Tingkat Depresi pada Lansia HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Normalisa*, Hariadi Widodo1, Nurhamidi2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin Politeknik Negeri Kemenkes RI Banjarbaru * Korespondensi penulis: [email protected], No. Hp : 081254745374 2 ABSTRAK Latar Belakang : Usia lanjut termasuk kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya sakit dan ancaman kematian. Kondisi seperti ini dapat memicu terjadinya depresi pada lansia. Pola komunikasi keluarga merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi tingkat depresi lansia, karena semua hal yang menjadi penyebab lansia mengalami depresi dapat didiskusikan bersama oleh keluarga dan lansia melalui komunikasi dalam keluarga. Tujuan : Mengetahui hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Metode : Penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah lansia di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun 2015 sebanyak 4.879 orang dan sampel diambil berjumlah 98 orang dengan teknik pengambilan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil : Lansia sebagian besar memiliki pola komunikasi keluarga yang fungsional yaitu 58 orang (59,2%) dan memiliki tingkat depresi ringan yaitu 83 orang (84,7%). Ada hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin (p = 0,000 < α 0,05). Simpulan : Ada hubungan pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi pada lansia. Puskesmas Pekauman Banjarmasin hendaknya dilakukan pengkajian depresi pada lansia secara rutin dan melakukan kunjungan ke rumah-rumah lansia. Kata kunci : Pola Komunikasi Keluarga, Tingkat Depresi 1 Tingkat Depresi pada Lansia ABSTRACT Background: Elderly people, including those most vulnerable to health problems, especially against the possibility to get illness and death threats. These Conditions can trigger symptoms of depression in the elderly. The pattern of family communication is an important factor affecting the level of depression elderly, because of all the things that can depression in elderly can be discussed the family and the elderly through family communication. Objective: To examine the correlation between family communication patterns and the level of depression in the elderly in Pekauman Public Health Centers Banjarmasin Methods: The study used analytic survey with cross sectional approach. The population is elderly in Public Health Centers Pekauman Banjarmasin in 2015 as many as 4,879 people and 98 samples were taken with purposive sampling techniques retrieval. Data were analyzed using Spearman Rank test with a confidence level of 95%. Results: Most elderly have a functional family communication patterns which is 58 people (59.2%) and 83 people (84.7%) have mild level of depression. There is a correlation between family communication patterns and the level of depression in the elderly in Pekauman Public Health Centers Banjarmasin (p = 0.000 <α 0.05). Conclusion: There is a correlation between family communication patterns and level depression in the elderly. Pekauman Public Health Centers Banjarmasin should assess the depression in the elderly on a regular basis and make visits to the homes of the elderly. Keywords: Family Communication Patterns, Level of Depression 2 Tingkat Depresi pada Lansia PENDAHULUAN Susenas BPS 2012 menunjukkan lansia di Keberhasilan pembangunan merupakan cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari Indonesia sebesar 7,56% dari total penduduk Indonesia (Wardhana, 2014). peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). (BPS) tahun 2014 jumlah lansia (≥ 60 tahun) Namun peningkatan umur harapan hidup ini di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak dapat transisi 235.785 orang sedangkan Kota Banjarmasin epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat sebanyak 32.116 orang yang terbagi dalam meningkatnya jumlah angka kesakitan karena lima kecamatan yaitu Kecamatan Banjarmasin penyakit struktur Selatan sebanyak 8.903 orang, Kecamatan demografi ini diakibatkan oleh peningkatan Banjarmasin Timur sebanyak 7.290 orang, populasi dengan Kecamatan Banjarmasin Barat sebanyak 8.154 menurunnya angka kematian serta penurunan orang dan Kecamatan Banjarmasin Utara jumlah kelahiran (Kemenkes RI, 2013). sebanyak mengakibatkan degeneratif. lanjut WHO terjadinya Perubahan usia (lansia) memperkirakan tahun 7.769 orang lansia (BPS 2025 Banjarmasin, 2014). Menurut data Puskesmas jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai Pekauman Banjarmasin tahun 2015 jumlah 1,2 miliar orang yang akan terus bertambah lansia sebanyak 4.879 orang. hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data WHO juga memperkirakan Pertambahan penduduk lanjut usia secara 75% populasi bermakna akan disertai oleh berbagai masalah lansia di dunia pada tahun 2025 berada di yang akan mempengaruhi berbagai aspek negara berkembang. Hasil sensus penduduk kehidupan lanjut usia baik terhadap individu tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia maupun bagi keluarga dan masyarakat antara termasuk lain meliputi fisik, biologis, mental dan sosial 5 besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia. Pada ekonomi. tahun Indonesia kemunduran sel-sel yang berakibat pada mencapai 18,1 juta orang. Sementara itu Data kelemahan organ dan timbulnya berbagai 2010 jumlah lansia di Secara fisik usila mengalami 3 Tingkat Depresi pada Lansia macam penyakit degeneratif psikologis usila menjadi mengalami rasa kebosanan kehilangan pekerjaan. dan mudah apalagi Usila secara lupa, jika termasuk terdapatnya masalah psikososial pada lansia yaitu depresi (Djaali, 2013). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 prevalensi kelompok yang rentan terhadap masalah keseluruhan gangguan depresi di kalangan kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan lansia di dunia bervariasi antara 10% hingga jatuhnya sakit dan ancaman kematian. Kondisi 20% yaitu sekitar dari 7 juta dari 39 juta seperti ini dapat memicu terjadinya depresi sedangkan prevalensi depresi di Indonesia pada lansia (Khoiriyah, 2011). cukup tinggi yaitu sebesar 17,8% (Nurullah, Berbeda dengan populasi yang lain, 2014). depresi pada populasi lansia terjadi bersamaan Beberapa upaya mengatasi depresi yang dengan terjadinya penurunan fungsi fisik, dapat dilakukan dengan identifiikasi berbagai mental, karena adanya proses penuaan yang kegiatan yang mendatangkan rasa senang dan tidak bisa dihindari oleh para lansia. Depresi memasukkan merupakan salah satu dampak yang muncul kegiatan sehari-hari, kembangkan berfikir akibat perubahan karena penuaan, perubahan positif (positif thingking) dan rasional serta status sosial, bertambahnya penyakit dan berkomunikasi dengan orang lain sehingga berkurangnya kemandirian sosial. Adanya memperoleh dukungan dan stimulan dari perubahan-perubahan alamiah yang terjadi orang lain khususnya keluarga (Suardiman, pada lansia akan mengakibatkan perubahan 2011). dalam rancangan agenda perilaku pada dirinya dan dapat mengganggu Komunikasi dapat meningkatkan harga fungsi kehidupannya mulai dari kognitif, diri dan promosi terhadap kontrol diri melalui motivasi, emosi dan perasan, tingkah laku, dukungan sosial terutama keluarga sebagai sampai fisik orang terdekat. Pola komunikasi fungsional seseorang. Perubahan ini merupakan indikator dapat menjadi indikator terlaksananya fungsi pada penurunan kondisi keluarga untuk mengantisipasi tekanan dan 4 Tingkat Depresi pada Lansia masalah yang harus dihadapi lansia pada kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun proses menua tersebut agar lansia tidak 2015 yaitu sebanyak 4.879 orang dan sampel mengalami depresi berat (Adinegara, 2014). yang diambil berjumlah 98 orang dengan Hasil studi pendahuluan kepada 10 orang lansia yang berkunjung di Puskesmas Pekauman Banjarmasin pada tanggal 12 teknik pengambilan sampel purposive sampling. Variabel independen komunikasi orang terikat dalam penelitian ini adalah tingkat (60%) mengatakan bahwa keluarga seringkali tidak mau mendengarkan pendapat lansia dan mereka sering merasa Metode analisis data dalam penelitian ini meliputi: mengatakan a. Analisis univariat keluarga selalu mendengarkan dan meminta pendapat dan mereka selama ini merasa bahagia. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Komunikasi Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin” variabel depresi. sedih sedangkan 4 orang lansia (40%) lainnya bahwa sedangkan pola Desember 2015 mendapatkan sebanyak 6 lansia keluarga adalah Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti. b. Analisis bivariat Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi BAHAN DAN METODE dengan menggunakan uji Spearman Rank Metode yang digunakan dalam penelitian dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau ini adalah survei analitik dengan pendekatan tingkat kepercayaan 95% . cross sectional. Populasi adalah seluruh lansia di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Berdasarkan data jumlah lansia di wilayah 5 Tingkat Depresi pada Lansia Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2016 HASIL 1. Analisis univariat No. Tingkat Depresi Tidak depresi Ringan Berat Total a. Pola komunikasi keluarga lansia di 1 wilayah kerja Puskesmas Pekauman 2 3 Banjarmasin Distribusi frekuensi Frekuensi (f) 15 Persentase (%) 15,3 83 0 98 84,7 0 100 pola Tabel 2 didapatkan bahwa lansia komunikasi keluarga lansia di wilayah di wilayah kerja Puskesmas Pekauman kerja Puskesmas Pekauman dapat Banjarmasin sebagian besar memiliki dilihat pada tabel berikut tingkat depresi ringan yaitu 83 orang Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pola Komunikasi Keluarga Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2016 No. 1 2 Pola Komunikasi Keluarga Fungsional Disfungsional Total Frekuensi (f) Persentase (%) 58 40 98 59,,2 40,8 100 (84,7%). b. Analisa bivariat Analisa hubungan pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi pada lansia Tabel 1 didapatkan bahwa lansia keluarga kerja Puskesmas tabel berikut. Banjarmasin sebagian besar memiliki komunikasi wilayah Pekauman Banjarmasin dapat dilihat pada di wilayah kerja Puskesmas Pekauman pola di Tabel 3 Hubungan Pola Komunikasi Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2016 yang fungsional yaitu 58 orang (59,2%). Tingkat Depresi b. Tingkat depresi di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Distribusi frekuensi tingkat depresi di wilayah kerja Puskesmas No . Pola Komunikasi Keluarga Jumlah Tidak depresi Ringan f % f % f % 1 Fungsional 15 25,9 43 74,1 58 100 2 Disfungsional 0 0 40 100 40 100 Jumlah 15 15,3 83 84,7 98 100 p value = 0,000 Correlation Coefficient = 0,353 Pekauman berikut. dapat dilihat pada tabel Tabel 3 menunjukkan bahwa lansia yang memiliki pola komunikasi keluarga 6 Tingkat Depresi pada Lansia fungsional sebagian besar mengalami depresi ringan yaitu 43 orang (74,1%) PEMBAHASAN 1. Pola komunikasi sedangkan lansia yang memiliki pola wilayah komunikasi disfungsional Banjarmasin seluruhnya mengalami depresi ringan yaitu Hasil keluarga 40 orang (100%). kerja keluarga lansia Puskesmas penelitian di Pekauman mendapatkan bahwa lansia di wilayah kerja Puskesmas Hasil uji statistik Spearman Rank Pekauman Banjarmasin sebagian besar didapatkan p = 0,000 maka p < α maka memiliki pola komunikasi keluarga yang dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan fungsional yaitu 58 orang (59,2). Ini Ha diterima artinya ada hubungan antara menunjukkan bahwa responden sebagian pola komunikasi keluarga dengan tingkat besar memiliki proses penyampaian pesan depresi pada lansia di wilayah kerja komunikasi Puskesmas Pekauman Banjarmasin. berjalan dengan baik. Komunikasi amat Nilai korelasi Spearman Rank berperan antar penting anggota dalam keluarga menjelaskan sebesar 0,353 menunjukkan bahwa arah segala sesuatunya, lansia akan mudah korelasi positif dengan kekuatan korelasi memahami yang sedang, dapat diartikan semakin sampaikan apabila pola komunikasi benar. fungsional pola komunikasi keluarga maka Salah satu faktor yang mendukung pola akan semakin rendah kecenderungan untuk komunikasi keluarga berfungsi dengan mengalami depresi. baik dalam penelitian ini adalah adanya makna pesan yang di budaya tiga generasi (orang tua, anak dan cucu) yang biasanya hidup dibawah satu atap bersama lanjut usia lebih memberikan peluang untuk dapat saling memberikan perhatian dan dapat saling memahami komunikasi yang terjalin. 7 Tingkat Depresi pada Lansia Komunikasi fungsional memiliki persentase lebih besar disfungsional. Komunikasi pola disfungsional pada lansia tersebut dapat komunikasi keluarga disfungsional adalah disebabkan karena penurunan fisik dan karena para lansia hidup bersama keluarga, psikologis lansia. Penurunan daya pikir dalam keseharian para lansia mendapatkan lansia yang dapat mengganggu dalam lawan bicara yang sesuai, sehingga terjadi proses suatu komunikasi yang selaras. Menurut merespon Friedman pada Lansia sering mengalami gangguan fisik keluarga yang sehat merupakan suatu yang menyebabkan lansia sulit berfokus proses yang sangat dinamis dan saling dalam pembicaraan misalnya fokus pada timbal balik. Pesan tidak hanya dikirim rasa sakit, haus, lapar, capek dan perasaan dan diterima. Sebagai contoh, setelah tidak enak lainnya. (2012) dari komunikasi komunikasi pengirim memulai suatu pesan, penerima pendengaran, pada mengingat pertanyaan dan keluarga. Hasil penelitian ini sama dengan pesan mungkin menampakkan ekspresi hasil penelitian yang wajah yang akan, melalui umpan balik Adinegara (2014) yang menyatakan bahwa negatif, pola mengubah pesan pengirim komunikasi dilakukan oleh keluarga Leyangan pengirim dapat mengubah kata-kata dalam Kabupaten Semarang yaitu dari 71 orang pesan lansia sebagian besar memiliki kategori pada saat sedang fungsional mempunyai kerangka acuan yang sama. (64,8%) dan Akan tetapi, sifat dinamis dari komunikasi komunikasi disfungsional sebanyak 25 fungsional membuat interaksi menjadi orang kompleks dan tidak dapat diramalkan. menggunakan lansia yang bersuku jawa, masih adanya data lansia yang memiliki sebanyak 46 Timur mengirimnya, sehingga penerima akan Hasil penelitian juga menunjukkan yaitu Ungaran Desa sebelum ia selesai bicara. Akibatnya, tersebut Kecamatan di lansia lansia yang memiliki pola (35,2%). Penelitian tersebut dimana karakter budaya jawa ialah sopan santun yang sudah terkenal sejak lamanya. 8 Tingkat Depresi pada Lansia 2. Tingkat depresi pada lansia di wilayah >70 tahun sebagian besar mulai kurang kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin mampu untuk merawat diri sendiri dan Hasil penelitian didapatkan bahwa lansia di wilayah kerja hubungan interpersonal yang kurang serta Puskesmas tidak mampu untuk melakukan suatu Pekauman Banjarmasin sebagian besar pekerjaan tertentu seperti menghadiri acara memiliki tingkat depresi ringan yaitu 83 keagamaan, orang (84,7%). Hasil penelitian tersebut puskesmas. Hal ini juga dipengaruhi oleh menunjukkan bahwa sebagian besar lansia perlakuan keluarga dalam merawat lansia, merasakan kesedihan karena sesuatu hal. dimana anggota keluarga lainnya sebagian Depresi ringan dapat disebabkan karena besar menghabiskan waktunya di luar masalah yang lansia alami baik kesehatan rumah. Sehingga sebagian besar lansia ataupun dalam kehidupan sehari-hari tidak pada kelompok umur tersebut kurang terlalu besar dan lansia tersebut sudah mendapat dapat beradaptasi dengan masalah atau menimbulkan perubahan-perubahan yang mereka alami. lansia tersebut. Hal ini sesuai dengan yang Depresi yang terjadi pada lansia memeriksakan perhatian terjadinya diri ke dan dapat depresi pada dikemukakan oleh Bhayu (2014) umur dapat berkaitan dengan umur. Menurut merupakan data lansia yang tidak mengalami depresi terjainya depresi. Semakin meningkatnya lebih banyak pada kelompok umur 60-70 usia maka risiko terjadinya depresi juga tahun. Lansia dengan kelompok usia 60-70 akan menjadi dua kali lipat karena pada tahun masa terlihat masih mampu untuk salah tersebut satu banyak faktor terjadi risiko suatu mengurus dirinya sendiri, serta masih perubahan pada diri seseorang. Perubahan mampu hubungan tersebut baik perubahan secara fisik, interpersonal dengan baik dan masih psikologis, ekonomi, sosial dan spiritual mampu untuk melakukan suatu pekerjaan yang tertentu. Sedangkan pada kelompok usia seorang lansia. untuk melakukan mempengaruhi kualitas hidup 9 Tingkat Depresi pada Lansia Hasil penelitian ini sama dengan keluarga dengan tingkat hasil penelitian yang dilakukan oleh depresi pada lansia di wilayah kerja Adinegara (2014) Puskesmas Pekauman Banjarmasin. bahwa lansia yang menyatakan Leyangan Hubungan pola komunikasi keluarga Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten dengan tingkat depresi pada lansia tersebut Semarang di mengalami menunjukkan kekuatan hubungn yang depresi ringan sebanyak 50 responden sedang, dapat diartikan semakin fungsional (70,4%). pola komunikasi keluarga maka akan sebagian Depresi merupakan 3. komunikasi Desa besar meskipun gangguan yang ringan dapat semakin rendah kecenderungan memadamkan semangat hidup. Ini sering mengalami disadari atau dikenali pada lansia dan keluaga yang fungsional menunjukkan mempunyai potensi untuk menghancurkan besarnya perhatian keluarga yang dapat kualitas hidup itu sendiri. mengurangi beban pikiran lansia sehingga Hubungan terhindar dari perasaan depresi. pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin depresi. Pola komunikasi komunikasi keluarga merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi Hasil penelitian didapatkan bahwa Pola untuk tingkat depresi lansia, karena semua hal yang menjadi penyebab lansia yang memiliki pola komunikasi lansia keluarga besar didiskusikan bersama oleh keluarga dan mengalami depresi ringan yaitu 43 orang lansia melalui komunikasi dalam keluarga. (74,1%) sedangkan lansia yang memiliki Lanjut pola komunikasi keluarga disfungsional komunikasi dalam keluarga, karena adanya seluruhnya mengalami depresi ringan yaitu komunikasi mempunyai arti sebagai suatu 40 interaksi. fungsional orang (100%). sebagian Uji statistik menunjukkan ada hubungan antara pola mengalami usia depresi senantiasa Pada lanjut dapat membutuhkan usia banyak persoalan hidup yang dihadapi oleh lansia 10 Tingkat Depresi pada Lansia seperti masalah ekonomi dan masalah Dukungan keluarga berupa komunikasi kesehatan. Kondisi tersebut dapat memicu dapat menjadi sistem pendukung dalam terjadinya menghadapi depresi Membicarakan pada yang depresi. Penerapan pola dialami komunikasi yang baik akan memberikan lansia dengan keluarga bisa mengurangi kontribusi baik antara keluarga dan lansia beban yang dirasakan responden. dalam menyelesaikan masalah serta lebih Lansia masalah lansia. seringkali mengalami sulit mengalami depresi. masalah kesehatan. Pola komunikasi pada Hasil penelitian ini sama dengan keluarga membantu dalam menentukan hasil penelitian yang dilakukan oleh arah tindakan apa saja yang bertujuan Adinegara membantu bahwa Proses dalam komunikasi persiapan yang depresi pada lansia di Desa Leyangan matang sehingga di harapkan terjadinya Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten suatu pola komunikasi yang baik dalam Semarang dengan nilai p = 0,003 < α 0,05. keluarga memerlukan hubungan mendapatkan status responden. ada yang perbaikan kesehatan proses (2014) keluarga antara dengan pola tingkat keluarga. Penerapan pola komunikasi yang UCAPAN TERIMA KASIH baik akan memberikan kontribusi yang Saya sangat berterima kasih kepada baik antara keluarga dan lansia dalam STIKES Sari Mulia Banjarmasin yang telah menyelesaikan masalah, yang selanjutnya memberikan saya surat izin untuk melakukan akan memberikan peningkatan penelitian, dan ucapan terima kasih kepada keharmonisan dalam keluarga. Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang telah Banyaknya masalah (stresor) yang memberikan dialami lansia mengakibatkan izin serta tempat untuk lansia melakukan penelitian. mengalami gejala depresi. Adanya keluarga di sekitar lansia seharusnya dapat DAFTAR PUSTAKA memberi dukungan pertama pada lansia. Badan Pusat Statistik Banjarmasin. 2014. Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan 11 Tingkat Depresi pada Lansia Selatan dan Kota Banjarmasin [Internet]. tersedia dalam http://banjarmasinkota.bps.go.id. [diakses tanggal 21 November 2015] Cepiring Kabupaten Kendal (Internet). tersedia dalam <http://digilib.unimus.ac.id>. [diakses tanggal 21 November 2015] Djaali, N. A. 2013. A Systematic Review: Group Counselling for Older Peoplewith Depression [Internet]. tersedia dalam http://educ.utm.my/tr/wpcontent/uploads/2013/11/63.pdf. [diakses tanggal 21 November 2015] Nurullah, F. A. 2014. Hubungan Olahraga Rutin dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Kecamatan Coblong Kota Bandung [Internet]. tersedia dalam: http://karyailmiah.unisba.ac.id. (diakses tanggal 03 Februari 2016) Friedman,M.M. 2012. Buku Ajar Keperawatan : Riset, Teori, & Praktik. Ed : 5. Jakarta:EGC. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan [Internet]. tersedia dalam http://www.depkes.go.id/. [diakses tanggal 21 November 2015] Suardiman, S. P. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wardhana, H. 2014. Mereka Lansia, Mereka Berdaya [Internet]. tersedia dalam http://www.kompasiana.com/. [diakses tanggal 21 November 2015] Khoiriyah, N. 2011. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Lansia Berkunjung ke Posyandu Lansia di RW II Kelurahan Margorejo Kecamatan. 12