BAB IV PEMELIHARAAN DAN KONSRTUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN JTM Pengertian 4.1 Pemeliharaan Gardu Distribusi adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendaliandan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem distribusi yang dilakukan secara terjadwal ataupun tanpa jadwal. Dalam operasi, gardu distribusi dapat terjadi pengotoran peralatan instalasi oleh lingkungan/ udaradebu, olehseranggasawang. Kotoran berterbangan atau menempel di permukaan isolator dan konduktor akibat konduktor bertegangan dan panas, debu-debu itu terbakar dan berubah menjadi karbon karbon yang terbentuk di permukaan isolator dapat menjadi jembatan terjadinya loncatan bunga api listrik yang kemudian menjadi gangguan bagi system. 4.2 Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan gardu distribusi bertujuan agar instalasi jaringan distribusi beroperasi dengan : Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya. Andal (reable). Kesiapan (avaibility) tinggi. Unjuk kerja (performance) baik. 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Umur (live time) sesuai desain. Waktu pemeliharaan (down time) efektif. Biaya pemeliharaan (cost) efisien / ekonomis Selain itu ada faktor diluar teknis ,tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik. 4.3 Persyaratan Teknis Pemeliharaan Gardu Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan terpadu gardu distribusi harus mengacu kepada standing operation procedure (SOP), standar konstruksi dan ketentuan – ketentuan lainnya yang berlaku selama ini pedoman dasar untuk melakukan instalasi listrik adalah SE Direksi No. 032/PST/1984 tanggal 23 Mei 1984 tentang himpunan buku petunjuk operasi pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik dimana yang menjadi dasar utama untuk melakukan pemeliharaan adalah rekomendasi pabrik serta instruction manual dari masing masing peralatan instalasi listrik. Pemeliharaan gardu itu memerlukan pembebasan tegangan yang berarti bahwa peralatan yang dipelihara harus dikeluarkan dari operasi. Keluarnya beberapa peralatan dar I operasi selama pemeliharaan dapat menyebabkan berkurangnya keandalan penyaluran, berkurangnya kemampuan penyaluran bahkan padamnya daerah yang dipasok oleh peralatan tersebut. Peralatan kerja yang diperlukan minimal requirement sesuai kriteria, antara lain : Generator set, minimal 2.000 watt Mesin las listrik/gas 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Mesin gerinda tangan dan listrik BortangandanBorlistrik GergajiBesi& kayu Hydrolic Press termasuk Dies lengkap Kunci pas berbagaiukuran Kunci Sock berbagaiukuran Kunci Inggris berbagai ukuran Kunci Momen Tang Kombinasi Volt Meter 0 – 1.000volt Ampere Meter 0-2.000A Cos Phi Meter Watt Meter 0-2.000KW Micro Ohm Meter 200 A Multi Meter (AVO Meter) Lightning Arrester Tester Meter Pengukur Tahanan Pentanahan Meger 10.000 volt Meger 1.000 volt SolderListrik Alat Test MinyakIsolasi (DielectricTest) 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Oil Purifier (Alat Penyaring MinyakTrafo) bila diperlukan penyaringan minyak Alat komunikasi (Radio HT / HP untuk di lapangan) Alat Pendeteksi Panas (Camera Infrared) Alat TesTrafo (Transformer Turn Ratio) TTR Vacum Cleaner Air Compressor Bar Meter Alat Ukur Panjang (Meterantangan 6m) Alat Pendeteksi Putaran Fasa (Phase Indicaor) Alat Pendeteksi Posisi Fasa (Phase Tracer) SF 6 Refiler Spray Gun Pisau Cuter Pisau Pengupas kabel Rifeter Nut Gun Obeng Set berbagaiukuran Palu besi, plasik dan karet Dan Sebagainya yang berkaitandenganpekerjaan 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4.4 Pemeliharaan gardu distribusi Dalam operasi, gardu distribusi dapat terjadi pengotoran peralatan instalasi oleh lingkungan / udara(debu) oleh serangga(sawang). kotoran itu berterbangan atau menempel di permukaan isolator dan konduktor. akibat konduktor bertegangan dan panas, debu-debu itu terbakar dan berubah menjadi karbon. karbon yang terbentuk di permukaan isolator dapa tmenjadi jembatan terjadinya loncatan bunga api listrik yang kemudian menjadi gangguan bagi system. oleh sebab itu konstruksi gardu dan pemeliharaannya perlu diperhatikan terhadap pengaruh lingkungan. 4.4.1 Proses Pemeliharaan Gardu Distribusi Proses pemeliharaan gardu distribusidilakukandengancarasebagaiberikut: Gardu distribusi secara rutin dibersihkan dari kotoran / debu / sawang dan lain-lain, sehingga permukaan isolator selalu bersih dari karbon yang terbentuk. Perkembangan arus beban selalu diikuti untuk :evaluasi kapasitas trafo, konduktor, rel, PMB (PemutusBeban),pelebur, kabel agar arus beban yang mengalir,tidak sampai membuat panas yang berlebihanyang bisa merusak. Memeriksa tahanan kontak pada tiap sambungan. diantaranya pada kabel dan PMB, PMB dan rel juga pada bantalan kontak PMB dan PMS atau PMT (PemutusTenaga).Cara memeriksa tahanan kontak pada sambungan. 1. menyediakan sumber dc yang dapat diatur 2. membuat rangkaian pengukurannya 3. membuat nilai ammeter =100 A dan membaca mvolt 4. menghitung nilai tahanan = V/I 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5. apabila nilai tahanan kontak tinggi menjadi sumber panas sewaktu dialiri arus listrik: (a) baut dan mur dibuka kemudian permukaan kontak dibersihkan dan diratakan (b) sambungan kembalidipasangkan (c) mengukur kembali tahanan kontak (d) mengulangi pembersihan permukaan kontak jika tahanan kontak masih buruk Gambar4.1 Cara memeriksa tahanan kontak pada sambungan Trafo distribusi secara rutin dibersihkan dari kotoran / debu / sawang dan lain- lain Memeriksa gelas peduga minyak trafo distribusi bila warna minyak berubah maka ganti atau bersihkan dengan oil refinery (pembersih minyak) Memeriksa tahanan kontak antara kabel – sepatu kabel dan terminal bushing trafo distribusi Mengukur tahanan isolasi antar belitan(prim-sekund) dan antara belitan ke body trafo distribusi 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4.4.2 Kontruksi Gardu Distribusi Berikut ini adalah syarat-syarat konstruksi dari gardu distribusi: Bangunan gardu dibuat agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pengotoran peralatan instalasi. Bangunan gardu dibuat agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pengotoran peralatan instalasi. Melakukan rating peralatan instalasi sesuai kebutuhan beban trafo, konduktor, rel, PMB, pelebur, kabel disesuaikan dengan arus beban yang akan mengalir, agar tidak terjadi pemanasan yang berlebihan. 4.5 Pemeliharaan JTM ( JaringanTeganganMenengah ) Dikarenakan jaringan saluran udara digelar di alam bebas cenderung gangguan dari lingkungan karena sebab alam cukup tinggi, diantaranya adalah: Petir Karena ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan sambaran langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup tinggi bias flash over kekonduktor fasa menyebabkan gangguan. Binatang Burung, kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan hubung singkat 1 fasa ketanah, 2 fasa bahkan 3 fasa Manusia Permainan layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus. 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Tumbuhan Tumbuhan yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula menjadi penyebab gangguan. Isolator retak atau pecah Apabila terjadi isolator pecah mudah ditemukan namun apabila isolator retak sulit ditemukan, keduanya dapat menjadi penyebab gangguan. 4.5.1 Proses pemeliharaan JTM Dalam pemeliharaannya, pemeriksaan tahanan kontak yang buruk dilakukan dengan cara pengamatan sambungan dengan gunakan thermovision. Bila ditemukan temperatur tinggi pada sambungan, makahal-hal yang harusdilakukanadalahsebagaiberikut: memadamkan jaringan mengukur tahanan kontak membersihkan permukaan kontak apabila klem penjepit sambungan rusak makaharusdiganti apabilahasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize 4.5.2Kontruksi JTM Saluran udara yang digelar di alam bebas merupakan yang sering digunakan untuk JTM, dimana konduktor ditarik dari tiang ketiang dengan ketinggian diatas tanah rata-rata ± 14 m. Pada tiap tiang, konduktor diikatkan ke isolator 24 kv, dimana isolator tersebut terikat di travers. jarak antara isolator di travers ± > 30 cm, jenis isolator yang digunakan adalah : 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ isolator tumpu yaitu konduktor menumpu diatas isolator. isolator tarik yaituisolator yang dipasang pada sambungan konduktor atau pada tiang yang melayani pembelokan konduktor sedangkan bahan isolator yang paling banyak digunakan adalah dari porselen, ada juga yang terbuat dari bahan gelas, sementara untuk keperluan mengalirkan arus listrik dari gardu ke tiang pertama digunakan kabel 20 kv dan disetiap titik jaringan yang akan masuk gardu /trafo dipasang arrestersebagaipengamantrafoterhadapteganganlebihyangdisebabkanolehsa mabaranpetirdan switching (SPLNse.002/PST/73). Karena panjang konduktor tiap haspelnya terbatas ± 300m, sedang jaringan T.M ditarik sampai beberapa km maka dilakukanpenyambungan di tiang sama halnya dengan cara penyambungan di gardu tiap sambungan konduktor jaringan, perlu ditutupi dengan karet (sealer) yang kedap air / uap air karena celah antara sambungan konduktor di udara terbuka lebih mudah kemasukan air atau asam hal ini menyebabkan proses oksidasi lebih besar kemungkinannya, Bila tidak ada sealer, oksidasi dapat menyebabkan tahanan kontak menjadi buruk, menimbul hot spot,danmembuat konduktor lumer (putus). Maka hal yang harus diperhatikan adalah pada posisi sambungan pada jaringan buat agar sambungan konduktor hanya pada isolator yangmenghadap ke sisi sumber, sedang konduktor utuh berada di isolator sisi beban, tapi bila akhirnya terputus juga maka GFR (Ground 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Foult Relay) yang berfungsisebagaipendeteksigangguan yang dikoordinasikandenganrecloserakanbekerja. Gambar 4.2 Cara menentukan posisi sambungan pada jaringan 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/