ANALISIS SISTEM INFORMASI JORONG SIAGA DI KABUPATEN

advertisement
ANALISIS
SISTEM INFORMASI JORONG SIAGA
DI KABUPATEN SOLOK
PROVINSI SUMATERA BARAT
PROPOSAL TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-2
Minat Utama
Sistem Informasi Manajemen Kesehatan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Diajukan Oleh :
RAPITOS SIDIQ
NIM : 09/293310/PKU/10843
KEPADA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disiplin Ilmu sistem informasi berkembang dengan pesat. Saat ini,
berbagai organisasi, termasuk kesehatan, telah memanfaatkannya. Di sektor
kesehatan, sistem informasi digunakan sebagai alat untuk merencanakan,
memantau implementasi serta mengevaluasi program kesehatan. Dengan
demikian, sistem informasi menjadi alat yang strategis untuk mendukung
kemajuan dan menentukan daya saing institusi kesehatan.
Departemen Kesehatan
(sekarang Kementrian Kesehatan) RI telah
menempatkan surveilans dan sistem informasi sebagai Grand Strategy ke-3
dari 4 Grand Strategy yang dicanangkannya untuk mencapai Visi
“Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”. Salah satu sasaran penting
dalam mencapai visi tersebut adalah penerapan program Desa Siaga.
Program Desa Siaga, sampai saat ini, telah berjalan lebih dari tiga
tahun di berbagai wilayah di Indonesia. Di lapangan, penerapan program
tersebut mengikuti
kebijakan daerah masing-masing. Pemantauan dan
evaluasi program tersebut tentu tentunya dilakukan dengan penerapan
sistem pencatatan dan pelaporan. Keberhasilan sistem pencatatan dan
pelaporan dalam Program Desa Siaga akan menjadi dasar penilaian kinerja
Program Desa Siaga dan selanjutnya akan menentukan keberhasilan
program tersebut.
Di kabupaten Solok, Program Desa Siaga diadaptasi menjadi Program
Jorong Siaga. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di tingkat Jorong (dusun). Untuk mendukung
program tersebut, Kabupaten Solok telah merekrut
4.156 relawan di 273
Nagari. Para relawan kesehatan adalah warga Jorong dan kader kesehatan
yang bertugas untuk memantau kesehatan masyarakat dan memberi
penyuluhan. Setiap bulan mereka wajib melaporkan kepada bidan jorong
(bidan desa) mengenai
wabah muntaber, KLB, kematian, kelahiran,
keracunan, masalah gizi buruk atau ada keluarga yang tidak mau ikut
posyandu (www.PadangKini.com/ tanggal 4 Nopember 2009).
Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari bagian promosi dan
pemberdayan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, dalam
pelaksanaanya
masih
ditemukannya
relawan
yang
kesulitan
dalam
melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan karena isi format laporan
yang terlalu banyak dan waktu pelaporan yang belum efektif.
Menurut Aqil (2009), untuk menilai kinerja/ performance sebuah Sistem
informasi ada 3 (tiga) faktor yang harus diperhatikan, yaitu Faktor teknis,
Faktor organisasi dan Faktor Behavior atau prilaku orang-orang yang terlibat
dalam sistem informasi tersebut . Faktor teknis berhubungan dengan bentuk
pelaporan, bentuk
alur sistem informsi, dan penggunaan perangkat
komputer dan lain sebagainya. Faktor organisasi berhubungan tatakelola
informasi, perencanaan, ketersediaan sumber, pelatihan, pengawasan,
pembiayan, budaya promosi Informasi, dan faktor prilakau berhubungan
dengan; permintaan data, skill memeriksa kualitas data, pemecahan
masalah, kemampuan dalam tugas, tingkat kepercayaan terhadap sistem
informasi dan pemecahan permasalahan dan
motivasi petugas. Tanpa
adanya adanya tiga faktor tersebut, sulit bagi sistem informasi tersebut
berjalan dan menghasilkan informasi yang baik, yaitu akurat, tepat waktu dan
relevan ( Nugroho Eko, 2008). Dengan ketiga variabel tersebut akan
menentukan kinerja sebuah sistem informasi yang baik, data bermutu tinggi
dan informasi yang dapat digunakan secara tepat. Menurut Ammenwerth,at
all, (2003) Manfaat penilaian kinerja sistem informasi yaitu menyediakan
informasi yang tepat mengenai keadaan suatu sistem informasi tersebut
sehingga menjadi bahan masukan bagi pemerintah dan masyarakat.
Bila dibandingkan antara pendapat Aqil (2009) dengan pelaksanaan
sistem pencatatan dan pelaporan pada Jorong Siaga, maka akan timbul
sejumlah pertanyaan mendasar, yaitu ; Bagiamana bentuk design sistem
informasi, bentuk pelaporan,
penggunaan perangkat komputer tatakelola
informasi, perencanaan, ketersediaan sumber, pelatihan, pengawasan,
pembiayan permintaan data, skill memeriksa kualitas data, pemecahan
masalah, tingkat kepercayaan terhadap sistem informasi dan pemecahan
permasalahan dan motivasi petugas. Untuk menjawab sejumlah pertanyaan
tersebut perlu dilakukan sebuah analisis terhadap sistem informasi Jorong
Siaga di kabupaten Solok provinsi Sumatera Barat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas banyak hal yang hal yang seharus
diketahui untuk menggambarkan bagiamana pelaksanaan Sistem Informasi
Jorong Siaga di Kabupaten Solok tersebut. Maka permasalahan penelitian ini
adalah bagaimana proses pelaksanaan sistem informasi Jorong Siaga di
Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Untuk memperoleh gambaran proses pelaksanaan sistem informasi
Jorong Siaga di Kabupaten Solok provinsi Sumatera Barat.
2. Tujuan Khusus :
a.
Mengetahui gambaran proses pelaksanaan sistem informasi
Jorong Siaga dari segi aspek teknik yang meliputi bentuk
pelaporan, bentuk alur sistem informasi.
b.
Mengetahui gambaran proses pelaksanaan sistem informasi
Jorong Siaga dari segi aspek organisasi yang meliputi tatakelola
informasi,
perencanaan,
ketersediaan
sumber,
pelatihan,
pengawasan, pembiayan, budaya promosi Infomasi
c.
Mengetahui gambaran proses pelaksanaan sistem informasi
Jorong Siaga dari segi aspek perilaku yang meliputi permintaan
data, skill memeriksa kualitas data, pemecahan masalah,
kemampuan dalam tugas, tingkat kepercayaan terhadap sistem
informasi dan pemecahan permasalahan dan motivasi petugas.
D. Manfaat Penlitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Solok.
Hasil penelitian ini diharapakan menjadi bahan masukan bagi
perbaikan dan untuk pengembangan sistem informasi Jorong
Siaga ke depannya.
2. Bagi peneliti.
Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah
diperoleh selama kuliah dan menambah pemahaman dan
pengalaman dalam menganalisa sebuah sistem informasi.
E. Keaslian Penlitian
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain dan memiliki
persamaan dengan penelitian ini antara lain :
1. Alaydrus ( 2008) : Analisis sistem informasi posyandu di kota Tanjung
Pinang. Penelitian ini bertujuan Untuk memperoleh gambaran
pelaksanaan sistem Informasi posyandu, persamaan penelitian ini
adalah pada cara menganalisis dan perbedaanya adalah komponen
sistem informasinya, lokasi penelitian dan ruang lingkupnya.
2. Desnalita ( 2007) : Peran walinagari, PKK, dan donatur dalam
pemeliharaan kesehatan: Studi penerapan Desa Siaga di Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung. Persamaan penelitian ini
adalah sama-
konsep Desa Siaga, sedangkan perbedaanya adalah Aspek yang
akan diteliti dan ruang lingkup serta lokasi penelitian.
Download