suplemen materi khotbah ibadah hari minggu 12 juni 2016

advertisement
SUPLEMEN MATERI KHOTBAH IBADAH HARI MINGGU
12 JUNI 2016
KEJADIAN 6 : 9 – 22 (“KUALITAS HIDUP UMAT-NYA”)
Dunia di mana kita tinggal adalah dunia yang sangat jahat. Kejahatan terjadi di setiap sendi
kehidupan termasuk juga di negeri kita. Peredaran narkoba, prostitusi semakin merajalela dan
kekerasan kepada anak. Kriminalitas dalam masyarakat semakin meningkat. Belum lagi
korupsi semakin berurat akar di negeri ini. Namun di tengah-tengah kondisi seperti itu orang
Kristen terpanggil untuk memberikan perbedaan sebagai “Kualitas Hidup” di tengah-tengah
dunia yang semakin jahat kita tidak harus ikut jahat. Bagaimana caranya?
1.
Hidup yang bergaul dengan Allah
“Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya dan
Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” (ayat 9) Di tengah-tengah lingkungan Nuh yang begitu
jahat, Nuh menampilkan hidup yang berbeda dengan sekitarnya. Dia memisahkan diri dari
kejahatan yang ada di sekitarnya dan hidup bergaul dengan Allah.
Memang tandanya hidup adalah harus melawan arus bukan sebaliknya. Kalau kita ingin
memberikan perbedaan dengan sekitar kita, maka tidak bisa tidak milikilah hidup yang
bergaul dengan Allah. Hal itu akan membuat kita bisa hidup sesuai dengan standar Allah dan
bukan dunia ini.
2.
Hidup yang taat kepada Allah
“Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya,
demikianlah dilakukannya.” (ayat 22) Ketika Allah memerintahkan sesuatu yang tidak masuk
akal, Nuh tetap melaksanakannya. Itulah sebabnya dia mentaati perintah Allah lebih dari pada
pikirannya sendiri. Dan karena ketaatannya ini, ia menjadi sarana bagi istri dan anak-anaknya
untuk mendapatkan keselamatan.
“Kalau ingin memiliki hidup yang berbeda dengan lingkungan kita yang jahat, tidak bisa
tidak ketaatan kepada Allah menjadi wajib untuk dimiliki”. Sebab tanpa demikian, maka kita
akan menerima akibat seperti orang-orang di zaman Nuh yang harus binasa oleh air bah.
Kalau kita lebih mentaati Allah daripada lingkungan kita yang jahat maka kita akan
mendapatkan pemeliharaan Allah dan terbebas dari penghukuman Allah.
3.
Hidup yang beriman kepada Allah
Kata “iman” sangat kerap disebut dalam percakapan sesehari tanpa lagi dipikirkan
kebenarannya. Pasti kita pernah mendengar kalimat seperti: “Mari kita beriman bahwa hari
ini tidak akan hujan” atau “Kita beriman bahwa Tuhan akan mencukupi pendanaan retreat
ini,” dan sebagainya. Namun, inikah yang dimaksud dengan iman?
Ketika Allah meminta Nuh untuk membuat bahtera karena Allah akan menghukum manusia
dengan air bah, dengan segera ia melakukannya (ayat 22). Secara manusiawi ia sebenarnya
tidak memiliki cukup dasar untuk memercayai perintah dan janji semacam itu. Namun, ia
tidak menuntut Allah untuk memberikan gerimis sepanjang tahun atau banjir selutut terlebih
dahulu untuk sekadar menopang keyakinannya. Baginya, Allah sendirilah jaminan dari
penggenapan janji tersebut. Kepercayaannya bertumpu kepada Pribadi Allah dan FirmanNya. Ia percaya bahwa apa yang dikatakan Allah senantiasa benar dan bahwa Dia sanggup
menepati perkataan-Nya. Itulah respons dari hidup yang bergaul dengan Allah (ayat 9). Itulah
iman! Iman adalah wujud penghormatan kepada Allah yang kita percayai kesempurnaanNya. Iman yang semacam ini akan ditindaklanjuti dalam ketaatan yang tanpa syarat.
Bagaimana selama ini kita melatih iman kita? Apakah kita berupaya memahami setiap
perintah dan janji Allah dengan benar? Apakah kita gemar menaati apa yang jelas-jelas Allah
nyatakan atau kita lebih suka mengklaim apa yang belum tentu Allah maksudkan? Hati-hati
kalau ternyata selama ini kita justru banyak meyakini hal-hal yang tidak pernah Allah
perintahkan atau janjikan. “IMAN YANG BENAR PASTI MEMILIKI DASAR;
IMAN YANG KUAT PASTI BERBUAH TAAT”.
Bahagian cerita Nuh, memberikan bagi kita makna yang berarti. Bahwa Tuhan tidak pernah
melupakan orang-orang yang setia dalam iman kepadaNya. Tuhan tetap memberkati orangorang yang bergaul dan taat kepada DIA. Pada akhirnya dunia akan mengaku bahwa TUHAN
tidak pernah melupakan orang-orang yang memelihara kualitas kehidupan sebagai anak-anak
yang dikasihi-Nya.
Download