faktor – faktor yang mempengaruhi pemanfaatan

advertisement
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN
PELAYANAN PENGOBATAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI
PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS.
FACTORS INFLUENCING THE EXLPLOITATION OF SEXUAL
TRANSMITTED INFECTION CARE SERVICE IN PUSKESMAS
PURWOKERTO SELATAN, REGENCY OF BANYUMAS
Arif Kurniawan dan Arih Diyaning Intiasari
Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
ABSTRACT
South Purwokerto is a region that also has high risk of Sexual Transmitted Infection
(IMS) because there are wild prostitution areas which located in ex terminal and
Rajawali Cinema. Based on data, curative service exploiting in Puskesmas Baturaden II
have been good enough that equals to 83,93%, while in Puskesmas Purwokerto Selatan
shows number of patients exploiting therapy service of IMS still be low that equals to
37,5%. This research aims to know service exploiting of Sexual Transmitted Infection (
IMS) therapy at IMS patient and factors influencing service exploiting of IMS therapy.
The type of this research is survey with form of explanatory research. Population of
this research is society in the job region of Puskesmas Purwokerto Selatan who have
high risk of IMS. The sample number of this research is 40, obtained from formula of
minimum sample size. Result of research shows that there is correlation between
knowledge about therapy service of IMS, promotion of therapy service of IMS, and
quality of therapy service of IMS with service exploiting of therapy IMS. While there
is no correlation between service reachability of IMS therapy and service need of IMS
therapy with service exploiting of IMS therapy. There is simultanous influence
between promotion of IMS therapy service and quality of IMS therapy service with
service exploiting of IMS therapy. Suggestion in this research is puskesmas must
increase promotion of therapy service of IMS to the society in puskesmas region and
increase quality of therapy service of IMS to the patient of IMS therapy.
Kata Kunci : Pemanfaatan,Pengobatan, Infeksi Menular Seksual
Kesmasindo Volume 5( 1)Januari 2012, hlm. 33-43
PENDAHULUAN
menyelenggarakan kegiatannya secara
Puskesmas adalah salah satu
sarana
pelayanan
menyeluruh,
kesehatan
berkesinambungan
terpadu
pada
dan
suatu
masyarakat yang amat penting di
masyarakat yang bertempat tinggal
Indonesia yang merupakan suatu unit
dalam suatu wilayah tertentu. Fungsi
pelaksana fungsional yang berfungsi
Puskesmas terus berkembang yang
sebagai
semula
pusat
pembangunan
sebagai
tempat
untuk
kesehatan, pusat pembinaan peran
pengobatan penyakit dan luka-luka,
serta
kini berkembang ke arah kesatuan
masyarakat
kesehatan
serta
kesehatan
tingkat
dalam
pusat
bidang
pelayanan
pertama
upaya
yang
pelayanan
untuk
seluruh
masyarakat yang mencakup aspek
33
34
Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 33-43
promotif,
preventif,
kuratif
dan
Panggul 5 orang dan Kondiloma 11
rehabilitif (Azwar, 1996).Salah satu
orang.
pelayanan
adalah
Banyumas yang memiliki pelayanan
Pelayanan Infeksi Menular Seksual
IMS adalah Puskesmas Purwokerto
(IMS),
Selatan dan Puskesmas Baturaden II.
di
yang
Puskesmas
meliputi
pelayanan
promotif, preventif dan kuratif.
Puskesmas
di
Kabupaten
Pelayanan IMS diperuntukan bagi
Infeksi Menular Seksual (IMS)
masyarakat umum, pelayanan yang
merupakan sekelompok penyakit yang
diberikan antara lain pemeriksaan
penularannya
IMS,
hubungan
terutama
Awalnya
pemeriksaan
IMS
dengan
IMS
laboratorium dan pengobatan IMS.
berasal dari istilah Penyakit kelamin
Layanan pendukung yang diberikan
(Veneral Disease) yang sudah lama
antara lain konseling IMS, pemberian
dikenal dan beberapa diantaranya
kondom,
sudah sangat popular di Indonesia
Komunikasi, Informasi dan Edukasi
yaitu sifilis dan gonore. Semakin
(KIE), rujukan tes HIV dan kartu
majunya ilmu pengetahuan dan seiring
rujukan pasangan.
dengan
seksual.
melalui
perkembangan
masyarakat,
peradaban
banyak
penyakit-penyakit
ditemukan
materi
Jumlah kunjungan IMS selama
tahun
2008
adalah
566
orang.
sehingga
Sebagian besar yang terkena IMS
istilah tersebut tidak sesuai lagi dan
tersebut adalah Wanita Penjaja Seks
diubah menjadi Sexually Transmitted
(WPS), selain WPS ada juga ibu
Disease (STD) atau Infeksi Menular
rumah tangga dan klien yaitu warga
Seksual (IMS) (Daili, 2003).
masyarakat yang memanfaatkan jasa
Jumlah
baru,
pemberian
di
WPS. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Kabupaten Banyumas pada tahun
dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
2008 adalah 692 orang, dengan
ternyata bukan hanya menyerang
diagnosa
servisitis
229
orang,
golongan risiko tinggi, tetapi juga
Bakterial
Vaginosis
248
orang,
golongan
orang,
rendah. Angka kejadian IMS/ISR
Kandidiasis 124 orang, sifilis dini 11
pada Wanita Pekerja Seks (WPS)
orang, Ulkus Genital 2 orang Radang
bahkan
Trichomoniasis
penderita
37
IMS
yang
lebih
dianggap
rendah
risiko
daripada
Arif Kurniawan, Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pengobatan IMS
35
kelompok lain yang selama ini
sebesar
di
dianggap kurang berisiko seperti
Puskesmas
pengunjung klinik KB, remaja sehat,
menunjukkan jumlah pasien yang
pengunjung puskesmas, dan rumah
memanfaatkan pelayanan pengobatan
bersalin. IMS pada wanita umumnya
IMS masih rendah yaitu sebesar
tidak bergejala. Mereka ini terlihat
37,5%. Berdasarkan uraian di atas,
sehat dan tidak bergejala, namun
maka
pada tingkat subklinis, yang diukur
mengetahui pemanfaatan pelayanan
dengan
laboratorium
pengobatan Infeksi Menular Seksual
cairan tubuh, mereka adalah sumber
(IMS) pada penderita IMS dan faktor -
penularan.
faktor
pemeriksaan
83,93%,
sedangkan
Purwokerto
penelitian
yang
ini
Selatan
bertujuan
mempengaruhi
Hal ini menunjukkan bahwa
pemanfaatan pelayanan pengobatan
kasus IMS di wilayah Baturaden dan
IMS di Wilayah kerja Puskesmas
Purwokerto Selatan cukup tinggi.
Purwokerto Selatan.
wilayah
Baturaden
merupakan
wilayah yang memiliki resiko tinggi
METODE PENELITIAN
terhadap penularan IMS karena di
Penelitian ini merupakan suatu
wilayah Baturaden terdapat Lokalisasi
penelitian
Pekerja Seks Komersil (PSK) dan
metode
terdapat 3.951 Pasangan Usia Subur
penelitian
(PUS) yang merupakan faktor-faktor
analitik yaitu suatu penelitian yang
yang dapat meningkatkan penyebaran
menguraikan dan menggali bagaimana
IMS. Wilayah Purwokerto Selatan
dan mengapa fenomena itu terjadi,
merupakan
juga
kemudian dilakukan analisis dinamika
wilayah
yang
observasional
penelitian
ini
dengan
survai
bersifat
dimana
deskriptif
memiliki
resiko
tinggi
terhadap
korelasi antara fenomena, baik antara
penularan
IMS
karena
terdapat
variabel bebas dan variabel terikat
prostitusi liar di kawasan eks terminal
sehingga dapat diketahui seberapa
lama dan bioskop Rajawali.
jauh
kontribusi
variabel
bebas
Berdasarkan data pemanfaatan
terhadap variabel terikat dan bersifat
pelayanan pengobatan di Puskesmas
penjelasan (explanatory). Pendekatan
Baturaden II sudah cukup baik yaitu
yang digunakan dalam penelitian ini
36
Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 33-43
adalah
cross
sectional.
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah simple
1. Karakteristik
Responden
random sampling Didapatkan jumlah
Analisis Univariat
sampel minimal sebesar 40 orang
Jenis
kelamin
dan
responden
yang terbagi secara proporsional di 2
telah digolongkan antara laki-laki
wilayah masyarakat yang memiliki
dan
resiko terkena IMS yaitu kawasan eks
sebagai berikut :
perempuan
dapat
dilihat
terminal lama dan kawasan bioskop
rajawali.
Tabel.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
1
2
Jenis Kelamin
Laki – laki
Perempuan
Jumlah
Frekuensi
27
13
40
Persentase (%)
67,5
32,5
100
Pendidikan responden telah didistribusikan berdasarkan tingkatan pendidikan
yang dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
No
1
2
3
4
5
Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi (D3-S1-S2)
Jumlah
Frekuensi
7
13
8
11
1
40
Persentase (%)
17,5
32,5
20,0
27,5
2,5
100
Pekerjaan responden telah didistribusikan sebagai berikut:
Tabel. 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No
1
2
3
4
5
6
Pekerjaan
PNS/TNI/polri
Pegawai swasta
Wiraswasta
Buruh/supir
Ibu rumah tangga
Tidak bekerja
Jumlah
Frekuensi
1
1
29
1
6
2
40
Persentase (%)
2,5
2,5
72,5
2,5
15,0
5,0
100
Pengetahuan tentang IMS telah didistribusikan berdasarkan tingkatan, sebagai
berikut.
Tabel.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang IMS
Arif Kurniawan, Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pengobatan IMS
No
1
2
Pengetahuan tentang IMS
Kurang baik
Baik
Jumlah
frekuensi
2
38
40
37
Persentase (%)
5,0
95,0
100.0
Keterjangkauan pelayanan pengobatan IMS
Tabel. 5 Distribusi Frekuensi Keterjangkauan Pelayanan Pengobatan IMS
No
1
2
Keterjangkauan
pengobatan ims
Kurang baik
Baik
Jumlah
pelayanan
frekuensi
Persentase (%)
17
23
40
42,5
57,5
100.0
Promosi Pelayanan Pengobatan IMS telah didistribusikan berdasarkan tingkatan,
sebagai berikut:
Tabel. 6 Distribusi Responden Tentang Promosi Pelayanan Pengobatan IMS
No
1
2
Promosi Pelayanan Pengobatan
IMS
Kurang baik
Baik
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
19
21
40
47,5
52,5
100.0
Kebutuhan Pelayanan Pengobatan IMS telah didistribusikan berdasarkan tingkatan,
sebagai berikut :
Tabel. 7 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Kebutuhan pelayanan
Pengobatan IMS
No
1
2
Kebutuhan
Pelayanan
Pengobatan IMS
Kurang baik
Baik
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
12
28
40
30,0
70,0
100.0
Mutu Pelayanan Pengobatan IMS telah didistribusikan berdasarkan tingkatan,
sebagai berikut :
Tabel. 8 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Mutu Pelayanan
Pengobatan IMS
No
1
2
Mutu Pelayanan
IMS
Kurang baik
Baik
Jumlah
Pengobatan
Frekuensi
18
22
40
Persentase (%)
45,0
55,0
100.0
Pemanfaatan Pelayanan pengobatan IMS telah didistribusikan berdasarkan
tingkatan, sebagai berikut :
Tabel. 9 Distribusi Frekuensi Responden tentang Pemanfaatan Pelayanan
38
Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 33-43
Pengobatan IMS
No
Pemanfaatan
Pelayanan
Pengobatan IMS
Tidak memanfaatkan
memanfaatkan
Jumlah
1
2
Frekuensi
Persentase (%)
13
27
40
32,5
67,5
100
2. Analisis Bivariat dan Analisis Multivariat
Tabel. 10 Ringkasan hasil analisis pengaruh bivariat:
Variabel bebas
Sig
Pengetahuan tentang pelayanan
pengobatan IMS
Keterjangkauan Pelayanan
Promosi
tentang
pelayanan
pengobatan IMS
Kebutuhan pelayanan pengobatan
IMS
Mutu Pelayanan Pengobatan IMS
Berdasarkan
hasil
Correlation
Coefficient
Keterangan
0,037
0,331
Ada hubungan
0,310
- 0,165
Tidak ada hubungan
0,001
0,516
Ada hubungan
0,520
- 0,105
Tidak Ada hubungan
0,004
0,445
Ada hubungan
analisis
pelayanan pengobatan IMS, dan
hubungan dengan ranks spearman
mutu pelayanan pengobatan IMS
diatas
karena memiliki nilai signifikansi p
diketahui
bahwa
tentang
pelayanan
pengetahuan
≤ 0,025.
pengobatan IMS, promosi tentang
Tabel . 11 Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik
Variabel bebas
Promosi
tentang
Pelayanan Pengobatan
IMS
Mutu
Pelayanan
Pengobatan IMS
B
S.E
Wald
Df
Sig
Exp(B)
2,113
0,922
5,255
1
0,022
8,271
1,445
0,864
2,799
1
0,094
4,243
Berdasarkan hasil analisis
regresi
logistik
pemanfaatan
diatas
obatan IMS.
menunjukkan bahwa ada pengaruh
Hasil
bersama-sama
penelitian
tentang
IMS
semua
meliputi
pelayanan
pelayanan
penelitian
peng-
me-
variabel
nunjukkan bahwa ada hubungan
promosi
antara pengetahuan tentang IMS
pengobatan
dan
mutu
pelayanan
pengobatan
IMS
terhadap
dengan
pemanfaatan
pelayanan
pengobatan IMS. Asford (2006)
menunjukkan
kesenjangan
Arif Kurniawan, Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pengobatan IMS
informasi
dan
terhadap
sarana
pengetahuan
pelayanan
pelayanan
kondisi
pengobatan,
jalan
39
serta
menuju
sarana
pengobatan.
Hasil
kesehatan terhadap pemanfaatan
pelayanan
pelayanan
penelitian ini menunjukkan bahwa
kesehatan.
Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori
tidak
Green (1980) dalam Notoatmodjo
keterjangkauan
(2003) bahwa pengetahuan tentang
pengobatan IMS. Hal ini dapat
sarana
kesehatan
dilihat pada tabulasi silang bahwa
berpengaruh terhadap pemanfaatan
proporsi responden yang memiliki
pelayanan kesehatan. Pengetahuan
keterjangkauan pelayanan justru
tentang IMS erat kaitannya dengan
lebih
promosi
yang
pelayanan pengobatan IMS. Hasil
dilakukan oleh petugas kesehatan
penelitian ini tidak sesuai dengan
di Puskesmas Purwokerto Selatan.
penelitian
Hasil
menunjukkan
bahwa ada hubungan antara jarak
bahwa 95,0% responden memiliki
sarana pelayanan kesehatan dengan
pengetahuan yang baik tentang
pemanfaatan pelayanan PKD. Hasil
IMS. Seseorang yang memiliki
penelitian ini tidak sesuai dengan
pengetahuan yang baik tentang
penelitian Buiya (2008) dalam
IMS akan lebih mengenal tentang
Tarigan (2008) bahwa jarak yang
bahaya
mengetahui
dekat dengan sarana pelayanan
gejala-gejala IMS sehingga lebih
kesehatan dan tidak adanya pilihan
memanfaatkan
pelayanan
sarana kesehatan lain di daerah
pengobatan IMS apabila sakit IMS.
tersebut merupakan faktor yang
pelayanan
tentang
penelitian
IMS
IMS
dan
Keterjangkauan
pelayanan
ada
hubungan
tidak
antara
pelayanan
memanfaatkan
Kurniawan
mempengaruhi
(2009)
pemanfaatan
pengobatan IMS pada penelitian ini
pelayanan kesehatan di Chakaria,
dilihat dari indikator jarak rumah
Bangladesh. Wilayah tersebut juga
dengan
transportasi
pelayanan,
pelayanan,
sarana
berhubungan
menuju
sarana
masyarakat
biaya
pelayanan
pengobatan, waktu menuju sarana
dengan
terhadap
akses
pelayanan
puskesmas yang dipengaruhi oleh
40
Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 33-43
jalan
atau
biaya
transportasi
menuju pelayanan puskesmas.
Hasil
penelitian
nunjukkan
bahwa
kebutuhan
pencarian
kesehatan
me-
adanya
pelayanan
mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Faktor
tersebut
menunjukkan
hubungan antara promosi tentang
kebutuhan
individu
pelayanan pengobatan IMS dengan
menggunakan
yang
pemanfaatan pelayanan pengobatan
oleh
kebutuhan
IMS di puskesmas purwokerto
alasan yang sangat kuat yaitu
selatan. Hasil penelitian ini sesuai
penyakit
dengan
adanya
jawaban
atas
penyakit
(2007) tentang analisis pengaruh
tersebut
dengan
cara
mencari
upaya pemasaran terhadap minat
pelayanan
pemanfaatan pelayanan poliklinik
terhadap suatu penyakit merupakan
Unsoed menunjukkan bahwa ada
bagian
pengaruh antara promosi dengan
Kebutuhan
pemanfaatan pelayanan poliklinik
dalam dua hal yaitu : Penilaian
Unsoed.
individu
merupakan
intensitas promosi dan kejelasan
kesehatan
yang dirasakan oleh
informasi
individu,
penelitian
Hal
ini
Kurniawan
menunjukkan
tentang
pelayanan
adanya
yang
ditunjukkan
karena
dirasakan
kesehatan.
dari
untuk
faktor
dapat
serta
Penilaian
kebutuhan.
dikategorikan
besarnya
keadaan
ketakutan
pengobatan IMS dapat mendorong
tentang penyakitnya dan hebatnya
masyarakat untuk memanfaatkan
rasa
pelayanan pengobatan IMS secara
diagnosis
optimal.
penilaian beratnya penyakit oleh
Hasil
penelitian
me-
sakit
yang
diderita,
klinik
dan
merupakan
dokter yang merawatnya
nunjukkan tidak ada hubungan
Hasil
penelitian
me-
antara hubungan antara kebutuhan
nunjukkan ada hubungan antara
pelayanan pengobatan IMS dengan
mutu pelayanan pengobatan IMS
pemanfaatan pelayanan pengobatan
dengan
IMS. Hasil penelitian ini berbeda
pengobatan IMS. Hasil penelitian
dengan teori Green (1980) dalam
ini
Notoatmodjo
Kurniawan
(2003)
bahwa
pemanfaatan
sesuai
dengan
(2009)
pelayanan
penelitian
yang
Arif Kurniawan, Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pengobatan IMS
menyimpulkan
antara
mutu
pelayanan
ada
hubungan
pelayanan
kesehatan
keputusan
untuk
41
memanfaatkan
sarana
kembali pelayanan rumah sakit.
dengan
Hasil penelitian ini tidak sesuai
pemanfaatan pelayanan PKD. Hasil
dengan
penelitian
dengan
(2007) bahwa tidak ada hubungan
yang
antara persepsi tentang petugas
ini
sesuai
penelitian Isnaini (1999)
menyimpulkan
pelayanan
bahwa
poliklinik
fasilitas
merupakan
penelitian
kesehatan
dengan
Kurniawan
pemanfaatan
kesehatan di poliklinik Unsoed.
faktor yang paling berpengaruh
terhadap pemilihan rumah sakit.
SIMPULAN DAN SARAN
Syafriadi,
Simpulan
dkk
(2008)
dalam
penelitiannya tentang pemanfaatan
Puskesmas
baru
Mukomuko
di
Kabupaten
Provinsi
Bengkulu
menyatakan bahwa pemanfaatan
pelayanan
terkonsentrasi
tinggi
1. Ada hubungan antara pengetahuan
tentang IMS dengan pemanfaatan
pelayanan
pengobatan
IMS
di
Puskesmas Purwokerto Selatan.
2. Tidak
ada
hubungan
antara
pada fasilitas yang dekat dengan
keterjangkauan pelayanan peng-
pasien. Jika kualitas pelayanan
obatan IMS dengan pemanfaatan
ditingkatkan, maka meningkatkan
pelayanan pengobatan IMS
penggunaan
pelayanan
dan
kesehatan
cakupan
3. Ada
hubungan
antara
promosi
pe-
pelayanan pengobatan IMS dengan
desaan.Hasil penelitian Kurniawan
pemanfaatan pelayanan pengobatan
(2007) bahwa tidak ada hubungan
IMS.
antara persepsi tentang fasilitas
4. Tidak
ada
hubungan
antara
pelayanan kesehatan dengan minat
kebutuhan pelayanan pengobatan
pemanfaatan pelayanan poliklinik
IMS
Unsoed. Penelitian Hapsari (2006)
pelayanan
menunjukkan
puskesmas purwokerto selatan.
bahwa
persepsi
pasien tentang fasilitas pelayanan
kesehatan poliklinik tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan
5. Ada
dengan
pemanfaatan
pengobatan
hubungan
IMS
antara
di
mutu
pelayanan pengobatan IMS dengan
42
Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 33-43
pemanfaatan pelayanan pengobatan
pelayanan
IMS.
Puskesmas Purwokerto Selatan.
6. Ada pengaruh bersama – sama
promosi
dan
mutu
tentang
2. Peningkatan
kemudahan
pemanfaatan pelayanan pengobatan
pelayanan
IMS.
pelayanan
tentang
mutu
IMS
di
pelayanan
pengobatan IMS terutama aspek
pelayanan pengobatan IMS dengan
7. Promosi
pengobatan
dalam
mendapatkan
IMS,
kecepatan
pengobatan
IMS,
pemanfaatan
pengalaman tidak menyenangkan
pelayanan pengobatan IMS adalah
pada saat pelayanan pengobatan
variabel yang paling berpengaruh
IMS,
terhadap pemanfaatan pelayanan
pengobatan
pengobatan IMS.
kesehatan memberikan saran untuk
fasilitas
IMS,
memanfaatkan
pelayanan
dan
petugas
pelayanan
peng-
obatan IMS kepada masyarakat
SARAN
1. Peningkatan
kesehatan
upaya
tentang
pengobatan
IMS
promosi
beresiko IMS maupun masyarakat
pelayanan
pengguna pelayanan pengobatan
kepada
masyarakat untuk meningkatkan
IMS.
3. Puskesmas
Purwokerto
Selatan
pengetahuan masyarakat beresiko
menjalin kerja sama khusus tentang
tentang IMS dan sarana pelayanan
penanganan IMS dengan Jurusan
pengobatan IMS dengan berbagai
kesehatan masyarakat Unsoed dan
metode promosi kesehatan meliputi
UKM Plakat Jurusan kesehatan
: media leaflet, media poster, atau
masyarakat Unsoed, agar dapat
media
mensupport
buku
pentingnya
saku
tentang
memanfaatkan
Daftar Pustaka
Asford,LS., Gwatkin,DR.2006. Designing
Health and Population Programme to
Reach The Poor. Population reference
Bureau.
Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi
Kesehatan. Binarupa Aksara, Jakarta.
Daili, F. S, Indriatmi, W. Zubler, F. 2003.
Penyakit Menular Seksual edisi
promosi
kesehatan
tentang IMS.
kedua.
Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
Hapsari,
2006,FaktorFaktor
yang
Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti
Wiloso Citarum, Semarang.
Isnaeni, Faktor – Faktor yang Berhubungan
dengan Keputusan Memilih Rawat
Inap di Rumah sakit Pertamina
Arif Kurniawan, Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pengobatan IMS
Cirebon, Skipsi tidak dipublikasikan,
UNDIP, Semarang 1999.
Kurniawan, 2007, Analisis Pengaruh Upaya
Pemasaran
terhadap
Minat
Pemanfaatan Pelayanan Poliklinik
Unsoed
,
Univesitas
Jenderal
Soedirman, Purwokerto
Kurniawan, 2009, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
PKD di Kabupaten Purbalingga,
Purbalingga
Notoatmojo, S. 2003 Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Syafriadi,
Hari, K. Lutfan, L. 2008.
Pemanfaatan Puskesmas Baru di
Kabupaten Mukomuko Provinsi
Bengkulu.
http://72.14.235.132/search?q=cach
e:VHfFLE7FHwUJ:www.lrckmpk.
ugm.ac.id/id/UPPDF/_working/No.15_Syafriadi_04
_08.pdf. Diakses tanggal 29 April
2008.
Tarigan, I., dan Ariningrum, R. 2008. Persepsi
dan
Tanggapan
Masyarakat
Terhadap
Sistem
Kesehatan,
Jangkauan dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan
di
Puskesmas
Kabupaten Banyuasin. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan, Vol
11:223-231.
43
Download