Identifikasi Variabel Makro Ekonomi di Provinsi

advertisement
JEK T
<> *44/ Tri Wahyu R*)
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
ABSTRAK
dan rehabilitasi (1967-1972), zaman keemasan minyak (1973-1982), periode guncangan eksternal I (19831986), era dari kenaikan ekspor non-migas (1987-1996), periode guncangan eksternal II (1997-1998), dan
periode stabilisasi ekonomi pasca krisis (1999-2003). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan
dalam hal pengeluaran dan untuk melihat jumlah tenaga kerja yang terserap dalam setiap bidang usaha.
Data yang digunakan untuk aplikasi pemodelan adalah data sekunder dan time series tahunan dari tahun
Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, sector bisnis, elastisitas, variabel makroekonomi, produkdomestik
regional bruto
ABSTRACT
Keywords: economic growth, business sector, working elasticity, macroeconomic variable, gross domestic
regional product
*). Email: [email protected]
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN7PM/Pt"(64564
PENDAHULUAN
resesi dunia akibat melemahnya pertumbuhan
2011 tumbuh sebesar 6,2 persen (yoy), meningkat
persen. Dari sisi sektoral, tiga sektor utama PDRB
mencapai 20 persen (Amerika Serikat) dan 10 persen
pertumbuhan ekonomi, dengan sumbangan tertinggi
bersumber dari sektor industri pengolahan. Ketiga
sektor meliputi sektor petanian, industri pengolahan,
dan perdagangan, hotel dan restoran, dengan
memberikan sumbangan pertumbuhan tahunan
sebesar 4,3 persen. Kuatnya permintaan domestik
terjadi di kedua negara tersebut dapat mengakibatkan
Dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga
tetap menjadi komponen terbesar penyumbang
konsumsi tersebut didukung oleh pertumbuhan
investasi yang cukup tinggi yang mencapai 9,8
Tengah selama periode 2008 - 2011 mencapai sekitar
50 persen dari nilai PDRBnya.
yang berbasis pada ekonomi kerakyatan dan potensi
unggulan daerah serta rekayasa teknologi. Adapun
2013):
1) Meningkatkan peran UMKM dalam pemenuhan
kebutuhan pasar domestik dan berorientasi ekspor,
tangga dan investasi masing-masing memberikan
sumbangan terhadap pertumbuhan tahunan sebesar
5,0 persen dan 1,8 persen. Sementara kegiatan sektor
eksternal (termasuk perdagangan antar daerah) secara
keseluruhan memberikan sumbangan net impor
sebesar 5,2 persen (yoy), dengan pertumbuhan impor
mencapai 21,3 persen (yoy).
Dari ketenagakerjaan, sektor yang mampu menyerap
tenaga kerja paling besar adalah sektor pertanian.
Selain sektor pertanian ada 4 sektor lainya yang juga
tergolong besar dalam penyerapan tenagakerjanya
yaitu berturut-turut sektor: perdagangan, hotel
dan restoran ; industri pengolahan ; jasa-jasa ; dan
daya saing.
2) Meningkatkan struktur perekonomian daerah
melalui pengembangan potensi dan produk
unggulan daerah yang berorientasi ekspor dan
memiliki daya saing.
3) Meningkatkan produktivitas pertanian dalam arti
luas yang berorientasi pada sistem agribisnis dan
bekerja di semua sektor yang ada dari tahun 2008
hingga 2011 mengalami peningkatan.
6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
pangan dan ketahanan pangan daerah.
4) Meningkatkan kualitas produk sektor industri,
teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana
pendukung.
kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang,
meningkat (BPS, 2013), pada tahun 2012 di atas
rata-rata nasional, dan berada di peringkat 4 (setelah
Sehingga menjadi penting untuk melakukan suatu
kajian untuk mencari variabel makro ekonomi yang
Menurut BPS (2012) pada tahun 2008, penduduk
yang bekerja sekitar 92,64 persen dari angkatan
kerjanya, sedangkan pada tahun 2011 mencapai
Tantangan eksternal yang dapat mempengaruhi
Permasalahan yang dihadapi pemerintah Provinsi
kondisi perekonomiannya belum mencapai stabilitas
ekonomi makro yang merupakan prasyarat dalam
rangka mencapai tujuan perekonomian. Indikator
ekonomi makro seperti; tingkat pendapatan daerah,
Identifikasi Variabel Makro Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah [Tri Wahyu R]
tor non-ekonomi untuk memenuhi proses pertumbelum benar-benar stabil seperti yang diharapkan.
Dalam jangka pendek, diperlukan kebijakan yang
tepat untuk menstabilkan perekonomian agar berjalan
pada arah yang tepat. Keseimbangan perekonomian
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi tidak saja merupakan
Bagi negara maju, pembangunan ekonomi ditujukan
untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan
meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya. Bagi
negara berkembang pembangunan ekonomi dititik(Todaro, 1987).
Negara yang berhasrat maju dalam perekonomiannya, tak terkecuali Indonesia, harus mampu
memenuhi prasyarat-prasyarat dasar yang antara lain
-
sumber daya alam, sumber daya manusia, modal,
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi adalah pertumbuhan
output riil suatu perekonomian sepanjang tahun.
Pertumbuhan ekonomi diukur dengan peningkatan
Produk Nasional Bruto (PNB) riil atau Produk
Ukuran yang terakhir tersebut menghubungkan
peningkatan output total dengan perubahan jumlah
penduduk. Bila output total hanya naik sedikit
dibandingkan dengan kenaikkan jumlah penduduk,
maka hanya terjadi sedikit peningkatan standar hidup
rata-rata.
Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi
adalah salah satu dari empat tujuan utama kebijakan
makro ekonomi. Pentingnya pertumbuhan ekonomi
terletak pada sumbangannya terhadap kemakmuran
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN7PM/Pt"(64564
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Provinsi
1. Konsumsi rumah Tangga
3. Konsumsi Pemerintah
4. Pembentukan modal tetap
5. Perubahan stok
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
2008
107.408.919,20
2.412.375,88
20.591.411,13
30.169.301,77
9.376.129,41
87.343.789,19
89.267.443,28
2009
113.231.168,43
2.591.352,69
22.126.685,32
31.865.319,89
5.192.342,54
83.443.695,15
81.777.107,45
2010
120.240.863,37
2.588.890,53
22.808.503,35
34.411.737,34
-839.562,74
92.821.759,84
85.036.711,03
2011
128.163.294,35
2.664.803,00
24.575.146,15
37.027.067,47
447.465,86
99.498.934,75
94.150.362,11
168.034.483,29
176.673.456,56
186.995.480,65
198.226.349,47
2008
5697121
133195
2703427
21887
1006994
3254982
715404
167840
1762808
15463658
masyarakat secara umum. Pertumbuhan sangat
diimginkan karena akan memungkinkan masyarakat
mengkonsumsi barang dan jasa lebih banyak, dan
juga menyumbang pada penyediaan barang-barang
dan jasa-jasa sosial yang lebih besar (kesehatan,
pendidikan dan sebagainya), sehingga meningkatkan
standar kehidupan rill.
dengan model Harrod-Domar, memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk,
akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi.
menampung berbagai kemungkinan substitusi antara
kapital ( K ) dan tenaga kerja ( L
produksi ini adalah Y = f ( K,L ).
Syarat tercapainya pertumbuhan menurut HarrodDomar adalah
unit kapital jumlahnya harus sama dengan tingkat
pertumbuhan input tenaga kerja dan tingkat
depresiasi. Sedangkan menurut teori pertumbuhan
Tahun
2009
2010
5864827
5616529
122572
117048
2656673
2815292
25425
19577
1028429
1046741
3462071
3388450
683675
664080
154739
179804
1836971
1961926
15835382
15809447
2011
5376452
79440
3046724
29152
1097380
3402091
563144
264681
2057071
15916135
sama sekali tidak berhubungan. Menurutnya rasio
tabungan nasional terhadap output (s) ditentukan
oleh keputusan menabung dari rumah tangga,
perusahaan dan pemerintah. Sementara rasio
output terhadap kapital (
teknologi. Sedangkan tingkat pertumbuhan input
tenaga kerja (n) dan tingkat depresiasi (d) ditentukan
oleh pertimbangan yang betul-betul berbeda dengan
tingkat kelahiran, kematian, migrasi dan tingkat
dimana barang modal/ kapital rusak atau tidak
Domar dengan mengganti rasio kapital output dan
labor output yang konstan dengan sesuatu yang
persamaan tabungan-investasi:
dimana variabel produk per individu ditentukan
A) dan tingkat kapital per
individu
Kedua persamaan dikalikan dengan K dan dibagi
dengan N, maka:
Identifikasi Variabel Makro Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah [Tri Wahyu R]
pekerja atau output perkapita adalah juga constant
Berarti untuk bisa mencapai suatu pertumbuhan
ekonomi syarat yang harus ada adalah tingkat
tabungan nasional per individu harus sama dengan
steady state investment per individu, yaitu jumlah
investasi yang dibutuhkan untuk dapat melengkapi
setiap penambahan populasi dengan jumlah kapital
per individu yang sama seperti yang dimiliki populasi
yang lain dan juga harus sama dengan sejumlah kapital
yang dibutuhkan untuk mengganti barang modal yang
rusak. Dengan kondisi inilah pertumbuhan ekonomi
2) Laju pertumbuhan output, capital dan tenaga
pertumbuhan output bisa disimpulkan dari ciri
2) Proses Pertumbuhan Ekonomi
Ada empat hal yang melandasi model NeoKlasik: (1). Tenaga kerja (atau produk), L, tumbuh
dengan laju tertentu, misalnya p per tahun; (2).
dan K menyesuaikan diri dengan pertumbuhan
penduduk. Tetapi pertumbuhan penduduklah
yang menentukan laju pertumbuhan ekonomi,
semakin cepat pertumbuhan penduduk tumbuh,
semakin cepat pula pertumbuhan ekonomi. Ini
adalah suatu kesimpulan yang bertolak belakang
dengan kesimpulan model Klasik maupum model
Keynesian (Harrod-Domar).
bagi setiap produksi; (3). Adanya kecenderungan
menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang
dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output
perekonomian tersebut tidak pada posisi
keseimbangan, maka akan ada kekuatan-kekuatan
tercapai.
tersebut pada posisi keseimbangan jangka
panjangnya.
Ada dua masalah pokok yang saling berkaitan
yamg perlu dipelajari mengenai proses pertumbuhan
Neo-Klasik ini. Masalah yang pertama menyangkut
produksi ( K dan L ), lalu aspek distribusi
perekonomian pada suatu pola pertumbuhan
tertentu dan bisa diramalkan, apakah proses tersebut
berkelanjutan dan sama sekali tidak bisa diduga
produksi tenaga kerja (buruh),
kata lain, apakah proses pertumbuhan tersebut akan
Dimana r adalah tingkat keuntungan yang diterima
jangka panjang (long run equilibrium) atau tidak.
Masalah yang kedua menyangkut pertanyaan :
Apabila memang ternyata proses semacam itu akhirnya
diterima oleh setiap orang/buruh. Oleh karena itu
jangka panjangnya, apakah ciri-ciri utama posisi ini.
Khususnya bisa dipertanyakan mengenai apa yang
terjadi dengan output, kapital, tenaga kerja, tingkat
upah, tingkat keuntungan, dan sebagainya pada posisi
long run equilibrium
tersebut bisa menjadi landasan bagi ekonom dalam
meramalkan apa yang akan terjadi dalam jangka
panjang terhadap suatu perekonomian, apabila
asumsi-asumsi dasar Neo-Klasik tersebut terpenuhi.
Ciri-ciri Keseimbangan
Apakah karakteristik dari posisi keseimbangan:
1) Kapital yang dipergunakan dalam proses produksi
per pekerja adalah constant (k*) dan output per
yaitu setiap unit kapital menerima imbalan berupa
keuntungan tertentu (r*) dan setiap pekerja
ini tidak berubah dalam proses pertumbuhan
selanjutnya.
6) Pertumbuhan produktivitas dapat dipengaruhi oleh
kemajuan teknologi yang diukur dalam satuan
banyak mengubah syarat keseimbangan jangka
teknologi atau laju kenaikan produktivitas per
tenaga kerja)
Ciri-ciri dari keseimbangan dengan kemajuan
teknologi ini sedikit berbeda dengan kasus tanpa
kemajuan teknologi. Perbedaannya yang dibuat antara
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN7PM/Pt"(64564
(N). Pada posisi keseimbangan, kapital per tenaga
meningkat dengan laju t per tahun. Ini disebabkan
tumbuh hanya dengan laju p, sehingga K/L tumbuh
Secara ringkas dalam posisi keseimbangan dengan
kemajuan teknologi:
salah satu dari dua sektor pembentuk permintaan
agregat atau Aggregate demand (yang lain adalah
sektor moneter).
diketahui ketika besarnya variabel-variabel kebocoran
sama dengan variabel-variabel suntikan. Keseimbangan
di pasar barang dan jasa ditunjukkan dengan kurva IS
(Investment – Saving), yaitu kurva yang menunjukkan
hubungan antara perubahan pengeluaran agregat
dan perubahan pendapatan nasional, dan dapat
pula menerangkan hubungan antara suku bunga,
pengeluaran agregat dan pendapatan nasional.
tumbuh dengan laju t
Makna ekonomis dari kesimpulan-kesimpulan ini
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal akan mempengaruhi keseimbangan
output (GDP), dan demikian pula stok kapital (K),
bisa tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan penduduk,
tergantung pada ada tidaknya kemajuan teknologi (t
dapat bergeser karena adanya perubahan elemen
perbaikan GDP per kapita.
Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional atau produk nasional adalah
istilah yang menerangkan tentang nilai barang-barang
dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam
suatu tahun tertentu. Dalam konsep pendapatan
nasional dikenal istilah produk nasional bruto (PNB)
dan produk domestik bruto (PDB). PNB yaitu seluruh
berbentuk kebocoran atau injeksi. Elemen kebocoran
terdiri dari: pajak (T), subsidi (F), impor (M), dan
tabungan (S), sedangkan elemen injeksi, meliputi:
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X).
pendapatan nasional.
Ciri Kebijakan Fiskal Longgar, yaitu:
1) Elemen injeksi (I, G, X) dinaikkan/ditambah,
sehingga kurva injeksi bergeser ke kanan atas. Atau
elemen kebocoran (S, T, M) diturunkan/dikurangi,
maka kurva kebocoran akan bergeser ke kanan
sedangkan PDB yaitu seluruh produk yang dihasilkan
maupun orang asing dalam suatu negara pada
suatu tahun tertentu. Semakin terbukanya situasi
perekonomian dunia, maka konsep PDB lebih umum
dipakai dalam penghitungan pendapatan nasional.
Keseimbangan pendapatan nasional terjadi ketika
2) Dampaknya terhadap Pendapatan Nasional (Y)
naik, dan kurva IS akan bergeser ke kanan atas.
multiplier sebesar kN , maka :
N
Ciri Kebijakan Fiskal Ketat, yaitu:
1) Elemen injeksi (I, G, X) diturunkan/dikurangi,
keseimbangan pendapatan nasional juga dapat dicari
dengan pendekatan bocoran dan suntikan aliran dana
Pasar Barang - Jasa dan Keseimbangannya
Pasar barang-jasa sering dikenal dengan sebutan
pendapatan nasional sisi pengeluaran. Pasar barangjasa juga disebut sebagai sektor Keynesian, atau
identitas pendapatan nasional, yaitu:
elemen kebocoran (S, T, M) dinaikkan/ditambah,
maka akan mendorong kurva kebocoran bergeser
ke kiri atas.
2) Dampaknya terhadap Pendapatan Nasional (Y)
akan turun, oleh karena itu akan ditunjukkan
multipliernya sebesar kN, maka:
N
Identifikasi Variabel Makro Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah [Tri Wahyu R]
Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian terkait dengan ekonomi makro
di Indonesia yang telah dilakukan, diantaranya
yang digunakan untuk analisisnya yaitu : pengeluaran
tenaga kerja, maka akan dihitung tingkat elastisitas
pengerjaan pada masing-masing sektor yang ada di
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini mendasarkan pada
sector pemerintah (C**), pengeluaran investasi sector
(I**), ekspor sector migas (Ep), ekspor sector non
migas (E*), impor (M), penerimaan pajak (T), dan
yang terdiri dari: pengeluaran masyarakat (C),
pengeluaran pemerintah (G), pengeluaran investasi
individu maupun bersama-sama akan berpengaruh
terhadap besarnya pendapatan domestik regional
marginal propensity to consume (MPC) Indonesia
sebesar 0,55.
Penelitian lain oleh Imamudin Yuliadi (2001) ,
dengan judul “Analisis Makro Ekonomi Indonesia
digunakan untuk analisisnya yaitu : pengeluaran
konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah
(G), ekspor (X), impor (M), tingkat bunga (i), jumlah
uang beredar (Ms), dan permintaan uang (Md).
pada pendapatan nasional sebesar Rp 6.251.929 dan
tingkat suku bunga sebesar 12,3%.
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, dilakukan
DATA DAN METODOLOGI
Definisi Operasional Variabel
Masing-masing variabel ekonomi makro akan
1) PDRB (Y)
Tengah yang dihitung dengan harga konstan tahun
dasar 2000 mulai tahun 1995 s/d 2011, dalam
satuan juta rupiah.
2) Konsumsi (C) adalah besarnya pengeluaran
Tengah berdasarkan variabel ekonomi makro yang
yang dihitung dengan harga konstan tahun dasar
2000 mulai tahun 1995 s/d 2011, dalam satuan
juta rupiah.
3) Investasi (I) adalah besarnya pengeluaran konsumsi
Dari pertumbuhan ekonomi akan dihitung seberapa
besar kemampuan menyerap tenaga kerja di setiap
sektornya, atau elastisitas pengerjaannya.
dengan harga konstan tahun dasar 2000 mulai
tahun 1995 s/d 2011, dalam satuan juta rupiah.
4) Pengeluaran Pemerintah (G) adalah besarnya
Kerangka Pemikiran Teoritis
Tengah yang dihitung dengan harga konstan tahun
dasar 2000 mulai tahun 1995 s/d 2011, dalam
satuan juta rupiah.
5) Ekspor (X) adalah besarnya nilai ekspor barang
makro yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
pada kerangka pendapatan nasional dari sisi
pengeluaran. Kerangka pendapatan nasional dari
sisi pengeluaran, dimana ada hubungan linier antara
pendapatan nasional dengan pengeluaran dari sektor/
pelaku ekonomi. Sehingga besarnya pendapatan
nasional sangat dipengaruhi oleh besarnya pengeluaran
sektor/pelaku ekonomi tersebut.
diamati yaitu dari pendapatan domestik regional
bruto (PDRB), yang dilihat dari sisi pengeluarannya
meliputi: konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah,
dihitung dengan harga konstan tahun dasar 2000
mulai tahun 1995 s/d 2011, dalam satuan juta
rupiah.
6) Impor (M) adalah besarnya nilai impor barang
yang dihitung dengan harga konstan tahun dasar
2000 mulai tahun 1995 s/d 2011, dalam satuan
juta rupiah.
7) Tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang bekerja
pada masing-masing sektor (menurut lapangan
peran masing-masing variabel ekonomi makro, untuk
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN7PM/Pt"(64564
Jenis Dan Sumber Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder. Sumber data diperoleh dari berbagai
institusi seperti Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,
Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian,
dan sumber-sumber lain yang terkait dengan
penelitian ini. Data yang digunakan untuk keperluan
dari tahun 1995 sampai dengan 2011. Observasi pada
pertanian mengalami pertumbuhan tertinggi (8,0
persen). Sementara itu, sektor industri pengolahan
dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran masingmasing tumbuh sebesar 5,2 persen dan 6,7 persen,
2012).
Dari sisi penggunaan, membaiknya kinerja
ekspor dan pertumbuhan investasi yang tetap tinggi
menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi
peka terhadap gejolak perekonomian baik domestik
maupun internasional.
Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat, alat analisis
yang digunakan adalah regresi linier berganda yang
diestimasi menggunakan metode kuadrat terkecil
(Ordinary Least Square - OLS). Model penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Yt = 0
1Ct
2It
3Gt
4Xt
5Mt
t
Dimana : Yt adalah Produk Domestik Regional
t adalah Pengeluaran
.t
Tengah; Gt adalah Pengeluaran konsumsi pemerintah
t adalah Ekspor barang-jasa
t adalah Impor
adalah konstanta; 1
5
masing variabel bebas; et adalah error term.
0
Analisis Kesempatan Kerja
Untuk melihat seberapa besar kemampuan
perekonomian mampu menyerap angkatan kerja
yang tersedia, maka digunakan Elastisitas Pengerjaan
untuk masing-masing sektor dalam perekonomian
tersebut. Adapun rumusan untuk menghitung
besarnya elastisitas pengerjaan adalah sebagai berikut:
(0,9 persen). Sejalan dengan membaiknya ekspor, impor barang juga menunjukkan peningkatan dibanding
Sementara itu, kegiatan investasi yang tercermin
pada Pembentukan Modal Domestik Bruto (PMTB)
tetap dapat tumbuh tinggi, bahkan lebih tinggi
sama tahun sebelumnya. Selain itu, pertumbuhan
rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan
ekspor (BI, 2012).
Tengah
Agustus 2012 mengalami kenaikan dibandingkan
dengan bulan yang sama pada tahun 2011. Secara
pada Agustus 2012 naik sebesar 1,00 persen jika
dibandingkan dengan posisi Agustus 2011 seiring
dengan kenaikan jumlah orang bekerja sebesar
tersebut diperkuat dengan tingkat pengangguran
terbuka yang turun 0,30 persen menjadi 5,63
terdapat kurang lebih 5 orang penganggur. Kondisi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi
terutama didorong oleh sektor non-tradable.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor keuangan
dan sektor bangunan. Di sektor tradable, pertumbuhan
tertinggi pada sektor pertambangan meski sumbangan
adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja. Pada
sektor pertanian, kenaikan penggunaan tenaga kerja
terutama terjadi pada subsektor peternakan seiring
dengan peningkatan kegiatan usaha dalam memenuhi
permintaan masyarakat selama Puasa dan Lebaran.
Pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR).
realisasi penggunaan tenaga kerjanya meningkat dari
Identifikasi Variabel Makro Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah [Tri Wahyu R]
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan
Industry
Listrik
Bangunan
PHR
Angkutan
Keuangan
PDRB
I
3,5
2,0
7,2
4,9
5,6
7,8
8,7
4,8
8,2
6,5
II
3,0
5,1
6,2
4,1
6,5
8,0
11,0
7,6
6,8
6,3
2011
III
-4,3
1,6
6,4
3,1
6,3
7,8
6,5
6,4
9,8
4,9
3,7
11,3
7,2
5,1
6,9
6,5
8,3
7,6
5,5
6,4
Total
1,3
4,9
6,7
4,3
6,3
7,5
8,6
6,6
7,5
6,0
I
-2,0
8,7
8,1
7,6
8,0
7,5
8,6
8,6
9,4
6,1
5,7
13,5
3,2
5,2
-52,5
19,1
26,9
6,4
Total
6,6
2,9
7,7
7,6
-152,1
7,2
10,7
6,0
2012
III*
8.0
8,7
5,2
7,1
9,3
6,7
7,0
11,4
3,5
6,5
II
0,3
7,7
6,5
6,2
7,9
8,8
8,1
9,8
9,3
6,3
P
1,1
7,7
4,3
5,9
6,4
9,3
6,5
11,5
9,6
6,2
TotalP
1,7
8,2
6,0
6,7
7,9
8,1
7,6
10,3
7,9
6,3
Ket : *) angka sementara, P) perkiraan Bank Indonesia
Komponen
Penggunaan
Konsumsi RT
Kons. Nirlaba
Kons. Pem
PMTB
Perubahan Stok
Ekspor
Impor
PDRB
I
6,5
-4,1
11,9
6,9
-4,7
-6,0
-6,4
6,5
II
7,1
-3,8
10,4
10,1
-69,2
10,2
7,2
6,3
2011
III
7,0
6,9
6,9
8,4
-169,5
6,6
17,7
4,9
I
5,8
9,5
4,3
8,1
30,9
17,0
19,1
6,1
2012
II
4,7
7,9
7,1
8,5
209,0
0,9
4,3
6,3
III*
4,5
6,0
2,4
11,0
-44,9
8,7
5,9
6,5
Ket : *) angka sangat sementara.
Indikator
Angkatan Kerja
- Bekerja
- Pengangguran
Penduduk Usia Kerja
Tingkat Partisipasi AK
Tingkat Pengangguran Terbuka
2010
Febr
17,13
15,96
1,17
24,84
68,97
6,86
2011
Agust
16,86
15,81
1,05
23,87
70,60
6,21
Febr
17,18
16,14
1,04
23,89
71,94
6,07
2012
Agust
16,92
15,92
1,00
23,91
70,77
5,93
Febr
17,12
16,12
1,01
23,92
71,57
5,88
Agust
17,09
16,13
0,96
23,93
71,42
5,63
Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil. Metode
OLS berusaha meminimalkan penyimpangan hasil
perhitungan (regresi) terhadap kondisi aktual.
1) Deteksi Penyimpangan Asumsi Klasik
Untuk mendeteksi normalitas residual dilakukan
dengan menggunakan uji statistik non-parametrik
masih didominasi oleh ketiga sektor utama, yaitu
pertanian, PHR dan industri, masing-masing mencapai
31,37 persen, 21,39 persen, dan 20,46 persen (BI, 2012).
besarnya nilai Kolmogorov-Smirrnov adalah 0,405 dan
Identifikasi Variabel Ekonomi Makro
Dalam analisis data penelitian ini menggunakan
regresi berganda dengan metode Ordinary Least
secara normal.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model penelitian ini, dengan melaku
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN7PM/Pt"(64564
kan analisis terhadap matrik korelasi variabel-variabel
bebas (independent variables). Besaran korelasi antar
variabel bebas tidak tampak penyakit multikolinearitas, dikarenakan korelasi antar variabel bebas cukup
rendah ( < 0,8). Sehingga dapat dikatakan tidak terdapat penyakit multikolinearitas pada model ini.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas, salah satunya dengan Uji Glejser. Hasil-
= 0,048 jika dibandingkan dengan nilai t-tabel =
1,761 adalah berada pada area dimana Ho diterima,
sehingga variabel impor tidak berpengaruh secara
nyata terhadap variabel PDRB. Sedangkan untuk
empat variabel bebas (Konsumsi RT, Investasi,
Konsumsi Pemerintah, Ekspor), karena nilai t-hitung
masing-masing variabel tersebut lebih besar dari nilai
t-tabel yang besarnya 1,761. Oleh karena itu dapat
variabel terikat. Hal ini terlihat dari probabilitas sig-
dan ekspor ke luar negeri secara individual dapat
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Dalam
penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi dengan menggunakan Run test. Hasil
Run Test
sebesar 0,135 > 0,05 maka hipotesis nol (H0) diterima
Tengah.
tidak terjadi gangguan autokorelasi pada model.
konsumsi rumah tangga dan investasi. Yang ditunjuksebesar : 1,645 (C), dan 0,423 (I). Itu menunjukkan
pada konsumsi (C) dan investasi (I) dengan asumsi
variabel lainnya tetap, maka masing-masing variabel
tersebut akan mempengaruhi PDRB dengan pertambahan berturut-turut sebesar 1,645 juta rupiah dan
2) Analisis Regresi
Hasil estimasi model penelitian dengan bantuan
program spss adalah sebagai berikut:
pada konsumsi (C) dan investasi (I) berarti juga akan
ada penambahan PDRB.
Sebaliknya antara konsumsi pemerintah (G), ekspor
(X), dan impor (M) terhadap PDRB masing-masing
Ketepatan model regresi dalam menaksir nilai
regresi masing-masing variabel tersebut sebesar:
-0,710 (G), -1,333 (X), dan -0,006 (M), maksudnya
apabila ada penambahan satu juta rupiah pada G, X,
dan M dengan asumsi variabel lainnya tetap masingmasing akan berakibat penurunan PDRB sebesar
0,710 juta rupiah, 1,333 juta rupiah, dan 0,006 juta
rupiah.
Berdasarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Tahun
Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari
statistik t.
2
sebesar 0,997, hal ini
berarti 99,7 persen variasi variabel terikat dapat
dijelaskan oleh variasi dari ke lima variabel bebas.
Sedangkan sisanya sekitar 0,3 persen (100% - 99,7%
= 0,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar
2 = 0,995
lebih kecil dari R2
semakin meningkat banyaknya variabel bebas, maka
adjusted R2 meningkat dengan peningkatan yang lebih
kecil dibandingkan dengan R2.
ekonomi utama makanan-minuman, tekstil, peralatan
transportasi, perkapalan, telematika, alutsista, dan
kegiatan ekonomi utama untuk makanan-minuman,
kereta api. Untuk kegiatan makanan-minuman dan
besar dari F-tabel 6,42, artinya Ho ditolak, maka
secara bersama-sama atau keseluruhan variabel bebas
(C, I, G, X, M) secara nyata mempengaruhi variabel
terikat (PDRB).
Uji statistik t, pengujian dua sisi, maka nilai
t-tabel ( =0,05) adalah sebesar 1,761. Dari lima
variabel bebas, hanya variabel impor (M) yang tidak
, dengan nilai t-hitung variabel impor (M)
transportasi melibatkan pihak pemerintah, BUMN,
mempunyai posisi strategis bagi Indonesia meski
Identifikasi Variabel Makro Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah [Tri Wahyu R]
Lap
Ush
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2008
PDRB*)
TK**)
33.484
5.697
1.851
133
53.159
2.703
1.405
22
9.648
1.007
35.626
3.255
8.658
715
6.218
168
17.742
1.763
167.790
15.464
2009
PDRB*)
TK**)
34.949
5.865
1.953
123
54.138
2.657
1.483
25
10.301
1.028
37.766
3.462
9.260
684
6.702
155
19.134
1.837
175.685
15.835
2010
PDRB*)
TK**)
34.956
5.617
2.091
117
61.390
2.815
1.615
20
11.015
1.047
40.055
3.388
9.806
664
7.038
180
19.030
1.962
186.996
15.809
2011
PDRB*)
TK**)
35.421
5.376
2.194
79
65.529
3.047
1.684
29
11.713
1.097
43.072
3.402
10.645
563
7.504
265
20.464
2.057
198.226
15.916
Keterangan :
5. Bangunan
*) satuan milyar rupiah
**) satuan ribu orang
Lapangan Usaha
Pertanian
Industri Pengolahan
Bangunan
Angkutan dan Komunikasi
PDRB
0,019
0,058
0,072
0,062
0,067
0,065
0,071
0,065
0,049
Penduduk Yg Bekerja
-0,019
-0,158
0,041
0,100
0,029
0,015
-0,077
0,164
0,053
Sumber : Tabel 6.
yang dilakukan justru mengakibatkan turunnya
mengembangkan kegiatan ekonomi ini dibutuhkan
power
diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN
Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
adalah pengelolaan sumber daya umum di bidang
terdiri dari kebijakan dan strategi pengembangan
daya yang juga penting adalah perangkat lunak
baik tentang keterampilan SDM, entrepreneurship,
dan pengembangan teknologi. Semua sumber daya
tersebut perlu dikembangkan melalui model sistem
inovasi daerah, baik ditingkat Provinsi maupun
Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu untuk melaksanakan MP3EI dan
Tengah perlu melakukan peningkatan konsumsinya
(G) yang pada periode penelitian ini adalah untuk
Tengah.
Elastisitas Pengerjaan
Elastisitas pengerjaan adalah besaran yang memperkirakan berapa orang dari angkatan kerja yang
dapat diserap apabila PDRB mengalami kenaikkan.
negara-negara ASEAN. Sehingga menyebabkan ekspor
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN7PM/Pt"(64564
Lapangan Usaha
Pertanian
Industri Pengolahan
Bangunan
Angkutan dan Komunikasi
Rata-rata
2009
0,673
(1,452)
(0,939)
2,912
0,314
1,059
(0,637)
(1,004)
0,536
0,162
2010
(216,987)
(0,636)
0,446
(2,579)
0,257
(0,351)
(0,487)
3,225
(12,477)
(25,510)
2011
(3,209)
(6,542)
1,219
11,387
0,764
0,053
(1,775)
7,136
0,643
1,075
Sumber : Tabel 6.
-
nilai produksinya besar juga daya serap terhadap angkatan kerja juga besar dibandingkan dengan lapangan
usaha yang lainnya.
pengerjaannya adalah sektor bangunan, sedangkan
2011, lapangan usaha yang tingkat penyerapan tenaga
kerjanya naik ketika PDRBnya naik 10 persen, yaitu:
persen), dan industri pengolahan (12,19 persen).
SIMPULAN
pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja secara
yang pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja
mengalami penurunan yaitu: sektor pertanian, sektor
komunikasi.
Penurunan jumlah penduduk yang bekerja
khususnya pada ketiga sektor tersebut dikarenakan
adanya pergeseran penduduk yang bekerja pada
sektor-sektor yang ada. Hal itu disebabkan karena
jumlah penduduk yang bekerja selama periode 2010
ekspor ke luar negeri (X), dan impor ke luar negeri
(M).
pengangguran terbuka mengalami penurunan (lihat
Tabel 5).
Secara riil selama periode 2008-2011 nilai PDRB
jasa. Sedangkan tiga lapangan usaha yang angka
Tengah yang angka elastisitas pengerjaannya
komunikasi.
pada tahun 2010 dimana PDRB naik, namun justru
penyerapan tenaga kerja turun. Hal itu terlihat pada
Tabel 8 dengan rata-rata elastisitas pengerjaan di
pada tahun 2010 ketika PDRB naik 1 persen justru
penyerapan tenaga kerja turun sekitar 25,510 persen.
SARAN
dengan melalui variabel-variabel ekonomi makro yang
dan optimisme konsumen terhadap perekonomian
produksi sebesar 10 persen, maka akan terjadi
tambahan penyerapan tenaga kerja sebesar 1,62
persen (2009) dan 10,75 persen (2011), sedangkan
tahun 2010 penyerapan tenaga kerja akan turun
sekitar 255,10 persen.
konsumsi pemerintah, maka harus diupayakan
realisasi proyek-proyek yang telah direncanakan
jangan sampai gagal, serta dibuat sistem rekrutmen
Identifikasi Variabel Makro Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah [Tri Wahyu R]
juga harus didorong meningkat dengan merealisasikan
REFERENSI
Selain perbaikan atas stabilnya kondisi dunia usaha
Booth, AE, 1987, Perkembangan Angkatan Kerja Pertanian di
luar negeri, sehingga ekspor dan impor akan tumbuh
stabil. Agar semua lapangan usaha memiliki daya
serap terhadap tenaga kerja yang meningkat, maka
perlu diupayakan adanya pertumbuhan pada masingmasing lapangan usaha yang tidak hanya dipicu
karena siklus musiman, seperti: musim tanam, dan
Prisma, 18(5).
Dornbusch R dan S. Fischer, 2004, Macroeconomics, Mc
-
Mandar Maju, Bandung.
Lincolin Arsyad, 1990, Pengantar Perencanaan Dan PembaMudrajat Kuncoro, 2000, Ekonomi Pembangunan, Teori,
Sadono Sukirno, 2004, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Raja
Todaro, MP, 1987, Economic Development in The Third World,
Download