Perkiraan Tanggal Efektif Perkiraan Masa Penawaran Perkiraan Tanggal Penjatahan Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik Perkiraan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Perkiraan Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia : : : : : : 25 Februari 2010 2 dan 3 Maret 2010 4 Maret 2010 5 Maret 2010 5 Maret 2010 8 Maret 2010 BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PERSEROAN DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. PENCATATAN ATAS EFEK YANG DITAWARKAN INI AKAN DILAKUKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA (“BEI”) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk. Kegiatan Usaha Investasi dan jasa penunjang telekomunikasi Berkedudukan di Kudus, Indonesia Kantor Pusat: Jl. Jend. A. Yani No. 19A Kudus, Indonesia Tel. (62-291) 431691 Fax. (62-291) 431718 Kantor Korespondensi Artha Graha Building, Lt 16 Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190 Tel. (62-21) 5151215 Fax. (62-21) 51400990 PENAWARAN UMUM Sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari sejumlah 40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) yang merupakan Saham Baru dan sejumlah 72.000.000 (tujuh puluh dua juta) yang merupakan Saham Divestasi dari pemegang saham PT Tricipta Mandhala Gumilang (“TMG”) sejumlah 36.720.000 (tiga puluh enam juta tujuh ratus dua puluh ribu) saham dan PT Caturguwiratna Sumapala (“Catur”) sejumlah 35.280.000 (tiga puluh lima juta dua ratus delapan puluh ribu) saham. Keseluruhan saham tersebut di atas ditawarkan dengan Harga Penawaran sebesar Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Total Penawaran Umum adalah sebesar Rp117.844.125.000 (seratus tujuh belas miliar delapan ratus empat puluh empat juta seratus dua puluh lima ribu Rupiah). PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK / PENJAMIN EMISI EFEK PT DINAMIKA USAHAJAYA (terafiliasi) PENJAMIN EMISI EFEK PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, PT Danatama Makmur, PT Erdikha Elit Sekuritas, PT Minna Padi Investama Penjamin Emisi Efek menjamin secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment) terhadap Penawaran Saham Perseroan. MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI RELATIF TERBATAS, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM TERSEBUT MENJADI KURANG LIKUID. RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH BAHWA KELANGSUNGAN USAHA PERSEROAN SANGAT BERGANTUNG KEPADA KEGIATAN OPERASIONAL ANAK PERUSAHAAN. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI DALAM BENTUK SURAT KOLEKTIF SAHAM, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA. Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2010 PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”) telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum ini kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan di Jakarta dengan Surat No. 016/CS-BAPEPAM/SMN/XI/09 pada tanggal 17 Desember 2009, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3608 (selanjutnya disebut sebagai “UU Pasar Modal”) dan peraturan pelaksanaannya. Saham-saham yang ditawarkan ini direncanakan akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang dibuat antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 16 Desember 2009 dengan memperhatikan terpenuhinya persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI, yang diantaranya jumlah pemegang saham baik perorangan maupun lembaga sekurang-kurangnya 500 (lima ratus) pihak dan masing-masing pemegang saham memiliki sekurangkurangnya 1 (satu) satuan perdagangan. Apabila Perseroan tidak dapat memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI, maka Penawaran Umum akan dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima akan dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan UU Pasar Modal. Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data dan kejujuran pendapat serta keterangan atau laporan yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta kode etik, norma dan standar profesinya masing-masing. Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap Pihak Terafiliasi dilarang memberikan keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai hal-hal yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini tanpa sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. PT Dinamika Usahajaya selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek menyatakan terafiliasi secara langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan, dimana bentuk hubungannya adalah sebagai berikut : - Martin Basuki Hartono yang merupakan pemegang saham Tricipta Mandhala Gumilang (“TMG”) menjabat sebagai Komisaris TMG,Komisaris Utama Perseroan, dan Komisaris Utama PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”) juga menjabat sebagai Komisaris pada PT Kumparan Kencana Elektrindo (“KKE”) dimana KKE merupakan pemegang saham PT Dinamika Usahajaya; dan - Victor Rachmat Hartono yang merupakan pemegang saham pada TMG menjabat sebagai Direktur TMG juga menjabat sebagai Komisaris pada KKE dimana KKE merupakan pemegang saham PT Dinamika Usahajaya. Para Penjamin Emisi Efek lainnya, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini, seluruhnya dengan tegas menyatakan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam UU Pasar Modal. Penawaran Umum ini tidak didaftarkan berdasarkan undang-undang atau peraturan lain selain yang berlaku di Indonesia. Barang siapa di luar wilayah Indonesia menerima Prospektus ini, maka Prospektus ini tidak dimaksudkan sebagai dokumen penawaran untuk membeli saham ini, kecuali bila penawaran maupun pembelian saham tersebut tidak bertentangan atau bukan merupakan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara atau yuridiksi di luar wilayah Indonesia tersebut. Perseroan telah mengungkapkan semua informasi yang wajib diketahui oleh masyarakat dan tidak terdapat lagi informasi material yang belum diungkapkan sehingga tidak menyesatkan publik. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... i DEFINISI .......................................................................................................................................... ii RINGKASAN ......................................................................................................................................... ix BAB I. PENAWARAN UMUM ........................................................................................................ 1 BAB II. RENCANA PENGGUNAAN DANA .................................................................................... 4 BAB III. PERNYATAAN HUTANG ................................................................................................... 5 BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN .................................................... 13 BAB V. RISIKO TERKAIT KEGIATAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN TERKAIT KEPADA INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN ....................................................... 27 BAB VI. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN PUBLIK .......................................................................................................... 39 BAB VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN ......................... A. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN .......................................................................... B. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN ..................................... C. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM ....................................................................................................... D. KETERANGAN SINGKAT TENTANG ANAK PERUSAHAAN .................................. E. PENGAWASAN DAN PENGURUSAN PERSEROAN ............................................. F. SUMBER DAYA MANUSIA ....................................................................................... G. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ..................... H. STRUKTUR KEPEMILIKAN ..................................................................................... I. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA ................................................ I. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA ....... J. ASET YANG DIMILIKI OLEH PERSEROAN ............................................................ K. PERKARA HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN .............................................................................................. L. IJIN-IJIN YANG DIMILIKI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN .......... 40 40 40 42 45 52 57 59 59 59 80 81 82 83 BAB VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN .......... 84 BAB IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING ........................................................................ 97 BAB X. EKUITAS .......................................................................................................................... 99 BAB XI. KEBIJAKAN DIVIDEN ................................................................................................... 101 BAB XII. PERPAJAKAN ............................................................................................................... 102 BAB XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK .......................................................................................... 105 BAB XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL .......................................... 107 BAB XV. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM .................................................. 109 BAB XVI. ANGGARAN DASAR PERSEROAN .............................................................................. 116 BAB XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM ................................................................................... 142 BAB XVIII. LAPORAN AKUNTAN PUBLIK DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN .............. 143 BAB XIX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM .......................................................................................................................... 144 i PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DEFINISI Kecuali ditentukan lain dalam Prospektus, istilah-istilah yang tercantum di bawah ini mempunyai arti sebagai berikut: 3G berarti teknologi telekomunikasi bergerak generasi ketiga yang bisa memberikan kecepatan akses sebesar 144 kbps untuk kondisi bergerak cepat (mobile), atau 384 kbps untuk kondisi berjalan (pedestrian), atau 2 Mbps untuk kondisi diam di suatu tempat. 3.5 G berarti sebuah protokol telekomunikasi bergerak yang memberikan jalur evolusi untuk jaringan 3G dan dapat memberikan kapasitas data yang lebih besar, yaitu sampai dengan 14,4 Mbps dari jaringan ke arah perangkat pelanggan. Afiliasi berarti Pihak-pihak yang sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya, yaitu: a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak tersebut; c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota direksi atau komisaris yang sama; d. hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. Agen Penjualan berarti Pihak yang menjual Saham dalam suatu Penawaran Umum tanpa perjanjian dengan perseroan dan tanpa kewajiban untuk membeli Saham sebagaimana disebutkan dalam Prospektus yang merupakan lembaga dan agen penjualan yang sah dari siapa Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh Masyarakat. Anak Perusahaan berarti perusahaan yang 50% atau lebih sahamnya dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh Perseroan dan laporan keuangan perusahaan tersebut dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perseroan, dalam hal ini adalah Protelindo. Axis berarti PT Natrindo Telepon Selular yang berkedudukan di Jakarta. BAE berarti Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan, yang dalam hal ini adalah PT Blue Chip Mulia. Bank Kustodian berarti Bank Umum yang memperoleh persetujuan dari Bapepam dan LK untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana yang dimaksud dalam UU Pasar Modal. ii PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Bapepam dan LK berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pasar Modal, dengan struktur organisasi terakhir berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dahulu dikenal dengan nama Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 UUPM atau para pengganti serta penerima hak dan kewajibannya. BEI berarti Bursa Efek Indonesia, yaitu bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 4 UU Pasar Modal yang dalam hal ini adalah PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan. BKPM berarti Badan Koordinasi Penanaman Modal. Bps berarti bits per second. BTS berarti Base Tranceiver Station, yaitu perangkat transmisi tetap pada jaringan telekomunikasi selular yang berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal radio dari dan ke telepon selular. Build to Suit berarti pemberi tugas kepada penyedia jasa telecommunication tower sites independen untuk membangun dan memiliki telecommunication tower sites di mana pemberi kerja akan mendapat jaminan ruang sesuai perjanjian jangka panjang. Pembangunan telecommunication tower sites ini dilakukan melalui pihak ketiga. Catur berarti PT Caturguwiratna Sumapala, berkedudukan di Kudus. DPPS berarti Daftar Pemesanan Pembelian Saham dalam hal ini adalah daftar yang memuat nama-nama pemesan Saham dan jumlah Saham yang dipesan yang disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham. EBIT berarti singkatan dari Earnings Before Interest and Tax, yaitu laba bersih sebelum bunga dan pajak. EBITDA berarti singkatan dari Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortisation, yaitu laba bersih sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. FKP berarti Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham, formulir yang merupakan konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan atau pembeli Saham Yang Ditawarkan, yang merupakan tanda bukti kepemilikan atas Saham Yang Ditawarkan pada Pasar Perdana. FPPS berarti Formulir Pemesanan Pembelian Saham, dibuat dalam rangkap 5 (lima), yang masing-masing harus diisi secara lengkap, dibubuhi tanda tangan asli dan diajukan oleh calon pembeli kepada Agen Penjual dan/ atau Penjamin Emisi Efek. Guy wires berarti kawat, tali rantai yang berfungsi sebagai pengait untuk menopang menara. Harga Penawaran berarti harga atas tiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum. Hari Bank berarti hari kerja Bank yaitu hari pada saat dimana kantor Pusat Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank. iii PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Hari Bursa berarti hari-hari dimana BEI melakukan aktivitas transaksi perdagangan efek, dari hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh BEI sebagai bukan hari kerja. Hari Kalender berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Masehi tanpa pengecualian termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. Hari Kerja berarti hari Senin sampai hari Jum’at, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa. HCPT berarti PT Hutchison CP Telecommunications yang berkedudukan di Jakarta. Indosat berarti PT Indosat Tbk., yang berkedudukan di Jakarta. KSEI berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam UU Pasar Modal. Lattice berarti suatu struktur dari menara yang terdiri dari gabungan bentanganbentangan besi, beberapa disusun secara bersilangan. Manajer Penjatahan berarti PT Dinamika Usahajaya, selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, selanjutnya disebut Peraturan No. IX.A.7. Masa Penawaran berarti jangka waktu selama dapat diajukan pemesanan Saham oleh Pemesanan Pembelian Saham, kecuali jika masa penawaran itu ditutup lebih dini sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian, namun tidak boleh kurang dalam 3 (tiga) hari kerja. Menkumham berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Mobile 8 berarti PT Mobile 8 Telecom Tbk. yang berkedudukan di Jakarta. MonopolePasar Perdana berarti suatu struktur dari menara yang biasanya terdiri elemen berbentuk silinder.berarti penawaran dan penjualan Saham Perseroan kepada Masyarakat selama masa tertentu sebelum Saham Yang Ditawarkan tersebut dicatatkan pada BEI. Pemegang Saham berarti masyarakat yang memiliki manfaat atas saham yang disimpan dan diadministrasikan dalam: Daftar Pemegang Saham Perseroan; Rekening efek pada KSEI atau Rekening efek pada KSEI melalui Perusahaan Efek. berarti setiap pihak yang, baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) hak suara dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh Perseroan. Pemegang Saham Utama Pemerintah berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia. iv PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Penawaran Umum berarti kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 15 Undang-undang Pasar Modal. Penitipan Kolektif berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pasar Modal. Penjamin Emisi berarti Pihak-pihak yang melaksanakan Penawaran Umum atas nama Perseroan dan melakukan pembayaran hasil Penawaran Umum kepada Perseroan berdasarkan Penjaminan Emisi Efek yang telah memiliki Rekening Efek sesuai dengan ketentuan KSEI. Penjamin Pelaksana Emisi berarti PT Dinamika Usahajaya. Penjamin Pelaksana Emisi Efek berarti pihak yang akan bertanggung jawab atas penyelenggaraan Penawaran Umum, yang dalam hal ini adalah PT Dinamika Usahajaya, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta, sesuai dengan syaratsyarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No.115 tanggal 24 November 2009, sebagaimana diubah dengan Adendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No.174 tanggal 23 Februari 2010, mengenai persyaratan serta ketentuan penjaminan sehubungan dengan Penawaran Umum di Indonesia. Perseroan berarti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. berkedudukan di Kudus. Perubahan (Adendum) Perjanjian Penjaminan Emisi Efek berarti perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, yang dijelaskan di Bab XIII (Penjaminan Emisi Efek), salah satunya, mengenai syarat dan ketentuan penjaminan sehubungan dengan Penawaran Umum. PPh berarti Pajak Penghasilan. PPN berarti Pajak Pertambahan Nilai. Prinsip Akuntansi berarti prinsip yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Bapepam dan LK dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Konstruksi yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK. Prospektus berarti dokumen tertulis final yang dipersiapkan oleh Perseroan bersamasama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yang memuat seluruh informasi maupun fakta-fakta penting dan relevan mengenai Perseroan serta Saham dalam Penawaran Umum sesuai dengan Undang-undang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksananya. Protelindo berarti PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, berkedudukan di Bandung. RUPS berarti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. RUPSLB berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. v PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Saham berarti Saham-saham atas nama yang ditawarkan dan dijual oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum yang dilakukan menurut Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan akan dicatatkan pada BEI. Saham Baru berarti Saham Biasa Atas Nama yang akan dikeluarkan dari simpanan (portepel) Perseroan dalam jumlah sebesar 40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) saham untuk ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat dalam Penawaran Umum dan akan dicatatkan pada BEI. Saham Divestasi berarti Saham Biasa Atas Nama milik Pemegang Saham Penjual dalam jumlah sebesar 72.000.000 (tujuh puluh dua juta) saham untuk ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat dalam Penawaran Umum dan akan dicatatkan pada BEI. Saham Yang Ditawarkan berarti saham-saham atas nama yang akan ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat dalam Penawaran Umum, yang terdiri dari Saham Divestasi dan Saham Baru dalam jumlah sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) saham yang selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan. Self-supporting berarti jenis konstruksi yang berdiri atas kekuatan sendiri atau yang mampu menopang beban konstruksi itu sendiri. SKS berarti Surat Kolektif Saham. Telecommunication Tower Sites berarti infrastruktur yang pada umumnya terdiri dari menara dan/atau shelter untuk memuat perangkat BTS yang berdiri di atas suatu lahan tertentu. TMG berarti PT Tricipta Mandhala Gumilang, berkedudukan di Kudus. Tanggal Emisi berarti tanggal distribusi saham ke dalam Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Efek berdasarkan penyerahan Sertifikat Jumbo yang diterima oleh KSEI dari Perseroan, yang juga merupakan Tanggal Pembayaran hasil Emisi Saham dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek kepada Perseroan. Tanggal Pembayaran berarti tanggal pembayaran dana hasil Emisi Saham kepada Perseroan yang telah disetor oleh Penjamin Emisi Efek melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek kepada Perseroan berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek kepada Perseroan. Telkom berarti PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. yang berkedudukan di Jakarta. Telkomsel berarti PT Telekomunikasi Selular yang berkedudukan di Jakarta. UU Pasar Modal berarti Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara No.64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No. 3608 beserta peraturan pelaksanaannya berikut perubahanperubahannya. UUPT berarti Undang-undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No.106 Tahun 2007 Tambahan No.4756, beserta peraturan pelaksanaannya berikut perubahan-perubahannya. vi PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk UUWDP Berarti Undang-undang Republik Indonesia No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, Lembaran Negara Republik Indonesia No.7 Tahun 1982, Tambahan No.3214, beserta peraturan pelaksanaannya berikut perubahanperubahannya. PMA berarti perusahaan Penanaman Modal Asing sebagaimana diatur berdasarkan Undang-undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal beserta peraturan pelaksanaannya. PMDN berarti perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana diatur berdasarkan Undang-undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal beserta peraturan pelaksanaannya. XL berarti PT Excelcomindo Pratama Tbk. yang berkedudukan di Jakarta. vii PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk RINGKASAN Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih rinci dan laporan keuangan serta catatan-catatan yang tercantum dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disajikan dalam mata uang Rupiah dan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. UMUM Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 31 tanggal 2 Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0054707.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 11.25.1.64.00369 tanggal 15 Juli 2008. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali pengubahan, terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan pengubahan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka dalam kerangka pelaksanaan Penawaran Umum saham-saham Perseroan dan sekaligus mengubah nilai nominal saham Perseroan dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per saham. Perubahan anggaran dasar sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta tersebut, telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 November 2009 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0077693.AH.01.09. Tahun 2009 tanggal 20 November 2009. Perseroan merupakan perusahaan swasta nasional yang melakukan kegiatan investasi saham pada bidang jasa penunjang telekomunikasi. Pada saat ini, kegiatan penyediaan jasa penunjang telekomunikasi ini dilakukan pada Anak Perusahaan Perseroan, yaitu Protelindo. Pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan merupakan pemilik sebanyak 2.915.680.000 (dua miliar sembilan ratus lima belas juta enam ratus delapan puluh ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) yang merupakan 99,99% (sembilan puluh sembilan koma sembilan sembilan persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor dalam Protelindo, yang merupakan anak perusahaan Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang penyediaan telecommunication tower site. STRUKTUR PENAWARAN UMUM 1. Jumlah saham yang ditawarkan : 2. Persentase Penawaran Umum : Sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) Saham Biasa Atas Nama, yang terdiri dari: - Sejumlah 40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) yang merupakan Saham Baru; dan - Sejumlah 72.000.000 (tujuh puluh dua juta) merupakan Saham Divestasi, yang berasal dari pemegang saham yaitu TMG sejumlah 36.720.000 (tiga puluh enam juta tujuh ratus dua puluh ribu) saham dan Catur sejumlah 35.280.000 (tiga puluh lima juta dua ratus delapan puluh ribu) saham. 11% (sebelas persen) dari Modal Disetor setelah Penawaran Umum viii PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 3. 4. 5. Nilai nominal Harga penawaran Total Penawaran Umum : : : Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per saham Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) per saham Rp117.844.125.000,00 (seratus tujuh belas miliar delapan ratus empat puluh empat juta seratus dua puluh lima ribu Rupiah) Semua saham yang ditawarkan ini akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham Biasa Atas Nama lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. STRUKTUR PERMODALAN DAN PEMEGANG SAHAM Struktur permodalan dan susunan pemegang saham serta komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: MODAL SAHAM Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) Setiap Saham Keterangan Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) 1.200.000.000 600.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: TMG Catur Masyarakat 499.830.000 480.230.000 - 249.915.000.000 240.115.000.000 - 51,00 49,00 - Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 980.060.000 490.030.000.000 100,00 Jumlah Saham dalam Portepel 219.940.000 109.970.000.000 Modal Dasar (%) Proforma struktur permodalan dan susunan pemegang saham sebelum dan sesudah Penawaran Umum: Keterangan Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham Sebelum Penawaran Umum Modal Dasar Sesudah Penawaran Umum Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) (%) Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) 1.200.000.000 600.000.000.000 1.200.000.000 600.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: TMG Catur Masyarakat 499.830.000 480.230.000 - 249.915.000.000 51,00 240.115.000.000 49,00 - Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 980.060.000 490.030.000.000 100,00 Jumlah Saham dalam Portepel 219.940.000 109.970.000.000 463.110.000 231.555.000.000 444.950.000 222.475.000.000 112.232.500 56.116.250.000 1.020.292.500 179.707.500 (%) 45,39 43,61 11,00 510.146.250.000 100,00 89.853.750.000 RENCANA PENGGUNAAN DANA Dana yang akan diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban Perseroan, akan digunakan untuk membayarkan sebagian hutang Anak Perusahaan milik Perseroan, yaitu Protelindo kepada: (i) Royal Bank of Scotland (dahulu bernama ABN AMRO BANK N.V.); (ii) Chinatrust Commercial Bank, LTD; (iii) CIMB Bank BERHAD, Singapore Branch, (iv) DBS Bank LTD; (v) Standard Chartered Bank; (vi) Oversea-Chinese Banking Corporation Limited; (vii) PT Bank Central Asia, Tbk; (viii) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; (ix) CIMB Niaga; (x) Calyon, Singapore Branch; dan (xi) PT Bank OCBC Indonesia berdasarkan Fasilitas Pinjaman Senior sampai dengan US$360.000.000,00 dan Rp1.180.000.000.000,00 tertanggal 26 November 2008. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2013. Sampai saat ini, Anak Perusahaan telah menarik Fasilitas Pinjaman Senior sebesar US$262.265.357,20 dan Rp1.115.544.864.935,79 dengan tingkat suku bunga kurang lebih 4% untuk pinjaman dalam US$ dan kurang lebih 10,5% untuk pinjaman dalam Rupiah. ix PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Salah satu kreditur peserta sindikasi Fasilitas Senior yaitu PT Bank Central Asia Tbk., merupakan perusahaan terafiliasi dengan Perseroan, dimana salah satu Direktur PT Bank Central Asia merupakan salah satu pemegang saham dari TMG (pemegang saham Perseroan), yakni Armand Wahyudi Hartono. Pelunasan sebagian hutang Anak Perusahaan akan dilakukan dalam bentuk tambahan setoran modal saham oleh Perseroan kepada Protelindo sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan Perseroan dan Protelindo tanpa perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kreditur-kreditur Protelindo. Sesuai dengan Pasal 22.18 dari Senior Facility Agreement tertanggal 26 November 2008, maka penambahan modal Perseroan di Protelindo sehubungan dengan Penawaran Umum ini tidak memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari kreditur Senior Facility Agreement. Pembayaran hutang lebih dini oleh Protelindo dilakukan sesuai dengan pasal 7.5 (e) Mandatory Prepayment dari Senior Facility Agreement. Pelunasan sebagian hutang Protelindo merupakan pelaksanaan hak untuk melakukan pelaksanaan dini yang dilakukan melalui pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan sebagaimana diatur dalam Senior Facility Agreeement. Berdasarkan Senior Facility Agreeement, Protelindo dapat melakukan pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan, baik seluruhnya maupun sebagian dari pinjaman dengan melakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Agen Fasilitas sekurang-kurangnya 5 (lima) Hari Kerja sebelumnya. Rencana pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan dapat dilakukan kapan saja dengan memenuhi ketentuan di atas. Setiap pembayaran kembali yang dipercepat yang tidak diwajibkan berdasarkan Senior Facility Agreeement wajib akan melunasi kewajiban Protelindo dengan urutan jatuh tempo secara terbalik dari urutan sebagaimana diatur dalam Pasal 6.1 Senior Facility Agreeement dan akan digunakan secara prorata terhadap para kreditur Protelindo. Ketentuan mengenai pelunasan dini tersebut diatur dalam Ketentuan 7.3 Senior Facility Agreeement yang mengatur mengenai pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan. Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham-saham Perseroan yang dimiliki oleh TMG dan Catur, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban TMG dan Catur, akan menjadi milik dari TMG dan Catur. Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini kepada pemegang saham dalam RUPS Tahunan Perseroan dan melaporkannya secara berkala kepada Bapepam dan LK, sesuai dengan Peraturan No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-27/PM/2003 tertanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Apabila di kemudian hari Perseroan mengubah penggunaan dana hasil penawaran umum, maka Perseroan akan terlebih dahulu menjelaskan alasan dan pertimbangan pengubahan penggunaan dana tersebut kepada Bapepam dan LK dan selanjutnya meminta persetujuan para pemegang saham Perseroan dalam RUPS. RISIKO TERKAIT KEGIATAN PERSEROAN DAN TERKAIT KEPADA INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN Risiko yang dihadapi Perseroan 1. Kelangsungan usaha Perseroan sangat bergantung kepada kegiatan operasional Anak Perusahaan. 2. Risiko Investasi 3. Risko Perubahan Peraturan Pemerintah 4. Risko Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing Risiko yang dihadapi Anak Perusahaan yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional dan prospek Perseroan. 1. Kegiatan usaha dan perkembangan Protelindo bergantung kepada permintaan atas kegiatan komunikasi nirkabel, kegiatan operator nirkabel dan faktor pertumbuhan industri operator nirkabel serta kelangsungan usaha/bisnis operator nirkabel. x PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Kontrak-kontrak jangka panjang dengan para pelanggan Protelindo, mengakibatkan Protelindo sangat sensitif dengan kredibilitas dari masing-masing pelanggan Protelindo. Protelindo mungkin tidak dapat mengatur secara efektif pertumbuhan kegiatan usahanya dengan menggunakan strategi akuisisi. Kemampuan Protelindo untuk mengembangkan telecommunication tower sites yang baru akan bergantung kepada faktor tata wilayah dan persyaratan perizinan wilayah, peraturan administrasi penerbangan, ketersediaan dana yang cukup, kemampuan untuk memperoleh perjanjian sewa lahan pada nilai harga komersial yang wajar, rencana jaringan pelanggan, penolakan dari kelompokkelompok pecinta lingkungan, ketersediaan perlengkapan dan tenaga konstruksi terlatih serta pengaruh cuaca buruk. Protelindo membutuhkan dana yang sangat besar untuk kegiatan operasionalnya dan kegagalan untuk memperoleh tambahan modal atau pembiayaan hutang dengan persyaratan yang menguntungkan secara komersial dapat berdampak negatif material kepada kegiatan usaha, kondisi keuangan ataupun pendapatan operasional Protelindo. Risiko kemungkinan bahwa Protelindo tidak dapat memperoleh persetujuan-persetujuan serta perizinan yang mencukupi atas telecommunication tower sites milik nya dan risiko akan adanya keberatan dari masyarakat setempat di wilayah di mana telecommunication tower sites dibangun atau berada. Kegiatan usaha Protelindo dapat dipengaruhi secara negatif oleh adanya kemungkinan ketidakpastian dalam penafsiran dan penerapan peraturan daerah dan peraturan perundangan yang berlaku. Risiko kemungkinan adanya penerapan pembatasan kepemilikan asing dalam Perseroan terhadap Protelindo dan penerapan peraturan bersama tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi Sebagian besar kegiatan usaha dan pendapatan Protelindo sangat bergantung kepada HCPT. Model bisnis Protelindo belum tentu berhasil. Protelindo mungkin tidak dapat mengatur pertumbuhannya secara efektif. Apabila para operator melakukan konsolidasi atau penggabungan dengan operator lainnya sampai dengan tingkat yang signifikan, pertumbuhan dan kegiatan usaha dapat berdampak negatif. Peraturan lingkungan hidup mengakibatkan biaya dan beban tambahan yang dapat mempengaruhi hasil operasional Protelindo. TMG dan Catur akan tetap memegang porsi mayoritas dari Protelindo setelah pelaksanaan Penawaran Umum dan SMN mungkin memiliki kehendak yang mungkin berbeda ataupun berlawanan dengan kehendak daripada pemegang saham Protelindo lainnya. Risiko dugaan mengenai adanya ancaman bahaya kesehatan dari medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh menara telekomunikasi, telepon selular serta tuntutan hukum dan publikasi berkaitan dengan hal tersebut dapat membawa dampak buruk terhadap kegiatan operasional Protelindo. Risiko ketergantungan pada beberapa karyawan kunci pada level manajemen dan tenaga ahli dan usaha Protelindo dapat dipengaruhi secara negatif oleh ketidakmampuan Protelindo dalam merekrut, mendidik, mempertahankan dan memotivasi karyawan-karyawan penting Protelindo menghadapi risiko terkait dengan perpanjangan dan biaya sewa lahan dimana telecommunication tower sites berada Kegiatan usaha Protelindo sangat bergantung kepada ketersediaan pasokan listrik yang cukup dan tidak terganggu serta harga bahan bakar pada tingkatan yang wajar. Bencana alam dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada telecommunication tower sites milik Protelindo Protelindo terpapar kepada risiko nilai tukar valuta asing. Ketidakstabilan ataupun perubahan politik di pemerintahan Indonesia dapat berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia dan selanjutnya berdampak terhadap kegiatan usaha Protelindo. Risiko kemungkinan akan adanya gugatan hukum. Penjelasan lebih lengkap mengenai risiko-risiko tersebut di atas diuraikan pada Bab V dalam Prospektus ini. xi PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk KEBIJAKAN DIVIDEN Dengan memperhatikan keadaan keuangan Perseroan dan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, Perseroan merencakan untuk membayar dividen antara 10% sampai dengan 20% dari laba bersih Perseroan. Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan membayar dividen berdasarkan kebijakan ini, dan Direksi dapat merubah kebijakan dividen ini sewaktu-waktu. Perseroan merencanakan akan membagikan dividen mulai tahun buku 2012 sesuai dengan rencana kerja dan dengan memperhatikan rasio tingkat kesehatan keuangan Anak Perusahaan Perseroan, dimana Protelindo sebagai Anak Perusahaan Perseroan sedang berusaha memaksimalkan peluang pertumbuhan telecommunication tower sites dalam tiga tahun kedepan ini dengan berekspansi menggunakan keuntungan yang diperoleh pada tahun 2009, 2010 dan 2011. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING IKHTISAR NERACA (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 31 Desember 2008 6.110.103 5.053.878 1.056.225 5.867.511 5.353.174 514.337 Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas IKHTISAR LAPORAN LABA RUGI (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 2009 (Sepuluh bulan) 2008 (sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008) Pendapatan Beban usaha 877.984 80.860 273.689 31.079 Laba/(rugi) bersih 535.680 (471.123) PERNYATAAN HUTANG (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 Kewajiban Lancar Hutang Pembangunan menara - pihak ketiga Hutang lain-lain - pihak ketiga Beban yang masih harus dibayar Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun : Pihak ketiga Pihak yang memiliki hubungan istimewa Hutang pajak Jumlah Kewajiban Lancar 89.078 16.850 103.460 384.915 37.301 1.218 632.822 Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan kerja Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun: Pihak ketiga Pihak yang memiliki hubungan istimewa Pendapatan diterima di muka Hutang swap tingkat bunga Kewajiban tidak lancar lainnya 3.796.502 177.075 335.604 11.757 36.810 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 4.421.056 Jumlah Kewajiban 5.053.878 xii 59.275 4.033 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk PROSPEK USAHA Perseroan percaya bahwa sejalan dengan tumbuhnya industri komunikasi nirkabel, persaingan telah menjadi lebih ketat. Sebagai akibatnya, banyak operator nirkabel berminat untuk melakukan penghematan modal dan meningkatkan kecepatan masuk ke pasar baru dengan memusatkan perhatian pada kegiatankegiatan yang berakibat langsung pada pertumbuhan pelanggan dan menggunakan jasa dari luar dalam hal kebutuhan infrastruktur seperti memiliki, membangun melalui pihak ketiga dan merawat menara. Ini khususnya dapat dicapai dengan melakukan kolokasi pada telecommunication tower sites yang dimiliki oleh penyedia menara independen seperti Protelindo. Tren akan meningkatnya kolokasi kemungkinan dipercepat karena peraturan pembatasan menara dan bertambahnya kecenderungan dari pemerintah daerah yang mengharuskan telecommunication tower sites untuk dapat menampung beberapa penyewa. KETERANGAN TENTANG ANAK PERUSAHAAN Perseroan memiliki Anak Perusahaan bernama PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) yang bergerak di bidang jasa penunjang telekomunikasi dengan persentase kepemilikan sebesar 99,999%. Peseroan mengakuisisi Protelindo pada tahun 2008. Protelindo saat ini adalah pemilik dan penyedia jasa telecommunication tower sites independen di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 8 November 2002 dan masih beroperasi sampai saat ini. xiii PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Halaman ini sengaja dikosongkan xiv PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB I. PENAWARAN UMUM PENAWARAN UMUM SAHAM Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek atas nama Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) setiap saham yang terdiri dari: Sejumlah 40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) yang merupakan Saham Baru; Sejumlah 72.000.000 (tujuh puluh dua juta) merupakan Saham Divestasi, yang berasal dari pemegang saham yaitu TMG sejumlah 36.720.000 (tiga puluh enam juta tujuh ratus dua puluh ribu) saham dan Catur sejumlah 35.280.000 (tiga puluh lima juta dua ratus delapan puluh ribu) saham. Saham yang ditawarkan oleh Pemegang Saham ini dimiliki secara sah dan dalam keadaan bebas, tidak sedang dalam sengketa dan atau dijaminkan kepada Pihak manapun serta tidak sedang ditawarkan kepada Pihak lain. Hubungan afiliasi Pemegang Saham dengan Perseroan yang sahamnya ditawarkan selain karena kepemilikan saham yaitu Martin Basuki Hartono yang menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan merupakan pemegang saham pada TMG. Alasan utama dari pelaksanaan divestasi saham oleh pemegang saham Perseroan adalah untuk memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan oleh pemegang saham Perseroan. Keseluruhan saham tersebut di atas ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran sebesar Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Total Penawaran Umum adalah sebesar Rp117.844.125.000 (seratus tujuh belas miliar delapan ratus empat puluh empat juta seratus dua puluh lima ribu Rupiah). Semua saham yang ditawarkan ini akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham Biasa Atas Nama lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk. Kegiatan Usaha Investasi dan jasa penunjang telekomunikasi Berkedudukan di Kudus, Indonesia Kantor Pusat: Jl. Jend. A. Yani No.19A Kudus, Indonesia Tel. (62-291) 431.691 Fax. (62-291) 431.718 Kantor Korespondensi: Artha Graha Building, Lt 16 Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190 Tel. (62-21) 5151215 Fax. (62-21) 51400990 RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH BAHWA KELANGSUNGAN USAHA PERSEROAN SANGAT BERGANTUNG KEPADA KEGIATAN OPERASIONAL ANAK PERUSAHAAN. Mengingat jumlah saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum ini relatif terbatas, maka terdapat kemungkinan perdagangan saham-saham tersebut menjadi kurang likuid. 1 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 31 tanggal 2 Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU0054707.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 11.25.1.64.00369 tanggal 15 Juli 2008. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali pengubahan, terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan pengubahan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka dalam kerangka pelaksanaan Penawaran Umum saham-saham Perseroan dan sekaligus mengubah nilai nominal saham Perseroan dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per saham. Perubahan anggaran dasar sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta tersebut, telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 November 2009 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0077693.AH.01.09. Tahun 2009 tanggal 20 November 2009. Struktur permodalan dan susunan pemegang saham serta komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: MODAL SAHAM Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) Setiap Saham Keterangan Jumlah Saham 1.200.000.000 Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: TMG Catur Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham Jumlah Nominal (Rp) 600.000.000.000 499.830.000 480.230.000 980.060.000 249.915.000.000 240.115.000.000 490.030.000.000 219.940.000 109.970.000.000 (%) 51,00 49,00 100,00 Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka secara proforma struktur permodalan dan susunan para pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum ini menjadi Efektif adalah sebagai berikut : Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: TMG Catur Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham Sebelum Penawaran Umum Sesudah Penawaran Umum Jumlah Saham Jumlah (%) Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Nominal (Rp) 1.200.000.000 600.000.000.000 1.200.000.000 600.000.000.000 499.830.000 480.230.000 - 249.915.000.000 51,00 240.115.000.000 49,00 - 980.060.000 490.030.000.000 100,00 219.940.000 109.970.000.000 2 463.110.000 231.555.000.000 444.950.000 222.475.000.000 112.232.500 56.116.250.000 1.020.292.500 179.707.500 (%) 45,39 43,61 11,00 510.146.250.000 100,00 89.853.750.000 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk PENCATATAN SAHAM DI BURSA Bersamaan dengan pencatatan sejumlah 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) Saham Biasa Atas Nama atau sejumlah 11,0% (sebelas persen) dari seluruh modal ditempatkan dan modal disetor penuh dalam Perseroan sesudah Penawaran Umum ini, maka Perseroan atas nama pemegang saham lama akan mencatatkan pula sejumlah 908.060.000 (sembilan ratus delapan juta enam puluh ribu) saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan yang terdiri dari masing-masing sejumlah 463.110.000 (empat ratus enam puluh tiga juta seratus sepuluh ribu) saham milik TMG dan sejumlah 444.950.000 (empat ratus empat puluh empat juta sembilan ratus lima puluh ribu) saham milik Catur. Dengan demikian jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI adalah sejumlah 1.020.292.500 (satu miliar dua puluh juta dua ratus sembilan puluh dua ribu lima ratus) saham atau sebesar 100,0% (seratus persen) dari jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sesudah Penawaran Umum ini. Saham-saham atas nama pemegang saham lama yang akan dicatatkan yang merupakan milik TMG sejumlah 463.110.000 (empat ratus enam puluh tiga juta seratus sepuluh ribu) saham dan milik Catur sejumlah 444.950.000 (empat ratus empat puluh empat juta sembilan ratus lima puluh ribu) saham atau seluruhnya sebesar 89,0% (delapan puluh sembilan persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sesudah Penawaran Umum. Berdasarkan pada keadaan usaha dan keuangan Perseroan pada saat tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan tidak merencanakan untuk mengeluarkan dan/atau mencatatkan saham baru atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Apabila dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan tersebut Perseroan bermaksud melakukan hal dimaksud maka pelaksanaannya akan dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. 3 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB II. RENCANA PENGGUNAAN DANA Dana yang akan diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban Perseroan, akan digunakan untuk membayarkan sebagian hutang Anak Perusahaan milik Perseroan, yaitu Protelindo kepada: (i) Royal Bank of Scotland (dahulu bernama ABN AMRO BANK N.V.); (ii) Chinatrust Commercial Bank, LTD; (iii) CIMB Bank BERHAD, Singapore Branch, (iv) DBS Bank LTD; (v) Standard Chartered Bank; (vi) Oversea-Chinese Banking Corporation Limited; (vii) PT Bank Central Asia, Tbk; (viii) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; (ix) CIMB Niaga; (x) Calyon, Singapore Branch; dan (xi) PT Bank OCBC Indonesia berdasarkan Fasilitas Pinjaman Senior sampai dengan US$360.000.000,00 dan Rp1.180.000.000.000,00 tertanggal 26 November 2008. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2013. Sampai saat ini, Anak Perusahaan telah menarik Fasilitas Pinjaman Senior sebesar US$262.265.357,20 dan Rp1.115.544.864.935,79 dengan tingkat suku bunga kurang lebih 4% untuk pinjaman dalam US$ dan kurang lebih 10,5% untuk pinjaman dalam Rupiah. Salah satu kreditur peserta sindikasi Fasilitas Senior yaitu PT Bank Central Asia Tbk., merupakan perusahaan terafiliasi dengan Perseroan, dimana salah satu Direktur PT Bank Central Asia merupakan salah satu pemegang saham dari TMG (pemegang saham Perseroan), yakni Armand Wahyudi Hartono. Pelunasan sebagian hutang Anak Perusahaan akan dilakukan dalam bentuk tambahan setoran modal saham oleh Perseroan kepada Protelindo sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan Perseroan dan Protelindo tanpa perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kreditur-kreditur Protelindo. Sesuai dengan Pasal 22.18 dari Senior Facility Agreement tertanggal 26 November 2008, maka penambahan modal Perseroan di Protelindo sehubungan dengan Penawaran Umum ini tidak memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari kreditur Senior Facility Agreement. Pembayaran hutang lebih dini oleh Protelindo dilakukan sesuai dengan pasal 7.5 (e) Mandatory Prepayment dari Senior Facility Agreement. Proforma Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Protelindo setelah dilakukan tambahan setoran modal oleh Perseroan, yang diperoleh dari dana Penawaran Umum. Keterangan Nilai Nominal Rp100,00 per saham Jumlah Saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Perseroan TMG Catur 2.915.680.000 10.000 10.000 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.915.700.000 Jumlah Nominal (Rp) Nilai Nominal Rp100,00 per saham (%) Jumlah Saham 291.568.000.000 99,9992 1.000.000 0,0004 1.000.000 0,0004 3.322.620.508 10.000 10.000 322.262.050.800 99,9994 1.000.000 0,0003 1.000.000 0,0003 291.570.000.000 3.322.640.508 322.264.050.800 100,00 100,00 Jumlah Nominal (Rp) (%) Terkait dengan peningkatan setoran modal dalam Protelindo yang akan dilakukan oleh Perseroan maka akan dilakukan peningkatan modal dasar beserta modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Protelindo yang akan dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal pencatatan di BEI. Pelunasan sebagian hutang Protelindo merupakan pelaksanaan hak untuk melakukan pelaksanaan dini yang dilakukan melalui pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan sebagaimana diatur dalam Senior Facility Agreeement. Berdasarkan Senior Facility Agreeement, Protelindo dapat melakukan pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan, baik seluruhnya maupun sebagian dari pinjaman dengan melakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Agen Fasilitas sekurang-kurangnya 5 (lima) Hari Kerja sebelumnya. Rencana pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan dapat dilakukan kapan saja dengan memenuhi ketentuan di atas. Setiap pembayaran kembali yang dipercepat yang tidak diwajibkan berdasarkan Senior Facility Agreeement wajib akan melunasi kewajiban Protelindo dengan 4 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk urutan jatuh tempo secara terbalik dari urutan sebagaimana diatur dalam Pasal 6.1 Senior Facility Agreeement dan akan digunakan secara prorata terhadap para kreditur Protelindo. Ketentuan mengenai pelunasan dini tersebut diatur dalam Ketentuan 7.3 Senior Facility Agreeement yang mengatur mengenai pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan. Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham-saham Perseroan yang dimiliki oleh TMG dan Catur, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban TMG dan Catur, akan menjadi milik dari TMG dan Catur. Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini kepada pemegang saham dalam RUPS Tahunan Perseroan dan melaporkannya secara berkala kepada Bapepam dan LK, sesuai dengan Peraturan No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-27/PM/2003 tertanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Apabila di kemudian hari Perseroan mengubah penggunaan dana hasil penawaran umum, maka Perseroan akan terlebih dahulu menjelaskan alasan dan pertimbangan pengubahan penggunaan dana tersebut kepada Bapepam dan LK dan selanjutnya meminta persetujuan para pemegang saham Perseroan dalam RUPS. Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK No. SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum ini adalah sekitar 3,67% (tiga koma enam tujuh) dari total nilai Penawaran Umum, yang meliputi: • Biaya jasa penyelenggaraan (management fee) sebesar 1% , jasa penjaminan (underwriting fee) sebesar 0,5% dan jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,197% ; • Biaya jasa Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal, yang terdiri dari: • Akuntan Publik sekitar 0,62% ; • Konsultan Hukum sekitar 0,58% ; • Notaris sekitar 0,06% ; • Biro Administrasi Efek sekitar 0,03%. • Biaya lain-lain seperti percetakan Prospektus dan formulir-formulir, pemasangan iklan di koran, penyelenggaraan Public Expose, biaya pendaftaran efek di KSEI, biaya pencatatan saham di BEI dan lain-lain sekitar 0,68%. Biaya-biaya Penawaran Umum akan ditanggung secara proporsional oleh Perseroan dan Pemegang Saham yang melakukan divestasi. 5 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB III. PERNYATAAN HUTANG Di bawah ini disajikan posisi hutang Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009, yang bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai kewajiban sebesar Rp5.053.878 juta, yang terdiri dari kewajiban lancar sebesar Rp632.822 juta dan kewajiban tidak lancar sebesar Rp4.421.056 juta, dengan rincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 Kewajiban Lancar Hutang pembangunan menara - pihak ketiga Hutang lain-lain - pihak ketiga Beban yang masih harus dibayar Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Pihak ketiga Pihak yang memiliki hubungan istimewa Hutang pajak Jumlah Kewajiban Lancar 89.078 16.850 103.460 384.915 37.301 1.218 632.822 Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan kerja Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun: Pihak ketiga Pihak yang memiliki hubungan istimewa Pendapatan diterima di muka Hutang swap tingkat bunga Kewajiban tidak lancar lainnya 3.796.502 177.075 335.604 11.757 36.810 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 4.421.056 Jumlah Kewajiban 5.053.878 59.275 4.033 Perincian atas kewajiban tersebut adalah sebagai berikut: KEWAJIBAN LANCAR Hutang pembangunan menara - Pihak Ketiga Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang pembangunan menara kepada pihak ketiga sebesar Rp89.078 juta dengan umur hutang pembangunan menara sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari 66.901 6.027 2.417 452 13.281 Jumlah 89.078 6 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang lain-lain kepada pihak ketiga sebesar Rp16.850 juta. Hutang ini merupakan akrual Anak Perusahaan atas pengurangan hutang sewa Telkom dan Mobile 8 sebesar 10% sampai 35% karena adanya penambahan penyewa menara (sebagai penyewa kedua dan ketiga) oleh Telkomsel, PT Bakrie Telekom Tbk., XL, HCPT dan Mobile 8, dengan perincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT Mobile-8 Telecom Tbk. 6.965 9.885 Jumlah 16.850 Beban yang Masih Harus Dibayar Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo beban yang masih harus dibayar sebesar Rp103.460 juta, dengan perincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 Bunga pinjaman Pemeliharaan Jasa profesional Bonus karyawan Gaji Listrik Lainnya (kurang dari Rp500) 53.998 21.202 10.085 10.076 2.868 622 4.609 Jumlah 103.460 Bagian Hutang Jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp422.216 juta, yang terdiri dari hutang bank Anak Perusahaan kepada pihak ketiga sebesar Rp384.915 juta dan hutang bank Anak Perusahaan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp37.301 juta, dengan perincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Anak Perusahaan: Hutang bank Pinjaman senior: Pihak ketiga: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT CIMB Niaga Tbk. The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank, N.V.) (US$34,628,869) Chinatrust Commercial Bank, Ltd. (US$18,820,037) CIMB Bank Berhad, Singapore Branch (US$27,100,854) DBS Bank, Ltd. (US$37,640,075) Standard Chartered Bank (US$37,640,075) Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. (US$30,112,060) Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi Jumlah pinjaman senior - pihak ketiga 31 Oktober 2009 75.285 31.110 57.513 31.257 45.010 62.514 62.514 50.011 415.214 (30.299) 384.915 Hutang bank Pinjaman senior: Pihak yang memiliki hubungan istimewa: PT Bank Central Asia Tbk. Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi Jumlah pinjaman senior - pihak yang memiliki hubungan istimewa Jumlah pinjaman 40.442 (3.141) 37.301 422.216 7 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Hutang Pajak Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang pajak sebesar Rp1.218 juta, dengan perincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 Perseroan : Pemotongan pajak penghasilan - pasal 23/26 Anak Perusahaan: Pemotongan pajak penghasilan - pasal 23/26 Pemotongan pajak penghasilan - pasal 4(2) Pajak penghasilan karyawan - pasal 21 Pajak penghasilan badan 541 140 537 - Jumlah 1.218 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban Pajak Tangguhan Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo kewajiban pajak tangguhan sebesar Rp59.275 juta. Kewajiban Imbalan Kerja Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mengakui saldo kewajiban imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebesar Rp4.033 juta, yang ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris independen, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dalam laporannya tanggal 9 November 2009. Asumsi yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja untuk 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 adalah sebagai berikut: Jumlah pegawai Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun Tingkat kematian Metode : : : : : : 244 12%per tahun 11%per tahun 55 tahun TMI 1999 Projected Unit Credit Hutang Jangka Panjang Setelah Dikurangi Bagian yang Akan Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang jangka panjang setelah dikurangi dengan bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp3.973.577 juta, yang terdiri dari hutang bank Anak Perusahaan kepada pihak ketiga sebesar Rp3.796.502 juta dan hutang bank Anak Perusahaan pihak yang memiliki hubungan istimewa sebesar Rp177.075 juta, dengan perincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 Anak Perusahaan: Hutang bank Pinjaman senior: Pihak ketiga: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT CIMB Niaga Tbk. The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank, N.V.) (US$34,628,869) Chinatrust Commercial Bank, Ltd. (US$18,820,037) CIMB Bank Berhad, Singapore Branch (US$27,100,854) DBS Bank, Ltd. (US$37,640,075) Standard Chartered Bank (US$37,640,075) Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. (US$30,112,060) 357.388 147.680 273.020 148.380 213.668 296.760 296.760 237.409 1.971.065 8 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi (143.836) Jumlah pinjaman senior - pihak ketiga 1.827.229 Pinjaman lainnya: Pinjaman Mezanin: Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. (US$50,707,740) Pinjaman subordinasi: Stewart Island Investments, Pte. Ltd. (US$157,081,097) 484.005 1.499.339 1.983.344 Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi (14.071) Jumlah pinjaman lainnya 1.969.273 Jumlah pinjaman - pihak ketiga 3.796.502 Hutang bank Pinjaman senior: Pihak yang memiliki hubungan istimewa: PT Bank Central Asia Tbk. Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi (14.910) Jumlah pinjaman senior - pihak yang memiliki hubungan istimewa 177.075 191.985 Jumlah pinjaman 3.973.577 Pinjaman Senior Pada tanggal 26 November 2008, Anak Perusahaan, Protelindo, memperoleh fasilitas pinjaman senior dari sindikasi kreditor yang terdiri dari PT Bank Central Asia Tbk. (BCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank NV), Chinatrust Commercial Bank Limited, CIMB Bank Berhad, Singapore Branch, DBS Bank Limited, Standard Chartered Bank, dan Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. dengan nilai maksimum sebesar US$360,000,000 dan Rp1.180.000 juta. Pinjaman senior tersebut digunakan untuk membiayai akuisisi telecommunication tower sites, melunasi seluruh pinjaman bank, membiayai modal kerja, dan membayar seluruh biaya yang timbul dari fasilitas pinjaman ini. Protelindo diminta untuk memelihara rasio-rasio keuangan, yaitu debt service coverage ratio, net debt to running EBITDA ratio, dan net debt to equity ratio. Pada tanggal 31 Oktober 2009, Protelindo telah memenuhi semua rasio keuangan yang dipersyaratkan. Pinjaman yang diterima oleh Protelindo ini akan dibayar secara kuartalan mulai 31 Maret 2010 sampai dengan tanggal 30 September 2013. Pinjaman senior dalam Dolar Amerika Serikat dikenakan tingkat bunga per tahun sebesar LIBOR ditambah marjin yang berlaku sebesar 3,75% atau 3,25% tergantung pada pemenuhan atas rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman senior, sedangkan pinjaman dalam Rupiah dikenakan bunga sebesar JIBOR ditambah marjin yang berlaku sebesar 3,75% atau 3,25% tergantung pada pemenuhan atas rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman senior. Tingkat bunga efektif per tahun untuk pinjaman dalam Dolar Amerika Serikat dan Rupiah selama tahun 2009 masing-masing sebesar 4,03% sampai 4,38% per tahun dan 10,49% sampai 15,18% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan seluruh kepemilikan saham pemegang saham dalam Protelindo, seluruh aset tetap Protelindo dan piutang usaha Protelindo pari passu dengan Pinjaman Mezzanin. Protelindo, sepanjang memenuhi syarat antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) lebih besar atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD Excess Cash Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman ini dapat melaksanakan hal-hal di bawah ini: 9 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk (a) membagikan, ataupun membayar dividen, ongkos, biaya ataupun pembayaran lain (bunga atas dividen, ongkos, biaya atau pembayaran lain yang belum dibayarkan) (baik dalam bentuk tunai ataupun sejenisnya) atas saham (baik dalam klasifikasi apapun); atau (b) membayar ataupun membagikan dividen atau premi cadangan saham; atau (c) membayar biaya manajemen ataupun biaya lain kepada atau berdasarkan instruksi dari pemegang saham; atau (d) melakukan pembayaran atas pinjaman pemegang saham; atau (e) melakukan pembayaran atau pembelian kembali modal saham atau memutuskan untuk melakukan hal tersebut. Berdasarkan Form of Transfer Certificate tanggal 26 Mei 2009 antara PT Bank Central Asia Tbk. dan PT CIMB Niaga Tbk., PT Bank Central Asia Tbk. mengalihkan fasilitas pinjaman senior kepada PT CIMB Niaga Tbk. sebesar Rp172.228 juta. Pinjaman Mezzanin Stewart Island Sub Investors Pte., Ltd. Pada tanggal 26 November 2008, Anak Perusahaan, Protelindo, memperoleh Fasilitas Pinjaman Mezzanin dari Stewart Island Sub Investors Pte., Ltd. dengan jumlah maksimum sebesar US$65,000,000. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai akuisisi telecommunication tower sites, modal kerja dan membayar seluruh biaya dan pengeluaran yang timbul dari fasilitas pinjaman ini. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2014 dan dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah dengan marjin sebesar 10% per tahun untuk periode 24 bulan pertama, sebesar 13% per tahun untuk periode 12 bulan berikutnya dan sebesar 18% untuk periode selanjutnya. Tingkat bunga selama tahun 2009 adalah sebesar 10,25% sampai 11,89% per tahun. Pinjaman ini dijamin oleh seluruh kepemilikan saham pemegang saham dalam Protelindo, seluruh aset tetap dan piutang usaha Protelindo pari passu dengan Pinjaman Senior. Protelindo diminta untuk memelihara rasio-rasio keuangan, yaitu debt service coverage ratio dan net debt to average quarterly (running) EBITDA. Pada tanggal 31 Oktober 2009, Protelindo telah memenuhi semua rasio keuangan yang dipersyaratkan. Protelindo, sepanjang memenuhi syarat antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) lebih besar atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD Excess Cash Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman ini dapat melaksanakan hal-hal di bawah ini: (a) membagikan, ataupun membayar dividen, ongkos, biaya ataupun pembayaran lain (bunga atas dividen, ongkos, biaya atau pembayaran lain yang belum dibayarkan) (baik dalam bentuk tunai ataupun sejenisnya) atas saham (baik dalam klasifikasi apapun); atau (b) membayar ataupun membagikan dividen atau premi cadangan saham; atau (c) membayar biaya manajemen ataupun biaya lain kepada atau berdasarkan instruksi dari pemegang saham; atau (d) melakukan pembayaran atas pinjaman pemegang saham; atau (e) melakukan pembayaran atau pembelian kembali modal saham atau memutuskan untuk melakukan hal tersebut. Pinjaman Subordinasi Stewart Island Investments, Pte. Ltd. Pada tanggal 15 Agustus 2008, Anak Perusahaan, Protelindo, memperoleh Fasilitas Pinjaman dari Stewart Island Investments, Pte. Ltd. dengan nilai maksimum sebesar US$146,496,710 untuk digunakan sebagai modal kerja Protelindo. 10 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Pinjaman tersebut dikenakan bunga untuk periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Maret 2009 adalah 6% per tahun. Bunga untuk periode 1 April 2009 sampai dengan 30 September 2009 adalah 9% per tahun dan selanjutnya bunga yang berlaku adalah 15%. Pada tanggal 29 September 2009, Protelindo dan Stewart Island Investments, Pte. Ltd. setuju untuk mengkapitalisasi hutang bunga sejumlah US$10,584,348. Sehingga pokok hutang bertambah menjadi US$157,081,097. Para pihak juga setuju untuk memperpanjang tanggal pembayaran menjadi 30 September 2010. Pinjaman dan bunga pinjaman ini akan dibayar pada saat Protelindo telah melunasi pinjaman Senior dan Mezanin. Pinjaman ini dijamin oleh saham Perseroan yang dimiliki TMG dan Catur. Dalam perjanjian pinjaman ini, terdapat pembatasan-pembatasan antara lain Protelindo tanpa memperoleh persetujuan tertulis dari kreditur dilarang untuk membagikan dividen, melakukan perubahan terhadap kegiatan usahanya, menerima pinjaman lain selain yang diperbolehkan berdasarkan perjanjian pinjaman dan untuk bertindak sebagai kreditur atau memberikan pinjaman kepada pihak lainnya. Pembatasan pembagian dividen telah dicabut oleh Stewart Island Investments, Pte. Ltd. pada tanggal 7 Mei 2009. Pada tanggal 31 Oktober 2009, Protelindo telah memenuhi semua pembatasan yang dipersyaratkan. Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban Perseroan akan digunakan untuk membayar Pinjaman senior US$360.000.000 dan Rp1.180.000 juta tanggal 26 Nopember 2008 dari kreditur (i) Royal Bank of Scotland (dahulu bernama ABN AMRO BANK N.V.); (ii) Chinatrust Commercial Bank, LTD; (iii) CIMB Bank BERHAD, Singapore Branch, (iv) DBS Bank LTD; (v) Standard Chartered Bank; (vi) Oversea-Chinese Banking Corporation Limited; (vii) PT Bank Central Asia, Tbk; (viii) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; (ix) CIMB Niaga; (x) Calyon, Singapore Branch; dan (xi) PT Bank OCBC Indonesia. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2013. Pendapatan Diterima di Muka Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo pendapatan diterima di muka sebesar Rp335.604 juta. Pada tahun 2008, Anak Perusahaan menerima pembayaran di muka untuk jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dari HCPT atas sewa operasi menara. Anak Perusahaan juga menerima pembayaran di muka dari Indosat dan XL atas penyewaan menara. Pada bulan November tahun 2005, Anak Perusahaan menerima pembayaran di muka untuk jangka waktu 10 tahun dari Telkomsel sehubungan dengan penyewaan menara. Di bawah ini disajikan perincian pendapatan diterima di muka pada tanggal 31 Oktober 2009: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 PT Hutchison CP Telecommunications PT Excelcomindo Pratama Tbk. PT Indosat Tbk. PT Telekomunikasi Selular 298.489 27.555 7.796 1.764 Jumlah 335.604 Hutang Swap Tingkat Bunga Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang swap tingkat bunga yang merupakan kewajiban derivatif sebesar Rp11.757 juta. Pada tanggal 23 Desember 2008, 24 Maret dan 4 September 2009, Protelindo menandatangani kontrak swap tingkat bunga dengan DBS Bank Ltd., The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V.) cabang Jakarta dan Standard Chartered Bank yang ditujukan sebagai sarana lindung nilai terhadap pembayaran bunga pinjaman Senior tiga bulanan dalam Dolar Amerika Serikat. 11 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Di bawah ini adalah informasi sehubungan dengan kontrak dan nilai wajarnya pada tanggal 31 Oktober 2009: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan DBS Bank Ltd. Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank NV, Cabang Jakarta) DBS Bank Ltd. Standard Chartered Bank Jumlah Jumlah nosional (dalam US$) 84,507,871 85,000,000 6,000,000 10,500,000 Nilai wajar 186,007,871 11.757 5.186 5.529 424 618 Informasi lebih lanjut atas kontrak swap tingkat bunga disajikan sebagai berikut: No. Counter parties Periode kontrak Tingkat bunga swap tahunan Tanggal penerimaan pendapatan/(beban) swap Jumlah pendapatan/ (beban) swap diterima/ (dibayar) selama tahun 2009 1 DBS Bank Ltd. 5 Januari 2009 30 September 2013 2,10% dari US$84,507,870.76 dengan jumlah nosional yang akan menurun berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai pertukaran untuk LIBOR Dolar AS. Setiap tanggal terakhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember setiap tahun mulai dan termasuk 31 Maret 2009 sampai dengan 30 September 2013. (8.139) 2 Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank NV, Cabang Jakarta) 5 Januari 2009 30 September 2013 5,840% dari US$85,000,000 dengan jumlah nosional yang akan turun berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai pertukaran untuk LIBOR Dolar AS termasuk 3,75% margin. Setiap tanggal terakhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember setiap tahun mulai dan termasuk tanggal 31 Maret 2009 sampai dengan 30 September 2013. (7.971) 3 DBS Bank Ltd. 31 Maret 2009 – 30 September 2013 2.12% dari US$6,000,000 dengan jumlah nosional yang akan menurun berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai pertukaran untuk LIBOR Dolar AS Setiap tanggal terakhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember setiap tahun mulai dan termasuk tanggal 31 Maret 2009 sampai dengan 30 September 2013. (464) 4 Standard Chartered Bank 4 September 2009 – 30 September 2013 2.025% dari US$10,500,000 dengan jumlah nosional yang akan menurun berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai pertukaran untuk LIBOR Dolar AS Setiap tanggal terakhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember setiap tahun mulai dan termasuk tanggal 5 September 2009 sampai dengan 30 September 2013. (150) Kewajiban Tidak Lancar Lainnya Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo kewajiban tidak lancar lainnya sebesar Rp36.810 juta. Seluruh kewajiban Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 telah diungkapkan dalam Prospektus ini. Dari tanggal 31 Oktober 2009 sampai dengan tanggal laporan akuntan publik atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 (“Tanggal Laporan Akuntan Publik”), dan dari Tanggal Laporan Akuntan Publik hingga tanggal Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif oleh Bapepam dan LK, Perseroan tidak memiliki kewajiban dan perikatan baru, selain kewajiban dan perikatan yang terjadi sehubungan dengan kegiatan usaha normal Perseroan serta sehubungan dengan kewajiban-kewajiban tersebut di atas. 12 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam Perseroan, manajemen Perseroan yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perseroan, dengan ini menyatakan kesanggupannya untuk menyelesaikan seluruh kewajiban yang telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009, seperti yang tercantum dalam Prospektus ini. Sehubungan dengan kewajiban-kewajiban yang telah diungkapkan tersebut di atas, manajemen Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat negative covenants yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik. 13 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN UMUM Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.31 tanggal 2 Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.AHU37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU0054707.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No.11.25.1.64.00369 tanggal 15 Juli 2008. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali pengubahan, terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan pengubahan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka dalam kerangka pelaksanaan Penawaran Umum saham-saham Perseroan dan sekaligus mengubah nilai nominal saham Perseroan dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per saham. Perubahan anggaran dasar tersebut, telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 November 2009 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No.AHU-0077693.AH.01.09. Tahun 2009 tanggal 20 November 2009. ANALISIS KEUANGAN Di bawah ini disajikan analisis dan pembahasan manajemen yang bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh bulan) yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Keterangan 2009 (Sepuluh bulan) Pendapatan Beban pokok pendapatan Depresiasi dan amortisasi Laba kotor Beban usaha Laba operasi (Rugi)/laba – bersih Keterangan (dalam jutaan Rupiah) 2008 (sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008) 877.984 47.604 296.268 534.112 80.860 453.252 535.680 273.689 15.380 90.931 167.378 31.079 136.299 (471.123) 31 Oktober 2009 (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2008 1.135.990 4.974.113 6.110.103 1.316.104 4.551.407 5.867.511 632.822 4.421.056 5.053.878 1.056.225 6.110.103 262.840 5.090.334 5.353.174 514.337 5.867.511 Aset Jumlah aset lancar Jumlah aset tidak lancar Jumlah aset Kewajiban dan Ekuitas Jumlah kewajiban lancar Jumlah kewajiban tidak lancar Jumlah kewajiban Jumlah ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 14 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk ANALISIS LABA RUGI Pendapatan Pendapatan diperoleh dari kegiatan penyewaan menara dan pemancar kepada pihak ketiga. Keterangan (dalam jutaan Rupiah) 2008 Kontribusi (%) (sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008) 2009 (Sepuluh bulan) Kontribusi (%) Sewa Menara Sewa Pemancar 871.200 6.784 99,2 0,8 270.970 2.719 99,0 1,0 Jumlah Pendapatan 877.984 100,0 273.689 100,0 Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Pendapatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp877.984 juta, diperoleh dari penyewaan menara sebesar Rp871.200 juta atau 99,2% dari total pendapatan dan penyewaan pemancar sebesar Rp6.784 juta atau 0,8% dari total pendapatan. Kegiatan penyewaan kepada pihak ketiga tersebut terutama terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, yaitu masing-masing sebesar Rp569.359 juta atau 64,8% dari total pendapatan dan Rp162.714 juta atau 18,5% dari total pendapatan. Pelanggan utama Perseroan dan Anak Perusahaan adalah HCPT, XL dan Mobile 8, masing-masing mencatatkan kontribusi terhadap total pendapatan sebesar 44,8%, 14,4%, dan 13,9%. Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Pendapatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp273.689 juta, diperoleh dari penyewaan menara sebesar Rp270.970 juta atau 99,0% dari total pendapatan dan penyewaan pemancar sebesar Rp2.719 juta atau 1,0% dari total pendapatan. Kegiatan penyewaan kepada pihak ketiga tersebut terutama terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, yaitu masing-masing sebesar Rp179.208 juta atau 65,5% dari total pendapatan dan Rp71.517 juta atau 26,1% dari total pendapatan. Pelanggan utama Perseroan dan Anak Perusahaan adalah HCPT, Mobile 8 dan XL, masing-masing mencatatkan kontribusi terhadap total pendapatan sebesar 50,3%, 18,1%, dan 10,5%. Beban pokok pendapatan Beban pokok pendapatan timbul dari biaya perawatan lokasi, biaya listrik, biaya perjalanan dinas, dan biaya lain-lain. Secara historis, biaya perawatan lokasi merupakan komponen biaya terbesar dari total beban pokok pendapatan. Keterangan (dalam jutaan Rupiah) 2008 Kontribusi (%) (sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008) 2009 (Sepuluh bulan) Kontribusi (%) Perawatan lokasi Listrik Perjalanan dinas Lain-lain (kurang dari Rp100) 38.730 6.861 1.845 168 81,4 14,4 3,9 0,3 10.723 2.783 1.767 107 69,7 18,1 11,5 0,7 Jumlah Beban Pokok Pendapatan 47.604 100,0 15.380 100,0 15 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Beban pokok pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp47.604 juta, terutama timbul dari biaya perawatan lokasi dan listrik masing-masing sebesar Rp38.730 juta atau 81,4% dari total beban pokok pendapatan dan Rp6.861 juta atau 14,4% dari total beban pokok pendapatan. Rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan terhitung sebesar 5,4%. Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Beban pokok pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp15.380juta, terutama timbul dari biaya perawatan lokasi dan listrik masing-masing sebesar Rp10.723 juta atau 69,7% dari total beban pokok pendapatan dan Rp2.783 juta atau 18,1% dari total beban pokok pendapatan. Rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan terhitung sebesar 5,6%. Depresiasi dan amortisasi Depresiasi dan amortisasi terdiri dari depresiasi aset tetap, amortisasi asuransi dan sewa tanah, dan amortisasi biaya pinjaman. Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Depresiasi dan amortisasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp296.268 juta, terdiri dari depresiasi aset tetap sebesar Rp197.183 juta, amortisasi asuransi dan sewa tanah sebesar Rp55.971 juta dan amortisasi biaya pinjaman sebesar Rp43.114 juta. Rasio beban depresiasi dan amortisasi terhadap pendapatan terhitung sebesar 33,7%. Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Depresiasi dan amortisasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp90.931 juta, terdiri dari depresiasi aset tetap sebesar Rp63.856 juta, amortisasi asuransi dan sewa tanah sebesar Rp19.178 juta dan amortisasi biaya pinjaman sebesar Rp7.897 juta. Rasio beban depresiasi dan amortisasi terhadap pendapatan terhitung sebesar 33,2%. Laba kotor Laba kotor merupakan selisih antara pendapatan dikurangi beban pokok pendapatan dan depresiasi dan amortisasi. Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Laba kotor Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp534.112 juta atau 60,8% dari pendapatan. Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Laba kotor Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp167.378 juta atau 61,2% dari pendapatan. Beban usaha Beban usaha terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Beban penjualan terdiri dari gaji dan kesejahteraan karyawan, perjalanan dan transportasi, dan representasi dan jamuan. Beban umum dan administrasi terdiri dari gaji dan kesejahteraan karyawan, jasa profesional, keperluan kantor, imbalan kerja, biaya bank, pajak dan perijinan, dan biaya lain-lain. Secara historis, biaya gaji dan kesejahteraan dan biaya perjalanan dan transportasi merupakan komponen biaya terbesar dari beban penjualan sedangkan komponen biaya terbesar dari beban umum dan administrasi adalah biaya gaji dan kesejahteraan dan jasa profesional. 16 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Keterangan (dalam jutaan Rupiah) 2008 Kontribusi (%) (sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008) 2009 (Sepuluh bulan) Kontribusi (%) Beban penjualan Beban umum dan administrasi 14.350 66.510 17,7 82,3 7.061 24.018 22,7 77,3 Jumlah beban usaha 80.860 100,0 31.079 100,0 Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Beban usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp80.860 juta, terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp14.350 juta atau 17,7% dari total beban usaha dan Rp66.510 juta atau 82,3% dari total beban usaha. Biaya gaji dan kesejahteraan karyawan serta jasa profesional di bagian umum dan administrasi masing-masing tercatat sebesar Rp31.107 juta dan Rp29.682 juta sedangkan biaya gaji dan kesejahteraan karyawan dan biaya perjalanan dan transportasi di bagian penjualan masing-masing tercatat sebesar Rp8.885 juta dan Rp4.004 juta. Keempat komponen biaya tersebut memiliki kontribusi terhadap total beban usaha sebesar 91,1%. Rasio beban usaha terhadap pendapatan terhitung sebesar 9,2%. Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Beban usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp31.079 juta, terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp7.061 juta atau 22,7% dari total beban usaha dan Rp24.018 juta atau 77,3% dari total beban usaha. Biaya gaji dan kesejahteraan karyawan serta jasa profesional di bagian umum dan administrasi masing-masing tercatat sebesar Rp11.324 juta dan Rp10.758 juta sedangkan biaya gaji dan kesejahteraan karyawan dan biaya perjalanan dan transportasi di bagian penjualan masing-masing tercatat sebesar Rp2.402 juta dan Rp3.855 juta. Keempat komponen biaya tersebut memiliki kontribusi terhadap total beban usaha sebesar 91,2%. Rasio beban usaha terhadap pendapatan terhitung sebesar 11,4%. Laba operasi Laba operasi merupakan selisih antara laba kotor dikurangi beban usaha. Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Laba operasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp453.252 juta atau 51,6% dari pendapatan. Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Laba operasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp136.299 juta atau 49,8% dari pendapatan. Laba (Rugi) bersih Laba (Rugi) bersih merupakan selisih antara laba (rugi) operasi ditambah penghasilan lain-lain dikurangi dengan beban lain-lain dan pajak penghasilan. Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Laba bersih Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp535.680 juta atau 61,0% dari pendapatan. Selama periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan membukukan laba kurs – bersih sebesar Rp476.513 juta sejalan dengan menguatnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US$ dan beban keuangan sebesar Rp368.060 juta sehubungan dengan pinjaman atas nama Anak Perusahaan. 17 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Rugi bersih Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp471.123 juta atau negatif 172,1% dari pendapatan. Hal ini terutama disebabkan pencatatan rugi selisih kurs senilai Rp489.911 juta seiring dengan melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US$. Beban keuangan selama periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp90.791 juta. Perubahan Pendapatan, Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba (Rugi) Bersih untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 ANALISIS NERACA Tanggal 31 Oktober 2009 Aset Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Aset Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp6.110.103 juta, meningkat sebesar Rp242.592 juta atau 4,13% dari Rp5.867.511 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan: a. Kas dan setara kas Kas dan setara kas tercatat sebesar Rp694.143 juta, mengalami penurunan sebesar Rp231.651 juta atau 25,0% dari Rp925.794 juta pada tahun 2008, yang merupakan sisa pinjaman yang diperoleh Anak Perusahaan untuk akuisisi Telecommunication Tower Sites yang belum digunakan. b. Piutang usaha - pihak ketiga Piutang usaha - pihak ketiga tercatat sebesar Rp42.674 juta, mengalami penurunan sebesar Rp53.542 juta atau 55,6% dari Rp96.216 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan reklasifikasi piutang usaha yang berasal dari Mobile 8 sebesar Rp110.954 juta ke dalam akun aset tidak lancar lainnya. Pada tanggal 17 Desember 2009, Anak Perusahaan dan Mobile 8 menandatangani perjanjian mengenai skedul pembayaran untuk melunasi piutang bulan berjalan dan sisa saldo yang akan dibayar lunas dalam 3 tahun mulai Juni 2010. Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp29.041 juta atau 18,9% dari total piutang usaha. Manajemen 18 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. c. Pajak dibayar di muka Pajak dibayar di muka tercatat sebesar Rp389.003 juta, meningkat sebesar Rp103.840 juta atau 36,4% dari Rp285.163 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan klaim restitusi pajak penghasilan Pasal 4(2) 2007-2008 sebesar Rp150.027 juta yang merupakan perubahan terhadap dasar pajak atas pendapatan penyewaan menara. Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral Pajak No.S-693/ PJ.03/2009 tanggal 23 Juni 2009, pendapatan Anak Perusahaan dari penyewaan menara dikenakan pajak penghasilan badan dengan tarif yang berlaku umum sedangkan sampai dengan tahun 2008, pendapatan Anak Perusahaan dari penyewaan menara dikenakan pajak dengan tarif pajak final sebesar 10% yang dipotong oleh para penyewa menara. d. Aset tetap Aset tetap tercatat sebesar Rp4.544.909 juta, meningkat sebesar Rp 314.979 juta atau 7,5% dari Rp4.229.930 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan penambahan aset menara sejumlah 368 dengan nilai Rp466.298 juta. Sampai dengan 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki sebanyak 3.639 menara. e. Aset tidak lancar lainnya Aset tidak lancar lainnya tercatat sebesar Rp131.085 juta, meningkat sebesar Rp98.520 juta atau 302,53% dari Rp32.565 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan reklasifikasi piutang usaha yang berasal dari Mobile 8 berdasarkan perjanjian tanggal 17 Desember 2009 sebagaimana telah dijelaskan dalam butir b. Kewajiban Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Kewajiban Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp5.053.878 juta, menurun sebesar Rp299.269 juta atau 5,6% dari Rp5.353.174 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan: a. Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - pihak ketiga Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun kepada pihak ketiga tercatat sebesar Rp384.915 juta di mana seluruhnya merupakan bagian dari pinjaman Senior yang jatuh tempo dalam 1 tahun. b. Hutang jangka panjang - pihak ketiga Hutang jangka panjang tercatat sebesar Rp3.796.502 juta, menurun sebesar Rp305.982 juta atau 7,5% dari Rp4.102.489 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan bagian pinjaman senior yang sudah jatuh tempo. c. Pendapatan diterima di muka Pendapatan diterima di muka tercatat sebesar Rp335.604 juta, menurun sebesar Rp257.496 juta atau 43,4% dari Rp593.100 juta pada tahun 2008 terutama dikarenakan penurunan pendapatan diterima di muka atas sewa operasi menara oleh HCPT sebesar Rp282.449 juta atau 48,6% menjadi Rp298.489 juta. Ekuitas Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp1.056.225 juta, meningkat sebesar Rp541.888 juta atau 105,4% dari Rp514.337 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan membaiknya kinerja Perseroan dan Anak Perusahaan dari rugi bersih sebesar Rp471.123 juta menjadi laba bersih Rp535.680 juta. 19 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Perubahan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas untuk tanggal 31 Oktober 2009 dan tahun 2008 ANALISIS RASIO KEUANGAN Likuiditas Likuiditas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban lancar, yang diukur dengan rasio lancar dengan cara membandingkan jumlah aset lancar dengan jumlah kewajiban lancar. Rasio lancar Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing sebesar 1,8x dan 5,0x. Solvabilitas Solvabilitas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi seluruh kewajiban, yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah kewajiban dengan jumlah aset atau jumlah ekuitas. Rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing sebesar 0,8x dan 0,9x. Rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing sebesar 4,8x dan 10,4x. Imbal Hasil Ekuitas Imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba bersih, yang dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan jumlah ekuitas. Rasio imbal hasil ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing sebesar 50,7% dan (91,6%). Imbal Hasil Investasi Imbal hasil investasi menunjukkan kemampuan aset produktif Perseroan untuk menghasilkan laba bersih, yang dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan jumlah aset. Rasio imbal hasil investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing sebesar 8,8% dan (8,0%). 20 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Rasio Lancar Solvabilitas Aset Solvabilitas Ekuitas Imbal Hasil Ekuitas Imbal Hasil Investasi 31 Oktober 2009 31 Desember 2008 1,8x 0,8x 4,8x 50,7% 8,8% 5,0x 0,9x 10,4x (91,6%) (8,0%) ANALISIS ARUS KAS Arus Kas dan Setara Kas Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Kas dan setara kas Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp694.143 juta, mengalami penurunan sebesar 25,0% atau Rp231.651 juta dari Rp925.794 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Kas dan setara kas Perseroan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp925.794 juta. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp233.734 juta, merupakan kas yang diterima dari pelanggan setelah dikompensasi dengan pembayaran kepada pihak ketiga antara lain pemasok, karyawan dan pajak. Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp314.332 juta, merupakan kas yang diterima dari pelanggan setelah dikompensasi dengan pembayaran kepada pihak ketiga antara lain pemasok, karyawan dan pajak. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Kas yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp551.857 juta, terutama digunakan untuk pembelian aset tetap dan sewa tanah jangka panjang masing-masing sebesar Rp490.163 juta dan Rp62.300 juta. Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Kas yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp1.604.136 juta, terutama digunakan untuk pembelian aset tetap dan sewa tanah jangka panjang masing-masing sebesar Rp1.483.235 juta dan Rp116.969 juta. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp86.472 juta diperoleh dari penerimaan hutang jangka panjang – pihak ketiga sebesar Rp280.061 juta dan hutang jangka panjang – pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp30.871 juta, yang dikompensasi dengan pembayaran biaya pinjaman dan pembayaran beban bunga masing-masing sebesar Rp23.918 juta dan Rp200.542 juta. 21 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp2.215.598 juta terutama diperoleh dari penerimaan hutang jangka panjang – pihak ketiga sebesar Rp 3.957.947 juta, setoran modal sebesar Rp490.030 juta, yang dikompensasi dengan pembayaran hutang jangka panjang – pihak ketiga sebesar Rp1.618.400 juta, pembayaran akuisisi Anak Perusahaan Rp490.551 juta dan pembayaran biaya pinjaman dan beban bunga masing-masing sebesar Rp233.196 juta dan Rp49.776 juta. PEMASARAN Tujuan Perseroan adalah untuk menjadi perusahaan investasi terkemuka khusus dalam bidang penyediaan jasa telecommunication tower sites. Investasi yang sekarang dimiliki Perseroan adalah dalam bentuk saham Anak Perusahaan dilakukan untuk menangkap peluang yang menarik dari industri penyediaan jasa telecommunication tower sites. Pembentukan perusahaan investasi khusus akan memberikan keleluasaan dalam pengembangan investasi karena adanya fleksibilitas untuk melakukan pengembangan investasi: dengan pembentukan anak perusahaan baru; atau oleh Anak Perusahaan; yang mana pemilihan strategi ini akan mempengaruhi kegiatan pendanaan investasi tersebut. Perseroan percaya bahwa kesempatan untuk pertumbuhan dan investasi masih cukup cerah karena selain industri telekomunikasi memiliki prospek yang cukup baik seperti penetrasi penggunaan ponsel yang masih rendah, harga unit ponsel yang semakin terjangkau dan layanan komunikasi data yang semakin menarik pelanggan. Sementara itu, mempertimbangkan bahwa investasi di industri telecommunication tower sites merupakan investasi yang sangat padat modal, maka sangat penting untuk menjaga kinerja Anak Perusahaan, yang mana aset terbesar Perseroan saat ini ada di Anak Perusahaan. Pertumbuhan Melalui Penjualan dan Mengoptimalkan Kolokasi Pada Portofolio yang Tersedia Manajemen percaya bahwa sebagian besar kesempatan untuk berkembang terletak pada penyewaan ruang yang ada pada telecommunication tower sites yang telah tersedia. Biaya pengoperasian sebuah telecommunication tower sites biasanya tetap. Karena itu, menyewakan ruang yang tersedia pada operator telekomunikasi nirkabel tambahan, disebut juga kolokasi, meningkatkan keuntungan operasional dan imbal hasil atas modal yang ditanamkan secara signifikan. Karena itu, manajemen akan terus memusatkan perhatian pada usaha penjualan dan pemasaran untuk menambah peralatan tambahan dari operator telekomunikasi nirkabel pada portofolio telecommunication tower sites yang tersedia. Manajemen juga akan mempelajari kesempatan lain untuk berkembang demi mengoptimalkan kapasitas pengunaan, termasuk dengan menarik penyewa baru untuk menggunakan peralatan baru yang mendukung teknologi baru seperti 3G, 3.5G dan WIMAX pada telecommunication tower sites milik Protelindo. Protelindo menggunakan teknik penjualan dan pemasaran yang terarah untuk menambah tingkat penyewaan pada semua telecommunication tower sites yang telah tersedia, baik yang baru dibangun ataupun yang telah diakuisisi. Manajemen percaya bahwa kunci sukses dari strategi ini terletak pada kemampuan untuk mengembangkan hubungan jangka panjang dan secara konsisten terus bekerja dengan kinerja terbaik untuk memenuhi dan/atau melebihi kebutuhan operator telekomunikasi nirkabel, dan agar dikenal sebagai perusahaan yang membuat komitmen yang bisa diterima secara komersial serta memenuhi komitmen ini secara tepat waktu. Karena kecepatan untuk memasuki pasar baru dan kemampuan untuk mengembangkan jangkauan jaringan dan kapasitas jaringan secara cepat adalah bagian penting untuk kesuksesan operator telekomunikasi nirkabel, manajemen percaya bahwa kemampuan Perseroan untuk mendukung pelanggannya dalam mencapai tujuannya pada akhirnya akan membantu keberhasilan pemasaran dan penggunaan kapasitasnya. Perseroan memusatkan sasaran pada operator telekomunikasi nirkabel yang sedang berkembang atau memperbaiki infrastruktur jaringan mereka yang telah ada dan juga operator yang sedang menerapkan teknologi baru. 22 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Pertumbuhan Melalui Akuisisi Protelindo telah mencapai posisi sebagai perusahaan terkemuka dalam industri ini di Indonesia sebagian besar melalui akuisisi. Keberhasilan pertumbuhan Protelindo tergantung pada kemampuan untuk menerapkan strategi akuisisi telecommunication tower sites. Protelindo akan terus menjalankan akuisisi yang strategis, termasuk transaksi-transaksi yang memungkinkan dengan operator telekomunikasi nirkabel besar yang bertujuan untuk menjual telecommunication tower sites mereka. Target potensial lainnya untuk strategi akuisisi ini adalah perusahaan-perusahaan lain sejenis yang lebih kecil yang juga memiliki dan mengoperasikan telecommunication tower sites. Akuisisi telecommunication tower sites dievaluasi menggunakan banyak kriteria, termasuk kemungkinan permintaan, lokasi telecommunication tower sites, ketinggian menara, penggunaan kapasitas yang ada, lingkungan setempat, dan peraturan pemerintah daerah tentang pembangunan menara baru. Strategi akuisisi melibatkan resiko yang besar, termasuk meningkatkan kebutuhan pendanaan dan pembayaran kembali pinjaman, mengintegrasikan aset dan fasilitas-fasilitas telecommunication tower sites yang memiliki jenis yang berbeda-beda, mengakuisisi dan mengoperasikan telecommunication tower sites di daerah di mana Perseroan belum beroperasi saat ini, dan kebutuhan untuk memperkerjakan dan mempertahankan para karyawan yang memenuhi syarat di seluruh Indonesia untuk mengoperasikan dan merawat portofolio telecommunication tower sites yang lebih besar. Protelindo percaya bahwa kompetisi dalam perolehan telecommunication tower sites akan meningkat di masa depan, yang mungkin berakibat keharusan untuk membayar harga yang lebih tinggi dan menyetujui syarat-syarat perjanjian yang kurang menarik. Pertumbuhan Melalui Pembangunan Sebelumnya, para operator telekomunikasi nirkabel telah membangun sebagian besar telcommunication tower sites untuk digunakan sendiri, dengan menggunakan jasa dari pihak luar untuk beberapa layanan seperti site acquisition (perolehan lahan) dan manajemen pembangunan. Akan tetapi akhir-akhir ini, operator-operator telekomunikasi nirkabel telah menunjukkan minat yang lebih tinggi dengan menyewa dari penyedia jasa telecommunication tower sites independen untuk membangun (baik melalui pihak ketiga maupun tidak melalui pihak ketiga) dan memiliki menara dimana mereka akan mendapat jaminan ruang sesuai perjanjian jangka panjang. Pengaturan semacam ini disebut dengan “Build to Suit”. Protelindo akan terus berkembang dengan memusatkan perhatian kegiatan konstruksi pada proyek Build to Suit tersebut. Sesuai pengaturan tersebut, Protelindo setuju untuk bekerjasama dengan operator telekomunikasi nirkabel untuk membangun dan memiliki jaringan telecommunication tower sites yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dan lokasi pilihan operator telekomunikasi nirkabel. Operator telekomunikasi nirkabel lalu menjadi penyewa awal (anchor tenant) dengan mendapat jaminan ruang di semua menara ini berdasarkan perjanjian sewa jangka panjang. Manajemen percaya bahwa bagian besar dari telecommunication tower sites baru di Indonesia akan dihasilkan dari pembangunan baru sesuai dengan proyek Build to Suit, dan dengan menyediakan layanan seperti itu Protelindo akan meningkatkan jumlah portofolio telecommunication tower sites dan menciptakan tambahan pendapatan termasuk tambahan pendapatan dari potensial penyewa kolokasi pada telecommunication tower sites ini. PROSPEK INDUSTRI KOMUNIKASI NIRKABEL DAN INDUSTRI JASA PENYEDIAAN TELECOMMUNICATION TOWER SITES Industri Komunikasi Nirkabel di Indonesia, yang menjadi kunci penggerak industri penyedia jasa telecommunication tower sites, masih diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang pada akhirnya akan menyebabkan permintaan akan ruang pada telecommunication tower sites untuk penambahan base station dan peralatan antenna. Potensi peningkatan permintaan akan ruang ini juga ditunjukkan oleh rendahnya tingkat penetrasi dari komunikasi nirkabel di Indonesia dibandingkan dengan negara negara Asia lainnya seperti tercantum dalam tabel berikut: 23 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Negara India Vietnam Indonesia Philippines Thailand Malaysia Taiwan Hong Kong Pelanggan Seluler per 100 penduduk 2007 Jumlah Operator Nirkabel 2007 Populasi (juta) 2007 GDP per Kapita (US$) 2007 19.98 27.16 35.33 58.88 80.42 87.86 106.11 146.41 7 7 10 4 5 6 6 5 1,169.02 87.38 231.63 87.96 63.88 26.57 22.9 7.21 971 809 1,869 1,638 3,841 7,027 14,199 28,749 Sumber : International Telecommunication Union, “Asia-Pacific Telecommunication/ICT Indicators 2008” Telecommunication tower sites merupakan bagian yang sangat penting dari jaringan komunikasi nirkabel karena mereka merupakan infrastruktur pasif dalam peralatan pemancar (antena dan antena mikrowave) dan BTS. Usaha inti dari penyedia jasa telecommunication tower sites independen adalah menyediakan infrastruktur ini bagi operator telekomunikasi nirkabel dengan menyewakan ruang di telecommunication tower sites sesuai dengan perjanjian sewa jangka panjang yang menghasilkan pendapatan sewa. Manajemen percaya bahwa kebutuhan telecommunication tower sites di Indonesia akan meningkat berdasarkan faktor-faktor berikut: • Pertumbuhan jaringan network dan kapasitas yang terus berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dari operator yang ada dan pendatang baru mengingat tingkat penetrasi telekomunikasi di Indonesia yang saat ini masih cukup rendah dan masih mempunyai potensi pasar yang baik. • Operator telekomunikasi nirkabel pendatang baru di Indonesia diharapkan untuk meningkatkan jangkauan mereka demi mendapat pangsa pasar dari operator yang telah ada, yang menyebabkan permintaan tambahan bagi penyewaan menara dalam jangka pendek sampai menengah ke depan. • Meningkatnya persaingan di antara para operator telekomunikasi nirkabel menyebabkan turunnya tarif yang membuat naiknya menit pemakaian, yang mengakibatkan kebutuhan kapasitas jaringan yang lebih besar, dan akibatnya, selain menambah BTS demi mempeluas jangkauan, operator telekomunikasi nirkabel juga akan perlu untuk menambah BTS lagi demi mempeluas kapasitas supaya menghindari kepadatan di jaringan mereka. • Pengenalan teknologi baru seperti 3G, 3.5G, dan WIMAX yang diharapkan untuk meningkat selama 5 tahun ke depan akan menghasilkan tambahan penggunaan ruang di telecommunication tower sites, baik untuk telecommunication tower sites yang telah tersedia maupun yang baru. Dimasa mendatang, layanan komunikasi nirkabel diharapkan untuk terus mengalami pertumbuhan pesat, didorong oleh bertambahnya daya beli, turunnya tarif, pertumbuhan permintaan pengiriman data nirkabel, dan turunnya harga handsets. Karena pulau Jawa memiliki potensi terbesar dalam layanan komunikasi nirkabel dengan kepadatan penduduk teringgi diantara daerah-daerah lain di Indonesia, pertumbuhan tercepat kemungkinan besar terjadi di wilayah ini. PROSPEK PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN Perseroan percaya bahwa sejalan dengan tumbuhnya industri komunikasi nirkabel, persaingan telah menjadi lebih ketat. Sebagai akibatnya, banyak operator nirkabel berminat untuk melakukan penghematan modal dan meningkatkan kecepatan masuk ke pasar baru dengan memusatkan perhatian pada kegiatankegiatan yang berakibat langsung pada pertumbuhan pelanggan dan menggunakan jasa dari luar dalam hal kebutuhan infrastruktur seperti memiliki, membangun melalui pihak ketiga dan merawat menara. Ini khususnya dapat dicapai dengan melakukan kolokasi pada telecommunication tower sites yang dimiliki oleh penyedia telecommunication tower sites independen seperti Perseroan. Tren akan meningkatnya kolokasi kemungkinan dipercepat karena peraturan pembatasan menara dan bertambahnya kecenderungan dari pemerintah daerah yang mengharuskan telecommunication tower sites untuk dapat menampung beberapa penyewa. 24 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Secara singkat, faktor-faktor yang mendorong operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia untuk menyewa infrastruktur menara dari penyedia telecommunication tower sites independen adalah: • Mengurangi pengeluaran modal dan memperbaiki imbal hasil atas modal yang ditanamkan; I Menggunakan jasa alihdaya (outsourcing) untuk kegiatan yang bukan merupakan usaha inti dan memusatkan perhatian pada usaha inti telekomunikasi nirkabelnya; • Melakukan penggelaran jaringan (network roll-out) yang lebih cepat dan waktu pemasaran yang lebih cepat, khususnya bagi pendatang baru; • Permintaan peraturan dan hukum yang mendukung kolokasi; dan • Mencapai perluasan jangkauan (khususnya bagi operator yang lebih besar) di wilayah-wilayah dengan kepadatan tinggi. Sebagai tambahan dari faktor- faktor diatas, manajemen percaya bahwa industri penyedia telecommunication tower sites independen akan mendapat keuntungan dari beberapa faktor tambahan, termasuk hal-hal yang berikut: • Pendapatan yang stabil dan berkembang berdasarkan pada perjanjian sewa jangka panjang dengan operator nirkabel • Rendahnya tingkat perpindahan penyewa dikarenakan tingginya biaya dan gangguan berkenaan dengan memindahkan peralatan nirkabel ke telecommunication tower sites baru dan menyebabkan penataan ulang jaringan nirkabel; • Industri yang terdiri dari pelanggan-pelanggan yang pada dasarnya terdiri dari perusahaanperusahaan nasional dan multinasional besar yang memiliki kontribusi keuangan yang besar; • Kebutuhan modal perawatan di masa depan yang rendah; • Arus kas jangka panjang dan rasio laba yang baik dengan rendahnya biaya operasional; dan • Inisiatif Pemerintah Daerah untuk mengurangi jumlah menara dan karenanya mengharuskan operator mengkolokasikan peralatan mereka di menara yang dibangun (baik melalui pihak ketiga ataupun tidak melalui pihak ketiga) untuk kolokasi. PANDANGAN MANAJEMEN TERHADAP KONDISI EKONOMI DAN KONDISI PASAR Banyak negara termasuk Indonesia sedang mengalami kesulitan ekonomi yang tercermin dari penurunan nilai mata uang, penurunan nilai pasar saham, ketatnya likuiditas di sektor perbankan dan rendahnya laju pertumbuhan ekonomi. Operasi Perseroan dan Anak Perusahaan di masa datang mungkin dipengaruhi oleh kelanjutan kondisi ekonomi ini. Saat ini industri telekomunikasi telah berkembang menjadi lebih kompetitif. Sebagai konsekuensinya banyak operator mencari pendanaan untuk meningkatkan kecepatannya mendapatkan pangsa pasar baru dengan menfokuskan kepada pertumbuhan pelanggan dan mengalihdayakan jaringan infrastruktur kepada perusahaan penyedia menara. Tren ini cenderung meningkat dengan adanya permasalahan peraturan dan tendensi dari pemerintahan daerah yang mensyaratkan menara untuk digunakan bersama. Secara keseluruhan, faktor utama untuk operator untuk menyewa infrastruktur menara dari penyedia menara independen adalah: • Mengurangi biaya capital dan meningkatkan Return on Capital, • Mengalihdayakan aktivitas yang bukan bisnis inti dan menfokuskan ke bisnis komunikasi inti, • Untuk mencapai penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat untuk mencapai pasar khususnya pendatang baru, • Persyaratan dari peraturan yang menganjurkan kolokasi, • Meningkatkan cakupan di area padat. Manajemen percaya bahwa kondisi ekonomi saat ini akan mengarahkan operator untuk melakukan kolokasi dan manajemen mengharapkan untuk mengambil sebagian besar pangsa pasar tersebut. Manajemen juga berkeyakinan bahwa kondisi ekonomi saat ini tidak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan permintaan atas wireless yang mana menjadi kunci utama permintaan atas menara kami dalam jangka panjang. Selanjutnya, manajemen Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada dampak tertentu yang terukur yang dapat mempengaruhi kesinambungan usaha, pemulihan aset atau kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo. 25 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk KONDISI PERSAINGAN YANG DIHADAPI PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN Dalam menjalankan usahanya, Perseroan menghadapi persaingan dengan penyediaan jasa telecommunication tower sites independen lainnya seperti PT Solusindo Kreasi Pratama (Indonesian Tower), PT Tower Bersama, PT Tunas Solusi Pratama dan beberapa penyedia telecommunication tower sites independen lainnya. Selain bersaing dengan perusahaan tersebut di atas, Perseroan juga bersaing dengan PT Tower Nasional, sebuah perusahaan yang dibentuk oleh XL untuk mengoperasikan portofolio menara telekomunikasi nya yang saat ini merupakan pesaing utama Perseroan. Perseroan juga menghadapi persaingan dari operator nirkabel seperti Telkomsel dan Indosat yang merupakan operator nirkabel besar yang baru baru ini mulai menyewakan ruang pada telecommunication tower sites mereka kepada operator nirkabel yang lain. PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR VALUTA ASING TERHADAP HASIL USAHA DAN KEADAAN KEUANGAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN Fluktuasi kurs mata uang asing terhadap Rupiah terutama Dolar Amerika Serikat akan mempengaruhi laba bersih Perseroan dan Anak Perusahaan di masa depan dikarenakan Anak Perusahaan memiliki pinjaman jangka panjang dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. MANAJEMEN RISIKO Risiko becana alam Anak Perusahaan telah mengasuransikan harta kekayaan dengan perlindungan asuransi kerusakan dan tanggung jawab pihak ketiga atas telecommunication tower site milik Anak Perusahaan kepada Perusahaan Asuransi yang terkemuka dan bonafid. Risiko fluktuasi suku bunga Anak Perusahaan terpapar resiko tingkat suku bunga LIBOR sehubungan dengan pinjaman Senior yang diperoleh Anak Perusahaan. Untuk mengantisipasi resiko kenaikan suku bunga LIBOR Anak Perusahaan menandatangani kontrak SWAP dengan DBS Bank Ltd. dan ABN AMRO Bank NV yang ditujukan sebagai sarana lindung nilai terhadap pembayaran bunga pinjaman senior tiga bulanan dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Risiko kepada mata uang asing Anak Perusahaan mengelola eksposur mata uang asing yang umumnya meliputi Dolar Amerika Serikat dengan melakukan perjanjian penyewaan menara dalam Dolar Amerika Serikat. Hal ini merupakan manajemen risiko yang diyakini oleh manajemen Perseroan dan Anak Perusahaan berdampak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang bagi Anak Perusahaan. Untuk meminimalkan resiko atas nilai tukar mata uang, Anak Perusahaan telah melakukan lindung nilai alamiah terhadap akuisisi telecommunication tower sites dari HCPT yang didanai dengan pinjaman Senior dan pinjaman Mezannine dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sesuai dengan perjanjian sewa dalam mata uang yang sama. Risiko kehilangan pelanggan Untuk meminimalkan resiko atas kehilangan pelanggan, Anak Perusahaan telah menandatangani kontrak perjanjian jangka panjang 5 – 10 tahun dengan klausa perpanjangan untuk periode berikut. Risiko ketergantungan terhadap pelanggan Anak Perusahaan telah mempunyai kontrak perjanjian dengan hampir seluruh operator telepon selular GSM dan CDMA di Indonesia. Dengan sejalan pertumbuhan dan peningkatan tower telecommunication tower sites dari operator-operator telepon selular, akan juga meningkatkan jumlah tower telecommunication tower sites yang disewa, dengan demikian secara bertahap akan mengurangi tingkat ketergantungan terdapat pelanggan tertentu. 26 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Anak Perusahaan mendapatkan pinjaman dari beberapa bank dan institusi keuangan dalam dan luar negeri yang dalam prosesnya telah melalui proses penelaahan atas aspek-aspek yang terkait dengan kegiatan usaha Anak Perusahaan, kelayakan usaha/feasibility studies, prospek bisnis, prospek industri, business model dan proyeksi keuangan Anak Perusahaan dalam rangka melakukan penilaian kemampuan Anak Perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangan Anak Perusahaan kepada krediturnya. Untuk menyesuaikan dengan kegiatan usaha Anak Perusahaan yang berinvestasi di tower telecommunication sites yang memiliki kontrak jangka panjang, Anak Perusahaan melakukan pendanaan dengan pinjaman jangka panjang yang dilunasi bertahap dalam jangka waktu 5 tahun. Pinjaman ini juga mempunyai masa tenggang (grace period) selama 1 tahun pertama dimana perseroan akan memulai pembayaran kembali yang dimulai Maret 2010 yang memberikan kesempatan untuk Anak Perusahaan melakukan ekspansi demi peningkatan skala usaha dengan melakukan kolokasi untuk memperkuat profitabilitas perusahaan yang akan digunakan sebagai sumber pembayaran (Source of Repayment) pinjaman Anak Perusahaan. 27 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB V. RISIKO TERKAIT KEGIATAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN TERKAIT KEPADA INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN Sebelum melakukan investasi pada saham Perseroan, para calon investor harus memperhatikan risikorisiko yang disebutkan di bawah ini, beserta dengan informasi-informasi lainnya yang terdapat pada bagian-bagian lain dalam Prospektus ini. Perseroan telah mengungkapkan seluruh faktor risiko yang mempengaruhi Perseroan dan Anak Perusahaan dan industrinya yang secara material yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan operasional dan prospek Perseroan dan Anak Perusahaan secara negatif. Risiko-risiko sebagaimana disebutkan di bawah ini merupakan semua risiko yang dapat mempengaruhi secara material dan negatif terhadap kegiatan usaha, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Dalam kondisi tersebut di atas, calon investor mungkin dapat mengalami kerugian atas seluruh atau sebagian investasinya. Setiap calon investor dalam Penawaran Umum ini harus memperhatikan seluruh fakta yang dibuat dan diatur dalam peraturan hukum yang berlaku. Risiko di bawah ini disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan, kegiatan operasional dan prospek Perseroan dan Anak Perusahaan serta investasi pada saham Perseroan. Risiko yang dihadapi Perseroan 1. Kelangsungan usaha Perseroan sangat bergantung kepada kegiatan operasional Anak Perusahaan. Perseroan hanya memiliki satu investasi yaitu investasi pada Protelindo sebesar 99,99%. Tidak terdapat jaminan bahwa Anak Perusahaan milik Perseroan akan selalu memberikan kontribusi laba secara berkesinambungan. Penurunan kinerja keuangan Anak Perusahaan akan dapat mengakibatkan dampak buruk secara material pada kinerja dan prospek Perseroan. 2. Risiko Investasi Risiko investasi dapat timbul karena adanya pergerakan tingkat suku bunga, harga yang berlaku di pasar dan pembagian dividen terhadap nilai suatu aset yang dikelola Perseroan dalam portfolionya. Penurunan suku bunga, harga pasar dan tidak adanya pembagian dividen dapat mempengaruhi nilai investasi dan pendapatan Perseroan. Kegagalan dalam mengantisipasi risiko ini dapat menurunkan Pendapatan Perseroan. 3. Risko Perubahan Peraturan Pemerintah Mengingat kegiatan usaha Perseroan bergerak di bidang investasi, yang terpengaruh dengan adanya perubahan peraturan atau kebijakan Pemerintah misalnya di bidang perpajakan, batasan investasi pada sektor atau jumlah kepemilikan saham, maka adanya perubahan dalam bidang yang disebut diatas atau adanya batasan-batasan dalam berinvestasi dapat mempengaruhi kelangsungan usaha dan prospek Perseroan. 4. Risko Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing Perseroan menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing dimana hutang Anak Perusahaan dalam mata uang asing dengan jumlah yang signifikan sedangkan pendapatan usaha Anak Perusahaan tersebut dalam mata uang Rupiah. Peningkatan nilai tukar valuta asing tersebut terhadap Rupiah dapat berdampak material negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil operasi Anak Perusahaan yang kemudian berdampak negatif pula kepada Perseroan secara finansial khususnya laba bersih Perseroan. 28 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Risiko yang dihadapi Anak Perusahaan yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional dan prospek Perseroan. 1. Kegiatan usaha dan perkembangan Protelindo bergantung kepada permintaan atas kegiatan komunikasi nirkabel, kegiatan operator nirkabel dan faktor pertumbuhan industri operator nirkabel serta kelangsungan usaha/bisnis operator nirkabel. Permintaan penyewaan atas ruang pada telecommunication tower sites milik Protelindo bergantung kepada faktor-faktor yang berada di luar kontrol Protelindo, termasuk, permintaan atas jasa telekomunikasi nirkabel oleh para konsumen, kondisi keuangan, akses permodalan operator nirkabel, strategi para operator nirkabel terkait dengan kepemilikan dan penyewaan menara-menara telekomunikasi, perizinan atas pengoperasian kegiatan usaha selular dari pemerintah, perubahan peraturan terkait dengan telekomunikasi dan kondisi perekonomian. Penurunan tingkat pertumbuhan komunikasi nirkabel di Indonesia akan menekan kegiatan ekspansi jaringan dan mengurangi permintaan akan telecommunication tower sites milik Protelindo. Selanjutnya, kecenderungan penurunan dan atau peningkatan pada segmen tertentu dalam bisnis nirkabel, sebagai akibat dari teknologi, persaingan atau faktor-faktor lain diluar kontrol Protelindo dapat mempengaruhi secara material permintaan atas telecommunication tower sites milik Protelindo. Pada akhirnya, kemajuan teknologi dapat mengurangi kebutuhan akan pemancaran dan penerimaan sinyal yang berbasiskan telecommunication tower sites. Terjadinya faktor-faktor sebagaimana dimaksud di atas dapat secara negatif material mempengaruhi kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan kegiatan operasional Protelindo, yang akhirnya dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya pendapatan/penjualan Perseroan. 2. Kontrak-kontrak jangka panjang dengan para pelanggan Protelindo, mengakibatkan Protelindo sangat sensitif dengan kredibilitas dari masing-masing pelanggan Protelindo. Kontrak sewa telecommunication tower sites antara Protelindo dengan para pelanggan yang bersifat jangka panjang, mengakibatkan Protelindo sangat bergantung kepada kredibilitas dan kelangsungan kemampuan finansial dari para pelanggan Protelindo. Apabila satu atau lebih dari pelangganpelanggan utama Protelindo mengalami kesulitan finansial, dapat berdampak kepada Protelindo tidak dapat memperoleh pendapatan yang telah diperkirakan sebelumnya. Hal ini secara negatif material dapat mempengaruhi kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan kegiatan operasional Protelindo sehingga dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya pendapatan, piutang Perseroan dan arus kas dari penerimaan pelanggan. 3. Protelindo mungkin tidak dapat mengatur secara efektif pertumbuhan kegiatan usahanya dengan menggunakan strategi akuisisi. Protelindo telah melakukan akuisisi telecommunication tower sites ataupun aset secara agresif dan berencana untuk tetap menjalankan strategi dimaksud dengan cara yang selektif. Saat ini Protelindo sedang dalam proses melakukan akuisisi sejumlah sampai dengan 3.692 telecommunication tower sites dari HCPT. Terkait dengan strategi tersebut di atas, terdapat juga risiko-risiko yang melekat, antara lain meningkatnya beban atau leverage dan debt service requirement, integrasi yang berbeda atas portofolio dan fasilitas telekomunikasi dan pengoperasian telecommunication tower sites di pasar yang secara geografis berbeda. Transaksi-transaksi akuisisi, termasuk transaksi akuisisi telecommunication tower sites dari HCPT, juga memiliki beberapa risiko yang melekat pada transaksi termasuk: • Ketidakpastian dalam melakukan evaluasi atas nilai, nilai tambah dan potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari kandidat yang akan diakuisisi; • ketidakmampuan untuk mengidentifikasi atau mengkuantifikasi secara tepat seluruh kelemahankelemahan, risiko-risiko, beban tanggung jawab dan biaya-biaya yang terkait dengan kandidat yang akan diakuisisi; • kemampuan untuk mencapai sinergi yang diinginkan dan potensi pertumbuhan yang diharapkan dari pelaksanaan akuisisi; • perubahan-perubahan yang tidak dapat diantisipasi dalam kegiatan operasional, kondisi industri, peraturan yang berlaku, kompetisi, kondisi perekenomian dan faktor-faktor penentu pendapatan yang mempengaruhi asumsi-asumsi yang dijadikan dasar dan alasan rasional dari pelaksanaan akusisi dimaksud; 29 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Akibatnya, tidak terdapat suatu jaminan bahwa akuisisi yang telah dilakukan Protelindo baik di masa yang lampau ataupun yang akan dilakukan di masa yang akan datang tidak akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan ataupun hasil operasional Protelindo dan pada akhirnya juga dampak terhadap Perseroan. Protelindo juga bersaing dengan penyedia jasa nirkabel lainnya, kontraktor dan pemilik telecommunication tower sites independen atau operator-operator, dan juga lembaga-lembaga keuangan dalam melaksanakan akuisisi dimaksud dan persaingan tersebut akan semakin meningkat. Beberapa dari kompetitor tersebut memiliki kemampuan keuangan ataupun sumber daya lain yang lebih besar daripada Protelindo. Keberhasilan strategi pertumbuhan Protelindo bergantung kepada kemampuan Protelindo untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan akuisisi dari portofolio telecommunication tower sites sesuai dengan persyaratan yang secara komersial dapat diterima. Peningkatan persaingan akan mengakibatkan berkurangnya akuisisi dan juga meningkatnya harga dalam proses akuisisi. Tidak terdapat suatu jaminan bahwa Protelindo akan selalu dapat mengidentifikasi, membiayai dan menyelesaikan akuisisi di masa yang akan datang sesuai dengan persyaratan yang secara komersial dapat diterima. 4. Kemampuan Protelindo untuk mengembangkan telecommunication tower sites yang baru akan bergantung kepada faktor tata wilayah dan persyaratan perizinan wilayah, peraturan administrasi penerbangan, ketersediaan dana yang cukup, kemampuan untuk memperoleh perjanjian sewa lahan pada nilai harga komersial yang wajar, rencana jaringan pelanggan, penolakan dari kelompok-kelompok pecinta lingkungan, ketersediaan perlengkapan dan tenaga konstruksi terlatih serta pengaruh cuaca buruk. Keberhasilan strategi pertumbuhan Protelindo sangat bergantung kepada kemampuan Protelindo dalam mengembangkan telecommunication tower sites untuk digunakan oleh operator nirkabel. Pengembangan tersebut dapat tertunda, menjadi tidak terlaksana dan/atau menjadi mahal disebabkan oleh faktor tata wilayah dan persyaratan perizinan wilayah, peraturan administrasi penerbangan, ketersediaan dana yang cukup, kemampuan untuk memperoleh perjanjian sewa lahan pada nilai harga komersial yang wajar, rencana jaringan pelanggan, penolakan dari kelompok-kelompok pecinta lingkungan, ketersediaan perlengkapan dan tenaga konstruksi terlatih serta pengaruh cuaca buruk. Selain itu, faktor-faktor ini dapat meningkatkan biaya pengembangan telecommunication tower sites baru. Seluruh faktor-faktor tersebut dapat berdampak negatif material kepada kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil kegiatan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan Perseroan khususnya pendapatan Perseroan. Protelindo bersaing dengan penyedia jasa nirkabel lainnya dalam memperoleh kesempatan untuk melakukan pengembangan telecommunication tower sites baru. Protelindo percaya bahwa persaingan ini akan meningkat dan pemain-pemain baru akan masuk ke dalam pasar, yang beberapa diantaranya mungkin lebih besar dari Protelindo serta memiliki sumber pendanaan yang lebih besar daripada Protelindo. Tidak terdapat suatu jaminan bahwa operator-operator nirkabel tidak akan membuka akses menara-menara telekomunikasi yang dimilikinya untuk kolokasi. Berdasarkan hal tersebut di atas, tidak terdapat suatu jaminan bahwa Protelindo akan berhasil mengembangkan telecommunication tower sites baru pada tingkat harga sewa yang sesuai dengan rencana ekspansi Protelindo. Terlebih, meningkatnya persaingan dapat mengarah kepada hilangnya pelanggan-pelanggan baru, penurunan harga sewa serta mengakibatkan akuisisi atas telecommunication tower sites yang berkualitas tinggi menjadi semakin mahal. Seluruh faktor-faktor ini dapat berdampak negatif material kepada kegiatan usaha, kondisi keuangan dan pendapatan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan. 5. Protelindo membutuhkan dana yang sangat besar untuk kegiatan operasionalnya dan kegagalan untuk memperoleh tambahan modal atau pembiayaan hutang dengan persyaratan yang menguntungkan secara komersial dapat berdampak negatif material kepada kegiatan usaha, kondisi keuangan ataupun pendapatan operasional Protelindo. Bisnis jasa penyediaan telecommunication tower sites membutuhkan modal yang sangat besar untuk membangun atau mengakuisisi telecommunication tower sites baru dan untuk memelihara portofolio telecommunication tower sites yang dimilikinya. 30 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Jumlah aktual serta waktu dari permintaan permodalan oleh Protelindo di masa yang akan datang mungkin berbeda dengan prakiraan Protelindo, disebabkan oleh antara lain, hambatan-hambatan yang tidak diduga dan biaya yang lebih tinggi dalam melakukan ekspansi dan pemeliharaan portofolio telecommunication tower sites, biaya-biaya yang tidak dapat diantisipasi, perubahan peraturan, perpanjangan sewa lokasi, desain dan peningkatan modifikasi serta peluang akuisisi baru. Protelindo memperkirakan akan terus membutuhkan dana melalui pinjaman dalam jumlah yang sangat besar untuk membiayai pengembangan dan akuisisi atas telecommunication tower sites dan pengoperasiannya. Dalam hal pendapatan dan arus kas Protelindo tidak dapat memenuhi ekspektasi saat ini, atau dalam hal sumber pendanaan berbasis pinjaman menjadi berkurang jumlahnya sebagai akibat dari kinerja kegiatan operasional, Protelindo akan memiliki keterbatasan dalam memperoleh permodalan yang diperlukan. Dalam hal arus kas tersebut tidak mencukupi debt service requirement yang disyaratkan, Protelindo akan diminta untuk menjual instrumen permodalan atau hutang, membiayai kembali kewajiban-kewajibannya atau melepaskan aset-aset operasionalnya untuk dapat memenuhi jadwal pembayaran yang ditetapkan. Tidak terdapat jaminan bahwa Protelindo akan dapat melaksanakan transaksi dimaksud dengan syarat-syarat yang menguntungkan. Setiap ketidakmampuan Protelindo untuk memperoleh pembiayaan yang mencukupi dapat mengakibatkan kepada penundaan atau penghentian atas pembangunan serta rencana ekspansi Protelindo ataupun kemampuan Protelindo untuk memberikan tingkat pelayanan yang layak bagi para pelanggannya. Saat ini Protelindo merupakan debitur berdasarkan Senior Facility dengan jumlah maksimal US$360.000.000,00 dan Rp 1.180.000.000.000,00 (“Senior Facility”) dan juga debitur berdasarkan fasilitas mezanin dengan jumlah pinjaman maksimal US$65.000.000,00 (“Mezzanine Facility” selanjutnya bersama-sama dengan Senior Facility disebut dengan “Bank Loan Facility”), Bank Loan Facility mengatur beberapa ketentuan perihal pembatasan operasional dan finansial dan pembatasanpembatasan lainnya yang harus dipenuhi oleh Protelindo, termasuk antara lain, pembatasan mengenai perolehan hutang baru, pembatasan atas pembelanjaan modal dan distribusi arus kas, pembatasan atas penggunaan dana, kewajiban untuk memelihara rasio-rasio finansial dan pelaksanaan beberapa aksi korporasi. Lebih jauh, Protelindo juga masih memiliki beberapa risiko yang terkait dengan pembiayaan hutang, termasuk risiko arus kas Protelindo yang berasal dari operasional Protelindo tidak akan mencukupi untuk memenuhi persyaratan pembayaran hutang pokok dan bunga, risiko pembayaran yang dilaksanakan dengan mata uang Dolar Amerika Serikat akan berdampak negatif material akibat terjadinya depresiasi nilai Rupiah, risiko tingkat bunga yang fluktuatif dan risiko Protelindo tidak akan dapat memperoleh fasilitas pembiayaan kembali dengan persyaratan yang menguntungkan. Dengan mempertimbangkan perkembangan dan potensi rencana akuisisi yang ada, Protelindo akan membutuhkan tambahan pembiayaan dalam waktu dekat. Pembiayaan dimaksud dapat berupa peningkatan jumlah pinjaman berdasarkan Bank Loan Facility, penerbitan instrumen hutang baik secara umum ataupun terbatas (yang akan berdampak kepada meningkatnya rasio hutang) atau melalui instrumen modal (yang dalam hal penerbitan saham baru Protelindo akan berdampak kepada dilusi terhadap porsi pemegang saham yang ada). Tidak terdapat suatu jaminan bahwa fasilitas hutang ataupun permodalan tersebut akan tersedia dalam waktu yang sesuai dan dengan persyaratan yang menguntungkan bagi Protelindo. Ketidakmampuan Protelindo untuk memperoleh jumlah yang mencukupi dan pemilihan jenis dari pembiayaan yang dijalankan baik hutang maupun modal akan berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha, prospek kondisi keuangan dan pendapatan dari operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya arus kas dari pendanaan dan juga kelangsungan modal. 6. Risiko kemungkinan bahwa Protelindo tidak dapat memperoleh persetujuan-persetujuan serta perizinan yang mencukupi atas telecommunication tower sites milik nya dan risiko akan adanya keberatan dari masyarakat setempat di wilayah di mana telecommunication tower sites dibangun atau berada. Pengembangan jaringan infrastruktur Protelindo serta bisnis Protelindo melalui pembangunan telecommunication tower sites termasuk yang berada pada atap bangunan, mensyaratkan 31 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk persetujuan-persetujuan dan izin-izin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. Telaah, penafsiran, perubahan maupun pengakhiran atas izin-izin dan persetujuan-persetujuan tersebut bergantung kepada lembaga berwenang yang terkait. Sejalan dengan yang diyakini oleh Protelindo sebagai suatu praktek yang umum di Indonesia dan kenyataan yang ada bahwa pengurusan persetujuan-persetujuan atau izin-izin dalam kerangka pembangunan menara-menara telekomunikasi tersebut termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Warga dan Izin Gangguan (HO) memakan waktu yang relatif panjang sejak pengajuan hingga diperolehnya izin-izin dimaksud bahkan dalam beberapa kesempatan Protelindo telah menyelesaikan pembangunan menara-menara telekomunikasi dimaksud sebelum seluruh izin-izin yang disyaratkan tersebut diperoleh dari pemerintah daerah setempat. Hal ini dilakukan oleh Protelindo untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang apabila tidak tercapai dapat menyebabkan kerugian bagi Protelindo. Dalam hal persetujuan-persetujuan dan izin-izin dimaksud di atas tidak diperoleh, maka pemerintah daerah dapat membongkar atau meminta Protelindo untuk memindahkan telecommunication tower sites milik Protelindo tersebut. Protelindo tidak dapat menjamin bahwa pemerintah daerah setempat tidak akan memerintahkan Protelindo untuk membongkar dan memindahkan telecommunication tower sites akibat ketidakpatuhan tersebut. Sesudah izin-izin atau persetujuan-persetujuan ini diperoleh Protelindo, izin-izin atau persetujuan-persetujuan memerlukan perpanjangan setelah habis masa berlakunya. Tidak terdapat jaminan bahwa izin-izin ini akan diperpanjang atau diperolehnya perpanjangan dengan syarat dan kondisi komersial yang cukup baik atau beralasan. Apabila Protelindo gagal memperpanjang izin-izin ini, maka Protelindo dapat kehilangan hak untuk mengoperasikan telecommunication tower sites, yang pada akhirnya akan berakibat negatif material kepada kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan pendapatan kegiatan operasional Protelindo sehingga resiko tersebut akan berdampak pada Perseroan. Lebih jauh akhir-akhir ini pemerintah daerah yang berwenang di wilayah DKI Jakarta, Bali (antara lain di Kabupaten Badung), Bandung maupun Yogyakarta, telah melakukan penertiban atas menaramenara telekomunikasi yang tidak memiliki izin, di mana atas menara-menara telekomunikasi tersebut telah dilakukan pembongkaran secara paksa. Protelindo tidak dapat menjamin bahwa pemerintah daerah tidak akan, di masa yang akan datang membongkar dan/atau meminta Protelindo untuk memindahkan telecommunication tower sites milik Protelindo, atau lebih jauh membongkar secara paksa telecommunication tower sites milik Protelindo dimaksud serta selanjutnya memberikan sanksi kepada Protelindo tuduhan dari pemerintah lokal atas ketidakpatuhan Protelindo termasuk sanksi dan/atau perintah pembongkaran dan/atau pemindahan telecommunication tower sites tersebut berdasarkan interpretasi yang berbeda atas peraturan yang ada. Hal-hal ini dapat berakibat negatif material kepada kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan pendapatan kegiatan operasional Protelindo dan berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya aset Perseroan dan juga pendapatan Perseroan. Per 31 Oktober 2009, Protelindo memiliki 3.639 telecommunication tower sites. Apabila hal-hal sebagaimana tersebut di atas terjadi atau dialami oleh Protelindo, termasuk dalam hal sejumlah 5% (lima persen) atau lebih dari jumlah keseluruhan telecommunication tower sites milik Protelindo dalam periode 6 (enam) bulan berturut-turut harus dipindahkan, disegel, dirubuhkan, dibongkar ataupun dirubuhkan secara paksa oleh suatu sebab apapun, hal tersebut dapat mengakibatkan cidera janji atau default berdasarkan ketentuan dalam Senior Facility yang telah ditandatangani oleh Protelindo. Sebagai akibat cidera janji atau default tersebut, maka jumlah yang terutang berdasarkan Senior Facility Agreement akan dapat menjadi dipercepat jatuh temponya dan harus dibayarkan segera oleh Protelindo. Protelindo tidak dapat menjamin bahwa Protelindo akan memiliki kecukupan dana untuk melunasi hutang ataupun segala kewajiban Protelindo berdasarkan Senior Facility Agreement tersebut. Protelindo juga pernah mengalami keberatan dari masyarakat setempat terkait dengan pembangunan menara-menara telekomunikasi di beberapa daerah dengan berbagai alasan termasuk dugaan resiko kesehatan. Akibat keberatan tersebut, Protelindo pernah diminta dan sangat mungkin di masa yang akan datang diminta pemerintah setempat untuk memindahkan atau merelokasi telecommunication tower sites. Apabila Protelindo diminta untuk memindahkan atau merelokasi telecommunication tower sites, hal ini dapat mempengaruhi rencana kerja Protelindo, meningkatkan biaya-biaya yang 32 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk harus ditanggung oleh Protelindo, dan bahkan dapat menyebabkan Protelindo cidera janji atas pemenuhan kewajiban-kewajiban Protelindo berdasarkan perjanjian sewa-menyewa dengan pihak lain. Salah satu dari hal-hal tersebut di atas dapat berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha, prospek kondisi keuangan dan pendapatan dari operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan dari sisi aset dan pendapatan Perseroan. 7. Kegiatan usaha Protelindo dapat dipengaruhi secara negatif oleh adanya kemungkinan ketidakpastian dalam penafsiran dan penerapan peraturan daerah dan peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan perundang-undangan otonomi daerah telah merubah arah pengembangan dan pengoperasian telecommunication tower sites. Saat ini juga terdapat peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat yang mengatur mengenai pengembangan dan pengoperasional telecommunication tower sites (sebagai contoh, peraturan yang baru-baru ini diterbitkan oleh Menteri Negara Informasi dan Komunikasi pada tanggal 17 Maret 2008 No. 2/PER/ M.KOMINFO/3/2008 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi (“Peraturan Menkominfo”) dan peraturan yang ditetapkan bersama-sama oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No.19/PER/ M.KOMINFO/03/2009, No.3/P/2009 tanggal 30 Maret 2009 (“Peraturan Bersama”)mengenai Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi (“Peraturan Bersama”). Peraturan-peraturan ini telah, dan mungkin di masa yang akan datang terus menimbulkan ketidakpastian dalam industri dan operasional Protelindo. Sangat sedikit preseden atau pedoman yang ada dalam penafsiran dan penerapan dari Peraturan Menkominfo, Peraturan Bersama, peraturan-peraturan dan Peraturan Daerah. Setiap peraturan-peraturan yang baru, ataupun penerapan dan penafsiran dari peraturan-peraturan yang telah ada, dapat menimbulkan dampak negatif material terhadap kegiatan usaha Protelindo, prospek, keadaan keuangan dan hasil operasional sehingga resiko tersebut akan berdampak pada Perseroan. Sampai dengan tanggal 31 Oktober 2009 Protelindo tercatat memiliki 351 telecommunication tower sites di wilayah DKI Jakarta. Walaupun Protelindo telah berusaha untuk mendapatkan IMB bagi seluruh telecommunication tower sites Protelindo di wilayah DKI Jakarta, akan tetapi tidak seluruh dari jumlah 351 telecommunication tower sites tersebut telah memiliki IMB. Gubernur DKI Jakarta telah mengeluarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 89 tahun 2006 tentang Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi di Propinsi DKI Jakarta (“Peraturan No. 89/2006”). Sebagai tambahan, Gubernur DKI menerbitkan Peraturan No.138 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi di Propinsi DKI Jakarta (“Peraturan No. 138/ 2007”). Kedua peraturan tersebut mengatur tentang pembangunan menara telekomunikasi bersama dan menentukan bahwa setiap pembangunan dari menara-menara di propinsi DKI Jakarta harus sesuai dengan pola persebaran “master plan” dengan memperhatikan zona-zona yang diizinkan, estetika kota, keserasian bangunan dan lingkungan sesuai dengan rencana kota dan bangunanbangunan sekitarnya. Peraturan-peraturan tersebut menimbulkan suatu ketidakpastian dan masih bergantung kepada penafsiran dan penerapan lebih jauh. Sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan dan penataan menara telekomunikasi di provinsi DKI Jakarta, pada tanggal 27 Juli 2009, Gubernur DKI Jakarta telah menerbitkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 126 Tahun 2009 (“Peraturan No. 126/2009”) yang mengatur mengenai Peta Arahan Persebaran Menara Telekomunikasi Bersama Untuk Penempatan Antena Makro Selular (Macrocell). Berdasarkan peraturan tersebut, dilarang untuk membangun menara telekomunikasi rangka untuk penempatan antena makro selular pada permukaan tanah pada kawasan-kawasan atau koridor tertentu yang ditetapkan sebagai white area oleh Gubernur DKI Jakarta. Peraturan tersebut juga mengatur antara lain bahwa terhadap menara telekomunikasi yang telah terbangun dan telah dioperasikan oleh lebih dari 2 (dua) operator, sebelum berlakunya Peraturan No 126/2009 ini, masih diperkenankan beroperasi dengan batasan waktu operasinya menara telekomunikasi tersebut adalah hingga secara teknis antena-antena tersebut memungkinkan untuk dilakukan relokasi (migrasi) yang wajib dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) tahun sejak ditetapkannya peraturan tersebut. Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo, melalui suatu tim yang didedikasikan untuk 33 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk memantau dan menangani hal ini sedang berusaha untuk mendapatkan master plan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. 126/2009 guna mengetahui berapa banyak menara telekomunikasi milik Protelindo yang berada pada kawasan-kawasan atau koridor-koridor white area tersebut, Dalam hal terdapat banyak telecommunication tower sites milik Protelindo yang wajib dipindahkan untuk memenuhi ketentuan Peraturan No. 126/2009, hal tersebut akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha dan kondisi keuangan Protelindo. Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan No. 126/2009 ini, dapat dikenakan sanksi berupa pembongkaran bangunan/konstruksi menara beserta kelengkapannya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan dalam hal terjadi pembongkaran bangunan menara, penyelenggara menara akan dimasukkan dalam daftar perusahaan yang berkinerja buruk (black list) dan tidak diperkenankan melakukan kegiatan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta selama 1 (satu) tahun. Protelindo telah dan akan berusaha untuk selalu mematuhi setiap ketentuan dalam peraturan dimaksud, termasuk “master plan” yang akan menentukan lokasi-lokasi sejumlah menara telekomunikasi yang diizinkan di Propinsi DKI Jakarta ataupun pengaturan mengenai peta arahan persebaran menara telekomunikasi bersama untuk penempatan antenna makro selular; namun demikian, tidak terdapat suatu jaminan bahwa telecommunication tower sites milik Protelindo akan tunduk pada seluruh aspek dari peraturan ini atau termasuk dalam “master plan”, dengan demikian, Protelindo dapat dimungkinkan untuk memindahkan telecommunication tower sites atau pihak yang berwenang dapat memaksa Protelindo untuk membongkar dan/atau mengeluarkan sanksi terhadap Protelindo atas pelanggaran terhadap peraturan daerah. Dalam hal Protelindo diharuskan untuk memindahkan, membongkar atau merubuhkan 5% (lima persen) atau lebih dari keseluruhan telecommunication tower sites dalam periode 6 (enam) bulan kalender berturut-turut, dalam keadaan yang demikian, situasi tersebut dapat mengakibatkan cidera janji dalam Senior Facility.Sebagai akibat dari cidera janji dimaksud, hutang yang tertunggak dalam Senior Fasilitas akan dapat menjadi dipercepat jatuh temponya dan harus dibayarkan segera oleh Protelindo. Setiap peristiwa yang timbul diatas dapat menimbulkan dampak yang merugikan secara material terhadap bisnis Protelindo, prospek, keadaan keuangan dan hasil operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya aset dan pendapatan Perseroan. Selain itu, pada tanggal 15 September 2009 yang lalu, Pemerintah telah menerbitkan Undangundang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (“UU No. 28/2009”) yang peraturan pelaksanaannya akan ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak UU tersebut diundangkan. UU No. 28/2009 mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010. Berdasarkan UU tersebut, Pemerintah Daerah berhak memungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Salah satau jenis retribusi sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut adalah retribusi izin gangguan. Walaupun sebagian besar perjanjian sewa menyewa induk (Master Lease Agreement) yang ditandatangani oleh Protelindo mengatur bahwa dalam hal terjadi kenaikan biaya untuk pembaharuan izin terkait dengan telecommunication tower sites termasuk izin gangguan selama masa berlakunya sewa menyewa, akan dibebankan secara pro-rata terhadap Protelindo dan masingmasing penyewa yang berada pada telecommunication tower sites, namun hal tersebut tetap akan berdampak kepada kenaikan biaya yang wajib ditanggung oleh Protelindo untuk pengurusan izin telecommunication tower sites. Lebih lanjut, tidak terdapat suatu jaminan bahwa peraturan pelaksanaan dari UU tersebut atau peraturan pemungutan retribusi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang akan dikeluarkan nantinya tidak akan menambah beban biaya yang lebih besar kepada Protelindo daripada yang ditanggung Protelindo saat ini. Hal tersebut, dapat berdampak negatif material kepada kondisi keuangan Protelindo dan pada akhirnya berdampak juga terhadap pendapatan Perseroan. 8. Risiko kemungkinan adanya penerapan pembatasan kepemilikan asing dalam Perseroan terhadap Protelindo dan penerapan peraturan bersama tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi Pada tanggal 30 Maret 2009, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Bersama. Peraturan Bersama dibuat dengan mengacu, antara lain, pada Undang-undang tentang Penanaman Modal dan tidak mengacu pada UU Pasar Modal. Peraturan Bersama bertujuan untuk mengatur keserasian hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah dalam hal memberikan petunjuk pembangunan menara telekomunikasi. 34 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Peraturan Bersama mengatur bahwa penyedia menara telekomunikasi yang bukan penyelenggara telekomunikasi, pengelola menara atau penyedia jasa konstruksi untuk membangun menara harus berbentuk perusahaan nasional. Adapun yang dimaksud dengan perusahaan nasional berdasarkan Peraturan Bersama adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum yang seluruh modalnya adalah modal dalam negeri dan berkedudukan di Indonesia serta tunduk pada peraturan perundang-undangan Indonesia. Perseroan adalah suatu perusahaan nasional yang pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini memiliki penyertaan saham mayoritas dalam Protelindo, yaitu anak perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang penyediaan menara. Sehubungan dengan Penawaran Umum, saham-saham Perseroan akan ditawarkan kepada pemodal baik dalam negeri maupun asing. Setelah Penawaran Umum, maka seluruh saham-saham Perseroan akan dicatatkan dan diperdagangkan di BEI dan sebagai akibat saham-saham Perseroan tercatat dan diperdagangkan di BEI tersebut, maka pemodal asing juga bebas memiliki saham-saham Perseroan tanpa pembatasan. Tidak terdapat suatu jaminan bahwa kepemilikan saham oleh pihak asing dalam Perseroan tersebut akan ditafsirkan oleh pihak terkait yang berwenang sebagai kepemilikan saham oleh pihak asing dalam Protelindo secara tidak langsung. Dalam hal penafsiran tersebut diberlakukan atas Protelindo, hal tersebut dapat berakibat negatif kepada likuiditas saham Perseroan dan harga masing-masing saham Perseroan dan bahkan lebih jauh memaksa Perseroan untuk menurunkan kepemilikan asing tersebut atau bahkan dihilangkan sama sekali. Hal ini tentu dapat berdampak negatif kepada pemegang saham Perseroan yang merupakan pihak asing, di mana mereka dapat dipaksa untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada pihak lain yang dapat memiliki saham Perseroan sesuai dengan Peraturan Bersama dan dengan harga yang mungkin tidak menguntungkan bagi pemegang saham asing dimaksud. 9. Sebagian besar kegiatan usaha dan pendapatan Protelindo sangat bergantung kepada HCPT. Profitabilitas dan arus kas Protelindo sangat bergantung kepada performa dan kegiatan usaha HCPT, yang merupakan pelanggan utama Protelindo. Akibatnya, risiko yang mempengaruhi HCPT, terutama risiko yang mempengaruhi kemampuan HCPT untuk membayar uang sewa, dapat berdampak negatif kepada kegiatan usaha, kondisi keuangan dan pendapatan dari operasional Protelindo. Apabila HCPT mengalami kesulitan finansial, hal tersebut akan berdampak negatif material terhadap usaha Protelindo. Walaupun Protelindo secara bersamaan berusaha untuk mendiversifikasi basis pelanggannya dan memperoleh sumber pendapatan lain, Protelindo tidak dapat memberi jaminan kepada calon investor bahwa Protelindo akan berhasil mendiversifikasi sumber pendapatan. Setiap risiko yang mempengaruhi HCPT atau renggangnya hubungan Protelindo dengan HCPT, dengan alasan apapun dapat mengakibatkan dampak negatif material kepada kegiatan usaha, prospek dan kondisi keuangan dan pendapatan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya pendapatan dan juga penagihan piutang mengingat kontribusi HCPT mencapai 40%-45% dari total pendapatan usaha masing-masing per 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008. 10. Model bisnis Protelindo belum tentu berhasil. Penggunaan telecommunication tower sites secara bersama dalam sektor kegiatan telekomunikasi nirkabel merupakan konsep yang relatif baru di Indonesia. Walaupun penggunaan menara secara bersama telah berhasil dilaksanakan seperti di Amerika Serikat dan Meksiko, namun hal tersebut belum terbukti berhasil dalam pelaksanaannya di Asia. Khususnya operator nirkabel mungkin masih enggan untuk melakukan ekspansinya melalui penggunaan menara milik pihak ketiga secara bersama-sama dikarenakan anggapan bahwa hal tersebut tidak menguntungkan secara ekonomis atau keengganan untuk menyerahkan sesuatu hal yang diyakininya sebagai suatu keunggulan kompetitif yang ditawarkan dengan memiliki infrastrukturnya atau untuk hal lain. Tidak terdapat suatu jaminan bahwa pertumbuhan sektor komunikasi nirkabel akan berlanjut atau bahwa operator nirkabel akan mengembangkan usahanya dengan menggunakan menara milik pihak ketiga secara bersama. Setiap kegagalan pengembangan dan ekspansi pada sektor komunikasi nirkabel di Indonesia melalui penggunaan bersama menara telekomunikasi sesuai dengan tingkatan yang telah diantisipasi 35 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Protelindo akan berdampak negatif material kepada kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan pendapatan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya pendapatan dan laba Perseroan. 11. Protelindo mungkin tidak dapat mengatur pertumbuhannya secara efektif. Pertumbuhan Protelindo diperkirakan akan mengakibatkan tuntutan yang signifikan terhadap manajemen dan sumber daya operasional Protelindo. Guna memelihara keberhasilan pertumbuhan Protelindo, Protelindo harus mengimplementasikan, mengawasi dan meningkatkan sistem operasi, prosedur, pengembangan kegiatan usaha dan pengendalian internal secara tepat waktu. Lebih lanjut, kegagalan untuk mengatur secara efektif konstruksi dan akuisisi telecommunication tower sites serta ketidakberhasilan dalam mengalokasikan biaya dan waktu secara tepat, akan berakibat tertundanya pelaksanaan kontrak denganh pelanggan, memicu denda pada tingkatan tertentu dan menyebabkan berkurangnya marjin keuntungan yang diharapkan. Ketidakmampuan Protelindo untuk melaksanakan strategi pengembangan, dalam memastikan fungsi dari sistem yang ada sekarang atau mengatur ekspansi bisnis Protelindo yang telah direncanakan dapat berakibat negatif material kepada kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan pendapatan kegiatan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya pendapatan Perseroan. 12. Apabila para operator melakukan konsolidasi atau penggabungan dengan operator lainnya sampai dengan tingkat yang signifikan, pertumbuhan dan kegiatan usaha dapat berdampak negatif. Sektor komunikasi nirkabel Indonesia belum sampai pada tahapan konsolidasi sebagaimana yang terjadi di pasar lain yang lebih matang. Konsolidasi secara signifikan di antara pelanggan potensial Protelindo yang ada dapat mengakibatkan penurunan pembelanjaan modal mereka dan mengurangi rencana pengembangan diakibatkan adanya tumpang tindih dengan jaringan nirkabel yang sudah ada, yang akan berdampak secara negatif kepada kegiatan usaha, prospek pengembangan, kondisi keuangan dan hasil kegiatan operasional Protelindo. Akibat yang sama juga mungkin terjadi apabila operator-operator nirkabel mulai melakukan penggunaan bersama atau pelaksanaan penjualan kembali secara ekstensif sebagai alternatif dari menyewa telecommunication tower sites dari pihak ketiga lain seperti Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya pendapatan Perseroan. 13. Peraturan lingkungan hidup mengakibatkan biaya dan beban tambahan yang dapat mempengaruhi hasil operasional Protelindo. Protelindo harus mematuhi peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup, baik di tingkat nasional, regional maupun lokal. Peraturan perundangan tersebut memiliki sanksi apabila tidak dipatuhi dan mungkin saja di masa yang akan datang mengakibatkan kepada pematuhan maupun pemulihan baik biaya maupun pertanggungjawaban. Walaupun Protelindo yakin bahwa Protelindo telah menaati seluruh aspek dari peraturan perundangan yang berlaku, namun tetap dimungkinkan bahwa pentaatan tersebut akan berdampak negatif dan memakan biaya. Protelindo dapat juga di masa yang akan datang terlibat dalam suatu perkara dengan lembaga tertentu yang berwenang yang mengakibatkan Protelindo diwajibkan membayar denda, mematuhi standar ketentuan di bidang lingkungan yang lebih ketat ataupun memenuhi tuntutan-tuntutan lain yang mengakibatkan Protelindo mengeluarkan modal dan biaya operasional tambahan untuk melakukan pentaatan dimaksud. Walaupun saat ini tidak terdapat klaim bahwa telecommunication tower sites dan infrastruktur yang terkait telah melanggar ketentuan yang berlaku di bidang lingkungan hidup, namun tanggung jawab yang bersifat tidak dapat diidentifikasi sebelumnya mungkin saja timbul dan dapat membawa dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya naiknya beban operasional dan menurunkan laba Perseroan. 14. TMG dan Catur akan tetap memegang porsi mayoritas dari Protelindo setelah pelaksanaan Penawaran Umum dan Perseroan mungkin memiliki kehendak yang mungkin berbeda ataupun berlawanan dengan kehendak daripada pemegang saham Protelindo lainnya. Setelah pelaksanaan penawaran umum ini, TMG dan Catur akan secara tidak langsung memiliki kendali atas Protelindo kurang lebih sebesar 89,00% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan. 36 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Sebagai akibatnya, TMG dan Catur akan terus memegang kendali atas Protelindo dan akan mampu menggunakan secara signifikan pengaruhnya atas keputusan-keputusan, strategi dan operasional Protelindo. Karena saham yang ditawarkan dalam penawaran umum ini terbatas, para pemegang saham lain sepertinya tidak akan dapat untuk menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu rapat umum pemegang saham atau mempengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh TMG dan Catur atas operasional Protelindo. TMG dan Catur mungkin memiliki tujuan yang berbeda dengan manajemen Protelindo atau tujuan daripada pemegang saham lainnya. Sebagai akibatnya TMG dan Catur mungkin saja akan mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan Protelindo yang mungkin saja tidak sesuai dengan maksud Protelindo ataupun kepentingan pemegang saham lainnya atau sebaliknya TMG dan Catur dapat mengambil keputusan yang berlawanan dengan kepentingan dari pemegang saham lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha dan prospek operasional Protelindo. 15. Risiko dugaan mengenai adanya ancaman bahaya kesehatan dari medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh menara telekomunikasi, telepon selular serta tuntutan hukum dan publikasi berkaitan dengan hal tersebut dapat membawa dampak buruk terhadap kegiatan operasional Protelindo. Saat ini berkembang spekulasi kemungkinan adanya risiko kesehatan yang ditimbulkan dari radiasi medan elektromagnetik yang berasal dari penggunaan jaringan telepon selular yang dipasangkan pada menara-menara telekomunikasi. Protelindo tidak dapat memberikan jaminan bahwa penelitianpenelitian di masa yang akan datang mengenai risiko kesehatan tersebut tidak akan menemukan kaitan antara dampak medan elektromagnetik dengan efek samping terhadap memburuknya kesehatan individu pelanggan, yang mana dapat mengakibatkan Protelindo menghadapi tuntutan hukum akibat kerugian tersebut sehingga memberikan dampak negatif terhadap usaha Protelindo. Dampak risiko di atas terhadap kinerja keuangan secara khusus adalah timbulnya biaya hukum dan menurunnya keuntungan Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya aset Perseroan yang sebagian besar merupakan menara telekomunikasi. 16. Risiko ketergantungan pada beberapa karyawan kunci pada level manajemen dan tenaga ahli dan usaha Protelindo dapat dipengaruhi secara negatif oleh ketidakmampuan Protelindo dalam merekrut, mendidik, mempertahankan dan memotivasi karyawan-karyawan penting Protelindo berkeyakinan bahwa manajemen dan tenaga ahli Protelindo saat ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal pengalaman dan keahlian pengelolaan usaha Protelindo. Kelanjutan dari keberhasilan usaha dan kemampuan untuk melaksanakan strategi pertumbuhan bisnis di masa yang akan datang akan banyak bergantung pada usaha personil-personil tersebut. Saat ini terdapat jumlah tenaga ahli yang sangat terbatas di bidang menara telekomunikasi Indonesia dan hal tersebut diperkirakan akan terus berlanjut. Oleh karenanya, persaingan untuk merekrut tenaga ahli tersebut menjadi amat tinggi. Ketidakmampuan Protelindo untuk merekrut, mendidik, mempertahankan dan memotivasi tenaga-tenaga ahlinya dapat berdampak negatif material pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek usaha Protelindo khususnya pendapatan dan laba yang akan dicapai oleh Perseroan. 17. Protelindo menghadapi risiko terkait dengan perpanjangan dan biaya sewa lahan dimana telecommunication tower sites berada Hampir semua menara-menara telekomunikasi milik Protelindo didirikan atau berada di atas lahan yang berupa tanah ataupun bangunan atap bangunan (roof top) yang disewa Protelindo dari masingmasing pemiliknya. Secara umum, perjanjian-perjanjian sewa menyewa yang telah ditandatangani oleh Protelindo dengan masing-masing pemilik lahan adalah perjanjian sewa menyewa jangka panjang dengan jangka waktu rata-rata antara 5-10 tahun dan memberikan hak kepada Protelindo menggunakan lahan untuk kepentingan menjalankan usaha Protelindo. Protelindo memiliki perjanjian sewalahan yang memiliki jatuh tempo tiap tahun dimulai dari tahun 2009. Kehilangan hak sewa Protelindo, penghentian perjanjian sewa lahan atau kegagalan Protelindo untuk mendapatkan perpanjangan sewa lahan tersebut pada syarat dan kondisi yang baik secara komersial akan dapat berdampak negatif material pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil 37 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk operasional dan prospek usaha Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya biaya akan naik dan menurunkan laba Perseroan. Walaupun perjanjian sewa menyewa tersebut memiliki jangka waktu yang panjang, tidak terdapat suatu jaminan, bahwa pemilik lahan, akan setuju untuk memperpanjang perjanjian sewa lahan pada saat jatuh temponya atau bila tidak memaksa perubahan atas perjanjian sewa lahan untuk meningkatkan pendapatan sewa atas lahan yang disewakan. Apabila hal ini terjadi, maka Protelindo akan mengeluarkan biaya tambahan yang harus dibayarkan atas pemindahan telecommunication tower sites atau akibat kenaikan harga sewa lahan maupun atas penyewaan lahan baru sebagai akibat diakhirinya perjanjian sewa menyewa oleh pemilik lahan. Jika seorang pemilik lahan menolak untuk memperpanjang perjanjian sewa lahan dan Protelindo tidak dapat menemukan lahan pengganti, maka Protelindo terpaksa membatalkan perjanjian sewa telecommunication tower sites dengan operator telekomunikasi sebagai pelanggan dan menyebabkan gangguan kepada pelanggan tersebut. Untuk berbagai alasan, Protelindo mungkin tidak selalu bisa memiliki kemampuan untuk mendapatkan, menganalisa, dan memeriksa semua informasi kepemilikan sah dan hal-hal lain mengenai lahan yang bersangkutan sebelum menjalin perjanjian sewa lahan. Salah satu dari hal-hal di atas dapat berdampak negatif material pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek usaha Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya aset Perseroan dan juga pendapatan Perseroan. 18. Kegiatan usaha Protelindo sangat bergantung kepada ketersediaan pasokan listrik yang cukup dan tidak terganggu serta harga bahan bakar pada tingkatan yang wajar. Peralatan yang ada pada menara telekomunikasi Protelindo agar dapat beroperasi dengan baik, membutuhkan pasokan listrik yang cukup. Protelindo pada dasarnya bergantung kepada listrik yang dipasok oleh perusahaan listrik nasional; namun demikian terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang pasokan listriknya tidak mencukupi. Untuk mencapai pasokan listrik kepada telecommunication tower sites Protelindo tercukupi secara konstan dan tidak terganggu, Protelindo juga menggunakan generator (yang dijalankan dengan bahan bakar solar). Ketidakmampuan Protelindo untuk mendapatkan pasokan listrik yang mencukupi dan tidak terganggu dalam harga yang wajar (baik melalui catu tenaga nasional ataupun generator) akan mengakibatkan kepada pertumbuhan yang lamban, peningkatan biaya dan mempengaruhi kegiatan usaha para pelanggan Protelindo, hal mana akan berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha, prospek keadaan keuangan dan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya aset dan pendapatan Perseroan. 19. Bencana alam dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada telecommunication tower sites milik Protelindo Kepulauan di Indonesia terletak pada salah satu daerah lempeng vulkanik yang aktif di dunia. Karena letak Indonesia berada di zona pertemuan dari tiga lempengan bumi utama, Indonesia berpotensi mengalami gempa bumi, gelombang tinggi, angin kencang, badai laut, banjir, letusan gunung berapi, tsunami, gelombang laut,letusan gunung berapi serta penyebab kerusakan-kerusakan lain yang tidak terduga. Bencana alam dan gangguan-gangguan geografis lainnya dapat menyebabkan gangguan atas telecommunication tower sites milik Protelindo yang terletak di daerah-daerah yang terkena dampaknya sehingga bisa berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha, prospek keadaan keuangan dan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya aset Perseroan yang sebagian besar merupakan menara telekomunikasi. 38 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Walaupun Protelindo telah mengasuransikan harta kekayaannya dengan perlindungan asuransi kerusakan dan tanggung jawab pihak ketiga atas telecommunication tower sites milik Protelindo, Protelindo mungkin tidak memiliki perlindungan asuransi yang memadai untuk mengganti biaya ataupun tangung jawab yang timbul. Apabila Protelindo tidak dapat memberikan pelayanan infrastruktur kepada pelanggan yang diakibatkan oleh rusaknya telecommunication tower sites, hal tersebut akan berdampak negatif material atas kegiatan usaha, prospek, keadaan keuangan dan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan. 20. Protelindo terpapar kepada risiko nilai tukar valuta asing. Protelindo terpapar kepada risiko atas nilai tukar valuta asing dalam beberapa aspek. Protelindo memiliki hutang dalam mata uang asing dengan jumlah yang signifikan sedangkan hanya sebagian pendapatan Protelindo dalam mata uang asing. Protelindo bergantung kepada pendapatan dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi pembayaran bunga dan pokok hutang dalam mata uang asing. Selanjutnya, Protelindo mungkin saja di masa yang akan datang memperoleh pinjaman dalam mata uang asing dengan jumlah yang signifikan, yang akan meningkatkan paparan mata uang asing terhadap arus kas dan kemampuan Protelindo untuk membayar hutangnya. Untuk alasan-alasan tersebut, fluktuasi yang signifikan atas nilai tukar dapat berdampak material negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya laba Perseroan. 21. Ketidakstabilan ataupun perubahan politik di pemerintahan Indonesia dapat berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia dan selanjutnya berdampak terhadap kegiatan usaha Protelindo. Protelindo adalah suatu Protelindo terbatas yang didirikan di Indonesia, seluruh aset dan operasinya terletak di Indonesia dan membukukan seluruh pendapatannya di Indonesia. Sebagai konsekuensinya, kinerja, kondisi keuangan dan harga saham Protelindo akan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah, perpajakan, stabilitas politik dan stabilitas pasar dan perkembangan lain dibidang politik dan perekonomian yang mempengaruhi Indonesia. Ketidakstabilan politik ataupun perubahan di pemerintahan dapat berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya pendapatan Perseroan. 22. Risiko kemungkinan akan adanya gugatan hukum. Tidak tertutup kemungkinan bahwa Protelindo akan menghadapi gugatan-gugatan hukum di masa depan. Jika ada gugatan hukum yang memberatkan Protelindo, hal ini dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan operasional dan kinerja keuangan Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya beban lainnya dan juga menurunkan pendapatan serta laba Perseroan karena kegiatan operasional yang terganggu. Perseroan telah mengungkapkan seluruh faktor risiko yang mempengaruhi Perseroan dan industrinya yang secara material yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan operasional dan prospek Perseroan secara negatif. 39 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB VI. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN PUBLIK Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. yang terjadi setelah tanggal laporan Auditor Independen tertanggal 25 Januari 2010 atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini. Seluruh kejadian penting yang material dan relevan yang terjadi setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal laporan Auditor Independen dapat dilihat dalam “Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian” yang terdapat pada bab XVIII dalam Prospektus ini. 40 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN A. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 31 tanggal 2 Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia (“Menkumham”) berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0054707.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UUWDP”) dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 11.25.1.64.00369 tanggal 15 Juli 2008. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali pengubahan, terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.71 tanggal 18 Nopember 2009, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 20 Nopember 2009, yang isinya sehubungan dengan (i) persetujuan pengubahan status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka, (ii) persetujuan pengubahan nama Perseroan menjadi Perseroan Terbatas PT Sarana Menara Nusantara Tbk., (iii) persetujuan pengubahan nilai nominal masing-masing saham semula sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) menjadi sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah); (iv) persetujuan untuk pengeluaran saham dalam simpanan /portepel Perseroan dan menawarkan / menjual saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel tersebut kepada masyarakat melalui Penawaran Umum kepada masyarakat, dan Penawaran Umum tersebut dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan Pasar Modal dan Peraturan Bursa efek yang berlaku ditempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) saham baru, dan (v) persetujuan untuk pencatatan saham Perseroan, setelah dilaksanakannya Penawaran Umum atas saham-saham yang ditawarkan dan dijual kepada masyarakat melalui Pasar Modal dan termasuk saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham Perseroan pada Bursa Efek Indonesia (Company Listing), serta menyetujui untuk mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif sesuai dengan Peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia. Perubahan anggaran dasar tersebut, telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 November 2009 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU0077693.AH.01.09. Tahun 2009 tanggal 20 November 2009. Kegiatan Usaha 1. 2. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak dan melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha yaitu : a. Kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa dan investasi termasuk tetapi tidak terbatas yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi manajemen, bisnis administrasi,strategi pengembangan bisnis dan investasi, serta melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. b. Kegiatan usaha penunjang Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan bangunan-bangunan, ruangan-ruangan kantor, ruangan-ruangan pertokoan, ruangan-ruangan apartemen, kondominium beserta fasilitasnya dan jasa konsultasi bidang konstruksi. 41 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, selain kegiatan investasi dalam bentuk penyertaan saham yang dilakukan oleh Perseroan dalam Protelindo, Perseroan tidak melakukan kegiatan usaha lainnya. Protelindo diakuisi pada tanggal 21 Agustus 2008 berdasarkan Akta jual beli saham No. 336 tanggal 21 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo. S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehingga Perseroan memiliki 99,999% saham pada Protelindo. B. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN Riwayat struktur permodalan dan kepemilikan saham Perseroan sejak didirikan hingga saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Tahun 2008 Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.31 tanggal 2 Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan kepemilikan saham dalam Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) 100.000 100.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: TMG Catur 12.750 12.250 12.750.000.000 12.250.000.000 51,00 49,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 25.000 25.000.000.000 100,00 Jumlah Saham dalam Portepel 75.000 75.000.000.000 Modal Dasar (%) Penyetoran tunai atas saham-saham yang diambil bagian oleh pemegang saham Perseroan telah dilakukan secara penuh oleh masing-masing pemegang saham Perseroan sebagaimana ternyata dari bukti setor modal Perseroan tanggal 18 Juni 2008. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 16 tanggal 27 Desember 2008, dibuat di hadapan Dr. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, terjadi peningkatan Modal Dasar sebesar Rp500.000.000.000,00 atau sebesar 500.000 saham dan Modal ditempat kan dan disetor penuh sebesar Rp465.030.000.000,00 atau sebesar 465.030 saham dimana TMG meningkatkan penyertaan sebesar Rp237.165.000.000,00 atau sebesar 237.165 saham dan Catur sebesar Rp227.865.000.000,00 atau sebesar 227.865 saham, sehingga struktur permodalan dan kepemilikan saham dalam Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar 600.000 600.000.000.000 (%) Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: TMG Catur 249.915 240.115 249.915.000.000 240.115.000.000 51,00 49,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 490.030 490.030.000.000 100,00 Jumlah Saham dalam Portepel 109.970 109.970.000.000 Penyetoran tunai atas saham-saham yang diambil bagian oleh pemegang saham Perseroan telah dilakukan secara penuh oleh masing-masing pemegang saham Perseroan sebagaimana ternyata dari bukti setor modal Perseroan tanggal 11 Juli 2008, 16 Juli 2008, 18 Juli 2008, 22 Juli 2008 dan 13 Agustus 2008 oleh TMG dan tanggal 11 Juli 2008, 16 Juli 2008, 18 Juli 2008, 22 Juli 2008 dan 13 Agustus 2008 oleh Catur serta dari Laporan Keuangan Konsolidasian beserta Laporan Auditor Independen Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2008 Perseroan tanggal 19 Nopember 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sandjaja. 42 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Sumber penyertaan pemegang saham dalam Perseroan sebagaimana dimaksud di atas, berasal dari setoran modal dan uang muka setoran modal serta pinjaman yang diperoleh pemegang saham. Tahun 2009 Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, terjadi perubahan nilai nominal saham dari Rp1.000.000,00 menjadi Rp500,00 per saham, sehingga struktur permodalan dalam Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) 1.200.000.000 600.000.000.000 Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: TMG Catur Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel 499.830.000 480.230.000 980.060.000 249.915.000.000 240.115.000.000 490.030.000.000 219.940.000 109.970.000.000 (%) 51,00 49,00 100,00 C. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM 1. PT Tricipta Mandhala Gumilang (“TMG”) a. Umum TMG adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan peraturan yang berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 14 tanggal 17 November 2006, dibuat di hadapan Benyamin Kusuma, S.H., Notaris di Kudus. Akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W9-00192HT.01.01.TH.2006 tanggal 4 Desember 2006, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 11.25.1.51.00303 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Kudus di bawah No. 417/BH-11.25/XII/2006 tanggal 27 Desember 2006, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39, tanggal 15 Mei 2007, Tambahan No. 4735. Anggaran dasar TMG sebagaimana tercantum dalam akta pendirian tersebut kemudian diubah dalam rangka penyesuaian dengan UUPT berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa TMG No. 27 tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-66036.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 19 September 2008. b. Kegiatan Usaha Maksud dan tujuan TMG adalah bergerak dalam bidang a. Industri; b. Perdagangan Umum; c. Percetakan; d. Pertanian; e. Pengangkutan; f. Jasa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, TMG dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. menjalankan usaha dibidang perindustrian terutama industri pengolahan tembakau, penyortiran tembakau, pembuatan rokok, bagian-bagian dari rokok dan alat-alat, bahan-bahan yang berhubungan dengan rokok, termasuk flavor/essence rokok; b. berdagang pada umumnya – yang meliputi perdagangan impor dan ekspor, antar pulau/daerah serta lokal, selanjutnya bertindak sebagai grosir, distributor, pertokoan, komisioner terutama tembakau dan hasil-hasil dari tembakau, juga keagenan atau perwakilan dari perusahaanperusahaan atau badan-badan lain, baik dari dalam maupun luar negeri, kecuali agen perjalanan; 43 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk c. d. e. f. menjalankan usaha percetakan, penerbitan dan grafika; menjalankan usaha pertanian yang meliputi perkebunan, peternakan dan perikanan termasuk agribusnis dan pengawetan; menjalankan usaha pengangkutan pergudangan; menjalankan usaha dibidang jasa pada umumnya (kecuali jasa hukum dan perpajakan) Kegiatan usaha yang dilakukan saat ini adalah menjalankan kegiatan usaha dibidang perindustrian terutama industri pengolahan tembakau, penyortiran tembakau, pembuatan rokok, bagian-bagian dari rokok dan alat-alat, bahan-bahan yang berhubungan dengan rokok, termasuk flavor/essence rokok. c. Permodalan dan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa TMG No. 27 tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa TMG No.13, tanggal 22 Oktober 2009, dibuat di hadapan Apriliana Dewi Yuwono, S.H., Notaris di Kudus, struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham dalam TMG adalah sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) 100.000 100.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Victor Rachmat Hartono Martin Basuki Hartono Armand Wahyudi Hartono PT Sapta Utama Persada 11.030 11.030 6.980 898 11.030.000.000 11.030.000.000 6.980.000.000 898.000.000 36,84 36,84 23,32 3,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 29.938 29.938.000.000 100,00 Jumlah Saham dalam Portepel 70.062 70.062.000.000 Modal Dasar d. (%) Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa TMG No. 27, tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, susunan Dewan Komisaris dan Direksi TMG yang menjabat adalah sebagai berikut: Komisaris : Martin Basuki Hartono Direktur : Victor Rachmat Hartono 2. PT Caturguwiratna Sumapala (“Catur”) a. Umum Catur adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 15 tanggal 17 November 2006, dibuat dihadapan Benyamin Kusuma, S.H., Notaris di Kudus. Akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W9-00198-HT.01.01.TH.2006 tanggal 6 Desember 2006, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 11.25.1.51.00304 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Kudus di bawah No. 418/BH11.25/XII/2006 tanggal 27 Desember 2006, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 2007, Tambahan No. 4734. Anggaran dasar Catur sebagaimana tercantum dalam akta pendirian tersebut telah disesuaikan dengan ketentuan UUPT berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Catur No. 28 tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-66039.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 22 September 2008. 44 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk b. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Catur adalah bergerak dalam bidang: a. Industri; b. Perdagangan Umum; c. Percetakan; d. Pertanian; e. Pengangkutan; f. Jasa Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Catur dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. menjalankan usaha dibidang perindustrian terutama industri pengolahan tembakau, penyortiran tembakau, pembuatan rokok, bagian-bagian dari rokok dan alat-alat, bahan-bahan yang berhubungan dengan rokok, termasuk flavor/essence rokok; b. berdagang pada umumnya – yang meliputi perdagangan impor dan ekspor, antar pulau/daerah serta lokal, selanjutnya bertindak sebagai grosir, distributor, pertokoan, komisioner terutama tembakau dan hasil-hasil dari tembakau, juga keagenan atau perwakilan dari perusahaanperusahaan atau badan-badan lain, baik dari dalam maupun luar negeri, kecuali agen perjalanan; c. menjalankan usaha percetakan, penerbitan dan grafika; d. menjalankan usaha pertanian yang meliputi perkebunan, peternakan dan perikanan termasuk agribisnis dan pengawetan; e. menjalankan usaha pengangkutan pergudangan; f. menjalankan usaha dibidang jasa pada umumnya (kecuali jasa hukum dan perpajakan) Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah menjalankan kegiatan usaha dibidang perindustrian terutama industri pengolahan tembakau, penyortiran tembakau, pembuatan rokok, bagian-bagian dari rokok dan alat-alat, bahan-bahan yang berhubungan dengan rokok, termasuk flavor/essence rokok. c. Permodalan dan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Catur No. 28 tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Catur No. 14 tanggal 22 Oktober 2009, dibuat di hadapan Apriliana Dewi Yuwono, S.H., Notaris di Kudus, struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham dalam Catur adalah sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) 100.000 100.000.000.000 6.976 6.976 6.976 6.976 863 6.976.000.000 6.976.000.000 6.976.000.000 6.976.000.000 863.000.000 24,25 24,25 24,25 24,25 3,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 28.767 28.767.000.000 100,00 Jumlah Saham dalam Portepel 71.233 71.233.000.000 Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Stefanus Wijaya Hartono Tessa Natalia Damayanti Hartono Vanessa Ratnasari Hartono Roberto Setiabudi Hartono PT Sapta Utama Persada d. (%) Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Catur No. 28 tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Catur yang menjabat adalah sebagai berikut: 45 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Dewan Komisaris Komisaris Utama : Tessa Natalia Damayanti Hartono Komisaris : Vanessa Ratnasari Hartono Direksi Direktur Utama Direktur : Stefanus Wijaya Hartono : Roberto Setiabudi Hartono D. KETERANGAN SINGKAT TENTANG ANAK PERUSAHAAN PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) a. Umum Protelindo didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 2, tanggal 8 Nopember 2002, dibuat di hadapan Hildayanti, S.H., Notaris di Bandung. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-00079 HT.01.01.TH.2003, tanggal 3 Januari 2003, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 101115209017 di Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung di bawah No. 025/ BH.10.11./I/2003, tanggal 15 Januari 2003 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21, tanggal 14 Maret 2003, Tambahan No. 2095. Pada tahun 2008, Protelindo mengubah statusnya dari semula perusahaan fasilitas PMA menjadi perusahaan fasilitas PMDN berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Protelindo No. 335 tanggal 21 Agustus 2008, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi Notaris di Jakarta. Akta mana telah diterima dan dicatat dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Protelindo No. AHU-AH.01.10-21860 tanggal 19 September 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Protelindo sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0088235.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 19 September 2008, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan No. TDP 101115209017 di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung No. 023/BH.10.11/I/2009 tanggal 20 Januari 2009. Perubahan status tersebut di atas, telah memperoleh persetujuan dari Kepala BKPM berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan PMA menjadi PMDN No. 29/V/PMDN/2008 tanggal 15 Agustus 2008. Anggaran Dasar Protelindo telah beberapa kali mengalami perubahan. Pengubahan terakhir Anggaran Dasar terakhir Protelindo adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Protelindo No. 70, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, yang isinya sehubungan dengan perubahan status Protelindo dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup dan mengubah seluruh Anggaran Dasar Protelindo untuk disesuaikan dengan ketentuan UUPT. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-59266.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 4 Desember 2009, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0080968.AH.01.09.Tahun 2009, tanggal 4 Desember 2009. b. Maksud dan Tujuan 1. 2. Maksud dan tujuan dari Protelindo ini adalah berusaha dalam bidang jasa penunjang telekomunikasi. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Protelindo dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: menjalankan usaha dalam bidang jasa penunjang telekomunikasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada: i. pembangunan, penyediaan, pembelian dan pengelolaan sarana telekomunikasi; ii. menyewakan menara untuk kepentingan khusus sebagai sarana penunjang untuk menempatkan peralatan telekomunikasi. 46 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk c. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Riwayat struktur permodalan dan kepemilikan saham Protelindo sejak didirikan hingga saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Tahun 2002 Berdasarkan Akta Pendirian Protelindo No. 2, tanggal 8 Nopember 2002, dibuat dihadapan Hildayanti, S.H., Notaris di Bandung, struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham Protelindo adalah sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) 1.000 1.000.000.000,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Doni Imam Priambodo Tommy Hardiansyah 255 45 255.000.000,00 45.000.000,00 85,00 15,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 300 300.000.000,00 100,00 Jumlah Saham dalam Portepel 700 700.000.000,00 Modal Dasar (%) Tahun 2007 Berdasarkan Akta Perjanjian Jual Beli Saham No. 35, tanggal 28 Maret 2007, dibuat dihadapan Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta, Donny Imam Priambodo dan Tommy Hardiansyah menjual dan mengalihkan seluruh saham milik mereka dalam Protelindo yaitu sebanyak 300 (tiga ratus) saham kepada PT Illuminate. Setelah jual beli dan pengalihan saham tersebut dilakukan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Protelindo selanjutnya menjadi sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham Modal Dasar Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) 1.000 1.000.000.000,00 (%) Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT Illuminate 300 300.000.000,00 100,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 300 300.000.000,00 100,00 Jumlah Saham dalam Portepel 700 700.000.000,00 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Protelindo No. 5, tanggal 5 April 2007, dibuat dihadapan Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta, Protelindo meningkatkan modal dasar Protelindo dari semula sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah) menjadi sebesar Rp175.000.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima miliar Rupiah) dan modal ditempatkan dan disetor dalam Protelindo ditingkatkan dari semula Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta Rupiah) menjadi sebesar Rp153.000.000.000,00 (seratus lima puluh tiga miliar Rupiah), sehingga struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham Protelindo selanjutnya menjadi sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar 175.000 175.000.000.000,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Pan Asia Tower Pte. Ltd PT Illuminate 145.000 8.000 145.000.000.000,00 8.000.000.000,00 94,77 5,23 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 153.000 153.000.000.000,00 100,00 22.000 22.000.000.000,00 Jumlah Saham dalam Portepel (%) Selanjutnya, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Protelindo No. 55, tanggal 14 September 2007, dibuat dihadapan Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta, Protelindo meningkatkan modal dasar dari semula sebesar Rp175.000.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima miliar Rupiah) menjadi sebesar Rp325.000.000.000,00 (tiga ratus dua puluh lima miliar Rupiah) dan modal ditempatkan dan disetor dalam Protelindo dari semula Rp153.000.000.000,00 (seratus lima puluh tiga miliar Rupiah) menjadi sebesar Rp291.570.000.000,00 (dua ratus sembilan 47 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk puluh satu miliar lima ratus tujuh puluh juta Rupiah) serta pembuatan klasifikasi saham Protelindo menjadi saham seri A dan saham seri B, sehingga struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham Protelindo selanjutnya menjadi sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham Saham Seri A Saham Seri B Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar 175.000 150.000 325.000.000.000,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Pan Asia Tower Pte. Ltd PT Illuminate 145.285 7.715 131.706 6.864 276.991.000.000,00 14.579.000.000,00 95,00 5,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 153.000 138.570 291.570.000.000,00 100,00 22.000 11.430 33.430.000.000,00 Jumlah Saham dalam Portepel (%) Tahun 2008 Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 336, tanggal 21 Agustus 2008, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, masing-masing (i) Pan-Asia Tower Pte. Ltd, menjual sebanyak 1 (satu) saham seri A miliknya kepada TMG dan sebanyak 145.284 (seratus empat puluh lima ribu dua ratus delapan puluh empat) saham seri A dan 131.706 (seratus tiga puluh satu ribu tujuh ratus enam) saham seri B miliknya kepada Perseroan, dan (ii) PT Illuminate, menjual sebanyak 1 (satu) saham seri A kepada Catur dan sebanyak 7.714 (tujuh ribu tujuh ratus empat belas) saham seri A dan 6.864 (enam ribu delapan ratus enam puluh empat) saham seri B kepada Perseroan. Selanjutnya, setelah pengalihan saham-saham tersebut dilakukan oleh pemegang saham Protelindo, maka susunan pemegang saham Protelindo menjadi sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham Saham Seri A Saham Seri B Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar 175.000 150.000 325.000.000.000,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Perseroan TMG Catur 152.998 1 1 138.570 - 291.568.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 99,9992 0,0004 0,0004 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 153.000 138.570 291.570.000.000,00 100,0000 22.000 11.430 33.430.000.000,00 Jumlah Saham dalam Portepel (%) Tahun 2009 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 127 tanggal 24 April 2009, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, dalam rangka Penawaran Umum, Protelindo mengubah nilai nominal saham dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi Rp100,00 (seratus rupiah) per saham dan mengubah klasifikasi saham dalam Perseroan, yaitu semula Seri A dan saham Seri B seluruhnya menjadi saham biasa atas nama. Selanjutnya struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham Protelindo selanjutnya berubah menjadi sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp100,00 setiap saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar 3.250.000.000 325.000.000.000,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Perseroan TMG Catur 2.915.680.000 10.000 10.000 291.568.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.915.700.000 291.570.000.000,00 100,0000 Jumlah Saham dalam Portepel 334.300.000 (%) 99,9992 0,0004 0,0004 33.430.000.000,00 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Profesional Telekomunikasi Indoensia Tbk. No. 70, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat di hadapan, Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, yang isinya sehubungan dengan perubahan status Protelindo dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup dan mengubah seluruh Anggaran Dasar Protelindo untuk disesuaikan dengan ketentuan UUPT. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari 48 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-59266.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 4 Desember 2009, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU0080968.AH.01.09.Tahun 2009, tanggal 4 Desember 2009. d. Pengurusan dan Pengawasan Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Protelindo yang menjabat saat ini adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Protelindo No. 70, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, yaitu sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Martin Basuki Hartono Komisaris : Ario Wibisono Direksi Direktur Utama Direktur Direktur e. : Adam Gifari : Kenny Harjo : Guy Hamilton Eargle Jr Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 2009 (Sepuluh bulan) 31 Desember 2008 31 Desember 2007 877.984 47.604 299.686 449.718 532.156 520.637 34.146 162.943 263.824 (431.574) 104.703 14.357 25.551 40.758 5.883 31 Oktober 2009 31 Desember 2008 31 Desember 2007 6.167.833 5.048.078 1.119.755 5.934.323 5.352.932 581.391 884.151 568.253 315.898 Pendapatan Beban pokok pendapatan Depresiasi dan Amortisasi Laba operasi (Rugi)/laba – bersih (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah asset Jumlah kewajiban Jumlah ekuitas ANALISIS LABA RUGI Pendapatan Pendapatan diperoleh dari kegiatan penyewaan menara dan pemancar kepada pihak ketiga. Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Pendapatan usaha Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp877.984 juta, diperoleh dari penyewaan menara sebesar Rp871.200 juta atau 99,2% dari total pendapatan dan penyewaan pemancar sebesar Rp6.784 juta atau 0,8% dari total pendapatan. Sampai dengan 31 Oktober 2009, Protelindo memiliki 3.639 menara yang disewakan. Kegiatan penyewaan kepada pihak ketiga tersebut terutama terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, yaitu masing-masing sebesar Rp569.359 juta atau 64,8% dari total pendapatan dan Rp162.714 juta atau 18,5% dari total pendapatan. Pelanggan utama Protelindo adalah HCPT, XL dan Mobile 8, masing-masing mencatatkan kontribusi terhadap total pendapatan sebesar 44,8%, 14,4%, dan 13,9%. 49 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 Pendapatan usaha Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp520.637 juta, meningkat sebesar 397,25% atau Rp415.934 juta dari Rp104.703 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan penambahan jumlah pelanggan seiring dengan bertambahnya jumlah menara yang disewakan baik yang diperoleh Protelindo dari kegiatan akuisisi maupun pembangunan. Jumlah menara yang disewakan meningkat dari 720 pada tahun 2007 menjadi 3.274 pada tahun 2008. Pendapatan Protelindo dari sewa menara kepada pihak ketiga mengalami kenaikan signifikan sebesar 430,7% atau Rp415.933 juta dari Rp96.571 juta pada tahun 2007 menjadi Rp512.504 juta pada tahun 2008, sedangkan pendapatan dari sewa pemancar cenderung stabil sejak tahun 2006, yaitu rata-rata sebesar Rp8 miliar. Pelanggan utama Protelindo adalah PT Hutchison CP Telecomunications, PT Mobile-8 Telecom Tbk. dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. dengan kontribusinya terhadap total pendapatan masing-masing sebesar 39%, 28% dan 12%. Peningkat pendapatan ini juga disebabkan penambahan aktivitas kolokasi jumlah menara yang disewa secara signifikan oleh PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Bakrie Telecom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, PT Hutchison CP Telecommunications dan PT Natrindo Telepon Selular. Beban pokok pendapatan Beban pokok pendapatan terdiri dari biaya perawatan lokasi, biaya konsultan, biaya listrik, biaya perjalanan dinas, biaya konsultan, biaya sosialisasi dan perijinan dan biaya lain-lain. Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Beban pokok pendapatan Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp47.604 juta, terutama timbul dari biaya perawatan lokasi dan listrik masing-masing sebesar Rp38.730 juta atau 81,4% dari total beban pokok pendapatan dan Rp6.861 juta atau 14,4% dari total beban pokok pendapatan. Rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan terhitung sebesar 5,4%. Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 Beban pokok pendapatan Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp34.146 juta, meningkat sebesar 137,8% atau Rp19.789 juta dari Rp14.357 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan kenaikan biaya perawatan lokasi dan biaya perjalanan dinas masing-masing sebesar 343,8% atau Rp14.685 juta menjadi Rp18.957 juta dan 2.259,0% atau Rp4.134 juta menjadi Rp4.317 juta. Rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan turun dari 13,7% di tahun 2007 menjadi 6,6%. Walaupun terjadi kenaikan biaya perawatan lokasi pada tahun 2008, secara umum jumlah biaya perawatan lokasi dibandingkan jumlah pendapatan adalah sebesar 4%-5% selama kurun waktu 2005-2008. Hal ini sejalan dengan kontrak perawatan yang dialihdayakan ke sub kontraktor. Depresiasi dan amortisasi Depresiasi dan amortisasi terdiri dari depresiasi aset tetap, amortisasi asuransi dan sewa tanah, dan amortisasi biaya pinjaman. Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Depresiasi dan amortisasi Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp299.686 juta, terdiri dari depresiasi aset tetap sebesar Rp200.601 juta, amortisasi asuransi dan sewa tanah sebesar Rp55.971 juta dan amortisasi biaya pinjaman sebesar Rp43.114 juta. Rasio beban depresiasi dan amortisasi terhadap pendapatan terhitung sebesar 34,1%. Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 Depresiasi dan amortisasi Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp162.943 juta, meningkat sebesar 537,7% atau sebesar Rp137.392 juta dari Rp25.551 juta pada tahun sebelumnya, terutama disebabkan kenaikan depresiasi aset tetap sebesar 594,2% atau Rp100.386 juta menjadi Rp117.281 juta dan amortisasi asuransi dan sewa tanah sebesar 460,1% atau Rp28.974 juta menjadi Rp35.271 juta, seiring dengan penambahan jumlah menara. Rasio depresiasi dan amortisasi terhadap pendapatan meningkat dari 24,4% di tahun 2007 menjadi 31,3%. Kenaikan depresiasi sejalan dengan peningkatan jumlah menara dari 720 pada tahun 2007 menjadi 3.274 pada tahun 2008. 50 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Laba operasi Laba operasi merupakan selisih antara laba kotor dikurangi beban usaha. Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Laba operasi Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp449.718 juta atau 51,2% dari pendapatan. Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 Laba operasi Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp263.824 juta, meningkat sebesar 547,3% atau Rp223.066 juta dari Rp40.758 juta pada tahun sebelumnya sejalan dengan peningkatan laba kotor usaha Protelindo. Rasio laba operasi terhadap pendapatan meningkat dari 38,9% di tahun 2007 menjadi 50,7%. Laba (Rugi) bersih Laba (Rugi) bersih merupakan selisih antara laba (rugi) operasi ditambah penghasilan lain-lain dikurangi dengan beban lain-lain dan pajak penghasilan. Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 Laba bersih Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp532.156 juta atau 60,6% dari pendapatan. Selama periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009, Protelindo membukukan laba kurs – bersih sebesar Rp476.485 juta sejalan dengan menguatnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US$ dan beban keuangan senilai Rp368.060 juta yang sebagian besar merupakan beban bunga atas pinjaman Senior. Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 Rugi bersih Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp431.574 juta, turun sebesar Rp437.457 juta dari laba bersih sebesar Rp5.883 juta pada tahun sebelumnya, terutama dikarenakan kenaikan kerugian selisih kurs sebesar 20.266,2% atau Rp474.635 juta menjadi Rp476.977 juta dan beban keuangan sebesar 520,0% atau Rp116.952 juta menjadi Rp139.443 juta karena kenaikan jumlah pinjaman. Rasio laba bersih terhadap pendapatan turun dari 5,6% di tahun 2007 menjadi negatif 82,9%. ANALISIS NERACA Tanggal 31 Oktober 2009 Aset Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Aset Protelindo pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp6.167.833 juta, meningkat sebesar Rp233.510 juta atau 3,9% dari Rp5.934.323 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan: a. Kas dan setara kas Kas dan setara kas tercatat sebesar Rp693.769 juta, mengalami penurunan sebesar Rp231.931 juta atau 25,0% dari Rp925.700 juta pada tahun 2008, yang merupakan sisa pinjaman yang diperoleh Protelindo untuk akuisisi Telecommunication Tower Sites yang belum digunakan. b. Piutang usaha - pihak ketiga Piutang usaha - pihak ketiga tercatat sebesar Rp42.674 juta, mengalami penurunan sebesar Rp53.542 juta atau 55,6% dari Rp96.216 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan reklasifikasi piutang usaha yang berasal dari Mobile 8 sebesar Rp110.954 juta ke dalam akun aset tidak lancar lainnya. Pada tanggal 17 Desember 2009, Anak Perusahaan dan Mobile 8 menandatangani perjanjian mengenai skedul pembayaran untuk melunasi piutang bulan berjalan dan sisa saldo yang akan dibayar lunas dalam 3 tahun mulai Juni 2010. Protelindo melakukan penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp29.041 juta atau 18,9% dari total piutang usaha. c. Pajak dibayar di muka Pajak dibayar di muka tercatat sebesar Rp389.001 juta, meningkat sebesar Rp103.838 juta atau 36,4% dari Rp285.163 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan klaim restitusi pajak penghasilan Pasal 4(2) 2007-2008 sebesar Rp150.027 juta yang merupakan perubahan terhadap dasar pajak atas pendapatan penyewaan menara. Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral Pajak No.S-693/ PJ.03/2009 tanggal 23 Juni 2009, pendapatan Protelindo dari penyewaan menara dikenakan pajak 51 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk d. f. penghasilan badan dengan tarif yang berlaku umum sedangkan sampai dengan tahun 2008, pendapatan Protelindo dari penyewaan menara dikenakan pajak dengan tarif pajak final sebesar 10% yang dipotong oleh para penyewa menara. Aset tetap Aset tetap tercatat sebesar Rp4.608.433 juta, meningkat sebesar Rp 311.561 juta atau 7,3% dari Rp4.296.872 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan penambahan aset menara sejumlah 368 dengan nilai Rp466.298 juta. Sampai dengan 31 Oktober 2009, Protelindo memiliki sebanyak 3.639 menara. Aset tidak lancar lainnya Aset tidak lancar lainnya tercatat sebesar Rp125.667 juta, meningkat sebesar Rp93.102 juta atau 285,9% dari Rp32.565 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan reklasifikasi piutang usaha yang berasal dari Mobile 8 berdasarkan perjanjian tanggal 17 Desember 2009 sebagaimana telah dijelaskan dalam butir b. Kewajiban Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Kewajiban Protelindo pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp5.048.078 juta, menurun sebesar Rp304.854 juta atau 5,7% dari Rp5.352.932 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan: a. Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - pihak ketiga Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun kepada pihak ketiga tercatat sebesar Rp384.915 juta di mana seluruhnya merupakan bagian dari pinjaman Senior yang jatuh tempo dalam 1 tahun. b. Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang kepada pihak ketiga tercatat sebesar Rp3.796.502 juta, menurun sebesar Rp305.982 juta atau 7,5% dari Rp4.102.484 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan bagian pinjaman senior yang sudah jatuh tempo. Hutang jangka panjang kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa juga turun sebesar Rp164.849 juta atau 48,2%dari Rp341.924 juta menjadi Rp177.075 juta. c. Pendapatan diterima di muka Pendapatan diterima di muka tercatat sebesar Rp335.604 juta, menurun sebesar Rp257.496 juta atau 43,4% dari Rp593.100 juta pada tahun 2008 terutama dikarenakan penurunan pendapatan diterima di muka atas sewa operasi menara oleh HCPT sebesar Rp282.449 juta atau 48,6% menjadi Rp298.489 juta. Ekuitas Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Ekuitas Protelindo pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp1.119.755 juta, meningkat sebesar Rp538.364 juta atau 92,6% dari Rp581.391 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan membaiknya kinerja Protelindo dari rugi bersih sebesar Rp431.574 juta menjadi laba bersih Rp532.156 juta. Tahun 2008 Aset Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 Aset Protelindo pada tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp5.934.323 juta, meningkat sebesar 571,2% atau Rp5.050.172 juta dari Rp884.151 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan penambahan: a. Kas dan setara kas Kas dan setara kas meningkat sebesar Rp844.587 juta atau 1.041,3% terutama karena Protelindo menerima pinjaman Senior dan pinjaman mezzanine pada tanggal 5 Desember 2008 sebesar Rp767.071 juta dan US$169.015.741 untuk pembayaran pembelian Telecommunication Tower Sites dari PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT). Kas dan setara kas per 31 Desember 2008 merupakan sisa pinjaman yang belum digunakan untuk pembelian menara. b. Piutang usaha - pihak ketiga Piutang usaha - pihak ketiga meningkat sebesar Rp81.081 juta atau 535,7% terutama disebabkan karena Protelindo mempunyai pelanggan baru di tahun 2008 yaitu HCPT, PT Natrindo Telepon Selular, PT Smart Telecom, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia dan PT Indosat Tbk. Disamping 52 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk c. d. e. itu piutang usaha - pihak ketiga dari pelanggan lama juga meningkat seiring dengan peningkatan jumlah Telecommunication Tower Sites yang disewakan. Pajak dibayar di muka Pajak dibayar di muka meningkat sebesar Rp253.988 juta atau 814,7% terutama karena meningkatnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masukan yang berasal dari pembelian Telecommunication Tower Sites dari HCPT. Aset tetap Aset tetap Protelindo meningkat sebesar Rp3.658.802 juta atau 573,4% terutama karena pembelian 2.248 dan pembangunan 306 Telecommunication Tower Sites sebesar Rp2.891.332 juta dan peningkatan karena revaluasi aset tetap menara sebesar Rp715.032 juta. Seiring dengan kenaikan aset tetap menara telekomunikasi, biaya penyusutan juga mengalami kenaikan sebesar Rp100.386 juta atau 594,2%. Sewa lokasi jangka panjang Sewa lokasi jangka panjang Protelindo meningkat sebesar Rp205.225 juta atau 255,3% terutama karena pembelian 2.248 dan pembangunan 306 Telecommunication Tower Sites. Kewajiban Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 Kewajiban Protelindo pada tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp5.352.932 juta, meningkat sebesar 842,0% atau Rp4.784.679 juta dari Rp568.253 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan penambahan: a. Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang meningkat sebesar Rp4.157.467 juta atau 1.448,9% terutama karena Protelindo mendapatkan pinjaman dari sindikasi kreditor (pinjaman senior) sebesar Rp2.617.794 juta, pinjaman Mezzanine sebesar Rp462.680 juta dan pinjaman subordinasi sebesar Rp1.604.139 juta. Pinjaman tahun 2007 sebesar Rp309.433 juta telah dilunasi pada tahun 2008. b. Pendapatan diterima di muka Pendapatan diterima di muka meningkat sebesar Rp591.494 juta atau 36.830,3% terutama karena Protelindo menerima pembayaran di muka dari HCPT, PT Indosat Tbk. dan PT Excelcomindo Pratama Tbk dimana sewa Telecommunication Tower Sites oleh HCPT sebanyak 2.716, PT Excelcomindo Pratama Tbk sebanyak 703 dan PT Indosat Tbk sebanyak 73 (termasuk kolokasi) di tahun 2008 Ekuitas Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 Ekuitas Protelindo pada tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp581.391 juta, meningkat sebesar 84,0% atau Rp265.493 juta dari Rp315.898 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan penambahan: a. Kenaikan surplus revaluasi menara. Surplus revaluasi menara merupakan selisih antara nilai buku menara dengan nilai hasil revaluasi menara sebesar Rp715.032 juta. Protleindo telah mengubah metode pengukuran untuk menara telekomunikasi menjadi model revaluasi yang diterapkan secara prospektif. b. Akumulasi kerugian Akumulasi kerugian meningkat sebesar Rp420.745 juta atau 1.729,5%. Akumulasi kerugian ini terutama disebabkan karena pada tahun 2008, Protelindo mengalami rugi bersih sebesar Rp 431.574 juta E. PENGAWASAN DAN PENGURUSAN PERSEROAN Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, yaitu sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Martin Basuki Hartono Komisaris merangkap Komisaris Independen : John Aristianto Prasetio 53 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Direksi Direktur Utama Direktur Direktur : Adam Gifari : Kenny Harjo : Aloysius Moerba Suseto Perseroan telah memiliki Direktur Tidak Terafiliasi sebagaimana disyaratkan dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004 tentang Peraturan No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (“Peraturan BEI No. I-A”) berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemengang Saham Luar Biasa Perseroan No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, dimana pemegang saham Perseroan mengangkat Aloysius Moerba Suseto sebagai Direktur Tidak Terafiliasi. Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusahaan sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan No. IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan tanggal 19 November 2009, Perseroan telah menunjuk Arif Pradana sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) Perseroan. Komite Audit Saat ini Perseroan belum membentuk Komite Audit sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan BEI No. I-A. Berdasarkan Pasal III.1 Peraturan No. BEI I-A, Perseroan wajib membentuk Komite Audit dalam waktu 6 (enam) bulan sejak perusahaan tersebut tercatat di Bursa Efek. Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan Surat No. 004.02/CS-BAPEPAM/SMN/XI/09, tertanggal 19 November 2009 perihal Informasi Penunjukan Komite Audit Perseroan, Perseroan menyatakan dan berjanji untuk membentuk Komite Audit sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal pencatatan saham Perseroan pada BEI. Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. KOMISARIS Martin Basuki Hartono (Komisaris Utama) Warga Negara Indonesia, 36 tahun, lulus Pasca Sarjana dari Claremont Graduate University, California, Amerika tahun 1998, jurusan Marketing dan Strategy. Saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak November 2009, untuk masa jabatan selama 2 (dua) tahun. April 2009 – sekarang Komisaris Utama Protelindo 2002 – sekarang Direktur Business Technology & HR PT Djarum, Jakarta 1998 – sekarang Direktur Business Technology PT Djarum, Jakarta 54 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk John Aristianto Prasetio (Komisaris Independen) Warga Negara Indonesia, 59 tahun, lulus Program for Management Developments Harvard Business School, Amerika pada tahun 1980 dan Sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1973. Saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak November 2009, untuk masa jabatan selama 2 (dua) tahun. April 2009 – November 2009 Komisaris Independen Protelindo Sekarang Komisaris CBA Asia, Jakarta Komisaris Independen PT Kalbe Farma Tbk., Jakarta Komisaris Independen PT Global Mediacom Tbk., Jakarta Senior Advisory Partner Ernst & Young, Jakarta Komisaris Ernst & Young Indonesia, Jakarta Asia Pacific CEO/Area Managing Partner Andersen Worldwide, Singapore Managing Partner Prasetio, Utomo & Co., Jakarta Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta 2004 – 2005 2003 – 2004 1999 – 2002 1988 – 1999 1971 – 1986 DIREKSI Adam Gifari (Direktur Utama) Warga Negara Indonesia, 32 tahun, lulus Sarjana Universitas Indonesia tahun 1999, jurusan Financial Management. Saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak November 2009, untuk masa jabatan selama 2 (dua) tahun. Beliau bertanggung jawab secara keseluruhan kegiatan Perseroan. April 2007 – sekarang 2003 – 2007 1999 – 2002 Direktur Utama Protelindo Investment Banking Division PT Andalan Artha advisindo Sekuritas Research PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas Kenny Harjo (Direktur) Warga Negara Indonesia, 52 tahun, lulus sebagai BA in Accountancy dari University of California, Amerika tahun 1980, jurusan Akuntansi. Memiliki ijasah Certified Public Accountant – The State of Colorado and The State of Montana – Amerika tahun 1984. Saat ini menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak November 2009, untuk masa jabatan selama 2 (dua) tahun. Beliau bertanggung jawab terhadap keuangan Perseroan. April 2009 – sekarang 2004 – sekarang 2002 – 2004 1990 – 2001 Direktur Protelindo Komisaris dari PT Ecogreen Oleochemichals, Jakarta Business Development Manager PT Djarum, Jakarta Deputy Director Dharmala Group, Jakarta 55 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 1988 – 1989 1985 – 1987 1981 – 1983 Deputy Controller PT Kalimantan plantation Development, Jakarta Senior Akuntan PT Marathon Petroleoum Indonesia, Jakarta Auditor Price Waterhouse & Co. Pittsburgh, Amerika Aloysius Moerba Suseto (Direktur) Warga Negara Indonesia, 58 tahun, lulus Sarjana Teknik Elektro dari Institusi Teknologi Bandung tahun 1975 dan Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia tahun 1978. Saat ini menjabat sebagai Direktur Tidak Terafiliasi Perseroan sejak tahun 2009, untuk masa jabatan selama 2 (dua) tahun. Beliau bertanggung jawab terhadap kepatuhan Perseroan atas setiap peraturan & perundangan-undangan yang berlaku. 1999 – 2009 1999 – 2009 1995 – 1999 1997 – 2000 1995 – 1999 1995 – 1999 1991 – 1995 1994 1988 – 1991 1984 – 1988 1984 1984 1984 1982 – 1984 1981 – 1982 1980 – 1981 1979 – 1980 1978 – 1979 1978 1976 – 1978 1975 – 1976 F. Direktur Utama dari PT Hotel Indonesia Natour, Jakarta Komisaris dari PT Pengembangan Pariwisata Sulawesi Selatan, Jakarta. Direktur Utama dari PT Sisindosat, Jakarta Komisaris Utama PT Intikom Telepersada, Jakarta Komisaris Utama PT Graha Lintas Property, Jakarta Komisaris PT Edi Indonesia, Jakarta General Manager HRD PT Indosat, Jakarta Ketua Tim/Koordinator Proyek Pengembangan Perusahaan PT Indosat, Jakarta General Manager General Affairs and Corporate Services PT Indosat, Jakarta Project Manager Konstruksi Kantor Pusat Indosat dan Pusat Telekomunikasi Internasional PT Indosat, Jakarta Manager Administrasi Pengembangan dan Fasilitas Komprehensif PT Indosat, Jakarta Assistant Manager Departemen Pengembangan dan Pemeliharaan Bangunan PT Indosat, Jakarta Staf Departemen Pengembangan dan Pemeliharaan Bangunan PT Indosat, Jakarta Site Manager PT Unilever Indonesia, Jakarta Start-Up Manager PT Unilever Indonesia, Jakarta Service Manager PT Unilever Indonesia, Jakarta Assistant Manager Maintenance PT Unilever Indonesia, Jakarta Assistant Manager Electrical Department PT Unilever Indonesia, Jakarta Management Trainee PT Unilever Indonesia, Jakarta Electrical Engineer, PT Limatra, Jakarta Staf Departemen Jasa PT Toyota Astra Motor, Jakarta SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia merupakan hal yang vital bagi Perseroan sebagai mitra untuk mencapai keberhasilan setiap usaha dan kegiatannya. Perseroan menyadari bahwa kinerja usaha Perseroan dan Anak Perusahaan sangat terpengaruh dengan kondisi sumber daya manusia, sehingga kebijakan manajemen sehubungan dengan peran sumber daya manusia antara lain diwujudkan dalam pemenuhan peraturan-peraturan Pemerintah dalam hal ketenagakerjaan juga fasilitas lainnya. Perseroan tidak memiliki 56 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Kesepakatan Kerja Bersama maupun Peraturan Perusahaan secara khusus, namun Anak Perusahaan memiliki Peraturan Perusahaan yang telah memperoleh pengesahan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. KEP. 381/PHIJSKPKKAD/VI/2009 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan Protelindo tanggal 9 Juni 2009, yang antara lain memutuskan bahwa Peraturan Perusahaan Protelindo mulai berlaku terhitung tanggal 27 April 2009 sampai dengan tanggal 26 April 2011. Fasilitas yang diberikan oleh Anak Perusahaan kepada karyawannya meliputi asuransi tunjangan kesehatan, asuransi jiwa dan kecelakaan kerja, pemberian fasilitas Kendaraan Dinas untuk pekerja dengan jabatan tertentu dan Program Pelatihan dan Pengembangan secara internal untuk kebutuhan khusus dan apabila secara internal tidak memadai maka akan diadakan secara eksternal. Perseroan dan Anak Perusahaan memberikan upah minimum sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR). Dasar penetapan remunerasi (gaji dan tunjangan lainnya) terhadap para anggota Direksi ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan sesuai dengan ketentuan Pasal 11 ayat 6 Anggaran Dasar Perseroan, wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Jumlah remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 adalah nihil sedangkan jumlah remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Protelindo untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 adalah Rp2.340 juta. Pada tanggal 31 Oktober 2009, karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan masing-masing berjumlah 3 (tiga) orang dan 282 (dua ratus delapan puluh dua) orang, yang semuanya merupakan karyawan tetap. Perseroan dan Anak Perusahaan tidak memiliki karyawan kontrak. Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut status kerja (tetap/ kontrak), jenjang manajemen, tingkat pendidikan dan kelompok usia sampai dengan 31 Oktober 2009 dan tahun 2008 adalah sebagai berikut: Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut status pekerjaan Status Pekerjaan 31 Oktober 2009 Perseroan 2008 Protelindo Perseroan Protelindo Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Tetap Kontrak 3 - 100 - 246 36 87 13 - - 229 38 86 14 Jumlah 3 100 282 100 - - 267 100 Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut jenjang manajemen Jabatan 31 Oktober 2009 Perseroan 2008 Protelindo Perseroan Protelindo Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Manajemen Manajer Pekerja 3 - 100 - 2 16 264 1 6 94 - - 2 11 254 1 4 95 Jumlah 3 100 282 100 - - 267 100 Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut tingkat pendidikan Pendidikan 31 Oktober 2009 Perseroan 2008 Protelindo Perseroan Protelindo Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % s/d SLTA Akademi / D3 Sarjana Strata 1 Pasca Sarjana / S2 2 1 67 33 23 42 205 12 8 15 73 4 - - 23 41 191 12 9 15 72 4 Jumlah 3 100 282 100 - - 267 100 57 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Komposisi karyawan Perseroan menurut kelompok usia Kelompok Usia 31 Oktober 2009 Perseroan 2008 Protelindo Perseroan Protelindo Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % Jumlah karyawan % 18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55 > 55 1 2 - 33 67 - 49 175 52 5 1 17 62 18 2 1 - - 54 162 44 5 2 20 60 17 2 1 Jumlah 3 100 282 100 - - 267 100 Sampai dengan Prospektus ini disusun. Perseroan tidak mempekerjakan tenaga kerja asing namun Anak Perusahaan mempekerjakan 10 (sepuluh) orang tenaga kerja asing, yaitu sebagai berikut: No Nama Jabatan Negara Asal No. Passport IMTA Izin Masa Berlaku KITAS Masa Berlaku 1 Ivan Alexander Ramirez T.A. For Quality Control Amerika 443127264 KEP.3589/MEN/ P/IMTA/2009 7-May-10 2C21JE4601-H 7-May-10 2 Steven James Mudder Informatika Teknologi Specialist Amerika 301268538 KEP.03580/MEN/ P/IMTA/2009 28-Apr-10 2C21JE6058-H 28-Apr-10 3 William Clinton McCarroll Tower Development Specialist Amerika 421236914 KEP.2690/MEN/ P/IMTA/2009 6-Apr-10 2C21JE 5021-H 6-Apr-10 4 Deemer Albright Dana T.A. For Budget Project control Specialist Amerika 424990187 KEP.03577/MEN/ P/IMTA/2009 23-Jun-10 2C21JE 5175-H 23-Jun-10 5 Guy Hamilton Eargle Jr Management Director Amerika 424254152 KEP.12458/MEN/ B/IMTA/2009 29-May-10 2C1JE4705-H 29-May-10 6 Michael Todd Bucey Planning Construction Amerika 422025641 KEP.04668/MEN/ P/IMTA/2009 30-Jun-10 2C21JE 7343-H 30-Jun-10 7 Marcia Cristina Cabral Da Silva Management Telekomunikasi Specialist Brazil CX775104 KEP 2644/MEN/ P/IMTA/09 9-Apr-10 2C21JE4157-H 9-Apr-10 8 Murillo Uchoas Dos Santos Penchel T.A. For Business Development Brazil CX358149 KEP.2444/MEN/ P/IMTA/2009 10-Apr-10 2C21JE4158-H 10-Apr-10 9 Blake Harley Rosen Ricardo Wilke T.A. for Marketing T.A. for Finance Amerika 047289722 28-Mar-10 2C21JE3275-H 28-Mar-10 Brazil CX 667455 KEP.2297/MEN/ P/IMTA/2009 KEP.07432/MEN/ B/IMTA/2009 16-Mar-10 2C11JE2633-H 16-Mar-10 10 Keterangan: IMTA : Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing. KITAS : Kartu Izin Tinggal Terbatas. T.A : Tenaga Ahli Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan, tenaga kerja asing dilarang menempati posisi sebagai Human Resources/ Personalia. G. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN No. N a m a 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Martin Basuki Hartono John Aristianto Prasetyo Adam Gifari Kenny Harjo Aloysius Moerba Suseto Ario Wibisono Guy Eargle Hamilton Jr Victor Rachmat Hartono Stefanus Wijaya Hartono Roberto Setiabudi Hartono Tessa Natalia Damayanti Hartono Vanessa Ratnasari Hartono Jabatan Perseroan KU KI DU D D - TMG K D - Keterangan: KU : Komisaris Utama K : Komisaris KI : Komisaris Independen DU : Direktur Utama D : Direktur 58 Catur DU D KU K PROTELINDO KU DU D K D - PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk H. STRUKTUR KEPEMILIKAN Struktur Kepemilikan Perseroan sebelum IPO adalah sebagai berikut: Keterangan: SWH : Stefanus Wijaya Hartono TNDH : Tessa Natalia Damayanti Hartono VARH : Vanessa Ratnasari Hartono RSH : Roberto Setiabudi Hartono VRH : Victor Rachmat Hartono MBH : Martin Basuki Hartono AWH : Armand Wahyudi Hartono SUP : PT Sapta Utama Persada Perseroan tidak termasuk dalam kelompok usaha/ grup perusahaan lainnya selain yang telah diungkapkan dalam Struktur Kepemilikan. I. PERJANJIAN PENTING Pada tanggal diterbitkannya Prospektus, Perseroan dan Protelindo mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga, yaitu sebagai berikut: 1. Perseroan Perjanjian Marketing dan Licensing, tanggal 1 Agustus 2009, dibuat di bawah tangan (“Perjanjian”) yang dibuat oleh dan antara Perseroan dan Protelindo. Dalam Perjanjian, Protelindo bermaksud untuk menunjuk Perseroan dan Perseroan telah setuju untuk menerima penunjukan tersebut untuk melaksanakan pemasaran dan pengurusan perizinan yang dibutuhkan oleh Protelindo. Perjanjian ini berlaku selama 2 (dua) tahun dan akan diperpanjang dengan sendirinya kecuali diakhiri oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan tertulis 30 (tiga puluh) hari sebelumnya. Atas jasa yang diberikan, Perseroan berhak menerima biaya pekerjaan sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta Rupiah) setiap bulan. 2. Protelindo PERJANJIAN KREDIT a. Protelindo telah memperoleh fasilitas pinjaman dengan jumlah pokok sampai dengan US$360,000,000.00 (tiga ratus enam puluh juta Dolar Amerika Serikat) dan Rp1.180.000.000.000,00 (satu triliun seratus delapan puluh miliar Rupiah) berdasarkan Senior Facility Agreement tanggal 26 Nopember 2008, yang ditandatangani oleh dan antara Protelindo dan ABN AMRO Bank N.V., Singapore Branch; Chinatrust Commercial Bank, Ltd., Offshore Banking Branch; CIMB Bank Berhad, Singapore Branch; DBS Bank Ltd.; Standard Chartered Bank; Oversea-Chinese Banking Corporation Limited; PT Bank Central Asia Tbk.; PT Bank 59 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Mandiri (Persero) Tbk dalam kapasitasnya sebagai kreditur. Dana yang diperoleh dari fasilitas pinjaman Senior tersebut akan digunakan Protelindo untuk antara lain untuk membiayai akuisisi telecommunication tower sites, melunasi utang Protelindo kepada masing-masing DBS, Standard Chartered Bank, PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Permata Tbk. dan membiayai modal kerja Protelindo. Pihak yang bertindak sebagai Facility Agent atas fasilitas di atas ini adalah The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V. , Singapore Branch. Fasilitas pinjaman Senior tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2013. Fasilitas pinjaman Senior antara lain mengatur bahwa Protelindo dapat membagikan dividen sepanjang Protelindo memenuhi antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) Perseroan lebih besar atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD Excess Cash Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban Protelindo berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut. Ketentuan dalam Senior Facility Agreement tanggal 26 Nopember 2008 pada intinya bukan merupakan tindakan Perseroan yang mensyaratkan persetujuan dari kreditur atas pembagian dividen dimaksud (Restriction) melainkan merupakan suatu ketentuan yang memberlkan suatu arahan dalam kerangka untuk mencapai rasio-rasio keuangan yang sehat bagi Perseroan sehubungan dengan pembagian dividen yang dilakukan Perseroan. Selanjutnya, terkait dengan kebijakan pembagian dividen sebagaimana dijelaskan dalam Prospektus tersebut, Perseroan memperkirakan bahwa pada tahun 2012 Perseroan akan dapat membagikan dividen. Perjanjian Kredit merupakan produk hasil negosiasi antara Protelindo dengan para kreditornya yang terdiri dari beberapa lembaga keuangan baik bank dan non bank. Secara umum, ketentuanketentuan yang diatur dalam perjanjian kredit tersebut juga merupakan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada kebijakan kredit (credit policy) masing-masing bank tersebut. Sepanjang pengetahuan Protelindo, ketentuan-ketentuan tersebut merupakan ketentuan-ketentuan yang wajar dan berlaku secara umum pada perjanjian-perjanjian kredit. Fasilitas pinjaman Senior tersebut dijamin antara lain dengan aset Protelindo dan gadai seluruh saham Protelindo milik pemegang saham Protelindo. Sehubungan dengan penawaran atas 140.578.500 (seratus empat puluh juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus) saham biasa atas nama yang telah dikeluarkan kepada dan dimiliki oleh Perseroan yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, yang telah digadaikan berdasarkan Akta Pledge of Shares Agreement No. 191 tanggal 26 Nopember 2008, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta untuk menjamin kewajiban Protelindo berdasarkan Fasilitas Pinjaman Senior, Protelindo telah memperoleh persetujuan atas pelepasan gadai saham tersebut berdasarkan Surat dari The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V. , Singapore Branch) dalam kapasitasnya sebagai Facility Agent dalam Fasilitas Pinjaman Senior. Sehubungan dengan hal tersebut Bank BCA dalam kapasitasnya sebagai Agen Jaminan dalam Fasilitas Pinjaman Senior telah melakukan pelepasan gadai atas 140.578.500 (seratus empat puluh juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus yang telah digadaikan berdasarkan Akta Pledge of Shares Agreement No. 191 tanggal 26 Nopember 2008, dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta berdasarkan Surat Notice of Release and Discharge tanggal 24 Juni 2009 dari Bank BCA kepada Protelindo. Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo tidak pernah dinyatakan cidera janji berdasarkan Fasilitas pinjaman Senior. Perseroan terafiliasi dengan PT Bank Central Asia, dimana salah satu Direktur PT Bank Central Asia merupakan salah satu pemegang saham dari Tricipta Mandala Gumilang yang merupakan salah satu pemegang saham Perseroan, yakni Armand Wahyudi Hartono. b. Protelindo memperoleh pinjaman berdasarkan Perjanjian Fasilitas Mezzanine (Mezzanine Facility Agreement) tanggal 26 Nopember 2008 dari Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. sebagai kreditur (“Fasilitas Pinjaman Mezzanine”). Adapun jumlah pinjaman yang diberikan adalah sebesar US$65,000,000.00 (enam puluh lima juta Dolar Amerika Serikat). Dana yang diperoleh 60 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk dari pinjaman tersebut digunakan Protelindo antara lain untuk membiayai akuisisi telecommunication tower sites dan membiayai modal kerja Protelindo. Fasilitas Pinjaman Mezzanine tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2014. Perjanjian Kredit antara lain mengatur bahwa Protelindo dapat membagikan dividen sepanjang Protelindo memenuhi antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) Protelindo lebih besar atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD Excess Cash Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban Protelindo berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut. Perjanjian Kredit merupakan produk hasil negosiasi antara Protelindo dengan para kreditornya yang terdiri dari beberapa lembaga keuangan baik bank dan non bank. Secara umum, ketentuanketentuan yang diatur dalam perjanjian kredit tersebut juga merupakan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada kebijakan kredit (credit policy) masing-masing bank tersebut. Sepanjang pengetahuan Protelindo, ketentuan-ketentuan tersebut merupakan ketentuan-ketentuan yang wajar dan berlaku secara umum pada perjanjian-perjanjian kredit. Fasilitas Pinjaman Mezzanine tersebut dijamin antara lain dengan aset Protelindo dan gadai seluruh saham Protelindo milik pemegang saham Protelindo. Jaminan tersebut merupakan jaminan yang diberikan secara pari passu dengan Perjanjian Kredit dan Perjanjian Fasilitas. Terkait dengan jaminan gadai saham tersebut di atas, Protelindo telah memperoleh persetujuan atas pelepasan 140.578.500 (seratus empat puluh juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus) saham biasa atas nama milik Perseroan yang juga ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, yang digadaikan berdasarkan Akta Pledge of Shares Agreement No. 191 tanggal 26 Nopember 2008, dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, dari Framework Capital Solutions Pte. Ltd dalam kapasitasnya sebagai Agen Fasilitas berdasarkan Fasilitas Pinjaman Mezzanine sebagaimana ternyata dari tanda persetujuan yang diberikan oleh Framework Capital Solutions Pte. Ltd pada tanggal 22 Juni 2009 atas Surat Perseroan tanggal 7 Mei 2009 perihal Persetujuan dan Pengesampingan. Gadai saham sejumlah 140.578.500 (seratus empat puluh juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus) saham dimaksud di atas, telah dilepaskan oleh Bank BCA berdasarkan Surat Notice of Release and Discharge tanggal 24 Juni 2009 dari Bank BCA kepada Protelindo. Sampai dengan tanggal diterbitkannya prospektus ini, Protelindo tidak pernah dinyatakan cidera janji berdasarkan Fasilitas Pinjaman Mezzanine. c. Protelindo juga memperoleh pinjaman berdasarkan Perjanjian Fasilitas (Facility Agreement) tanggal 15 Agustus 2008, dari Stewart Island Investments Pte. Ltd sebagai kreditur (“Perjanjian Fasilitas”). Adapun jumlah pinjaman yang diberikan adalah sebesar US$146,496,709.80 (seratus empat puluh enam juta empat ratus sembilan puluh enam ribu tujuh ratus sembilan poin delapan puluh Dolar Amerika Serikat). Dana yang diperoleh dari pinjaman tersebut digunakan Protelindo untuk antara lain membiayai modal kerja Protelindo. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo paling cepat pada tanggal 30 September 2014 setelah Protelindo melunasi kewajiban Protelindo berdasarkan Perjanjian Kredit dan Perjanjian Kredit Mezzanine. Dalam Perjanjian Fasilitas tersebut di atas, terdapat pembatasan-pembatasan antara lain Protelindo tanpa memperoleh persetujuan tertulis dari kreditur dilarang untuk membagikan dividen, melakukan perubahan terhadap kegiatan usahanya, menerima pinjaman lain selain dari Financial Indebtness yang diperbolehkan berdasarkan Perjanjian Fasilitas dan untuk bertindak sebagai kreditur atau memberikan pinjaman kepada pihak lainnya. Sehubungan dengan ketentuan pembatasan untuk membagikan dividen tersebut di atas, Protelindo telah memperoleh persetujuan dari krediturnya berdasarkan tanda persetujuan yang diberikan oleh Stewart Island Investments Pte. Ltd atas Surat Perseroan tanggal 7 Mei 2009 perihal Persetujuan dan Pengesampingan. 61 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Pinjaman berdasarkan Perjanjian Fasilitas dijamin dengan gadai atas seluruh saham-saham dalam Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang sahamnya yaitu TMG dan Catur. Sehubungan dengan gadai atas saham-saham tersebut, Perseroan telah mendapatkan pelepasan dan pembebasan gadai berdasarkan surat yang diberikan oleh Stewart Island Investments Pte. Ltd. atas Surat Perseroan tanggal 15 Desember 2009 perihal Pemberitahuan dan Pembebasan Gadai Saham sehubungan dengan IPO. Sampai dengan tanggal diterbitkannya prospektus ini, Protelindo tidak pernah dinyatakan cidera janji berdasarkan Perjanjian Fasilitas. d. Pada tanggal 23 Desember 2008, Protelindo telah menandatangani International Swaps and Derivatives Agreement, 2002 Master Agreement, dibuat di bawah tangan (“ISDA Agreements”) dan Confirmation Letter tanggal 26 Maret 2009 (“Confirmation Letter”) antara Protelindo dengan DBS Bank Ltd (“DBS”). Berdasarkan ISDA Agreements, DBS telah menyetujui untuk memberikan jasa pelayanan transaksi derivatif. Perjanjian ini salah satunya bertujuan untuk sarana lindung nilai (hedging). Berdasarkan Confirmation Letter, jenis transaksi yang dilaksanakan oleh Protelindo adalah Interest Rate Swap Transaction. Jumlah yang dilakukan perlindungan nilai adalah yang sebagaimana tercantum dalam Confirmation Letter. Tanggal efektif berdasarkan Confirmation Letter adalah tanggal 31 Maret 2009 sampai dengan tanggal 30 September 2013, merujuk kepada penyesuaian terhadap Modified Following Business Day Convention. Fixed Rate Payer adalah Protelindo. Fixed Rate Payer Payment Dates adalah hari terakhir dari bulan Maret, Juni, September dan Desember untuk setiap tahunnya dan termasuk tanggal 31 Desember 2009 dan Termination Date, merujuk pada penyesuaian dengan Modified Following Business Day Convention. Fixed Rate adalah sebesar 2.0250% per tahun. Fixed Rate Day Count Fraction adalah Actual/360. Floating Rate Payer adalah DBS. Floating Rate Payer Payment Dates adalah setiap hari terakhir dalam bulan Maret, Juni, September dan Desember untuk setiap tahunnya, berawal sejak tanggal 30 Juni 2009 sampai dengan Termination Date dan merujuk pada penyesuaian dengan Modified Following Business Day Convention. Floating Rate Option yang berlaku adalah USD-LIBORBBA. Sehubungan dengan Reset Date, nilai suku bunga untuk deposit dalam US Dollars untuk periode dalam Designated Maturity yang akan ditentukan berdasarkan nilai yang tercatat dalam Reuters Screen LIBOR01 Page, pukul 11.00am waktu London. Apabila nilai tersebut tidak tercatat dalam Reuters Screen LIBOR01 Page, maka nilai untuk keperluan Reset Date akan ditentukan oleh Calculation Agent. Designated Maturity adalah selama 3 bulan. Pemutusan perjanjian terjadi apabila terdapat keadaan Force Majeure Event, Tax Event, Tax event Upon Merger atau apabila di tentukan berlakunya Credit Event Upon Merger atau Additional Termination Event. Hukum yang berlaku adalah hukum Negara Inggris. Segala perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan ISDA Agreements akan diselesaikan melalui Singapore International Arbitration Centre (SIAC). e. Pada tanggal 4 September 2009, Protelindo telah menandatangani International Swaps and Derivatives Agreement, 2002 Master Agreement, dibuat di bawah tangan (“ISDA Agreements”) dan Confirmation Letter tanggal 4 September 2009 (“Confirmation Letter”) antara Protelindo dengan Standard Chartered Bank (“Standard Chartered”). Berdasarkan ISDA Agreements, Standard Chartered telah menyetujui untuk memberikan jasa pelayanan transaksi derivatif. Perjanjian ini salah satunya bertujuan untuk sarana lindung nilai (hedging). Berdasarkan Confirmation Letter, jenis transaksi yang dilaksanakan oleh Protelindo adalah USD Interest Rate Swap. Jumlah yang dilakukan perlindungan nilai adalah yang sebagaimana tercantum dalam Confirmation Letter. 62 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Tanggal efektif berdasarkan Confirmation Letter adalah tanggal 30 September 2009. Tanggal Pengakhiran adalah 30 September 2013, merujuk kepada penyesuaian terhadap Modified Following Business Day Convention. Fixed Rate Payer adalah Protelindo. Fixed Rate Payer Currency Amount adalah USD. Fixed Rate Payer Payment Dates adalah hari terakhir dari bulan Maret, Juni, September dan Desember untuk setiap tahunnya, dari dan termasuk tanggal 31 Desember 2009 dan termasuk juga Termination Date, merujuk pada penyesuaian dengan Modified Following Business Day Convention. Fixed Rate adalah sebesar 2.0250% per tahun. Floating Rate Payer adalah Standart Chartered. Fixed Rate Payer Currency Amount adalah USD. Floating Rate Payer Payment Dates adalah hari terakhir dari bulan Maret, Juni, September dan Desember untuk setiap tahunnya, dari dan termasuk tanggal 31 Desember 2009 dan termasuk juga Termination Date, merujuk pada penyesuaian dengan Modified Following Business Day Convention. Floating Rate Option yang ditentukan adalah USD-LIBOR-BBA. Designated Maturity adalah selama 3 bulan. Pemutusan perjanjian terjadi apabila terdapat keadaan Force Majeure Event, Tax Event, Tax Event Upon Merger atau apabila di tentukan berlaku suatu Credit Event Upon Merger atau Additional Termination Event. Hukum yang berlaku adalah hukum Negara Inggris. Segala perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan ISDA Agreements akan diselesaikan melalui Singapore International Arbitration Centre (SIAC). f. Pada tanggal 23 Desember 2008, Protelindo telah menandatangani International Swaps and Derivatives Agreement, 2002 Master Agreement, dibuat di bawah tangan (“ISDA Agreements”) dan Confirmation Letter tanggal 26 Pebruari 2009 (“Confirmation Letter”) dari dan antara Protelindo dengan The Royal Bank of Scotland (“RBS”) (d/h ABN Amro Bank). Berdasarkan ISDA Agreements RBS telah menyetujui untuk memberikan jasa pelayanan transaksi derivatif. Perjanjian ini salah satunya bertujuan untuk sarana lindung nilai (hedging). Berdasarkan Confirmation Letter, jenis transaksi yang dilaksanakan oleh Protelindo adalah Interest Rate Swap. Jumlah yang dilakukan perlindungan nilai yang diasumsikan (Notional Amount) adalah sebesar USD85.000.000,00, merujuk pada penyesuai dengan Notional Amount Schedule. Tanggal efektif berdasarkan Confirmation Letter adalah tanggal 5 Januari 2009. Tanggal pengakhiran adalah hari kalender terakhir dalam bulan September tahun 2013, merujuk kepada penyesuaian terhadap Modified Following Business Day Convention. Fixed Rate Payer adalah Protelindo. Fixed Rate Payer Payment Dates adalah hari terakhir dari bulan Maret, Juni, September dan Desember, sejak hari kalender terakhir dalam bulan Maret 2009 dan berakhir pada hari kalender terakhir dalam bulan September 2013. Fixed Rate adalah sebesar 5,84% per tahun. Floating Rate Payer adalah RBS. Floating Rate Payer Payment Dates adalah setiap hari kalender terakhir dari bulan Maret, Juni, September dan Desember yang dimulai sejak hari kalender terakhir dari bulan Maret 2009 dan berakhir hari kalender terakhir bulan September 2013, merujuk kepada penyesuaian terhadap Modified Following Business Day Convention. Floating Rate Option adalah USD-LIBOR-BBA, yang ditentukan berdasarkan informasi dan/atau nilai yang tercatat Reuters “QLIBOR01” dengan dasar bahwa Rate Calculation Date adalah dua hari kerja London sebelum USD Floating Rate Payer Calculation Period. Designated Maturity adalah selama 3 bulan. Reset Date adalah hari pertama dari setiap Calculation Period. Pemutusan perjanjian dapat terjadi apabila terdapat keadaan Force Majeure Event, Tax Event, Tax event Upon Merger atau apabila di tentukan berlaku, Credit Event Upon Merger atau Additional Termination Event. Hukum yang berlaku adalah Hukum Negara Inggris. Segala perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan ISDA Agreements akan diselesaikan melalui Singapore International Arbitration Centre (SIAC). 63 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk PERJANJIAN LAIN Protelindo membuat perjanjian dengan pihak-pihak lain, diantaranya : a. Perjanjian Jual Beli Menara No. Pihak Perjanjian Jangka Waktu Ruang Lingkup 1. PT Hutchison CP Telecommunications (“HCPT”) Perjanjian Pengalihan Menara (Tower Transfer Agreement) antara Protelindo dengan PT Hutchison CP Telecommunications Nomor: 148/LGL-AGR-TOWER TRANSFER/PROTELINDO/ FLB-RS/TECH/III/08 tertanggal 18 Maret 2008 yang diubah melalui Amendment Agreement tanggal 4 Desember 2009 Tranche 1 Tanggal Penutupan adalah 4 (empat) bulan setelah tanggal Perjanjian (18 Maret 2008) dan dapat diperpanjang 12 (dua belas) bulan setelah tanggal Perjanjian ini. Terakhir pada tanggal 22 Januari 2010 telah ditandatangani kembali Berita Acara pengalihan Menara dari HCPT kepada Protelindo. HCPT dengan ini menyetujui untuk menjual dan Protelindo bersedia untuk membeli Aset dan telecommunication tower sites dengan harga yang disetujui berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian. Selanjutnya Pembeli setuju untuk memberikan hak tertentu dalam kaitannnya dengan penggunaan Aset dan telecommunication tower sites dimana diatur dalam Master Lease Agreement dan Perjanjian Lisensi Lokasi. Kewajiban HCPT - Pada setiap Tanggal Penutupan, HCPT berkewajiban menyampaikan kepada Protelindo atas setiap telecommunication tower sites yakni: a. Kepemilikan dan kontrol atas telecommunication tower sites; b. Berkaitan dengan Persetujuan Pemilik dan Pernyatan Pemilik atas seluruh hak yang melekat pasa Aset di telecommunication tower sites dimana bebas dan tanpa adanya segala bentuk jaminan atau pembebanan; c. Dokumen-dokumen lain yang belum di berikan oleh HCPT kepada Protelindo; d. Pembayaran secara proporsional atas biaya sewa sebagaimana didefiniskan dalam Master Lease Agreement. - Pada Tranche 1 Tanggal Penutupan, HCPT harus menyampaikan kepada Protelindo satu set Master Lease Agreement yang telah di tandatangani oleh Para Pihak. Kewajiban Protelindo - Pada setiap Tanggal Penutupan, Protelindo berkewajiban untuk menyampaikan atas setiap telecommunication tower sites yakni: a. Setiap Lokasi yang telah dilaksanakan oleh Protelindo; b. Porsi pembayaran yang harus dibayarkan pada saat Tanggal Penutupan kepada HCPT; c. Tanda Terima pemberitahuan penerimaan aset yang telah ditandatangani oleh Protelindo. - Pada Tranche 1 Tanggal Penutupan, Protelindo harus menyampaikan kepada HCPT satu set Master Lease Agreement yang telah di tandatangani oleh Para Pihak. Pembatasan dalam Perjanjian Sejak ditandatanganinya Perjanjian ini, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Protelindo, HCPT dilarang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: - Melakukan negosiasi atau menandatangani segala perjanjian sewa, perizinan atau tenancy agreement (temasuk perjanjian sewa baru atau penggantian sewa) berkaitan dengan Aset dari telecommunication tower sites; 64 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk - - - - - 2. PT Hutchison CP Telecommunications (“Vendor”) Perjanjian Manajemen dan Pemasaran Menara (Tower Marketing and Management Agreement) tanggal 1 April 2009 (“Perjanjian”) Vendor akan mengadakan perjanjian sewa menyewa dengan pihak ketiga untuk telecommunication tower sites tertentu dimana Perjanjian ini akan berakhir 60 (enam puluh) hari sebelum tanggal berakhirnya Tower Transfer Agreement Menyetujui setiap pengalihan, pemindahan atau novasi atas setiap Kontrak Penting; Menyetujui pengalihan, pembatalan atau pencabutan izin atas setiap Kontrak Penting; Melaksanakan atau menjalankan setiap hak atas pembatalan atau penerimaan kembali berdasarkan Perjanjian Penting; Memberikan persetujuan atas setiap hak baru berdasarkan Perjanjian Penting; Menyetuji untuk memeriksa sewa-sewa atas Perjanjian Penting; Menyetujui untuk mengubah ketentuanketentuan dalam Perjanjian Penting; Meletakan/membebankan jaminan atas setiap Perjanjian Penting atau aset; Secara aktif memberikan bantuan atau saran kepada pihak ketiga untuk menempati setiap ruangan atas Telecommunication tower Site; atau Membantu atau memberikan saran atau mengadakan pengaturan-pengaturan yang berakibat terjadinya pemindahan atas kepentingan HCPT dalam Perjanjian Penting atau aset selain dari apa yang di wajibkan dalam Perjanjian Penting tersebut. Selanjutnya Perjanjian ini didasarkan pada Hukum Inggris. Vendor sepakat atas permintaan Protelindo, untuk mengadakan kerjasama berdasarkan Perjanjiian ini atas 1.370 (seribu tiga ratus tujuh puluh) Tower Sites berdasarkan selesainya pembangunan Tower Sites atas Perjanjian Pengalihan Tower (Tower Transfer Agreement). Hak dan Kewajiban Protelindo Hak (a) Protelindo mempunyai hak untuk memasarkan dan memastikan komitmen kolokasi dari operator telekomunikasi Pihak ke tiga pada Telecommunication Tower Sites milik HCPT yang sampai saat ini belum dialihkan kepada Protelindo. (b) Protelindo mempunyai hak untuk meminta Telecommunication Tower Sites yang telah terdapat kolokasi Pihak ke tiga milik HCPT untuk dialihkan kepada Protelindo dalam waktu secepatnya dan HCPT akan memastikan pengalihan tersebut berdasarkan Perjanjian Pengalihan Menara (Tower Transfer Agreement) Kewajiban Protelindo berkewajiban untuk menyerahkan 75% dari hasil harga dasar sewa kolokasi pihak ke tiga kepada HCPT selama Telecommunication Tower Sites belum dialihkan kepada Protelindo. Hak dan Kewajiban HCPT Hak HCPT berhak untuk mendapatkan 75% dari hasil harga dasar sewa kolokasi Pihak Ketiga selama Telecommunication Tower Sites belum dialihkan kepada Protelindo; Kewajiban HCPT berkewajiban memberikan usaha terbaiknya untuk memberikan akses kepada Pihak Ketiga yang akan melakukan kolokasi pada Telecommunication Tower Sites milik HCPT guna melakukan pemeriksaan maupun survey dan mengizinkan Pihak Ketiga yang telah melakukan kolokasi untuk memasang alat telekomunikasinya pada Telecommunication Tower Sites. 65 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk b. Perjanjian Sewa Menyewa Induk (Master Lease Agreement) No. Pihak Perjanjian Jangka Waktu Tujuan/ Ruang Lingkup 1. PT Bakrie Telecom Tbk Perjanjian antara Protelindo dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) No. 735/EST-PKS/ Protelindo/VIII/2006 tanggal 14 Agustus 2006 tentang Perjanjian Induk Kerjasama Penyediaan dan Penggunaan Infrastruktur Telekomunikasi untuk Penempatan Perangkat Telekomunikasi . Jangka waktu Perjanjian ini adalah sejak tanggal 14 Agustus 2006. Selanjutnya pada tanggal 31 Mei 2010 ditandatangani Berita Acara Rapat (“BAR”) dimana disepakati untuk memperpanjang BAR hingga 10 (sepuluh) tahun dimana akan berakhir tanggal 31 Mei 2020. BTEL berkeinginan untuk menyewa Infrastruktur Telekomunikasi beserta bangunan pendukung yang dimiliki Protelindo untuk penempatan Perangkat Telekomunikasi. 2. PT Hutchison CP Telecommunications Perjanjian antara Protelindo dengan PT Hutchison CP Telecommunications (“HCPT”) tentang Perjanjian Induk Sewa Menyewa HCPT No. 584/LGL-AGR/PT Profesional Telekomunikasi Indonesia/HAW-RI/Tech/VIII/07 tanggal 15 Agustus 2007 dimana selanjutnya diubah dengan Amendment No. 1 HCPT No. 822/LGL-AGR/ Protelindo/BH-FLB/TECH/XII/07 tanggal 17 Desember 2007, Two Hundred Site Take or Pay Agreement HCPT No: 842-bd/ LGL-AGR-200 Hundred Sites/ Protelindo/BH-FLB/TECH/XII/07 tanggal 17 Desember 2007, dan One Hundred Site Take or Pay Agreement HCPT No: 320/ LGL-AGR-100 Hundred Sites/ Protelindo/BH-FLB/TECH/VI/08 tanggal 19 Juni 2008. Jangka waktu Perjanjian ini adalah sejak tanggal 15 Agustus 2007 dan akan berlangsung selama 10 (sepuluh) tahun (“Jangka Waktu Pertama”) dandapat diperpanjang sebagai berikut: • perpanjangan dilakukan secara otomatis 2 (dua) tahun kedepan (“Perpanjangan Pertama”); dan • dapat diperpanjang kembali untuk 10 (sepuluh) tahun kedepan setelah Perpanjangan Pertama (“Perpanjangan Pembaruan”). HCPT berkeinginan untuk menyewa ruang pada telecommunication tower sites yang dimiliki Protelindo untuk pengoperasian peralatan komunikasi tanpa kabel termasuk sebidang tanah di setiap telecommunication tower sites untuk pendirian tempat penampungan peralatan HCPT. 3. PT Bakrie Telecom Tbk. Perjanjian antara Protelindo dengan PT Bakrie Telecom Tbk. tentang Perjanjian Sewa Menyewa Induk tanggal 2 Juli 2007 dan di ubah melalui Amendment No. 1 tanggal 20 Juli 2007. Jangka waktu Perjanjian ini adalah sejak tanggal 2 Juli 2007 dan akan berlangsung selama 10 (sepuluh) tahun (“Jangka Waktu Pertama”) dan dapat diperpanjang sebagai berikut: • perpanjangan dilakukan secara otomatis 5 (lima) tahun kedepan (“Perpanjangan Pertama”); dan • dapat diperpanjang kembali untuk 5 (lima) tahun kedepan setelah Perpanjangan Pertama (“Perpanjangan Pembaruan”). Perjanjian ini berlaku untuk setiap Berita Acara Sewa yang ditandatangani setelah/pada 2 Juli 2007. Selanjutnya pada tanggal 31 Mei 2010 ditandatangani Berita Acara Rapat (BAR) untuk perpanjangan Perjanjian hingga 10 (sepuluh) tahun sejak ditandatanganinya BAR. PT Bakrie Telecom Tbk. berkeinginan untuk menyewa telecommunication tower sites untuk pengoperasian peralatan komunikasinya termasuk sebidang tanah di setiap telecommunication tower sites untuk tempat penampungan peralatan dan generator. 66 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 4. PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia Perjanjian antara Protelindo dengan PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) No. 041/PKS/NET-STI/ XII/2007 tentang Perjanjian Sewa Menyewa Induk tanggal 7 Desember 2007. Jangka waktu Perjanjian ini adalah sejak tanggal 7 Desember 2007 dan diakhiri pada tanggal pertama dimana tidak ada sewa lokasi dengan STI yang berlaku. Jangka waktu untuk setiap Berita Acara adalah selama 10 tahun dan dapat diperpanjang selama 10 tahun dan kemudian dapat diperpanjang kembali selama 10 (sepuluh) tahun. Berdasarkan Berita Acara Rapat tanggal 29 Januari 2010 ditandatangani Berita Acara Rapat (BAR) berkaitan dengan perpanjangan Perjanjian hingga 10 (sepuluh) tahun sejak ditandatanganinya BAR. STI berkeinginan untuk menyewa telecommunication tower sites milik Protelindo untuk mengoperasikan peralatan komunikasi STI di telecommunication tower sites yang ditentukan. 5. PT Excelcomindo Pratama Tbk. Perjanjian antara Protelindo dengan PT Excelcomindo Pratama Tbk. (XL) tentang Perjanjian Sewa Induk tanggal 4 Desember 2007, dimana selanjutnya diubah dengan Amendment No. 1 tanggal 18 April 2008 dan terakhir melalui Amendment No. 2 tanggal 5 Januari 2010 Jangka waktu Perjanjian ini adalah sejak tanggal dilaksanakan Perjanjian ini; Periode Awal untuk setiap berita acara dari setiap Lokasi akan dimulai sejak tanggal di laksanakan dan berlanjut selama 5 (lima) tahun. Jangka waktu akan diperpanjang : • secara otomatis 5 (lima) tahun kedepan kecuali apabila XL menyatakan tidak akan memperpanjangan yang akan diberitahukan 120 hari sebelum berakhirnya Jangka Waktu Awal; • Jangka waktu dapat diperpanjang kembali selama 5 (lima) tahun setelah perpanjangan pertama kecuali XL memberitahukan kepada Protelindo dalam waktu 120 hari sebelum berakhirnya perpanjangan pertama. • Selanjutnya berdasarkan Berita Acara tanggal 28 Desember 2009 Perjanjian kembali diperpanjang untuk 10 (sepuluh) tahun kedepan. XL berkeinginan untuk menyewa ruang di telecommunication tower sites untuk mengoperasi peralatan komunikasi XL. Amendemen terakhir secara ekslusif berhubungan dengan pengunaan lahan tambahan pada suatu Lokasi yang melebihi batas 5 M˝ (lima meter persegi) dari kapasitas lahan yang disediakan 6. PT Mobile-8 Telecom Tbk. Perjanjian antara Protelindo dengan PT Mobile-8 Telecom Tbk. Tentang Perjanjian Kerjasama berdasarkan “Master Lease Agreement”, tertanggal 15 Maret 2007 dimana selanjutnya diubah dengan Amendment No. 1 tanggal 1 November 2007 Jangka waktu Perjanjian ini adalah sejak 15 Maret 2007 dan diakhiri pada tanggal pertama dimana tidak ada sewa lokasi dengan Mobile-8 yang berlaku. Jangka waktu untuk setiap berita acara adalah sejak tanggal dilaksanakan dan berlanjut selama 11 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan para pihak. BAS terakhir tertanggal 18 Juli 2008. Mobile-8 berkeinginan untuk menyewa ruang di telecommunication tower sites milik Protelindo untuk pengoperasian peralatan komunikasi, termasuk tempat untuk pemasangan tempat untuk berlindung maupun generator pada seluruh telecommunication tower sites yang disewa berdasarkan Perjanjian ini. 67 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 7. PT Mobile-8 Telecom Tbk Perjanjian antara Protelindo dengan Mobile-8 (selanjutnya Protelindo dan Mobile-8 disebut “Para Pihak”) tentang Payment Agreement tanggal 17 Desember 2009 {“Perjanjian”) Berdasarkan Berita Acara Rapat (BAR) tanggal 18 Juli 2008 Perjanjian berlaku selama 10 (sepuluh) tahun sejak di tandatanganinya BAR dan dapat diperpanjng kembali berdasarkan kesepakatan Para Pihak. Perjanjian mengatur antara lain: - Pembayaran Sewa BulananDimulai tanggal 1 Desember 2009, Mobile-8 akan membayar biaya sewa yang jatuh tempo untuk seluruh Lokasi sewa sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari Master Lease Agreement yang ada. Para Pihak sepakat untuk memperbaharui sisa tunggakan utang dan jadwal pembayaran sesuai dengan Perjanjian ini. - Pembayaran Utang; Jaminan, Kredit Kolokasi dan Rekonsiliasi Pajak Mobile-8 sepakat bahwa untuk akumulasi utang yang belum terbayar sampai dengan tanggal 30 Nopember 2009 atas seluruh Lokasi sewa dimana Mobile-8 harus membayar bunga terhadap BTS berdasarkan Master Lease Agreement; - Take or Pay Agreement dan Term Sheet.Sebelum tanggal 17 Maret 2010, Mobile-8 akan melaksanakan 1,878 Lokasi Take or Pay Agreement.Selanjutnya apabila terjadi perselisihan, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia. 8. PT Indosat Tbk Perjanjian antara Protelindo dengan PT Indosat Tbk. Tentang Perjanjian Kerjasama berdasarkan Master Lease Agreement for Collocation No. 425/FKTR/B00-BBB/08 tanggal 2 Juli 2008 Jangka waktu Perjanjian ini adalah sejak 2 Juli 2008 dan akan diakhiri pada tanggal pertama dimana tidak ada berita acara dengan Indosat yang masih berlaku Jangka waktu untuk setiap berita acara adalah sejak tanggal dilaksanakan dan berlanjut selama 10 tahun (“Jangka Waktu Awal”). Jangka waktu akan diperpanjang: (i) Secara otomatis setelah Jangka Waktu Awal untuk 10 tahun tambahan setelah selesainya Jangka Waktu Awal (“Periode Perpanjangan Pertama”) (ii) Jangka waktu dapat diperpanjang kembali untuk 10 tahun setelah selesainya Periode Perpanjangan Pertama (“Periode Perpanjangan Kedua”). Indosat berkeinginan untuk menyewa ruang pada telecommunication tower sites milik Protelindo untuk pengoperasian peralatan komunikasi. 68 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Terakhir melalui Berita Acara Rapat (BAR) tanggal 25 Januari 2010 Perjanjian diperpanjang hingga 10 (sepuluh) tahun kedepan sejak di tandatangani BAR. 9. AXIS Perjanjian antara Protelindo dengan PT Natrindo Telepon Seluler tentang Master Lease Agreement for Collocation tanggal 14 Desember 2007 Jangka waktu Perjanjian ini adalah sejak 14 Desember 2007 dan diakhiri pada tanggal pertama dimana tidak ada berita acara yang masih berlaku. Jangka waktu untuk setiap berita acara adalah sejak tanggal dilaksanakan dan berlanjut selama 10 tahun (“Jangka Waktu Awal”). Jangka waktu akan diperpanjang: (i) Secara otomatis setelah Jangka Waktu Awal untuk tambahan selama 10 tahun (“Periode Perpanjangan Pertama”) kecuali NTS memberi pemberitahuan tertulis 120 hari sebelum Periode Perpanjangan Pertama dimulai (ii) Jangka waktu dapat diperpanjang selama 10 tahun setelah habisnya Periode Perpanjangan Pertama (“Periode Perpanjangan Kedua”) kecuali NTS memberi pemberitahuan tertulis 120 hari sebelum Periode Perpanjangan Kedua dimulai. Terakhir melalui Berita Acara Rapat (BAR) tanggal 11 Nopember 2009 Perjanjian diperpanjang hingga 10 (sepuluh) tahun kedepan sejak di tandatangani BAR. NTS berkeinginan untuk menyewa ruang pada Telecommunication Tower Sites milik Protelindo untuk pemasangan dan pengoperasian peralatan komunikasinya. 10. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Perjanjian antara Protelindo dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk tentang Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur Tower untuk Perangkat Fixed Wireless dengan Pola Sewa No. K.TEL.41/HK 810/ DFW-00/2003 tanggal 4 Juni 2003, dimana selanjutnya diubah dengan Amandemen Pertama No. PKS.211/HK.820/ DFW-A33/2004 tanggal 20 April 2004. Jangka waktu Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal 4 Juni 2003 untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang atas kesepakatan Protelindo dan Telkom. Berita Acara Sewa (“BAS”) terakhir tertanggal 15 Agustus 2005 Telkom berkeinginan untuk menyewa infrastruktur tower beserta bangunan pendukungnya yang dimiliki oleh Protelindo untuk perangkat Base Transceiver Station. 11. PT Hutchison CP Telecommunications Perjanjian antara Protelindo dengan PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT) tentang Master Lease Agreement No. 147/LGL-AGRMaster Lease/Protelindo/ FLB-RS/TECH/III/08 tanggal 18 Maret 2008 dimana selanjutnya diubah dengan Amandemen Pertama ter tanggal 24 November 2009. Jangka waktu Perjanjian ini berlaku sejak tanggal dilaksanakan dan akan berlangsung sampai dengan tanggal terakhir dari masa terlama untuk sewa apapun. BAS terakhir tertanggal 22 Januari 2010Jangka waktu sewa telecommunication tower sites. - Perjanjian ini berlaku sejak Protelindo sepakat untuk membeli menara komunikasi dan infrastruktur terkait dan untuk mengalihkan, novasi atau mengalihkan hak-hak dan kepentingan HCPT berdasarkan Tower Transfer Agreement. Protelindo akan menyediakan sewa 69 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk tanggal pelaksanaan Perjanjian dan akan berlangsung sampai dengan tanggal terakhir dari waktu terlama untuk setiap sewa yang ada kecuali dibatalkan lebih awal sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini. - Jangka waktu sewa telecommunication tower sites adalah selama 12 (dua belas) tahun yang dapat diperpanjang selama 6 (enam) tahun dan diperpanjang kembali untuk jangka waktu 6 (enam) tahun kedepan; atau - Jika memungkinkan dapat melaksanakan Bargain Purchase Option (Opsi Penawaran Pembelian) yang berkaitan dengan Lokasi Hub sebanyak 700 telecomunication tower sites dimana Para Pihak akan melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk membuat efektif Opsi Penawaran Pembelian tersebut dengan berakhirnya jangka waktu dari Sewa Lokasi yang terkait dengan Opsi Lokasi Hub tersebut. pemanfaatan lokasi yang diperlukan oleh HCPT untuk pengoperasian jaringan telekomunikasi. Bargain Purcahse Option (Opsi Penawaran Pembelian) Pada tanggal 24 Nopember 2009, Protelindo dan HCPT mengadakan perubahan atas Perjanjian (Amendment No.1 to the Master Lease Agrement). Dalam amandemen tersebut dinyatakan bahwa Hak Opsi Penawaran Pembelian oleh HCPT pada akhir jangka waktu pembaharuan lokasi yang pertama atau jangka waktu pembaharuan lokasi yang kedua akan batal demi hukum pada tanggal efektif dari penawaran umum perdana saham-saham Protelindo atau Perseroan. Perjanjian ini tunduk kepada hukum Republik Indonesia. 12. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Perjanjian antara Protelindo dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tentang Perjanjian Sewa Menyewa Sarana Penunjang Tower di Lokasi Telkom Flexi – Ajibarang No. HOC0600 tanggal 11 Agustus 2006. Jangka waktu Perjanjian ini berlaku selama 10 tahun sejak tanggal penandatanganan berita acara yaitu 2 Agustus 2006 sampai dengan 1 Agustus 2016 dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak. Telkomsel sepakat untuk menyewa Infrastruktur menara untuk penempatan perangkat Base Transceiver Station yang dimiliki oleh Protelindo yang terletak pada lokasi Aji Barang, Banyumas, Jawa Tengah. 13. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Perjanjian antara Protelindo dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tentang Perjanjian Sewa Menyewa Infrastruktur Tower Untuk Pemasangan dan Penempatan Base Transceiver Station Sistem Telekomunikasi Selular GSM No. PKS.2419/ .05/ND-03/X/2005 tanggal 29 September 2005. Jangka waktu Perjanjian ini adalah selama 10 tahun terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2005 sampai dengan 30 September 2015. Perjanjian ini dapat diperpanjang atas persetujuan secara tertulis oleh kedua belah pihak. Telkomsel berkeinginan untuk menyewa Infrastruktur menara yang dimiliki dan atau dikuasai oleh Protelindo untuk pemasangan dan penempatan peralatan telekomunikasi milik Telkomsel yang terletak pada lokasi DPR Kemanggisan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. 14. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Perjanjian antara Protelindo dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tentang Perjanjian Sewa Menyewa Infrastruktur Tower untuk Penempatan Base Transceiver Station No. HOC050412 tanggal 4 Januari 2006. Jangka waktu Perjanjian ini berlaku selama 10 tahun sejak tanggal penandatanganan berita acara yaitu 6 Agustus 2005 sampai dengan 5 Agustus 2015 dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak. Telkomsel sepakat untuk menyewa infrastruktur menara untuk perangkat Base Transceiver Station yang dimiliki oleh Protelindo yang terletak pada lokasi Mumbulsari, Jember. 15. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Perjanjian antara Protelindo dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tentang Kontrak Pekerjaan Sewa Menyewa Infrastruktur Tower Untuk Penempatan BTS di Area Jawa Timur No. HOC060274 tanggal 2 Januari 2007. Jangka waktu Perjanjian ini berlaku selama 10 tahun sejak tanggal penandatanganan berita acara tertanggal 16 Agustus 2006 sampai 15 Agustus 2016 dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak. Telkomsel sepakat untuk menyewa infrastruktur menara untuk penempatan perangkat Base Transceiver Station yang dimiliki oleh Protelindo yang terletak pada lokasi Wendit, Kabupaten Malang. 70 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk c. Build to Suit Agreement No. Pihak Perjanjian Jangka Waktu Tujuan/ Ruang Lingkup 1. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia Perjanjian antara Protelindo dengan PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) No. 042/PKS/NETSTI/XII/2007 tentang Perjanjian Build to Suit dan Kolokasi tanggal 7 Desember 2007. Jangka waktu Perjanjian ini adalah sejak tanggal 7 Desember 2007 dan akan berakhir pada pukul 23.59 WIB pada tahun kelima Perjanjian ini. STI akan menunjuk Protelindo untuk: 1. Mendapatkan, mengembangkan dan membangun dalam Search Ring mengacu pada point 3.01 (Build to Suit) (jika ada), Lokasi Build to Suit dibutuhkan oleh STI selama dalam masa Perjanjian; 2. Mengidentifikasi dan mengembangkan Lokasi yang telah ada dalam Search Ring yang diidentifikasi STI dimana mengacu pada 3.01 (Build to Suit); 3. Mengadakan pelayanan s e b a g a i m a n a disebutkan dalam Perjanjian. STI akan menyewa untuk tiap Lokasi Build to Suit, Lokasi yang ada saat ini, Lokasi yang dibeli mengacu pada ketentuan-ketentuan Perjanjian Induk yang di laksanakan secara bersamaan dengan Perjanjian ini. Protelindo memiliki hak untuk menjalankan pelayanan untuk kepentingan STI dimana pelayanan tersebut sampai pengakhiran atau pemutusan awal dari jangka waktu Perjanjian. 2. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Perjanjian antara Protelindo dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk tentang Perjanjian Kerja Sama Pengadaan Sewa Repeater System & Jaringan Indoor BTS No. K.TEL.43/HK.810/DFW-23/ 2004 tanggal 12 Pebruari 2004, dimana selanjutnya diubah dengan Amandemen Pertama No: K.TEL.215/HK.820/DFWA1041000/2007 tanggal 26 Oktober 2007. Jangka waktu Perjanjian ini berlaku sejak tanggal berita acara dan akan berlangsung selama 9 tahun. Telkom sepakat untuk menyewa perangkat Jasa Sewa Repeater System dan Jaringan Indoor BTS yang dimiliki Protelindo untuk keperluan pemenuhan coverage di dalam gedung maupun di luar gedung. d. BAS terakhir tertanggal 28 Nopember 2005. Pemeliharaan (Manteinance Agreement) No. Pihak Perjanjian Jangka Waktu Tujuan 1. Perjanjian antara Protelindo dengan PT RELACOM INDONESIA tentang Kerjasama Pengadaan Barang Peralatan Jaringan dan Berbagai Jenis Jaringan. Perjanjian Kerjasama Antara Protelindo dengan PT RELACOM INDONESIA Jangka waktu Perjanjian ini adalah selama 2 tahun sejak tanggal 1 Desember 2008. Jangka waktu Perjanjian ini dapat diperpanjang oleh Protelindo untuk masa tambahan 2 tahun. Protelindo setuju untuk membeli dan Relacom menyetujui untuk memberikan Services dan dapat menyediakan bahanbahan yang harus disediakan oleh Supplier dalam memberikan PT RELACOM INDONESIA 71 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk tentang Sistem Pengadaan Peralatan Telekomunikasi Seluler di seluruh Indonesia dalam MAINTENANCE AGREEMENT 2. PT Nokia Siemens Networks Perjanjian antara Protelindo dengan PT Nokia Siemens Networks, tentang Frame Agreement for Managed Services of Tower Maintenance No. 40162/VII-O/PROTELINDO/ 2008, tertanggal 18 Juli 2008 e. Perjanjian dengan Para Kontraktor Services berdasarkan perjanjian ini kepada Protelindo, sesuai dengan kondisi dan asumsi-asumsi dalam Perjanjian ini dan Statements of Works dari waktu ke waktu selama jangka waktu yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini. Statement of Works adalah Services dan Deliverables yang dilaksanakan oleh Relacom, kewajiban dari Protelindo sehubungan dengan pengikatan khusus dan detail-detailnya yang dipandang oleh para pihak. Jangka waktu Perjanjian ini akan dimulai dengan tanggal efektif 18 Juli 2008 dan akan berlanjut selama 2 tahun kecuali di putuskan oleh salah satu pihak berdasarkan Perjanjian ini. Protelindo berhak untuk memperpanjang 3 (tiga) tahun. Protelindo meminta NSN untuk menyediakan dan/ atau melaksanakan jasa pemeliharaan secara eksklusif atas menara yang dibeli oleh Protelindo dari HCPT dan dibangun oleh Protelindo untuk HCPT. Jasa pemeliharaaan/ perawatan ini berlangsung selama 24 (dua puluh) empat jam sehari dan 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari setahun. No. Pihak Perjanjian Jangka Waktu Tujuan 1. Memorandum of Understanding (“MoU”) tanggal 29 Januari 2007 antara Protelindo dengan PT Citramasjaya Teknikmandiri (“Citramas”) MoU ini berlaku sejak 29 Januari 2007 dan terus berlanjut berdasarkan klausula dalam MoU yang menyebutkan bahwa Protelinto memiliki hak untuk memperpanjang MoU untuk jangka waktu 3 bulan tambahan dengan syarat dan ketentuan yang sama dalam waktu 30 hari pemberitahuan tertulis sebelum berakhirnya jangka waktu awal. Selanjutnya berdasarkan PO, MoU diperpanjang kembali untuk masa 3 (tiga) Bulan yakni sejak 2 Januari 2010 hingga 2 Maret 2010. MoU ini mengatur tentang pemasokan baja untuk pembangunan telecommunication tower sites. Deposit diberikan sebesar 30% dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah diterimanya invoice dan surety bond yang diberikan oleh PT Asuransi Jasa Indonesia atau ACA atau Aksrindo sebagaimana disetujui oleh Protelindo. Citramas berkewajiban untuk menyediakan 100 ton produksi baja/bulan selama 3 (tiga) bulan untuk penggunaan 3 leg menara dan 300 ton produksi baja/ bulan selama 3 (tiga) bulan untuk 4 leg menara. MoU diatur berdasarkan hukum Republik Indonesia dan segala perselisihan yang terjadi antara Para Pihak akan diselesaikan melalui BANI. PT Citramasjaya Teknikmandiri (“Citramas”) Hak Protelindo: Memperpanjang jangka waktu untuk 3 bulan tambahan dengan syarat 72 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk dan ketentuan yang sama dalam waktu 30 hari pemberitahuan tertulis sebelum berakhirnya jangka waktu awal Kewajiban Protelindo: (a) Membayar 30% dari harga sebagai uang muka dalam waktu 14 hari sejak menerima Surety Bond dan tagihan; (b) Membayar 60% dari harga sejak penyelesaian Te l e c o m m u n i c a t i o n Tower sites; (c) Membayar 10 % dari harga sewa setelah menerima tagihan dan telah melakukan p e m e r i k s a a n Te l e c o m m u n i c a t i o n Tower sites. Hak Citramas: (a) Menerima pembayaran 30% dari harga sebagai uang muka dalam waktu 14 hari sejak menyerahkan Surety Bond dan tagihan; (b) Menerima pembayaran 60% dari harga sejak penyelesaian Te l e c o m m u n i c a t i o n Tower sites; (c) Menerima pembayaran 10 % dari harga sewa setelah menyerahkan tagihan dan telah dilakukan pemeriksaan Te l e c o m m u n i c a t i o n Tower sites oleh Protelindo. Kewajiban Citramas: a. Menyediakan struktur baja untuk menara telekomunikasi Protelindo; b. Menyediakan kapasitas untuk 1,000 ton produksi baja per bulan dalam jangka waktu selama 3 bulan untuk menara dengan struktur berkaki tiga dan 300 ton produksi baja per bulan dalam jangka waktu selama 3 bulan untuk menara dengan struktur berkaki empat; c. Menyediakan seluruh penjelasan-penjelasan atas rancangan struktur dan perhitungan menara untuk tinjauan dan penerimaan akhir Protelindo. 73 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 2.. PT Isopanel Dunia Memorandum of Understanding (“MoU”) tanggal 2 Maret 2007 antara Protelindo dengan PT Isopanel Dunia (“Isopanel”). MoU ini berlaku sejak 2 Maret 2007 dan terus berlanjut berdasarkan klausula dalam MoU yang menyebutkan bahwa Protelinto memiliki hak untuk memperpanjang MoU untuk jangka waktu 3 bulan tambahan dengan syarat dan ketentuan yang sama dalam waktu 30 hari pemberitahuan tertulis sebelum berakhirnya jangka waktu awal. Selanjutnya berdasarkan PO, MoU diperpanjang kembali untuk masa 3 (tiga) Bulan yakni sejak 12 Januari 2010 hingga 12 Maret 2010. Berdasarkan MoU maka Isopanel setuju untuk memasok Shelter untuk telecommunication tower sites dengan ukuran 2,5x5x3 m dengan harga Rp57,000,000/shelter termasuk PPN 10%. MoU diatur berdasarkan hukum Republik Indonesia dan segala perselisihan yang terjadi antara Para Pihak akan diselesaikan melalui BANI Hak Protelindo: Memperpanjang jangka waktu untuk 3 (tiga) bulan tambahan dengan syarat dan ketentuan yang sama dalam waktu 30 (tigapuluh) hari pemberitahuan sebelum berakhirnya jangka waktu awal Kewajiban Protelindo: (a) Membayar 30% dari harga sebagai uang muka dalam waktu 14 hari sejak menerima Surety Bond dan tagihan; (b) Membayar 70% dari harga sejak penyelesaian Instalasi CKD dalam waktu 30 hari Kalender sejak diterimanya tagihan dan BAST; Hak Isopanel: (a) Menerima pembayaran 30% dari harga sebagai uang muka dalam waktu 14 hari sejak menyerahkan Surety Bond dan tagihan; (b) Menerima pembayaran 70% dari harga sejak penyelesaian Instalasi CKD dalam waktu 30 hari Kalender sejak menyerahkan tagihan dan BAST. Kewajiban Isopanel: a. Menyediakan shelter pada lokasi menara telekomunikasi Protelindo; b. Menyediakan kapasitas untuk minimum 150 buah produksi shelter per bulan dalam jangka waktu selama 3 bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis pada periode yang sama kecuali diberitahukan lain oleh kedua belah pihak; 74 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk c. Menyediakan seluruh penjelasan-penjelasan rancangan struktur dan perhitungan shelter untuk tinjauan dan penerimaan akhir Protelindo. f. Perjanjian Jual Beli Listrik No. Pihak 1. PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga Nasional Batam Listrik (“Perjanjian”) (Pihak Pertama) No. 072 PJ/160/MDYAN/2008, tanggal 26 Pebruari 2008 Perjanjian Jangka Waktu Tujuan/Ruang Lingkup Sejak tanggal penandatanganan (26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*. Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan menyalurkan tenaga listrik kepada Protelindo dan Protelindo sepakat untuk membeli dan membayar kepada Pihak Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang diterima dan digunakan pada persil dan/atau bangunan Protelindo dengan peruntukan penerangan BTS yang terletak di lokasi KK PR Bandara Mas Batam Centre, Batam. 2. PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga Sejak tanggal penandatanganan Nasional Batam Listrik (“Perjanjian”) No. Pihak (26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*. (Pihak Pertama) Pertama 073PJ/160/MDYAN/2008, tanggal 26 Pebruari 2008 Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan menyalurkan tenaga listrik kepada Protelindo dan Protelindo sepakat untuk membeli dan membayar kepada Pihak Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang diterima dan digunakan pada persil dan/atau bangunan Protelindo dengan peruntukan penerangan BTS yang terletak di lokasi Jalan Perumahan Pertamina Tongkang Kabin, Batam. 3. PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga Nasional Batam Listrik (“Perjanjian”) No. (Pihak Pertama) Pihak Pertama 074PJ/160/ MDYAN/2008, tanggal 26 Pebruari 2008 Sejak tanggal penandatanganan (26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*. Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan menyalurkan tenaga listrik kepada Protelindo dan Protelindo sepakat untuk membeli dan membayar kepada Pihak Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang diterima dan digunakan pada persil dan/atau bangunan Protelindo dengan peruntukan penerangan BTS yang terletak di lokasi Jl. Raya Tg. Playu Pintu IV Batamindo, Batam. 4. PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga Nasional Batam Listrik (“Perjanjian”) No. (Pihak Pertama) Pihak Pertama 075PJ/160/ MDYAN/2008, tanggal 26 Pebruari 2008 Sejak tanggal penandatanganan (26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*. Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan menyalurkan tenaga listrik kepada Protelindo dan Protelindo sepakat untuk membeli dan membayar kepada Pihak Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang diterima dan digunakan pada persil dan/atau bangunan Protelindo dengan peruntukan penerangan BTS yang terletak di lokasi KK Samping Stasiun Radio Pantai Tg. Sengkuang, Batam. 5. PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga Nasional Batam Listrik (“Perjanjian”) No. (Pihak Pertama) Pihak Pertama 076PJ/160/ MDYAN/2008, tanggal 26 Pebruari 2008 Sejak tanggal penandatanganan (26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*. Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan menyalurkan tenaga listrik kepada Protelindo dan Protelindo sepakat untuk membeli dan membayar kepada Pihak Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang diterima dan digunakan pada persil dan/atau bangunan Protelindo dengan peruntukan penerangan BTS yang terletak di lokasi KK Samping Pabrik Es Bunga Mawar Telaga Punggur, Batam. Catatan: * Pernyataan “tidak terbatas” dalam Perjanjian Jual Beli Listrik memiliki pengertian bahwa perjanjian tersebut akan tetap berlaku selama Protelindo masih menggunakan pelayanan sambungan tenaga listrik Pihak Pertama di dalam pemenuhan penerangan BTS Protelindo dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Jual Beli Listrik. 75 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk I. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Pinjaman dari pemegang saham (dalam jutaan Rupiah) Kewajiban 31 Oktober 2009 Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun PT Bank Central Asia Tbk. Hutang Jangka Panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun PT Bank Central Asia Tbk Total 37.301 177.075 214.376 Jumlah Kewajiban Persentase jumlah kewajiban dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan jumlah kewajiban 5.053.870 4% Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Transaksi Hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali BCA PT Bank Central Asia Tbk Kas dan setara kas, Hutang Jangka Panjang Transaksi dengan pihak hubungan istimewa menggunakan kebijakan harga dan syarat transaksi yang disepakati oleh para pihak dan atas dasar transaksi pihak-pihak yang bebas (arm length basis). J. ASET YANG DIMILIKI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN. 1. Perseroan Perseroan saat ini tidak memiliki Aset. 2. Anak Perusahaan Aset tetap yang dimiliki dan dikuasai Anak Perusahaan terdiri dari tanah dan bangunan dan benda bergerak adalah sebagai berikut: Benda Berwujud a. Benda Tetap Tanah dan Bangunan Protelindo memiliki/menguasai aset berupa beberapa bidang tanah yang nilainya tidak material dibandingkan dengan aset Protelindo. b. Benda Bergerak Telecommunication Tower Sites Protelindo memiliki aset berupa telecommunication tower sites untuk menempatkan peralatan telekomunikasi yang letaknya tersebar di beberapa daerah dalam wilayah negara Republik Indonesia yang pada tanggal 31 Oktober 2009 berjumlah 3.639 (tiga ribu enam ratus tiga puluh sembilan) telecommunication tower sites. 76 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Tabel Telecommunication Tower Sites Protelindo berdasarkan Lokasi Lokasi Jumlah Telecommunication Tower Sites Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah DKI Jakarta Banten Sulawesi selatan Sumatra Utara Bali Lampung Kalimantan timur Sumatra Selatan Kalimantan Selatan Riau Sumatera Barat Kepulauan Riau Jogjakarta Jambi Nusa Tenggara Barat Sulawesi Utara Kepulauan Bangka Belitung Kalimantan Barat Bengkulu Kalimantan Tengah Jumlah 726 586 384 351 214 202 201 119 119 114 109 107 89 65 60 59 45 28 25 16 14 4 2 3.639 Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, sebagian besar dari telecommunication tower sites tersebut didirikan di atas lahan milik pihak lain, berdasarkan perjanjian sewa-menyewa lahan antara Protelindo dan pihak lain. K. PERKARA HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo menghadapi perkara hukum sebagai berikut: - Pada Tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo sedang terlibat dalam perkara pajak yang sedang diajukan oleh Protelindo di Pengadilan Pajak berdasarkan gugatan No. 632/FIN/PTI-TAX/ IX/09, tanggal 16 September 2009, yang uraiannya telah diungkapkan dalam Laporan keuangan Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan Beserta Laporan Keuangan Auditor Independen Sepuluh Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Oktober 2009. Dalam perkara pajak tersebut, Protelindo telah mengajukan gugatan No. 632/FIN/PTI-TAX/IX/09, tanggal 16 September 2009 yang diterima Sekretariat Pengadilan Pajak, tanggal 17 September 2009, perkara tersebut terdaftar di Pengadilan Pajak dengan Nomor Sengketa Pajak 99-0446822007. Pihak Tergugat adalah Direktur Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Barat I dimana objek gugatan perkara tersebut adalah Surat Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung No. S1385/WPJ.09/KP.1108/2009, tanggal 9 September 2009. Pada Tanggal diterbitkannya Prospektus ini, perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Pajak. Tidak ada dampak perkara pajak ini terhadap kelangsungan usaha dan rencana Penawaran Umum Perseroan. - Protelindo sedang menghadapi perkara perdata terkait dengan gugatan perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh kuasa hukum PT Binatel Prima sebagai Penggugat. Gugatan tersebut didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 13 Januari 2010 dengan register perkara No. 19/PDT.G/2010/PN.JKT.SEL. Dasar diajukannya gugatan tersebut adalah Protelindo tidak mengakui dan tidak pernah menyetujui pekerjaan tambahan yang telah diselesaikan oleh PT Binatel Prima. Dalam gugatan tersebut PT Binatel Prima berkedudukan sebagai satu-satunya Penggugat dan Protelindo berkedudukan sebagai satu-satunya Tergugat, adapun yang menjadi pokok gugatan PT Binatel Prima adalah sebagai berikut: 77 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk (i) mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; (ii) menyatakan sah dan berharga semua alat bukti yang diajukan oleh Penggugat dalam perkara ini; (iii) menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum; (iv) menyatakan sah sita jaminan atas semua harta benda yang saat ini dimiliki Terugat berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang ada maupun yang akan ada; (v) menghukum Tergugat untuk melakukan pemenuhan kewajiban sesuai biaya yang telah dikeluarkan oleh Penggugat sejumlah Rp1.140.938.635,00 (satu miliar seratus empat puluh juta sembilan ratus tiga puluh delapan ribu enam ratus tiga puluh lima Rupiah) secara tunai dan lunas seketika setelah adanya putusan dalam perkara ini; (vi) menghukum Tergugat untuk membayar kerugian materil yang diderita oleh Penggugat atas hilangnya kesempatan peluang usaha sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah); (vii) menghukum Tergugat untuk membayar kerugian materil yang diderita oleh Penggugat berupa keuntungan yang dapat diharapkan oleh Penggugat seandainya tidak ada permasalahan/perkara aquo yang diakibatkan oleh perbuatan Tergugat ini yang mengakibatkan waktu dan perhatian Penggugat menjadi tersita sehingga terganggunya proyek-proyek Penggugat lainnya yang dapat dikerjakan oleh Penggugat selama berlangsungnya perkara ini tidak dapat dikerjakan oleh Penggugat sebesar Rp2.000.000.000,00 (dua miliar Rupiah); (viii) menghukum Tergugat untuk membayar kerugian immateril sebesar Rp2.000.000.000,00 (dua miliar Rupiah); (ix) menghukum Tergugat atas denda keterlambatan sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah) per hari setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap; (x) menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan lebih dahulu meskipun ada upaya hukum berupa bantahan, banding atau kasasi; (xi) menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini. Saat ini perkara tersebut masih sedang dalam pemeriksaan tingkat pertama dan berdasarkan surat panggilan yang dibuat oleh juru sita pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Protelindo dipanggil untuk menghadap persidangan umum yang dijadwalkan tanggal 4 Pebruari 2010. Tidak ada dampak perkara perdata ini terhadap kelangsungan usaha dan rencana Penawaran Umum Perseroan. - Selain perkara pajak dan perkara perdata tersebut di atas, pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo sedang menghadapi perkara perdata terkait dengan Gugatan Wanprestasi yang diajukan oleh kuasa hukum PT Chrisiomer Utama Jaya sebagai Penggugat. Gugatan tersebut didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 28 Januari 2010 dengan register perkara No. 160/PDT.G/2010/PN.JKT.SEL tanggal 28 Januari 2010. Dasar diajukannya gugatan tersebut adalah bahwa pada bulan Pebruari 2008 Protelindo melakukan pemutusan perjanjian Kontrak Payung No. 020/PTI-CEO/LOG-002/III/07 tanggal 2 April 2007, yang dibuat oleh dan antara Protelindo dan Penggugat tentang Pekerjaan Pembangunan Sarana Penunjang BTS Jasa Investigasi Lapangan dan Pekerjaan Sipil Mekanikal Elektrikal atau pembangunan menara telekomunikasi di Propinsi Riau secara sepihak tanpa didukung alasan yang jelas. Sebagai akibat dari kerugian yang disebabkan oleh pembatalan sepihak tersebut, Protelindo masih memiliki utang kepada Penggugat sebesar Rp1.653.170.057,00 (satu miliar enam ratus lima puluh tiga juta seratus tujuh puluh ribu lima puluh tujuh Rupiah). Selanjutnya, Penggugat telah melakukan peneguran kepada Protelindo untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan hasil opname pekerjaan berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Bill of Quantity for CME Implementation, namun Protelindo tidak mau membayar. Dalam gugatan tersebut Penggugat berkedudukan sebagai satu-satunya Penggugat dan Protelindo berkedudukan sebagai satu-satunya Tergugat. Adapun yang menjadi pokok gugatan Penggugat adalah sebagai berikut: (i) mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya, (ii) menyatakan sita jaminan sah dan berharga, (iii) menyatakan Tergugat telah melakukan wanprestasi terhadap Penggugat, (iv) menghukum Tergugat untuk membayar kerugian materiil yang dialami Penggugat sebesar Rp1.653.170.057,00 (satu miliar enam ratus lima puluh tiga juta seratus tujuh puluh ribu lima puluh tujuh Rupiah), (v) menghukum Tergugat untuk membayar keuntungan sebesar 10% (sepuluh persen) dari Rp1.653.170.057,00 = Rp165.317.005,00 (seratus enam puluh lima juta tiga ratus tujuh belas ribu lima Rupiah) per-bulan apabila uang tersebut digunakan menjadi modal usaha bulan Pebruari 2008 sampai gugatan ini didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp3.802.291.131,00 (tiga miliar delapan ratus dua juta dua ratus sembilan puluh satu ribu seratus 78 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk tiga puluh satu Rupiah), (vi) menghukum Tergugat untuk membayar keuntungan sebesar 10% (sepuluh persen) dari Rp1.653.170.057,00 = Rp165.317.005,00 (seratus enam puluh lima juta tiga ratus tujuh belas ribu lima Rupiah) per-bulan apabila uang tersebut digunakan menjadi modal usaha sejak gugatan ini didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai dibayar lunas, (vii) menghukum Tergugat untuk membayar kerugian imateriil yang dialami Penggugat sebesar Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar Rupiah), (viii) menjalankan putusan dalam perkara ini terlebih dahulu walaupun ada upaya hukum verzet, banding maupun kasasi dari Tergugat, (ix) menghukum Tergugat untuk mematuhi putusan perkara ini, (x) menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara. Tidak ada dampak perkara ini terhadap kelangsungan usaha dan rencana Penawaran Umum Perseroan. L. IZIN-IZIN YANG DIMILIKI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN Sampai dengan tanggal dibuatnya Prospektus ini, Perseroan telah memiliki izin-izin seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) No.510/042/11.25/PB/10/2008 tanggal 15 Juli 2008 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemerintah Kabupaten Kudus dan Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.331/191/25.073 tanggal 16 Juni 2008 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat. Perseroan tidak memiliki izin investasi. Investasi yang dilakukan oleh Perseroan melalui penyertaan saham dalam Protelindo bukan merupakan investasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Penanaman Modal. Sehubungan dengan hal tersebut, sebagaimana layaknya perusahaan lain yang bergerak di bidang investasi yang bukan dalam kerangka penanaman modal sebagaimana dimaksud dan diatur dalam Undang-undang Penanaman Modal, Perseroan tidak diwajibkan untuk memiliki izin dari BKPM. Adapun untuk menjalankan kegiatan usahanya di bidang jasa, Perseroan telah memiliki SIUP. Sedangkan untuk Anak Perusahaan, dalam menjalankan kegiatan usahanya sebagaimana tercantum dalam anggaran dasarnya, sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo telah memperoleh izin-izin yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang berwenang terkait dengan kegiatan usaha Protelindo. Protelindo telah memperoleh persetujuan penanaman modal dalam negeri yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Penanaman Modal Asing menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri No. 29/V/PMDN/2008 tanggal 15 Agustus 2008, yang ditandatangani oleh Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal atas nama Kepala BKPM. Protelindo juga telah memperoleh izin usaha tetap (“IUT”) yang dikeluarkan oleh BKPM, berdasarkan Surat Keputusan Kepala BKPM No. 999/T/TELEKOMUNIKASI/ 2008 tanggal 25 September 2008, ditandatangani oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal u.b Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal a.n. Menteri Komunikasi dan Informatika sehubungan dengan pemberian izin usaha tetap dalam rangka penanaman modal dalam negeri kepada Perseroan dengan bidang usaha Jasa Penunjang Telekomunikasi. Dalam menjalankan usahanya Protelindo tidak memerlukan Amdal sebagai salah satu ijin Telecommunication Tower Sites nya, Protelindo hanya memerlukan izin mendirikan bangunan (“IMB”), sebagai salah satu ijin terkait Telecommunication Tower Sites yang dalam prosesnya dapat memerlukan rekomendasi/ijin lain seperti ijin Undang-undang gangguan (HO), ijin ketinggian, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL/UKL), ijin warga sebagai syarat untuk mendapatkan IMB apabila disyaratkan oleh peraturan pemerintah daerah terkait, dengan mengingat tidak semua pemerintah daerah mensyaratkan hal tersebut. - - Secara umum, HO bukan merupakan suatu syarat untuk pengurusan IMB walaupun di beberapa daerah mensyaratkan untuk diperolehnya HO dimaksud sebelum menjalankan kegiatan usaha dan tidak secara spesifik untuk mendirikan bangunan. Izin ketinggian, diperlukan hanya untuk menara-menara telekomunikasi yang didirikan di daerah yang terletak dekat dengan bandara udara. 79 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundangan yang berlaku, Protelindo telah memperoleh IMB atas sebagian besar telecommunication tower sites milik Protelindo yang saat ini digunakan Protelindo dalam menjalankan kegiatan usaha. Pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini Anak Perusahaan memperkerjakan tenaga kerja asing. Sehubungan dengan hal tersebut, Anak Perusahaan telah memperoleh Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (“IMTA”) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja. Daftar tenaga kerja asing yang dipekerjakan oleh Protelindo sudah diungkapkan pada halaman 57. 80 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 1. UMUM Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan Perseroan adalah melakukan investasi dan jasa yaitu pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang telekomunikasi. Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan memiliki investasi pada 1 (satu) Anak Perusahaan, yaitu Protelindo. Perseroan melakukan investasi pada Protelindo di tahun 2008 dan belum/tidak melakukan investasi pada perusahaan lainnya, sehingga kegiatan dan prospek Perseroan lebih kepada bidang jasa penunjang telekomunikasi yang dilakukan oleh Protelindo. Protelindo didirikan pada November 2002 untuk memanfaatkan munculnya kesempatan yang luas dalam industri jasa penyediaan telecommunication tower sites di Indonesia. Sejak saat itu, Protelindo telah berkembang pesat menjadi pemilik dan penyedia jasa telecommunication tower sites independen yang terkemuka di Indonesia. Dalam kurun waktu enam tahun sampai dengan 31 Oktober 2009, Protelindo telah tumbuh menjadi perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan 3.639 (tiga ribu enam ratus tiga puluh sembilan) telecommunication tower sites yang tersebar di Indonesia. Keterangan dibawah adalah kejadian penting dan peristiwa di Protelindo sejak tahun penyertaan: Tanggal 2008 2009 2. Kejadian/Peristiwa • Menandatangani Tower Transfer Agreement dengan HCPT untuk mengakuisisi sampai dengan 3.692 telecommunication tower sites dan menyewakan kembali kepada HCPT untuk jangka waktu awal 12 tahun. • Menandatangani Master Lease Agreement dengan HCPT yang mengatur syarat dan ketentuan dari penyewaan kembali telecommunication tower sites yang telah diakusisi.· Mengakuisisi 2.248 telecommunication tower sites dari HCPT sesuai dengan Tower Transfer Agreement Pengalihan Kepemilikan Menara. • Menandatangani Master Lease Agreement dengan XL dan Indosat. • 100% saham Perseroan yang telah dikeluarkan diakuisisi oleh SMN, Catur dan TMG yang merupakan pemegang saham saat ini. • Menandatangani fasilitas pinjaman Senior senilai maksimal US$360 juta dan Rp1.180 miliar. • Menandatangani fasilitas pinjaman Mezzanine senilai maksimal US$65 juta. • Pada akhir 2008, Perseroan memiliki dan mengoperasikan 3.274 telecommunication tower sites. • Melanjutkan akuisisi telecommunication tower sites dari HCPT menurut Tower Transfer Agreement Maret 2008 dan membangun telecommunication tower sites untuk digunakan oleh berbagai operator telekomunikasi nirkabel. • Sampai dengan 31 Oktober 2009, Protelindo telah mengoperasikan 3.639 telecommunication tower sites. KEGIATAN USAHA Kegiatan Usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk, sesuai dengan Akta No. 71 tanggal 18 November 2009 adalah sebagai berikut: 1. 2. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak dan melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha yaitu : 81 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk a. b. Kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa dan investasi termasuk tetapi tidak terbatas yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi manajemen, bisnis administrasi, strategi pengembangan bisnis dan investasi, serta melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. Kegiatan usaha penunjang Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan bangunan-bangunan, ruangan-ruangan kantor, ruangan-ruangan pertokoan, ruangan-ruangan apartemen, kondominium beserta fasilitasnya dan jasa konsultasi bidang konstruksi. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, selain kegiatan investasi dalam bentuk penyertaan saham yang dilakukan oleh Perseroan dalam Protelindo, Perseroan tidak melakukan kegiatan usaha lainnya. Kegiatan usaha Perseroan termasuk melalui kepemilikan di Protelindo yang bergerak di bidang penyewaan ruang antena pada telecommunication tower sites bersama (multi-tenants) kepada operator-operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia. Perkembangan pendapatan Perseroan sejak tahun penyertaan adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 2009 (Sepuluh bulan) % 2008 (sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2008) % Sewa Menara (Sewa Operasi) Sewa Pemancar (Sewa Pembiayaan) 871.200 6.784 99,23 0,77 270.970 2.719 99,01 0.99 Total 877.984 100,00 273.689 100,00 Hanya dalam kurun waktu enam tahun sampai dengan tanggal 31 Oktober 2009, Anak Perusahaan Perseroan, Protelindo, telah tumbuh menjadi sebuah perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan 3.639 (tiga ribu enam ratus tiga puluh sembilan) telecommunication tower sites yang tersebar di Indonesia, dengan kelompok terbesar menara tersebar di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Gambar di bawah menunjukkan lokasi geografis dan penyebaran telecommunication tower sites milik Perseroan di Indonesia. Sumber : data Protelindo per tanggal 31 Oktober 2009 82 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Dalam menjalankan usahanya, Protelindo menyewakan ruang di telecommunication tower sites-nya kepada berbagai operator telekomunikasi nirkabel. Ruang yang disewakan terdiri, antara lain, area vertikal menara dimana pelanggan dapat menempatkan antena dan antena microwave dan area lahan di setiap lokasi untuk shelter dan kabinet sebagai tempat untuk alat elektronik aktif dan listrik. Saat ini, Protelindo menyediakan layanan kepada hampir semua operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia. Lokasi, ketinggian dan kapasitas beban pada kecepatan angin tertentu dari telecommunication tower sites menentukan kebutuhan operator telekomunikasi nirkabel dan jumlah antena yang dapat ditampung oleh menara tersebut. Ketinggian antena di menara dan lokasi menara tersebut menentukan garis pandang antena secara horisontal, dan pada akhirnya mempengaruhi jarak sinyal yang dapat dipancarkan. Peralatan tertentu yang digunakan oleh operator telekomunikasi nirkabel juga menentukan ketinggian yang diperlukan di menara. Sebuah menara telekomunikasi dapat berupa self-supporting atau ditopang oleh guy wires. Ada dua macam menara self-supporting: lattice dan monopole. Menara lattice biasanya meruncing dari bawah ke atas dan biasanya mempunyai tiga atau empat kaki. Monopole adalah struktur silinder yang biasanya digunakan di tempat-tempat dengan keterbatasan lahan atau untuk memenuhi pertimbangan estetika. Pada umumnya, sebuah telecommunication tower sites terdiri dari lahan yang di atasnya terdapat menara dan shelter peralatan (sebagai tempat berbagai peralatan pemancar, penerima, dan peralatan switching untuk operator telekomunikasi nirkabel). Menara telekomunikasi di atap (Rooftop) atau bagian atas bangunan lain lebih umum di daerah perkotaan dimana banyak terdapat bangunan tinggi dan tingginya kepadatan jalur komunikasi sehingga membutuhkan beberapa telecommunication tower sites. Salah satu keuntungan menara di atas atap adalah pada umumnya peraturan tata ruang mengizinkan instalasi antena tanpa proses perizinan dan pengesahan yang panjang. Selain itu, pendirian struktur menara yang memiliki pondasi dan lahan tersendiri free-standing di daerah perkotaan seringkali tidak memungkinkan karena keterbatasan tata ruang, ketersediaan lahan dan tingginya biaya perolehan lahan. Gambar-gambar di bawah menunjukkan struktur umum dari menara free-standing lattice dan menara roof-top based beserta komponen pentingnya. Sumber : data Protelindo per 31 Desember 2008 83 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Operator telekomunikasi nirkabel pada umumnya akan menyewa ruang sesuai dengan perjanjian sewa jangka panjang yang diatur oleh Perjanjian Induk Sewa Menyewa (Master Lease Agreement). Lama waktu perjanjian sewa biasanya berkisar antara lima hingga duabelas tahun untuk periode sewa pertama, dan klausul perpanjangan dengan jangka waktu yang sama yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan minat operator telekomunikasi nirkabel. Penyewa biasanya memperbarui/memperpanjang kontrak mereka dengan pertimbangan tingginya kesulitan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk pemindahan antena dan BTS ke telecommunication tower sites yang baru, yang dapat menyebabkan gangguan dalam layanan mereka. Protelindo mempunyai 9 pelanggan yang beragam, termasuk semua operator telekomunikasi nirkabel utama di Indonesia: Telkom, Telkomsel, PT Bakrie Telecom Tbk (Bakrie), Mobile 8, PT Sampoerna Telecom Indonesia, HCPT, Axis, XL, dan Indosat. Penyewaan Awal (Anchor Tenancy) dan Portofolio Protelindo pertama kali menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur Tower Untuk Perangkat Fixed Wireless dengan Pola Sewa pada 2003 dengan Telkom, dimana Protelindo membangun sebanyak 232 telecommunication tower sites dan menyewakan menara-menara ini kepada Telkom untuk divisi fixed wireles Flexi dengan jangka waktu awal selama 10 tahun. Perjanjian ini disusul dengan perjanjian lain pada Februari 2004 dimana Protelindo menyewakan 38 peralatan In-Building Site. Pada tahun 2007, Protelindo menandatangani Perjanjian Build to Suit dan Perjanjian Induk Sewa Menyewa (Master Lease Agreement) dengan Mobile-8 dimana Protelindo setuju untuk membangun hingga 929 telecommunication tower sites untuk disewakan kepada Mobile-8 dengan jangka waktu sewa awal 11 tahun. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 11 Maret 2009 dan Protelindo telah merealisasikan pembangunannya sebanyak 578 telecommunication tower sites. Sepanjang tahun 2007 dan 2008, Protelindo menandatangani Perjanjian Induk Sewa Menyewa (Master Lease Agreement) dengan beberapa operator telekomunikasi nirkabel lainnya di Indonesia untuk menggunakan ruang di telecommunication tower sites milik Protelindo. Operator-operator telekomunikasi nirkabel ini termasuk Bakrie, Axis , HCPT, PT Sampoerna Telecom Indonesia, XL dan Indosat. Untuk lebih jauh mengembangkan portofolio telecommunication tower sites-nya, pada 18 Maret 2008, Protelindo menandatangani Perjanjian Pengalihan Kepemilikan Menara (“Tower Transfer Agreement”) untuk mengakusisi sampai dengan 3.692 telecommunication tower sites dari HCPT. Perjanjian Pengalihan Kepemilikan Menara mengatur bahwa menara-menara ini akan diakuisisi dalam beberapa tahapan selama jangka waktu 2 tahun. Menara-menara yang sudah dimiliki ini akan disewakan kembali pada HCPT dengan masa sewa awal 12 tahun, yang diatur dalam Perjanjian Induk Sewa Menyewa (Master Lease Agreement) yang disertakan dalam Perjanjian Pengalihan Kepemilikan Menara. Sampai dengan 31 Desember 2008, 2.248 telecommunication tower sites telah diakuisisi oleh Protelindo dari HCPT melalui Perjanjian Pengalihan Kepemilikan Menara. Penyewaan Kolokasi Sebagian besar dari pendapatan Protelindo bergantung pada permintaan penyewaan ruang di telecommunication tower sites-nya dari penyewa selain dari penyewa awal. Tambahan penyewa tersebut dinamakan penyewa “kolokasi”. Protelindo dengan aktif memasarkan telecommunication tower sitesnya kepada semua operator telekomunikasi nirkabel dengan tujuan menyewakan ruang yang tersedia kepada penyewa-penyewa kolokasi. Permintaan atas penyewaan ruang dari penyewa kolokasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk: • Pengembangan jaringan secara geografis dari operator nirkabel itu sendiri; • Kecepatan untuk memasarkan - kolokasi di menara yang dimiliki oleh penyedia jasa telecommunication tower sites yang diurus secara profesional jauh lebih cepat daripada membangun menara baru; • Permintaan pelanggan akan layanan telekomunikasi nirkabel dan kebutuhan kapasitas jaringan yang disebabkan oleh permintaan ini; • Kondisi keuangan dari operator telekomunikasi nirkabel dan pilihan mereka untuk memiliki atau menyewa ruang di telecommunication tower sites di mana dengan kolokasi maka akan lebih sedikit pengeluaran modal yang diperlukan oleh operator daripada membangun telecommunication tower sites baru; 84 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk • • • • • 3. Peraturan pemerintah pusat dan daerah yang membatasi pembangunan menara baru; Kondisi ekonomi nasional dan daerah, termasuk perlambatan pertumbuhan telekomunikasi nirkabel, penurunan jumlah operator telekomunikasi nirkabel, konsolidasi industri, dan akses operator telekomunikasi nirkabel ke pendanaan hutang dan modal; Perubahan teknologi; Operator-operator telekomunikasi nirkabel membagi menara mereka dengan operator telekomunikasi nirkabel lainnya; dan Keinginan operator telekomunikasi nirkabel untuk fokus kepada usaha inti mereka dalam menyediakan layanan nirkabel, bukan membangun dan mengoperasikan menara. KEUNGGULAN KOMPETITIF Perseroan percaya bahwa keunggulan kompetitif Protelindo adalah sebagai berikut: Keahlian Global dan Lokal • Tim Manajemen yang Berpengalaman dengan Rekam Jejak yang Telah Terbukti Protelindo dipimpin oleh tim manajemen yang berpengalaman dan penasehat teknis yang merupakan ahli-ahli internasional dalam industri penyedia jasa telecommunication tower sites. Sebagai karyawan dan manajemen terdahulu dari American Tower Corporation, salah satu penyedia jasa telecommunication tower sites terkemuka di dunia, tim manajemen senior dan penasehat teknis Protelindo telah membangun, mengoperasikan, dan mengatur lebih dari 20.000 menara dan melayani setiap operator utama di Amerika Serikat, Brazil, Mexico dan Indonesia. Dengan pengetahuan, pengalaman dan keahlian ini, Protelindo mempunyai keuntungan utama dalam mengembangkan dan memperluas usahanya di Indonesia. • Tim Lokal dan Pengetahuan Tim manajemen dan karyawan-karyawan Protelindo adalah perintis dalam industri telecommunication tower sites di Indonesia dan memiliki rekam jejak yang telah terbukti dalam mengembangkan dan mengoperasikan telecommunication tower sites dalam jumlah besar di sebagian besar wilayah Indonesia. Para manajer dan karyawan Protelindo memiliki pengetahuan yang dalam tentang peraturan-peraturan Indonesia, kebiasaan dan pelaksanaan dalam pembangunan menara, pengoperasian dan perawatan. • Sistem Manajemen Operasi yang Telah Terbukti Tim manajemen dan penasehat teknis Protelindo telah mempunyai dan terus memperbaiki sistem pembangunan dan manajemen pengoperasian menara setelah pengalaman selama hampir 20 tahun dalam industri telecommunication tower sites dan telah membangun lebih dari 20.000 menara di berbagai pasar di seluruh dunia. Posisi yang Baik di Pasar Keuangan Kemampuan Protelindo untuk berkomitmen pada pembangunan menara dan proyek akuisisi yang besar membutuhkan sumber modal yang besar. Selama ini Protelindo telah mendanai kebutuhan dananya khususnya melalui debt funding dari bank dan private hedge funds. Manajemen percaya bahwa biaya modalnya, dibandingkan dengan biaya modal pesaing, akan menjadi faktor pembeda yang penting dalam menentukan keberhasilan pertumbuhannya. Manajemen percaya bahwa Protelindo memiliki reputasi dan rekam jejak yang baik di pasar keuangan baik di dalam dan di luar negeri yang memungkinkan Protelindo untuk memperoleh pembiayaan yang dibutuhkan untuk mendanai pertumbuhannya dengan kondisi yang menguntungkan. Keuntungan Sebagai Perintis dalam Industri Dengan Entry Barriers Industri yang Tinggi Protelindo adalah penyedia jasa telecommunication tower sites independen pertama di Indonesia dalam skala besar dengan kontrak sewa jangka panjang dengan penyewa-penyewanya. Protelindo dengan aktif memasarkan ruang di portofolio menaranya kepada penyewa baru ataupun yang telah ada dan saat ini mengalami pertumbuhan permintaan kolokasi yang stabil. 85 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Keuntungan sebagai perintis sangat penting karena halangan untuk masuk ke industri penyedia jasa telecommunication tower sites di Indonesia yang sangat tinggi disebabkan: (a) sifat industri yang membutuhkan modal yang besar; (b) biaya pemindahan yang tinggi bagi operator telekomunikasi nirkabel untuk memindahkan peralatan ke menara yang baru; dan (c) untuk mendapatkan portofolio menara dalam jumlah yang besar dan jangkauan yang luas yang sangat penting untuk menarik berbagai operator telekomunikasi nirkabel untuk berkolokasi dengan portofolio menara. Perpindahan penyewa yang terjadi hingga saat ini relatif rendah disebabkan biaya pemindahan yang tinggi dan gangguan operasional bagi pelanggan setelah mereka memasang peralatan BTS dan pemancar di menara. Keberagaman Portofolio dan Jangkauan dengan Kemampuan Untuk Melayani Berbagai Penyewa Manajemen percaya bahwa portofolio telecommunication tower sites-nya adalah dasar dimana Protelindo bisa lebih jauh mengembangkan usahanya. Dengan 3,274 telecommunication tower sites per 31 Desember 2008 yang tersebar di Indonesia, portofolio Protelindo menarik bagi perencanaan jaringan operator telekomunikasi nirkabel secara keseluruhan khususnya pendatang baru. Portofolio Protelindo yang besar juga memberikan keuntungan dari skala ekonomis sehubungan dengan perawatan dan bagian-bagian lain dari kegiatan operasi. Sebagian besar dari telecommunication tower sites Protelindo dirancang dan dibangun secara baru untuk memuat peralatan dari beberapa penyewa. Sebagai tambahan, telecommunication tower sites Protelindo terletak di daerah yang banyak diminati, dengan sekitar 96% dari menara Protelindo tereletak di empat daerah terbesar dalam hal populasi yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Lebih dari 66% dari menara Protelindo terletak di pulau Jawa, yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. 4. STRATEGI Tujuan Perseroan adalah untuk menjadi perusahaan investasi terkemuka khusus dalam bidang penyediaan jasa telecommunication tower sites. Investasi yang sekarang dimiliki Perseroan adalah dalam bentuk saham Anak Perusahaan dilakukan untuk menangkap peluang yang menarik dari industri penyediaan jasa telecommunication tower sites. Pembentukan perusahaan investasi khusus akan memberikan keleluasaan dalam pengembangan investasi karena adanya fleksibilitas untuk melakukan pengembangan investasi: - dengan pembentukan anak perusahaan baru; atau - oleh Anak Perusahaan; yang mana pemilihan strategi ini akan mempengaruhi kegiatan pendanaan investasi tersebut. Perseroan percaya bahwa kesempatan untuk pertumbuhan dan investasi masih cukup cerah karena selain industri telekomunikasi memiliki prospek yang cukup baik seperti penetrasi penggunaan ponsel yang masih rendah, harga unit ponsel yang semakin terjangkau dan layanan komunikasi data yang semakin menarik pelanggan. Sementara itu, mempertimbangkan bahwa investasi di industri telecommunication tower sites merupakan investasi yang sangat padat modal, maka sangat penting untuk menjaga kinerja Anak Perusahaan, yang mana aset terbesar Perseroan saat ini ada di Anak Perusahaan. 86 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Pertumbuhan Melalui Penjualan dan Mengoptimalkan Kolokasi Pada Portofolio yang Tersedia Manajemen percaya bahwa sebagian besar kesempatan untuk berkembang terletak pada penyewaan ruang yang ada pada menara yang telah tersedia. Biaya pengoperasian sebuah menara biasanya tetap. Karena itu, menyewakan ruang yang tersedia pada operator telekomunikasi nirkabel tambahan, disebut juga kolokasi, meningkatkan keuntungan operasional dan imbal hasil atas modal yang ditanamkan secara signifikan. Karena itu, manajemen akan terus memusatkan perhatian pada usaha penjualan dan pemasaran untuk menambah peralatan tambahan dari operator telekomunikasi nirkabel pada portofolio menara telekomunikasi yang tersedia. Manajemen juga akan mempelajari kesempatan lain untuk berkembang demi mengoptimalkan kapasitas pengunaan, termasuk dengan menarik penyewa baru untuk menggunakan peralatan baru yang mendukung teknologi baru seperti 3G, 3.5G dan WIMAX pada telecommunication tower sites Protelindo. Protelindo menggunakan teknik penjualan dan pemasaran yang terarah untuk menambah tingkat penyewaan pada semua telecommunication tower sites yang telah tersedia, baik yang baru dibangun ataupun yang telah diakuisisi. Manajemen percaya bahwa kunci sukses dari strategi ini terletak pada kemampuan untuk mengembangkan hubungan jangka panjang dan secara konsisten terus bekerja dengan kinerja terbaik untuk memenuhi dan/atau melebihi kebutuhan operator telekomunikasi nirkabel, dan agar dikenal sebagai perusahaan yang membuat komitmen yang bisa diterima secara komersial serta memenuhi komitmen ini secara tepat waktu. Karena kecepatan untuk memasuki pasar baru dan kemampuan untuk mengembangkan jangkauan jaringan dan kapasitas jaringan secara cepat adalah bagian penting untuk kesuksesan operator telekomunikasi nirkabel, Manajemen percaya bahwa kemampuan Protelindo untuk mendukung pelanggannya dalam mencapai tujuannya pada akhirnya akan membantu keberhasilan pemasaran dan penggunaan kapasitasnya. Protelindo memusatkan sasaran pada operator telekomunikasi nirkabel yang sedang berkembang atau memperbaiki infrastruktur jaringan mereka yang telah ada dan juga operator yang sedang menerapkan teknologi baru. Pertumbuhan Melalui Akuisisi Protelindo telah mencapai posisi sebagai perusahaan terkemuka dalam industri ini di Indonesia sebagian besar melalui akuisisi. Keberhasilan pertumbuhan Protelindo tergantung pada kemampuan untuk menerapkan strategi akuisisi telecommunication tower sites. Protelindo akan terus menjalankan akuisisi yang strategis, termasuk transaksi-transaksi yang memungkinkan dengan operator telekomunikasi nirkabel besar yang bertujuan untuk menjual menara mereka. Target potensial lainnya untuk strategi akuisisi ini adalah perusahaan-perusahaan lain sejenis yang lebih kecil yang juga memiliki dan mengoperasikan menara. Akuisisi telecommunication tower sites dievaluasi menggunakan banyak kriteria, termasuk kemungkinan permintaan, lokasi menara, ketinggian menara, penggunaan kapasitas yang ada, lingkungan setempat, dan peraturan pemerintah daerah tentang pembangunan menara baru. Strategi akuisisi melibatkan resiko yang besar, termasuk meningkatkan kebutuhan pendanaan dan pembayaran kembali pinjaman, mengintegrasikan aset dan fasilitas-fasilitas menara yang memiliki jenis yang berbeda-beda, mengakuisisi dan mengoperasikan menara di daerah di mana Protelindo belum beroperasi saat ini, dan kebutuhan untuk memperkerjakan dan mempertahankan para karyawan yang memenuhi syarat di seluruh Indonesia untuk mengoperasikan dan merawat portofolio menara yang lebih besar. Protelindo percaya bahwa kompetisi dalam perolehan menara akan meningkat di masa depan, yang mungkin berakibat keharusan untuk membayar harga yang lebih tinggi dan menyetujui syarat-syarat perjanjian yang kurang menarik. Pertumbuhan Melalui Pembangunan Sebelumnya, para operator telekomunikasi nirkabel telah membangun sebagian besar telcommunication tower sites untuk digunakan sendiri, dengan menggunakan jasa dari pihak luar untuk beberapa layanan seperti site acquisition (perolehan lahan) dan manajemen pembangunan. Akan tetapi akhir-akhir ini, operator-operator telekomunikasi nirkabel telah menunjukkan minat yang lebih tinggi melalui Build to Suit untuk memenuhi kebutuhan mereka. Protelindo akan terus berkembang dengan memusatkan perhatian kegiatan konstruksi pada proyek Build to Suit tersebut. Sesuai pengaturan tersebut, Protelindo setuju untuk bekerjasama dengan operator telekomunikasi nirkabel untuk membangun dan memiliki jaringan telecommunication tower sites yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dan lokasi pilihan operator telekomunikasi nirkabel. Operator 87 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk telekomunikasi nirkabel lalu menjadi penyewa awal (anchor tenant) dengan mendapat jaminan ruang di semua menara ini berdasarkan perjanjian sewa jangka panjang. Manajemen percaya bahwa bagian besar dari telecommunication tower sites baru di Indonesia akan dihasilkan dari pembangunan baru sesuai dengan proyek Build to Suit, dan dengan menyediakan layanan seperti itu Protelindo akan meningkatkan jumlah portofolio telecommunication tower sites dan menciptakan tambahan pendapatan termasuk tambahan pendapatan dari potensial penyewa kolokasi pada telecommunication tower sites ini. 5. PROSPEK INDUSTRI KOMUNIKASI NIRKABEL DAN INDUSTRI JASA PENYEDIAAN TELECOMMUNICATION TOWER SITES Industri Komunikasi Nirkabel di Indonesia, yang menjadi kunci penggerak industri penyedia jasa telecommunication tower sites, masih diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang pada akhirnya akan menyebabkan permintaan akan ruang pada telecommunication tower sites untuk penambahan BTS dan peralatan antenna. Potensi peningkatan permintaan akan ruang ini juga ditunjukkan oleh rendahnya tingkat penetrasi dari komunikasi nirkabel di Indonesia dibandingkan dengan negara negara Asia lainnya seperti tercantum dalam tabel berikut: Negara India Vietnam Indonesia Philippines Thailand Malaysia Taiwan Hong Kong Pelanggan Seluler per 100 penduduk 2007 Jumlah Operator Nirkabel 2007 Populasi (juta) 2007 GDP per Kapita (US$) 2007 19.98 27.16 35.33 58.88 80.42 87.86 106.11 146.41 7 7 10 4 5 6 6 5 1,169.02 87.38 231.63 87.96 63.88 26.57 22.9 7.21 971 809 1,869 1,638 3,841 7,027 14,199 28,749 Sumber : International Telecommunication Union, “Asia-Pacific Telecommunication/ICT Indicators 2008” Telecommunication tower sites merupakan bagian yang sangat penting dari jaringan komunikasi nirkabel karena mereka merupakan infrastruktur pasif dalam peralatan pemancar (antena dan antena mikrowave) dan BTS. Usaha inti dari penyedia jasa telecommunication tower sites independen adalah menyediakan infrastruktur ini bagi operator telekomunikasi nirkabel dengan menyewakan ruang di telecommunication tower sites sesuai dengan perjanjian sewa jangka panjang yang menghasilkan pendapatan sewa. Manajemen percaya bahwa kebutuhan telecommunication tower sites di Indonesia akan meningkat berdasarkan faktor-faktor berikut: • Pertumbuhan network dan kapasitas yang terus berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dari operator yang ada dan pendatang baru mengingat tingkat penetrasi telekomunikasi di Indonesia yang saat ini masih cukup rendah dan masih mempunyai potensi pasar yang baik. • Operator telekomunikasi nirkabel pendatang baru di Indonesia diharapkan untuk meningkatkan jangkauan mereka demi mendapat pangsa pasar dari operator yang telah ada, yang menyebabkan permintaan tambahan bagi penyewaan menara dalam jangka pendek sampai menengah ke depan. • Meningkatnya persaingan di antara para operator telekomunikasi nirkabel menyebabkan turunnya tarif yang membuat naiknya menit pemakaian, yang mengakibatkan kebutuhan kapasitas jaringan yang lebih besar, dan akibatnya, selain menambah BTS demi mempeluas jangkauan, operator telekomunikasi nirkabel juga akan perlu untuk menambah BTS lagi demi mempeluas kapasitas supaya menghindari kepadatan di jaringan mereka. • Pengenalan teknologi baru seperti 3G, 3.5G, dan WIMAX yang diharapkan untuk meningkat selama 5 tahun ke depan akan menghasilkan tambahan penggunaan ruang di menara, baik untuk menara yang telah tersedia maupun menara baru. 88 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Dimasa mendatang, layanan komunikasi nirkabel diharapkan untuk terus mengalami pertumbuhan pesat, didorong oleh bertambahnya daya beli, turunnya tarif, pertumbuhan permintaan pengiriman data nirkabel, dan turunnya harga unit telepon selular. Karena pulau Jawa memiliki potensi terbesar dalam layanan komunikasi nirkabel dengan kepadatan penduduk teringgi diantara daerah-daerah lain di Indonesia, pertumbuhan tercepat kemungkinan besar terjadi di wilayah ini. 6. PROSPEK EKONOMI Perekonomian Indonesia diwarnai oleh perkembangan yang terjadi pada perekonomian global. Di pasar keuangan global, perkembangan positif terus terjadi seiring dengan berlangsungnya pemulihan ekonomi dan tetap terjaganya persepsi pelaku pasar uang. Indeks harga di pasar saham global masih meningkat, sementara persepsi risiko terhadap aset pasar keuangan, baik di negara maju maupun emerging markets, juga membaik, yang tercermin pada relatif stabilnya angka credit default swaps (CDS). Permasalahan keketatan likuiditas yang terjadi di pasar uang global, juga semakin mereda. Berlangsungnya pemulihan ekonomi global yang disertai kenaikan harga komoditas di pasar dunia yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi telah mendorong beberapa bank sentral untuk menahan penurunan suku bunga kebijakan. Di kawasan negara-negara emerging markets di Asia, pemulihan ekonomi yang lebih cepat diperkirakan mengubah stance kebijakan moneter untuk mengantisipasi meningkatnya tekanan inflasi. Namun, di negara maju, stance kebijakan moneter yang akomodatif diperkirakan masih dipertahankan sampai tahun depan mengingat masih tingginya tingkat pengangguran dan masih belum kuatnya pemulihan ekonomi. Dengan perkembangan ini, arus modal masuk ke negara-negara emerging diperkirakan masih berlangsung. Di dalam negeri, berbagai perkembangan ekonomi global tersebut telah mendukung kinerja perekonomian Indonesia. Di sektor eksternal, membaiknya perekonomian kawasan regional serta tingkat perdagangan global yang didominasi oleh bahan baku dan peran intra-industri di kawasan Asia, mendorong peningkatan kinerja ekspor Indonesia. Di sektor domestik, pengeluaran konsumsi masyarakat yang tetap tumbuh tinggi yang didukung oleh optimisme masyarakat yang membaik dan terjaganya inflasi pada tingkat yang rendah tetap menjadi penopang utama pertumbuhan perekonomian Indonesia. Di sisi investasi, tingkat investasi diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi dari periode sebelumnya, ditopang oleh pengeluaran modal pemerintah dan optimisme meningkatnya permintaan. Hal ini tercermin pada konsumsi semen yang meningkat dan impor barang modal yang mulai pulih. Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Di sisi harga, inflasi selama Oktober 2009 mengalami penurunan atau lebih rendah dibandingkan dengan pola historisnya. Rendahnya tekanan inflasi selama Oktober 2009 tersebut ditopang oleh penguatan nilai tukar dan ekspektasi inflasi masyarakat yang menurun tercermin dari inflasi inti yang terus menurun dan mencapai angka terendah. Dengan perkembangan tersebut, inflasi selama tahun 2009 diperkirakan berada dalam kisaran bawah target inflasi 4,5±1% (yoy). Ke depan, inflasi tahun 2010 diperkirakan akan kembali ke pola normalnya dalam kisaran 5±1% seiring dengan kembali menguatnya aktivitas perekonomian domestik dan harga-harga komoditas. Membaiknya kinerja ekspor dan aliran modal asing yang terus berlangsung berpotensi mendorong kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2009 yang diperkirakan tetap surplus. Perekonomian global yang semakin kuat mendukung perbaikan kinerja neraca transaksi berjalan. Neraca transaksi modal dan finansial juga diperkirakan surplus didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio yang terus berlangsung sejalan dengan membaiknya risk appetite terhadap aset emerging markets dan sentimen pelemahan Dolar Amerika Serikat. Pembiayaan eksternal juga meningkat didukung oleh membaiknya ekspektasi terhadap ekonomi domestik dan membaiknya kondisi ekonomi global. Dengan berbagai perkembangan tersebut, cadangan devisa pada akhir Oktober 2009 mencapai 64,5 miliar Dolar Amerika Serikat. Membaiknya fundamental dari sektor eksternal ini berkontribusi pada penguatan nilai tukar rupiah selama bulan Oktober 2009. Di sektor keuangan domestik, secara umum pasar keuangan menunjukkan perbaikan. Pulihnya kepercayaan investor mendorong aliran modal asing kembali masuk walaupun sempat mengalami koreksi di akhir periode. Di pasar obligasi, kepemilikan asing pada masih meningkat ditengah yield jangka pendek dan menengah yang sedikit meningkat. Di pasar saham, indeks sempat menguat tajam ke atas level 89 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 2.500 sebelum akhirnya mengalami koreksi akibat aksi profit taking dan terimbas gejolak di pasar keuangan global. Di pasar uang, likuiditas perbankan masih sangat memadai disertai dengan berkurangnya segmentasi di pasar uang. Transmisi kebijakan moneter di sektor keuangan juga terus berlanjut. Hal ini tercermin dari masih menurunnya suku bunga deposito dan kredit walaupun BI rate tidak mengalami perubahan sejak September 2009. Kredit di sektor-sektor yang beriorientasi domestik seperti kredit konsumsi tumbuh cukup tinggi, namun di sektor-sektor yang berorientasi ekspor pertumbuhan kredit masih sangat terbatas. Ke depan, transmisi kebijakan moneter ini diperkirakan terus membaik sejalan dengan membaiknya persepsi pelaku ekonomi di sektor riil dan perbankan terhadap perekonomian dan komitmen perbankan untuk menurunkan suku bunga. Di sisi mikro perbankan, kondisi perbankan nasional tetap stabil. Hal itu diindikasikan oleh masih terjaganya rasio kecukupan modal (CAR) per September 2009 sebesar 17,7 %. Sementara itu, rasio gross Non Performing Loan (NPL) tetap terkendali pada 4,3 % dengan rasio net sebesar 1,3 %. Likuiditas Perbankan, termasuk likuiditas dalam pasar uang antar bank makin membaik dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat. Dengan mempertimbangkan bahwa tingkat BI Rate 6,5% masih konsisten dengan sasaran inflasi tahun 2010 sebesar 5% ±1% dan arah kebijakan moneter saat ini juga dipandang masih kondusif bagi proses pemulihan perekonomian dan berlangsungnya intermediasi perbankan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 4 November 2009 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 6,5%. (Sumber : Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia November 2009). 7. PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN PROTELINDO Perseroan percaya bahwa sejalan dengan tumbuhnya industri komunikasi nirkabel, persaingan telah menjadi lebih ketat. Sebagai akibatnya, banyak operator nirkabel berminat untuk melakukan penghematan modal dan meningkatkan kecepatan masuk ke pasar baru dengan memusatkan perhatian pada kegiatankegiatan yang berakibat langsung pada pertumbuhan pelanggan dan menggunakan jasa dari luar dalam hal kebutuhan infrastruktur seperti memiliki, membangun melalui pihak ketiga dan merawat menara. Ini khususnya dapat dicapai dengan melakukan kolokasi pada telecommunication tower sites yang dimiliki oleh penyedia menara independen seperti Protelindo. Tren akan meningkatnya kolokasi kemungkinan dipercepat karena peraturan pembatasan menara dan bertambahnya kecenderungan dari pemerintah daerah yang mengharuskan telecommunication tower sites untuk dapat menampung beberapa penyewa. Secara singkat, faktor-faktor yang mendorong operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia untuk menyewa infrastruktur menara dari penyedia menara independen adalah: • Mengurangi pengeluaran modal dan memperbaiki imbal hasil atas modal yang ditanamkan; • Menggunakan jasa alihdaya (outsourcing) untuk kegiatan yang bukan merupakan usaha inti dan memusatkan perhatian pada usaha inti telekomunikasi nirkabelnya; • Melakukan penggelaran jaringan (network roll-out) yang lebih cepat dan waktu pemasaran yang lebih cepat, khususnya bagi pendatang baru; • Permintaan peraturan dan hukum yang mendukung kolokasi; dan • Mencapai perluasan jangkauan (khususnya bagi operator yang lebih besar) di wilayah-wilayah dengan kepadatan tinggi. Sebagai tambahan dari faktor - faktor diatas, manajemen percaya bahwa industri penyedia menara independen akan mendapat keuntungan dari beberapa faktor tambahan, termasuk hal-hal yang berikut: • Pendapatan yang stabil dan berkembang berdasarkan pada perjanjian sewa jangka panjang dengan operator nirkabel • Rendahnya tingkat perpindahan penyewa dikarenakan tingginya biaya dan gangguan berkenaan dengan memindahkan peralatan nirkabel ke telecommunication tower sites baru dan menyebabkan penataan ulang jaringan nirkabel; • Industri yang terdiri dari pelanggan-pelanggan yang pada dasarnya terdiri dari perusahaanperusahaan nasional dan multinasional besar yang memiliki kontribusi keuangan yang besar; • Kebutuhan modal perawatan di masa depan yang rendah; • Arus kas jangka panjang dan rasio laba yang baik dengan rendahnya biaya operasional; dan 90 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk • Inisiatif Pemerintah Daerah untuk mengurangi jumlah telecommunication tower sites dan karenanya mengharuskan operator mengkolokasikan peralatan mereka di telecommunication tower sites yang dibangun (baik melalui pihak ketiga ataupun tidak melalui pihak ketiga) untuk kolokasi. Selain itu, prospek usaha Perseroan selaku perusahaan yang bergerak di bidang investasi adalah membuka peluang dan memperluas investasi di sektor telekomunikasi khususnya bisnis menara telekomunikasi. Sebagian besar kegiatan usaha dan pendapatan Protelindo sangat bergantung kepada HCPT. Profitabilitas dan arus kas Protelindo sangat bergantung kepada performa dan kegiatan usaha HCPT, yang merupakan pelanggan utama Protelindo. Akibatnya, risiko yang mempengaruhi HCPT, terutama risiko yang mempengaruhi kemampuan HCPT untuk membayar uang sewa, dapat berdampak negatif kepada kegiatan usaha, kondisi keuangan dan pendapatan dari operasional Protelindo. Apabila HCPT mengalami kesulitan finansial, hal tersebut akan berdampak negatif material terhadap usaha Protelindo. Walaupun Protelindo secara bersamaan berusaha untuk mendiversifikasi basis pelanggannya dan memperoleh sumber pendapatan lain, Protelindo tidak dapat memberi jaminan kepada calon investor bahwa Protelindo akan berhasil mendiversifikasi sumber pendapatan. Setiap risiko yang mempengaruhi HCPT atau renggangnya hubungan Protelindo dengan HCPT, dengan alasan apapun dapat mengakibatkan dampak negatif material kepada kegiatan usaha, prospek dan kondisi keuangan dan pendapatan operasional Protelindo sehingga berdampak pada keuangan Perseroan karena Protelindo terkonsolidasi. Adapun besaran pendapatan usaha Protelindo yang berasal dari HCPT selama 5 tahun adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 2009 (Sepuluh bulan) 2008 2007 2006 2005 HCPT Total Pendapatan 393.161 877.984 205.947 520.637 104.703 66.936 61.041 Kontribusi terhadap Pendapatan 44,78% 39,56% - - - 8. PERSAINGAN Dalam menjalankan usahanya, Perseroan menghadapi persaingan dengan penyediaan jasa telecommunication tower sites independen lainnya seperti PT Solusindo Kreasi Pratama (Indonesian Tower), PT Tower Bersama, PT Tunas Solusi Pratama dan beberapa penyedia telecommunication tower sites independen lainnya. Selain bersaing dengan perusahaan tersebut di atas, Perseroan juga bersaing dengan PT Tower Nasional, sebuah perusahaan yang dibentuk oleh XL untuk mengoperasikan portofolio menara telekomunikasi nya yang saat ini merupakan pesaing utama Perseroan. Perseroan juga menghadapi persaingan dari operator nirkabel seperti Telkomsel dan Indosat yang merupakan operator nirkabel besar yang baru baru ini mulai menyewakan ruang pada telecommunication tower sites mereka kepada operator nirkabel yang lain. 91 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 9. ASURANSI PADA ANAK PERUSAHAAN A. Asuransi Property All Risks No. Polis Nama Penanggung Nama Tertanggung Objek Pertanggungan Nilai Pertanggungan Jangka Waktu Keterangan 1. Property All Risks Insurance No. 0603005982000 PT Asuransi AIU Indonesia Protelindo dan/atau perusahaan asosiasi dan/ atau Anak Perusahaan dan/atau perusahaan afiliasi Semua properti pribadi milik Tertanggung Rp2.300.156.156.753,00 6 Agustus 2009 sampai dengan 6 Agustus 2010 Terdapat ketentuan Banker’s Clause yang menyatakan bahwa properti yang diasuransikan dalam polis ini dijaminkan kepada PT Bank Central Asia, Tbk B. Asuransi Gempa Bumi (Earthquake Insurance) No. Polis Nama Penanggung Nama Tertanggung Objek Pertanggungan Nilai Pertanggungan Jangka Waktu Keterangan 1. Earthquake Policy No. 0603005982003 PT Asuransi AIU Indonesia Protelindo dan/atau perusahaan asosiasi dan/ atau Anak Perusahaan dan/atau perusahaan afiliasi Semua properti pribadi milik Tertanggung Rp2.300.156.156.753,00 6 Agustus 2009 sampai dengan 6 Agustus 2010 Terdapat ketentuan Banker’s Clause yang menyatakan bahwa properti yang diasuransikan dalam polis ini dijaminkan kepada PT Bank Central Asia, Tbk C. Asuransi Teroris dan Sabotase (Terrorism and Sabotage Insurance) No. Polis Nama Penanggung 1. Terrorism and PT Asuransi Sabotage Bintang Tbk Insurance No. P101170001300023 Nama Tertanggung Objek Pertanggungan Nilai Pertanggungan Jangka Waktu Keterangan Protelindo Menara (tower) Rp2.305156.156.753,00 6 Agustus 2009 sampai dengan 6 Agustus 2010 Terdapat ketentuan Banker’s Clause yang menyatakan bahwa properti yang diasuransikan dalam polis ini dijaminkan kepada ABN AMRO, Bank NV, China Trust Commercial Bank Ltd, CIMB Berhad Singapore Branch, DBS Bank Ltd, Standard Chartered Bank, Overseas Chinese Banking Corp. Ltd, PT Bank Central Asia, Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. D. Asuransi Tanggung Gugat Publik (Kejadian) / Public Liability Insurance (Occurrence) No. Polis Nama Penanggung Nama Tertanggung Objek Pertanggungan Nilai Pertanggungan 1. Public Liability Insurance Policy No. 08 ZIPLA1088274 PT Zurich Insurance Indonesia Protelindo dan semua Anak Perusahaan atau yang berada di bawah kontrol Protelindo Cedera badan - Batas penggantian atau kerusakan (per kejadian) = harta benda US$5,000,000 pihak ketiga yang - Batas penggantian terjadi selama (bersama-sama) = periode US$10,000,000 pertanggungan sebagai akibat dari suatu kejadian yang timbul dari usaha Tertanggung Jangka Waktu Keterangan 17 Juli 2009 sampai dengan 17 Juli 2010 - Protelindo telah mengasuransikan aset yang dimilikinya dengan nilai pertanggungan yang cukup pada perusahaan asuransi yang bukan merupakan afiliasi dari Protelindo. 92 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 10. TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) Sebagai perusahaan publik, Perseroan telah memiliki Direktur Tidak Terafiliasi, Komisaris Independen, Sekretaris Perusahaan, dan akan membentuk Komite Audit dalam waktu 6 bulan sejak tanggal pencatatan. Sedangkan Protelindo menjalankan pengawasan internal melalui RUPS dan Dewan Komisaris. 11. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) Perseroan dan Anak Perusahaan akan memperhatikan Tanggung Jawab Sosial Perseroan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penerapan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) yang telah dilakukan Protelindo adalah: • memberikan sumbangan serta mengorganisir sumbangan dari karyawan untuk korban bencana alam di Sumatera Barat, 2009 • dan lain-lain. 93 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Peseroan dan Anak Perusahaan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. IKHTISAR NERACA (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Oktober 2009 31 Desember 2008 694.143 42.674 15 938 9.217 389.003 925.794 96.216 628 1.045 7.258 285.163 1.135.990 1.316.104 2.641 4.544.909 295.478 131.085 3.248 4.229.930 285.628 36 32.565 Jumlah Aset Tidak Lancar 4.974.113 4.551.407 Jumlah Aset 6.110.103 5.867.511 Hutang pembangunan menara - pihak ketiga Hutang lain-lain - pihak ketiga Beban yang masih harus dibayar Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pihak ketiga Pihak yang memiliki hubungan istimewa Hutang pajak 89.078 16.850 103.460 183.857 4.885 59.393 384.915 37.301 1.218 14.705 Jumlah Kewajiban Lancar 632.822 262.840 ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha pihak ketiga Piutang lain-lain pihak ketiga Persediaan setelah dikurangi penyisihan persediaan usang Beban dibayar di muka dan uang muka Pajak dibayar di muka Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar Investasi sewa pembiayaan neto Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan Sewa lokasi jangka panjang Aset pajak tangguhan, bersih Aset tidak lancar lainnya KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan kerja Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan Istimewa Pendapatan diterima di muka Hutang swap tingkat bunga Kewajiban tidak lancar lainnya 59.275 4.033 27 2.094 3.796.502 177.075 335.604 11.757 36.810 4.102.484 341.924 593.100 17.965 32.740 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 4.421.056 5.090.307 Jumlah Kewajiban 5.053.878 5.353.174 94 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Keterangan 31 Oktober 2009 31 Desember 2008 490.030 501.638 64.557 490.030 495.430 (471.123) Ekuitas Modal saham ditempatkan dan disetor penuh Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan (Akumulasi kerugian)/saldo laba Jumlah Ekuitas 1.056.225 514.337 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 6.110.103 5.867.511 IKHTISAR LAPORAN LABA RUGI (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 2009(Sepuluh bulan) 2008(sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008) Pendapatan Biaya pokok pendapatan Depresiasi dan amortisasi Laba kotor 534.112 Beban usaha Laba operasi Laba/(rugi) sebelum beban/(manfaat) pajak penghasilan 877.984 47.604 296.268 167.378 80.860 453.252 594.968 273.689 15.380 90.931 31.079 136.299 (444.846) Laba/(rugi) bersih 535.680 (471.123) 31 Oktober 2009 31 Desember 2008 * * * * * * * * * * Profitabilitas Beban usaha terhadap pendapatan Laba kotor terhadap pendapatan Laba operasi terhadap pendapatan Laba bersih terhadap pendapatan Laba kotor terhadap jumlah ekuitas Laba operasi terhadap jumlah ekuitas Laba bersih terhadap jumlah ekuitas Laba kotor terhadap jumlah aset Laba operasi terhadap jumlah aset Laba bersih terhadap jumlah aset 9,2% 60,8% 51,6% 61,0% 50,6% 42,9% 50,7% 8,7% 7,4% 8,8% 11,4% 61,2% 49,8% (172,1%) 32,5% 26,5% (91,6%) 2,9% 2,3% (8,0%) Rasio lancar Rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas Rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah aset Rasio imbal hasil ekuitas Rasio imbal hasil investasi 1,8x 4,8x 0,8x 50,7% 8,8% 5,0x 10,4x 0.9x (91,6%) (8,0%) RASIO KEUANGAN Keterangan Kenaikan/(Penurunan) Pendapatan Beban usaha Laba kotor * Laba operasi Laba bersih Jumlah aset Jumlah kewajiban Jumlah ekuitas Rasio debt service coverage Rasio net debt to running EBITDA Rasio Net debt to Equity Catatan: * Tidak dapat diperbandingkan 95 * * * * * PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB X. EKUITAS Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Peseroan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (dalam jutaan rupiah) Keterangan Modal dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya/ (akumulasi kerugian) Jumlah Ekuitas 31 Oktober 2009 31 Desember 2008 600.000 490.030 501.638 64.557 600.000 490.030 495.430 (471.123) 1.056.225 514.337 Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 31, tanggal 2 Juni 2008, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, struktur permodalan Perseroan adalah sebagaimana berikut: • Modal Dasar : Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar Rupiah), terbagi atas 100.000 ( seratus ribu) saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah); • Modal Ditempatkan : Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar Rupiah) terbagi atas 25.000 (dua puluh lima ribu) saham; dan • Modal Disetor : Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar Rupiah) atau 100% (seratus persen) dari nilai nominal saham yang telah ditempatkan dalam Perseroan. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.16 tanggal 27 Desember 2008, dibuat di hadapan Dr. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, struktur permodalan dalam Perseroan adalah sebagai berikut: • Modal Dasar : Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah), terbagi atas 600.000 (enam ratus ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah); • Modal Ditempatkan : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah) terbagi atas 490.030 (empat ratus sembilan puluh ribu tiga puluh) saham; dan • Modal Disetor : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah) atau 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dalam Perseroan. Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dalam Perseroan adalah sebagai berikut: • Modal Dasar : Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah), terbagi atas 1.200.000.000 (satu miliar dua ratus juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah); • Modal Ditempatkan : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah) terbagi atas 980.060.000 (sembilan ratus delapan puluh juta enam puluh ribu) saham; dan • Modal Disetor : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah) atau 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dalam Perseroan. Selain yang telah disebutkan di atas dan yang telah diungkapkan dalam Prospektus, hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak ada lagi perubahan struktur permodalan yang terjadi. Perseroan telah mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada Ketua BAPEPAM dan LK pada tanggal 17 Desember 2009 dalam rangka Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga pulu dua lima ratus) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp 1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah). 96 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Seandainya perubahan struktur permodalan Perseroan karena adanya Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat tersebut terjadi pada tanggal 31 Oktober 2009, maka struktur ekuitas Perseroan secara proforma pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut: Tabel Proforma Ekuitas per tanggal 31 Oktober 2009 (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Posisi Ekuitas menurut laporan keuangan konsolidasi per tanggal 31 Oktober 2009; Modal Dasar Rp 600.000.000.000,00 dengan nilai nominal Rp500,00 per saham Perubahan Ekuitas setelah tanggal 31 Oktober 2009 jika diasumsikan terjadi pada tanggal tersebut: - Penawaran Umum sebanyak 40.232.500 saham baru yang berasal dari portepel dengan nilai nominal Rp500,00 per saham dengan Harga Penawaran sebesar Rp1.050,00 per saham Proforma Ekuitas per tanggal 31 Oktober 2009 sesudah Penawaran Umum Perdana dengan nilai nominal Rp500,00 per saham Modal Ditempatkan & Disetor Penuh Agio 490.030 Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Saldo Laba Jumlah Ekuitas 501.638 64.557 1.056.225 20.116 22.128 - - 42.244 510.146 22.128 501.638 64.557 1.098.469 97 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB XI. KEBIJAKAN DIVIDEN Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat, termasuk hak atas pembagian dividen. Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan Anggaran Dasar Perseroan, apabila Perseroan membukukan laba bersih pada suatu tahun buku, maka Perseroan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham berdasarkan rekomendasi dari Direksi dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Perseroan sampai saat ini belum pernah membagikan dividen dan tidak terdapat jaminan bahwa Perseroan akan dapat membagikan dividen di masa yang akan datang. Keputusan untuk membagikan dividen ini akan tergantung kepada penghasilan, arus kas, kondisi keuangan, rencana investasi dan faktor-faktor lainnya yang relevan berdasarkan pertimbangan Direksi. Dengan memperhatikan keadaan keuangan Perseroan dan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, Perseroan merencakan untuk membayar dividen antara 10% sampai dengan 20% dari laba bersih Perseroan. Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan membayar dividen berdasarkan kebijakan ini, dan Direksi dapat merubah kebijakan dividen ini sewaktu-waktu. Perseroan merencanakan akan membagikan dividen mulai tahun buku 2012 sesuai dengan rencana kerja dan dengan memperhatikan rasio tingkat kesehatan keuangan Anak Perusahaan Perseroan, dimana Protelindo sebagai Anak Perusahaan Perseroan sedang berusaha memaksimalkan peluang pertumbuhan telecommunication tower sites dalam tiga tahun kedepan ini dengan berekspansi menggunakan keuntungan yang diperoleh pada tahun 2009, 2010 dan 2011. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Protelindo telah memperoleh sejumlah fasilitas pinjaman. Berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut Protelindo dapat membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya sepanjang Protelindo memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam fasilitasfasilitas pinjaman tersebut, antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) Protelindo lebih besar atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD Excess Cash Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban Protelindo berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut. 98 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB XII. PERPAJAKAN Dividen saham dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No.36 Tahun 2008 (berlaku efektif sejak 1 Januari 2009), selanjutnya disebut sebagai “UU PPh”, pasal 4 ayat (1) huruf g menyebutkan bahwa yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk (antara lain) dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f dari UU PPh menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah, dari penyertaaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dikecualikan dari objek pajak penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi: a. b. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor. Lebih lanjut dalam memori penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f dari UU PPh di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen atau bagian laba tersebut adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti orang pribadi baik dalam negeri maupun luar negeri, firma perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan objek pajak. Pasal 23 ayat (1) huruf a dari UU PPh menyebutkan bahwa atas dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada wajib pajak dalam Negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan. Sesuai pasal 23 ayat (1a) dari UU PPh, dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud dalama pasal 23 ayat (1) tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif pajak yang seharusnya dikenakan. Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud oleh pasal 23 ayat (1), antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalama Pasal 17 ayat (2c). Berdasarkan pasal 17 ayat 2c dari UU PPh dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2009 tanggal 9 Februari 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Pengenaan pajak penghasilan dilakukan melalui pemotongan oleh pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun Yang Tidak Termasuk Sebagai Obyek Pajak Penghasilan dan Surat Edaran Direktur 99 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Jenderal Pajak Nomor SE-16/PJ.4/1995 tanggal 23 Maret 1995, maka penghasilan dari Dana Pensiun yang perijinannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak termasuk sebagai Obyek Pajak Penghasilan, apabila penghasilan tersebut diterima atau diperoleh dari penanaman atau investasi dalam bentuk bunga dan diskonto dari deposito, sertifikat deposito, dan tabungan, pada bank di Indonesia, serta Sertifikat Bank Indonesia, bunga dari obligasi yang diperdagangkan di pasar modal di Indonesia dan dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat di bursa efek di Indonesia. Dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak luar negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia dan merupakan penerima manfaat sebenarnya dari penghasilan dividen tersebut (“benefial owner”), serta dengan memenuhi Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-03/PJ.101/1996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B). Menurut penjelasan dari pasal 26 ayat (1a) dari UU PPh, negara domisili dari Wajib Pajak luar negeri selain yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan usaha melalui bentuk usaha tetap di Indonesia yang menerima penghasilan dari Indonesia ditentukan berdasarkan tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak yang sebenarnya menerima manfaat dari penghasilan tersebut (beneficial owner). Oleh karena itu, negara domisili tidak hanya ditentukan berdasarkan Surat Keterangan Domisili, tetapi juga tempat tinggal atau tempat kedudukan dari penerima manfaat dari penghasilan dimaksud. Dalam hal penerima manfaat adalah orang pribadi, negara domisilinya adalah negara tempat orang pribadi tersebut bertempat tinggal atau berada, sedangkan apabila penerima manfaat adalah badan, negara domisilinya adalah negara tempat pemilik atau lebih dari 50% (lima puluh persen) pemegang saham baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama berkedudukan atau efektif manajemennya berada. Berdasarkan pasal 4 ayat (2) huruf c dari UU PPh, serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1994 tanggal 23 Desember 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1997 tanggal 29 Mei 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 81/KMK.04/1995 tanggal 6 Februari 1995 juncto Nomor 282/KMK.04/1997 tanggal 20 Juni 1997 tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek dipungut Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan. Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan dengan cara pemungutan oleh penyelenggara bursa efek melalui perantara pedagang efek pada saat menerima pelunasan transaksi penjualan saham; 2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% (setengah persen) dari jumlah nilai saham perusahaan pada saat penawaran umum perdana. Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai atau harga saham pada saat penawaran umum perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan atas saham pendiri tersebut dilakukan oleh perseroan (sebagai emiten) atas nama pemilik saham pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek. Yang dimaksud dengan “Pendiri” adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan Terbatas atau tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan Terbatas sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada Bapepam-Lembaga Keuangan dalam rangka penawaran umum perdana menjadi efektif (Initial Public Offering). 100 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 3. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih metode pembayaran tersebut seperti dijelaskan di butir 2 diatas, maka atas penghasilan dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan tarif umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 UU PPh. Oleh karena itu, pemilik saham pendiri tersebut wajib melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jenderal Pajak dan Penyelenggara Bursa Efek. Yang dimaksud dengan “saham pendiri” adalah saham yang dimiliki oleh mereka yang termasuk kategori “pendiri”. Termasuk dalam pengertian “saham pendiri” adalah: (i).saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari kapitalisasi agio yang dikeluarkan setelah penawaran umum perdana (“Initial Public Offering”); dan (ii) saham yang berasal dari pemecahan saham pendiri. Tidak termasuk dalam pengertian “saham pendiri adalah: (i) saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari pembagian dividen dalam bentuk saham; (ii) saham yang diperoleh pendiri setelah penawaran umum perdana (“Initial Public Offering”) yang berasal dari pelaksanaan hak pemesanan efek terlebih dahulu (right issue), waran, obligasi konversi dan efek konversi lainnya; dan (iii) saham yang diperoleh pendiri perusahaan Reksa Dana. Disamping akibat-akibat perpajakan yang telah dijelaskan diatas, Bea Materai sebesar Rp6,000,00 juga akan dikenakan terhadap beberapa dokumen legal termasuk diantaranya akte pengalihan atau penjualan saham perseroan. Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum ini diharapkan dan disarankan dengan biaya sendiri untuk berkonsultasi dengan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum ini. 101 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK A. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Perseroan No. 115 tanggal 24 November 2009, sebagaimana diubah dengan Akta No. [•] tanggal [•], yang keduanya dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo,S.H., M.si, Notaris di Jakarta (“Perjanjian Penjaminan Emisi Efek”), maka para Penjamin Emisi Efek yang namanya disebutkan dibawah ini secara sendiri-sendiri menyetujui untuk sepenuhnya menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) emisi sejumlah 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) Saham Biasa Atas Nama yang ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum ini dengan cara menawarkan dan menjual saham Perseroan kepada masyarakat sebesar bagian dari penjaminannya dan mengikat diri untuk membeli sisa saham yang tidak habis terjual dengan Harga Penawaran pada tanggal penutupan Masa Penawaran sesuai dengan proporsi penjaminan masing-masing. Perjanjian tersebut di atas merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan atau perjanjian yang mungkin telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam perjanjian dan setelah ini tidak akan ada lagi perjanjian lain yang dibuat oleh para pihak yang isinya bertentangan dengan perjanjian tersebut. Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam Penjaminan Emisi Saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum. B. Susunan Sindikasi Penjamin Emisi Efek Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi Penjamin Emisi Efek ini adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 Nama PT Dinamika Usahajaya PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas PT Erdikha Elit Sekuritas PT Minna Padi Investama PT Danatama Makmur Total Penjatahan 107.232.500 3.500.000 500.000 500.000 500.000 112.232.500 Nilai 112.594.125.000 3.675.000.000 525.000.000 525.000.000 525.000.000 117.844.125.000 Persentase (%) 95,5450% 3,1185% 0,4455% 0,4455% 0,4455% 100,0000% Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya, yang dimaksud dengan afiliasi adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horisontal maupun vertikal; Hubungan antara para pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak tersebut; Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama; Hubungan antara perusahaan dengan pihak yang secara langsung atau tidak langsung mengendalikan, dikendalikan atau di bawah satu pengendalian dari perusahaan tersebut; Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau Hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham utama. 102 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk PT Dinamika Usahajaya selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek menyatakan terafiliasi secara langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan, dimana bentuk hubungannya adalah sebagai berikut : Martin Basuki Hartono yang merupakan pemegang saham Tricipta Mandhala Gumilang (“TMG”) menjabat sebagai Komisaris TMG dan Komisaris Utama Perseroan serta PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”) juga menjabat sebagai Komisaris pada PT Kumparan Kencana Elektrindo (“KKE”) dimana KKE merupakan pemegang saham PT Dinamika Usahajaya; dan Victor Rachmat Hartono yang merupakan pemegang saham pada TMG menjabat sebagai Direktur TMG juga menjabat sebagai Komisaris pada KKE dimana KKE merupakan pemegang saham PT Dinamika Usahajaya. Para Penjamin Emisi Efek lainnya seperti dimaksud tersebut di atas, menyatakan dengan tegas tidak terafiliasi dengan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pasar Modal. C. Penentuan Harga Penawaran Saham Pada Pasar Perdana Harga Penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi pemegang saham, Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan mempertimbangkan hasil penawaran awal (bookbuilding) yang dilakukan sejak tanggal 16 Februari 2010 sampai dengan tanggal 23 Februari 2010. Dalam masa bookbuilding, kisaran harga terendah yang digunakan adalah sebesar Rp950,00 (sembilan ratus lima puluh Rupiah) per saham, sedangkan harga tertinggi yang digunakan adalah sebesar Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) per saham. Kisaran Harga Book Building Kisaran Harga Terendah Rp950,00 Keterangan Kisaran harga terendah sebesar 1,9x dari harga nominal saham Perseroan sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah) ditambah 90,00% dari harga nominal yang merupakan Premium yang diberikan kepada pada pemegang saham pendiri Perseroan. Kisaran Harga Tertinggi Kisaran harga terendah sebesar 2,1x dari harga nominal saham Perseroan sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah) ditambah 110,00% dari harga nominal sebagai batas atas untuk mengukur minat investor atas saham yang ditawarkan oleh Perseroan. Rp1.050,00 Penetapan Harga Penawaran sebesar Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) juga mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan melakukan penjajakan kepada investor di pasar domestik dan dengan pertimbangan beberapa faktor seperti: • Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan; • Kinerja keuangan Perseroan; • Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan keterangan mengenai industri jasa penunjang telekomunikasi di Indonesia; • Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi dan kinerja Perseroan, baik di masa lampau maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang; • Status dari perkembangan terakhir Perseroan; dan • Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder. 103 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang ikut membantu dan berperan dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut: KONSULTAN HUKUM Makes & Partners Law Firm Menara Batavia Lt. 7 Jl. KH Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220 Tel. (021) 5747181 Fax. (021) 5747180 Anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. 92031 STTD No. 227/PM/STTD-KH/1998 Tugas utama dari Konsultan Hukum dalam rangka Penawaran Umum, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi pemeriksaan dari segi hukum dan memberikan laporan pemeriksaan dari segi hukum atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu yang disampaikan oleh Perseroan atau pihak terkait lainnya kepada Konsultan Hukum. Hasil pemeriksaan dari segi hukum telah dimuat dalam Laporan Uji Tuntas yang menjadi dasar Pendapat Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang Pasar Modal, serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut aspek-aspek hukum, sebagaimana diharuskan dalam rangka penerapan prinsip-prinsip keterbukaan informasi dan transparansi yang berhubungan dengan suatu Penawaran Umum. Konsultan Hukum ini dipilih sesuai dengan Surat Penunjukan No.014/ CS-MP/SMN/XI/09 tertanggal 24 Nopember 2009 yang ditandatangani oleh Direktur Utama Perseroan. AKUNTAN PUBLIK KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja Indonesia Stock Exchange Building, Tower 2, 7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel. (021) 52895000 Fax. (021) 52894545 Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia No. 1076 STTD No. 17/BL/STTD-AP/2006 Tugas pokok akuntan publik dalam Penawaran Umum ini adalah untuk melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar akuntan publik memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Akuntan Publik ini dipilih sesuai dengan Surat Penunjukan No.PSS 38736/02 tertanggal 18 November 2009 yang ditandatangani oleh Direktur Utama Perseroan. 104 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk NOTARIS Dr. Irawan Soerodjo S.H., M.si KH. Zainul Arifin No.2 Komplex Ketapang Indah Blok B-2 No. 4-5 Jakarta 11140 Tel. (021) 6301511 Fax. (021) 6337851 Anggota Asosiasi Notaris Indonesia No. 0.60.2.021.150152 STTD No. 31/STTD-N/PM/1996 Tugas utama Notaris dalam Penawaran Umum ini adalah untuk menyiapkan dan membuatkan akta-akta sehubungan dengan perjanjianperjanjian dalam rangka Penawaran Umum, antara lain Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham, sesuai dengan peraturan jabatan dan kode etik Notaris. Notaris ini dipilih sesuai dengan Surat Penunjukan No.008/CS-N/SMN/ XI/09 tertanggal 16 Nopember 2009 yang ditandatangani oleh Direktur Utama Perseroan. BIRO ADMINISTRASI EFEK Blue Chip Mulia Gedung Bina Mulia Lt. 4 Jl. HR Rasuna Said Kav. 10 Jakarta 12950 Tel. (021) 5201928 Fax. (021) 5201924 Izin Usaha BAE No. 94/KMK.010/1990 Tugas dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek (“BAE”) dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (“DPPS”) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham. Melakukan administrasi pemesanan saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Selain itu BAE juga membuat laporan untuk penjatahan, menyiapkan daftar pembayaran kembali (refund), mendistribusikan saham-saham secara elektronik ke dalam Penitipan Kolektif KSEI atas nama Pemegang Rekening KSEI bagi pemesan yang mendapatkan penjatahan dan menyusun laporan kegiatan Penawaran Umum Perdana sesuai dengan peraturan yang berlaku. Biro Administrasi Efek ini dipilih sesuai dengan Surat Penunjukan No.013/ CS-BCM/SMN/XI/09 tertanggal 19 Nopember 2009 yang ditandatangani oleh Direktur Utama Perseroan. Semua Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang turut serta dalam Penawaran Umum ini menyatakan dengan tegas tidak terafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana tertera di dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal. 105 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB XV. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM 1. Pemesanan Pembelian Saham Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Prospektus ini dan dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”). FPPS dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab XIX dalam Prospektus ini. Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS baik asli maupun salinannya (fotokopi) yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan yang dilakukan menyimpang dari ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani. Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada perusahaan efek atau bank kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI. 2. Pemesan yang Berhak Pemesan yang berhak adalah Perorangan dan/atau Lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 8 tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal, Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, yang merupakan lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000. 3. Jumlah Pemesanan Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan yang berjumlah 500 (lima ratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 500 (lima ratus) saham. 4. Pendaftaran Efek ke Dalam Penitipan Kolektif Seluruh saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI No. SP-0020/PE/KSEI/1109 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 23 November 2009. A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut: a. b. c. d. e. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum ini dalam bentuk Surat Kolektif Saham (“SKS”). Saham akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama Pemegang Rekening selambat-lambatnya pada tanggal 5 Maret 2010 setelah menerima konfirmasi hasil penjatahan saham tersebut. Sebelum saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek, pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan (“FKP”). KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan saham. Konfirmasi Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas saham yang tercatat dalam rekening efek. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di KSEI. Pemegang saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, saham bonus, hak memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya yang melekat pada saham. 106 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk f. g. h. i. j. B. 5. Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseoran dicatatkan, pemegang saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi Formulir Penarikan Efek. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk SKS selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan saham tersebut. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan SKS-nya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada Penjamin Emisi atau Agen Penjualan di tempat di mana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat mengajukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang umum berlaku dan sudah harus disampaikan kepada para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, di mana FPPS diperoleh. Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS, diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan membawa fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi Badan Hukum) dan melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor wajib mencantumkan pada FPPS nama dan alamat di luar negeri serta domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pesanan. Agen Penjualan, Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi. FPPS yang telah dipesan tidak dapat ditarik kembali atau dibatalkan oleh pemesan. 6. Masa Penawaran Masa Penawaran akan berlangsung selama 2 (dua) hari kerja, dimulai pada tanggal 2 Maret 2010 pukul 10.00 WIB dan ditutup pada tanggal 3 Maret 2010 pukul 15.00 WIB. 7. Tanggal Penjatahan Tanggal penjatahan di mana penjatahan saham telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal 4 Maret 2010. 107 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 8. Persyaratan Pembayaran Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, RTGS, PB (Pindah Buku), cek atau wesel bank dalam mata uang Rupiah dan dibayarkan oleh Pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan membawa tanda jati diri asli beserta copynya dan FPPS yang sudah diisi lengkap dan benar pada Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan pada waktu FPPS diajukan dan semua setoran harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada: BANK CENTRAL ASIA KCU Thamrin – Gedung Menara BCA Grand Indonesia Atas Nama : DINAMIKA USAHAJAYA PT (IPO) No. Rekening : 2063270555 Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik pihak yang mengajukan (menandatangani) FPPS. Cek milik/atas nama pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Untuk menghindari keterlambatan pembayaran, pada hari terakhir Masa Penawaran diwajibkan untuk melakukan pembayaran dalam bentuk uang tunai ataupun PB (Pindah Buku) antar rekening Bank Central Asia. Seluruh pembayaran harus sudah dapat diuangkan segera selambat-lambatnya pada tanggal 3 Maret 2010 pukul 15.00 WIB (good funds). Apabila pembayaran tidak diterima (good funds) pada tanggal 3 Maret 2010 pukul 15.00 WIB pada rekening tersebut di atas, maka FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan. Penjamin Pelaksana Emisi Efek tidak bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan sebagai akibat keterlambatan pembayaran (good funds) yang terjadi, yang dapat diakibatkan karena kesalahan penulisan nomor rekening, kesalahan tujuan penerima dana ataupun kesalahan teknis sistem perbankan. Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggungan pemesan. Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan setelah diterima. Bilamana pada saat pencairan cek atau wesel bank ditolak oleh bank tertarik, maka pemesanan saham yang bersangkutan otomatis menjadi batal. Untuk pembayaran pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer account dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Lalulintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya. 9. Bukti Tanda Terima Para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan dari FPPS lembar ke-5 sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. Bukti tanda terima pemesanan pembelian saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bukti tanda terima pemesanan saham tersebut harus disimpan untuk kelak diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaaan FKP atas pemesanan pembelian saham. Bagi pemesanan pembelian saham secara khusus, bukti tanda terima pemesanan pembelian saham akan diberikan langsung oleh Perseroan. 10. Penjatahan Saham Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selaku Manajer Penjatahan dengan sistim kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (Pooling) dan Penjatahan Pasti (Fixed Allotment) sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, yang merupakan lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 serta peraturan perundangan lain termasuk bidang Pasar Modal yang berlaku. 108 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada BAPEPAM dan LK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan BAPEPAM No. VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penjatahan. Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada BAPEPAM dan LK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2. Adapun sistim penjatahan yang akan dilakukan adalah sistim kombinasi yaitu penjatahan pasti (Fixed Allotment) dan penjatahan terpusat (Pooling), di mana penjatahan pasti dibatasi hingga jumlah maksimum 97% (sembilan puluh tujuh persen) dari jumlah saham yang ditawarkan. Sisanya sebesar 3% (tiga persen) akan dilakukan dengan penjatahan terpusat. • Penjatahan Pasti (Fixed Allotment) Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistim penjatahan pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: a. b. c. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dari pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum; Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk mereka sendiri; dan Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak Penjaminan Emisi Efek, kecuali melalui Bursa jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa saham tersebut akan dicatatkan di Bursa. Dengan mempertimbangkan alokasi penjatahan yang baik dan tepat, pihak-pihak yang diperkirakan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum ini diantaranya adalah Dana Pensiun, Manager Investasi, Reksadana, Perusahaan Sekuritas, Perusahaan Investasi ataupun perorangan. • Penjatahan Terpusat (Pooling) Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa saham tersebut sebagai berikut: a. Jika setelah mengecualikan pemesan saham Terafiliasi yang merupakan direktur, komisaris, karyawan atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan atau pihak lain yang terafiliasi dengan Perseroan atau semua pihak dimaksud sehubungan dengan Penawaran Umum ini dan terdapat sisa saham yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan; b. Jika setelah mengecualikan pemesan saham Terafiliasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Para pemesan yang tidak dikecualikan memperoleh 1 (satu) satuan perdagangan di Bursa Efek, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan 109 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 2. • dengan diundi. Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh Bursa Efek dimana saham tersebut akan dicatatkan; Apabila masih terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan. Penjatahan Bagi Pihak Yang Terafiliasi Jika para pemesan pegawai perusahaan dan pemesan yang tidak terafiliasi telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan yang terafiliasi. 11. Pembatalan Penawaran Umum Berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 115 tanggal 24 November sebagaimana diubah dengan Akta No. 174 tanggal 23 Februari 2010, yang keduanya dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo,S.H., M.si, Notaris di Jakarta, setelah diterimanya Pernyataan Efektif dari Bapepam dan LK sampai dengan hari terakhir Masa Penawaran, Perseroan mempunyai hak untuk membatalkan Penawaran Umum ini berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Emisi Efek dan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. 12. Pengembalian Uang Pemesanan Apabila terjadi kelebihan pemesanan maka Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib mengembalikan uang pembayaran yang telah diterima oleh Penjamin Emisi Efek kepada para pemesan sehubungan dengan pembelian Saham Yang Ditawarkan secepat mungkin, namun bagaimanapun juga tidak lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. Jika terjadi keterlambatan atas pengembalian uang tersebut maka Penjamin Emisi Efek wajib membayar denda kepada para pemesan untuk setiap hari keterlambatan sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia ditambah 2% (dua persen) dari jumlah uang yang terlambat di bayar, yang dihitung dari Hari Kerja ke-3 (tiga) sejak Tanggal Penjatahan, secara prorata untuk setiap hari keterlambatan. Apabila Perjanjian Penjaminan Emisi Efek berakhir karena sebab-sebab yang tercantum dalam Pasal 20 dari Perjanjian Emisi Efek No. 115 tanggal 24 November 2009 sebagaimana diubah dengan Akta No. 174 tanggal 23 Februari 2010, yang keduanya dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo,S.H., M.si, Notaris di Jakarta, dan mengakibatkan pembatalan Penawaran Umum ini, maka: a. apabila hal tersebut terjadi sebelum Tanggal Pembayaran, pengembalian uang pemesanan (termasuk denda atasnya), adalah merupakan tanggung jawab Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan, yang harus telah diselesaikan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, dan oleh karenanya, Emiten dengan ini dibebaskan dari setiap tuntutan yang timbul dari atau disebabkan oleh kelalaian untuk mengembalikan uang dari uang pemesanan, termasuk setiap denda atasnya. b. apabila hal tersebut terjadi setelah Tanggal Pembayaran, maka Emiten wajib mengembalikan uang hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan yang telah diterimanya kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek setelah dikurangi uang pemesanan Saham Yang Ditawarkan yang harus dikembalikan kepada Para Pemesan Khusus sebesar uang yang telah diterima Emiten dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek, selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah terjadinya pembatalan tersebut, dan selanjutnya dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja setelah diterimanya uang hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan tersebut dari Emiten, Penjamin Pelaksana Emisi Efek wajib mengembalikan uang tersebut kepada para pemesan melalui Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan. Sedangkan bagi Para Pemesan Khusus merupakan tanggung jawab Emiten dan oleh karenanya Emiten membebaskan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek dari segala tuntutan dan/atau tanggung jawab 110 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk sehubungan dengan hal tersebut. Jika terjadi keterlambatan atas pengembalian uang tersebut maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek wajib membayar denda kepada para pemesan sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia ditambah 2% (dua persen) dari jumlah uang yang terlambat di bayar. Uang yang dikembalikan hanya dapat diambil dengan menunjukkan/menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham Yang Ditawarkan. Alat pembayarannya dalam bentuk uang tunai, cek atau bilyet giro atas nama pemesan dengan menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham Yang Ditawarkan dan tanda jati diri pada Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan dimana Formulir Pemesanan Pembelian Saham diajukan oleh pemesan tersebut, sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham dan untuk hal tersebut para pemesan tidak dikenakan biaya Bank Penerima ataupun biaya pemindahan dana. Jika pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama pemesan yang mengajukan (menandatangani) Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Cara pembayarannya dikirim oleh Penjamin Emisi Efek atau diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan dengan menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda jati diri pada Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan dimana Formulir Pemesanan Pembelian Saham semula diajukan atau pada Emiten (dalam hal Para Pemesan Khusus), sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Apabila uang pengembalian pemesanan Saham Yang Ditawarkan sudah disediakan, akan tetapi pemesan (termasuk pemesan khusus) tidak datang untuk mengambil pengembalian uang dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang menyebabkan pembatalan Penawaran Umum, maka hal itu bukan kesalahan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan dan/atau Emiten (dalam hal Para Pemesan Khusus), sehingga tidak ada kewajiban pembayaran denda kepada para pemesan. 13. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan (“FKP”) atas Pemesanan Pembelian Saham Distribusi saham kepada masing-masing rekening efek di KSEI atas nama Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang ditunjuk oleh pemesan saham untuk kepentingan pemesan saham akan dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKP atas pemesanan pembelian saham tersebut dapat diambil pada kantor Biro Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk dengan menunjukkan tanda jati diri asli pemesan dan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. Penyerahan FKP bagi pemesan pembelian saham secara khusus akan dilakukan Perseroan. 14. Pemesanan Pembelian Saham Secara Khusus Pelaksanaan pembelian saham secara khusus oleh para karyawan tetap dan/atau pengurus Perseroan atau Anak Perusahaan, kecuali Komisaris Independen dengan Harga Penawaran dapat diajukan langsung kepada Perseroan selama Masa Penawaran sebanyak-banyaknya 10% (sepuluh persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan tanpa melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan. 15. Lain-lain Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian saham secara keseluruhan atau sebagian. Pemesanan pembelian saham dapat ditolak apabila: 1. Tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham. 2. KTP telah kadaluarsa. 3. Pembayaran tidak diterima tepat waktu. 111 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Pemesanan berganda yang diajukan lebih dari 1 (satu) formulir akan diperlakukan sebagai 1 (satu) pemesanan untuk keperluan penjatahan. Sejalan dengan ketentuan dalam Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, yang merupakan lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, setiap pihak dilarang baik langsung maupun tidak langsung untuk mengajukan lebih dari 1 (satu) pemesanan untuk setiap Penawaran Umum. Dalam hal terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan lebih dari 1 (satu) pemesanan, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka Penjamin Pelaksana Emisi dapat membatalkan pemesanan tersebut. 112 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB XVI. ANGGARAN DASAR PERSEROAN Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa SMN No.71 tanggal 18 November 2009, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan pengubahan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka dalam kerangka pelaksanaan Penawaran Umum sahan-saham Perseroan dan sekaligus mengubah nilai nominal saham dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per saham. Perubahan anggaran dasar tersebut, telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02 Tahun 2009, tanggal 20 November 2009 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0054707.AH.01.09. Tahun2008 tanggal 2 Juli 2008. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. 2. Perseroan Terbatas ini bernama PT. SARANA MENARA NUSANTARA Tbk (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disebut dengan “Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat di Kudus Kabupaten Kudus. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan dari Dewan Komisaris. JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Pasal 2 Perseroan ini mulai berdiri sejak tanggal dua Juni dua ribu delapan (262008) dan memperoleh status badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sejak tanggal dua Juli dua ribu delapan (272008), nomor AHU37840.AH.01.01.Tahun 2008, serta didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA Pasal 3 1. 2. Maksud dan tujuan Perseroan ialah : Berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak dan melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha yaitu : a. Kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu menjalankan usahausaha di bidang jasa dan investasi termasuk tetapi tidak terbatas yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi manajemen, bisnis administrasi, strategi pengembangan bisnis dan investasi, serta melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. b. Kegiatan usaha penunjang Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan bangunanbangunan, ruanganruangan kantor, ruanganruangan pertokoan, ruangan-ruangan apartemen, kondominium beserta fasilitasnya dan jasa konsultasi bidang konstruksi. MODAL Pasal 4 1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp. 600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah), terbagi atas 1.200.000.000 (satu miliar dua ratus juta) saham masing-masing saham bernilai nominal Rp. 500,00 (lima ratus Rupiah). 113 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 2. 3. 4. 5. 6 Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan sebesar 81,67% (delapan puluh satu koma enam tujuh persen) atau sejumlah 980.060.000 (sembilan ratus delapan puluh juta enam puluh ribu) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah), yang telah diambil bagian oleh para pemegang saham dengan rincian yang akan disebutkan pada akhir akta ini. 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di atas, atau seluruhnya berjumlah Rp. 490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah) telah disetor penuh dengan uang tunai kepada Perseroan oleh para pemegang saham. Penyetoran modal dapat pula dilakukan dengan cara selain dalam bentuk uang, baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. benda yang dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penyetoran tersebut ; b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh penilai yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga ; c. memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal ; d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar ; e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut, sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa akuntan yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Penyetoran atas saham dari kompensasi/konversi tagihan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dan harga tersebut tidak di bawah harga pari, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas adalah Saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh Saham antara lain Obligasi Konversi atau Waran) yang dilakukan dengan pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah Saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama pemegang saham masingmasing pada tanggal tersebut ; b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal ; c. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan tersebut di atas harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dengan syaratsyarat dan jangka waktu sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan ; d. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan 114 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 7. 8. 9. tambahan Efek Bersifat Ekuitas, satu dan lain dengan memperhatikan peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal ; e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagaimana dimaksud huruf (d) di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal ; f. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ; g. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran Efek : i. ditujukan kepada karyawan Perseroan ; ii. ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham ; iii. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham ; dan/atau iv. dilakukan sesuai dengan sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ; h. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang dari ketentuan seperti tersebut dalam Pasal 4 ayat 6 huruf (a) sampai dengan huruf (g) di atas apabila ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan mengijinkannya. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam simpanan untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran efek tersebut, dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang termuat dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam hal modal dasar ditingkatkan, maka setiap penempatan saham-saham lebih lanjut harus disetujui oleh Rapat umum Pemegang Saham, dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang : a. telah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, yang menyetujui untuk menambah modal dasar ; b. telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ; c. penambahan modal ditempatkan dan disetor, sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.b Pasal ini ; d. dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.c Pasal ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal ditempatkan dan disetor paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam ayat 9.c Pasal ini tidak terpenuhi ; e. persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.a Pasal ini, termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.d Pasal ini. 115 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 10. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut. 11. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dibayar penuh sampai dengan 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang telah ditempatkan atau dalam jumlah lain apabila peraturan perundang-undangan menentukan lain. Pembelian kembali saham tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. SAHAM Pasal 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal. Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) pihak saja, baik perorangan maupun badan hukum, sebagai pemilik dari 1 (satu) saham, yaitu orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan hanya nama dari yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham dan harus dianggap sebagai Pemegang Saham dari saham yang bersangkutan serta berhak mempergunakan semua hak yang diberikan oleh hukum yang timbul atas saham-saham tersebut. Selama ketentuan dalam ayat 4 Pasal ini belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan. Dalam hal para pemilik bersama lalai untuk memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan mengenai penunjukan wakil bersama itu, Perseroan berhak memberlakukan pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya pemegang saham yang sah atas saham-saham tersebut. Setiap pemegang saham yang memiliki 1 (satu) saham atau lebih dengan sendirinya menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia, berlaku ketentuan peraturan di bidang Pasar Modal di Indonesia dan peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. SURAT SAHAM Pasal 6 1. 2. 3. 4. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham atas nama pemiliknya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta ketentuan yang berlaku di Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham-saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan : a. Nama dan alamat pemegang saham ; b. Nomor surat saham ; 116 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 5. 6. 7. 8. c. Tanggal pengeluaran surat saham ; d. Nilai Nominal saham ; e. Tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi. Pada setiap surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan : a. Nama dan alamat pemegang saham ; b. Nomor surat kolektif saham ; c. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham ; d. Nilai nominal saham ; e. Jumlah saham dan nomor urut saham yang bersangkutan ; f. Tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi. Surat saham dan surat kolektif saham dan/atau Obligasi Konversi dan/atau Waran dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham dapat dicetak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, serta ditandatangani oleh seorang anggota Direksi dan seorang anggota Dewan Komisaris, atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada surat saham dan surat kolektif saham dan/atau Obligasi Konversi dan/atau Waran dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya yang bersangkutan, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif), Perseroan menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodian yang bersangkutan, yang ditandatangani oleh seorang anggota Direksi dan seorang anggota Dewan Komisaris, atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada sertifikat atau konfirmasi tertulis tersebut. Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif, sekurang-kurangnya mencantumkan : a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Kolektif yang bersangkutan ; b. Tanggal pengeluaran sertifikat atau konfirmasi tertulis ; c. Jumlah saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis ; d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis ; e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama, adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain ; f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan sertifikat atau konfirmasi tertulis. PENGGANTI SURAT SAHAM Pasal 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika : a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut ; dan b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah memberikan pengganti surat saham. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika : a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut ; b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian RepubIik Indonesia atas hilangnya surat saham tersebut ; c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi Perseroan ; dan d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum pengeluaran pengganti surat saham. Biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu harus ditanggung oleh pemegang saham yang bersangkutan. Pengeluaran pengganti surat saham, menurut Pasal ini, mengakibatkan surat aslinya menjadi batal dan tidak berlaku lagi. Pengeluaran pengganti surat saham yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia, dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. 117 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 7. Ketentuan dalam Pasal 7 ini, mutatis-mutandis juga berlaku bagi pengeluaran pengganti surat kolektif saham dan pengganti sertifikat atau konfirmasi tertulis. DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS Pasal 8 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Perseroan berkewajiban untuk mengadakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat : a. Nama dan alamat para Pemegang Saham ; b. Jumlah saham, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para Pemegang Saham ; c. Jumlah yang disetor atas setiap saham ; d. Nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang menjadi penerima gadai atau fidusia atas saham dan tanggal pembebanan saham tersebut serta ; e. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan/atau diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. Setiap perubahan alamat dari pemegang saham wajib diberitahukan secara tertulis kepada Direksi atau kuasa Direksi yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Direksi). Selama pemberitahuan demikian belum diterima, maka semua surat kepada pemegang saham atau pengumuman dan pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham akan dikirim kepada alamat pemegang saham yang terakhir tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya. Setiap Pemegang Saham berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus pada waktu jam kerja Kantor Perseroan. Pencatatan dan/atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham harus disetujui Direksi dan dibuktikan dengan penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh Direktur Utama atau salah seorang anggota Direksi atau kuasa Direksi yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Direksi), sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindahtanganan, pembebanan yang menyangkut saham atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, dan untuk saham yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia, dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan dan ketentuan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. Atas permintaan pemegang saham yang bersangkutan atau penerima gadai atau penerima fidusia, pembebanan atas saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan cara yang akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang dapat diterima oleh Direksi mengenai gadai atau fidusia atas saham yang bersangkutan. PENITIPAN KOLEKTIF Pasal 9 1. 2. 3. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut 118 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, atau Bank Kustodian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini, sebagai tanda bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud. Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan konfirmasi tertulis kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama, yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali pemegang saham yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup bahwa yang bersangkutan adalah benar-benar pemilik yang sah dari saham yang hilang atau musnah tersebut dan saham tersebut benar-benar hilang atau musnah. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening Efek tersebut. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan Penyelesaian, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham yang dimiliki oleh masingmasing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut. 119 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 16. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Pendaftaran pemindahan hak atas saham wajib dilakukan oleh Direksi dengan cara mencatatkan pemindahan hak itu dalam Daftar Pemegang Saham yang bersangkutan berdasarkan akta pemindahan hak yang ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah atau berdasarkan surat-surat lain yang cukup membuktikan pemindahan hak itu menurut pendapat Direksi tanpa mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar. Akta pemindahan hak atau surat lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan kepada Perseroan, dengan ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia harus memenuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai mutasi antar rekening, ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan Kolektif ke atas nama individu pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif, dengan melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak oleh Direksi Perseroan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 di atas. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran Dasar telah dipenuhi. Segala tindakan yang bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal ini, membawa akibat bahwa suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk saham itu dianggap tidak sah, sedang pembayaran dividen atas saham itu ditangguhkan. Pemindahan hak atas saham harus dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham, maupun pada surat saham dan surat kolektif saham yang bersangkutan. Catatan itu harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama, atau kuasa mereka yang sah, atau oleh Biro Administrasi yang ditunjuk oleh Direksi. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam pemindahan saham tidak terpenuhi. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi. Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek, setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak atas saham yang dimaksud, dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal iklan pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham, untuk menetapkan nama para pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang pemegang saham atau karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham beralih demi dan/atau berdasarkan hukum, dengan mengajukan bukti haknya sebagaimana sewaktu-waktu dipersyaratkan oleh Direksi dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk didaftarkan sebagai pemegang saham dari saham tersebut. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti hak itu, dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk memindahkan hak atas saham dan pendaftaran dari pemindahan hak atas saham wajib berlaku pula secara mutatis mutandis terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 10 dari Pasal ini. Dalam hal terjadi pengubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari 120 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk pemilik baru tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. 14. Pemindahan hak atas saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan/atau saham yang diperdagangkan di Pasar Modal, dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia serta ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. DIREKSI Pasal 11 1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Direksi, seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama, bilamana diperlukan dapat diangkat seorang atau lebih Wakil Direktur Utama dan yang lainnya diangkat sebagai Direktur, dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya. 3. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini, pengangkatan anggota Direksi dilakukan dengan memperhatikan keahlian, pengalaman serta persyaratan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Masa jabatan anggota Direksi adalah untuk jangka waktu sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke-2 (kedua) setelah pengangkatan anggota Direksi yang dimaksud, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham tersebut untuk memberhentikan anggota Direksi tersebut sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir, dengan menyebutkan alasannya, setelah anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham guna membela diri dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat Umum Pemegang Saham yang memutuskan pemberhentiannya, kecuali tanggal lain yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 5. Setelah masa jabatan berakhir anggota Direksi tersebut dapat diangkat kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 6. Para anggota Direksi dapat diberi gaji tiap-tiap bulan dan tunjangan lainnya yang besarnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. 7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan, harus diumumkan kepada para pemegang saham tentang akan diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu. Masa jabatan seorang yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa jabatan dari anggota Direksi yang jabatannya telah menjadi lowong tersebut. 8. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut harus diumumkan kepada para pemegang saham tentang akan diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat Direksi baru, dan untuk sementara Perseroan diurus oleh Dewan Komisaris. 9. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. 10. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut. Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. 121 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 11. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. 12. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari yang diatur pada ayat 1 Pasal ini, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi tersebut. 13. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila : a. Meninggal dunia ; b. Masa jabatannya berakhir ; c. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham ; d. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal ini ; e. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan Pengadilan ; f. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI Pasal 12 1. 2. 3. 4. 5. 6. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar. Tugas pokok Direksi adalah : a. Memimpin, mengurus dan mengendalikan Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan ; b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan ; c. Menyusun rencana kerja tahunan yang memuat anggaran tahunan Perseroan dan wajib disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris, sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan pembatasanpembatasan yang ditetapkan dalam ayat 5, ayat 6 dan ayat 7 Pasal ini, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. Perbuatan-perbuatan Direksi sebagai berikut : a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil uang Perseroan pada Bank) ; b. Mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri ; harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Untuk menjalankan perbuatan hukum : a. mengalihkan, melepaskan hak yang jumlahnya lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah kekayaan bersih Perseroan atau merupakan seluruh harta kekayaan Perseroan, baik dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain dalam 1 (satu) tahun buku ; atau b. menjadikan jaminan utang yang jumlahnya lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah kekayaan bersih Perseroan atau merupakan seluruh harta kekayaan Perseroan, baik dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain ; Direksi harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per 122 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud tersebut di atas kuorum yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan acara yang sama seperti Rapat Umum Pemegang Saham pertama. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya. Direksi mengumumkan perbuatan hukum untuk melepaskan hak atas atau mengagunkan harta kekayaan Perseroan, termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham, dengan kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana diatur dalam Pasal 23 ayat 8 Anggaran Dasar ini. Apabila terjadi sesuatu hal dimana kepentingan Perseroan bertentangan dengan kepentingan pribadi (benturan kepentingan) salah seorang anggota Direksi, Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan, dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi (benturan kepentingan) seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris, dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi (benturan kepentingan) seluruh anggota Direksi dan seluruh anggota Dewan Komisaris maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh pihak lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dalam ayat 8 Pasal ini. a. Direktur Utama dan 1 (satu) orang anggota Direksi lainnya secara bersama-sama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan ; b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka 2 (dua) orang anggota Direksi secara bersamasama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya, Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan atas tindakan tertentu yang diatur dalam suatu surat kuasa, wewenang yang demikian harus dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar. Segala tindakan dari para anggota Direksi yang bertentangan dengan Anggaran Dasar adalah tidak sah dan tidak berlaku. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris, dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham tidak menetapkan maka pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi. Direksi dalam mengurus dan/atau mengelola Perseroan wajib bertindak sesuai dengan keputusan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 123 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk RAPAT DIREKSI Pasal 13 1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersamasama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan. 2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan Pasal 12 Anggaran Dasar. 3. Pemanggilan Rapat Direksi harus disampaikan dengan surat tercatat, atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima atau dengan telegram, telex, facsimile yang ditegaskan dengan surat tercatat sekurangnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat, sepanjang seluruh anggota Direksi (atau penggantinya, tergantung kasusnya) dapat, dengan tertulis, mengabaikan persyaratan ini atau setuju dengan panggilan yang lebih pendek. 4. Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan antara lain tanggal, waktu, tempat dan agenda Rapat yang berisikan hal-hal yang akan dibicarakan dalam rapat tersebut, dan disertai dengan dokumendokumen yang berhubungan dengan diskusi dalam rapat. 5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha utama Perseroan di dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun di dalam wilayah Republik Indonesia sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi dan Rapat Direksi tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat. 6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama berhalangan atau tidak hadir karena alasan apapun juga hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi akan dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara para anggota Direksi yang hadir dalam Rapat Direksi yang bersangkutan. 7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan tersebut. 8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili secara sah dalam Rapat. 9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat ; Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. 10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, maka Ketua Rapat Direksi yang akan menentukan. 11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya. b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir. c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang mengeluarkan suara dalam Rapat. 12. Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Direksi harus dibuat Risalah Rapat. Risalah Rapat Direksi dibuat oleh seorang notulis yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan setelah Risalah Rapat dibacakan dan dikonfirmasikan kepada para peserta Rapat, kemudian harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir guna memastikan kelengkapan dan kebenaran Risalah tersebut. Risalah ini merupakan bukti yang sah untuk para anggota Direksi dan untuk pihak ketiga mengenai keputusan yang diambil dalam Rapat yang bersangkutan. Apabila Risalah dibuat oleh Notaris penandatanganan demikian tidak disyaratkan. 124 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 13. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi. DEWAN KOMISARIS Pasal 14 1. Pengawasan Perseroan dilakukan oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris terdiri dari sekurangkurangnya 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama, bilamana diperlukan dapat diangkat seorang atau lebih Wakil Komisaris Utama, dan yang lainnya diangkat sebagai Komisaris. Perseroan wajib memiliki Komisaris Independen sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. 2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya. 3. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini, pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan dengan memperhatikan persyaratan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah untuk jangka waktu sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke2 (kedua) setelah pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang dimaksud, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan anggota Dewan Komisaris tersebut sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir, dengan menyebutkan alasannya setelah anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat Umum Pemegang Saham yang memutuskan pemberhentian tersebut, kecuali tanggal lain yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 5. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 6. Anggota Dewan Komisaris dapat diberi gaji atau honorarium dan tunjangan yang besarnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diumumkan kepada para pemegang saham tentang akan diadakannya pemanggilan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang akan diselenggarakan untuk mengisi lowongan itu. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa jabatan dari anggota Dewan Komisaris yang jabatannya telah menjadi lowong tersebut. 8. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. 9. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut. Kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas, tetap dapat dimintakan pertanggungjawaban sebagai anggota Dewan Komisaris hingga saat pengunduran dirinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. 10. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. 125 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 11. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari yang diatur pada ayat 1 Pasal ini, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris tersebut. 12. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila : a. Meninggal dunia ; b. Masa jabatannya berakhir ; c. Diberhentikan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham ; d. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan Pasal ini ; e. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan Pengadilan ; f. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris berdasarkan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan lainnya. TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS Pasal 15 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dewan Komisaris bertugas : a. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi dan memberikan persetujuan atas rencana kerja tahunan Perseroan, selambat-lambatnya sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. b. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. c. Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. d. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan tersebut. e. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan, serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran. Sehubungan tugas Dewan Komisaris sebagaimana yang dimaksud ayat 1 Pasal ini, maka Dewan Komisaris berkewajiban untuk : a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja tahunan Perseroan ; b. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal Perseroan menunjukkan gejala kemunduran yang menyolok, segera melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh ; c. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan ; d. Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham ; e. Memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi dan pada setiap waktu yang diperlukan mengenai perkembangan Perseroan. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, persediaan barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas (untuk keperluan verifikasi) dan lainlain surat berharga serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi, dalam hal demikian Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh anggota Dewan Komisaris atau tenaga ahli yang membantunya. Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris berhak meminta bantuan tenaga ahli dan/atau Komite dalam melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu terbatas atas beban Perseroan. Pembagian kerja diantara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka, dan untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang sekretaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perseroan. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi dari jabatannya, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan 126 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perseroan. 7. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan dengan disertai alasan dari tindakan tersebut. 8. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Perseroan wajib untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham yang khusus diadakan untuk itu yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan kepada anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri. Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dipimpin oleh Komisaris Utama dan dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka Rapat akan dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya, dan dalam hal tidak ada seorangpun anggota Dewan Komisaris yang hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari antara pemegang saham dan/atau kuasa pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan. Apabila Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada ayat 8 Pasal ini, tidak diadakan dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah pemberhentian sementara itu maka pemberhentian sementara tersebut menjadi batal demi hukum dan yang bersangkutan menduduki kembali jabatannya. 9. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan, dalam hal demikian kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara mereka atas tanggungan mereka bersama. 10. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam anggaran dasar ini berlaku pula baginya. RAPAT DEWAN KOMISARIS Pasal 16 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan sekurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali atau setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh Komisaris Utama atau oleh 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis dari Rapat Direksi atau atas permintaan dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang memiliki sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara yang sah, dalam Rapat mana Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama berhalangan oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris, baik untuk anggota Dewan Komisaris maupun untuk anggota Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau disampaikan secara langsung dengan mendapat tanda terima yang layak, atau dengan telegram, telefax, faksimile yang segera ditegaskan dengan surat tercatat sekurangnya 14 (empat belas) hari dan dalam hal mendesak sekurangnya 3 (tiga) hari sebelum Rapat diadakan. Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, dan tempat rapat serta acara rapat yang telah ditentukan sebelumnya atas hal-hal yang akan dibicarakan dengan cara terperinci dan disertai dengan dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam rapat. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun di dalam wilayah Republik Indonesia sebagaimana yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Rapat Dewan Komisaris tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka rapat akan dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan. 127 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan itu. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat tersebut. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam Rapat. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka Ketua Rapat Dewan Komisaris yang akan menentukan. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya. b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir. c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang mengeluarkan suara dalam Rapat. Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Dewan Komisaris harus dibuat Risalah Rapat oleh seorang Notulis yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan sebagai pengesahannya harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir. Apabila Risalah dibuat oleh Notaris, penandatanganan tersebut tidak disyaratkan. Risalah Rapat Dewan Komisaris yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan dalam ayat 12 Pasal ini akan berlaku sebagai bukti yang sah, baik untuk para anggota Dewan Komisaris dan untuk pihak ketiga mengenai keputusan Dewan Komisaris yang diambil dalam Rapat yang bersangkutan. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris. RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN Pasal 17 1. 2. 3. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, bukubuku Perseroan ditutup. Direksi menyampaikan rencana kerja tahunan yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris, sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. Rencana kerja tahunan tersebut disampaikan, sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Direksi menyusun Laporan Tahunan yang diantaranya memuat Laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang bersangkutan beserta laporan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang telah diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya, serta telah ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris untuk diajukan kepada dan guna mendapatkan persetujuan dan pengesahan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Laporan tahunan tersebut sudah tersedia untuk para pemegang saham di kantor Perseroan sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan, dengan jangka waktu sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 128 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 4. 5. Sebelum menandatangani Laporan Tahunan tersebut dalam ayat 3 Pasal ini, Dewan Komisaris akan menelaah dan menilai Laporan Tahunan tersebut dan untuk keperluan mana dapat diminta bantuan tenaga ahli atas biaya Perseroan dan kepada siapa Direksi wajib memberikan keterangan yang diperlukan. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba Rugi Perseroan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dengan memperhatikan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 18 1. 2. Rapat Umum Pemegang Saham dalam Perseroan adalah : a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Anggaran Dasar ini. b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya, yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 20 Anggaran Dasar ini. Yang dimaksud dalam Rapat Umum Pemegang Saham dalam Anggaran Dasar ini berarti keduaduanya yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN Pasal 19 1. 2. 3. 4. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup. Dalam Rapat umum Pemegang Saham Tahunan : a. Direksi wajib mengajukan Laporan Keuangan yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut, dan yang telah diperiksa oleh Akuntan Publik yang harus diajukan untuk mendapat persetujuan dan pengesahan Rapat ; b. Direksi wajib mengajukan Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan, tata usaha keuangan dari tahun buku yang bersangkutan, hasil yang telah dicapai, perkiraan mengenai perkembangan Perseroan dimasa yang akan datang, kegiatan utama Perseroan dan perubahannya selama tahun buku serta rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan Rapat ; c. Diputuskan penggunaan laba Perseroan ; d. Dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar atau pemberian kuasa untuk melakukan penunjukkan akuntan publik yang terdaftar ; e. Jika perlu melakukan pengangkatan dan/atau perubahan susunan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan ; f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Pengesahaan dan/atau persetujuan Laporan Tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, Direksi wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Dewan Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dimintakan tersebut apabila Direksi tidak memanggil Rapat tersebut dalam tempo 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permintaan tersebut diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris. 129 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 5. 6. Permintaan tertulis tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang hendak dibicarakan disertai alasannya. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 setelah lewat waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak surat permintaan itu diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris, maka pemegang saham yang bersangkutan yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri Rapat atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan. Pelaksanaan Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 harus memperhatikan penetapan Pengadilan Negeri yang memberi izin tersebut. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Pasal 20 1. 2. 3. 4. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa diadakan tiap-tiap kali, apabila dianggap perlu oleh Direksi dan/atau Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, Direksi wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dikeluarkan oleh Perseroan. Dewan Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dimintakan tersebut apabila Direksi tidak memanggil Rapat tersebut dalam tempo 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permintaan tersebut diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris. Permintaan tertulis tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang hendak dibicarakan disertai alasannya. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 setelah lewat waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak surat permintaan itu diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris, maka pemegang saham yang bersangkutan yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri Rapat atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan. Pelaksanaan Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus memperhatikan penetapan Pengadilan Negeri yang memberi izin tersebut. TEMPAT DAN PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 21 1. 2. 3. Rapat Umum Pemegang Saham dapat diadakan di : a. tempat kedudukan Perseroan ; b. tempat Perseroan menjalankan kegiatan usahanya ; atau c. tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham-saham Perseroan dicatatkan ; dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut wajib diselenggarakan dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum diberikannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan, pihak yang berhak untuk memberikan pemanggilan, mengumumkan kepada para pemegang saham dengan cara memasang iklan pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional sesuai dengan peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, bahwa akan diadakan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham. Pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham harus dilakukan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham. Pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham harus disampaikan kepada para pemegang saham dengan pemuatan iklan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional atau tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan 130 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 4. 5. 6. dicatatkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus mencantumkan tempat, hari, tanggal dan waktu maupun acara rapat, dan pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus disertai pemberitahuan bahwa neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang baru berlalu tersedia untuk para pemegang saham di kantor Perseroan sejak tanggal pemanggilan, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Harus diberitahukan juga bahwa salinan-salinan neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang baru berlalu dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan tertulis dari pemegang saham, permintaan mana harus diterima di kantor pusat Perseroan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan bersangkutan diselenggarakan. Apabila semua pemegang saham dengan hak suara yang sah hadir atau diwakili dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka pengumuman dan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 3 Pasal ini tidak menjadi syarat dan dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dapat diambil keputusan yang sah serta mengikat mengenai hal yang akan dibicarakan, sedangkan Rapat Umum Pemegang Saham dapat diselenggarakan dimanapun juga dalam wilayah Republik Indonesia. Usul Pemegang saham akan dimasukkan dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham, jika : a. Usul tersebut diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan ; dan b. Usul tersebut diterima oleh Direksi sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan dikeluarkan ; dan c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan. PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 22 1. 2. 3. Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak ada yang hadir atau semua berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Mereka yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham harus membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris pada waktu pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, yang demikian dengan ketentuan untuk saham yang tercatat di Bursa Efek, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. 131 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 4. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dibuatlah risalah rapat oleh Notaris. Risalah Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua Pemegang Saham dan Pihak Ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat. KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN Pasal 23 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. a. Rapat Umum Pemegang Saham (termasuk Rapat Umum Pemegang Saham untuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas ; untuk penambahan modal ditempatkan dan disetor dalam batas modal dasar) dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/ 2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, kecuali apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain. b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a tidak tercapai maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tanpa didahului dengan pengumuman tentang akan diadakannya pemanggilan rapat. c. Rapat Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Umum Pemegang Saham pertama dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Umum Pemegang Saham pertama kecuali mengenai persyaratan kuorum sebagaimana ditetapkan dalam butir d dan pemanggilan yang harus dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemangilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum. d. Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasa yang sah dari pemegang saham yang memiliki paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. e. Dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa. Surat kuasa harus dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh Direksi Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan undangundang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang bukti perdata serta diajukan kepada Direksi sekurangnya 3 (tiga) hari kerja sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan pada waktu Rapat Umum Pemegang Saham diadakan. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam Rapat Umum Pemegang Saham, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam Rapat Umum Pemegang Saham tidak dihitung dalam pemungutan suara. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan suara yang sah. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham namun tidak mengeluarkan suara (abstain/blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kecuali bila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain. 132 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka keputusan mengenai diri orang akan ditentukan melalui undian sedangkan mengenai hal-hal lain maka usul harus dianggap ditolak. 8. Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan tentang transaksi yang mempunyai benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan ; b. Rapat Umum Pemegang Saham dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen ; c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat 8b Pasal ini tidak tercapai, maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham ; dan d. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat 8c Pasal ini tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya. 9. Berkenaan dengan transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, yang akan dilakukan oleh Perseroan, wajib dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 10. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang mengikat di luar Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat semua pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan menandatangani usul yang bersangkutan. 11. Saham Perseroan tidak mempunyai hak suara, apabila : a. saham Perseroan yang dikuasai sendiri oleh Perseroan ; b. saham induk Perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara langsung atau tidak langsung, atau saham Perseroan yang dikuasai oleh perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan; c. hal-hal lain sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 12. Setiap usul yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaraan atau pemungutan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham harus memenuhi syarat, sebagai berikut : a. Menurut pendapat Ketua Rapat hal tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara Rapat yang bersangkutan ; dan b. Hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang saham bersama-sama yang memiliki sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh pemegang saham dengan hak suara yang sah ; dan c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan. PENGGUNAAN LABA Pasal 24 1. 2. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam Neraca dan Perhitungan Laba Rugi yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dalam keputusan mana juga harus ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen. 133 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 3. 4. 5. 6. Dividen untuk 1 (satu) saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam daftar pemegang saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang dari Rapat Umum Pemegang Saham dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil. Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada semua pemegang saham. Ketentuan pengumuman dalam Pasal 21 ayat 2 Anggaran Dasar ini, berlaku secara mutatis mutandis bagi pengumuman tersebut. Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan dari pendapatan bersih seperti tersebut dalam Neraca dan Perhitungan Laba Rugi yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan setelah dipotong Pajak Penghasilan, dapat diberikan tantieme kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan, yang besarnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat dan dimasukan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali ditutup, demikian dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Pasar Modal. Direksi berdasarkan keputusan Rapat Direksi dengan persetujuan Rapat Dewan Komisaris berhak untuk membagi dividen sementara (dividen interim) apabila keadaan keuangan Perseroan memungkinkan, dengan ketentuan bahwa dividen sementara (dividen interim) tersebut akan diperhitungkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Permegang Saham Tahunan berikutnya yang diambil sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal yang ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan ke dalam cadangan khusus. Dividen dalam cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal yang ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau menjadi milik Perseroan. PENGGUNAAN DANA CADANGAN Pasal 25 1. 2. 3. 4. 5. Penyisihan laba bersih untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham setelah memperhatikan usul Direksi (bilamana ada), dengan mengindahkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Penyisihan laba bersih untuk Dana cadangan dilakukan sampai dengan jumlah paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan. Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi 20% (dua puluh persen) tersebut maka Rapat Umum Pemegang Saham dapat memutuskan agar jumlah dari dana cadangan yang telah melebihi jumlah sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 digunakan bagi keperluan Perseroan. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan cara yang dianggap baik olehnya dengan persetujuan Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap bunga dan keuntungan lainya yang didapat dari dana cadangan harus dimasukan dalam perhitungan laba rugi Perseroan. PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 26 1. Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan yang mempunyai hak suara yang sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju yang mewakili lebih dari 2/3 (dua per 134 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 2. 3. 4. 5. tiga) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Pengubahan Anggaran Dasar tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia. Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut nama, tempat kedudukan, maksud dan tujuan, kegiatan usaha, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, serta pengubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya. Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya. Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini kuorum kehadiran yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu, dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Umum Pemegang Saham pertama, kecuali mengenai jangka waktu pemanggilan harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat. Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan sedikitnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN Pasal 27 1. 2. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, maka penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat. Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud tersebut di atas kuorum yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu, dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan acara yang sama seperti Rapat Umum Pemegang Saham pertama. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang 135 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk 3. sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya. Direksi wajib mengumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional mengenai ringkasan rancangan penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan Perseroan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku di bidang Pasar Modal. PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI Pasal 28 1. 2. 3. 4. 5. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 3/ 4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat. Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud tersebut di atas korum yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu, dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan acara yang sama seperti Rapat Umum Pemegang Saham pertama. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya. Apabila Perseroan dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya atau dibubarkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau karena dinyatakan bubar berdasarkan penetapan Pengadilan, maka harus diadakan likuidasi oleh likuidator. Direksi bertindak sebagai likuidator, apabila dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator lain. Upah bagi para likuidator ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau berdasarkan penetapan Pengadilan. Likuidator wajib memberitahukan kepada para kreditur dengan cara mengumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional serta memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau 136 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk penggantinya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 6. Anggaran Dasar seperti yang termaktub dalam akta ini beserta pengubahannya dikemudian hari tetap berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan persetujuan dari surat terbanyak yang dikeluarkan secara sah dan diberikannya pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator. 7. Sisa perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham, masing-masing akan menerima bagian menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk saham yang mereka miliki masing-masing. 8. Pihak yang melakukan likuidasi juga diwajibkan mengumumkan rencana pembagian sisa kekayaan setelah dilakukan likuidasi dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan dalam Berita Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 9. Dalam hal Perseroan bubar, maka Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum kecuali diperlukan untuk membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi. 10. Tindakan pemberesan sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 Pasal ini meliputi : a. Pencatatan dan pengumpulan kekayaan Perseroan ; b. Penentuan tata cara pembagian kekayaan ; c. Pembayaran kepada para kreditor ; d. Pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada Rapat Umum Pemegang Saham ; dan e. Tindakantindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) Pasal 29 Untuk hal-hal yang mengenai Pemegang Saham yang berkaitan dengan Perseroan, para Pemegang Saham dianggap bertempat tinggal pada alamat sebagaimana dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham yang dimaksud dalam Pasal 8 Anggaran Dasar ini. PERATURAN PENUTUP Pasal 30 Dalam segala hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, maka Rapat Umum Pemegang Saham yang akan memutuskannya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 137 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Halaman ini sengaja dikosongkan 138 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM Berikut ini adalah salinan Pendapat dari Segi Hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham. 139 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Halaman ini sengaja dikosongkan 140 No. Ref.: 0137/PSH/MP/IS/IG/rn/02/10 Jakarta, 24 Pebruari 2010 Kepada: PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Artha Graha Building Lt. 16 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 U.p.: Yth. Direksi Hal : Pendapat Segi Hukum Atas PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Sehubungan Dengan Rencana Penawaran Umum Perdana Sahamsaham PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Dengan hormat, Kami, konsultan hukum dari Makes & Partners Law Firm (selanjutnya disebut “M&P”), berkantor di Menara Batavia Lantai 7, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220, yang teman-teman serikatnya telah terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (selanjutnya disebut “Bapepam dan LK”) sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal dengan nomor pendaftaran 31/STTD-KH/PM/1993 dan nomor pendaftaran 227/PM/STTD-KH/1998, telah ditunjuk dan diminta oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk., suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Kudus (selanjutnya disebut sebagai “Perseroan”), berdasarkan surat Perseroan No. 014/CS-MP/SMN/XI/09 tanggal 23 Nopember 2009 perihal Surat Penunjukan Sebagai Konsultan Hukum, untuk memberikan pendapat segi hukum (selanjutnya disebut “Pendapat Segi Hukum”) sehubungan dengan rencana penawaran umum oleh Perseroan sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah) setiap saham yang terdiri dari saham baru sebanyak 40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) (“Saham Baru”) dan saham divestasi sebanyak 72.000.000 (tujuh puluh dua juta) yang telah dikeluarkan kepada dan dimiliki oleh PT Tricipta Mandhala Gumilang dan PT Caturguwiratna Sumapala (“Saham Divestasi”), yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) setiap saham (selanjutnya Saham Baru dan Saham Divestasi yang akan ditawarkan dan dijual kepada masyarakat secara bersama-sama disebut “Saham-saham” dan penawaran umum Saham-saham disebut “Penawaran Umum”). Penawaran Umum akan dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment) oleh para Penjamin Emisi Efek yang nama-namanya dan bagian-bagian penjaminannya dicantumkan dalam Akta Perubahan I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Perseroan No. 174 tanggal 23 Pebruari 2010, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta. Seluruh saham-saham Perseroan akan dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”). Berdasarkan Prospektus dalam rangka Penawaran Umum yang disampaikan kepada Bapepam dan LK dan sebagaimana diperkuat dengan pernyataan tertulis Direksi Perseroan tanggal 17 Desember 2009 dan tanggal 26 Januari 2010 (“Pernyataan Perseroan”), dana yang akan diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban Perseroan, akan digunakan untuk membayarkan sebagian hutang Anak Perusahaan milik Perseroan, yaitu PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”) kepada: (i) Royal Bank of Scotland (dahulu bernama ABN AMRO BANK N.V.); (ii) Chinatrust Commercial Bank, LTD; (iii) CIMB Bank BERHAD, Singapore Branch; (iv) DBS Bank LTD; (v) Standard Chartered Bank; (vi) Oversea-Chinese Banking Corporation Limited; (vii) PT Bank Central Asia, Tbk; (viii) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; (ix) CIMB Niaga; (x) Calyon, Singapore Branch; dan (xi) PT Bank OCBC Indonesia berdasarkan Up To US$360,000,000 and IDR1,180,000,000,000 Senior Facility Agreement tertanggal 26 Nopember 2008, yang dilakukan dalam bentuk tambahan setoran modal saham oleh Perseroan kepada Protelindo sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku di Indonesia. Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham-saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Tricipta Mandhala Gumilang (“TMG”) dan PT Caturguwiratna Sumapala (“Catur”), setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban TMG dan Catur, akan menjadi milik dari TMG dan Catur. Untuk memberikan Pendapat Segi Hukum, M&P telah memeriksa dan meneliti dokumen-dokumen yang M&P terima dalam rangka memberikan Pendapat Segi Hukum yang diungkapkan dalam dan yang fotokopinya dilampirkan pada Laporan Hasil Uji Tuntas Aspek Hukum atas Perseroan No. Ref.: 0087/LHUTAH/MP/IS/IG/rn/01/10, tanggal 26 Januari 2010 sebagaimana ditambahkan dengan informasi tambahan yang dimuat dalam surat kami No. Ref.: 0103/L/MP/IS/IG/rn/02/10, tanggal 10 Pebruari 2010 dan No. Ref.: 0136/L/MP/IS/IG/rn/02/10, tanggal 24 Pebruari 2010, yang M&P siapkan dan tujukan kepada Perseroan dalam rangka Penawaran Umum, dengan tembusan kepada Bapepam dan LK dan PT Dinamika Usaha Jaya (terafiliasi) selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Laporan Hasil Uji Tuntas Aspek Hukum beserta tambahan maupun perubahannya dikemudian hari selanjutnya disebut “Laporan Hasil Uji Tuntas Segi Hukum” atau “LHUTAH”), dan yang fotokopinya dilampirkan pada Kertas Kerja (sebagaimana dimaksud dalam LHUTAH). Pendapat Segi Hukum ini menggantikan secara keseluruhan pendapat segi hukum yang telah diberikan sebelumnya sebagaimana ternyata dalam surat kami No. Ref.: 0511/PSH/MP/IS/IG/rn/12/09, tanggal 17 Desember 2009, No. Ref.: 088/PSH/MP/IS/IG/rn/01/10 tanggal 26 Januari 2010 dan No. Ref.: 0104/PSH/MP/IS/IG/rn/02/10 tanggal 10 Pebruari 2010. A. Dasar dan Ruang Lingkup Pendapat Segi Hukum Dasar dan ruang lingkup Pendapat Segi Hukum adalah sebagai berikut: 1. Pendapat Segi Hukum diberikan berdasarkan LHUTAH serta merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari LHUTAH yang memuat penjelasan rinci atas hal-hal yang termuat dalam Pendapat Segi Hukum. 2. Kecuali ditentukan lain secara tegas dalam Pendapat Segi Hukum ini, Pendapat Segi Hukum diberikan meliputi keadaan-keadaan Perseroan dan Anak Perusahaan sejak tanggal didirikannya sampai dengan tanggal 10 Pebruari 2010 (“Tanggal Pemeriksaan”), dengan memperhatikan bahwa tanggal laporan keuangan Perseroan yang digunakan dalam rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum adalah tanggal 31 Oktober 2009. 3. Pendapat Segi Hukum sama sekali tidak dapat digunakan untuk menilai: (i) kewajaran komersial atau finansial atas suatu transaksi, termasuk tetapi tidak terbatas pada transaksi di mana Perseroan menjadi pihak atau mempunyai kepentingan atau harta kekayaan yang terkait, (ii) aspek komersial dan finansial terkait rencana dan pelaksanaan penggunaan dana hasil Penawaran Umum, (iii) aspek risiko-risiko usaha yang dapat diderita oleh pemegang saham Perseroan sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus yang berasal dari Sahamsaham, kecuali mengenai aspek risiko-risiko yang terkait dengan aspek hukum, serta (iv) harga penawaran Saham-saham dalam Penawaran Umum. 4. Pendapat Segi Hukum ini diberikan dalam kerangka hukum Republik Indonesia yaitu pemeriksaan terhadap perjanjian dan dokumen yang tunduk pada hukum Indonesia dan ketentuan perundangan di Indonesia, dan oleh karenanya sama sekali tidak dimaksudkan untuk berlaku atau dapat ditafsirkan menurut hukum atau yurisdiksi lain. 142 5. B. Kecuali ditentukan lain dalam Pendapat Segi Hukum ini, maka yang dimaksud dengan Anak Perusahaan adalah PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”). Pendapat Segi Hukum Berdasarkan LHUTAH yang M&P siapkan dalam kerangka peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia, khususnya peraturan perundangan di bidang pasar modal berkenaan dengan rencana Penawaran Umum dan dengan memperhatikan huruf A dan huruf C Pendapat Segi Hukum ini, M&P memberikan Pendapat Segi Hukum sebagai berikut: 1. Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 31, tanggal 2 Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta (“Akta Pendirian”). Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“Menkumham”) berdasarkan Keputusan No. AHU-37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0054707.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008 dan Daftar Perusahaan sesuai Undang-undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UUWDP”) dengan Tanda Daftar Perusahaan (“TDP”) No. 11.25.1.64.00369, tanggal 15 Juli 2008. 2. Sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini, anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhirnya adalah sebagaimana berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta (“Akta No. 71/2009”), yang isinya antara lain memuat perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Akta No. 71/2009 telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 Nopember 2009. Sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini, sebagaimana diperkuat dengan Pernyataan Perseroan yang disampaikan kepada kami, Akta No. 71/2009, sedang dalam proses pendaftaran dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP sehubungan dengan pendaftaran tersebut di atas, Pasal 32 ayat 1 UUWDP mengatur bahwa “Barang siapa yang menurut Undang-undang ini atau peraturan pelaksanaannya diwajibkan mendaftarkan perusahaannya dalam Daftar Perusahaan yang dengan sengaja atau kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp3.000.000,00 (tiga juta Rupiah)”. Anggaran dasar Perseroan dan perubahan-perubahannya kecuali perihal (a) pendaftaran dalam daftar perusahaan sesuai dengan UUWDP atas masing-masing Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 16, tanggal 27 Nopember 2008, dibuat di hadapan Dr. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus dan Akta No. 71/2009, yang sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini sedang dalam proses pendaftaran, sebagaimana ternyata dari Surat Keterangan tanggal No. 1108/SI.CN/XII/2009 tanggal 16 Desember 2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, dan (b) perubahan anggaran dasar mengenai status Perseroan menjadi perseroan terbuka sebagaimana termaktub dalam Akta No. 71/2009 yang akan mulai berlaku sejak tanggal efektif pernyataan pendaftaran kepada 143 Bapepam dan LK, telah sah dan berlaku sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 3. Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta No. 71/2009, telah sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik (“Peraturan No. IX.J.1”) dengan dimuatnya substansi dari ketentuan-ketentuan yang disyaratkan dalam Peraturan No. IX.J.1. 4. Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan yang tercantum dalam Akta No. 71/2009, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak dan melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa dan investasi termasuk tetapi tidak terbatas yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi manajemen, bidang administrasi, strategi pengembangan bisnis dan investasi, serta melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain; dan b. kegiatan usaha penunjang Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan bangunan-bangunan, ruanganruangan kantor, ruangan-ruangan pertokoan, ruangan-ruangan apartemen, kondominium beserta fasilitasnya dan jasa konsultasi bidang konstruksi. Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Pendapat ini diperkuat dengan Pernyataan Perseroan. 5. Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta No. 71/2009, struktur permodalan Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah), terbagi atas 1.200.000.000 (satu miliar dua ratus juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah); Modal Ditempatkan : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah) terbagi atas 980.060.000 (sembilan ratus delapan puluh juta enam puluh ribu) saham; dan Modal Disetor : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah) atau 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dalam Perseroan. 144 Struktur permodalan Perseroan berkesinambungan, dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya dan peraturan perundangan yang berlaku kecuali pendaftaran atas Akta No. 71/2009, yang sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini sedang dalam proses pendaftaran dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP. 6. Riwayat kepemilikan saham Perseroan berkesinambungan sejak tanggal pendiriannya, dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya dan peraturan perundangan yang berlaku dan pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta No. 71/2009 dan Daftar Pemegang Saham Perseroan yang disampaikan kepada kami, susunan pemegang saham Perseroan dan kepemilikan mereka atas saham Perseroan dengan struktur permodalan sebagaimana tercantum dalam butir 5 Pendapat Segi Hukum adalah sebagai berikut: No. 1. 2. 7. Nama Pemegang Saham Jumlah Saham PT Tricipta Mandhala Gumilang PT Caturguwiratna Sumapala Jumlah 499.830.000 480.230.000 980.060.000 Nilai Nominal Rp500,00/saham (Rp) 249.915.000.000 240.115.000.000 490.030.000.000 % 51 49 100 Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta No. 71/2009, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut: Direksi Direktur Utama : Direktur : Direktur Tidak Terafiliasi : Adam Gifari. Kenny Harjo. Aloysius Moerba Suseto. Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Martin Basuki Hartono. John Aristianto Prasetio. : : Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah diangkat secara sah sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.6 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik, kecuali pendaftaran atas Akta No. 71/2009, yang sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini sedang dalam proses pendaftaran dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP. Perseroan telah memenuhi kewajiban untuk membentuk sekretaris perusahaan sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 perihal Pembentukan Sekretaris Perusahaan dengan mengangkat Arif Pradana sebagai sekretaris perusahaan berdasarkan Keputusan Direksi Perseroan tanggal 19 Nopember 2009. Sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini, sebagaimana diperkuat dengan Pernyataan Perseroan tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Perseroan belum membentuk Komite Audit sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Bapepam No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan BEI No. I-A tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, dan karenanya wajib membentuk Komite Audit paling lambat 6 (enam) bulan setelah saham-saham Perseroan tercatat di BEI. 145 8. Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, Perseroan dan Protelindo telah memiliki izin-izin material yang disyaratkan terkait dengan bidang usaha Perseroan dan Protelindo serta sejumlah izin-izin material Protelindo yang sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum, masih dalam pengurusan, yaitu izin mendirikan bangunan dari sebagian menara-menara telekomunikasi milik Protelindo Perseroan. Sehubungan dengan ketentuan memiliki izin mendirikan bangunan, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 1992 tentang Tata Cara Pemberian IMB Serta Izin Undangundang Gangguan (UUG)/HO Bagi Perusahaan-Perusahaan Yang Berlokasi Di Luar Kawasan Industri, mengatur sebagai berikut: Pasal 2 IMB dan UUG/HO diterbitkan /dikeluarkan oleh Kepala Daerah. Pasal 3 ayat 1 Tata cara pemberian IMB dan UUG/HO untuk perusahaan diatur dan ditetapkan oleh Kepala Daerah. Pasal 7 ayat 1 Apabila terdapat pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan IMB dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan Daerah yang berlaku. Selanjutanya, sehubungan dengan hal tersebut, antara lain Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta No. 138 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi di Propinsi DKI Jakarta, mengatur sebagai berikut: Pasal 11 (1) Setiap bangunan menara telekomunikasi eksisting yang pembangunannya dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Gubernur No. 89 Tahun 2006 wajib memiliki Surat Keterangan Membangun (SKM); (2) Setiap pembangunan menara telekomunikasi yang dilakukan setelah berlakunya Peraturan Gubernur No. 89 Tahun 2006 wajib memiliki IMB. Pasal 17 Menara eksisting yang dibangun setelah diberlakukannya Peraturan Gubernur Nomor 89 Tahun 2006 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: (1) Bangunan menara telekomunikasi yang tidak sesuai dengan pola persebaran dan konstruksi menara tidak untuk digunakan oleh lebih dari 2 (dua) operator atau digunakan oleh 1 (satu) operator harus dibongkar. (2) Bangunan menara telekomunikasi yang sesuai dengan pola persebaran dan tidak terkena rencana kota, yang konstruksi menara untuk digunakan lebih dari 2 (dua) operator diberikan izin 1 (satu) tahun dengan dikenakan denda sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (3) Izin sebagaimana dimaksud pada huruf b dapat diperpanjang hanya 1 (satu) kali untuk masa waktu 1 (satu) tahun. (4) Bangunan menara telekomunikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan pada huruf b, harus dibongkar. Pasal 18 Pembongkaran menara telekomunikasi yang sudah terbangun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 dapat dilakukan oleh: (1) pemilik menara; (2) operator pengguna menara; (3) pembongkaran paksa. Sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini, dari sejumlah 772 (tujuh ratus tujuh puluh dua) menara telekomunikasi milik Perseroan yang material, terdapat kurang lebih 751 (tujuh ratus lima puluh) menara telekomunikasi yang telah memiliki izin mendirikan bangunan. 146 9. Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum, Perseroan telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta. Sehubungan dengan penjualan Saham Divestasi yang ditawarkan dalam Penawaran Umum, Protelindo telah memperoleh persetujuan dari Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. atas pelepasan gadai saham-saham milik masing-masing PT Tricipta Mandhala Gumilang dan PT Caturguwiratna Sumapala yang telah digadaikan untuk menjamin kewajiban Protelindo selaku debitur berdasarkan Facility Agreement tanggal 15 Agustus 2008, dibuat di bawah tangan antara Protelindo dengan Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. sebagai kreditur, sebagaimana termuat dalam tanda persetujuan krediturnya tanggal 15 Desember 2009 atas surat Protelindo perihal Release of Share Pledge in Connection with IPO. 10. Dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha yang sekarang dijalankannya, Perseroan dan Protelindo memiliki dan/atau menguasai harta kekayaan material berdasarkan dokumen kepemilikan dan/atau penguasaan yang sah berupa penyertaan saham, rekening koran, deposito berjangka, piutang, menara telekomunikasi, kendaraan bermotor, inventaris dan peralatan kantor dan atas harta kekayaan tersebut tidak sedang dalam sengketa atau tuntutan hukum. Pendapat tersebut diperkuat dengan Pernyataan Perseroan dan Protelindo, Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, sebagian harta kekayaan Perseroan dan Protelindo sedang dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh oleh Protelindo berdasarkan, (a) Up to US$360,000,000 and IDR1,180,000,000,000 Senior Facility Agreement tanggal 26 Nopember 2008 dan (b) Mezzanine Facility Agreement tanggal 26 Nopember 2008. Pendapat tersebut diperkuat juga dengan pernyataan Protelindo. 11. Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, Perseroan dan Protelindo telah memenuhi kewajibankewajiban material yang disyaratkan dan terkait dengan aspek ketenagakerjaan, Perseroan dan Protelindo telah memenuhi kewajiban untuk membayarkan upah karyawannya sesuai dengan ketentuan upah minimum yang berlaku dan mengikutsertakankan karyawannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Pada tanggal Pendapat Segi Hukum serta sebagaimana diperkuat dengan Pernyataan Perseroan, Perseroan memiliki atau mempekerjakan karyawan berjumlah kurang dari 10 (sepuluh) karyawan dan karenanya, Perseroan tidak diwajibkan membuat peraturan perusahaan dan melakukan wajib lapor tenagakerja di perusahaan. Sehubungan dengan kewajiban tersebut, Protelindo telah memiliki peraturan perusahaan sebagaimana ternyata dari Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. KEP. 381/PHIJSK-PKKAD/VI/2009 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan Protelindo tanggal 9 Juni 2009, yang antara lain memutuskan bahwa Peraturan Perusahaan Protelindo mulai berlaku terhitung tanggal 27 April 2009 sampai dengan tanggal 26 April 2011 dan telah menyampaikan wajib lapor tenaga kerja di perusahaan. 12. Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan dokumen-dokumen korporasi dan daftar pemegang saham yang disampaikan kepada kami, Perseroan memiliki penyertaan saham yang sah dalam Protelindo sebanyak 2.915.680.000 (dua miliar sembilan ratus lima belas juta enam ratus delapan puluh ribu) saham masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp100,00 (seratus Rupiah) atau seluruhnya bernilai nominal sejumlah 147 Rp291.568.000.000,00 (dua ratus sembilan puluh satu miliar lima ratus enam puluh delapan juta Rupiah), yang merupakan 99,99% (sembilan puluh sembilan koma sembilan sembilan persen) dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Protelindo. Protelindo, adalah suatu perseroan terbatas yang telah didirikan secara sah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Protelindo No. 2, tanggal 8 Nopember 2002, dibuat di hadapan Hildayanti, S.H., Notaris di Bandung, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C-00079 HT.01.01.TH.2003, tanggal 3 Januari 2003, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP No. 101115209017 di Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung No. 025/BH.10.11./I/2003 tanggal 15 Januari 2003, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21, tanggal 14 Maret 2003, Tambahan No. 2095. Struktur permodalan Protelindo berkesinambungan, dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Protelindo No. 70, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat di hadapan, Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta (“Akta No. 70/2009”), struktur permodalannya adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp325.000.000.000,00 (tiga ratus dua puluh lima miliar Rupiah), terbagi atas 3.250.000.000 (tiga miliar dua ratus lima puluh juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp100,00 (seratus Rupiah); Modal Ditempatkan : Rp291.570.000.000,00,00 (dua ratus sembilan puluh satu miliar lima ratus tujuh puluh juta Rupiah) yang terdiri atas 2.915.700.000 (dua miliar sembilan ratus lima belas juta tujuh ratus ribu) saham; dan Modal Disetor : Rp291.570.000.000,00 (dua ratus sembilan puluh satu miliar lima ratus tujuh puluh juta Rupiah) atau 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dalam Protelindo. Riwayat kepemilikan saham Protelindo adalah berkesinambungan dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta No. 70/2009, susunan pemegang saham Protelindo dan kepemilikan mereka atas saham Protelindo adalah sebagai berikut: No. 1. 2. 3. Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Perseroan PT Tricipta Mandhala Gumilang PT Caturguwiratna Sumapala Jumlah 2.915.680.000 10.000 10.000 2.915.700.000 Nilai Nominal Rp100,00/saham (Rp) 291.568.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 291.570.000.000 % 99,999 0,0005 0,0005 100,0000 Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, anggota Direksi dan Dewan Komisaris Protelindo telah diangkat secara sah sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundangan yang berlaku berdasarkan Akta No. 70/2009, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Protelindo 148 dengan susunan sebagai berikut: 13. Direksi Direktur Utama Direktur Direktur : : : Adam Gifari. Kenny Harjo. Guy Hamilton Eargle Jr. Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris : : Martin Basuki Hartono. Ario Wibisono. Dengan mengingat dan tidak mengenyampingkan: (i) aspek keterbukaan dalam Prospektus Penawaran Umum, termasuk pada bagian Bab V mengenai Risiko Usaha dengan sub judul “Risiko kemungkinan adanya penerapan pembatasan kepemilikan asing dalam Perseroan terhadap Protelindo dan penerapan peraturan bersama tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telkomunikasi”; (ii) bahwa Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. 19/PER/M.KOMINFO/03/2009, No. 3/P/2009 tanggal 30 Maret 2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi (“Peraturan Bersama”) dibuat dengan mengacu, antara lain, kepada Undangundang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (“UU Penanaman Modal”) dan tidak mengacu kepada Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya; dan (iii) bahwa berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, kekuatan hukum suatu peraturan perundangundangan adalah sesuai dengan hierarkinya, dan UU Penanaman Modal yang memiliki hierarki lebih tinggi dari Peraturan Bersama, dalam butir penjelasannya mengatur bahwa yang dimaksud dengan penanaman modal adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak langsung atau portfolio, oleh karena itu seharusnya pembatasan kepemilikan saham sebagaimana diatur dalam Peraturan Bersama tidak berlaku untuk perusahaan publik; maka Penawaran Umum Perseroan dan kemungkinan investor asing untuk (a) membeli Saham-Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum maupun (b) saham-saham Perseroan setelah Penawaran Umum tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 5 ayat (4) dari Peraturan Bersama. 14. Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, Perseroan dan Protelindo, telah menandatangani perjanjian-perjanjian maupun kesepakatan-kesepakatan material, perjanjian-perjanjian dan kesepakatan kesepakatan material tersebut adalah sah dan mengikat Perseroan dan Protelindo dan Perseroan maupun Protelindo tidak sedang ataupun dinyatakan dalam keadaan lalai (default) dan tetap memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam perjanjian-perjanjian ataupun kesepakatan-kesepakatan material dimaksud yang dibuat dan ditandatangani Perseroan dan Protelindo sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Pendapat tersebut diperkuat juga dengan Pernyataan 149 Perseroan dan Protelindo. Sehubungan dengan rencana penggunaan dana hasil Penawaran Umum, kecuali (i) persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Protelindo atas peningkatan modal ditempatkan dan disetor Protelindo, (ii) pemberitahuan perubahan anggaran dasar Protelindo sehubungan dengan perubahan modal ditempatkan dan disetor Protelindo sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, dan (iii) pendaftaran dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP, rencana penyetoran modal oleh Perseroan dalam Protelindo tidak memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari para krediturnya berdasarkan Senior Facility Agreement dan Mezzanine Facility Agreement. Pendapat ini diperkuat dengan Pernyataan Perseroan dan Anak Perusahaan. 15. Sehubungan dengan keterlibatan Perseroan maupun Protelindo dalam perkara di badan peradilan, kecuali atas perkara yang telah diungkapkan dalam Prospektus Penawaran Umum, berdasarkan pemeriksaan perkara yang dilakukan pada masing-masing badan peradilan yang berwenang atas Perseroan dan Protelindo yaitu Pengadilan Negeri Kudus, Pengadilan Negeri Semarang, Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang, Pengadilan Negeri Bandung, Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung, Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Badan Arbitrase Nasional Indonesia sampai dengan tanggal dikeluarkannya Surat Keterangan dari masing-masing lembaga peradilan tersebut serta didukung dengan pernyataan tertulis yang disampaikan oleh Perseroan dan Protelindo maupun masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan Protelindo, Perseroan dan Protelindo serta masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan maupun Protelindo tidak sedang menjadi salah satu pihak yang berperkara baik perkara pidana, perdata, tata usaha negara maupun perkara kepailitan pada masingmasing lembaga peradilan tersebut di atas. 16. Sehubungan dengan Penawaran Umum, Perseroan telah menandatangani perjanjianperjanjian sebagai berikut: a. Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perseroan No. 114, tanggal 24 Nopember 2009, sebagaimana telah diubah dengan Akta Perubahan I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Perseroan No. 174 tanggal 23 Pebruari 2010, keduanya dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta; b. Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Perseroan No. 115, tanggal 24 Nopember 2009, sebagaimana telah diubah dengan Akta Perubahan I Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Perseroan No. 175 tanggal 23 Pebruari 2010, keduanya dibuat di hadapan, Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta; c. Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI No. SP0020/PE/KSEI/1109, tanggal 23 Nopember 2009, dibuat di bawah tangan, antara Perseroan dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia; dan d. Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek tanggal 16 Desember 2009, dibuat di bawah tangan oleh dan antara PT Bursa Efek Indonesia dan Perseroan. 150 Perjanjian-perjanjian yang telah ditandatangani oleh Perseroan tersebut di atas telah dibuat secara sah, masih berlaku dan mengikat Perseroan. Hal tersebut diperkuat dengan Pernyataan Perseroan. C. Kualifikasi Pendapat Segi Hukum diberikan berdasarkan pengertian-pengertian sebagai berikut: a. Pelaksanaan dari dokumen dan perjanjian yang diperiksa oleh M&P dan/atau dibuat dalam rangka Penawaran Umum dapat dipengaruhi oleh peraturan perundangan Republik Indonesia yang bersifat memaksa dan tunduk kepada asas itikad baik yang wajib ditaati sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. b. Pendapat Segi Hukum secara tegas hanya meliputi hal-hal yang disebutkan di dalamnya dan sama sekali tidak meliputi hal-hal yang mungkin secara implisit dapat dianggap termasuk di dalamnya. c. Pada tanggal dikeluarkannya Pendapat Segi hukum, telah terdapat suatu perusahaan yang memiliki kegiatan usaha antara lain bergerak dibidang penyedia menara yang bukan merupakan penyelenggara telekomunikasi, yang telah mencatatkan seluruh sahamsahamnya di BEI dan sepanjang pengetahuan kami, sebagaimana layaknya suatu perusahaan terbuka yang saham-sahamnya tercatat di BEI, tidak terdapat pembatasan atas pemilikan asing yang diterapkan atas perusahaan terbuka dimaksud. d. Pendapat Segi Hukum diberikan berdasarkan (i) dokumen dan/atau keterangan yang fotokopinya disebutkan dalam LHUTAH dan Kertas Kerja dan (ii) pernyataan Direksi Perseroan dan Protelindo di mana disebutkan bahwa dokumen dan/atau hal yang disampaikan dan/atau keterangan yang diberikan kepada M&P sama sekali tidak bertentangan dengan Pendapat Segi Hukum dan dalam hal menurut pendapat Perseroan dan Protelindo, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, terdapat dokumen dan/atau hal yang tidak perlu disampaikan dan/atau keterangan yang tidak perlu diberikan kepada M&P, dan karenanya tidak diterima/diketahui oleh M&P, tidak membuat Pendapat Segi Hukum menjadi tidak benar dan/atau menyesatkan. e. Pendapat Segi Hukum diberikan dengan asumsi bahwa semua tanda tangan yang tertera dalam semua dokumen yang disampaikan atau ditunjukkan oleh Perseroan, Protelindodan pihak ketiga kepada M&P adalah asli dan dokumen-dokumen asli yang diberikan atau ditunjukkan kepada M&P adalah otentik dan bahwa dokumen-dokumen yang disampaikan kepada M&P dalam bentuk fotokopi adalah benar, akurat, sesuai, tidak bertentangan dengan aslinya dan tidak menyesatkan. f. Dengan tidak mengenyampingkan huruf e tersebut di atas, Pendapat Segi Hukum ini diberikan dengan asumsi bahwa dokumen-dokumen, pernyataan-pernyataan dan keterangan-keterangan yang disampaikan kepada M&P untuk memberikan Pendapat Segi Hukum ini telah lengkap, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan tidak mengalami perubahan sampai dengan tanggal dilakukannya pernyataan pendaftaran ke Bapepam dan LK kecuali jika dinyatakan lain dalam Informasi Tambahan yang akan disampaikan kepada Bapepam dan LK dalam rangka untuk melengkapi informasi aspek hukum setelah tanggal Pendapat Segi Hukum (jika ada). 151 g. Pendapat Segi Hukum sehubungan dengan “ijin material” dan “harta kekayaan material” adalah sejauh ijin atau persetujuan serta harta kekayaan tersebut berakibat atau berpengaruh langsung terhadap keberlangsungan usaha Perseroan ataupun Protelindo, dan sehubungan dnegan hal tersebut, terkait dengan menara-menara telekomunikasi milik Protelindo Perseroan adalah didasarkan kepada lokasi, besarnya penghasilan yang dihasilkan oleh menara-menara tersebut serta keberadaan menara-menara dimaksud yang mewakili seluruh propinsi di wilayah Republik Indonesia. h. Pada tanggal dikeluarkannya Pendapat Segi Hukum ini, terdapat berbagai pengertian dan penafsiran sehubungan dengan pelaksanaan Pasal 5 ayat (4) Peraturan Bersama, dan karenanya pihak relevan yang bewenang dapat mengambil pengertian, penafsiran, dan/atau pelaksanaan yang berbeda dengan pengertian dan penafsiran kami atas ketentuan Pasal 5 ayat (4) Peraturan Bersama tersebut yang dapat berakibat negatif material terhadap Perseroan maupun kepemilikan saham Perseroan oleh pihak asing. i. Pendapat Segi Hukum diberikan berdasarkan peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku di Republik Indonesia pada tanggal ditandatanganinya Pendapat Segi Hukum, termasuk Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. j. Bahwa M&P bertanggungjawab atas Pendapat Segi Hukum ini dan tanggung jawab M&P sebagai Konsultan Hukum Perseroan yang independen sehubungan dengan hal-hal yang diberikan dalam Pendapat Segi Hukum adalah terbatas pada dan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 80 Undang-undang Pasar Modal. k. Pendapat Segi Hukum diberikan semata-mata untuk digunakan oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum, walaupun tembusannya disampaikan kepada pihak yang disebutkan di bawah ini. l. Pendapat Segi Hukum, M&P buat dengan sebenarnya selaku Konsultan Hukum yang independen dan tidak terafiliasi dan atau terasosiasi dengan Perseroan. 152 Diberikan di Jakarta pada tanggal yang disebutkan pada bagian awal Pendapat Segi Hukum. Hormat kami, untuk dan atas nama Makes & Partners Law Firm _______________________________ Iwan Setiawan, S.H. Partner Lampiran: Laporan Hasil Uji Tuntas Aspek Hukum Ref. No.: 0511/PSH/MP/IS/IG/rn/12/09, tanggal 17 Desember 2009. Informasi Tambahan Aspek Hukum Ref. No.: 0103/L/MP/IS/IG/rn/02/10, tanggal 10 Pebruari 2010. Informasi Tambahan Aspek Hukum Ref. No.: 0137/L/MP/IS/IG/rn/02/10, tanggal 24 Pebruari 2010. Tembusan: 1. Kepada: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Gedung Soemitro Djojohadikusumo Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta 10170 U.p. Yth. Ketua Bapepam dan LK 2. Kepada: PT Dinamika Usaha Jaya (terafiliasi) Jl. KS Tubun II/15 Jakarta 11410 U.p. Yth. Direksi 153 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Halaman ini sengaja dikosongkan 140 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB XVIII. LAPORAN AKUNTAN PUBLIK DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN Berikut ini adalah laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. 155 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Halaman ini sengaja dikosongkan 140 157 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Halaman ini sengaja dikosongkan 140 159 160 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Oktober/ October 31, 2009 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED BALANCE SHEETS October 31, 2009 and December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes 31 Desember/ December 31, 2008 ASET ASSETS ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp20.562 (2008: RpNihil) Piutang lain-lain Pihak ketiga Persediaan, setelah dikurangi penyisihan persediaan usang sebesar RpNihil; (2008: RpNihil) Beban dibayar di muka dan uang muka Pajak dibayar di muka 9.217 389.003 JUMLAH ASET LANCAR 1.135.990 ASET TIDAK LANCAR Investasi sewa pembiayaan neto Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp201.642 (2008: Rp4.459) Sewa lokasi jangka panjang Aset pajak tangguhan, bersih Aset tidak lancar lainnya 694.143 2d,3,30 925.794 42.674 2e,4,13 96.216 15 938 2e 628 2f,5 7.258 285.163 Inventories, net of provision for inventory obsolescence of RpNil; (2008: RpNil) Prepaid expenses and advances Prepaid taxes 1.316.104 TOTAL CURRENT ASSETS 1.045 2g,6 2m,14a CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Trade receivables Third parties, net of provision for doubtful accounts of Rp20,562 (2008: RpNil) Other receivables Third parties 4.544.909 295.478 2i,8,13 2g,9 4.229.930 285.628 NON-CURRENT ASSETS Net investment in finance leases Fixed assets, less accumulated depreciation of Rp201,642 (2008: Rp4,459) Long-term prepaid site rentals 131.085 2m,14e 10 36 32.565 Deferred tax assets, net Other non-current assets 2.641 2h,7 3.248 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 4.974.113 4.551.407 TOTAL NON-CURRENT ASSETS JUMLAH ASET 6.110.103 5.867.511 TOTAL ASSETS The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements. Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 161 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Oktober/ October 31, 2009 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (continued) October 31, 2009 and December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes 31 Desember/ December 31, 2008 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang pembangunan menara - pihak ketiga Hutang lain-lain - pihak ketiga Beban yang masih harus dibayar Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pihak ketiga Pihak yang memiliki hubungan istimewa Hutang pajak JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan kerja Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pihak ketiga Pihak yang memiliki hubungan istimewa Pendapatan diterima di muka Hutang swap tingkat bunga Kewajiban tidak lancar lainnya LIABILITIES AND EQUITY CURRENT LIABILITIES 89.078 11 183.857 Tower construction payables - third parties 16.850 15 4.885 Other payables - third parties 103.460 12 59.393 Accrued expenses - Current portion of long-term loans Third parties 14.705 Related party Taxes payable 262.840 TOTAL CURRENT LIABILITIES 27 2.094 NON-CURRENT LIABILITIES Deferred tax liabilities Provision for employee benefits Long-term loans net of current portion Third parties 384.915 13 37.301 1.218 13 2m,14b 632.822 59.275 4.033 2m,14e 2j,16 3.796.502 13 4.102.484 177.075 13 341.924 335.604 11.757 17 2o,27 593.100 17.965 Unearned revenue Interest rate swap payables 36.810 32.740 Other non-current liabilities JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 4.421.056 5.090.334 TOTAL NON-CURRENT LIABILITIES JUMLAH KEWAJIBAN 5.053.878 5.353.174 TOTAL LIABILITIES Related party The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements. Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 162 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Oktober/ October 31, 2009 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (continued) October 31, 2009 and December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes 31 Desember/ December 31, 2008 EKUITAS Modal Saham: nilai nominal Rp1 per saham (2008: Rp1 per saham) Modal dasar 600.000 saham (2008: 600.000 saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh 490.030 saham (2008: 490.030 saham) Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya/ (akumulasi kerugian) EQUITY 490.030 19 490.030 501.638 2o,20 495.430 64.557 (471.123) Share capital: par value - Rp1 per share) (2008: Rp1 per share) Authorized 600,000 shares (2008: 600,000 shares) Issued and fully paid 490,030 shares (2008: 490,030 shares) Differences arising from transactions resulting in changes in the equity of subsidiary Retained earnings unappropriated/ (accumulated deficit) JUMLAH EKUITAS 1.056.225 514.337 TOTAL EQUITY JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 6.110.103 5.867.511 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements. Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 163 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2009 (Sepuluh bulan)/ (Ten months) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes 2008 (sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008)/ (period from June 2, 2008 (Inception) through December 31, 2008) PENDAPATAN 877.984 2l,21 273.689 REVENUES BEBAN POKOK PENDAPATAN 47.604 2l,22 15.380 COST OF REVENUES DEPRESIASI DAN AMORTISASI 296.268 2g,2h,23 90.931 DEPRECIATION AND AMORTIZATION LABA KOTOR 534.112 167.378 GROSS INCOME 31.079 OPERATING EXPENSES OPERATING INCOME BEBAN USAHA 80.860 LABA OPERASI 453.252 136.299 7.173 (368.060) 25 1.653 (90.791) 476.513 (29.041) 2k, 26 4 (489.911) - OTHER INCOME/(EXPENSES) Interest income Finance charges Foreign exchange gains/(losses), net Bad debt expense 61.270 (6.139) 14g (2.096) Corporate income tax adjustment Others, net (581.145) Other income/(expenses), net (444.846) INCOME/(LOSS) BEFORE CORPORATE INCOME TAX EXPENSE 4 59.284 26.248 29 CORPORATE INCOME TAX EXPENSE Current tax expense Deferred tax expense 59.288 26.277 535.680 (471.123) NET INCOME/(LOSS) (961.418) Basic net income/(loss) per share (full amount) PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Beban keuangan Laba/(rugi) selisih kurs, bersih Beban piutang tak tertagih Penyesuaian pajak penghasilan badan Lain-lain, bersih Jumlah penghasilan/ (beban) lain-lain, bersih LABA/(RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN Beban pajak kini Beban pajak tangguhan LABA/(RUGI) BERSIH Laba/(rugi) bersih per saham dasar (angka penuh) 2j,24 141.716 594.968 1.093.158 2m,14c, 14d 2p The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements. Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 164 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes Modal saham ditempatkan dan disetor penuh/ Issued and fully paid capital PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/ Differences arising from transactions resulting in changes in the equity of subsidiary Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya/ (akumulasi kerugian)/ Retained earnings - unappropriated/ (accumulated deficit) Jumlah ekuitas/ Total equity Setoran awal modal saham 19 100.000 - - 100.000 Initial issue of share capital Tambahan setoran modal saham 19 390.030 - - 390.030 Additional issuance of share capital 495.430 Differences arising from transactions resulting in changes in the equity of subsidiary Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 2i,2o,20 Rugi bersih 2008 Saldo 31 Desember 2008 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Laba bersih 2009 Saldo 31 Oktober 2009 2i,2o,20 - 495.430 - - - (471.123) (471.123) 490.030 495.430 (471.123) 514.337 Balance as of December 31, 2008 Differences arising from transactions resulting in changes in the equity of subsidiary - 6.208 - 6.208 - - 535.680 535.680 490.030 501.638 64.557 1.056.225 Net loss for 2008 Net income for 2009 Balance as of October 31, 2009 The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements. Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 165 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2009 (Sepuluh bulan)/ (Ten months) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kas kepada karyawan Kas yang dihasilkan dari operasi Penghasilan bunga yang diterima Pembayaran pajak penghasilan dan pajak lainnya Lain-lain Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Nilai investasi sewa Pembelian aset tetap Pembayaran uang muka pembelian aset tetap Pembayaran sewa tanah jangka panjang Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes 2008 (sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008)/ (period from June 2, 2008 (inception) through December 31, 2008) CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES: 467.829 492.496 (141.698) (27.582) Cash paid to suppliers (32.382) (13.005) Cash paid to employees 293.749 451.909 Cash resulting from operations 7.173 1.653 Interest received (54.005) (13.183) (137.134) (2.096) 233.734 314.332 Cash received from customers Income taxes and other taxes paid Others Net cash provided by operating activities (62.300) (116.969) CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES: Investment in finance leases Acquisition of fixed assets Payments of advances for purchase of fixed assets Payments for long-term site rentals (551.857) (1.604.136) Net cash used in investing activities 606 (490.163) (3.248) (1.483.235) - (684) The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements. Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 166 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2009 (Sepuluh bulan)/ (Ten months) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Setoran modal Penerimaan hutang jangka panjang - pihak ketiga Penerimaan hutang jangka panjang - pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembayaran hutang jangka panjang - pihak ketiga Pembayaran biaya pinjaman Pembayaran akuisisi anak perusahaan Pembayaran beban bunga Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan (PENURUNAN)/KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS Catatan/ Notes 2008 (sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008)/ (period from June 2, 2008 (inception) through December 31, 2008) - 490.030 280.061 3.957.947 30.871 159.544 - (1.618.400) (23.918) (233.196) (200.542) (490.551) (49.776) 86.472 2.215.598 (231.651) KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 925.794 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 694.143 Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Reklasifikasi aset dalam penyelesaian menjadi aset tetap Reklasifikasi hutang jangka panjang - pihak yang mempunyai hubungan istimewa menjadi hutang jangka panjang pihak ketiga Kapitalisasi biaya pembongkaran pemindahan aset dan restorasi aset PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (continued) Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 3 CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES: Capital contributions Proceeds from long-term loans - third parties Proceeds from long-term loans - related party Payments of long-term loans - third parties Payments of costs of obtaining loans Payments for acquisition of subsidiary Interest paid Net cash provided by financing activities 925.794 NET (DECREASE)/INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS - CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF PERIOD 925.794 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF PERIOD Activity not affecting cash flows: 67.323 172.228 8 13 4.070 72.206 12.370 Reclassification of construction in progress to fixed assets Reclassification of longterm loans - related party to long term-loans - third parties Capitalization of assets retirement obligation The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements. Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 167 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) UMUM a. b. 1. Pendirian dan Informasi Umum GENERAL a. Establishment and General Information PT Sarana Menara Nusantara Tbk (“Perseroan”) didirikan berdasarkan Akta Pendirian (“Anggaran Dasar’) No. 31 tanggal 2 Juni 2008, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H. Msi., Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Perseroan ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-37840.AH. 01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008. Anggaran Dasar Perseroan telah diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Luar Biasa No. 16 tanggal 27 Desember 2008, dibuat dihadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, mengenai peningkatan modal dasar. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat No. AHU52088.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 28 Oktober 2009. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (the “Company”) was established based on Deed of Establishment (“Articles of Association”) No. 31 dated June 2, 2008 drawn up in the presence of Dr. Irawan Soerodjo, S.H. MSi., Notary in Jakarta. The Company’s Articles of Association were approved by the Minister of Law and Human Rights through letter No. AHU-37840.AH.01.01.Tahun 2008 dated July 2, 2008. The Company’s Articles of Association has been amended by Deed of Restatement of Extraordinary Shareholders’ Resolution No. 16 dated December 27, 2008, drawn up in the presence of Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notary in Kudus, regarding the increase in authorized capital. This amendment has been approved by the Ministry of Law and Human Rights through letter No. AHU-52088.AH.01.02.Tahun 2009 dated October 28, 2009. Berdasarkan Pasal 3 dari Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang pembangunan, jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak, perdagangan. Berdasarkan perubahan terakhir Anggaran Dasar Perseroan yang dilakukan pada tanggal 18 Nopember 2009 (lihat Catatan No. 33), kegiatan usaha Perseroan pada saat ini adalah melakukan investasi dan jasa manajemen. Operasi komersial Perseroan dimulai tanggal 2 Juni 2008. In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of the Company’s activities involves business in the field of construction, services except law and tax services, trade. Based on the latest change in the Company’s Artivle of Association on November 18, 2009 (see Note No. 33), the current Company’s activities involve business in investment and management services. The Company started commercial operations on June 2, 2008. Perseroan berkedudukan di Kudus, Jawa Tengah. The Company is domiciled in Kudus, Central Java. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan b. Board of Commissioners, Directors and Employees As of October 31, 2009, the Company and its subsidiary had 244 permanent employees and 32 contract employees (unaudited) (December 31, 2008: 229 permanent employees and 38 contract employees) (unaudited). Total remuneration of the Company’s Board of Commissioners and its Directors during 2009 amounted to RpNil (2008: RpNil). Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan anak perusahaan mempunyai 244 karyawan tetap dan 32 karyawan tidak tetap (tidak diaudit) (31 Desember 2008: 229 karyawan tetap dan 38 karyawan tidak tetap). Jumlah remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tahun 2009 sebesar RpNihil (2008: RpNihil). 168 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) UMUM (lanjutan) b. 1. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) GENERAL (continued) b. Board of Commissioners, Directors and Employees (continued) The composition of the Company’s Board of Commissioners and its Directors as of October 31, 2009 and December 31, 2008 based on Deed of Establishment No. 31 dated June 2, 2008 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H. Msi., Notary in Jakarta, were as follows: Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 berdasarkan akta pendirian Dr. Irawan Soerodjo, S.H. Msi., Notaris di Jakarta, No. 31 tanggal 2 Juni 2008 adalah sebagai berikut: 31 Oktober 2009/ October 31, 2009 Komisaris Utama Komisaris Direktur Utama Direktur c. 31 Desember 2008/ December 31, 2008 Yakub Budi Santoso Yakub Budi Santoso Heru Budijanto Prabowo Heru Budijanto Prabowo Agus Santoso Suwanto Agus Santoso Suwanto Ferdinandus Aming Santoso Ferdinandus Aming Santoso President Commissioner Commissioner President Director Director Pada tanggal 18 Nopember 2009, susunan dewan komisaris dan direksi telah berubah (lihat Catatan No. 33). On November 18, 2009, the composition of board of commissioners and directors was changed (see Note No. 33). Berdasarkan keputusan Direksi Perseroan tanggal 19 Nopember 2009, Perseroan menunjuk Arif Pradana sebagai Sekretaris Perusahaan efektif mulai tanggal 19 Nopember 2009. Based on Director Resolution dated November 19, 2009, the Company appointed Arif Pradana as the Company’s Corporate Secretary effective as of November 19, 2009. Anak Perusahaan c. Subsidiary Kepemilikan saham Perseroan pada anak perusahaan yang dikonsolidasi sebagai berikut: Anak perusahaan/ Subsidiary Domisili/ Domicile PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”) Bandung The Company’s ownership interest consolidated subsidiary is as follows: Jenis usaha/ Nature of business Jasa penunjang telekomunikasi/Telecomunication supporting services Pada tanggal 21 Agustus 2008, Perseroan membeli 99,9992% saham Protelindo menggunakan metode pembelian dari Pan Asia Tower Pte. Ltd. dan PT Illuminate, senilai Rp490.551. Nilai pasar Protelindo pada saat akuisisi adalah sebesar Rp558.913. Transaksi ini menghasilkan selisih lebih nilai wajar atas nilai akuisisi sebesar Rp68.362 yang diakui sebagai pengurang nilai aset tetap - menara konsolidasian dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sesuai dengan umur menara selama 20 tahun. Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership Dimulainya kegiatan komersial/ Start of commercial operations 99,9992% Juni/June 4, 2003 in its Jumlah aset sebelum eliminasi/ Total assets before eliminations 2009 6.167.833 2008 5.934.323 On August 21, 2008, the Company acquired a 99.9992% ownership interest in Protelindo using purchase method from Pan Asia Tower Pte. Ltd. and PT Illuminate, at a cost of Rp490,551. The fair value of Protelindo’s net assets at the acquisition date amounted to Rp558,913. This transaction resulted in excess of Protelindo’s net assets over acquisition cost of Rp68,362 which has been recognized as a reduction in the consolidated fixed assets - towers and amortized using straight-line method over twenty years same with useful lives of tower. 169 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) UMUM (lanjutan) c. 1. Anak Perusahaan (lanjutan) GENERAL (continued) c. Subsidiary (continued) PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (“anak perusahaan”) didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Pendirian (“Anggaran Dasar”) No. 2 tanggal 8 Nopember 2002, dibuat dihadapan Hildayanti, S.H., Notaris di Bandung. Anggaran Dasar anak perusahaan ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-00079HT.01.01.TH.2003 tanggal 3 Januari 2003 dan akta tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara No. 21 tanggal 14 Maret 2003, Tambahan No. 2095. Anggaran Dasar anak perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 127 tanggal 24 April 2009, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H. MSi., Notaris di Jakarta, antara lain mengenai perubahan status anak perusahaan menjadi perusahaan terbuka. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat No. AHU-17674.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 1 Mei 2009. PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (the “subsidiary”) is a limited liability company established in Indonesia based on Deed of Establishment (“Articles of Association”) No. 2 dated November 8, 2002 drawn up in the presence of Hildayanti, S.H., Notary in Bandung. The subsidiary’s Articles of Association were approved by the Minister of Justice and Human Rights through letter No. C-00079 HT.01.01.TH.2003 dated January 3, 2003 and were published in State Gazette No. 21 dated March 14, 2003, Supplement No. 2095. The subsidiary’s Articles of Association have been amended several times. The latest amendment was based on the Deed of Restatement of Shareholders’ Resolution No. 127 dated April 24, 2009, drawn up in the presence of Dr. Irawan Soerodjo, S.H. MSi., Notary in Jakarta, regarding the change of the subsidiary’s status from a nonpublic company to become a public company. This amendment has been approved by the Ministry of Law and Human Rights through letter No. AHU-17674.AH.01.02.Tahun 2009 dated May 1, 2009. Berdasarkan Pasal 3 dari Anggaran Dasar anak perusahaan, ruang lingkup usaha anak perusahaan adalah berusaha dalam bidang jasa penunjang telekomunikasi di Indonesia. In accordance with article 3 of the subsidiary’s Articles of Association, the scope of its activities involves business in the field of telecommunication supporting services in Indonesia. Anak perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan W.R. Supratman No. 36 Bandung, Indonesia dan kantor cabang berkedudukan di Gedung Artha Graha, lantai 16, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia. The subsidiary’s head office is located at Jalan W.R. Supratman No. 36 Bandung, Indonesia and its branch office is located at Artha Graha th Building, 16 floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia. 170 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES ACCOUNTING Laporan keuangan konsolidasian ini telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yaitu Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”. Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: The consolidated financial statements have been prepared in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia comprising of the Statements of Financial Accounting Standards (PSAK) and rules established by the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) No. VIII.G.7 Attachment of chairman of BAPEPAM’s decision No. Kep-06/PM/2000 dated March 13, 2000 regarding “Financial Statement Presentation Guidance”. The significant accounting policies were applied consistently in the preparation of the financial statements for the ten months ended October 31, 2009 and the period from June 2, 2008 (inception) through December 31, 2008 and are as follows: a. a. Dasar penyusunan konsolidasian laporan keuangan Basis of preparation of the consolidated financial statements Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Pengukurannya disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The measurement basis used is historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies of each account. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. The consolidated statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian dibulatkan menjadi jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Amounts in the consolidated financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise stated. 171 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. c. Prinsip-prinsip konsolidasi SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b. ACCOUNTING Principles of consolidation Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan. Anak perusahaan merupakan perusahaan dimana Perseroan atau anak perusahaan mempunyai penyertaan saham baik secara langsung atau tidak langsung dengan hak suara lebih dari 50%, atau apabila Perseroan dan anak perusahaan memiliki 50% atau kurang penyertaan saham dengan hak suara tetapi memiliki kemampuan untuk mengendalikan. The consolidated financial statements include the accounts of the Company and its subsidiary. A subsidiary is a company in which the Company or its subsidiary has a direct or an indirect ownership of more than 50% of the voting rights, or the Company and its subsidiary have the ability to control the entity if ownership is equal to 50% or less. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian secara efektif telah beralih kepada Perseroan dan anak perusahaan, dan tidak dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian berakhir. Subsidiaries are consolidated from the date on which effective control is transferred to the Company and its subsidiaries and are no longer consolidated from the date control ceases. Porsi kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset bersih anak perusahaan disajikan sebagai “Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan” di neraca konsolidasian. The proportionate share of minority shareholders in the net assets of the subsidiaries is reflected as “Minority interests in equity of subsidiaries” in the consolidated balance sheets. Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo material antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian. The effect of all material transactions and balances between consolidated companies has been eliminated in preparing the consolidated financial statements. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perseroan dan anak perusahaan, kecuali dinyatakan lain. The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the Company and its subsidiary, unless otherwise stated. Transaksi dengan pihak-pihak mempunyai hubungan istimewa c. yang Perseroan dan anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” yaitu: (i) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); Transactions with related parties The Company and its subsidiary have transactions with related parties. The definition of related parties is in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 7, “Related Party Disclosures” as: (i) 172 enterprises that directly, or indirectly through one or more intermediaries, control, or are controlled by, or are under common control with, the Company (this includes holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries); The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) c. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lanjutan) Transactions (continued) with ACCOUNTING related parties (ii) perusahaan asosiasi; (ii) associated enterprises; (iii) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); (iii) individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting rights of the reporting enterprise that gives them significant influence over the enterprise, and close members of the family of any such individual (close members of the family of an individual are those that may be expected to influence, or be influenced by, that person in their dealings with the reporting enterprise); (iv) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perseroan dan anak perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orangorang tersebut; dan (iv) key management personnel, that is, those persons having authority and responsibility for planning, directing and controlling the activities of the Company and its subsidiary, including directors and officers of companies and close members of the families of such individuals; and (v) perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perseroan dan anak perusahaan tersebut; ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perseroan dan anak perusahaan pelapor. (v) enterprises in which a substantial interest in the voting power is owned, directly or indirectly, by any person described in (iii) or (iv) or over which such a person is able to exercise significant influence; this includes enterprises owned by directors or major shareholders of the Company and its subsidiary and enterprises that have a member of key management in common with the Company and its subsidiary. All material transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the Company’s consolidated financial statements. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan. 173 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d. e. Kas dan setara kas SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) d. g. Cash and cash equivalents Perseroan dan anak perusahaan mengelompokkan semua kas dan bank serta deposito berjangka dengan masa jatuh tempo tiga bulan atau kurang dan tidak dijaminkan sebagai kas dan setara kas. The Company and its subsidiary consider all cash on hand and in banks, and time deposits with maturities of three months or less and not placed as collateral as cash and cash equivalents. Kas di bank yang ditempatkan sebagai margin deposit atas fasilitas dan jaminan hutang bank disajikan sebagai “Dana yang dibatasi penggunaannya”. Cash in banks, which is placed as margin deposits and collateralized for bank loan facilities is classified as “Restricted cash”. Piutang usaha dan piutang lain-lain e. Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan analisa atas kolektibilitas saldo piutang pada akhir periode. Piutang dihapuskan dalam periode dimana piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih. f. ACCOUNTING Trade receivables and other receivables Trade receivables and other receivables are presented net of a provision for doubtful accounts, based on an analysis of the collectibility of outstanding amounts at the period end. Receivables are written-off during the period in which they are determined to be uncollectible. Persediaan f. Inventories Sebelum tanggal 1 Januari 2009, persediaan dicatat berdasarkan PSAK No. 14 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1994. Prior to January 1, 2009, inventories were recorded based on PSAK No. 14 issued by the Indonesian Institute of Accountants in 1994. Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perseroan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, yang menggantikan PSAK No. 14 (1994), “Persediaan”. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perseroan. Effective January 1, 2009, the Company and its subsidiary applied PSAK No. 14 (Revised 2008), “Inventories”, which supersedes PSAK No. 14 (1994), “Inventories”. The adoption of this revised PSAK did not result in a significant effect on the Company’s consolidated financial statements. Persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode first-in, first-out (FIFO). Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Perseroan dan anak perusahaan menentukan penyisihan persediaan usang berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode. Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined based on the first-in, first-out (FIFO) method. Net realisable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less the estimated costs of completion and the estimated selling cost necessary to make the sale. The Company and its subsidiary provide a provision for inventory obsolescence based on a review of the usability of inventories at the end of the period. Beban dibayar di muka g. Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. Prepaid expenses Prepaid expenses are amortized over the expected period of benefit on a straight-line basis. 174 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Sewa SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) h. ACCOUNTING Leases Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa guna usaha diakui dengan menggunakan metode capital lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut: Prior to January 1, 2008, lease transactions were recognized as capital leases, if all of the following criteria were met: 1. Lessee memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh lessee ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya, merupakan keuntungan lessor (full payout lease). Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun. 1. The lessee had the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the lease agreement. Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa guna usaha. Lease transactions that did not meet any of the above criteria were reported using the operating lease method, and lease payments were recognized as an expense in the statement of income on a straight-line basis over the lease terms. Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990), ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Effective January 1, 2008, Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 30 (Revised 2007), “Leases” supersedes PSAK No. 30 (1990), “Accounting for Leases”. Based on PSAK No. 30 (Revised 2007), the determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of the arrangement at the inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this revised PSAK, leases that transfer to the lessee substantially all of the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases. Leases which do not transfer substantially all of the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases. 2. 3. 2. Total periodic payments paid by a lessee plus residual value fully covered the acquisition cost of leased capital goods plus interest thereon which is the lessor’s profit (full payout lease). 3. The lease period was for a minimum of 2 (two) years. 175 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Sewa (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) h. ACCOUNTING Leases (continued) Perseroan dan anak perusahaan sebagai lessee i) Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perseroan dan anak perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perseroan atau anak perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan aset pada akhir masa sewa. The Company and its subsidiary as lessees i) Based on PSAK No. 30 (Revised 2007), under a finance lease, the Company and its subsidiary are required to recognize assets and liabilities in their balance sheets at amounts equal to the fair value of the leased property or, if lower, the present value of the minimum lease payments, each determined at the inception of the lease. Minimum lease payments are required to be apportioned between finance charges and the reduction of the outstanding liability. The finance charges are required to be allocated to each period during the lease term so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability. Contingent rents are required to be charged as expenses in the periods in which they are incurred. Finance charges are reflected in the statement of income. Capitalised leased assets (presented as part of fixed assets) are depreciated over the shorter of the estimated useful life of the asset and the lease term, if there is no reasonable certainty that the Company or its subsidiary will obtain ownership of the asset by the end of the lease term. ii) ii) Under an operating lease, the Company and its subsidiary recognize lease payments as an expense on a straight-line basis over the lease term. Dalam sewa operasi, Perseroan dan anak perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Perseroan dan anak perusahaan sebagai lessor i) Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perseroan dan anak perusahaan mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Perseroan dan anak perusahaan sebagai lessor dalam sewa pembiayaan. The Company and its subsidiary as lessors i) 176 Based on PSAK No. 30 (Revised 2007), under a finance lease, the Company and its subsidiary are required to recognise assets held under finance leases in their balance sheets and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in the lease. Lease payments received are treated as repayments of principal and finance lease income. The recognition of finance lease income is based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the Company’s and its subsidiary’s net investments in finance leases. The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Sewa (lanjutan) ii) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) h. Dalam sewa menyewa biasa, Perseroan dan anak perusahaan mengakui aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa. i. Leases (continued) ii) Pada saat penerapan PSAK revisi ini, Perseroan dan anak perusahaan memilih untuk menerapkan PSAK ini secara prospektif. Perseroan dan anak perusahaan menentukan saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah tepat. Semua perjanjian yang mengandung unsur sewa yang ada pada awal periode sajian, dievaluasi oleh Perseroan dan anak perusahaan untuk menentukan klasifikasi mereka berdasarkan PSAK revisi ini. ACCOUNTING Under an operating lease, the Company and its subsidiary are required to present assets subject to operating leases in their balance sheets according to the nature of the asset. Initial direct costs incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term on the same basis as rental income. Contingent rents, if any, are recognized as revenue in the periods in which they are earned. Lease income from operating leases is recognized as income on a straight-line basis over the lease term. The Company and its subsidiary have chosen to apply this revised PSAK prospectively. The Company and its subsidiary determined that the outstanding balances related to the financing lease that had existed prior to January 1, 2008 were appropriate. All arrangements containing a lease that existed at the beginning of the earliest period presented were evaluated by the Company and its subsidiary to determine their classification in accordance with this revised PSAK. Aset tetap dan penyusutan i. Fixed assets and depreciation Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan). Prior to January 1, 2008, fixed assets were stated at cost less accumulated depreciation (except for land, which is not depreciated). Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perseroan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana anak perusahaan telah memilih model revaluasi untuk menara dan Perseroan dan anak perusahaan telah memilih model biaya untuk aset tetap lainnya. Perubahan kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran menara berlaku prospektif. Effective January 1, 2008, the Company and its subsidiary applied PSAK No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets”, which supersedes PSAK No. 16 (1994), “Fixed Assets and Other Assets”, and PSAK No. 17 (1994), “Accounting for Depreciation”, whereby the subsidiary has chosen the revaluation model for towers and the Company and its subsidiary have chosen the cost model for other fixed assets. The change in accounting policy from the cost model to the revaluation model in measuring towers is applied prospectively. 177 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i. ACCOUNTING Fixed assets and depreciation (continued) Menara dinyatakan sebesar nilai revaluasinya dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Towers are stated at their revaluation amount less accumulated depreciation and impairment losses recognized after the date of the revaluation. Jumlah kenaikan nilai akibat revaluasi dikreditkan ke akun surplus revaluasi menara di bagian ekuitas dari neraca kecuali kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi. Penurunan nilai akibat revaluasi diakui dalam laporan laba rugi kecuali penurunan nilai akibat revaluasi tersebut mengurangi jumlah selisih revaluasi yang ada untuk aset yang sama yang diakui di akun surplus revaluasi menara dalam laporan perubahan ekuitas. Any revaluation surplus is credited to the revaluation surplus on towers account in the equity section of the balance sheet, except to the extent that it reverses a revaluation decrease of the same assets previously recognized in the statement of income, in which case the increase is recognized in the statement of income. A revaluation deficit is recognized in the statement of income, except to the extent that it offsets an existing surplus on the same assets recognized in the revaluation surplus on towers in the statement of changes in equity. Surplus revaluasi menara yang dipindahkan secara tahunan ke saldo laba adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dengan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut. Selanjutnya, akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasian dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Pada saat penghentian aset, surplus revaluasi untuk aset tetap yang dijual dipindahkan ke saldo laba. An annual transfer from the asset revaluation surplus on towers to retained earnings is made for the difference between depreciation based on the revalued carrying amount of the assets and depreciation based on the original cost of the assets. Additionally, accumulated depreciation as at the revaluation date is eliminated against the gross carrying amount of the asset and the net asset amount is restated to the revalued amount of the asset. Upon disposal, any revaluation surplus relating to the particular asset being sold is transferred to retained earnings. 178 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i. ACCOUNTING Fixed assets and depreciation (continued) Aset tetap lainnya dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Other fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. Such cost includes the cost of replacing part of the fixed assets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met. Likewise, when a major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in the statement of income as incurred. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut: Depreciation is calculated on a straight-line basis over the estimated useful lives of the assets as follows: Tahun/ Years Menara Mesin Peralatan kantor Kendaraan bermotor Peralatan proyek Perabotan kantor Tanah dinyatakan berdasarkan perolehan dan tidak disusutkan. 20 8 4 8 4 3-5 biaya Towers Machinery Office equipment Motor vehicles Field equipment Furniture and fixtures Land is stated at cost and is not depreciated. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya. An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognition of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in the statement of income in the period the asset is derecognized. Pada setiap akhir periode buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan direview, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. The residual values, useful lives and methods of depreciation of fixed assets are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at each financial period end. Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi biaya bahan dan biaya lainnya sampai dengan tanggal dimana aset tersebut telah selesai dan siap untuk digunakan. Biayabiaya tersebut direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan ketika aset tersebut telah siap dipakai. Construction in progress represents the accumulated costs of materials and other relevant costs up to the date when the asset is complete and ready for use. These costs are reclassified to the respective fixed asset accounts when the asset has been made ready for use. 179 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali, maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. j. k. ACCOUNTING Fixed assets and depreciation (continued) When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of the net selling price or value in use. Kewajiban imbalan kerja j. Employee benefits liabilities Perseroan dan anak perusahaan mengakui kewajiban atas imbalan kerja sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Akuntansi Imbalan Kerja” sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13/2003”). The Company and its subsidiary recognize employee benefits liabilities in accordance with PSAK No. 24 (Revised 2004), regarding “Accounting for Employee Benefits” based on Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (“the Law”). Dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya untuk penyediaan imbalan kerja berdasarkan UU No. 13/2003 ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama sisa masa kerja masing-masing karyawan. Under PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost of providing employee benefits under the Law is determined using the “Projected Unit Credit” actuarial valuation method. Actuarial gains and losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains and losses for each individual plan at the end of the previous reporting year exceeded 10% of the defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the remaining working lives of each employee. k. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Pembukuan Perseroan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. Foreign balances currency transactions and The accounting records of the Company and its subsidiary are maintained in Rupiah. Transactions denominated in foreign currencies are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at the dates of transactions. At the balance sheet dates, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at those dates. Exchange gains and losses arising on foreign currency transactions and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities into Rupiah are recognised in the current period’s statement of income. 180 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) k. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing (lanjutan) 2009 (angka penuh)/ (full amount) l. transactions and The exchange rates used as of October 31, 2009 and December 31, 2008 were as follows: Kurs yang digunakan untuk penjabaran pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: Rupiah/1 Dolar AS Foreign currency balances (continued) ACCOUNTING 2008 (angka penuh)/ (full amount) 9.545 Pengakuan pendapatan dan beban 10.950 l. Rupiah/US Dollar 1 Revenue and expense recognition Rental income is recognized when earned. Expenses are recognized as incurred. Pendapatan dari sewa operasi diakui pada saat diperoleh. Beban diakui pada saat terjadinya. m. Perpajakan m. Taxation Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Current tax expense is determined based on the taxable income for the period/year, computed using the prevailing tax rates. Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral pajak No. S-693/PJ.03/2009 tanggal 23 Juni 2009, pendapatan anak perusahaan dari penyewaan menara dikenakan pajak penghasilan badan dengan tarif standar. Based on the Directorate General of Taxes’ letter No. S-693/PJ.03/2009 dated June 23, 2009, the subsidiary’s income from tower rental activities is subject to corporate income tax at standard statutory rates. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability method). Deferred income tax is provided using the liability method, for all temporary differences arising between the tax basis of assets and liabilities and their carrying values for financial statement purposes. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable income will be available against which the temporary differences can be utilized. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika Perseroan dan anak perusahaan mengajukan banding, pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan. Amendments to tax obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Company and its subsidiary, when the result of the appeal is determined. 181 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Perpajakan (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) m. Taxation (continued) Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at the balance sheet date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates are credited or charged to the current period’s/year’s statement of income, except to the extent that the changes relate to items previously charged or credited to equity. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan dalam laporan laba rugi pada periode/tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. n. Informasi segmen n. Instrumen keuangan akuntansi lindung nilai derivatif Segment information Segment information is presented based upon identified business segments. A business segment is a distinguishable unit that provides different products and services and is managed separately. Segment information is prepared in conformity with the accounting policies adopted for preparing and presenting the financial statements. Informasi segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasikan. Suatu segmen usaha adalah suatu unit usaha yang dapat dibedakan dan menyediakan produk dan jasa yang berbeda dan dikelola secara terpisah. Informasi segmen dibuat sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi dalam mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan. o. ACCOUNTING o. dan Derivative financial instruments and hedge accounting Anak perusahaan menggunakan instrumen keuangan derivatif seperti swap atas tingkat bunga untuk melindungi risiko atas kenaikan tingkat bunga. The subsidiary uses derivative financial instruments such as interest rate swaps to hedge its interest rate risks. Instrumen keuangan derivatif diakui baik sebagai aset maupun kewajiban dalam neraca dan dicatat pada nilai wajar. Derivative financial instruments are recognized as either assets or liabilities in the balance sheet and are carried at fair value. Instrumen keuangan derivatif tersebut pada awalnya diukur menggunakan nilai wajar pada tanggal dimana kontrak derivatif itu terjadi dan setelah itu diukur kembali pada nilai wajarnya. Derivatif diakui sebagai aset keuangan jika nilai wajarnya positif sedangkan jika negatif diakui sebagai kewajiban keuangan. Such derivative financial instruments are initially recognised at fair value on the date on which a derivative contract is entered into and are subsequently remeasured at fair value. Derivatives are carried as financial assets when the fair value is positive and as financial liabilities when the fair value is negative. 182 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o. Instrumen keuangan derivatif akuntansi lindung nilai (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) o. dan ACCOUNTING Derivative financial instruments and hedge accounting (continued) Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dalam derivatif selama tahun berjalan yang tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai dan porsi tidak efektif dari suatu lindung nilai yang efektif harus dibebankan dalam laporan laba rugi. Gains or losses arising from changes in the fair value of derivatives during the period/year that do not qualify for hedge accounting and the ineffective portion of an effective hedge, are recognised directly in the statement of income. Nilai wajar atas kontrak swap tingkat bunga ditetapkan dengan mengacu pada nilai pasar atas instrumen sejenis. The fair value of interest rate swap contracts is determined by reference to market values for similar instruments. Pada saat dimulainya lindung nilai, anak perusahaan melakukan penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai. Pendokumentasian tersebut meliputi identifikasi instrumen lindung nilai, item atau transaksi yang dilindung nilai, sifat dari risiko yang dilindung nilai, dan cara yang akan digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai tersebut dalam rangka saling hapus eksposur yang berasal dari perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung nilai atau perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai. Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas dan dapat dinilai secara berkelanjutan untuk menentukan bahwa lindung nilai tersebut sangat efektif diseluruh periode pelaporan keuangan sesuai dengan tujuannya. At the inception of a hedge relationship, the subsidiary formally designates and documents the hedge relationship to which the subsidiary wishes to apply hedge accounting and the risk management objective and strategy for undertaking the hedge. The documentation includes identification of the hedging instrument, the hedged item or transaction, the nature of the risk being hedged and how the entity will assess the hedging instrument’s effectiveness in offsetting the exposure to changes in the hedged item’s fair value or cash flows attributable to the hedged risk. Such hedges are expected to be highly effective in achieving offsetting changes in fair value or cash flows and are assessed on an ongoing basis to determine that they actually have been highly effective throughout the financial reporting periods for which they were designated. Lindung nilai atas arus kas Cash flow hedges Bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui secara langsung dalam ekuitas, sementara itu bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalam laporan laba rugi. The portion of gains or losses on an effective hedging instrument is recognized directly in equity, while any ineffective portion is recognised immediately in the statement of income. 183 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o. p. Instrumen keuangan derivatif akuntansi lindung nilai (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) o. dan ACCOUNTING Derivative financial instruments and hedge accounting (continued) Lindung nilai atas arus kas (lanjutan) Cash flow hedges (continued) Jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam laporan laba rugi ketika transaksi lindung nilai tersebut mempengaruhi laporan laba rugi, misalnya pada saat pendapatan atau beban keuangan lindung nilai tersebut diakui atau pada saat prakiraan penjualan terjadi. Jika suatu item lindung nilai menimbulkan pengakuan aset non keuangan atau kewajiban non keuangan, maka jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam biaya perolehan awal atas nilai tercatat aset atau kewajiban non keuangan tersebut. Amounts taken to equity are transferred to the statement of income when the hedged transaction affects income or expense, such as when the hedged financial income or financial expense is recognised or when a forecast sale occurs. Where the hedged item is the cost of a non-financial asset or a nonfinancial liability, the amounts taken to equity are transferred to the initial carrying amount of the non-financial asset or liability. Jika prakiraan transaksi atau komitmen tidak lagi diharapkan akan terjadi maka jumlah yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus dipindahkan ke dalam laporan laba rugi. Jika instrumen lindung nilai kadaluarsa atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan tanpa penggantian atau perpanjangan atau jika tujuan lindung nilai untuk dibatalkan maka jumlah yang diakui dalam ekuitas tetap diakui dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi atau komitmen tersebut mempengaruhi laporan laba rugi. If the forecast transaction or firm commitment is no longer expected to occur, amounts previously recognized in equity are transferred to the statement of income. If the hedging instrument expires or is sold, terminated or exercised without replacement or roll-over, or if its designation as a hedge is revoked, amounts previously recognised in equity remain in equity until the forecast transaction or firm commitment affects the statement of income. Laba/(rugi) bersih per saham dasar p. Basic net income/(loss) per share Basic net income/(loss) per share is computed by dividing net income/(loss) by the weighted average number of shares outstanding during the period. The weighted average number of shares outstanding for the ten months ended October 31, 2009 and for the period ended Desember 31, 2008 are 490,030 shares and 490,030 shares, respectively. Laba/(rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih/(rugi) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar untuk sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 masing-masing berjumlah 490.030 saham dan 490.030 saham. 184 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q. Penggunaan estimasi SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) q. Use of estimates The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimations and assumptions that affect amounts reported therein. Due to the inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods may be based on amounts which differ from those estimates. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Oleh karena adanya ketidakpastian di dalam membuat estimasi, maka terdapat kemungkinan hasil akhir yang dilaporkan pada masa yang akan datang akan berbeda dengan estimasi tersebut. r. ACCOUNTING Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif r. Standards issued but not yet effective Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut: Accounting Standards issued by Indonesian Accounting Standards Board (DSAK) of Indonesian Institute of Accountants up to the date of completion of the Company’ and its subsidiary’s financial statements but not yet effective are summarized below: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010: • PSAK 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman” Menentukan biaya Pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Effective on or after January 1, 2010: • PSAK 26 (Revised 2008) “Borrowing Costs” Prescribes for the borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset that form part of the cost of that asset. • PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” Berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. • PSAK 50 (Revised 2006) “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” Contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. • PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item nonkeuangan. • PSAK 55 (Revised 2006) “Financial Instruments: Recognition and Measurement” Establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities, and some contracts to buy or sell non-financial items. 185 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif (lanjutan) r. Standards issued but not yet effective (continued) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010 (lanjutan): Effective on or after January 1, 2010 (continued): • PPSAK 1 “Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol” Berlaku untuk semua entitas yang menerapkan PSAK 32, PSAK 35, dan PSAK 37. • PPSAK 1 “Revocation of PSAK 32: Accounting for Forestry Enterprises, PSAK 35: Accounting for Revenues from Telecommunication Services, and PSAK 37: Accounting for Toll Road Operations” Applicable for all entities that apply PSAK 32, PSAK 35 and PSAK 37. • PPSAK 2 “Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang” Berlaku untuk semua entitas yang menerapkan PSAK 41 dan PSAK 43. • PPSAK 2 “Revocation of PSAK 41: Accounting for Warrants, and PSAK 43: Accounting for Factoring” Applicable for all entities that apply PSAK 41 and PSAK 43. • PPSAK 3 “Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah” Berlaku untuk semua entitas yang menerapkan PSAK 54. • PPSAK 3 “Revocation of PSAK 54: Accounting for Troubled Debt Restructuring” Applicable for all entities that apply PSAK 54. • PPSAK 4 “Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana” Berlaku untuk semua entitas yang menerapkan PSAK 31 (revisi 2000), PSAK 42 dan PSAK 49. • PPSAK 4 “Revocation of PSAK 31: Accounting for Banking Industry, PSAK 42: Accounting for Securities Companies, and PSAK 49: Accounting for Mutual Funds” Applicable for all entities that apply PSAK 31 (Revised 2000), PSAK 42 and PSAK 49. • PPSAK 5 “Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing” • PPSAK 5 “Revocation of ISAK 6: Interpretation of Paragraphs 12 and 16 of PSAK 55 (1999) on Embedded Derivative Instruments in Foreign Currency” 186 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING r. Standards issued but not yet effective (continued) Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif (lanjutan) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: Effective on or after January 1, 2011: • PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. • PSAK 1 (Revised 2009) “Presentation of Financial Statements” Prescribes the basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity's financial statements of previous periods and with the financial statements of other entities. • PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas” Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama suatu periode. • PSAK 2 (Revised 2009) “Statement of Cash Flows” Requires the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents by means of a statement of cash flows which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities. • PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. • PSAK 4 (Revised 2009) “Consolidated and Separate Financial Statements” Shall be applied in the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent and in accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associates when separate financial statements are presented as additional information. • PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi” Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. • PSAK 5 (Revised 2009) “Operating Segments” Segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates. 187 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif (lanjutan) r. Standards issued but not yet effective (continued) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan): Effective on or after January 1, 2011 (continued): • PSAK 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” Akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama. • PSAK 12 (Revised 2009) “Interests in Joint Ventures” Shall be applied in accounting for interests in joint ventures and the reporting of joint venture assets, liabilities, income and expenses in the financial statements of venturers and investors, regardless of the structures or forms under which the joint venture activities take place. • PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi” Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”. • PSAK 15 (Revised 2009) “Investments in Associates” Shall be applied in accounting for investments in associates. Supersedes PSAK 15 (1994) “Accounting for Investments in Associates” and PSAK 40 (1997) “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries/Associates”. • PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. • PSAK 25 (Revised 2009) “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” Prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates and corrections of errors. • PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset” Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. • PSAK 48 (Revised 2009) “Impairment of Assets” Prescribes the procedures applied to ensure that assets are carried at no more than their recoverable amount and if the assets are impaired, an impairment loss should be recognized. 188 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif (lanjutan) r. Standards issued but not yet effective (continued) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan): Effective on or after January 1, 2011 (continued): • PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. • PSAK 57 (Revised 2009) “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” Aims to provide that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information. • PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan. • PSAK 58 (Revised 2009) “Non-Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations” Aims to specify the accounting for assets held for sale, and the presentation and disclosure of discontinued operations. • SAK ETAP - Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik, yaitu yang mana tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. • SAK ETAP - Entities Without Public Accountability Applicable for entities without public accountability, such as those which do not have significant public accountability and publish general purpose financial statements for external users. • ISAK 7 (Revisi 2009) “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (EBK)” Menentukan pengkonsolidasian EBK jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut. • ISAK 7 (Revised 2009) “ConsolidationSpecial Purpose Entities (SPE)” Provides for the consolidation of SPEs when the substance of the relationship between an entity and the SPE indicates that the SPE is controlled by that entity. • ISAK 9 “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa” Diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK 57. • ISAK 9 “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities” Applies to changes in the measurement of any existing decommissioning, restoration or similar liability recognised as part of the cost of an item of property, plant and equipment in accordance with PSAK 16 and as a liability in accordance with PSAK 57. 189 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif (lanjutan) r. Standards issued but not yet effective (continued) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan): Effective on or after January 1, 2011 (continued): • ISAK 10 “Program Loyalitas Pelanggan” Berlaku untuk penghargaan kredit loyalitas pelanggan yang diberikan kepada pelanggan sebagai bagian dari transaksi penjualan, dan tergantung pemenuhan atas setiap kondisi lebih lanjut yang dipersyaratkan, pelanggan dapat menukar barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga dimasa yang akan datang. • ISAK 10 “Customer Loyalty Programmes” Applies to customer loyalty award credits granted to customers as part of a sales transaction, and subject to meeting any further qualifying conditions, the customers can redeem in the future for free or discounted goods or services. • ISAK 11 “Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik” Diterapkan untuk distribusi searah (nonreciprocal) aset oleh entitas kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, seperti distribusi aset nonkas dan distribusi yang memberikan pilihan kepada pemilik untuk menerima aset nonkas atau alternatif kas. • ISAK 11 “Distributions of Non-Cash Assets to Owners” Applies to types of non-reciprocal distributions of assets by an entity to its owners acting in their capacity as owners, i.e., distributions of non-cash assets and distributions that give owners a choice of receiving either non-cash assets or a cash alternative. • ISAK 12 “Pengendalian Bersama Entitas(PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer” Berkaitan dengan akuntansi venture untuk kontribusi nonmoneter ke PBE dalam pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas PBE yang dicatat baik dengan metode ekuitas atau konsolidasi proporsional. • ISAK 12 “Jointly Controlled Entities (JCE): Non-Monetary Contributions by Venturers” Deals with the venturer's accounting for non-monetary contributions to a JCE in exchange for an equity interest in the JCE accounted for using either the equity method or proportionate consolidation. The Company and its subsidiary are presently evaluating and has not determined the effects of these revised and new Standards, Interpretations and Standards Revocation on its financial statements. Perseroan dan anak perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar, Interpretasi dan Pencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya. 190 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) KAS DAN SETARA KAS 3. 2009 Kas Bank - pihak ketiga Rupiah: PT Bank Rabobank International Indonesia (PT Hagabank) PT Bank Mandiri (Persero) PT Bank Syariah Mandiri Dolar AS: PT Bank Mandiri (Persero) DBS Bank Ltd. CASH AND CASH EQUIVALENTS 2008 141 132 204 267.527 1.207 94 40.722 166 268.938 40.982 13.186 411.708 21.029 652.639 424.894 673.668 Bank - pihak yang memiliki hubungan istimewa (Catatan 30) Rupiah: PT Bank Central Asia Dolar AS: PT Bank Central Asia Tbk Deposito berjangka - pihak ketiga Rupiah: PT Bank Rabobank International Indonesia (PT Hagabank) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 247 - 3 - 250 170 - 210.762 170 210.762 694.143 925.794 Suku bunga tahunan deposito berjangka dalam mata uang Rupiah adalah berkisar dari 5,6% sampai 12,5% setahun (2008: Rupiah 8,5% setahun). Deposito berjangka pada tanggal 31 Oktober 2009 akan jatuh tempo antara tanggal 12 Nopember 2009 sampai dengan 1 Desember 2009. Cash on hand Cash in banks - third parties Rupiah: PT Bank Rabobank International Indonesia (PT Hagabank) PT Bank Mandiri (Persero) PT Bank Syariah Mandiri US Dollars: PT Bank Mandiri (Persero) DBS Bank Ltd. Cash in banks - related party (Note 30) Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk US Dollars: PT Bank Central Asia Tbk Time deposits - third parties: Rupiah: PT Bank Rabobank International Indonesia (PT Hagabank) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk The outstanding time deposits denominated in Rupiah earned interest at rates ranging from 5.6% to 12.5% per annum (2008: Rupiah time deposits 8.5% per annum). The outstanding time deposits as of October 31, 2009 mature between November 12, 2009 and December 1, 2009. 191 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) PIUTANG USAHA 4. 2009 Pihak ketiga: Rupiah Dolar Amerika Serikat Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu TRADE RECEIVABLES 2008 62.318 918 77.990 18.226 63.236 96.216 (20.562) - 42.674 2009 PT Mobile-8 Telecom Tbk PT Bakrie Telecom Tbk PT SMART Telecom PT Indosat Tbk PT Excelcomindo Pratama Tbk PT Hutchison CP Telecommunications PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Telekomunikasi Selular PT Natrindo Telepon Selular PT Sampoerna Telecom Indonesia Lain-lain (kurang dari Rp100) Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu 2008 28.192 11.877 7.645 5.600 3.327 43.352 7.072 2.197 274 14.079 1.179 920 698 216 7 3.575 22.249 877 944 2.349 1.277 1.546 63.236 96.216 (20.562) - PT Mobile 8 Telecom Tbk PT Bakrie Telecom Tbk PT SMART Telecom PT Indosat Tbk PT Excelcomindo Pratama Tbk PT Hutchison CP Telecommunications PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Telekomunikasi Selular PT Natrindo Telepon Selular PT Sampoerna Telecom Indonesia Others (below Rp100) Less: Provision for doubtful accounts 96.216 Umur piutang usaha adalah sebagai berikut: The aging of trade receivables is as follows: 2009 Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu Less: Provision for doubtful accounts 96.216 42.674 Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Third parties: Rupiah US Dollars 2008 30.181 45.662 2.184 1.107 107 29.657 15.061 19.603 15.072 818 63.236 96.216 (20.562) 42.674 192 96.216 Current Overdue: 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days Over 90 days Less: Provision for doubtful accounts The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) PIUTANG USAHA (lanjutan) Mutasi penyisihan sebagai berikut: piutang 4. ragu-ragu Changes in the allowance for doubtful accounts are as follows: adalah 2009 5. TRADE RECEIVABLES (continued) 2008 Saldo awal Penambahan Penghapusan piutang usaha 20.562 - - Beginning balance Additions Write-off of trade receivables Saldo akhir 20.562 - Ending balance Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Manajemen juga berkeyakinan bahwa tidak ada konsentrasi risiko kredit yang signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Management believes that the allowance for doubtful accounts is adequate to cover losses on uncollectible accounts. Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivables. Seluruh piutang usaha dijadikan jaminan atas hutang jangka panjang, sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 13. All trade receivables are pledged as collateral for long-term loans, as disclosed in Note 13. PERSEDIAAN 5. 2009 Persediaan suku cadang pemancar INVENTORIES 2008 1.045 Repeater spare parts inventories - - Less: Provision for inventory obsolescence 938 1.045 938 Dikurangi: Penyisihan persediaan usang Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan usang telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari persediaan usang dan bergerak lambat. Management believes that the provision for inventory obsolescence is adequate to cover possible losses from obsolete and slow moving inventories. Mutasi penyisihan sebagai berikut: The movements in the provision for inventory obsolescence are as follows: persediaan usang adalah 2009 2008 Saldo awal Penambahan Penghapusan persediaan - Saldo akhir - 193 3.151 (3.151) - Beginning balance Additions Write-off of inventories Ending balance The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) BEBAN DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA 6. 2009 Asuransi dibayar di muka Uang muka ke pemasok Sewa kantor 7. 2008 4.793 3.846 578 3.261 3.267 730 9.217 7.258 INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO 7. 2009 Pihak ketiga: Piutang sewa pembiayaan Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Nilai investasi neto Angsuran piutang sewa pembiayaan yang akan diterima menurut tanggal jatuh tempo dalam: Kurang dari satu tahun Satu sampai lima tahun PREPAID EXPENSES AND ADVANCES Prepaid insurance Advances to suppliers Prepaid office rental NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES 2008 Third parties: Finance lease receivables 7.522 10.395 (4.881) (7.147) 2.641 3.248 Net investment in finance leases 2.943 4.579 3.402 6.993 Installments of finance lease receivables due within: Less than one year One to five years 7.522 10.395 Unearned finance lease income Berdasarkan perjanjian No. K.TEL.43/HK.810/ DFW-23/2004 tanggal 12 Februari 2004, anak perusahaan menyewakan beberapa sistem pemancar dan jaringan indoor base transceiver station (“BTS”) kepada PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk untuk jangka waktu sewa selama 9 tahun sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara Uji Fungsi. Sistem pemancar tersebut akan diserahkan ke PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk pada masa akhir sewa yaitu mulai Desember 2012 sampai dengan Nopember 2014. Based on agreement No. K.TEL.43/HK.810/DFW23/2004 dated February 12, 2004, the subsidiary leases repeater systems and indoor base transceiver station (“BTS”) networks (repeaters) to PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk with lease terms of 9 years starting from various commencement dates based on the results of acceptance of operation (“Berita Acara Uji Fungsi”). The repeaters will be transferred to PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk at the end of the lease periods starting on December 2012 through November 2014. . Pemancar-pemancar tersebut telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan di tahun 2009 dan 2008 sebesar Rp8.955. Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. The repeaters are insured with PT Asuransi AIU Indonesia against fire, theft and other possible risks in 2009 and 2008 for Rp8,955. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risks. 194 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) ASET TETAP Mutasi 2009 8. FIXED ASSETS Movements in 2009 Saldo 31 Des. 2008/ Balance Dec. 31, 2008 Penambahan/ Additions Reklasifikasi/ Pemindahan/ Reclassifications/ Revaluasi/ Transfers Revaluation Pelepasan/ Deductions Saldo 31 Okt. 2009/ Balance Oct. 31, 2009 Pemilikan langsung: Biaya/penilaian kembali: Menara Mesin Peralatan kantor Kendaraan bermotor Peralatan proyek Perabotan kantor 4.124.058 1.298 7.150 1.005 205 6.700 466.298 1.928 776 - 67.323 - - 4.657.679 1.298 9.078 1.005 205 7.476 Direct ownership: Cost/revaluation: Towers Machinery Office equipment Motor vehicles Field equipment Furniture and fixtures Aset dalam penyelesaian 4.140.416 93.973 469.002 43.160 - 67.323 (67.323) - 4.676.741 69.810 Construction in progress 4.234.389 512.162 - - - 4.746.551 535 1.650 267 182 1.825 193.199 135 1.658 105 9 2.077 - - - 193.199 670 3.308 372 191 3.902 4.459 197.183 - - - Akumulasi penyusutan: Menara Mesin Peralatan kantor Kendaraan bermotor Peralatan proyek Perabotan kantor Nilai buku bersih 4.229.930 Accumulated depreciation: Towers Machinery Office equipment Motor vehicles Field equipment Furniture and fixtures 201.642 4.544.909 Mutasi 2008 Net book value Movements in 2008 Saldo 2 Juni 2008/ Balance June 2, 2008 Penambahan/ Additions Pemilikan langsung: Biaya/penilaian kembali: Menara Mesin Peralatan kantor Kendaraan bermotor Peralatan proyek Perabotan kantor - 3.687.684 1.298 7.150 1.005 205 6.700 - 3.704.042 Aset dalam penyelesaian - 166.179 Reklasifikasi/ Pemindahan*/ Reclassifications/ Revaluasi/ Transfers* Revaluation Pelepasan/ Deductions - Saldo 31 Des. 2008/ Balance Dec. 31, 2008 (77.021) - 513.395 - 4.124.058 1.298 7.150 1.005 205 6.700 - (77.021) 513.395 4.140.416 - (72.206) - 93.973 - 3.870.221 - (149.227) 513.395 4.234.389 Akumulasi penyusutan: Menara Mesin Peralatan kantor Kendaraan bermotor Peralatan proyek Perabotan kantor - 149.227 535 1.650 267 182 1.825 - (149.227) - - 535 1.650 267 182 1.825 - 153.686 - (149.227) - Nilai buku bersih - * 195 Construction in progress Accumulated depreciation: Towers Machinery Office equipment Motor vehicles Field equipment Furniture and fixtures 4.459 4.229.930 * Pemindahan ini termasuk akumulasi penyusutan yang pada saat tanggal revaluasian telah dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset yang direvaluasi. Direct ownership: Cost/revaluation: Towers Machinery Office equipment Motor vehicles Field equipment Furniture and fixtures Net book value The transfers involving towers include the accumulated depreciation as at the revaluation date that was eliminated against the gross carrying amount of the revalued assets. The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) ASET TETAP (lanjutan) 8. Included in above 2008 additions were the fixed assets of the subsidiary that were consolidated effective as of August 21, 2008, as follows: Termasuk di dalam penambahan tahun 2008 adalah aset tetap dari anak perusahaan yang dikonsolidasi efektif tanggal 21 Agustus 2008 sebagai berikut: Biaya/ Cost FIXED ASSETS (continued) Akumulasi penyusutan/ Accumulated depreciation Nilai buku bersih/ Net book value Menara Mesin Peralatan kantor Kendaraan bermotor Peralatan proyek Perabotan kantor 2.339.299 1.298 5.691 1.005 205 5.213 86.645 481 1.117 225 179 1.183 2.252.654 817 4.574 780 26 4.030 Towers Machinery Office equipment Motor vehicles Field equipment Furniture and fixtures Aset dalam penyelesaian 2.352.711 101.069 89.830 - 2.262.881 101.069 Construction in progress 2.453.780 89.830 2.363.950 Per tanggal 1 Januari 2008, anak perusahaan telah mengubah kebijakan akuntansi dalam pengukuran menara menjadi model revaluasi. Menara disajikan menggunakan nilai wajar, yang telah dinilai berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh PT Laksa Laksana, penilai independen, pada tanggal 1 Januari 2008 dan 31 Desember 2008. Nilai wajar menara dihitung menggunakan pendekatan arus kas yang didiskontokan. Berikut ini asumsi-asumsi yang dipakai oleh penilai dalam menghitung nilai wajar atas menara: 1 Jan. 2008/Jan. 1, 2008 Tingkat diskonto (per tahun) Tingkat pertumbuhan arus kas bebas (per tahun) Tingkat inflasi (per tahun) Umur manfaat menara As of January 1, 2008, the subsidiary changed its accounting policy for the measurement of towers to the revaluation model. Towers are stated at fair value, based on valuations performed by PT Laksa Laksana, an independent appraiser, as at January 1, 2008 and December 31, 2008. The fair value of the towers is determined using discounted cash flows. The following assumptions have been used to determine the fair value of the towers: 31 Des. 2008/Dec. 31, 2008 16,4% 18,1% 1% 5,5% - 6,4% 20 tahun/years 1% 5,4% - 7,0% 20 tahun/years 196 Discount rate (per annum) Long term growth of free cash flows (per annum) Inflation rate (per annum) Useful lives of towers The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) ASET TETAP (lanjutan) 8. FIXED ASSETS (continued) Berdasarkan laporan penilaian tanggal 10 April 2009 dan 9 April 2009, nilai wajar menara pada tanggal 31 Desember 2008 dan 1 Januari 2008 masing-masing sebesar Rp4.191.000 dan Rp750.000. Based on appraisal reports dated April 10, 2009 and April 9, 2009, the fair values of towers as of December 31, 2008 and January 1, 2008 are Rp4,191,000 and Rp750,000, respectively. Jika menara diukur dengan model biaya perolehan, jumlah tercatat menara adalah sebagai berikut: If the towers were measured using the cost model, the carrying amounts would be as follows: 31 Okt. 2009/ Oct. 31, 2009 Biaya perolehan Akumulasi depresiasi 31 Des. 2008/ Dec. 31, 2008 1 Jan 2008/ Jan. 1, 2008 4.160.240 (304.588) 3.626.619 (139.822) 584.636 (36.273) 3.855.652 3.486.797 548.363 Cost Accumulated depreciation Seluruh aset dijadikan jaminan atas hutang jangka panjang (Catatan 13). All assets are pledged as collateral for long-term loans (Note 13). Pada tanggal 31 Oktober 2009, seluruh menara telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia dan PT Asuransi Bintang terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp2.319.100 (2008: Rp2.097.111). Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. As of October 31, 2009, the towers are insured with PT Asuransi AIU Indonesia and PT Asuransi Bintang against fire, theft and other possible risks for Rp2,319,100 (2008: Rp2,097,111). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risks. Penyusutan yang dibebankan untuk sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 sebesar Rp197.183 (2008: Rp63.856) (Catatan 23). Total depreciation expense charged during the ten months ended October 31, 2009 amounted to Rp197,183 (2008: Rp63,856) (Note 23). 197 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) ASET TETAP (lanjutan) 8. FIXED ASSETS (continued) The details of construction in progress as of October 31, 2009 and December 31, 2008 were as follows: Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: 31 Oktober 2009: October 31, 2009: Persentase penyelesaian/ Percentage of completion Akumulasi biaya/ Accumulated costs Menara -menara 75% 35.400 Menara-menara 50% 22.527 Menara-menara 25% 10.334 Menara -menara 10% 1.549 Estimasi penyelesaian/ Estimated completion Nopember/ November 2009 Desember/ December 2009 Januari/ January 2010 Februari/ February 2010 Towers Towers Towers Towers 69.810 31 Desember 2008: December 31, 2008: Persentase penyelesaian/ Percentage of completion Akumulasi biaya/ Accumulated costs Menara -menara 75% 9.429 Menara-menara 50% 6.267 Menara-menara 25% 38.453 Menara -menara 10% 39.824 Estimasi penyelesaian/ Estimated completion Januari/ January 2009 Februari/ February 2009 Maret/ March 2009 April/ April 2009 Towers Towers Towers Towers 93.973 9. SEWA LOKASI JANGKA PANJANG 9. 2009 Sewa tanah di lokasi menara Sewa lokasi pemancar LONG-TERM SITE RENTALS 2008 294.122 1.356 284.080 1.548 295.478 285.628 Site towers rental Site repeaters rental This account represents the subsidiary’s land or buildings rental prepayments for towers and repeaters and down-payments for long-term land leases. The rental periods are from 3 years to 10 years. Akun ini merupakan beban sewa dibayar di muka anak perusahaan atas tanah atau bangunan untuk menara dan pemancar serta uang muka atas sewa lokasi tanah jangka panjang. Masa sewa lokasi adalah 3 tahun sampai 10 tahun. 198 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA 10. OTHER NON-CURRENT ASSETS 2009 Piutang usaha - pihak ketiga Uang muka pembelian aset tetap Beban ditangguhkan Uang jaminan 2008 110.954 13.729 5.418 984 31.395 1.170 131.085 32.565 Trade receivables - third party Advances for purchase of fixed assets Deferred charges Deposits Piutang usaha - pihak ketiga merupakan piutang usaha yang berasal dari PT Mobile-8 Telecom Tbk sebesar Rp110.954 bersih setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp8.479 berdasarkan perjanjian pembayaran antara anak perusahaan dan PT Mobile-8 Telecom Tbk tanggal 17 Desember 2009. Trade receivablse - third party represent trade receivables from PT Mobile-8 Telecom Tbk. amounted Rp110,954 net of provision for doubtful account of Rp8,479 based on payment agreement between the subsidiary and PT Mobile-8 Telecom Tbk dated December 17, 2009. Uang muka pembelian aset tetap merupakan pembayaran di muka yang dilakukan oleh anak perusahaan kepada kontraktor untuk pembangunan menara dan rumah panel dengan perincian sebagai berikut: Advances for purchase of fixed assets represent payments in advance made by the subsidiary to contractors to construct towers and shelters with details as follows: 2009 Pihak ketiga: PT Isopanel Dunia PT Handalan Putra Sejahtera PT Pulau Mas Utama PT Sapta Asien Mid-East PT Ferprina Trijaya PT Mitra Integritas PT Mirlah Sari Teknik PT 798 PT Dwi Putra Hasta PT Lamadekom Pratama Indonesia PT Menara Asia PT Citramasjaya Teknikmandiri PT Mahertisa Utama PT Sakabaja Panelindo PT Konsorsium Mawa Rasa Sinergi PT Moga Prima Mandiri Lain-lain (kurang dari Rp400) 2008 1.443 1.002 817 733 711 682 518 469 458 447 27 6.422 2.474 556 817 457 12.879 1.577 1.532 2.271 1.106 7.726 13.729 31.395 199 Third parties: PT Isopanel Dunia PT Handalan Putra Sejahtera PT Pulau Mas Utama PT Sapta Asien Mid-East PT Ferprina Trijaya PT Mitra Integritas PT Mirlah Sari Teknik PT 798 PT Dwi Putra Hasta PT Lamadekom Pratama Indonesia PT Menara Asia PT Citramasjaya Teknikmandiri PT Mahertisa Utama PT Sakabaja Panelindo PT Konsorsium Mawa Rasa Sinergi PT Moga Prima Mandiri Others (below Rp400) The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. HUTANG PEMBANGUNAN MENARA - PIHAK KETIGA 11. TOWER CONSTRUCTION PAYABLES - THIRD PARTIES 2009 Pihak ketiga: Rupiah Dolar Amerika Serikat PT Isopanel Dunia PT Ferprina Trijaya PT Handalan Putra Sejahtera PT Infratech Indonesia PT Trikarya Mulia Perkasa PT Era Bangun Jaya PT Primatama Konstruksi PT Binatel Prima PT Dharma Honoris Raksa Paramitha PT Ciptakomunindo Pradipta PT Moga Tradeco PT Inti Samudra Prakarsa PT Jaring Digimitra Gemilang PT Dwi Pilar Pratama PT Relacom Indonesia PT Wira Jaya PT Mycom Network PT Cakra Hexa Swadaya PT Bintang Abdi Nusantara PT Nakami Kinema Cemerlang PT Insani Daya Kreasi PT Arthamas Karya Mandiri PT Huda Bushido Gemilang PT Adamasha Karya PT Mahertisa Utama PT Indokomas Buana Perkasa PT Asindo Setiatama PT Gumanik Multi Teknik CV Asa Wahana Reksa PT Wibel Nusantara Indah PT Global Partner Telinfra PT Satya Pratama PT Kudaka Automation Indonesia PT Ciptajaya Sejahtera Abadi CV Buana Pilar Mandiri PT Marsa Kanina Bestari PT Cahya Ngesti Luhur PT Chrismer Utama Jaya PT Ida Lombok PT HWL Constructions PT Tripadu Adi Nugraha PT Ayama Cahaya Mandiri Saldo 2008 Third parties: Rupiah US Dollars 89.078 - 182.889 968 89.078 183.857 7.260 4.506 4.466 3.673 3.357 3.187 2.558 2.502 2.130 1.951 1.927 1.892 1.585 1.568 1.574 1.473 1.449 1.384 1.356 1.245 1.159 1.179 1.071 1.034 963 903 858 817 765 724 702 668 615 553 527 461 447 405 371 318 343 163 5.025 10.148 3.555 4.558 3.703 3.987 3.060 1.265 5.874 1.673 1.898 1.746 3.646 1.794 1.385 1.808 1.071 3.053 1.782 7.324 2.147 1.415 2.279 2.546 1.330 1.435 1.789 2.532 1.400 1.516 8.477 1.933 1.767 PT Isopanel Dunia PT Ferprina Trijaya PT Handalan Putra Sejahtera PT Infratech Indonesia PT Trikarya Mulia Perkasa PT Era Bangun Jaya PT Primatama Konstruksi PT Binatel Prima PT Dharma Honoris Raksa Paramitha PT Ciptakomunindo Pradipta PT Moga Tradeco PT Inti Samudra Prakarsa PT Jaring Digimitra Gemilang PT Dwi Pilar Pratama PT Relacom Indonesia PT Wira Jaya PT Mycom Network PT Cakra Hexa Swadaya PT Bintang Abdi Nusantara PT Nakami Kinema Cemerlang PT Insani Daya Kreasi PT Arthamas Karya Mandiri PT Huda Bushido Gemilang PT Adamasha Karya PT Mahertisa Utama PT Indokomas Buana Perkasa PT Asindo Setiatama PT Gumanik Multi Teknik CV Asa Wahana Reksa PT Wibel Nusantara Indah PT Global Partner Telinfra PT Satya Pratama PT Kudaka Automation Indonesia PT Ciptajaya Sejahtera Abadi CV Buana Pilar Mandiri PT Marsa Kanina Bestari PT Cahya Ngesti Luhur PT Chrismer Utama Jaya PT Ida Lombok PT HWL Constructions PT Tripadu Adi Nugraha PT Ayama Cahaya Mandiri 66.089 98.921 Balance carried forward 200 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. HUTANG PEMBANGUNAN MENARA - PIHAK KETIGA (lanjutan) 11. TOWER CONSTRUCTION PAYABLES - THIRD PARTIES (continued) 2009 Saldo sebelumnya PT Multi Konstruksi Indonesia PT Sakabaja Panelindo PT Menara Asia Indonesia PT Mahezri Azvatama PT Bumiaji Baturaya PT Lio Anugrah Perdana PT Pulau Mas Utama PT Spora Multi Kreasi PT Citramasjaya Teknikmandiri PT Aghatara PT Semangat Putratama PT Fastel Sarana Indonesia PT Tirai Adonai Mandiri CV Tridaya Constructions PT Rayateh Utama Teladan PT Adrea Sarana Elcomindo Lain-lain (kurang dari Rp1.000) Umur hutang pembangunan sebagai berikut: menara 2008 66.089 256 208 158 142 77 74 36 7 3 22.028 98.921 2.076 5.368 2.089 1.856 4.146 3.609 4.876 1.001 7.711 5.404 4.350 3.020 1.779 1.576 1.466 1.589 33.020 89.078 183.857 adalah The aging of towers construction payables is as follows: 2009 2008 Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari 66.901 120.831 6.027 2.417 452 13.281 17.018 6.320 27.574 12.114 89.078 183.857 12. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Current Overdue: 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days Over 90 days 12. ACCRUED EXPENSES 2009 Bunga pinjaman Pemeliharaan Jasa profesional Bonus karyawan Gaji Listrik Lainnya (kurang dari Rp500) Balance brought forward PT Multi Konstruksi Indonesia PT Sakabaja Panelindo PT Menara Asia Indonesia PT Mahezri Azvatama PT Bumiaji Baturaya PT Lio Anugrah Perdana PT Pulau Mas Utama PT Spora Multi Kreasi PT Citramasjaya Teknikmandiri PT Aghatara PT Semangat Putratama PT Fastel Sarana Indonesia PT Tirai Adonai Mandiri CV Tridaya Constructions PT Rayateh Utama Teladan PT Adrea Sarana Elcomindo Others (below Rp1,000) 2008 53.998 21.202 10.085 10.076 2.868 622 4.609 41.015 8.146 219 3.583 1.593 560 4.277 103.460 59.393 201 Loan interest Maintenance Professional fees Employee bonuses Payroll Electricity Others (below Rp500) The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG 31 Oktober 2009 Anak perusahaan: Hutang bank Pinjaman senior: Pihak ketiga: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT CIMB Niaga Tbk The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank, N.V.) (AS$34.628.869) Chinatrust Commercial Bank, Ltd. (AS$18.820.037) CIMB Bank Berhad, Singapore Branch (AS$27.100.854) DBS Bank, Ltd. (AS$37.640.075) Standard Chartered Bank (AS$37.640.075) Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. (AS$30.112.060) Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi 13. LONG-TERM LOANS Jatuh tempo dalam 1 tahun/ Current Portion Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi Hutang bank Pinjaman senior: Pihak yang memiliki hubungan istimewa: PT Bank Central Asia Tbk Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi Jumlah/ Total 75.285 31.110 357.388 147.680 432.673 178.790 57.513 273.020 330.533 31.257 148.380 179.637 45.010 62.514 213.668 296.760 258.678 359.274 62.514 296.760 359.274 50.011 237.409 287.420 415.214 1.971.065 2.386.279 (30.299) 384.915 Pinjaman lainnya: Pinjaman Mezanin: Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. (AS$50.707.740) Pinjaman subordinasi: Stewart Island Investments, Pte. Ltd. (AS$157.081.097) Jatuh tempo lebih dari 1 tahun/ Non-current portion (143.836) 1.827.229 (174.135) 484.005 484.005 - 1.499.339 1.499.339 - 1.983.344 1.983.344 (14.071) The subsidiary: Bank loans Senior loans: Third parties: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT CIMB Niaga Tbk The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank, N.V.) (US$34,628,869) Chinatrust Commercial Bank, Ltd. (US$18,820,037) CIMB Bank Berhad, Singapore Branch (US$27,100,854) DBS Bank, Ltd. (US$37,640,075) Standard Chartered Bank (US$37,640,075) Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. (US$30,112,060) Less: Unamortized cost of loans 2.212.144 - - October 31, 2009 (14.071) - 1.969.273 1.969.273 384.915 3.796.502 4.181.417 Other loans: Mezzanine loan: Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. (US$50,707,740) Subordinated loan: Stewart Island Investments, Pte. Ltd. (US$157,081,097) Less: Unamortized cost of loans Bank loans Senior loans: 40.442 191.985 232.427 (3.141) (14.910) (18.051) 37.301 177.075 214.376 202 Related party: PT Bank Central Asia Tbk Less: Unamortized cost of loans The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) 31 Desember 2008 Anak perusahaan: Hutang bank Pinjaman senior: Pihak ketiga: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank, N.V.) (AS$31.476.615) Chinatrust Commercial Bank, Ltd. (AS$17.106.856) CIMB Bank Berhad, Singapore Branch (AS$24.633.873) DBS Bank, Ltd. (AS$34.213.712) Standard Chartered Bank (AS$34.213.712) Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. (AS$27.370.970) Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi 13. LONG-TERM LOANS (continued) Jatuh tempo dalam 1 tahun/ Current Portion Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi Hutang bank Pinjaman senior: Pihak yang memiliki hubungan istimewa: PT Bank Central Asia Tbk Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi Jumlah/ Total - 393.287 393.287 - 344.669 344.669 - 187.320 187.320 - 269.741 374.640 269.741 374.640 - 374.640 374.640 - 299.712 299.712 - 2.244.009 2.244.009 - Pinjaman lainnya: Pinjaman Mezanin: Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. (AS$42.253.935) Pinjaman subordinasi: Stewart Island Investments, Pte. Ltd. (AS$146.496.709) Jatuh tempo lebih dari 1 tahun/ Non-current portion (191.279) 2.052.730 (191.279) 462.680 462.680 - 1.604.139 1.604.139 - 2.066.819 2.066.819 (17.065) The subsidiary: Bank loans Senior loans: Third parties: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank, N.V.) (US$31,476,615) Chinatrust Commercial Bank, Ltd. (US$17,106,856) CIMB Bank Berhad, Singapore Branch (US$24,633,873) DBS Bank, Ltd. (US$34,213,712) Standard Chartered Bank (US$34,213,712) Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. (US$27,370,970) Less: Unamortized cost of loans 2.052.730 - - December 31, 2008 (17.065) - 2.049.754 2.049.754 - 4.102.484 4.102.484 Other loans: Mezzanine loan: Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. (US$42,253,935) Subordinated loan: Stewart Island Investments, Pte. Ltd. (US$146,496,709) Less: Unamortized cost of loans Bank loans Senior loans: - 373.785 373.785 - 373.785 373.785 - (31.861) (31.861) - 341.924 341.924 203 Related party: PT Bank Central Asia Tbk Less: Unamortized cost of loans The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) 13. LONG-TERM LOANS (continued) Biaya pinjaman merupakan biaya ditangguhkan yang berasal dari biaya komitmen, biaya perolehan pinjaman dan biaya provisi sehubungan dengan perolehan pinjaman dan diamortisasi selama masa pinjaman. Cost of loans represents deferred charges arising from commitment fees, upfront fees and provision fees in relation to obtaining loans and is amortized over the respective loan periods. Amortisasi atas biaya pinjaman yang diakui di tahun 2009 adalah sebesar Rp43.114 (2008: Rp7.897) (Catatan 23). Amortization of cost of loans recognized in 2009 was Rp43,114 (2008: Rp7,897) (Note 23). a. a. Pinjaman Senior Senior Loans On November 26, 2008, the subsidiary obtained Senior Loan facilities from syndicated creditors consisting of PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V), Chinatrust Commercial Bank, Ltd., CIMB Bank Berhad., Singapore Branch, DBS Bank Ltd., Standard Chartered Bank and Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. for a maximum amount of US$360,000,000 and Rp1,180,000. The purpose of the loans is to finance the acquisition of towers, to repay in full all existing bank loans, and to finance capital expenditure and pay fees and expenses due under the facilities. The subsidiary is required to maintain financial covenants i.e. debt service coverage ratio, net debt to average quarterly (running) EBITDA and net debt to equity. As of December 31, 2008 and October 31, 2009, the subsidiary is in compliance with all of the financial covenants. Pada tanggal 26 Nopember 2008, anak perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman senior dari sindikasi kreditor yang terdiri dari PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V), Chinatrust Commercial Bank, Ltd., CIMB Bank Berhad., Singapore Branch, DBS Bank Ltd., Standard Chartered Bank dan Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. dengan nilai maksimum sebesar AS$360.000.000 dan Rp1.180.000. Pinjaman senior tersebut digunakan untuk membiayai akuisisi menara, melunasi seluruh pinjaman bank, membiayai modal kerja dan membayar seluruh biaya yang timbul dari fasilitas pinjaman ini. Anak perusahaan diminta untuk memelihara rasio-rasio keuangan yaitu debt service coverage ratio, net debt to average quarterly (running) EBITDA dan net debt to equity. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 31 Oktober 2009, anak perusahaan telah memenuhi semua rasio keuangan yang dipersyaratkan. 204 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a. 13. LONG-TERM LOANS (continued) Pinjaman Senior (lanjutan) a. Senior Loans (continued) Pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan ini akan dibayar secara kuartalan mulai 31 Maret 2010 sampai dengan 30 September 2013. Pinjaman senior dalam Dolar Amerika Serikat dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah margin yang berlaku sebesar 3,75% atau 3,25% tergantung pada pemenuhan atas rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman senior, pinjaman dalam Rupiah dikenakan bunga sebesar JIBOR ditambah margin yang berlaku sebesar 3,75% atau 3,25% tergantung pada pemenuhan atas rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman senior. Tingkat bunga efektif untuk pinjaman dalam Dolar AS dan Rupiah selama tahun 2009 masing-masing sebesar 4,03% sampai 4,38% per tahun dan 10,49% sampai 15,18% per tahun (2008: 5,64% dan 15,33% per tahun). Pinjaman ini dijamin dengan seluruh kepemilikan saham pemegang saham dalam anak perusahaan, seluruh aset tetap anak perusahaan (Catatan 8) dan piutang usaha anak perusahaan (Catatan 4) pari passu dengan Pinjaman Mezanin. The loans which were obtained by the subsidiary are due to be repaid in quarterly installments starting on March 31, 2010 through September 30, 2013. The loans denominated in US Dollars are subject to interest at LIBOR plus applicable margins of 3.75% or 3.25% depending on the fulfillment of the financial ratios as required in the Senior Loan agreement; loans denominated in Rupiah are subject to interest at JIBOR plus an applicable margin of 3.75% or 3.25% depending on the achievement of the financial ratios as required in the Senior Loan agreement. The effective interest rates for loans denominated in US Dollars and Rupiah in 2009 ranged from 4.03% to 4.38% per annum and from 10.49% to 15.18% per annum, respectively (2008: 5.64% and 15.33% per annum, respectively). These loans are secured by ownership of all of the subsidiary’s issued shares, all of the subsidiary’s fixed assets (Note 8) and the subsidiary’s trade receivables (Note 4) pari passu with the Mezzanine loan. Anak perusahaan, sepanjang memenuhi syarat antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) lebih besar atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam US Dollar Excess Cash Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman ini dapat melaksanakan hal-hal dibawah ini: (a) membagikan, ataupun membayar dividen, ongkos, biaya ataupun pembayaran lain (bunga atas dividen, ongkos, biaya atau pembayaran lain yang belum dibayarkan) (baik dalam bentuk tunai ataupun sejenisnya) atas saham (baik dalam klasifikasi apapun); atau (b) membayar ataupun membagikan dividen atau premi cadangan saham; atau (c) membayar biaya manajemen ataupun biaya lain kepada atau berdasarkan instruksi dari pemegang saham Obligor; atau (d) melakukan pembayaran atas pinjaman pemegang saham; atau (e) melakukan pembayaran atau pembelian kembali atas tiap-tiap modal saham atau memutuskan untuk melakukan hal tersebut The subsidiary, if the following conditions are met: (i) the Debt Services Coverage Ratio (DSCR) is greater than or equal to 1.25 to 1.00 and (ii) there is sufficient cash in the US Dollar Excess Cash Account, after the funds have been used to fulfill the obligations under these facilities, is entitled to: (a) Declare, make or pay dividend, charge, fee or other distribution (or interest on unpaid dividend, charge, fee or other distribution) (whether in cash or in kind) on or in respect of its share capital (or class of its share capital); (b) Repay or distribute dividend or share premium reserve; (c) Pay management, advisory or other fee to or to the order of the shareholders of such obligors (d) Repay loans provided by its shareholders; or (e) Redeem, repurchase, defease, retire or repay of its share capital or resolve to do so. 205 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a. 13. LONG-TERM LOANS (continued) Pinjaman Senior (lanjutan) a. Berdasarkan Form of Transfer Certificate tanggal 26 Mei 2009 antara PT Bank Central Asia Tbk dan PT CIMB Niaga Tbk, PT Bank Central Asia Tbk mengalihkan fasilitas pinjaman senior kepada PT CIMB Niaga Tbk sebesar Rp172.228. b. Senior Loans (continued) Based on the Form of Transfer Certificate dated May 26, 2009 between PT Bank Central Asia Tbk and PT CIMB Niaga Tbk, PT Bank Central Asia Tbk has assigned and transferred its interest in the Senior Loan facilities to PT CIMB Niaga Tbk in the amount of Rp172,228. Pinjaman Mezanin b. Pada tanggal 26 Nopember 2008, anak perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Mezanin dari Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. dengan jumlah maksimum sebesar AS$65.000.000. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai akuisisi menara, modal kerja dan membayar seluruh biaya dan pengeluaran yang timbul dari fasilitas pinjaman ini. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2014 dan dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah dengan margin sebesar 10% per tahun untuk periode 24 bulan pertama, sebesar 13% per tahun untuk periode 12 bulan berikutnya dan sebesar 18% per tahun untuk periode selanjutnya. Tingkat bunga selama tahun 2009 adalah sebesar 10,25% sampai 11,89% per tahun (2008: 11,89% per tahun). Pinjaman ini dijamin oleh seluruh kepemilikan saham pemegang saham dalam anak perusahaan, seluruh aset tetap (Catatan 8) dan piutang usaha anak perusahaan (Catatan 4) pari passu dengan pinjaman Senior. Anak perusahaan diminta untuk memelihara rasiorasio keuangan yaitu debt service coverage ratio dan net debt to average quarterly (running) EBITDA. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 31 Oktober 2009, anak perusahaan telah memenuhi semua rasio keuangan yang dipersyaratkan. Mezzanine Loan On November 26, 2008, the subsidiary entered into a Mezzanine facility agreement with Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. for a maximum amount of US$65,000,000. The purpose of the loan is to finance the acquisition of towers, to finance working capital and to pay fees and expenses due under the Mezzanine facility. The loan is due to be repaid on March 31, 2014 and is subject to interest at LIBOR plus a margin of 10% per annum for the first 24 months, 13% per annum for the next 12 months and 18% per annum thereafter. The effective interest rate in 2009 ranged from 10.25% to 11.89% per annum (2008: 11.89% per annum). These loans are secured by ownership of all of the subsidiary’s issued shares, all of the subsidiary’s fixed assets (Note 8) and the subsidiary’s trade receivables (Note 4) on a pari passu basis with the Senior Loan. The subsidiary is required to maintain financial covenants i.e. debt service coverage ratio and net debt to average quarterly (running) EBITDA. As of December 31, 2008 and October 31, 2009, the subsidiary is in compliance with all of the financial covenants. 206 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) b. 13. LONG-TERM LOANS (continued) Pinjaman Mezanin (lanjutan) b. Anak perusahaan, sepanjang memenuhi syarat antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) lebih besar atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam US Dollar Excess Cash Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman ini dapat melaksanakan hal-hal dibawah ini: (a) membagikan, ataupun membayar dividen, ongkos, biaya ataupun pembayaran lain (bunga atas dividen, ongkos, biaya atau pembayaran lain yang belum dibayarkan) (baik dalam bentuk tunai ataupun sejenisnya) atas saham (baik dalam klasifikasi apapun); atau (b) membayar ataupun membagikan dividen atau premi cadangan saham; atau (c) membayar biaya manajemen ataupun biaya lain kepada atau berdasarkan instruksi dari pemegang saham Obligor; atau (d) melakukan pembayaran atas pinjaman pemegang saham; atau (e) melakukan pembayaran atau pembelian kembali atas tiap-tiap modal saham atau memutuskan untuk melakukan hal tersebut c. Mezzanine Loan (continued) The subsidiary, if the following conditions are met: (i) the Debt Services Coverage Ratio (DSCR) is greater than or equal to 1.25 to 1.00 and (ii) there is sufficient cash in the US Dollar Excess Cash Account, after the funds have been used to fulfill the obligations under these facilities, is entitled to: (a) Declare, make or pay dividend, charge, fee or other distribution (or interest on unpaid dividend, charge, fee or other distribution) (whether in cash or in kind) on or in respect of its share capital (or class of its share capital); (b) Repay or distribute dividend or share premium reserve; (c) Pay management, advisory or other fee to or to the order of the shareholders of such obligors (d) Repay loans provided by its shareholders; or (e) Redeem, repurchase, defease, retire or repay of its share capital or resolve to do so. Stewart Island Investments, Pte. Ltd. c. Pada tanggal 15 Agustus 2008, anak perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman dari Stewart Island Investments, Pte. Ltd. dengan nilai maksimum sebesar AS$146.496.710 untuk digunakan sebagai modal kerja anak perusahaan. Pinjaman tersebut dikenakan bunga selama tahun 2008 sebesar 3% per tahun dan bunga untuk periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Maret 2009 adalah 6% per tahun. Bunga untuk periode 1 April 2009 sampai dengan 30 September 2009 adalah 9% per tahun dan selanjutnya bunga yang berlaku adalah 15%. Pada tanggal 29 September 2009, anak perusahaan dan Stewart Island Investments Pte. Ltd. setuju untuk mengkapitalisasi hutang bunga sejumlah AS$10.584.348, sehingga pokok hutang bertambah menjadi AS$157.081.097. Para pihak juga setuju untuk memperpanjang tanggal pembayaran menjadi 30 September 2010. Stewart Island Investments, Pte. Ltd. On August 15, 2008, the subsidiary entered into a Facility Agreement with Stewart Island Investments, Pte. Ltd. for a maximum amount of US$146,496,710 to finance the subsidiary’s working capital. The loan is subject to interest at the rate of 3% per annum during 2008 and interest at the rate of 6% per annum for the period from January 1, 2009 to March 31, 2009. Interest applies at the rate of 9% per annum for the period from April 1, 2009 to September 30, 2009 and at the rate of 15% per annum thereafter. On September 29, 2009, the subsidiary and Stewart Island Investments Pte. Ltd. agreed to capitalize the interest of US$10,584,348, resulting in an increase in the total principal to US$157,081,097. Both parties also agreed to extend the payment date to September 30, 2010. 207 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) c. d. Stewart Island (lanjutan) Investments, Pte. 13. LONG-TERM LOANS (continued) c. Ltd. Stewart Island (continued) Investments, Pte. Ltd. Pinjaman dan bunga pinjaman ini akan dibayar pada saat anak perusahaan telah melunasi pinjaman Senior dan Mezanin. Pinjaman ini dijamin oleh saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Tricipta Mandhala Gumilang dan PT Caturguwiratna Sumapala. The loan principal and interest are repayable after the subsidiary has settled all obligations involving the Senior and Mezzanine loans. This loan is secured by all the Company’s shares owned by PT Tricipta Mandhala Gumilang and PT Caturguwiratna Sumapala. Dalam perjanjian pinjaman ini, terdapat pembatasan-pembatasan antara lain anak perusahaan tanpa memperoleh persetujuan tertulis dari kreditur dilarang untuk membagikan dividen, melakukan perubahan terhadap kegiatan usahanya, menerima pinjaman lain selain yang diperbolehkan berdasarkan perjanjian pinjaman dan untuk bertindak sebagai kreditur atau memberikan pinjaman kepada pihak lainnya. Pembatasan membagikan dividen telah dicabut oleh Stewart Island Investments Pte. Ltd. pada tanggal 7 Mei 2009. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 31 Oktober 2009, anak perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang dipersyaratkan. The loan agreement, includes covenants restricting the subsidiary from distributing dividends, changing its business activity, obtaining loans other than as allowed based on the loan agreement or providing loans to other parties, without obtaining written approval from the lender. The covenant on the distribution of dividends was waived by Stewart Island Investments, Pte. Ltd. on May 7, 2009. As of December 31, 2008 and October 31, 2009, the subsidiary is in compliance with all of the covenants. PT Bank Central Asia Tbk d. PT Bank Central Asia Tbk On September 21, 2007, as subsequently amended in agreements dated on March 24, 2008, May 19, 2008 and September 24, 2008, the subsidiary obtained an Investment Loan from PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) for a maximum amount of Rp382,500. The Investment Loan consists of two facilities. The first facility is Investment Loan I for a maximum amount of Rp41,000 to refinance the subsidiary’s loans from PT Bank Syariah Muamalat Indonesia and PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 21 September 2007 sebagaimana telah diubah berturut-turut pada tanggal 24 Maret 2008, 19 Mei 2008 dan 24 September 2008, anak perusahaan memperoleh pinjaman investasi dari PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) dengan nilai maksimum sebesar Rp382.500. Pinjaman investasi tersebut terdiri dari 2 fasilitas, fasilitas pertama adalah Pinjaman Investasi I dengan nilai fasilitas maksimum sebesar Rp41.000 yang digunakan untuk melunasi pinjaman dari PT Bank Syariah Muamalat Indonesia dan PT Bank Syariah Mandiri. 208 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) d. 13. LONG-TERM LOANS (continued) PT Bank Central Asia Tbk (lanjutan) d. PT Bank Central Asia Tbk (continued) Fasilitas kedua adalah Pinjaman Investasi II yang diperoleh oleh anak perusahaan dengan nilai fasilitas maksimum sebesar Rp341.500 yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan 929 Build-to-Suit Towers dan 54 Co-location dengan Mobile-8, dan/atau pembiayaan pembangunan 70 Co-location dengan PT Bakrie Telecom, Tbk (“BTEL”) berdasarkan perjanjian sewa induk, dan/atau pembiayaan akuisisi 64 menara milik PT Indonusa Mora Perkasa (“Indonusa”) dengan nilai maksimal sebesar Rp28.310, dan/atau pembiayaan pembangunan menaramenara Co-location dan pembangunan 320 bangunan Build-to-Suit baru untuk PT Hutchison CP Telecommunication (“HCPT”) dengan nilai maksimal setara dengan AS$10.000.000. The second facility is Investment Loan II obtained by the subsidiary for a maximum amount of Rp341,500 for the purpose of financing the construction of 929 Build-to-Suit Towers and 54 Co-locations with Mobile-8, and/or financing the construction of 70 Colocations with PT Bakrie Telecom, Tbk (“BTEL”) based on Master Lease Agreements (“MLA”), and/or to finance the acquisition of 64 towers from PT Indonusa Mora Perkasa (“Indonusa”) for a maximum amount of Rp28,310, and/or to finance the construction of Co-location towers and the building of 320 Build-to-Suit new sites for PT Hutchison CP Telecommunication (“HCPT”) for a maximum amount equivalent to US$10,000,000. Pinjaman Investasi II terdiri dari 2 tahap, Tahap I dengan fasilitas maksimum sebesar Rp56.500 dan Tahap II dengan nilai fasilitas maksimum sebesar Rp285.000. Pinjaman tersebut akan dibayar dengan cicilan bulanan, yang akan berakhir pada 21 September 2013 dengan tingkat bunga sebesar JIBOR plus 2,72% per tahun. The Investment Loan II consists of two tranches: Tranche I for a maximum amount of Rp56,500 and Tranche II for a maximum amount of Rp285,000. These loan tranches are due to be paid in monthly installments, with the final payment being due on September 21, 2013 and are subject to interest at JIBOR plus 2.72% per annum. Pinjaman dari BCA telah dilunasi pada tanggal 5 Desember 2008. Tingkat bunga tahunan efektif selama tahun 2008 berkisar antara 10,7% sampai 14,3% per tahun. The loan facilities were settled on December 5, 2008. The effective interest rates in 2008 ranged from 10.7% to 14.3% per annum. Pinjaman tersebut dijamin dengan perjanjian sewa guna usaha jangka panjang, piutang usaha (Catatan 4), menara dan peralatan telekomunikasi (Catatan 8), tanah yang disewakan dan tanah yang dimiliki oleh anak perusahaan (Catatan 9) dan asuransi atas aset tetap. These loans were secured by assignment of long-term lease agreements, accounts receivable (Note 4), telecommunication towers and equipment (Note 8), land leases, land owned by the subsidiary (Note 9) and insurance over its fixed assets. 209 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) e. 13. LONG-TERM LOANS (continued) e. Standard Chartered Bank dan PT Bank Permata Tbk (lanjutan) Standard Chartered Bank and PT Bank Permata Tbk (continued) Pada tanggal 21 September 2007 sebagaimana telah diubah berturut-turut pada tanggal 24 Maret 2008, 12 Mei 2008 dan 23 September 2008, anak perusahaan memperoleh pinjaman investasi dari Standard Chartered Bank (“SCB”) dengan nilai fasilitas maksimum sebesar Rp382.500. Pinjaman investasi tersebut terdiri dari 2 fasilitas, fasilitas pertama adalah Pinjaman Investasi I dengan nilai fasilitas maksimum sebesar Rp41.000 yang digunakan untuk melunasi pinjaman dari PT Bank Syariah Muamalat Indonesia dan PT Bank Syariah Mandiri. On September 21, 2007, as subsequently amended in agreements dated on March 24, 2008, May 12, 2008 and September 23, 2008, the subsidiary obtained an Investment Loan from Standard Chartered Bank (“SCB”) for a maximum amount of Rp382,500. The Investment Loan consists of two facilities. The first facility is Investment Loan I for a maximum amount of Rp41,000 to refinance the Company's loans from PT Bank Syariah Muamalat Indonesia and PT Bank Syariah Mandiri. Fasilitas kedua adalah Pinjaman Investasi II dengan nilai fasilitas maksimum sebesar Rp341.500 yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan 929 Build-to-Suit Towers dan 54 Co-location dengan Mobile-8 berdasarkan perjanjian sewa induk, dan/atau pembiayaan pembangunan 70 Co-location dengan PT Bakrie Telecom, Tbk (“BTEL”) berdasarkan perjanjian sewa induk, dan/atau pembiayaan akuisisi 64 menara milik PT Indonusa Mora Perkasa (“Indonusa”) dengan nilai maksimal sebesar Rp28.310, dan/atau pembiayaan pembangunan menaramenara Co-location dan pembangunan 320 bangunan Build-to-Suit baru untuk HCPT dengan nilai maksimal setara dengan AS$10.000.000. The second facility is Investment Loan II for a maximum amount of Rp341,500 for the purpose of financing the construction of 929 Build-to-Suit Towers and 54 Co-locations with Mobile-8 based on MLA, and/or financing the construction of 70 Co-locations with PT Bakrie Telecom, Tbk (“BTEL”) based on MLA, and/or to finance the acquisition of 64 towers from PT Indonusa Mora Perkasa (“Indonusa”) for a maximum amount of Rp28,310, and/or to finance the construction of Co-location towers and the building of 320 Build-to-Suit new sites for HCPT for a maximum amount equivalent to US$10,000,000. Pinjaman Investasi II terdiri dari 2 tahap, Tahap I dengan fasilitas maksimum sebesar Rp56.500 dan Tahap II dengan nilai fasilitas maksimum sebesar Rp285.000. Pinjaman tersebut akan dibayar dengan cicilan bulanan, yang akan berakhir pada 21 September 2013 dengan tingkat bunga pertahun sebesar Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”) plus 2,5%. The Investment Loan II consists of two tranches: Tranche I for a maximum amount of Rp56,500 and Tranche II for a maximum amount of Rp285,000. These loans are due to be paid in monthly installments, with the final payment being due on September 21, 2013 and are subject to interest for Bank Indonesia Certificates (“SBI”) plus 2.5% per annum. Pinjaman tersebut dijamin dengan perjanjian sewa guna usaha, piutang usaha (Catatan 4), menara dan peralatan telekomunikasi (Catatan 8), tanah yang disewa dan tanah yang dimiliki oleh anak perusahaan (Catatan 9) dan asuransi atas aset tetap. These loans are secured by assignment of long-term lease agreements, accounts receivable (Note 4), telecommunication towers and equipment (Note 8), land leases, land owned by the subsidiary (Note 9) and insurance over its fixed assets. • 210 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) e. 13. LONG-TERM LOANS (continued) e. Standard Chartered Bank dan PT Bank Permata Tbk (lanjutan) Berdasarkan Notice of Assignment tanggal 28 Desember 2007 antara SCB and PT Bank Permata Tbk, SCB mengalihkan 50% dari hak kepemilikan dan bunga atas pinjaman kepada PT Bank Permata Tbk. Based on the Notice of Assignment dated December 28, 2007 between SCB and PT Bank Permata Tbk, SCB has assigned and transferred to PT Bank Permata Tbk 50% of its rights and title to and interest in all amounts of loans previously payable by the Company to SCB. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 5 Desember 2008. Tingkat bunga tahunan efektif selama tahun 2008 berkisar antara 10,5% sampai 13,2% per tahun. These loans have been settled on December 5, 2008. The effective interest rates in 2008 ranged from 10.5% to 13.2% per annum. 14. PERPAJAKAN a. Standard Chartered Bank and PT Bank Permata Tbk (continued) 14. TAXATION Pajak dibayar di muka a. 2009 Perseroan: Pengembalian pajak penghasilan badan - 2009 Anak Perusahaan: Pajak pertambahan nilai Klaim restitusi pajak penghasilan Pasal 4 (2) 2007 - 2009 Pengembalian pajak penghasilan badan - 2009 Pengembalian pajak penghasilan badan - 2008 Pengembalian pajak penghasilan badan - 2007 PPh pasal 4 (2) dibayar di muka Prepaid taxes 2008 2 - 2 - 234.122 233.119 150.027 - 3.681 - 961 - 210 - 52.044 389.001 285.163 389.003 285.163 The Company: Refundable corporate income tax - 2009 The subsidiary: Value added tax Claims for corporate tax refunds - Article 4(2) 2007 - 2009 Refundable corporate income tax - 2009 Refundable corporate income tax - 2008 Refundable corporate income tax - 2007 Prepaid income tax - Article 4 (2) See Note 14g. Lihat Catatan 14g. 211 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) b. 14. TAXATION (continued) Hutang pajak b. 2009 Taxes payable 2008 Perseroan: Pemotongan pajak penghasilan - pasal 23/26 Anak Perusahaan: Pemotongan pajak penghasilan - pasal 23/26 Pemotongan pajak penghasilan - pasal 4(2) Pajak penghasilan karyawan - pasal 21 Pajak penghasilan badan - 23 - 23 541 11.649 140 1.693 537 - 1.174 166 1.218 14.682 1.218 14.705 2009 Laba sebelum pajak penghasilan - Perseroan Ditambah/(dikurangi): Perbedaan permanen: Pendapatan bunga telah dikenakan pajak penghasilan final - disajikan bersih Pendapatan tidak kena pajak 2008 594.968 (444.846) 591.404 (446.642) 3.564 1.796 Consolidated income/(loss) before corporate income tax Subsidiary income/(loss) before corporate income tax Income before corporate income tax - the Company (4) (502) Add/(less): Permanent differences: Interest income subject to final income tax, reported on a net of tax basis (3.418) (1.424) Non-taxable income (130) Taxable income/(tax loss) Laba/(rugi) kena pajak 142 Dikurangi: Pemanfaatan rugi fiskal (130) Laba/(rugi) fiskal The subsidiary: Withholding income tax Articles 23/26 Withholding income tax Article 4(2) Employee income tax Article 21 Corporate income tax The reconciliations between the income/(loss) before corporate income tax as shown in the consolidated statements of income, taxable income and the related corporate income tax receivable/payable are as follows: Rekonsiliasi antara laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan konsolidasian dengan taksiran laba kena pajak dan piutang/hutang pajak penghasilan adalah sebagai berikut: Laba/(rugi) konsolidasian sebelum pajak penghasilan Laba/(rugi) anak perusahaan sebelum pajak penghasilan The Company: Withholding income tax Articles 23/26 12 212 (130) Less: Utilization of tax loss Taxable income/(tax loss) The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) b. 14. TAXATION (continued) Hutang pajak (lanjutan) b. 2009 2008 Beban pajak kini Perseroan Beban pajak penghasilan yang dihitung dengan tarif standar Beban pajak penghasilan yang dikenakan pajak Penghasilan final - - - 4 - - 961 - 25.287 4 26.248 Consolidated current tax expense 6 3.681 26.082 Less prepaid taxes: The Company Subsidiary 3.687 26.082 Beban pajak kini konsolidasian Pengembalian/(hutang) pajak penghasilan badan Perseroan Anak perusahaan Current income tax The Company Current tax expense on income subject to tax at standard statutory rates Current tax expense on income subject to final tax 4 Anak perusahaan Beban pajak penghasilan yang dihitung dengan tarif standar Beban pajak penghasilan yang dikenakan pajak Penghasilan final Dikurangi pembayaran pajak di muka: Perseroan Anak perusahaan Taxes payable (continued) 2 3.681 (166) 3.683 (166) Pada tanggal 10 Februari 2009, anak perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dari Direktur Jendral Pajak (Dirjen Pajak) atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun pajak 2007 yang menetapkan pajak kurang bayar berserta denda pajak sebesar Rp1.040. Anak perusahaan menerima SKPKB tersebut dan telah membayar kekurangan pajak tersebut pada tanggal 11 Maret 2009. Subsidiary Current tax expense on income subject to tax at standard statutory rates Current tax expense on income subject to final tax Corporate income tax refundable/(payable) The Company Subsidiary On February 10, 2009, the Subsidiary received a tax assessment from the Director General of Taxation (DGT) reflecting underpayment of Value Added Ta (VAT) for 2007 tax year of Rp1,040 including tax penalty. The Subsidiary accepted the assessment and has paid the underpayment on March 11, 2009. 213 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) b. c. 14. TAXATION (continued) Hutang pajak (lanjutan) b. Taxes payable (continued) Jumlah penghasilan kena pajak Perseroan untuk tahun 2008 berdasarkan perhitungan di atas sesuai dengan taksiran penghasilan kena pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Perseroan. The Company’s 2008 taxable income based on the above calculation is in agreement with the estimated taxable income reported in the Company’s annual income tax return. Jumlah penghasilan kena pajak anak perusahaan tahun 2008 berdasarkan perhitungan di atas sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) anak perusahaan sebelum dilakukannya perbaikan SPT atas perubahan perlakuan pajak atas pendapatan anak perusahaan dari penyewaan menara yang sebelumnya dikenakan pajak dengan tarif pajak final 10% menjadi pajak penghasilan badan dengan tarif standar. The subsidiary’s 2008 taxable income based on the above calculation is in agreement with the subsidiary’s annual income tax return before revision of its corporate income tax return in accordance with the change in the tax treatment for the subsidiary’s income from tower rental activities, which was previously subject to final income tax at the rate of 10%, to corporate income tax at standard statutory rates. Anak perusahaan telah melakukan pembetulan atas SPT tahun 2008 yang mengakui adanya rugi kena pajak dan pengembalian pajak penghasilan badan masing-masing sebesar Rp611.918 dan Rp961. The subsidiary has revised its 2008 annual corporate income tax return and recognized a tax loss and refundable corporate income tax of Rp611,918 and Rp961, respectively. Komponen beban pajak penghasilan c. 2009 Perseroan Pajak penghasilan: Pajak kini Beban/(manfaat) pajak tangguhan Anak perusahaan Pajak penghasilan: Pajak kini Beban pajak tangguhan Components expense of corporate income tax 2008 4 36 (36) 40 (36) 59.248 26.248 65 59.248 26.313 214 The Company Corporate income tax expense: Current tax expense Deferred tax expense/(benefit) The subsidiary Corporate income tax expense: Current tax expense Deferred tax expense The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) c. Komponen (lanjutan) beban 14. TAXATION (continued) pajak c. penghasilan 2009 Konsolidasi Pajak penghasilan: Pajak kini Beban pajak tangguhan d. Components of corporate expense (continued) 4 59.284 26.248 29 59.288 26.277 d. The following is the reconciliation between income/(loss) before corporate income tax multiplied by the maximum marginal tax rate and corporate income tax expense/(benefit)/: 2009 Beban pajak dihitung dengan tarif pajak yang berlaku umum Efek pajak atas perbedaan tetap: Pendapatan lainnya telah dikenakan pajak penghasilan final Pendapatan tidak kena pajak Jumlah beban/(manfaat) pajak penghasilan Perseroan Anak perusahaan Consolidation Corporate income tax expense: Current tax expense Deferred tax expense Reconciliation of corporate income tax Rekonsiliasi antara laba/(rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan dengan menggunakan tarif pajak maksimum dan beban/(manfaat) pajak penghasilan: Laba sebelum pajak penghasilan - Perseroan tax 2008 Rekonsiliasi pajak penghasilan badan Laba/(rugi) konsolidasian sebelum pajak penghasilan Laba/(rugi) anak perusahaan sebelum pajak penghasilan income 2008 594.968 (444.846) 591.404 (446.642) 3.564 1.796 998 503 Consolidated income/(loss) before corporate income tax Subsidiary income/(loss) before corporate income tax Income before corporate income tax - the Company (1) (140) Tax expense calculated at statutory tax rates Tax effect of permanent differences: Other income subject to final income tax (957) (399) Non-taxable income 40 59.248 (36) 26.313 Total corporate income tax expense/(benefit) The Company Subsidiary 59.288 26.277 215 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Rekonsiliasi (lanjutan) pajak 14. TAXATION (continued) penghasilan d. badan In September 2008, Law No. 7 Year 1983 regarding “Income Tax” has been revised for the fourth time with Law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in the corporate tax rate from a marginal tax rate of 30% in 2008 to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 and onwards. The Company and its subsidiary recorded the impact of the changes in tax rates which amounted to Rp484 as part of deferred tax expense in the 2009 statement of income (2008: Rp7). Pada September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat 30% pada tahun 2008, menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perseroan dan anak perusahaan mencatat dampak perubahan tarif pajak tersebut sebesar Rp484 sebagai bagian dari beban pajak tangguhan pada tahun 2009 (2008: Rp7). e. Reconciliation of corporate income tax (continued) Aset/(kewajiban) pajak tangguhan, bersih e. Analisa saldo (kewajiban)/aset pajak tangguhan, bersih adalah sebagai berikut: Deferred tax assets/(liabilities), net The following is an analysis the deferred tax (liabilities)/assets, net: 2009 2008 Perseroan: Aset pajak tangguhan: Rugi pajak - 36 The Company: Deferred tax assets: Tax loss carried forward Aset pajak tangguhan - 36 Deferred tax assets 10.267 - The Subsidiary: Deferred tax assets: Tax loss carried forward 7.260 2.627 864 951 16 8 21.969 24 (29.466) (51.778) (51) - (81.244) (51) Anak Perusahaan: Aset pajak tangguhan: Rugi pajak Penyisihan piutang ragu-ragu Akrual bonus Penyisihan biaya perawatan Kewajiban imbalan kerja Kewajiban pajak tangguhan: Aset tetap Biaya pinjaman 216 Provision for doubtful accounts Accrued employee bonuses Provision for maintenance Provision for employee benefits Deferred tax liabilities: Fixed assets Cost of loans The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) e. 14. TAXATION (continued) e. Aset/(kewajiban) pajak tangguhan, bersih (lanjutan) 2009 assets/(liabilities), net 2008 Kewajiban pajak tangguhan, bersih (59.275) (27) Deferred tax liabilities, net Aset/(kewajiban) pajak tangguhan, bersih konsolidasian (59.275) 9 Consolidated deferred tax assets/(liabilities), net Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable income will be available against which the temporary differences can be utilised. The management believes that the deferred tax assets can be utilized in the future. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan dapat dimanfaatkan di masa mendatang. f. Deferred tax (continued) f. Analisa perubahan aset/(kewajiban) pajak tangguhan 2009 Perseroan Saldo awal aset pajak tangguhan Manfaat/(beban) pajak tangguhan pada periode berjalan Saldo akhir asset pajak tangguhan Analysis of changes assets/(liabilities) in deferred tax 2008 36 (36) - - The Company Deferred tax assets beginning balance 36 Deferred tax benefit/ (expense) for the period 36 Deferred tax assets ending balance Anak perusahaan Saldo awal (kewajiban)/aset pajak tangguhan Beban pajak tangguhan pada periode berjalan (59.248) (65) Subsidiary Deferred tax liabilities)/assets beginning balance Deferred tax expense for the period Saldo akhir kewajiban pajak tangguhan (59.275) (27) Deferred tax liabilities ending balance Saldo akhir (kewajiban)/aset pajak tangguhan - konsolidasi (59.275) 9 (27) 217 38 Consolidated deferred tax (liabilities)/ assets - ending balance The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) g. 14. TAXATION (continued) Lain-lain g. Others Klaim pengembalian pajak penghasilan Pasal 4(2) sebesar Rp150.027 merupakan klaim atas pajak dibayar di muka Pasal 4(2) anak perusahaan yang terdiri dari Rp37.158 untuk tahun pajak 2009 dan Rp112.869 untuk tahun pajak 2008 dan 2007 sehubungan dengan perubahan perlakuan pajak atas pendapatan penyewaan menara yang sebelumnya dikenakan pajak final menjadi pajak penghasilan badan dengan tarif standar. Claims for corporate tax refund - Article 4(2) of Rp150,027 represent claims for refund of the subsidiary’s prepaid tax - Article 4(2) of Rp37,158 for the 2009 tax year and Rp112,869 for the 2008 and 2007 tax years in relation to the change in tax treatment for tower rental income from a final tax to corporate income tax at standard statutory rates. Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral Pajak No. S-693/PJ.03/2009 tanggal 23 Juni 2009, pendapatan anak perusahaan dari penyewaan menara dikenakan pajak penghasilan badan dengan tarif pajak standar. Based on the Directorate General of Taxes’ letter No. S-693/PJ.03/2009 dated June 23, 2009, the subsidiary’s income from tower rental is subject to corporate income tax at standard statutory tax rates. Sebelum menerima surat ini, sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, pendapatan anak perusahaan dari penyewaan menara dikenakan pajak dengan tarif pajak final sebesar 10% yang dipotong oleh para penyewa menara. Untuk itu, anak perusahaan melakukan perbaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) atas pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2007 dan 2008 untuk mencerminkan perubahan terhadap dasar pajak atas pendapatan penyewaan menara. Berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku, anak perusahaan tidak dapat melakukan perbaikan atas SPT pajak penghasilan badan untuk 2006 dan sebelumnya. Manajemen anak perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat kewajiban kontinjensi sehubungan dengan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan badan atas pendapatan penyewaan menara untuk tahun 2006 dan sebelumnya. Prior to receiving this ruling, through December 31, 2008, the subsidiary’s income from tower rental was subject to final income tax at the rate of 10%, which tax was withheld by the towers' lessees. Accordingly, the subsidiary revised its corporate income tax returns (SPT) for the 2007 and 2008 tax years to reflect the change in basis of tax on tower rental income. Based on the current tax regulations, the subsidiary cannot revise its corporate income tax returns for 2006 and prior tax years. The subsidiary's management believes that there are no contingent liabilities that will arise in relation to the 2006 and prior tax years in relation to tax on tower rental income. 218 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) g. 14. TAXATION (continued) Lain-lain (lanjutan) g. Others (continued) Anak perusahaan telah mengajukan restitusi kepada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung (“KPP Madya Bandung”) atas pajak penghasilan pasal 4(2) yang dipotong selama tahun 2007 dan 2008 sebesar Rp112.869 yang telah dipotong dan disetorkan kepada kantor pajak oleh penyewa menara. Pada tanggal 9 September 2009, KPP Madya Bandung menolak permohonan restitusi anak perusahaan karena KPP Madya Bandung berpendapat bahwa permintaan restitusi ini harus ditujukan kepada kantor pelayanan pajak dimana para penyewa menara, sebagai pemotong pajak, terdaftar. Anak perusahaan berpendapat bahwa penolakan KPP Madya Bandung ini bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 190/PMK.03/2007, dan oleh karena itu anak perusahaan pada tanggal 16 September 2009 telah mengajukan permohonan gugatan kepada Pengadilan Pajak untuk memerintahkan KPP Madya Bandung/Direktorat Jendral Pajak untuk membayarkan restitusi kepada anak perusahaan. Sampai dengan tanggal 19 Nopember 2009, anak perusahaan belum menerima putusan dari Pengadilan Pajak. Anak perusahaan percaya bahwa pajak penghasilan yang dipotong para penyewa menara selama tahun 2007 dan 2008 sebesar Rp112.869 akan dapat diterima pengembaliannya. The subsidiary has applied for refunds to the Bandung Madya Tax Office (“KPP Madya Bandung”) of withholding income tax Article 4(2) for the years 2007 and 2008 of Rp112,869, which amounts were withheld and paid to the tax authorities by the lessees of the towers. On September 9, 2009, the KPP Madya Bandung refused the subsidiary's application for tax refunds as the KPP Madya Bandung is in the opinion that the refunds should be applied to the tax offices where the lessees, as the withholders of tax, are registered. The subsidiary believes that KPP Madya Bandung’s decision is not in compliance with the Minister of Finance Regulation No. 190/PMK.03/2007, and, therefore, the subsidiary on September 16, 2009 filed a request to the Tax Court to issue an instruction to the KPP Madya Bandung/Directorate General of Tax to pay the requested refunds to the subsidiary. As of November 19, 2009, the subsidiary has not obtained a decision from the Tax Court in this matter. The subsidiary believes that the tax withheld by the lessees for the years 2007 and 2008 of Rp112,869 is refundable. Anak perusahaan sedang dalam proses mengajukan restitusi kepada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung (“KPP Madya Bandung”) atas pemotongan pajak penghasilan Pasal 4(2) yang telah dipotong dan disetorkan kepada kantor pajak selama tahun 2009 sebesar Rp37.158 oleh penyewa menara. The subsidiary is in process to apply for a refund to the Bandung Madya Tax Office (“KPP Madya Bandung”) of withholding income tax Article 4(2) for the year 2009 of Rp37,158, which amount was withheld and paid to the tax authorities by the lessees of the towers. Anak perusahaan telah memperoleh pendapat dari konsultan pajak independen untuk mendukung tindakan anak perusahaan untuk membetulkan SPT dan restitusi atas pajak penghasilan yang telah dipotong dan disetorkan kepada kantor pajak oleh penyewa menara selama tahun 2007 dan 2008. The subsidiary has obtained an opinion from a tax consultant to support the subsidiary’s actions with respect to the revision of its corporate income tax returns and the refund of taxes that have been withheld and paid to the tax authorities by the tower lessees during 2007 and 2008. 219 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) g. 14. TAXATION (continued) Lain-lain (lanjutan) g. Others (continued) Anak perusahaan membukukan penyesuaian akibat pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) atas pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2007 dan 2008 sebesar Rp61.270 ke laporan laba rugi periode sepuluh bulan yang berakhir tanggal 31 Oktober 2009. The subsidiary has recognized tax expense related to the revision of its corporate income tax returns (SPT) for the 2007 and 2008 tax years of Rp61,270 in its statement of income for the ten months ended October 31, 2009. Saldo PPh pasal 4(2) dibayar di muka per 31 Desember 2008 merupakan pembayaran pajak di muka atas pendapatan diterima di muka. Sehubungan dengan diterimanya surat dari Direktorat Jenderal Pajak No. S693/PJ.03/2009 tanggal 23 Juni 2009, sebagaimana diuraikan di atas, akun ini direklasifikasi dan dicatat sebagai klaim restitusi pajak penghasilan Pasal 4(2) pada tanggal 31 Oktober 2009. The balance of prepaid income tax - Article 4(2) as of December 31, 2008 represented prepaid income tax on unearned revenue as of that date. Following the receipt of a letter from Directorate General of Tax No. S-693/PJ.03/2009 dated June 23, 2009 as mentioned above, this amount has been reclassified as a claim for corporate tax refund - Article 4(2) as of October 31, 2009. Pengembalian pajak penghasilan badan tahun 2008 dan 2007 merupakan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan diluar PPh pasal 4(2) sesuai dengan SPT atas pajak penghasilan badan anak perusahaan untuk tahun pajak 2008 dan 2007 yang telah diperbaiki. Refundable corporate income tax for the 2008 and 2007 tax years represents overpayments of corporate income tax, other than for income tax Article 4(2), as reflected in the subsidiary’s revised the corporate income tax returns for the 2008 and 2007 tax years. 15. HUTANG LAIN-LAIN 15. OTHER PAYABLES This account represents the subsidiary’s accruals of discounts due to PT Telekomunikasi Indonesia Tbk and PT Mobile-8 Telecom Tbk in relation to the reduction of tower rental rates of between 10% to 35% due to additional lessees for the towers (as second and third tenants) involving PT Telekomunikasi Selular, PT Bakrie Telekom Tbk, PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Hutchison CP Telecommunications, and PT Mobile-8 Telecom Tbk. with details as follows: Akun ini merupakan akrual anak perusahaan atas pengurangan hutang sewa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Mobile-8 Telecom Tbk sebesar 10% sampai 35% karena adanya penambahan penyewa menara (sebagai penyewa kedua dan ketiga) oleh PT Telekomunikasi Selular, PT Bakrie Telekom Tbk, PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Hutchison CP Telecommunications, dan PT Mobile-8 Telecom Tbk. dengan perincian sebagai berikut: 2009 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Mobile-8 Telecom Tbk 2008 6.965 9.885 2.330 2.555 16.850 4.885 220 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Mobile-8 Telecom Tbk The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 16. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA 16. PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS Kewajiban imbalan kerja yang diakui pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 berdasarkan perhitungan aktuaris independen, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dalam laporannya tanggal 9 Nopember 2009 (2008: 6 Januari 2009). The provisions for employee benefits recognised as of October 31, 2009 and December 31, 2008 are based on actuarial calculations performed by PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, an independent actuary, as per its report dated November 9, 2009 (2008: January 6, 2009). Asumsi yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja untuk sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 adalah: The assumptions used in determining the provision for employee benefits for the ten months ended October 31, 2009 and the period ended December 31, 2008 are as follows: 2009 Jumlah pegawai Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun Tingkat kematian Metode 2008 244 12% per annum 11% per annum 55 years of age TMI 1999 Projected unit credit Number of employees Discount rate Wages and salary increase Retirement age Mortality rate Method The details of the employee benefits expense recognised in the 2009 and 2008 statements of income (Note 24) are as follows: Perincian beban imbalan kerja yang diakui dalam laporan laba rugi pada tahun 2009 dan 2008 (Catatan 24) adalah sebagai berikut: 2009 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi rugi aktuaria yang belum diakui Pengakuan segera atas biaya jasa lalu - telah menjadi hak 267 12% per annum 11% per annum 55 years of age TMI 1999 Projected unit credit 2008 1.631 297 1.354 125 11 11 1.939 221 (69) 1.421 Current service cost Interest cost Amortization of unrecognized actuarial loss Immediate recognition of past services cost - vested benefits The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 16. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan) 16. PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS (continued) The details of the provision for employee benefits as of October 31, 2009 and December 31, 2008 are as follows: Perincian kewajiban imbalan kerja pada 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Nilai kini kewajiban Biaya jasa lalu yang tidak diakui - belum menjadi hak Kerugian aktuarial yang belum diakui 2008 5.270 Kewajiban imbalan kerja 2.689 (1) (1) Present value of obligation Unrecognized past service cost - non vested (1.236) (594) Unrecognized actuarial losses 4.033 Perubahan saldo kewajiban imbalan kerja untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada 31 Oktober 2009 dan periode yang berakhir pada 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: 2.094 Employee benefits liabilities The changes in the provision for employee benefits for the ten months period ended October 31, 2009 and the period ended December 31, 2008 are as follows: 2009 2008 Saldo awal Penambahan di periode berjalan 2.094 1.939 673 1.421 Beginning balance Addition during the period Saldo akhir 4.033 2.094 Ending balance 17. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA 17. UNEARNED REVENUE 2009 PT Hutchison CP Telecommunications PT Excelcomindo Pratama Tbk PT Indosat Tbk PT Telekomunikasi Selular 2008 298.489 27.555 7.796 1.764 580.938 622 9.711 1.829 335.604 593.100 PT Hutchison CP Telecommunications PT Excelcomindo Pratama Tbk PT Indosat Tbk PT Telekomunikasi Selular Pada tahun 2008, anak perusahaan menerima pembayaran di muka untuk jangka waktu 1 sampai 5 tahun dari PT Hutchison CP Telecommunications atas sewa operasi menara. Anak perusahaan juga menerima pembayaran di muka dari PT Indosat Tbk dan PT Excelcomindo Pratama Tbk atas sewa menara untuk periode 1 tahun. In 2008, the subsidiary received payments in advance for 1 to 5 years from PT Hutchison CP Telecommunications for operating leases involving towers. The subsidiary also received payments in advance from PT Indosat Tbk and PT Excelcomindo Pratama Tbk, for leased tower infrastructure for a period of one year. Pada bulan Nopember 2005, anak perusahaan menerima pembayaran di muka untuk jangka waktu 10 tahun dari PT Telekomunikasi Selular atas sewa menara. In November 2005, the subsidiary received payments in advance for 10 years from PT Telekomunikasi Selular for a leased tower. 222 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 18. HAK MINORITAS 18. MINORITY INTERESTS The interest of the minority shareholders in the subsidiary of 0.0008% or equal to Rp9 and Rp4 are not recognized in the consolidated financial statements as of October 31, 2009 and December 31, 2008, respectively due to immaterial. Penyertaan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan sebesar 0,0008% atau masing-masing sejumlah Rp9 dan Rp4, tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 karena tidak material. 19. MODAL SAHAM 19. SHARE CAPITAL Komposisi pemegang saham, jumlah dan nilai saham yang ditempatkan dan disetor penuh adalah sebagai berikut: The composition of the Company’s shareholders, the number of issued and paid-up shares and the related value were as follows: 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 Pemegang saham - PT Tricipta Mandhala Gumilang - PT Caturguwiratna Sumapala Jumlah saham (angka penuh)/ Number of shares issued (full amount) October 31, 2009 and December 31, 2008 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership Modal disetor/ Issued and paid-up capital 249.915 240.115 51% 49% 249.915 240.115 490.030 100% 490.030 Shareholders - PT Tricipta Mandhala Gumilang - PT Caturguwiratna Sumapala Based on the Deed of Establishment No. 31 dated June 2, 2008, drawn up in the presence of Dr. Irawan Soerodjo, S.H. MSi., Notary in Jakarta, the shareholders agreed to establish a Company named PT Sarana Menara Nusantara with authorized share capital of Rp100,000, consisting of 100,000 shares with a nominal amount of Rp1 per share and issued and fully paid share capital of Rp25,000 consisting of 25,000 shares. The Company received payment for the issued share capital on June 18, 2008. This Deed of Establishment was approved by the Ministry of Law and Human Rights through letter No. AHU37840.AH.01.01.Tahun 2008 dated July 2, 2008. Berdasarkan Akta Pendirian No. 31 tanggal 2 Juni 2008, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H. MSi., Notaris di Jakarta, pemegang saham Perseroan menyetujui untuk mendirikan Perseroan Terbatas bernama PT Sarana Menara Nusantara, dengan modal dasar sejumlah Rp100.000 yang terdiri dari 100.000 saham dengan nilai nominal Rp1 per saham dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp25.000 yang terdiri dari 25.000 saham. Perseroan menerima pembayaran modal pada tanggal 18 Juni 2008. Akta Pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat No. AHU-37840. AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008. 223 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 19. MODAL SAHAM (lanjutan) 19. SHARE CAPITAL (continued) Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa No. 16 tanggal 27 Desember 2008, dibuat dihadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, pemegang saham Perseroan menyetujui untuk mengeluarkan sisa saham dalam simpanan sebanyak 75.000 saham, meningkatkan modal dasar Perseroan menjadi Rp600.000 dan mengeluarkan 390.030 saham emisi baru setelah persetujuan peningkatan modal dasar. Tambahan modal ditempatkan sejumlah 465.030 saham telah di setor penuh oleh Pemegang saham ke kas Perseroan pada bulan Juli dan Agustus 2008. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat No. AHU52088.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 28 Oktober 2009. Based on the Deed of Restatement of the Extraordinary Shareholders’ Resolution No. 16 dated December 27, 2008, drawn up in the presence of Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notary in Kudus, the Company’s shareholders agreed to the issuance of 75,000 shares, to increase the Company’s authorized share capital to Rp600,000 and to issue 390,030 new shares after obtaining approval for the increase in the authorized capital. Payment for the issuance of 465,030 shares was made to the Company in July and August 2008. This amendment was approved by the Ministry of Law and Human Rights through letter No. AHU52088.AH.01.02.Tahun 2009 dated October 28, 2009. 20. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN 20. DIFFERENCES ARISING FROM TRANSACTIONS RESULTING IN CHANGES IN EQUITY OF THE SUBSIDIARY Akun ini merupakan selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan yang terdiri dari surplus revaluasi menara anak perusahaan dan rugi bersih dari lindung nilai arus kas anak perusahaan masing-masing sebesar Rp513.395 dan Rp11.757 (2008: Rp513.395 dan Rp17.965). This account represents differences arising from transactions transaction resulting in changes in equity of the subsidiary which consist of the subsidiary’s revaluation surplus on tower and the subsidiary’s net loss on cash flow hedge of Rp513,395 and Rp11,757, respectively (2008: Rp513,395 and Rp17,965). Perubahan selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada 31 Oktober 2009 dan periode yang berakhir pada 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: The changes in the difference arising from transactions resulting in changes in equity of the subsidiary for the ten months ended October 31, 2009 and the period ended December 31, 2008 are as follows: 2009 2008 Saldo awal Perubahan di tahun berjalan 495.430 6.208 495.430 Beginning balance Changes during the period Saldo akhir 501.638 495.430 Ending balance 21. PENDAPATAN 21. REVENUES 2009 Pihak ketiga: Sewa menara (sewa operasi) Sewa pemancar (sewa pembiayaan) 2008 871.200 270.970 6.784 2.719 877.984 273.689 224 Third parties: Tower rentals (operating leases) Repeater rentals (finance leases) The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 21. PENDAPATAN (lanjutan) 21. REVENUES (continued) Details of customers which represent more than 5% of the total revenue are as follows: Perincian pelanggan dengan nilai pendapatan melebihi 5% dari jumlah pendapatan adalah sebagai berikut: Persentase dari jumlah penjualan/ Percentage of total revenue Pendapatan/Revenue 2009 Pelanggan PT Hutchison CP Telecomunications PT Excelcomindo Pratama Tbk PT Mobile-8 Telecom Tbk PT Bakrie Telecom Tbk PT Natrindo Telepon Selular PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 2008 2009 393.161 126.730 122.347 95.282 53.360 46.781 137.742 28.793 49.578 20.251 7.693 19.268 45% 14% 14% 11% 6% 5% 50% 11% 18% 7% 3% 7% 837.661 263.325 95% 96% 22. BEBAN POKOK PENDAPATAN Perawatan lokasi Listrik Perjalanan dinas Lain-lain (kurang dari Rp100) 2008 38.730 6.861 1.845 168 10.723 2.783 1.767 107 47.604 15.380 23. DEPRESIASI DAN AMORTISASI Site maintenance Electricity Travel Others (below Rp100) 23. DEPRECIATION AND AMORTIZATION 2009 2008 197.183 63.856 55.971 43.114 19.178 7.897 296.268 90.931 24. BEBAN USAHA Depreciation of fixed assets (Note 8) Amortization of insurance and site rentals Amortization of cost of loans (Note 13) 24. OPERATING EXPENSES Beban penjualan Selling and marketing expenses 2009 Gaji dan kesejahteraan karyawan Perjalanan dan transportasi Representasi dan jamuan Customers PT Hutchison CP Telecomunications PT Excelcomindo Pratama Tbk PT Mobile-8 Telecom Tbk PT Bakrie Telecom Tbk PT Natrindo Telepon Selular PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 22. COST OF REVENUES 2009 Depresiasi aset tetap (Catatan 8) Amortisasi asuransi dan sewa tanah Amortisasi biaya pinjaman (Catatan 13) 2008 2008 8.885 4.004 1.461 2.402 3.855 804 14.350 7.061 225 Salaries and employee welfare Travel and transportation Entertainment and representation The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 24. BEBAN USAHA (lanjutan) 24. OPERATING EXPENSES (continued) Beban umum dan administrasi General and administrative expenses 2009 Gaji dan kesejahteraan karyawan Jasa profesional Keperluan kantor Imbalan kerja (Catatan 16) Biaya bank Pajak dan perijinan Lain-lain (kurang Rp100) 2008 31.107 29.682 2.689 1.939 302 299 492 11.324 10.758 974 548 122 180 112 66.510 24.018 80.860 31.079 25. BEBAN KEUANGAN 25. FINANCE CHARGES 2009 Beban bunga Beban keuangan lain 26. KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) BERSIH Salaries and employee welfare Professional fees Office supplies Employee benefits (Note 16) Bank charges Taxes and permits Others (below Rp100) SELISIH 2008 343.241 24.819 86.321 4.470 368.060 90.791 26. FOREIGN EXCHANGE GAINS/(LOSSES), NET KURS, 2009 Keuntungan/(kerugian) selisih kurs yang berasal dari: Pinjaman Senior Pinjaman Mezanin Pinjaman Stewart Island Investments Pte. Ltd. Pinjaman DBS Bank, Ltd. dan Standard Chartered Bank Lainnya Interest expense Other finance charges 2008 259.032 69.177 160.565 40.141 217.633 (260.284) (69.329) (369.920) (60.413) 476.513 (489.911) 27. HUTANG SWAP TINGKAT BUNGA Foreign exchange gains/ (losses) in relation to: Senior Loan Mezzanine Loan Loan from Stewart Island Investments Pte. Ltd. Loans from DBS Bank, Ltd. and Standard Chartered Bank Others 27. INTEREST RATE SWAP PAYABLES On December 23, 2008, March 24, 2009 and September 4, 2009, the subsidiary entered into interest rate swap contracts with DBS Bank Ltd., The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V.) Jakarta Branch and Standard Chartered Bank to hedge quarterly payments of Senior Loan interest denominated in the United States Dollar. Information related to the contracts and their fair values as of October 31, 2009 and December 31, 2008 follows: Pada tanggal 23 Desember 2008, 24 Maret 2009 dan 4 September 2009, anak perusahaan menandatangani kontrak swap tingkat bunga dengan DBS Bank Ltd., The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V.) cabang Jakarta dan Standard Chartered Bank yang ditujukan sebagai sarana lindung nilai terhadap pembayaran bunga pinjaman senior tiga bulanan dalam dolar Amerika Serikat. Di bawah ini adalah informasi sehubungan dengan kontrak dan nilai wajarnya pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 sebagai berikut: 226 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. HUTANG SWAP TINGKAT BUNGA (lanjutan) Jumlah Nosional/ Notional amount (US$) Kontrak-kontrak Swap tingkat bunga DBS Bank Ltd. The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V. Jakarta Branch) DBS Bank Ltd. Standard Chartered Bank 27. INTEREST RATE SWAP PAYABLES (continued) Nilai wajar/fair value 2009 2008 (5.186) (9.011) 85.000.000 6.000.000 10.500.000 (5.529) (424) (618) (8.954) - 186.007.871 (11.757) (17.965) Kontrak-kontrak swap tingkat bunga No Counter parties Periode kontrak/ Contract period 1 DBS Ltd. Bank 5 Januari/ January 2009 - 30 September/ September 2013 2 The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V. Jakarta Branch) 5 Januari/ January 2009 - 30 September/ September 2013 3 DBS Ltd. 31 Maret/ March 2009 30 September/ September 2013 4 Standard Chartered Bank. Bank 4 September/ September 2009 - 30 September/ September 2013 Interest rate swap contracts 84.507.871 DBS Bank Ltd. The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V. Jakarta Branch) DBS Bank Ltd. Standard Chartered Bank Interest rate swap contracts Tingkat bunga swap tahunan/Annual Interest rate swap 2,10% dari AS$84.507.871 dengan jumlah nosional yang akan menurun berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai pertukaran untuk LIBOR dolar AS/2.10% of US$84,507,871, the notional amount of which will decrease based on a predetermined schedule, in exchange for US Dollar LIBOR. 5,840% dari AS$85.000.000 dengan jumlah notional yang akan menurun berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai pertukaran untuk LIBOR dolar AS termasuk 3,75% margin/5.840% of US$85,000,000, the notional amount of which will decrease based on a predetermined schedule, in exchange for US Dollar LIBOR including a 3.75% margin. 2,12% dari AS$6.000.000 dengan jumlah nosional yang akan menurun berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai pertukaran untuk LIBOR dolar AS/2.12% of US$6,000,000 the notional amount of which will decrease based on a predetermined schedule, in exchange for US Dollar LIBOR. 2,025% dari AS$10.500.000 dengan jumlah nosional yang akan menurun berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai pertukaran untuk LIBOR dolar AS/2.025% of US$10,500,000 the notional amount of which will decrease based on a predetermined schedule, in exchange for US Dollar LIBOR. 227 Tanggal penerimaan pendapatan/(beban) swap/Swap income/(expense) receipt date Setiap tanggal terakhir bulan Maret, Juni, September dan Desember setiap tahun mulai dan termasuk 31 Maret 2009 sampai dengan 30 September 2013/Last business day of March, June, September and December of each year from and including March 31, 2009 to September 30, 2013. Jumlah pendapatan (beban) Swap diterima (dibayar)/Amount of swap income (expense) received (paid) 2009 (8.139) 2008 - Setiap tanggal terakhir bulan Maret, Juni, September dan Desember setiap tahun mulai dan termasuk 31 Maret 2009 sampai dengan 30 September 2013/Last business day of March, June, September and December of each year from and including March 31, 2009 to September 30, 2013. (7.971) - Setiap tanggal terakhir bulan Maret, Juni, September dan Desember setiap tahun mulai dan termasuk 31 Maret 2009 sampai dengan 30 September 2013/Last business day of March, June, September and December of each year from and including March 31, 2009 to September 30, 2013. (464) - Setiap tanggal terakhir bulan Maret, Juni, September dan Desember setiap tahun mulai dan termasuk 5 September 2009 sampai dengan 30 September 2013/Last business day of March, June, September and December of each year from and including September 5, 2009 to September 30, 2013. (150) - The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING a. b. 28. SIGNIFICANT AGREEMENTS Pada tanggal 4 Juni 2003, Anak perusahaan menandatangani perjanjian No. K.TEL.41/ HK.810/DFW-00/2003 dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”) Divisi Fixed Wireless mengenai pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian adalah 10 tahun sejak tanggal Berita Acara Penggunaan Site untuk masing-masing lokasi menara. Pada tanggal 20 April 2004, Perjanjian tersebut diubah dengan perjanjian No. PKS.211/HK.820/DFW-A33/ 2004 mengenai jaminan dari Telkom untuk masa sewa 10 tahun dan perubahan harga sewa. Sampai dengan tanggal 31 Oktober 2009, anak perusahaan memiliki, menyewakan dan mengelola 232 menara infrastruktur menara (2008: 232 menara). a. The subsidiary entered into an agreement with PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”) Fixed Wireless Division, No. K.TEL.41/HK.810/ DFW-00/2003 dated June 4, 2003, regarding rental utilization of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The period of this agreement was 10 years with a commencement date upon the minutes of site utilization (“Berita Acara Penggunaan Site”) for each tower site. On April 20, 2004, the agreement was amended by agreement No. PKS.211/HK.820/DFW-A33/ 2004 regarding a guarantee from Telkom for a lease period of 10 years and a change in lease pricing. As of October 31, 2009, the subsidiary owned, leased and managed 232 tower infrastructure sites (2008: 232 towers). Berdasarkan Perjanjian Pembelian Aset tanggal 31 Oktober 2007 antara Anak perusahaan dengan PT Indonusa Mora Prakarsa (“Indonusa”), sejak tanggal 3 Desember 2007, Anak perusahaan telah membeli 53 menara Indonusa yang disewa oleh Telkom. Based on an Asset Purchase Agreement dated October 31, 2007 between the subsidiary and PT Indonusa Mora Prakarsa (“Indonusa”), effectively starting December 3, 2007, the subsidiary purchased 53 of Indonusa’s towers which are currently leased by Telkom. Pada tanggal 14 Agustus 2006, Anak perusahaan menandatangani perjanjian No. 735/EST-PKS/Protelindo/VIII/2006 dengan PT Bakrie Telekom Tbk (“Bakrie”) tentang sewa pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian adalah sejak ditandatanganinya perjanjian ini sampai dengan berakhirnya jangka waktu sewa lokasi yang tercantum dalam Berita Acara Sewa terakhir. b. On August 14, 2006, the subsidiary entered into an agreement with PT Bakrie Telekom Tbk (“Bakrie”) No. 735/EST-PKS/Protelindo/ VIII/2006 regarding rental of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The period of this agreement is from the execution date until the end of lease term noted in the latest site lease. Pada tanggal 2 Juli 2007, anak perusahaan dan Bakrie memperbaharui Perjanjian Sewa Induk (“MLA”), sebagaimana telah diubah dalam amandemen kedua tanggal 8 Mei 2009, mengenai sewa pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10 tahun sejak tanggal sertifikat siap instalasi (”RFI”) di masing-masing lokasi. Selanjutnya, Bakrie akan melakukan pembayaran atas biaya tambahan pemakaian listrik bulanan. Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat 730 menara yang disewakan (2008: 396 menara). On July 2, 2007, the subsidiary and Bakrie entered into a new Master Lease Agreement (“MLA”), as subsequently amended by a second amendment dated May 8, 2009 regarding the rental of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The period of this agreement is for 10 years with a commencement date upon the date of the Ready For Installation “RFI” Certificate for each site. In addition, Bakrie will pay an additional rental amount for pass-through of monthly electricity costs. As of October 31, 2009, there are 730 towers being leased (2008: 396 towers). 228 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan) 28. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued) c. Anak perusahaan menandatangani sejumlah perjanjian dengan PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”) mengenai pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian adalah 10 tahun sejak tanggal penadatanganan Berita Acara Penggunaan Site untuk masing-masing lokasi menara. Sampai dengan tanggal 31 Oktober 2009, terdapat 4 menara yang sedang disewakan (2008: 4 menara). c. The subsidiary entered into several agreements with PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”) regarding the rental of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The period of this agreement is for 10 years with a commencement date upon the minutes of site utilization (“Berita Acara Penggunaan Site”) for each site. As of October 31, 2009, there are 4 towers being leased (2008: 4 towers). d. Pada tanggal 15 Maret 2007, anak perusahaan dan Mobile-8 menandatangani Perjanjian Sewa Induk (“MLA”), sebagaimana telah diubah dalam amandemen pertama tanggal 1 Nopember 2007, mengenai pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu awal sewa adalah 11 tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan tertulis dari masing-masing pihak. Selanjutnya, Mobile-8 akan melakukan pembayaran atas biaya tambahan pemakaian listrik bulanan. Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat 636 menara yang disewakan (2008: 636 menara). d. On March 15, 2007, the subsidiary and Mobile-8 entered into a Master Lease Agreement (“MLA”), as subsequently amended by a first amendement dated November 1, 2007, regarding the rental of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The initial term of the site leases is 11 years, which period may be extended based on written agreements between the parties. In addition, Mobile-8 will pay an amount for additional charges for pass-through of monthly electricity costs. As of October 31, 2009, there are 636 towers being leased (2008: 636 towers). e. Pada tanggal 15 Agustus 2007, anak perusahaan dan PT Hutchison CP Telecommunications (“Hutchison”) menandatangani Perjanjian Sewa Induk (“MLA”) No. 584/LGL-AGR/PT Profesional Telekomunikasi Indonesia/HAW-RI/TECH/ VIII/07, sebagaimana telah diubah dalam perjanjian terakhir tanggal 19 Juni 2008, mengenai sewa pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10 tahun dan akan diperpanjang 2 kali secara langsung masing-masing untuk jangka waktu 2 tahun dan 10 tahun, kecuali apabila Hutchison tidak ingin memperpanjang masa sewa dan menginformasikan secara tertulis kepada Anak perusahaan. Jangka waktu sewa dimulai sejak tanggal sertifikat siap instalasi (”RFI”) di masing-masing lokasi. Selanjutnya, Hutchinson akan melakukan pembayaran atas biaya tambahan pemakaian listrik bulanan. e. On August 15, 2007, the subsidiary and PT Hutchison CP Telecommunications (“Hutchison”) entered into a Master Lease Agreement (“MLA”), as subsequently amended by a second amendment dated May 8, 2008, No. 584/LGL-AGR/PT Profesional Telekomunikasi Indonesia/HAWRI/TECH/VIII/07, as subsequently amended in an agreement dated June 19, 2008, regarding the rental of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The period of this agreement is for 10 years, which period will automatically be extended for two and ten year periods, unless Hutchison informs the subsidiary in writing that it does not wish to extend the term. The period starts with the commencement date upon the date of Ready For Installation “RFI” Certificates for each site. In addition, Hutchinson will pay an amount for additional rent for pass-through of monthly electricity costs. 229 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan) 28. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued) Pada tanggal 18 Maret 2008, anak perusahaan dan Hutchison menandatangani Perjanjian Sewa Induk No. 147/LGL-AGR-Master Lease/ Protelindo/FLB-RS/TECH/III/08 mengenai sewa pemanfaatan lokasi yang diperlukan untuk pengoperasian peralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 12 tahun, dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 6 tahun. Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat 3.126 menara yang disewakan (2008: 2.716 menara). Berdasarkan perjanjian ini, pada akhir tahun ke 12 atau pada akhir masa perpanjangan perjanjian, Hutchison mempunyai opsi untuk membeli tower yang disewa. Namun demikian apabila Hutchison menggunakan hak opsi tersebut, anak perusahaan masih terus memperoleh pendapatan sewa dari penyewa lainnya dan Hutchison akan mengambil bagian dari biaya operasional. On March 18, 2008, the subsidiary and Hutchison entered into a Master Lease Agreement No. 147/LGL-AGR-Master Lease/ Protelindo/ FLB-RS/TECH/III/08 regarding the rental of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The period of this agreement is for 12 years, which period may be extended for 6 years. As of October 31, 2009, there are 3,126 towers that are being leased (2008: 2,716 towers). Under this Agreement, at the end of the year or at the end of the extended contract period, Hutchison has the option to purchase the towers. However, if the option to purchase is exercised by Hutchison, the subsidiary is entitled to continue earning rental revenue from the other tenants and Hutchison will share the operating expenses. f. Pada tanggal 4 Desember 2007, anak perusahaan dan PT Excelcomindo Pratama Tbk (“XL”) menandatangani Perjanjian Sewa Induk (“MLA”), sebagaimana telah diubah dalam amandemen tanggal 7 April 2009, mengenai sewa pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 5 tahun, dan akan diperpanjang 2 kali masingmasing untuk jangka waktu 5 tahun, kecuali apabila XL tidak ingin memperpanjang masa sewa dan menginformasikan secara tertulis kepada anak perusahaan. Jangka waktu sewa dimulai sejak tanggal sertifikat siap instalasi (”RFI”) di masing-masing lokasi. Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat 882 menara yang disewakan (2008: 703 menara). f. On December 4, 2007, the subsidiary and PT Excelcomindo Pratama Tbk (“XL”) entered into a Master Lease Agreement (“MLA”), as subsequently amended by an amendment dated April 7, 2009, regarding the rental of tower infrastructure for the placement of telecommunications equipment. The period of this agreement is 5 years, which period will be extended for two 5 year periods, unless XL informs the subsidiary in writing that it does not wish to extend the lease term. The lease period started with the commencement date upon the date of Ready For Installation “RFI” Certificates for each site. As of October 31, 2009, there are 882 towers being leased (2008: 703 towers). g. g. On December 7, 2007, the subsidiary and PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (“Sampoerna”) entered into a Master Lease Agreement (“MLA”) No. 041/PKS/NET-STIXII/2007 regarding the rental of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The period of this agreement is 10 years, which period will be extended for two 10 year periods unless Sampoerna notifies the subsidiary in writing that it does not wish to extend the lease term. Pada tanggal 7 Desember 2007, anak perusahaan dan PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (“Sampoerna”) menandatangani Perjanjian Sewa Induk (“MLA”) No. 041/PKS/NET-STI-XII/2007 mengenai sewa pemanfaatan lokasi yang diperlukan untuk pengoperasian peralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10 tahun, dan akan diperpanjang 2 kali untuk jangka waktu 10 tahun, kecuali apabila Sampoerna tidak ingin memperpanjang masa sewa dan menginformasikan secara tertulis kepada anak perusahaan. 230 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan) 28. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued) Jangka waktu sewa dimulai sejak tanggal sertifikat siap instalasi (”RFI”) di masingmasing lokasi. Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat 71 menara yang disewakan (2008: 70 menara). Pada tanggal 7 Desember 2007, anak perusahaan dan Sampoerna menandatangani perjanjian Build-to-Suit (BTS) dan Co-location No. 042/PKS/NET-STIXII/2007. Berdasarkan Perjanjian tersebut, Anak perusahaan ditunjuk oleh Sampoerna (Penyewa) untuk mengakuisisi, mengembangkan dan membangun BTS di lokasi yang dibutuhkan oleh Sampoerna, mengidentifikasi dan mengembangkan lokasi yang ada dan menyediakan jasa berdasarkan kebutuhan masing-masing pihak. The lease period started upon the date of Ready For Installation “RFI” Certificates for each site. As of October 31, 2009, there are 71 towers being leased (2008: 70 towers). On December 7, 2007, the subsidiary and Sampoerna entered into a Build-to-Suit (“BTS”) and Co-location Agreement No. 042/PKS/NETSTI-XII/2007. Pursuant to the agreement, the subsidiary has been engaged by Sampoerna (Lessee) to acquire, develop and build BTS sites required by Sampoerna, to identify and develop space on existing sites and to perform services based on the needs of the parties. h. Pada tanggal 14 Desember 2007, anak perusahaan dan PT Natrindo Telepon Seluler (“NTS”) menandatangani Perjanjian Sewa Induk untuk Co-location mengenai sewa pemanfaatan lokasi yang diperlukan untuk pengoperasian peralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10 tahun, dan akan diperpanjang 2 kali untuk jangka waktu 10 tahun, kecuali apabila NTS tidak ingin memperpanjang masa sewa dan menginformasikan secara tertulis kepada Anak perusahaan. Jangka waktu sewa dimulai sejak tanggal sertifikat siap instalasi (“RFI”) di masing-masing lokasi. Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat 408 menara yang disewakan (2008: 179 menara). h. On December 14, 2007, the subsidiary and PT Natrindo Telepon Seluler (“NTS”) entered into a Master Lease Agreement for Colocations regarding the rental of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The period of this agreement is 10 years, which period will be extended for two 10 year periods unless NTS notifies the subsidiary in writing that it does not wish to extend the lease term. The lease period started upon the date of Ready For Installation “RFI” Certificates for each site. As of October 31, 2009, there are 408 towers being leased (2008: 179 towers). i. Pada tanggal 2 Juli 2008, anak perusahaan dan PT Indosat Tbk (“Indosat”) menandatangani Perjanjian Sewa Induk No. 425/FKTR/B00-BBB/08 sebagaimana telah diubah dalam amandemen pertama tanggal 22 Juni 2009, mengenai sewa pemanfaatan lokasi yang diperlukan untuk pengoperasian peralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10 tahun dan akan diperpanjang 2 kali untuk jangka waktu 10 tahun, kecuali apabila Indosat tidak ingin memperpanjang masa sewa dan menginformasikan secara tertulis kepada Anak perusahaan. Jangka waktu sewa dimulai sejak tanggal sertifikat siap instalasi (“RFI”) di masing-masing lokasi. Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat 198 menara yang disewakan (2008: 73 menara). i. 231 On July 2, 2008, the subsidiary and PT Indosat, Tbk (“Indosat”) entered into a Master Lease Agreement for Co-location No. 425/FKTR/B00BBB/08, as subsequently amended by a first amendment dated June 22, 2009 as subsequently amended by a first amendment dated June 22, 2009, regarding the rental of tower infrastructure for placement of telecommunications equipment. The period of this agreement is for 10 years, which period will be extended for two 10 year periods, unless Indosat informs the subsidiary in writing that it does not wish to extend the lease term. The lease period started upon the date of Ready For Installation “RFI” Certificates for each site. As of October 31, 2009, there are 198 towers being leased (2008: 73 towers). The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan) 28. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued) Total estimated future minimum lease payments for the above contracts are as follows: Jumlah estimasi pembayaran sewa minimum di masa depan untuk kontrak-kontrak di atas adalah sebagai berikut: 2009 Estimasi pembayaran sewa minimum dimasa depan: Sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun sampai dengan lima tahun Lebih dari lima tahun j. 2008 1.138.387 881.234 5.087.659 3.093.449 9.319.495 4.058.932 3.030.102 7.970.268 j. Pada tanggal 12 Februari 2004, anak perusahaan menandatangani perjanjian No. K.TEL.43/HK.810/DFW-23/2004, sebagaimana telah diubah dengan Amendemen Pertama tanggal 26 Oktober 2007, dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk - Fixed Wireless Division tentang penyewaan repeater system and indoor base transceiver station. Jangka waktu perjanjian adalah 9 tahun sejak tanggal Berita Acara Penyerahan Objek Sewa-Menyewa untuk masing-masing lokasi menara (Catatan 7). Sampai dengan tanggal 31 Oktober 2009, anak perusahaan memiliki 38 lokasi pemancar yang sedang disewakan (2008: 38 lokasi). 29. IKATAN Estimated future minimum lease payments: Within one year From one year to five years More than five years On February 12, 2004, the subsidiary entered into an agreement with PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Fixed Wireless Division No. K.TEL.43/HK.810/DFW-23/2004, as subsequently amended by a first amendment dated October 26, 2007, in relation to the lease of repeater systems and indoor base transceiver stations. The period of the lease is 9 years, commencing upon the minutes of equipment submission for each site (Note 7). As of October 31, 2009, there are 38 sites for repeater systems which are being leased (2008: 38 sites). 29. COMMITMENTS On March 18, 2008, the subsidiary entered into an agreement with PT Hutchison CP Telecommunications (“Hutchison”) to acquire up to 3,692 towers from Hutchison for a total amount of US$500 million. As of October 31, 2009, the subsidiary has acquired 2,496 towers at a cost of US$338,028,288. The remaining acquisition of 1,196 towers for an amount of US$161,971,888 is still in process. Pada tanggal 18 Maret 2008, anak perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Hutchison CP Telecommunications (“Hutchison”) untuk membeli 3.692 menara dari Hutchison dengan nilai transaksi sebesar AS$500 juta. Pada tanggal 31 Oktober 2009, anak perusahaan telah membeli 2.496 menara dengan nilai transaksi sejumlah AS$338.028.288. Sisa menara sebanyak 1.196 dengan nilai sejumlah AS$161.971.888 masih dalam proses. 232 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 30. RELATED PARTY INFORMATION 30. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Saldo dengan pihak-pihak hubungan istimewa: yang mempunyai Balances with related parties: 2009 2008 Aset Kas dan setara kas (Catatan 3) - 250 Assets Cash and cash equivalents (Note 3) Jumlah asset - 5.867.511 Total assets Persentase jumlah aset dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan jumlah aset - 0,004% Percentage of total assets involving related parties to total assets 2009 Kewajiban Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun PT Bank Central Asia Tbk (Catatan 13) Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun PT Bank Central Asia Tbk (Catatan 13) Jumlah kewajiban 2008 Liabilities - Current portion of long-term loans PT Bank Central Asia Tbk (Note 13) 177.075 341.924 Long-term loans, net of current portion PT Bank Central Asia Tbk (Note 13) 214.376 341.924 5.053.878 5.353.174 Total liabilities 6% Percentage of total liabilities involving related parties to total liabilities 37.301 Persentase jumlah kewajiban dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan jumlah kewajiban 4% On March 30, 2007, the subsidiary entered into a loan facility agreement with Pan-Asia Tower Pte. Ltd., a shareholder, for US$5,000,000 ("Bridging Loan I"). The purpose of this facility was for working capital purposes. The loan was due to be repaid on April 30, 2007 and has been refinanced by Bridging Loan II. Pada tanggal 30 Maret 2007, anak perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan pemegang saham anak perusahaan, PanAsia Tower Pte. Ltd., sebesar AS$5.000.000 ("Bridging Loan I"). Tujuan fasilitas pinjaman ini adalah modal kerja anak perusahaan. Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 30 April 2007 dan telah diperbaharui dengan Bridging Loan II. 233 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 30. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 30. RELATED PARTY INFORMATION (continued) Pada tanggal 30 April 2007, anak perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan pemegang saham anak perusahaan, PanAsia Tower Pte. Ltd., yang merupakan penambahan dari Bridging Loan I sehingga jumlah pinjaman menjadi sebesar AS$10.000.000 ("Bridging Loan II"). Tujuan fasilitas pinjaman ini untuk modal kerja anak perusahaan. Pinjaman ini dijamin dengan saham yang dimiliki oleh pemegang saham di anak perusahaan, saham yang dimiliki oleh pemegang saham dalam PT Illuminate dan jaminan perusahaan PT Illuminate. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan jatuh tempo pada tanggal 30 Mei 2008. Pada tanggal 5 Juni 2007, anak perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan Pan-Asia Tower Pte. Ltd., yang merupakan penambahan dari Bridging Loan II sehingga jumlah pinjaman menjadi sebesar AS$42.000.000. Tujuan fasilitas ini adalah untuk modal kerja anak perusahaan. Pinjaman ini dijamin dengan saham yang dimiliki oleh pemegang saham di anak perusahaan, saham yang dimiliki oleh pemegang saham dalam PT Illuminate dan jaminan perusahaan PT Illuminate dan jatuh tempo 270 hari kerja setelah penarikan. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Selama tahun 2007, pinjaman sebesar AS$32.000.000 atau setara dengan Rp291.270 dikonversi menjadi modal Pan Asia Tower Pte. Ltd. dan PT Illuminate dalam anak perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2007, sisa saldo pinjaman, sebelum dibukukan saling hapus dengan piutang Tuan Donny Imam Priambodo yang dialihkan kepada Pan Asia Tower, Pte. Ltd. sebesar Rp23.123 adalah senilai AS$9.740.000 atau setara dengan Rp91.741. On April 30, 2007, the subsidiary entered into a loan facility agreement with Pan-Asia Tower Pte. Ltd., a shareholder, which represents an addition to Bridging Loan 1 resulting in the amount of the loan facility being increased to US$10,000,000 ("Bridging Loan II"). The facility was used for working capital purposes. The loan is secured by ownership of all of the subsidiary’s issued shares, all of PT Illuminate’s issued shares and a corporate guarantee of PT Illuminate. The loan was noninterest bearing and was due to be repaid on May 30, 2008. On June 5, 2007, the subsidiary entered into a loan facility agreement with Pan-Asia Tower Pte. Ltd., a shareholder, which represents an addition to Bridging Loan II resulting in the loan facility being increased to US$42,000,000. The purpose of this facility was for working capital purposes. The loan is secured by ownership of all of the subsidiary’s issued shares, all of PT Illuminate’s issued shares and corporate guarantee of PT Illuminate and is due to be repaid 270 working days after the drawdown. During 2007, the loan was non interest bearing. The loan of US$32,000,000 or equivalent to Rp291,270 was converted to the subsidiary’s share capital by Pan Asia Tower Pte. Ltd. and PT Illuminate. As of December 31, 2007, the outstanding balance of this loan amounted to US$9,740,000 or equivalent to Rp91,741, prior to the net off with the balance of the receivable due from Mr. Donny Imam Priambodo of Rp23,123, which was assigned to Pan Asia Tower, Pte. Ltd. Pinjaman ini telah dialihkan kepada Stewart Island Investment Pte. Ltd. pada tanggal 26 Agustus 2008 sebesar AS$9.740.000. Pada tanggal 31 Desember 2008, piutang yang telah dialihkan kepada Pan Asia Tower Pte. Ltd. sebesar Rp23.123 dihapusbukukan. Manajemen anak perusahaan menghapusbukukan piutang tersebut karena tingkat pengembalian piutang tersebut diragukan. The loan was assigned to Stewart Island Investment Pte. Ltd. on August 26, 2008 in the amount of US$9,740,000. As of December 31, 2008, the receivable which was assigned to Pan Asia Tower, Pte. Ltd. of Rp23,123 was written off by management of the subsidiary since the collectibility of the receivable was considered doubtful. 234 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 30. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Sifat hubungan dengan pihak-pihak mempunyai hubungan istimewa • • • • • • yang Nature of relationships with related parties Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related parties Sifat hubungan/relationship • 30. RELATED PARTY INFORMATION (continued) Pemegang saham saat ini/current shareholder Pemegang saham saat ini/current shareholder Hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali BCA/family relationship with ultimate shareholders of BCA Pemegang saham Perseroan dan anak perusahaan saat ini/ the Company and its subsidiary’s current shareholder Pemegang saham Perseroan dan anak perusahaan saat ini/ the Company and its subsidiary’s current shareholder Pemegang saham anak perusahaan sebelumnya/ the subsidiary’s former shareholder Hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali BCA/family relationship with ultimate shareholders of BCA 31 Oktober /October 2009: - PT Tricipta Mandhala Gumilang - - PT Caturguwiratna Sumapala - - PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents, Hutang jangka panjang/Longterm loan 31 Desember/December 2008: - PT Tricipta Mandhala Gumilang - - PT Caturguwiratna Sumapala - - Pan Asia Tower Pte. Ltd. - - PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents, Hutang jangka panjang/Longterm loans All transactions with related parties are based on terms and conditions agreed among the parties and represent arm’s length transactions. Transaksi dengan pihak hubungan istimewa menggunakan kebijakan harga dan syarat transaksi yang disepakati oleh para pihak dan atas dasar transaksi pihak-pihak yang bebas (arm length basis). 31. INFORMASI SEGMEN 31. SEGMENT INFORMATION Segmen bisnis Anak perusahaan pada saat kegiatan usaha sebagai berikut: Transaksi/ Transactions Business segments ini The subsidiary is presently engaged in the following business activities: melakukan a. Penyewaan menara b. Penyewaan pemancar a. Tower rental b. Repeater leasing 235 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 31. SEGMENT INFORMATION (continued) Segmen bisnis (lanjutan) Business segments (continued) Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen bisnis: Segment information based on business segments is presented below: 2009 Sewa menara/ Tower rental PENDAPATAN Pendapatan sewa pada pihak ketiga Laba operasi Penghasilan bunga Beban keuangan Keuntungan selisih kurs, bersih Penyesuaian pajak penghasilan badan Beban piutang tak tertagih Lain-lain, bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih Sewa pemancar/ Repeater leasing Jumlah/ Total 871.192 6.792 877.984 REVENUE Rental/leasing revenue from third parties 449.746 7.118 (365.213) 472.827 3.506 55 (2.847) 3.686 453.252 7.173 (368.060) 476.513 Operating income Interest income Finance charges Foreign exchange gains, net 60.796 (29.041) (6.092) 474 (47) 61.270 (29.041) (6.139) Corporate income tax adjustments Bad debt expense Others, net 590.141 4.827 594.968 590.141 4.827 594.968 Income before corporate income tax 58.829 459 59.288 Corporate income tax expense 531.312 4.368 535.680 Net income NERACA BALANCE SHEETS Jumlah aset segmen 6.062.836 47.267 6.110.103 Total segment assets Jumlah kewajiban segmen 5.014.782 39.096 5.053.878 Total segment liabilities INFORMASI LAINNYA Penyusutan OTHER INFORMATION 195.658 1.525 197.183 Depreciation Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi (110.340) (860) (111.200) Cash flows provided by operating activities Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi (547.588) (4.269) (551.857) Cash flows used in investing activities 428.069 3.337 431.406 Cash flows provided by financing activities Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan 236 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 31. SEGMENT INFORMATION (continued) Segmen bisnis (lanjutan) Business segments (continued) 2008 Sewa menara/ Tower rental Sewa pemancar/ Repeater leasing Jumlah/ Total PENDAPATAN Pendapatan sewa pada pihak ketiga REVENUE Rental/leasing revenue from third parties 270.970 2.719 273.689 Laba operasi Penghasilan bunga Beban keuangan Kerugian selisih kurs, bersih Lain-lain, bersih 134.945 1.653 (89.889) (485.045) (2.075) 1.354 (902) (4.866) (21) 136.299 1.653 (90.791) (489.911) (2.096) Operating income Interest income Finance charges Foreign exchange losses, net Others, net Rugi sebelum pajak penghasilan (440.411) (4.435) (444.846) Loss before corporate income tax Beban pajak penghasilan Rugi bersih 26.016 261 (466.427) (4.696) 26.277 (471.123) NERACA Corporate income tax expense Net loss BALANCE SHEETS Jumlah aset segmen 5.809.229 58.282 5.867.511 Total segment assets Jumlah kewajiban segmen 5.300.001 53.173 5.353.174 Total segment liabilities INFORMASI LAINNYA Penyusutan Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan OTHER INFORMATION 63.856 - 63.856 Depreciation 261.928 2.628 264.556 Cash flows provided by operating activities (1.604.136) - (1.604.136) 2.265.374 - 2.265.374 237 Cash flows used in investing activities Cash flows provided by financing activities The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 31. SEGMENT INFORMATION (continued) Segmen geografis Geographical segments Tabel berikut menunjukkan laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan berdasarkan pasar geografi: The following table shows the Company’s and its subsidiary’s consolidated statements of income, balance sheets and statements of cash flows by geographical market: 2009 Sumatera/ Sumatera Luar Jawa dan Sumatera/ Outside Java and Sumatera Jawa/ Java Jumlah/ Total PENDAPATAN Pendapatan sewa pada pihak ketiga REVENUE 569.359 84.000 1.329 (68.211) 293.927 4.652 (238.682) 75.325 1.192 (61.167) 453.252 7.173 (368.060) 88.311 309.011 79.191 476.513 11.355 (5.382) (1.138) 39.732 (18.833) (3.980) 10.183 (4.826) (1.021) 61.270 (29.041) (6.139) Operating income Interest income Finance charges Foreign exchange gains, net Corporate income tax adjustments Bad debt expense Others, net 110.264 385.827 98.877 594.968 Income before corporate income tax Beban pajak penghasilan 10.988 38.447 9.853 59.288 Corporate income tax exprense Laba bersih 99.276 347.380 89.024 535.680 Net Income Laba usaha Penghasilan bunga Beban keuangan Keuntungan selisih kurs, bersih Penyesuaian pajak penghasilan badan Beban piutang tak tertagih Lain-lain, bersih Laba sebelum pajak penghasilan 145.911 877.984 Rental/leasing revenue from third parties 162.714 NERACA Jumlah aset segmen Jumlah kewajiban segmen BALANCE SHEETS 1.132.367 3.962.305 1.015.431 6.110.103 Total segment assets 936.619 3.277.362 839.897 5.053.878 Total segment liabilities INFORMASI LAINNYA Penyusutan Arus kas diperoleh dari aktivitas operasi Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan OTHER INFORMATION 36.543 127.870 32.770 197.183 Depreciation (20.608) (72.112) (18.480) (111.200) Cash flows used in operating activities (102.274) (357.871) (91.712) (551.857) Cash flows used in investing activities 279.760 71.695 431.406 79.951 238 Cash flows provided by financing activities The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 31. SEGMENT INFORMATION (continued) Segmen geografis (lanjutan) Geographical segments (continued) 2008 Sumatera/ Sumatera Luar Jawa dan Sumatera/ Outside Java and Sumatera Jawa/ Java Jumlah/ Total PENDAPATAN Pendapatan sewa pada pihak ketiga REVENUE 71.517 179.208 22.964 273.689 Rental/leasing revenue from third parties Laba usaha Penghasilan bunga Beban keuangan Kerugian selisih kurs, bersih Lain-lain, bersih 35.616 432 (23.724) 89.247 1.082 (59.449) 11.436 139 (7.618) 136.299 1.653 (90.791) (128.017) (548) (320.788) (1.372) (41.106) (176) (489.911) (2.096) Operating income Interest income Finance charges Foreign exchange losses, net Others, net Rugi sebelum pajak penghasilan (116.241) (291.280) (37.325) (444.846) Loss before corporate income tax 17.206 2.205 (308.486) (39.530) Beban pajak penghasilan Rugi bersih 6.866 (123.107) 26.277 Corporate income tax expense (471.123) NERACA Net loss BALANCE SHEETS Jumlah aset segmen 1.533.220 3.841.972 492.319 5.867.511 Total segment assets Jumlah kewajiban segmen 1.398.821 3.505.190 449.163 5.353.174 Total segment liabilities INFORMASI LAINNYA OTHER INFORMATION Penyusutan 16.686 41.812 5.358 63.856 Depreciation Arus kas diperoleh dari aktivitas operasi 69.130 173.228 22.198 264.556 Cash flows provided by operating activities (419.172) (1.050.368) (134.596) (1.604.136) 591.958 1.483.338 190.078 2.265.374 Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan 239 Cash flows used in investing activities Cash flows provided by financing activities The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 32. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING 32. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES Aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca adalah sebagai berikut: The monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as of the balance sheet dates are as follows: 2009 Mata uang asing (angka penuh)/ Foreign currency (full amount) Aset: Kas dan setara kas Piutang usaha Aset tidak lancar lainnya Ekuivalen Rupiah/ Equivalent in Rupiah 424.894 918 61.522.532 1.673.704 673.671 18.226 US$ - - 41.003 370 Assets: Cash and cash equivalents Trade receivables Other non-current assets 44.611.021 425.812 63.237.239 692.267 Total assets - - 88.379 968 Liabilities: Tower construction payables US$ 32.353.903 308.818 - - Long term loans Current portion US$ 361.376.903 3.449.343 357.766.382 3.917.541 Long-term loans, net of current portion US$ 3.423.257 32.675 2.748.222 30.093 Accrued expenses 397.154.063 3.790.836 360.602.983 3.948.602 Total liabilities 3.256.335 Net liabilities Kewajiban bersih 3.365.024 The subsidiary manages its foreign currency exchange exposures which primarily involve the US Dollar through entering into US Dollar tower rental contracts. The subsidiary’s management believes that this risk management strategy results in positive benefit for the subsidiary both in the short-term and the long-term. Anak perusahaan mengelola ekposur mata uang asing yang umumnya meliputi Dolar AS dengan melakukan perjanjian penyewaan menara dalam Dolar AS. Hal ini merupakan manajemen risiko yang diyakini oleh manajemen Perusahaan berdampak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang bagi anak perusahaan. 33. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA a. Ekuivalen Rupiah/ Equivalent in Rupiah 44.514.787 96.234 Kewajiban: Hutang pembangunan menara US$ Jumlah kewajiban Mata uang asing (angka penuh)/ Foreign currency (full amount) US$ US$ Jumlah aset Hutang jangka panjang Jatuh tempo dalam satu tahun Setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun Beban yang masih harus di bayar 2008 33. SUBSEQUENT EVENTS Perseroan a. The Company On November 18, 2009, based on the extraordinary general Shareholders’ meeting which was notarized under deed No. 71 of Irawan Soerodjo, S.H., MSi., the shareholders agreed to: Pada tanggal 18 Nopember 2009, berdasarkan berita acara rapat umum pemegang saham luar biasa yang telah disahkan oleh Akta Notaris Irawan Soerodjo, S.H., MSi No. 71, pemegang saham setuju antara lain untuk: 240 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PERISTIWA (lanjutan) a. SETELAH TANGGAL NERACA 33. SUBSEQUENT EVENTS (continued) Perseroan (lanjutan) • • • • • a. Melakukan penawaran umum perdana saham-saham Perseroan dan mencatatkan saham-saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia. Perseroan juga mengubah status Perseroan dari Perusahaan tertutup menjadi Perusahaan terbuka. perubahan nama Perseroan menjadi PT Sarana Menara Nusantara Tbk. mengubah ruang lingkup usaha Perseroan menjadi berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak dan melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. mengubah nilai nominal masing-masing saham Perusahaan dari semula sebesar Rp1.000.000 (angka penuh) menjadi sebesar Rp500 (angka penuh). mengubah susunan anggota Direksi dan Dewan komisaris Perseroan menjadi sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris (merangkap komisaris independen) Direktur Utama Direktur Direktur (merangkap direksi tidak terafiliasi) b. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Conduct an initial public offering (IPO) and list the Company’s shares on the Indonesian Stock Exchange, and also change the Company’s status from a nonpublic company to a public company. • change the Company’s name to PT Sarana Menara Nusantara Tbk. change the scope of the Company’s activities to be involves business in services except law and tax services and investment in other companies. • change the par value of each share from Rp1,000,000 (full amount) to Rp500 (full amount). • change the composition of the Company’s Directors and Board of Commissioners to be as follows: Martin Basuki Hartono President Commisioner Commisioner (and acting as an independent commisioner) President Director Director Director (and acting as an unaffiliated director) John Aristianto Prasetio Adam Gifari Kenny Harjo Aloysius Moerba Suseto b. The subsidiary • Pada tanggal 18 Nopember 2009, berdasarkan berita acara rapat umum pemegang saham luar biasa yang telah disahkan oleh Akta Notaris Irawan Soerodjo, S.H., MSi., No. 70, pemegang saham setuju untuk: • mengubah status anak perusahaan dari Perusahaan terbuka menjadi Perusahaan tertutup. • mengubah susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan menjadi sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Direktur Utama Direktur Direktur • • Anak perusahaan • The Company (continued) On November 18, 2009, based on the extraordinary general Shareholders’ meeting which was notarized under deed No. 70 of Irawan Soerodjo, S.H., MSi., the shareholders agreed to: • • Martin Basuki Hartono Ario Wibisono Adam Gifari Kenny Harjo Guy Hamilton Eargle, Jr. 241 change the subsidiary’s status from a public company to a non-public company. change the composition of the subsidiary’s Directors and Board of Commissioners to be as follows: President Commisioner Commisioner President Director Director Director The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PERISTIWA (lanjutan) SETELAH TANGGAL PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) NERACA 33. SUBSEQUENT EVENTS (continued) b. Anak perusahaan (lanjutan) • b. The subsidiary (continued) • Pada tanggal 20 Nopember 2009, anak perusahaan menarik fasilitas pinjaman senior sebesar AS$49.208.909,87 dan Rp223.332 dengan perincian sebagai berikut: On November 20, 2009, the subsidiary obtained funds under its senior loan facility in the amounts of US$49,208,909.87 and Rp223,332 with details as follows: Dalam Dolar AS/ In US$ Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V. Jakarta Branch) Chinatrust Commercial Bank, Ltd CIMB Bank Berhad, Singapore Branch DBS Bank, Ltd. Standard Chartered Bank Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd 9.164.412,39 4.980.658,92 7.172.148,80 9.961.317,76 9.961.317,76 7.969.054,24 49.208.909,87 Dalam Rupiah/ In Rp PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. 61.511 114.505 47.316 223.332 On November 24, 2009, the subsidiary obtained funds under its mezzanine loan facility in the amount of US$12,302,070.10. Pada tanggal 24 Nopember 2009, anak perusahaan menarik fasilitas pinjaman mezanin sebesar AS$12.302.070,10. • • Pada tanggal 24 Nopember 2009, anak perusahaan dan PT Hutchison CP Telecommunications (“Hutchison”) telah menandatangani perubahan Perjanjian Sewa Induk No. 147/LGL-AGR-Master Lease/ Protelindo/FLB-RS/TECH/III/08 tanggal 18 Maret 2008. Perubahan tersebut antara lain menyangkut opsi penawaran pembelian menara yang dimiliki oleh anak perusahaan oleh Hutchison akan batal demi hukum pada tanggal efektif penawaran umum saham Perseroan atau anak perusahaan, mengubah waktu opsi penawaran pembelian yang semula pada akhir masa sewa pertama (12 tahun pertama) menjadi setelah akhir masa sewa kedua (6 tahun setelah masa sewa pertama) dan beberapa perubahan minor lainnya. 242 On November 24, 2009, the subsidiary and PT Hutchison CP Telecommunications (“Hutchison”) signed an amendment of the Master Lease Agreement No. 147/LGL-AGR-Master Lease/ Protelindo/FLB-RS/TECH/III/08 dated March 18, 2008. The amendment involves the bargain purchase option of telecommunication towers owned by the subsidiary in favor Hutchison becoming null and void upon the effective date of an intial public offering of shares of the Company or the subsidiary and the change in the time in relation to the exercise of the bargain purchase option from at the end of the initial lease period (12 years) to at the end of second lease period (6 years after the initial lease period) and certain other minor changes. The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PERISTIWA (lanjutan) SETELAH TANGGAL PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) NERACA 33. SUBSEQUENT EVENTS (continued) b. Anak perusahaan (lanjutan) b. The subsidiary (continued) • Pada tanggal 21 Desember 2009, Calyon, Cabang Singapura, setuju untuk berpartisipasi dalam sindikasi kreditor yang menyediakan fasilitas pinjaman senior yang telah menjadi komitmen sindikasi kreditor sebesar AS$30.000.000 kepada anak perusahaan. • On December 21, 2009, Calyon, Singapore Branch agreed to participate in the Senior Facility Loan syndicated creditors which syndicated creditors has committed to lend US$30,000,000 to the subsidiary. • Pada tanggal 12 Januari 2010, OverseaChinese Banking Corporation Ltd., anggota sindikasi kreditor yang menyediakan fasilitas pinjaman senior, setuju untuk meningkatkan komitmen dalam fasilitas pinjaman senior sebesar AS$10.000.000. • On January 12, 2010, Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd., a member of the Senior Facility Loan syndicated creditors, agreed to increase its commitment under the senior loan facility by amount of US$10,000,000. • Pada tanggal 12 Januari 2010, PT Bank OCBC Indonesia, setuju untuk berpartisipasi dalam sindikasi kreditor yang menyediakan fasilitas pinjaman senior yang telah menjadi komitmen sindikasi kreditor sebesar AS$15.000.000 kepada anak perusahaan. • On January 12, 2010, PT Bank OCBC Indonesia agreed to participate in the Senior Facility Loan syndicated creditors which syndicated creditors has committed to lend US$15,000,000 to the subsidiary. • Pada tanggal 19 Januari 2010, anak perusahaan menarik fasilitas pinjaman senior sebesar AS$5.118.818,64 dan Rp23.232 dengan perincian sebagai berikut: • On January 19, 2010, the subsidiary obtained funds under its senior loan facility in the amounts of US$5,118,818.64 and Rp23,232 with details as follows: Dalam Dolar AS/ In US$ Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V. Jakarta Branch) Chinatrust Commercial Bank, Ltd CIMB Bank Berhad, Singapore Branch DBS Bank, Ltd. Standard Chartered Bank Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd Calyon, Singapore Branch 454.575,20 247.051,74 355.754.50 494.103,48 494.103,48 395.282,78 2.677.947,46 5.118.818,64 Dalam Rupiah/ In Rp PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. 6.399 11.911 4.922 23.232 Pada tanggal 20 Januari 2010, anak perusahaan menarik fasilitas pinjaman mezanin sebesar AS$1.279.704,66. On January 20, 2010, the subsidiary obtained funds under its mezzanine loan facility in the amount of US$1,279,704.66. 243 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. KONDISI EKONOMI SAAT KESINAMBUNGAN USAHA INI PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) DAN 34. CURRENT ECONOMIC GOING CONCERN CONDITIONS AND Banyak negara termasuk Indonesia sedang mengalami kesulitan ekonomi yang tercermin dari penurunan nilai mata uang, penurunan nilai pasar saham, ketatnya likuiditas di sektor perbankan dan rendahnya laju pertumbuhan ekonomi. Operasi Perseroan dan anak perusahaan di masa datang mungkin dipengaruhi oleh kelanjutan kondisi ekonomi ini. Saat ini industri telekomunikasi telah berkembang menjadi lebih kompetitif. Sebagai konsekuensinya banyak operator mencari pendanaan untuk meningkatkan kecepatannya mendapatkan pangsa pasar baru dengan menfokuskan kepada pertumbuhan pelanggan dan mengalihdayakan jaringan infrastruktur kepada perusahaan penyedia menara. Tren ini cenderung meningkat dengan adanya permasalahan peraturan dan tendensi dari pemerintahan daerah yang mensyaratkan menara untuk digunakan bersama. Many countries, including Indonesia, are experiencing economic difficulties related to currency devaluations, declining stock markets, tight liquidity in the banking sector, and slow downs in economic growth. The Company’s and its subsidiary’s future operations may be affected by the continuation of these economic conditions. As the wireless communications industry has grown, it has become more competitive. As a consequence, many carriers may seek to preserve capital and to accelerate their access to new markets by focusing on activities that contribute directly to subscriber growth and by outsourcing infrastructure requirements to independent tower providers. This trend is likely to be accelerated because of regulatory restrictions and the growing tendency of local municipalities to require that tower sites accommodate multiple tenants. Secara keseluruhan, faktor utama untuk operator untuk menyewa infrastruktur menara dari penyedia menara independen adalah: • Mengurangi biaya capital dan meningkatkan Return on Capital, • Mengalihdayakan aktivitas yang bukan bisnis inti dan menfokuskan ke bisnis komunikasi inti, • Untuk mencapai penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat untuk mencapai pasar khususnya pendatang baru, • Persyaratan dari peraturan yang menganjurkan kolokasi, • Meningkatkan cakupan di area padat. In summary, the key drivers for Indonesian wireless operators to lease tower infrastructure from independent tower providers are: • Reduce capital expenditure and improve Returns on Capital, • Outsource non-core activities and focus on core wireless communications business activities, • Achieve faster roll-outs and reduce time to market, especially for recent entrants, • Regulatory requirements and laws that promote Co-location, • Achieve expanded coverage in high density areas. Manajemen Perseroan dan anak perusahaan percaya bahwa kondisi ekonomi saat ini akan mengarahkan operator untuk melakukan kolokasi dan manajemen mengharapkan untuk mengambil sebagian besar pangsa pasar tersebut. Manajemen juga berkeyakinan bahwa kondisi ekonomi saat ini tidak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan permintaan atas wireless yang mana menjadi kunci utama permintaan atas menara kami dalam jangka panjang. Selanjutnya, manajemen Perseroan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada dampak tertentu yang terukur yang dapat mempengaruhi kesinambungan usaha, pemulihan aset atau kemampuan Perseroan dan anak perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo. The management of the Company and its subsidiary believe that the current economic conditions will drive carriers to enter into more Colocations and the subsidiary expects to capture a significant portion of such business. Management does not expect that the current economic conditions will significantly impact the long-term growth in demand for wireless and data services, which is the predominant driver of demand for the subsidiary’s towers in the long-term. Further, the management of the Company and its subsidiary do not believe that there is any measurable specific impact of the current economic conditions on the going concern of the subsidiary, the recoverability of assets of the subsidiary or on the ability of the subsidiary to meet its financial obligations as they fall due. 244 The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2008 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Ten Months Ended October 31, 2009 and the Period from June 2, 2008 (inception) Through December 31, 2008 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 35. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 OKTOBER 2009 DAN PERIODE SEJAK TANGGAL 2 JUNI 2008 (PENDIRIAN) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2008 35. RE-ISSUANCE OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE TEN MONTHS ENDED OCTOBER 31, 2009 AND THE PERIOD FROM JUNE 2, 2008 (INCEPTION) THROUGH DECEMBER 31, 2008 Pada tanggal 17 Desember 2009, Perseroan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada BAPEPAM-LK sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk menerbitkan saham. On December 17, 2009, the Company submitted its Registration Statement to BAPEPAM-LK in connection with its plan to issue shares. Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk menerbitkan saham, Perseroan telah menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian untuk sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, yang memuat beberapa tambahan pengungkapan dan modifikasi tertentu pada neraca konsolidasi, laporan arus kas konsolidasian, Catatan 1a, 1b, 2r, 4, 7, 10, 13, 14, 15, 33b dan 35 untuk memenuhi komentar BAPEPAM-LK. In connection with the Company’s plan to issue the shares, the Company re-issued its consolidated financial statements for the ten months ended October 31, 2009 and the period from June 2, 2008 (inception) through December 31, 2008, which contain certain additional disclosures and modifications in consolidated balance sheets, consolidated statements of cash flows, Notes 1a, 1b, 2r, 4, 7, 10, 13, 14, 15, 33b and 35 to comply with BAPEPAM-LK’s comments. Sampai dengan tanggal 25 Januari 2010, Perseroan belum memperoleh pernyataan efektif atas penawaran umum saham tersebut dari BAPEPAM-LK. As of January 25, 2010, the Company has not yet received the effectivity statement for the public offering of these shares from BAPEPAM-LK. 36. PENYELESAIAN KONSOLIDASI LAPORAN 36. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS KEUANGAN CONSOLIDATED The management of the Company is responsible for the preparation of the accompanying consolidated financial statements, which were completed on January 25, 2010. Manajemen Perseroan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini yang diselesaikan pada tanggal 25 Januari 2010. 245 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Halaman ini sengaja dikosongkan 140 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk BAB XIX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM Prospektus dan FPPS dapat diperoleh pada kantor para Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk yaitu Perantara Pedagang Efek yang terdaftar sebagai anggota Bursa Efek di Indonesia. Perantara Pedagang Efek yang dimaksud adalah sebagai berikut: PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT DINAMIKA USAHAJAYA Jl. KS Tubun II/15 Jakarta 11410 Tel. (021) 5325212 Fax. (021) 5330991 PARA PENJAMIN EMISI EFEK PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas Gedung Artha Graha Lt. 26 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel : (021) 515 2640, 515 3747 Fax : (021)515 2644 PT Danatama Makmur Jl. Mega Kuningan Timur lok C-6/Kav.12 Kawasan Mega Kuningan Jakarta Jakarta 12950 Tel : (021) 5797 4288 Fax : (021) 5797 4289 PT ERDIKHA ELIT SEKURITAS Gedung Sucaco Lt. 3 Jl. Kebon Sirih Kav. 71 Jakarta 10340 Tel. (021) 314 6427, 314 7634, 310 0525 Fax. (021) 315 2841 PT Minna Padi Investama Plaza Lippo Lantai 11 Jl. Jend. Sudirman Kav. 25 Jakarta 12920 Tel : (021) 525 5555 Fax : (021) 527 1527 247 PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk Halaman ini sengaja dikosongkan 248