8 BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur sumber daya yang dimiliki oleh individu dapat digunakan secara maksimal sehingga tujuan (goal) menjadi maksimal. Manajemen Sumber Daya Manusia atau yang sering disebut MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll. Menurut Henry Simamora(2006, p5), Manajemen Sumber Daya Manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.(wikipedia) Menurut Mathis, Jackson(2006, p3) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebuah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan organisasional. Menurut Hussein Umar(2008, p128) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, dalam penggerakan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu. 9 2.2. Kualitas Manajer / Manager Quality Berdasar data dari Wikipedia, Arti dari Manajer adalah Orang yang menggunakan keahlian manajemen atau memegang jabatan “manajer” dalam suatu organisasi. Jiwa kepemimpinan. Hal ini terkait dengan keterampilan mengorganisasi. Membangun sebuah perusahaan “dari nol” dapat dibayangkan seperti menghubungkan potong – potongan sebuah gambar besar. Para wirausaha mengetahui cara mengumpulkan orang – orang yang tepat untuk menyelesaikan suatu tugas. Penggabungan orang dan pekerjaan secara efektif memungkinkan para wirausaha untuk mengubah pandangan ke depan menjadi kenyataan. (Zimmerer dan Scarborough, 2004, p.5). Hal ini juga terkait dengan hal bagaimana mereka mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka. Kebiasaan wirausaha diantaranya adalah melibatkan banyak orang baik dari dalam maupun luar organisasi untuk mewujudkan peluang mereka. Mereka memilih membuat dan menyebarkan jaringan kerja daripada mengerjakannya sendiri. Mereka memberdayakan berbagai potensi intelektual dan sumber daya manusia untuk membantu mereka meraih tujuan sebaik mungkin (Lupiyoadi, 2004, p.22). Macam dan Jenis Manajer / Manajemen Berdasarkan Level atau Tingkatan antara lain(www.organisasi.org) : 1. Manajer Puncak / Top Manager. Tanggung jawab dari manajer puncak adalah keseluruhan kinerja dan keefektifan dari suatu perusahaan. Manajer tingkat puncak membuat kebijakan, keputusan dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu perusahaan. Manajer puncak juga yang melakukan hubungan dengan perusahaan lain dan pemerintah. 10 2. Manajer Menegah / Middle Manager. Manajer tingkat menengah berada di antara manajer puncak dan manajer lini pertama. Manajer ini bertugas mengimplementasikan strategi, kebijakan serta keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas atau puncak. 3. Manajer Lini Pertama / First-Line Manager. Manajer tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan atau supervisi para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baik. Manajer lini pertama juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian strategi yang telah ditetapkan. Tambahan Hierarki Manajemen : Dari sisi jumlah, jumlah dari atas ke bawah berbentuk kerucut atau piramida, yaitu semakin tinggi level atau tingkatan seorang manajer, maka semakin sedikit jumlah manajer pada tingkatan tersebut. Menurut Edy Santoso, yang merupakan seorang trainer dan motivator, menyimpulkan kualitas-kualitas utama seperti apa yang harus dan mutlak dimiliki untuk menjadi seorang manajer yang sukses berdasarkan buku yang ia baca, yaitu dari buku 'Effective Sales Management' oleh John Strafford & Colin Grant.. Dan diambil satu kesimpulan bahwa terdapat 12 Kualitas Utama yaitu(eaglesspirit.blogspot.com) : 1. Kemauan untuk menjadi seorang Manajer. 2. Memiliki kemampuan memimpin dan memotivasi orang lain. 3. Terorganisir dan mampu membuat perencanaan dengan baik. 4. Memiliki kemampuan dalam pengawasan/control serta tugas-tugas administrasi. 5. Memahami masalah keuangan dengan baik (pengeluaran,pemasukan, efisiensi dan efektifitas). 11 6. Memiliki keahlian dalam bidang rekrut, training, motivasi dan pengembangan orang - orang dalam tim. 7. Menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi. 8. Memiliki stamina diatas rata-rata (mampu bekerja lebih lama dan lebih keras dibanding sebelum menjadi manajer). 9. Memiliki kondisi kesehatan prima. 10. Memiliki tingkat antusiasme dan integritas tinggi. 11. Menyadari adanya resiko jabatan (kuantitas waktu untuk keluarga lebih sedikit). 12. Komitmen tinggi untuk menjadi Manajer yang sukses. Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokkan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu peran antarpribadi, peran informasional, dan peran pengambilan keputusan. Peran antarpribadi adalah peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Tiga peran antarpribadi itu meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Peran informasional meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Peran ketiga yaitu peran pengambil keputusan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain. Menurut John,Betram(2006, pp175), faktor yang mendukung manajer dalam memimpin bawahannya antara lain sebagai berikut: 12 1. Otoritas manajer untuk coercive power, reward power, legitimate power, expert power, dan reference power. 2. Para karyawan masih mempunyai kebutuhan yang sama, yaitu kebutuhan makan, hidup berkelompok, kebutuhan sosial, kebutuhan kerja sama, dan kebutuhan untuk memperoleh kebutuhan kerja. 3. Orang – orang mau bekerja sama dan hidup berkelompok karena adanya keterbatasan (limit factor), yaitu keterbatasan fisik dan mental. 4. Orang – orang mau bekerja sama karena ingin mempertahankan hidup, berkuasa, mendapat pujian, dan pengakuan. Jadi, seorang manajer dalam memimpin bawahannya harus mampu memberikan dorongan, pengarahan, bimbingan, penyuluhan, pengendalian, keteladanan, dan bersikap jujur serta tegas, agar para bawahan mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. 2.3. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan agar dapat bersosialisasi dengan baik ditengah-tengah pekerjaan yang menumpuk, menurut Theresia Widyastuti, psikolog lingkungan kerja dalam sebuah jurnal memaparkan terdapat 4 hal,antara lain(okezone.com): 1. Organisasi Manusia sebagai makhluk sosial dituntut untuk bersosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Pun demikian saat berada di lingkungan pekerjaan. Tanpa berhubungan baik dengan rekan sekerja maupun atasan dan bawahan, rutinitas kerja terasa hambar. 13 2. Pemimpin / Leader "Satu hal yang paling penting ialah organisasi company yang bersangkutan itu apa. Lalu, apakah tersampaikan atau tidak ke leader maupun bawahannya. Kalau sasaran tidak jelas, maka organisasi company itu tidak bisa sampai dengan baik," ucap Maria, melalui telepon genggamnya, Selasa (9/9/2008). 3. Komunikasi Sama halnya dengan kunci utama lainnya dalam bersosialisasi dengan orang lain, maka komunikasi yang baik menjadi cara terampuh untuk menjalin hubungan baik dengan rekan – rekan sekantor. "Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan perlu diterapkan betul. Karena bisa jadi rule-nya jelas, tapi komunikasi tidak bagus, maka semua yang diterapkan tidak akan berjalan baik," papar psikolog yang concern di bidang lingkungan kerja organisasi dan industri itu. Setelah komunikasi terjalin baik, maka langkah lain yang harus ditempuh ialah pemahaman pribadi antara masing-masing rekan sekerja maupun atasan dan bawahan. "Yang jadi masalah dalam komunikasi itu ialah saat seseorang tidak memahami style dari masing-masing individu. Karena tidak saling mengerti, akhirnya jadi saling salah paham. Karena itu, harus saling mengetahui agar saat berdiskusi lebih mudah masuk," beber psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada itu. Menurutnya lagi, berpikiran positif dapat membuat Anda dan seluruh orang dalam lingkungan kerja dapat saling berhubungan baik. Kendati demikian, bukan berarti debat tidak diperlukan, karena setiap insan memiliki cara pandang yang berbeda. Tapi, bagaimana cara kita memandang perdebatan itu secara positif. 14 4. Team work / Kerja sama tim Masih menurut Maria, langkah lain yang juga tak kalah pentingnya ialah team work dalam sebuah perusahaan. "Kalau team work tidak bagus dan tidak dibangun, maka akan membuat kelangsungan ke depannya tidak berjalan baik. Jika masalah perusahaan itu dikelola dengan conflict management, maka ke depannya pasti jadi tidak berjalan dengan baik. Jadi untuk membentuk team work itu juga covernya harus bagus," pungkasnya. Melalui komunikasi dua arah (termasuk rapat/meeting) pihak manajemen dapat mengidentifikasi hal-hal tersebut sekaligus menginformasikan tentang tujuan-tujuan perusahaan, target pasar dan rencana masa depan lalu mendorong karyawannya untuk memberikan feedback. Lingkungan kerja yang kondusif hanya dapat dicapai melalui praktek kepemimpinan dan manajemen perusahaan yang baik, pendekatan kemanusiaan, keadilan bagi semua, struktur karir yang jelas, program pelatihan dan pengembangan yang terpadu, dukungan peralatan kerja yang memadai, penilaian kinerja yang obyektif, program "reward" yang tepat, gaji dan tunjangan yang memadai serta kegiatan-kegiatan lain yang diadakan oleh perusahaan. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah karyawan perlu mengetahui bahwa pihak manajemen mengakui kehadiran mereka, sadar akan arti penting karyawan bagi perusahaan, para manager mampu mengingat nama-nama bawahannya dan tidak segan menyapa mereka. Manajer yang gagal mengingat nama bawahannya atau tidak merespon ketika disapa oleh bawahan akan membuat karyawan kehilangan motivasi kerja, kurang loyal dan kurang kepercayaan pada manager tersebut. Para manajer dapat memperoleh loyalitas dan kepercayaan dari bawahannya jika ia memperlakukan bawahannya sebagai "mitra kerja", menunjukkan kepedulian yang tinggi, mau 15 mendengarkan saran dan keluhan dan mau saling berbagi pengalaman.(e- psikologi.com) Beberapa contoh hal-hal yang bisa dimasukkan dalam lingkungan kerja(ilmuSDM.com) : • Aktivitas di dalam ruangan atau di luar ruangan • Jam kerja normal / shift • Kondisi ruangan kerja • Tingkat kebisingan suara • Tingkat suhu udara • Resiko-resiko yang mungkin timbul (resiko radiasi, polusi, dst) • Orang-orang yang dihadapi, tipe orang yang dihadapi • Peralatan yang harus selalu digunakan (peralatan keamanan, dll) • Tekanan fisik atau mental yang dihadapi pemegang jabatan • Dan aspek fisik/non fisik lainnya yang terkait. Menurut Cokroaminoto, Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di sekeliling dan melingkupi kerja karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan pimpinan. Lingkungan kerja dalam perusahaan, dapat berupa(cokroaminoto.wordpress.com): • Struktur tugas • Desain pekerjaan • Pola kepemimpinan • Pola kerjasama • Ketersediaan sarana kerja 16 • Imbalan (reward system) 2.4. Manajemen karir Menurut Mathis (2006, p342) karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya. Berdasar pendapat Mathis(2006,p344), dalam mempengaruhi bagaimana seseorang membuat pilihan karir mereka, terdapat 4 karakteristik individual umum, yaitu : 1. Minat Orang-orang cenderung mengejar karir yang mereka percaya sesuai dengan minatnya. 2. Citra Diri Karier adalah peluasan citra dari diri seseorang, begitu pula dengan pembentuk karakternya. Orang-orang mengikuti karir dimana mereka dapat ‘melihat’ dirinya melakukan dan menghindari karir yang tidak sesuai dengan persepsi bakat, motivasi dan nilai mereka. 3. Kepribadian Faktor ini meliputi orientasi pribadi dan kebutuhan pribadi seorang karyawan 4. Latar Belakang Sosial Status sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, dan pekerjaan orang tua seseorang juga merupakan faktor yang termasuk dalam kategori ini. Berdasarkan Byars,Rue (2006,p200) Pengembangan karir (career development) adalah usaha berkelanjutan dan formal oleh organisasi yang berfokus pada pengembangan dan memperkaya sumber daya manusia organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan dan organisasi. 17 Menurut Byars,Rue (2006, p200) dari kacamata organisasi, pengembangan karir dapat mengurangi biaya karena mengurangi turnover / perputaran karyawan. Jika perusahaan menyediakan karyawannya rencana pengembangan karir, biasanya karyawan tidak akan mau untuk keluar. Selain itu pengembangan karir juga meningkatkan moral, meningkatkan produktifitas dan mengefisiensikan kinerja organisasi. Menurut Bohlander, Snell, dan Sherman(2001, pp274-289) elemen – elemen dalam program pengembangan karir meliputi : 1. Tujuan Mencocokkan kebutuhan individu dan dan kebutuhan perusahaan, bagian ini meliputi : • Meneguhkan karyawan untuk memiliki rencana karir. • Ciptakan suasana yang mendukung. • Mengkomunikasikan arah dari perusahaan, bisa berupa misi, peraturan – peraturan dan perencanaan - perencanaan. • Bangun secara bersama tujuan dan perencanaan. Idealnya manajer senior dan departemen HR bekerja sama untuk mendesain dan mengimplementasikan sistem pengembangan karir. Sistem tersebut harus merefleksikan tujuan dan budaya dari organisasi. Agar program efektif, personel manajerial harus dilatih dengan dasar dari desain kerja (job design), penilaian kinerja, perencanaan karir, dan konseling. 18 2. Identifikasi peluang – peluang karir dan syarat–syaratnya, bagian ini meliputi : • Identifikasi kebutuhan kompetensi di masa yang akan datang dengan menggunakan analisis kompetensi. Analisis kompetensi dapat dicapai dengan menggunakan analisis pekerjaan dan sistem evaluasi. • Menyusun peningkatan pekerjaan / jalur karir. Peningkatan perkerjaan(job progression) adalah hierarki pekerjaan yang akan di alami oleh karyawan, mulai dari awal pekerjaan ke pekerjaan lain yang meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Jalur karir adalah garis peningkatan dalam suatu pekerjaan di sebuah organisasi • Menyeimbangkan promosi, transfer, dan keluar dari perusahaan, dsb. Promosi adalah Perubahan tugas dalam pekerjaan ke tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi. Transfer adalah penempatan seorang karyawan ke pekerjaan lainnya dimana tugas, tanggung jawab, status, dan pemberian gaji kira-kira sama dengan pekerjaan sebelumnya. • menetapkan dua jalur karir. 3. Inisiatif lembaga pengembangan karir • Menyediakan buku catatan (workbooks) dan workshops. Buku catatan (workbooks) berguna untuk mengarahkan karyawan secara individual melalui penilaian diri dari nilai, ketertarikan, kemampuan,tujuan, dan rencana pengembangan pribadi secara sistematis. 19 Workshops menawarkan pengalaman yang sama dengan workbooks, hanya terdapat beberapa keuntungan dari menyediakan kesempatan untuk membandingkan dan mendiskusikan sikap, perhatian, dan perencanaan dengan orang lain dalam situasi yang sama. • Menyediakan konseling karir (career counseling). Konseling karier adalah proses diskusi dengan karyawan tentang kegiatan pekerjaan dan kinerja mereka, kepentingan pribadi dan karir dan tujuan, bakat pribadi mereka, dan sasaran pengembangan karir yang tersedia. • Menyediakan pelatihan manajemen karir pribadi • Memberikan pengembangan arus balik(give developmental feedback). • Menyediakan mentoring. Mentor adalah eksekutif yang melatih, menasehati, dan menguatkan individu yang berada ditingkat lebih bawah. Fungsi dari mentoring dapat di bagi menjadi 2, antara lain : 9 Fungsi – fungsi karir. Fungsi–fungsi karir adalah aspek yang meningkatkan kemajuan suatu karir. Fungsi-fungsi tersebut meliputi usaha(sponsorship), pembukaan (exposure), dapat dilihat (visibility), pelatihan (coaching), perlindungan (protection), tugas yang menantang (challenging assignment). 9 Fungsi – fungsi Psikososial.Berguna untuk meningkatkan kemampuan anak didik, identitas, dan keefektifitasan dalam peran profesional. Fungsi – fungsi ini meliputi peran model (role modeling), persetujuan (acceptance) dan konfirmasi (confirmation), konseling (counseling), dan pertemanan 20 (friendship). Kedua fungsi diatas dapat dilihat sebagai bagian yang sangat penting bagi pengembangan manajemen. 4. Mengukur karyawan yang potensial • Menggunakan Penilaian kinerja (Performance Appraisals) • Menggunakan Assessment Centers Assessment Centers adalah proses dimana karyawan secara individu di evaluasi keikutsertaan mereka dalam serangkaian situasi ketika menangani suatu pekerjaan. Menurut Byars,Rue dalam bukunya(2006, p200), jenjang karir adalah penyusunan usaha yang secara terus – menerus oleh organisasi yang berfokus pada pengembangan dan memperkaya SDM organisasi guna meringankan kebutuhan pekerja dan kebutuhan organisasi. Menurut Byars,Rue (2006,p202), keberhasilan pengimplementasian program pengembangan karir meliputi 4 langkah,yaitu : 1. Penilaian individu terhadap kemampuan, bakat, ketertarikan, dan tujuan karir. 2. Penilaian organisasi terhadap kemampuan ,dan kesanggupan individu. 3. Mengkomunikasikan opsi karir dan peluang-peluang dalam organisasi 4. Konseling karir untuk menyusun tujuan dan perencanaan yang realistis untuk pencapaian mereka. Dalam mengimplementasikan program pengembangan karir yang sukses menurut Byars, Rue (2006, pp202-205), terdapat 4 langkah dasar, yaitu: 21 1. Individual Assessment Individual assessment adalah penilaian akan kemampuan, hobi dan tujuan karir diri sendiri. Individual assessment tidak seharusnya dibatasi pada sumber dan kemampuan saat ini, perencanaan karir umumnya membutuhkan individu yang membutuhkan training dan keahlian tambahan 2. Organization Assessment Beberapa sumber informasi dapat digunakan oleh organisasi untuk menilai karyawannya, yaitu : catatan penilaian kinerja, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dll. Penilaian karyawan oleh organisasi seharusnya dilakukan bersamaan oleh staf HRD dan manajer langsung yang bertindak sebagai mentor. 3. Communication of Career Options Untuk menetapkan tujuan karier yang realistis, individu harus tahu pilihan dan kesempatan yang tersedia. Salah satu caranya adalah memberitahukan jalur karier yang tersedia. Jalur karir (career pathing) adalah teknik yang menunjukkan perkembangan dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain di dalam organisasi. 4. Career Counseling Career counseling adalah aktivitas yang mengintegrasikan langkah berbeda di dalam proses pengembangan karir. Beberapa langkah yang diambil oleh pemberi kerja dalam manajemen karir menurut Desler (2003,pp275-276) adalah sebagai berikut : 1. Posting Job Opening 2. Career-Oriented Performance Appraisal 3. Counseling by Managers 22 2.5 4. Counseling by HR 5. Retirement Planning 6. Succession Planning Retensi karyawan Employee Retention is The number of employees that remain with a business over a particular period of time. High levels of retention are seen to reflect good HR practices and employee relations.( www.advertisingglossary.net) Menurut Roger Herman, 5 faktor sensitif dari dalam retensi karyawan antara lain: 1. Lingkungan 2. Hubungan karyawan 3. Dukungan 4. Pertumbuhan 5. Kompensasi Dari hasil survei yang dilakukan di banyak perusahaan termasuk TNT(PortalHR), Corporate Executive Board menemukan bahwa ada 7 core EVP attributes yang dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu(www.portalHR.com) : 1. Kelompok pertama adalah atribut yang menarik seseorang untuk masuk ke perusahaan yaitu compensation dan organizational stability. 2. Kedua adalah atribut yang membuat seseorang komitmen perusahaannya yaitu manager quality dan collegial work environment. terhadap 23 3. Kelompok ketiga adalah atribut yang merupakan irisan dari attraction dan commitment, yaitu development opportunities, future career opportunities dan respect. Menurut Mathis,Jackson (2006, pp128-141), Faktor yang menentukan retensi suatu karyawan, antara lain : 1. Komponen Organisasional Yang mempengaruhi karyawan dalam memutuskan apakah bertahan atau meninggalkan perusahaan mereka. Komponen organisasional terdiri dari : • Budaya dan Nilai Organisasional Budaya Organisional adalah pola nilai dan keyakinan bersama yang memberikan arti dan peraturan perilaku bagi anggota organisasional. Nilai Organisional utama yang mempengaruhi keinginan karyawan untuk bertahan adalah kepercayaan. Karyawan yang yakin bahwa mereka dapat mempercayai para manajer, rekan kerja, sistem keadilan organisasi tidak begitu berkeinginan meninggalkan pemberi kerjanya saat ini. • Strategi, Peluang, dan Manajemen Organisasional Dalam beberapa organisasi, peristiwa eksternal dianggap sebagi ancaman, sedangkan organisasi lain menganggap perubahan sebagai tantangan yang membutuhkan respons. Pendekatan akhir dapat menjadi keunggulan kompetitif, terutama sebuah organisasi berada dalam industri yang semakin meningkat dan dinamis. 24 Karyawan memandang organisasi mereka dari perencanaan masa depan dari kepemimpinan organisasional mereka. Apabila perusahaan tidak dikelola dengan baik, karyawan mungkin akan merasa bosan yang akan di tunjukkkan dengan ketidakefesienan dalam pekerjaan yang dihadapi. • Kontinuitas, dan Keamanan Kerja Persoalan ketidakamanan kerja biasanya meningkat ketika karyawan menjadi lebih tua karena mereka merasa akan mengalami lebih banyak kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sebanding dengan pekerjaan sebelumnya. 2. Peluang Karir Organisasional Workforce Commitment Survey yang diadakan AON Consulting menemukan bahwa peluang untuk pengembangan pribadi memunculkan alasan mengapa individu mengambil pekerjaannya saat ini dan mereka bertahan di sana, yang lebih penting daripada kompensasi dan keseimbangan pekerjaan / keluarga. Faktor ini bahkan lebih penting bagi profesional teknis dan mereka yang berusia di bawah 30 tahun, peluang karir dan mendapatkan promosi lebih penting daripada kompensasi. Peluang karir dapat di lihat dari 2 segi, yaitu : • Pengembangan dan bimbingan. Organisasi menyampaikan peluang dan pengembangan karir dalam berbagai cara. Program bantuan biaya kuliah memungkinkan para karyawan untuk mengejar peluang pendidikan dan memperbesar angka retensi karyawan. pelatihan tambahan yang mungkin 25 • Perencanaan karir. Organisasi juga meningkatkan retensi karyawan dengan mengupayakan perencanaan karir formal. Usaha pengembangan karir sering meliputi program bimbingan dimana manajer dan profesional yang berpengalaman bertugas sebagai “pelatih karir” untuk karyawan yang lebih muda atau yang kurang pengalaman. 3. Penghargaan Penghargaan yang diterima oleh karyawan datang dalam bentuk gaji, insentif, dan tunjangan. Gaji atau kompensasi yang lebih tinggi dapat merupakan alasan untuk berpindah kerja. 26 2.6 Kerangka Pemikiran Kemauan untuk menjadi seorang Manajer Memiliki kemampuan memimpin dan memotivasi orang lain Terorganisir dan mampu membuat perencanaan dengan baik Memiliki kemampuan dalam pengawasan/control serta tugas -tugas administrasi Memahami masalah keuangan dengan baik (pengeluaran ,pemasukan, efisiensi dan efektifitas ) Memiliki keahlian dalam bidang rekrut , training , motivasi dan pengembangan orang - orang dalam team Kualitas manajer Menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi Memiliki kondisi kesehatan prima Memiliki tingkat antusiasme dan integritas tinggi T1 Menyadari adanya resiko jabatan (kuantitas waktu untuk keluarga lebih sedikit) T5 Komitmen tinggi untuk menjadi Mana jer yang sukses Struktur Tugas Retensi Karyawan (T4) T6 Disain Pekerjaan T2 Pola Kepemimpinan Lingkungan kerja Rekan kerja T3 Pola Kerjasama Sarana kerja Jalur karir Perencanaan karir Manajemen Karir Konseling karir Pelatihan Mn karir pribadi Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran