pengaruh pemberian kredit, dan modal awal terhadap

advertisement
PENGARUH PEMBERIAN KREDIT, DAN MODAL AWAL
TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN KECIL
(STUDI PADA DEBITUR KREDIT USAHA RAKYAT
BANKRAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK
CABANG UNIT KOBA BANGKA TENGAH)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
NAMA : NORMANSYAH
NIM
: 302 1111 031
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2015
ABSTRACT
Normansyah. 302 11 11 031.
The Effect of Lending of Credit and Initial Capital on the Revenue of Micro and
small Enterprises ( A Case Study at the Debtor of people’s Business Credit at Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Branch Unit of Koba, Central Bangka)
Economics fakulty
The background of the study is based on the number of the entrepreneurs of
micro and small enterprises wich suffered the decreased of revenue after the lending
of credit from the bank and there are some of them who closed his business, and the
purpose of study is to get the tested exlanative finding about of effect the number of
(1) lending of credit on the revenue of micro and small enterprises; (2) lending of
credit without capital; (3)capital on the revenue of micro and small enterprises; and
(4) lending credit and capital on revenue of micro an small enterprises.
The subject of the study is Bank Rakyat Indonesia and the object of study
lending of credit, capital and revenue of micro and small enterprises. The data of the
study is quantitative data using questionnaires method and analyzed using path
analysis.
The result of the study indicates that (1) the lending of credit on the revenue
of micro and small enterprises; (2) lending of credit without capital; (3)capital on the
revenue of micro and small enterprises; and (4) lending credit on the revenue of
micro and small enterprises have positif and significant effect on the lending of credit
Keywords : lending of credit,initial capital, and revenue of micro and small
enterprises
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Perekonomian Indonesia semakin lama semakin berkembang dengan baik.
Semua itu dapat dilihat dari peningkatan pertumbuhan perekonomian dan pendapatan
perkapita penduduk. itu terjadi karena peranan pengusaha mikro dan kecil, oleh sebab
itu usaha mikro dan kecil perlu dikembangkan, Akan tetapi, dalam melakukan
pengembangan usahanya para pengusaha usaha mikro dan kecil tidaklah mudah. semua
itu terjadi karena di sebabkan oleh beberapa faktor, seperti: rendahnya tingkat
pendapatan usaha mikro kecil, kurangnya modal usaha, sulitnya mendapatkan
kepercayaan dalam rangka pemberian kredit oleh bank, manajemen yang lemah,
kurangnya pemanfaatan informasi dan teknologi, kurang mampu dalam pemanfaatan
jaringan usaha, dan akses ke pasar yang minim dan lain – lainya.
Pendapatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengukur tingkat
keberhasilan para pengusaha mikro dan kecil. Semakin besar pendapatan yang
diperoleh, maka semakin besar laba yang diperoleh pengusaha tersebut dan semakin
besar pula pajak yang diterima oleh negara. Pendapatan dapat didefinisikan sebagai
jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka
waktu tertentu (biasanya satu tahun). pendapatan terdiri dari: upah, atau penerimaan
tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta
pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau
asuransi pengangguran. (Samuelson dan Nordhaus dalam Hana Erlinda 2014). Ada
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan, yaitu (1) kesempatan kerja
yang terbatas, (2) kecakapan dan keahlian, (3) motivasi, (4) keuletan bekerja, dan (5)
banyak sedikitnya modal yang digunakan.
Dengan adanya tambahan modal tersebut diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan yang diperoleh oleh para pengusaha mikro dan kecil sehingga usahanya
menjadi lebih maju. Tambahan modal bagi usaha mikro dan kecil bertujuan untuk
meningkatkan volume usaha, sehingga dengan bertambahnya volume usaha diharapkan
pendapatan dapat ditingkatkan. kekurangan modal menyebabkan rendahnya hasil yang
diterima. Modal yang lemah tidak akan mampu membangun usaha bagi pedagang kecil
dan tidak akan mampu mngembangkan usahanya tersebut, karena modal merupakan
kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Cara
mengatasi kelemahan usaha mikro dan kecil dalam hal modal kerja tentu saja pihak
perbankan sangat memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan usahanya,
yaitu dengan cara memberikan fasilitas kredit.
Untuk mengatasi permasalahan keterbatasan modal, Pemerintah mulai
mencanangkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2007 sebagai respon
atas Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 agar penyaluran kredit dapat merata. Kredit
Usaha Rakyat ini ditujukan bagi kelompok-kelompok UMKM di Indonesia. Kredit
Usaha Rakyat adalah pembiayaan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi
(UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja yang didukung oleh fasilitas
penjaminan untuk usaha produktif. Dilaksakannya program KUR merupakan salah satu
cara pemerintah untuk mendongkrak pendapatan para pengusaha mikro dan kecil.
Fenomena yang terjadi, melalui KUR ini pihak peminjam tidak perlu
memberikan agunan kepada bank karena kredit ini merupakan pinjaman tanpa agunan
dan sudah dijamin oleh pemerintah. Pemerintah menjamin kredit, apabila terjadi kredit
macet maka sudah dijamin oleh perusahaan asuransi BUMN, yaitu PT. Asuransi Kredit
Indonesia (Askrindo) dan Perum Sarana Pembinaan Usaha (SPU) yang menanggung
kredit macet hingga 70% dan 30% tanggungan bank pelaksana.
Ada 2 jenis produk pinjaman untuk kredit mikro BRI, yaitu Kupedes dan Kredit
Usaha Rakyat (KUR) Mikro. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI rentang plafon
pinjamannya sampai dengan maksimal Rp.50.000.000,00.
Menurut teori Kasmir dan Mubiyanto dalam Ni Wayan Ana Purnamayanti dkk
(2014) menyatakan bahwa kredit secara positif dapat meningkatkan pendapatan, karena
pemberian kredit yangdi salurkan oleh pihak bank dapat menambah modal usaha. akan
tetapi hal itu tidak sesuai dengan hasil observasi lapangan yang Penulis lakukan di
wilayah Bangka tengah khususnya kecamatan koba. Dari 12 sampel para pengusaha
mikro dan kecil yang diambil dari berbagai macam jenis usaha dan tempat-tempat
terpisah, menunjukkan bahwa ada beberapa pengusaha mikro dan kecil pengalami
penurunan pendapatan setelah mendapatkan pemberian kredit oleh bank, bahkan ada
yang usahanya bangkrut dan memulai dari nol lagi. Semua ini terjadi karena buruknya
para pengusaha mikro kecil mengelolah dana kredit yang didapatkan dan berbagai faktor
ekonomi lainya. Seperti yang terlihat pada tabel I.1
Tabel I.1 data jumlah kredit dan pendapatan UMK sebelum dan sesudah menerima kredit
Jumlah kredit
Jumlah
Jumlah
No
Jenis usaha
yang disalurkan
pendapatan
pendapatan
.
(dalam rupiah)
sebelum
setelah menerima
menerima kredit
(kredit
(rupiah/pertahun)
rupiah/tahum)
1
Toko kelontong
30.000.000
425.000.000
425.000.000
2
Rumah makan
25.000.000
360.000.000
380.000.000.
3
Rumah makan
20.000.000
350.000.000
340.000.000
4
Pedagangsayur
10.000.000
200.000.000
210.000.000
5
Toko kelontong
40.000.000
450.000.000
400.000.000
6
Toko kelontong
15.000.000
270.000.000
260.000.000
7
Toko kelontong
20.000.000
320.000.000
320.000.000
8
Distro
25.000.000
430.000.000
420.000.000
9
Distro
25.000.000
390.000.000
385.000.000
10
Bengkel las
50.000.000
500.000.000
500.000.000
11
Bengkel las
30.000.000
400.000.000
395.000.000
12
Konter hp
40.000.000
380.000.000
400.000.000
Sumber: data diolah 2015
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk
meneliti dan pengkaji permasalahan yang ada dan membahas permasalahan tersebut
dalam bentuk uraian ilmiah yang berjul “PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DAN
MODAL AWA L TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Apakah pemberian kredit berpengaruh langsung terhadap pendapatan usaha
mikro dan kecil ?
Apakah pemberian kredit berpengaruh langsung terhadap modal awal?
Apakah modal awal berpengaruh langsung terhadap pendapatan usaha mikro
dan kecil ?
Apakah kredit, dan modal awal berpengaruh langsung terhadap pendapatan
usaha mikro dan kecil?
Batasan Masalah
Batasan masalah ini perlu diberikan mengingat luasnya ruang lingkup
penelitian. Adapun batasan-batasan masalah yang akan dibahas, adalah sebagai berikut:
1. Masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada kredit, modal pendapatan usaha
mikro dan kecil
2. Penelitian ini hanya para kreditur bank BRI unit koba yang berada di kecamatan
koba, Bangka tengah
LANDASAN TEORI
Pengertian Bank
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2014: 3) Pada intinya bank dapat
didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi ekonomi
suatu negara. Oleh karena itu, kemajuan suatu bank disuatu negara dapat pula dijadikan
ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin
besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut.
Pengertian Kredit
Pemberian kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan
oleh sebuah bank. Istilah “kredit”berasal dari Bahasa Yunani ”credere” yang berarti
“kepercayaan” (truth atau faith). Kata credere berasal dari Bahasa Latin “credo” yang
berarti “aku percaya”, yang merupakan kombinasi dari Bahasa Sansekerta “cred” yang
berarti “kepercayaan” dan Bahasa Latin “do” yang berarti “saya tempatkan”. Maka
memperoleh kredit berarti memperoleh kepercayaan. dasar dari kredit ialah
kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan (kreditur) percaya bahwa
penerima kredir (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu
yang telah dijanjikan.
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam
hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan.
Menurut Raymond p. Kent dalam Thamrin Abdullah dan Francis tantri
(2013:163) kredit adalah hak untuk menerima pembayaran kewajiban untuk melakukan
pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu mendatang , karena penyerahan
barang-barang sekarang.
Unsur-unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga perbankan didasari atas
kepercayaan, sehingga pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Adapun
unsure-unsur kredit menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2013: 165) adalah
sebagai berikut :
a. Kepercayaan; yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang
diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
dimasa yang akan dating.
b. Kesepakatan; kesepakatan ini meliputi kesepakatan antara si pemberi kredit
dengan si penerima kredit.kesepakatan ini dituamgkan dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajibannya.
c. Jangka waktu; setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
d. Risiko; adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu risiko tidak tertagih/macet pemberian kredit. Semakinpanjang resiko
kredit maka semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini
menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang
lalai, maupun resiko yang tidak disengaja.
e. Balas jasa; merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau fase tersebut
yang kita kenal dengan nama bunga. Balsa jasa dalam bentuk bunga dan
administrasi kredit merupakan keuntungan bank.
Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai
pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM
menurut Bank Indonesia antara lain jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap
sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih
banyak kesempatan kerja, memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal
dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga
terjangkau. Dalam posisi strategis tersebut, pada sisi lain UMKM masih menghadapi
banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan aktivitas
usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang
selama ini telah sering diungkapkan, antara lain manajemen, permodalan, teknologi,
bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan pungutan, serta
kemitraan.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program yang termasuk dalam
Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha
Ekonomi Mikro dan Kecil (klaster 3). Klaster ini bertujuan untuk meningkatkan akses
permodalan dan sumber daya lainnya bagi usaha mikro dan kecil KUR adalah skema
kredit atau pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang khusus diperuntukkan bagi
Usaha Mikro Kecil Menengah dan koperasi (UMKMK) di bidang usaha produktif yang
usahanya layak (feasible) namun mempunyai keterbatasan dalam pemenuhan
persyaratan yang ditetapkan perbankan (belum bankable). KUR merupakan program
pemberian kredit atau pembiayaan dengan nilai dibawah 50 (lima puluh) juta rupiah
dengan pola penjaminan oleh pemerintah dengan besarnya coverage penjaminan
maksimal 70% dari plafon kredit, lembaga penjaminnya adalah PT. Jamkrindo dan PT.
Askrindo. Sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan
KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses Usaha Mikro Kecil Menengah dan
koperasi (UMKMK) pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI,
Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM).
Ketentuan KUR
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui
Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan
Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam
penyaluran KUR adalah sebagai berikut :
a. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang
feasible namun belum bankable dengan ketentuan:
1. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/pembiayaan dari
perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur (SID)
pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum pernah
memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah.
2. dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan pembiayaan
kredit program lainnya.
3. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang
bersangkutan.
b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi dengan
ketentuan :
1. Untuk kredit sampai dengan Rp.5000.000 tingkat bunga kredit atau margin
pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif pertahun.
2. Untuk kredit di atas Rp.5000.000 sampai dengan Rp.50.000.000 tingkat bunga
kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara
16% efektif pertahun.
Pengertian Modal
Dalam ilmu ekonomi, istilah modal merupakan konsep yang pengertiannya
berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran yang
dianut. Secara historis konsep modal juga mengalami perubahan/perkembangan
(Snavely dalam Rachmawati Malik 2011).
Dalam abad ke-16 dan 17 istilah modal dipergunakan untuk menunjukkan stok uang
yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik yang kemudian dijual guna
memperoleh keuntungan, atau stok komoditi itu sendiri. Istilah saham dan istilah
modal sering dipakai secara sinonim. Perusahaan dagang Inggris yang didirikan atas
dasar saham misalnya, dikenal sebagai perusahaan saham gabungan atau perusahaan
modal saham.Smith dalam Rachmawati Malik (2011) menggunakan istilah modal
dan modal berputar, yang didasari oleh kriteria sejauh mana suatu unsur modal
terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal
dalam jangka waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian
(kecil) nilainya menjadi susut, maka unsur tersebut disebut modal tetap (misal mesin,
bangunan, dan sebagainya). Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total, maka
ia disebut modal berputar (misal tenaga kerja, bahan mentah dan sarana produksi).
Pembedaan semacam ini (yang juga masih umum dipergunakan sampai sekarang),
mendapat kritik dari Marx Bottomore dalam Racmawati Malik (2011).
Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah usaha. Dengan
adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak untuk
dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang lain selain
pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah usaha.
Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apakah suatu usaha
mendapatkan keuntungan atau malah merugi.
Menurut Munandar dalam Hana Erlinda (2014) Pendapatan suatu
pertambahan aset yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan
karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan
pertambahan assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Definisi ini
menjelaskan bahwa suatu pertambahan assets dapat disebut revenue apabila
pertambahan assets tersebut berasal dari kontra prestasi yang diterima perusahaan
atas jasa-jasa yang diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau
peningkatan assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity
METODE PENELITIAN
jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif kausal
(sebab-akibat). Penelitian ini dilakukan di kecamatan koba kabupaten Bangka tengah.
Survey Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 22 januari 2015 sampai dengan
selesai. Objek penelitian ini difokuskan pada para pengusaha yang melakukan kredit di
bank BRI unit koba. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 256 usaha mikro dan kecil
yang melakukan kredit di bank BRI unit koba. dalam menentukan ukuran sampel
menggunakan rumus Slovin :
𝑛=
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = batas toleransi kesalahan, yang dalam penelitian ini sebesar 10%.
Jika dihitung dengan menggunakan rumus tersebut, maka jumlah sampel
yang dapat digunakan adalah:
𝑛=
𝑛=
𝑛=
𝑛=
𝑛=71,91011
Jadi sampel yang digunakan berjumlah 72 orang
Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
Dalam menyusun proposal ini, terdapat dua macam variabel penelitian yang akan
digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel exogenous (X)
Variabel exogenous, yaitu semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab
ekplisitnya yang termasuk didalamnya ialah meau dalam diagram tidak ada anank
panah yang menuju kearahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran.
(Juliansyah Noor 2014 :82)
2. Variabel endogenous
Variabel endogenous, ialah variabel yang mempunyai anak panah menuju
kevariabel tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya ialah mencakup semua
variabel perantara dan terikat. Definisi operasional penelitian ini adalah:
a. pemberian Kredit Usaha Rakyat (X1) adalah pinjaman Kredit Usaha Rakyat
(KUR) yang di tujukan untuk pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di
kecamatan koba (dalam rupiah).
b. Modal sendiri (modal awal) (X2) adalah biaya pribadi yang digunakan
pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam rupiah untuk kebutuhan
usahanya
c. Pendapatan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (Y) adalah jumlah uang yang
diterima pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam satu tahun dari
usahanya.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu usaha untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian. Tekhik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Metode wawancara (interview)
2. Metode penyebaran Kuisioner (Angket)
3. Metode observasi
4. Metode literatur
Teknik Analisis Data
Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis berganda. Analisis jalur
merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab-akibat yang terjadi pada
regresi berganda jika variabel eksogen mempengaruhi variabel endogen tidak hanya
secara langsung, akan tetapi juga secara tidak langsung. (Retherford dalam julinasyah
nor 2014: 81)
Analisis jalur menggunakan diagram jalur untuk mempresentasikan
permasalahan dalam bentuk gambar dan menentukan persamaan structural yang
menyatakan hubungan antarvariabel pada diagram jalur tersebut. (leohlin dalam
juliansyah nor 2014). Diagram jalur digunakan untuk menghitung pengaruh langsung
dan tidak langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Pengaruh-pengaruh
itu disebut juga koefisien jalur, dimana secara matematik analisis jalur mengikuti model
structural.
Diagram Jalur dan Persamaan Struktural
Sebelum melakukan analisis suatu penelitian sebab akibat, terlebih dahulu
peneliti membuat diagaram jalur yang digunakan untuk memrepresentasikan
premasalahan dalam bentuk gambar dan menentukan persamaan struktural yang
menyatakan hubungan antar variabel pada diagram jalur tersebut. (Juliansyah Noor 2014
:83)
Gambar III.1
diagram jalur
X1
P X1Y
PX1X2
Y
PX2Y
X2
Sumber Data: Diolah Sendiri 2015
Berdasarkan gambar diatas, maka persamaan sruktural dari permasalahan yang akan diteliti
adalah:
1. Hubungan kausal dari X1, dan X2 ke Y yang dinyatakan:
Y= P X1Y + PX2Y +
Dimana :
y= variabel endogen
P = besarnya pengaruh langsung (path coefisien)
= galat (eror) atau pengaruh dari variabel lain
Persamaan diatas menyatakan pengaruh langsung dari variabel eksogen (X1 dan X2)
terhadap variabel endogen (Y)
2. Hubungan kausal dari X1 ke X2 yang dinyatakan:
X2= PX1X2 +
Persamaan diatas menyatakan pengaruh langsung dari variabel eksogen X1 terhadap
variabel endogen X2
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
4.2.3 Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur berguna untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel
yang akan diteliti. Untuk mengetahui tentang gambaran mengenai hubungan sebab
akibat antar variabel rinci maka dapat dilihat dari penjelasan sebagai berikut
Gambar IV.2 diagram jalur
X1
0,485
0,45
0,352
Y
X2
0,626
Sumber Data: Diolah Sendiri 2015
Berdasarkan hasil analisis jalur diatas maka dapat dijelaskan bahwa:
1. Besarnya sumbangan pengaruh langsung variabel X1terhadap variabel Y yaitu:
Pengaruh langsung
=ρYX1 x ρYX1
= (0,485) (0,485)
= 0,235
Pengaruh melalui hubungan korelasi dengan X2
=ρYX1 rx1x2 xρYX2
=(0,485)(0,45)(O,352)
= 0,07682
Pengaruh X1 ke Y secara total
= 0,235+ 0,0768
= 0,312
2. Besarnya sumbangan pengruah langsung variabel X1 terhadap variabel X2 yaitu:
Pengaruh langsung
= ρx1 x ρX2
= (0,45) (0,45)
= 0,203
Pengaruh melalui hubungan korelasi dengan X1
=ρYX2rx1x2 xρYX1
=(0,352)(0,45)(O,485)
= 0,0768
Pengaruh X1 ke X2 secara total
= 0,124+ 0,0768
= 0,203
3. Besarnya sumbangan pengruah langsung variabel X2 terhadap variabel Y yaitu:
Pengaruh langsung
= ρYX2 x ρYX2
= (0,352) (0,352)
= 0,124
Pengaruh melalui hubungan korelasi dengan X1
=ρYX2rx1x2xρYX1
=(0,352)(0,45)(O,485)
= 0,0768
Pengaruh X1 ke Y secara total
= 0,124+ 0,0768
= 0,201
4. Pengaruh gabungan oleh X1 dan X2 ke Y adalah:
= 0.312 + 0.201
= 0.513,
Pembahsan
:Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Pendapatan
Berdasarkan hasil analis jalur (path analisis) yang telah dilakukan diketahui
bahwa variabel pemberian kredit berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap
pendapatan. Hal itu dikarenakan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Temuan hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kredit berpengaruh secara langsung dalam
upaya meningkatkan pendapatan Usaha Mikro dan Kecil di kecamatan Koba dengan
hubungan keeratan sebesar 48,5% dan besar sumbangan pengaruh langsung sebesar
23,5%, sedangkan Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui modal awal sebesar
7,68%. Sehingga pengaruh total dari pemberian kredit terhadap pendapatan sebesar
32,18%.
Dari hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika para
pengusaha mikro dan kecil melakukan kredit maka akan secara langsung berperan
positif untuk meningkatkan pendapatan.
Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Modal Awal
Berdasarkan hasil analis jalur (path analisis) yang telah dilakukan diketahui
bahwa variabel pemberian kredit berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap
modal awal. Hal itu dikarenakan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Temuan hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kredit berpengaruh secara langsung dalam
upaya meningkatkan modal awal Usaha Mikro dan Kecil di kecamatan Koba dengan
hubungan keeratan sebesar 45% dan besar sumbangan pengaruh langsung sebesar
20,3%, sedangkan Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui modal awal sebesar
7,68%. Sehingga pengaruh total dari pemberian kredit terhadap modal awal sebesar
27,9%.
Dari hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika para
pengusaha mikro dan kecil melakukan kredit maka akan secara langsung berperan
positif untuk meningkatkan modal awal.
Pengaruh Modal Awal Terhadap Pendapatan
Berdasarkan hasil analis jalur (path analisis) yang telah dilakukan diketahui
bahwa variabel modal awal berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap
pendapatan. Hal itu dikarenakan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Temuan hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa modal awal berpengaruh secara langsung dalam
upaya meningkatkan pendapatan Usaha Mikro dan Kecil di kecamatan Koba dengan
hubungan keeratan sebesar 35,2% dan besar sumbangan pengaruh langsung sebesar
12,4%, sedangkan Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui pemberian kredit
sebesar 7,68%. Sehingga pengaruh total dari modal awal terhadap pendapatan sebesar
20,1%.
Dari hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika para
pengusaha mikro dan kecil melakukan kredit maka akan secara langsung berperan
positif untuk meningkatkan modal awal.
Pengaruh Pemberian dan Modal Awal Terhadap Pendapatan
Berdasarkan hasil analis jalur (path analisis) yang telah dilakukan diketahui
bahwa variabel pemberian kredit dan modal awal berpengaruh langsung positif dan
signifikan terhadap pendatan. Hal itu dikarenakan nilai p-value (0,000) < α (0,05).
Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kredit dan modal awal
berpengaruh secara langsung dalam upaya meningkatkan pendapatan Usaha Mikro dan
Kecil di kecamatan Koba sebesar sumbangan pengaruh langsung sebesar 51,3%,
sedangkan pengaruh lain diluar variabel sebesar 39,2%..
Dari hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian
kredit dan modal awal akan secara langsung berperan positif untuk meningkatkan
pendapatan, dan mengindikasikan bahwa masih banyak
variabel lain yang
mempengaruhi pendapatan usaha mikro dan kecil selain dari pemberian kredit dan
modal awal yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan atas pemberian
Kredit dan modal terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil di kecamatan koba, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel pemberian kredit berpengaruh positif secara langsung dan signifikan
terhadap b>pendapatan usaha mikro dan kecil. Terbukti dengan bertambahnya
jumlah pemberian kredit yang didapatkan maka secara langsung akan berperan
dalam menambah pendapatan usaha mikro dan kecil.
2. Berdasarkan hasil analisi penelitian dan pembahasan diketahui bahwa variabel
pemberian kredit akan mempengaruhi modal awal secara positif dan signifikan
3. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa variabel modal awal dapat mempengaruhi pendapatan usaha mikro dan
kecil secara positif, langsung dan signifikan.
4. Ada pengaruh langsung positif dan signifikan antara variabel pemberian kredit
dan modal awal terhadap pendapatan
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran yang
penulis berikan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
yang berhubungan dengan pemberian kredit dan modalawal terhadap pendapatan, yaitu
antara lain:
1. Bagi para peneliti selanjutnya yang berminat untuk mendalami lebih lanjut
hubungan kausal antar variabel pemberian kredit dan modal awal terhadap
pendapatan dan juga mendalami teori – teori manajemen keuangan maka
diharapkan dapat meneliti lebih lanjut dengan metode yang sama dilokasi yang
berbeda. Supaya berguna untuk menguji model hubungan kausal dalam skripsi
ini secara luas.
2. Peneliti selanjutnya juga diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
hubungan structural variabel lain yang diduga kuat dalam mempengaruhi
pendapatan seperti: kondisi ekonomi, biaya operasional, jumlah pegawai, tingkat
suku bunga kredit dan lain – lainya.
3. Bagi Bank Rakyat Indonesia Unit Koba disarankan:
a. mempermudah segala sesuatu yang termasuk syarat pemberian kredit agar
pendapatan para pengusaha mikro dan kecil meningkat.
b. Menurunkan tingkat suku bunga kredit usaha Dan menyalurkan kredit
kepada para pengusaha mikro dan kecil.
4. Bagi para pengusaha mikro dan kecil disarankan agar dana pemberian kredit
yang telah diberikan oleh pihak bank seharusnya digunakan untuk keperluan
usaha. Bukan untuk konsumtif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. (2013).Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta :
Penerbit oleh PT Rajagrafindo Persada.
Clementina, Kanu, dan Hamilton O (2014). “The Rising Incidence of Non Performing
Loans and the nexus of economic performance in Nigeria”. European Journal of
Accounting Auditing and Finance Research Vol.2, No.5, pp. 87-96, July, 2014.
(http://www.eajournals.org, di akses july 2014).
Ghozali,Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update
PLS Regresi. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponogero.
Hasanudin, Muhammad dan Prihatiningsih. (2010). “Analisis pengaruh dana pihak ketiga,
tingkat suku bunga kredit, non performance loan (NPL) dan tingkat inflasi terhadap
penyaluran kredit bank perkreditan rakyat (BPR) di jawa tengah”. Jurnal TEKNIS
Vol. 5 No.1, April, 2010. (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom, diakses April
2010).
Ikatan Bankir Indonesia. (2014). Mengelola Bank Komersial. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Klein,Nir (2012). “Non-Performing Loans in CESEE: Determinants and Impact on
Macroeconomic Performance”. International Journal of Business and Management,
September, 2012. (www.imf.org/external, di akses September 2014).
Kusmiawati, Ayu. (2012). “Pengaruh penyaluran kredit dan tingkat suku bunga
terhadap profitabilitas (ROA)”. Journal Of Management Vol. 1, No. 2, Hal. 809, Juni, 2010. (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom, diakses Juli
2012).
Muklis, Imam (2011). “Pengaruh Kredit Bank ditinjau dari Jumlah Dana Pihak ketiga dan
tingkat Non Performing Loan (NPL)”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.15,
No.1, Januari 2011. (http://download.portalgaruda.org, di akses januari 2011).
Ranjav, Rajiv and Chandra Dhal (2011). “Non-Performing Loans and Terms of Credit of
Public Sector Banks in India: An Empirical Assessment”. Journal Reserve Bank of
India Occasional Papers Vol. 24, No. 3. (rbidocs.rbi.org.in, Diakses Mei 2011).
Saryadi. (2013). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di
Indonesia”. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Maret, 2013.
(http//ejournal.undip.ac.id/index.php/smo), di akses Maret 2013).
Sugioyo, (2013). “ Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D“. Bandung :Penerbit
Alfabeta
Sunyoto, Danang. (2011). Praktik SPSS. Yogyakarta : Penerbit Muha Medika
Sutrisno. (2013). Manejemen KeuanganTeori Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit oleh
Ekonisia.
PENPRES No. 9 Tahun 1965
PENPRES No.17 Tahun 1965
PERPU No. 41 Tahun 1960
PP. No.1 Tahun 1946 Pasal 1
Tenrilau (2010). “ Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Penyaluran Kredit Perbankan”.
Journal Of Management
Vol. 1, No. 2, Hal. 80-9, Tahun 2010. (http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/djom), Diakses Oktober 2010.
UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
UU No. 13 Tahun 1968 Tentang Undang-Undang Bank Sentral
UU No. 14 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok jenis Perbankan
UU No. 14 Tahun 1967 Tentang Undang-Undang Pokok Perbankan
UU No.7 Tahun 1992 Tentang Pinjaman (Kredit).
.
Download