BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran STAD untuk meningkatkan ketrampilan siswa membuat spektrum cahaya di kelas V SDN 28 Kota Selatan dilaksanakan dalam 2 siklus. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari jumat 4 Mei 2012, sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari kamis, 24 Mei 2012. Dengan alokasi waktu masing-masing siklus 2 jam pelajaran (2x35 menit). Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar sebanyak 20 orang. 4.1.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I Dalam siklus 1 kegiatan yang dilakukan meliputi 4 tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi dimana masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan Siklus 1 Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Menyiapkan skenario pembelajaran dan bahan ajar terkait mata IPA khususnya materi spektrum cahaya b. Menyiapkan materi pelajaran serta media yang akan digunakan c. Menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa serta test unjuk kerja 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Membangkitkan motivasi belajar siswa b. Memberi petunjuk tentang cara pembuatan spektrum cahaya. c. Siswa mengulangi instruksi yang dilihat maupun yang didengar dari guru d. Memberikan stimulus dan penguatan kepada siswa e. Menggalakkan latihan yang serasi. 3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pengamatan dilakukan oleh guru mitra terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan ketrampilan siswa dalam pembuatan spektrum cahaya. Adapun format pengamatan kegiatan belajar mengajar mencakup 24 aspek, baik dari pra pembelajaran sampai dengan penutup. Lembar pengamatan tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan atau kompetensi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran untuk jelasnya terlihat pada lampiran 5 Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus I pada table di atas, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 17 aspek dengan presentase 71% sedangkan criteria cukup 7 aspek dengan presentase 29%, yang kesemuanya itu adalah aspek yang berhubungan dengan kompetensi guru, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan pada siklus II b. Hasil Belajar Siswa Aspek ketrampilan siswa yang harus dicapai berupa ketrampilan siswa membuat spektrum cahaya pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 28 Kota Selatan. Pada siklus I peneliti memperoleh data kemampuan belajar siswa yang masih berbeda-beda. Untuk melihat hasil yang diperoleh pada siklus I, maka peneliti bersama guru mitra beserta seorang pengamat telah menganalisis hasil belajar siswa berupa kemampuan membuat spektrum cahaya yang dilaksanakan melalui tes unjuk kerja. Kemampuan peningkatan ketrampilan tersebut dites melalui kelompok siswa yang sudah dibentuk oleh guru dengan aspek penilaian : pengetahuan, praktek dan sikap. Analisis tentang hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1 : Hasil Belajar Post Test Siswa Siklus I Ketercapaian Kelompok 1 Nama Siswa Nilai Ya Tidak Alvian abdul ismail 67 √ - Andryanto dwi putra 78 √ - Anisa wulandari thalib 78 √ - Anatasya a. Putri 67 √ - Adriyansyah masloman 67 √ - 2 3 4 Migel salea 44 - √ Nurain abdul 44 - √ Sriayu wahyu ningsi 78 √ - Noor fadli 56 - √ Riskiyanto 56 - √ Ismail mantologi 78 √ - Moh. Ihlasul Amal 67 √ - Sri nadia okt suleman 78 √ - Nurul baiti usman 67 √ - Magfira husain 56 - √ Purnomo masloman 44 - √ Syaripudin puluhulwa 56 - √ Riski nur 44 - √ Vera daud 56 - √ Sri rahmawati moha 56 - √ Rata-rata kelas 1225 10 10 Persentase 61,25% 50% 50% Berdasarkan indikator keberhasilan yang harus dicapai berupa peningkatan ketrampilan membuat spektrum cahaya dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65 pada pembelajaran IPA sebesar 50% (10 orang) dari jumlah siswa 20 orang. Maka pada tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat 10 siswa yang tuntas belajar atau sebesar 50%. Sedangkan 10 siswa (50%) yang belum tuntas masih memerlukan tindakan siklus yang kedua karena rata-rata nilai yang diperoleh dibawah dari 65 dengan skala penilaian 100 (dibawah KKM) dengan daya serap rata-rata 61,25% 4. Refleksi Berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan bersama guru mitra dan seorang pengamat menunjukkan belum tercapainnya ketuntasan belajar siswa. Hal ini disebabkan oleh masih terdapatnya 7 aspek kegiatan belajar mengajar yang masih termasuk kriteria cukup, sehingga masih perlu dilakukan perbaikan, hal ini terlihat dari lembar observasi pengamatan kegiatan belajar mengajar yang menyangkut kompetensi guru berupa kurangnya pemantauan kemajuan belajar siswa. Sementara itu hasil belajar siswa berupa peningkatan ketrampilan pembuatan spektrum cahaya belum mencapai target yang diharapkan, hal ini disebabkan terdapatnya terdapatnya siswa yang belum menguasai aspek ketrampilan dalam praktek. Perbandingan capaian hasil belajar siswa belum dikenai tindakan dan setelah dikenai tindakan pada siklus I dapat terlihat pada tabel dibawah ini, Tabel 2 : Perbandingan Capaian Hasil Belajar Siswa Siklus I KKM Terendah Tertinggi Rata – rata Sebelum dikenai tindakan 65 40 68 58,65% Siklus I 65 44 78 61,25% Uraian Kegiatan 4.1.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Berikut adalah tahapan pelakaksanaan kegiatan siklus II. 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : a. Menyiapkan skenario pembelajaran dan bahan ajar terkait mata pelajaran IPA khususnya spektrum cahaya b. Menyiapkan materi terkait mata pelajaran IPA khususnya spektrum cahaya c. Menyiapkan soal pre test dan post test siklus 2 d. Menyiapkan topik diskusi terkait mata pelajaran IPA khususnya materi spektrum cahaya e. Menyiapkan lembar observasi mengenai ketepatan peneliti dalam menerapkan rencana pembelajaran pada siklus 2 f. Menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 2 g. Menyiapkan lembar observasi catatan lapangan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus 2 h. Menyiapkan angket respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD i. Menyiapkan kamera untuk dokumentasi j. Melakukan koordinasi dengan guru mitra 2. Tahap Pelaksanaan Siklus 2 Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24 Mei 2012 (07.00-08.30 WITA). Pokok bahasan dalam tindakan siklus 2 ini adalah spektrum cahaya. Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir. Pada tahap awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu kegiatan rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresensi siswa). Sebelum menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar, peneliti mengingatkan kembali pokok bahasan yang telah dibahas sebelumnya yaitu pokok bahasan mengenai spektrum cahaya secara umum. Kemudian dilanjutkan dengan mengingatkan kembali aturan main dalam pembelajaran kooperatif metode STAD. Sebelum memulai pelajaran peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar dalam pokok bahasan spektrum cahaya. Peneliti memberikan soal pre test berupa 2 buah soal essay yang harus di kerjakan peserta didik. Berbeda dari siklus 1, pada siklus 2 ini para siswa mulai mengerjakan soal secara individu dan tidak ada lagi kecurangan. Setelah dianalisis hasilnya dapat dilihat pada tabel 4, sebagai berikut Tabel 3. Hasil Pre-Test Siswa pada Siklus 2 Ketercapaian Kelompok 1 2 Nama Siswa Nilai Ya Tidak Alvian abdul ismail 78 √ - Andryanto dwi putra 89 √ - Anisa wulandari thalib 89 √ - Anatasya a. Putri 78 √ - Adriyansyah masloman 78 √ - Migel salea 44 - √ Nurain abdul 44 - √ 3 4 Sriayu wahyu ningsi 78 √ - Noor fadli 56 - √ Riskiyanto 56 - √ Ismail mantologi 89 √ - Moh. Ihlasul Amal 67 √ - Sri nadia okt suleman 78 √ - Nurul baiti usman 78 √ - Magfira husain 56 - √ Purnomo masloman 56 - √ Syaripudin puluhulwa 56 - √ Riski nur 56 - √ Vera daud 68 √ - Sri rahmawati mohu 56 - √ Rata-rata kelas 1362 11 9 Persentase 68.10% 55% 45% \ Dari perolehan nilai pre test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 68,10 Diperoleh nilai terendah adalah 44 dan nilai tertinggi adalah 89. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 55% (11 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 45 % (9 siswa). Setelah selesai para siswa disuruh duduk berkelompok, berbeda dengan siklus sebelumnya dimana siswa dipersilahkan untuk menentukan sendiri anggota kelompoknya, maka pada siklus 2 ini siswa dibagi ke dalam kelompok secara heterogen, kemudian masing-masing kelompok diberi tugas untuk didiskusikan. Sementara diskusi sedang berlangsung peneliti berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memantau dan memberikan bimbingan bagi kelompok yang merasa kesulitan. Setelah dirasa cukup siap peneliti membagikan soal post test untuk siklus 2, dalam mengerjakan soal tes tersebut siswa terlihat tertib dan tidak ada siswa yang melakukan kecurangan lagi, dan siswa membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat untuk mengerjakan soal - soal tersebut. Setelah dianalisis hasil post test pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 4 : Hasil Post Test Siswa pada Siklus 2 Ketercapaian Kelompok 1 2 3 Nama Siswa Ya Tidak Alvian abdul ismail 78 √ - Andryanto dwi putra 89 √ - Sri nadia okt suleman 78 √ - Nurul baiti usman 78 √ - Adriyansyah masloman 78 √ - Migel salea 56 - √ Nurain abdul 56 - √ Vera daud 68 √ - Sri rahmawati mohu 78 √ - Riskiyanto 67 √ - Ismail mantologi 89 √ - Moh. Ihlasul Amal 67 √ - Sriayu wahyu ningsi 78 √ - Noor fadli 67 √ - 78 √ - 78 √ - Magfira husain 4 Nilai Purnomo masloman Syaripudin puluhulwa 67 √ - Riski nur 78 √ - Anisa wulandari thalib 89 √ - Anatasya a. Putri 78 √ - Jumlah 1495 18 2 Persentase 74,75% 90 % 10 % Rata-rata kelas Dari perolehan nilai post test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 74,75%. diperoleh nilai terendah adalah 56 dan nilai tertinggi adalah 89. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 90 % (18 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 10% (2 siswa). Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata post test siswa pada tindakan siklus 1, maka nilai rata-rata post test tindakan siklus 2 ini mengalami peningkatan. 3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra selama kegiatan pembelajaran berlangsung, terlihat siswa senang dengan pembelajaran dengan diskusi dalam kelompok. Dalam diskusi siklus 2 ini masing-masing anggota kelompok berani memberikan pendapat dan anggota-anggota lain tidak menganggap remeh pendapat dari anggota lain. Dalam pengerjaan soalsoal pre test dan post test siswa terlihat lebih tertib. Hasil observasi guru mitra meliputi aktivitas peneliti dan aktivitas siswa dalam pembelajaran diuraikan sebagai berikut. a. Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam pembelajaran. Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase, adapun setiap munculnya deskriptor (penilaian “ya”) mendapatkan skor 1, sedangkan untuk penilaian “tidak” (tidak munculnya deskriptor) mendapat skor 0. Skor yang muncul terhadap masing masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor, kemudian dihitung nilai rata-rata. Observasi kedua pengamat terhadap aktivitas peneliti dalam pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 6. Hasil data observasi guru mitra jumlah aspek yang diperoleh adalah 24 aspek. Hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan hasil observasi guru mitra maka taraf keberhasilan kegiatan siswa termasuk dalam kategori A. Berbeda dengan siklus 1 yang hanya memperoleh persentase dengan nilai rata-rata 71 % dengan kategori B. b. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Hasil observasi aktivitas siswa tetap dianalisis menggunakan analisis persentase dan kriteria keberhasilan tindakan yang sama dengan analisis dan kriteria keberhasilan untuk kegiatan. Tabel 5 : Hasil Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Guru Mitra No Tahap Indikator Ya 1 Awal 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka. 2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru. 3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari. 4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai. 5. Mengerjakan pre test √ 6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif metode Student Teams Achievement Divisions √ √ √ √ √ Tidak 2 3 Inti Akhir 7. Membentuk kelompok √ 8. Siswa menerima topik diskusi. √ 9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut dengan benar. 10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. √ 11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari temannya. 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas. 13. Mengerjakan post test √ 14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru tentang apa yang telah dipelajari 15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka √ √ √ √ √ Hasil data observasi guru mitra memenuhi semua aspek, hal ini dapat dikatakan keberhasilan kegiatan siswa termasuk dalam kategori A. Berbeda dengan siklus 1 yang hanya masuk dalam kategori B. 4. Tahap Refleksi Siklus 2 Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah tindakan pada siklus 2 sudah berhasil apa belum. Berdasarkan analisis data pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas peneliti dalam ketepatan menerapkan rencana pembelajaran menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori A dan aktivitas siswa dalam pembelajaran juga menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori A. Pada siklus 2 siswa yang sebelumnya malu mengemukakan pendapat pada siklus 1 sudah berani mengemukakan pendapatnya. Berdasarkan hasil post test diketahui umumnya siswa menjawab dengan benar. Dan hasil tes akhir siklus 2 diperoleh bahwa nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu sebesar 90% jika dibandingkan dengan post test siklus 1 yaitu sebesar 50%. Dalam tindakan siklus 2 peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa keaktifan siswa sangat baik dibandingkan dengan siklus 1, banyak siswa yang berani bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti, siswa yang dulu tidak berani berkomunikasi di depan kelas kini mereka sudah berani. Dapat dikatakan penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Presentase capaian jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan minimal 65 meningkat dari 50 % menjadi 90 % dari jumlah siswa sebanyak 20 orang. Berikut ini merupakan tabel perbandingan capaian hasil belajar siswa pada siklus 1 dan 2 Tabel 6. Perbandingan Capaian Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Uraian Kegiatan KKM Terendah Tertinggi Rata – rata Sebelum dikenai tindakan 65 40 68 58,65% Siklus I 65 44 78 61,25% Siklus 2 65 56 89 74,75% Dari data – data pada siklus 1 dan siklus 2 khususnya nilai siswa apabila data nilai siswa tersebut ditampilkan dengan grafik, akan terlihat sebagai berikut: Grafik I : Nilai Siswa 5. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Metode STAD Peneliti menyebar angket kepada 20 siswa pada saat jam pelajaran yang kosong. Penyebaran angket respons siswa ini dilakukan untuk mengetahui respons siswa sebagai subyek penelitian terhadap pembelajaran kooperatif metode STAD. Hasil respons siswa terhadap pembelajaran dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini: Tabel 7 : Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran STAD No Sifat Pernyataan Pertanyaan SS S TS STS Jumlah 1 Positif 12 8 0 0 20 2 Positif 10 10 0 0 20 3 Positif 9 11 0 0 20 4 Positif 15 5 0 0 20 5 Positif 13 7 0 0 20 Keterangan : SS = Sangat Setuju diberi skor 4 S TS STS = Setuju diberi skor 3 = Tidak Setuju diberi skor 2 = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 Dimana respons tersebut dihitung dengan rumus sebagai berikut : Skor total masing-masing pernyataan dibagi banyaknya siswa yang mengisi angket dan hasilnya disebut skor rata-rata. Untuk menentukan respons siswa digunakan kriteria sebagai berikut. Kriteria Respons : 3 ≤ skor rata-rata < 4 = sangat positif 2 ≤ skor rata-rata < 3 = positif 1 ≤ skor rata-rata < 2 = negatif 0 ≤ skor rata-rata < 1 = sangat negatif Berdasarkan tabel 8 diperoleh hasil respons siswa terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran kooperatif metode STAD, maka dapat di deskripsikan sebagai berikut : 1. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dalam pembelajaran ini karena dapat meningkatkan rasa saling percaya sesama teman. 2. Menurut kriteria, respons siswa sangat positif artinya siswa mau menerima ide dan pendapat dari orang lain 3. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pendapat dengan baik. 4. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan pembelajaran ini karena akan melatih siswa untuk berbagi pengetahuan dengan teman yang lain. 5. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan pembelajaran ini karena setiap anggota dalam kelompok harus dapat menguasai materi yang didiskusikan 4.2 Pembahasan 4.2.1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SDN 28Kota Selatan Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif metode STAD, dimana pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir aktif dan kreatif dalam memecahkan suatu masalah. Pada pembelajaran kooperatif metode STAD siswa dikelompokkan secara heterogen menurut prestasinya menjadi beberapa kelompok, dimana dalam satu kelompok hanya terdiri dari 5 orang siswa, dengan tujuan agar semua siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga timbul interaksi antar sesama siswa yang saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD dalam mata pelajaran IPA di SDN 28 kota selatan sesuai dengan tata cara penerapan pembelajarannya dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Pembahasan Materi pada Mata Pelajaran IPA Pembahasan materi mata pelajaran IPA dilakukan setelah tahap awal pelaksanaan pembelajaran diselesaikan. Pembahasan materi bertujuan agar siswa kelas V mempunyai gambaran yang jelas tentang materi yang akan didiskusika.. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi”. Sehingga mereka dapat berdiskusi dengan acuan yang telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya. 2. Pembentukan Kelompok Pembentukan kelompok siswa kelas V dalam pembelajaran ini diusahakan seheterogen mungkin baik didasarkan pada jenis kelamin, nilai atau prestasi yang ditunjukkan pada mata pelajaran IPA. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan perempuan. 3. Pembagian Lembar Kerja Siswa (Topik Diskusi) Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut. Pembagian Lembar Kerja Siswa atau topik diskusi mata pelajaran IPA ini dilakukan setelah peneliti menjelaskan kompetensi yang akan dipelajari dan menerangkan materi secara garis besar, serta siswa kelas V sudah duduk berkelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang telah ditentukan oleh peneliti. 4. Diskusi Kelompok Dalam pengerjaan topik diskusi mata pelajaran IPA yang telah diberikan peneliti, siswa kelas V harus mengerjakan dengan diskusi kelompok. Mereka harus saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar anggota kelompoknya, berbagi dan menyimpulkan informasi serta saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan peran peneliti hanya sebagai fasilitator dimana peneliti akan membantu siswa jika mereka benar – benar membutuhkan bantuan. 5. Pembahasan Hasil Diskusi Pembahasan hasil diskusi ini, peneliti menunjuk perwakilan dari tiap kelompok untuk membacakan hasil dari diskusi kelompok mereka dan kelompok lain mendengarkan, memberikan tanggapan, maupun memberikan sanggahan. Di akhir diskusi peneliti juga menunjuk salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dibahas saat itu, kemudian peneliti mengakhiri pembelajaran dengan penarikan kesimpulan bersama yang dilakukan dalam kedua siklus tersebut. 6. Tes Tes untuk siswa kelas V ini dibagi menjadi dua yaitu pre test pada awal pembelajaran, hal ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pelaksanaan tindakan pembelajaran dan untuk membandingkan kemampuan siswa sebelum dan sesudah pemberian tindakan, dan post test pada akhir pembelajaran, dalam mengerjakan tes ini diwajibkan untuk mengerjakan secara individual. Jenis dan item pertanyaan untuk masingmasing tes tersebut adalah sama. 4.2.2 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 28 Kota Selatan pada Mata Pelajaran IPA Hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif metode STAD telah menunjukkan suatu perbedaan dari hasil perolehan pre test atau kemampuan awalnya dan hasil post test atau kemampuan akhirnya, dimana pada hasil perolehan nilai post test siswa lebih tinggi dari pada perolehan nilai pre test nya. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPA khususnya peningkatan kemampuan dalam membuat spektrum cahaya siswa kelas V SDN 28 kota selatan melalui metode pembelajaran STAD telah meninjukkan hasil yang memuaskan. Setelah dilakukan analisis terhadap data hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar dan kemampuan belajar siswa pada siklus 1 diperoleh data sebagai berikut : 1. Siswa yang memperoleh nilai diatas 65 sebanyak 10 siswa dengan presentase sebesar 50 % dari jumlah siswa sebanyak 20 siswa. 2. Hasil balik pengamatan guru mitra dalam kegiatan belajar mengajar mencapai kriteria baik sebesar 71 %. 3. Daya serap siswa 61,25 %, berdasarkan data tersebut menunjukkan siswa yang memperoleh nilai dibawah 65 sebanyak 10 siswa dengan presentase 50 % dari jumlah siswa, hal ini menunjukkan bahwa presentase capaian belum memenuhi target berdasarkan indikator kerja sebesar 85 % dari jumlah siswa sebanyak 20 orang yang mencapai nilai KKM sebesar 65 dengan skala penilaian 100. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti telah menempuh langkah-langkah berikut ini : 1. Peneliti memvariasikan materi yang ditampilkan melalui metode pembelajaran STAD 2. Peneliti lebih memfokuskan pada jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa untuk diperbaiki. 3. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif. 4. Mengoptimalkan proses belajar mengajar dengan memperhatikan komponen-komponen kegiatan belajar yang masih memerlukan perhatian. Langkah-langkah ini diupayakan semaksimal mungkin agar dapat mengatasi kendala atau kelemahan-kelemahan pada siklus berikutnya. Pada siklus 2 hasil dari penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya perubahan, baik dari informasi balikan yang dipantau guru mitra hasil dalam pengajaran serta ketrampilan siswa membuat spektrum cahaya yang diuji melalui tes unjuk kerja. Hal ini terlihat pada data berikut : 1. Siswa yang memperoleh nilai diatas 65 sebanyak 18 orang siswa dengan presentase sebesar 90 % dari jumlah siswa sebanyak 20 orang. 2. Siswa yang memperoleh nilai dibawah 65 sebanyak 2 orang. 3. Hasil balik pengamatan guru mitra dalam kegiatan belajar mengajar mencapai kriteria memuaskan sebesar 100 % 4. Daya serap siswa 74,75 % Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengalami peningkatan kemampuan belajar pada siklus 2 sebesar 40 % dari 50% pada siklus 1 menjadi 90% pada siklus 2, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai target sebesar 10 %. Kemampuan belajar siswa melebihi target indikator kerja sebesar 85 % dari jumlah siswa sebanyak 20 orang dengan rata-rata KKM diatas.