PENGARUH PEMBERIAN KREDIT, DAN MODAL AWAL TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN KECIL (STUDI PADA DEBITUR KREDIT USAHA RAKYAT BANKRAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK CABANG UNIT KOBA BANGKA TENGAH) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : NAMA : NORMANSYAH NIM : 302 1111 031 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2015 ABSTRACT Normansyah. 302 11 11 031. The Effect of Lending of Credit and Initial Capital on the Revenue of Micro and small Enterprises ( A Case Study at the Debtor of people’s Business Credit at Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Branch Unit of Koba, Central Bangka) Economics fakulty The background of the study is based on the number of the entrepreneurs of micro and small enterprises wich suffered the decreased of revenue after the lending of credit from the bank and there are some of them who closed his business, and the purpose of study is to get the tested exlanative finding about of effect the number of (1) lending of credit on the revenue of micro and small enterprises; (2) lending of credit without capital; (3)capital on the revenue of micro and small enterprises; and (4) lending credit and capital on revenue of micro an small enterprises. The subject of the study is Bank Rakyat Indonesia and the object of study lending of credit, capital and revenue of micro and small enterprises. The data of the study is quantitative data using questionnaires method and analyzed using path analysis. The result of the study indicates that (1) the lending of credit on the revenue of micro and small enterprises; (2) lending of credit without capital; (3)capital on the revenue of micro and small enterprises; and (4) lending credit on the revenue of micro and small enterprises have positif and significant effect on the lending of credit Keywords : lending of credit,initial capital, and revenue of micro and small enterprises PENDAHULUAN Latar Belakang. Perekonomian Indonesia semakin lama semakin berkembang dengan baik. Semua itu dapat dilihat dari peningkatan pertumbuhan perekonomian dan pendapatan perkapita penduduk. itu terjadi karena peranan pengusaha mikro dan kecil, oleh sebab itu usaha mikro dan kecil perlu dikembangkan, Akan tetapi, dalam melakukan pengembangan usahanya para pengusaha usaha mikro dan kecil tidaklah mudah. semua itu terjadi karena di sebabkan oleh beberapa faktor, seperti: rendahnya tingkat pendapatan usaha mikro kecil, kurangnya modal usaha, sulitnya mendapatkan kepercayaan dalam rangka pemberian kredit oleh bank, manajemen yang lemah, kurangnya pemanfaatan informasi dan teknologi, kurang mampu dalam pemanfaatan jaringan usaha, dan akses ke pasar yang minim dan lain – lainya. Pendapatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengukur tingkat keberhasilan para pengusaha mikro dan kecil. Semakin besar pendapatan yang diperoleh, maka semakin besar laba yang diperoleh pengusaha tersebut dan semakin besar pula pajak yang diterima oleh negara. Pendapatan dapat didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). pendapatan terdiri dari: upah, atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran. (Samuelson dan Nordhaus dalam Hana Erlinda 2014). Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan, yaitu (1) kesempatan kerja yang terbatas, (2) kecakapan dan keahlian, (3) motivasi, (4) keuletan bekerja, dan (5) banyak sedikitnya modal yang digunakan. Dengan adanya tambahan modal tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh oleh para pengusaha mikro dan kecil sehingga usahanya menjadi lebih maju. Tambahan modal bagi usaha mikro dan kecil bertujuan untuk meningkatkan volume usaha, sehingga dengan bertambahnya volume usaha diharapkan pendapatan dapat ditingkatkan. kekurangan modal menyebabkan rendahnya hasil yang diterima. Modal yang lemah tidak akan mampu membangun usaha bagi pedagang kecil dan tidak akan mampu mngembangkan usahanya tersebut, karena modal merupakan kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Cara mengatasi kelemahan usaha mikro dan kecil dalam hal modal kerja tentu saja pihak perbankan sangat memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan usahanya, yaitu dengan cara memberikan fasilitas kredit. Untuk mengatasi permasalahan keterbatasan modal, Pemerintah mulai mencanangkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2007 sebagai respon atas Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 agar penyaluran kredit dapat merata. Kredit Usaha Rakyat ini ditujukan bagi kelompok-kelompok UMKM di Indonesia. Kredit Usaha Rakyat adalah pembiayaan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja yang didukung oleh fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. Dilaksakannya program KUR merupakan salah satu cara pemerintah untuk mendongkrak pendapatan para pengusaha mikro dan kecil. Fenomena yang terjadi, melalui KUR ini pihak peminjam tidak perlu memberikan agunan kepada bank karena kredit ini merupakan pinjaman tanpa agunan dan sudah dijamin oleh pemerintah. Pemerintah menjamin kredit, apabila terjadi kredit macet maka sudah dijamin oleh perusahaan asuransi BUMN, yaitu PT. Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Perum Sarana Pembinaan Usaha (SPU) yang menanggung kredit macet hingga 70% dan 30% tanggungan bank pelaksana. Ada 2 jenis produk pinjaman untuk kredit mikro BRI, yaitu Kupedes dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI rentang plafon pinjamannya sampai dengan maksimal Rp.50.000.000,00. Menurut teori Kasmir dan Mubiyanto dalam Ni Wayan Ana Purnamayanti dkk (2014) menyatakan bahwa kredit secara positif dapat meningkatkan pendapatan, karena pemberian kredit yangdi salurkan oleh pihak bank dapat menambah modal usaha. akan tetapi hal itu tidak sesuai dengan hasil observasi lapangan yang Penulis lakukan di wilayah Bangka tengah khususnya kecamatan koba. Dari 12 sampel para pengusaha mikro dan kecil yang diambil dari berbagai macam jenis usaha dan tempat-tempat terpisah, menunjukkan bahwa ada beberapa pengusaha mikro dan kecil pengalami penurunan pendapatan setelah mendapatkan pemberian kredit oleh bank, bahkan ada yang usahanya bangkrut dan memulai dari nol lagi. Semua ini terjadi karena buruknya para pengusaha mikro kecil mengelolah dana kredit yang didapatkan dan berbagai faktor ekonomi lainya. Seperti yang terlihat pada tabel I.1 Tabel I.1 data jumlah kredit dan pendapatan UMK sebelum dan sesudah menerima kredit Jumlah kredit Jumlah Jumlah No Jenis usaha yang disalurkan pendapatan pendapatan . (dalam rupiah) sebelum setelah menerima menerima kredit (kredit (rupiah/pertahun) rupiah/tahum) 1 Toko kelontong 30.000.000 425.000.000 425.000.000 2 Rumah makan 25.000.000 360.000.000 380.000.000. 3 Rumah makan 20.000.000 350.000.000 340.000.000 4 Pedagangsayur 10.000.000 200.000.000 210.000.000 5 Toko kelontong 40.000.000 450.000.000 400.000.000 6 Toko kelontong 15.000.000 270.000.000 260.000.000 7 Toko kelontong 20.000.000 320.000.000 320.000.000 8 Distro 25.000.000 430.000.000 420.000.000 9 Distro 25.000.000 390.000.000 385.000.000 10 Bengkel las 50.000.000 500.000.000 500.000.000 11 Bengkel las 30.000.000 400.000.000 395.000.000 12 Konter hp 40.000.000 380.000.000 400.000.000 Sumber: data diolah 2015 Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan pengkaji permasalahan yang ada dan membahas permasalahan tersebut dalam bentuk uraian ilmiah yang berjul “PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DAN MODAL AWA L TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL” Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Apakah pemberian kredit berpengaruh langsung terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil ? Apakah pemberian kredit berpengaruh langsung terhadap modal awal? Apakah modal awal berpengaruh langsung terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil ? Apakah kredit, dan modal awal berpengaruh langsung terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil? Batasan Masalah Batasan masalah ini perlu diberikan mengingat luasnya ruang lingkup penelitian. Adapun batasan-batasan masalah yang akan dibahas, adalah sebagai berikut: 1. Masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada kredit, modal pendapatan usaha mikro dan kecil 2. Penelitian ini hanya para kreditur bank BRI unit koba yang berada di kecamatan koba, Bangka tengah LANDASAN TEORI Pengertian Bank Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2014: 3) Pada intinya bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, kemajuan suatu bank disuatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Pengertian Kredit Pemberian kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah bank. Istilah “kredit”berasal dari Bahasa Yunani ”credere” yang berarti “kepercayaan” (truth atau faith). Kata credere berasal dari Bahasa Latin “credo” yang berarti “aku percaya”, yang merupakan kombinasi dari Bahasa Sansekerta “cred” yang berarti “kepercayaan” dan Bahasa Latin “do” yang berarti “saya tempatkan”. Maka memperoleh kredit berarti memperoleh kepercayaan. dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan (kreditur) percaya bahwa penerima kredir (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Menurut Raymond p. Kent dalam Thamrin Abdullah dan Francis tantri (2013:163) kredit adalah hak untuk menerima pembayaran kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu mendatang , karena penyerahan barang-barang sekarang. Unsur-unsur Kredit Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga perbankan didasari atas kepercayaan, sehingga pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Adapun unsure-unsur kredit menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2013: 165) adalah sebagai berikut : a. Kepercayaan; yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan dating. b. Kesepakatan; kesepakatan ini meliputi kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.kesepakatan ini dituamgkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya. c. Jangka waktu; setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. d. Risiko; adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagih/macet pemberian kredit. Semakinpanjang resiko kredit maka semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun resiko yang tidak disengaja. e. Balas jasa; merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau fase tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balsa jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit merupakan keuntungan bank. Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia antara lain jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau. Dalam posisi strategis tersebut, pada sisi lain UMKM masih menghadapi banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain manajemen, permodalan, teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan pungutan, serta kemitraan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program yang termasuk dalam Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil (klaster 3). Klaster ini bertujuan untuk meningkatkan akses permodalan dan sumber daya lainnya bagi usaha mikro dan kecil KUR adalah skema kredit atau pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan koperasi (UMKMK) di bidang usaha produktif yang usahanya layak (feasible) namun mempunyai keterbatasan dalam pemenuhan persyaratan yang ditetapkan perbankan (belum bankable). KUR merupakan program pemberian kredit atau pembiayaan dengan nilai dibawah 50 (lima puluh) juta rupiah dengan pola penjaminan oleh pemerintah dengan besarnya coverage penjaminan maksimal 70% dari plafon kredit, lembaga penjaminnya adalah PT. Jamkrindo dan PT. Askrindo. Sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses Usaha Mikro Kecil Menengah dan koperasi (UMKMK) pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM). Ketentuan KUR Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut : a. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan: 1. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah. 2. dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya. 3. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang bersangkutan. b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi dengan ketentuan : 1. Untuk kredit sampai dengan Rp.5000.000 tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif pertahun. 2. Untuk kredit di atas Rp.5000.000 sampai dengan Rp.50.000.000 tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 16% efektif pertahun. Pengertian Modal Dalam ilmu ekonomi, istilah modal merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran yang dianut. Secara historis konsep modal juga mengalami perubahan/perkembangan (Snavely dalam Rachmawati Malik 2011). Dalam abad ke-16 dan 17 istilah modal dipergunakan untuk menunjukkan stok uang yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik yang kemudian dijual guna memperoleh keuntungan, atau stok komoditi itu sendiri. Istilah saham dan istilah modal sering dipakai secara sinonim. Perusahaan dagang Inggris yang didirikan atas dasar saham misalnya, dikenal sebagai perusahaan saham gabungan atau perusahaan modal saham.Smith dalam Rachmawati Malik (2011) menggunakan istilah modal dan modal berputar, yang didasari oleh kriteria sejauh mana suatu unsur modal terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal dalam jangka waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil) nilainya menjadi susut, maka unsur tersebut disebut modal tetap (misal mesin, bangunan, dan sebagainya). Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total, maka ia disebut modal berputar (misal tenaga kerja, bahan mentah dan sarana produksi). Pembedaan semacam ini (yang juga masih umum dipergunakan sampai sekarang), mendapat kritik dari Marx Bottomore dalam Racmawati Malik (2011). Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah usaha. Dengan adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak untuk dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang lain selain pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apakah suatu usaha mendapatkan keuntungan atau malah merugi. Menurut Munandar dalam Hana Erlinda (2014) Pendapatan suatu pertambahan aset yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Definisi ini menjelaskan bahwa suatu pertambahan assets dapat disebut revenue apabila pertambahan assets tersebut berasal dari kontra prestasi yang diterima perusahaan atas jasa-jasa yang diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity METODE PENELITIAN jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif kausal (sebab-akibat). Penelitian ini dilakukan di kecamatan koba kabupaten Bangka tengah. Survey Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 22 januari 2015 sampai dengan selesai. Objek penelitian ini difokuskan pada para pengusaha yang melakukan kredit di bank BRI unit koba. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 256 usaha mikro dan kecil yang melakukan kredit di bank BRI unit koba. dalam menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin : 𝑛= Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = batas toleransi kesalahan, yang dalam penelitian ini sebesar 10%. Jika dihitung dengan menggunakan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat digunakan adalah: 𝑛= 𝑛= 𝑛= 𝑛= 𝑛=71,91011 Jadi sampel yang digunakan berjumlah 72 orang Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Dalam menyusun proposal ini, terdapat dua macam variabel penelitian yang akan digunakan, yaitu sebagai berikut: 1. Variabel exogenous (X) Variabel exogenous, yaitu semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab ekplisitnya yang termasuk didalamnya ialah meau dalam diagram tidak ada anank panah yang menuju kearahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran. (Juliansyah Noor 2014 :82) 2. Variabel endogenous Variabel endogenous, ialah variabel yang mempunyai anak panah menuju kevariabel tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya ialah mencakup semua variabel perantara dan terikat. Definisi operasional penelitian ini adalah: a. pemberian Kredit Usaha Rakyat (X1) adalah pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang di tujukan untuk pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di kecamatan koba (dalam rupiah). b. Modal sendiri (modal awal) (X2) adalah biaya pribadi yang digunakan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam rupiah untuk kebutuhan usahanya c. Pendapatan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (Y) adalah jumlah uang yang diterima pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam satu tahun dari usahanya. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu usaha untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Tekhik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Metode wawancara (interview) 2. Metode penyebaran Kuisioner (Angket) 3. Metode observasi 4. Metode literatur Teknik Analisis Data Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis berganda. Analisis jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab-akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel eksogen mempengaruhi variabel endogen tidak hanya secara langsung, akan tetapi juga secara tidak langsung. (Retherford dalam julinasyah nor 2014: 81) Analisis jalur menggunakan diagram jalur untuk mempresentasikan permasalahan dalam bentuk gambar dan menentukan persamaan structural yang menyatakan hubungan antarvariabel pada diagram jalur tersebut. (leohlin dalam juliansyah nor 2014). Diagram jalur digunakan untuk menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Pengaruh-pengaruh itu disebut juga koefisien jalur, dimana secara matematik analisis jalur mengikuti model structural. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural Sebelum melakukan analisis suatu penelitian sebab akibat, terlebih dahulu peneliti membuat diagaram jalur yang digunakan untuk memrepresentasikan premasalahan dalam bentuk gambar dan menentukan persamaan struktural yang menyatakan hubungan antar variabel pada diagram jalur tersebut. (Juliansyah Noor 2014 :83) Gambar III.1 diagram jalur X1 P X1Y PX1X2 Y PX2Y X2 Sumber Data: Diolah Sendiri 2015 Berdasarkan gambar diatas, maka persamaan sruktural dari permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Hubungan kausal dari X1, dan X2 ke Y yang dinyatakan: Y= P X1Y + PX2Y + Dimana : y= variabel endogen P = besarnya pengaruh langsung (path coefisien) = galat (eror) atau pengaruh dari variabel lain Persamaan diatas menyatakan pengaruh langsung dari variabel eksogen (X1 dan X2) terhadap variabel endogen (Y) 2. Hubungan kausal dari X1 ke X2 yang dinyatakan: X2= PX1X2 + Persamaan diatas menyatakan pengaruh langsung dari variabel eksogen X1 terhadap variabel endogen X2 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.2.3 Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur berguna untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel yang akan diteliti. Untuk mengetahui tentang gambaran mengenai hubungan sebab akibat antar variabel rinci maka dapat dilihat dari penjelasan sebagai berikut Gambar IV.2 diagram jalur X1 0,485 0,45 0,352 Y X2 0,626 Sumber Data: Diolah Sendiri 2015 Berdasarkan hasil analisis jalur diatas maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Besarnya sumbangan pengaruh langsung variabel X1terhadap variabel Y yaitu: Pengaruh langsung =ρYX1 x ρYX1 = (0,485) (0,485) = 0,235 Pengaruh melalui hubungan korelasi dengan X2 =ρYX1 rx1x2 xρYX2 =(0,485)(0,45)(O,352) = 0,07682 Pengaruh X1 ke Y secara total = 0,235+ 0,0768 = 0,312 2. Besarnya sumbangan pengruah langsung variabel X1 terhadap variabel X2 yaitu: Pengaruh langsung = ρx1 x ρX2 = (0,45) (0,45) = 0,203 Pengaruh melalui hubungan korelasi dengan X1 =ρYX2rx1x2 xρYX1 =(0,352)(0,45)(O,485) = 0,0768 Pengaruh X1 ke X2 secara total = 0,124+ 0,0768 = 0,203 3. Besarnya sumbangan pengruah langsung variabel X2 terhadap variabel Y yaitu: Pengaruh langsung = ρYX2 x ρYX2 = (0,352) (0,352) = 0,124 Pengaruh melalui hubungan korelasi dengan X1 =ρYX2rx1x2xρYX1 =(0,352)(0,45)(O,485) = 0,0768 Pengaruh X1 ke Y secara total = 0,124+ 0,0768 = 0,201 4. Pengaruh gabungan oleh X1 dan X2 ke Y adalah: = 0.312 + 0.201 = 0.513, Pembahsan :Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Pendapatan Berdasarkan hasil analis jalur (path analisis) yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel pemberian kredit berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap pendapatan. Hal itu dikarenakan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kredit berpengaruh secara langsung dalam upaya meningkatkan pendapatan Usaha Mikro dan Kecil di kecamatan Koba dengan hubungan keeratan sebesar 48,5% dan besar sumbangan pengaruh langsung sebesar 23,5%, sedangkan Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui modal awal sebesar 7,68%. Sehingga pengaruh total dari pemberian kredit terhadap pendapatan sebesar 32,18%. Dari hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika para pengusaha mikro dan kecil melakukan kredit maka akan secara langsung berperan positif untuk meningkatkan pendapatan. Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Modal Awal Berdasarkan hasil analis jalur (path analisis) yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel pemberian kredit berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap modal awal. Hal itu dikarenakan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kredit berpengaruh secara langsung dalam upaya meningkatkan modal awal Usaha Mikro dan Kecil di kecamatan Koba dengan hubungan keeratan sebesar 45% dan besar sumbangan pengaruh langsung sebesar 20,3%, sedangkan Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui modal awal sebesar 7,68%. Sehingga pengaruh total dari pemberian kredit terhadap modal awal sebesar 27,9%. Dari hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika para pengusaha mikro dan kecil melakukan kredit maka akan secara langsung berperan positif untuk meningkatkan modal awal. Pengaruh Modal Awal Terhadap Pendapatan Berdasarkan hasil analis jalur (path analisis) yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel modal awal berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap pendapatan. Hal itu dikarenakan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal awal berpengaruh secara langsung dalam upaya meningkatkan pendapatan Usaha Mikro dan Kecil di kecamatan Koba dengan hubungan keeratan sebesar 35,2% dan besar sumbangan pengaruh langsung sebesar 12,4%, sedangkan Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui pemberian kredit sebesar 7,68%. Sehingga pengaruh total dari modal awal terhadap pendapatan sebesar 20,1%. Dari hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika para pengusaha mikro dan kecil melakukan kredit maka akan secara langsung berperan positif untuk meningkatkan modal awal. Pengaruh Pemberian dan Modal Awal Terhadap Pendapatan Berdasarkan hasil analis jalur (path analisis) yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel pemberian kredit dan modal awal berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap pendatan. Hal itu dikarenakan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kredit dan modal awal berpengaruh secara langsung dalam upaya meningkatkan pendapatan Usaha Mikro dan Kecil di kecamatan Koba sebesar sumbangan pengaruh langsung sebesar 51,3%, sedangkan pengaruh lain diluar variabel sebesar 39,2%.. Dari hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian kredit dan modal awal akan secara langsung berperan positif untuk meningkatkan pendapatan, dan mengindikasikan bahwa masih banyak variabel lain yang mempengaruhi pendapatan usaha mikro dan kecil selain dari pemberian kredit dan modal awal yang memerlukan penelitian lebih lanjut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan atas pemberian Kredit dan modal terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil di kecamatan koba, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel pemberian kredit berpengaruh positif secara langsung dan signifikan terhadap b>pendapatan usaha mikro dan kecil. Terbukti dengan bertambahnya jumlah pemberian kredit yang didapatkan maka secara langsung akan berperan dalam menambah pendapatan usaha mikro dan kecil. 2. Berdasarkan hasil analisi penelitian dan pembahasan diketahui bahwa variabel pemberian kredit akan mempengaruhi modal awal secara positif dan signifikan 3. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa variabel modal awal dapat mempengaruhi pendapatan usaha mikro dan kecil secara positif, langsung dan signifikan. 4. Ada pengaruh langsung positif dan signifikan antara variabel pemberian kredit dan modal awal terhadap pendapatan Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran yang penulis berikan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan pemberian kredit dan modalawal terhadap pendapatan, yaitu antara lain: 1. Bagi para peneliti selanjutnya yang berminat untuk mendalami lebih lanjut hubungan kausal antar variabel pemberian kredit dan modal awal terhadap pendapatan dan juga mendalami teori – teori manajemen keuangan maka diharapkan dapat meneliti lebih lanjut dengan metode yang sama dilokasi yang berbeda. Supaya berguna untuk menguji model hubungan kausal dalam skripsi ini secara luas. 2. Peneliti selanjutnya juga diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan structural variabel lain yang diduga kuat dalam mempengaruhi pendapatan seperti: kondisi ekonomi, biaya operasional, jumlah pegawai, tingkat suku bunga kredit dan lain – lainya. 3. Bagi Bank Rakyat Indonesia Unit Koba disarankan: a. mempermudah segala sesuatu yang termasuk syarat pemberian kredit agar pendapatan para pengusaha mikro dan kecil meningkat. b. Menurunkan tingkat suku bunga kredit usaha Dan menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro dan kecil. 4. Bagi para pengusaha mikro dan kecil disarankan agar dana pemberian kredit yang telah diberikan oleh pihak bank seharusnya digunakan untuk keperluan usaha. Bukan untuk konsumtif. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. (2013).Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta : Penerbit oleh PT Rajagrafindo Persada. Clementina, Kanu, dan Hamilton O (2014). “The Rising Incidence of Non Performing Loans and the nexus of economic performance in Nigeria”. European Journal of Accounting Auditing and Finance Research Vol.2, No.5, pp. 87-96, July, 2014. (http://www.eajournals.org, di akses july 2014). Ghozali,Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponogero. Hasanudin, Muhammad dan Prihatiningsih. (2010). “Analisis pengaruh dana pihak ketiga, tingkat suku bunga kredit, non performance loan (NPL) dan tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit bank perkreditan rakyat (BPR) di jawa tengah”. Jurnal TEKNIS Vol. 5 No.1, April, 2010. (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom, diakses April 2010). Ikatan Bankir Indonesia. (2014). Mengelola Bank Komersial. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Klein,Nir (2012). “Non-Performing Loans in CESEE: Determinants and Impact on Macroeconomic Performance”. International Journal of Business and Management, September, 2012. (www.imf.org/external, di akses September 2014). Kusmiawati, Ayu. (2012). “Pengaruh penyaluran kredit dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas (ROA)”. Journal Of Management Vol. 1, No. 2, Hal. 809, Juni, 2010. (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom, diakses Juli 2012). Muklis, Imam (2011). “Pengaruh Kredit Bank ditinjau dari Jumlah Dana Pihak ketiga dan tingkat Non Performing Loan (NPL)”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.15, No.1, Januari 2011. (http://download.portalgaruda.org, di akses januari 2011). Ranjav, Rajiv and Chandra Dhal (2011). “Non-Performing Loans and Terms of Credit of Public Sector Banks in India: An Empirical Assessment”. Journal Reserve Bank of India Occasional Papers Vol. 24, No. 3. (rbidocs.rbi.org.in, Diakses Mei 2011). Saryadi. (2013). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia”. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Maret, 2013. (http//ejournal.undip.ac.id/index.php/smo), di akses Maret 2013). Sugioyo, (2013). “ Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D“. Bandung :Penerbit Alfabeta Sunyoto, Danang. (2011). Praktik SPSS. Yogyakarta : Penerbit Muha Medika Sutrisno. (2013). Manejemen KeuanganTeori Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit oleh Ekonisia. PENPRES No. 9 Tahun 1965 PENPRES No.17 Tahun 1965 PERPU No. 41 Tahun 1960 PP. No.1 Tahun 1946 Pasal 1 Tenrilau (2010). “ Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Penyaluran Kredit Perbankan”. Journal Of Management Vol. 1, No. 2, Hal. 80-9, Tahun 2010. (http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/djom), Diakses Oktober 2010. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan UU No. 13 Tahun 1968 Tentang Undang-Undang Bank Sentral UU No. 14 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok jenis Perbankan UU No. 14 Tahun 1967 Tentang Undang-Undang Pokok Perbankan UU No.7 Tahun 1992 Tentang Pinjaman (Kredit). .