155 perilaku mencari bantuan adaptif dalam belajar

advertisement
PERILAKU MENCARI BANTUAN ADAPTIF DALAM BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Titi Ayu Wulandari, Teguh Wibowo
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo
e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: penyebab dan alasan siswa SMP di Kabupaten
Purworejo mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika. Subjek penelitian ini berjumlah
8 orang. Tiga orang diperoleh berdasarkan observasi, dan lima orang lainnya diperoleh setelah
wawancara dengan tiga subjek awal tersebut. Pengambilan subjek menggunakan teknik
purposive sampling. Instrumen pengumpulan data, yaitu peneliti sendiri dengan menggunakan
panduan observasi dan panduan wawancara. Analisis data penelitian ini menggunakan model
Miles dan Huberman. Hasil analisis data, diketahui bahwa siswa SMP di Kabupaten Purworejo
mengalami kesulitan dalam belajar matematika yang disebabkan kurang memahami soal dan
kurang bisa menerapkan algoritma penyelesaian; siswa menyadari kesulitan yang dihadapi;
percaya diri; serta siswa diperbolehkan bertanya atau berdiskusi oleh guru yang membimbing
belajar matematika di kelas tersebut. Selain itu, alasan siswa mencari bantuan adaptif karena
merasa kurang teliti, merasa tidak yakin pada pekerjaan sendiri, agar bisa menyelesaikan
masalah yang sama berikutnya, dan agar mampu membantu teman yang juga mengalami
kesulitan.
Kata kunci: belajar matematika, kesulitan, mencari bantuan, bantuan adaptif
PENDAHULUAN
Dalam belajar matematika, seringkali siswa mengalami kesulitan seperti sulit
memahami materi, sulit memahami soal, dapat memahami soal namun tidak
mengetahui algoritma penyelesaiannya, sulit menerapkan rumus atau penyelesaian
yang sesuai, tidak mampu mengkorelasikan materi yang sudah dipelajari dengan
materi yang sedang dipelajari, ataupun kesulitan-kesulitan lainnya. Dengan adanya
kesulitan belajar ini, sebagian siswa merasa perlu adanya mencari bantuan. Menurut
Ryan & Pintrich dalam La Nani (2012), perilaku mencari bantuan merupakan usaha
individu menggunakan orang lain sebagai sumber untuk mengatasi ketidakjelasan dan
kesulitan dalam proses belajar. Adapun langkah-langkah mencari bantuan menurut
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah
Pertama
155
Puustinen dalam La Nani (2012), yaitu: (1) menyadari perlunya bantuan, (2)
memutuskan untuk mencari bantuan, (3) mengidentifikasi pembantu potensial, (4)
menggunakan strategi untuk memperoleh bantuan, dan (5) evaluasi mencari bantuan
periodik.
Ada tiga jenis perilaku mencari bantuan, yaitu perilaku mencari bantuan
adaptif, perilaku mencari bantuan eksekutif, dan perilaku mencari bantuan tertutup.
Pertama, perilaku mencari bantuan adaptif terjadi ketika siswa benar-benar
membutuhkan yaitu ketika mereka tidak dapat lagi memecahkan masalah mereka
sendirian (Darwati, 2009: 42). Mereka cenderung meminta petunjuk atau klarifikasi
strategi daripada meminta jawaban. Tujuan mencari bantuan adaptif adalah
menghasilkan
perbaikan
kemampuan
untuk
menyelesaikan
masalah
secara
independen. Kedua, perilaku mencari bantuan eksekutif terjadi ketika siswa sering
meminta bantuan, meskipun mereka tidak membutuhkannya dan cenderung meminta
jawaban daripada petunjuk (Darwati, 2009: 42). Tujuannya adalah untuk memperoleh
manfaat berupa kelengkapan tugas dengan segera. Secara umum, mencari bantuan
eksekutif berarti meminta orang lain untuk menyelesaikan masalah daripada mencoba
menyelesaikan masalah itu sendiri. Ketiga, perilaku mencari bantuan tertutup. Siswa
yang mengadopsi perilaku mencari bantuan ini menghindari perilaku mencari bantuan
terbuka, dan cenderung mencari bantuan tertutup, seperti menyalin jawaban teman,
atau mencari bantuan dari buku-buku teks dan menyontek (Darwati, 2009: 43). Tujuan
mencari bantuan ini adalah untuk menutupi ketidakmampuan. Namun perlu disadari,
mungkin tidak semua sekolah yang siswanya mau mencari bantuan dalam belajar
matematika ketika mengalami kesulitan sebagaimana yang disampaikan Ryan dkk yang
dikutip oleh La Nani (2012).
Sebagai bahan pertimbangan, penulis mengambil penelitian yang dilakukan
oleh Darwati (2009) yang berjudul Adaptive Help Seeking, menyimpulkan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara orientasi tujuan penguasaan dengan mencari
bantuan adaptif dalam belajar matematika. Selain itu, penelitian oleh Jazilah (2011)
tentang pengaruh perilaku adaptive help seeking dalam belajar matematika terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul
156
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah
Pertama
Mlonggo Jepara tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian oleh Jazilah ini menarik
kesimpulan bahwa perilaku adaptive help seeking dalam belajar matematika
berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Dengan pertimbangan kedua penelitian di atas, penulis tertarik melakukan
penelitian tentang mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika. Adapun tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui penyebab dan alasan
mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika siswa SMP di Kabupaten
Purworejo. Penulis ingin mengetahui penyebab dan alasan siswa mencari bantuan
adaptif dikarenakan telah diketahui bahwa bantuan adaptif berpengaruh terhadap
prestasi belajar matematika.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan model studi kasus. Penelitian dilakukan pada setting
tempat di SMPN 6 Purworejo, pada siswa kelas VIII A dan VIII B. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi pada masing-masing kelas untuk mendapatkan
siswa pencari bantuan; dan wawancara mendalam kepada pencari bantuan adaptif,
pemberi bantuan adaptif, serta guru matematika di kelas tersebut; sehingga penulis
menggunakan triangulasi sumber. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan
model Miles dan Huberman.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam melakukan analisis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
triangulasi sumber di samping menggunakan analisis data Miles dan Huberman, yaitu
melakukan wawancara mendalam kepada tiga jenis subjek data, yaitu kepada pencari
bantuan adaptif (RAi), pemberi bantuan adaptif (RBi), serta guru (RG). Dari pembahasan
hasil wawancara kepada RA1, ia mengaku meminta bantuan kepada yang lain,
dikarenakan ia mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam
menyelesaikan soal latihan. Kesulitan yang dialaminya tersebut adalah kurangnya
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah
Pertama
157
ketelitian dan cara yang terbalik-balik atau dengan kata lain tidak mampu menerapkan
algoritma penyelesaian. Wawancara dengan RA2, meskipun ia tidak mengaku soal
latihannya susah, namun ia mengaku bahwa ia kurang teliti dalam mencari
penyelesaian masalah atau soal tersebut. Ketidaktelitian tersebut yang menyebabkan
ia harus bertanya atau mencari bantuan kepada teman ataupun guru di kelas. Selain
itu ia juga mengaku, terkadang ia juga tidak bisa memahami soal. Hasil wawancara
dengan RA3, ia mengaku mengalami kesulitan dalam belajar matematika karena
soalnya yang sulit. Maksud dari sulit di sini tentu dikarenakan ia tidak mampu
menerapkan algoritma penyelesaian soal tersebut. Kesulitan-kesulitan ini merupakan
beberapa hal yang menyebabkan mereka harus mencari bantuan, yaitu tidak teliti,
tidak mampu menerapkan algoritma penyelesaian,dan soal latihan yang sulit menurut
mereka. Selain sebab tersebut, ketika penulis melakukan observasi, guru di kelas
terkadang menyarankan untuk bertanya kepada teman jika mengalami kesulitan, dan
didapati pula bahwa guru tidak melarang siswanya mencari bantuan, baik kepada guru
maupun kepada teman. Selain itu, semua responden pencari bantuan adaptif juga
mengaku tidak merasa malu untuk bertanya. Ini menandakan adanya kepercayaan diri
pada siswa untuk mencari bantuan adaptif.
Semua responden RAi mengaku, dengan kesulitan yang ada, mereka memilih
mencari bantuan kepada orang lain berupa cara atau langkah-langkah penyelesaian
dari pada hanya bertanya jawaban. Mereka mengkomunikasikan kesulitan yang
dialami kepada orang lain dan diharapkan mendapatkan respon positif, yaitu cara atau
langkah penyelesaian masalah sesuai dengan yang diminta. Baik RA1, RA2, maupun RA3,
meskipun dalam menanggapi respon berbeda-beda, yaitu RA2 lebih suka mencatatnya
terlebih dahulu, mereka mengaku setelah mendapatkan bantuan berupa cara
penyelesaiannya,
mereka
mencoba
mengerjakan
sendiri.
Setelah
mencoba
menyelesaikan masalah yang sudah diketahui cara dan penyelesaiannya tadi sendiri,
RA1 dan RA3 akan bertanya kembali kepada teman yang membantunya untuk
mengkonfirmasi jawaban yang diperolehnya benar atau tidak atau agar lebih jelas.
Responden RA2 juga mengkonfirmasi jawaban kepada yang membantunya, namun jika
ia masih ragu. Ketika mencari bantuan seperti di atas, tak jarang mereka terlibat
158
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah
Pertama
diskusi ataupun debat dengan teman-teman mereka, dikarenakan jawaban yang
diperoleh berbeda.
Ketiga responden pencari bantuan mengaku memilih mencari bantuan berupa
cara penyelesaiannya, agar dapat menyelesaikan sendiri masalah atau soal yang sama
selanjutnya. Terkadang, responden juga pernah meminta bantuan tetapi ternyata yang
dimintai bantuan juga mengalami kesulitan pada masalah yang ditanyakan. Jika terjadi
demikian, ada yang meminta salah satu untuk maju dan bertanya kepada guru,
termasuk RA2 yang dianggap sering bertanya kepada guru. Adapula yang bersama-sama
maju, salah satu bertanya, kemudian yang lain ikut melihat penjelasan dari guru
tersebut. Tentunya siswa yang maju dan bertanya kepada guru tersebut, selain karena
kesadaran atau inisiatif sendiri untuk mencari bantuan guna menyelesaikan masalah
yang belum dapat ia hadapi, juga dikarenakan agar nantinya bisa memberikan bantuan
kepada teman yang memintanya untuk bertanya kepada guru tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa SMP
mencari bantuan adaptif dalam belajar matematika di Kabupaten Purworejo adalah
siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika yang disebabkan kurang
memahami soal, kurang bisa menerapkan algoritma penyelesaian dan kurang teliti;
adanya kesadaran dari diri siswa; serta diperbolehkan bertanya atau berdiskusi oleh
guru yang membimbingnya belajar matematika di kelas. Selain beberapa hal tersebut,
alasan siswa SMP di Kabupaten Purworejo mencari bantuan adaptif, adalah karena
merasa kurang teliti, merasa tidak yakin pada pekerjaan sendiri, agar bisa
menyelesaikan masalah yang sama berikutnya, dan agar mampu membantu teman
yang belum mampu menyelesaikan masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Darwati, Yuli. 2009. Adaptive Help Seeking, Panduan Bagi Guru Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah
Pertama
159
Jazilah, Naylatul. 2011. Pengaruh Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar
Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VI MI
Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Skripsi, tidak diterbitkan. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.
La Nani, Karman. 2012. Konstruksi Self-Regulation Skill dan Help Seeking Behavior
dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dipresentasikan dalam Seminar
Nasional Matematika di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 10
November 2012.
160
Ekuivalen: Perilaku Mencari bantuan Adaptif dalam Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah
Pertama
Download