AKUNTANSI KEUANGAN 1 POLITEKNIK TELKOM BANDUNG 2009 Penulis : Nelsi Wisama Sendi Gusnandar A Indra Firmansyah Dilarang menerbitkan kembali, menyebarluaskan, atau menyimpan baik sebagian maupun seluruh isi buku dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari Politeknik Telkom Hak cipta dilindungi undang-undang @ Politeknik Telkom 2009 No part of this document may be copied, reproduced, printed, distributed, modified, removed and amended in any form by any means without prior written authorization of Telkom Polytechnic. Copyright @ 2009 Telkom Polytechnic. All rights reserved Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT karena dengan karunia-Nya courseware ini dapat diselesaikan. Atas nama Politeknik Telkom, kami sangat menghargai dan ingin menyampaikan terima kasih kepada penulis, penerjemah dan penyunting yang telah memberikan tenaga, pikiran, dan waktu sehingga courseware ini dapat tersusun. Tak ada gading yang tak retak, di dunia ini tidak ada yang sempurna, oleh karena itu kami harapkan para pengguna buku ini dapat memberikan masukan perbaikan demi pengembangan selanjutnya. Semoga courseware ini dapat memberikan manfaat dan membantu seluruh Sivitas Akademika Politeknik Telkom dalam memahami dan mengikuti materi perkuliahan di Politeknik Telkom. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Bandung , Juli 2009 Christanto Triwibisono Wakil Direktur I Bidang Akademik & Pengembangan iii Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................... iv 1 LAPORAN KEUANGAN ...................................................... 1 1.1 Pengertian laporan keuangan ....................................................................... 2 1.1.1 Fungsi laporan keuangan ............................................................................... 2 1.1.2 Klasifikasi perkiraan (classification of account)........................................ 2 1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan ............................................................................ 4 1.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ............................................... 4 1.2 Jenis laporan keuangan .................................................................................. 4 1.2.1 Laporan laba rugi ............................................................................................ 4 1.2.2 Bentuk Laporan Laba Rugi ........................................................................... 6 1.2.3 Laporan perubahan ekuitas : ........................................................................ 7 1.2.4 Neraca .............................................................................................................. 7 1.2.5 Laporan Arus Kas........................................................................................ 11 2 KAS KECIL ........................................................................... 19 2.1 Pemahaman Kas ........................................................................................... 20 2.2 Kas Kecil ....................................................................................................... 22 3 REKONSILIASI LAPORAN BANK..................................... 30 4 PIUTANG USAHA .............................................................. 47 4.1 Piutang (Account Receivable) ................................................................... 48 4.2 Piutang Tak Tertagih (Kerugian Piutang) : ............................................. 48 5 PIUTANG WESEL............................................................... 56 6 PERSEDIAAN BARANG ..................................................... 64 6.1 Pengertian Persediaan Barang .................................................................. 65 6.2 Metode Pencatatan Atas Persediaan ....................................................... 67 6.2.1 Metode Fisik / Periodik .............................................................................. 67 6.2.2 Metode Buku / Perpetual .......................................................................... 68 6.3 Arus Harga Pokok (AHP) .......................................................................... 70 6.4 Masalah Pemilikan Persediaan Barang ..................................................... 73 7 AKTIVA TETAP BERWUJUD ............................................ 82 7.1 Pengertian Aktiva Tetap Berwujud ......................................................... 83 7.2 Perolehan Aktiva Tetap ............................................................................. 84 iv Politeknik Telkom 7.3 7.4 8 8.1 8.2 8.2.1 8.2.2 8.2.3 8.2.4 8.2.5 8.2.6 8.3 9 9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 Akuntansi Keuangan I Biaya-Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap ............................ 89 Pemberhentian Aktiva ................................................................................ 91 AKTIVA TIDAK BERWUJUD ............................................ 97 Pengertian Aktiva Tidak Berwujud .......................................................... 98 Penilaian Aktiva Tidak Berwujud ............................................................. 98 Hak Paten ...................................................................................................... 98 Hak Cipta .................................................................................................... 100 Hak Menggunakan Fasilitas (Franchise) ................................................ 100 Merek Dagang ............................................................................................ 100 Hak Menyewa ............................................................................................ 101 Goodwill...................................................................................................... 102 Penyajian Aktiva Tidak Berwujud .......................................................... 106 PENYUSUTAN DAN DEPLESI ........................................ 111 Penyusutan (Depresiasi) .......................................................................... 112 Faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan .......................... 112 Metode Perhitungan Penyusutan (Depresiasi) .................................... 113 Deplesi ......................................................................................................... 119 Metode Perhitungan Deplesi .................................................................. 120 v Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I LAPORAN KEUANGAN Overview Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, terdiri dari ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas yang telah direncanakan dan pencapaian hasilnya. Tujuan 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan keseluruhan proses laporan keuangan perusahaan. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam laporan seperti neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan modal. Laporan Keuangan 1 Politeknik Telkom 1.1 Akuntansi Keuangan I Pengertian laporan keuangan Merupakan laporan mengenai posisi kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan serta informasi lainnya yang diperlukan oleh pemakai informasi akuntansi. 1.1.1 a. b. Fungsi laporan keuangan Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas. Menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi akutansi dalam pengambilan keputusan. 1.1.2 Klasifikasi perkiraan (classification of account) Perkiraan-perkiraan yang ada dalam laporan keuangannya harus diklasifikasikan menurut karakteristik umum, yaitu : Aktiva (Assets) Setiap barang fisik (berwujud) atau hak (tidak berwujud) yang mempunyai nilai uang adalah aktiva. Penyajiannya dalam neraca, Aktiva dapat dibedakan menjadi : 1. Aktiva Lancar (current assets) merupakan akun-akun yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang kas atau dijual atau dihabiskan, biasanya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun atau kurang, melalui operasi normal perusahaan. Disamping uang Kas, yang termasuk aktiva lancar adalah Bank, Piutang, Persediaan Barang Dagang, Sewa yang dibayar dimuka, dan lain sebagainya. 2. Aktiva Tetap (plant assets atau fixed assets) adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam perusahaan yang sifatnya permanen atau relatif tetap yang meliputi Peralatan, Mesin, Kendaraan, Bangunan dan Tanah. Kecuali tanah, aktiva tetap lain secara bertahap mengalami penyusutan atau kehilangan kegunaannya dengan berlalunya waktu. Biasanya No. akunnya diawali dengan angka 1 2 Laporan Keuangan Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Kewajiban (Liabilities) Kewajiban merupakan hutang kepada pihak luar (kreditor) dan biasanya dalam neraca ditambahkan kata “Payable”. Dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu 1. Kewajiban Jangka Pendek (current payable) merupakan kewajiban yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu dekat biasanya dalam 1 (satu) tahun atau kurang, contoh : Hutang usaha, wesel bayar, hutang gaji, hutang bunga dan hutang pajak. 2. Kewajiban Jangka Panjang (long-term liabilities) merupakan kewajiban yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu yang relatif lama biasanya lebih dari satu tahun, contoh hutang hipotik dan hutang obligasi. Biasanya No. akunnya diawali dengan angka : 2 Modal Pemilik (Owner’s Equity) Modal pemilik merupakan klaim residu terhadap aktiva perusahaan setelah total kewajiban dikurangkan. Untuk perseroan disebut modal pemegang saham (stockholders’ equity). Untuk perusahaan perseroan Modal saham (capital stock) merupakan investasi pemegang saham. Laba Yang Ditahan (Retained Earning) merupakan laba bersih yang ditahan dalam perusahaan. Dividen (dividens) merupakan pembagian laba kepada pemegang saham untuk perusahaan perseroan., Sedangkan untuk perseorangan Modal (capital) adalah modal pemilik dalam perusahaan perseorangan. Pengambilan Pribadi (Prive / Drawing) merupakan jumlah pengambilan yang dilakukan oleh pemilik perusahaan perseorangan. Biasanya No. akunnya diawali dengan angka : 3 Pendapatan (Revenue) Pendapatan merupakan kenaikan kotor (Gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa dari para langanan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan umtuk memeproleh penghasilan. Istilah lainnya : Penjualan, Honorarium Profesi, Pendapatan Komisi, Hasil Penjualan Karcis dan Pendapatan Bunga. Bila suatu perusahaan mempunyai beberapa jenis pendapatan, hendaknya setiap jenis pendapatan dicatat dalam perkiraan terpisah. Biasanya No akun diawali dengan angka : 4 Laporan Keuangan 3 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Beban (Expense) Beban merupakan biaya yang telah dipakai dalam proses untuk menghasilkan pendapatan, disebut juga biaya yang talah dipakai (expired cost). Beban sangat bervariasi, seperti beban gaji, beban iklan, beban penyusutan dan sebagainya. Biasanya No. akun diawali dengan angka : 5 1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan Adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengembilan keputusan ekonomi. 1.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan 1. Dapat Dipahami, artinya kualitas informasi yang ditampung dalam laporan keuangan mudah dipahami oleh pemakai. 2. Relevan, artinya dapat informasi dalam laporan keuangan dapat membantu pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. 3. Keandalan, artinya informasi memiliki kualitas yang andal apabila bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, sehingga diharapkan dapat disajikan wajar. 4. Dapat Diperbandingkan, artinya pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisis keuangan secara relatif. 1.2 Jenis laporan keuangan 1.2.1 Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dengan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan. 4 Laporan Keuangan Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Peran dari laporan laba rugi adalah sebagai sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan serta mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode. Dalam laporan rugi laba terdapat beberapa istilah yang sering digunakan. Istilah istilah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan (Revenue) Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya, bisa merupakan kombinasi keduanya selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan perusahaan. 2. Biaya (Expense) Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang, bisa merupakan kombinasi keduanya selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan perusahaan. 3. Penghasilan (Income) Adalah selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biayabiaya. Bila pendapatan lebih kecil daripada biaya, selisihnya sering disebut rugi. 4. laba (profit) Adalah kenaikan modal atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu kecuali kenaikan modal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik, seperti pada laba yang timbul dari penjualan aktiva tetap. 5. Rugi (Loss) Adalah penurunan modal atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu kecuali yang timbul dari biaya atau distribusi pada pemilik, seperti pada rugi penjualan surat berharga. Laporan Keuangan 5 Politeknik Telkom 6. 1.2.2 Harga Perolehan (Cost) Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva, seperti pada pembelian mesin, dan pembayaran uang muka sewa. Dalam akuntansi biaya harga perolehan juga dapat berarti harga pokok atau biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang. Bentuk Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua model sebagai berikut: 1. Bertahap (Multiple Step) Bentuk multiple step adalah bentuk laporan laba rugi di mana dilakukan beberapa pengelompokkan terhadap pendapatan pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urut-urutan tertentu sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut: Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan. Penghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha. Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih ditambah dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya di luar usaha. Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan. Penghasilan bersih dari elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah dan/atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa. 2. Single Step Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara: 6 Akuntansi Keuangan I Pendapatan-pendapatan dan laba-laba Biaya-biaya dan kerugian-kerugian. Laporan Keuangan Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 1.2.3 Laporan perubahan ekuitas : Di samping penyusunan neraca dan laporan laba rugi, pada akhir periode akuntansi biasanya juga disusun laporan yang menunjukkan sebab sebab perubahan modal perusahaan. Perusahaan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan di dalam laporan laba ditahan (retained earnings). Di dalam laporan ini ditunjukkan laba ditahan awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum di dalam laporan perhitungan laba rugi dan dikurangi dengan dividen yang diumumkan selama periode yang bersangkutan. Karena laporan laba rugi dapat disusun dengan cara all inclusive atau current operating performance, maka susunan laporan laba tidak dibagi juga akan berbeda, tergantung kepada laporan perhitungan laba rugi. Apabila laporan perhitungan laba rugi disusun dengan cara all inclusive maka di dalam laporan laba ditahan hanya menunjukkan: saldo laba tidak dibagi awal periode ditambah laba neto dan elemen-elemen luar biasa ditambah atau dikurangi koreksi kesalahan dikurangi dividen yang diumumkan. Apabila laporan perhitungan laba rugi disusun dengan cara current operating performance maka elemen-elemen luar biasa akan nampak dalam laporan laba ditahan. Untuk lebih memberikan pemahaman berikut ini diberikan contoh-contoh laporan laba ditahan untuk melengkapi laporan perhitungan laba rugi dengan cara all inclusive maupun current operating performance. 1.2.4 Neraca Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva, di mana pasiva itu terdiri dari dua bagian kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik Laporan Keuangan 7 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan nampak bahwa: Aktiva = Utang + Modal Dalam pengertian aktiva selain dari barang-barang dan hak-hak yang dimiliki, di dalamnya termasuk juga biaya-biaya yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan dan masih akan dibebankan pada periode-periode yang akan datang. Oleh karena itu, di dalam judul aktiva akan termasuk juga pos-pos kas, tagihan-tagihan, surat-surat berharga yang merupakan sumber uang dan pengeluaran-pengeluaran yang akan memberi manfaat di masa yang akan datang, sehingga pembebanannya juga ditunda seperti aktiva tetap, hak paten dan persekot-persekot biaya. Utang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang harus dilunasi. Cara pelunasan utang ini bermacam-macam dapat dilakukan dengan mengembalikan dengan uang atau dengan cara yang lain. Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan. Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan perubahan-perubahan nilai aktiva yang terjadi karena hasil usaha perusahaan. Modal ini bukan merupakan jumlah yang harus dilunasi, tetapi dalam hal likuidasi, para pemilik baru menerima pelunasan sesudah para kreditur dilunasi. Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisa. Biasanya aktiva dan utang akan dikelompokkan dalam kelompok lancar atau jangka pendek dan tidak lancar atau jangka panjang dalam bentuk aktiva tetap. Pengelompokkan seperti ini akan memungkinkan dihitungnya modal kerja perusahaan yaitu selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Selanjutnya adalah penggolongan aktiva dalam golongan aktiva, utang dan modal. Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya aktiva dan utang dikelompokkan dalam kelompok lancar dan tidak lancar. Pengelompokkan seperti itu hanyalah merupakan suatu kelompok besar yang akan dirinci lebih lanjut. Susunan aktiva dan pasiva di dalam neraca adalah sebagai berikut: 8 Laporan Keuangan Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Golongan Harta-harta/Aktiva Aktiva lancar Investasi jangka panjang Aktiva tetap berwujud Aktiva tidak berwujud Aktiva/harta lainnya Golongan Utang-utang dan Modal Sendiri Utang-utang: Utang-utang lancar Pendapatan yang diterima di muka Utang-utang jangka panjang Utang-utang lain Modal sendiri: Modal saham yang disetor Agio/disagio saham Cadangan-cadangan Laba tidak dibagi Ekuitas adalah perbedaan antara aktiva dengan utang dan merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik dan dalam suatu badan usaha ekuitas adalah hak dari pemilik. Dalam perusahaan perseorangan ekuitas ditunjukkan dalam satu rekening yang diberi nama ekuitas. Dalam perusahaan yang berbentuk firma ekuitas ditunjukkan dalam rekening ekuitas masing-masing anggota. Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan ekuitas ditunjukkan dengan rekening ekuitas yang terdiri dari beberapa elemen. Elemen ekuitas dalam perusahaan yang berbentuk persero adalah sebagai berikut: a. Modal Disetor Modal disetor adalah jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu: Modal saham, yaitu jumlah nominal saham yang beredar. Di dalam neraca cara mencantumkan modal saham beredar adalah sebagai berikut: Modal statuter Rp. xx (-) Saham dalam portepel Rp. xx Modal saham beredar Rp. Xx Laporan Keuangan 9 Politeknik Telkom b. Agio/disagio saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham. Agio adalah selisih di atas nominal, sedang disagio adalah selisih di bawah nominal. Di dalam neraca agio akan ditambahkan pada modal saham beredar sedangkan disagio dikurangkan. Laba ditahan Merupakan kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi sebagai dividen. Laba yang ditahan merupakan elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan. Apabila laba ditahan saldonya debit akan disebut defisit. Saldo rekening laba ditahan sewaktu-waktu dapat diminta sebagai dividen oleh pemegang saham, untuk membatasi agar laba yang ditahan tidak diminta sebagai dividen seluruhnya, maka bisa dibuat cadangan-cadangan dari laba ditahan. Cadangan laba ditahan dapat digunakan untuk ekspansi, cadangan pelunasan obligasi, cadangan penurunan harga persediaan dan Iain sebagainya. Jumlah laba ditahan yang sudah dicadangkan tidak dapat diminta sebagai dividen. Di dalam neraca laba ditahan akan dicantumkan sebagai berikut: Laba ditahan: Untuk ekspansi Untuk pelunasan obligasi Sisa laba ditahan 10 Akuntansi Keuangan I Rp. Rp. Rp. Rp. xx xx xx xx c. Modal Penilaian Kembali Apabila diadakan penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva perusahaan, maka selisih antara nilai buku lama dengan nilai buku yang baru dicatat sebagai modal penilaian kembali. Di dalam neraca, modal penilaian kembali dilaporkan dalam kelompok modal dan dijumlahkan dengan elemen-elemen modal yang lain. d. Modal Sumbangan Modal sumbangan ini timbul apabila perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan. Aktiva yang diterima dicatat dalam rekening aktiva dengan cara yang biasa dan diimbangi dengan pencatatan dalam rekening modal sumbangan. Di dalam Laporan Keuangan Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I neraca modal sumbangan dilaporkan dalam kelompok modal dan dijumlahkan dengan elemen-elemen modal yang lain. 1.2.5 Laporan Arus Kas Perusahaan wajib menyusun laporan arus kas dan menjadikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan atau integral dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Kas meliputi uang tunai (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent). Kas adalah adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Untuk mencapai tujuan itu, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan atau financing, dan kegiatan usaha. Kegiatan investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Kegiatan pembelanjaan adalah kegiatan yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Kegiatan usaha adalah kegiatan penghasil utama pendapatan perusahaan dan kegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan investasi dan pembelanjaan. Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jas : Laporan Keuangan 11 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Perusahaan “X” Laporan Laba Rugi Untuk Bulan yang Berakhir …… 20…… XXX Pendapatan Beban Operasi : Beban Upah Beban Sewa Beban Perlengkapan Beban Utilitas Beban Rupa-rupa Total Beban Operasi Laba / Rugi Bersih XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX Perusahaan “X” Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Bulan yang Berakhir …… 20…… Modal awal Investasi awal Laba / Rugi Bersih XXX Dikurangi Penarikan Kenaikan/penurunan Ekuitas pemilik Modal akhir Assets/aktiva Kas Perlengkapan Peralatan Total Aktiva 12 XXX XXX (+/-) XXX XXX XXX (+/-) XXX Perusahaan “X” Neraca Untuk Bulan yang Berakhir …… 20…… Pasiva/kewajiban XXX Utang Usaha XXX Ekuitas Pemilik : XXX Modal XXX Total Kewajiban + Ekuitas XXX XXX XXX Laporan Keuangan Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Perusahaan “X” Laporan Arus Kas Untuk Bulan yang Berakhir ……. 20…….. Arus kas dari aktivitas operasi : Kas yang diterima dari pelanggan XXX Dikurangi pembayaran kas untuk beban dan XXX pembayaran kepada kreditor Arus kas bersih dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi : Pembayaran kas untuk pembelian/penjualan aktiva tetap Arus kas dari aktivitas pendanaan : Kas yang diterima sebagai investasi pemilik XXX Dikurangi penarikan kas oleh pemilik XXX Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan Arus kas bersih dan saldo kas XXX XXX (+/-) XXX XXX Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang : Majesty Komputer Laporan Laba-Rugi Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember Pendapatan dari Penjualan Penjualan Dikurangi : Retur & potongan penjualan Diskon Penjualan Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban operasi : Beban penjualan : Beban gaji penjualan Beban iklan Beban penyusutanPeralatan toko Beban penjualan rupa2 Laporan Keuangan 720.185 6.140 5.790 11.930 708.255 525.305 182.950 60.030 10.860 3.100 630 13 Politeknik Telkom Total beban penjualan Beban Administrasi Beban gaji kantor Beban sewa Beban penyusutanPeralatan kantor Beban Asuransi Beban perlengkapan kantor Beban administrasi rupa2 Total beban administrasi Total beban operasi Laba dari operasi Pendapatan lain-lain Pendapatan bunga Pendapatan sewa Total pendapatan lain-lain Beban lain-lain : Beban bunga Laba bersih Akuntansi Keuangan I 74.620 21.020 8.100 2.490 1.910 610 760 34.890 109.510 73.440 3.800 600 4.400 2.440 1.960 75.400 Majesty Komputer Laporan Ekuitas Pemilik Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember Modal Pat King, 1 Januari Laba bersih selama setahun Dikurangi penarikan Kenaikan ekuitas pemilik Modal Mayesty, 31 Desember 14 153.800 75.400 18.000 57.400 211.200 Laporan Keuangan Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Mayesty Komputer Neraca Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember AKTIVA Aktiva Lancar : Kas Wesel tagih Piutang usaha Piutang bunga Persediaan barang dagang Perlengkapan kantor Asuransi dibayar dimuka Total Aktiva Lancar Properti, bangunan dan peralatan : Tanah Peralatan toko 27.100 Dikurangi akumulasi penyusutan 5.700 Peralatan Kantor 15.570 Dikurangi akumulasi penyusutan 4.720 Total Properti, bangunan dan peralatan Total Aktiva KEWAJIBAN Kewajiban lancar : Utang usaha Wesel bayar (bagian lancar) Utang gaji Sewa diterima di muka Total kewajiban lancar Kewajiban jangka panjang : Wesel bayar (jatuh tempo th. Depan) Total Kewajiban EKUITAS PEMILIK Modal Pat King Total Kewajiban dan ekuitas pemilik Laporan Keuangan 52.950 40.000 60.880 200 62.150 480 2.650 219.310 10.000 21.400 10.850 42.250 261.560 22.420 5.000 1.140 1.800 30.360 20.000 50.360 211.200 261.560 15 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Kuis 1. Apakah elemen laporan keuangan tahunan suatu perusahaan? 2. Jelaskan maksud aktiva! 3. Aktiva dikelompokkan dalam beberapa golongan, sebutkan! 4. Apakah perbedaan investasi jangka pendek yang berbentuk saham dengan investasi jangka panjang dalam bentuk yang sama? 5. Mengapa pendapatan diterima di muka dikelompokkan dalam utang jangka pendek? 6. Dalam praktek neraca dapat disusun dalam dua bentuk, sebutkan! 7. Apakah beda pendapatan (revenue) dan laba (profit)? 8. Apakah perbedaan konsep all inclusive dan current operating performance! 9. Apakah perbedaan laporan laba rugi multiple step dan single step? 10. Laporan arus kas dapat disusun dengan dua pendekatan yang berbeda, Jelaskan masing-masing pendekatan itu! 16 Laporan Keuangan Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Aplikasi PT. Mayesty NERACA SALDO Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2008 Perkiraan Nomor Saldo Kas 11 92,350,000 Piutang Usaha 12 113,250,000 Persediaan Barang Dagang 13 190,000,000 Assuransi Dibayar Dimuka 14 12,500,000 Perlengkapan 15 5,800,000 Peralatan 16 125,000,000 Ak. Penyusutan Peralatan 17 12,500,000 Gedung 18 250,000,000 Ak. Penyusutan Gedung 19 25,000,000 Utang Dagang 21 89,450,000 Sewa Diterima Dimuka 22 36,500,000 Modal 31 343,366,000 Penjualan 41 568,925,000 Retur Penjualan 42 26,351,000 Potongan Penjualan 43 5,260,000 Pembelian 51 187,369,000 Retur Pembelian 52 6,354,000 Potongan Pembelian 53 3,580,000 Beban Transport 54 32,650,000 Laporan Keuangan 17 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Beban Gaji 55 25,681,000 Beban Iklan 56 10,580,000 Beban Sewa 57 5,987,000 Beban Administrasi 58 2,897,000 Diminta : Buatlah laporan keuangan dari data diatas : Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Modal 18 Laporan Keuangan Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I KAS KECIL Overview Kas merupakan suatu alat pertukaran dan dapat digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Kas adalah bentuk aktiva yang tidak produktif oleh karena itu harus dijaga agar jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada idle cash. Tujuan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami konsep kas dalam akuntansi. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan penyusunan laporan kas. Kas Kecil 19 Politeknik Telkom 2.1 Akuntansi Keuangan I Pemahaman Kas Kas merupakan suatu alat pertukaran dan dapat digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi, sedangkan dalam neraca kas merupakan aktiva yang terlancar dalam arti paling sering berubah serta kas dipengaruhi oleh hampir setiap transaksi dengan pihak eksternal. Selanjutnya kas adalah aktiva yang tidak produktif oleh karena itu harus dijaga supaya jumlah kas yang ada tidak terlalu besar sehingga tidak terjadi kas atau uang yang diam (idle cash). Pada konsep ekonomi daya beli uang bisa berubah-rubah yaitu naik atau turun tetapi kenaikan atau penurunan daya beli ini uang tetap tidak akan mengakibatkan penilaian kembali terhadap kas. Kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya serta simpanan dalam bank yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, cek yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, traveller's checks, cashier's checks, bank draft dan money order. Untuk dapat digolongkan sebagai kas biasanya dibatasi dengan pernyataan diterima sebagai setoran oleh bank dengan nilai nominal, sehingga elemen-elemen yang tidak diterima sebagai setoran oleh bank dengan nilai nominal tidak dikelompokkan dalam kas. Jika ada wesel tagih yang diserahkan ke bank untuk ditagihkan, maka wesel tagih ini tetap dicatat sebagai piutang wesel sampai dilunasi oleh yang membuat wesel. Cek mundur (post dated checks) tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal di mana cek tadi dapat diuangkan. Di Indonesia sering ditemui cek mundur yang diterima dipakai untuk membayar pada pihak lain. Dalam keadaan seperti ini cek mundur dicatat dalam rekening cek mundur yang termasuk dalam kelompok piutang. Surat-surat berharga seperti saham-saham dan obligasi mungkin dapat segera dijual dan menjadi uang tunai, tetapi sebelum dijual surat-surat berharga tersebut tidak termasuk kelompok kas. Sebelum dijual, surat berharga tetap dilaporkan sebagai investasi jangka pendek. Pada simpanan dalam bank di luar negeri menimbulkan perbedaan karena menggunakan mata uang yang berbeda. Oleh karena itu simpanan di bank luar negeri harus dikurskan dalam rupiah terlebih dahului dalam pelaporannya dan seringkali simpanan-simpanan di bank luar negeri tidak dapat diambil sewaktu-waktu oleh karenanya akan dilaporkan terpisah dalam neraca. Uang kas yang dibatasi penggunaannya, biasanya dalam bentuk dana, tidak dimasukkan dalam kas tetapi dilaporkan terpisah sebagai dana. Jika 20 Kas Kecil Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I penggunaannya masih dalam waktu satu tahun, maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika tidak dapat digunakan untuk pengeluaranpengeluaran dalam waktu satu tahun, maka dilaporkan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Kas kecil dan kas yang ada di cabang-cabang perusahan atau unit usaha termasuk dalam kas karena memenuhi batasan-batasan kas. Cek-cek yang sudah ditulis tetapi belum diserahkan kepada orang yang dibayar tidak dikeluarkan dari kas. Apabila pada waktu menulis cek sudah dikreditkan ke rekening kas maka pada akhir periode jika ceknya belum diserahkan dibuat jurnal untuk mendebit kembali rekening kas. Karena sifatnya yang sangat mudah untuk dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya maka kas mudah digelapkan. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap kas. Pada umumnya suatu sistem pengawasan intern terhadap kas akan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan karena tanpa adanya pemisahan fungsi seperti di atas, akan mudah menggelapkan uang kas. Karena bentuk dan jenis perusahaan ada bermacam-macam, maka sistem pengawasan intern suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain. Tetapi ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas. Dasar-dasar pengawasan tersebut antara lain adalah: 1. Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber yaitu dari penjualan tunai, pelunasan piutang atau dari pinjaman maka prosedur pengawasan yang digunakan adalah: Menunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank. Dilakukan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan kas. Dilakukan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas. 2. Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihya digelapkan untuk itu prosedur pengawasan yang digunakan adalah: Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil. Kas Kecil untuk 21 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang lengkap atau menggunakan sistem voucher. Dilakukan pemisahan antara orang-orang yang mengumpulkan buktibukti pengeluaran, yang menulis cek yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas. Dilakukan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu. Diharuskan membuat laporan kas harian. Proses pengawasan intern terhadap kas akan menimbulkan beberapa permasalahan seperti perlunya dibentuk kas kecil dan karena terdapat rekening giro bank maka perlu dilakukan rekonsiliasi antara saldo kas dengan saldo menurut laporan bank. 2.2 Kas Kecil Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Dana ini diserahkan kepada kasir kas kecil yang bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran dari dana ini dan terhadap jumlah dana kas kecil. Jika jumlah kas kecil tinggal sedikit maka kasir kas kecil akan meminta agar dananya ditambah. Penambahan kas kecil kadangkadang dilakukan setiap periode tertentu misalnya mingguan. Dalam pelaksanaannya kas kecil mengenal dua metode yaitu: 1. Metode Imprest Di dalam metode ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Oleh kasir kas kecil, cek tadi diuangkan ke bank dan uangnya digunakan untuk membayar pengeluaranpengeluaran kecil. Setiap kali melakukan pembayaran kasir kas kecil harus membuat bukti pengeluaran. Apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan minta pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula. Pengisian kembali pada akhir periode perlu dilakukan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa 22 Kas Kecil Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I dicatat karena dalam sistem imprest pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali. Pada waktu meminta pengisian kembali, kasir kas kecil akan menyerahkan bukti-bukti pengeluaran dan menerima cek sebesar pengeluaran yang sudah dibayar. Pengisian kembali ini dicatat dengan mendebit rekening yang sesuai untuk masing-masing pengeluaran yang dasarnya, adalah bukti-bukti pengeluaran dan kreditnya kas. Dengan cara ini saldo rekening kas kecil tidak akan berubah Yang membuat jurnal adalah bagian akuntansi. Kasir kas kecil bertanggung jawab atas uang yang diserahkan kepadanya. Apabila sebagian dari kas kecil sudah digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran maka bukti pengeluaran harus disimpan bersama dengan sisa uang yang ada dalam peti kas (cash box). Untuk menjaga agar dana kas kecil bisa memenuhi tujuannya, maka kas kecil tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai tempat penukaran cek-cek dari pegawai. Apabila diperbolehkan maka kas kecil akan berubah fungsinya sebagai tempat meminjam uang. Untuk mengetahui sisa uang yang ada dalam kas kecil, kasir kas kecil bisa membuat catatan kas kecil. Tetapi perlu diketahui bahwa catatan kasir kas kecil tadi bukannya buku jurnal tetapi merupakan catatan intern untuk kasir kas kecil. Prosedur akuntansi untuk dana kas kecil dengan sistem imprest dijelaskan adalah dalam ilustrasi sebagai berikut: PT Venni Jaya pada tanggal 1 Desember 2008 membentuk dana kas kecil sebesar Rp100.000,00. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal 19 Desember 2008 sebesar Rp90.000,- dengan rincian sebagai berikut: Biaya angkut Listrik Telepon Bahan pembantu kantor Rp15.000,17.000,28.000,30.000.- Pada tanggal 19 Desember 2007dilakukan pengisian kembali sebesar Rp90.000,-. Mulai tanggal 20 Desember sampai dengan 31 Desember 2008 pengeluaran kas kecil sebesar Rp80.000,- dengan rincian sebagai berikut: Kas Kecil 23 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Biaya kirim penjualan Langganan surat kabar Biaya rapat dan pertemuan Biaya cetak formulir Rp25.000,4.750,30.850,19.000.- Transaksi-transaksi tersebut akan dicatat dalam buku jurnal sebagai berikut: 2008 01 Desember 19 Desember Dana kas kecil Kas Biaya angkut Biaya listrik Biaya telepon Biaya supplies kantor Kas Rp100.000,Rp100.000,Rp15.000,17.000,28.000,30.000,Rp90.000,- 31 Desember apabila dilakukan pengisian kembali kas kecil, maka jurnalnya sebagai berikut: Biaya kirim penjualan Surat kabar, majalah dan lain-lain Biaya rapat dan pertemuan Biaya cetak Kas kecil Rp25.400,4.750,30.850,19,000,Rp80.000,- Apabila pada tanggal 31 Desember 2008 tidak dilakukan pengisian kembali maka kas kecil jumlahnya tinggal Rp20.000,- dan yang Rp80.000,- sudah dikeluarkan untuk membayar biaya-biaya. Karena tidak dilakukan pengisian kembali maka biaya-biaya sejumlah Rp 80.000,- tersebut belum dicatat. Oleh karena itu pada tanggal 31 Desember 2008 dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut: 24 Kas Kecil Politeknik Telkom Biaya kirim penjualan Surat kabar, majalah dan lain-lain Biaya rapat dan pertemuan Biaya cetak Kas kecil Akuntansi Keuangan I Rp25.400,4.750,30.850,19.000,Rp80.000,- Pada hari kerja pertama tahun berikutnya yaitu tanggal 2 Januari dibuat jurnal penyesuaian kembali. Jurnal penyesuaian kembali ini dibuat agar saldo rekening kas kecil kembali seperti semula dan pengisian kembali kas kecil berikutnya bisa dicatat dengan cara yang sama seperti jurnal pengisian kembali sebelumnya. Jurnal penyesuaian kembali yang dibuat tanggal 2 Januari 2009 sebagai berikut: Kas kecil Biaya kirim penjualan Surat kabar, majalah, dll Biaya rapat dan pertemuan Biaya cetak Rp80.000,Rp25.400,4.750,30.850,19.000,- Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 mengakibatkan saldo rekening kas kecil berubah, tetapi perubahan ini dikembalikan lagi pada tanggal 2 Januari 2009 dengan pembuatan jurnal penyesuaian kembali. Perubahan saldo rekening kas kecil dapat juga terjadi jika ada penambahan atau pengurangan jumlah kas kecil. Contoh pada ilustrasi sebelumnya kas kecil Rp100.000,- dirasakan terlalu besar dan diputuskan untuk menurunkan jumlahnya menjadi Rp75.000,- Penurunan jumlah kas kecil ini dijurnal sebagai berikut: Kas Rp25.000,Kas kecil Rp25.000,- Atau sebaliknya jika jumlah kas kecil Rp100.000,- dirasakan terlalu kecil dan diputuskan untuk menambahnya menjadi Rp150.000,00 maka jurnalnya sebagai berikut: Kas kecil Kas Kas Kecil Rp50.000,Rp50.000,25 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Sesudah jurnal untuk menambah atau mengurangi kas kecil di atas dibukukan ke dalam rekening kas kecil maka rekening kas kecil akan menunjukkan saldonya yang baru. 2. Metode Fluktuasi Dalam metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam metode imprest. Perbedaannya dengan metode imprest adalah dalam metode fluktuasi saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. Kalau dalam metode imprest pencatatan terhadap pengeluaranpengeluaran kas kecil baru dilakukan pada saat pengisian kembali, dalam metode fluktuasi setiap terjadi pengeluaran uang dari kas kecil langsung dicatat. Jadi buku pengeluaran kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar untuk pembukuan ke rekening-rekening buku besar. Karena pencatatan dilakukan setiap kali terjadi pengeluaran, maka rekening kas kecil akan dikredit sebesar jumlah yang dikeluarkan. Pada saat pengisian kembali rekening kas kecil didebit sebesar uang yang diterima. Untuk memudahkan pemahaman dilustasikan sebagai berikut: PT Unggul Selalu membentuk dana kas kecil sebesar Rp100.000, pada tanggal 1 Desember 2008. Transaksi-transaksi pengeluaran kas kecil sebagai berikut: 2008 2 Desember: Membayar langganan harian Kedaulatan Rakyat 3 Desember: Membayar biaya angkut pembelian bahan 4 Desember: Membeli buku-buku, tinta dll untuk administrasi sebesar 7 Desember: Membayar rekening listrik sebesar 10 Desember: Dana kas kecil diisi kembali sebesar Rp 7.200,45.000,17.800,14.000,75.000,- Dengan menggunakan metode fluktuasi transaksi-transaksi di atas dicatat dengan jurnal-jurnal sebagai berikut: 1 Des: Kas kecil Kas 26 Rp100.000,Rp100.000,Kas Kecil Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 2 Des: Surat kabar, majalah dll Kas kecil Rp 7.200,- 3 Des: Biaya angkut pembelian Kas kecil Rp 45.000,- 7 Des: Biaya supplies Kas kecil Rp 17.800,- 9 Des: Biaya listrik Kas kecil Rp 14.000,- Rp 7.200,- Rp 45.000,Rp 17.800,- Rp 14.000,- 10 Des: Kas kecil Kas Rp 75.000,Rp 75.000,- Adapun rekening kas kecil akan tampak sebagai berikut: KAS KECIL 2008 Desember 1 10 Rp100.000,75.000,- 2008 Desember 2 3 7 9 Rp7.200,45.000,17.800,14.000,- Dari rekening kas kecil tampak bahwa saldonya berfluktuasi sesuai dengan penerimaan dan pengeluaran kas kecil. Pada tanggal 31 Desember tidak diperlukan pembuatan jurnal penyesuaian karena setiap terjadi pengeluaran kas kecil sudah tercatat. Kas Kecil 27 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Aplikasi 1. Pada 3 November 3 tahun berjalan. PT BUNGA memutuskan untuk menggunakan dana kas kecil untuk pengeluaran yang relative kecil dan perusahaan menunjuk Paulina sebagai kasir kas kecil, sedangkan selama bulan November tahun berjalan telah terjadi transaksi seperti dibawah ini: 3 Diterima selembar check No. 852 sebesar 7.500.000 untuk disimpan di kas kecil 3Dibeli penjepit kertas untuk keperluan kantor Rp. 125..000 4Dibayar biaya membersihkan jendela kaca Rp. 250.000 pembayaran sebagai biaya administrasi umum 4Dibeli perangko dan materai Rp. 50.000 4 Dibayar biaya kirim untuk pembelian perlengkapan kantor Rp. 150.000 (administrasi & umum) 5Dibayar biaya reparasi kursi kantor Rp. 250.000 5Dibeli perangko dan materai Rp. 7.000 6Dibayar biaya kirim untuk barang dagangan kepada pembeli Rp. 350.000 6Dibeli kertas karbon untuk keperluan kantor Rp. .25.000 9Dibeli perlengkapan toko Rp. 75.000 10Dibayar biaya angkut pembelian barang dagangan Rp. 50.000. Perusahaan menggunakan metode periodic untuk akuntansi persediaannya 12Dibeli kue dan minuman untuk menjamu tamu pimpinan Rp. 10.000 18Dibayar pembelian perlengkapan kantor Rp. 15.000 19Dibayar biaya perbaikan mobil pimpinan Rp. 500.000 19Dana kecil diisi lagi sebesar pengeluaran yang ada 21Dibayar biaya perbaikan telepon Rp. 300.000 (Administrasi & umum) 23Dibayar biaya tagihan kepada salah seorang langganan Rp. 250.000 25Dibayar biaya kirim untuk barang dagangan kepada pembeli Rp. 350.000 28Dibayar pembelian perlengkapan kantor Rp. 60.000 29Dibayar biaya membersihkan ruangan kantor Rp. 65.000 ( Biaya administrasi umum) 30Dibayar biaya perbaikan mobil kantor Rp. 225.000 30Dibayar biaya rekening PAM untuk kantor Rp. 177.500 30Dana kecil diisi lagi sebesar pengeluaran yang ada Diminta : Catatlah transaksi tersebut dengan menggunakan 28 Kas Kecil Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I a) Imprest System b) Fluctuating system Kas Kecil 29 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I REKONSILIASI LAPORAN BANK Overview Rekonsiliasi bertujuan untuk memeriksa ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank dan berguna untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran-pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Catatan kas akan menjadi pembanding dengan pencatatan bank pada proses rekonsiliasi bank. Tujuan 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, tujuan dan prosedur rekonsiliasi bank. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses penyusunan rekonsiliasi bank. 30 Rekonsiliasi Laporan Bank Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Dalam perusaahan apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang kecuali yang jumlahnya relatif kecil menggunakan cek maka rekening kas akan dapat dibandingkan dengan laporan bank. Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasikan dengan catatan kas. Rekonsiliasi laporan bank ini berguna untuk memeriksa ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank. Selain itu rekonsiliasi juga berguna untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran-pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh staf yang tidak mempunyai kepentingan terhadap kas, maksudnya agar penyusunan rekonsiliasi bank ini dapat digunakan untuk mengecek catatan-catatan kas dan bank. Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan itu adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaanperbedaan yang ada. Pembandingan ini dilakukan dengan cara debit rekening kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran. Pada umumnya mengapa rekonsiliasi bank harus dilakukan karena biasanya terdapat perbedaan antara saldo menurut catatan kas dengan saldo menurut laporan bank. Hal-hal yang menimbulkan perbedaan pencatatan adalah sebagai berikut: 1. 2. Bagian-bagian yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank, seperti: a) Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank sampai bulan berikutnya (setoran dalam perjalanan). b) Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat (setoran dalam perjalanan). c) Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank. Bagian-bagian yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan, seperti: a) Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan (jasa giro). Rekonsiliasi Laporan Bank 31 Politeknik Telkom b) 3. Akuntansi Keuangan I Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya. Bagian-bagian yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi bank belum mencatatnya seperti: a) Cek-cek yang beredar (outstanding checks) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran. b) Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar maka cek tersebut belum merupakan pengeluaran oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode. 4. Bagian-bagian yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan seperti: a) Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum dicatat oleh perusahaan. b) Bunga yang diperhitungkan atas saldo kredit kas (overdraft) tetapi belum dicatat oleh perusahaan. c) Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan. Disamping beberapa hal tersebut diatas perbedaan antara saldo kas dengan saldo menurut laporan bank bisa juga terjadi akibat kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini bisa timbul dalam catatan perusahaan maupun dalam catatan bank. Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank kesalahan-kesalahan yang ada harus dikoreksi. Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam dua cara sebagai berikut: 1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam bentuk: a) Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar. b) Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas. Contoh penyusunan laporan rekonsiliasi saldo akhir adalah sebagai berikut: PT MULIA telah menerima rekening Koran dari BANK PELITA per 31 Agustus 2008 yang menunjukkan saldo sebesar Rp 1.340.000,- . Pada tanggal 32 Rekonsiliasi Laporan Bank Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 31 Agustus 2008, perkiraan Kas di buku besar PT MULIA menunjukkan saldo sebesar Rp 691.600. Data yang berhubungan dengan rekonsiliasi bank adalah sbb: a. Check- check yang masih beredar berjumlah Rp 2.350.000,b. Telah dikredit oleh Bank, jasa giro bulan Agustus 2002 sebesar Rp 8.500,c. Check No. 9003 sebesar Rp 157.000 dicatat dalam buku pengeluaran sebesar Rp 175.000. Sedangkan check No. 9022 sebesar Rp 240.000 dibukukan sebesar Rp 24.000. Semuanya untuk pembelian barang dagangan. d. Setoran check sebesar Rp 1.200.000 pada tanggal 31 Agustus 2002 belum tercatat dalam rekening Koran bank. e. Biaya Administrasi bank bulan Juli 2002 sebesar Rp 10.000 f. Bank telah mengkredit rekening PT MULIA atas kiriman uang sebesar Rp 257.900 yang diterima dari langganan untuk melunasi hutangnya. g. Setoran check yang diterima dari Firma Makmur sebesar Rp 560.000 tanggal 28 Agustus 2002 telah ditolak karena saldo tidak mencukupi. Diminta: 1. Buatlah Bank rekonsiliasi per 31 Agustus 2008 2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan Rekonsiliasi Laporan Bank 33 Politeknik Telkom PT MULIA Rekonsiliasi bank Per 31 Agustus 2008 Saldo Laporan 691.600 bank Saldo Catatan Perusahaan Direct collection by bank Interest Income Error Akuntansi Keuangan I Deposits transit 257.900 8.500 18.000 1.340.000 in 1.200.000 Error 0 284.400 976.000 Non Sufficient fund Bank Service Charges Error 1.200.000 2.540.000 Out standing Checks 560.000 10.000 216.000 2.350.000 Error 0 786.000 Correct book balance 190.000 2.350.000 Correct book balance 190.000 Jurnal Koreksi Date 31-8-2002 34 description Cash Intererest Income Cash Purchases Purchases Cash Miscellaneous Administration Cash Cash Account Receivable Account Receivable Cash Debit 8.500 Kredit 8.500 18.000 18.000 216.000 216.000 10.000 10.000 257.900 257.900 560.000 560.000 Rekonsiliasi Laporan Bank Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I PT MULIA Rekonsiliasi Bank Per 31 Agustus 2002 Saldo Laporan Bank Ditambah: Deposits in transit Error 1.340.000 1.200.000 0 1.200.000 Dikurangi: Out standing Checks Error Jumlah Dikurangi: Direct collection by bank Interest Income Error pengeluaran Over Jumlah Ditambah: Non Sufficient fund Bank Service Charges Error pengeluaran Under Jumlah Saldo kas perusahaan 2. 2.350.000 0 - 2.350.000 257.900 8.500 18.000 - 284.400 560.000 10.000 216.000 786.000 691.000 Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir yang bisa dibuat dalam bentuk: a) Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas 4 kolom. b) Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar 8 kolom. Rekonsiliasi seperti ini biasanya dilakukan oleh akuntan pemeriksa auditor sebagai alat pengujian yang menyeluruh terhadap transaksi-transaksi kas. Dalam bentuk ini selain saldo awal dan saldo akhir akan dapat diketahui perbedaan jumlah penerimaan dan pengeluaran antara bank dengan catatan kas. Susunan kolom-kolomnya adalah saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir. Dalam mengerjakan rekonsiliasi bentuk ini diperlukan Rekonsiliasi Laporan Bank 35 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I pengetahuan mengenai prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank, karena prosedur yang digunakan akan mempengaruhi jumlah-jumlah yang akan direkonsiliasikan. Seperti dalam prosedur penerimaan kas dinyatakan bahwa cek-cek yang ditolak oleh bank dapat diperlakukan sebagai pengurang dalam jurnal penerimaan kas atau sebagai pengeluaran kas. Apabila diperlakukan sebagai pengurang jurnal penerimaan kas maka jumlah penerimaan menurut jurnal ini akan lebih kecil jika dibandingkan dengan jurnal penerimaan kas di mana cek kosong diperlakukan sebagai pengeluaran. Perbedaan prosedur seperti ini akan mempengaruhi rekonsiliasinya Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir bisa dibuat dalam dua bentuk yaitu 4 kolom dan 8 kolom. Jika dibandingkan dengan rekonsiliasi saldo akhir maka rekonsiliasi 4 kolom adalah perluasan dari rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas, sedang rekonsiliasi 8 kolom merupakan perluasan dari rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar. Oleh karena itu prosedur dalam membuat rekonsiliasi saldo akhir juga berlaku dalam rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir, hanya yang terakhir ini lebih komplek. Karena yang direkonsiliasikan dalam bentuk-bentuk berkolom ini adalah saldo akhir suatu periode yang menjadi saldo awal periode berikutnya, misalnya Desember dan Januari, penerimaan dan pengeluaran Januari serta saldo akhir Januari maka setiap elemen dalam rekonsiliasi ini akan mempengaruhi dua kolom, seperti setoran dalam perjalanan bulan Desember akan menambah saldo 31 Desember dan mengurangi penerimaan bulan Januari. Hal ini bisa terjadi karena bank mencatat setoran tadi dalam bulan Januari yang seharusnya merupakan setoran bulan Desember. Contoh prosesnya adalah sebagai berikut: Dari catatan kas: Saldo 31 Desember 2008 Penerimaan dlm bulan Januari 2009 Pengeluaran dlm bulan Januari 2009 Saldo 31 Januari 2009 36 Rp 376.800,1.480.700,Rp1.857.500,1.243.500,614.000,- Rekonsiliasi Laporan Bank Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Dari laporan bank: Saldo, 31 Desember 2008 Penerimaan selama bulan Januari 2009 Rp 381.100,1.408.700,Rp1.789.800,1.243.100,Rp 546.700,- Pengeluaran selama bulan Januari 2009 Saldo 31 Januari 2009 Dari perbandingan laporan bank dan catatan kas Setoran dalam perjalanan Cek yang bereda Jasa giro Biaya bank Uang kas yang tidak disetor Cek kosong (disetor kembali bulan Berikutnya) Koreksi penerimaan piutang Rp101.200,Dicatat sebesar Rp102.100,- 31 Des 2008 Rp160.000,172.400,6.000,1.200,- 31 Jan 2009 Rp180.000,161.200,8.000,1.600,40.000,- 12.000,- 14.000,- 900,- Laporan rekonsiliasi yang disusun dari data di atas adalah sebagai berikut: Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir (4 Kolom) Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan dan Saldo Bank 31 Januari 2009 Keterangan Per laporan bank Setoran dalam perjalanan 31 Des 2008 31 Jan 2009 Cek yang beredar 31 Des 2008 31 Jan 2009 Jasa giro 31 Des 2008 Saldo 31 Des 2008 Rp381.100, 160.000, Penerimaan Jan 2009 Pengeluaran Jan 2009 Rp1.408.700, Rp1.243.100, (160.000,) 180.000, (172.400,) (6.000,) Rekonsiliasi Laporan Bank Saldo 31 Jan 2009 Rp546.700, 180.000, (172.400,) 161.200, (161.200,) 6.000, 37 Politeknik Telkom 31 Jan 2009 Biaya bank 31 Des 2008 31 Jan 2009 Kas yang tidak disetor: 31 Jan 2009 Cek kosong 31 Des 2008 31 Jan 2009 Koreksi penerimaan 31 Des 2008 Saldo kas Akuntansi Keuangan I (8.000.) 1.200, (8.000,) 1.200, (1.600,) 40.000, 12.000, 900, Rp376.800, 14.000, Rp1.480.700, 1.600, 40.000, 12.000, Rp1.243.500, 14.000, 900, 614.000, Keterangan: Setoran dalam perjalanan 31-12-08 Sudah dicatat sebagai penerimaan kas bulan Desember sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2008. Karena masih belum diterima oleh bank sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, maka tidak termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Desember 2008. Jumlah Rpl60.000,- ini dicatat sebagai penerimaan bank bulan Januari 2009 sehingga termasuk dalam jumlah penerimaan Rp1.480.700,-. Di sini saldo bank tanggal 31 Desember 2008 ditambah dan penerimaan bank bulan Januari dikurangi sebesar Rp160.000,- agar sesuai dengan catatan kas. 31-1-09 Sudah dicatat sebagai penerimaan kas bulan Januari 2009 sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Karena sampai tanggal 31 Januari 2009 masih belum diterima oleh bank maka tidak termasuk dalam jumlah penerimaan Rp1.480.700,- dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009. Jumlah Rp180.000,- ini dicatat sebagai penerimaan oleh bank pada bulan Februari. Oleh karena itu dalam rekonsiliasi ini penerimaan bank bulan Januari dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009 ditambah sebesar Rp180.000,- agar sesuai dengan catatan kas. 38 Rekonsiliasi Laporan Bank Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Cek yang beredar 31-12-08 Sudah dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Desember, sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2008. Cek-cek ini akan diuangkan ke bank pada bulan Januari sehingga termasuk dalam jumlah pengeluaran bank bulan Januari sebesar Rp1.243.000,-. Oleh karena itu saldo bank tanggal 31 Desember 2008 dan pengeluaran bank Januari dikurangi sebesar Rp172.400,- agar sesuai dengan catatan kas. 31-1-09 Sudah dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Januari, sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Cek-cek ini baru diuangkan ke bank pada bulan Februari, sehingga tidak termasuk dalam pengeluaran bank bulan Januari. Oleh karena itu pengeluaran bank ditambah dan saldo bank 31 Januari 2009 dikurangi sebesar Rp161.200,- agar sesuai dengan catatan kas. Jasa giro 31-12-08 Dicatat sebagai penerimaan kas pada bulan Januari sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2008. Jasa giro ini ditambahkan oleh bank pada bulan Desember, oleh karena itu termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Desember 2008. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka saldo bank tanggal 31 Desember 2008 dikurangi dan penerimaan bank bulan Januari ditambah sebesar Rp6.000,-. 31-1-09 Jasa giro ini belum dicatat sebagai penerimaan kas bulan Januari sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Oleh bank jasa giro ini ditambahkan sebagai penerimaan pada bulan Januari sehingga termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Januari 2009. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka penerimaan bank Januari dan saldo bank 31 Januari 2009 dikurangi sebesar Rp8.000,-. Biaya bank 31-12-08 Dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Januari 2009 sehingga masih termasuk dalam saldo tanggal 31 Desember 2008. Oleh bank biaya ini dibebankan sebagai pengeluaran bulan Desember, sehingga tidak termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Desember Rekonsiliasi Laporan Bank 39 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 2008. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka saldo bank 31 Desember 2008 dan pengeluaran bank Januari ditambah sebesar Rp1.200,-. 31-1-09 Dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Februari 2009 sehingga masih termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Oleh bank biaya ini dibebankan sebagai pengeluaran pada bulan Januari sehingga tidak termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Januari 2009. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas, maka pengeluaran bank bulan Januari dikurangi dan saldo bank 31 Januari 2009 ditambah sebesar Rp1.600,-. Kas yang tidak disetor 31-1-09 Dicatat sebagai penerimaan kas pada bulan Januari 2009 sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Karena tidak disetor maka tidak termasuk dalam penerimaan bank Januari dan saldo bank 31 Januari 2009. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas, maka penerimaan bank bulan Januari dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009 ditambah sebesar Rp40.000,-. Cek kosong 31-12-08 40 Dicatat sebagai penerimaan kas bulan Desember 2008 sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2008. Karena cek ini kosong oleh bank tidak diterima sebagai setoran dan dikembalikan ke perusahaan.. Oleh perusahaan cek kosong ini dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Januari. Sehingga perbedaan antara kas dan bank terletak pada saldo 31 Desember 2008 dan pengeluaran Januari 2009. Agar catatan bank sesuai dengan kas maka saldo bank tanggal 31 Desember 2008 dan pengeluaran bank bulan Januari ditambah sebesar Rp12.000,-. Apabila cek kosong yang dikembalikan oleh bank dicatat sebagai pengurangan dalam jurnal penerimaan kas bulan Januari maka perbedaan antara bank dengan kas terletak pada saldo 31 Desember 2008 dan penerimaan bulan Januari 2009 Untuk menyesuaikan catatan bank dan catatan kas maka saldo bank tanggal 31 Desember 2008 ditambah dan penerimaan bank di bulan Januari dikurangi sebesar Rp12.000,-. Rekonsiliasi Laporan Bank Politeknik Telkom 31-1-08 Akuntansi Keuangan I Dicatat sebagai penerimaan kas bulan Januari sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Karena cek ini kosong oleh bank tidak diterima sebagai setoran dan dikembalikan ke perusahaan pada tanggal 31 Januari 2009. Oleh perusahaan cek kosong ini dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Februari. Oleh karena itu perbedaan antara kas dan bank terletak pada penerimaan Januari dan saldo 31 Januari 2009. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka penerimaan bank bulan Januari dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009 ditambah sebesar Rp14.000,-. Apabila cek kosong yang dikembalikan oleh bank dicatat sebagai pengurangan dalam jurnal penerimaan kas bulan Februari maka perbedaan antara bank dengan kas terletak pada penerimaan Januari dan saldo 31 Januari 2009. Penyesuaiannya sama dengan di atas. Koreksi penerimaan 31-12-08 Penerimaan kas bulan Desember 2008 dicatat terlalu besar Rp900,00, sehingga saldo kas tanggal 31 Desember 2008 terlalu besar Rp900,-. Kesalahan ini berakibat pada saldo kas tanggal 31 Januari 2008 yang juga terlalu besar Rp900,00. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas, maka saldo bank tanggal 31 Desember 2008 dan 31 Januari 2009 ditambah sebesar Rp900,-. Sesudah menyusun rekonsiliasi laporan bank, perlu dibuat jurnal untuk membetulkan catatan kas. Dari rekonsiliasi di atas yang dibuat koreksinya hanya elemen-elemen yang mempengaruhi saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Jurnal koreksi yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2009 adalah sebagai berikut:: Kas Pendapatan jasa giro Rp8.000,- Biaya bank Pendapatan jasa giro Rp1.600,- Piutang Kas Rekonsiliasi Laporan Bank Rp8.000,Rp1.600,Rp14.000,Rp14.000,41 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Piutang Kas Rp9.000,Rp9.000,- Jurnal koreksi tersebut dapat dibuat menjadi satu jurnal gabungan sebagai berikut: Biaya bank Piutang Pendapatan jasa giro Kas Rp1.600,14.900,Rp8.000,8.500,- Apabila cek yang beredar tidak semuanya diuangkan ke bank pada bulan berikutnya, perbedaan antara pengeluaran bank dengan pengeluaran kas hanya sebesar cek yang belum diuangkan tadi. Perbedaan ini juga mempengaruhi saldo bank dengan saldo kas. Misalnya dari data rekonsiliasi di muka, dari cek yang beredar tanggal 31 Desember 2008 yang diuangkan ke bank pada bulan Januari hanya sebesar Rpl42.400,- sedang cek sebesar Rp30.000,- masih beredar sampai dengan tanggal 31 Januari 2009. Data di atas akan nampak dalam rekonsiliasi sebagai berikut: Keterangan Per laporan bank Cek yang beredar 31 Desember 08 31 Januari 2009 Saldo 31 Des 2008 Rp381.100, (172.400,) Penerimaan Jan 2009 Rp1.408.700, Pengeluaran Jan 2009 Saldo 31 Jan 2009 Rp1.243.100, Rp546.700, (142.400,) 161.200, (30.000,) (161.200,) Keterangan: Cek-cek sebesar Rp172.400,- sudah dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Desember 2005 sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2008. Cek-cek sebesar Rp142.400,- diuangkan ke bank pada bulan Januari 2009 sehingga termasuk dalam jumlah pengeluaran bank sebesar Rp1.243.100,- Perbedaan antara bank dengan kas sebagai berikut: Saldo bank tanggal 31 Desember 2008 lebih besar Rp172.400,- dibanding dengan saldo kas pada tanggal yang sama. Pengeluaran bank bulan Januari 2006 lebih besar Rp142.400,- dibanding dengan pengeluaran kas pada bulan yang sama, sehingga saldo bank tanggal 31 Januari 2009 lebih besar Rp30.000,42 Rekonsiliasi Laporan Bank Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I dibandingkan dengan saldo kas pada tanggal yang sama. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka saldo bank tanggal 31 Desember 2008 dikurangi sebesar Rp172.400,- pengeluaran bank bulan Januari dikurangi sebesar Rp142.400,- dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009 dikurangi Rp30.000,00. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa saldo cek yang beredar tanggal 31 Januari 2006 sebesar Rp191.200,- terdiri dari cek yang dikeluarkan pada bulan Desember 2005 sebesar Rp30.000,- dan cek-cek yang dikeluarkan pada bulan Januari 2006 sebesar Rp161.200,- Rekonsiliasi Laporan Bank 43 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Kuis 1. Jelaskan tujuan dan kegunaan penyusunan rekonsiliasi laporan bank! 2. Sebutkan bagian-bagian yang sudah dicatat sebagai penerimaan kas oleh perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank! Jelaskan! 3. Sebutkan bagian-bagian yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan! Jelaskan! 4. Sebutkan bagian-baian yang sudah dicatat sebagai pengeluaran kas oleh perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank! Jelaskan! 5. Sebutkan bagaian-bagian yang sudah dicatat sebagai pengeluaran oleh bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan! Jelaskan! 44 Rekonsiliasi Laporan Bank Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Aplikasi 1. Menurut catatan perusahaan “MAJU TERUS” saldo simpanannya ]di bank tanggal 31 Desember 2008 Rp. 44.880.000, tetapi menurut catatan bank saldo tersebut berjumlah Rp. 62.012.000, perbedaan tersebut dikarenakan : Perusahaan telah menyetorkan uang sebesar Rp. 7.500.000 tetapi jumlah ini belum tercatat dalam catatan bank Perusahaan telah menyerahkan cek No.875 sebesar Rp. 3.000.000 tetapi jumlah ini belum diuangkan oleh pemegangnya Perusahaan telah mengeluarkan cek pada PT Wijaya untuk melunasi hutangnya sebesar Rp. 1.500.000 tetapi dalam pembukuan salah dicatat sebesar Rp. 5.100.000 Bank telah menerima pembayaran dari langganan Rp. 20.200.000 Bank membuat kesalahan dalam membuat cek yang dibayarkan pada perusahaan, cek bernilai Rp. 2.000.000 dibukukan hanya Rp. 200.000 Perusahaan telah menerima pelunasan dari PT. JAYA dengan cek sebesar Rp. 4.000.000 cek tersebut ternyata kosong Perusahaan mendapatkan bunga bank Rp. 40.000 Biaya jasa bank Rp. 8.000 Diminta : a. Buatlah rekonsiliasi Bank b. Ayat jurnal penyesuaian 2. Laporan bank untuk PT. Mitra pada tanggal 30 Juni menunjukan saldo sebesar $9.143,11. Semua penerimaan kas disetorkan ke bank setiap sore hari setelah bank tutup dengan memasukkannya ke dalam kotak setoran malam. Catatan akuntansi menunjukkan ikhtisar data berikut untuk penerimaan dan pembayaran kas selama bulan Juni : Saldo kas 1 Juni Total penerimaan kas bulan Juni Total jumlah cek yang diterbitkan selama bulan Juni Rekonsiliasi Laporan Bank $3.943,50 $28.971,60 $28.388,85 45 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Setelah laporan bank dan cek-cek yang dibatalkan beserta memorandumnya dibandingkan dengan catatan pembukuan, maka ditemukan hal-hal berikut untuk keperluan rekonsiliasi a. b. c. d. e. f. Bank telah menerima transfer dari nasabah perusahaan $1.030 Setoran sebesar $1.852,21 yang berasal dari penerimaan kas tanggal 30 Juni belum tercantum dalam laporan bank Cek yang beredar berjumlah $5.265,27 Cek yang ditarik sebesar $139 ternyata oleh bank dibayarkan $157 Cek sebesar $30 yang dilampirkan pada laporan bank ternyata oleh perusahaan dibukukan sebesar $240. Cek tersebut adalah untuk pembayaran peralatan yang dibeli secara kredit Beban administrasi bank untuk bulan Juni berjumlah $18,20 Diminta : a. Buatlah rekonsiliasi Bank b. Ayat jurnal penyesuaian 46 Rekonsiliasi Laporan Bank Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I PIUTANG USAHA Overview Penjualan barang-barang dan jasa-jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang atau jasa sampai saat diterimanya uang. Dalam tenggang waktu tersebut penjual mempunyai tagihan kepada pembeliatau disebut dengan piutang. Tujuan 1. Mahaiswa mampu memahami dan menjelaskan pengakuan dan penilaian piutang. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengakuan dan penilaian piutang wesel. Piutang Usaha 47 Politeknik Telkom 4.1 Akuntansi Keuangan I Piutang (Account Receivable) Pengertian Piutang : hak perusahaan untuk menerima sejumlah kas dimasa datang akibat kejadian masa lalu atau semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang dibagi atas : 1. Piutang Dagang (Trade Receivable) : piutang yang dihubungkan dengan aktivitas operasi normal sebuah bisnis, yaitu penjualan kredit barang atau jasa untuk pelanggan. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. 2. Piutang Wesel (Notes Receivable) : piutang yang dibuktikan oleh janji tertulis formal untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu atau jumlah yang terutang bagi pelanggan dimana pelanggan dimaksud telah menerbitkan surat utang formal kepada perusahaan. 3. Piutang lain-lain (other Receivable) : jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancer. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan didalam investasi. Piutang lain-lain meliputi meliputi piutang bunga, piutang pajak dan piutang karyawan. 4.2 Piutang Tak Tertagih (Kerugian Piutang) : Dalam realisasinya beberapa piutang tidak dapat ditagih. Metode paling sederhana untuk mengakui kerugian dari piutang yang tidak dapat ditagih adalah : 1. Mendebitkan beban seperti beban kerugian piutang (Doubtful Accounts Expense), Beban Piutang Tak Tertagih (Bad Debt Expense) atau beban piutang ragu-ragu (Uncollectible Acounts Expense), pendekatan ini disebut metode penghapusan langsung (direct write – 48 Piutang Usaha Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I off method) dan sering digunakan oleh usaha kecil karena kesederhanaannya. Date Metode Langsung Bad Debt Expense Xxx Account Receivable xxx Tetapi apabila piutang yang telah dihapuskan dapat diterima kembali, maka pencatatan akan dilihat berdasarkan situasi : a. Penerimaan piutang dalam periode yang sama, maka jurnal : Date Metode Langsung Cash Xxx Bad Debt Expense xxx b. Penerimaan Piutang dalam periode yang tidak sama, maka jurnal : Date Metode Langsung Cash Xxx Retained Earning Xxx 2. Metode cadangan : metode pengakuan kerugian yang diperkirakan dari piutang yang tidak dapat ditagih atau metode yang akan mencatat kerugian piutang pada saat akhir periode, walaupun piutang tersebut belum tentu tidak tertagih. Sehingga pada saat benar-benar piutang tidak tertagih dibebankan kepada Allowance For Bad Debt bukan lagi kepada Bad Debt Expense. Date Metode Cadangan Allowance For Bad Debt Account Receivable Xxx Xxx Tetapi apabila piutang yang telah dihapuskan dapat diterima kembali, maka pencatatan akan dilihat berdasarkan situasi : Piutang Usaha 49 Politeknik Telkom a. b. Akuntansi Keuangan I Penerimaan piutang dalam periode yang sama, maka jurnal : Date Metode Cadangan Cash Xxx Allowance For Bad Debt Xxx Penerimaan Piutang dalam periode yang tidak sama, maka jurnal : Date Metode Cadangan Cash Xxx Allowance For Bad Debt Xxx Dalam menentukan jumlah piutang yang tak tertagih / kerugian piutang atau untuk mengestimasi piutang tak tertagih biasanya disasarkan pada : 1. Jumlah penjualan, yang diperlihatkan dalam laporan laba rugi 2. Jumlah piutang, yang diperlihatkan dalam neraca akhir periode dan umur piutang Estimasi berdasarkan penjualan : Piutang diperoleh dari penjualan kredit oleh karenanya jumlah penjualan kredit selama suatu periode bisa digunakan untuk mengestimasi jumlah piutang tak tertagih. Contoh : Penjualan kredit sebesar Rp. 8.000.000, diestimasi 3% dari total penjualan kredit merupakan piutang tak tertagih maka jurnalnya : Date Date 50 Metode Langsung Bad Debt Expense Account Receivable Metode Cadangan Allowance For Bad Debt Account Receivable 240.000 240.000 240.000 240.000 Piutang Usaha Politeknik Telkom Pelanggan Saldo Mazaya, PT Kautsar, PT Fadhlan, PT 150 610 470 Pelangi, PT 160 Total 86.300 Akuntansi Keuangan I Belum Jatuh Tempo 1-30 Telah Jatuh Tempo (dalam hari) 31-60 61-90 91181180 365 150 350 260 Di atas 365 470 160 75.000 4.00 0 Interval Umur 3.100 Saldo Belum Jatuh Tempo Telah Jatuh Tempo dalam 1-30 hari Telah Jatuh Tempo dalam 31-60 hari Telah Jatuh Tempo dalam 61-90 hari Telah Jatuh Tempo dalam 91-180 hari Telah Jatuh Tempo dalam 181-365 hari Di atas 365 hari 75.000 4.000 3.100 1.900 1.200 800 300 Total 86.300 1.900 1.200 800 300 Estimasi Piutang Tak Tertagih Persen Jumlah 2 5 10 20 30 50 80 1.500 200 310 380 360 400 240 3.390 Masalah piutang menyeluruh Saldo rekening PT. Pelangi pada tanggal 31 Desember 2007 menunjukkan sebagai berikut : Piutang Dagang Rp 3.000.000 Cadangan kerugian piutang (Cr) Rp 200.000 Piutang Usaha 51 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Berikut ini transaksi selama tahun 2008 a. Penjualan kredit Rp 9.000.000 b. Penjualan Tunai Rp 4.000.000 c. Penerimaan uang dari piutang dagang Rp 3.800.000 sudah termasuk potongan penjualan sebesar Rp 200.000 d. Retur Penjualan kredit Rp 500.000 e. Retur Penjualan tunai Rp 300.000 f. Piutang dagang yang dihapus tahun 2008 Rp 400.000 g. Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus Rp 250.000 Berdasarkan data diatas diminta : 1. Buatlah Jurnal transaksi tahun 2008 bila menggunakan metode penghapusan a. Langsung b. Cadangan 2. Berapa Saldo piutang dagang tanggal 31 Desember 2008 3. Buatlah Jurnal Penyesuaian (untuk cadangan piutang) per 31 Desember 2008 bila dihitung : a. 1% dari penjualan kredit bersih b. 1% dari saldo piutang akhir 4. Berapa Saldo Cadangan kerugian piutang 31 Desember 2008 1. Jurnal Transaksi Metode Langsung 4.000.000 a Cash Sales b c 4.000.000 Account Receivable Sales 9.000.000 Cash Sales discount 3.800.000 200.000 Account Receivable 52 Metode Cadangan a 4.000.000 Mey b 9.000.000 c 4.000.000 Cash 4.000.000 Account Receivable Sales 9.000.000 Cash Sales discount Account Receivable 3.800.000 200.000 9.000.000 4.000.000 Piutang Usaha Politeknik Telkom d Sales Return Akuntansi Keuangan I 500.000 Account Receivable e Sales Return 500.000 300.000 Cash f e 300.000 Bad Debt Expense 400.000 Account Receivable g d Cash f 400.000 250.000 Bad Debt Expense g 250.000 Sales Return Account Receivable 500.000 Sales Return Cash 300.000 Allowance for bad debt Account Receivable 400.000 Cash 250.000 500.000 300.000 400.000 Allowance for bad debt 250.000 2. Saldo Piutang dagang per 31 Desember 2008 Saldo awal Penjualan Kredit Rp 3.000.000 Rp 9.000.000 Saldo Akhir Penerimaan piutang Retur Penjualan kredit Penghapusan piutang Rp 4.000.000 Rp 500.000 Rp 400.000 Rp 7.100.000 3. a. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2008 NET CREDIT SALES = Rp 9.000.000 – Rp 500.000 – Rp 200.000 = Rp 8.300.000 Bad Debt Expense = 1% x Rp 8.300.000 = Rp 83.000 Piutang Usaha 53 Politeknik Telkom 31 Desember 2008 Akuntansi Keuangan I Bad Debt Expense Rp 83.000 Allowance for bad debt Rp 83.000 b. Taksiran cadangan kerugian = 1% x Rp 7.100.000 = Rp 71.000 Debt Expense = Rp 71.000 – Rp 50.000 = Rp 21.000 31 Desember Bad Debt Expense Rp 2008 21.000 Allowance Rp for bad debt 21.000 4. Saldo Cadangan Kerugian piutang per 31 Desember 2008 bila cadangan dihitung dari Saldo awal Penghapusan piutang Cadangan kerugian Cadangan kerugian 3112-08 a. Penjualan kredit b. = = = Rp 200.000 Rp (400.000) Rp 250.000 Rp 50.000 Rp 83.000 = = = = = Rp 133.000 54 = = Piutang dagang akhir Rp 200.000 Rp (400.000) Rp 250.000 Rp Rp 50.000 21.000 Rp 71.000 Piutang Usaha Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Kuis 1. Jelaskan bagaimana cara melaporkan saldo piutang dalam neraca yang anda ketahui! 2. Jelaskan dua pendekatan untuk menghitung jumlah kerugian piutang! 3. Dalam kondisi apa suatu perusahaan diperkenankan menggunakan metode penghapusan langsung? Jelaskan! 4. Jelaskan dua cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan penjualan! 5. Apakah yang dimaksud dengan factoring atau anjak piutang? Jelaskan! Piutang Usaha 55 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I PIUTANG WESEL Overview Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Wesel dapat dipindahtangankan dan kelak dapat menimbulkan piutang wesel. Tujuan 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan piutang wesel. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengakuan dan penilaian piutang wesel. 56 Piutang Wesel Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Wesel dapat dipindahtangankan, jika wesel dipindahtangankan berarti yang membuat wesel akan membayar pada orang atau badan yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel yang dapat dipindahtangankan dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh temponya. Seperti halnya piutang maka piutang wesel harus dipisahkan untuk wesel dagang, wesel dari pegawai dan Iain-lain. Wesel yang sudah jatuh tempo tetapi belum dilunasi harus dicatat terpisah dari wesel yang belum jatuh tempo, lazimnya dicatat dalam rekening piutang wesel menunggak. Piutang wesel dapat dipisahkan menjadi dua yaitu: 1. 2. Piutang wesel tidak berbunga. Piutang wesel berbunga. Diskonto wesel adalah meminjam uang ke bank dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bank akan memberikan pinjaman tetapi dikurangi dengan bunga yang diperhitungkan selama jangka waktu diskonto. Bunga yang diperhitungkan ini disebut juga diskonto. Pendiskontoan wesel ini biasanya dilakukan dengan syarat jika pembuat wesel tidak melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo, maka pihak yang mendiskontokan bertanggung jawab untuk melunasi wesel tersebut. Kewajiban melunasi wesel bagi pihak yang mendiskontokan merupakan utang yang belum pasti (contingent liabilities) sehingga harus nampak dalam catatan. Bunga diskonto wesel dihitung dengan cara sebagai berikut: Bunga (diskonto) = nilai jatuh tempo x tarif diskonto x periode diskonto Piutang Wesel Sebab-sebab terjadinya wesel : 1. Mengganti piutang yang sudah jatuh tempo tapi belum dibayar 2. Ditetapkan dalam syarat jual beli 3. Pinjaman dalam bentuk uang tunai Piutang Wesel 57 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Jenis-jenis piutang wesel : 1. Wesel tidak berbunga : wesel yang pada saat jatuh tempo dibayar sebesar nilai nominalnya 2. Wesel berbunga : wesl yang pada saat jatuh tempo dibayar sebesar nilai nominalnya dan ditambah dengan bunga . Masalah pendiskontoan wesel : a. Menentukan nilai jatuh tempo dari wesel = nilai nominal + bunga b. Bunga wesel = Nilai nominal x Tarif bunga x Jangka waktu wesel c. Jangka waktu wesel = dari tanggal wesel ke tanggal jatuh tempo d. Jumlah diskon = Nilai jatuh tempo x tariff dskon x jangka waktu diskon e. Jangka waktu diskon = dari tanggal penjualan ke tanggal jatuh tempo f. Hasil penjualan/pendiskontoan = Nilai jatuh dikurangi diskon Saat jatuh tempo wesel : bila wesel sudah jatuh tempo dapat terjadi hal-hal sbb : a. Dilunasi b. Tidak dilunasi c. Diperpanjang Contoh : Wesel Tidak Berbunga a. Pada tanggal 15 Maret 2009 PT. Mentari menjual barang dagangan sebesar Rp. 16.000.000 kepada PT. Rembulan dengan utang piutang biasa. b. Tanggal 25 Maret 2009 disepakati oleh PT. Mentari dan PT. Rembulan bahwa utang piutang biasa dari jual-beli barang dagangan pada 15 Maret 2009 dirubah menjadi utang-piutang wesel yang berdiskon. Tanggal jatuh tempo ditetapkan 25 September 2009. c. Tanggal 25 Juli 2009 PT. Rembulan menjual wesel kepada PT. Bintang dengan diskon sebesar 2% sebulan. d. Tanggal 25 September PT. Rembulan melunasi utangnya sebesar Rp. 16.000.000 kepada PT. Mentari dengan tepat. Diminta : Buatlah ayat jurnal yang diperlukan oleh PT. Mentari 58 Piutang Wesel Politeknik Telkom Date 15 - Maret 25-Maret 25-Juli Description Account Receivable Sales Penjualan kredit Notes Receivable Account Receivable Perubahan menjadi piutang wesel Cash Interest Expense Notes Receivable Discounted Pendiskontoan piutang wesel Notes Receivable Discounted Notes Receivable Penghapusan rekening piutang wesel Akuntansi Keuangan I Debit 8.000.000 Credit 8.000.000 8.000.000 8.000.000 7.520.000 480.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 Perhitunngan : Discount : Rp 8.000.000 x 3% x 2 = Rp 480.000 Hasil pendiskontoan wesel = Rp 8.000.000 – Rp 480.000 = 7.520.000 Bila pada tanggal jatuh tempo piutang wesel tidak dilunasi (wesel tidak berbunga) Jurnal yang dibuat oleh PT. Mentari Date Description Notes Receivable Discounted Notes Receivable Penghapusan rekening piutang wesel Account Receivable Cash Penghapusan rekening piutang wesel Piutang Wesel Debit 8.000.000 Credit 8.000.000 8.000.000 8.000.000 59 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Bila pada tanggal jatuh tempo piutang wesel diperpanjang, maka tidak dilakukan jurnal oleh PT. Mentari Contoh : WESEL BERBUNGA a. Pada tanggal 24 Januari 2008 PT. Mentari menjual barang dagangan sebesar Rp 8.000.000 kepada PT. Nusa dengan utang-piutang biasa b. Tanggal 1 Pebruari 2008 disepakati oleh PT. Mentari dan PT. Nusa bahwa utang piutang biasa dari jual-beli barang dagangan pada 24 Januari 2008 yang lalu, dirubah menjadi utang-piutang wesel yang berbunga 4% per bulan. Tanggal jatuh tempo ditetapkan tanggal 1 Agustus 2008. c. Tanggal 1 Juni 2008 PT. Mentari menjual notes receviablenya kepada PT. Dara, dengan diskon sebesar 3% sebulan. d. Tanggal 1 Agusutus PT. Nusa melunasi utangnya sebesar Rp 8.000.000 kepada PT. Dara dengan tepat. Diminta : Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk PT. Mentari, PT. Nusa, dan PT. Dara Jurnal yang dibuat oleh PT. Ria Date Description Account Receivable Sales Penjualan kredit Notes Receivable Account Receivable Perubahan menjadi piutang wesel Cash Interest Expense Notes Receivable Discounted Pendiskontoan piutang wesel Notes Receivable Discounted Notes Receivable Penghapusan rekening piutang wesel 60 Debit 8.000.000 Credit 8.000.000 8.000.000 8.000.000 9.324.800 1.324.800 8.000.000 8.000.000 8.000.000 Piutang Wesel Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Perhitungan : Bunga wesel saat jatuh tempo = Rp 8.000.000 x 4% x 6 = Rp 1.920.000 Nilai jatuh tempo = Rp 8.000.000 + 1.920.000 = Rp 9.920.000 Discount : Rp 9920.000 x 3% x 2 = Rp 595.200 Hasil pendiskontoan wesel = Rp 9.920.000 - Rp 595.200 = Rp 9.324.800 Pendapatan bunga saat pendiskontoan = Rp 9.324.000 - Rp 8.000.000 Bila pada tanggal jatuh tempo piutang wesel tidak dilunasi (wesel berbunga) Jurnal yang dibuat oleh PT. Mentari Date Description Debit Credit Notes Receivable 8.000.000 Discounted Notes Receivable 8.000.000 Penghapusan rekening piutang wesel Account Receivable *) 9.920.000 Cash 9.920.000 Penghapusan rekening piutang wesel *)Account receivable menjadi sebesar Rp 9.920.000 yaitu sebesar nilai jatuh tempo dengan asumsi tidak ada protes fee. Piutang Wesel 61 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Kuis 1. Apakah perbedaan antara piutang dagang dengan piutang wesel yang anda ketahui? Jelaskan! 2. Diskonto dari piutang wesel berbunga yang didiskontokan dihitung atas dasar apa? Jelaskan! 3. Sebutkan dua cara menggunakan piutang untuk memenuhi kebutuhan uang yang segera! 4. Mengapa diperlukan rekening cadangan retur penjualan? Jelaskan! 5. Sebutkan contoh-contoh piutang bukan usaha! 62 Piutang Wesel Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Aplikasi PT Hasna Utama pada tanggal 31 Juli 2007 menerima wesel dari Tuan Tamma untuk menggantikan utangnya sebesar Rp750.000,-. Wesel ini berjangka waktu 6 bulan akan jatuh tempo tanggal 31 Januari 2008, bunga 12% per tahun. Pada tanggal 31 Oktober 2007, PT Hasna Utama mendiskontokan wesel ini ke bank Ekuiti dan dikenai diskonto 10% per tahun. PT Hasna Utama mengendorse wesel ini yang artinya akan melunasinya bila Tuan Tamma tidak membayar. Pertanyaan: Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam buku Tuan Tamma, PT Hasna Utama, dan bank Ekuiti dengan beberapa asumsi: a. Pada tanggal jatuh tempo, Tuan Tamma melunasi weselnya. b. Pada tanggal jatuh tempo, Tuan Tamma tidak membayar, bank Ekuiti menagih PT Hasna Utama ditambah biaya penagihan Rp l.000,-. Tuan Tamma melunasi weselnya pada PT Hasna Utama tanggal 31 Maret 2008 ditambah denda tunggakan sebesar 12% per tahun. Piutang Wesel 63 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I PERSEDIAAN BARANG Overview Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi nama persediaan barang. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari jenis yang berbeda yang digunakan untuk memproduksi barang jadi. Tujuan 1. 2. 3. 64 Mahasiswa mampu menjelaskan pengakuan & pengukuran persediaan Mahasiswa mampu menjelaskan & menerapakan berbagai menerapkan metode penilaian dan pengukuran persediaan, serta pengungkapannya di neraca. Mahasiswa Mampu menjelaskan masalah khusus persediaan Persediaan Barang Politeknik Telkom 6.1 Akuntansi Keuangan I Pengertian Persediaan Barang Persedian adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam aktivitas normal perusahaan atau untuk diproses terlebih dahulu kemudian dijual. Istilah persediaan digunakan untuk menyatakan suatu jumlah barang yang berwujud. Dalam perusahaan dagang hanya ada satu jenis persediaan yaitu persediaan barang dagangan (merchandise inventory). Perusahaan dagang membeli barang kemudian dijual tanpa merubah bentuk, sedangkan perusahaan industri membeli bahan-bahan mentah yang selanjutnya diproses menjadi barang jadi. Dalam perusahaan industri terdapat 3 (tiga) jenis persediaan yaitu: a. Bahan Baku (raw material inventory) b. Barang dalam proses (work in process inventory) c. Barang jadi (finished goods) Bahan Baku (Raw Materials) Bahan Baku/mentah adalah barang-barang yang dimiliki untuk dipergunakan dalam aktivitas proses produksi yang merupakan bagian terbesar yang terkandung dalam produksi tersebut. Misalnya pada perusahaan Tekstil, benang merupakan bagian terbesar dalam pembuatan kain yang terdapat pada pabrik tekstil. Barang dalam proses (work in process/goods in process) Barang dalam proses adalah barang-barang yang pada tanggal penyusunan neraca belum selesai dikerjakan dan perlu pengerjaan lebih lanjut. Persediaan ini biasanya terdiri dari 3 unsur yaitu : Bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya produksi tidak langsung. Barang Selesai (finished goods) Barang Selesai adalah hasil produksi yang siap untuk dijual. Biaya barang selesai ini terdiri dari unsur bahan mentah/baku langsung, Tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak lanngsung. Persediaan Barang 65 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Metode yang perlu diketahui sehubungan dengan masalah persediaan : No Penjelasan Penekanan Untuk 1 Metode Pencatatan persediaan : Metode Phisik/periodik 11 Metode buku/perpetual Mencatat persediaan barang pada saat dibeli dan dijual Metode Arus Harga Pokok: Arus harga pokok sesuai dengan arus fisik barang metode tanda pengenal khusus (special identified system) Arus harga anggapan: a. b. pokok berdasarkan Metode periodik : metode ratarata sederhana, metode rata-rata tertimbang, FIFO, LIFO, Metode persediaan dasar. Metode Perpetual : FIFO LIFO, Rata-rata bergerak (moving average) Menentukan Harga Pokok penjualan (Cost of goods sold/cost of merchandise sold) dan harga pokok persediaan barang. Arus harga pokok dengan metode taksiran, apabila perhitungan persediaan secara fisik tidak mungkin dilakukan seperti karena musibah kebakaran. Maka digunakan metode taksiran yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor. III 66 Metode Penilaian persediaan ; Metode Harga Pokok, jika digunakan metode ini maka pada akhir periode Menentukan besarnya nilai persediaan barang yang akan dicantumkan Persediaan Barang Politeknik Telkom tidak diperlukan jurnal penyesuaian, karena dari sejak awal pembelian barang dicatat sebesar harga perolehannya. Akuntansi Keuangan I dalam neraca Metode Harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar (Cost of market whichever is lower/COMWIL, atau lower of cost of market/LCM) 6.2 Metode Pencatatan Atas Persediaan Terdapat dua metode yang dapat digunakan pada pencatatan persediaan yaitu : 6.2.1 Metode Fisik / Periodik Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan (stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apa-bila persediaan akhir sudah dihitung. Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut : Persediaan barang awal Rp xxx ……………1) Pembelian (neto) xxx (+) Barang tersedia untuk dijual Rp xxx Persediaan barang akhir xxx (-) ........……...2) Harga pokok penjualan Rp xxx Catatan :1) Data diambil dari saldo buku besar rekening yang bersangkutan 2) Data diambil dari hasil stock opname Persediaan Barang 67 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Untuk lebih jelasnya kita lihat ilustrasi di bawah ini: 1. Pembelian barang dagangan secara kredit sebesar Rp 600.000 Dr. Pembelian 600.000 Cr. Hutang Dagang 600.000 2. Retur Pembelian sebesar Rp 75.000 Dr. Hutang 75.000 Cr. Retur pembelian 75.000 3. Penjualan Kredit Rp 450.000 dengan harga pokok Rp 400.000 Dr. Piutang 450.000 Cr. Penjualan 450.000 4. Retur penjualan Rp 36.000 dengan harga pokok Rp 32.000 Dr. Retur Penjualan 36.000 Cr. Piutang 36.000 Apabila menggunakan metode fisik akan timbul masalah yaitu jika diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek atau interim (bulanan) maka setiap bulan harus mengadakan penghitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Tidak diikutinya mutasi persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan 6.2.2 Metode Buku / Perpetual Dalam metode ini setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendirisendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktuwaktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya. Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan 68 Persediaan Barang Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walaupun neraca dan laporan laba rugi dapat segera disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik atas barang, setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai dengan jumlah dalam rekening persediaan. Pengecekan ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan fisik dengan jumlah dalam rekening persediaan. Bila terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaan, dapat diadakan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Apakah selisih itu normal dalam arti susut atau rusak, ataukah tidak normal, yaitu diselewengkan. Selisih yang terjadi akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dan rekening lawannya adalah rekening persediaan barang. Bila jumlah dalam gudang lebih kecil dibanding dengan saldo rekening persediaan maka rekening persediaan dikurangi, dan sebaliknya. Contoh penggunaan metode buku / perpetual : 1. Pembelian barang dagangan secara kredit sebesar Rp 600.000 Dr. Persediaan Barang Dagangan 600.000 Cr. Hutang Dagang 600.000 2. 3. 4. Retur Pembelian sebesar Rp 75.000 Dr. Hutang 75.000 Cr. Persediaan Barang Dagangan 75.000 Penjualan Kredit Rp 450.000 dengan harga pokok Rp 400.000 Mencatat penjualan Kredit : Dr. Piutang 450.000 Cr. Penjualan 450.000 Mencatat Harga Pokok penjualan dan pengeluaran persediaan : Dr. Harga Pokok Penjualan 400.000 Cr. Persediaan Barang dagangan 400.000 Retur penjualan Rp 36.000 dengan harga pokok Rp 32.000 Mencatat retur penjualan : Dr. Retur Penjualan 36.000 Cr. Piutang 36.000 Mencatat masuknya kembali persediaan barang : Dr. Persediaan Barang dagangan 32.000 Cr. Harga Pokok Penjualan 32.000 Persediaan Barang 69 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Dari hal tersebut diatas dapatlah disebutkan bahwa pada metode perpetual : 1. Pada Jurnal pembelian rekening yang didebet adalah rekening “persediaan barang dagangan”. 2. Pada jurnal penjualan terdapat satu jurnal lagi yang mencatat pembebanan harga pokok barang yang dijual, yaitu didebet rekening “harga pokok penjualan dan kredit “Persediaan barang dagangan”. Dengan demikian rekening harga pokok penjualan hanya menunjukkan harga pokok barang-barang yang dijual. Selisih persediaan tidak termasuk dalam harga pokok penjualan tetapi dicatat sendiri. Sedangkan dalam metode fisik karena harga pokok dihitung dengan metode selisih persediaan maka kekurangan/kelebihan persediaan akan tercampur dalam harga pokok penjualan. 6.3 Arus Harga Pokok (AHP) Pembelian Barang dagangan dalam satu periode dapat dilakukan berkali-kali, sehingga ada kemungkinan untuk pembelian barang dagangan yang sama tetapi harga belinya berbeda. Contoh : Transaksi-transaksi yang berhubungan dengan persediaan barang dagangan selama bulan desember 2008 di PT Aneka. Tgl 5 : Persediaan barang dagangan 10 Unit @ Rp 10 = Rp 100 Tgl 16 : Pembelian barang dagangan 75 Unit @ Rp 12 = Rp 900 Tgl 20 : Pembelian barang dagangan 20 Unit @ Rp 15 = Rp 300 Tgl 25 : Penjualan 80 Unit dengan harga jual @ Rp 30 = Rp 2400 Tgl 31 : Persediaan Barang dagangan akhir 25 unit Masalahnya adalah : 1. Berapa Harga pokok penjualan tanggal 25 Desember ? 2. Berapa Harga pokok persediaan barang dagangan akhir sebanyak 25 unit ? Untuk menjawab kasus diatas perlu diketahui bahwa metode AHP yang dianut perusahaan, apakah FIFO, LIFO atau AVERAGE. 70 Persediaan Barang Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 1. Metode Fisik / Periodik a. FIFO Maka HPP dari 80 Unit Penjualan Penjualan 80 Unit Tanggal 5 10 Unit @ Rp 10 = Rp 100 Tanggal 16 70 Unit @ Rp 12 = Rp 840 HPP 80 Unit = Rp 940 Harga Pokok Persediaan Barang dagangan akhir : Tanggal 16 5 unit @ Rp 12 = Rp 60 Tanggal 20 20Unit @ Rp 15 = Rp 300 Persd. akhir 25 Unit = Rp 360 Laba Kotor : Penjualan – HPP 2.400 - 940 Laba Kotor = Rp 1.460 b. LIFO Penjualan 80 Unit Tanggal 20 20 Unit @ Rp 15 Tanggal 16 60 Unit @ Rp 12 HPP 80 Unit = Rp 300 = Rp 720 = Rp 1.020 Harga Pokok Persediaan Barang dagangan akhir : Tanggal 16 15 Unit @ Rp 12 = Rp 180 Tanggal 5 10 Unit @ Rp 10 = Rp 100 Persd Akhir 25 Unit = Rp 280 Laba Kotor = 2.400 – 1.020 = 1.380 c. Average HPP 80 Unit x Rp 1.300 105 Unit = Rp 960 Persediaan Akhir 25 Unit x (1300:105)= Rp 300 Laba Kotor : 2400 – 990 = 1.410 Persediaan Barang 71 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 2. Metode Buku / Perpetual a. FIFO Tgl Pembelian Unit Harga Jumlah 5 16 75 12 900 20 20 15 300 25 10 70 Jml 95 1200 HPP Persediaan akhir Laba Kotor b. Harga Jumlah 5 16 75 12 900 20 20 15 300 2400 5 20 25 Unit 20 60 1200 12 15 60 300 360 = 1.460 Harga Jumlah Persediaan Unit 10 10 75 10 75 20 25 HPP Persediaan akhir Laba Kotor 100 2100 Persediaan Unit Harg Jumlah a 10 10 100 10 10 100 75 12 900 10 10 100 75 12 900 20 15 300 Penjualan Unit 72 80 LIFO Pembelian 95 10 12 940 360 2400 – 940 Tgl Jml Penjualan Unit Harga Jumlah 15 12 80 1020 280 2.400 – 1.020 300 720 1020 10 15 25 Harg a 10 10 12 10 12 15 Jumlah 10 12 100 180 280 100 100 900 100 900 300 = 1.380 Persediaan Barang Politeknik Telkom c. Tgl Average Pembelian Unit Harg Jumla a h 5 16 75 12 20 20 15 25 Jml 95 HPP Persediaan akhir Laba Kotor 6.4 Akuntansi Keuangan I Unit Penjualan Harg Jumla a h 900 300 80 80 1200 960 300 2.400 – 960 12 12 960 960 Persediaan Harg Jumla a h 10 10 100 85 12 1000 105 12 1300 25 12 300 25 12 300 Unit = 1.440 Masalah Pemilikan Persediaan Barang Untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan dasar yang digunakan adalah hak pemilikan. Barang-barang akan dicatat sebagai persediaan pihak yang memiliki barang-barang tersebut, sehingga perubahan catatan persediaan akan didasarkan pada perpindahan hak pemilikan barang. Kadang-kadang terdapat keadaan di mana sulit untuk menentukan hak pemilikan barang sehingga dalam praktek akan ditemui adanya penyimpangan-penyimpangan. Kesulitan menentukan perpindahan hak atas barang antara lain timbul dalam keadaan seperti berikut ini: A. Barang-barang dalam Perjalanan (Goods in Transit) Barang-barang yang pada tanggal neraca masih dalam perjalanan menimbulkan masalah apakah masih menjadi milik penjual atau sudah berpindah haknya pada pembeli. Untuk mengetahui pemilik dari barangbarang tersebut, harus diketahui syarat pengiriman barang-barang tersebut. Terdapat dua syarat pengiriman yaitu : 1. Free on board shipping point, apabila barang-barang dikirim dengan syarat free on board shipping point maka hak atas barang yang dikirim berpindah pada pembeli ketika barang-barang tersebut diserahkan pada pihak pengangkut. 2. Syarat pengiriman free on board destination berarti bahwa hak atas barang baru berpindah pada pembeli jika barang-barang yang dikirim Persediaan Barang 73 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I sudah diterima oleh pembeli. Jadi perpindahan hak atas barang terjadi pada tanggal penerimaan barang oleh pembeli. Pada saat tersebut penjual mengurangi persediaan barangnya dan mencatat penjualan, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya. B. Barang-barang yang Dipisahkan (Segregated Goods) Seringkali terjadi suatu kontrak penjualan barang dalam jumlah besar se-hingga pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus. Barang-barang yang dipisahkan tersendiri dengan maksud untuk memenuhi kontrak-kontrak atau pesanan-pesanan walaupun belum dikirim, haknya sudah berpindah pada pembeli. Oleh karena itu pada tanggal penyusunan laporan keuangan jika ada barang-barang yang dipisahkan, harus dikeluarkan dari jumlah persediaan penjual dan dicatat sebagai penjualan. Begitu pula pembeli dapat mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya. C. Barang-barang Konsinyasi (Consignment Goods) Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk dijualkan atau dikonsinyasikan, hak barang tersebut masih tetap pada yang menitipkan sampai saat barang-barang tersebut dijual. Sebelum barangbarang tersebut dijual masih tetap menjadi persediaan pihak yang menitipkan (consignor). Pihak yang menerima titipan (consignee) tidak mempunyai hak atas barang-barang tersebut sehingga tidak mencatat barang-barang tersebut sebagai persediaannya. Apabila barang-barang itu sudah dijual maka yang menerima titipan membuat laporan pada yang menitipkan. Pada waktu menerima laporan, pihak yang menitipkan (consignor) mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barangnya. D. Penjualan Angsuran (Installment Sales) Dalam penjualan angsuran hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya 74 Persediaan Barang Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I sejumlah yang sudah dibayarkannya. Apabila dianggap bahwa kemungkinan pembatalan penjualan tersebut adalah kecil maka penjual dapat mengakuinya sebagai penjualan biasa yang diangsur dan pembeli dapat mencatatnya sebagai pembelian biasa yang pembayarannya diangsur. Ada beberapa cara penjualan angsuran di mana masing-masing cara akan ditentukan pencatatannya yaitu : (a) Dibeli mesin dengan harga Rp20.000.000,00 yang pembayarannya akan diangsur selama 5 tahun, setiap tahun sebesar Rp 4.000.000,00 ditambah bunga 10% per tahun. Jurnal yang dibuat oleh pembeli untuk mencatat pembelian mesin dan pembayaran angsuran adalah sebagai berikut : Pembelian mesin: Dr. Mesin Rp 20.000.000,00 Cr. Utang Rp 20.000.000,00 Akhir tahun pertama: Dr. Utang Rp 4.000.000,00 Dr. Beban bunga 2.000.000,00 Cr. Kas Rp 6.000.000,00 Bunga: 10% x Rp 20.000.000,00 = Rp 7.000.000,00. Akhir tahun kedua: Dr. Utang Rp 4.000.000,00 Dr. Beban bunga 1.600.000,00 Cr. Kas Rp 5.600.000,00 Bunga: 10% x Rpl6.000.000,00 = Rpl.600.000,00 dan seterusnya. (b) Mesin dibeli dengan harga Rp 30.000.000,00 diangsur lima tahun setiap tahunnya Rp 6.000.000,00 tanpa bunga. Jika dibeli tunai maka harga mesin itu Rp 20.000.000,00. Dalam cara penjualan seperti ini bunga selama masa angsuran inklusif dalam harga mesin. Harga perolehan (cost) mesin adalah sebesar harga tunainya dan selisihnya dicatat sebagai biaya bunga. Jurnal yang dibuat oleh pembeli untuk mencatat pembelian mesin dan angsuran setiap tahun sebagai berikut : Persediaan Barang 75 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pembelian mesin : Dr. Mesin Dr. Beban bunga Cr. Utang Rp 20.000.000,00 10.000.000,00 Akhir tahun pertama: Dr. Utang Cr. Kas Rp 6.000.000,00 Jurnal penyesuaian: Dr. Cadangan bunga Cr. Biaya bunga Rp 8.000.000,00 Rp 30.000.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 8.000.000,00 Cadangan bunga dalam neraca dikurangkan pada jumlah utang pembelian mesin sehingga dapat menunjukkan nilai tunai utang pada tanggal neraca. Pada awal tahun berikutnya dibuat jurnal penyesuaian kembali sebagai berikut : Dr. Beban bunga Rp 8.000.000,00 Cr. Cadangan bunga Rp 8.000.000,00 Akhir tahun kedua: Dr. Utang Rp 6.000.000,00 Cr. Kas Rp 6.000.000,00 Jurnal penyesuaian: Dr. Cadangan bunga Rp 6.000.000,00 Cr. Biaya bunga Rp 6.000.000,00 Jurnal penyesuaian kembali: Dr.Biaya bunga Rp 6.000.000,00 Cr. Cadangan bunga Rp 6.000.000,00 dan seterusnya. E. Potongan Pembelian Dalam pembelian barang sering ada ketentuan mengenai cara pembayaran, apabila dibayar dalam jangka waktu tertentu akan diberi potongan. Potongan seperti ini disebut potongan tunai yang dalam akuntansi dicatat dalam rekening Potongan Pembelian. Pada prinsipnya potongan yang diterima adalah pengurang terhadap harga pokok persediaan. Tetapi kadangkadang ditemui adanya perlakuan terhadap potongan pembelian sebagai 76 Persediaan Barang Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I pendapatan Iain-lain, cara ini sebetulnya tidak tepat karena mengakui pendapatan pada saat pembelian, sedangkan dalam akuntansi laba hanya timbul dari penjualan barang atau jasa dan bukannya timbul dari pembelian. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan pembelian sebagai pengurangan terhadap harga pokok yaitu Pembelian dicatat dengan harga bruto Pembelian dicatat dengan harga neto dalam metode ini utang dapat dicatat neto atau bruto. Penerapan metode ini dapat diilustrasikan sebagai berikut : Pada tanggal 1 Desember 2005 dibeli barang dagangan dengan harga faktur Rp500.000,00. Syarat pembayaran 2/10, n/30. Pembayaran utang dilakukan pada tanggal 10 Desember 2005 sehingga diperoleh potongan pembelian sebesar 2%. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut : a. Pembelian dicatat dengan harga bruto Tanggal 1 Desember 2005 : Dr. Pembelian (persediaan barang) Rp 500.000,00 Cr. Utang Rp 500.000,00 Tanggal 10 Desember 2005 : Dr. Utang Rp 500.000,00 Cr. Potongan pembelian Rp 10.000,00 Cr. Kas Rp 490.000,00 Apabila pembayaran utang dilakukan sesudah tanggal 10 Desember 2005 berarti tidak diperoleh potongan, pembayaran sebesar Rp 500.000,00 dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Dr. Utang Rp 500.000,00 Cr. Kas Rp 500.000,00 b. Pembelian dicatat dengan harga neto Dalam cara ini ada dua cara mencatat utang yaitu dengan jumlah neto atau dengan jumlah bruto. Masing-masing cara adalah sebagai berikut : Persediaan Barang 77 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Utang Dicatat Neto Utang Dicatat Bruto 1 Desember 2005 Pembelian (persediaan barang) Rp Pembelian (persediaan barang) Rp 490.000,00 490.000,00 Utang Rp 490.000,00 Cadangan potongan pembelian 10.000,00 Utang Rp 500.000,00 10 Desember 2005 Utang Rp 490.000,00 Kas 490.000,00 Rp Utang Rp 500.000,00 Cadangan pembelian potongan Rp 10.000,00 Kas 490.000,00 Apabila pembayaran utang dilakukan sesudah tanggal 10 Desember 2005 berarti tidak mendapat potongan. Jumlah pembayaran utang sebesar Rp 500.000,00 dicatat sebagai berikut : Utang Rp 490.000,00 Utang Rp 500.000,00 Potongan pembelian yang hilang Kas Rp 500.000,00 10.000,00 Potongan pembelian yang hilang Kas Rp Rp10.000,00 500.000,00 Cadangan potongan pembelian Rp10.000,00 78 Persediaan Barang Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Rangkuman 1. 2. 3. 4. Persedian adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam aktivitas normal perusahaan atau untuk diproses terlebih dahulu kemudian dijual. Istilah persediaan digunakan untuk menyatakan suatu jumlah barang yang berwujud. Dalam perusahaan dagang hanya ada satu jenis persediaan yaitu persediaan barang dagangan (merchandise inventory). Terdapat dua metode yang dapat digunakan pada pencatatan persediaan yaitu : Metode Fisik atau Periodik dan Metode Buku atau Perpetual Dalam Menghitung Arus Harga Pokok dapat diakukan dengan tiga cara yakni : FIFO, LIFO, dan AVERAGE. Masalah Pemilikan Persediaan Barang dagangan : a. Barang-barang dalam Perjalanan (Goods in Transit) b. Barang-barang yang Dipisahkan (Segregated Goods) c. Barang-barang Konsinyasi (Consignment Goods) d. Penjualan Angsuran (Installment Sales) e. Potongan Pembelian Persediaan Barang 79 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pilihan Ganda Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat! Desember, 1. 1 Jumlah persediaan 300 Unit @ Rp 3.000,11 Pembelian 200 Unit @ Rp 3.600,16 Penjualan 380 Unit 20 Pembelian 400 Unit @ Rp 3.300,25 Penjualan 370 Unit 29 Pembelian 100 Unit @ Rp 3.600,Berdasarkan data diatas, berapakah Unit persediaan Akhir barang (FIFO) tersebut: A. 100 Unit B. 150 Unit C. 250 Unit D. 120 Unit E. 30 Unit 2. Bila Menggunakan metode Periodik – FIFO berapakah Harga pokok penjualan barang tersebut: A. 3.300.000 B. 2.445.000 C. 2.475.000 D. 2.421.000 E. 2.650.000 3. Bila Menggunakan metode Periodik – Average berapakah Harga pokok penjualan barang tersebut: A. 3.300.000 B. 2.445.000 C. 2.475.000 D. 2.421.000 E. 2.650.000 80 Persediaan Barang Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Latihan Dibawah ini adalah informasi yang berhubungan dengan persediaan barang dagangan pada tanggal 31 Januari 2009 : Jan Jan Jan Jan 1 8 26 28 Penjualan : Jan 4 Jan 15 Jan 30 : Persediaan 40 Unit @ Rp 327.200 : Pembelian 30 Unit @ Rp 341.100 : Pembelian 20 Unit @ Rp 341.400 : Pembelian 40 Unit @ Rp 320.200 : 30 Unit @ Rp 360.500 : 25 Unit @ Rp 359.400 : 60 Unit @ Rp 345.500 Hitunglah : Persediaan Akhir Barang Dagangan, Harga Pokok Penjualan, dan Laba(Rugi) Bersih. Dengan menggunakan metode LIFO, FIFO & Average Perpetual dan LIFO, FIFO & Average periodic Persediaan Barang 81 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I AKTIVA TETAP BERWUJUD Overview Kendaraan, Tanah, Gedung, Meja, komputer merupakan salah satu contoh dari aktiva tetap. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang mempunyai bentuk fisik sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam aktivitas normal perusahaan yang normal. Aktiva tetap berwujud dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Tujuan 1. 2. 82 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep aktiva tetap berwujud Mahasiswa mampu menjelaskan konsep penilaian dan perolehan aktiva tetap berwujud Aktiva Tetap Berwujud Politeknik Telkom 7.1 Akuntansi Keuangan I Pengertian Aktiva Tetap Berwujud Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam aktivitas normal perusahaan. Istilah relatif permanen menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama tetapi untuk tujuan akuntansi jangka waktu penggunaan ini dibatasi menjadi lebih dari satu periode akuntansi sehingga aktiva berwujud yang umumnya lebih dari satu periode akuntansi dikelompokkan sebagai aktiva tetap berwujud. Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dan alat-alat, kendaraan, mebelair dan Iain-lain. Dari bermacam-macam aktiva tetap berwujud akuntansi mengelompokannya sebagai berikut: a. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, peralatan, kendaraan dan Iain-lain. b. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk usaha c. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan Iain-lain. Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya, sedangkan aktiva tetap yang terbatas umumnya dilakukan penyusutan harga perolehannya. Aktiva tetap yang dapat diganti dengan aktiva yang sejenis penyusutannya disebut depresiasi sedang penyusutan sumber alam disebut deplesi. Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (a) Pengeluaran modal (capital expenditures), adalah pengeluaranpengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva (dikapitalisasi). (b) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures), adalah pengeluaranpengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening biaya. Aktiva Tetap Berwujud 83 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Jadi dasar pertimbangan dalam pencatatan pengeluaran-pengeluaran untuk aktiva tetap adalah berapa lama manfaat pengeluaran tersebut dapat dirasakan, hanya satu periode atau lebih dari satu periode akuntansi. Yang dimaksud dengan biaya perolehan aktiva tetap adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Sesudah aktiva tetap itu diperoleh dan dalam masa penggunaan maka aktiva yang umumnya tidak terbatas seperti tanah, dilaporkan dalam neraca sebesar harga perolehannya. Sedang untuk aktiva yang umumnya terbatas dicantumkan dalam neraca sebesar harga perolehannya dikurangi dengan akumulasi depresiasi/deplesi. Harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi/deplesi disebut nilai buku. 7.2 Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masingmasing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Adapun cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut : 1. Pembelian Tunai. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat atau tidak. Jurnal untuk membeli aktiva tetap adalah: Dr Tanah Cr Kas Rp xx Rp xx 2. Pembelian secara gabungan / Lumpsum Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan 84 Aktiva Tetap Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan. Contoh jurnalnya adalah : PT. JAVA membeli aktiva tetap yang terdiri dari tanah, Gedung dan mesinmesin. Pembelian dilakukan secara paket (lumpsum) dengan harga Rp. 75.000.000,00. Harga pasar setiap aktiva tetap itu diketahui sebagai berikut: Gedung Tanah Mesin : : : Rp35.000.000,00 45.000.000,00 20.000.000,00 Harga perolehan setiap aktiva dihitung dengan cara sebagai berikut: Gedung Rp35.000.000,00 Rp75.000.000,00 Rp26.250.000,00 Rp100.000.000,00 Tanah Rp45.000.000,00 Rp75.000.000,00 Rp33.750.000,00 Rp100.000.000,00 Mesin Rp20.000.000,00 Rp75.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp100.000.000,00 Gedung Tanah Mesin Kas Rp26.250.000,00 Rp33.750.000,00 Rp15.000.000,00 Rp75.000.000,00 3. Perolehan Melalui Pertukaran a. Ditukar dengan Surat-surat Berharga Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Kadang-kadang harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar kedua-duanya tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Aktiva Tetap Berwujud 85 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan. Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih Nilai pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio/disagio. contohnya : PT PERKASA bermaksud menukarkan sebuah mesin dengan 1.000 lembar saham biasa, nominal @ Rp10.000,00. Pada saat pertukaran, harga pasar saham sebesar Rp11.000,00 per lembar. Pertukaran mesin dengan saham ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Dr. Mesin Cr. Modal saham biasa Cr. Agio saham 11.000.000,00 l0.000.000,00 1.000.000,00 Apabila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang maka harga perolehan mesin adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang dijadikan penukar. Yang dimaksudkan dengan harga pasar surat berharga adalah harga yang terjadi dalam bursa surat-surat berharga atau dalam transaksi dengan pihak lain yang bebas. b. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukarmenukar, atau sering disebut tukar tambah, di mana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dan kekurangannya dibayar tunai. Harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dinilai sebesar nilai wajar aktiva tetap yang dilepas atau diperoleh, mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva tetap yang dilepaskan setelah disesuaikan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. Ada masalah yang timbul bila harga pasar aktiva lama maupun baru tidak dapat ditentukan. Dalam hal ini nilai buku aktiva lama akan digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran tersebut. Selain masalah di atas, masalah lainnya adalah pengakuan rugi atau laba yang timbul karena adanya pertukaran aktiva tetap tersebut. Pembicaraan mengenai masalah rugi atau laba pertukaran akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertama untuk pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis dan kedua, untuk pertukaran aktiva tetap yang sejenis. Pertukaran aktiva tetap sejenis diatur untuk tidak mengakui adanya 86 Aktiva Tetap Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I keuntungan atau kerugian, dan biaya (harga) perolehan aktiva tetap baru adalah jumlah tercatat dari aktiva tetap yang dilepaskan. o Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti misalnya pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung dan Iain-lain. o Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama. Contoh : Pada Awal Tahun (4 Januari 2007) PT TEKUN menukarkan mesin lama dengan mesin baru. Harga Perolehan mesin lama Rp 6.400.000; Akumulasi Penyusutan sampai tanggal penukaran sebesar Rp. 4.500.000. Mesin Tersebut diterima dengan harga Rp 1.300.000 dan harga faktur mesin yang baru Rp 7.500.000, Kekurangan diselesaikan dengan uang tunai. Misalkan 1 bulan = 50 Rb Perhitungan : Harga beli Mesin Lama 6.400.000 Akumulasi Penyusutan 4.500.000 - Nilai Buku mesin Lama 1.900.000 Nilai mesin Lama 1.300.000 - Rugi Penukaran Mesin 600.000 Jurnal : Dr.Mesin 7.500.000 Dr. Akumulasi Penyusutan 4.500.000 Dr. Rugi Penukaran Aktiva 600.000 Cr. Mesin 6.400.000 Cr Kas 6.200.000 Aktiva Tetap Berwujud 87 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 4. Pembelian Angsuran Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga. 5. Diperoleh dari hadiah atau donasi Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. Contoh sebuah perusahaan menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang dinilai sebagai berikut: Tanah Gedung Rp2.500.000,00 4.000.000,00 Rp6.500.000,00 Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Dr. Tanah Dr Gedung Cr. Modal Hadiah/Donasi Rp2.500.000,00 4.000.000,00 Rp6.500.000,00 Depresiasi aktiva yang diterima dari hadiah dilakukan dengan cara yang sama dengan aktiva tetap yang lain. Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan (karena tergantung pada terlaksananya perjanjian) maka aktiva dan modal dicatat sebagai elemen yang belum pasti (contingent). Bila hak atas aktiva tersebut sudah diterima maka barulah contingent assets tadi dicatat sebagai harta atau aktiva. 88 Aktiva Tetap Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 6. Aktiva yang dibuat sendiri Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih idle. Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah langsung dan factory overhead langsung. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk membebankan biaya factory overhead yaitu: (a) kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat dan (b) biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif kepada pembuatan aktiva dan produksi. Apabila digunakan cara pertama maka harga pokok aktiva yang dibuat adalah semua biaya-biaya langsung untuk membuat aktiva itu ditambah dengan kenaikan biaya factory overhead. Sedang dengan cara yang kedua harga pokok aktiva merupakan jumlah semua biaya langsung ditambah dengan tarif yang menjadi beban aktiva yang dibuat 7.3 Biaya-Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan akan memerlukan pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran atau biaya-biaya tersebut adalah : 1. Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinya biasa, dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti penggantian baut, mur, sekering mesin merupakan biaya yang sering terjadi. Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva agar tetap dalam kondisi yang baik, biaya seperti ini adalah biaya penggantian oli, pembersihan, pengecatan, dan biaya lain yang serupa. Karena biaya reparasi dan pemeliharaan terjadi berulang-ulang maka manfaat biaya-biaya tersebut hanya dalam periode terjadinya, sehingga dicatat sebagai biaya pengeluaran pendapatan.Pada biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat. Terdapat dua cara untuk mencatat biaya reparasi besar yaitu: Aktiva Tetap Berwujud 89 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I a. Menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila biaya ini dikeluarkan untuk menaikkan nilai kegunaan aktiva dan tidak menambah umumnya. b. Mengurangi akumulasi depresiasi, apabila biaya ini dikeluarkan untuk memperpanjang umur aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya. Karena jumlah akumulasi depresiasi berkurang berarti nilai bukunya menjadi bertambah besar. Perhitungan depresiasi untuk tahun-tahun berikutnya harus direvisi sesuai dengan perubahan nilai buku aktiva dan umur ekonomis yang baru. 2. Penggantian Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama, misalnya penggantian dinamo mesin. Penggantian seperti ini biasanya terjadi karena aktiva lama sudah tidak berfungsi lagi (rusak). Penggantian bagian-bagian aktiva yang biayanya kecil diperlakukan dengan cara yang sama seperti reparasi kecil. Apabila bagian-bagian yang diganti itu biayanya cukup besar, maka harga perolehan bagian itu dihapuskan dari rekening aktiva dan diganti dengan harga perolehan yang baru. Begitu juga akumulasi depresiasi untuk bagian yang diganti dihapuskan. 3. Perbaikan (Improvement) Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar. Perbaikan yang biayanya kecil dapat diperlakukan seperti reparasi biasa, tetapi perbaikan yang memakan biaya yang besar dicatat sebagai aktiva baru. Aktiva lama yang diganti dan akumulasi depresiasinya dihapuskan dari rekening-rekeningnya. 4. Penambahan (Addition) Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan, ruang parkir dan Iain-lain. Akhir-akhir ini sering terdapat tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik untuk mengurangi pencemaran. Apabila alat tambahan itu dipasang menjadi satu dengan mesin maka biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang alat itu merupakan suatu penambahan. Biaya-biaya yang timbul dalam penambahan dikapitalisasi menambah harga perolehan aktiva dan didepresiasi selama umur ekonomisnya. 90 Aktiva Tetap Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 5. Penyusunan Kembali Aktiva Tetap (Rearrangement) Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva, perubahan route produksi dan untuk mengurangi biaya produksi. Apabila jumlahnya cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka harus dikapitalisasi. Biaya-biaya semacam itu dikapitalisasi sebagai biaya dibayar di muka atau beban yang ditangguhkan dan akan diamortisasikan ke periode-periode yang memperoleh manfaat dari penyusunan kembali tersebut. 7.4 Pemberhentian Aktiva Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan, ataupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan. Apabila aktiva itu dijual maka selisih antara harga jual dengan nilai buku atau nilai residu dicatat sebagai laba atau rugi. Contoh pada pembelian dan penjualan setelah umur ekonomisnya berakhir seperti : Mesin yang dibeli pada tanggal 1 Februari 2005 dengan harga Rp3.200.000,00, pada tanggal 1 Juli 2009 dijual dengan harga Rp650.000,00. Mesin tersebut ditaksir umurnya 5 tahun dan depresiasinya dengan cara garis lurus, taksiran nilai residu Rp200.000,00. Penjualan mesin pada, tanggal 1 Juli 2009 dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Dr. Depresiasi mesin Cr. Akumulasi depresiasi mesin 300.000,00 300.000,00 Depresiasi 6 bulan: 6/12 x 1/5 x Rp(3.200.000,00 - 200.000,00) = Rp300.000,00. Dr. Kas Dr. Akumulasi depresiasi mesin Cr. Mesin Cr. Laba penjualan mesin Aktiva Tetap Berwujud 650.000,00 2.650.000,00 3.200.000,00 100.000,00 91 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Perhitungan: Harga Jual Rp 650.000,00 Nilai buku mesin Harga perolehan Akumulasi depresiasi 2005 : 11 bulan = 2006 : 12 bulan = 2007 : 12 bulan = 2008 : 12 bulan = 2009 : 6 bulan = Rp3.200.000,00 Rp550.000,00 600.000,00 600.000,00 600.000,00 300,000,00 2.650.000,00 Laba penjualan tetap 92 aktiva 550.000,00 Rp100.000,00 Aktiva Tetap Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Rangkuman 1. 2. 3. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam aktivitas normal perusahaan. Istilah relatif permanen menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama tetapi untuk tujuan akuntansi jangka waktu penggunaan ini dibatasi menjadi lebih dari satu periode akuntansi sehingga aktiva berwujud yang umumnya lebih dari satu periode akuntansi dikelompokkan sebagai aktiva tetap berwujud. Adapun cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut : a. Pembelian Tunai. b. Pembelian secara gabungan / Lumpsum c. Perolehan Melalui Pertukaran a) Ditukar dengan Surat-surat Berharga b) Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain d. Pembelian Angsuran e. Diperoleh dari hadiah atau donasi f. Aktiva yang dibuat sendiri Biaya-Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap a. Reparasi dan Pemeliharaan b. Penggantian c. Perbaikan (Improvement) d. Penambahan (Addition) e. Penyusunan Kembali Aktiva Tetap (Rearrangement) Aktiva Tetap Berwujud 93 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pilihan Ganda Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Yang termasuk Golongan Aktiva Tetap adalah: A. Cash B. Merchandise Inventory C. Store Supplies D. Office Equipment E. Goodwill 2. Manakah dari pengeluaran berikut yang timbul sehubungan dengan pembelian mesin, yang merupakan pembebanan ke akun aktiva ? A. Biaya Pengangkutan B. Pajak C. Biaya pemasangan D. A, B, C, Betul E. A dan C betul 3. Suatu Aktiva tetap yang berharga Rp 100.000 dibeli melalui tukar tambah dengan aktiva sejenis yang memiliki nilai buku Rp 25.000. dengan asumsi nilai tukar tambah adalah Rp 30.000,- dan kas yang dibayarkan untuk memperoleh aktiva baru itu adalah Rp 70.000, berapa harga perolehan aktiva baru itu untuk tujuan pelaporan keuangan ? A. Rp 100.000 B. Rp 95.000 C. Rp 70.000 D. Rp 30.000 E. Rp 20.000 94 Aktiva Tetap Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan 1. 2. 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud yang anda ketahui ? Jelaskan bagaimana perlakuan atas bunga yang timbul selama masa kontruksi ? Permasalahan apa yang timbul dalam menghitung perolehan aktiva tetap bila dibeli secara tunai dan dibeli secara mengangsur ? jelaskan Latihan 1. Perusahaan Dagang Sido Munculdalam tahun 2007 telah mengeluarkan biaya–biaya untuk bangunan kantornya yang diperoleh pada tanggal 2 januari 2007 yang merupakan awal tahun Fiskalnya sebagai berikut ; Harga Tanah 18.000.000 Harga bangunan kantor 102.000.000 Biaya Renovasi 16.200.000 Bea balik Nama 900.000 Pembuatan Taman 6.000.000 Komisi Real Estate 3.600.000 Biaya Lain-lain 100.000 Untuk mendapatkan harta ini perusahaan telah menandatangani selembar Obligasi tanpa bunga sebesar 120.000.000. suku bunga diperhitungkan 8 %. Pembayaran angsuran tengah tahunan sebesar Rp 6.600.000,- harus dilakukan terhitung tanggal 1 juli 2008 untuk jangka waktu 10 Tahun. Aktiva Tetap Berwujud 95 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan : Buatlah jurnal untuk membukukan : a. Perolehan tanah dan bangunan tersebut (asumsi bahwa uang yang dibayar sama dengan harga dari aktiva tersebut dan nilai konstan obligasi) b. Pembayaran angsuran pertama dan kedua termasuk agio pinjaman obligasi. 2. PT KURNIA telah memperoleh tanah, bangunan dan peralatan dengan harga keseluruhan sebesar Rp 100.000.000,- yang dibayar tunai. Penilaian aktiva pada saat memperolehnya tergambar sebagai berikut : Tanah Bangunan Peralatan 64.000.000 56.000.000 40.000.000 Pertanyaan : Berapa harga perolehan masing-masing aktiva tersebut. 96 Aktiva Tetap Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I AKTIVA TIDAK BERWUJUD Overview Paten, hak cipta, merek dagang, franchise dan goodwill merupakan aktiva jangka panjangyang bermanfaat bagi perusahaan dan tidak untuk dijual. Aktiva-aktiva ini dinamakan Aktiva tidak berwujud, karena tidak terlihat secara fisik. Tujuan 1. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan aktiva tidak berwujud Mahasiswa mampu menyusun neraca yang mencantumkan aktiva tidak berwujud Aktiva Tidak Berwujud 97 Politeknik Telkom 8.1 Akuntansi Keuangan I Pengertian Aktiva Tidak Berwujud Aktiva tidak Berwujud adalah aktiva yang tidak mempunyai bentuk fisik. Aktiva ini dapat berbentuk hak-hak khusus yang diharapkan menyumbang pendapatan yangh diperoleh perusahaan. Pada umumnya aktiva tidak berwujud mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Dalam akuntansi yang termasuk aktiva tidak berwujud antara lain Hak Paten, Hak cipta, merek dagang, franchise, kontrak sewa dan goodwill. 8.2 Penilaian Aktiva Tidak Berwujud Pencatatan Aktiva tidak berwujud dalam rekening akan disajikan sebesar harga perolehannya (cost). Memperoleh Aktiva tidak berwujud dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Aktiva Tak berwujud yang didapat dengan cara membeli hak itu. b. Aktiva Tak berwujud yang dikembangkan sendisri secara teratur oleh perusahaan. Yang termasuk dalam harga perolehan aktiva tidak berwujud adalah : a) Harga yang dibayar kepada penjual b) Biaya-biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya kepada pemerintah, biaya notaris, dan Biaya administrasi. c) Biaya-biaya percobaan dan pengembangan d) Biaya untuk penyerahan hak seperti royalti dan lisensi e) Biaya-biaya lain yang berkenaan dalam hal gugatan Selama umurnya, harga perolehan aktiva tidak berwujud mungkin diamortisasikan, mungkin juga tidak, tergantung pada umur aktiva tersebut. Khusus mengenai aktiva tidak berwujud yang umurnya tidak terbatas kadang-kadang dihapuskan dari neraca, penghapusan bisa dilakukan sekaligus atau beberapa tahun seperti amortisasi. Amortisasi dilakukan dengan mendebet rekening beban dan mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan atau akumulais amortisasi. 8.2.1 Hak Paten Paten adalah suatu hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah kepada pihak yang menemukan (inventor) sehingga si penemu dapat mengendalikan pembuatan, penjualan atau mengawasi penemuannya. Jika Paten tersebut tidak dapat diperpanjang, maka penemuan tadi dapat diperbaharui atau direvisi guna memperoleh hak paten yang baru. Nilai yang terkandung dalam harga perolehan antara lain : 98 Aktiva Tidak Berwujud Politeknik Telkom a. b. Akuntansi Keuangan I Biaya pembuatan model dan gambar Biaya-biaya yang dikeluarkan guna melakukan percobaan-percobaan dan pengembangan. Paten diberikan untuk jangka waktu selama dua puluh tahun terhitung sejak tanggal penerimaan permintaan paten. Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu paten dicatat dalam Daftar Umum Paten dan diumumkan dalam Berita Resmi Paten. Pemilik dari suatu paten dapat memberikan hak penggunaannya kepada pihak lain atau dapat dijual. Dari sudut pembeli paten tersebut akan dicatat sebesar harga belinya. Metode garis lurus biasanya digunakan untuk menentukan amortisasi periodik. Amortisasi paten dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Dr. Beban Amortisasi Paten Cr. Paten Rp xxx Rp xxx Amortisasi paten akan dikelompokkan dalam biaya produksi jika dikaitkan dengan proses produksi dan dikelompokkan dalam biaya penjualan jika ada korelasinya dengan kegiatan penjualan. Suatu paten dapat berakhir bila : a) Selama tiga tahun berturut-turut pemegang paten tidak membayar biaya tahunan, maka paten dinyatakan batal demi hukum terhitung sejak tanggal yang menjadi akhir batas waktu kewajiban pembayaran untuk tahun yang ketiga tersebut. b) Tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran biaya tahunan berkaitan dengan kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk tahun kedelapan belas dan tahun-tahun berikutnya, maka paten dianggap berakhir pada akhir batas waktu kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk tahun yang kedelapan belas tersebut Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa pada awal tahun fiskal, sebuah perusahaan membeli hak paten seharga Rp 100.000.000,- paten tersebut telah diberikan 6 tahun sebelumnya oleh Kantor Paten Federal. Walaupun paten tersebut tidak akan jatuh tempo sampai 14 tahun yang akan datang, namun umur manfaat yang tersisa diestimasi tinggal 5 tahun. Ayat jurnal untuk mengamortisasi paten pada akhir tahun fiskal adalah : Aktiva Tidak Berwujud 99 Politeknik Telkom Dr Beban amortisasi – Paten Cr. Paten Akuntansi Keuangan I Rp 20.000.000 Rp 20.000.00 8.2.2 Hak Cipta Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta, pengertian hak cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak ini diberikan untuk beberapa tahun dan ada kemungkina dapat diperpanjang. Hak cipta ini dapat diberikan atau dijual kepada pihak lain berdasarkan perjanjian. Jika hak cipta tersebut dibeli, maka harga perolehannya tergantung dari jumlah uang yang dibayarkan. Harga perolehan hak cipta dapat dihapuskan sekaligus dengan pertimbangan konsevatif atau dibebankan menurut taksiran umur hak cipta tersebut. Sebagai contoh, Sony Corporation menyatakan kebijakan amortisasinya yang berkaitan dengan aktiva seni artistik dan aktiva tidak berwujud musik : “Aktiva Tidak Berwujud yang terutama terdiri atas kontrak artis dan katalohg musik, diamortisasi dengan prinsip dasar garis lurus masingmasing selama 16 tahun dan 21 tahun.” 8.2.3 Hak Menggunakan Fasilitas (Franchise) Franchise adalah hak yang diberikan oleh pemerintah suatu hak istimewa untuk menggunakan fasilitas tertentu. Hak ini dapat diberikan untuk beberapa tahun, diperpanjang atau dicabut. Bila umur franchise ini terbatas, maka harga perolehannya akan diamortisasikan selama umur aktiva tersebut. Sebaliknya bila umurnya tidak terbatas, maka harga perolehan aktiva tersebut akan tetap disajikan dalam neraca. Untuk memperoleh frnachise kadang-kadang dilakukan pembayaran berkala. Pembayaran ini mungkin jumlahnya tetap atau berubah-ubah dikaitkan dengan penghasilan, penggunaan fasilitas atau lainnya yang dialokasikan didalam periode yang bersangkutan atau dibebankan sebagai penghasilan berkala. 8.2.4 Merek Dagang Suatu Merek dagang adalah nama, istilah, atau simbol yang digunakan untuk mengidentifikasikan perusahaan dan produknya. Sebagai 100 Aktiva Tidak Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I contoh, logo Cocacola yang berwarna merah dan putih adalah sebuah contoh merek dagang. Sebagian besar perusahaan menandai merak dagang mereka dengan tanda ® pada iklan-iklan dan produk-produk mereka. Berdasarkan undang-undang-undang federal, Perusahaan bisa melindungi merek dagang mereka dengan mendaftarkannya untuk jangka waktu 10 tahun kemudian memperbaharuinya lagi untuk jangka waktu 10 tahun setelah masa yang pertama berakhir. Sama seperti hak cipta, biaya hukum yang muncul dalam kaitannya dengan pendaftaran merek dagang ke pemerintah federal harus dicatat sebagai aktiva. Oleh karena itu, sekalipun merek cocacola memiliki nilai yang sangat tinggi, pos ini tidak disajikan di neraca sebab biayabiaya hukum yang terkait jumlahnya tidak material. Jika Merek dagang dibeli dari perusahaan lain, biaya pembeliannya harus dicatat sebagai aktiva. Biaya merek dagang dalam banyak kasus biasanya mempunyai umur manfaat yang tak terbatas, sehingga tidak diamortisasi selama umur manfaat tidak seperti halnya pada aktiva tidak berwujud. Namun, merek dagang harus selalu diuji secara berkala untuk penurunan nilainya. Ketika merek dagang mengalami penurunan nilai akibat persaingan atau situasi lain, maka nilainya harus turun dan kerugian harus diakui. 8.2.5 Hak Menyewa Yang dimaksu dengan hak menyewa (leasehold) adalah hak menyewa suatu aktiva dalam jangka panjang menurut perjanjian sewa menyewa. Bila pembayaran sewa dilakukan setiap periode, maka biaya sewa ini akan dibebankan kedalam periode yang bersangkutan. Pembayaran dimuka untuk jangka waktu beberapa tahun dapat dibukukan dengan dua cara yaitu : a. Dicatat sebagai sewa dibayar dimuka yang penyajiannya didlam neraca termasuk kelompok aktiva lancar b. Dicatat sebagai aktiva tidak berwujud bila sewa tersebut dibayar untuk periode yang cukup lama. Biaya sewa yang dibayar dimuka atau dicatat kedalam aktiva tidak berwujud secara berkala harus mengalokasikan jumlah beban sewa periodik. Amortisasi dapat dilakukan dengan metode garis lurus . Aktiva Tidak Berwujud 101 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I 8.2.6 Goodwill Goodwil atau muhibah adalah semua kelebihan yang terdapat dalam suatu perusahaan akibat letak perusahaan yang sangat strategis, nama baik, nama yang sudah terkenal, organisasi yang baik, pimpinan yang cakap, dan lain-lain. Menurut akuntansi yang dimaksud dengan goodwill adalah kemampuan untuk memperoleh laba diatas normal dikarenakan pengaruh faktor-faktor tersebut diatas. Kelebihan laba ini merupakan daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya kedalam perusahaan yang bersangkutan. Timbulnya goodwill diakibatkan oleh : a. Pembelian b. Transaksi-transaksi perusahaan seperti penggabungan (merger), reorganisasi, perubahan bentuk perusahaan (reorganisasi), pembelian sebagian perusahaan atau perubahan pemilikan firma. Pembelian suatu perusahaan yang berjalan merupakan hasil penawaran untuk menetapkan harga yang sebenarnya untuk goodwill. Dasar untuk mencapai suatu harga goodwill antara lain : 1. Taksiran pendapatan pada masa yang akan datang 2. Penetapan tingkat pendapatan yang normal 3. Penilai aktiva perusahaan di luar goodwill 4. Penggunaan pendapatan yang akan datang untuk menentukan suatu nilai goodwill. Pendapatan yang lalu merupakan patokan yang cukup baik guna menentukan nilai suatu goodwill. Yang ditinjau adalah taksiran pada masa yang akan datang yang bagaimanapun tidak akan terlepas dari kegiatankegiatan dari periode yang lalu. Tetapi untuk laba atau rugi yang bersifat luar biasa atau yang jarang terjadi, maka jumlah-jumlah ini harus dikeluarkan dari pendapatan yang lalu. Dasar yang umumnya dipakai sebagai dasar penetapan adalah harga pasar atau jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan dari aktiva tersebut. Selisih antara jumlah uang yang dibayarkan dengan nilai bersih aktiva merupakan nilai goodwill. Dalam menerapkan taksiran pendapatan yang akan datang guna menentukan nilai goodwill ada beberapa cara yang dapat ditempuh : 1. Kapitalisasi pendapatan bersih rata-rata. 2. Kapitalisasi kelebihan pendapatan rata-rata 102 Aktiva Tidak Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Misalnya : Perseoran Terbatas “KURNIA JAYA” telah memperoleh laba bersih selama 5 tahun (tidak termasuk pos-pos yang bersifat luar biasa) sebagai berikut : Tahun 2004 Rp 30.000.000 Tahun 2005 Rp 27.000.000 Tahun 2006 Rp 27.000.000 Tahun 2007 Rp 36.000.000 Tahun 2008 Rp 33.000.000 Jumlah Rp 153.000.000 Pendapatan rata-rata Rp 153.000.000 = Rp 30.600.000 5 Misalnya pendapatan untuk tahun yang akan datang ditaksir sejumlah Rp 30.000.000. Pada tanggal 1 januari 2009, jumlah aktiva bersih (net assets) tanpa memasukkan nilai goodwill dinilai sebesar Rp 270.000.000 dan jumlah hutang berjumlah Rp 30.000.000 1. Kapitalisasi pendapatan bersih rata-rata Jumlah yang dibayarkan untuk suatu perusahaan dapat ditetapkan dengan mengkapitalisasi pendapatan yang diharapkan pada masa mendatang dengan jumlah investasi yang dibutuhkan. Kapitalisasi taksiran pendapatan yang akan datang ditung dengan menerapkan tarif tertentu. Tarif ini menunjukkan hasil yang akan diharapkan dari jumlah yang diinvestasikan. Selanjutnya bila terjadi selisih antara jumlah yang dibayarkan dengan nilai bersih aktiva perusahaan yang dibeli, maka selisih tersebut merupakan goodwill. Misalnya dari investasi yang diharapkan jumlah pendapatan sebesar 10%, maka jumlah yang dibayarkan serta goodwill perhitungannya tergambar sebagai berikut : Jumlah yang dibayarkan : 30.000.000 x 100/10 = 300.000.000 Taksiran nilai aktiva : 240.000.000 Goodwill = 60.000.000 Jika dalam contoh ini pendapatan yang diharapkan sebesar 12.5% dan pendapatan ditaksir Rp 30.000.000 berarti perusahaan tersebut dinilai sebesar Rp 240.000.000 – (30.000.000 : 0,125) = 0. Dari perhitungan ini, maka perusahaan tersebut tidak mempunyai goodwill. Aktiva Tidak Berwujud 103 Politeknik Telkom 2. Akuntansi Keuangan I Kapitalisasi kelebihan pendapatan rata-rata Perhitungan goodwill dengan metode ini didasarkan pada pendapatan bersih rata-rata dan nilai aktiva yang dibeli. Besarnya pendapatan dari nilai bersih aktiva dan besarnya pendapatan dari goodwill diabaikan. Hal ini cukup beralasan dikarenakan pengharapan suatu tingkat pendapatan dari investasi bila dibandingkan dengan pendapatan yang diharapkan dari jumlah lain yang diperoleh. Untuk jelasnya, dibawah ini diberikan dua perusahaan sebagai bahan ilustrasi. Perusahan X 60.000.000 6.000.000 Perusahaan Y 30.000.000 6.000.000 Taksiran aktiva netto Taksiran pendapatan netto Jika taksiran pendapatan tersebut dihitung pada tingkat 8% baik untuk perusahaan X atau perusahaan Y, maka nilai masing-masing perusahaan akan menjadi Rp 75.000.000. maka goodwill untuk perusahaan X adalah sama yaitu sebesar Rp 15.000.000 dan perusahaan Y sebesar Rp 45.000.000. Angka ini berasal dari perhitungan : Perusahaan X Perusahaan Y 75.000.000 75.000.000 Jumlah taksiran aktiva neto 8% 60.000.000 30.000.000 Taksiran aktiva neto 15.000.000 45.000.000 goodwill Ilustrasi diatas mengabaikan bahwa nilai taksiran aktiva neto yang ditetapkan perusahaan oleh perusahaan X jauh melebihi nilai aktiva perusahaan Y. Cara penetapan yang lebih baik seharusnya memperhatikan faktorfaktor berikut : a. Kebutuhan pendapatan yang layak dari aktiva netto b. Setiap kelebihan dianggap berasal dari goodwill Jika suatu perusahaan dibeli tanpa perhitungan goodwill secara tegas, maka aktiva dari perusahaan yang dibeli harus dilakukan penilaian dan selisih dengan jumlah uang yang dibayarkan dicatat sebagai goodwill. Sebagai 104 Aktiva Tidak Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I contoh, suatu perusahaan menukarkan 20.000 lembar saham biasa nominal Rp 25.000,- per lembar, yang harga pasarnya Rp 26.500 per lembar. Dengan sebuah perusahaan yang nilai aktivanya ditaksir Rp 512.000.000 Perhitungan : Nilai saham 20.000 x 26.500 Nilai harta yang diperoleh Jumlah goodwill Jurnal : Dr. Aktiva 512.000.000 Dr Goodwill 18.000.000 Cr Saham Cr Laba penjualan saham = 530.000.000 = 512.000.000 = 18.000.000 500.000.000 30.000.000 Goodwill yang umurnya diperkirakan tidak terbatas akan dibukukan sebesar harga perolehannya, akan tetapi bila keadaan tersebut menuju kearah yang mengurang maka akan diadakan penyesuaian terhadap jumlah goodwill tersebut. Berkurangnya nilai goodwill dapat dianggap sebagai : a. Elemen-elemen yang bersifat tidak biasa (extra ordinary) b. Dibebankan sebagai biaya dengan anggapan berkaitan dengan penghasilan secara periodik. Berarti bila umurnya terbatas secara periodik akan dilakukan amortisasi. Amortisasi atas goodwill dilakukan dengan alasan, antara lain : a. Goodwill merupakan hasil menurut harapan atas pendapatan pada masa yang akan datang sehingga amortisasinya akan dilakukan menurut prosedural normal. b. Goodwill dapat mengalami kegoncangan yang cukup berarti sehingga sering tidak mempunyai hubungan secara kontinyu dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat pembentukannya. c. Goodwill dianggap suatu aktiva yang tidak searah dari sudut penanam modal. d. Nilai goodwill yang dibeli tidak mempunyai eksistensi secara kontinyu yang dapat diukur secara terpisah setelah diadakan penggabungan dengan perusahaan yang membelinya. Aktiva Tidak Berwujud 105 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Contoh : Time Warner mencatat kerugian terbesar dalam sejarah perusahaan (hampir 54.000.000.000) untuk menurunkan nilai goodwill yang berhubungan dengan penggabungan usaha (merger) antar AOL dan Time Warner. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah : Dr. Kerugian Penurunan nilai Goodwill 54.000.000.000 Cr Goodwill 54.000.000.000 8.3 Penyajian Aktiva Tidak Berwujud Bagaimana aktiva tidak berwujud harus dilaporkan dalam laporan keuangan? Jumlah beban penyusutan dan amortisasi dalam suatu periode harus dilaporkan secara terpisah dalam laporan laba rugi atau diungkapkan pada catatan kaki. Penjelasan umum mengenai metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan juga harus dilaporkan. Aktiva tidak berwujud biasanya dilaporkan dalam bagian terpisah pada neraca setelah bagian aktiva tetap. Saldo setiap kelas aktiva tidak berwujud yang utama harus diungkapkan dengan jumlah setelah amortisasi hingga tanggal laporan keuangan. Berikut ditampilka sebagian neraca yang mencantumkan aktiva tidak berwujud. PT MERAH MAROON Neraca Per 31 Desember 2008 Aktiva I. Aktiva Lancar Kas Perlengkapan kantor Jml Aktiva lancar Kewajiban & Modal Rp. 40.820 300 41.120 II. Aktiva Tetap Peralatan kantor (AK peny peralatan) Nilai buku Peralatan Kantor 25.500 (1.750) 24.750 III. Aktiva Tidak berwujud Paten Goodwill Jumlah Aktiva Tidak berwujud 35.000 30.000 65.000 106 Aktiva Tidak Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Rangkuman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Aktiva tidak Berwujud adalah aktiva yang tidak mempunyai bentuk fisik. Aktiva ini dapat berbentuk hak-hak khusus yang diharapkan menyumbang pendapatan yangh diperoleh perusahaan. Selama umurnya, harga perolehan aktiva tidak berwujud mungkin diamortisasikan, mungkin juga tidak, tergantung pada umur aktiva tersebut. Amortisasi dilakukan dengan mendebet rekening beban dan mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan atau akumulais amortisasi. Paten adalah suatu hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah kepada pihak yang menemukan (inventor) sehingga si penemu dapat mengendalikan pembuatan, penjualan atau mengawasi penemuannya Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta, pengertian hak cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku Franchise adalah hak yang diberikan oleh pemerintah suatu hak istimewa untuk menggunakan fasilitas tertentu Suatu Merek dagang adalah nama, istilah, atau simbol yang digunakan untuk mengidentifikasikan perusahaan dan produknya. Goodwil atau muhibah adalah semua kelebihan yang terdapat dalam suatu perusahaan akibat letak perusahaan yang sangat strategis, nama baik, nama yang sudah terkenal, organisasi yang baik, pimpinan yang cakap, dan lain-lain. Menurut akuntansi yang dimaksud dengan goodwill adalah kemampuan untuk memperoleh laba diatas normal dikarenakan pengaruh faktor-faktor tersebut diatas. Aktiva Tidak Berwujud 107 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Kuis 1. Berapa Lama biaya paten yang dipreoleh melalui pembelian diamortisasi ? 2. Secara umum bagaimana perlakuan akuntansi atas biaya riset dan pengembangan ? 3. Bagaimanakah goodwill dianortisasi ? Pilihan Ganda Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Manakah dari berikut ini yang merupakan Aktiva Tidak Berwujud: A. Patent B. Goodwill C. Copyright D. Franchise E. Semua betul 2. 108 Yang termasuk Golongan Aktiva Tak Berwujud adalah: A. Patent B. Persediaan Barang C. Peralatan kantor D. Uang Tunai E. Tagihan Aktiva Tidak Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Latihan Kasus 1. Data-data yang berkaitan dengan perolehan hak pengolahan hasil hutan dan aktiva tidak berwujud selama tahun berjalan yang berakhir 31 Desember adalah sebagai berikut : a. Goodwill yang bernilai $29.500.000 dibeli tanggal 18 Januari b. Biaya administrasi dan legal sebesar $ 225.600 dikeluarkan pada tanggal 5 juli dalam upaya mendapatkan paten yang memiliki estimasi umur manfaat 8 tahun. Amortisasi dilakukan untuk setengah tahun. c. Hak pengolahan hasil hutan dibeli seharga $820.000 pada tanggal 10 April. Kandungan kayu diperkirakan berjumlah 4.000.000 board feet. Selama tahun berjalan, 550.000 board feet kayu telah dipotong. Diminta : a. Tentukan Jumlah beban amortisasi atau deplesi untuk tahun berjalan bagi masing-masing pos diatas. b. Buatlah ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat beban amortisasi atau deplesi bagi masing-masing pos. 2. Perseroan Terbatas “Mahabarata” yang baru saja berdiri telah melakukan transaksi yang tergambar sebagai berikut : Jan 10. Telah dibayar biaya menurut hukum sebesar Rp 3.500.000 dan biaya sertifikat saham sebesar Rp 1.120.000 guna menyelesaikan secara resmi pendirian perseroan ini. Biayabiaya pendirian perseroan ini akan diamortisasikan selama jangka waktu maksimum yang diijinkan. Jan 24 Telah dibayar beberapa pelawak guna menarik pengunjung.Honorarium pelawak inni sebesar Rp 500.000 dan biaya pamflet serta hadiah-hadiah gratis yang diberikan berjumlah Rp 350.000. Tindakan ini guna menciptakan goodwill atas perusahaan. Aktiva Tidak Berwujud 109 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Mar 7 Telah didaftarkan paten untuk produk yang telah dikembangkan dengan perincian sebagai berikut : - Biaya pendaftaran paten Rp 7.800.000 - Biaya penggunaan dan lisensi Rp 250.000 Diperkirakan dalam lima tahun mendatang telah timbul pengembangan proses yang lebih baik oleh perusahaan lain. Penemuan ini akan menimbulkan usangnya penemuan paten dari perusahaan. Juli 2 Dibuat satu bangunan untuk tempat membuat modelmodel percobaan untuk pengembangan penelitian pada masa yang akan datang. Biaya pembangunan berjumlah Rp 32.000.000 yang akan disusutkan untuk 10 tahun dengan metode penyusutan garis lurus. Des 31 Gaji seorang insinyur dan seorang ahli kimia untuk pengembangan produk berjumlah Rp 24.000.000 selama 1 tahun. Des 31 seluruh aktiva tidak berwujud diamortisasikan. Perusahaan memperhitungkan amortisasi untuk satu tahun penuh dalam tahun perolehannya. Diminta : 1. Buatlah jurnal transaksi tersebut. 2. Sajikan rekening aktiva tidak berwujud dalam neraca secara baik per 31 Desember. 110 Aktiva Tidak Berwujud Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I PENYUSUTAN DAN DEPLESI Overview Depresiasi adalah sebagian dari harga peolehan aktiva tetap secara sistematis akan dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi sedangkan deplesi adalah berkurangnya harga perolehan sumber-sumber alam yang disebabkan oleh pengolahan sumber-sumber alam tersebut menjadi persediaan Tujuan 1. 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses depresiasi aktiva tetap Mahsiswa mampu menjelaskan proses deplesi Penyusutan dan Deplesi 111 Politeknik Telkom 9.1 Akuntansi Keuangan I Penyusutan (Depresiasi) Secara berangsur-angsur aktiva yang dipakai walaupun telah dilakukan perbaikan nanti, suatu saat harus disingkirkan karena tidak dapat dipergunakan. Karena itu harga perolehan dari aktiva tersebut secara sistematis dialokasikan menjadi biaya untuk setiap periode akuntansi. Pengalokasian ini ditetapkan menurut umur dari aktiva tersebut. Penyusutan (depresiasi) menyatakan taksiran mengenai penurunan jasa-jasa potesial dari aktiva selama umurnya. Jelaslah bahwa penyusutan tidak dipakai untuk menyatakan penurunan nilai pasar dan juga tidak pula menyatakan perubahan fisik. Istilah depresiasi khusus digunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dapat diganti, sepert gedung, mesin, peralatan, dan lain-lain. Istilah ini tidak dapat dipergunakan untuk menyatakan biaya untuk pemakaian aktiva-aktiva yang aus yang disebut deplesi dan juga tidak untuk aktiva tak berwujud yang disebut amortisasi. Istilah ini tidak pula dapat diterapkan untuk berkurangnya nilai aktiva akibat ketinggalan mode atau usang, penurunan/kemerosotan, dan kegugusan. 9.2 Faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan Dalam menentukan biaya penyusutan secara berkala perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain : 1. Harga Pokok Aktiva Harga Pokok aktiva yaitu semua pengeluaran untuk memperoleh aktiva sampai aktiva tersebut siap dipakai. Demikian pula kapitalisasi yang dilakukan setelah aktiva tersebut dipakai. 112 2. Nilai Sisa Nilai sisa adalah suatu nilai yang ditaksir dan diharapkan dapat direalisir pada saat aktiva tersebut tidak dapat dipergunakan lagi. Penetapan nilai sisa ini tergantung pada kebijaksanaan perusahaan. Kenyataannya nilai sisa ini diabaikan dengan alasan nilainya relatif kecil dan sulit untuk mengadakan penaksiran secara tepat. 3. Taksiran umur ekonomis Taksiran umur ekonomis suatu aktiva dipengaruhi oleh pola pemakaian dan kebijakan yang dianut oleh perusahaan dalam perbaikan. Taksiran ini bisa dijabarkan dalam satuan periode Penyusutan dan Deplesi Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I waktu, unit, atau satuan jam kerja. Dalam menaksir umur perlu dipertimbangkan penyebab keausan fisik (gugus, kemunduran, keausan, kerusakan dan kehancuran) dan keausan fungsionil (ketidakmampuan memenuhi kebutuhan, perubahan permintaan dan kemajuan teknologi) Biaya penyusutan yang merupakan suatu taksiran, ketelitiannya ditentukan oleh ketiga faktor tersebut diatas. Ketelitian penetapan biaya penyusutan dengan sendirinya akan dipengaruhi perhitungan besarnya laba rugi perusahaan untuk setiap periode. 9.3 Metode Perhitungan Penyusutan (Depresiasi) Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi secara periodic. Metode-metode tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. Metode berdasarkan Faktor Waktu : a. Metode garis lurus b. Metode beban menurun 1. Metode jumlah angka tahun 2. Metode saldo menurun 3. Metode saldo menurun dua kali Metode berdasarkan faktor pemakaian : a. Metode Jam jasa b. Metode unit Produksi Metode tarif kelompok dan tarif gabungan : a. Penyusutan kelompok b. Penyusutan Gabungan Metode berdasarkan faktor lainnya : a. Metode anuitas b. Metode dana yang dialihkan 1. Metode Berdasarkan Faktor Waktu a. Metode Penyusutan Garis Lurus Metode penyusutan garis lurus ini sangat sederhana dan paling banyak diterapkan. Penerapan metode ini didasarkan anggapan yaitu : a) Biaya tidak dipengaruhi oleh produktivitas atau penyimpangan efisiensi. Penyusutan dan Deplesi 113 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I b) Biaya pemeliharaan dan perbaikan untuk setiap periode jumlahnya relatif stabil c) Kegunaan ekonomis dari aktiva menurun proporsional setiap peiode. Jumlah penyusutan tahunan: Depresiasi HP NS n Dimana : HP NS n = Harga perolehan = Nilai sisa = Taksiran umur kegunaan Sebagai contoh: Satu unit mesin telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,- dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun. Penyusutan per tahun : = = HP – NS N 50.000.000 – 5.000.000 5 9.000.000 Jumlah Penyusutan dan akumulasi penyusutan mesin disusun dalam bentuk tabel tergambar sebagai berikut : Akhir Biaya Penyusutan Akumulasi Nilai Buku Tahun Ke (debet) Penyusutan (kredit) 50.000.000 1 9.000.000 9.000.000 41.000.000 2 9.000.000 18.000.000 32.000.000 3 9.000.000 27.000.000 23.000.000 4 9.000.000 36.000.000 14.000.000 5 9.000.000 45.000.000 5.000.000 45.000.000 114 Penyusutan dan Deplesi Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Dalam penerapan metode garis lurus, penyusutan merupakan biaya yang tetap setiap periode. Metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung penyusutan gedung, alat-alat kantor, dan untuk aktiva tetap yang dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan bukan oleh tingkat pemakaian. b. Metode Penyusutan dengan Beban Menurun a) Metode Jumlah Angka Tahun Metode ini diterapkan dengan menjumlahkan angka-angka dari taksiran umur ekonomis. Selanjutnya perhitungan penyusutan dimulai dari angka tertinggi dari umur aktiva yang bersangkutan dan selanjutnya menurun secara berurutan. Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun. Jumlah penyebut dilakukan dengan menjumlahkan angka tahun : 5+4+3+2+1 = 15 Atau dengan rumus S N ( N 1) 2 15 5(5 1) 2 Perhitungan biaya penyusutan tersebut dapat diikhtisarkan kedalam daftar seperti berikut : Akhir Biaya Penyusutan (debet) Akumulasi Nilai Tahun Penyusutan Buku Ke (kredit) 50.000.000 1 5/15 x 45.000.000= 15.000.000 15.000.000 35.000.000 2 4/15 x 45.000.000= 12.000.000 27.000.000 23.000.000 3 3/15 x 45.000.000= 9.000.000 36.000.000 14.000.000 4 2/15 x 45.000.000= 6.000.000 42.000.000 8.000.000 5 1/15 x 45.000.000= 3.000.000 45.000.000 5.000.000 45.000.000 b) Metode saldo menurun Dalam penerapan metode ini, perhitungan biaya penyusutan dengan cara mengalikan persentase (tarif) tertentu dengan nilai buku aktiva. Nilai buku setiap akhir tahun menurun sehingga akibatnya menimbulkan beban penurunan beban penyusutan. Tarif ini dihitung dengan rumus : Penyusutan dan Deplesi 115 Politeknik Telkom Tarif = 1 n Dimana : Akuntansi Keuangan I NS HP n = umur ekonomis NS= Nilai sisa HP= Harga Perolehan Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun. Tarif = 1 5 Akhir Tahun Ke 1 2 3 4 5 5 = 0,369 atau 36,9 % 50.000.000 Biaya Penyusutan (debet) Akumulasi Penyusuta n (kredit) 36,9% x 50.000.000= 36,9% x 31.550.000= 36,9% x 19.908.050= 36,9% x 12.561.979= 36,9% x 7.926.609 = 18.450.000 30.091.950 37.438.021 42.073.391 44.998.310 18.450.000 11.641.950 7.346.071 4.635.370 2.924.919 44.998.310 Nilai Buku 50.000.000 31.550.000 19.908.050 12.561.979 7.926.609 5.001.690 Karena Penyusutan merupakan taksiran beban, tarif diatas dapat dibulatkan sehingga diperoleh kepraktisan dalam perhitungannya, sedangkan selisih yang terjadi menjadi tidak berarti atau tidak penting. c) Metode saldo menurun dua kali Beban depresiasi yang setiap tahunnya menurun akan dihitung dengan dasar persentase depresiasi metode garis lurus. Selanjutnya persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan dengan nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun. Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun. 116 Penyusutan dan Deplesi Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Penyelesaian : Tarif Penyusutan tiap tahun : 100% : 5 = 20%. 20% x 2 = 40% Akhir Biaya Penyusutan (debet) Akumulasi Nilai Buku Tahun Penyusuta Ke n (kredit) 50.000.000 1 40% x 50.000.000= 20.000.000 20.000.000 30.000.000 2 40% x 30.000.000= 12.000.000 32.000000 18.000.000 3 40% x 18.000.000= 7.200.000 39.000.000 10.800.000 4 40% x 10.800.000= 4.320.000 43.320.000 6.480.000 5 40% x 6.480.000 = 2.592.000 45.912.000 3.888.000 46.112.000 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ada perbedaan selisih sebesar 1.112.000 (5.000.000 – 3.888.000). 2. Metode Berdasarkan Faktor Pemakaian Penerapan metode ini ditaksir dalam satuan jumlah jam jasa dan unit produksi, sehingga penyusutan setiap tahun mengalami perubahan. a. Metode Jam Jasa Syarat penerapan metode ini yaitu harus dihitung jumlah tahun pemakaian dalam jam-jam jasa. Harga perolehan akan disusutkan sebesar jumlah jam jasa yang terjadi dalam periode tertentu, lalu dikalikan dengan tarif penyusutan guna memperoleh beban penyusutan. Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, dan taksiran jam jasa selama 5 tahun tersebut sebesar 10.000 jam. Beban penyusutan per unit dihitung dengan rumus Depresiasi Dimana : HP NS n HP NS n Penyusutan dan Deplesi = Harga perolehan = Nilai sisa = Taksiran Jumlah Jam Jasa 117 Politeknik Telkom Depresiasi Akuntansi Keuangan I 50.000.000 5.000.000 100.000 jam = Rp 450,- per jam Akh Thn Jml jam jasa Biaya (debet) Penyusutan 1 8.000 2 10.000 3 37.000 4 15.000 5 30.000 8.000 x 3.600.000 10.000 x 4.500.000 37.000 x 16.650.000 15.000 x 6.750.000 30.000 x 13.500.000 Akumulasi Penyusutan (kredit) Nilai Buku 450 = 3.600.000 50.000.000 46.400.000 450 = 8.100.000 41.900.000 450 = 24.750.000 25.250.000 450 = 31.500.000 18.500.000 450 = 45.000.000 5.000.000 45.000.000 b. Metode Unit Produksi Cara penerapan metode ini hampir sama dengan metode jam jasa, hanya perbedaannya penaksiran dilakukan untuk jumlah unit dari aktiva tersebut selama masa hidupnya. Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan taksiran kapasita produksi 200.000 unit. Beban penyusutan per unit dihitung dengan rumus Depresiasi Dimana : HP NS n 118 HP NS n = Harga perolehan = Nilai sisa = Taksiran unit produksi Penyusutan dan Deplesi Politeknik Telkom Depresiasi Akuntansi Keuangan I 50.000.000 5.000.000 200.000 jam = Rp 225,- per unit Akh Thn Unit Produksi Biaya Penyusutan (debet) 1 38.000 2 20.000 3 47.000 4 25.000 5 30.000 6 40.000 38.000 x 8.550.000 20.000 x 4.500.000 47.000 x 10.575.000 25.000 x 5.625.000 30.000 x 6.750.000 40.000 x 9.000.000 Akumulasi Penyusutan (kredit) Nilai Buku 225 = 8.550.000 50.000.000 41.450.000 225 = 13.050.000 36.950.000 225 = 23.625.000 26.375.000 225 = 29.250.000 20.750.000 225 = 36.000.000 14.000.000 225 = 45.000.000 5.000.000 45.000.000 Pencatatan depresiasi dilakukan dengan mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan walaupun cara ini tidak akan memberikan gambaran yang jelas tentang harga perolehan aktiva dan jumlah depresiasi sampai periode tersebut. Untuk itu perlu dilakukan depresiasi dikreditkan ke rekening akumulasi depresiasi yang merupakan lawan dari rekening aktiva yang bersangkutan. Dengan demikian maka di dalam neraca akan diketahui jumlah harga perolehan dan jumlah yang didepresiasikan. 9.4 Deplesi Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh pengolahan sumber-sumber alam menjadi persediaan. Perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut: Penyusutan dan Deplesi 119 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I - Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan manfaat ekonomi yang terjadi pada aktiva tetap. - Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat diganti jika sudah habis. - Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke pendapatan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan kecuali dalam perusahaan di mana depresiasi dihitung berdasar hasil produksi. 9.5 Metode Perhitungan Deplesi Dalam perhitungan deplesi terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu : (a) Harga perolehan aktiva. Jika sumber-sumber alam maka harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut. (b) Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi. (c) Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi. Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam seperti tonase dan , barrel. Untuk memudahkan pemahaman berikut disajikan ilustrasinya : Sebidang tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp20.000.000,00. Taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp2.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut: Deplesi Rp20.000.000,00 - Rp2.000.000 Rp120,00 per ton 150.000 Jika pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk tahun tersebut = 40.000 x Rpl20,00 = Rp4.800.000,00 120 Penyusutan dan Deplesi Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Jurnal untuk mencatat deplesi adalah : Dr. Deplesi Cr. Akumulasi deplesi Rp4.800.000,00 Rp4.800.000,00 Jika pembangunan sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi, sedangkan biayanya ditaksir di muka pada waktu akan menghitung beban deplesidan pada kenyataannya biaya pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Demikian pula jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang yang dipakai dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan datang. Dalam cara ini koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat diketahui adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi. Contohnya deplesi yang lalu terlalu besar maka jurnal koreksinya sebagai berikut: Dr. Akumulasi deplesi Cr. Laba tidak dibagi (koreksi laba tahun lalu) - Rpxx Rpxx Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir. Deplesi tahun-tahun lalu tidak dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan datang direvisi. Dari contoh sebelumnya biaya pembangunan bertambah sebesar Rpl.800.000,00. Sesudah dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak 30.000 ton, tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton. Perhitungan deplesi tahun kedua sebagai berikut: Harga perolehan pertama ( - ) Nila sisa Deplesi tahun pertama Rp20.000.000 Rp2.000.000 4.800.000 6.800.000 Penyusutan dan Deplesi 121 Politeknik Telkom (+) Biaya pembangunan tahun kedua Jumlah yang akan dideplesi Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua Hasil eksploitasi tahun kedua (ton) Taksiran isi tambang pada akhir tahun kedua (ton) Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua (ton) Akuntansi Keuangan I Rp13.200.000 1.800.000 Rp15.000.000 30.000 90.000 120.000 Deplesi per ton dalam tahun kedua = Rpl5.000.000,00 :120.000 = Rp125,00. Deplesi tahun kedua = 30.000 ton x Rp125,00 = Rp3.750.000,00. Pada aktiva-aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang mengolah sumber-sumber alam, dan kegunaan aktiva itu terbatas sampai selesainya eksploitasi sumber-sumber alam, maka depresiasi aktiva tetap dapat dihitung dengan dasar taksiran hasil sumber alam. 122 Penyusutan dan Deplesi Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Rangkuman 1. 2. 3. Penyusutan (depresiasi) menyatakan taksiran mengenai penurunan jasajasa potesial dari aktiva selama umurnya. Jelaslah bahwa penyusutan tidak dipakai untuk menyatakan penurunan nilai pasar dan juga tidak pula menyatakan perubahan fisik. Istilah depresiasi khusus digunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dapat diganti, sepert gedung, mesin, peralatan, dan lain-lain. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan depresiasi diantaranya adalah : a. Faktor-faktor fisik yaitu usang karena dipakai dan umur serta kerusakan b. Faktor-faktor fungsional yaitu ketidakmampuan memenuhi kebutuhan, perubahan permintaan dan kemajuan teknologi Sedangkan biaya depresiasi akan dipengaruhi oleh beberapa aspek sebagai berikut : 1. Harga perolehan (cost) 2. Nilai sisa atau residu 3. Masa manfaat Terdapat beberapa metode yang sering digunakan untuk menghitung beban depresiasi secara periodic. Metode-metode tersebut adalah : 1) 2) 3) 4) 5) 4. Metode garis lurus Metode jumlah angka tahun Metode saldo menurun dua kali Metode Jam jasa Metode unit Produksi Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumbersumber alam seperti tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh pengolahan sumber-sumber alam menjadi persediaan. Penyusutan dan Deplesi 123 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pertanyaan Kuis 1. Jelaskan perbedaan antara depresiasi dengan deplesi yang anda ketahui ? 2. Jelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi depresiasi ? 3. Sebutkan pertimbangan apa yang digunakan dalam memilih metode depresiasi? jelaskan jawaban anda ? 4. Mengapa perlu dilakukan depresiasi terhadap aktiva tetap berwujud?, jelaskan ? 5. Metode depresiasi yang menghasilkan jumlah depresiasi yang selalu menurun dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jelaskan cara-cara yang anda ketahui ? 124 Penyusutan dan Deplesi Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I Pilihan Ganda Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat! Tanggal 18 Desember 2008 dibeli Mesin Rp 55.000.000, PPn 10% dari Harga Beli, biaya angkut Rp 100.000 dan Biaya Asuransi 2% dari Harga beli mesin. Umur Ekonomis mesin selama 4 Tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 1.700.000. 1. Nilai Penyusutan mesin untuk tahun 2009 jika menggunakan Metode Garis Lurus adalah sebesar : A. 12.500.000 B. 15.000.000 C. 6.250.000 D. 5.330.000 E. 30.850.000 2. Nilai Penyusutan mesin untuk tahun 2009 jika menggunakan Metode Jumlah Angka Tahun adalah sebesar : A. 24.000.000 B. 15.000.000 C. 6.250.000 D. 9.255.000 E. 30.850.000 3. Nilai Penyusutan mesin untuk tahun 2009 jika menggunakan Metode Double Declining Balance adalah sebesar : A. 24.000.000 B. 15.000.000 C. 6.000.000 D. 5.330.000 E. 30.850.000 4. Berapa Jumlah penyusutan, dengan menggunakan metode saldo menurun (dua kali tarif garis lurus) untuk tahun kedua pemakaian Penyusutan dan Deplesi 125 Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I peralatan yang berharga $ 9.000, dengan estimasi nilai sisa $ 600 dan estimasi umur manfaat 3 tahun: A. $ 6.000 B. $ 3.000 C. $ 4.000 D. $ 2.000 E. $ 400 Latihan 1. PT Aura Abadi membeli mesin seharga Rp3.400.000,00 pada tanggal 1 April 2006. Diperkirakan mesin tersebut akan berumur 10 tahun, dan mempunyai nilai residu sebesar Rp400.000,00. Mesin ini diperkirakan akan dapat digunakan untuk memproduksi 60.000 unit produk dan diperkirakan akan dapat digunakan untuk berproduksi selama 30.000 jam. Dalam tahun 2006 PT Aura Abadi menggunakan mesin itu selama 2.400 jam dan dapat menghasilkan 4.000 unit produk. Pertanyaan : Hitunglah biaya depresiasi dengan menggunakan setiap metode seperti di bawah ini dan PT Aura Abadi memberlakukan tahun kalender sebagai tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember. 126 a. Metode garis lurus untuk tahun 2006. b. Metode hasil produksi untuk tahun 2006. c. Metode jam jasa untuk tahun 2006. d. Metode jumlah angka tahun untuk tahun 2006. e. Metode double declining balance untuk tahun 2007. Penyusutan dan Deplesi