peraturan presiden republik indonesia nomor 5 tahun 2012 tentang

advertisement
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2012
TENTANG
PENGESAHAN FINAL ACTS OF THE PLENIPOTENTIARY CONFERENCE,
GUADALAJARA, 2010 (AKTA-AKTA AKHIR KONFERENSI YANG
BERKUASA PENUH, GUADALAJARA, 2010)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa di Guadalajara, Meksiko, pada tanggal 4 sampai dengan
22 Oktober 2010, telah diselenggarakan Konferensi Tingkat
Tinggi Perhimpunan Telekomunikasi Dunia yang mengesahkan
Instrumen-instrumen
Perubahan
terhadap
Konstitusi
dan
Konvensi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional yang
tergabung dalam Final Acts of the Plenipotentiary Conference,
Guadalajara, 2010 (Akta-akta Akhir Konferensi Yang Berkuasa
Penuh, Guadalajara, 2010), sebagai hasil sidang para Delegasi
Negara-negara
Anggota
Perhimpunan
Telekomunikasi
Internasional;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, perlu mengesahkan Akta-akta Akhir tersebut
dengan Peraturan Presiden;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4012);
3. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1996 tentang Pengesahan
Constitution . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
2
-
Constitution and Convention of the International Telecommunication Union, Geneva, 1992 (Konstitusi dan Konvensi Perhimpunan Telekomunikasi Internasional, Jenewa, 1992) beserta
Instrumen Amandemennya, Kyoto, 1994 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 29);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN FINAL ACTS OF
THE PLENIPOTENTIARY CONFERENCE, GUADALAJARA, 2010
(AKTA-AKTA AKHIR KONFERENSI YANG BERKUASA PENUH,
GUADALAJARA, 2010).
Pasal 1
Mengesahkan
Final
Acts
of
the
Plenipotentiary
Conference,
Guadalajara, 2010 (Akta-akta Akhir Konferensi Yang Berkuasa
Penuh, Guadalajara,
diselenggarakan
2010) yang
Konferensi
ditandatangani pada
Tingkat
Tinggi
saat
Perhimpunan
Telekomunikasi Dunia pada tanggal 4 sampai dengan 22 Oktober
2010, di Guadalajara, Meksiko, beserta Reservation (Pensyaratan),
yang naskah aslinya dalam Bahasa Inggris, Bahasa Perancis,
Bahasa Spanyol, Bahasa Arab, Bahasa China, dan Bahasa Rusia
serta
terjemahannya
dalam
Bahasa
Indonesia
sebagaimana
terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Presiden ini.
Pasal 2
Apabila terjadi perbedaan penafsiran antara naskah terjemahan
Akta-akta Akhir dalam Bahasa Indonesia dengan naskah aslinya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, yang berlaku adalah
naskah aslinya dalam Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa
Spanyol, Bahasa Arab, Bahasa China, dan Bahasa Rusia.
Pasal 3
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
3
-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Januari 2012
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Januari 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2012
TENTANG
PENGESAHAN FINAL ACTS OF THE PLENIPOTENTIARY
CONFERENCE, GUADALAJARA, 2010 (AKTA-AKTA AKHIR KONFERENSI
YANG BERKUASA PENUH, GUADALAJARA, 2010)
PENSYARATAN TERHADAP PERUBAHAN KONSTITUSI DAN KONVENSI HASIL
KONFERENSI YANG BERKUASA PENUH, GUADALAJARA, 2010
Pemerintah Republik Indonesia dengan ini mensyaratkan sebagai berikut:
a.
memiliki hak untuk mengambil tindakan apapun dan pemeliharaan yang
dinilai perlu untuk mengamankan kepentingan nasionalnya apabila ada
ketentuan dari Konstitusi, Konvensi dan Resolusi, maupun keputusan
apapun dari Konferensi Yang Berkuasa Penuh ITU (Guadalajara, 2010),
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kedaulatannya atau
bertentangan dengan Konstitusi, Hukum dan Aturan Republik Indonesia
maupun hak-hak yang ada yang diperoleh oleh Republik Indonesia sebagai
kelompok dari traktat-traktat dan konvensi-konvensi serta prinsip-prinsip
hukum internasional apapun lainnya; dan
b.
memiliki hak untuk mengambil tindakan apapun dan pemeliharaan yang
dinilai perlu untuk mengamankan kepentingan nasionalnya apabila ada
Anggota dengan cara apapun gagal memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
Konstitusi
dan
Konvensi
Perhimpunan
Telekomunikasi
Internasional
(Guadalajara, 2010) atau apabila konsekuensi pensyaratan-pensyaratan
pada Anggota manapun membahayakan layanan-layanan telekomunikasinya atau mengakibatkan kenaikan saham kontribusi untuk pembayaran
biaya-biaya Perhimpunan yang tidak dapat diterima.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2012
TENTANG
PENGESAHAN FINAL ACTS OF THE PLENIPOTENTIARY
CONFERENCE, GUADALAJARA, 2010 (AKTA-AKTA AKHIR KONFERENSI
YANG BERKUASA PENUH, GUADALAJARA, 2010)
RESERVATION TO THE AMENDMENT OF THE CONSTITUTION AND
CONVENTION AS A RESULT OF THE PLENIPOTENTIARY
CONFERENCE, GUADALAJARA, 2010
The Government of the Republic of Indonesia does hereby reserve as follows:
a.
the right to take any action and preservation measures it deems necessary to
safeguard its national interests should any provision of the Constitution, the
Convention
and
the
Resolutions,
as
well
as
any
decision
of
the
Plenipotentiary Conference of the ITU (Guadalajara, 2010), directly or
indirectly affect its sovereignty or be in contravention to the Constitution,
Laws and Regulations of the Republic of Indonesia as well as the existing
rights acquired by the Republic of Indonesia as a party to other treaties and
conventions and any principles of international law; and
b.
the right to take any action and preservation measures it deems necessary to
safeguard its national interests should any Member in any way fail to comply
with the provisions of the Constitution and the Convention of the
International Telecommunication Union (Guadalajara, 2010) or should the
consequences of reservations by any Member jeopardize its telecommunication services or result in an unacceptable increase of its contributory share
towards defraying expenses of the Union.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Download