MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN :2301-9085 PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KONTEKSTUAL SISWA SMP DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Wilda Pratiwi Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Ismail Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Abstrak Dalam pembelajaran, kemampuan memecahkan masalah amatlah penting bukan saja bagi siswa yang kemudian hari akan mendalami matematika melainkan juga bagi siswa yang akan menerapkannya baik dalam bidang studi lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Krulik dan Rudnick ada 5 tahapan dalam pemecahan masalah yaitu Read,Explore, Select a strategy, Solve, dan Look Back. Masalah matematika kontekstual membuat siswa menjadi penasaran dan berusaha untuk memecahkan masalah, salah satunya materi perbandingan. Dalam memecahkan masalah, adanya perbedaan dalam memecahkan masalah matematika disebabkan oleh kepribadian yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan profil pemecahan masalah matematika kontekstual siswa SMP ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa kelas VII SMP dengan kemampuan matematika setara, di antaranya 1 siswa ekstrovert dan 1 siswa introvert. Instrumen penelitian yang digunakanuntukmemperoleh data yang dibutuhkanadalah angket tipe kepribadian ekstrovert-introvert, tes kemampuan matematika, tes pemecahan masalah matematika kontekstual dan pedoman wawancara. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan indikator pemecahan masalah Krulik dan Rudnick yaitu Read, Explore, Select a strategy, Solve, dan Look Back. Berdasarkan hasil penelitian, profil pemecahan masalah matematika kontekstual kedua subjek pada langkah membaca masalah relatif sama hanya saja subjek introvert lebih teliti dalam merumuskan dan menganilisis permasalahan. Pada langkah mengeksplorasi, subjek ekstrovert kurang lengkap dalam mengumpulkan informasi sehingga mempengaruhi langkah selanjutnya. Pada langkah memilih strategi,kedua subjek memiliki perbedaan yaitu subjek ekstrovert beranggapan tidak ada strategi lain namun subjek introvert beranggapan bahwa ada strategi lain untuk menyelesaikan permasalahan. Pada langkah menyelesaikan masalah, kedua subjek melaksanakan penyelesaian masalah sesuai dengan strategi yang dipilih. Pada langkah merefleksi, subjek ekstrovert tidak mengevaluasi langkah-langkah penyelesaian masalah, sedangkan subjek introvert mengevaluasi langkah-langkah penyelesaian masalah bahkan menggunakan strategi lain yang mungkin. Kata Kunci: Pemecahan Masalah, Langkah Pemecahan Masalah Krulik dan Rudnick, Ekstrovert, Introvert. Abstract In learning, the ability to solve problems was very important not only for students who will explore math but also for students who will apply on the other fields of study or on daily life. According to Krulik and Rudnick there was 5 stages in problem solving such as reading, exploring, selecting a strategy, solving, and looking back.Contextual mathematical problems make students become curious and trying to solve problems, one of them is material comparison.In solving problems, the differences in solving mathematical problems are caused by different personalities. This research was a qualitative research that the objective was to describe the profile of mathematical contextual problem solving in junior high school students based on extrovert and introvert personality. The subject of this research was one student from extrovert personality and one student from introvert personality that have same mathematics ability category.The instrument that used to gain data needed was questionnaire extrovert-introvert personality type, mathematical ability test, solving mathematicalcontextual problems and interview guide lines. The data obtained are analyzed based on Krulik and Rudnick problem solving indicators such as reading, exploring, selecting a strategy, solving, and looking back. 209 Volume 2 No.6 Tahun 2017 Based on the research result, profile of mathematical contextual problem solving from both subjects in the reading step was relatively the same but introvert subject was more careful in formulating and analyzing the problems. In the exploring step, the extrovert subject was incomplete in gathering information so that it affected on the next step.In the choosing strategy step, both of subjects has differences. The extrovert subject assumed that there was no other strategy to solve the problem but the introvert subject assumed that there was another strategy. In the problem solving step, both subjects carried out problem according to the chosen strategy. In the reflecting step, the extroverted subject does not evaluate the problem-solving steps, while the introverted subject evaluates the problem-solving steps even used other possible strategies. Keywords: Problem-Solving, Krulik and Rudnick problem solving step, Extrovert, Introvert. merupakan salah satu materi matematika yang kontekstual. Materi perbandingan merupakan materi yang memanfaatkan prosedur matematika. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan masalah matematika kontekstual materi perbandingan. Dalam memecahkan masalah, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Selaras dengan pendapat Siskawati (2013) bahwa adanya perbedaan dalam memecahkan masalah matematikadisebabkan oleh kepribadian yang berbeda. Kepribadian adalah keseluruhan pola sikap, perasaan dan ekspresi serta kebiasaan seseorang dalam menghadapi situasi. Salah satu kecenderungan tipe kepribadian dalam kajian ilmu psikologi oleh Carl Gustav Jung (dalamSuryabrata) dibagi menjadi dua golongan besar yaitu ekstrovert dan introvert. MenurutPangarso (2012) bahwa kebiasaan yang ada pada diri seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang bersikap dan mengambil keputusan dalam bertindak. Berdasarkan pada hal tersebut jikadikaitkan dengan pemecahan masalah maka kepribadian ekstrovert dan introvert turut berperan dalam kegiatan pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalahan. Hal yang samajugadikemukakan oleh Noviani (2014) bahwa dalam memecahkan masalah perbedaan kepribadian ekstrovert dan introvert memegang peranan penting. Djaali (2008) berpendapat bahwa seseorang yang berkepribadian ekstrovert tidak sabar menghadapi masalah serta ketika menyelesaikan persoalan tidak menuliskan secara rinci kesimpulan yang diperoleh, sedangkan kepribadian introvert lebih sabar dan menuliskan kesimpulan secara rinci. Siswa dengan kepribadian yang berbeda tentunya memiliki strategi pemecahan masalah yang berbeda pula. Melalui pengenalan kepribadian dapat membantu mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam diri siswa sehinggadapatdicari cara-cara terbaik untuk mengatasi kekurangan yang dapat menyebabkan ketidakberhasilan dalam pembelajaran. Subjek yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa SMP. Hal yang mendasari memilih siswa SMP disebabkan siswa SMP berusia 11 tahun ke atas sehingga PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Matematikadikenal sebagai mata pelajaran tentang berhitung saja, padahal matematika juga merupakan sebuah konsep-konsep dan memiliki keterkaitan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan pendapat Soedjadi (2003) yang menyarankan guru untuk memilih strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Pemilihan strategi yang tepat menyebabkan mata pelajaran matematika yang semuladianggap sulit akan menjadi menyenangkan karena menerapkan pendekatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Soedjadi (2003) seorang guru matematika harus memahami perkembangan siswanya, harus mengusahakan agar fakta, konsep, operasi ataupun prinsip dalam matematika itu terlihat konkret sehingga lebih mudah dipelajari oleh siswa. Guru juga dapat memberikan sebuah masalah kepada siswa untuk menarik minat siswa untuk belajar matematika. Masalah matematika yang dimunculkan guru sebaiknya masalah yang dekat dengan kehidupan seharihari (kontekstual) siswa. Selaras dengan pendapat Zulkardi (2006) bahwa masalah matematika kontekstual merupakan soal-soal matematika yang menggunakan berbagai konteks sehingga menghadirkan situasi yang pernah dialami secara nyata oleh anak. Masalah matematika kontekstual membuat siswa menjadi penasaran dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. Menurut Krulik dan Rudnick (1995:4) mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan proses dimanaindividumenggunakanpengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman yang telah diperoleh untuk menyelesaikan masalah pada situasi yang tidak dikenalnya. Menurut Krulik dan Rudnick ada 5 tahapan dalam pemecahan masalah yaitu Read the problem (Membaca masalah), Explore (Mengumpulkan informasi), Select a strategy (Memilihstrategi), Solve (Menyelesaikan), dan Lock Back (Refleksi). Bagian penting dari pemecahan masalah yaitu soal dari beberapa materi matematika. Materi perbandingan 210 Volume 2 No.6 Tahun 2017 memasuki tahap operasi formal (menurut Piaget). Pada tahap operasi formal, siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah dengan cara yang lebih baik, dapat memberikan alasan dalam pengambilan keputusan, dan dapat melihat hubunganhubungan abstrak. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Siswa SMP Ditinjau dari Tipe Kepribadian Ekstrover tdan Introvert.” Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dirumuskan pertanyaan penelitian yakni bagaimana profil pemecahan masalah matematika kontekstual siswa SMP tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Berdasarkan pertanyaan penelitian agar dapat menjawab pertanyaan penelitian tersebut, perlu adanya pengetahuan tentang beberapa teori yang mendukung penelitian ini, antara lain: pemecahan masalah, langkah pemecahan masalah menurut Krulik dan Rudnick, tipe kepribadian ekstrovert, dantipe kepribadian introvert. Menurut Polya (1973) pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan. Selaras dengan pendapat Polya, Krulik dan Rudnick (1995:4) juga mendefinisikan pemecahan masalah sebagai berikut “It [problem solving] is the mean by wich an individual uses previously acquired knowledge, skill, and understanding to satisfy the demand of an unfamiliar situation”. Artinya pemecahan masalah adalah suatu usaha individu menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahamannya untuk menemukan solusi dari suatu masalah. Berdasarkan pendapat dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan penyelesaian dari suatu permasalahan yang tidak begitu saja dapat diselesaikan dengan prosedur rutin. Menurut Krulik dan Rudnick (1995) pemecahan masalah dapat dilakukan melalui proses membaca masalah, mengumpulkan informasi, memilih strategi, menyelesaikan masalah dan merefleksi (melihat kembali). Berdasarkan langkah pemecahan masalah menurut Krulik dan Rudnick, beberapa indikator yang dapat dirumuskan sebagai berikut. Tabel Indikator Pemecahan Masalah Krulik dan Rudnick Langkah Indikator Memecahkan Masalah Memahami masalah Menganalisis ruang lingkup permasalahan: Merumuskan pokok permasalahan terkait dengan soal yang digunakan dalam penyelesaian masalah. Langkah Memecahkan Masalah Mengeksplorasi Memilih strategi Menyelesaikanmasalah Merefleksi Indikator Menganalisis permasalahan Memilih informasi yang diketahui dan ditanyakan Mengumpulkan informasi Mengidentifikasi kecukupan informasi pada permasalahan dan mengaitkan permasalahan dengan materi yang telah dipelajari Membuat model matematika dari permasalahan Membuat diagram/grafik/ bagan/ tabel Memilih langkah yang akan digunakan dalam pemecahan masalah Menentukan langkah untuk menyelesaikan permasalahan Memilihlangkah lain Menentukan langkah lain untuk menyelesaikan permasalahan Melaksanakan penyelesaian masalah Menyelesaikan permasalahan sesuai strategi yang dipilih Mengevaluasi langkahlangkah penyelesaian masalah Memeriksa kembali langkahlangkah penyelesaian masalah Kepribadian adalah pola perilaku dan persepsi dalam bereaksi maupun berinteraksi dengan individu lain serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Menurut Jung (dalam Djaali, 2008:11) kepribadian dibedakan menjadi dua, yakni introvert dan ekstrovert. Ekstrovert menurut Eysenck (dalam Catrunada, 2008) yaitu sebagai individu yang mudah bergaul, suka pesta, mempunyai banyak teman, membutuhkan teman untuk bicara, tidak suka membaca dan belajar sendirian, sangat membutuhkan kegembiraan, berperilaku tanpa berpikir dahulu, biasanya suka menuruti kata hati, gemar bergurau, selalu siap menjawab, dan biasanya suka akan perubahan, riang, tidak banyak pertimbangan dan tidak selalu dapat dipercaya. Berdasarkan uraian di atas, jika dihubungkan dengan kegiatan siswa ekstrovert terhadap pembelajaran matematika maka siswa tersebut memiliki sikap yang aktif dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun 211 Volume 2 No.6 Tahun 2017 dalam kelompok, berpikir logis matematis, apabila diberikan masalah matematika tidak berputus asa dalam menemukan solusi namun ceroboh dan kurang kritis dalam memecahkan masalah. Kepribadian intovert yang digambarkan oleh Eysenck (dalam Catrunada, 2008) mempunyai ciri khas antara lain pendiam, pemalu, mawas diri, gemar membaca, suka menyendiri dan menjaga jarak kecuali dengan teman yang sudah akrab, cenderung melihat-lihat dahuli sebelum melangkah, dan curiga, tidak suka kegembiraan, menjalani kehidupan sehari-hari dengan keseriusan, dan menyukai gaya hidup yang teratur dengan baik, perasaanya tertutup, dalam beberapa hal pesimis, dan mempunyai standar etika yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas, jika dihubungkan dengan kegiatan siswa introvert terhadap pembelajaran matematika maka siswa tersebut memiliki sikap yang kurang aktif bahkan cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun dalam kelompok, banyak berpikir, apabila diberikan masalah matematika siswa intovert akan menyelesaikan dengan sungguh-sungguh dan teliti. Untuk mengetahui tipe kepribadian siswadengan menggunakan tes kepribadian Myers – Briggs Type Indicator (MBTI) oleh Katharin dan Isabel dalam (Mudrika:2011) untuk mengetahui tipe kepribadian siswa dalam dimensi ekstrovert atau introvert. Dalam soal tes ini berisikan 15 nomor masing-masing nomor memiliki dua pernyataan yang bertolak belakang (pernyataan A dan pernyataan B). Subjek penelitian diharuskan memilih salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan dirinyaatau yang paling dominan dengan menandai pada kolom yang sudah disediakan (kolom isian). Qomariyah (2012) bahwa kebiasaan dan sikap dalam mengambil keputusan dan bertindak jelas sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam memahami suatu materi pembelajaran seseorang mengalami proses berpikir dari apa yang dipelajari dan kemudian mereka mengambil suatu kesimpulan terhadap apa yang dipelajari dengan dipengaruhi oleh sikap.Selain itu, tipe kepribadian juga mempunyai andil besar dalam pemecahan masalah. Dewiyani (2010) menyatakan bahwa setiap tipe kepribadian memiliki cara pemecahan masalah yang berbeda-beda. Siswa dengan tipe kepribadian yang berbeda akan berbeda pula dalam memecahkan masalah. Subjekpenelitian terdiri dari 2 siswa kelas VII SMP tahun ajaran 2016/2017 dengan rincian 1 siswa ekstrovert dan 1 siswa introvert dengan kriteria yang memiliki kemampuan matematika yang setara (skor tes kemampuan matematika maksimal selisih 5 poin), komunikatif dan bersedia.Instrumen yang digunakandalampenelitianiniyaitu Angket Kepribadian Ekstrovert-Introvert, Tes Kemampuan Matematika, Tes Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual, dan pedoman wawancara. Angket Kepribadian digunakan untuk mendapatkan data kelompok siswa ekstrovertintrovert. Tes Kemampuan Matematika digunakan untuk mendapatkan data nilai matematika siswa kelas VII. Tes Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual digunakan untuk mendapatkan data nilai tentang proses penyelesaian siswa dalam memecahkan masalah. Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang informasiinformasi yang tidak tertulis dan mendapatkan hasil yang lebih mendalam. Pemilihan subjek penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data Angket Kepribadian Ekstrovert dan Introvert dan Tes Kemampuan Matematika. Analisis data Angket Kepribadian Ekstrovert dan Introvert dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi. Analisis data Tes Kemampuan Matematika dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Dari hasil analisis data Tes Pemecahan Masalah Matematika dan wawancara akan dideskripsikan proses pemecahan masalah siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika konteksual. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil dan pembahasan mengenai proses pemecahan masalah matematika kontekstual siswa SMP ekstrovert dan introvert. 1. Profil Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Siswa SMP Ditinjau dari Tipe Kepribadian Ekstrovert Hal pertama yang dilakukan subjek ekstrovert ketika mendapatkan soal yaitu membaca masalah sebanyak dua kali. Hal tersebut dilakukan subjek ekstrovert agar lebih memahami permasalahan yang diberikan. Dari kegiatan membaca masalah tersebut, subjek ekstrovert dapat menyebutkan kata kunci yang terdapat dalam permasalahan dengan membaca lembar soal. Subjek ekstrovert dapat menyebutkan informasi yang ada pada soal secara singkat dan terkadang secara spontan. Subjek ekstrovert dapat mengungkapkan permasalahan menggunakan kalimatnya sendiri. Subjek ekstrovert dapat menyebutkan apa yang diketahui meskipun ada informasi yang diabaikan. Subjek ekstrovert dapat menyebutkan apa yang METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan mendeskripsikan pemecahan masalah matematika kontekstual siswa SMP ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. 212 Volume 2 No.6 Tahun 2017 ditanyakan dan memprediksi kecukupan informasi pada permasalahan yang diberikan. Jadi subjek ekstrovert memenuhi indikator merumuskan permasalahan dengan baik namun dalam indikator menganalisis permasalahan kurang teliti karena ada informasi yang diabaikan. Langkah selanjutnya yang dilakukan subjek ekstrovert yaitu mengeksplorasi. Dalam mengeksplorasi permasalahan, subjek ekstrovert dapat mengumpulkan informasi-informasi yang ada pada soal dan apa yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun dalam mengekplorasi permasalahan, subjek ekstrovert cenderung tergesagesa dan kurang teliti sehingga ada informasi yang tidak dihiraukan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arif (2009) bahwa siswa berkepribadian ekstrovert cenderung tergesa-gesa dan ceroboh dalam mengerjakan soal. Langkah selanjutnya yaitu memilih strategi, dalam memilih strategi subjek ekstrovert memilih strategi dengan coba dan kerjakan. Subjek ekstrovert memilih strategi itu karena akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Subjek ekstrovert juga beranggapan bahwa strategi tersebut menjadi satu-satunya strategi yang dapat memecahkan masalah. Subjek ekstrovert memenuhi indikator mengumpulkan informasi dan membuat model matematika dari permasalahan. Setelah memilih strategi, subjek ekstrovert melanjutkan ke langkah menyelesaikan masalah. Pada langkah menyelesaikan masalah, subjek menggunakan strategi sesuai dengan yang dipilih sebelumnya. Dalam menyelesaikan masalah subjek ekstrovert menggunakan informasi yang tersedia pada soal. Namun subjek ekstrovert kurang teliti dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah sehingga ada informasi yang tidak abaikan sehingga mempengaruhi penyelesaian. Langkah terakhir yaitu merefleksi, dalam langkah ini subjek ekstrovert sangat percaya diri dalam menyampaikan hasil yang telah diperoleh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suryabrata (2011) bahwa individu tipe ekstrovert memiliki kepecayaan diri yang sangat tinggi. Subjek ektrovert dalam menuliskan kesimpulan juga tidak begitu rinci. Selain itu, subjek ekstrovert sering terburu-buru dalam menjawab pertanyaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Djaali (2008) bahwa seseorang yang berkepribadian ekstrovert tidak sabar menghadapi masalah serta ketika menyelesaikan persoalan tidak menuliskan secara rinci kesimpulan yang diperoleh. Jadi subjek ekstrovert tidak melakukan evaluasi langkah-langkah penyelesaian masalah. Berdasarkan pemecahan masalah soal A dan soal B, subjek ekstrovert mengalami sedikit perbedaan dalam langkah pemecahan masalah. Perbedaan disebabkan karena subjek ekstrovert tidak teliti dalam memahami permasalahan. Dalam menyelesaikan soal A, subjek ektrovert kurang memperhatikan informasi yang tersedia. Pada awalnya subjek membaca masalah, mengeksplorasi, memilih strategi dan menyelesaikan masalah. Namun pada langkah menyelesaikan masalah subjek ekstrovert mengalami keraguan sehingga subjek ekstrovert kembali membaca masalah, mengeksplorasi, memilih strategi, menyelesaikan masalah dan merefleksi. Hal tersebut membuat subjek ekstrovert menemukan penyelesaian yang tepat. Sedangkan dalam menyelesaikan soal B, subjek ekstrovert kurang teliti dalam memahami informasi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Pada awalnya subjek membaca masalah, mengeksplorasi, memilih strategi, menyelesaikan masalah dan merefleksi. Karena tidak mengecek ulang hasilnya, jawaban yang dituliskan oleh subjek ekstrovert kurang tepat. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya langkah dalam menyelesaikan permasalahan sehingga jawabannya kurang tepat dan tidak sesuai yang diharapkan. 2. Profil Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Siswa SMP Ditinjau dari Tipe Kepribadian Introvert Langkah pertama saat subjek introvert mendapatkan soal yaitu membaca masalah. Subjek introvert membaca masalah berkali-kali agar ia memahami masalah yang diberikan. Selain membaca masalah, subjek introvert juga menggarisbawahi informasi yang dianggap penting. Hal tersebut digunakan untuk menemukan kata kunci pada permasalahan agar memudahkan dalam menyelesaikannya. Subjek introvert menuliskan secara rinci apa yang diketahui dan apa ditanyakan pada permasalahan. Subjek introvert dapat mendeskripsikan permasalahan menggunakan kalimatnya sendiri dengan penuh pertimbangan dan sangat detail. Jadi subjek introvert memenuhi indikator merumuskan permasalahan dan menganalisis permasalahan. Setelah membaca masalah, subjek introvert mengeksplorasi permasalahan dengan beranggapan bahwa informasi yang ada pada soal sudah cukup untuk menyelesaikan permasalahan. Subjek introvert memenuhi indikator mengumpulkan informasi dan membuat model matematika dari permasalahan dengan membuat tabel. Selanjutnya subjek introvert memilih strategi sesuai dengan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan 213 Volume 2 No.6 Tahun 2017 permasalahan yaitu mengaitkan materi dengan permasalahan yang ada. Jadi subjek introvert memenuhi indikator memilih langkah yang akan digunakan dalam pemecahan masalah dan mempunyai langkah lain dalam menyelesaikan permasalahan. Langkah selanjutnya yaitu menyelesaikan masalah. Subjek introvert menyelesaikan masalah dengan sangat rinci dan teliti. Selain menuliskan jawaban dengan sangat baik, pada saat wawancara subjek introvert menjawab setiap pertanyaan dengan hati-hati dan seolah-olah ada jeda waktu untuk berpikir. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suryabrata (2011) bahwa siswa introvert mempunyai strategi yang tepat dan berhati-hati dalam menentukan keputusan serta cenderung berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Setelah menyelesaikan masalah, subjek introvert mengecek ulang hasil yang diperoleh. Bahkan subjek introvert memiliki cara untuk mengecek hasil yang diperoleh dengan caranya sendiri. Subjek introvert juga sangat rinci dalam menuliskan kesimpulan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Djaali (2008) bahwa seseorang yang berkepribadian introvert lebih sabar menghadapi masalah dan menuliskan kesimpulan secara rinci. Jadi subjek introvert memenuhi indikator mengevaluasi langkahlangkah penyelesaian masalah dengan sangat baik. Berdasarkan pemecahan masalah soal A dan soal B, subjek introvert melakukannya secara konsisten. Langkah-langkah yang diambil oleh subjek introvert juga sama dan berurutan yaitu membaca masalah, mengeksplorasi, memilih strategi, menyelesaikan masalah dan merefleksi. Hal tersebut dikarenakan subjek introvert berhati-hati dalam setiap mengambil keputusan sehingga memperoleh penyelesaian yang benar. sehingga ada informasi yang diketahui terlewatkan yaitu jumlah hari dalam satu bulan. Pada langkah mengeksplorasi, siswa SMP tipe kepribadian ekstrovert mengumpulkan informasi dengan mengidentifikasi bahwa informasi yang ada pada soal sudah cukup untuk menyelesaikan soal A namun tidak cukup untuk menyelesaikan soal B. Siswa ekstrovert mengaitkan bahwa soal A berhubungan dengan materi operasi aljabar dan soal B berhubungan dengan materi perbandingan berbalik nilai. Siswa ekstrovert tidak membuat model matematika dari permasalahan seperti tidak membuat diagram/ grafik/ bagan/ tabel untuk menyelesaikan permasalahan. Pada langkah memilih strategi, siswa SMP tipe kepribadian ekstrovert memilih langkah yang akan digunakan dalam pemecahan soal A menggunakan coba-coba dan kerjakan dan soal B menggunakan perbandingan berbalik nilai. Siswa ekstrovert tidak memilih langkah lain untuk soal A dan B. Pada langkah menyelesaikan masalah, siswa SMP tipe kepribadian melaksanakan penyelesaian soal A sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu strategi coba-coba dan kerjakan sedangkan soal B melaksanakan penyelesaian soal B juga sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu strategi mengaitkan dengan materi yang pernah dipelajari yaitu perbandingan berbalik nilai. Pada langkah ini, siswa ekstrovert dalam menyelesaikan soal A mengalami keraguan sehingga subjek kembali ke langkah awal yaitu membaca masalah. Pada langkah merefleksi, siswa SMP tipe kepribadian ekstrovert mengevaluasi langkah-langkah penyelesaian masalah tidak memeriksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil dari soal B yang diperoleh kurang tepat. b. Profil Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Siswa SMP Ditinjau dari Tipe Kepribadian Introvert Pada langkah membaca masalah, siswa SMP tipe kepribadian introvert merumuskan permasalahan dengan menjelaskan pokok permasalahan menggunakan kalimat sendiri sesuai dengan kata kunci permasalahan secara hati-hati. Siswa introvert menganalisis permasalahan dengan memilih informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan rinci sehingga tidak ada informasi yang terlewatkan. Pada langkah mengeksplorasi, siswa SMP tipe kepribadian introvert mengumpulkan informasi dengan mengidentifikasi bahwa informasi yang ada pada soal sudah cukup untuk menyelesaikan soal A namun tidak cukup untuk menyelesaikan soal B. Siswa introvert mengaitkan bahwa soal A berhubungan dengan materi operasi aljabar dan soal B berhubungan PENUTUP Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. a. Profil Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Siswa SMP Ditinjau dari Tipe Kepribadian Ekstrovert Pada langkah membaca masalah, siswa SMP tipe kepribadian ekstrovert merumuskan permasalahan dengan menjelaskan pokok permasalahan menggunakan kalimat sendiri sesuai dengan kata kunci permasalahan secara spontan. Siswa ekstrovert menganalisis permasalahan dengan memilih informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan spontan 214 Volume 2 No.6 Tahun 2017 Catrunada, Lidya dan Ira Puspita. 2008. Prokrastinasi Task Differences on Thesis Introvert and Extrovert Personality. [Online]. Tersedia: http://229-587-1PB.pdf. [Diunduh 19 September 2016, pukul 13.00 WIB]. dengan materi perbandingan berbalik nilai. Siswa introvert tidak membuat model matematika dari permasalahan seperti tidak membuat diagram/ grafik/ bagan/ tabel untuk menyelesaikan permasalahan untuk soal A namun membuat tabel perbandingan untuk menyelesaiakan soal B. Pada langkah memilih strategi, siswa SMP tipe kepribadian introvert memilih langkah yang akan digunakan dalam pemecahan soal B menggunakan operasi aljabar dan soal B menggunakan perbandingan berbalik nilai. Siswa introvert tidak memilih langkah lain untuk soal A namun ia berpendapat bahwa ada langkah lain untuk soal B. Pada langkah menyelesaikan masalah, siswa SMP tipe kepribadian melaksanakan penyelesaian soal A sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu menggunakan operasi aljabar sedangkan soal B melaksanakan penyelesaian soal B juga sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu strategi mengaitkan dengan materi yang pernah dipelajari yaitu perbandingan berbalik nilai dengan menggambarkan tabel perbandingan juga. Pada langkah merefleksi, siswa SMP tipe kepribadian introvert mengevaluasi langkah-langkah penyelesaian masalah dengan memeriksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh tepat. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Mudrika, Nafis. 2011. Membaca Kepribadian Menggunakan Tes Myer Briggs Type Indicator (MBTI). [online]. Tersedia: http://mbti.pdf. [Diunduh 14 Oktober 2016, Pukul 14.00 WIB] Noviana, Julia. 2014. Profil Berpikir Metaforis Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari Tipe Kepribadian. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Surabaya Krulik dan Jesse A Rudnick. 1995. The New Sourcebook for Teaching Reasoningand Problem Solving in Elementary School. Boston: Temple University. Pangarso, Astadi. (2012). Prilaku Organisasi. [online]Tersedia: http://www.slideshare.net/a57adee/2-kepribadian. [Diunduh 25 Oktober 2016, Pukul 13.00 WIB] Polya, George. 1973. How to Solve It a New Aspect of Mathematical Method. New Jersey: Stanford University. Siskawati, Fury Styo. 2013. Penalaran Siswa SMP Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Perbedaan Kepribadian Ekstrovert dan Introvert. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Surabaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan profil pemecahan masalah matematika kontekstual siswa SMP ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert, peneliti dapat memberikan saran yang diuraikan sebagai berikut. 1. Penelitian ini dibatasi pada langkah pemecahan masalah Krulik dan Rudnick, diharapkan bagi peneliti selanjutnya akan mengadakan penelitian yang mengkaji hal serupa agar menvariasikan masalah matematikanya dan menambah soal. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa introvert lebih berhati-hati dan siswa ekstrovert cenderung terburu-buru. Diharapkan guru dapat memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat menjadi lebih teliti dan percaya diri. Soedjadi, R. 2003. Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah (PSMS) Unesa. Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers Zulkardi, dan Ilma, R. 2006. Mendesain Sendiri Soal Kontekstual Matematika. [Online] Tersedia: http://eprits.unsri.ac.id/610/1/mendesain_sendiri_s oal_kontekstual.pdf [Diunduh 21 November 2016 Pukul 21.00 WIB] DAFTAR PUSTAKA Arif, Mohammad. 2009. Proses Berfikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Turunan Fungsi Ditinjau Dari Perbedaan Kepribadian Dan Kemampuan Matematika. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Surabaya. 215