analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERINGKAT OBLIGASI
(Studi kasus pada obligasi sektor non keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 s/d 2011)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusunoleh:
AYYU PERTIWI
NIM : 108081000027
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434 H/2013 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama
: Ayyu Pertiwi
Tempat / Tanggal Lahir
: Bogor, 09 November 1990
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan Pasirputih Gg.Cempedak RT 004 RW 001 Sawangan
Depok 16519
Telp / Hp
: 08978249767
E-mail
: [email protected], [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2008-2013
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2005-2008
: SMA Negeri 5 Depok
2002-2005
: MTs Islamiyah Sawangan
1996-2002
: SD Negeri Pasirputih 03
PENDIDIKAN NON FORMAL
Lembaga Pelatihan Komputer MAHASIN tahun 2008
PENGALAMAN ORGANISASI
Karang Taruna Pasirputih (Anggota)
Majelis Ta’lim Nahdhatul Fataa se-Kelurahan Pasirputih (Sekretaris dan Bendahara)
OSIS MTs Islamiyah (Sekretaris)
Gerakan Pramuka
ABSTRACT
This research aims to provide empirical evidence on factors that affect
bond ratings. Financial performance consists of a leverage ratio (debt to equity),
profitability (return on assets), solvency (cash flow from operations to total
liabilities), and secure.
The samples in this research were obtained by using purposive sampling
method which consists of bonds issued by non-financial companies listed on the
Indonesian Stock Exchange the period 2008 - 2011 and ranked by PT Pefindo.
The result contains 26 sample bonds. This research uses a model of binary
logistic regression analysis to examine the factors that affect bond ratings .
From test of the four independent variables, the three leverage, solvency,
and secure variables have significant influence to predict bond ratings. while
profitability is the only variable which has no effect in predicting the bond rating.
Keywords: bond ratings, leverage, profitability, solvency, and secure, logistic
regression
i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang faktor
yang mempengaruhi peringkat obligasi. Kinerja keuangan yang terdiri dari rasio
leverage (debt to equity), profitabilitas (return on asset), solvabilitas (cash flow
from operation to total liabilities), dan jaminan.
Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode
purposive sampling yang terdiri atas obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
non keuangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 dan diperingkat oleh PT
Pefindo, sehingga diperoleh 26 sampel obligasi . Penelitian ini menggunakan
model analisis Regresi Logistik Biner untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi peringkat obligasi.
Dari tes keempat variabel independen, variabel dengan pengaruh yang
signifikan untuk memprediksi peringkat obligasi adalah leverage, solvabilitas, dan
jaminan. Dan satu variabel yang tidak berpengaruh dalam memprediksi tingkat
obligasi adalah profitabilitas.
Kata kunci : peringkat obligasi, leverage, profitabilitas, solvabilitas, jaminan,
regresi logistik biner.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi”
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bidang studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan baik.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan pihak penyusunan skripsi ini tidak mungkin
dapat terselesaikan. Dengan kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, yakni :
1. Ayah dan mama tercinta serta adik-adikku
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah.
3. Ibu Dr. Pudji Astuty, M.M selaku pembimbing I atas bimbingannya dan
arahannya.
4. Bapak Aditya Ginandjar, SE, M.Si selaku pembimbing II atas
bimbingannya yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja dan Bapak Dr. Indoyama Nasarudin atas
pencerahan yang diberikan selama ini.
6. Sahabat seperjuangan: Kiki, Dian, Inggrit, Triendraweni, Anggun, Hera,
Lia, Sinta, Nurul, Dwi Nur, Hafiz, Dendy, Septian, Arief, Ardy dan
terutama Dian Nurma Utami yang selalu membantuku dimasa tersulit serta
menjadi sahabat yang menerimaku apa adanya dalam suka dan duka,
terima kasih kawan.
iii
7. Teman-teman Manajemen Keuangan A & B 2011, GAMMA 2008,
persahabatan kalian sangat berarti selama ini.
8. Sahabatku di rumah: Andi Siti, Maria Ulfah, Elin Maulina, Karlina
Wijaya, Evi Nurafriyani, terima kasih atas dukungannya selama ini yg
terus mendorong untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. For My Second Family In Bangladesh, Sultan Mahmud’s Family. Very
greatful to Allah to knew about them. I loved you all.
Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis,
dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang
membangun demi hasil yang lebih baik. Terimakasih
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Ciputat, Juli 2013
Ayyu Pertiwi
iv
DAFTAR ISI
Hal
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRACT ..................................................................................................
i
ABSTRAK ..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
12
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori .................................................................
v
14
BAB III
1.
Pasar Modal ................................................................
14
2.
Lembaga Penunjang Pasar Modal ..............................
14
3.
Obligasi ......................................................................
16
4.
Jenis Obligasi ............................................................
16
5.
Karakteristik Obligasi ................................................
22
6.
Manfaat Go Public dengan Menjual Obligasi ...........
24
7.
Kepailitan dan Reorganisasi .......................................
25
8.
Penilaian Risiko Obligasi ...........................................
26
9.
Perubahan dalam Peringkat ........................................
27
10. Rasio Keuangan ..........................................................
28
a. Rasio Leverage .......................................................
29
b. Rasio Profitabilitas .................................................
31
c. Rasio Solvabilitas ...................................................
33
11. Peringkat Obligasi ......................................................
34
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rating ...........
35
b. Manfaat Rating .....................................................
39
B. Penelitian Terdahulu .........................................................
41
C. Kerangka Pemikiran .........................................................
51
D. Perumusan Hipotesis ........................................................
52
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................
53
B. Metode Penentuan Sampel ................................................
54
C. Metode Pengumpulan Data ...............................................
56
vi
BAB IV
BAB V
D. Metode Analisis Data ........................................................
56
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..........................
60
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian.............................
64
B. Penemuan dan Pembahasan ................................................
64
1. Analisis Deskriptif .........................................................
64
2. Analisis Statistik ............................................................
73
3. Interpretasi ....................................................................
78
KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
A.Kesimpulan ..........................................................................
81
B. Saran. ...................................................................................
81
C. Implikasi ..............................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
85
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
No
Keterangan
Hal
2.1
Peringkat Obligasi PT Pefindo………………………………………..
37
2.2
Rating Outlook………………………………………………………… 39
2.3
Ringkasan Penelitian Terdahulu………………………………………
48
3.1
Proses Seleksi Sampel Penelitian …………………………………….
55
3.2
Sampel Penelitian……………………………………………………..
55
3.3
Variabel-Variabel Penelitian………………………………………….
63
4.1
Debt to Equity…………………………………………………………
65
4.2
Return on Asset………………………………………………………..
67
4.3
cash flow operating to total liabilities………………………………...
69
4.4
Tabel Frekuensi Jaminan ……………………………………………..
71
4.5
Tabel Frekuensi Peringkat Obligasi…………………………………..
71
4.6
Peringkat Obligasi Tahun 2008-2011…………………………………
72
4.7
Block 0 : Beginning Block Iteration History………………………….
74
4.8
Block 1 : Method = Enter Model Summary…………………………..
75
4.9
Model Summary………………………………………........................
75
4.10 Hosmer and lemeshow Test…………………………………………...
76
4.11 Classification Table…………………………………………………..
76
4.12 Tabel Uji Koefisien Regresi…………………………………………..
77
viii
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
Hal
2.1
Kerangka pemikiran……………………………..
51
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Hal
1.
Data Debt to Equity Ratio…………………………….
89
2.
Data Return on Asset………………………………….
90
3.
Data Cash Flow from operating to Total Liabilities….
91
4.
Data Jaminan (Secure)………………………………..
92
5.
Output Regresi Logistik……………………………….
93
x
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena
pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak yang memilki kelebihan dana (investor) dan pihak
yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak
yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan
harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini
perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi
tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar
modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return)
bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih
(Darmadji dan Fakhruddin, 2001).
Pasar modal di Indonesia memiliki berbagai macam pilihan
sekuritas, pemilik modal diberi kesempatan untuk memilih diantara berbagai
sekuritas tersebut. Salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal
adalah obligasi. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh
suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan
1
1
obligasi. Obligasi selain digunakan sebagai sarana melakukan ekspansi juga
dapat digunakan sebagai sarana dalam memperkuat permodalan bagi
perusahaan. Obligasi adalah surat berharga dalam bentuk sertifikat yang
berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi
pinjaman (emiten). Obligasi bagi investor merupakan media investasi
alternatif diluar deposito bank, sedangkan bagi emiten obligasi ini
merupakan media sumber dana diluar kredit perbankan (Raharja dan
Maylia, 2008:213).
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) mewajibkan setiap
obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia diperingkat oleh
lembaga pemeringkat. Obligasi dianalisis dengan menggunakan peringkat
obligasi (bond rating), yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa mendatang. Peringkat obligasi
ini sangat berguna bagi calon investor yang ingin menanamkan dananya
dalam bentuk obligasi, baik itu calon investor konservatif (lebih menyukai
pendapatan tetap) maupun investor agresif (berusaha mencari capital gain),
sehingga investor akan mengetahui return yang akan diperoleh beserta
risiko yang harus ditanggung.
Saat ini obligasi merupakan instrumen pembiayaan usaha yang
banyak dilakukan perusahaan seperti perusahaan publik, perusahaan non
publik, BUMN maupun BUMD. Obligasi memilki beberapa kelebihan
sebagai sarana pembiayaan usaha jika dibandingkan dengan alternatif lain
seperti kredit dari perbankan maupun dengan menerbitkan saham. Terlihat
2
peningkatan yang cukup signifikan atas penggunaan obligasi sebagai
sumber pembiayaan seperti tingkat suku bunga yang cukup rendah, kondisi
makro ekonomi yang cukup stabil serta tingkat penyerapan pasar yang
cukup baik (Fakhruddin, 2008:35).
Pada praktiknya semua perusahaan menggunakan hutang untuk
mendanai perusahaan mereka, dan ada beberapa dari perusahaan tersebut
mengeluarkan obligasi, yang hanya merupakan salah satu jenis dari berbagai
jenis hutang. Setiap tahun obligasi memberikan investor suatu pendapatan
tetap dalam bentuk bunga (Keown, 2011:231).
Pihak swasta pada tahun 2009 banyak menerbitkan obligasi
terutama kerena banyaknya obligasi yang akan jatuh tempo. Obligasi
korporasi yang jatuh tempo sepanjang tahun 2009 diperkirakan akan
mencapai Rp 13 triliun dan berasal dari 49 perusahaan. Total nilai emisi
obligasi perusahaan-perusahaan yang sudah listing di BEI mencapai Rp 4,8
triliun, sedangkan sekitar Rp 11,5 triliun sisanya belum melakukan listing.
Kupon obligasi korporasi bisa berkisar antara 250-450 bps di atas obligasi
pemerintah atau bahkan bisa mencapai hampir 20% / tahun.
Meskipun obligasi dianggap sebagai investasi yang aman, namun
obligasi tetap memiliki risiko. Salah satu risiko tersebut ketidakmampuan
perusahaan untuk melunasi obligasi kepada investor. Secara risk and return,
obligasi korporasi memang memiliki risiko (default) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan obligasi pemerintah dan kurang likuid di pasar
sekunder karena investornya cenderung hold to maturity. Namun tingginya
3
kupon yang ditawarkan biasanya menjadi alasan utama menariknya obligasi
korporasi, dimana risiko seperti default dan kurang likuid biasanya bisa
diminimalisir dengan terlebih dahulu mengamati perusahaan penerbit
obligasi yang bersangkutan melalui laporan keuangan, rating, ataupun
perdagangan obligasinya selama ini (www.fileinvestasi.com).
Setiap obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan memeroleh rating
(peringkat) tertentu dalam menetukan mampu tidaknya emiten obligasi
membayar kewajibannya, para investor berpatokan pada hasil peringkat
yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat (rating agency) yang ada.
Beberapa lembaga pemeringkat yang ada di dunia misalnya Moody’s
Investor Service, Standard & Poor’s Corporation, Duff & Phelps, Fitch
Investor Service, dll (Hasnawati dan Dirja, 2008:256).
Sedangkan di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat utang,
yaitu PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT Kasnic Credit
Rating Indonesia. Peringkat obligasi diperbarui secara reguler untuk
mencerminkan perubahan signifikan dari kinerja keuangan dan bisnis
perusahaan. Perubahan peringkat memiliki pengaruh signifikan pada
aktivitas investasi dan pendanaan masa depan perusahaan serta profil resiko
dan kinerja masa depannya. Oleh karena ada pengaruh yang signifikan,
maka investor akan menyesuaikan strategi investasi mereka sesuai dengan
perubahan peringkat (Magreta dan Nurmayanti, 2009:144).
Peringkat Obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi
yang diperdagangkan. Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan suatu
4
obligasi bagi investor. Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuan emiten
sebagai penerbit obligasi dalam membayar bunga dan pelunasan pokok
obligasi pada akhir masa jatuh temponya. Peringkat obligasi penting karena
memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal tentang
probabilitas kegagalan hutang perusahaan (Altman and Nammacher dalam
Raharja dan Maylia, 2008:213). Selain itu dengan adanya pemeringkatan
obligasi oleh agen pemeringkat maka investor dapat memperhitungkan
return yang akan diperoleh dan resiko yang ditanggung. Secara umum
obligasi dibagi menjadi dalam dua peringkat yaitu investment grade (AAA,
AA, A, BBB) dan non-invesment grade (BB, B, CCC, dan D).
Investor obligasi memerlukan informasi yang dapat dijadikan
acuan dalam mengkomunikasikan keputusan investasinya, sehingga
informasi keuangan suatu entitas bisnis yang berkualitas sangat diperlukan
sebagai pertanggung jawaban atas pengelolaan dana yang ditanamkan.
informasi peringkat obligasi bertujuan untuk menilai kualitas kredit dan
kinerja dari perusahaan penerbit. Peringkat ini dinilai sangat penting bagi
investor karena dapat dimanfaatkan untuk memutuskan apakah obligasi
tersebut layak untuk dijadikan investasi serta mengetahui tingkat resikonya.
Peringkat obligasi penting karena memberikan pernyataan yang
informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas default hutang
perusahaan. Peringkat hutang juga berfungsi membantu kebijakan publik
untuk membatasi investasi spekulatif para investor institusional seperti
5
bank, perusahaan asuransi, dan dana pensiun. Kualitas suatu obligasi dapat
dimonitor dari informasi peringkatnya.
Fenomena peringkat obligasi dapat dilihat pada kasus salah satu
emiten (Mobile 8 Telekom, Tbk). Perusahaan operator telekomunikasi
pemilik merek dagang Fren ini gagal memenuhi tenggat waktu pembelian
kembali (buy back) obligasi senilai 100 juta dollar AS. Pada saat bersamaan,
Fren juga harus menambah jaminan obligasi rupiah sebesar Rp 675 miliar.
Dokumen penerbitan obligasi rupiah Fren pada Maret 2007
mencantumkan klausul yang mewajibkan Fren menambah jaminan dari 110
persen menjadi 130 persen dari pokok obligasi jika peringkat obligasi yang
jatuh tempo pada Maret 2012 itu turun hingga di bawah BBB.
Pada 3 Desember 2008 Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
menurunkan peringkat obligasi rupiah Fren dari BBB- menjadi CCC.
Pefindo menurunkan peringkat surat utang Fren akibat imbas potensi gagal
bayar atau default obligasi dollar. Itu berarti, sesuai klausul tadi, Fren harus
menambah nilai jaminan sebanyak Rp 135 miliar atau setara 20 persen dari
pokok obligasi senilai Rp 675 miliar. Fren berniat merestrukturisasi surat
utang itu tanpa merinci skemanya. Fren menempuh langkah itu karena tak
punya uang banyak. Hingga akhir September lalu, mereka hanya punya kas
dan setara kas senilai Rp 160,17 miliar. Investasi jangka pendeknya juga
cuma Rp 521,16 miliar (www.lipsus.kompas.com).
Oleh karena itu, seorang pemilik modal yang berminat membeli
obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena
6
peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan signal tentang
probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Peringkat obligasi
merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Untuk
melakukan investasi pada obligasi, selain diperlukan dana yang cukup,
pemilik modal juga memerlukan pengetahuan yang cukup tentang obligasi
serta diikuti dengan naluri bisnis yang baik untuk bisa menganalisis atau
memperkirakan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi investasi pada
obligasi (Almilia dan Devi, 2007:1).
Leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi
penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki.
Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan
utang dalam membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai
leverage berarti menggunakan modal sendiri 100% (Saharul dan Nizar,
2000 dalam Arif, 37 : 2011 ). Semakin tinggi rasio ini berarti sebagian besar
aset didanai dari hutang. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan
dihadapkan pada default risk atau peringkat obligasi yang rendah.
Salah satu indikator penting diperhatikan untuk menilai peringkat
obligasi di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan
profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk
mengetahui investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan
mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan
investor, salah satunya dengan menggunakan ROA (Tandelilin, 2001 dalam
Luky dan Sumarto, 2010:166). Pengukuran dari profitabilitas yang
7
diinterpretasikan dengan ROA memberikan pandangan manajemen untuk
mengendalikan pengeluaran secara efektif. Dengan demikian perusahaan
diharapkan memperoleh rating yang baik untuk meningkatkan profil
perusahaan dan mengamankan bisnis baru mereka dimasa mendatang.
Rasio solvabilitas cenderung secara signifikan berpengaruh positif
terhadap peringkat obligasi (Horrigan,1966). Solvabilitas merupakan rasio
kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo.
(Purwaningsih, 2008:92).
Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokkan menjadi obligasi
yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin (debenture). Menurut Brister
(1994 dalam Widya, 2005) menyatakan bahwa investor lebih menyukai
obligasi yang aman dibanding debenture dikarenakan untuk mengurangi
risiko default obligasi. Menurut Rahardjo (2004:10) obligasi yang
memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih mempunyai
daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut.
Terdapat
beberapa
penelitian
mengenai
faktor-faktor
yang
memengaruhi peringkat obligasi. Diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh Penelitian yang dilakukan Raharja dan Maylia (2008) tentang
“Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi”
menyatakan bahwa sebanyak lima rasio keuangan (leverage, likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan produktivitas) yang diuji, didapatkan hasil
bahwa kelima rasio-rasio keuangan tersebut berbeda antara perusahaan yang
peringkat obligasinya masuk investment grade dan non investment grade.
8
Kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi peringkat obligasi
(investment grade dan non investment grade) ditunjukkan oleh hasil
pengujian dengan menggunakan MDA (Multiple Discriminant Analysis).
Dari uji diskriminan tersebut terdapat empat variabel rasio keuangan yang
dapat membentuk model prediksi. Keempat variabel rasio keuangan tersebut
berasal dari rasio leverage dengan proksi long term liabilities/ total assets;
rasio likuiditas dengan proksi current asset/current liabilities; rasio
solvabilitas dengan proksi cash flow from operating/ total liabilities; rasio
profitabilitas dengan proksi operating income/ sales; dan rasio produktivitas
dengan proksi sales/ total assets. Tingkat ketepatan yang diperoleh dalam
memprediksi peringkat obligasi dengan dua kategori mencapai 96,2%
dengan nilai Zcu sebesar 2,113. Dengan demikian model prediksi tersebut
diatas dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi khusunya bagi
perusahaan manufaktur di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Sumarto (2010)
tentang “Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang
Listing di BEI” menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa
profitabilitas tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Likuiditas dapat
berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Artinya rasio
tersebut mampu digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi dimasa
mendatang. Ukuran perusahaan (size) tidak signifikan terhadap peringkat
obligasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur obligasi
(maturity) dalam memprediksi peringkat obligasi.
9
Penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti (2009)
tentang “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi yang
ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi” menyatakan bahwa hasil
uji hipotesis satu menunjukkan bahwa profitabilitas dan produktivitas
berpengaruh terhadap peringkat obligasi sedangkan ukuran perusahaan
(size), likuiditas, leverage tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat
obligasi seluruh perusahaan yang terdaftar di PEFINDO kecuali perusahaan
yang bergerak dalam sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
Peringkat obligasi merupakan salah satu acuan bagi investor ketika
akan memutuskan membeli obligasi (Manurung et al., 2009). Oleh karena
itu, beberapa faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menjadi perlu
untuk diteliti. Penelitian Manurung et al. (2008) menemukan bahwa ROA
berpengruh terhadap peringkat obligasi, tetapi untuk variabel leverage
(DER) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel profitabilitas
(ROA) dalam penelitian Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti (2009) dan
Manurung et al. (2008). Variabel Jaminan dalam penelitian Enny dan
Daldjono (2010) dan Spica dan Devi (2007) tidak berpengaruh terhadap
peringkat obligasi hal ini tidak sesuai dengan penelitian Rahmawati (2005)
menunjukkan bahwa jaminan berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Mengingat banyaknya proksi rasio keuangan yang digunakan, maka tidak
semua rasio keuangan yang digunakan peneliti terdahulu digunakan.
10
Penelitian ini hanya memfokuskan rasio keuangan yang menujukkan
beberapa ketidak konsistenan hasil temuan antarpeneliti sebelumnya seperti
leverage, profitabilitas, solvabilitas.
Ketidak konsistenan faktor-faktor yang memengaruhi peringkat
obligasi ini mendorong peneliti untuk melakukan verifikasi ulang atau
keterkaitan hubungan rasio leverage, profitabilitas, solvabilitas, dan jaminan
terhadap peringkat obligasi. Namun terdapat sedikit perbedaan dari
penelitian sebelumnya yaitu dari kriteria pengambilan sampel yang berasal
dari obligasi perusahaan non keuangan (telekomunikasi, konstruksi,
properti, makanan dan minuman, pulp and paper, dan lain sebagainya) yang
di peringkat oleh PT Pefindo dan terus beredar secara kontinyu selama
periode penelitian tahun 2008 - 2011. Peneliti memilih sektor non keuangan
karena merupakan sektor yang paling dominan di Indonesia dan paling
banyak terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan kondisi dan kenyataan di atas maka penulis tertarik
untuk mencoba mengkaji dan menuangkannya ke dalam suatu karya ilmiah
berbentuk skripsi yang diberi judul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI".
11
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh debt to equity terhadap peringkat obligasi?
2. Apakah terdapat pengaruh return on assets terhadap peringkat obligasi?
3. Apakah terdapat pengaruh cash flow from operating to total liabilities
terhadap peringkat obligasi?
4. Apakah terdapat pengaruh jaminan terhadap peringkat obligasi?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk:
a.
Mengetahui pengaruh DER, ROA, CFOTL, dan jaminan terhadap
peringkat obligasi.
b.
Menguji variabel-variabel manakah yang mempunyai kemampuan
dan yang signifikan dalam membentuk model yang mempengaruhi
peringkat obligasi.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan :
a.
Bagi praktisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
masukan bahkan panduan untuk berinvestasi diinstrumen obligasi
12
b.
Bagi bond issuer, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
masukan mengenai faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi
peringkat obligasi yang dijualnya di pasar modal.
a.
Bagi peneliti yang ingin melakukan kajian dibidang yang sama,
diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan
landasan pijak untuk penelitian selanjutnya
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1. Pasar Modal
Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang
terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa
efek.Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang
terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya.
Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan
menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan
penawaran (Siamat, 2005:487).
Selanjutnya definisi pasar modal menurut kamus pasar uang dan
modal adalah pasar konkret atau abstrak di yang mempertemukan pihak
yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu
jangka satu tahun keatas. Abstrak dalam pengertian pasar modal adalah
transaksi yang dilakukan melalui mekanisme over the counter (OTC).
2. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2010:71), Lima lembaga penunjang pasar
modal berikut ini merupakan lembaga yang menyediakan kegiatan yang
membantu terselenggaranya pasar modal yang sehat.
14
14
a.
Biro Administrasi efek (Securities Administration Bureau)
Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak
dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan efek.
b.
Kustodian
Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa penitipan
efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain,
termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain menyelesaikan
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya.
c.
Wali Amanat
Wali amanat (trustee), adalah pihak yang mewakili kepentingan
pemegang efek bersifat utang.
d.
Penasihat Investasi
Penasihat investasi (investment advisor) adalah pihak yang memberi
nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek.
e.
Pemeringkat Efek
Perusahaan pemeringkat efek (rating agencies) merupakan lembaga
yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan
investor dengan menyediakan informasi standar atas tingkat risiko
kredit suatu perusahaan.
15
3.
Obligasi
Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan
waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas
tersebut memiliki waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya
disebut wesel (note) (Horne; Wachowisz 2007: 358).
Menurut Brealey et al.,(2007: 130) obligasi adalah sekuritas
yang mewajibkan penerbitnya untuk melakukan pembayaran tertentu
pada pemegang obligasi.
Menurut Keown et al., (2011:232) obligasi merupakan suatu
jenis hutang atau surat kesanggupan bayar jangka panjang, yang
dikeluarkan
oleh
peminjam,
yang
berjanji
untuk
membayar
kepemegangnya dengan jumlah yang tetap setiap tahun.
Menurut Bursa Efek Indonesia, Obligasi merupakan surat utang
jangka menengah-panjang yang dapat dipindah tangankan yang berisi
janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa
bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang
telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
4.
Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
a.
Dilihat dari sisi penerbit
Banyaknya dan tersebarnya emiten di beberapa daerah, maka
obligasi juga berasal dari lembaga atau daerah tertentu. Oleh
16
karena itu dilihat dari pihak yang menerbitkannya, maka obligasi
dapat dibedakan atas (Nasarudin, 2004:186) :
1) Obligasi Pemerintah Pusat
Setiap obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah adalah
obligasi tanpa jaminan (non-secured bonds). Di Indonesia saat
ini hanya obligasi Bank Indonesia yang dipasarkan di pasar
internasional yang dimaksudkan untuk bench mark bagi
obligasi BUMN dan perusahaan swasta nasional.
2) Obligasi Pemerintah Daerah
Obligasi pemerintah daerah (pemda) belum diperkenalkan di
Indonesia, walaupun dari segi potensi ada beberapa pemda
yang mempunyai prospek untuk mengeluarkan obligasi dalam
rangka menambah dana investasi pemda. UU otonomi daerah
saat ini memberikan peluang kepada daerah untuk secara
mandiri mengelola sumber daya alamnya.
3) Obligasi Perusahaan Swasta
Obligasi ini dikeluarkan oleh perusahaan komersial swasta
dalam rangka penghimpunan dana untuk kegiatan usaha
bisnisnya.
Menurut Tandelilin (2010: 245), dari sudut pandang
perusahaan, obligasi perusaahaan atau obligasi korporasi
(corporate bond) menyatakan hutang perusahaan kepada
pemegangnya.
Dari
sudut
pandang
investor,
obligasi
17
perusahaan merupakan suatu investasi yang berbeda dengan
saham biasa. Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan
kepada suatu perusahaan sedangkan obligasi menyatakan klaim
kreditur pada suatu perusahaan. Banyaknya dan waktu
pembayaran kas yang diberikan pada pemegang obligasi, yaitu
pokok pinjaman dan kupon telah ditetapkan ketika obligasi
diterbitkan. Sedangkan banyaknya dan waktu dividen yang
dibayar
kepada
pemegang
saham
dapat
berubah-ubah
sepanjang tahun. Obligasi perusahaan diterbitkan tanggal jatuh
tempo, yang berarti investor mempunyai batas waktu ketika
memegangnya. Sedangkan saham biasa tidak mempunyai jatuh
tempo sehingga investor mungkin dapat memegangnya selama
hidup perusahaan.
4) Obligasi Asing (Foreign Bonds)
Obligasi jenis ini adalah obligasi yang diterbitkan dan
diperdagangkan di suatu negara dalam mata uang negara
setempat, tetapi penerbitnya adalah badan hukum asing.
5) Obligasi Sampah (Junk Bonds)
Obligasi ini adalah obligasi yang di credit rating di bawah
tingkat BBB. Obligasi ini ditawarkan dengan bunga yang lebih
tinggi.
18
b. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
1) Zero
Coupon
Bonds:
obligasi
yang
tidak
melakukan
pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok
dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
2) Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan
secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
3) Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar
perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
4) Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan
suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit
(ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito
dari bank pemerintah dan swasta (Bursa Efek Indonesia).
c. Dilihat dari hak penukaran/opsi:
1) Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke
dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
2) Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
19
3) Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten
untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang
umur obligasi tersebut.
4) Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor
yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi
pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
1) Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan
tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak
ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
(a) Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ketiga.
(b) Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau
asset tetap.
(c) Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek
yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya
saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
2) Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya
secara umum.
20
e. Dilihat dari segi nilai nominal:
1) Conventional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan
dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
2) Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government
bonds.
f. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
1) Conventional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan
menggunakan sistem kupon bunga.
2) Sharia Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini
dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
(a) Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah
yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga
pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut
diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
(b) Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee
ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.
21
5. Karakteristik Obligasi
Pemerintah dan perseroan meminjam uang dengan menjual
obligasi kepada para investor. Uang yang mereka kumpulkan ketika
obligasi diterbitkan, atau dijual kepada publik adalah jumlah pinjaman
tersebut. Sebagai imbalannya, mereka setuju memberikan pembayaran
tertentu kepada pemegang obligasi, yang merupakan pemberi pinjaman
(kreditur). Ketika kita memiliki obligasi, umumnya kita menerima
pembayaran bunga tetap tiap tahun hingga obligasi tersebut jatuh
tempo. Pembayaran ini dikenal dengan kupon. Pada saat jatuh tempo,
utang tersebut dilunasi, peminjam membayar pemegang obligasi nilai
nominal/ nilai muka obligasi (face value, atau nilai pokok pinjaman
(principal) atau par value) (Brealey et al., 2007: 130).
Sedangkan menurut Keown et al. (2001:245), Beberapa karakter
penting dari obligasi yang biasa didengar adalah sebagai berikut:
a.
Klaim terhadap Aset dan Pendapatan Perusahaan
Bila perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka klaim terhadap
utang secara umum, termasuk obligasi, mendapat kehormatan
untuk didahulukan haknya daripada saham umum maupun saham
preferen. Namun, utang-utang yang berbeda itu mempunyai urutan
dalam pelunasannya.
Obligasi
juga
memiliki
klaim
terhadap
pendapatan
yang
didahulukan dari saham biasa dan saham preferen. Secara umum
22
jika suku obligasi tidak dibayar, dewan obligasi dapat menyatakan
bahwa perusahaan penerbitnya bangkrut.
b.
Nilai Pari
Nilai pari obligasi adalah nilai nominal yang tertera pada lembar
obligasi yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada
saat jatuh tempo. Tidak dinyatakan dalam jumlah melainkan dalam
persentase atas nilai nominalnya.
c.
Tingkat Suku Bunga Kupon
Tingkat suku bunga kupon dari suatu obligasi menunjukkan
besarnya persentase terhadap nilai pari obligasi yang akan dibayar
setiap tahun sebagai bunga
d.
Periode Jatuh Tempo
Periode jatuh tempo adalah lamanya waktu hingga pihak penerbit
obligasi membayarkan kembali nilai pari obligasi kepada para
pemilik obligasi yang sekaligus akan mengakhiri masa berlakunya.
e.
Indenture
Indenture adalah perjanjian legal antara perusahaan penerbit
obligasi dengan dewan atau wali obligasi yang mewakili para
pemilik atau pembeli obligasi tersebut. Didalamnya termuat
berbagai ketentuan utang-piutang, termasuk penjelasan mengenai
obligasi itu sendiri, hak-hak para pemilik obligasi, hak-hak
perusahaan atau pihak penerbit, serta tanggung jawab dewan.
Dewan obligasi, biasanya sebuah bank komersial atau institusi
23
keuangan yang diserahi tugas untuk mengawasi hubungan antara
penerbit dan pemilik obligasi, melindungi kepentingan para pemilik
obligasi, serta menjamin dilaksanakannya segenap ketentuan yang
telah disepakati.
f.
Tingkat Penghasilan Sekarang
Tingkat penghasilan sekarang dari suatu obligasi adalah rasio
pembayaran bunga tahunan terhadap harga obligasi pada saat
sekarang dipasaran.
6.
Manfaat Go Public dengan menjual Obligasi
MenurutWidioatmodjo
(2004:11),
Sebenarnya
apa
gunanya
menjual obligasi, bukankah akan menjadi beban tetap yang akan
memberatkan keuangan perusahaan. Namun perlu dipertimbangkan
juga, bahwa dengan menjual obligasi akan mengurangi beban pajak,
sehingga akan meningkatkan EPS yang pada gilirannya akan
meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Masih ada manfaat yang
lain yang bisa dirasakan oleh calon emiten obligasi, diantaranya:
a.
Dapat memeroleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus
(tidak dengan termin-termin).
b.
Biaya penawaran umum obligasi relatif murah.
c.
Proses relatif mudah.
d.
Dengan adanya keterbukaan berarti juga mengharuskan adanya
peningkatan profesionalisme.
24
e.
Emiten akan lebih dikenal masyarakat.
f.
Obligasi merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi
perusahaan, dengan jangka waktu sekurang-kurangnya tiga tahun.
g.
Bisa menggunakan jasa penanggung (guarantor) apabila debt to
equity ratio (der) emiten tinggi.
h.
Pembayaran tingkat bunga dapat dilakukan berdasarkan tingkat
bunga tetap atau dengan tingkat bunga mengambang.
7.
Kepailitan dan Reorganisasi
Menurut Brigham & Houston (2009:379) Ketika suatu bisnis
menjadi bangkrut, maka artinya bisnis itu tidak lagi memiliki cukup
uang untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok
pinjamannya. Harus diambil keputusan mengenai apakah akan menutup
perusahaan
melalui
likuidasi,
atau
mengizinkannya
melakukan
reorganisasi sehingga dapat terus bertahan hidup.
Keputusan untuk memaksa suatu perusahaan melakukan
likuidasi
versus
mengizinkannya
melakukan
reorganisasi
akan
bergantung pada apakah nilai perusahaan setelah reorganisasi
kemungkinan akan lebih besar dibandingkan dengan nilai dari berbagai
aktiva perusahaan jika aktiva tersebut dijual secara per bagian.
Dalam suatu reorganisasi, kreditor perusahaan akan melakukan
negoisasi dengan manajemen mengenai persyaratan-persyaratan dari
potensi reorganisasi. Rencana reorganisasi tersebut dapat mencakup
25
rencana restrukturisasi utang perusahaan, dimana dalam kasus ini
tingkat suku bunga mungkin akan diperkecil, waktu jatuh tempo
diperpanjang, atau menukarkan sebagian utang dengan ekuitas
perusahaan. Inti dari restrukturisasi adalah untuk mengurangi beban
keuangan sampai pada tingkat yang dapat dipenuhi oleh arus kas
perusahaan.
8.
Penilaian Risiko Obligasi
Menurut Moeljadi (2006:109), pemegang obligasi tidak akan
terbebas dari risiko. Adapun beberapa risiko yang akan dihadapi oleh
pemegang obligasi, sebagai berikut:
a. Risiko suku bunga (interest risk)
Suku bunga pasar dapat dapat naik atau turun sepanjang waktu dan
penurunan suku bunga pasar akan menyebabkan penurunan nilai
obligasi.
b. Risiko tingkat reinvestasi
Risiko tingkat reinvestasi merupakan risiko penurunan suku bunga
yang akan menyebabkan penurunan pendapatan dari portofolio
obligasi. Kenaikan suku bunga akan merugikan pemegang obligasi,
karena menurunkan nilai portofolio obligasi. Demikian juga jika ada
penurunan suku bunga, maka para pemegang obligasi akan
mengalami penurunan pendapatan. Hal itu disebabkan oleh
banyaknya obligasi yang akan ditarik untuk digantikan dengan
26
obligasi bersuku bunga lebih rendah. Meskipun obligasi yang tidak
dapat ditarik akan jatuh tempo, namun obligasi tersebut harus
diganti dengan obligasi yang hasilnya lebih rendah.
Risiko suku bunga berhubungan dengan nilai obligasi dalam
portofolio, sedangkan risiko reinvestasi berhubungan dengan
pendapatan yang dihasilkan oleh portofolio obligasi. Pemegang
obligasi jangka panjang akan menghadapi risiko suku bunga, namun
tidak menghadapi risiko tingkat investasi. Pemegang obligasi jangka
pendek, tidak akan menghadapi risiko suku bunga sehingga nilai
portofolio tetap stabil, namun akan menghadapi risiko investasi dan
pendapatan akan berfluktuasi dengan perubahan suku bunga.
c. Risiko kegagalan
Risiko kegagalan (default risk) lebih disebabkan oleh
penerbit mengalami kegagalan sehingga investor akan menerima
pengembalian lebih kecil dari yang dijanjikan atas obligasi tersebut.
Risiko kegagalan dipengaruhi oleh kekuatan keuangan penerbit
obligasi maupun jangka waktu kontrak obligasi terutama apakah
jaminan telah disediakan untuk menjamin obligasi.
9.
Perubahan dalam Peringkat
Menurut Brigham & Houston (377:2009) Perubahan dalam
peringkat obligasi suatu perusahaan akan memengaruhi pada baik
kemampuannya untuk meminjam modal jangka panjang maupun biaya
27
modal tersebut. Agen-agen pemeringkat akan meninjau obligasi yang
beredar secara berkala, dimana kadang-kadang agen-agen tersebut
meningkatkan atau menurunkan peringkat suatu obligasi sebagai hasil
dari perubahan kondisi yang dialami oleh emitennya.
Untuk mengimbangi, cukup adil jika dikatakan bahwa peringkat
obligasi umumnya telah mampu melakukan pekerjaan yang baik dalam
mengatur resiko kredit rata-rata obligasi, dan bahwa agen-agen
pemeringkat obligasi telah melakukan yang terbaik untuk mengubah
peringkat manakala agen-agen ini menilai telah terjadi perubahan pada
mutu kredit. Pada waktu yang sama, penting untuk dipahami bahwa
peringkat obligasi tidak langsung melakukan penyesuaian terhadap
perubahan dalam mutu kredit, dan dalam beberapa kasus terdapat
kesenjangan waktu yang cukup lama antara perubahan mutu kredit dan
perubahan peringkat obligasi
10.
Rasio Keuangan
Menurut Arief Sugiono (2009:64), yang dimaksud dengan analisis
rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsurunsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam
bentuk matematis yang sederhana.
Berdasarkan sumber datanya, darimana rasio itu dibuat, maka
rasio-rasio dapat dibedakan menjadi :
28
a.
Rasio neraca (balance sheet ratio), yaitu rasio-rasio yang datanya
berasal dari pos-pos yang ada dineraca.
b.
Rasio-rasio laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio-rasio
yang datanya berasal dari pos-pos rugi laba.
c.
Rasio-rasio antarlaporan (interstatement ratio), yaitu gabungan dari
pos-pos yang terdapat di neraca dan rugi-laba.
a. Rasio Leverage
Leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Artinya, berapa besar
beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi) (Kasmir, 2008:151).
Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio leverage yang sering
digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio
solvabilitas antara lain:
1) Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total utang dengan total aktiva.
29
2) Debt to Equity Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan
pemilik perusahaan.
3) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)
LTDtER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang
dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan
modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
4) Time Interest Earned
Mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat
perusahaan merasa karena tidak mampu membayar biaya bunga
tahunannya. Apabila perusahaan tidak mampu membayar bunga,
dalam jangka panjang menghilangkan kepercayaan dari para kreditor.
Bahkan ketidakmampuan menutup biaya tidak menutup kemungkinan
30
akan mengakibatkan adanya tuntutan hukum dari kreditur. Lebih dari
itu, kemungkinan perusahaan menuju ke arah pailit semakin besar.
5) Fixed Charge Coverage
Merupakan rasio yang menyerupai Times Interest Earned Ratio.
Hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila
perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva
berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan
biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.
b. Rasio Profitabilitas
Menurut Arief Sugiono (2009:78) Rasio ini bertujuan untuk
mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas
hasil investasi melalui kegiataan perusahaan atau dengan kata lain
mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam
pengelolaan kewajiban dan modal.
31
1) Gross Profit Margin
Rasio ini menunjukkan berapa besar keuntungan kotor yang
diperoleh dari penjualan produk.
2) Net Profit Margin atau Return on Sales (ROS)
Rasio ini menunjukkan berapa besar keuntungan bersih yang
diperoleh perusahaan. Jika profit margin suatu perusahaan lebih
rendah dari rata-rata industrinya, hal itu dapat disebabkan oleh
harga jual perusahaan yang lebih rendah daripada perusahaan
pesaing, atau harga pokok penjualan lebih tinggi daripada harga
pokok penjualan perusahaan pesaing, ataupun kedua-duanya.
3) Cash Flow Margin
Cash flow margin adalah persentase aliran kas dari hasil kas
operasi terhadap penjualannya. Cash flow margin mengukur
kemampuan perusahaan untuk mengubah penjualan menjadi aliran
kas .
4) Return on Assets (ROA) atau Return on Invesment (ROI)
32
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh
aset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana
yang digunakan dalam perusahaan. Oleh karena itu, sering pula
rasio ini disebut Return on Invesment. Semakin tinggi ROA, berarti
perusahaan semakin mampu mendayagunakan aset dengan baik
untuk memeroleh keuntungan.
5) Return on Equity
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh
modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator yang
digunakan oleh pemegang saham untuk mengukur keberhasilan
bisnis yang dijalani. Rasio ini dapat disebut juga dengan istilah
rentabilitas modal sendiri.
c.
Rasio Solvabilitas
Solvabilitas
suatu
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat
perusahaan tersebut dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban baik jangka
panjang maupun jangka pendek yang jatuh tempo. Dalam hal ini,
33
semakin tinggi solvabilitas maka semakin baik peringkat obligasinya
(Raharja dan Maylia, 2008: 224).
1)
Cash Flow from Operating to Total Liabilities
Mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
totalnya dalam satu tahun dari operasinya.
11. Peringkat Obligasi
Menurut Priyo dan Ubaidillah (2000:161), peringkat obligasi
dibuat untuk memberikan informasi kepada para investor apakah
investasi mereka terutama dalam bentuk oligasi merupakan investasi
beresiko atau tidak. Peringkat tersebut biasanya dikeluarkan oleh
perusahaan pemeringkat independen seperti Standard and Poor’s dan
Moody’s Investor Service. Untuk perusahaan lokal kita mengenal
Pefindo.
Peringkat atas efek utang yang dilakukan oleh Pefindo
didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu:
1)
Kemungkinan
pelunasan
pembayaran,
yaitu
penilaian
atas
kapasitas serta kemampuan obligor dalam memenuhi kewajiban
finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
34
2)
Struktur, karakteristik serta berbagai ketentuan yang diatur dalam
efek utang.
3)
Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang
efek utang tersebut bila terjadi pembubaran perseroan dan likuidasi.
a.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Menurut Brigham dan Houston (2009:373) Faktor-faktor yang
mempengaruhi peringkat obligasi adalah sebagai berikut:
1)
Berbagai macam rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current
ratio, profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik
rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut.
2)
Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provision).
Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka
rating akan membaik.
3)
Kedudukan obligasi dengan jenis utang lain. Apabila kedudukan
obligasi lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan
ditetapkan satu tingkat lebih rendah dari yang seharusnya.
4)
Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh
perusahaan yang kuat maka emiten diberi rating yang kuat.
5)
Adanya singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok
pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun).
35
6)
Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih
pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.
7)
Stabilitas laba dan penjualan emiten.
8)
Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten.
9)
Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.
10)
Kebijakan
akuntansi.
Penerapan
kebijakan
akuntansi
konservatif mengindikasikan laporan keuangan
yang
yang lebih
berkualitas.
Perwakilan dari para agen pemeringkat ini secara konsisten telah
menyatakan bahwa tidak ada rumus yang akurat yang digunakan dalam
menentukan peringkat sebuah perusahaan; seluruh faktor diatas disusun,
dengan ditambahkan beberapa faktor lain, untuk ikut diperhitungkan,
tetapi tidak dalam suatu aturan yang tepat secara sistematis.Namun
terdapat suatu korelasi yang kuat antara peringkat peringkat obligasi
dengan banyak rasio. Perusahaan-perusahaan dengan rasio utang yang
lebih rendah, rasio arus kas bebas terhadap utang yang lebih tinggi,
tingkat pengembalian dari modal diinvestasikan yang lebih tinggi, rasio
cakupan EBITDA yang lebih tinggi, dan rasio kelipatan pembayaran
bunga (TIE) yang lebih tinggi umumnya akan memiliki peringkat
obligasi yang juga lebih tinggi.
36
Tabel 2.1
Peringkat Obligasi PT Pefindo
Peringkat
Keterangan
AAA
Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan Efek Utang
dengan peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh
kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
panjang sesuai dengan yang diperjanjikan
AA
Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit
di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor
yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finasial jangka
panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relatif
dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya
A
Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan
Obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia
lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya
sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap
perubahan yang merugikan
BBB
Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan obligor
yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia
lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun
kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan
bisnis dan perekonomian yang merugikan
BB
Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan
kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan
dengan entitas lainnya untukmemenuhi kewajiban finansial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka
terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu
B
Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter
perlindungan yang sangat lemah. Walapun Obligor masih
memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan
perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan
obligor utuk memenuhi kewajiban finansialnya.
37
Lanjutan Tabel 2.1
Peringkat
Keterangan
CCC
Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek hutang
yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta
hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.
D
Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek hutang yang
macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.
Sumber: PT Pefindo
Rating tertinggi adalah AAA yang menunjukkan kualitas terbaik atau
perusahaan mempunyai tingkat risiko default yang paling rendah.
Sedangkan klasifikasi rating paling rendah D yang menunjukkan
perusahaan default. Obligasi dengan rating AAA sampai dengan BBB
termasuk dalam kategori obligasi yang layak untuk investasi (investment
grade) sedangkan obligasi dibawah rating BBB termasuk dalam kategori
non investment grade dan dinilai bersifat spekulatif untuk investasi.
Salah satu produk dari Pefindo adalah mengeluarkan rating outlook
yaitu penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang mengenai
institusi
yang
diperingkat
meliputi
evaluasi
terhadap
perubahan
perekonomian dan bisnis tersebut. Di bawah ini definisi dan istilahnya:
38
Tabel 2.2
Rating Outlook
No
Outlook
Definisi
1.
Positif
Prospek yang berpotensi untuk menaikkan peringkat
2.
Negatif
Prospek yang berpotensi untuk menurunkan peringkat
3.
Stabil
Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil peringkat
akan stabil juga
Prospek yang belum jelas disebabkan ketebatasan
4.
Berkembang informasi, sehingga hasil peringkat bisa dinaikkan dan
diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya.
Sumber : PT Pefindo (Rahardjo, 2004:106)
b.
Manfaat Rating Obligasi
Manfaat umum dari proses pemeringkatan obligasi adalah
(Rahardjo, 2004:100) :
1)
Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan yang
menyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar
obligasi yang sehat dan transparan juga.
2)
Efisiensi biaya. Hasil pemeringkatan obligasi yang bagus biasanya
memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan
keuangan
yang biasanya
memberatkan
perusahaan,
seperti
penyediaan singking fund dan jaminan aset.
3)
Menentukan besarnya coupon rate, semakin bagus peringkatnya,
cenderung semakin rendah nilai coupon rate dan sebaliknya.
39
4)
Memberikan informasi yang objektif dan independen menyangkut
kemampuan pembayaran utang, tingkat resiko investasi yang
mungkin timbul, serta jenis dan tingkat hutang tersebut.
5)
Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi
ekonomi pada umumnya.
Manfaat rating bagi investor adalah sebagai berikut :
1)
Informasi resiko investasi. Tujuan utama investasi adalah untuk
meminimalkan resiko serta mendapatkan keuntungan yang
maksimal. Oleh karena itu, dengan adanya peringkat obligasi
diharapkan informasi resiko dapat diketahui lebih jelas posisinya.
2)
Rekomendasi investasi. Investor akan dengan mudah mengambil
keputusan investasi berdasarkan hasil peringkat kinerja emiten
obligasi tersebut. Dengan demikian investor dapat melakukan
strategi
investasi
akan
membeli
atau
menjual
sesuai
perencanaannya.
3)
Perbandingan. Hasil rating akan dijadikan patokan dalam
membandingkan obligasi yang satu dengan yang lain, serta
membandingkan struktur yang lain seperti suku bunga dan metode
penjaminannya.
Adapun beberapa manfaat yang didapatkan oleh emiten adalah:
40
1)
Informasi posisi bisnis. Pihak perusahaan dapat mengetahui posisi
bisnis dan kinerja usahanya dibandingkan dengan perusahaan
sejenis lainnya.
2)
Menentukan struktur obligasi. Perusahaan dapat menentukan
beberapa syarat atau struktur obligasi yang meliputi tingkat suku
bunga, jenis obligasi, jangka waktu jatuh tempo, jumlah emisi
obligasi serta berbagai struktur pendukung lainnya
3)
Mendukung kinerja. Apabila emiten mendapatkan peringkat yang
cukup bagus maka kewajiban menyediakan singking fund atau
jaminan kredit bisa dijadikan pilihan alternatif.
4)
Alat pemasaran. Peringkat obligasi yang baik terlihat lebih menarik
sehingga dapat membantu pemasaran obligasi tersebut.
5)
Menjaga kepercayaan investor. Peringkat obligasi yang independen
akan membuat investor merasa lebih aman sehingga kepercayaan
bisa lebih terjaga.
B.
Penelitian Terdahulu
1.
Burton et al. (2000) melakukan penelitian pada perusahaan asuransi
yang ada di UK. Hasil variabel yang signifikan adalah leverage,
profitability, liquidity, firm size, organization form, reinsurance,
growth & business activity. Dalam penelitiannya Burton et al.
menemukan bahwa terdapat hubungan antara leverage dengan
peringkat obligasi, dimana semakin rendah leverage maka semakin
41
tinggi peringkat obligasi yang akan diperoleh oleh perusahaan
tersebut.
2.
Ouni & Omri (2010) tentang Financial Attributes, Corporate
Governance and Target Credit Rating melakukan penelitian pada 571
American Firms. Hasil variabel yang berpengaruh signifikan adalah
Size, profitability, liquidity, tangibility, size of the board property of
manager, bonus of the manager. Hasil variabel yang tidak
berpengaruh adalah innovation, independence of the board, block
holding.
3.
Raharja dan Sari (2008) tentang Kemampuan Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi menyatakan bahwa sebanyak lima
rasio keuangan (leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan
produktivitas) yang diuji, didapatkan hasil bahwa kelima rasio-rasio
keuangan tersebut berbeda antara perusahaan yang peringkat
obligasinya masuk investment grade dan non investment grade.
Kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi peringkat obligasi
(investment grade dan non investment grade) ditunjukkan oleh hasil
pengujian dengan menggunakan MDA (Multiple Discriminant
Analysis). Dari uji diskriminan tersebut terdapat empat variabel rasio
keuangan yang dapat membentuk model prediksi. Keempat variabel
rasio keuangan tersebut berasal dari rasio leverage dengan proksi long
term liabilities/ total assets; rasio likuiditas dengan proksi current
asset./ current liabilities; rasio solvabilitas dengan proksi cash flow
42
from operating/ total liabilities; rasio profitabilitas dengan proksi
operating income/ sales; dan rasio produktivitas dengan proksi sales/
total assets. Tingkat ketepatan yang diperoleh dalam memprediksi
peringkat obligasi dengan dua kategori mencapai 96,2% dengan nilai
Zcu sebesar 2,113. Dengan demikian model prediksi tersebut diatas
dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi khusunya bagi
perusahaan manufaktur di Indonesia.
4.
Estiyanti dan Yasa (2012), PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON
KEUANGAN
PADA
INDONESIA.Alat
PERINGKAT
OBLIGASI
DI
BURSA
EFEK
yang digunakan adalah regresi logistik ordinal.
Sesuai dengan hasil uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian
yang telah diuraikan, penelitian ini menyimpulkan bahwa laba ditahan
berpengaruh positif pada peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia.
Laba operasi, aliran kas operasi, likuiditas, total assets, leverage,
umur obligasi (maturity) dan jaminan (secure) tidak berpengaruh pada
peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan Tabel 6 dapat
dilihat nilai Pseudo R-Square sebesar 0,591 atau 59,1% artinya
sebanyak 59,1% variasi peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh
variasi laba operasi, laba ditahan, aliran kas operasi, likuiditas, total
assets, leverage, jaminan dan umur obligasi dan sisanya sebesar
40,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model.
5.
Maharti dan Daljono (2011), ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI. Menggunakan alat
43
ordinal regression analysis. Hasil tabel McFadden menunjukkan
bahwa sebesar 15,3% peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variasi
variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan
jaminan.Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada variabel
independen
(profitabilitas,
likuiditas,
ukuran
perusahaan
dan
ketersediaan jaminan) yang signifikan pada tingkat 0,05. Namun pada
tingkat 0,10 ada satu variabel yang signifikan yaitu leverage. Hasil
tersebut diinterpretasikan penilaian tidak difokuskan pada rasio utang
saja tetapi juga point kredibilitas perusahaan.
6.
Sejati (2010),Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur. Alat yang
digunakan adalah regresi logistik. Terlihat bahwa variabel reputasi
auditor tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi
peringkat obligasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari
variabel tersebut sebesar 0,998. Nilai tersebut lebih besar dari taraf
signifikansi 5%. Variabel CR juga tidak memberikan pengaruh yang
signifikan
terhadap
prediksi
peringkat
obligasi
karena
nilai
signifikansi dari variabel tersebut sebesar 0,774, lebih besar dari taraf
signifikansi 5%. Variabel growth memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai signifikansi dari variabel tersebut sebesar 0,006. Nilai
tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Variabel ROA tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi peringkat
44
obligasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari variabel
tersebut sebesar 0,364. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi 5%.
Kemudian variabel size tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikan dari variabel tersebut sebesar 0,717. Nilai ini lebih besar
dari taraf signifikansi 5%. Dengan demikian, dalam penelitian ini
dapat diketahui bahwa terdapat variabel bebas yang dominan dapat
digunakan
untuk
memprediksi
peringkat
obligasi
perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia adalah variabel growth yang
diukur dengan book to market value of common equity dengan nilai
signifikan sebesar0,006 persen. Untuk mengetahui bahwa model logit
dapat menjelaskan data, dapat dilihat melalui nilai pseudo R-square.
Output yang menampilkan nilai pseudo R-square model. Berdasarkan
tabel 4 terlihat nilai Cox & Snell R sebesar 0,649, artinya 64,9%
variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sehingga prediksi
peringkat obligasi yang dipengaruhi oleh faktor akuntansi dan non
akuntansi, maupun tidak dipengaruhi oleh faktor akuntansi dan non
akuntansi dapat diterangkan oleh variabel bebasnya dan sisanya
sebesar 35,1% prediksi peringkat obligasi dipengaruhi oleh variabel
lain. Hal ini menunjukkan bahwa model sudah cukup bagus.
7.
Sumarto (2010) tentang Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEI menyatakan bahwa Hasil penelitian
menunjukkan bahwa profitabilitas tidak signifikan terhadap peringkat
45
obligasi. Likuiditas dapat berpengaruh positif signifikan terhadap
peringkat obligasi. Artinya rasio tersebut mampu digunakan untuk
memprediksi
peringkat
obligasi
dimasa
mendatang.
Ukuran
perusahaan (Size) tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Tidak
ada perbedaan yang signifikan antara umur obligasi (Maturity) dalam
memprediksi peringkat obligasi.
8.
Penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti (2009)
tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi
yang ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi, menyatakan
bahwa hasil uji hipotesis satu menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
(size) tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi
seluruh perusahaan yang terdaftar di PEFINDO kecuali perusahaan
yang bergerak dalam sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
Hasil uji hipotesis dua menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk
current ratio sebesar 0.445, ini berarti nilai tersebut diatas 0,05.
Dengan demikian variabel likuiditas tidak berpengaruh dalam
memprediksi peringkat obligasi seluruh perusahaan yang terdaftar di
PEFINDO. Hasil uji hipotesis tiga menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas berpengaruh terhadap prediksi peringakt obligasi dengan
nilai signifikansi untuk variabel profitabilitas yang diukur dengan ROI
(Return on Invesment) sebesar 0,028. Nilai ini dibawah 0,05 maka H1
diterima. Hasil uji hipotesis empat menunjukkan bahwa variabel
leverage yang diukur dengan DER mempunyai nilai signifikansi
46
sebesar 0,167, yang berarti leverage tidak berpengaruh dalam
memprediksi peringkat obligasi seluruh perusahaan yang terdaftar di
PEFINDO. Hasil uji hipotesis lima menunjukkan bahwa nilai
signifikansi untuk variabel produktivitas sebesar 0,003, yang berarti
produktivitas berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi
seluruh perusahaan yang terdafar di PEFINDO. Hasil uji hipotesis
enam menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel secure sebesar
0,012, yang menunjukkan secure berpengaruh dalam memprediksi
peringkat obligasi seluruh perusahaan yang terdafar di PEFINDO. Hal
ini mengindikasikan bahwa pemodal akan berinvestasi lebih besar
terhadap obligasi perusahaan yang dijamin dengan aktiva tertentu
daripada obligasi yang tidak dijamin dengan aktiva tertentu. Hasil uji
hipotesis tujuh nilai signifikansi variabel maturity sebesar 0,083, yang
berarti tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi
seluruh perusahaan yang terdafar di PEFINDO. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa maturity tidak memiliki pengaruh yang kuat
terhadap prediksi peringkat obligasi sehingga investor boleh
mengabaikan umur obligasi dalam melakukan investasi obligasi. Hasil
uji hipotesis delapan menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel
reputasi auditor sebesar 0,144, yang berarti tidak berpengaruh dalam
memprediksi peringkat obligasi seluruh perusahaan yang terdafar di
PEFINDO. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor akuntansi
yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi adalah profitabilitas dan
47
produktivitas. Sementara faktor non akuntansi yang berpangaruh
terhadap peringkat obligasi hanya secure.
Tabel 2.3
Ringkasan Penelitian Terdahulu
PENELITI
JUDUL
Burton, Adams The Determinants
&
Hardwick of Credit Ratings
(2000)
in the United
Kingdom
Insurance
Industry
Ouni & Omri Financial
(2010)
Attributes,
Corporate
Governance and
Target Credit
Rating
Raharja dan
Sari (2008)
Kemampuan
Rasio Keuangan
dalam
Memprediksi
Peringkat
Obligasi
ANALISIS
HASIL
Ordered probit Hasil variabel yang
Model
signifikan adalah
leverage,
profitability,
liquidity, firm size,
organization form,
reinsurance,
growth & business
activity
Multiple
Hasil variabel yang
Linear
berpengaruh
Regression
signifikan adalah
Size, profitability,
liquidity,
tangibility, size of
the board property
of manager, bonus
of the manager
Hasil variabel yang
tidak berpengaruh
adalah innovation,
independence of
the board, block
holdings
MDA
empat variabel
(Multiple
rasio keuangan
Discriminant
yang dapat
Analysis)
membentuk model
prediksi.
rasioleverage :long
term liabilities/
total assets; rasio
likuiditas: current
asset. current
liabilities; rasio
48
Lanjutan Tabel 2.3
PENELITI
JUDUL
ANALISIS
Estiyanti dan
Yasa (2012)
Pengaruh Faktor
Keuangan dan
Non Keuangan
pada Peringkat
Obligasi di BEI
Ordinal
logistic
regression
(PLUM)
Maharti dan
Daljono(2011)
Analisis Faktorfaktor yang
Mempengaruhi
Peringkat
Obligasi
Ordinal
regression
analysis
Sejati (2010)
Analisis Faktor
Akuntansi dan
Non Akuntansi
dalam
Memprediksi
Peringkat
Obligasi
Perusahaan
Manufaktur
Regresi
logistik
HASIL
solvabilitas: cash
flow from
operating/ total
liabilities; rasio
profitabilitas:
operating income/
sales; dan rasio
produktivitas:
sales/ total assets
Laba ditahan
berpengaruh positif
pada peringkat
obligasi sedangkan
laba operasi, aliran
kas operasi,
likuiditas, total
assets, leverage,
umur obligasi
(maturity) dan
jaminan (secure)
tidak berpengaruh
pada peringkat
obligasi.
Profit (ROA),
likuid (CR), size
(log TA), Jaminan
tidak ada yang
signifikan pada
tingkat 0,05 namun
leveragesignifikan
pada tingkat 0,10
CR dan growth
(faktor akuntansi)
berpengaruh
terhadap peringkat
obligasi sedangkan
reputasi auditor
(faktor non
akuntansi)ROA,
size, tidak
berpengaruh
terhadap peringkat
obligasi
49
Lanjutan Tabel 2.3
PENELITI
Susilowati dan
Sumarto (2010)
JUDUL
Memprediksi
Tingkat Obligasi
Perusahaan
Manufaktur yang
Listing di BEI
ANALISIS
Regresi
logistik
Magreta dan
Nurmayanti
(2009)
Faktor-Faktor
yang
Memengaruhi
Prediksi Peringkat
Obligasi yang
ditinjau dari
Faktor Akuntansi
dan Non
Akuntansi
Regresi
logistik
HASIL
Likuiditas
berpengaruh
terhadap peringkat
obligasi dan
pofitabilitas,
ukuran perusahaan
(size), umur
obligasi (maturity)
tidak berpengaruh
terhadap peringkat
obligasi
Size, CR, DER,
reputasi auditor
dan maturity tidak
berpengaruh
terhadap peringkat
obligasi sedangkan
ROI, produktivitas,
secureberpengaruh
terhadap peringkat
obligasi.
50
C.
Kerangka Pemikiran
BEI
Laporan Keuangan
DER, ROA, CFOTL, Jaminan
Peringkat Obligasi
High
Investment
Low Investment
Uji Regresi Logistik
Menilai Keseluruhan Model
(Overal Model Fit)
-2 log likelihood
Nagel Karke (R²)
Menguji Kebaikan Model
(goodness of fit)
Hosmer and Lemeshow Test
Uji Wald (Uji t)
Interpretasi
51
D.
Perumusan Hipotesis
1.
H0 : b1 = 0, DER tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi
H1 : b1 ≠ 0, DER berpengaruh terhadap peringkat obligasi
2.
H0 : b2 = 0, ROA tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi
H2: b2 ≠ 0, ROA berpengaruh terhadap peringkat obligasi
3.
H0: b3 = 0, CFOTL tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi
H3 : b3 ≠ 0, CFOTL berpengaruh terhadap peringkat obligasi
4.
H0: b4 = 0, jaminan tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi
H4 : b4 ≠ 0, jaminan berpengaruh terhadap peringkat obligasi
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini menggunakan sumber data sekunder
yang bersumber dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), laporan
keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit tahun 2007 sampai 2010
yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan data peringkat
obligasi yang diperoleh dari Indonesia Bond Market Directory (IBMD).
Data-data tersebut diambil dari periode 2008 sampai dengan periode 2011.
Variabel-variabel yang digunakan yaitu peringkat obligasi, rasio leverage
(DER), rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (CFOTL), dan
jaminan (secure).
Peringkat obligasi yang dijadikan sebagai sampel adalah peringkat
obligasi yang dikeluarkan oleh PT Pefindo karena jasa pemeringkatan
obligasi didominasi oleh PT Pefindo dibanding agen pemeringkat efek
lainnya.
Alasan memilih sektor non keuangan adalah karena merupakan
sektor yang paling dominan dan paling banyak terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
53
53
B. Metode Penentuan Sampel
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah obligasi korporasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan terdaftar dalam peringkat
obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO. Periode yang dijadikan amatan
adalah data periode tahun 2008 hingga tahun 2011.
2.
Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel dipilih dari
populasi perusahaan non keuangan yang obligasinya terdaftar di PT
Pefindo dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan
sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Kriteria yang ditetapkan agar perusahaan dapat dijadikan sampel
penelitian, yaitu:
1.
Obligasi yang tercatat aktif berturut-turut diperdagangkan antara
Januari 2008 - Desember 2011.
2.
Obligasi masih beredar selama periode pengamatan, sehingga dapat
diperoleh keterangan tentang obligasi.
3.
Obligasi terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT
Pefindo.
4.
Bukan termasuk obligasi sampah (junk bond)
54
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Penelitian
No
Kriteria Obligasi
1.
2.
Obligasi yang beredar
Obligasi yang tercatat aktif selama 4 tahun
berturut-turut
Obligasi dari industri keuangan
Junk bond
3.
4.
Obligasi yang dijadikan sampel
jumlah
225
67
(32)
(9)
26
Sumber: Data IBMD diolah
Dari kriteria tersebut, diperoleh 26 obligasi dari 19 perusahaan
penerbit obligasi yang mempunyai data peringkat selama kurun waktu
2008 sampai 2011.
Tabel 3.2
Sampel Peneltian
No
Kode
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
ADHI
BSDE
BTEL
CLPK
DUTI
ELTY
EXCL
INDF
ISAT
JPFA
LTLS
MAIN
MYOR
PJAA
PLJA
SCTV
SMRA
TKIM
TRJE
Nama Emiten
Adhi Karya
Bumi Serpong Damai
Bakrie Telecom
Ciliandra Perkasa
Duta Pertiwi
Bakrieland Development
Excelcomindo Pratama
Indofood Sukses Makmur
Indosat
Japfa Comfeed Indonesia
Lautan Luas
Malindo Feedmill
Mayora Indah
Pembangunan Jaya Ancol
Pam Lyonnaise Jaya
Surya Citra Televisi
Summarecon Agung
Tjiwi Kimia
Truba Jaya Engineering
JUMLAH
Jumlah
1
1
1
1
1
2
1
1
6
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
26
Sumber data:IBMD diolah
55
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data yang terdapat di Indonesia Capital
Market Directory dan laporan keuangan untuk periode 2007 sampai
dengan 2010. Sampel penelitian ini juga menggunakan data dari Indonesia
Bond Market Directory periode 2008 sampai dengan 2011. Dalam
penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah penelitian
kepustakaan dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari buku-buku,
literatur, jurnal-jurnal penelitian, skripsi, thesis, dan penelusuran internet
yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik dengan analisis deskriptif sebenarnya hampir sama
dengan statistik menggunakan prosedur frekuensi, yaitu menghasilkan
analisis dispersi (standar deviasi, minimum, maksimum) (Wahyono,
2009:17)
Prosedur deskriptif juga memiliki kegunaan pokok untuk
melakukan pengecekan terhadap input data, mengingat bahwa analisis
ini akan menghasilkan resume data secara umum. Seperti berapa
jumlah responden laki-laki, berapa jumlah responden perempuan, dan
sebagainya. Disamping itu, analisis ini juga memiliki kegunaan untuk
menyediakan informasi deskripsi data dan demografik sampel yang
diambil (Wahyono, 2009:18)
56
2. Uji Hipotesis
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
regresi logistik (logistic regression) karena menurut Ghozali (2005:8)
metode ini cocok digunakan untuk penelitian yang variabel
independennya bersifat kategorikal (nominal atau non metrik) dan
variabel independennya kombinasi antara metrik dan non metrik.
Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah variabel rasio
leverage (DER), rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas
(CFOTL), dan jaminan (secure) dapat berpengaruh terhadap peringkat
obligasi.
Regresi logistik sebetulnya mirip dengan analisis diskriminan
yaitu ketika kita ingin menguji apakah probabilitas terjadinya variabel
terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Namun demikian,
asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena
variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik)
dan kategorial (non-metrik). Jadi regresi logistik umumnya dipakai
jika asumsi multivariate normal distribution tidak dipenuhi (Ghozali,
2005:333).
Model Regresi logistik adalah non linier maka metode OLS
tidak bisa digunakan. Estimasi dilakukan dengan metode maximum
likelihood (ML). Didalam regresi dengan menggunakan metode
maximum likelihood kita tidak mencari koefisien regresi yang mampu
meminimumkan jumlah residual kuadrat sebagaimana metode OLS
57
dalam regresi linier berganda. Metode maximum likelihood adalah
mencari koefisien regresi sehingga probabilitas kejadian dari variabel
dependen bisa setinggi mungkin atau bisa semaksimum mungkin.
Besarnya probabilitas yang memaksimumkan kejadian ini disebut
dengan log of likelihood (LL). Dengan demikian, nilai LL ini
merupakan ukuran kebaikan garis regresi logistik didalam metode
maximum likelihood sebagaimana jumlah residual kuadrat didalam
garis regresi linier (Agus Widarjono, 2009 : 201).
Dalam model regresi ini dapat ditaksir dengan menggunakan
tahap-tahap sebagai berikut:
a.
Menilai Keseluruhan Model (Overal Model Fit)
Menilai angka -2 log likelihood pada awal (blok number =0) dan
angka -2 log likelihood pada blok number = 1, jika terjadi penurunan
angka -2 log likelihood maka menunjukkan model regresi yang baik.
Log likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of
squared error” pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood
menunjukkan model regresi yang baik.
b. Koefisien Determinasi (Nilai Nagel Karke (R²)
Nagel Karke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox
dan Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai
1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R²
dengan
nilai
maksimumnya.
Nilai
NagelKarke
R²
dapat
58
diinterprestasikan seperti nilai R² pada multiple regression. Tujuannya
adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel
independen yang terdiri dari rasio leverage (DER), rasio profitabilitas
(ROA), rasio solvabilitas (CFOTL), dan jaminan (secure) mampu
menjelaskan peringkat obligasi.
c.
Menguji Kebaikan Model (goodness of fit test)
Menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai
dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data
sehingga model dapat dikatakan fit). Hipotesisnya adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya
Ha : Ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada
bagian bawah uji Hosmer dan Lemeshow :
Jika probabilitas > 0,05 H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak
d. Menguji Koefisien Regresi
Uji Wald (Uji t) untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap
variabel independen (Santoso, 2012:213).
Hipotesis:
59
H0 : koefisien regresi tidak signifikan
Ha : koefisien regresi signifikan
Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak
Adapun model hipotesisnya sebagai berikut :
ln (
= β0+β1X1+β2X2+β3X3+β4 X4+ ε
Keterangan :
ln (
= Peringkat obligasi
β0= Konstanta
β1-5 = Koefisien regresi
X1
=
debt to equity ratio
X2 = return on asset
X3 = cash flow from operating to total liabilities
X4
=
jaminan (merupakan variabel dummy, adanya jaminan = 1 dan
tanpa jaminan = 0)
ε = standar error
E. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan empat
variabel independen. Definisi operasional masing-masing variabel dalam
penelitian ini sebagai berikut :
60
1.
Peringkat Obligasi
Variabel ini dilihat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh
PEFINDO yang secara umum terbagi menjadi dua yaitu investment
grade (AAA, AA, A, BBB) dan non investment (BB, B,CCC, D).
Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya karena pada
penelitian ini peneliti memakai kriteria obligasi yang high investment
(AAA, AA, A) dan low investment (BBB). Variabel ini mengukur
tingkat peringkat obligasi perusahaan non keuangan dengan memberi
nilai pada masing-masing kategori peringkat dengan mengacu pada
penelitian terdahulu oleh Magreta & Nurmayanti (2009). Skala
pengukurannya adalah skala nominal. Dengan skala ini pengukuran
dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk obligasi yang high
investment dan 0 untuk obligasi yang low investment karena variabel
dependennya merupakan variabel dummy.
2.
Rasio Leverage
a.
Debt to Equity Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.
61
3.
Rasio Profitabilitas
a. Return on Assets
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh
aset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana
yang digunakan dalam perusahaan. Oleh karena itu, sering pula
rasio ini disebut Return on Invesment. Semakin tinggi ROA, berarti
perusahaan semakin mampu mendayagunakan aset dengan baik
untuk memeroleh keuntungan.
4.
Rasio Solvabilitas
a.
Cash Flow from Operations to Total Assets (CFOTL)
Mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
totalnya dalam satu tahun dari operasinya.
5.
Jaminan (secure)
Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokkan menjadi obligasi yang
dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Obligasi dengan jaminan
diberi kode 1 dan obligasi tanpa jaminan diberi kode 0.
62
Tabel 3.3
Variabel Variabel Penelitian
No
1.
Variabel Penelitian
Variabeldependen:
peringkat obligasi
Proxi
1.
Variabel independen :
Leverage
 DER
2.
Profitabilitas

3.
Solvabilitas

4.
Jaminan

Sumber Data
High Investment diberi IBMD
kode
1
&
low
investment diberi kode
0

Laporan keuangan
& ICMD
ROA
Laporan keuangan
& ICMD
CFOTL
Laporan keuangan
& ICMD
Adanya
jaminan Catatan atas
diberi kode 1
laporan keuangan
Tanpa
jaminan
diberi kode 0
Sumber :data diolah
63
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
program Microsoft Excel dan SPSS 17.0. langkah pertama yang dilakukan
oleh peneliti adalah melakukan teknik penentuan sampel, yaitu purposive
sampling.
Jumlah sampel perusahaan non keuangan yang diteliti sebanyak 19
perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan berjumlah 26
obligasi yang diperingkatkan oleh PT Pefindo. Periode tahun yang diteliti
adalah mulai dari tahun 2008 – 2011 dengan laporan keuangan perusahaan
tahun 2007 - 2010 yang diperoleh dari website bei.co.id dan IBMD serta
peringkat obligasi yang diperoleh periode 2008 - 2011 dari Indonesian Bond
Market Directory yang diperoleh dari www.bei.co.id.
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Data-data yang diperoleh dari variabel independen yang diteliti
diantaranya adalah sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio Mencerminkan proporsi penggunaan utang
untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai
64
rasio ini dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil modal didanai dengan
hutang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan.
Tabel 4.1
Debt to Equity Ratio
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Obligasi
2007
ADHI IV Year 2007
7,13
BSDE II Tahun 2006
1,84
BTEL I Tahun 2007
1,49
CLPK II Tahun 2007
2,71
DUTI V Tahun 2007
1,37
ELTY Tahun 2008 Seri A
0,36
ELTY Tahun 2008 Seri A
0,36
EXCL II Tahun 2007
3,22
INDF IV Tahun 2007
2,62
ISAT III Tahun 2003 Seri B
1,72
ISAT IV Tahun 2005
1,72
ISAT V Tahun 2007 Seri A
1,72
ISAT V Tahun 2007 Seri B
1,72
ISAT VI Tahun 2008 Seri A
1,72
ISAT VI Tahun 2008 Seri B
1,72
JPFA I Tahun 2007
3,9
LTLS II Tahun 2008
2,42
MAIN I Tahun 2008
1,69
MYOR II Tahun 2008
0,73
PJAA I Tahun 2007 Seri A
0,57
PLJA I Tahun 2005 Seri C
1,19
PLJA I Tahun 2005 Seri D
1,19
SCTV II Tahun 2007
2,71
SMRA II Tahun 2008
1,01
TKIM I Tahun 1996
2,81
TRJE I Tahun 2007
0,4
RATA -RATA
1,924615
MINIMAL
0,36
MAKSIMAL
7,13
Sumber: Laporan Keuangan, data diolah
Tahun
2008
2009
2010
7,75
1,11
0,68
2,39
1,37
0,70
0,70
5,71
3,11
1,95
1,95
1,95
1,95
1,95
1,95
3,00
3,18
17,66
1,32
0,51
0,93
0,93
1,48
1,31
2,65
1,54
6,69
0,96
1,27
1,37
0,62
1,25
1,25
2,11
2,45
2,05
2,05
2,05
2,05
2,05
2,05
1,76
2,78
6,35
1,03
0,57
1,19
1,19
2,71
1,01
2,63
1,37
4,71
0,70
1,38
1,02
0,55
0,82
0,82
1,33
1,34
1,94
1,94
1,94
1,94
1,94
1,94
1,14
3,14
2,75
1,18
0,47
0,71
0,71
1,25
1,86
2,45
1,45
2,68
0,51
17,66
2,03
0,57
6,69
1,59
0,47
4,71
65
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat rata-rata nilai debt to
equity ratio terbesar ada di tahun 2008 dengan persentase sebesar 268%
(2,68) dan rata-rata quick ratio terendah ada pada tahun 2010 dengan
persentase sebesar 159% (1,59).
Debt to equity terendah pada tahun 2007 ada pada perusahaan
Bakrieland Development (ELTY) dengan nilai persentase debt to equity
ratio sebesar 36% (0,36). Debt to equity terendah pada tahun 2008, 2009,
dan 2010 ada pada perusahaan Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) yang
memiliki nilai persentase debt to equity ratio sebesar 51% (0,51), 57%
(0,57), 47% (0,47).
Nilai persentase debt to equty ratio terbesar pada tahun 2007
dimiliki oleh perusahaan Adhi Karya (ADHI) dengan nilai persentase
debt to equity ratio sebesar 713 % (7,13). Pada tahun 2008, perusahaan
yang memiliki persentase debt to equity ratio terbesar adalah perusahaan
Malindo Feedmill (MAIN) dengan nilai persentase sebesar 1766 %
(17,66). Pada tahun 2009 dan 2010, perusahaan yang memiliki persentase
debt to equty ratio terbesar adalah perusahaan Adhi Karya (ADHI)
dengan nilai 669 % (6,69) dan 471 % (4,71%)
Return on Asset, indikator ini sangat penting untuk diperhatikan
untuk mengetahui investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang
disyaratkan (Tandelilin, 2001 dalam Susilowati dan Sumarto, 2010).
66
Tabel 4.2
Return on Asset
No
Obligasi
2007
1
ADHI IV Year 2007
0,026
2
BSDE II Tahun 2006
0,030
3
BTEL I Tahun 2007
0,031
4
CLPK II Tahun 2007
0,089
5
DUTI V Tahun 2007
0,023
6
ELTY Tahun 2008 Seri A
0,024
7
ELTY Tahun 2008 Seri A
0,024
8
EXCL II Tahun 2007
0,013
9
INDF IV Tahun 2007
0,033
10 ISAT III Tahun 2003 Seri B 0,045
11 ISAT IV Tahun 2005
0,045
12 ISAT V Tahun 2007 Seri A
0,045
13 ISAT V Tahun 2007 Seri B
0,045
14 ISAT VI Tahun 2008 Seri A 0,045
15 ISAT VI Tahun 2008 Seri B 0,045
16 JPFA I Tahun 2007
0,045
17 LTLS II Tahun 2008
0,034
18 MAIN I Tahun 2008
0,056
19 MYOR II Tahun 2008
0,075
20 PJAA I Tahun 2007 Seri A
0,110
21 PLJA I Tahun 2005 Seri C
0,093
22 PLJA I Tahun 2005 Seri D
0,093
23 SCTV II Tahun 2007
0,095
24 SMRA II Tahun 2008
0,053
25 TKIM I Tahun 1996
0,005
26 TRJE I Tahun 2007
0,024
RATA-RATA
0,048
MINIMAL
0,005
MAKSIMAL
0,110
Sumber: Laporan Keuangan, data diolah
Tahun
2008
2009
0,016
0,029
0,051
0,067
0,016
0,009
0,097
0,133
0,013
0,048
0,033
0,011
0,033
0,011
-0,001
0,062
0,026
0,051
0,036
0,027
0,036
0,027
0,036
0,027
0,036
0,027
0,036
0,027
0,036
0,027
0,047
0,134
0,047
0,028
0,005
0,086
0,067
0,115
0,099
0,110
0,102
0,093
0,102
0,093
0,162
0,095
0,026
0,053
0,023
0,013
0,016
0,017
0,046
0,055
-0,001
0,009
0,162
0,134
2010
0,039
0,034
0,001
0,127
0,057
0,011
0,011
0,106
0,063
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,137
0,024
0,186
0,110
0,090
0,127
0,127
0,308
0,038
0,020
0,017
0,066
0,001
0,308
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat rata-rata nilai return on
asset terbesar ada di tahun 2007 dengan persentase sebesar 4,8% (0,048)
67
dan rata-rata return on asset terendah ada pada tahun 2008 dengan
persentase sebesar 4,6% (0,046).
Return on assets terendah pada tahun 2007 ada pada perusahaan
Tjiwi Kimia (TKIM) dengan nilai persentase return on asset sebesar
0,5% (0,005). Return on asset terendah pada tahun 2008 ada pada
perusahaan Excelcomindo dengan persentase sebesar -1% (-0,001).
Return on asset terendah pada tahun 2009 ada pada perusahaan Bakrie
Telecom dengan persentase sebesar 9% (0,009). Return on asset terendah
pada tahun 2010 ada pada perusahaan Bakrie Telecom dengan persentase
sebesar 1% (0,001).
Nilai persentase return on asset terbesar pada tahun 2007 dimiliki
oleh perusahaan Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) dengan nilai
persentase return on asset sebesar 11% (0,110). Pada tahun 2008,
perusahaan yang memiliki persentase return on asset terbesar adalah
perusahaan Surya Citra Televisi (SCTV) dengan nilai persentase sebesar
16,20 % (0,162). Pada tahun 2009 perusahaan yang memiliki persentase
return on asset terbesar adalah perusahaan Japfa Comfeed Indonesia
dengan nilai sebesar 13,4 % (0,134). Pada tahun 2010 perusahaan yang
memiliki persentase return on asset terbesar adalah perusahaan Japfa
Comfeed Indonesia dengan nilai sebesar 30,8 % (0,308).
Cash Flow from Operating Total Liabilities, Semakin tinggi rasio
ini, semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Akibatnya, rasio
68
ini menandakan apakah perusahaan dapat membayar hutang-hutangnya
dan bertahan hidup jika sumber dana eksternal terbatas dan terlalu mahal.
(Kieso et al., 2008:219)
Tabel 4.3
Cash Flow from Operating Total Liabilities
No
Obligasi
2007
1 ADHI IV Year 2007
0,159942
2 BSDE II Tahun 2006
-0,015525
3 BTEL I Tahun 2007
0,199682
4 CLPK II Tahun 2007
0,243779
5 DUTI V Tahun 2007
0,097256
6 ELTY Tahun 2008 Seri A
-0,588379
7 ELTY Tahun 2008 Seri A
-0,588379
8 EXCL II Tahun 2007
0,276796
9 INDF IV Tahun 2007
0,139093
10 ISAT III Tahun 2003 Seri B
0,290691
11 ISAT IV Tahun 2005
0,290691
12 ISAT V Tahun 2007 Seri A
0,290691
13 ISAT V Tahun 2007 Seri B
0,290691
14 ISAT VI Tahun 2008 Seri A
0,290691
15 ISAT VI Tahun 2008 Seri B
0,290691
16 JPFA I Tahun 2007
0,005694
17 LTLS II Tahun 2008
0,309361
18 MAIN I Tahun 2008
0,002464
19 MYOR II Tahun 2008
0,227633
20 PJAA I Tahun 2007 Seri A
0,402247
21 PLJA I Tahun 2005 Seri C
0,254771
23 SCTV II Tahun 2007
0,108166
24 SMRA II Tahun 2008
0,063573
25 TKIM I Tahun 1996
0,008071
26 TRJE I Tahun 2007
-0,031641
RATA-RATA
0,125905
MINIMAL
-0,588379
MAKSIMAL
0,402247
Sumber: Laporan Keuangan, data diolah
Tahun
2008
2009
-0,730569 -0,029478
0,252756
0,133763
0,160772
0,226935
0,327555
0,190687
0,159486
0,202804
-0,337436 -0,063112
-0,337436 -0,063112
0,169379
0,415476
0,101573
0,093001
0,191596
0,110227
0,191596
0,110227
0,191596
0,110227
0,191596
0,110227
0,191596
0,110227
0,191596
0,110227
0,000668
0,184926
0,020148
0,456802
0,016256
0,117638
0,084098
0,275070
0,644745
0,581731
0,350841
0,289934
0,334340
0,409995
-0,167940
0,209430
0,073232
0,085473
0,075624 -0,077448
0,103789
0,176608
-0,730569 -0,077448
0,644745
0,581731
2010
-0,00758
0,177514
0,159071
0,458827
0,184079
-0,33552
-0,33552
0,56609
0,308162
0,19776
0,19776
0,19776
0,19776
0,19776
0,19776
0,314399
0,057551
0,2096
0,101011
0,634192
0,289934
0,665043
0,164332
0,085711
-0,00357
0,19884
-0,33552
0,665043
69
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat rata-rata nilai cash flow
from operating total liabilities terbesar ada di tahun 2010 dengan
persentase sebesar 19,884% (0.19884) dan rata-rata cash flow from
operating total liabilities terendah ada pada tahun 2008 dengan
persentase sebesar 10,3789% (0.103789).
Cash flow from operating total liabilities terendah pada tahun 2007
ada pada perusahaan Bakrieland Development (ELTY) dengan nilai
persentase sebesar -58,8379% (-0.588379). Cash flow from operating
total liabilities terendah pada tahun 2008 ada pada perusahaan Adhi
Karya (ADHI) dengan nilai persentase sebesar -73,0569% (-0.730569).
Cash flow from operating total liabilities terendah pada tahun 2009 ada
pada perusahaan Truba Jaya Engineering (TRJE) dengan nilai persentase
sebesar -7,7448% (-0.077448). Cash flow from operating total liabilities
terendah pada tahun 2010 ada pada perusahaan Bakrieland Development
(ELTY) dengan nilai persentase sebesar -33,522% (-0.33552).
Nilai persentase cash flow from operating total liabilities terbesar
pada tahun 2007, 2008, 2009 dimiliki oleh perusahaan Pembangunan
Jaya Ancol (PJAA) dengan nilai sebesar 40,2247% (0.402247),
64,4745% (0.644745), 58,1731% (0.581731). Pada tahun 2010,
perusahaan yang memiliki persentase cash flow from operating total
liabilities terbesar adalah perusahaan Surya Citra Televisi (SCTV)
dengan nilai persentase sebesar 66,5043% (0.665043).
70
Tabel 4.4
Tabel Frekuensi Jaminan (Secure)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tnp jaminan
52
50,0
50,0
50,0
dgn jaminan
52
50,0
50,0
100,0
104
100,0
100,0
Total
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Untuk obligasi dengan jaminan diberi kode (1) sedangkan obligasi
tanpa jaminan diberi kode (0). Berdasarkan tabel frekuensi yang
dihasilkan, ada 52 obligasi dengan jaminan (50 persen) sedangkan ada 52
obligasi tanpa jaminan (50 persen).
Tabel 4.5
Tabel Frekuensi Peringkat Obligasi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid low invest
26
25,0
25,0
25,0
high invest
78
75,0
75,0
100,0
104
100,0
100,0
Total
Untuk obligasi high investment (1) sedangkan obligasi low
investment (0). Berdasarkan tabel frekuensi yang dihasilkan, ada 26
obligasi low investment (25%) sedangkan ada 78 obligasi high investment
(75%).
71
a.
Peringkat Obligasi
Data peringkat obligasi perusahaan periode 2008-2011 diperoleh dari
Indonesian Bond Market Directory yang berada di website Bursa Efek
Indonesia. Data peringkat obligasi ini mencakup golongan obligasi
yang masuk ke dalam High Invesment (AAA, AA, A) dan
low investment (BBB). Adapun data peringkat obligasi adalah
sebagai berikut
Tabel 4.6
Peringkat Obligasi Tahun 2008-2011
NO
KODE
NAMA OBLIGASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
ADHI04
BSDE02
BTEL01
CLPK02
DUTI05
ELTY01A
ELTY01B
EXCL02
INDF04
ISAT03BXBFTW
ISAT04A
ISAT05A
ISAT05B
ISAT06A
ISAT06B
JPFA01
LTLS03
MAIN01
MYOR03
PJAA01B
PLJA01C
PLJA01D
SCTV02
ADHI IV Year 2007
BSDE II Tahun 2006
BTEL I Tahun 2007
CLPK II Tahun 2007
DUTI V Tahun 2007
ELTY Tahun 2008 Seri A
ELTY Tahun 2008 Seri A
EXCL II Tahun 2007
INDF IV Tahun 2007
ISAT III Tahun 2003 Seri B
ISAT IV Tahun 2005
ISAT V Tahun 2007 Seri A
ISAT V Tahun 2007 Seri B
ISAT VI Tahun 2008 Seri A
ISAT VI Tahun 2008 Seri B
JPFA I Tahun 2007
LTLS II Tahun 2008
MAIN I Tahun 2008
MYOR II Tahun 2008
PJAA I Tahun 2007 Seri A
PLJA I Tahun 2005 Seri C
PLJA I Tahun 2005 Seri D
SCTV II Tahun 2007
PERINGKAT OBLIGASI
2008
2009
2010 2011
AAAABBB
BBB
BBB
A
AAAAAAAA+
BBB
BBB
BBB BBB
BBB+ BBB+ BBB+ BBB+
BBB+ BBB+ BBB+ BBB+
AAAAA+
AA+
AA+
AA
AA
AA
AA+
AA+
AA+ AA+
AA+
AA+
AA+ AA+
AA+
AA+
AA+ AA+
AA+
AA+
AA+ AA+
AA+
AA+
AA+ AA+
AA+
AA+
AA+ AA+
BBB+ BBB+ BBB+
AAAAAA+
A+
AAAA+
A+
A+
A+
AAA+
A+
A+
A+
AAAA
AAAA
A
A
A
A
72
Lanjutan Tabel 4.6
NO
24.
25.
26.
KODE
NAMA OBLIGASI
SMRA02
SMRA II Tahun 2008
TKIM02A
TKIM II Seri A Tahun
TRJE01
TRJE I Tahun
Sumber : Indonesia Bond Market Directory
TAHUN
2008
2009
2010 2011
AAAA
BBB- BBB- BBB- BBB
BBB+ BBB+ BBB+ BBB+
b. Rasio Keuangan
Data rasio keuangan yang terdiri dari DER, ROA, CFOTL yang
diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory dan laporan
keuangan yang diaudit tahun 2007-2010.
c.
Jaminan
Data jaminan obligasi diperoleh dari catatan atas laporan keuangan
masing-masing perusahaan non keuangan yang dijadikan sampel.
Jenis jaminan dari masing-masing obligasi bervariatif diantaranya
adalah piutang/ tagihan perseroan, aset tetap, tanah, bangunan, agunan
khusus, persediaan barang jadi dan bahan baku, jaminan siaga, fidusia,
dan kendaraan. Dalam penelitian ini obligasi dengan jaminan diberi
kode 1, sedangkan obligasi tanpa jaminan diberi kode 0.
2. Analisis Statistik
Dalam menganalisis data ini menggunakan regresi logistik. Dalam uji
regresi logistik tidak perlu menyaratkan bahwa data berdistribusi normal
karena apabila variabel bebasnya kombinasi antara metrik dan nominal (non
73
metrik), maka asumsi normalitas multivariate tidak akan dapat dipenuhi
(Ghozali, 2005:8).
Dalam uji regresi logistik juga dilakukan dengan memasukkan variabel
dependen yang berupa kategori. Kategori 0 untuk obligasi berkarakteristik
low investment dan kategori 1 untuk high investment.
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.
Beberapa test statistics diberikan untuk menilai hal ini.
Menilai angka -2 log likelihood pada awal (blok number = 0) dan angka
-2 log likelihood pada blok number = 1, jika terjadi penurunan angka -2 log
likelihood maka menunjukkan model regresi yang baik. Log likelihood pada
regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of squared error” pada model
regresi, sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model regresi yang
baik.
Tabel 4.7
Block 0 : Beginning Block
Iteration Historya,b,c
-2 Log
likelihood
Iteration
Coefficients
Constant
Step 0 1
117,158
1,000
2
116,966
1,096
3
116,966
1,099
4
116,966
1,099
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 116.966
c. Estimation terminated at iteration number 4
because parameter estimates changed by less than
.001.
74
Tabel 4.8
Block 1 : Method = Enter
Model Summary
Step
1
-2 Log
likelihood
67,639a
Cox & Snell Nagelkerke R
R Square
Square
0,378
0,559
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
Tabel 4.7 dan 4.8 menunjukkan perbandingan antara nilai -2LL blok
awal dengan -2 LL blok akhir. Dari hasil perhitungan nilai -2LL terlihat
bahwa nilai blok awal (Block Number = 0) adalah 116,966 dan nilai -2LL
pada blok akhir (Block Number = 1) adalah 67,639 mengalami penurunan
menjadi 49,327 yang menunjukkan model regresi yang lebih baik.
Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and
Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai satu
(1). Nilai Nagelkerke’s R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R
square pada multiple regression. Dengan tujuan mengetahui seberapa besar
kombinasi variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.9
Model Summary
Step
1
-2 Log
likelihood
67,639a
Cox & Snell Nagelkerke R
R Square
Square
0,378
0,559
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai Nagelkerke’s R
Square sebesar 0,559. Ini menggambarkan bahwa model ini mempunyai
75
kekuatan prediksi model sebesar 55,9% yang dijelaskan oleh tiga variabel
DER, CFOTL, dan jaminan (secure). sedangkan 44,1% dijelaskan oleh
variabel lainnya diluar model misalnya variabel growth, reputasi auditor,
sinking fund, dan sebagainya.
Menilai kelayakan model regresi dilakukan dengan menilai signifikan
pada tabel Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test. Jika nilai statistiknya
lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model
mampu memprediksi nilai observasi atau dapat dikatakan model dapat
diterima karena cocok dengan data observasinya.
Tabel 4.10
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
1
6,765
df
Sig.
8
0,562
Pada tabel tersebut terlihat bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and
Lemeshow Goodness of fit sebesar 6,765 dengan probabilitas signifikansi
0,562 yang nilainya jauh diatas 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti
model regresi layak dipakai untuk analisis selanjutnya.
Tabel 4.11
Classification Tablea
Predicted
PRKT
Observed
low invest high invest
Percentage
Correct
Step 1 PRKT low invest
16
10
61,5
high invest
7
71
91,0
Overall Percentage
83,7
a. The cut value is .500
76
Tabel 4.11 di atas digunakan untuk menghitung nilai estimasi yang
benar (correct) dan salah (incorrect). Menurut prediksi, obligasi yang
masuk dalam kategori low investment adalah sebanyak 26 obligasi. Namun
dalam hasil observasi hanya terdapat 16 obligasi saja, sehingga ketepatan
klasifikasinya adalah sebesar 61,5 % (16/26). Sedangkan prediksi obligasi
high investment adalah sebanyak 78 obligasi. Namun hasil observasi
menunjukkan bahwa hanya terdapat 71 obligasi saja, jadi ketepatan
klasifikasinya adalah sebesar 91,0 % (71/78). Secara keseluruhan
ketepatan klasifikasi adalah 83,7%.
Tabel 4.12
Tabel Uji Koefisien Regresi
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Step 1a DER
0,787 0,312
6,359
1
0,012
ROA
14,671 10,508
1,949
1
0,163 2353084,907
CFOTL
6,207 2,438
6,482
1
0,011
496,029
JMN(1)
1,564 0,698
5,020
1
0,025
4,778
Constant
-2,411 0,861
7,833
1
0,005
0,090
2,197
a. Variable(s) entered on step 1: DER, ROA, CFOTL, JMN.
Berdasarkan tabel, persamaan regresi logistik yang terbentuk adalah
sebagai berikut:
PERINGKAT = -2,411 + 0,787 DER + 6,207 CFOTL + 1,564 jaminan
Dari persamaan regresi logistik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
77
1.
Konstanta sebesar -2,411 yang berarti bahwa tanpa pengaruh DER,
CFOTL, dan jaminan maka peringkat obligasi adalah -2,411.
2.
Jika DER naik sebesar 1 satuan maka peringkat obligasi akan mengalami
kenaikan sebesar 0,787 point dengan asumsi variabel CFOTL dan jaminan
tetap.
3. Jika CFOTL naik sebesar 1 satuan maka peringkat obligasi akan
mengalami kenaikan sebesar 6,207 point dengan asumsi variabel DER dan
jaminan tetap.
4. Jika DER dan CFOTL tetap, maka peringkat obligasi akan mengalami
kenaikan sebesar 1,564 point untuk obligasi dengan jaminan dibandingkan
obligasi tanpa jaminan
3.
Interpretasi
Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat dihubungkan
dengan hipotesis yang dijelaskan dalam penelitian ini. Dari hipotesis yang
diajukan, berdasarkan pada hasil penelitian dengan menggunakan analisis
regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Peringkat Obligasi
Hipotesis pertama menyatakan bahwa debt to equity ratio
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Terlihat pada Tabel 4.12 nilai
probabilitas statistik Wald atas variabel debt to equity ratio sebagai proksi
dari rasio leverage sebesar 0,012. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari
78
α sebesar 5% maka H1 diterima. Kondisi ini menunjukkan bahwa debt to
equity ratio berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian,
hasil temuan penelitian ini konsisten dengan Damayanti dan Fitriyah
(2011).
Arah pengaruh DER bernilai positif yang berarti semakin besar
DER berarti semakin baik peringkat obligasi yang diperoleh. Peneliti
berpendapat bahwa perusahaan non keuangan ini merupakan perusahaan
yang berpotensi tumbuh tinggi sehingga mempunyai hutang yang lebih
besar pada struktur pendanaannya. Dalam hal ini hutang yang digunakan
adalah hutang yang digunakan untuk keperluan ekspansi perusahaan guna
kepentingan laba jangka panjang seperti pembelian aktiva tetap guna
mendukung kegiatan operasional sehingga produksi pun meningkat dan
pendapatan yang diperoleh ini dapat digunakan untuk memenuhi
kewajiban pembayaran kupon obligasi sehingga dapat terhindar dari resiko
gagal bayar.
b. Pengaruh Cash Flow Operation to Total Liabilities Terhadap Peringkat
Obligasi
Hasil pengujian CFOTL yang merupakan proksi solvabilitas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi terlihat
pada Tabel 4.12 dengan nilai signifikansi 0,011 sehingga hipotesis H3
diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian Karim Amrullah (2007) dan
Purwaningsih (2008). Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
79
untuk membayar semua kewajiban atau hutang- hutangnya baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Semakin kecil angka rasio ini maka
semakin kecil fleksibilitas keuangan perusahaan dan semakin besar
kemungkinan perusahaan mengalami masalah keuangan dimasa yang akan
datang. Dalam hal ini semakin tinggi solvabilitas maka semakin baik
peringkat obligasinya. Rasio solvabilitas cenderung secara signifikan
berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi (Raharja dan Maylia
(2008:220)
c. Pengaruh Jaminan (Secure) Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian jaminan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peringkat obligasi terlihat pada tabel 4.12 dengan nilai
signifikansi 0,025 sehingga hipotesis H4 diterima. Menurut Brigham dan
Houston (2009:373), jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan
(mortage provision). Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai
tinggi, maka rating akan membaik. Menurut Rahardjo (2004:10) obligasi
yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih
mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. apabila
memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan piutang
perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik investor. Hal ini sesuai
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan
Nurmayanti (2009) serta Rahmawati (2005).
80
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang sudah dilakukan pada bab-bab sebelumnya
bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Debt to
Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Cash Flow Operation to Total
Liabilities (CFOTL), dan jaminan (secure) terhadap peringkat obligasi dengan
tahun penelitian dari 2008 hingga 2011. Maka berdasarkan hasil regresi logistik
penelitian ini dapat di tarik kesimpulan :
1.
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap peringkat
obligasi
2.
Cash Flow Operation to Total Liabilities (CFOTL) berpengaruh signifikan
terhadap peringkat obligasi
3.
Jaminan (secure) berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi
B. Saran
Oleh karena penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, maka berikut ini
beberapa saran dari penulis sebagai upaya perbaikan maupun peningkatan bagi
penelitian selanjutnya, yaitu:
81
81
82
C. Implikasi
Berdasarkan pada hasil kesimpulan penelitian yang diperoleh, maka dapat
diajukan beberapa masukan lebih lanjut dengan maksud dapat meningkatkan
penelitian selanjutnya. Maka diharapkan implikasi sebagai berikut:
1. Implikasi teoritis, diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi
ulang terhadap penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi peringkat obligasi.
2. Implikasi akademisi, diharapkan penelitian ini mampu memberikan wawasan
dan literatur mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peringkat
obligasi.
3. Implikasi emiten, untuk memperbaiki ataupun memeroleh peringkat obligasi
yang baik dari sisi keuangan sebaiknya menjaga rasio keuangan seperti DER,
CFOTL sehingga perusahaan dapat memeroleh peringkat obligasi yang lebih
baik dan memeroleh kepercayaan dari para investor. Menyertakan unsur
jaminan sangat penting sebagai syarat untuk menarik investor agar merasa
aman dalam berinvestasi membeli obligasi tersebut
4. Implikasi investor, diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan
agar investor sebaiknya tidak hanya berpatokan pada tingkat return yang lebih
tinggi tetapi masih banyak faktor yang harus diperhatikan diantaranya dengan
memilih obligasi dengan peringkat yang high investment karena biasanya
lembaga pemeringkat tersebut telah melakukan penilaian secara menyeluruh
83
namun tolak ukurnya tidak hanya peringkat dari lembaga pemeringkat tetapi
investor juga dapat menggunakan beberapa rasio keuangan seperti DER,
CFOTL untuk menilai kondisi perusahaan dan juga membeli obligasi dengan
jaminan karena lebih aman. Karena obligasi yang diterbitkan tanpa adanya
kesiapan unsur-unsur jaminan secara keuangan sehingga seringkali pada posisi
default, terjadi sengketa antara bond holder dan emiten yang berkepanjangan.
84
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Nicko. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang: tidak
diterbitkan. 2011.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar diBursa Efek Indonesia”. Seminar Nasional Manajemen
SMART. Universitas Kristen Maranatha Bandung. 2007.
Amrullah, Karim. ”Kemampuan Rasio Keuangan sebagai Alat untuk Memprediksi
Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur.” Skripsi Universitas Negeri
Semarang. 2007.
Andry, Wydia. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. 2005.
Brealey, Myres, Marcus. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan”.
Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008.
Damayanti, Eka Wahyu dan Fitriyah. “Pengaruh Corporate Governance dan
Rasio Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi”, 2011.
Dwi, Maharti Enny dan Daldjono. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Peringkat Obligasi”, 2011.
Estiyanti, Ni Made dan Wirawan Yasa, Gerianta. “Pengaruh Faktor Keuangan
dan Non Keuangan pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia”,
Jurnal Universitas Udayana, 2012.
F. Bringham, Eugene dan F. Houston, Joel.”Fundamentals of Financial
Management, Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi 10, Salemba
Empat, Jakarta, 2009.
85
Fakhrudin, H dan Darmadji T. “Pasar Modal Indonesia”, Salemba Empat,
Jakarta, 2001.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19”.
Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
H. Manurung, Adler dkk. “Hubungan Rasio-rasio Keuangan dengan Peringkat
Obligasi”. Jurnal Universitas Perbanas.
Hadianto, Bram dan Veronica Wijaya, M. Sienly. “Prediksi Kebijakan Utang,
Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran dan Status Perusahaan Terhadap
Kemungkinan Penentuan Peringkat Obligasi: Studi Empirik pada
Perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan Tahun 3, No. 3, Desember 2010.
Hasnawati dan Dirja. “Pengaruh Faktor Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Return on Assets, Size, dan Maturity terhadap Prediksi Peringkat
Obligasi”, Jurnal Manajemen, 2008.
J. Keown, Arthur et al. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. Buku 1, Salemba
Empat, Jakarta, 2001.
Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
Kieso et al., “Akuntansi Intermediate”. Jilid 1 Edisi Keduabelas, Erlangga,
Jakarta, 2008.
M. Fakhrudin, Hendy. “Go Public, Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008.
Magreta dan Nurmayanti, Poppy. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat
Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. Universitas Riau, 2009.
Moeljadi. “Manajemen Keuangan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif”.
Bayumedia Publishing, Malang, 2006.
86
Nasarudin, Irsan et al. “Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia” Edisi 1, Kencana,
Jakarta, 2004.
Priyo Pratomo, Eko dan Nugraha, Ubaidillah. “Reksadana Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern”, Gramedia, Jakarta, 2000.
Purwaningsih, Anna. 2008. ”Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik untuk
Memprediksi Peringkat Obligasi: Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEJ”. Kinerja, Vol. 12, No.1, h. 85-99.
Rahardjo, Sapto, Panduan Investasi Obligasi, Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2004.
Raharja dan Pramono Sari, Maylia. “Kemampuan Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi (PT Kasnic Credit Rating)”, Jurnal
Maksi, 2008.
Raharja dan Pramono Sari, Maylia. “Perbandingan Alat Analisis (Diskriminan
dan Regresi Logistik) Terhadap Peringkat Obligasi PT Pefindo”, Jurnal
Maksi, 2008.
Rahmawati, Rina. “Manfaat Rasio Keuangan untuk Memprediksi Rating
Obligasi”, Thesis Universitas Indonesia. 2005.
Santoso, Singgih. “Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat”, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2012.
Sejati, Grace P. ”Analisis Faktor akuntansi dan Non akuntansi Dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi, Vol.17, No.1, hal 70-78, 2010.
Setyapurnama dan Norpratiwi. “Pengaruh Corporate Governance terhadap
peringkat Obligasi dan Yield Obligasi”, 2004.
87
Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan
Perbankan”, Edisi Lima, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2005.
Sugiono, Arief. “Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan”, Grasindo,
Jakarta, 2009.
Susilowati, Luky dan Sumarto. “Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEI”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen
Bisnis. UPN Veteran Jatim, 2010.
Tandelilin, Eduardus. “Portofolio Investasi dan Investasi, Teori dan Aplikasi”,
Edisi Pertama, Kanisius, Jakarta, 2010.
Van Horne, James dan Wachowisz. “Fundamentals of Finance Management 2 ,
Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan”, Edisi 12, Salemba 4, Jakarta,
2007.
Wahyono, Teguh. “25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17”, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2009.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Penerbit
Ekonisia, Yogyakarta, 2009.
Widoatmodjo, Sawidji. “Jitu Go Public”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,
2004.
Wisnu Arif, Bramasta. “Pengaruh Manajemen Laba dan Rasio Keuangan
Terhadap Peringkat Obligasi”. Skripsi Universitas Diponegoro. 2012.
www.fileinvestasi.com
www.idx.co.id
www.lipsus.kompas.com
www.pefindo.com
88
Lampiran 1
Debt to Equity Ratio
No
Obligasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
ADHI IV Year 2007
BSDE II Tahun 2006
BTEL I Tahun 2007
CLPK II Tahun 2007
DUTI V Tahun 2007
ELTY Tahun 2008 Seri A
ELTY Tahun 2008 Seri A
EXCL II Tahun 2007
INDF IV Tahun 2007
ISAT III Tahun 2003 Seri B
ISAT IV Tahun 2005
ISAT V Tahun 2007 Seri A
ISAT V Tahun 2007 Seri B
ISAT VI Tahun 2008 Seri A
ISAT VI Tahun 2008 Seri B
JPFA I Tahun 2007
LTLS II Tahun 2008
MAIN I Tahun 2008
MYOR II Tahun 2008
PJAA I Tahun 2007 Seri A
PLJA I Tahun 2005 Seri C
PLJA I Tahun 2005 Seri D
SCTV II Tahun 2007
SMRA II Tahun 2008
TKIM I Tahun 1996
TRJE I Tahun 2007
2007
7,13
1,84
1,49
2,71
1,37
0,36
0,36
3,22
2,62
1,72
1,72
1,72
1,72
1,72
1,72
3,9
2,42
1,69
0,73
0,57
1,19
1,19
2,71
1,01
2,81
0,4
Tahun
2008
2009
7,75
6,69
1,11
0,96
0,68
1,27
2,39
1,37
1,37
0,62
0,70
1,25
0,70
1,25
5,71
2,11
3,11
2,45
1,95
2,05
1,95
2,05
1,95
2,05
1,95
2,05
1,95
2,05
1,95
2,05
3,00
1,76
3,18
2,78
17,66
6,35
1,32
1,03
0,51
0,57
0,93
1,19
0,93
1,19
1,48
2,71
1,31
1,01
2,65
2,63
1,54
1,37
2010
4,71
0,70
1,38
1,02
0,55
0,82
0,82
1,33
1,34
1,94
1,94
1,94
1,94
1,94
1,94
1,14
3,14
2,75
1,18
0,47
0,71
0,71
1,25
1,86
2,45
1,45
89
Lampiran 2
Return on Asset
No
Obligasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
ADHI IV Year 2007
BSDE II Tahun 2006
BTEL I Tahun 2007
CLPK II Tahun 2007
DUTI V Tahun 2007
ELTY Tahun 2008 Seri A
ELTY Tahun 2008 Seri A
EXCL II Tahun 2007
INDF IV Tahun 2007
ISAT III Tahun 2003 Seri B
ISAT IV Tahun 2005
ISAT V Tahun 2007 Seri A
ISAT V Tahun 2007 Seri B
ISAT VI Tahun 2008 Seri A
ISAT VI Tahun 2008 Seri B
JPFA I Tahun 2007
LTLS II Tahun 2008
MAIN I Tahun 2008
MYOR II Tahun 2008
PJAA I Tahun 2007 Seri A
PLJA I Tahun 2005 Seri C
PLJA I Tahun 2005 Seri D
SCTV II Tahun 2007
SMRA II Tahun 2008
TKIM I Tahun 1996
TRJE I Tahun 2007
2007
0,026
0,030
0,031
0,089
0,023
0,024
0,024
0,013
0,033
0,045
0,045
0,045
0,045
0,045
0,045
0,045
0,034
0,056
0,075
0,110
0,093
0,093
0,095
0,053
0,005
0,024
Tahun
2008
2009
0,016
0,029
0,051
0,067
0,016
0,009
0,097
0,133
0,013
0,048
0,033
0,011
0,033
0,011
-0,001
0,062
0,026
0,051
0,036
0,027
0,036
0,027
0,036
0,027
0,036
0,027
0,036
0,027
0,036
0,027
0,047
0,134
0,047
0,028
0,005
0,086
0,067
0,115
0,099
0,110
0,102
0,093
0,102
0,093
0,162
0,095
0,026
0,053
0,023
0,013
0,016
0,017
2010
0,039
0,034
0,001
0,127
0,057
0,011
0,011
0,106
0,063
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,137
0,024
0,186
0,110
0,090
0,127
0,127
0,308
0,038
0,020
0,017
90
Lampiran 3
Cash flow from operation to total liabilities
No
Obligasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
ADHI IV Year 2007
BSDE II Tahun 2006
BTEL I Tahun 2007
CLPK II Tahun 2007
DUTI V Tahun 2007
ELTY Tahun 2008 Seri A
ELTY Tahun 2008 Seri A
EXCL II Tahun 2007
INDF IV Tahun 2007
ISAT III Tahun 2003 Seri B
ISAT IV Tahun 2005
ISAT V Tahun 2007 Seri A
ISAT V Tahun 2007 Seri B
ISAT VI Tahun 2008 Seri A
ISAT VI Tahun 2008 Seri B
JPFA I Tahun 2007
LTLS II Tahun 2008
MAIN I Tahun 2008
MYOR II Tahun 2008
PJAA I Tahun 2007 Seri A
PLJA I Tahun 2005 Seri C
PLJA I Tahun 2005 Seri D
SCTV II Tahun 2007
SMRA II Tahun 2008
TKIM I Tahun 1996
TRJE I Tahun 2007
Tahun
2007
0,159942
-0,015525
0,199682
0,243779
0,097256
-0,588379
-0,588379
0,276796
0,139093
0,290691
0,290691
0,290691
0,290691
0,290691
0,290691
0,005694
0,309361
0,002464
0,227633
0,402247
0,254771
0,254771
0,108166
0,063573
0,008071
-0,031641
2008
-0,730569
0,252756
0,160772
0,327555
0,159486
-0,337436
-0,337436
0,169379
0,101573
0,191596
0,191596
0,191596
0,191596
0,191596
0,191596
0,000668
0,020148
0,016256
0,084098
0,644745
0,350841
0,350841
0,334340
-0,167940
0,073232
0,075624
2009
-0,029478
0,133763
0,226935
0,190687
0,202804
-0,063112
-0,063112
0,415476
0,093001
0,110227
0,110227
0,110227
0,110227
0,110227
0,110227
0,184926
0,456802
0,117638
0,275070
0,581731
0,289934
0,289934
0,409995
0,209430
0,085473
-0,077448
2010
-0,00758
0,177514
0,159071
0,458827
0,184079
-0,33552
-0,33552
0,56609
0,308162
0,19776
0,19776
0,19776
0,19776
0,19776
0,19776
0,314399
0,057551
0,2096
0,101011
0,634192
0,289934
0,289934
0,665043
0,164332
0,085711
-0,00357
91
Lampiran 4
Jaminan (Secured bond)
No
1
2
3
4
5
6
7
Obligasi
ADHI IV Year 2007
BSDE II Tahun 2006
BTEL I Tahun 2007
CLPK II Tahun 2007
DUTI V Tahun 2007
ELTY Tahun 2008 Seri A
ELTY Tahun 2008 Seri A
8
EXCL II Tahun 2007
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
INDF IV Tahun 2007
ISAT III Tahun 2003 Seri B
ISAT IV Tahun 2005
ISAT V Tahun 2007 Seri A
ISAT V Tahun 2007 Seri B
ISAT VI Tahun 2008 Seri A
ISAT VI Tahun 2008 Seri B
JPFA I Tahun 2007
LTLS II Tahun 2008
MAIN I Tahun 2008
MYOR II Tahun 2008
PJAA I Tahun 2007 Seri A
PLJA I Tahun 2005 Seri C
PLJA I Tahun 2005 Seri D
23
SCTV II Tahun 2007
24
25
26
SMRA II Tahun 2008
TKIM I Tahun 1996
TRJE I Tahun 2007
Jenis Jaminan
piutang/ tagihan perseroan
tagihan min 40% & tanah
aset tetap
sertifikat hak guna usaha
tanah & bangunan 120%
tanah
tanah
agunan khusus dijamin
perseroan
persediaan brg jd dan bhn baku
jaminan siaga
fidusia piutang, film, tanah,
kendaraan
tanah
seluruh harta kekayaan
biner
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1= obligasi yang dijamin
0 = obligasi tanpa jaminan
92
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
Selected Cases
N
Percent
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
104
100.0
0
.0
104
100.0
0
.0
104
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value
Internal Value
low invest
0
high invest
1
Categorical Variables Codings
Parameter coding
Frequency
JMN
(1)
tnp jaminan
52
1.000
dgn jaminan
52
.000
Block 0: Beginning Block
a,b,c
Iteration History
Coefficients
Iteration
Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
117.158
1.000
2
116.966
1.096
3
116.966
1.099
4
116.966
1.099
a. Constant is included in the model.
93
b. Initial -2 Log Likelihood: 116.966
c. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table
a,b
Predicted
PRKT
Observed
Step 0
PRKT
low invest
high invest
Percentage Correct
low invest
0
26
.0
high invest
0
78
100.0
Overall Percentage
75.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B
Step 0
Constant
S.E.
1.099
Wald
.226
df
23.536
Sig.
1
Exp(B)
.000
Variables not in the Equation
Score
Step 0
Variables
df
Sig.
DER
2.925
1
.087
ROA
7.964
1
.005
CFOTL
26.193
1
.000
JMN(1)
16.615
1
.000
42.732
4
.000
Overall Statistics
94
3.000
Block 1: Method = Enter
a,b,c,d
Iteration History
Coefficients
Iteration
Step 1
-2 Log likelihood
Constant
DER
ROA
CFOTL
JMN(1)
1
78.418
-.856
.263
6.187
2.720
1.145
2
69.252
-1.675
.522
11.454
4.322
1.560
3
67.740
-2.209
.708
14.100
5.614
1.610
4
67.640
-2.392
.779
14.646
6.148
1.570
5
67.639
-2.410
.787
14.671
6.206
1.564
6
67.639
-2.411
.787
14.671
6.207
1.564
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 116.966
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
Step 1
df
Sig.
Step
49.327
4
.000
Block
49.327
4
.000
Model
49.327
4
.000
Model Summary
Step
1
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood
67.639
a
.378
.559
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step
1
Chi-square
6.765
df
Sig.
8
.562
95
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
PRKT = low invest
Observed
Step 1
PRKT = high invest
Expected
Observed
Expected
Total
1
9
9.321
1
.679
10
2
5
6.497
5
3.503
10
3
5
4.486
5
5.514
10
4
3
2.101
10
10.899
13
5
3
1.147
7
8.853
10
6
1
.878
9
9.122
10
7
0
.564
8
7.436
8
8
0
.472
10
9.528
10
9
0
.384
11
10.616
11
10
0
.149
12
11.851
12
Classification Table
a
Predicted
PRKT
Observed
Step 1
PRKT
low invest
high invest
Percentage Correct
low invest
16
10
61.5
high invest
7
71
91.0
Overall Percentage
83.7
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B
Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
DER
.787
.312
6.359
1
.012
2.197
ROA
14.671
10.508
1.949
1
.163
2353084.907
CFOTL
6.207
2.438
6.482
1
.011
496.029
JMN(1)
1.564
.698
5.020
1
.025
4.778
-2.411
.861
7.833
1
.005
.090
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: DER, ROA, CFOTL, JMN.
96
97
Download