Seminar Sanata Dharma Berbagi: Educating Young Minds in Multicultural Contexts USD | 09 August 2017 | 17:06 WIB Sebagai Institusi Pendidikan, Universitas Sanata Dharma (USD) sebagai salah satu wadah pembentuk generasi muda di Indonesia, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bekerja sama dengan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) memberikan apresiasi bagi para pendidik dalam memperdalam ilmunya di bidang yang diminati. Salah satu bentuk apresiasi kepada para Dosen FKIP yang diberikan oleh Universitas Sanata Dharma yaitu dengan diadakannya Seminar Sanata Dharma Berbagi dengan tema “Educating Young Minds in Multicultural Contexts”. Acara yang diselenggarakan di Kampus 2 USD Mrican pada hari Selasa (8/8) ini disambut baik oleh civitas USD, baik dari jajaran Rektorat, para dosen FKIP, sekolah-sekolah yang bekerja sama dalam penerjunan PPL mahasiswa FKIP, dan mahasiswa USD. Rektor USD Drs. Johanes Eka Priyatama, M. Sc., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah usaha untuk mentradisikan perbincangan akademik sekaligus sebagai wadah untuk mempromosikan Dosen Universitas Sanata Dharma yang baru saja mendapatkan gelar doktornya. Pembicara Seminar Sanata Dharma Berbagi kali ini adalah Dosen dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yaitu Yohana Veniranda, M. Hum., Ph.D. yang memiliki disertasi berjudul “Perfective Aspect and Negotion in Pontianak Teochew” dan Markus Budiraharjo, M.Ed., Ed.D. dengan judul disertasi “A Phenomenological Study of Indonesian Cohor Groups’s Transformative Learning”. Dalam kesempatan ini, kedua pembicara berbagi kisahnya bersama seluruh peserta yang hadir mengenai pengalaman, perjuangan, dan pergulatan yang dihadapi dalam proses penulisan disertasi. Pembicara pertama Yohana Veniranda, M.Hum.,Ph.D. memberikan penjelasan tentang disertasinya tentang bahasa teochew di Pontianak, tempat beliau lahir dan dibesarkan. Berdasarkan hasil penelitiannya, dapat disimpulkan dan dimaknai dalam kehidupan sehari-hari yaitu sikap pada keterbukaan terhadap sesuatu dan sikap reflektif dapat mengubah cara berpikir seseorang terkhusus pada pendidik. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembicara kedua Markus Budiraharjo, M.Ed., Ed.D. yang menekankan bahwa segala sesuatu tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang paling benar. Sehingga belajar bukanlah tentang hasil tetapi tentang kisahnya. Setelah semua narasumber memberikan paparannya, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para peserta yang hadir dengan antusias mengutarakan pertanyaan dan tanggapannya mengenai tema dari 1/2 disertasi kedua narasumber. (PTK & MS) 2/2