BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi, koreksi kelainan refraksi semakin
bervariasi. Di antaranya, kacamata, lensa kontak, dan terapi laser. Saat ini, kacamata sudah
mulai ditinggalkan sebab faktor kenyamanan, terutama ketika berolah raga. Selain itu, pada
penderita silinder tinggi, lapang pandang menjadi terbatas, membuat penderita kesulitan
mengemudi, terutama malam hari.
Kelainan refraksi dapat berupa miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat),
astigmatisma (silindris) dan presbiopia (>40 tahun). Penderita miopia tinggi biasanya akan
memakai kacamata berlensa tebal sehingga mengurangi penampilan dari segi kosmetika.
Dengan kata lain, aktivitas si pemakai sangat tergantung pada si kacamata tebal tadi.
Padahal, untuk beraktivitas lebih bebas dan faktor kosmetik yang lebih baik, Anda dapat
memilih lensa kontak. Namun, penggunaan lensa kontak dalam jangka panjang membuat
kornea mata kekurangan oksigen, hipoksia, dry eye, dan infeksi iritasi akibat kuman
pseudomonas (paling virulen) penyebab kebutaan. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan
terapi laser atau Laser Assisted In Situ Keratomileusis (LASIK).
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menempuh
program Pendidikan Kedokteran bagian Ilmu Penyakit Mata Universitas Trisakti di Rumah
Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
1.3 Manfaat
Dengan penulisan referat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa kedokteran
untuk mengetahui lebih rinci mengenai prosedur LASIK, dan bagi orang – orang yang ingin
melakukan LASIK agar mendapatkan info mengenai perisiapan, prosedur, sampai dengan
komplikasi dari LASIK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sejarah
LASIK adalah singkatan dari “Laser Assisted In situ Keratomileusis”. Teknik
LASIK pertama kali dilakukan oleh ahli mata Jose Barraquer, sekitar 1950 di klinik di
Bogota, Kolombia. Pengembangan pertama yaitu microkeratome, digunakan untuk
memotong tipis flap di kornea dan mengubah bentuk-nya, yang disebut
keratomileusis.
Hak paten pertama untuk LASIK diberikan oleh US Patent Office ke Dr Gholam
A. Peyman pada 20 Juni 1989, US Patent 4840175, "Metode untuk memodifikasi
pembungkukan corneal ", yang meliputi prosedur operasi di mana sebuah flap di
potong pada kornea dan diambil kembali. Permukaan yang terkena kemudian
dimanipulasi ke bentuk yang dikehendaki dengan laser Excimer, setelah mana flap
diganti.
2.2
Dasar
Pada umumnya ada dua langkah dasar dalam melakukan prosedur LASIK.
Langkah pertama dari operasi LASIK adalah membuat „kelopak penutup„ LASIK
(flap). Flap ini adalah irisan tipis dari kornea, yang dipotong dan dapat dibuka seperti
sampul buku. Flap diperoleh dari alat mikrokeraton, yang memiliki mata pisau yang
bergerak amat cepat. Sehingga, untuk membuat flap hanya membutuhkan wktu 10
detik saja. Akhir – akhir ini dunia kedokteran telah mengembangkan Laser
Femtosecond agar mampu menghasilkan flap LASIK. Kegunaan sinar laser ini, dalam
beberapa hal lebih aman dibandingkan mikrokeratome
Langkah kedua ini kita sebut dengan „ zap „. Ketika flap sudah dibuat dan
terbuka,
Laser
membentuknya
Excimer
kembali,
memindahkan
sehingga
jaringan
mengoreksi
dari
refraksi
pusat
kornea
penglihatan
untuk
pasien.
Pengoreksian laser ini berlangsung antara 2 – 40 detik. Begitu kornea telah dikoreksi,
flap kornea kemudian diganti, mirip cover buku yang ditutup. Flap kornea kemudian
ditutup kembali ke posisi semula. Seluruh prosedur ini memakan waktu 8 – 10 menit.
Gambar 1. Tahapan LASIK
2.3
Gangguan Penglihatan
Rabun Jauh (Miopia)
Miopia biasa dikenal sebagai gangguan rabun jauh. Rabun jauh terjadi karena
bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu melengkung. Hal ini menyebabkan
cahaya yang masuk ke mata akan membentuk bayangan suatu benda pada titik
sebelum mencapai retina, dan sebagai hasilnya, otak akan menangkapnya sebagai
bayangan kabur.
Gambar 2. Letak jatuh bayangan pada miopia
Semakin objek bergerak mendekati mata, objek itu menjadi lebih jelas dan lebih
terlihat. Hal ini karena gambar tersebut bergerak ke retina, sehingga menjadikannya
lebih fokus. Operasi LASIK dapat dilakukan untuk mengobati kelainan refraksi miopi
antara 0.50 hingga 20.00 dioptri
Prosedur pengoreksi miopi adalah dengan membuang sebuah lapisan tipis pada
jaringan di bagian tengah kornea. Hal ini membuat bagian tengah kornea lebih datar /
rata hingga memungkinkan titik fokus bergerak lebih dekat ke retina, sehingga
memperbaiki pengliatan seseorang.
Gambar 3. Tahapan LASIK pada miopia
Gambar 4. Letak jatuh bayangan pada miopia setelah dilakukan LASIK
Rabun Dekat (Hepermetropi)
Hipermetropi disebabkan karena panjang bola mata seseorang terlalu pendek,
kornea terlalu rata atau kombinasi keduanya. Pada kasus hipermetropi cahaya
difokuskan di belakang retina, dan hanya dengan menggerakkan objek lebih jauh
maka sebuah benda bisa terlihat dengan lebih jelas. Hal ini membuat si penderitanya
tak bisa melihat benda yang berjarak dekat.
Meski demikian, banyak orang bisa menyesuaikan dan „memfokuskan‟
hipermetropi mereka. Caranya dengan menggunakan otot – otot mata untuk
menyesuaikan bentuk lensa mata agar mampu membawa titik fokus maju ke retina
LASIK mampu memperbaiki masalah hipermetropi dengan kekuatan antara 0.50
hingga 6.00 dioptri.
Gambar 5. Letak jatuh bayangan pada hipermetropia (tanpa akomodasi)
Gambar 6. Letak jatuh bayangan pada hipermetropia (dengan akomodasi)
LASIK mengoreksi kornea mata yang terlampau rata pada penderita hipermetropi
dengan membuang bagian luar kornea mereka untuk membentuk salur lingkar. Saat
flap LASIK diangkat setelah prosedur operasi usai, kornea mata menjadi lebih
lengkung bentuknya sehingga menggerakkan titik fokus dari belakang mata menuju
retina, sehingga bisa memperbaiki penglihatan untuk dekat dan juga jauh.
Gambar 7. Tahapan LASIK pada hipermetropia
Gambar 8. Letak jatuh bayangan pada hipermetropia setelah dilakukan LASIK
Presbiopi (Mata Tua)
Presbiopi atau mata tua adalah suatu kondisi yang akan diderita oleh setiap orang
apabila semakin tua. Presbiopi biasanya akan menyerang diusia 40 tahun keatas.
Semakin bertambahnya umur seseorang, lensa mata akan semakin keras dan kurang
elastis. Hal ini menulitkan mata untuk berfokus pada objek – objek yang jaraknya
dekat, sehingga membuat penderitanya hanya bisa fokus melihat objek dalam
jangkauan penglihatan yang sangat terbatas saja. Meski para penderita presbiopi
mengalami rabun dekat, namun jarak penglihatan mereka masih bagus jika tidak
mengidap miopi, hipermetropi, atau silindris.
Sayangnya hingga saat ini masih belum ditemukan cara yang jitu untuk
menyembuhkan prebiopi, meski berbagai penelitian telah dilakukan di seluruh dunia.
Belum ada suatu alat yang bisa menggantikan hilangnya kelenturan lensa mata alami
manusia. Meskipun ada beberapa pengakuan bahwa telah ditemukan suatu cara untuk
menyembuhkan presbiopi, namun semuanya masih bersifat terbatas, dan tidak mampu
menghilangkan kondisi penyakit mata ini.
Gambar 9. Kelenturan lensa yang berkurang pada presbiopi
Astigmatisme (Silindris)
Mata yang normal memiliki permukaan bulat dengan lengkung regular yang
menyerupai permukaan bola bowling. Silindris terjadi ketika lengkung sudut mata
berbentuk tidak rata (irregular). Hal ini menyebabkan cahaya berfokus pada titik –
titik yang bebeda di mata secara tidak teratur, hingga menyebabkan penglihatan
terganggu.
Gambar 10. Bayangan yang terbentuk pada astigmatisme
Kebanyakan orang mengalami gangguan mata silindris regular. Hal ini berarti
mata memiliki 2 lengkungan yang berbeda. Cahaya berfokus pada satu titik dari
lengkung pertama ke titik lain dari lengkung kedua. Hal ini membuat gambar terlihat
berganda, sehingga seolah – olah terdapat bayangan atau gambar berganda.
LASIK mampu mengoreksi gangguan silindris dengan jangkauan dari -0.25
hingga -6.50 dioptri.
2.4
Laser Excimer dan Perlengkapan lainnya
Kata “LASER” adalah akronim dari Light Amplification by Stimulated Emision
of Radiation yang berarti „sinar yang diperkuat oleh emisi radiasi yang distimulasi‟.
Laser adalah jenis sinar khusus yang mengandung medan gelombang (wavelength)
dan sifatnya sinkron (koheren). Hal ini membuat laser bisa memotong dengan sangat
akurat dan memiliki tingkat energy yang sangat besar.
Laser Excimer
Laser yang paling sering digunakan dalam operasi LASIK adalah Laser Excimer.
Laser ini diproduksi oleh kombinasi Gas Argon dan Gas Fluorine. Sinar Laser
Excimer ini tingkatnya jauh dari sinar ultraviolet dan tidak bisa dilihat oleh mata.
Laser Excimer ini sangat unik, karena kemampuannya untuk memindahkan
jaringan kornea tanpa melukai atau membakar kornea mata. Laser Excimer memotong
dengan sangat akurat, dan mampu mengukir serta membentuk kornea menjadi bentuk
atau formasi apapun.
Laser Excimer secara literal menguapi kornea dan „mengeluarkan‟ molekul
kornea tanpa membakar kornea. Hal ini mengurangi peradangan dan membantu
proses penyembuhan di permukaan. Pada saat yang sama, Laser Excimer mencegah
„penyembuhan‟ sentral yang dalam pada kornea, sehingga membuat kornea tetap
berada dalam bentuk yang diinginkan.
Perkembangan teknologi membuat Laser Excimer lebih aman dan lebih akurat.
Laser sebelumnya (dari generasi pertama dan kedua) kurang akurat dan menimbulkan
risiko yang lebihbesar kepada para pasien. Saat ini, sinar laser terbaik yang ada sangat
cepat dan dapat memindai dengan ukuran – ukuran cahaya yang sangat kecil (kurang
dari 1mm dalam diameter). Sinar – sinar laser ini dengan halus menyebarkan cahaya
energy laser yang murni dalam tegangan – tegangan sangat kecil di sekeliling kornea,
sehingga menciptakan permukaan yang halus.
Gambar 11. Laser Excimer
Laser Femtosecond
Laser Femtosecond adalah sinar infra merah yang digunakan untuk membuat flap
LASIK. Sekarang ini, Intralase (AMO Corp., USA) adalah perusahaan yang paling
terkenal dalam memproduksi Laser Femtosecond untuk membuat flap LASIK
Memotong flap di kornea seperti yang dilakukan mikrokeratome, dengan Laser
Femtosecond dapat menciptakan gelmbung – gelembung kecil dalam kornea untuk
memisahkan lapisan – lapisan jaringan kornea. Laser bersama gelembung –
gelembung itu bersatu ke dalam lapisan yangberdampinganuntuk membuat flap,
menjadikan ukuran dan kontur flap lebih rata. Hal iini terutama sangat bermanfaat
bagi kornea mata yang sangat datar atau kornea yang bentuknya sangat melengkung.
2.5
Syarat – Syarat
Beberapa syarat seorang pasien bisa di lakukan tindakan LASIK adalah:
2.6

Ukuran/Refraksinya harus sudah stabil

Usia Pasien 18 tahun keatas

Kesehatan secara umum baik

Tidak ditemukan penyakit mata ( misal: Glaukoma, Retina)

Kornea yang akan ditreatment cukup tebalnya

Pupil size masih bisa diterima oleh jangkauan laser

Tidak sedang hamil dan menyusui
Pemeriksaan Mata
Sebelum melakukan operasi LASIK, Anda harus menjalani serangkaian ujian untuk
menentukan prosedur yang paling sesuai bagi Anda. Ujian – ujian ini penting bagi
yang ingin melakukan LASIK, untuk memahami tujuan dan jangkauan prosedur –
prosedur itu agar lebih paham dan dapat bekerjasama.
a) Riwayat Kesehatan
Kondisi – Kondisi umum yang membuat seseorang tidak diperbolehkan melakukan
LASIK adalah :
1. Penyakit Autoimmune
2. Hamil
3. Penyakit DM
Beberapa penyakit parah berkaitan dengan mata yang membuat seseorang tidak
bisa melakukan LASIK, yaitu :
1. Keratokonus
2. Katarak
3. Glaukoma
4. Uveitis
b) Ketajaman Penglihatan
Adalah merupakan suatu indicator menegnai seberapa jelas penglihatan seseorang.
Alat ukur yang biasa dipergunakan adalah Carta Snellen
c) Refraksi subjektif dan cycloplegic
Refraksi yang tidak tepat akan mengakibatkan penggunaan laser dengan tidak
tepat, sehingga pengobatan seseorang juga tidak akan tepat. Cara yang paling tepat
untuk memastikan refraksi mata adalah dengan refraksi cycloplegic. Efek samping
ini adalah pembesaran pada pupil. Setelah dilakukan uji refraksi cycloplegic, pupil
akan tetap membesar untuk sekurang – kurangnya selama 2 hari.
d) Pemeriksaan slit lamp
Pemeriksaan ini digunakan menjalani pemeriksaan secara lebih terperinci pada
kornea, kelopak, konjungitva, iris, dan lensa mata. Pemeriksaan ini akan
memeriksa kornea danbentuknya, juga untuk mengetahui jika ada penyakit pada
kornea yang mengakibatkan seseorang tidak bisa menjalani LASIK.
e) Tonometri
Ujian ini menunjukkan jika pasien memiliki glaukoma. LASIK tidak bermanfaat
untuk pasien yang menderita glaukoma.
f) Pemeriksaan retina
Kebanyakan pasien yang ingin menjalani LASIK adalah mereka yang mempunyai
miopi. Sayangnya, penderita miopi lebih mudah mengalami :
i. Ablasio Retina
ii. Katarak
iii. Degenerasi
Kondisi tersebut dapat menurunkan daya penglihatan dan dalam kasus tertentu bisa
menyebabka kebutaan. LASIK mampu menghilangkan atau mengurangi masalah
refraktif, namun LASIK tidak akan membuat mata lebih tahan dari penyakit –
penyakit di atas
g) Topografi kornea
Dilakukan dengan sebuah mesin berkomputer yang akan memfoto kornea, dengan
cincin cahaya yang merefleksikan permukaan kornea yang akan memperlihatkan
peta topografi dari seluruh kornea. Peta yang ditampilkan ini membantu diagnose
penyakit kornea dengan terperinci. Topografi kornea juga bisa mengindikasikan
seberapa baik dan efektif pengobatan LASIK telah dilakukan.
Gambar 12. Alat topografi kornea
h) Pachynetry kornea
Adalah sebuah ujian yang mengukur ketebalan kornea. Tingkat ketebalan kornea
berkisar antara 500 – 550 mikron (0.50 – 0.55 mm)
LASIK membuka lapisan tipis dipermukaan kornea sebagai flap. Bagian dasar
sisanya kemudian disinari laser dan beberapa jaringan tertentu diangkat. Ketebalan
kornea yang harus dibuang tidak boleh lebih dr 60% dan ketebalan kornea di
bagian dalam yang tetap dipertahankan harus mencapai sekurang – kurangnya 250
mikron
Pengukuran ketebalan sangat diharuskan, jika terlalu banyak jaringan yang
dibuang maka kornea akan menjadi lemah, yang bisa menyebabkan distorsi dan
penonjolan kornea (ektasia)
Gambar 13. Pachynetry kornea
i) Pupillometry
Pupillometry adalah suatu prosedur untuk mengukur ukuran pupil dalam keadaan
gelap. Pasien yang memiliki pupil sangat besar, memiliki kemungkinan yang lebih
besar untuk mengalami masalah kesilauan dan lingkaran halo.
Gambar 14. Ukuran pupil dalam keadaan terang (kiri) dan keadaan gelap (kanan)
2.7
Persiapan Sebelum LASIK
Beberapa petunjuk dasar tentang persiapan sebelum operasi meliputi : tidak
diperbolehkan menggunakan make up, bedak, atau parfum jenis apapun, karena
dikhawatirkan akan mempengaruhi jalannya operasi.
Ada kemungkinan serpihan – serpihan kosmetika, terutama bedak, masuk dan
tersimpan dalam flap LASIK. Serpihan dibawah kelopak mata ini bisa menyebabkan
peradangan dan luka. Sementara itu, pelarangan menggunakan parfum, karena
kandungan alkoholnya bisa tersimpan pada bagian optis Laser Excimer yang bisa
mengurangi daya kemampuannya. Hal ini bisa menyebabkan kesalahan koreksi.
Salah satu hal paling penting yang harus dilakukan oleh para pasien dalam
persiapan sebelum LASIK adalah melatih fiksasi mereka. Memilki fiksasi mata
sangatlah penting agar prosedur LASIK berjalan mulus. Pemusatan yang baik bisa
mengurangi resiko terjadinya lingkaran halo dan kesilauan pada mata.
Persiapan khusus juga dibutuhkan bagi para pasien yang menggunakan jenis lensa
kontak yang berbeda.
Bagi pasien yang menggunakan soft lens, sangat penting untuk tidak memakainya
paling tidak selama 2 hari sebelum operasi LASIK dilakukan. Para pengguna soft lens
toric (silindris), sebaiknya tidak menggunakannya sekurang – kurangnya 4 hari
sebelum operasi. Jika pasien menggunakan hard lens, maka paien harus menghindari
pemakaiannya sekurang – kurangnya 2 minggu atau lebih sebelum operasi. Hard lens
memiliki efek pembentukan yang lebih pada kornea, sehingga mempengaruhi hasil
prosedur LASIK.
Pasien yang menggunakan kacamata tidak perlu melakukan persiapan khusus
apapun sebelum menjalani LASIK.
2.8
Tahapan Prosedur LASIK
Prosedur LASIK umumnya membutuhkan waktu 10 menit. Pasien akan tetap tesadar
selama prosedur berlangsung.
1. Mata ditetesi dengan obat bius mata yang akan memastikan pasien tidak
merasakan sakit selama operasi
2. Pasien ditempatkan di bawah mesin laser dan kepala berada tepat di bawah
Laser Excimer
3. Seluruh wajah ditutup dengan duk steril, dan terbuka hanya pada bagian mata
saja yang dibiarkan
4. Untuk menahan bulu mata, akan ditempatkan sehelai plastic jernih di atasnya.
Dokter akan menempatkan alat „spekulum‟ di antara kelopak mata, sebagai
penahan agar mata terus terbuka dan memastikan agar mata tidak berkedip.
5. Kornea mata akan dilingkari pelekap yang melingkarinya sebagai penahan.
6. Anda akan diminta untuk tetap fokus pada lampu berkedip di atas kepala.
Lampu ini disebut sebagai lampu fiksasi.
7. Ketika dokter sudah memastikan fiksasi, maka flap LASIK akan segera dibuat
8. Setelah flap terbentuk, dokter akan mengangkatnya untuk menyiapkan
pembentukan kornea dengan Laser Excimer. Pasien harus fokus pada pusat
fiksasi cahaya untuk memastikan pemusatan laser yang baik.
9. Saat laser mengarah pada mata, pasien akan melihat cahaya kebiruan saat
kornea mata dibentuk kembali. Meskipun kemungkinan pasien tidak melihat
cahaya fiksasi selama operasi berlangsung, tetapkanlah fokus pasien pada
posisi semula
10. Ketika pembentukan semula kornea selesai, dokter akan membasahi mata
pasien, mengembalikan flap pada posisinya dan dengan lembut menekan
ujung kelopak dengan spons kecil. Selama proses berlangsung, pasien harus
fokus pada fiksasi cahaya.
11. Setelah semua alat – alat operasi diangkat dari mata pasien, dokter akan
menempelkan pelindung plastic di atasnya.
12. Setelah itu, pasien akan dibawa ke ruang utnggu istirahat. Tutuplah mata terus
mata pasien untuk mempercepat proses penyembuhan. Setelah 1 jam mata
pasien akan diperiksa, untuk memastiakn kelopak telah direposisi dengan
tepat.
2.9
Pasca Operasi
Penyembuhan Penglihatan
Penyembuhan penglihatan pasca-LASIK sangat cepat dan pasien dapat segera
melihat setelah hari pertama. Alasan kenapa penyembuhannya begitu cepat dan rasa
sakit yang hanya sedikit setelah operasi karena LASIK tidak menyentuh lapisan luar
kornea. Satu – satunya lapisan yang diambil terletak di tengah kornea (stroma).
Pasien akan merasakan tidak nyaman dalam jangka waktu 2 – 3 jam sesudah
operasi. Sensasi ini rasanya sama seperti ada benda asing yang masuk ke dalam mata
dan hal ini disebabkan karena terbentuknya flap kornea untuk prosedur LASIK. Untuk
meredakan ketidaknyamanan ini pasien dianjurkan untuk dengan lembut menutup
mata mereka setelah operasi. Hal ini akan mengurangi rasa sakit.
Pasien LASIK akan mengalami penglihata „vaseline‟ 1 hingga 6 hari setelah
operasi. Hal ini adalah sesuatu yang normal karena kornea mata akan membengkak.
Penglihatan akan terlihat kabur, biasanya tergantung pada berapa besar pembentukan
refraksi yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat refraksi yang dikoreksi, semakin
kabur penglihatan dan pasien akan mengalami penglihatan Vaseline semakin lama.
Terkadang pasien akan mengalami matanya merah karena darah setelah operasi
LASIK. Biasanya hal ini terjadi karena mata bergerak terlalu banyak ketika proses
pembentukan flap. Perdarahan hanya berlangsung sementara dan akan segera hilang 1
hari hingga seminggu.
Yang Harus Diperhatikan
Sangat dianjurkan untuk tidak menyentuh mata pasien yang baru saja dioperasi
selama seminggu. Menggosok – gosok mata harus dihindari sekurang – kurangnya
selama sebulan. Karena gosokan mata yang terlalu keras dapat menyebabkan kerutan
dari flap kornea.
Sesudah LASIK, pasien dianjurkan untuk menghindari debu dan kotoran, untuk
mencegah agar tidak terjadi infeksi. Tidak dianjurkan untuk melakukan olah raga air
selama sebulan, dan olah raga keras yang dapat menyebabkan trauma mata selama 6
bulan.
Kontrol Pasca Operasi
Untuk mengetahui dan meyakinkan bahwa mata dalam keadaan normal akan
dilakukan 4 kali jadwal kontrol.
Yang pertama dilakukan sehari setelah dilakukan operasi. Untuk memastikan flap
kornea berada di posisi yang betul dan mata si pasien memberikan respon untuk
proses penyembuhan yang normal.
Yang kedua dilakukan seminggu setelah operasi. Biasanya akan dinilai jumlah
koreksi yang dicapai setelah prosedur LASIK.
Yang ketiga dilakukan setelah sebulan setelah operasi. Dokter akan menilai
ketepatan koreksi yang dicapai. Semakin tinggi koreksi yang dilakukan, semakin lama
waktu yang diperlukan untuk mencapai hasil yg tetap.
Yang keempat dilakukan tiga bulan setelah operasi. Biasanya penglihatan pasien
telah kembali stabil. Ujian refraksi akhir akan dilakukan dan dilaporkan sebagai
laporan akhir yang akan diterima oleh pasien.
2.10 Efek Samping
 Mata kering
 Masalah penglihatan di malam hari
 Kekurangan kepekaan kontras
2.11 Resiko
Beberapa resiko yang dapat terjadi :
 Infeksi
 Bentuk flap yang tidak sempurna
 Tumbuhnya sel epitel
 Flap kornea yang lepas atau hilang
 Ektasi kornea
BAB III
KESIMPULAN
LASIK adalah singkatan dari “Laser Assisted In situ Keratomileusis”. Teknik LASIK
pertama kali dilakukan oleh ahli mata Jose Barraquer, sekitar 1950 di klinik di Bogota,
Kolombia. LASIK merupakan sebuah prosedur yang digunakan untuk memperbaiki refraksi
seperti miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), dan astigmatisme (silindris).
Tujuan utama LASIK adalah mengurangi kertergantungan seseorang akan penggunaan
kacamata atau kontak lens. Pasien yang menginginkan penglihatan sempurna atau 6/6
mungkin akan kecewa. Tidak semua orang dapat mencapai hasil sempurna. Terkadang pasien
teteap harus menggunakan kacamata untuk mengendarai mobil di malam hari. Namun banyak
juga yang mencapai penglihatan sempurna. Untuk melakukan LASIK seseorang harus
menjalani pemeriksaan mata secara lengkap.
LASIK dapat dilakukan pada pasien miopi yang mempunyai kekuatan 0.50 – 20.00
dioptri, untuk pasien hipermetropi 0.50 – 6.00 dioptri, dan untuk penderita astigmatisme 0.25
– 6.50 dioptri. LASIK tidak dapat menyembuhkan prebiopi, yang terjadi akibat karena
berkurangnya akomodasi untuk melihat jelas jarak dekat, yang berakibat pada berkurangnya
elastisitas lensa. Biasanya, kondisi ini terjadi dengan bertambahnya usia seseorang.
Dalam pelaksanaan operasi LASIK ada 2 hal dasar yang penting, yaitu pembuatan „flap‟
dan „zap‟. Proses dilakukan operasi LASIK sangatlah cepat.
Tidak aka nada efek yang timbul dari operasi LASIK. Beberapa pasien akan mengalami
pembengkakan di kelopak mata, tapi ini hanya sementara saja dan akan hilang dalam
seminggu. Dengan prosedur LASIK yang sempurna, tidak aka nada bekas luka yang terlihat
di kornea mata pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008.
2. Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta : Bagian Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, 2007.
3. Vaughan DG, Eva RP. Glaukoma. Dalam: Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi
Umum. Ed 14th. Jakarta: Widya Medika, 2000.
4. Tan, Jerry. LASIK Surgery : Penglihatan yang lebih sempurna dengan cara laser, Edisi 3.
Jakarta : Bella Donna Publisher. 2011.
5. http://www.news-medical.net/health/LASIK-What-is-LASIK-%28Indonesian%29.aspx
6. http://www.northerneye.co.uk/new_page_16.htm
7. http://icareLASIK.co.id/prosedur-LASIK/indikasi-LASIK
Download