z = nilai hasil penegasan (defuzzifikasi), 23 C4 5. 6. 7. Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 Akurasi: ± 0.1pH (25 β) Response Time : ≤ 1min Menggunakan BNC konektor Studi Literatur Field Research Pra Proses 2.5 Mikrokontroller Arduino Uno Hardware Arduino IDE Pembacaan data sensor suhu dan pH Arduino Uno adalah papan berbasis mikrokontroler pada ATmega328. Memiliki 14 digital input atau output pin (dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jalur daya, header ICSP, dan tombol reset. Logika Fuzzy Proses Pengontrolan Pemanas Fermentor Yoghurt Reset Digital ground Digital I/O pins (2-13) Analog reference pin Serial out(TX) Arduino Uno Serial in (RX) Motor DC LCD Pemanas USB Plug In circuit serial programer End Proses Reset pin External power supply Voltage 3,3 Volt power pin Ground pins 5 Volt power pin Laporan dan Dokumentasi Hasil Penelitian Analisa Hasil Penelitian Hasil Penelitian ATmega328 Gambar 6 Rancangan penelitian Analog in (0-5) Gambar 4 Mikrokontroller arduino uno 3.1 Perancangan Sistem 2.6 PWM (Pulse Width Modulation) Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda, untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda [2]. Sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga 100%). Duty cycle adalah perbandingan antara durasi pulsa (τ) dengan perioda (T) dari sebuah sinyal kotak [5]. pH Driver Meter Pemanas Mikrokontroler Pemanas Motor DC Sensor LCD Suhu Gambar 7 Blok diagram 3.2 Perancangan Hardware Akrilik Pengaduk Gambar 5 PWM Motor DC Wdah Stainless Steel 3. Metodologi Sensor pH Pada gambar 6 dapat dilihat gambaran sistem yang dibuat: Sensor Suhu Gambar 8 Perancangan hardware 24 Kompor Listrik Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C4 3.3 Perancangan Software 1) Fuzzy Logic a. Fuzzifikasi Pada tahap fuzzifikasi akan ditentukan rancangan dari crisp input dan output beserta fungsi keanggotaannya (membership function). Dalam sistem ini terdapat dua crisp input yang diberi nama E dan DE. Crisp input E didapat dari pengurangan antara suhu set point (SP) dengan suhu ruangan yang terukur oleh sensor (T). Gambar 11 Fungsi keanggotaan output DutyCycle Error = Sp - T………………………....(1) b. Inferensi Crisp input E terdiri dari fungsi keanggotaan sebagai berikut: Gambar 9 Fungsi keanggotaan error c. Defuzzification Langkah berikutnya adalah defuzifikasi. Defuzifikasi atau defuzzification adalah tahap dimana dilakukannya proses penghitungan untuk menentukan output yang sebenarnya. Pada perhitungan dalam sistem ini digunakan metode rata-rata terpusat dengan rumus: Crisp input DE didapat dari selisih nilai E pada saat t dengan nilai E pada saat (t – 1). Dapat dituliskan sebagai berikut: DE = E(t) – E(t-1) Crisp input DE terdiri dari fungsi sebagai berikut: keanggotaan d. Alat dan Bahan Penelitian Perangkat yang digunakan untuk membuat aplikasi ini terbagi dua yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. 1. Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk pembuatan sistem adalah sebagai berikut : ο· Sensor suhu DS18B20 ο· Anolog pH meter Kit SEN0161 ο· Laptop ο· Laptop yang digunakan adalah merk Asus N43SL dengan spesifikasi Intel® Core™ i7-2670 QM (2.20 o GHz) dan RAM 4GB ο· Arduino Uno ο· Heater (Kompor Listrik Induksi) ο· LCD 2x16 ο· TRIAC BT136 ο· Optocoupler MOC3021 ο· IC 4N25 ο· Voltmeter Gambar 10 Fungsi keanggotaan D error Sedangkan untuk crisp output, fungsi keanggotaannya ditunjukkan sebagai berikut: 25 C4 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 2. Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan adalah Arduino software IDE 1.6.4 dan Matlab 2013. 4. Hasil dan Analisa 4.1 Pengujian Hardware 1) Pengujian Rangkaian Sensor Pengujian Rangkaian Sensor Suhu DS18B20 Berikut merupakan hasil pembacaan data yang dikirim oleh sensor DS18B20 ke Arduino: Tabel 1 Pembacaan Data Sensor Suhu 15 140 215 156 16 150 215 165 17 160 215 174 18 170 215 183 19 180 215 188 20 190 215 192 21 200 215 200 22 210 215 206 23 220 215 207 24 230 215 207 25 240 215 209 26 250 215 209 27 255 215 210 Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa semakin besar nilai PWM yang diberikan, maka nilai tegangan yang dihasilkan juga akan semakin besar. Data pada tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Suhu dalam Celsius 1 Data suhu dalam desimal 499 2 516 32,25 3 530 33,13 4 552 34,50 5 572 35,75 6 599 36,75 7 602 37,63 8 616 38,50 9 629 39,31 Te ) r 240 210 m 180 150 ga s 120 ng 90 60 an 300 10 641 40,06 (V No. 31,19 Grafik PWM - Tegangan 2) Pengujian Rangkaian Driver Pemanas Vin (V) Vrms (V) Pengujian yang dilakukan dengan membandingkan nilai pH yang didapatkan dari sensor pH dengan pembacaan nilai pH pH meter. Sampel menggunakan lima buah larutan, yang masing masing diujikan secara bersamaan pada sensor pH dan pH meter. Tabel 4 Pengujian Sensor PH 1 0 215 1 2 10 215 20 3 20 215 35 4 30 215 45 5 40 215 56 6 50 215 66 215 PWM 3) Pengujian Sensor pH Tabel 2 Pengujian Driver Pemanas Nilai PWM 0 3060901215182124 0 0 0 0 0 Gambar 12 Grafik PWM – Tegangan Pada bagian ini akan dilakukan pengujian untuk mengukur besarnya PWM yang dikeluarkan Arduino terhadap besar tegangan yang dihasilkan oleh driver pemanas. No. Vrms 7 60 8 70 215 87 9 80 215 99 10 90 215 109 11 100 215 120 12 110 215 129 13 120 215 141 14 130 215 147 Sampel 77 26 Jenis pH Meter Sensor pH 1 Cuka Asli 3,90 4,02 Seli sih 0.12 2 Air Galon 6,90 6,94 0.04 3 Susu 1 6,80 6,82 0,02 4 Susu 2 6,40 6,46 0,06 5 Larutan Soda 1 8,40 8,35 0.05 6 Larutan Soda 2 7 NaOH 8,60 11,00 8.54 10,98 0.06 0.02 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C4 4.2 Pengujian Software 53 51 49 47 Su45 43 hu41 (o39 C)37 35 33 31 29 27 25 1. Pengujian Logika Fuzzy Metode Tsukamoto Tabel 5 Pengujian Logika Fuzzy Data ke 1 Suhu (oC) E DE 29,87 15,13 15,13 0 0 2 30,00 15,00 0,00 90 229 3 31,37 13,63 -0,12 88 224 4 34,63 10,38 -0,25 71 180 5 35,88 9,13 -0,19 63 161 6 37,38 7,63 -0,12 56 142 7 39,50 5,50 -0,19 51 129 8 42,38 2,63 -0,12 41 104 9 44,81 0,19 -0,19 40 102 10 45,25 -0,25 -0,12 0 0 11 46,38 -1.37 -0.06 0 0 12 47.31 -2.31 -0.06 0 0 13 48.00 -3.00 -0.06 0 0 14 49.13 -4.13 0.00 0 0 15 50.50 -5.50 0,00 0 0 16 50.31 -5.31 0,00 0 0 17 49.88 -4.88 0,00 0 0 18 48.44 -3.44 0,00 0 0 19 47.13 -2.13 0.06 0 0 20 46.63 -1.63 0 0 21 46.00 -1.00 0.06 0 0 22 45.75 -0.75 0,00 0 0 23 45.00 0,00 0,00 0 0 24 44.94 0.06 0.06 30 77 25 44.88 0.12 0.06 37 95 26 45,00 0,00 -0.06 0 0 27 45,06 -0.06 0,00 0 0 28 45,12 0.12 0,00 0 0 29 45,44 0,44 0,00 0 0 30 45,06 -0.06 -0.06 0 0 0.06 Dutycycle (%) PWM 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Waktu (menit) Suhu Gambar 13. Pengujian pada 100 mL Besarnya overshoot pada pengujian ini dapat dihitung sebagai berikut: Sedangkan untuk besarnya nilai error steady state dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ini: Pengujian dilanjutkan dengan uji respon pH terhadap waktu fermantasi, dimana waktu fermentasi untuk mendapatkan pH 4,5 dari 100 mL sample adalah 210 menit dengan pH awal adalah 6,24. Yoghurt hasil fermentasi 100 mL sample susu mencapai nilai pH 4,5 setelah 210 menit. 14 13 12 11 10 9 pH8 7 6 5 4 3 2 1 4.3 Pengujian Keseluruhan Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan untuk mengetahui respon volume sample pada sistem terhadap set point. pH 30 60 90 120 150 165 Waktu (menit) 180 210 240 Gambar 14. Respon pH pada 100 mL Sample 1. Pengujian Sistem Pada 100 mL Pengujian pada sample 100 mL dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai suhu stabil 45oC, serta nilai overshooot dan error steady state. 27 pH C4 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 [5] Putra, Ahmad Fauzi, 2014, “Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Itik Berbasis Mikrokontroler Menggunakan Metode Fuzzy Logic“, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Andalas, Padang. [6] Anonim, 2008, DS18B20 Sensor Datasheet. [7] Anonim, 2014, SEN0161 (pH Meter Kit) Sensor Datasheet. Gambar 15. Hasil yoghurt dengan fermentasi 100 mL sample Pengujian selanjutnya dilakukan pada 200 mL dan 300 mL sample, dengan pengujian respons waktu terhadap volume serta respon pH terhadap volume. 5. Kesimpulan Berdasarkan penelitian serta pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Telah dibuat sebuah rancang bangun sistem pengontrolan suhu untuk proses fermentasi yoghurt dengan metode fuzzy logic. Hasil dari perancangan sistem yang telah dibuat. sistem dapat mengendalikan suhu selama proses fermentasi dengan set point 45oC dengan nilai error steady state rata-rata sebesar 0,228% dan rata-rata overshoot sebesar 12,77%. 2. Yoghurt mencapai nilai pH 4,5 pada sample 100 mL selama 210 menit fermentasi, sample 200 mL selama 277 menit dan pada sample 300 mL selama 332 menit. Semakin kecil volume sample semakin cepat untuk mencapai nilai keasaman 4,5. REFERENSI Sutrisno, 2009, “Teknologi Pembuatan Yoghurt“, www.ebookpangan.com Diakses pada tanggal 15 April 2015. [2] Vionita, Rizka, 2014, “Sistem Pengendali Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrikontroler Dengan Metode Logika Fuzzy“, Sistem Komputer, Universitas Andalas, Padang. [3] Tekno Pangan & Agroindustri ITB, YOGHURT Vol 1-5, http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/ pangan/ipb/Yoghurt.pdf .Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB. Diakses pada tanggal 14 April 2015, [4] Rochadi Tawaf, “Persyaratan yoghurt menurut SNI (1995) “, 2015, Diakses pada tanggal 10 April 2015, Tersedia dari: URL: http//www.duniasapi.com. [1] Koswara, 28