pengaruh price to book value (pbv), price earning ratio

advertisement
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE (PBV), PRICE EARNING RATIO
(PER) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN
SAHAM PADA INDUSTRI REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 - 2013
1
Najmiyah, 2Edy Sujana,3Ni Kadek Sinarwati
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected], [email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis pengaruh Price to Book
Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
Return Saham perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pada industri
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009
sampai 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling,
yang didasarkan pada perusahaan industri Real Estate dan Property yang secara
konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode amatan 2009-2013,
menggunakan laporan keuangan yang memiliki tahun buku berakhir tanggal 31
Desember, dan data keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh di
laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun 2009 sampai 2013. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dokumentasi. Teknik analisis
data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program
SPSS versi 19.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Price to Book Value (PBV) tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham, (2) Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh signifikan terhadap return saham, (3) Debt to Equity Ratio (DER)
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Kata kunci: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity
Ratio (DER) dan return saham.
Abstract
The study aimed at analyzing the effect of price to book value (PBV), price
Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity ratio (DER) on the company’s stock
Return. The study was conducted on the real estate and property companies listed
in the Indonesia stock exchange during the period of 2009-2013. The samples
were determined by using purposive sampling technique, which was made based
on the companies listed consistently in the Indonesia Stock Exchange during the
period of observation 2009-2013, by using the financial report with the financial
year ended on 31 Desember. The financial data in this study obtained from
financial report during the period of 2009-2013. There were all in the forms of
secondary data collected by using documentation method. The analysis was made
by using multiple linear regression supported by SPSS version 19.
The results indicated that (1) Price to Book Value (PBV) had no significant
effect on the stock returns, (2) Price Earning Ratio (PER) had a significant effect on
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
the stock returns, ( 3) Debt to Equity Ratio (DER) had no significant effect on the
stock returns.
Keywords: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity
Ratio (DER) and returns saham.
PENDAHULUAN
Perusahaan
dalam
rangka
mengembangkan usahanya membutuhkan
tambahan modal yang tidak sedikit.
Kebutuhan
tambahan
modal
dapat
diperoleh dengan cara hutang atau dengan
menambah jumlah kepemilikan saham
dengan penerbitan saham baru. Pasar
modal merupakan tempat bagi perusahaan
untuk menghimpun dana yang berfungsi
untuk
membiayai
secara
langsung
kegiatan
perusahaan
dengan
cara
melakukan penawaran saham kepada
masyarakat di bursa efek yang sering di
sebut go public.
Salah satu fungsi pasar modal
adalah sebagai sarana untuk memperoleh
dana yang bersumber dari masyarakat ke
berbagai sektor yang melaksanakan
investasi. Syarat utama yang diinginkan
oleh para investor untuk bersedia
menyalurkan dananya melalui pasar modal
adalah perasaan aman akan investasi dan
tingkat return yang akan diperoleh.
Risiko dalam investasi saham dapat
dikelompokkan atau digolongkan menjadi
dua risiko yaitu: risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko
sistematis adalah bagian dari risiko
sekuritas yang tidak dapat dihilangkan
dengan diversifikasi atau membentuk
portofolio, istilah lain dari risiko ini adalah
risiko pasar atau risiko umum. Sedangkan
risiko tidak sistematis (unsystematic risk)
adalah risiko yang berhubungan dengan
keadaan perusahaan sebagai suatu
lingkup
investasi
yang
mempunyai
karakteristik sendiri, berbeda dengan
perusahaan lainya.
Informasi yang diperlukan oleh
investor di pasar modal meliputi informasi
yang bersifat fundamental dan teknikal.
Informasi yang bersifat teknikal seperti:
keadaan perekonomian, sosial dan politik
suatu negara. Selain memperhatikan
informasi yang teknikal, investor juga mulai
memperhatikan informasi yang bersifat
fundamental yang diperoleh dari intern
perusahaan khususnya kondisi keuangan
perusahaan dalam melakukan transaksi
saham di bursa efek Indonesia (Rosyadi,
2002 dalam Hartati, 2012).
Laporan
keuangan
merupakan
informasi yang lazim digunakan karena
laporan keuangan perusahaan diharapkan
dapat memberikan informasi bagi calon
investor
dan
calon
kreditur
guna
mengambil keputusan yang terkait dengan
investasi dana mereka. Dari laporan
keuangan perusahaan dapat diperoleh
informasi tentang kinerja, aliran kas
perusahaan, dan informasi lain yang
berkaitan dangan laporan keuangan.
Informasi tersebut setidaknya harus
memungkinkan mereka untuk melakukan
proses penilaian (valuation) saham yang
mencerminkan hubungan antara risiko dan
hasil pengembalian yang sesuai dengan
preferensi masing-masing investor. Suatu
laporan keuangan dikatakan memiliki
kandungan informasi bila publikasi dari
laporan keuangan tersebut menyebabkan
bergeraknya reaksi pasar.
Bagi para investor yang melakukan
analisis perusahaan, informasi akuntansi
yang diterbitkan perusahaan sudah cukup
menggambarkan perkembangan kondisi
perusahaan selama ini dan apa saja yang
telah dicapainya. Dengan analisis terhadap
informasi
akuntansi,
investor
bisa
mengetahui perbandingan antara nilai
intrinsik saham perusahaan dibanding
harga
pasar saham
perusahaan
bersangkutan,
dan
atas
dasar
perbandingan tersebut investor akan bias
membuat keputusan apakah membeli atau
menjual saham yang bersangkutan untuk
memperoleh keuntungan.
Investor yang akan melakukan
investasi dengan membeli saham di pasar
modal
akan
menganalisis
kondisi
perusahaan terlebih dahulu agar investasi
yang dilakukannya dapat memberikan
keuntungan (return). Memperoleh return
(keuntungan) merupakan tujuan utama dari
aktivitas perdagangan para investor di
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
pasar modal. Para investor menggunakan
berbagai cara untuk memperoleh return
yang diharapkan, baik melalui analisis
sendiri terhadap perilaku perdagangan
saham, maupun dengan memanfaatkan
sarana yang diberikan oleh para analisis
pasar modal, seperti broker, dealer dan
manajer
investasi.
Pola
perilaku
perdagangan saham di pasar modal dapat
memberi kontribusi bagi pola perilaku
harga saham di pasar modal tersebut. Pola
perilaku harga saham akan menentukan
pola return yang diterima dari saham
tersebut (Amelia 2012).
Return saham merupakan hasil yang
diperoleh dari kegiatan investasi. Harapan
untuk memperoleh return yang maksimal
tersebut diusahakan agar dapat terwujud
dengan mengadakan analisis dan upaya
tindakan-tindakan yang berkaitan dengan
investasi dalam sahamnya. Oleh karena
itu, perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi return saham sehingga
harapan untuk memperoleh return yang
maksimal bisa dicapai.
Di dalam analisis fundamental
terdapat beberapa rasio keuangan yang
dapat mencerminkan kondisi keuangan
dan kinerja suatu perusahaan. Robbert
Ang
dalam
Amelia
(2012)
mengelompokkan rasio keuangan ke
dalam lima rasio yaitu rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan
rasio pasar. Rasio-rasio keuangan tersebut
digunakan untuk menjelaskan kekuatan
dan kelemahan dari kondisi keuangan
suatu
perusahaan
serta
dapat
memprediksi return saham di pasar modal.
Beberapa penelitian terhadap return
saham ditemukan bahwa Price to Book
Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan
terhadap return. Tidak adanya pengaruh
yang signifikan antara Price to Book Value
(PBV) dengan return saham disebabkan
oleh banyaknya variable-variabel lain yang
mempengaruhi return saham. Dan para
investor tidak lagi beranggapan bahwa
PBV dapat digunakan sebagai patokan
untuk membeli saham, tetapi investor lebih
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
tidak dapat dikontrol seperti tingkat bunga,
inflasi dan sebagainya yang berpengaruh.
Damayanti (2009) menunjukkan hasil
penelitian yang berbeda terhadap Price to
Book Value (PBV). Sasaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan manufaktur yang
masuk dalam kelompok saham LQ45 pada
Bursa Efek Indonesia pada tahun
pengamatan, yaitu tahun 2004 sampai
dengan 2006. Dalam penelitianya diketahui
bahwa variabel Price to Book Value (PBV)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham. Hal ini membuktikan bahwa
rasio penilaian dapat memprediksi tingkat
return saham, semakin tinggi nilai Price to
Book
Value
(PBV)
menunjukkan
perusahaan semakin dipercaya, artinya
nilai perusahaan menjadi lebih tinggi untuk
memberikan return saham pada investor
(Weston dan Brigham, 2005: 306)
Selanjutnya,
penelitian
yang
dilakukan oleh Juanda (2003) tentang
pengaruh informasi akuntansi terhadap
prediksi
keuntungan
investasi
bagi
investor di
pasar modal, disimpulkan
bahwa Price
Earning Ratio (PER)
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap dividend yield. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Raharjo
(2006) menunjukkan bahwa Price Earning
Ratio (PER) untuk kurun waktu 2000-2002
tidak mempunyai pengaruh terhadap return
saham, sedangkan hasil regresi pada
tahun 2003 Price Earning Ratio (PER)
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap return saham. Pengaruh positif
signifikan
ini
menunjukkan
bahwa
kebanyakan dari investor memandang
harga saham masih menjadi pertimbangan
bagi investor di dalam membeli saham.
Jika harga suatu perusahaan tinggi maka
para investor beranggapan bahwa kinerja
dari perusahaan tersebut bagus sehingga
mereka cenderung tertarik pada Price
Earning Ratio (PER) yang tinggi.
Selanjutnya pada penelitian tentang
pengaruh Debt
To
Equity
(DER)
terhadap return saham yang dilakukan
oleh Debora Santosa dan Raharjo bahwa
Debt To Equity Ratio tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Sedangkan Aminatuzzahra (2010)
yang juga meneliti tentang pengaruh Debt
To Equity Ratio terhadap return saham di
perusahaan manufaktur menyimpulkan
bahwa DER memiliki pengaruh yang
signifikan
terhadap
return
saham.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Perbedaan hasil ini disebabkan oleh
perbedaan anggapan investor terhadap
DER, dimana tidak selamanya DER dalam
perusahaan manufaktur dapat digunakan
sebagai patokan yang kuat dalam
pengambilan keputusan untuk pembelian
saham dibandingkan dengan faktor-faktor
lainnya.
Penelitian lainnya, Suarjaya (2012),
Debt to Equity Ratio menunjukkan bahwa
tidak ada pengaruh yang signifikan secara
parsial terhadap return saham. Hasil
penelitian ini diperkuat oleh penelitian
Yuliaty (2008) yang menyatakan bahwa
debt to equity ratio (DER) tidak
berpengaruh terhadap return saham.
Sesungguhnya
hasil
penelitian
ini
bertentangan
dengan
teori
yang
mendasarinya bahwa semakin tinggi rasio
DER,
semakin
rendah
pendanaan
perusahaan
yang
disediakan
oleh
pemegang
saham.
Dari
perspektif
kemampuan membayar kewajiban jangka
panjang, semakin rendah rasio akan
semakin baik kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya.
Berdasarkan
hal
tersebut,
sesungguhnya penelitian mengenai return
saham telah banyak dilakukan mengingat
pentingnya faktor fundamental dalam
mempengaruhi nilai return saham. Namun
berdasarkan
bukti
empiris
yang
menghubungkan faktor-faktor fundamental
dengan return saham masih menunjukkan
hasil yang berbeda-beda sehingga perlu
dilakukan
penelitian
lanjutan
untuk
membuktikan bagaimana pengaruh faktorfaktor fundamental tersebut terhadap
return saham terutama pada sektor Industri
Real Estate dan Property di Bursa Efek
Indonesia.
Alasan penggunaan Industri Real
Estate dan Property karena perkembangan
sektor property saat ini semakin pesat.
Perkembangan ini tentunya diikuti dengan
semakin tingginya permintaan akan
kebutuhan property, sehingga membuat
emiten-emiten property membutuhkan
dana dari sumber eksternal. Dana dari
sumber eksternal dapat diperoleh melalui
pasar
modal.
Banyak
masyarakat
menginvestasikan modalnya di industri
property dikarenakan harga tanah yang
cenderung naik. Penyebabnya adalah
penawaran tanah bersifat tetap sedangkan
permintaan akan selalu besar seiring
pertambahan
penduduk
(Kurniawan,
2013).
Adapun permasalahan yang perlu
dikaji lebih lanjut yaitu Pertama, Apakah
Price to Book Value (PBV) berpengaruh
terhadap Return Saham perusahaan,
keduan Apakah Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh terhadap Return Saham
perusahaan, ketiga Apakah Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh terhadap Return
Saham perusahaan.
Dalam
rangka
menjawab
permasalahan tersebut penelitian ini
bertujuan pertama, untuk menganalisis
pengaruh Price to Book Value (PBV)
terhadap Return Saham perusahaan,
kedua, untuk menganalisis pengaruh Price
Earning Ratio (PER) terhadap
Return
Saham
perusahaan,
ketiga,
untuk
menganalisis pengaruh Debt to Equity
Ratio (DER) terhadap Return Saham
perusahaan.
Price to Book Value (PBV)
merupakan rasio pasar (market ratio) yang
digunakan untuk mengukur kinerja harga
pasar saham terhadap nilai bukunya.
Semakin tinggi rasio Price to Book Value
(PBV) yang menunjukkan semakin berhasil
perusahaan menciptakan
nilai
bagi
pemegang saham (Ang dalam Novita Sari,
2013). Hal ini sesuai dengan signaling teori
dimana dengan informasi yang diperoleh
dari
sinyal
yang
diberikan
oleh
perusahaan, investor akan mengetahui
seberapa besar nilai perusahaan. Semakin
baik nilai perusahaan, maka investor akan
semakin tertarik untuk menginvestasikan
dananya. Dengan begitu harga saham
akan naik dan return saham juga ikut naik.
Oleh karena itu perumusan masalah
pertama dalam penelitian ini yakni:
H1 : Apakah Price to Book Value (PBV)
berpengaruh terhadap Return Saham
perusahaan.
Price Earning Ratio (PER) merupakan
rasio perbandingan antara harga saham
dengan pendapatan setiap lembar saham,
dan merupakan indikator perkembangan
atau pertumbuhan perusahaan di masa
yang akan datang (Winda Adistya, 2012).
Semakin tinggi PER menunjukkan prospek
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
harga saham suatu perusahaan dinilai
semakin tinggi oleh investor terhadap
pendapatan
per
lembar
sahamnya,
sehingga PER yang semakin tinggi juga
menunjukkan semakin mahal saham
tersebut
terhadap
pendapatannya
(Malintan, 2012). Hal ini sesuai dengan
signaling theory, dengan sinyal yang
diberikan
perusahaan
yang
berupa
informasi mengenai seberapa besar rasio
PER, investor akan mengetahui besar atau
kecilnya
prospek harga saham
di
perusahaan tersebut. Semakin besar maka
semakin banyak investor yang ingin
menginvestasikan dananya. Hal tersebut
menimbulkan kenaikan harga saham dan
juga return sahamnya. Berdasarkan alasan
tersebut, maka diperoleh turunan hipotesis
sebagai berikut.
H2 : Apakah Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh terhadap Return Saham
perusahaan.
Debt to Equity Ratio (DER) digunakan
untuk
mengukur
tingkat
leverage
(penggunaan hutang) terhadap total
shareholders
equity
yang
dimiliki
perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER)
merupakan perbandingan antara seluruh
hutang perusahaan baik hutang jangka
panjang maupun hutang jangka pendek
dengan modal sendiri yang dimiliki
perusahaan.
Semakin
tinggi
DER
menunjukkan semakin besar total utang
terhadap total ekuitasnya (Ang dalam
Novita Sari, 2013). Semakin besar DER
juga akan menunjukkan komposisi total
utang yang semakin besar dibandingkan
dengan total modal sendiri sehingga akan
meningkatkan tingkat resiko investor,
karena hal tersebut akan berdampak pada
menurunnya harga saham. Hal ini sesuai
dengan Signaling Theory, dimana dengan
sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang
berupa informasi maka investor akan tau
seberapa hutang yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan dengan hutang yang tinggi
akan memiliki resiko yang besar, bahkan
perusahaan bisa mengalami kebangkrutan.
Hal tersebut akan menyebabkan investor
enggan menginvestasikan dananya dan
menimbulkan penurunan harga saham,
kemudian return saham juga akan turun.
Maka, hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
H3 : Apakah Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh terhadap Return Saham
perusahaan.
METODE
Penelitian ini dilakukan pada
Perusahaan Real Estate dan Property yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2013. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis besarnya
pengaruh PBV, PER dan DER terhadap
Return Saham secara parsial dan simultan
di perusahaan Real Estate dan Property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2009-2013.
Sumber informasi utama dari
penelitian ini adalah perusahaan Real
Estate dan Property yang telah terdaftar
dan
mencatatkan
sahamnya
serta
perusahaan yang
mempublikasikan
laporan keuangannya di Bursa Efek
Indonesia pada periode pengamatan tahun
2009-2013. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas
(independent) dari penelitian ini adalah
PBV, PER dan DER sedangkan variabel
terikat (dependent) dari penelitian ini adalah
Return Saham.
Proses pengumpulan data tersebut,
dilakukan dengan metode dokumentasi.
Pengolahan
data
yang
dilakukan
menggunakan metode analisis deskriptif
kuantitatif yaitu mengolah data dengan
lebih banyak mengumpulkan data berupa
angka
dan
menguraikannya
secara
menyeluruh
dan
sesuai
dengan
pemasalahan yang sedang diteliti, sehingga
akan diperoleh suatu hasil dari pengolahan
data yang disebut hasil penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan pada industri real estate and
property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009 sampai 2013.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling
yaitu metode pemilihan sampel yang
didasarkan pada: pertama, Perusahaan
industri Real Estate and Property yang
secara konsisten terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode amatan 20092013, kedua perusahaan menggunakan
laporan keuangan yang memiliki tahun
buku berakhir tanggal 31 Desember, ketiga
data keuangan yang dibutuhkan dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
penelitian ini diperoleh di laporan keuangan
selama kurun waktu penelitian tahun 2009
sampai 2013.
Metode pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini yaitu metode
dokumentasi adalah pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengamati,
mencatat, dan mengumpulkan dokumendokumen yang berkaitan dengan masalah
penelitian yang diakses dari situs resmi BEI
(www.idx.co.id).
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
berupa angka-angka yaitu, data laporan
keuangan perusahaan yang menjadi
sampel penelitian periode akuntansi yang
berakhir tahun 2009 sampai dengan tahun
2013, yang berasal dari buku ICMD
(International Capital Market Directory).
Sumber data yang digunkan dalam
penelitian ini adalah data sekunder, yakni
data berupa dokumen dan informasi
berhubungan dengan objek penelitian yang
diterbitkan oleh pihak lain dalam hal ini
pihak Bursa Efek Indonesia melalui otoritas
Pusat Informasi Pasar Modal untuk daerah
Bali, yakni buku ICMD dan data yang
diakses
dari
situs
resmi
BEI
(www.idx.co.id).
Untuk menjawab masalah pokok
apakah Price Earning Ratio (PER), Price to
Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio
(DER) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham secara parsial dan
simultan, maka Metode Analisis Data dan
Uji
Hipotesis
dilakukan
dengan
menggunakan analisis berganda dengan
menggunakan program SPSS. Tahap
analisis statistik yang dilakukan adalah
analisis statistic deskriftif, uji asumsi klasik,
uji t, uji F (Anova) dan perumusan model
analisis regresi berganda. Selanjutnya
menggunakan
Statistik
deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
minimum, maksimum dan standar deviasi
(Ghozali, 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Sebelum melakukan uji hipotesis
dilakukan uji statistik yang bersifat umum
berupa statistik deskriptif. Statistik deskriptif
bertujuan untuk melihat distribusi data dari
variabel yang digunakan dalam penelitian.
Berikut ini statistik deskriptif dari masingmasing
variabel
penelitian.
Variabel
dependent dalam penelitian ini yakni return
saham, sedangkan variabel independent
price to book value (PBV), price earning
ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER).
Berikut statistik deskriptif variabel penelitian
yang dapat disajikan pada tabel 1 yaitu
sebagai berikut.
Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics
N
Minimum
Price to Book Value
35
.61
Price Earning Ratio
35
5.33
Debt to Equity Ratio
35
.55
Return Saham
35
-.74
Valid N (listwise)
35
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Tabel 1 yakni statistik deskriptif hasil
dari olahan data SPSS menunjukkan
bahwa variabel price to book value (PBV)
dimana dari 35 sampel penelitian diperoleh
nilai mean 2,2611, nilai maksimum adalah
4,48 dan nilai minimumnya adalah 0,61.
Kemudian untuk variabel price earning ratio
(PER) dari 35 sampel penelitian ternyata
nilai rata-rata (mean) sebesar 16,697
sedangkan nilai maximum 49,24 dan yang
Maximum
4.48
49.24
2.90
8.44
Mean
2.2611
16.6969
1.4774
.7435
Std. Deviation
1.01915
9.47546
.70024
1.56786
terendah 5,33. Kemudian debt to equity
ratio (DER) memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 1,4774, sedangkan nilai maximum
sebesar 2,90 dan yang terendah 0,55.
Selanjutnya dilihat dari return saham
memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar
0,7435 dan nilai tertinggi untuk dari 35
sampel penelitian sebesar 8,44 dan
terendah sebesar -0.74.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Dari
hasil
Uji
Normalitas
menggunakan uji One Sample KolmogorovSmirnov
data dinyatakan berdistribusi
normal, karena tingkat signifikansi atau
nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,986 untuk
variabel price to book value, 0,24 untuk
variabel price earning ratio, 0,848 untuk
variabel debt equity ratio, dan 0,057 unuk
variabel retur saham. Selnajutnya pada
Grafik Uji Normalitas dapat dinyatakan data
berdistribusi normal karena data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal yang dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut
Gambar 1 Grafik Normalitas Data
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Hasil Uji autokorelasi menunjukkan bahwa
uji Durbin-Watson menghasilkan nilai 2.266.
Nilai ini lebih besar daripada nilai dU =
1,6528 dan lebih kecil dari nilai 4 – 1,6528
(4-dU) = 2,3472. Jadi dapat disimpulkan
tidak ada autokorelasi dalam model regresi
yang diprediksi.
Hasil
uji
heteroskedastisitas
ditunjukkan pada gambar 2 berikut.
Gambar 2 Grafik Scatterplot
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Dari Grafik scatter plot pada gambar
2
dapat
dinyatakan
tidak
terjadi
heteroskedastisitas karena,tidak terdapat
pola yang jelas dan titik-titik menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Selain dengan grafik scatter plot, uji
heteroskedatisitas bisa juga diuji dengan
menggunakan uji gletser.
Syarat untuk Uji Glejser dilakukan
dengan meregresikan variabel bebasnya
terhadap nilai absolut residual statistik
diatas α = 0,05. Hasil uji Gletser
menunjukkan bahwa nilai signifikan setiap
variabel lebih bear dari 0,05 ini berarti
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada data.
Hasil uji koefisien determinasi
variabel return saham yang ditunjukkan
oleh tabel 2 berikut.
Tabel 2. Uji Koefisien Determinasi Variabel Return Saham
Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
.495a
.245
.172
Sumber : Data Primer Diolah, 2014
Dari hasil Uji Koefesien Determinasi
bahwa Nilai Adjusted R Square yang
diperoleh
sebesar
0,172,
hal
ini
menunjukkan bahwa perubahan return
saham di perusahaan industry real estate
yang terdaftar di BEI mampu dijelaskan
secara bersama-sama oleh perubahan
price to book value (PBV), price earning
ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER)
Std. Error of the
Estimate
1.42654
Durbin-Watson
2.266
sebesar 17,2% sedangkan sisanya 82,8 %,
dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian
ini.
Analisis regresi pada penelitian ini
digunakan model regresi berganda dengan
variabel dependen (variabel terikat) berupa
return saham (Y) dan variabel independen
(variabel bebas) berupa price to book value
(PBV) (X1), price earning ratio (PER) (X2)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
dan Debt to Equity Ratio (DER) (X3). Model
hubungan yang terbentuk pada penelitian
ini adalah sebagai berikut.
Y= α + β1 X1+ β2 X2 + β3 X3 + e…………(1)
Hasil olah data regresi dapat
disajikan persamaan regresi sebagai
berikut.
Y= 0,006 – 0,484 X1+0,088 X2 + 0,241 X3 +
e……(2)
Berdasarkan model persamaan
regresi linier berganda di atas maka dapat
dijelaskan sebagai berikut. Pertama,
Konstanta = 0,006, Konstanta menunjukkan
besarnya nilai Y apabila tidak ada pengaruh
dari X1, X2, dan X3. Artinya apabila
pengaruh price to book value (PBV), price
earning ratio (PER) dan Debt to Equity
Ratio (DER) sama dengan nol (tidak
memberikan pengaruh), maka return saham
di perusahaan industry real estate yang
terdaftar di BEI akan naik sebesar 0,006.
Kedua, Koefisien regresi variabel
price to book value (PBV) (X1) = -0.484
Artinya jika X1 berubah satu satuan, maka
Y akan berubah sebesar 0,484 dengan
anggapan variabel X2 dan X3 tetap. Tanda
negatif pada nilai koefisien regresi
melambangkan hubungan yang berlawanan
arah antara X1 dan Y, artinya apabila
tingkat price to book value (PBV), semakin
meningkat, maka return saham perusahaan
industry real estate yang terdaftar di BEI
akan turun sebesar 0,484.
Ketiga, Koefisien regresi variabel
price earning ratio (PER) (X2) = 0,088
Artinya jika X2 berubah satu satuan, maka
Y akan berubah sebesar 0,088 dengan
anggapan variabel X1 dan X3 tetap. Tanda
positif pada nilai koefisien regresi
melambangkan hubungan yang searah
antara X2 dan Y, artinya apabila price
earning ratio (PER) semakin meningkat,
maka return saham perusahaan industry
real estate yang terdaftar di BEI akan naik
sebesar 0,088.
Keempat, Koefisien regresi variabel
Debt to Equity Ratio (DER) (X3) = 0,241.
Artinya jika X3 berubah satu satuan, maka
Y akan berubah sebesar -0,241 dengan
anggapan variabel X1 dan X2 tetap. Tanda
positif pada nilai koefisien regresi
melambangkan hubungan yang searah
antara X3 dan Y, artinya apabila tingkat
Debt to Equity Ratio (DER) semakin
meningkat, maka return saham perusahaan
industry real estate yang terdaftar di BEI
akan naik sebesar 0,241.
Hasil Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel
dependen dengan menganggap variabel
independen lainnya konstan. Jika nilai
thitung> ttabel dengan signifikansi 0,05, dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
independen
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel dependen atau dapat
dilakukan dengan melihat nilai signifikan di
bawah 0,05. ttabel untuk df 35-4=31 dengan
signifikansi 0,05 adalah 2,039
Berdasarkan hasil pengolahan data
yang telah dilakukan untuk variabel price to
book value (PBV) (X1), price earning ratio
(PER) (X2) dan Debt to Equity Ratio (DER)
(X3) terhadap return saham (Y), maka
hasilnya secara lengkap disajikan dalam
tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Hasil Uji Statistik t
Model
1
(Constant)
Price to Book Value
Price Earning Ratio
Debt to Equity Ratio
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan tabel 3 dan ketentuan
di atas maka diambil keputusan:
T
Sig.
.007
-1.764
3.059
.623
H1:
.995
.088
.005
.538
Price to book value (PBV)
berpengaruh terhadap return saham
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Berdasarkan tabel 3 diketahui
bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel
price to book value (PBV) lebih besar
daripada nilai signifikan yang ditetapkan
(0,088>0,05) sehingga H1 ditolak dengan
tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang
sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh
adalah sebesar 1,609, karena nilai thitung
lebih besar dari ttabel (1,764< 2,039) maka
H1 ditolak artinya price to book value (PBV)
tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham perusahaan industry real
estate yang terdaftar di BEI periode 20092013.
H2:
Price
earning
ratio
(PER)
berpengaruh
terhadap
return
saham.
Berdasarkan tabel 3 diketahui
bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel
price earning ratio (PER)
lebih kecil
daripada nilai signifikan yang ditetapkan
(0,005<0,05) sehingga H2 diterima dengan
tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang
sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh
adalah sebesar 3,059, karena nilai thitung
lebih besar dari ttabel (3,059>2,039) maka H2
diterima artinya price earning ratio (PER)
berpengaruh signifikan terhadap return
saham perusahaan industry real estate
yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.
H3 :
Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh
terhadap return
saham
Berdasarkan tabel 3 diketahui
bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel
Debt to Equity Ratio (DER) lebih besar
daripada nilai signifikan yang ditetapkan
(0,538>0,05) sehingga H3 ditolak dengan
tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang
sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh
adalah sebesar 0,623, karena nilai thitung
lebih kecil dari ttabel (0,623<2,039) maka H3
ditolak artinya Debt to Equity Ratio (DER)
tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham perusahaan industry real
estate yang terdaftar di BEI periode 20092013.
Pembahasan
Pengaruh Price To Book Value (PBV)
terhadap Return Saham
Hasil pengujian hipotesis pertama
dengan menggunakan analisis regresi
berganda menghasilkan persamaan regresi
berganda Y=0,006 – 0,484 X1+0,088 X2 +
0,241 X3. Untuk hasil pengujian hipotesis
nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,764<2,039)
maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti
H1 ditolak artinya price to book value (PBV)
tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham perusahaan industry real
estate yang terdaftar di BEI periode 20092013. Selain itu dilihat dari nilai signifikansi
pada uji t variabel price to book value (PBV)
lebih besar daripada nilai signifikan yang
ditetapkan (0,088>0,05) sehingga H2 ditolak
dengan tingkat signifikansi 0,05.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
statistic terlihat bahwa variabel price to
book value (PBV) menunjukkan tidak ada
pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap return saham perusahaan industry
real estate yang terdaftar di BEI periode
2009-2013. Hal ini disebabkan takutnya
investor membeli saham dengan harga
yang rendah yang nantinya berakibat harga
saham di masa yang akan datang akan
semakin
menurun,
sehingga
akan
mempengaruhi
tingkat
pengembalian
(return) perusahaan.
Price to Book Value (PBV)
merupakan rasio pasar (market ratio) yang
digunakan untuk mengukur kinerja harga
pasar saham terhadap nilai bukunya.
Semakin tinggi rasio Price to Book Value
(PBV) yang menunjukkan semakin berhasil
perusahaan
menciptakan
nilai
bagi
pemegang saham (Ang dalam Novita Sari,
2013). Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan signaling teori dimana dengan
informasi yang diperoleh dari sinyal yang
diberikan oleh perusahaan, investor akan
mengetahui
seberapa
besar
nilai
perusahaan.
Semakin
baik
nilai
perusahaan, maka investor akan semakin
tertarik untuk menginvestasikan dananya.
Dengan begitu harga saham akan naik dan
return saham juga ikut naik.
Tidak adanya hubungan yang
signifikan antara variabel PBV terhadap
return saham menunjukkan bahwa variabel
ini tidak dapat mempengaruhi keputusan
investor
dalam
membuat keputusan
investasi. Hal ini mungkin disebabkan
karena variabel ini dapat memberikan
informasi bagi investor ataupun calon
investor mengenai seberapa besar pasar
menghargai suatu saham.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Hasil penelitian ini diperkuat oleh
penelitian Juanda (2003), Raharjo (2006),
Basuki (2006) serta Suarjaya Adi dan
Rahyuda Henny (2012) yang menyatakan
bahwa price to book value (PBV) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham. Sedangkan penelitian
Damayanti (2007) menyatakan bahwa price
to book value (PBV) berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham.
Pengaruh Price Earning Ratio (PER)
terhadap Return Saham
Hasil pengujian hipotesis kedua
dengan menggunakan analisis regresi
berganda menghasilkan persamaan regresi
berganda Y=0,006 – 0,484 X1+0,088 X2 +
0,241 X3. Untuk hasil pengujian hipotesis
nilai
thitung
lebih
besar
dari
ttabel
(3,059>2,039) maka H0 ada di daerah
penolakan, berarti H2 diterima artinya Price
Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan
terhadap return saham perusahaan industry
real estate yang terdaftar di BEI periode
2009-2013. Selain itu dilihat dari nilai
signifikansi pada uji t variabel Price Earning
Ratio (PER) lebih kecil daripada nilai
signifikan yang ditetapkan (0,005<0,05)
sehingga H2 diterima dengan tingkat
signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian didapat
bahwa semakin tinggi PER maka tingkat
return saham semakin tinggi. PER
merupakan rasio pasar yang digunakan
investor untuk memprediksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba
earning power di masa yang akan datang.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
tinggi biasanya PER tinggi pula, hal ini
menunjukan bahwa pasar mengharapkan
pertumbuhan laba di masa mendatang.
Sebaliknya perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan
rendah
cenderung
mempunyai PER rendah pula (Prastowo
dan Juliaty, 2002 : 96). Jadi dengan PER
yang semakin tinggi akan menunjukkan
tingkat kinerja perusahaan yang baik yang
nantinya akan menarik perhatian investor
untuk membeli saham diperusahaan
tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Juanda
(2003) yang menyatakan bahwa PER
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham.
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap Return Saham
Hasil pengujian hipotesis ketiga
dengan menggunakan analisis regresi
berganda menghasilkan persamaan regresi
berganda Y=0,006 – 0,484 X1+0,088 X2 +
0,241 X3. Untuk hasil pengujian hipotesis
nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,623<2,039)
maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti
H3 ditolak artinya Debt to Equity Ratio
(DER)
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap return saham perusahaan industry
real estate yang terdaftar di BEI periode
2009-2013. Selain itu dilihat dari nilai
signifikansi pada uji t variabel Debt to
Equity Ratio (DER) lebih besar daripada
nilai
signifikan
yang
ditetapkan
(0,538>0,05) sehingga H3 diterima dengan
tingkat signifikansi 0,05.
Semakin besar debt to equity rasio
menandakan kinerja perusahaan buruk.
Dimana perusahaan memanfaatkan hutang
jangka panjang sebagai pendanaan
usahanya.
Sehingga
mengakibatkan
semakin
besar
risiko
yang
harus
ditanggung investor. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa debt to equity ratio
signifikan negatif terhadap return saham,
semakin besar debt to equity ratio
perusahaan akan mengakibatkan return
saham yang diterima kecil.
Debt to Equity Ratio (DER) akan
mempengaruhi kinerja perusahaan dan
menyebabkan apresiasi harga saham. DER
yang terlalu tinggi mempunyai dampak
buruk terhadap kinerja perusahaan, karena
tingkat hutang yang semakin tinggi
menandakan beban bunga perusahaan
akan semakin besar dan mengurangi
keuntungan. Sehingga semakin tinggi
hutang (DER) cenderung menurunkan
return saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
DER tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Tidak adanya pengaruh yang
signifikan antara DER dengan return saham
mungkin disebabkan oleh banyaknya
variabelvariabel lain yang mempengaruhi
return saham dan banyaknya faktor-faktor
lain yang tidak dapat dikontrol seperti
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
tingkat bunga, inflasi dan sebagainya yang
berpengaruh.
Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Debora Setiadi Santosa (2009) yang
menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham, tetapi
hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Aminatuzzahra (2010) serta
Suarjaya Adi dan Rahyuda Henny (2012)
yang menyatakan bahwa DER mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, secara parsial dapat
diketahui bahwa Variabel Price to Book
Value (PBV) terhadap return saham
menunjukkan bahwa antara kedua variabel
ini tidak memiliki hubungan yang signifikan
yang ditunjukkan oleh nilai sig-nya yang
lebih besar dari 0.05 yaitu 0.088 dan nilai
thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 1,764<2,039.
Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis
pertama dalam penelitian ini tidak terbukti.
Kedua,
secara
parsial
dapat
diketahui bahwa variabel Price Earning
Ratio (PER) terhadap return saham
menunjukkan bahwa antara kedua variabel
ini memiliki hubungan yang signifikan yang
ditunjukkan oleh nilai sig-nya yang lebih
kecil dari 0.05 yaitu 0,005 dan nilai t hitung
lebih besar dari ttabel yaitu 3,059>2,039.
Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis
kedua dalam penelitian ini terbukti yakni
Price Earning Ratio (PER) berpengaruh
terhadap return saham perusahaan industry
real estate yang terdaftar di BEI periode
2009-2013.
Ketiga,
secara
parsial
dapat
diketahui bahwa variabel Debt to Equity
Ratio (DER)
terhadap return saham
menunjukkan bahwa antara kedua variabel
ini tidak memiliki hubungan yang signifikan
yang ditunjukkan oleh nilai sig-nya yang
lebih besar dari 0.05 yaitu 0,538 dan nilai
thitung
lebih besar dari ttabel yaitu
0,623<2,039. Hasil ini menunjukkan bahwa
hipotesis ketiga dalam penelitian ini tidak
terbukti, jadi Debt to Equity Ratio (DER)
tidak berpengaruh terhadap return saham
perusahaan industry real estate
terdaftar di BEI periode 2009-2013.
yang
Saran
Bagi para investor ataupun calon
investor hendaknya tidak menyampingkan
rasio Price to Book Value (PBV) dan Debt
to Equity Ratio (DER) walaupun dalam
penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang
signifikan namun PBV dan DER juga
merupakan salah satu rasio yang penting
yang bisa digunakan untuk menilai return
saham seperti dalam penelitian yang lain.
Sebaiknya lebih memperhatikan kriteria
keuangan perusahaan yang tercermin
dalam laporan keuangan dan rasio-rasio
keuangan
serta
juga
perlu
lebih
memperhatikan kondisi pergerakan harga
saham dan faktor lingkungan yang mungkin
berpengaruh cukup besar terhadap return
sahamya.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Anggun BP. 2012. Analisis
Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER
dan PVB terhadap Return Saham
(Studi kasus pada industri Real
Estate and Property yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode
2007-2009). Skripsi S1. Semarang.
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Diponegoro.
Aminatuzzahra. 2010. Analisis Pengaruh
Current Ratio, Debt To Equity Ratio,
Total Asser Turnover, Net Profit
Margin Terhadap return saham
(Study Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Go-Public di BEI
Periode 2005- 2009). Skripsi S1.
Semarang.
Fakultas
Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Damayanti. Giantari. 2009. Pengaruh Rasio
Keuangan terhadap Return Saham
pada Perusahaan Manufaktur yang
tergabung dalam Indeks LQ 45 di
Bursa Efek Indonesia. Potensio Vol.
11 No 1 Juli 2009. STIE YPPI
Rembang.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori
Portofolio Dan Analisis Sekuritas.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Edisi Ketiga. Yogyakarta. UPP AMP
YKPN.
Juanda, P. 2003. Penggunaan Informasi
Akuntansi
Untuk
Memprediksi
Keuntungan Investasi Bagi Investor
Di Pasar Modal (Studi Empiris Di
Bursa Efek Jakarta Pada Periode
1999-2002)
Kurniawan, Yohanes J. 2013. Analisis
Pengaruh Earning Per Share (EPS),
Debt to Equity Ratio (DER), Return
on Asset (ROA), Return on Equity
(ROE) terhadap Return Saham.
Skripsi S1. Semarang. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro
Novitasari, Ryan. 2013. Analisis Pengaruh
Faktor
Fundamental
terhadap
Return Saham (pada Perusahaan
LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2012). Skripsi
S1. Semarang. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Raharjo, Susilo 2006. Analisis Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan LQ-45 Di
Bursa Efek Jakarta. Fakultas
Ekonomi
Universitas
Islam
Indonesia. Yogyakarta
Suarjaya, Adi W. dan Rahyuda, Henny.
2012.
Pengaruh
Faktor
Fundamental
terhadap
Return
Saham pada Perusahaan Makanan
dan Minuman di BEI. Fakultas
ekonomi, Universitas Udayana,
Denpasar, Bali.
Yuliaty, Erma. 2008. Pengaruh PER, PBV,
NPM, GPM, dan DER Terhadap
Return Saham periode Pengamatan
2001-2005. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 13(2): h: 54-59
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Cetakan IV. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Peni Padan, Wahyuni. 2012. Pengaruh
Informasi
Keuangan
Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Jakarta. Skripsi Jurusan
Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Makassar.
http:// www.idx.co.id
Download