PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk.

advertisement
Perkiraan Tanggal Efektif
Perkiraan Masa Penawaran
Perkiraan Tanggal Penjatahan
Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik
Perkiraan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan
Perkiraan Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia
:
:
:
:
:
:
25 Februari 2010
2 dan 3 Maret 2010
4 Maret 2010
5 Maret 2010
5 Maret 2010
8 Maret 2010
BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI
EFEK INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI.
SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH
PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PERSEROAN DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA
ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT
YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
PENCATATAN ATAS EFEK YANG DITAWARKAN INI AKAN DILAKUKAN PADA
PT BURSA EFEK INDONESIA (“BEI”)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk.
Kegiatan Usaha
Investasi dan jasa penunjang telekomunikasi
Berkedudukan di Kudus, Indonesia
Kantor Pusat:
Jl. Jend. A. Yani No. 19A
Kudus, Indonesia
Tel. (62-291) 431691
Fax. (62-291) 431718
Kantor Korespondensi
Artha Graha Building, Lt 16
Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190
Tel. (62-21) 5151215
Fax. (62-21) 51400990
PENAWARAN UMUM
Sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) Saham Biasa Atas
Nama dengan nilai nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari sejumlah 40.232.500
(empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) yang merupakan Saham Baru dan sejumlah
72.000.000 (tujuh puluh dua juta) yang merupakan Saham Divestasi dari pemegang saham PT Tricipta
Mandhala Gumilang (“TMG”) sejumlah 36.720.000 (tiga puluh enam juta tujuh ratus dua puluh ribu) saham
dan PT Caturguwiratna Sumapala (“Catur”) sejumlah 35.280.000 (tiga puluh lima juta dua ratus delapan
puluh ribu) saham. Keseluruhan saham tersebut di atas ditawarkan dengan Harga Penawaran sebesar
Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan
Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Total Penawaran Umum adalah sebesar Rp117.844.125.000 (seratus
tujuh belas miliar delapan ratus empat puluh empat juta seratus dua puluh lima ribu Rupiah).
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK / PENJAMIN EMISI EFEK
PT DINAMIKA USAHAJAYA (terafiliasi)
PENJAMIN EMISI EFEK
PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, PT Danatama Makmur, PT Erdikha Elit Sekuritas, PT Minna Padi
Investama
Penjamin Emisi Efek menjamin secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment) terhadap
Penawaran Saham Perseroan.
MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI RELATIF
TERBATAS, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM TERSEBUT
MENJADI KURANG LIKUID.
RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH BAHWA KELANGSUNGAN USAHA
PERSEROAN SANGAT BERGANTUNG KEPADA KEGIATAN OPERASIONAL ANAK PERUSAHAAN.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI DALAM BENTUK
SURAT KOLEKTIF SAHAM, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM
BENTUK ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN
SENTRAL EFEK INDONESIA.
Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2010
PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”)
telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum ini
kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan di Jakarta dengan Surat
No. 016/CS-BAPEPAM/SMN/XI/09 pada tanggal 17 Desember 2009, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dimuat
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 3608 (selanjutnya disebut sebagai “UU Pasar Modal”) dan peraturan pelaksanaannya.
Saham-saham yang ditawarkan ini direncanakan akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”)
sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang dibuat antara Perseroan dengan BEI
pada tanggal 16 Desember 2009 dengan memperhatikan terpenuhinya persyaratan pencatatan yang
ditetapkan oleh BEI, yang diantaranya jumlah pemegang saham baik perorangan maupun lembaga
sekurang-kurangnya 500 (lima ratus) pihak dan masing-masing pemegang saham memiliki sekurangkurangnya 1 (satu) satuan perdagangan. Apabila Perseroan tidak dapat memenuhi persyaratan pencatatan
yang ditetapkan oleh BEI, maka Penawaran Umum akan dibatalkan dan uang pemesanan yang telah
diterima akan dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan UU Pasar Modal.
Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi
Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas
kebenaran semua data dan kejujuran pendapat serta keterangan atau laporan yang disajikan dalam
Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta kode etik, norma dan standar
profesinya masing-masing.
Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap Pihak Terafiliasi dilarang memberikan keterangan
dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai hal-hal yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini
tanpa sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan Penjamin
Pelaksana Emisi Efek.
PT Dinamika Usahajaya selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek menyatakan terafiliasi secara
langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan, dimana bentuk hubungannya adalah
sebagai berikut :
- Martin Basuki Hartono yang merupakan pemegang saham Tricipta Mandhala Gumilang
(“TMG”) menjabat sebagai Komisaris TMG,Komisaris Utama Perseroan, dan Komisaris Utama
PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”) juga menjabat sebagai Komisaris
pada PT Kumparan Kencana Elektrindo (“KKE”) dimana KKE merupakan pemegang saham
PT Dinamika Usahajaya; dan
- Victor Rachmat Hartono yang merupakan pemegang saham pada TMG menjabat sebagai
Direktur TMG juga menjabat sebagai Komisaris pada KKE dimana KKE merupakan
pemegang saham PT Dinamika Usahajaya.
Para Penjamin Emisi Efek lainnya, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka
Penawaran Umum ini, seluruhnya dengan tegas menyatakan tidak memiliki hubungan afiliasi
dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan
dalam UU Pasar Modal.
Penawaran Umum ini tidak didaftarkan berdasarkan undang-undang atau peraturan lain selain yang
berlaku di Indonesia. Barang siapa di luar wilayah Indonesia menerima Prospektus ini, maka Prospektus
ini tidak dimaksudkan sebagai dokumen penawaran untuk membeli saham ini, kecuali bila penawaran
maupun pembelian saham tersebut tidak bertentangan atau bukan merupakan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara atau yuridiksi di luar wilayah Indonesia tersebut.
Perseroan telah mengungkapkan semua informasi yang wajib diketahui oleh masyarakat dan tidak
terdapat lagi informasi material yang belum diungkapkan sehingga tidak menyesatkan publik.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... i
DEFINISI
.......................................................................................................................................... ii
RINGKASAN ......................................................................................................................................... ix
BAB I.
PENAWARAN UMUM ........................................................................................................ 1
BAB II.
RENCANA PENGGUNAAN DANA .................................................................................... 4
BAB III.
PERNYATAAN HUTANG ................................................................................................... 5
BAB IV.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN .................................................... 13
BAB V.
RISIKO TERKAIT KEGIATAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN TERKAIT
KEPADA INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN ....................................................... 27
BAB VI.
KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN
AKUNTAN PUBLIK .......................................................................................................... 39
BAB VII.
KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN .........................
A. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN ..........................................................................
B. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN .....................................
C. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK
BADAN HUKUM .......................................................................................................
D. KETERANGAN SINGKAT TENTANG ANAK PERUSAHAAN ..................................
E. PENGAWASAN DAN PENGURUSAN PERSEROAN .............................................
F. SUMBER DAYA MANUSIA .......................................................................................
G. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN .....................
H. STRUKTUR KEPEMILIKAN .....................................................................................
I. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA ................................................
I. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA .......
J. ASET YANG DIMILIKI OLEH PERSEROAN ............................................................
K. PERKARA HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN
ANAK PERUSAHAAN ..............................................................................................
L. IJIN-IJIN YANG DIMILIKI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN ..........
40
40
40
42
45
52
57
59
59
59
80
81
82
83
BAB VIII.
KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN .......... 84
BAB IX.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING ........................................................................ 97
BAB X.
EKUITAS .......................................................................................................................... 99
BAB XI.
KEBIJAKAN DIVIDEN ................................................................................................... 101
BAB XII.
PERPAJAKAN ............................................................................................................... 102
BAB XIII.
PENJAMINAN EMISI EFEK .......................................................................................... 105
BAB XIV.
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL .......................................... 107
BAB XV.
PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM .................................................. 109
BAB XVI.
ANGGARAN DASAR PERSEROAN .............................................................................. 116
BAB XVII.
PENDAPAT DARI SEGI HUKUM ................................................................................... 142
BAB XVIII. LAPORAN AKUNTAN PUBLIK DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN .............. 143
BAB XIX.
PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN
SAHAM .......................................................................................................................... 144
i
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DEFINISI
Kecuali ditentukan lain dalam Prospektus, istilah-istilah yang tercantum di bawah ini mempunyai arti
sebagai berikut:
3G
berarti teknologi telekomunikasi bergerak generasi ketiga yang bisa
memberikan kecepatan akses sebesar 144 kbps untuk kondisi bergerak
cepat (mobile), atau 384 kbps untuk kondisi berjalan (pedestrian), atau 2
Mbps untuk kondisi diam di suatu tempat.
3.5 G
berarti sebuah protokol telekomunikasi bergerak yang memberikan jalur
evolusi untuk jaringan 3G dan dapat memberikan kapasitas data yang lebih
besar, yaitu sampai dengan 14,4 Mbps dari jaringan ke arah perangkat
pelanggan.
Afiliasi
berarti Pihak-pihak yang sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan
peraturan pelaksanaannya, yaitu:
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris
dari pihak tersebut;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau
lebih anggota direksi atau komisaris yang sama;
d. hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak, baik langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh
perusahaan tersebut;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
Agen Penjualan
berarti Pihak yang menjual Saham dalam suatu Penawaran Umum tanpa
perjanjian dengan perseroan dan tanpa kewajiban untuk membeli Saham
sebagaimana disebutkan dalam Prospektus yang merupakan lembaga dan
agen penjualan yang sah dari siapa Prospektus dan Formulir Pemesanan
Pembelian Saham dapat diperoleh Masyarakat.
Anak Perusahaan
berarti perusahaan yang 50% atau lebih sahamnya dimiliki secara langsung
maupun tidak langsung oleh Perseroan dan laporan keuangan perusahaan
tersebut dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perseroan, dalam
hal ini adalah Protelindo.
Axis
berarti PT Natrindo Telepon Selular yang berkedudukan di Jakarta.
BAE
berarti Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan, yang dalam
hal ini adalah PT Blue Chip Mulia.
Bank Kustodian
berarti Bank Umum yang memperoleh persetujuan dari Bapepam dan LK
untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian
sebagaimana yang dimaksud dalam UU Pasar Modal.
ii
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Bapepam dan LK
berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pasar Modal, dengan struktur
organisasi terakhir berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan dahulu dikenal dengan nama Badan Pengawas Pasar Modal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 UUPM atau para pengganti
serta penerima hak dan kewajibannya.
BEI
berarti Bursa Efek Indonesia, yaitu bursa efek sebagaimana didefinisikan
dalam Pasal 1 angka 4 UU Pasar Modal yang dalam hal ini adalah
PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan.
BKPM
berarti Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Bps
berarti bits per second.
BTS
berarti Base Tranceiver Station, yaitu perangkat transmisi tetap pada jaringan
telekomunikasi selular yang berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal
radio dari dan ke telepon selular.
Build to Suit
berarti pemberi tugas kepada penyedia jasa telecommunication tower sites
independen untuk membangun dan memiliki telecommunication tower sites
di mana pemberi kerja akan mendapat jaminan ruang sesuai perjanjian
jangka panjang. Pembangunan telecommunication tower sites ini dilakukan
melalui pihak ketiga.
Catur
berarti PT Caturguwiratna Sumapala, berkedudukan di Kudus.
DPPS
berarti Daftar Pemesanan Pembelian Saham dalam hal ini adalah daftar
yang memuat nama-nama pemesan Saham dan jumlah Saham yang
dipesan yang disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham.
EBIT
berarti singkatan dari Earnings Before Interest and Tax, yaitu laba bersih
sebelum bunga dan pajak.
EBITDA
berarti singkatan dari Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and
Amortisation, yaitu laba bersih sebelum bunga, pajak, depresiasi dan
amortisasi.
FKP
berarti Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham, formulir yang merupakan
konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan atau pembeli Saham Yang
Ditawarkan, yang merupakan tanda bukti kepemilikan atas Saham Yang
Ditawarkan pada Pasar Perdana.
FPPS
berarti Formulir Pemesanan Pembelian Saham, dibuat dalam rangkap 5
(lima), yang masing-masing harus diisi secara lengkap, dibubuhi tanda
tangan asli dan diajukan oleh calon pembeli kepada Agen Penjual dan/
atau Penjamin Emisi Efek.
Guy wires
berarti kawat, tali rantai yang berfungsi sebagai pengait untuk menopang
menara.
Harga Penawaran
berarti harga atas tiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum.
Hari Bank
berarti hari kerja Bank yaitu hari pada saat dimana kantor Pusat Bank
Indonesia menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.
iii
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Hari Bursa
berarti hari-hari dimana BEI melakukan aktivitas transaksi perdagangan
efek, dari hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari libur nasional yang
ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan hari
kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh BEI sebagai
bukan hari kerja.
Hari Kalender
berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Masehi
tanpa pengecualian termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Hari Kerja
berarti hari Senin sampai hari Jum’at, kecuali hari libur nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau hari kerja biasa yang
karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh pemerintah Republik
Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
HCPT
berarti PT Hutchison CP Telecommunications yang berkedudukan di Jakarta.
Indosat
berarti PT Indosat Tbk., yang berkedudukan di Jakarta.
KSEI
berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta
Selatan yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam UU Pasar Modal.
Lattice
berarti suatu struktur dari menara yang terdiri dari gabungan bentanganbentangan besi, beberapa disusun secara bersilangan.
Manajer Penjatahan
berarti PT Dinamika Usahajaya, selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek
yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham menurut syarat-syarat
yang ditetapkan dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.A.7 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober
2000 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka
Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, selanjutnya
disebut Peraturan No. IX.A.7.
Masa Penawaran
berarti jangka waktu selama dapat diajukan pemesanan Saham oleh
Pemesanan Pembelian Saham, kecuali jika masa penawaran itu ditutup
lebih dini sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian, namun tidak boleh
kurang dalam 3 (tiga) hari kerja.
Menkumham
berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Mobile 8
berarti PT Mobile 8 Telecom Tbk. yang berkedudukan di Jakarta.
MonopolePasar Perdana
berarti suatu struktur dari menara yang biasanya terdiri elemen berbentuk
silinder.berarti penawaran dan penjualan Saham Perseroan kepada
Masyarakat selama masa tertentu sebelum Saham Yang Ditawarkan
tersebut dicatatkan pada BEI.
Pemegang Saham
berarti masyarakat yang memiliki manfaat atas saham yang disimpan dan
diadministrasikan dalam: Daftar Pemegang Saham Perseroan; Rekening
efek pada KSEI atau Rekening efek pada KSEI melalui Perusahaan Efek.
berarti setiap pihak yang, baik secara langsung maupun tidak langsung,
memiliki sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) hak suara dari seluruh
saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh Perseroan.
Pemegang Saham Utama
Pemerintah
berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.
iv
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Penawaran Umum
berarti kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1 angka 15 Undang-undang Pasar Modal.
Penitipan Kolektif
berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu
pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian, sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Pasar Modal.
Penjamin Emisi
berarti Pihak-pihak yang melaksanakan Penawaran Umum atas nama
Perseroan dan melakukan pembayaran hasil Penawaran Umum kepada
Perseroan berdasarkan Penjaminan Emisi Efek yang telah memiliki
Rekening Efek sesuai dengan ketentuan KSEI.
Penjamin Pelaksana Emisi berarti PT Dinamika Usahajaya.
Penjamin Pelaksana
Emisi Efek
berarti pihak yang akan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
Penawaran Umum, yang dalam hal ini adalah PT Dinamika Usahajaya,
suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara
Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta, sesuai dengan syaratsyarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek
berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No.115 tanggal 24 November
2009, sebagaimana diubah dengan Adendum Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek No.174 tanggal 23 Februari 2010, mengenai persyaratan serta
ketentuan penjaminan sehubungan dengan Penawaran Umum di Indonesia.
Perseroan
berarti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. berkedudukan di Kudus.
Perubahan (Adendum)
Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek
berarti perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek, yang dijelaskan di Bab XIII (Penjaminan Emisi Efek), salah satunya,
mengenai syarat dan ketentuan penjaminan sehubungan dengan
Penawaran Umum.
PPh
berarti Pajak Penghasilan.
PPN
berarti Pajak Pertambahan Nilai.
Prinsip Akuntansi
berarti prinsip yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Bapepam
dan LK dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik Industri Konstruksi yang dikeluarkan oleh
Bapepam dan LK.
Prospektus
berarti dokumen tertulis final yang dipersiapkan oleh Perseroan bersamasama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yang memuat seluruh
informasi maupun fakta-fakta penting dan relevan mengenai Perseroan serta
Saham dalam Penawaran Umum sesuai dengan Undang-undang Pasar
Modal dan Peraturan Pelaksananya.
Protelindo
berarti PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, berkedudukan di Bandung.
RUPS
berarti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang diselenggarakan
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
RUPSLB
berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang
diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
v
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Saham
berarti Saham-saham atas nama yang ditawarkan dan dijual oleh Perseroan
dalam rangka Penawaran Umum yang dilakukan menurut Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek dan akan dicatatkan pada BEI.
Saham Baru
berarti Saham Biasa Atas Nama yang akan dikeluarkan dari simpanan
(portepel) Perseroan dalam jumlah sebesar 40.232.500 (empat puluh juta
dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) saham untuk ditawarkan dan dijual
kepada Masyarakat dalam Penawaran Umum dan akan dicatatkan pada
BEI.
Saham Divestasi
berarti Saham Biasa Atas Nama milik Pemegang Saham Penjual dalam
jumlah sebesar 72.000.000 (tujuh puluh dua juta) saham untuk ditawarkan
dan dijual kepada Masyarakat dalam Penawaran Umum dan akan dicatatkan
pada BEI.
Saham Yang Ditawarkan
berarti saham-saham atas nama yang akan ditawarkan dan dijual kepada
Masyarakat dalam Penawaran Umum, yang terdiri dari Saham Divestasi
dan Saham Baru dalam jumlah sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas
juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) saham yang selanjutnya akan
dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan.
Self-supporting
berarti jenis konstruksi yang berdiri atas kekuatan sendiri atau yang mampu
menopang beban konstruksi itu sendiri.
SKS
berarti Surat Kolektif Saham.
Telecommunication
Tower Sites
berarti infrastruktur yang pada umumnya terdiri dari menara dan/atau shelter
untuk memuat perangkat BTS yang berdiri di atas suatu lahan tertentu.
TMG
berarti PT Tricipta Mandhala Gumilang, berkedudukan di Kudus.
Tanggal Emisi
berarti tanggal distribusi saham ke dalam Rekening Efek Penjamin
Pelaksana Emisi Efek berdasarkan penyerahan Sertifikat Jumbo yang
diterima oleh KSEI dari Perseroan, yang juga merupakan Tanggal
Pembayaran hasil Emisi Saham dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek kepada
Perseroan.
Tanggal Pembayaran
berarti tanggal pembayaran dana hasil Emisi Saham kepada Perseroan
yang telah disetor oleh Penjamin Emisi Efek melalui Penjamin Pelaksana
Emisi Efek kepada Perseroan berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek kepada Perseroan.
Telkom
berarti PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. yang berkedudukan di
Jakarta.
Telkomsel
berarti PT Telekomunikasi Selular yang berkedudukan di Jakarta.
UU Pasar Modal
berarti Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal, Lembaran Negara No.64 tahun 1995, Tambahan Lembaran
Negara No. 3608 beserta peraturan pelaksanaannya berikut perubahanperubahannya.
UUPT
berarti Undang-undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No.106 Tahun
2007 Tambahan No.4756, beserta peraturan pelaksanaannya berikut
perubahan-perubahannya.
vi
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
UUWDP
Berarti Undang-undang Republik Indonesia No.3 Tahun 1982 tentang Wajib
Daftar Perusahaan, Lembaran Negara Republik Indonesia No.7 Tahun 1982,
Tambahan No.3214, beserta peraturan pelaksanaannya berikut perubahanperubahannya.
PMA
berarti perusahaan Penanaman Modal Asing sebagaimana diatur
berdasarkan Undang-undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
beserta peraturan pelaksanaannya.
PMDN
berarti perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana diatur
berdasarkan Undang-undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
beserta peraturan pelaksanaannya.
XL
berarti PT Excelcomindo Pratama Tbk. yang berkedudukan di Jakarta.
vii
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
RINGKASAN
Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya
dengan keterangan yang lebih rinci dan laporan keuangan serta catatan-catatan yang tercantum
dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan
paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disajikan dalam mata uang
Rupiah dan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
UMUM
Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia, berkedudukan di Kudus, dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 31 tanggal
2 Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut
telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan
No. AHU-37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0054707.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan
sesuai UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 11.25.1.64.00369 tanggal 15 Juli 2008.
Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali pengubahan, terakhir berdasarkan Akta Berita
Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh
Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan pengubahan anggaran dasar
Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka dalam kerangka pelaksanaan
Penawaran Umum saham-saham Perseroan dan sekaligus mengubah nilai nominal saham Perseroan
dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per
saham. Perubahan anggaran dasar sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,
M.Si., Notaris di Jakarta tersebut, telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 November 2009 dan didaftarkan dalam Daftar
Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0077693.AH.01.09. Tahun 2009 tanggal 20 November 2009.
Perseroan merupakan perusahaan swasta nasional yang melakukan kegiatan investasi saham pada
bidang jasa penunjang telekomunikasi. Pada saat ini, kegiatan penyediaan jasa penunjang telekomunikasi
ini dilakukan pada Anak Perusahaan Perseroan, yaitu Protelindo.
Pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan merupakan pemilik sebanyak 2.915.680.000 (dua
miliar sembilan ratus lima belas juta enam ratus delapan puluh ribu) saham, masing-masing saham
bernilai nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) yang merupakan 99,99% (sembilan puluh sembilan koma
sembilan sembilan persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor dalam Protelindo, yang merupakan
anak perusahaan Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang penyediaan telecommunication
tower site.
STRUKTUR PENAWARAN UMUM
1.
Jumlah saham
yang ditawarkan
:
2.
Persentase Penawaran
Umum
:
Sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh
dua ribu lima ratus) Saham Biasa Atas Nama, yang terdiri dari:
- Sejumlah 40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua
ribu lima ratus) yang merupakan Saham Baru; dan
- Sejumlah 72.000.000 (tujuh puluh dua juta) merupakan Saham
Divestasi, yang berasal dari pemegang saham yaitu TMG sejumlah
36.720.000 (tiga puluh enam juta tujuh ratus dua puluh ribu) saham
dan Catur sejumlah 35.280.000 (tiga puluh lima juta dua ratus
delapan puluh ribu) saham.
11% (sebelas persen) dari Modal Disetor setelah Penawaran Umum
viii
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
3.
4.
5.
Nilai nominal
Harga penawaran
Total Penawaran Umum
:
:
:
Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per saham
Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) per saham
Rp117.844.125.000,00 (seratus tujuh belas miliar delapan ratus empat
puluh empat juta seratus dua puluh lima ribu Rupiah)
Semua saham yang ditawarkan ini akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat
dalam segala hal dengan Saham Biasa Atas Nama lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan
disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam
RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
STRUKTUR PERMODALAN DAN PEMEGANG SAHAM
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham serta komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan
pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
MODAL SAHAM
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
1.200.000.000
600.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
TMG
Catur
Masyarakat
499.830.000
480.230.000
-
249.915.000.000
240.115.000.000
-
51,00
49,00
-
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
980.060.000
490.030.000.000
100,00
Jumlah Saham dalam Portepel
219.940.000
109.970.000.000
Modal Dasar
(%)
Proforma struktur permodalan dan susunan pemegang saham sebelum dan sesudah Penawaran Umum:
Keterangan
Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham
Sebelum Penawaran Umum
Modal Dasar
Sesudah Penawaran Umum
Jumlah Saham
Jumlah
Nominal (Rp)
(%) Jumlah Saham
Jumlah
Nominal (Rp)
1.200.000.000
600.000.000.000
1.200.000.000
600.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
TMG
Catur
Masyarakat
499.830.000
480.230.000
-
249.915.000.000 51,00
240.115.000.000 49,00
-
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
980.060.000
490.030.000.000 100,00
Jumlah Saham dalam Portepel
219.940.000
109.970.000.000
463.110.000 231.555.000.000
444.950.000 222.475.000.000
112.232.500
56.116.250.000
1.020.292.500
179.707.500
(%)
45,39
43,61
11,00
510.146.250.000 100,00
89.853.750.000
RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana yang akan diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi biaya-biaya emisi
yang menjadi kewajiban Perseroan, akan digunakan untuk membayarkan sebagian hutang Anak
Perusahaan milik Perseroan, yaitu Protelindo kepada: (i) Royal Bank of Scotland (dahulu bernama ABN
AMRO BANK N.V.); (ii) Chinatrust Commercial Bank, LTD; (iii) CIMB Bank BERHAD, Singapore Branch,
(iv) DBS Bank LTD; (v) Standard Chartered Bank; (vi) Oversea-Chinese Banking Corporation Limited;
(vii) PT Bank Central Asia, Tbk; (viii) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; (ix) CIMB Niaga; (x) Calyon,
Singapore Branch; dan (xi) PT Bank OCBC Indonesia berdasarkan Fasilitas Pinjaman Senior sampai
dengan US$360.000.000,00 dan Rp1.180.000.000.000,00 tertanggal 26 November 2008. Pinjaman
tersebut memiliki jangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2013. Sampai
saat ini, Anak Perusahaan telah menarik Fasilitas Pinjaman Senior sebesar US$262.265.357,20 dan
Rp1.115.544.864.935,79 dengan tingkat suku bunga kurang lebih 4% untuk pinjaman dalam US$ dan
kurang lebih 10,5% untuk pinjaman dalam Rupiah.
ix
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Salah satu kreditur peserta sindikasi Fasilitas Senior yaitu PT Bank Central Asia Tbk., merupakan
perusahaan terafiliasi dengan Perseroan, dimana salah satu Direktur PT Bank Central Asia merupakan
salah satu pemegang saham dari TMG (pemegang saham Perseroan), yakni Armand Wahyudi Hartono.
Pelunasan sebagian hutang Anak Perusahaan akan dilakukan dalam bentuk tambahan setoran modal
saham oleh Perseroan kepada Protelindo sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
Hal ini dapat dilakukan Perseroan dan Protelindo tanpa perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari kreditur-kreditur Protelindo. Sesuai dengan Pasal 22.18 dari Senior Facility Agreement tertanggal
26 November 2008, maka penambahan modal Perseroan di Protelindo sehubungan dengan Penawaran
Umum ini tidak memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari kreditur Senior Facility Agreement.
Pembayaran hutang lebih dini oleh Protelindo dilakukan sesuai dengan pasal 7.5 (e) Mandatory
Prepayment dari Senior Facility Agreement.
Pelunasan sebagian hutang Protelindo merupakan pelaksanaan hak untuk melakukan pelaksanaan dini
yang dilakukan melalui pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan sebagaimana diatur dalam
Senior Facility Agreeement. Berdasarkan Senior Facility Agreeement, Protelindo dapat melakukan
pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan, baik seluruhnya maupun sebagian dari pinjaman
dengan melakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Agen Fasilitas sekurang-kurangnya 5 (lima)
Hari Kerja sebelumnya. Rencana pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan dapat dilakukan
kapan saja dengan memenuhi ketentuan di atas. Setiap pembayaran kembali yang dipercepat yang
tidak diwajibkan berdasarkan Senior Facility Agreeement wajib akan melunasi kewajiban Protelindo dengan
urutan jatuh tempo secara terbalik dari urutan sebagaimana diatur dalam Pasal 6.1 Senior Facility
Agreeement dan akan digunakan secara prorata terhadap para kreditur Protelindo.
Ketentuan mengenai pelunasan dini tersebut diatur dalam Ketentuan 7.3 Senior Facility Agreeement
yang mengatur mengenai pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan.
Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham-saham Perseroan yang dimiliki oleh TMG
dan Catur, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban TMG dan Catur, akan menjadi
milik dari TMG dan Catur.
Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini
kepada pemegang saham dalam RUPS Tahunan Perseroan dan melaporkannya secara berkala kepada
Bapepam dan LK, sesuai dengan Peraturan No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor
Kep-27/PM/2003 tertanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum.
Apabila di kemudian hari Perseroan mengubah penggunaan dana hasil penawaran umum, maka
Perseroan akan terlebih dahulu menjelaskan alasan dan pertimbangan pengubahan penggunaan dana
tersebut kepada Bapepam dan LK dan selanjutnya meminta persetujuan para pemegang saham
Perseroan dalam RUPS.
RISIKO TERKAIT KEGIATAN PERSEROAN DAN TERKAIT KEPADA INVESTASI PADA SAHAM
PERSEROAN
Risiko yang dihadapi Perseroan
1. Kelangsungan usaha Perseroan sangat bergantung kepada kegiatan operasional Anak Perusahaan.
2. Risiko Investasi
3. Risko Perubahan Peraturan Pemerintah
4. Risko Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing
Risiko yang dihadapi Anak Perusahaan yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional dan
prospek Perseroan.
1. Kegiatan usaha dan perkembangan Protelindo bergantung kepada permintaan atas kegiatan
komunikasi nirkabel, kegiatan operator nirkabel dan faktor pertumbuhan industri operator nirkabel
serta kelangsungan usaha/bisnis operator nirkabel.
x
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Kontrak-kontrak jangka panjang dengan para pelanggan Protelindo, mengakibatkan Protelindo sangat
sensitif dengan kredibilitas dari masing-masing pelanggan Protelindo.
Protelindo mungkin tidak dapat mengatur secara efektif pertumbuhan kegiatan usahanya dengan
menggunakan strategi akuisisi.
Kemampuan Protelindo untuk mengembangkan telecommunication tower sites yang baru akan
bergantung kepada faktor tata wilayah dan persyaratan perizinan wilayah, peraturan administrasi
penerbangan, ketersediaan dana yang cukup, kemampuan untuk memperoleh perjanjian sewa lahan
pada nilai harga komersial yang wajar, rencana jaringan pelanggan, penolakan dari kelompokkelompok pecinta lingkungan, ketersediaan perlengkapan dan tenaga konstruksi terlatih serta
pengaruh cuaca buruk.
Protelindo membutuhkan dana yang sangat besar untuk kegiatan operasionalnya dan kegagalan
untuk memperoleh tambahan modal atau pembiayaan hutang dengan persyaratan yang
menguntungkan secara komersial dapat berdampak negatif material kepada kegiatan usaha, kondisi
keuangan ataupun pendapatan operasional Protelindo.
Risiko kemungkinan bahwa Protelindo tidak dapat memperoleh persetujuan-persetujuan serta
perizinan yang mencukupi atas telecommunication tower sites milik nya dan risiko akan adanya
keberatan dari masyarakat setempat di wilayah di mana telecommunication tower sites dibangun
atau berada.
Kegiatan usaha Protelindo dapat dipengaruhi secara negatif oleh adanya kemungkinan ketidakpastian
dalam penafsiran dan penerapan peraturan daerah dan peraturan perundangan yang berlaku.
Risiko kemungkinan adanya penerapan pembatasan kepemilikan asing dalam Perseroan terhadap
Protelindo dan penerapan peraturan bersama tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan
Bersama Menara Telekomunikasi
Sebagian besar kegiatan usaha dan pendapatan Protelindo sangat bergantung kepada HCPT.
Model bisnis Protelindo belum tentu berhasil.
Protelindo mungkin tidak dapat mengatur pertumbuhannya secara efektif.
Apabila para operator melakukan konsolidasi atau penggabungan dengan operator lainnya sampai
dengan tingkat yang signifikan, pertumbuhan dan kegiatan usaha dapat berdampak negatif.
Peraturan lingkungan hidup mengakibatkan biaya dan beban tambahan yang dapat mempengaruhi
hasil operasional Protelindo.
TMG dan Catur akan tetap memegang porsi mayoritas dari Protelindo setelah pelaksanaan
Penawaran Umum dan SMN mungkin memiliki kehendak yang mungkin berbeda ataupun berlawanan
dengan kehendak daripada pemegang saham Protelindo lainnya.
Risiko dugaan mengenai adanya ancaman bahaya kesehatan dari medan elektromagnetik yang
dihasilkan oleh menara telekomunikasi, telepon selular serta tuntutan hukum dan publikasi berkaitan
dengan hal tersebut dapat membawa dampak buruk terhadap kegiatan operasional Protelindo.
Risiko ketergantungan pada beberapa karyawan kunci pada level manajemen dan tenaga ahli dan
usaha Protelindo dapat dipengaruhi secara negatif oleh ketidakmampuan Protelindo dalam merekrut,
mendidik, mempertahankan dan memotivasi karyawan-karyawan penting
Protelindo menghadapi risiko terkait dengan perpanjangan dan biaya sewa lahan dimana
telecommunication tower sites berada
Kegiatan usaha Protelindo sangat bergantung kepada ketersediaan pasokan listrik yang cukup dan
tidak terganggu serta harga bahan bakar pada tingkatan yang wajar.
Bencana alam dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada telecommunication tower sites milik
Protelindo
Protelindo terpapar kepada risiko nilai tukar valuta asing.
Ketidakstabilan ataupun perubahan politik di pemerintahan Indonesia dapat berdampak negatif
terhadap perekonomian Indonesia dan selanjutnya berdampak terhadap kegiatan usaha Protelindo.
Risiko kemungkinan akan adanya gugatan hukum.
Penjelasan lebih lengkap mengenai risiko-risiko tersebut di atas diuraikan pada Bab V dalam Prospektus
ini.
xi
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
KEBIJAKAN DIVIDEN
Dengan memperhatikan keadaan keuangan Perseroan dan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang
Saham Perseroan, Perseroan merencakan untuk membayar dividen antara 10% sampai dengan 20%
dari laba bersih Perseroan. Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan membayar
dividen berdasarkan kebijakan ini, dan Direksi dapat merubah kebijakan dividen ini sewaktu-waktu.
Perseroan merencanakan akan membagikan dividen mulai tahun buku 2012 sesuai dengan rencana
kerja dan dengan memperhatikan rasio tingkat kesehatan keuangan Anak Perusahaan Perseroan, dimana
Protelindo sebagai Anak Perusahaan Perseroan sedang berusaha memaksimalkan peluang pertumbuhan
telecommunication tower sites dalam tiga tahun kedepan ini dengan berekspansi menggunakan
keuntungan yang diperoleh pada tahun 2009, 2010 dan 2011.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
IKHTISAR NERACA
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
31 Desember 2008
6.110.103
5.053.878
1.056.225
5.867.511
5.353.174
514.337
Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
IKHTISAR LAPORAN LABA RUGI
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
2009
(Sepuluh bulan)
2008
(sejak tanggal 2 Juni 2008
(Pendirian) sampai dengan
tanggal 31 Desember 2008)
Pendapatan
Beban usaha
877.984
80.860
273.689
31.079
Laba/(rugi) bersih
535.680
(471.123)
PERNYATAAN HUTANG
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
Kewajiban Lancar
Hutang Pembangunan menara - pihak ketiga
Hutang lain-lain - pihak ketiga
Beban yang masih harus dibayar
Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun :
Pihak ketiga
Pihak yang memiliki hubungan istimewa
Hutang pajak
Jumlah Kewajiban Lancar
89.078
16.850
103.460
384.915
37.301
1.218
632.822
Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban imbalan kerja
Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun:
Pihak ketiga
Pihak yang memiliki hubungan istimewa
Pendapatan diterima di muka
Hutang swap tingkat bunga
Kewajiban tidak lancar lainnya
3.796.502
177.075
335.604
11.757
36.810
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
4.421.056
Jumlah Kewajiban
5.053.878
xii
59.275
4.033
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
PROSPEK USAHA
Perseroan percaya bahwa sejalan dengan tumbuhnya industri komunikasi nirkabel, persaingan telah
menjadi lebih ketat. Sebagai akibatnya, banyak operator nirkabel berminat untuk melakukan penghematan
modal dan meningkatkan kecepatan masuk ke pasar baru dengan memusatkan perhatian pada kegiatankegiatan yang berakibat langsung pada pertumbuhan pelanggan dan menggunakan jasa dari luar dalam
hal kebutuhan infrastruktur seperti memiliki, membangun melalui pihak ketiga dan merawat menara. Ini
khususnya dapat dicapai dengan melakukan kolokasi pada telecommunication tower sites yang dimiliki
oleh penyedia menara independen seperti Protelindo. Tren akan meningkatnya kolokasi kemungkinan
dipercepat karena peraturan pembatasan menara dan bertambahnya kecenderungan dari pemerintah
daerah yang mengharuskan telecommunication tower sites untuk dapat menampung beberapa penyewa.
KETERANGAN TENTANG ANAK PERUSAHAAN
Perseroan memiliki Anak Perusahaan bernama PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo)
yang bergerak di bidang jasa penunjang telekomunikasi dengan persentase kepemilikan sebesar 99,999%.
Peseroan mengakuisisi Protelindo pada tahun 2008.
Protelindo saat ini adalah pemilik dan penyedia jasa telecommunication tower sites independen di
Indonesia, yang didirikan pada tanggal 8 November 2002 dan masih beroperasi sampai saat ini.
xiii
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Halaman ini sengaja dikosongkan
xiv
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB I. PENAWARAN UMUM
PENAWARAN UMUM SAHAM
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek atas nama Perseroan dengan ini melakukan
Penawaran Umum sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima
ratus) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) setiap saham yang
terdiri dari:
Sejumlah 40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) yang merupakan
Saham Baru;
Sejumlah 72.000.000 (tujuh puluh dua juta) merupakan Saham Divestasi, yang berasal dari pemegang
saham yaitu TMG sejumlah 36.720.000 (tiga puluh enam juta tujuh ratus dua puluh ribu) saham dan
Catur sejumlah 35.280.000 (tiga puluh lima juta dua ratus delapan puluh ribu) saham. Saham yang
ditawarkan oleh Pemegang Saham ini dimiliki secara sah dan dalam keadaan bebas, tidak sedang
dalam sengketa dan atau dijaminkan kepada Pihak manapun serta tidak sedang ditawarkan kepada
Pihak lain. Hubungan afiliasi Pemegang Saham dengan Perseroan yang sahamnya ditawarkan
selain karena kepemilikan saham yaitu Martin Basuki Hartono yang menjabat sebagai Komisaris
Utama Perseroan merupakan pemegang saham pada TMG. Alasan utama dari pelaksanaan divestasi
saham oleh pemegang saham Perseroan adalah untuk memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan
oleh pemegang saham Perseroan.
Keseluruhan saham tersebut di atas ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran sebesar
Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan
Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Total Penawaran Umum adalah sebesar Rp117.844.125.000
(seratus tujuh belas miliar delapan ratus empat puluh empat juta seratus dua puluh lima ribu Rupiah).
Semua saham yang ditawarkan ini akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat
dalam segala hal dengan Saham Biasa Atas Nama lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan
disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam
RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk.
Kegiatan Usaha
Investasi dan jasa penunjang telekomunikasi
Berkedudukan di Kudus, Indonesia
Kantor Pusat:
Jl. Jend. A. Yani No.19A
Kudus, Indonesia
Tel. (62-291) 431.691
Fax. (62-291) 431.718
Kantor Korespondensi:
Artha Graha Building, Lt 16
Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190
Tel. (62-21) 5151215
Fax. (62-21) 51400990
RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH BAHWA KELANGSUNGAN
USAHA PERSEROAN SANGAT BERGANTUNG KEPADA KEGIATAN OPERASIONAL ANAK
PERUSAHAAN.
Mengingat jumlah saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum ini relatif terbatas, maka terdapat
kemungkinan perdagangan saham-saham tersebut menjadi kurang likuid.
1
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 31 tanggal 2
Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut
telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU0054707.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan
sesuai UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 11.25.1.64.00369 tanggal 15 Juli 2008.
Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali pengubahan, terakhir berdasarkan Akta Berita
Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr.
Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan pengubahan anggaran dasar
Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka dalam kerangka pelaksanaan
Penawaran Umum saham-saham Perseroan dan sekaligus mengubah nilai nominal saham Perseroan
dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per
saham. Perubahan anggaran dasar sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,
M.Si., Notaris di Jakarta tersebut, telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 November 2009 dan didaftarkan dalam
Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0077693.AH.01.09. Tahun 2009 tanggal 20 November
2009.
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham serta komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan
pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
MODAL SAHAM
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
1.200.000.000
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
TMG
Catur
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham
Jumlah Nominal (Rp)
600.000.000.000
499.830.000
480.230.000
980.060.000
249.915.000.000
240.115.000.000
490.030.000.000
219.940.000
109.970.000.000
(%)
51,00
49,00
100,00
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka secara
proforma struktur permodalan dan susunan para pemegang saham Perseroan sebelum dan
sesudah Penawaran Umum ini menjadi Efektif adalah sebagai berikut :
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh:
TMG
Catur
Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham
Sebelum Penawaran Umum
Sesudah Penawaran Umum
Jumlah Saham
Jumlah
(%) Jumlah Saham
Jumlah
Nominal (Rp)
Nominal (Rp)
1.200.000.000 600.000.000.000
1.200.000.000 600.000.000.000
499.830.000
480.230.000
-
249.915.000.000 51,00
240.115.000.000 49,00
-
980.060.000
490.030.000.000 100,00
219.940.000
109.970.000.000
2
463.110.000 231.555.000.000
444.950.000 222.475.000.000
112.232.500
56.116.250.000
1.020.292.500
179.707.500
(%)
45,39
43,61
11,00
510.146.250.000 100,00
89.853.750.000
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
PENCATATAN SAHAM DI BURSA
Bersamaan dengan pencatatan sejumlah 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua
ribu lima ratus) Saham Biasa Atas Nama atau sejumlah 11,0% (sebelas persen) dari seluruh modal
ditempatkan dan modal disetor penuh dalam Perseroan sesudah Penawaran Umum ini, maka Perseroan
atas nama pemegang saham lama akan mencatatkan pula sejumlah 908.060.000 (sembilan ratus delapan
juta enam puluh ribu) saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan yang terdiri
dari masing-masing sejumlah 463.110.000 (empat ratus enam puluh tiga juta seratus sepuluh ribu) saham
milik TMG dan sejumlah 444.950.000 (empat ratus empat puluh empat juta sembilan ratus lima puluh
ribu) saham milik Catur.
Dengan demikian jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI adalah sejumlah
1.020.292.500 (satu miliar dua puluh juta dua ratus sembilan puluh dua ribu lima ratus) saham atau
sebesar 100,0% (seratus persen) dari jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sesudah Penawaran
Umum ini.
Saham-saham atas nama pemegang saham lama yang akan dicatatkan yang merupakan milik TMG
sejumlah 463.110.000 (empat ratus enam puluh tiga juta seratus sepuluh ribu) saham dan milik Catur
sejumlah 444.950.000 (empat ratus empat puluh empat juta sembilan ratus lima puluh ribu) saham atau
seluruhnya sebesar 89,0% (delapan puluh sembilan persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
sesudah Penawaran Umum.
Berdasarkan pada keadaan usaha dan keuangan Perseroan pada saat tanggal diterbitkannya
Prospektus ini, Perseroan tidak merencanakan untuk mengeluarkan dan/atau mencatatkan saham
baru atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Apabila dalam kurun waktu
12 (dua belas) bulan tersebut Perseroan bermaksud melakukan hal dimaksud maka
pelaksanaannya akan dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
3
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB II. RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana yang akan diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi biaya-biaya emisi
yang menjadi kewajiban Perseroan, akan digunakan untuk membayarkan sebagian hutang Anak
Perusahaan milik Perseroan, yaitu Protelindo kepada: (i) Royal Bank of Scotland (dahulu bernama ABN
AMRO BANK N.V.); (ii) Chinatrust Commercial Bank, LTD; (iii) CIMB Bank BERHAD, Singapore Branch,
(iv) DBS Bank LTD; (v) Standard Chartered Bank; (vi) Oversea-Chinese Banking Corporation Limited;
(vii) PT Bank Central Asia, Tbk; (viii) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; (ix) CIMB Niaga; (x) Calyon,
Singapore Branch; dan (xi) PT Bank OCBC Indonesia berdasarkan Fasilitas Pinjaman Senior sampai
dengan US$360.000.000,00 dan Rp1.180.000.000.000,00 tertanggal 26 November 2008. Pinjaman
tersebut memiliki jangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2013. Sampai
saat ini, Anak Perusahaan telah menarik Fasilitas Pinjaman Senior sebesar US$262.265.357,20 dan
Rp1.115.544.864.935,79 dengan tingkat suku bunga kurang lebih 4% untuk pinjaman dalam US$ dan
kurang lebih 10,5% untuk pinjaman dalam Rupiah.
Salah satu kreditur peserta sindikasi Fasilitas Senior yaitu PT Bank Central Asia Tbk., merupakan
perusahaan terafiliasi dengan Perseroan, dimana salah satu Direktur PT Bank Central Asia merupakan
salah satu pemegang saham dari TMG (pemegang saham Perseroan), yakni Armand Wahyudi Hartono.
Pelunasan sebagian hutang Anak Perusahaan akan dilakukan dalam bentuk tambahan setoran modal
saham oleh Perseroan kepada Protelindo sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
Hal ini dapat dilakukan Perseroan dan Protelindo tanpa perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari kreditur-kreditur Protelindo. Sesuai dengan Pasal 22.18 dari Senior Facility Agreement tertanggal
26 November 2008, maka penambahan modal Perseroan di Protelindo sehubungan dengan Penawaran
Umum ini tidak memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari kreditur Senior Facility Agreement.
Pembayaran hutang lebih dini oleh Protelindo dilakukan sesuai dengan pasal 7.5 (e) Mandatory
Prepayment dari Senior Facility Agreement.
Proforma Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Protelindo setelah dilakukan tambahan
setoran modal oleh Perseroan, yang diperoleh dari dana Penawaran Umum.
Keterangan
Nilai Nominal Rp100,00 per saham
Jumlah Saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Perseroan
TMG
Catur
2.915.680.000
10.000
10.000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.915.700.000
Jumlah
Nominal (Rp)
Nilai Nominal Rp100,00 per saham
(%)
Jumlah Saham
291.568.000.000 99,9992
1.000.000
0,0004
1.000.000
0,0004
3.322.620.508
10.000
10.000
322.262.050.800 99,9994
1.000.000 0,0003
1.000.000 0,0003
291.570.000.000
3.322.640.508
322.264.050.800 100,00
100,00
Jumlah
Nominal (Rp)
(%)
Terkait dengan peningkatan setoran modal dalam Protelindo yang akan dilakukan oleh Perseroan maka
akan dilakukan peningkatan modal dasar beserta modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Protelindo yang akan dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja
setelah tanggal pencatatan di BEI.
Pelunasan sebagian hutang Protelindo merupakan pelaksanaan hak untuk melakukan pelaksanaan dini
yang dilakukan melalui pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan sebagaimana diatur dalam
Senior Facility Agreeement. Berdasarkan Senior Facility Agreeement, Protelindo dapat melakukan
pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan, baik seluruhnya maupun sebagian dari pinjaman
dengan melakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Agen Fasilitas sekurang-kurangnya 5 (lima)
Hari Kerja sebelumnya. Rencana pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan dapat dilakukan
kapan saja dengan memenuhi ketentuan di atas. Setiap pembayaran kembali yang dipercepat yang
tidak diwajibkan berdasarkan Senior Facility Agreeement wajib akan melunasi kewajiban Protelindo dengan
4
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
urutan jatuh tempo secara terbalik dari urutan sebagaimana diatur dalam Pasal 6.1 Senior Facility
Agreeement dan akan digunakan secara prorata terhadap para kreditur Protelindo. Ketentuan mengenai
pelunasan dini tersebut diatur dalam Ketentuan 7.3 Senior Facility Agreeement yang mengatur mengenai
pembayaran kembali dipercepat yang tidak diwajibkan.
Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham-saham Perseroan yang dimiliki oleh TMG
dan Catur, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban TMG dan Catur, akan menjadi
milik dari TMG dan Catur.
Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini
kepada pemegang saham dalam RUPS Tahunan Perseroan dan melaporkannya secara berkala kepada
Bapepam dan LK, sesuai dengan Peraturan No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor
Kep-27/PM/2003 tertanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum.
Apabila di kemudian hari Perseroan mengubah penggunaan dana hasil penawaran umum, maka
Perseroan akan terlebih dahulu menjelaskan alasan dan pertimbangan pengubahan penggunaan dana
tersebut kepada Bapepam dan LK dan selanjutnya meminta persetujuan para pemegang saham
Perseroan dalam RUPS.
Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK No. SE-05/BL/2006 tanggal 29
September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka
Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum ini adalah
sekitar 3,67% (tiga koma enam tujuh) dari total nilai Penawaran Umum, yang meliputi:
•
Biaya jasa penyelenggaraan (management fee) sebesar 1% , jasa penjaminan (underwriting fee)
sebesar 0,5% dan jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,197% ;
•
Biaya jasa Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal, yang terdiri dari:
•
Akuntan Publik sekitar 0,62% ;
•
Konsultan Hukum sekitar 0,58% ;
•
Notaris sekitar 0,06% ;
•
Biro Administrasi Efek sekitar 0,03%.
•
Biaya lain-lain seperti percetakan Prospektus dan formulir-formulir, pemasangan iklan di koran,
penyelenggaraan Public Expose, biaya pendaftaran efek di KSEI, biaya pencatatan saham di BEI
dan lain-lain sekitar 0,68%.
Biaya-biaya Penawaran Umum akan ditanggung secara proporsional oleh Perseroan dan Pemegang
Saham yang melakukan divestasi.
5
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB III. PERNYATAAN HUTANG
Di bawah ini disajikan posisi hutang Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan
yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009, yang bersumber dari laporan keuangan konsolidasian
Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2009, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai kewajiban
sebesar Rp5.053.878 juta, yang terdiri dari kewajiban lancar sebesar Rp632.822 juta dan kewajiban
tidak lancar sebesar Rp4.421.056 juta, dengan rincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
Kewajiban Lancar
Hutang pembangunan menara - pihak ketiga
Hutang lain-lain - pihak ketiga
Beban yang masih harus dibayar
Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun:
Pihak ketiga
Pihak yang memiliki hubungan istimewa
Hutang pajak
Jumlah Kewajiban Lancar
89.078
16.850
103.460
384.915
37.301
1.218
632.822
Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban imbalan kerja
Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun:
Pihak ketiga
Pihak yang memiliki hubungan istimewa
Pendapatan diterima di muka
Hutang swap tingkat bunga
Kewajiban tidak lancar lainnya
3.796.502
177.075
335.604
11.757
36.810
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
4.421.056
Jumlah Kewajiban
5.053.878
59.275
4.033
Perincian atas kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang pembangunan menara - Pihak Ketiga
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang pembangunan
menara kepada pihak ketiga sebesar Rp89.078 juta dengan umur hutang pembangunan menara sebagai
berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo:
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
Lebih dari 90 hari
66.901
6.027
2.417
452
13.281
Jumlah
89.078
6
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang lain-lain
kepada pihak ketiga sebesar Rp16.850 juta. Hutang ini merupakan akrual Anak Perusahaan atas
pengurangan hutang sewa Telkom dan Mobile 8 sebesar 10% sampai 35% karena adanya penambahan
penyewa menara (sebagai penyewa kedua dan ketiga) oleh Telkomsel, PT Bakrie Telekom Tbk., XL,
HCPT dan Mobile 8, dengan perincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
PT Mobile-8 Telecom Tbk.
6.965
9.885
Jumlah
16.850
Beban yang Masih Harus Dibayar
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo beban yang masih
harus dibayar sebesar Rp103.460 juta, dengan perincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
Bunga pinjaman
Pemeliharaan
Jasa profesional
Bonus karyawan
Gaji
Listrik
Lainnya (kurang dari Rp500)
53.998
21.202
10.085
10.076
2.868
622
4.609
Jumlah
103.460
Bagian Hutang Jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo bagian hutang jangka
panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp422.216 juta, yang terdiri dari hutang
bank Anak Perusahaan kepada pihak ketiga sebesar Rp384.915 juta dan hutang bank Anak Perusahaan
kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp37.301 juta, dengan perincian sebagai
berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Anak Perusahaan:
Hutang bank
Pinjaman senior:
Pihak ketiga:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT CIMB Niaga Tbk.
The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank, N.V.) (US$34,628,869)
Chinatrust Commercial Bank, Ltd. (US$18,820,037)
CIMB Bank Berhad, Singapore Branch (US$27,100,854)
DBS Bank, Ltd. (US$37,640,075)
Standard Chartered Bank (US$37,640,075)
Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. (US$30,112,060)
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum diamortisasi
Jumlah pinjaman senior - pihak ketiga
31 Oktober 2009
75.285
31.110
57.513
31.257
45.010
62.514
62.514
50.011
415.214
(30.299)
384.915
Hutang bank
Pinjaman senior:
Pihak yang memiliki hubungan istimewa:
PT Bank Central Asia Tbk.
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum diamortisasi
Jumlah pinjaman senior - pihak yang memiliki hubungan istimewa
Jumlah pinjaman
40.442
(3.141)
37.301
422.216
7
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Hutang Pajak
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang pajak sebesar
Rp1.218 juta, dengan perincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
Perseroan :
Pemotongan pajak penghasilan - pasal 23/26
Anak Perusahaan:
Pemotongan pajak penghasilan - pasal 23/26
Pemotongan pajak penghasilan - pasal 4(2)
Pajak penghasilan karyawan - pasal 21
Pajak penghasilan badan
541
140
537
-
Jumlah
1.218
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban Pajak Tangguhan
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo kewajiban pajak
tangguhan sebesar Rp59.275 juta.
Kewajiban Imbalan Kerja
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mengakui saldo kewajiban imbalan
kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
sebesar Rp4.033 juta, yang ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris independen, PT Dayamandiri
Dharmakonsilindo dalam laporannya tanggal 9 November 2009.
Asumsi yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja untuk 10 (sepuluh) bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 adalah sebagai berikut:
Jumlah pegawai
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Usia pensiun
Tingkat kematian
Metode
:
:
:
:
:
:
244
12%per tahun
11%per tahun
55 tahun
TMI 1999
Projected Unit Credit
Hutang Jangka Panjang Setelah Dikurangi Bagian yang Akan Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang jangka panjang
setelah dikurangi dengan bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp3.973.577 juta,
yang terdiri dari hutang bank Anak Perusahaan kepada pihak ketiga sebesar Rp3.796.502 juta dan
hutang bank Anak Perusahaan pihak yang memiliki hubungan istimewa sebesar Rp177.075 juta, dengan
perincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
Anak Perusahaan:
Hutang bank
Pinjaman senior:
Pihak ketiga:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT CIMB Niaga Tbk.
The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank, N.V.) (US$34,628,869)
Chinatrust Commercial Bank, Ltd. (US$18,820,037)
CIMB Bank Berhad, Singapore Branch (US$27,100,854)
DBS Bank, Ltd. (US$37,640,075)
Standard Chartered Bank (US$37,640,075)
Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. (US$30,112,060)
357.388
147.680
273.020
148.380
213.668
296.760
296.760
237.409
1.971.065
8
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum diamortisasi
(143.836)
Jumlah pinjaman senior - pihak ketiga
1.827.229
Pinjaman lainnya:
Pinjaman Mezanin:
Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. (US$50,707,740)
Pinjaman subordinasi:
Stewart Island Investments, Pte. Ltd. (US$157,081,097)
484.005
1.499.339
1.983.344
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum diamortisasi
(14.071)
Jumlah pinjaman lainnya
1.969.273
Jumlah pinjaman - pihak ketiga
3.796.502
Hutang bank
Pinjaman senior:
Pihak yang memiliki hubungan istimewa:
PT Bank Central Asia Tbk.
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum diamortisasi
(14.910)
Jumlah pinjaman senior - pihak yang memiliki hubungan istimewa
177.075
191.985
Jumlah pinjaman
3.973.577
Pinjaman Senior
Pada tanggal 26 November 2008, Anak Perusahaan, Protelindo, memperoleh fasilitas pinjaman senior
dari sindikasi kreditor yang terdiri dari PT Bank Central Asia Tbk. (BCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.,
Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank NV), Chinatrust Commercial Bank Limited, CIMB Bank Berhad,
Singapore Branch, DBS Bank Limited, Standard Chartered Bank, dan Oversea-Chinese Banking
Corporation Ltd. dengan nilai maksimum sebesar US$360,000,000 dan Rp1.180.000 juta. Pinjaman
senior tersebut digunakan untuk membiayai akuisisi telecommunication tower sites, melunasi seluruh
pinjaman bank, membiayai modal kerja, dan membayar seluruh biaya yang timbul dari fasilitas pinjaman
ini.
Protelindo diminta untuk memelihara rasio-rasio keuangan, yaitu debt service coverage ratio, net debt
to running EBITDA ratio, dan net debt to equity ratio. Pada tanggal 31 Oktober 2009, Protelindo telah
memenuhi semua rasio keuangan yang dipersyaratkan.
Pinjaman yang diterima oleh Protelindo ini akan dibayar secara kuartalan mulai 31 Maret 2010 sampai
dengan tanggal 30 September 2013.
Pinjaman senior dalam Dolar Amerika Serikat dikenakan tingkat bunga per tahun sebesar LIBOR ditambah
marjin yang berlaku sebesar 3,75% atau 3,25% tergantung pada pemenuhan atas rasio keuangan yang
dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman senior, sedangkan pinjaman dalam Rupiah dikenakan bunga
sebesar JIBOR ditambah marjin yang berlaku sebesar 3,75% atau 3,25% tergantung pada pemenuhan
atas rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman senior. Tingkat bunga efektif per
tahun untuk pinjaman dalam Dolar Amerika Serikat dan Rupiah selama tahun 2009 masing-masing
sebesar 4,03% sampai 4,38% per tahun dan 10,49% sampai 15,18% per tahun.
Pinjaman ini dijamin dengan seluruh kepemilikan saham pemegang saham dalam Protelindo, seluruh
aset tetap Protelindo dan piutang usaha Protelindo pari passu dengan Pinjaman Mezzanin.
Protelindo, sepanjang memenuhi syarat antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) lebih besar
atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD Excess Cash
Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman ini dapat
melaksanakan hal-hal di bawah ini:
9
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
(a) membagikan, ataupun membayar dividen, ongkos, biaya ataupun pembayaran lain (bunga atas
dividen, ongkos, biaya atau pembayaran lain yang belum dibayarkan) (baik dalam bentuk tunai
ataupun sejenisnya) atas saham (baik dalam klasifikasi apapun); atau
(b) membayar ataupun membagikan dividen atau premi cadangan saham; atau
(c) membayar biaya manajemen ataupun biaya lain kepada atau berdasarkan instruksi dari pemegang
saham; atau
(d) melakukan pembayaran atas pinjaman pemegang saham; atau
(e) melakukan pembayaran atau pembelian kembali modal saham atau memutuskan untuk melakukan
hal tersebut.
Berdasarkan Form of Transfer Certificate tanggal 26 Mei 2009 antara PT Bank Central Asia Tbk. dan PT
CIMB Niaga Tbk., PT Bank Central Asia Tbk. mengalihkan fasilitas pinjaman senior kepada PT CIMB
Niaga Tbk. sebesar Rp172.228 juta.
Pinjaman Mezzanin
Stewart Island Sub Investors Pte., Ltd.
Pada tanggal 26 November 2008, Anak Perusahaan, Protelindo, memperoleh Fasilitas Pinjaman Mezzanin
dari Stewart Island Sub Investors Pte., Ltd. dengan jumlah maksimum sebesar US$65,000,000. Pinjaman
ini digunakan untuk membiayai akuisisi telecommunication tower sites, modal kerja dan membayar seluruh
biaya dan pengeluaran yang timbul dari fasilitas pinjaman ini.
Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2014 dan dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah
dengan marjin sebesar 10% per tahun untuk periode 24 bulan pertama, sebesar 13% per tahun untuk
periode 12 bulan berikutnya dan sebesar 18% untuk periode selanjutnya. Tingkat bunga selama tahun
2009 adalah sebesar 10,25% sampai 11,89% per tahun.
Pinjaman ini dijamin oleh seluruh kepemilikan saham pemegang saham dalam Protelindo, seluruh aset
tetap dan piutang usaha Protelindo pari passu dengan Pinjaman Senior.
Protelindo diminta untuk memelihara rasio-rasio keuangan, yaitu debt service coverage ratio dan net
debt to average quarterly (running) EBITDA. Pada tanggal 31 Oktober 2009, Protelindo telah memenuhi
semua rasio keuangan yang dipersyaratkan.
Protelindo, sepanjang memenuhi syarat antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) lebih besar
atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD Excess Cash
Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman ini dapat
melaksanakan hal-hal di bawah ini:
(a) membagikan, ataupun membayar dividen, ongkos, biaya ataupun pembayaran lain (bunga atas
dividen, ongkos, biaya atau pembayaran lain yang belum dibayarkan) (baik dalam bentuk tunai
ataupun sejenisnya) atas saham (baik dalam klasifikasi apapun); atau
(b) membayar ataupun membagikan dividen atau premi cadangan saham; atau
(c) membayar biaya manajemen ataupun biaya lain kepada atau berdasarkan instruksi dari pemegang
saham; atau
(d) melakukan pembayaran atas pinjaman pemegang saham; atau
(e) melakukan pembayaran atau pembelian kembali modal saham atau memutuskan untuk melakukan
hal tersebut.
Pinjaman Subordinasi
Stewart Island Investments, Pte. Ltd.
Pada tanggal 15 Agustus 2008, Anak Perusahaan, Protelindo, memperoleh Fasilitas Pinjaman dari Stewart
Island Investments, Pte. Ltd. dengan nilai maksimum sebesar US$146,496,710 untuk digunakan sebagai
modal kerja Protelindo.
10
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Pinjaman tersebut dikenakan bunga untuk periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Maret 2009 adalah
6% per tahun. Bunga untuk periode 1 April 2009 sampai dengan 30 September 2009 adalah 9% per
tahun dan selanjutnya bunga yang berlaku adalah 15%.
Pada tanggal 29 September 2009, Protelindo dan Stewart Island Investments, Pte. Ltd. setuju untuk
mengkapitalisasi hutang bunga sejumlah US$10,584,348. Sehingga pokok hutang bertambah menjadi
US$157,081,097. Para pihak juga setuju untuk memperpanjang tanggal pembayaran menjadi 30
September 2010. Pinjaman dan bunga pinjaman ini akan dibayar pada saat Protelindo telah melunasi
pinjaman Senior dan Mezanin. Pinjaman ini dijamin oleh saham Perseroan yang dimiliki TMG dan Catur.
Dalam perjanjian pinjaman ini, terdapat pembatasan-pembatasan antara lain Protelindo tanpa memperoleh
persetujuan tertulis dari kreditur dilarang untuk membagikan dividen, melakukan perubahan terhadap
kegiatan usahanya, menerima pinjaman lain selain yang diperbolehkan berdasarkan perjanjian pinjaman
dan untuk bertindak sebagai kreditur atau memberikan pinjaman kepada pihak lainnya. Pembatasan
pembagian dividen telah dicabut oleh Stewart Island Investments, Pte. Ltd. pada tanggal 7 Mei 2009.
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Protelindo telah memenuhi semua pembatasan yang dipersyaratkan.
Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang
menjadi kewajiban Perseroan akan digunakan untuk membayar Pinjaman senior US$360.000.000 dan
Rp1.180.000 juta tanggal 26 Nopember 2008 dari kreditur (i) Royal Bank of Scotland (dahulu bernama
ABN AMRO BANK N.V.); (ii) Chinatrust Commercial Bank, LTD; (iii) CIMB Bank BERHAD, Singapore
Branch, (iv) DBS Bank LTD; (v) Standard Chartered Bank; (vi) Oversea-Chinese Banking Corporation
Limited; (vii) PT Bank Central Asia, Tbk; (viii) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; (ix) CIMB Niaga; (x)
Calyon, Singapore Branch; dan (xi) PT Bank OCBC Indonesia. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu
5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2013.
Pendapatan Diterima di Muka
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo pendapatan diterima
di muka sebesar Rp335.604 juta.
Pada tahun 2008, Anak Perusahaan menerima pembayaran di muka untuk jangka waktu 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima) tahun dari HCPT atas sewa operasi menara. Anak Perusahaan juga menerima
pembayaran di muka dari Indosat dan XL atas penyewaan menara.
Pada bulan November tahun 2005, Anak Perusahaan menerima pembayaran di muka untuk jangka
waktu 10 tahun dari Telkomsel sehubungan dengan penyewaan menara.
Di bawah ini disajikan perincian pendapatan diterima di muka pada tanggal 31 Oktober 2009:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
PT Hutchison CP Telecommunications
PT Excelcomindo Pratama Tbk.
PT Indosat Tbk.
PT Telekomunikasi Selular
298.489
27.555
7.796
1.764
Jumlah
335.604
Hutang Swap Tingkat Bunga
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo hutang swap tingkat
bunga yang merupakan kewajiban derivatif sebesar Rp11.757 juta.
Pada tanggal 23 Desember 2008, 24 Maret dan 4 September 2009, Protelindo menandatangani kontrak
swap tingkat bunga dengan DBS Bank Ltd., The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V.) cabang
Jakarta dan Standard Chartered Bank yang ditujukan sebagai sarana lindung nilai terhadap pembayaran
bunga pinjaman Senior tiga bulanan dalam Dolar Amerika Serikat.
11
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Di bawah ini adalah informasi sehubungan dengan kontrak dan nilai wajarnya pada tanggal 31 Oktober
2009:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
DBS Bank Ltd.
Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank NV, Cabang Jakarta)
DBS Bank Ltd.
Standard Chartered Bank
Jumlah
Jumlah nosional
(dalam US$)
84,507,871
85,000,000
6,000,000
10,500,000
Nilai wajar
186,007,871
11.757
5.186
5.529
424
618
Informasi lebih lanjut atas kontrak swap tingkat bunga disajikan sebagai berikut:
No. Counter parties
Periode kontrak
Tingkat bunga swap
tahunan
Tanggal penerimaan
pendapatan/(beban)
swap
Jumlah pendapatan/
(beban) swap diterima/
(dibayar) selama
tahun 2009
1
DBS Bank Ltd.
5 Januari 2009 30 September 2013
2,10% dari US$84,507,870.76
dengan jumlah nosional yang
akan menurun berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya, sebagai
pertukaran untuk LIBOR
Dolar AS.
Setiap tanggal terakhir bulan
Maret, Juni, September, dan
Desember setiap tahun mulai
dan termasuk 31 Maret 2009
sampai dengan 30 September
2013.
(8.139)
2
Royal Bank of Scotland
(ABN AMRO Bank NV,
Cabang Jakarta)
5 Januari 2009 30 September 2013
5,840% dari US$85,000,000
dengan jumlah nosional yang
akan turun berdasarkan jadwal
yang telah ditetapkan
sebelumnya, sebagai
pertukaran untuk LIBOR Dolar
AS termasuk 3,75% margin.
Setiap tanggal terakhir bulan
Maret, Juni, September,
dan Desember setiap tahun
mulai dan termasuk tanggal
31 Maret 2009 sampai
dengan 30 September 2013.
(7.971)
3
DBS Bank Ltd.
31 Maret 2009 –
30 September 2013
2.12% dari US$6,000,000
dengan jumlah nosional yang
akan menurun berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya, sebagai
pertukaran untuk LIBOR Dolar
AS
Setiap tanggal terakhir bulan
Maret, Juni, September, dan
Desember setiap tahun
mulai dan termasuk tanggal
31 Maret 2009 sampai
dengan 30 September 2013.
(464)
4
Standard Chartered
Bank
4 September 2009 –
30 September 2013
2.025% dari US$10,500,000
dengan jumlah nosional yang
akan menurun berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya, sebagai
pertukaran untuk LIBOR
Dolar AS
Setiap tanggal terakhir bulan
Maret, Juni, September, dan
Desember setiap tahun
mulai dan termasuk tanggal
5 September 2009 sampai
dengan 30 September 2013.
(150)
Kewajiban Tidak Lancar Lainnya
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo kewajiban tidak
lancar lainnya sebesar Rp36.810 juta.
Seluruh kewajiban Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Oktober 2009 telah diungkapkan dalam Prospektus ini. Dari tanggal 31 Oktober 2009
sampai dengan tanggal laporan akuntan publik atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan
Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 (“Tanggal
Laporan Akuntan Publik”), dan dari Tanggal Laporan Akuntan Publik hingga tanggal Pernyataan
Pendaftaran dinyatakan efektif oleh Bapepam dan LK, Perseroan tidak memiliki kewajiban dan perikatan
baru, selain kewajiban dan perikatan yang terjadi sehubungan dengan kegiatan usaha normal Perseroan
serta sehubungan dengan kewajiban-kewajiban tersebut di atas.
12
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam Perseroan, manajemen Perseroan yang dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Perseroan, dengan ini menyatakan kesanggupannya untuk
menyelesaikan seluruh kewajiban yang telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian
Perseroan dan Anak Perusahaan untuk 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2009, seperti yang tercantum dalam Prospektus ini.
Sehubungan dengan kewajiban-kewajiban yang telah diungkapkan tersebut di atas, manajemen
Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat negative covenants yang dapat merugikan hak-hak
pemegang saham publik.
13
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
UMUM
Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.31 tanggal 2
Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, akta mana telah
memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.AHU37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU0054707.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan
sesuai UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No.11.25.1.64.00369 tanggal 15 Juli 2008.
Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali pengubahan, terakhir berdasarkan Akta Berita
Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr.
Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan pengubahan anggaran dasar
Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka dalam kerangka pelaksanaan
Penawaran Umum saham-saham Perseroan dan sekaligus mengubah nilai nominal saham Perseroan
dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per
saham. Perubahan anggaran dasar tersebut, telah memperoleh persetujuan dari Menkumham
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 November 2009 dan
didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No.AHU-0077693.AH.01.09. Tahun 2009
tanggal 20 November 2009.
ANALISIS KEUANGAN
Di bawah ini disajikan analisis dan pembahasan manajemen yang bersumber dari laporan keuangan
konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh bulan) yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31
Desember 2008, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian.
Keterangan
2009
(Sepuluh bulan)
Pendapatan
Beban pokok pendapatan
Depresiasi dan amortisasi
Laba kotor
Beban usaha
Laba operasi
(Rugi)/laba – bersih
Keterangan
(dalam jutaan Rupiah)
2008
(sejak tanggal 2 Juni 2008
(Pendirian) sampai dengan tanggal
31 Desember 2008)
877.984
47.604
296.268
534.112
80.860
453.252
535.680
273.689
15.380
90.931
167.378
31.079
136.299
(471.123)
31 Oktober 2009
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember 2008
1.135.990
4.974.113
6.110.103
1.316.104
4.551.407
5.867.511
632.822
4.421.056
5.053.878
1.056.225
6.110.103
262.840
5.090.334
5.353.174
514.337
5.867.511
Aset
Jumlah aset lancar
Jumlah aset tidak lancar
Jumlah aset
Kewajiban dan Ekuitas
Jumlah kewajiban lancar
Jumlah kewajiban tidak lancar
Jumlah kewajiban
Jumlah ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
14
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
ANALISIS LABA RUGI
Pendapatan
Pendapatan diperoleh dari kegiatan penyewaan menara dan pemancar kepada pihak ketiga.
Keterangan
(dalam jutaan Rupiah)
2008
Kontribusi (%)
(sejak tanggal
2 Juni 2008
(Pendirian) sampai
dengan tanggal
31 Desember 2008)
2009
(Sepuluh bulan)
Kontribusi (%)
Sewa Menara
Sewa Pemancar
871.200
6.784
99,2
0,8
270.970
2.719
99,0
1,0
Jumlah Pendapatan
877.984
100,0
273.689
100,0
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Pendapatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp877.984 juta, diperoleh dari penyewaan menara
sebesar Rp871.200 juta atau 99,2% dari total pendapatan dan penyewaan pemancar sebesar Rp6.784
juta atau 0,8% dari total pendapatan. Kegiatan penyewaan kepada pihak ketiga tersebut terutama
terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, yaitu masing-masing sebesar Rp569.359 juta atau
64,8% dari total pendapatan dan Rp162.714 juta atau 18,5% dari total pendapatan. Pelanggan utama
Perseroan dan Anak Perusahaan adalah HCPT, XL dan Mobile 8, masing-masing mencatatkan kontribusi
terhadap total pendapatan sebesar 44,8%, 14,4%, dan 13,9%.
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Pendapatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp273.689 juta, diperoleh dari penyewaan
menara sebesar Rp270.970 juta atau 99,0% dari total pendapatan dan penyewaan pemancar sebesar
Rp2.719 juta atau 1,0% dari total pendapatan. Kegiatan penyewaan kepada pihak ketiga tersebut terutama
terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, yaitu masing-masing sebesar Rp179.208 juta atau
65,5% dari total pendapatan dan Rp71.517 juta atau 26,1% dari total pendapatan. Pelanggan utama
Perseroan dan Anak Perusahaan adalah HCPT, Mobile 8 dan XL, masing-masing mencatatkan kontribusi
terhadap total pendapatan sebesar 50,3%, 18,1%, dan 10,5%.
Beban pokok pendapatan
Beban pokok pendapatan timbul dari biaya perawatan lokasi, biaya listrik, biaya perjalanan dinas, dan
biaya lain-lain. Secara historis, biaya perawatan lokasi merupakan komponen biaya terbesar dari total
beban pokok pendapatan.
Keterangan
(dalam jutaan Rupiah)
2008
Kontribusi (%)
(sejak tanggal
2 Juni 2008
(Pendirian) sampai
dengan tanggal
31 Desember 2008)
2009
(Sepuluh bulan)
Kontribusi (%)
Perawatan lokasi
Listrik
Perjalanan dinas
Lain-lain (kurang dari Rp100)
38.730
6.861
1.845
168
81,4
14,4
3,9
0,3
10.723
2.783
1.767
107
69,7
18,1
11,5
0,7
Jumlah Beban Pokok Pendapatan
47.604
100,0
15.380
100,0
15
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Beban pokok pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp47.604 juta, terutama timbul dari biaya
perawatan lokasi dan listrik masing-masing sebesar Rp38.730 juta atau 81,4% dari total beban pokok
pendapatan dan Rp6.861 juta atau 14,4% dari total beban pokok pendapatan. Rasio beban pokok
pendapatan terhadap pendapatan terhitung sebesar 5,4%.
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Beban pokok pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008
(Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp15.380juta, terutama timbul
dari biaya perawatan lokasi dan listrik masing-masing sebesar Rp10.723 juta atau 69,7% dari total beban
pokok pendapatan dan Rp2.783 juta atau 18,1% dari total beban pokok pendapatan. Rasio beban pokok
pendapatan terhadap pendapatan terhitung sebesar 5,6%.
Depresiasi dan amortisasi
Depresiasi dan amortisasi terdiri dari depresiasi aset tetap, amortisasi asuransi dan sewa tanah, dan
amortisasi biaya pinjaman.
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Depresiasi dan amortisasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp296.268 juta, terdiri dari depresiasi aset
tetap sebesar Rp197.183 juta, amortisasi asuransi dan sewa tanah sebesar Rp55.971 juta dan amortisasi
biaya pinjaman sebesar Rp43.114 juta. Rasio beban depresiasi dan amortisasi terhadap pendapatan
terhitung sebesar 33,7%.
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Depresiasi dan amortisasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008
(Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp90.931 juta, terdiri dari
depresiasi aset tetap sebesar Rp63.856 juta, amortisasi asuransi dan sewa tanah sebesar Rp19.178
juta dan amortisasi biaya pinjaman sebesar Rp7.897 juta. Rasio beban depresiasi dan amortisasi terhadap
pendapatan terhitung sebesar 33,2%.
Laba kotor
Laba kotor merupakan selisih antara pendapatan dikurangi beban pokok pendapatan dan depresiasi
dan amortisasi.
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Laba kotor Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp534.112 juta atau 60,8% dari pendapatan.
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Laba kotor Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai
dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp167.378 juta atau 61,2% dari pendapatan.
Beban usaha
Beban usaha terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Beban penjualan terdiri
dari gaji dan kesejahteraan karyawan, perjalanan dan transportasi, dan representasi dan jamuan. Beban
umum dan administrasi terdiri dari gaji dan kesejahteraan karyawan, jasa profesional, keperluan kantor,
imbalan kerja, biaya bank, pajak dan perijinan, dan biaya lain-lain. Secara historis, biaya gaji dan
kesejahteraan dan biaya perjalanan dan transportasi merupakan komponen biaya terbesar dari beban
penjualan sedangkan komponen biaya terbesar dari beban umum dan administrasi adalah biaya gaji
dan kesejahteraan dan jasa profesional.
16
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Keterangan
(dalam jutaan Rupiah)
2008
Kontribusi (%)
(sejak tanggal
2 Juni 2008
(Pendirian) sampai
dengan tanggal
31 Desember 2008)
2009
(Sepuluh bulan)
Kontribusi (%)
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi
14.350
66.510
17,7
82,3
7.061
24.018
22,7
77,3
Jumlah beban usaha
80.860
100,0
31.079
100,0
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Beban usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp80.860 juta, terdiri dari beban penjualan dan beban umum
dan administrasi masing-masing sebesar Rp14.350 juta atau 17,7% dari total beban usaha dan Rp66.510
juta atau 82,3% dari total beban usaha. Biaya gaji dan kesejahteraan karyawan serta jasa profesional di
bagian umum dan administrasi masing-masing tercatat sebesar Rp31.107 juta dan Rp29.682 juta
sedangkan biaya gaji dan kesejahteraan karyawan dan biaya perjalanan dan transportasi di bagian
penjualan masing-masing tercatat sebesar Rp8.885 juta dan Rp4.004 juta. Keempat komponen biaya
tersebut memiliki kontribusi terhadap total beban usaha sebesar 91,1%. Rasio beban usaha terhadap
pendapatan terhitung sebesar 9,2%.
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Beban usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp31.079 juta, terdiri dari beban penjualan
dan beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp7.061 juta atau 22,7% dari total beban
usaha dan Rp24.018 juta atau 77,3% dari total beban usaha. Biaya gaji dan kesejahteraan karyawan
serta jasa profesional di bagian umum dan administrasi masing-masing tercatat sebesar Rp11.324 juta
dan Rp10.758 juta sedangkan biaya gaji dan kesejahteraan karyawan dan biaya perjalanan dan
transportasi di bagian penjualan masing-masing tercatat sebesar Rp2.402 juta dan Rp3.855 juta. Keempat
komponen biaya tersebut memiliki kontribusi terhadap total beban usaha sebesar 91,2%. Rasio beban
usaha terhadap pendapatan terhitung sebesar 11,4%.
Laba operasi
Laba operasi merupakan selisih antara laba kotor dikurangi beban usaha.
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Laba operasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp453.252 juta atau 51,6% dari pendapatan.
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Laba operasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp136.299 juta atau 49,8% dari pendapatan.
Laba (Rugi) bersih
Laba (Rugi) bersih merupakan selisih antara laba (rugi) operasi ditambah penghasilan lain-lain dikurangi
dengan beban lain-lain dan pajak penghasilan.
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Laba bersih Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp535.680 juta atau 61,0% dari pendapatan. Selama periode
10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan
membukukan laba kurs – bersih sebesar Rp476.513 juta sejalan dengan menguatnya nilai tukar mata
uang Rupiah terhadap US$ dan beban keuangan sebesar Rp368.060 juta sehubungan dengan pinjaman
atas nama Anak Perusahaan.
17
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Rugi bersih Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai
dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp471.123 juta atau negatif 172,1% dari pendapatan.
Hal ini terutama disebabkan pencatatan rugi selisih kurs senilai Rp489.911 juta seiring dengan
melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US$. Beban keuangan selama periode sejak tanggal
2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp90.791 juta.
Perubahan Pendapatan, Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba (Rugi) Bersih
untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan
tanggal 31 Desember 2008
ANALISIS NERACA
Tanggal 31 Oktober 2009
Aset
Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Aset Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp6.110.103
juta, meningkat sebesar Rp242.592 juta atau 4,13% dari Rp5.867.511 juta pada tahun 2008, terutama
dikarenakan:
a.
Kas dan setara kas
Kas dan setara kas tercatat sebesar Rp694.143 juta, mengalami penurunan sebesar Rp231.651
juta atau 25,0% dari Rp925.794 juta pada tahun 2008, yang merupakan sisa pinjaman yang diperoleh
Anak Perusahaan untuk akuisisi Telecommunication Tower Sites yang belum digunakan.
b.
Piutang usaha - pihak ketiga
Piutang usaha - pihak ketiga tercatat sebesar Rp42.674 juta, mengalami penurunan sebesar Rp53.542
juta atau 55,6% dari Rp96.216 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan reklasifikasi piutang
usaha yang berasal dari Mobile 8 sebesar Rp110.954 juta ke dalam akun aset tidak lancar lainnya.
Pada tanggal 17 Desember 2009, Anak Perusahaan dan Mobile 8 menandatangani perjanjian
mengenai skedul pembayaran untuk melunasi piutang bulan berjalan dan sisa saldo yang akan
dibayar lunas dalam 3 tahun mulai Juni 2010. Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan penyisihan
piutang ragu-ragu sebesar Rp29.041 juta atau 18,9% dari total piutang usaha. Manajemen
18
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutup kerugian
yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.
c.
Pajak dibayar di muka
Pajak dibayar di muka tercatat sebesar Rp389.003 juta, meningkat sebesar Rp103.840 juta atau
36,4% dari Rp285.163 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan klaim restitusi pajak penghasilan
Pasal 4(2) 2007-2008 sebesar Rp150.027 juta yang merupakan perubahan terhadap dasar pajak
atas pendapatan penyewaan menara. Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral Pajak No.S-693/
PJ.03/2009 tanggal 23 Juni 2009, pendapatan Anak Perusahaan dari penyewaan menara dikenakan
pajak penghasilan badan dengan tarif yang berlaku umum sedangkan sampai dengan tahun 2008,
pendapatan Anak Perusahaan dari penyewaan menara dikenakan pajak dengan tarif pajak final
sebesar 10% yang dipotong oleh para penyewa menara.
d.
Aset tetap
Aset tetap tercatat sebesar Rp4.544.909 juta, meningkat sebesar Rp 314.979 juta atau 7,5% dari
Rp4.229.930 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan penambahan aset menara sejumlah 368
dengan nilai Rp466.298 juta. Sampai dengan 31 Oktober 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan
memiliki sebanyak 3.639 menara.
e.
Aset tidak lancar lainnya
Aset tidak lancar lainnya tercatat sebesar Rp131.085 juta, meningkat sebesar Rp98.520 juta atau
302,53% dari Rp32.565 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan reklasifikasi piutang usaha
yang berasal dari Mobile 8 berdasarkan perjanjian tanggal 17 Desember 2009 sebagaimana telah
dijelaskan dalam butir b.
Kewajiban
Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Kewajiban Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp5.053.878
juta, menurun sebesar Rp299.269 juta atau 5,6% dari Rp5.353.174 juta pada tahun 2008, terutama
dikarenakan:
a.
Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - pihak ketiga
Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun kepada pihak ketiga
tercatat sebesar Rp384.915 juta di mana seluruhnya merupakan bagian dari pinjaman Senior yang
jatuh tempo dalam 1 tahun.
b.
Hutang jangka panjang - pihak ketiga
Hutang jangka panjang tercatat sebesar Rp3.796.502 juta, menurun sebesar Rp305.982 juta atau
7,5% dari Rp4.102.489 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan bagian pinjaman senior yang
sudah jatuh tempo.
c.
Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka tercatat sebesar Rp335.604 juta, menurun sebesar Rp257.496 juta
atau 43,4% dari Rp593.100 juta pada tahun 2008 terutama dikarenakan penurunan pendapatan
diterima di muka atas sewa operasi menara oleh HCPT sebesar Rp282.449 juta atau 48,6% menjadi
Rp298.489 juta.
Ekuitas
Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp1.056.225
juta, meningkat sebesar Rp541.888 juta atau 105,4% dari Rp514.337 juta pada tahun 2008, terutama
dikarenakan membaiknya kinerja Perseroan dan Anak Perusahaan dari rugi bersih sebesar Rp471.123
juta menjadi laba bersih Rp535.680 juta.
19
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Perubahan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas untuk tanggal 31 Oktober 2009 dan tahun 2008
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban lancar, yang diukur dengan
rasio lancar dengan cara membandingkan jumlah aset lancar dengan jumlah kewajiban lancar.
Rasio lancar Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing sebesar
1,8x dan 5,0x.
Solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi seluruh kewajiban, yang dihitung
dengan cara membandingkan jumlah kewajiban dengan jumlah aset atau jumlah ekuitas.
Rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember
2008 masing-masing sebesar 0,8x dan 0,9x.
Rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31
Desember 2008 masing-masing sebesar 4,8x dan 10,4x.
Imbal Hasil Ekuitas
Imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba bersih, yang dihitung
dengan cara membandingkan laba bersih dengan jumlah ekuitas.
Rasio imbal hasil ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31
Desember 2008 masing-masing sebesar 50,7% dan (91,6%).
Imbal Hasil Investasi
Imbal hasil investasi menunjukkan kemampuan aset produktif Perseroan untuk menghasilkan laba bersih,
yang dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan jumlah aset.
Rasio imbal hasil investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember
2008 masing-masing sebesar 8,8% dan (8,0%).
20
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Rasio
Lancar
Solvabilitas Aset
Solvabilitas Ekuitas
Imbal Hasil Ekuitas
Imbal Hasil Investasi
31 Oktober 2009
31 Desember 2008
1,8x
0,8x
4,8x
50,7%
8,8%
5,0x
0,9x
10,4x
(91,6%)
(8,0%)
ANALISIS ARUS KAS
Arus Kas dan Setara Kas
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Kas dan setara kas Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp694.143 juta, mengalami penurunan sebesar 25,0%
atau Rp231.651 juta dari Rp925.794 juta pada tanggal 31 Desember 2008.
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Kas dan setara kas Perseroan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan
tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp925.794 juta.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp233.734 juta, merupakan kas yang diterima dari pelanggan setelah
dikompensasi dengan pembayaran kepada pihak ketiga antara lain pemasok, karyawan dan pajak.
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai
dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp314.332 juta, merupakan kas yang diterima dari
pelanggan setelah dikompensasi dengan pembayaran kepada pihak ketiga antara lain pemasok, karyawan
dan pajak.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Kas yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp551.857 juta, terutama digunakan untuk pembelian aset
tetap dan sewa tanah jangka panjang masing-masing sebesar Rp490.163 juta dan Rp62.300 juta.
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Kas yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai
dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp1.604.136 juta, terutama digunakan untuk
pembelian aset tetap dan sewa tanah jangka panjang masing-masing sebesar Rp1.483.235 juta dan
Rp116.969 juta.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp86.472 juta diperoleh dari penerimaan hutang jangka panjang –
pihak ketiga sebesar Rp280.061 juta dan hutang jangka panjang – pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebesar Rp30.871 juta, yang dikompensasi dengan pembayaran biaya pinjaman dan
pembayaran beban bunga masing-masing sebesar Rp23.918 juta dan Rp200.542 juta.
21
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008
Kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian) sampai
dengan tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp2.215.598 juta terutama diperoleh dari penerimaan
hutang jangka panjang – pihak ketiga sebesar Rp 3.957.947 juta, setoran modal sebesar Rp490.030
juta, yang dikompensasi dengan pembayaran hutang jangka panjang – pihak ketiga sebesar Rp1.618.400
juta, pembayaran akuisisi Anak Perusahaan Rp490.551 juta dan pembayaran biaya pinjaman dan beban
bunga masing-masing sebesar Rp233.196 juta dan Rp49.776 juta.
PEMASARAN
Tujuan Perseroan adalah untuk menjadi perusahaan investasi terkemuka khusus dalam bidang
penyediaan jasa telecommunication tower sites. Investasi yang sekarang dimiliki Perseroan adalah dalam
bentuk saham Anak Perusahaan dilakukan untuk menangkap peluang yang menarik dari industri
penyediaan jasa telecommunication tower sites. Pembentukan perusahaan investasi khusus akan
memberikan keleluasaan dalam pengembangan investasi karena adanya fleksibilitas untuk melakukan
pengembangan investasi:
dengan pembentukan anak perusahaan baru; atau
oleh Anak Perusahaan;
yang mana pemilihan strategi ini akan mempengaruhi kegiatan pendanaan investasi tersebut.
Perseroan percaya bahwa kesempatan untuk pertumbuhan dan investasi masih cukup cerah karena
selain industri telekomunikasi memiliki prospek yang cukup baik seperti penetrasi penggunaan ponsel
yang masih rendah, harga unit ponsel yang semakin terjangkau dan layanan komunikasi data yang
semakin menarik pelanggan.
Sementara itu, mempertimbangkan bahwa investasi di industri telecommunication tower sites merupakan
investasi yang sangat padat modal, maka sangat penting untuk menjaga kinerja Anak Perusahaan, yang
mana aset terbesar Perseroan saat ini ada di Anak Perusahaan.
Pertumbuhan Melalui Penjualan dan Mengoptimalkan Kolokasi Pada Portofolio yang Tersedia
Manajemen percaya bahwa sebagian besar kesempatan untuk berkembang terletak pada penyewaan
ruang yang ada pada telecommunication tower sites yang telah tersedia. Biaya pengoperasian sebuah
telecommunication tower sites biasanya tetap. Karena itu, menyewakan ruang yang tersedia pada operator
telekomunikasi nirkabel tambahan, disebut juga kolokasi, meningkatkan keuntungan operasional dan
imbal hasil atas modal yang ditanamkan secara signifikan. Karena itu, manajemen akan terus memusatkan
perhatian pada usaha penjualan dan pemasaran untuk menambah peralatan tambahan dari operator
telekomunikasi nirkabel pada portofolio telecommunication tower sites yang tersedia. Manajemen juga
akan mempelajari kesempatan lain untuk berkembang demi mengoptimalkan kapasitas pengunaan,
termasuk dengan menarik penyewa baru untuk menggunakan peralatan baru yang mendukung teknologi
baru seperti 3G, 3.5G dan WIMAX pada telecommunication tower sites milik Protelindo.
Protelindo menggunakan teknik penjualan dan pemasaran yang terarah untuk menambah tingkat
penyewaan pada semua telecommunication tower sites yang telah tersedia, baik yang baru dibangun
ataupun yang telah diakuisisi. Manajemen percaya bahwa kunci sukses dari strategi ini terletak pada
kemampuan untuk mengembangkan hubungan jangka panjang dan secara konsisten terus bekerja dengan
kinerja terbaik untuk memenuhi dan/atau melebihi kebutuhan operator telekomunikasi nirkabel, dan agar
dikenal sebagai perusahaan yang membuat komitmen yang bisa diterima secara komersial serta
memenuhi komitmen ini secara tepat waktu. Karena kecepatan untuk memasuki pasar baru dan
kemampuan untuk mengembangkan jangkauan jaringan dan kapasitas jaringan secara cepat adalah
bagian penting untuk kesuksesan operator telekomunikasi nirkabel, manajemen percaya bahwa
kemampuan Perseroan untuk mendukung pelanggannya dalam mencapai tujuannya pada akhirnya akan
membantu keberhasilan pemasaran dan penggunaan kapasitasnya. Perseroan memusatkan sasaran
pada operator telekomunikasi nirkabel yang sedang berkembang atau memperbaiki infrastruktur jaringan
mereka yang telah ada dan juga operator yang sedang menerapkan teknologi baru.
22
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Pertumbuhan Melalui Akuisisi
Protelindo telah mencapai posisi sebagai perusahaan terkemuka dalam industri ini di Indonesia sebagian
besar melalui akuisisi. Keberhasilan pertumbuhan Protelindo tergantung pada kemampuan untuk
menerapkan strategi akuisisi telecommunication tower sites. Protelindo akan terus menjalankan akuisisi
yang strategis, termasuk transaksi-transaksi yang memungkinkan dengan operator telekomunikasi nirkabel
besar yang bertujuan untuk menjual telecommunication tower sites mereka. Target potensial lainnya
untuk strategi akuisisi ini adalah perusahaan-perusahaan lain sejenis yang lebih kecil yang juga memiliki
dan mengoperasikan telecommunication tower sites.
Akuisisi telecommunication tower sites dievaluasi menggunakan banyak kriteria, termasuk kemungkinan
permintaan, lokasi telecommunication tower sites, ketinggian menara, penggunaan kapasitas yang ada,
lingkungan setempat, dan peraturan pemerintah daerah tentang pembangunan menara baru. Strategi
akuisisi melibatkan resiko yang besar, termasuk meningkatkan kebutuhan pendanaan dan pembayaran
kembali pinjaman, mengintegrasikan aset dan fasilitas-fasilitas telecommunication tower sites yang
memiliki jenis yang berbeda-beda, mengakuisisi dan mengoperasikan telecommunication tower sites di
daerah di mana Perseroan belum beroperasi saat ini, dan kebutuhan untuk memperkerjakan dan
mempertahankan para karyawan yang memenuhi syarat di seluruh Indonesia untuk mengoperasikan
dan merawat portofolio telecommunication tower sites yang lebih besar. Protelindo percaya bahwa
kompetisi dalam perolehan telecommunication tower sites akan meningkat di masa depan, yang mungkin
berakibat keharusan untuk membayar harga yang lebih tinggi dan menyetujui syarat-syarat perjanjian
yang kurang menarik.
Pertumbuhan Melalui Pembangunan
Sebelumnya, para operator telekomunikasi nirkabel telah membangun sebagian besar telcommunication
tower sites untuk digunakan sendiri, dengan menggunakan jasa dari pihak luar untuk beberapa layanan
seperti site acquisition (perolehan lahan) dan manajemen pembangunan. Akan tetapi akhir-akhir ini,
operator-operator telekomunikasi nirkabel telah menunjukkan minat yang lebih tinggi dengan menyewa
dari penyedia jasa telecommunication tower sites independen untuk membangun (baik melalui pihak
ketiga maupun tidak melalui pihak ketiga) dan memiliki menara dimana mereka akan mendapat jaminan
ruang sesuai perjanjian jangka panjang. Pengaturan semacam ini disebut dengan “Build to Suit”.
Protelindo akan terus berkembang dengan memusatkan perhatian kegiatan konstruksi pada proyek
Build to Suit tersebut. Sesuai pengaturan tersebut, Protelindo setuju untuk bekerjasama dengan operator
telekomunikasi nirkabel untuk membangun dan memiliki jaringan telecommunication tower sites yang
dibangun sesuai dengan kebutuhan dan lokasi pilihan operator telekomunikasi nirkabel. Operator
telekomunikasi nirkabel lalu menjadi penyewa awal (anchor tenant) dengan mendapat jaminan ruang di
semua menara ini berdasarkan perjanjian sewa jangka panjang.
Manajemen percaya bahwa bagian besar dari telecommunication tower sites baru di Indonesia akan
dihasilkan dari pembangunan baru sesuai dengan proyek Build to Suit, dan dengan menyediakan layanan
seperti itu Protelindo akan meningkatkan jumlah portofolio telecommunication tower sites dan menciptakan
tambahan pendapatan termasuk tambahan pendapatan dari potensial penyewa kolokasi pada
telecommunication tower sites ini.
PROSPEK INDUSTRI KOMUNIKASI NIRKABEL DAN INDUSTRI JASA
PENYEDIAAN TELECOMMUNICATION TOWER SITES
Industri Komunikasi Nirkabel di Indonesia, yang menjadi kunci penggerak industri penyedia jasa
telecommunication tower sites, masih diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang pada akhirnya
akan menyebabkan permintaan akan ruang pada telecommunication tower sites untuk penambahan
base station dan peralatan antenna. Potensi peningkatan permintaan akan ruang ini juga ditunjukkan
oleh rendahnya tingkat penetrasi dari komunikasi nirkabel di Indonesia dibandingkan dengan negara
negara Asia lainnya seperti tercantum dalam tabel berikut:
23
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Negara
India
Vietnam
Indonesia
Philippines
Thailand
Malaysia
Taiwan
Hong Kong
Pelanggan Seluler
per 100 penduduk
2007
Jumlah Operator
Nirkabel
2007
Populasi
(juta)
2007
GDP per Kapita
(US$)
2007
19.98
27.16
35.33
58.88
80.42
87.86
106.11
146.41
7
7
10
4
5
6
6
5
1,169.02
87.38
231.63
87.96
63.88
26.57
22.9
7.21
971
809
1,869
1,638
3,841
7,027
14,199
28,749
Sumber : International Telecommunication Union, “Asia-Pacific Telecommunication/ICT Indicators 2008”
Telecommunication tower sites merupakan bagian yang sangat penting dari jaringan komunikasi nirkabel
karena mereka merupakan infrastruktur pasif dalam peralatan pemancar (antena dan antena mikrowave)
dan BTS. Usaha inti dari penyedia jasa telecommunication tower sites independen adalah menyediakan
infrastruktur ini bagi operator telekomunikasi nirkabel dengan menyewakan ruang di telecommunication
tower sites sesuai dengan perjanjian sewa jangka panjang yang menghasilkan pendapatan sewa.
Manajemen percaya bahwa kebutuhan telecommunication tower sites di Indonesia akan meningkat
berdasarkan faktor-faktor berikut:
•
Pertumbuhan jaringan network dan kapasitas yang terus berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan dari operator yang ada dan pendatang baru mengingat tingkat penetrasi
telekomunikasi di Indonesia yang saat ini masih cukup rendah dan masih mempunyai potensi pasar
yang baik.
•
Operator telekomunikasi nirkabel pendatang baru di Indonesia diharapkan untuk meningkatkan
jangkauan mereka demi mendapat pangsa pasar dari operator yang telah ada, yang menyebabkan
permintaan tambahan bagi penyewaan menara dalam jangka pendek sampai menengah ke depan.
•
Meningkatnya persaingan di antara para operator telekomunikasi nirkabel menyebabkan turunnya
tarif yang membuat naiknya menit pemakaian, yang mengakibatkan kebutuhan kapasitas jaringan
yang lebih besar, dan akibatnya, selain menambah BTS demi mempeluas jangkauan, operator
telekomunikasi nirkabel juga akan perlu untuk menambah BTS lagi demi mempeluas kapasitas
supaya menghindari kepadatan di jaringan mereka.
•
Pengenalan teknologi baru seperti 3G, 3.5G, dan WIMAX yang diharapkan untuk meningkat selama
5 tahun ke depan akan menghasilkan tambahan penggunaan ruang di telecommunication tower
sites, baik untuk telecommunication tower sites yang telah tersedia maupun yang baru.
Dimasa mendatang, layanan komunikasi nirkabel diharapkan untuk terus mengalami pertumbuhan pesat,
didorong oleh bertambahnya daya beli, turunnya tarif, pertumbuhan permintaan pengiriman data nirkabel,
dan turunnya harga handsets. Karena pulau Jawa memiliki potensi terbesar dalam layanan komunikasi
nirkabel dengan kepadatan penduduk teringgi diantara daerah-daerah lain di Indonesia, pertumbuhan
tercepat kemungkinan besar terjadi di wilayah ini.
PROSPEK PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN
Perseroan percaya bahwa sejalan dengan tumbuhnya industri komunikasi nirkabel, persaingan telah
menjadi lebih ketat. Sebagai akibatnya, banyak operator nirkabel berminat untuk melakukan penghematan
modal dan meningkatkan kecepatan masuk ke pasar baru dengan memusatkan perhatian pada kegiatankegiatan yang berakibat langsung pada pertumbuhan pelanggan dan menggunakan jasa dari luar dalam
hal kebutuhan infrastruktur seperti memiliki, membangun melalui pihak ketiga dan merawat menara. Ini
khususnya dapat dicapai dengan melakukan kolokasi pada telecommunication tower sites yang dimiliki
oleh penyedia telecommunication tower sites independen seperti Perseroan. Tren akan meningkatnya
kolokasi kemungkinan dipercepat karena peraturan pembatasan menara dan bertambahnya
kecenderungan dari pemerintah daerah yang mengharuskan telecommunication tower sites untuk dapat
menampung beberapa penyewa.
24
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Secara singkat, faktor-faktor yang mendorong operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia untuk
menyewa infrastruktur menara dari penyedia telecommunication tower sites independen adalah:
•
Mengurangi pengeluaran modal dan memperbaiki imbal hasil atas modal yang ditanamkan;
I
Menggunakan jasa alihdaya (outsourcing) untuk kegiatan yang bukan merupakan usaha inti dan
memusatkan perhatian pada usaha inti telekomunikasi nirkabelnya;
•
Melakukan penggelaran jaringan (network roll-out) yang lebih cepat dan waktu pemasaran yang
lebih cepat, khususnya bagi pendatang baru;
•
Permintaan peraturan dan hukum yang mendukung kolokasi; dan
•
Mencapai perluasan jangkauan (khususnya bagi operator yang lebih besar) di wilayah-wilayah dengan
kepadatan tinggi.
Sebagai tambahan dari faktor- faktor diatas, manajemen percaya bahwa industri penyedia
telecommunication tower sites independen akan mendapat keuntungan dari beberapa faktor tambahan,
termasuk hal-hal yang berikut:
•
Pendapatan yang stabil dan berkembang berdasarkan pada perjanjian sewa jangka panjang dengan
operator nirkabel
•
Rendahnya tingkat perpindahan penyewa dikarenakan tingginya biaya dan gangguan berkenaan
dengan memindahkan peralatan nirkabel ke telecommunication tower sites baru dan menyebabkan
penataan ulang jaringan nirkabel;
•
Industri yang terdiri dari pelanggan-pelanggan yang pada dasarnya terdiri dari perusahaanperusahaan nasional dan multinasional besar yang memiliki kontribusi keuangan yang besar;
•
Kebutuhan modal perawatan di masa depan yang rendah;
•
Arus kas jangka panjang dan rasio laba yang baik dengan rendahnya biaya operasional; dan
•
Inisiatif Pemerintah Daerah untuk mengurangi jumlah menara dan karenanya mengharuskan operator
mengkolokasikan peralatan mereka di menara yang dibangun (baik melalui pihak ketiga ataupun
tidak melalui pihak ketiga) untuk kolokasi.
PANDANGAN MANAJEMEN TERHADAP KONDISI EKONOMI DAN KONDISI PASAR
Banyak negara termasuk Indonesia sedang mengalami kesulitan ekonomi yang tercermin dari penurunan
nilai mata uang, penurunan nilai pasar saham, ketatnya likuiditas di sektor perbankan dan rendahnya
laju pertumbuhan ekonomi. Operasi Perseroan dan Anak Perusahaan di masa datang mungkin dipengaruhi
oleh kelanjutan kondisi ekonomi ini. Saat ini industri telekomunikasi telah berkembang menjadi lebih
kompetitif. Sebagai konsekuensinya banyak operator mencari pendanaan untuk meningkatkan
kecepatannya mendapatkan pangsa pasar baru dengan menfokuskan kepada pertumbuhan pelanggan
dan mengalihdayakan jaringan infrastruktur kepada perusahaan penyedia menara. Tren ini cenderung
meningkat dengan adanya permasalahan peraturan dan tendensi dari pemerintahan daerah yang
mensyaratkan menara untuk digunakan bersama.
Secara keseluruhan, faktor utama untuk operator untuk menyewa infrastruktur menara dari penyedia
menara independen adalah:
•
Mengurangi biaya capital dan meningkatkan Return on Capital,
•
Mengalihdayakan aktivitas yang bukan bisnis inti dan menfokuskan ke bisnis komunikasi inti,
•
Untuk mencapai penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat untuk mencapai pasar khususnya
pendatang baru,
•
Persyaratan dari peraturan yang menganjurkan kolokasi,
•
Meningkatkan cakupan di area padat.
Manajemen percaya bahwa kondisi ekonomi saat ini akan mengarahkan operator untuk melakukan
kolokasi dan manajemen mengharapkan untuk mengambil sebagian besar pangsa pasar tersebut.
Manajemen juga berkeyakinan bahwa kondisi ekonomi saat ini tidak berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan permintaan atas wireless yang mana menjadi kunci utama permintaan atas menara kami
dalam jangka panjang. Selanjutnya, manajemen Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa
tidak ada dampak tertentu yang terukur yang dapat mempengaruhi kesinambungan usaha, pemulihan
aset atau kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh
tempo.
25
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
KONDISI PERSAINGAN YANG DIHADAPI PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan menghadapi persaingan dengan penyediaan jasa
telecommunication tower sites independen lainnya seperti PT Solusindo Kreasi Pratama (Indonesian
Tower), PT Tower Bersama, PT Tunas Solusi Pratama dan beberapa penyedia telecommunication tower
sites independen lainnya.
Selain bersaing dengan perusahaan tersebut di atas, Perseroan juga bersaing dengan PT Tower Nasional,
sebuah perusahaan yang dibentuk oleh XL untuk mengoperasikan portofolio menara telekomunikasi
nya yang saat ini merupakan pesaing utama Perseroan.
Perseroan juga menghadapi persaingan dari operator nirkabel seperti Telkomsel dan Indosat yang
merupakan operator nirkabel besar yang baru baru ini mulai menyewakan ruang pada telecommunication
tower sites mereka kepada operator nirkabel yang lain.
PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR VALUTA ASING TERHADAP HASIL
USAHA DAN KEADAAN KEUANGAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN
Fluktuasi kurs mata uang asing terhadap Rupiah terutama Dolar Amerika Serikat akan mempengaruhi
laba bersih Perseroan dan Anak Perusahaan di masa depan dikarenakan Anak Perusahaan memiliki
pinjaman jangka panjang dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.
MANAJEMEN RISIKO
Risiko becana alam
Anak Perusahaan telah mengasuransikan harta kekayaan dengan perlindungan asuransi kerusakan
dan tanggung jawab pihak ketiga atas telecommunication tower site milik Anak Perusahaan kepada
Perusahaan Asuransi yang terkemuka dan bonafid.
Risiko fluktuasi suku bunga
Anak Perusahaan terpapar resiko tingkat suku bunga LIBOR sehubungan dengan pinjaman Senior yang
diperoleh Anak Perusahaan. Untuk mengantisipasi resiko kenaikan suku bunga LIBOR Anak Perusahaan
menandatangani kontrak SWAP dengan DBS Bank Ltd. dan ABN AMRO Bank NV yang ditujukan sebagai
sarana lindung nilai terhadap pembayaran bunga pinjaman senior tiga bulanan dalam mata uang dolar
Amerika Serikat.
Risiko kepada mata uang asing
Anak Perusahaan mengelola eksposur mata uang asing yang umumnya meliputi Dolar Amerika Serikat
dengan melakukan perjanjian penyewaan menara dalam Dolar Amerika Serikat. Hal ini merupakan
manajemen risiko yang diyakini oleh manajemen Perseroan dan Anak Perusahaan berdampak baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang bagi Anak Perusahaan.
Untuk meminimalkan resiko atas nilai tukar mata uang, Anak Perusahaan telah melakukan lindung nilai
alamiah terhadap akuisisi telecommunication tower sites dari HCPT yang didanai dengan pinjaman Senior
dan pinjaman Mezannine dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sesuai dengan perjanjian sewa dalam
mata uang yang sama.
Risiko kehilangan pelanggan
Untuk meminimalkan resiko atas kehilangan pelanggan, Anak Perusahaan telah menandatangani kontrak
perjanjian jangka panjang 5 – 10 tahun dengan klausa perpanjangan untuk periode berikut.
Risiko ketergantungan terhadap pelanggan
Anak Perusahaan telah mempunyai kontrak perjanjian dengan hampir seluruh operator telepon selular
GSM dan CDMA di Indonesia. Dengan sejalan pertumbuhan dan peningkatan tower telecommunication
tower sites dari operator-operator telepon selular, akan juga meningkatkan jumlah tower telecommunication
tower sites yang disewa, dengan demikian secara bertahap akan mengurangi tingkat ketergantungan
terdapat pelanggan tertentu.
26
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Anak Perusahaan mendapatkan pinjaman dari beberapa bank dan institusi keuangan dalam dan luar
negeri yang dalam prosesnya telah melalui proses penelaahan atas aspek-aspek yang terkait dengan
kegiatan usaha Anak Perusahaan, kelayakan usaha/feasibility studies, prospek bisnis, prospek industri,
business model dan proyeksi keuangan Anak Perusahaan dalam rangka melakukan penilaian kemampuan
Anak Perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangan Anak Perusahaan kepada krediturnya.
Untuk menyesuaikan dengan kegiatan usaha Anak Perusahaan yang berinvestasi di tower
telecommunication sites yang memiliki kontrak jangka panjang, Anak Perusahaan melakukan pendanaan
dengan pinjaman jangka panjang yang dilunasi bertahap dalam jangka waktu 5 tahun.
Pinjaman ini juga mempunyai masa tenggang (grace period) selama 1 tahun pertama dimana perseroan
akan memulai pembayaran kembali yang dimulai Maret 2010 yang memberikan kesempatan untuk Anak
Perusahaan melakukan ekspansi demi peningkatan skala usaha dengan melakukan kolokasi untuk
memperkuat profitabilitas perusahaan yang akan digunakan sebagai sumber pembayaran (Source of
Repayment) pinjaman Anak Perusahaan.
27
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB V. RISIKO TERKAIT KEGIATAN PERSEROAN DAN
ANAK PERUSAHAAN TERKAIT KEPADA INVESTASI
PADA SAHAM PERSEROAN
Sebelum melakukan investasi pada saham Perseroan, para calon investor harus memperhatikan risikorisiko yang disebutkan di bawah ini, beserta dengan informasi-informasi lainnya yang terdapat pada
bagian-bagian lain dalam Prospektus ini. Perseroan telah mengungkapkan seluruh faktor risiko yang
mempengaruhi Perseroan dan Anak Perusahaan dan industrinya yang secara material yang dapat
mempengaruhi kondisi keuangan dan operasional dan prospek Perseroan dan Anak Perusahaan secara
negatif. Risiko-risiko sebagaimana disebutkan di bawah ini merupakan semua risiko yang dapat
mempengaruhi secara material dan negatif terhadap kegiatan usaha, arus kas, hasil usaha, kondisi
keuangan dan prospek usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Dalam kondisi tersebut di atas, calon
investor mungkin dapat mengalami kerugian atas seluruh atau sebagian investasinya. Setiap calon investor
dalam Penawaran Umum ini harus memperhatikan seluruh fakta yang dibuat dan diatur dalam peraturan
hukum yang berlaku.
Risiko di bawah ini disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja
keuangan, kegiatan operasional dan prospek Perseroan dan Anak Perusahaan serta investasi pada
saham Perseroan.
Risiko yang dihadapi Perseroan
1.
Kelangsungan usaha Perseroan sangat bergantung kepada kegiatan operasional Anak
Perusahaan.
Perseroan hanya memiliki satu investasi yaitu investasi pada Protelindo sebesar 99,99%. Tidak
terdapat jaminan bahwa Anak Perusahaan milik Perseroan akan selalu memberikan kontribusi laba
secara berkesinambungan. Penurunan kinerja keuangan Anak Perusahaan akan dapat
mengakibatkan dampak buruk secara material pada kinerja dan prospek Perseroan.
2.
Risiko Investasi
Risiko investasi dapat timbul karena adanya pergerakan tingkat suku bunga, harga yang berlaku di
pasar dan pembagian dividen terhadap nilai suatu aset yang dikelola Perseroan dalam portfolionya.
Penurunan suku bunga, harga pasar dan tidak adanya pembagian dividen dapat mempengaruhi
nilai investasi dan pendapatan Perseroan. Kegagalan dalam mengantisipasi risiko ini dapat
menurunkan Pendapatan Perseroan.
3.
Risko Perubahan Peraturan Pemerintah
Mengingat kegiatan usaha Perseroan bergerak di bidang investasi, yang terpengaruh dengan adanya
perubahan peraturan atau kebijakan Pemerintah misalnya di bidang perpajakan, batasan investasi
pada sektor atau jumlah kepemilikan saham, maka adanya perubahan dalam bidang yang disebut
diatas atau adanya batasan-batasan dalam berinvestasi dapat mempengaruhi kelangsungan usaha
dan prospek Perseroan.
4.
Risko Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing
Perseroan menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing dimana hutang Anak Perusahaan
dalam mata uang asing dengan jumlah yang signifikan sedangkan pendapatan usaha Anak
Perusahaan tersebut dalam mata uang Rupiah. Peningkatan nilai tukar valuta asing tersebut terhadap
Rupiah dapat berdampak material negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil
operasi Anak Perusahaan yang kemudian berdampak negatif pula kepada Perseroan secara finansial
khususnya laba bersih Perseroan.
28
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Risiko yang dihadapi Anak Perusahaan yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional dan
prospek Perseroan.
1.
Kegiatan usaha dan perkembangan Protelindo bergantung kepada permintaan atas kegiatan
komunikasi nirkabel, kegiatan operator nirkabel dan faktor pertumbuhan industri operator
nirkabel serta kelangsungan usaha/bisnis operator nirkabel.
Permintaan penyewaan atas ruang pada telecommunication tower sites milik Protelindo bergantung
kepada faktor-faktor yang berada di luar kontrol Protelindo, termasuk, permintaan atas jasa
telekomunikasi nirkabel oleh para konsumen, kondisi keuangan, akses permodalan operator nirkabel,
strategi para operator nirkabel terkait dengan kepemilikan dan penyewaan menara-menara
telekomunikasi, perizinan atas pengoperasian kegiatan usaha selular dari pemerintah, perubahan
peraturan terkait dengan telekomunikasi dan kondisi perekonomian. Penurunan tingkat pertumbuhan
komunikasi nirkabel di Indonesia akan menekan kegiatan ekspansi jaringan dan mengurangi
permintaan akan telecommunication tower sites milik Protelindo. Selanjutnya, kecenderungan
penurunan dan atau peningkatan pada segmen tertentu dalam bisnis nirkabel, sebagai akibat dari
teknologi, persaingan atau faktor-faktor lain diluar kontrol Protelindo dapat mempengaruhi secara
material permintaan atas telecommunication tower sites milik Protelindo. Pada akhirnya, kemajuan
teknologi dapat mengurangi kebutuhan akan pemancaran dan penerimaan sinyal yang berbasiskan
telecommunication tower sites. Terjadinya faktor-faktor sebagaimana dimaksud di atas dapat secara
negatif material mempengaruhi kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan kegiatan operasional
Protelindo, yang akhirnya dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan kegiatan usaha Perseroan
diantaranya pendapatan/penjualan Perseroan.
2.
Kontrak-kontrak jangka panjang dengan para pelanggan Protelindo, mengakibatkan Protelindo
sangat sensitif dengan kredibilitas dari masing-masing pelanggan Protelindo.
Kontrak sewa telecommunication tower sites antara Protelindo dengan para pelanggan yang bersifat
jangka panjang, mengakibatkan Protelindo sangat bergantung kepada kredibilitas dan kelangsungan
kemampuan finansial dari para pelanggan Protelindo. Apabila satu atau lebih dari pelangganpelanggan utama Protelindo mengalami kesulitan finansial, dapat berdampak kepada Protelindo
tidak dapat memperoleh pendapatan yang telah diperkirakan sebelumnya. Hal ini secara negatif
material dapat mempengaruhi kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan kegiatan operasional
Protelindo sehingga dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan kegiatan usaha Perseroan
diantaranya pendapatan, piutang Perseroan dan arus kas dari penerimaan pelanggan.
3.
Protelindo mungkin tidak dapat mengatur secara efektif pertumbuhan kegiatan usahanya
dengan menggunakan strategi akuisisi.
Protelindo telah melakukan akuisisi telecommunication tower sites ataupun aset secara agresif dan
berencana untuk tetap menjalankan strategi dimaksud dengan cara yang selektif. Saat ini Protelindo
sedang dalam proses melakukan akuisisi sejumlah sampai dengan 3.692 telecommunication tower
sites dari HCPT. Terkait dengan strategi tersebut di atas, terdapat juga risiko-risiko yang melekat,
antara lain meningkatnya beban atau leverage dan debt service requirement, integrasi yang berbeda
atas portofolio dan fasilitas telekomunikasi dan pengoperasian telecommunication tower sites di
pasar yang secara geografis berbeda. Transaksi-transaksi akuisisi, termasuk transaksi akuisisi
telecommunication tower sites dari HCPT, juga memiliki beberapa risiko yang melekat pada transaksi
termasuk:
•
Ketidakpastian dalam melakukan evaluasi atas nilai, nilai tambah dan potensi keuntungan yang
dapat diperoleh dari kandidat yang akan diakuisisi;
•
ketidakmampuan untuk mengidentifikasi atau mengkuantifikasi secara tepat seluruh kelemahankelemahan, risiko-risiko, beban tanggung jawab dan biaya-biaya yang terkait dengan kandidat
yang akan diakuisisi;
•
kemampuan untuk mencapai sinergi yang diinginkan dan potensi pertumbuhan yang diharapkan
dari pelaksanaan akuisisi;
•
perubahan-perubahan yang tidak dapat diantisipasi dalam kegiatan operasional, kondisi industri,
peraturan yang berlaku, kompetisi, kondisi perekenomian dan faktor-faktor penentu pendapatan
yang mempengaruhi asumsi-asumsi yang dijadikan dasar dan alasan rasional dari pelaksanaan
akusisi dimaksud;
29
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Akibatnya, tidak terdapat suatu jaminan bahwa akuisisi yang telah dilakukan Protelindo baik di masa
yang lampau ataupun yang akan dilakukan di masa yang akan datang tidak akan berdampak negatif
terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan ataupun hasil operasional Protelindo dan pada akhirnya
juga dampak terhadap Perseroan.
Protelindo juga bersaing dengan penyedia jasa nirkabel lainnya, kontraktor dan pemilik
telecommunication tower sites independen atau operator-operator, dan juga lembaga-lembaga
keuangan dalam melaksanakan akuisisi dimaksud dan persaingan tersebut akan semakin meningkat.
Beberapa dari kompetitor tersebut memiliki kemampuan keuangan ataupun sumber daya lain yang
lebih besar daripada Protelindo. Keberhasilan strategi pertumbuhan Protelindo bergantung kepada
kemampuan Protelindo untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan akuisisi dari portofolio
telecommunication tower sites sesuai dengan persyaratan yang secara komersial dapat diterima.
Peningkatan persaingan akan mengakibatkan berkurangnya akuisisi dan juga meningkatnya harga
dalam proses akuisisi. Tidak terdapat suatu jaminan bahwa Protelindo akan selalu dapat
mengidentifikasi, membiayai dan menyelesaikan akuisisi di masa yang akan datang sesuai dengan
persyaratan yang secara komersial dapat diterima.
4.
Kemampuan Protelindo untuk mengembangkan telecommunication tower sites yang baru
akan bergantung kepada faktor tata wilayah dan persyaratan perizinan wilayah, peraturan
administrasi penerbangan, ketersediaan dana yang cukup, kemampuan untuk memperoleh
perjanjian sewa lahan pada nilai harga komersial yang wajar, rencana jaringan pelanggan,
penolakan dari kelompok-kelompok pecinta lingkungan, ketersediaan perlengkapan dan
tenaga konstruksi terlatih serta pengaruh cuaca buruk.
Keberhasilan strategi pertumbuhan Protelindo sangat bergantung kepada kemampuan Protelindo
dalam mengembangkan telecommunication tower sites untuk digunakan oleh operator nirkabel.
Pengembangan tersebut dapat tertunda, menjadi tidak terlaksana dan/atau menjadi mahal disebabkan
oleh faktor tata wilayah dan persyaratan perizinan wilayah, peraturan administrasi penerbangan,
ketersediaan dana yang cukup, kemampuan untuk memperoleh perjanjian sewa lahan pada nilai
harga komersial yang wajar, rencana jaringan pelanggan, penolakan dari kelompok-kelompok pecinta
lingkungan, ketersediaan perlengkapan dan tenaga konstruksi terlatih serta pengaruh cuaca buruk.
Selain itu, faktor-faktor ini dapat meningkatkan biaya pengembangan telecommunication tower sites
baru. Seluruh faktor-faktor tersebut dapat berdampak negatif material kepada kegiatan usaha,
prospek, kondisi keuangan dan hasil kegiatan operasional Protelindo sehingga berdampak juga
terhadap kinerja keuangan Perseroan khususnya pendapatan Perseroan.
Protelindo bersaing dengan penyedia jasa nirkabel lainnya dalam memperoleh kesempatan untuk
melakukan pengembangan telecommunication tower sites baru. Protelindo percaya bahwa
persaingan ini akan meningkat dan pemain-pemain baru akan masuk ke dalam pasar, yang beberapa
diantaranya mungkin lebih besar dari Protelindo serta memiliki sumber pendanaan yang lebih besar
daripada Protelindo. Tidak terdapat suatu jaminan bahwa operator-operator nirkabel tidak akan
membuka akses menara-menara telekomunikasi yang dimilikinya untuk kolokasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, tidak terdapat suatu jaminan bahwa Protelindo akan berhasil
mengembangkan telecommunication tower sites baru pada tingkat harga sewa yang sesuai dengan
rencana ekspansi Protelindo. Terlebih, meningkatnya persaingan dapat mengarah kepada hilangnya
pelanggan-pelanggan baru, penurunan harga sewa serta mengakibatkan akuisisi atas
telecommunication tower sites yang berkualitas tinggi menjadi semakin mahal. Seluruh faktor-faktor
ini dapat berdampak negatif material kepada kegiatan usaha, kondisi keuangan dan pendapatan
operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha
Perseroan.
5.
Protelindo membutuhkan dana yang sangat besar untuk kegiatan operasionalnya dan
kegagalan untuk memperoleh tambahan modal atau pembiayaan hutang dengan persyaratan
yang menguntungkan secara komersial dapat berdampak negatif material kepada kegiatan
usaha, kondisi keuangan ataupun pendapatan operasional Protelindo.
Bisnis jasa penyediaan telecommunication tower sites membutuhkan modal yang sangat besar
untuk membangun atau mengakuisisi telecommunication tower sites baru dan untuk memelihara
portofolio telecommunication tower sites yang dimilikinya.
30
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Jumlah aktual serta waktu dari permintaan permodalan oleh Protelindo di masa yang akan datang
mungkin berbeda dengan prakiraan Protelindo, disebabkan oleh antara lain, hambatan-hambatan
yang tidak diduga dan biaya yang lebih tinggi dalam melakukan ekspansi dan pemeliharaan portofolio
telecommunication tower sites, biaya-biaya yang tidak dapat diantisipasi, perubahan peraturan,
perpanjangan sewa lokasi, desain dan peningkatan modifikasi serta peluang akuisisi baru.
Protelindo memperkirakan akan terus membutuhkan dana melalui pinjaman dalam jumlah yang
sangat besar untuk membiayai pengembangan dan akuisisi atas telecommunication tower sites dan
pengoperasiannya. Dalam hal pendapatan dan arus kas Protelindo tidak dapat memenuhi ekspektasi
saat ini, atau dalam hal sumber pendanaan berbasis pinjaman menjadi berkurang jumlahnya sebagai
akibat dari kinerja kegiatan operasional, Protelindo akan memiliki keterbatasan dalam memperoleh
permodalan yang diperlukan. Dalam hal arus kas tersebut tidak mencukupi debt service requirement
yang disyaratkan, Protelindo akan diminta untuk menjual instrumen permodalan atau hutang,
membiayai kembali kewajiban-kewajibannya atau melepaskan aset-aset operasionalnya untuk dapat
memenuhi jadwal pembayaran yang ditetapkan. Tidak terdapat jaminan bahwa Protelindo akan
dapat melaksanakan transaksi dimaksud dengan syarat-syarat yang menguntungkan. Setiap
ketidakmampuan Protelindo untuk memperoleh pembiayaan yang mencukupi dapat mengakibatkan
kepada penundaan atau penghentian atas pembangunan serta rencana ekspansi Protelindo ataupun
kemampuan Protelindo untuk memberikan tingkat pelayanan yang layak bagi para pelanggannya.
Saat ini Protelindo merupakan debitur berdasarkan Senior Facility dengan jumlah maksimal
US$360.000.000,00 dan Rp 1.180.000.000.000,00 (“Senior Facility”) dan juga debitur berdasarkan
fasilitas mezanin dengan jumlah pinjaman maksimal US$65.000.000,00 (“Mezzanine Facility”
selanjutnya bersama-sama dengan Senior Facility disebut dengan “Bank Loan Facility”), Bank Loan
Facility mengatur beberapa ketentuan perihal pembatasan operasional dan finansial dan pembatasanpembatasan lainnya yang harus dipenuhi oleh Protelindo, termasuk antara lain, pembatasan
mengenai perolehan hutang baru, pembatasan atas pembelanjaan modal dan distribusi arus kas,
pembatasan atas penggunaan dana, kewajiban untuk memelihara rasio-rasio finansial dan
pelaksanaan beberapa aksi korporasi. Lebih jauh, Protelindo juga masih memiliki beberapa risiko
yang terkait dengan pembiayaan hutang, termasuk risiko arus kas Protelindo yang berasal dari
operasional Protelindo tidak akan mencukupi untuk memenuhi persyaratan pembayaran hutang
pokok dan bunga, risiko pembayaran yang dilaksanakan dengan mata uang Dolar Amerika Serikat
akan berdampak negatif material akibat terjadinya depresiasi nilai Rupiah, risiko tingkat bunga yang
fluktuatif dan risiko Protelindo tidak akan dapat memperoleh fasilitas pembiayaan kembali dengan
persyaratan yang menguntungkan.
Dengan mempertimbangkan perkembangan dan potensi rencana akuisisi yang ada, Protelindo akan
membutuhkan tambahan pembiayaan dalam waktu dekat. Pembiayaan dimaksud dapat berupa
peningkatan jumlah pinjaman berdasarkan Bank Loan Facility, penerbitan instrumen hutang baik
secara umum ataupun terbatas (yang akan berdampak kepada meningkatnya rasio hutang) atau
melalui instrumen modal (yang dalam hal penerbitan saham baru Protelindo akan berdampak kepada
dilusi terhadap porsi pemegang saham yang ada). Tidak terdapat suatu jaminan bahwa fasilitas
hutang ataupun permodalan tersebut akan tersedia dalam waktu yang sesuai dan dengan persyaratan
yang menguntungkan bagi Protelindo.
Ketidakmampuan Protelindo untuk memperoleh jumlah yang mencukupi dan pemilihan jenis dari
pembiayaan yang dijalankan baik hutang maupun modal akan berdampak negatif material terhadap
kegiatan usaha, prospek kondisi keuangan dan pendapatan dari operasional Protelindo sehingga
berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya arus kas
dari pendanaan dan juga kelangsungan modal.
6.
Risiko kemungkinan bahwa Protelindo tidak dapat memperoleh persetujuan-persetujuan serta
perizinan yang mencukupi atas telecommunication tower sites milik nya dan risiko akan
adanya keberatan dari masyarakat setempat di wilayah di mana telecommunication tower
sites dibangun atau berada.
Pengembangan jaringan infrastruktur Protelindo serta bisnis Protelindo melalui pembangunan
telecommunication tower sites termasuk yang berada pada atap bangunan, mensyaratkan
31
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
persetujuan-persetujuan dan izin-izin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. Telaah,
penafsiran, perubahan maupun pengakhiran atas izin-izin dan persetujuan-persetujuan tersebut
bergantung kepada lembaga berwenang yang terkait. Sejalan dengan yang diyakini oleh Protelindo
sebagai suatu praktek yang umum di Indonesia dan kenyataan yang ada bahwa pengurusan
persetujuan-persetujuan atau izin-izin dalam kerangka pembangunan menara-menara telekomunikasi
tersebut termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Warga dan Izin Gangguan (HO) memakan
waktu yang relatif panjang sejak pengajuan hingga diperolehnya izin-izin dimaksud bahkan dalam
beberapa kesempatan Protelindo telah menyelesaikan pembangunan menara-menara telekomunikasi
dimaksud sebelum seluruh izin-izin yang disyaratkan tersebut diperoleh dari pemerintah daerah
setempat. Hal ini dilakukan oleh Protelindo untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang apabila
tidak tercapai dapat menyebabkan kerugian bagi Protelindo. Dalam hal persetujuan-persetujuan
dan izin-izin dimaksud di atas tidak diperoleh, maka pemerintah daerah dapat membongkar atau
meminta Protelindo untuk memindahkan telecommunication tower sites milik Protelindo tersebut.
Protelindo tidak dapat menjamin bahwa pemerintah daerah setempat tidak akan memerintahkan
Protelindo untuk membongkar dan memindahkan telecommunication tower sites akibat
ketidakpatuhan tersebut. Sesudah izin-izin atau persetujuan-persetujuan ini diperoleh Protelindo,
izin-izin atau persetujuan-persetujuan memerlukan perpanjangan setelah habis masa berlakunya.
Tidak terdapat jaminan bahwa izin-izin ini akan diperpanjang atau diperolehnya perpanjangan dengan
syarat dan kondisi komersial yang cukup baik atau beralasan. Apabila Protelindo gagal
memperpanjang izin-izin ini, maka Protelindo dapat kehilangan hak untuk mengoperasikan
telecommunication tower sites, yang pada akhirnya akan berakibat negatif material kepada kegiatan
usaha, prospek, kondisi keuangan dan pendapatan kegiatan operasional Protelindo sehingga resiko
tersebut akan berdampak pada Perseroan.
Lebih jauh akhir-akhir ini pemerintah daerah yang berwenang di wilayah DKI Jakarta, Bali (antara
lain di Kabupaten Badung), Bandung maupun Yogyakarta, telah melakukan penertiban atas menaramenara telekomunikasi yang tidak memiliki izin, di mana atas menara-menara telekomunikasi tersebut
telah dilakukan pembongkaran secara paksa. Protelindo tidak dapat menjamin bahwa pemerintah
daerah tidak akan, di masa yang akan datang membongkar dan/atau meminta Protelindo untuk
memindahkan telecommunication tower sites milik Protelindo, atau lebih jauh membongkar secara
paksa telecommunication tower sites milik Protelindo dimaksud serta selanjutnya memberikan sanksi
kepada Protelindo tuduhan dari pemerintah lokal atas ketidakpatuhan Protelindo termasuk sanksi
dan/atau perintah pembongkaran dan/atau pemindahan telecommunication tower sites tersebut
berdasarkan interpretasi yang berbeda atas peraturan yang ada.
Hal-hal ini dapat berakibat negatif material kepada kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan
pendapatan kegiatan operasional Protelindo dan berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan
kegiatan usaha Perseroan diantaranya aset Perseroan dan juga pendapatan Perseroan.
Per 31 Oktober 2009, Protelindo memiliki 3.639 telecommunication tower sites. Apabila hal-hal
sebagaimana tersebut di atas terjadi atau dialami oleh Protelindo, termasuk dalam hal sejumlah 5%
(lima persen) atau lebih dari jumlah keseluruhan telecommunication tower sites milik Protelindo
dalam periode 6 (enam) bulan berturut-turut harus dipindahkan, disegel, dirubuhkan, dibongkar
ataupun dirubuhkan secara paksa oleh suatu sebab apapun, hal tersebut dapat mengakibatkan
cidera janji atau default berdasarkan ketentuan dalam Senior Facility yang telah ditandatangani
oleh Protelindo. Sebagai akibat cidera janji atau default tersebut, maka jumlah yang terutang
berdasarkan Senior Facility Agreement akan dapat menjadi dipercepat jatuh temponya dan harus
dibayarkan segera oleh Protelindo. Protelindo tidak dapat menjamin bahwa Protelindo akan memiliki
kecukupan dana untuk melunasi hutang ataupun segala kewajiban Protelindo berdasarkan Senior
Facility Agreement tersebut.
Protelindo juga pernah mengalami keberatan dari masyarakat setempat terkait dengan pembangunan
menara-menara telekomunikasi di beberapa daerah dengan berbagai alasan termasuk dugaan resiko
kesehatan. Akibat keberatan tersebut, Protelindo pernah diminta dan sangat mungkin di masa yang
akan datang diminta pemerintah setempat untuk memindahkan atau merelokasi telecommunication
tower sites. Apabila Protelindo diminta untuk memindahkan atau merelokasi telecommunication
tower sites, hal ini dapat mempengaruhi rencana kerja Protelindo, meningkatkan biaya-biaya yang
32
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
harus ditanggung oleh Protelindo, dan bahkan dapat menyebabkan Protelindo cidera janji atas
pemenuhan kewajiban-kewajiban Protelindo berdasarkan perjanjian sewa-menyewa dengan pihak
lain. Salah satu dari hal-hal tersebut di atas dapat berdampak negatif material terhadap kegiatan
usaha, prospek kondisi keuangan dan pendapatan dari operasional Protelindo sehingga berdampak
juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan dari sisi aset dan pendapatan
Perseroan.
7.
Kegiatan usaha Protelindo dapat dipengaruhi secara negatif oleh adanya kemungkinan
ketidakpastian dalam penafsiran dan penerapan peraturan daerah dan peraturan perundangan
yang berlaku.
Peraturan perundang-undangan otonomi daerah telah merubah arah pengembangan dan
pengoperasian telecommunication tower sites. Saat ini juga terdapat peraturan perundang-undangan
yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat yang mengatur mengenai pengembangan dan
pengoperasional telecommunication tower sites (sebagai contoh, peraturan yang baru-baru ini
diterbitkan oleh Menteri Negara Informasi dan Komunikasi pada tanggal 17 Maret 2008 No. 2/PER/
M.KOMINFO/3/2008 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama
Telekomunikasi (“Peraturan Menkominfo”) dan peraturan yang ditetapkan bersama-sama oleh
Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No.19/PER/
M.KOMINFO/03/2009, No.3/P/2009 tanggal 30 Maret 2009 (“Peraturan Bersama”)mengenai
Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi (“Peraturan Bersama”).
Peraturan-peraturan ini telah, dan mungkin di masa yang akan datang terus menimbulkan
ketidakpastian dalam industri dan operasional Protelindo. Sangat sedikit preseden atau pedoman
yang ada dalam penafsiran dan penerapan dari Peraturan Menkominfo, Peraturan Bersama,
peraturan-peraturan dan Peraturan Daerah. Setiap peraturan-peraturan yang baru, ataupun
penerapan dan penafsiran dari peraturan-peraturan yang telah ada, dapat menimbulkan dampak
negatif material terhadap kegiatan usaha Protelindo, prospek, keadaan keuangan dan hasil
operasional sehingga resiko tersebut akan berdampak pada Perseroan.
Sampai dengan tanggal 31 Oktober 2009 Protelindo tercatat memiliki 351 telecommunication tower
sites di wilayah DKI Jakarta. Walaupun Protelindo telah berusaha untuk mendapatkan IMB bagi
seluruh telecommunication tower sites Protelindo di wilayah DKI Jakarta, akan tetapi tidak seluruh
dari jumlah 351 telecommunication tower sites tersebut telah memiliki IMB. Gubernur DKI Jakarta
telah mengeluarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 89 tahun 2006 tentang Pembangunan
dan Penataan Menara Telekomunikasi di Propinsi DKI Jakarta (“Peraturan No. 89/2006”). Sebagai
tambahan, Gubernur DKI menerbitkan Peraturan No.138 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi di Propinsi DKI Jakarta (“Peraturan No. 138/
2007”). Kedua peraturan tersebut mengatur tentang pembangunan menara telekomunikasi bersama
dan menentukan bahwa setiap pembangunan dari menara-menara di propinsi DKI Jakarta harus
sesuai dengan pola persebaran “master plan” dengan memperhatikan zona-zona yang diizinkan,
estetika kota, keserasian bangunan dan lingkungan sesuai dengan rencana kota dan bangunanbangunan sekitarnya. Peraturan-peraturan tersebut menimbulkan suatu ketidakpastian dan masih
bergantung kepada penafsiran dan penerapan lebih jauh. Sehubungan dengan pelaksanaan
pembangunan dan penataan menara telekomunikasi di provinsi DKI Jakarta, pada tanggal 27 Juli
2009, Gubernur DKI Jakarta telah menerbitkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No. 126 Tahun 2009 (“Peraturan No. 126/2009”) yang mengatur mengenai Peta Arahan
Persebaran Menara Telekomunikasi Bersama Untuk Penempatan Antena Makro Selular (Macrocell).
Berdasarkan peraturan tersebut, dilarang untuk membangun menara telekomunikasi rangka untuk
penempatan antena makro selular pada permukaan tanah pada kawasan-kawasan atau koridor
tertentu yang ditetapkan sebagai white area oleh Gubernur DKI Jakarta. Peraturan tersebut juga
mengatur antara lain bahwa terhadap menara telekomunikasi yang telah terbangun dan telah
dioperasikan oleh lebih dari 2 (dua) operator, sebelum berlakunya Peraturan No 126/2009 ini,
masih diperkenankan beroperasi dengan batasan waktu operasinya menara telekomunikasi tersebut
adalah hingga secara teknis antena-antena tersebut memungkinkan untuk dilakukan relokasi (migrasi)
yang wajib dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) tahun sejak ditetapkannya peraturan tersebut. Sampai
dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo, melalui suatu tim yang didedikasikan untuk
33
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
memantau dan menangani hal ini sedang berusaha untuk mendapatkan master plan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan No. 126/2009 guna mengetahui berapa banyak menara telekomunikasi
milik Protelindo yang berada pada kawasan-kawasan atau koridor-koridor white area tersebut, Dalam
hal terdapat banyak telecommunication tower sites milik Protelindo yang wajib dipindahkan untuk
memenuhi ketentuan Peraturan No. 126/2009, hal tersebut akan berdampak negatif terhadap kegiatan
usaha dan kondisi keuangan Protelindo. Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan No. 126/2009
ini, dapat dikenakan sanksi berupa pembongkaran bangunan/konstruksi menara beserta
kelengkapannya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan dalam hal terjadi pembongkaran bangunan
menara, penyelenggara menara akan dimasukkan dalam daftar perusahaan yang berkinerja buruk
(black list) dan tidak diperkenankan melakukan kegiatan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta
selama 1 (satu) tahun.
Protelindo telah dan akan berusaha untuk selalu mematuhi setiap ketentuan dalam peraturan
dimaksud, termasuk “master plan” yang akan menentukan lokasi-lokasi sejumlah menara
telekomunikasi yang diizinkan di Propinsi DKI Jakarta ataupun pengaturan mengenai peta arahan
persebaran menara telekomunikasi bersama untuk penempatan antenna makro selular; namun
demikian, tidak terdapat suatu jaminan bahwa telecommunication tower sites milik Protelindo akan
tunduk pada seluruh aspek dari peraturan ini atau termasuk dalam “master plan”, dengan demikian,
Protelindo dapat dimungkinkan untuk memindahkan telecommunication tower sites atau pihak yang
berwenang dapat memaksa Protelindo untuk membongkar dan/atau mengeluarkan sanksi terhadap
Protelindo atas pelanggaran terhadap peraturan daerah. Dalam hal Protelindo diharuskan untuk
memindahkan, membongkar atau merubuhkan 5% (lima persen) atau lebih dari keseluruhan
telecommunication tower sites dalam periode 6 (enam) bulan kalender berturut-turut, dalam keadaan
yang demikian, situasi tersebut dapat mengakibatkan cidera janji dalam Senior Facility.Sebagai
akibat dari cidera janji dimaksud, hutang yang tertunggak dalam Senior Fasilitas akan dapat menjadi
dipercepat jatuh temponya dan harus dibayarkan segera oleh Protelindo. Setiap peristiwa yang
timbul diatas dapat menimbulkan dampak yang merugikan secara material terhadap bisnis Protelindo,
prospek, keadaan keuangan dan hasil operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap
kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya aset dan pendapatan Perseroan.
Selain itu, pada tanggal 15 September 2009 yang lalu, Pemerintah telah menerbitkan Undangundang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (“UU No. 28/2009”) yang
peraturan pelaksanaannya akan ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak UU tersebut
diundangkan. UU No. 28/2009 mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010. Berdasarkan UU tersebut,
Pemerintah Daerah berhak memungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
pribadi atau badan. Salah satau jenis retribusi sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut adalah
retribusi izin gangguan. Walaupun sebagian besar perjanjian sewa menyewa induk (Master Lease
Agreement) yang ditandatangani oleh Protelindo mengatur bahwa dalam hal terjadi kenaikan biaya
untuk pembaharuan izin terkait dengan telecommunication tower sites termasuk izin gangguan selama
masa berlakunya sewa menyewa, akan dibebankan secara pro-rata terhadap Protelindo dan masingmasing penyewa yang berada pada telecommunication tower sites, namun hal tersebut tetap akan
berdampak kepada kenaikan biaya yang wajib ditanggung oleh Protelindo untuk pengurusan izin
telecommunication tower sites. Lebih lanjut, tidak terdapat suatu jaminan bahwa peraturan
pelaksanaan dari UU tersebut atau peraturan pemungutan retribusi yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah yang akan dikeluarkan nantinya tidak akan menambah beban biaya yang lebih besar kepada
Protelindo daripada yang ditanggung Protelindo saat ini. Hal tersebut, dapat berdampak negatif
material kepada kondisi keuangan Protelindo dan pada akhirnya berdampak juga terhadap
pendapatan Perseroan.
8.
Risiko kemungkinan adanya penerapan pembatasan kepemilikan asing dalam Perseroan
terhadap Protelindo dan penerapan peraturan bersama tentang Pedoman Pembangunan Dan
Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi
Pada tanggal 30 Maret 2009, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Bersama. Peraturan Bersama
dibuat dengan mengacu, antara lain, pada Undang-undang tentang Penanaman Modal dan tidak
mengacu pada UU Pasar Modal. Peraturan Bersama bertujuan untuk mengatur keserasian hubungan
antara pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah dalam hal memberikan petunjuk
pembangunan menara telekomunikasi.
34
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Peraturan Bersama mengatur bahwa penyedia menara telekomunikasi yang bukan penyelenggara
telekomunikasi, pengelola menara atau penyedia jasa konstruksi untuk membangun menara harus
berbentuk perusahaan nasional. Adapun yang dimaksud dengan perusahaan nasional berdasarkan
Peraturan Bersama adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum
yang seluruh modalnya adalah modal dalam negeri dan berkedudukan di Indonesia serta tunduk
pada peraturan perundang-undangan Indonesia.
Perseroan adalah suatu perusahaan nasional yang pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini
memiliki penyertaan saham mayoritas dalam Protelindo, yaitu anak perusahaan Perseroan yang
bergerak di bidang penyediaan menara.
Sehubungan dengan Penawaran Umum, saham-saham Perseroan akan ditawarkan kepada pemodal
baik dalam negeri maupun asing. Setelah Penawaran Umum, maka seluruh saham-saham Perseroan
akan dicatatkan dan diperdagangkan di BEI dan sebagai akibat saham-saham Perseroan tercatat
dan diperdagangkan di BEI tersebut, maka pemodal asing juga bebas memiliki saham-saham
Perseroan tanpa pembatasan.
Tidak terdapat suatu jaminan bahwa kepemilikan saham oleh pihak asing dalam Perseroan tersebut
akan ditafsirkan oleh pihak terkait yang berwenang sebagai kepemilikan saham oleh pihak asing
dalam Protelindo secara tidak langsung. Dalam hal penafsiran tersebut diberlakukan atas Protelindo,
hal tersebut dapat berakibat negatif kepada likuiditas saham Perseroan dan harga masing-masing
saham Perseroan dan bahkan lebih jauh memaksa Perseroan untuk menurunkan kepemilikan asing
tersebut atau bahkan dihilangkan sama sekali. Hal ini tentu dapat berdampak negatif kepada
pemegang saham Perseroan yang merupakan pihak asing, di mana mereka dapat dipaksa untuk
mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada pihak lain yang dapat memiliki saham Perseroan sesuai
dengan Peraturan Bersama dan dengan harga yang mungkin tidak menguntungkan bagi pemegang
saham asing dimaksud.
9.
Sebagian besar kegiatan usaha dan pendapatan Protelindo sangat bergantung kepada HCPT.
Profitabilitas dan arus kas Protelindo sangat bergantung kepada performa dan kegiatan usaha HCPT,
yang merupakan pelanggan utama Protelindo. Akibatnya, risiko yang mempengaruhi HCPT, terutama
risiko yang mempengaruhi kemampuan HCPT untuk membayar uang sewa, dapat berdampak negatif
kepada kegiatan usaha, kondisi keuangan dan pendapatan dari operasional Protelindo. Apabila
HCPT mengalami kesulitan finansial, hal tersebut akan berdampak negatif material terhadap usaha
Protelindo. Walaupun Protelindo secara bersamaan berusaha untuk mendiversifikasi basis
pelanggannya dan memperoleh sumber pendapatan lain, Protelindo tidak dapat memberi jaminan
kepada calon investor bahwa Protelindo akan berhasil mendiversifikasi sumber pendapatan. Setiap
risiko yang mempengaruhi HCPT atau renggangnya hubungan Protelindo dengan HCPT, dengan
alasan apapun dapat mengakibatkan dampak negatif material kepada kegiatan usaha, prospek dan
kondisi keuangan dan pendapatan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja
keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya pendapatan dan juga penagihan piutang
mengingat kontribusi HCPT mencapai 40%-45% dari total pendapatan usaha masing-masing per
31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008.
10. Model bisnis Protelindo belum tentu berhasil.
Penggunaan telecommunication tower sites secara bersama dalam sektor kegiatan telekomunikasi
nirkabel merupakan konsep yang relatif baru di Indonesia. Walaupun penggunaan menara secara
bersama telah berhasil dilaksanakan seperti di Amerika Serikat dan Meksiko, namun hal tersebut
belum terbukti berhasil dalam pelaksanaannya di Asia. Khususnya operator nirkabel mungkin masih
enggan untuk melakukan ekspansinya melalui penggunaan menara milik pihak ketiga secara
bersama-sama dikarenakan anggapan bahwa hal tersebut tidak menguntungkan secara ekonomis
atau keengganan untuk menyerahkan sesuatu hal yang diyakininya sebagai suatu keunggulan
kompetitif yang ditawarkan dengan memiliki infrastrukturnya atau untuk hal lain. Tidak terdapat suatu
jaminan bahwa pertumbuhan sektor komunikasi nirkabel akan berlanjut atau bahwa operator nirkabel
akan mengembangkan usahanya dengan menggunakan menara milik pihak ketiga secara bersama.
Setiap kegagalan pengembangan dan ekspansi pada sektor komunikasi nirkabel di Indonesia melalui
penggunaan bersama menara telekomunikasi sesuai dengan tingkatan yang telah diantisipasi
35
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Protelindo akan berdampak negatif material kepada kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan
dan pendapatan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan
kegiatan usaha Perseroan khususnya pendapatan dan laba Perseroan.
11. Protelindo mungkin tidak dapat mengatur pertumbuhannya secara efektif.
Pertumbuhan Protelindo diperkirakan akan mengakibatkan tuntutan yang signifikan terhadap
manajemen dan sumber daya operasional Protelindo. Guna memelihara keberhasilan pertumbuhan
Protelindo, Protelindo harus mengimplementasikan, mengawasi dan meningkatkan sistem operasi,
prosedur, pengembangan kegiatan usaha dan pengendalian internal secara tepat waktu. Lebih lanjut,
kegagalan untuk mengatur secara efektif konstruksi dan akuisisi telecommunication tower sites
serta ketidakberhasilan dalam mengalokasikan biaya dan waktu secara tepat, akan berakibat
tertundanya pelaksanaan kontrak denganh pelanggan, memicu denda pada tingkatan tertentu dan
menyebabkan berkurangnya marjin keuntungan yang diharapkan. Ketidakmampuan Protelindo untuk
melaksanakan strategi pengembangan, dalam memastikan fungsi dari sistem yang ada sekarang
atau mengatur ekspansi bisnis Protelindo yang telah direncanakan dapat berakibat negatif material
kepada kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan pendapatan kegiatan operasional Protelindo
sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya
pendapatan Perseroan.
12. Apabila para operator melakukan konsolidasi atau penggabungan dengan operator lainnya
sampai dengan tingkat yang signifikan, pertumbuhan dan kegiatan usaha dapat berdampak
negatif.
Sektor komunikasi nirkabel Indonesia belum sampai pada tahapan konsolidasi sebagaimana yang
terjadi di pasar lain yang lebih matang. Konsolidasi secara signifikan di antara pelanggan potensial
Protelindo yang ada dapat mengakibatkan penurunan pembelanjaan modal mereka dan mengurangi
rencana pengembangan diakibatkan adanya tumpang tindih dengan jaringan nirkabel yang sudah
ada, yang akan berdampak secara negatif kepada kegiatan usaha, prospek pengembangan, kondisi
keuangan dan hasil kegiatan operasional Protelindo. Akibat yang sama juga mungkin terjadi apabila
operator-operator nirkabel mulai melakukan penggunaan bersama atau pelaksanaan penjualan
kembali secara ekstensif sebagai alternatif dari menyewa telecommunication tower sites dari pihak
ketiga lain seperti Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan
usaha Perseroan khususnya pendapatan Perseroan.
13. Peraturan lingkungan hidup mengakibatkan biaya dan beban tambahan yang dapat
mempengaruhi hasil operasional Protelindo.
Protelindo harus mematuhi peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup, baik di tingkat
nasional, regional maupun lokal. Peraturan perundangan tersebut memiliki sanksi apabila tidak
dipatuhi dan mungkin saja di masa yang akan datang mengakibatkan kepada pematuhan maupun
pemulihan baik biaya maupun pertanggungjawaban. Walaupun Protelindo yakin bahwa Protelindo
telah menaati seluruh aspek dari peraturan perundangan yang berlaku, namun tetap dimungkinkan
bahwa pentaatan tersebut akan berdampak negatif dan memakan biaya. Protelindo dapat juga di
masa yang akan datang terlibat dalam suatu perkara dengan lembaga tertentu yang berwenang
yang mengakibatkan Protelindo diwajibkan membayar denda, mematuhi standar ketentuan di bidang
lingkungan yang lebih ketat ataupun memenuhi tuntutan-tuntutan lain yang mengakibatkan Protelindo
mengeluarkan modal dan biaya operasional tambahan untuk melakukan pentaatan dimaksud.
Walaupun saat ini tidak terdapat klaim bahwa telecommunication tower sites dan infrastruktur yang
terkait telah melanggar ketentuan yang berlaku di bidang lingkungan hidup, namun tanggung jawab
yang bersifat tidak dapat diidentifikasi sebelumnya mungkin saja timbul dan dapat membawa dampak
negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan operasional Protelindo sehingga berdampak
juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya naiknya beban
operasional dan menurunkan laba Perseroan.
14. TMG dan Catur akan tetap memegang porsi mayoritas dari Protelindo setelah pelaksanaan
Penawaran Umum dan Perseroan mungkin memiliki kehendak yang mungkin berbeda ataupun
berlawanan dengan kehendak daripada pemegang saham Protelindo lainnya.
Setelah pelaksanaan penawaran umum ini, TMG dan Catur akan secara tidak langsung memiliki
kendali atas Protelindo kurang lebih sebesar 89,00% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan.
36
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Sebagai akibatnya, TMG dan Catur akan terus memegang kendali atas Protelindo dan akan mampu
menggunakan secara signifikan pengaruhnya atas keputusan-keputusan, strategi dan operasional
Protelindo. Karena saham yang ditawarkan dalam penawaran umum ini terbatas, para pemegang
saham lain sepertinya tidak akan dapat untuk menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu rapat umum pemegang saham atau mempengaruhi setiap keputusan yang diambil
oleh TMG dan Catur atas operasional Protelindo.
TMG dan Catur mungkin memiliki tujuan yang berbeda dengan manajemen Protelindo atau tujuan
daripada pemegang saham lainnya. Sebagai akibatnya TMG dan Catur mungkin saja akan mengambil
keputusan-keputusan yang terkait dengan Protelindo yang mungkin saja tidak sesuai dengan maksud
Protelindo ataupun kepentingan pemegang saham lainnya atau sebaliknya TMG dan Catur dapat
mengambil keputusan yang berlawanan dengan kepentingan dari pemegang saham lainnya. Hal ini
dapat berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha dan prospek operasional Protelindo.
15. Risiko dugaan mengenai adanya ancaman bahaya kesehatan dari medan elektromagnetik
yang dihasilkan oleh menara telekomunikasi, telepon selular serta tuntutan hukum dan
publikasi berkaitan dengan hal tersebut dapat membawa dampak buruk terhadap kegiatan
operasional Protelindo.
Saat ini berkembang spekulasi kemungkinan adanya risiko kesehatan yang ditimbulkan dari radiasi
medan elektromagnetik yang berasal dari penggunaan jaringan telepon selular yang dipasangkan
pada menara-menara telekomunikasi. Protelindo tidak dapat memberikan jaminan bahwa penelitianpenelitian di masa yang akan datang mengenai risiko kesehatan tersebut tidak akan menemukan
kaitan antara dampak medan elektromagnetik dengan efek samping terhadap memburuknya
kesehatan individu pelanggan, yang mana dapat mengakibatkan Protelindo menghadapi tuntutan
hukum akibat kerugian tersebut sehingga memberikan dampak negatif terhadap usaha Protelindo.
Dampak risiko di atas terhadap kinerja keuangan secara khusus adalah timbulnya biaya hukum dan
menurunnya keuntungan Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan
kegiatan usaha Perseroan khususnya aset Perseroan yang sebagian besar merupakan menara
telekomunikasi.
16. Risiko ketergantungan pada beberapa karyawan kunci pada level manajemen dan tenaga
ahli dan usaha Protelindo dapat dipengaruhi secara negatif oleh ketidakmampuan Protelindo
dalam merekrut, mendidik, mempertahankan dan memotivasi karyawan-karyawan penting
Protelindo berkeyakinan bahwa manajemen dan tenaga ahli Protelindo saat ini memberikan kontribusi
yang signifikan dalam hal pengalaman dan keahlian pengelolaan usaha Protelindo. Kelanjutan dari
keberhasilan usaha dan kemampuan untuk melaksanakan strategi pertumbuhan bisnis di masa
yang akan datang akan banyak bergantung pada usaha personil-personil tersebut. Saat ini terdapat
jumlah tenaga ahli yang sangat terbatas di bidang menara telekomunikasi Indonesia dan hal tersebut
diperkirakan akan terus berlanjut. Oleh karenanya, persaingan untuk merekrut tenaga ahli tersebut
menjadi amat tinggi. Ketidakmampuan Protelindo untuk merekrut, mendidik, mempertahankan dan
memotivasi tenaga-tenaga ahlinya dapat berdampak negatif material pada kegiatan usaha, kondisi
keuangan, hasil operasional dan prospek usaha Protelindo khususnya pendapatan dan laba yang
akan dicapai oleh Perseroan.
17. Protelindo menghadapi risiko terkait dengan perpanjangan dan biaya sewa lahan dimana
telecommunication tower sites berada
Hampir semua menara-menara telekomunikasi milik Protelindo didirikan atau berada di atas lahan
yang berupa tanah ataupun bangunan atap bangunan (roof top) yang disewa Protelindo dari masingmasing pemiliknya. Secara umum, perjanjian-perjanjian sewa menyewa yang telah ditandatangani
oleh Protelindo dengan masing-masing pemilik lahan adalah perjanjian sewa menyewa jangka
panjang dengan jangka waktu rata-rata antara 5-10 tahun dan memberikan hak kepada Protelindo
menggunakan lahan untuk kepentingan menjalankan usaha Protelindo. Protelindo memiliki perjanjian
sewalahan yang memiliki jatuh tempo tiap tahun dimulai dari tahun 2009.
Kehilangan hak sewa Protelindo, penghentian perjanjian sewa lahan atau kegagalan Protelindo
untuk mendapatkan perpanjangan sewa lahan tersebut pada syarat dan kondisi yang baik secara
komersial akan dapat berdampak negatif material pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil
37
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
operasional dan prospek usaha Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan
dan kegiatan usaha Perseroan khususnya biaya akan naik dan menurunkan laba Perseroan.
Walaupun perjanjian sewa menyewa tersebut memiliki jangka waktu yang panjang, tidak terdapat
suatu jaminan, bahwa pemilik lahan, akan setuju untuk memperpanjang perjanjian sewa lahan pada
saat jatuh temponya atau bila tidak memaksa perubahan atas perjanjian sewa lahan untuk
meningkatkan pendapatan sewa atas lahan yang disewakan.
Apabila hal ini terjadi, maka Protelindo akan mengeluarkan biaya tambahan yang harus dibayarkan
atas pemindahan telecommunication tower sites atau akibat kenaikan harga sewa lahan maupun
atas penyewaan lahan baru sebagai akibat diakhirinya perjanjian sewa menyewa oleh pemilik lahan.
Jika seorang pemilik lahan menolak untuk memperpanjang perjanjian sewa lahan dan Protelindo
tidak dapat menemukan lahan pengganti, maka Protelindo terpaksa membatalkan perjanjian sewa
telecommunication tower sites dengan operator telekomunikasi sebagai pelanggan dan menyebabkan
gangguan kepada pelanggan tersebut. Untuk berbagai alasan, Protelindo mungkin tidak selalu bisa
memiliki kemampuan untuk mendapatkan, menganalisa, dan memeriksa semua informasi kepemilikan
sah dan hal-hal lain mengenai lahan yang bersangkutan sebelum menjalin perjanjian sewa lahan.
Salah satu dari hal-hal di atas dapat berdampak negatif material pada kegiatan usaha, kondisi
keuangan, hasil operasional dan prospek usaha Protelindo sehingga berdampak juga terhadap
kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya aset Perseroan dan juga pendapatan
Perseroan.
18. Kegiatan usaha Protelindo sangat bergantung kepada ketersediaan pasokan listrik yang cukup
dan tidak terganggu serta harga bahan bakar pada tingkatan yang wajar.
Peralatan yang ada pada menara telekomunikasi Protelindo agar dapat beroperasi dengan baik,
membutuhkan pasokan listrik yang cukup. Protelindo pada dasarnya bergantung kepada listrik yang
dipasok oleh perusahaan listrik nasional; namun demikian terdapat beberapa wilayah di Indonesia
yang pasokan listriknya tidak mencukupi. Untuk mencapai pasokan listrik kepada telecommunication
tower sites Protelindo tercukupi secara konstan dan tidak terganggu, Protelindo juga menggunakan
generator (yang dijalankan dengan bahan bakar solar). Ketidakmampuan Protelindo untuk
mendapatkan pasokan listrik yang mencukupi dan tidak terganggu dalam harga yang wajar (baik
melalui catu tenaga nasional ataupun generator) akan mengakibatkan kepada pertumbuhan yang
lamban, peningkatan biaya dan mempengaruhi kegiatan usaha para pelanggan Protelindo, hal mana
akan berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha, prospek keadaan keuangan dan
operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha
Perseroan khususnya aset dan pendapatan Perseroan.
19. Bencana alam dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada telecommunication tower sites
milik Protelindo
Kepulauan di Indonesia terletak pada salah satu daerah lempeng vulkanik yang aktif di dunia. Karena
letak Indonesia berada di zona pertemuan dari tiga lempengan bumi utama, Indonesia berpotensi
mengalami gempa bumi, gelombang tinggi, angin kencang, badai laut, banjir, letusan gunung berapi,
tsunami, gelombang laut,letusan gunung berapi serta penyebab kerusakan-kerusakan lain yang
tidak terduga. Bencana alam dan gangguan-gangguan geografis lainnya dapat menyebabkan
gangguan atas telecommunication tower sites milik Protelindo yang terletak di daerah-daerah yang
terkena dampaknya sehingga bisa berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha, prospek
keadaan keuangan dan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan
dan kegiatan usaha Perseroan khususnya aset Perseroan yang sebagian besar merupakan menara
telekomunikasi.
38
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Walaupun Protelindo telah mengasuransikan harta kekayaannya dengan perlindungan asuransi
kerusakan dan tanggung jawab pihak ketiga atas telecommunication tower sites milik Protelindo,
Protelindo mungkin tidak memiliki perlindungan asuransi yang memadai untuk mengganti biaya
ataupun tangung jawab yang timbul. Apabila Protelindo tidak dapat memberikan pelayanan
infrastruktur kepada pelanggan yang diakibatkan oleh rusaknya telecommunication tower sites, hal
tersebut akan berdampak negatif material atas kegiatan usaha, prospek, keadaan keuangan dan
operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha
Perseroan.
20. Protelindo terpapar kepada risiko nilai tukar valuta asing.
Protelindo terpapar kepada risiko atas nilai tukar valuta asing dalam beberapa aspek. Protelindo
memiliki hutang dalam mata uang asing dengan jumlah yang signifikan sedangkan hanya sebagian
pendapatan Protelindo dalam mata uang asing. Protelindo bergantung kepada pendapatan dalam
mata uang Rupiah untuk memenuhi pembayaran bunga dan pokok hutang dalam mata uang asing.
Selanjutnya, Protelindo mungkin saja di masa yang akan datang memperoleh pinjaman dalam mata
uang asing dengan jumlah yang signifikan, yang akan meningkatkan paparan mata uang asing
terhadap arus kas dan kemampuan Protelindo untuk membayar hutangnya. Untuk alasan-alasan
tersebut, fluktuasi yang signifikan atas nilai tukar dapat berdampak material negatif terhadap kegiatan
usaha, kondisi keuangan dan hasil operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja
keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya laba Perseroan.
21. Ketidakstabilan ataupun perubahan politik di pemerintahan Indonesia dapat berdampak negatif
terhadap perekonomian Indonesia dan selanjutnya berdampak terhadap kegiatan usaha
Protelindo.
Protelindo adalah suatu Protelindo terbatas yang didirikan di Indonesia, seluruh aset dan operasinya
terletak di Indonesia dan membukukan seluruh pendapatannya di Indonesia. Sebagai
konsekuensinya, kinerja, kondisi keuangan dan harga saham Protelindo akan dipengaruhi oleh tingkat
suku bunga, kebijakan pemerintah, perpajakan, stabilitas politik dan stabilitas pasar dan
perkembangan lain dibidang politik dan perekonomian yang mempengaruhi Indonesia. Ketidakstabilan
politik ataupun perubahan di pemerintahan dapat berdampak negatif material terhadap kegiatan
usaha, kondisi keuangan dan operasional Protelindo sehingga berdampak juga terhadap kinerja
keuangan dan kegiatan usaha Perseroan diantaranya pendapatan Perseroan.
22. Risiko kemungkinan akan adanya gugatan hukum.
Tidak tertutup kemungkinan bahwa Protelindo akan menghadapi gugatan-gugatan hukum di masa
depan. Jika ada gugatan hukum yang memberatkan Protelindo, hal ini dapat berpengaruh negatif
terhadap kegiatan operasional dan kinerja keuangan Protelindo sehingga berdampak juga terhadap
kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan khususnya beban lainnya dan juga menurunkan
pendapatan serta laba Perseroan karena kegiatan operasional yang terganggu.
Perseroan telah mengungkapkan seluruh faktor risiko yang mempengaruhi Perseroan dan
industrinya yang secara material yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan operasional
dan prospek Perseroan secara negatif.
39
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB VI. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH
TANGGAL LAPORAN AKUNTAN PUBLIK
Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan
hasil usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. yang terjadi setelah tanggal laporan Auditor Independen
tertanggal 25 Januari 2010 atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk
periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2
Juni 2008 (Pendirian)sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang perlu
diungkapkan dalam Prospektus ini.
Seluruh kejadian penting yang material dan relevan yang terjadi setelah tanggal neraca sampai dengan
tanggal laporan Auditor Independen dapat dilihat dalam “Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian”
yang terdapat pada bab XVIII dalam Prospektus ini.
40
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK
PERUSAHAAN
A. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 31 tanggal 2
Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, akta mana telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia (“Menkumham”) berdasarkan
Surat Keputusan No. AHU-37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0054707.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008 serta telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
(“UUWDP”) dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 11.25.1.64.00369 tanggal 15 Juli 2008.
Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali pengubahan, terakhir berdasarkan Akta Berita
Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.71 tanggal 18 Nopember 2009, dibuat
di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari
Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 20 Nopember
2009, yang isinya sehubungan dengan (i) persetujuan pengubahan status Perseroan dari Perseroan
Tertutup menjadi Perseroan Terbuka, (ii) persetujuan pengubahan nama Perseroan menjadi Perseroan
Terbatas PT Sarana Menara Nusantara Tbk., (iii) persetujuan pengubahan nilai nominal masing-masing
saham semula sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) menjadi sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah);
(iv) persetujuan untuk pengeluaran saham dalam simpanan /portepel Perseroan dan menawarkan /
menjual saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel tersebut kepada masyarakat melalui Penawaran
Umum kepada masyarakat, dan Penawaran Umum tersebut dilakukan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan Pasar Modal dan Peraturan Bursa efek yang
berlaku ditempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan dalam jumlah sebanyak-banyaknya
40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) saham baru, dan (v) persetujuan
untuk pencatatan saham Perseroan, setelah dilaksanakannya Penawaran Umum atas saham-saham
yang ditawarkan dan dijual kepada masyarakat melalui Pasar Modal dan termasuk saham-saham yang
dimiliki oleh pemegang saham Perseroan pada Bursa Efek Indonesia (Company Listing), serta menyetujui
untuk mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif sesuai dengan Peraturan
Kustodian Sentral Efek Indonesia. Perubahan anggaran dasar tersebut, telah memperoleh persetujuan
dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20
November 2009 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU0077693.AH.01.09. Tahun 2009 tanggal 20 November 2009.
Kegiatan Usaha
1.
2.
Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan
pajak dan melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
yaitu :
a. Kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa dan investasi
termasuk tetapi tidak terbatas yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base
Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi
manajemen, bisnis administrasi,strategi pengembangan bisnis dan investasi, serta melakukan
investasi atau penyertaan pada perusahaan lain.
b. Kegiatan usaha penunjang Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa yang
meliputi jasa persewaan dan pengelolaan bangunan-bangunan, ruangan-ruangan kantor,
ruangan-ruangan pertokoan, ruangan-ruangan apartemen, kondominium beserta fasilitasnya
dan jasa konsultasi bidang konstruksi.
41
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, selain kegiatan investasi dalam bentuk penyertaan
saham yang dilakukan oleh Perseroan dalam Protelindo, Perseroan tidak melakukan kegiatan usaha
lainnya. Protelindo diakuisi pada tanggal 21 Agustus 2008 berdasarkan Akta jual beli saham No. 336
tanggal 21 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo. S.H., M.Si., Notaris di Jakarta,
sehingga Perseroan memiliki 99,999% saham pada Protelindo.
B. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN
Riwayat struktur permodalan dan kepemilikan saham Perseroan sejak didirikan hingga saat Prospektus
ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
Tahun 2008
Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.31 tanggal 2 Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan
Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan kepemilikan saham dalam Perseroan
adalah sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
100.000
100.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
TMG
Catur
12.750
12.250
12.750.000.000
12.250.000.000
51,00
49,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
25.000
25.000.000.000
100,00
Jumlah Saham dalam Portepel
75.000
75.000.000.000
Modal Dasar
(%)
Penyetoran tunai atas saham-saham yang diambil bagian oleh pemegang saham Perseroan telah
dilakukan secara penuh oleh masing-masing pemegang saham Perseroan sebagaimana ternyata dari
bukti setor modal Perseroan tanggal 18 Juni 2008.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.
16 tanggal 27 Desember 2008, dibuat di hadapan Dr. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, terjadi
peningkatan Modal Dasar sebesar Rp500.000.000.000,00 atau sebesar 500.000 saham dan Modal
ditempat kan dan disetor penuh sebesar Rp465.030.000.000,00 atau sebesar 465.030 saham dimana
TMG meningkatkan penyertaan sebesar Rp237.165.000.000,00 atau sebesar 237.165 saham dan Catur
sebesar Rp227.865.000.000,00 atau sebesar 227.865 saham, sehingga struktur permodalan dan
kepemilikan saham dalam Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
Modal Dasar
600.000
600.000.000.000
(%)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
TMG
Catur
249.915
240.115
249.915.000.000
240.115.000.000
51,00
49,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
490.030
490.030.000.000
100,00
Jumlah Saham dalam Portepel
109.970
109.970.000.000
Penyetoran tunai atas saham-saham yang diambil bagian oleh pemegang saham Perseroan telah
dilakukan secara penuh oleh masing-masing pemegang saham Perseroan sebagaimana ternyata dari
bukti setor modal Perseroan tanggal 11 Juli 2008, 16 Juli 2008, 18 Juli 2008, 22 Juli 2008 dan 13 Agustus
2008 oleh TMG dan tanggal 11 Juli 2008, 16 Juli 2008, 18 Juli 2008, 22 Juli 2008 dan 13 Agustus 2008
oleh Catur serta dari Laporan Keuangan Konsolidasian beserta Laporan Auditor Independen Sepuluh
Bulan yang Berakhir Pada Tanggal 31 Oktober 2009 dan Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2008 Perseroan tanggal 19 Nopember 2009 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.
42
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Sumber penyertaan pemegang saham dalam Perseroan sebagaimana dimaksud di atas, berasal dari
setoran modal dan uang muka setoran modal serta pinjaman yang diperoleh pemegang saham.
Tahun 2009
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71 tanggal 18 November
2009, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, terjadi perubahan nilai
nominal saham dari Rp1.000.000,00 menjadi Rp500,00 per saham, sehingga struktur permodalan dalam
Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp500,00 setiap saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
1.200.000.000
600.000.000.000
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
TMG
Catur
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
499.830.000
480.230.000
980.060.000
249.915.000.000
240.115.000.000
490.030.000.000
219.940.000
109.970.000.000
(%)
51,00
49,00
100,00
C. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM
1.
PT Tricipta Mandhala Gumilang (“TMG”)
a.
Umum
TMG adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan peraturan yang berlaku di Republik
Indonesia, berkedudukan di Kudus dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 14 tanggal 17
November 2006, dibuat di hadapan Benyamin Kusuma, S.H., Notaris di Kudus. Akta mana telah
memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W9-00192HT.01.01.TH.2006 tanggal 4 Desember 2006, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP
dengan Tanda Daftar Perusahaan No. 11.25.1.51.00303 di Kantor Pendaftaran Perusahaan
Kabupaten Kudus di bawah No. 417/BH-11.25/XII/2006 tanggal 27 Desember 2006, serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39, tanggal 15 Mei 2007, Tambahan No. 4735. Anggaran
dasar TMG sebagaimana tercantum dalam akta pendirian tersebut kemudian diubah dalam rangka
penyesuaian dengan UUPT berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa TMG No. 27 tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono,
S.H., Notaris di Kudus, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan
Surat Keputusan No. AHU-66036.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 19 September 2008.
b.
Kegiatan Usaha
Maksud dan tujuan TMG adalah bergerak dalam bidang
a. Industri;
b. Perdagangan Umum;
c. Percetakan;
d. Pertanian;
e. Pengangkutan;
f. Jasa.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, TMG dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
a. menjalankan usaha dibidang perindustrian terutama industri pengolahan tembakau, penyortiran
tembakau, pembuatan rokok, bagian-bagian dari rokok dan alat-alat, bahan-bahan yang
berhubungan dengan rokok, termasuk flavor/essence rokok;
b. berdagang pada umumnya – yang meliputi perdagangan impor dan ekspor, antar pulau/daerah
serta lokal, selanjutnya bertindak sebagai grosir, distributor, pertokoan, komisioner terutama
tembakau dan hasil-hasil dari tembakau, juga keagenan atau perwakilan dari perusahaanperusahaan atau badan-badan lain, baik dari dalam maupun luar negeri, kecuali agen perjalanan;
43
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
c.
d.
e.
f.
menjalankan usaha percetakan, penerbitan dan grafika;
menjalankan usaha pertanian yang meliputi perkebunan, peternakan dan perikanan termasuk
agribusnis dan pengawetan;
menjalankan usaha pengangkutan pergudangan;
menjalankan usaha dibidang jasa pada umumnya (kecuali jasa hukum dan perpajakan)
Kegiatan usaha yang dilakukan saat ini adalah menjalankan kegiatan usaha dibidang perindustrian
terutama industri pengolahan tembakau, penyortiran tembakau, pembuatan rokok, bagian-bagian
dari rokok dan alat-alat, bahan-bahan yang berhubungan dengan rokok, termasuk flavor/essence
rokok.
c.
Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa TMG No. 27
tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus juncto Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa TMG No.13, tanggal 22 Oktober
2009, dibuat di hadapan Apriliana Dewi Yuwono, S.H., Notaris di Kudus, struktur permodalan dan
susunan kepemilikan saham dalam TMG adalah sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
100.000
100.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Victor Rachmat Hartono
Martin Basuki Hartono
Armand Wahyudi Hartono
PT Sapta Utama Persada
11.030
11.030
6.980
898
11.030.000.000
11.030.000.000
6.980.000.000
898.000.000
36,84
36,84
23,32
3,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
29.938
29.938.000.000
100,00
Jumlah Saham dalam Portepel
70.062
70.062.000.000
Modal Dasar
d.
(%)
Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa TMG No. 27,
tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, susunan
Dewan Komisaris dan Direksi TMG yang menjabat adalah sebagai berikut:
Komisaris : Martin Basuki Hartono
Direktur
: Victor Rachmat Hartono
2.
PT Caturguwiratna Sumapala (“Catur”)
a.
Umum
Catur adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut
dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan
di Kudus, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 15 tanggal 17 November 2006, dibuat dihadapan
Benyamin Kusuma, S.H., Notaris di Kudus. Akta mana telah memperoleh pengesahan dari
Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W9-00198-HT.01.01.TH.2006 tanggal 6 Desember
2006, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan
No. 11.25.1.51.00304 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Kudus di bawah No. 418/BH11.25/XII/2006 tanggal 27 Desember 2006, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 39 tanggal 15 Mei 2007, Tambahan No. 4734. Anggaran dasar Catur sebagaimana tercantum
dalam akta pendirian tersebut telah disesuaikan dengan ketentuan UUPT berdasarkan Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Catur No. 28 tanggal 31 Juli
2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, akta mana telah memperoleh
persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-66039.AH.01.02 Tahun 2008
tanggal 22 September 2008.
44
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
b.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Catur adalah bergerak dalam bidang:
a. Industri;
b. Perdagangan Umum;
c. Percetakan;
d. Pertanian;
e. Pengangkutan;
f. Jasa
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Catur dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
a. menjalankan usaha dibidang perindustrian terutama industri pengolahan tembakau, penyortiran
tembakau, pembuatan rokok, bagian-bagian dari rokok dan alat-alat, bahan-bahan yang
berhubungan dengan rokok, termasuk flavor/essence rokok;
b. berdagang pada umumnya – yang meliputi perdagangan impor dan ekspor, antar pulau/daerah
serta lokal, selanjutnya bertindak sebagai grosir, distributor, pertokoan, komisioner terutama
tembakau dan hasil-hasil dari tembakau, juga keagenan atau perwakilan dari perusahaanperusahaan atau badan-badan lain, baik dari dalam maupun luar negeri, kecuali agen perjalanan;
c. menjalankan usaha percetakan, penerbitan dan grafika;
d. menjalankan usaha pertanian yang meliputi perkebunan, peternakan dan perikanan termasuk
agribisnis dan pengawetan;
e. menjalankan usaha pengangkutan pergudangan;
f. menjalankan usaha dibidang jasa pada umumnya (kecuali jasa hukum dan perpajakan)
Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah menjalankan kegiatan usaha dibidang perindustrian
terutama industri pengolahan tembakau, penyortiran tembakau, pembuatan rokok, bagian-bagian
dari rokok dan alat-alat, bahan-bahan yang berhubungan dengan rokok, termasuk flavor/essence
rokok.
c.
Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Catur No. 28
tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus juncto Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Catur No. 14 tanggal 22 Oktober
2009, dibuat di hadapan Apriliana Dewi Yuwono, S.H., Notaris di Kudus, struktur permodalan dan
susunan kepemilikan saham dalam Catur adalah sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
100.000
100.000.000.000
6.976
6.976
6.976
6.976
863
6.976.000.000
6.976.000.000
6.976.000.000
6.976.000.000
863.000.000
24,25
24,25
24,25
24,25
3,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
28.767
28.767.000.000
100,00
Jumlah Saham dalam Portepel
71.233
71.233.000.000
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Stefanus Wijaya Hartono
Tessa Natalia Damayanti Hartono
Vanessa Ratnasari Hartono
Roberto Setiabudi Hartono
PT Sapta Utama Persada
d.
(%)
Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Catur No. 28
tanggal 31 Juli 2008, dibuat di hadapan Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, susunan
Dewan Komisaris dan Direksi Catur yang menjabat adalah sebagai berikut:
45
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Tessa Natalia Damayanti Hartono
Komisaris
: Vanessa Ratnasari Hartono
Direksi
Direktur Utama
Direktur
: Stefanus Wijaya Hartono
: Roberto Setiabudi Hartono
D. KETERANGAN SINGKAT TENTANG ANAK PERUSAHAAN
PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo)
a.
Umum
Protelindo didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 2, tanggal 8 Nopember
2002, dibuat di hadapan Hildayanti, S.H., Notaris di Bandung. Akta pendirian tersebut telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No. C-00079 HT.01.01.TH.2003, tanggal 3 Januari 2003, didaftarkan
dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP dengan Tanda Daftar Perusahaan No.
101115209017 di Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung di bawah No. 025/
BH.10.11./I/2003, tanggal 15 Januari 2003 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 21, tanggal 14 Maret 2003, Tambahan No. 2095.
Pada tahun 2008, Protelindo mengubah statusnya dari semula perusahaan fasilitas PMA menjadi
perusahaan fasilitas PMDN berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Protelindo
No. 335 tanggal 21 Agustus 2008, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi Notaris di Jakarta.
Akta mana telah diterima dan dicatat dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Protelindo No. AHU-AH.01.10-21860 tanggal 19 September 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Protelindo sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0088235.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 19
September 2008, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan No.
TDP 101115209017 di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung
No. 023/BH.10.11/I/2009 tanggal 20 Januari 2009. Perubahan status tersebut di atas, telah
memperoleh persetujuan dari Kepala BKPM berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status
Perusahaan PMA menjadi PMDN No. 29/V/PMDN/2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Anggaran Dasar Protelindo telah beberapa kali mengalami perubahan. Pengubahan terakhir
Anggaran Dasar terakhir Protelindo adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Pemegang Saham Protelindo No. 70, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat di hadapan Dr.
Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, yang isinya sehubungan dengan perubahan status
Protelindo dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup dan mengubah seluruh Anggaran
Dasar Protelindo untuk disesuaikan dengan ketentuan UUPT. Akta tersebut telah memperoleh
persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-59266.AH.01.02.Tahun 2009,
tanggal 4 Desember 2009, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No.
AHU-0080968.AH.01.09.Tahun 2009, tanggal 4 Desember 2009.
b.
Maksud dan Tujuan
1.
2.
Maksud dan tujuan dari Protelindo ini adalah berusaha dalam bidang jasa penunjang
telekomunikasi.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Protelindo dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
menjalankan usaha dalam bidang jasa penunjang telekomunikasi, termasuk tetapi tidak
terbatas pada:
i. pembangunan, penyediaan, pembelian dan pengelolaan sarana telekomunikasi;
ii. menyewakan menara untuk kepentingan khusus sebagai sarana penunjang untuk
menempatkan peralatan telekomunikasi.
46
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
c.
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Riwayat struktur permodalan dan kepemilikan saham Protelindo sejak didirikan hingga saat
Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
Tahun 2002
Berdasarkan Akta Pendirian Protelindo No. 2, tanggal 8 Nopember 2002, dibuat dihadapan Hildayanti,
S.H., Notaris di Bandung, struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham Protelindo adalah
sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
1.000
1.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Doni Imam Priambodo
Tommy Hardiansyah
255
45
255.000.000,00
45.000.000,00
85,00
15,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
300
300.000.000,00
100,00
Jumlah Saham dalam Portepel
700
700.000.000,00
Modal Dasar
(%)
Tahun 2007
Berdasarkan Akta Perjanjian Jual Beli Saham No. 35, tanggal 28 Maret 2007, dibuat dihadapan Siti
Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta, Donny Imam Priambodo dan Tommy Hardiansyah
menjual dan mengalihkan seluruh saham milik mereka dalam Protelindo yaitu sebanyak 300 (tiga
ratus) saham kepada PT Illuminate. Setelah jual beli dan pengalihan saham tersebut dilakukan,
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Protelindo selanjutnya menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham
Modal Dasar
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
1.000
1.000.000.000,00
(%)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Illuminate
300
300.000.000,00
100,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
300
300.000.000,00
100,00
Jumlah Saham dalam Portepel
700
700.000.000,00
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Protelindo No. 5, tanggal 5 April 2007,
dibuat dihadapan Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta, Protelindo meningkatkan modal
dasar Protelindo dari semula sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah) menjadi sebesar
Rp175.000.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima miliar Rupiah) dan modal ditempatkan dan disetor
dalam Protelindo ditingkatkan dari semula Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta Rupiah) menjadi sebesar
Rp153.000.000.000,00 (seratus lima puluh tiga miliar Rupiah), sehingga struktur permodalan dan
susunan kepemilikan saham Protelindo selanjutnya menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
Modal Dasar
175.000
175.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Pan Asia Tower Pte. Ltd
PT Illuminate
145.000
8.000
145.000.000.000,00
8.000.000.000,00
94,77
5,23
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
153.000
153.000.000.000,00
100,00
22.000
22.000.000.000,00
Jumlah Saham dalam Portepel
(%)
Selanjutnya, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Protelindo No. 55,
tanggal 14 September 2007, dibuat dihadapan Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta,
Protelindo meningkatkan modal dasar dari semula sebesar Rp175.000.000.000,00 (seratus tujuh
puluh lima miliar Rupiah) menjadi sebesar Rp325.000.000.000,00 (tiga ratus dua puluh lima miliar
Rupiah) dan modal ditempatkan dan disetor dalam Protelindo dari semula Rp153.000.000.000,00
(seratus lima puluh tiga miliar Rupiah) menjadi sebesar Rp291.570.000.000,00 (dua ratus sembilan
47
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
puluh satu miliar lima ratus tujuh puluh juta Rupiah) serta pembuatan klasifikasi saham Protelindo
menjadi saham seri A dan saham seri B, sehingga struktur permodalan dan susunan kepemilikan
saham Protelindo selanjutnya menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham
Saham Seri A
Saham Seri B
Jumlah Nominal (Rp)
Modal Dasar
175.000
150.000
325.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Pan Asia Tower Pte. Ltd
PT Illuminate
145.285
7.715
131.706
6.864
276.991.000.000,00
14.579.000.000,00
95,00
5,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
153.000
138.570
291.570.000.000,00
100,00
22.000
11.430
33.430.000.000,00
Jumlah Saham dalam Portepel
(%)
Tahun 2008
Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 336, tanggal 21 Agustus 2008, dibuat dihadapan Dr. Irawan
Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, masing-masing (i) Pan-Asia Tower Pte. Ltd, menjual
sebanyak 1 (satu) saham seri A miliknya kepada TMG dan sebanyak 145.284 (seratus empat puluh
lima ribu dua ratus delapan puluh empat) saham seri A dan 131.706 (seratus tiga puluh satu ribu
tujuh ratus enam) saham seri B miliknya kepada Perseroan, dan (ii) PT Illuminate, menjual sebanyak
1 (satu) saham seri A kepada Catur dan sebanyak 7.714 (tujuh ribu tujuh ratus empat belas) saham
seri A dan 6.864 (enam ribu delapan ratus enam puluh empat) saham seri B kepada Perseroan.
Selanjutnya, setelah pengalihan saham-saham tersebut dilakukan oleh pemegang saham Protelindo,
maka susunan pemegang saham Protelindo menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp1.000.000,00 setiap saham
Saham Seri A
Saham Seri B
Jumlah Nominal (Rp)
Modal Dasar
175.000
150.000
325.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Perseroan
TMG
Catur
152.998
1
1
138.570
-
291.568.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
99,9992
0,0004
0,0004
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
153.000
138.570
291.570.000.000,00
100,0000
22.000
11.430
33.430.000.000,00
Jumlah Saham dalam Portepel
(%)
Tahun 2009
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 127 tanggal 24 April 2009, dibuat dihadapan
Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, dalam rangka Penawaran Umum, Protelindo
mengubah nilai nominal saham dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi
Rp100,00 (seratus rupiah) per saham dan mengubah klasifikasi saham dalam Perseroan, yaitu
semula Seri A dan saham Seri B seluruhnya menjadi saham biasa atas nama. Selanjutnya struktur
permodalan dan susunan kepemilikan saham Protelindo selanjutnya berubah menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Rp100,00 setiap saham
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
Modal Dasar
3.250.000.000
325.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Perseroan
TMG
Catur
2.915.680.000
10.000
10.000
291.568.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
2.915.700.000
291.570.000.000,00 100,0000
Jumlah Saham dalam Portepel
334.300.000
(%)
99,9992
0,0004
0,0004
33.430.000.000,00
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Profesional Telekomunikasi
Indoensia Tbk. No. 70, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat di hadapan, Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,
M.Si., Notaris di Jakarta, yang isinya sehubungan dengan perubahan status Protelindo dari
perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup dan mengubah seluruh Anggaran Dasar Protelindo
untuk disesuaikan dengan ketentuan UUPT. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari
48
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-59266.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 4 Desember
2009, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU0080968.AH.01.09.Tahun 2009, tanggal 4 Desember 2009.
d.
Pengurusan dan Pengawasan
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Protelindo yang menjabat saat ini adalah
sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Protelindo No. 70,
tanggal 18 Nopember 2009, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta,
yaitu sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Martin Basuki Hartono
Komisaris
: Ario Wibisono
Direksi
Direktur Utama
Direktur
Direktur
e.
: Adam Gifari
: Kenny Harjo
: Guy Hamilton Eargle Jr
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Protelindo untuk periode 10 (sepuluh)
bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2008 dan 2007 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
2009 (Sepuluh bulan)
31 Desember 2008
31 Desember 2007
877.984
47.604
299.686
449.718
532.156
520.637
34.146
162.943
263.824
(431.574)
104.703
14.357
25.551
40.758
5.883
31 Oktober 2009
31 Desember 2008
31 Desember 2007
6.167.833
5.048.078
1.119.755
5.934.323
5.352.932
581.391
884.151
568.253
315.898
Pendapatan
Beban pokok pendapatan
Depresiasi dan Amortisasi
Laba operasi
(Rugi)/laba – bersih
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Jumlah asset
Jumlah kewajiban
Jumlah ekuitas
ANALISIS LABA RUGI
Pendapatan
Pendapatan diperoleh dari kegiatan penyewaan menara dan pemancar kepada pihak ketiga.
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Pendapatan usaha Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2009 tercatat sebesar Rp877.984 juta, diperoleh dari penyewaan menara sebesar Rp871.200 juta atau
99,2% dari total pendapatan dan penyewaan pemancar sebesar Rp6.784 juta atau 0,8% dari total
pendapatan. Sampai dengan 31 Oktober 2009, Protelindo memiliki 3.639 menara yang disewakan.
Kegiatan penyewaan kepada pihak ketiga tersebut terutama terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Pulau
Sumatera, yaitu masing-masing sebesar Rp569.359 juta atau 64,8% dari total pendapatan dan Rp162.714
juta atau 18,5% dari total pendapatan. Pelanggan utama Protelindo adalah HCPT, XL dan Mobile 8,
masing-masing mencatatkan kontribusi terhadap total pendapatan sebesar 44,8%, 14,4%, dan 13,9%.
49
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pendapatan usaha Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp520.637 juta, meningkat sebesar
397,25% atau Rp415.934 juta dari Rp104.703 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan
penambahan jumlah pelanggan seiring dengan bertambahnya jumlah menara yang disewakan baik
yang diperoleh Protelindo dari kegiatan akuisisi maupun pembangunan. Jumlah menara yang disewakan
meningkat dari 720 pada tahun 2007 menjadi 3.274 pada tahun 2008. Pendapatan Protelindo dari
sewa menara kepada pihak ketiga mengalami kenaikan signifikan sebesar 430,7% atau Rp415.933 juta
dari Rp96.571 juta pada tahun 2007 menjadi Rp512.504 juta pada tahun 2008, sedangkan pendapatan
dari sewa pemancar cenderung stabil sejak tahun 2006, yaitu rata-rata sebesar Rp8 miliar. Pelanggan
utama Protelindo adalah PT Hutchison CP Telecomunications, PT Mobile-8 Telecom Tbk. dan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. dengan kontribusinya terhadap total pendapatan masing-masing sebesar
39%, 28% dan 12%. Peningkat pendapatan ini juga disebabkan penambahan aktivitas kolokasi jumlah
menara yang disewa secara signifikan oleh PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Bakrie Telecom Tbk, PT
Indosat Tbk, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, PT Hutchison CP Telecommunications dan PT
Natrindo Telepon Selular.
Beban pokok pendapatan
Beban pokok pendapatan terdiri dari biaya perawatan lokasi, biaya konsultan, biaya listrik, biaya perjalanan
dinas, biaya konsultan, biaya sosialisasi dan perijinan dan biaya lain-lain.
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Beban pokok pendapatan Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31
Oktober 2009 tercatat sebesar Rp47.604 juta, terutama timbul dari biaya perawatan lokasi dan listrik
masing-masing sebesar Rp38.730 juta atau 81,4% dari total beban pokok pendapatan dan Rp6.861 juta
atau 14,4% dari total beban pokok pendapatan. Rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan
terhitung sebesar 5,4%.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Beban pokok pendapatan Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp34.146 juta, meningkat sebesar
137,8% atau Rp19.789 juta dari Rp14.357 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan kenaikan
biaya perawatan lokasi dan biaya perjalanan dinas masing-masing sebesar 343,8% atau Rp14.685 juta
menjadi Rp18.957 juta dan 2.259,0% atau Rp4.134 juta menjadi Rp4.317 juta. Rasio beban pokok
pendapatan terhadap pendapatan turun dari 13,7% di tahun 2007 menjadi 6,6%. Walaupun terjadi
kenaikan biaya perawatan lokasi pada tahun 2008, secara umum jumlah biaya perawatan lokasi
dibandingkan jumlah pendapatan adalah sebesar 4%-5% selama kurun waktu 2005-2008. Hal ini sejalan
dengan kontrak perawatan yang dialihdayakan ke sub kontraktor.
Depresiasi dan amortisasi
Depresiasi dan amortisasi terdiri dari depresiasi aset tetap, amortisasi asuransi dan sewa tanah, dan
amortisasi biaya pinjaman.
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Depresiasi dan amortisasi Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31
Oktober 2009 tercatat sebesar Rp299.686 juta, terdiri dari depresiasi aset tetap sebesar Rp200.601 juta,
amortisasi asuransi dan sewa tanah sebesar Rp55.971 juta dan amortisasi biaya pinjaman sebesar
Rp43.114 juta. Rasio beban depresiasi dan amortisasi terhadap pendapatan terhitung sebesar 34,1%.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Depresiasi dan amortisasi Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp162.943 juta, meningkat sebesar
537,7% atau sebesar Rp137.392 juta dari Rp25.551 juta pada tahun sebelumnya, terutama disebabkan
kenaikan depresiasi aset tetap sebesar 594,2% atau Rp100.386 juta menjadi Rp117.281 juta dan
amortisasi asuransi dan sewa tanah sebesar 460,1% atau Rp28.974 juta menjadi Rp35.271 juta, seiring
dengan penambahan jumlah menara. Rasio depresiasi dan amortisasi terhadap pendapatan meningkat
dari 24,4% di tahun 2007 menjadi 31,3%. Kenaikan depresiasi sejalan dengan peningkatan jumlah menara
dari 720 pada tahun 2007 menjadi 3.274 pada tahun 2008.
50
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Laba operasi
Laba operasi merupakan selisih antara laba kotor dikurangi beban usaha.
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Laba operasi Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
tercatat sebesar Rp449.718 juta atau 51,2% dari pendapatan.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Laba operasi Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp263.824 juta, meningkat sebesar 547,3%
atau Rp223.066 juta dari Rp40.758 juta pada tahun sebelumnya sejalan dengan peningkatan laba kotor
usaha Protelindo. Rasio laba operasi terhadap pendapatan meningkat dari 38,9% di tahun 2007 menjadi
50,7%.
Laba (Rugi) bersih
Laba (Rugi) bersih merupakan selisih antara laba (rugi) operasi ditambah penghasilan lain-lain dikurangi
dengan beban lain-lain dan pajak penghasilan.
Periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
Laba bersih Protelindo untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
tercatat sebesar Rp532.156 juta atau 60,6% dari pendapatan. Selama periode 10 (sepuluh) bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009, Protelindo membukukan laba kurs – bersih sebesar Rp476.485
juta sejalan dengan menguatnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US$ dan beban keuangan
senilai Rp368.060 juta yang sebagian besar merupakan beban bunga atas pinjaman Senior.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Rugi bersih Protelindo pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp431.574 juta, turun sebesar Rp437.457 juta
dari laba bersih sebesar Rp5.883 juta pada tahun sebelumnya, terutama dikarenakan kenaikan kerugian
selisih kurs sebesar 20.266,2% atau Rp474.635 juta menjadi Rp476.977 juta dan beban keuangan sebesar
520,0% atau Rp116.952 juta menjadi Rp139.443 juta karena kenaikan jumlah pinjaman. Rasio laba
bersih terhadap pendapatan turun dari 5,6% di tahun 2007 menjadi negatif 82,9%.
ANALISIS NERACA
Tanggal 31 Oktober 2009
Aset
Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Aset Protelindo pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp6.167.833 juta, meningkat sebesar
Rp233.510 juta atau 3,9% dari Rp5.934.323 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan:
a. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas tercatat sebesar Rp693.769 juta, mengalami penurunan sebesar Rp231.931
juta atau 25,0% dari Rp925.700 juta pada tahun 2008, yang merupakan sisa pinjaman yang diperoleh
Protelindo untuk akuisisi Telecommunication Tower Sites yang belum digunakan.
b. Piutang usaha - pihak ketiga
Piutang usaha - pihak ketiga tercatat sebesar Rp42.674 juta, mengalami penurunan sebesar Rp53.542
juta atau 55,6% dari Rp96.216 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan reklasifikasi piutang
usaha yang berasal dari Mobile 8 sebesar Rp110.954 juta ke dalam akun aset tidak lancar lainnya.
Pada tanggal 17 Desember 2009, Anak Perusahaan dan Mobile 8 menandatangani perjanjian
mengenai skedul pembayaran untuk melunasi piutang bulan berjalan dan sisa saldo yang akan
dibayar lunas dalam 3 tahun mulai Juni 2010. Protelindo melakukan penyisihan piutang ragu-ragu
sebesar Rp29.041 juta atau 18,9% dari total piutang usaha.
c. Pajak dibayar di muka
Pajak dibayar di muka tercatat sebesar Rp389.001 juta, meningkat sebesar Rp103.838 juta atau
36,4% dari Rp285.163 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan klaim restitusi pajak penghasilan
Pasal 4(2) 2007-2008 sebesar Rp150.027 juta yang merupakan perubahan terhadap dasar pajak
atas pendapatan penyewaan menara. Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral Pajak No.S-693/
PJ.03/2009 tanggal 23 Juni 2009, pendapatan Protelindo dari penyewaan menara dikenakan pajak
51
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
d.
f.
penghasilan badan dengan tarif yang berlaku umum sedangkan sampai dengan tahun 2008,
pendapatan Protelindo dari penyewaan menara dikenakan pajak dengan tarif pajak final sebesar
10% yang dipotong oleh para penyewa menara.
Aset tetap
Aset tetap tercatat sebesar Rp4.608.433 juta, meningkat sebesar Rp 311.561 juta atau 7,3% dari
Rp4.296.872 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan penambahan aset menara sejumlah 368
dengan nilai Rp466.298 juta. Sampai dengan 31 Oktober 2009, Protelindo memiliki sebanyak 3.639
menara.
Aset tidak lancar lainnya
Aset tidak lancar lainnya tercatat sebesar Rp125.667 juta, meningkat sebesar Rp93.102 juta atau
285,9% dari Rp32.565 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan reklasifikasi piutang usaha
yang berasal dari Mobile 8 berdasarkan perjanjian tanggal 17 Desember 2009 sebagaimana telah
dijelaskan dalam butir b.
Kewajiban
Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Kewajiban Protelindo pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp5.048.078 juta, menurun sebesar
Rp304.854 juta atau 5,7% dari Rp5.352.932 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan:
a. Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - pihak ketiga
Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun kepada pihak ketiga
tercatat sebesar Rp384.915 juta di mana seluruhnya merupakan bagian dari pinjaman Senior yang
jatuh tempo dalam 1 tahun.
b. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang kepada pihak ketiga tercatat sebesar Rp3.796.502 juta, menurun sebesar
Rp305.982 juta atau 7,5% dari Rp4.102.484 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan bagian
pinjaman senior yang sudah jatuh tempo. Hutang jangka panjang kepada pihak yang memiliki
hubungan istimewa juga turun sebesar Rp164.849 juta atau 48,2%dari Rp341.924 juta menjadi
Rp177.075 juta.
c. Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka tercatat sebesar Rp335.604 juta, menurun sebesar Rp257.496 juta
atau 43,4% dari Rp593.100 juta pada tahun 2008 terutama dikarenakan penurunan pendapatan
diterima di muka atas sewa operasi menara oleh HCPT sebesar Rp282.449 juta atau 48,6% menjadi
Rp298.489 juta.
Ekuitas
Tanggal 31 Oktober 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Ekuitas Protelindo pada tanggal 31 Oktober 2009 tercatat sebesar Rp1.119.755 juta, meningkat sebesar
Rp538.364 juta atau 92,6% dari Rp581.391 juta pada tahun 2008, terutama dikarenakan membaiknya
kinerja Protelindo dari rugi bersih sebesar Rp431.574 juta menjadi laba bersih Rp532.156 juta.
Tahun 2008
Aset
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Aset Protelindo pada tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp5.934.323 juta, meningkat sebesar
571,2% atau Rp5.050.172 juta dari Rp884.151 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan
penambahan:
a. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas meningkat sebesar Rp844.587 juta atau 1.041,3% terutama karena Protelindo
menerima pinjaman Senior dan pinjaman mezzanine pada tanggal 5 Desember 2008 sebesar
Rp767.071 juta dan US$169.015.741 untuk pembayaran pembelian Telecommunication Tower Sites
dari PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT). Kas dan setara kas per 31 Desember 2008
merupakan sisa pinjaman yang belum digunakan untuk pembelian menara.
b. Piutang usaha - pihak ketiga
Piutang usaha - pihak ketiga meningkat sebesar Rp81.081 juta atau 535,7% terutama disebabkan
karena Protelindo mempunyai pelanggan baru di tahun 2008 yaitu HCPT, PT Natrindo Telepon
Selular, PT Smart Telecom, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia dan PT Indosat Tbk. Disamping
52
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
c.
d.
e.
itu piutang usaha - pihak ketiga dari pelanggan lama juga meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah Telecommunication Tower Sites yang disewakan.
Pajak dibayar di muka
Pajak dibayar di muka meningkat sebesar Rp253.988 juta atau 814,7% terutama karena
meningkatnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masukan yang berasal dari pembelian
Telecommunication Tower Sites dari HCPT.
Aset tetap
Aset tetap Protelindo meningkat sebesar Rp3.658.802 juta atau 573,4% terutama karena pembelian
2.248 dan pembangunan 306 Telecommunication Tower Sites sebesar Rp2.891.332 juta dan
peningkatan karena revaluasi aset tetap menara sebesar Rp715.032 juta. Seiring dengan kenaikan
aset tetap menara telekomunikasi, biaya penyusutan juga mengalami kenaikan sebesar Rp100.386
juta atau 594,2%.
Sewa lokasi jangka panjang
Sewa lokasi jangka panjang Protelindo meningkat sebesar Rp205.225 juta atau 255,3% terutama
karena pembelian 2.248 dan pembangunan 306 Telecommunication Tower Sites.
Kewajiban
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Kewajiban Protelindo pada tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp5.352.932 juta, meningkat
sebesar 842,0% atau Rp4.784.679 juta dari Rp568.253 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan
penambahan:
a. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang meningkat sebesar Rp4.157.467 juta atau 1.448,9% terutama karena
Protelindo mendapatkan pinjaman dari sindikasi kreditor (pinjaman senior) sebesar Rp2.617.794
juta, pinjaman Mezzanine sebesar Rp462.680 juta dan pinjaman subordinasi sebesar Rp1.604.139
juta. Pinjaman tahun 2007 sebesar Rp309.433 juta telah dilunasi pada tahun 2008.
b. Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka meningkat sebesar Rp591.494 juta atau 36.830,3% terutama karena
Protelindo menerima pembayaran di muka dari HCPT, PT Indosat Tbk. dan PT Excelcomindo Pratama
Tbk dimana sewa Telecommunication Tower Sites oleh HCPT sebanyak 2.716, PT Excelcomindo
Pratama Tbk sebanyak 703 dan PT Indosat Tbk sebanyak 73 (termasuk kolokasi) di tahun 2008
Ekuitas
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Ekuitas Protelindo pada tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp581.391 juta, meningkat sebesar
84,0% atau Rp265.493 juta dari Rp315.898 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan
penambahan:
a. Kenaikan surplus revaluasi menara.
Surplus revaluasi menara merupakan selisih antara nilai buku menara dengan nilai hasil revaluasi
menara sebesar Rp715.032 juta. Protleindo telah mengubah metode pengukuran untuk menara
telekomunikasi menjadi model revaluasi yang diterapkan secara prospektif.
b. Akumulasi kerugian
Akumulasi kerugian meningkat sebesar Rp420.745 juta atau 1.729,5%. Akumulasi kerugian ini
terutama disebabkan karena pada tahun 2008, Protelindo mengalami rugi bersih sebesar Rp 431.574
juta
E.
PENGAWASAN DAN PENGURUSAN PERSEROAN
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagaimana tercantum dalam Akta
Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 71 tanggal 18 November 2009,
dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, yaitu sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
: Martin Basuki Hartono
Komisaris merangkap
Komisaris Independen : John Aristianto Prasetio
53
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Direksi
Direktur Utama
Direktur
Direktur
: Adam Gifari
: Kenny Harjo
: Aloysius Moerba Suseto
Perseroan telah memiliki Direktur Tidak Terafiliasi sebagaimana disyaratkan dalam Keputusan Direksi
PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004 tentang Peraturan No. I-A tentang Pencatatan
Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (“Peraturan
BEI No. I-A”) berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemengang Saham Luar Biasa Perseroan
No. 71 tanggal 18 November 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta,
dimana pemegang saham Perseroan mengangkat Aloysius Moerba Suseto sebagai Direktur Tidak
Terafiliasi.
Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusahaan sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan No.
IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996
berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan tanggal 19 November 2009, Perseroan telah menunjuk
Arif Pradana sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) Perseroan.
Komite Audit
Saat ini Perseroan belum membentuk Komite Audit sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan No. IX.I.5
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan BEI No. I-A. Berdasarkan
Pasal III.1 Peraturan No. BEI I-A, Perseroan wajib membentuk Komite Audit dalam waktu 6 (enam)
bulan sejak perusahaan tersebut tercatat di Bursa Efek. Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan
Surat No. 004.02/CS-BAPEPAM/SMN/XI/09, tertanggal 19 November 2009 perihal Informasi Penunjukan
Komite Audit Perseroan, Perseroan menyatakan dan berjanji untuk membentuk Komite Audit sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal pencatatan saham
Perseroan pada BEI.
Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Perseroan.
KOMISARIS
Martin Basuki Hartono (Komisaris Utama)
Warga Negara Indonesia, 36 tahun, lulus Pasca Sarjana dari Claremont Graduate
University, California, Amerika tahun 1998, jurusan Marketing dan Strategy.
Saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak November 2009,
untuk masa jabatan selama 2 (dua) tahun.
April 2009 – sekarang
Komisaris Utama Protelindo
2002 – sekarang Direktur Business Technology & HR PT Djarum, Jakarta
1998 – sekarang Direktur Business Technology PT Djarum, Jakarta
54
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
John Aristianto Prasetio (Komisaris Independen)
Warga Negara Indonesia, 59 tahun, lulus Program for Management Developments
Harvard Business School, Amerika pada tahun 1980 dan Sarjana dari Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1973.
Saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak November 2009,
untuk masa jabatan selama 2 (dua) tahun.
April 2009 – November 2009
Komisaris Independen Protelindo
Sekarang
Komisaris CBA Asia, Jakarta
Komisaris Independen PT Kalbe Farma Tbk.,
Jakarta
Komisaris Independen PT Global Mediacom Tbk.,
Jakarta
Senior Advisory Partner Ernst & Young, Jakarta
Komisaris Ernst & Young Indonesia, Jakarta
Asia Pacific CEO/Area Managing Partner
Andersen Worldwide, Singapore
Managing Partner Prasetio, Utomo & Co., Jakarta
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta
2004 – 2005
2003 – 2004
1999 – 2002
1988 – 1999
1971 – 1986
DIREKSI
Adam Gifari (Direktur Utama)
Warga Negara Indonesia, 32 tahun, lulus Sarjana Universitas Indonesia tahun
1999, jurusan Financial Management.
Saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak November 2009, untuk
masa jabatan selama 2 (dua) tahun. Beliau bertanggung jawab secara keseluruhan
kegiatan Perseroan.
April 2007 – sekarang
2003 – 2007
1999 – 2002
Direktur Utama Protelindo
Investment Banking Division PT Andalan Artha advisindo
Sekuritas
Research PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas
Kenny Harjo (Direktur)
Warga Negara Indonesia, 52 tahun, lulus sebagai BA in Accountancy dari University
of California, Amerika tahun 1980, jurusan Akuntansi. Memiliki ijasah Certified
Public Accountant – The State of Colorado and The State of Montana – Amerika
tahun 1984.
Saat ini menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak November 2009, untuk masa
jabatan selama 2 (dua) tahun. Beliau bertanggung jawab terhadap keuangan
Perseroan.
April 2009 – sekarang
2004 – sekarang
2002 – 2004
1990 – 2001
Direktur Protelindo
Komisaris dari PT Ecogreen Oleochemichals, Jakarta
Business Development Manager PT Djarum, Jakarta
Deputy Director Dharmala Group, Jakarta
55
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
1988 – 1989
1985 – 1987
1981 – 1983
Deputy Controller PT Kalimantan plantation
Development, Jakarta
Senior Akuntan PT Marathon Petroleoum Indonesia,
Jakarta
Auditor Price Waterhouse & Co. Pittsburgh, Amerika
Aloysius Moerba Suseto (Direktur)
Warga Negara Indonesia, 58 tahun, lulus Sarjana Teknik Elektro dari Institusi
Teknologi Bandung tahun 1975 dan Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia
tahun 1978.
Saat ini menjabat sebagai Direktur Tidak Terafiliasi Perseroan sejak tahun 2009,
untuk masa jabatan selama 2 (dua) tahun. Beliau bertanggung jawab terhadap
kepatuhan Perseroan atas setiap peraturan & perundangan-undangan yang
berlaku.
1999 – 2009
1999 – 2009
1995 – 1999
1997 – 2000
1995 – 1999
1995 – 1999
1991 – 1995
1994
1988 – 1991
1984 – 1988
1984
1984
1984
1982 – 1984
1981 – 1982
1980 – 1981
1979 – 1980
1978 – 1979
1978
1976 – 1978
1975 – 1976
F.
Direktur Utama dari PT Hotel Indonesia Natour, Jakarta
Komisaris dari PT Pengembangan Pariwisata Sulawesi
Selatan, Jakarta.
Direktur Utama dari PT Sisindosat, Jakarta
Komisaris Utama PT Intikom Telepersada, Jakarta
Komisaris Utama PT Graha Lintas Property, Jakarta
Komisaris PT Edi Indonesia, Jakarta
General Manager HRD PT Indosat, Jakarta
Ketua Tim/Koordinator Proyek Pengembangan
Perusahaan PT Indosat, Jakarta
General Manager General Affairs and Corporate
Services PT Indosat, Jakarta
Project Manager Konstruksi Kantor Pusat Indosat dan
Pusat Telekomunikasi Internasional PT Indosat, Jakarta
Manager Administrasi Pengembangan dan Fasilitas
Komprehensif PT Indosat, Jakarta
Assistant Manager Departemen Pengembangan dan
Pemeliharaan Bangunan PT Indosat, Jakarta
Staf Departemen Pengembangan dan Pemeliharaan
Bangunan PT Indosat, Jakarta
Site Manager PT Unilever Indonesia, Jakarta
Start-Up Manager PT Unilever Indonesia, Jakarta
Service Manager PT Unilever Indonesia, Jakarta
Assistant Manager Maintenance PT Unilever Indonesia,
Jakarta
Assistant Manager Electrical Department PT Unilever
Indonesia, Jakarta
Management Trainee PT Unilever Indonesia, Jakarta
Electrical Engineer, PT Limatra, Jakarta
Staf Departemen Jasa PT Toyota Astra Motor, Jakarta
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber Daya Manusia merupakan hal yang vital bagi Perseroan sebagai mitra untuk mencapai
keberhasilan setiap usaha dan kegiatannya. Perseroan menyadari bahwa kinerja usaha Perseroan dan
Anak Perusahaan sangat terpengaruh dengan kondisi sumber daya manusia, sehingga kebijakan
manajemen sehubungan dengan peran sumber daya manusia antara lain diwujudkan dalam pemenuhan
peraturan-peraturan Pemerintah dalam hal ketenagakerjaan juga fasilitas lainnya. Perseroan tidak memiliki
56
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Kesepakatan Kerja Bersama maupun Peraturan Perusahaan secara khusus, namun Anak Perusahaan
memiliki Peraturan Perusahaan yang telah memperoleh pengesahan berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. KEP. 381/PHIJSKPKKAD/VI/2009 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan Protelindo tanggal 9 Juni 2009, yang antara
lain memutuskan bahwa Peraturan Perusahaan Protelindo mulai berlaku terhitung tanggal 27 April 2009
sampai dengan tanggal 26 April 2011.
Fasilitas yang diberikan oleh Anak Perusahaan kepada karyawannya meliputi asuransi tunjangan
kesehatan, asuransi jiwa dan kecelakaan kerja, pemberian fasilitas Kendaraan Dinas untuk pekerja
dengan jabatan tertentu dan Program Pelatihan dan Pengembangan secara internal untuk kebutuhan
khusus dan apabila secara internal tidak memadai maka akan diadakan secara eksternal.
Perseroan dan Anak Perusahaan memberikan upah minimum sesuai dengan Upah Minimum Regional
(UMR).
Dasar penetapan remunerasi (gaji dan tunjangan lainnya) terhadap para anggota Direksi ditentukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan sesuai dengan ketentuan Pasal 11 ayat 6 Anggaran Dasar
Perseroan, wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan
Komisaris. Jumlah remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2009 adalah nihil sedangkan jumlah remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Protelindo untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 adalah Rp2.340 juta.
Pada tanggal 31 Oktober 2009, karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan masing-masing berjumlah 3
(tiga) orang dan 282 (dua ratus delapan puluh dua) orang, yang semuanya merupakan karyawan tetap.
Perseroan dan Anak Perusahaan tidak memiliki karyawan kontrak.
Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut status kerja (tetap/ kontrak), jenjang
manajemen, tingkat pendidikan dan kelompok usia sampai dengan 31 Oktober 2009 dan tahun 2008
adalah sebagai berikut:
Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut status pekerjaan
Status Pekerjaan
31 Oktober 2009
Perseroan
2008
Protelindo
Perseroan
Protelindo
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Tetap
Kontrak
3
-
100
-
246
36
87
13
-
-
229
38
86
14
Jumlah
3
100
282
100
-
-
267
100
Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut jenjang manajemen
Jabatan
31 Oktober 2009
Perseroan
2008
Protelindo
Perseroan
Protelindo
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Manajemen
Manajer
Pekerja
3
-
100
-
2
16
264
1
6
94
-
-
2
11
254
1
4
95
Jumlah
3
100
282
100
-
-
267
100
Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut tingkat pendidikan
Pendidikan
31 Oktober 2009
Perseroan
2008
Protelindo
Perseroan
Protelindo
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
s/d SLTA
Akademi / D3
Sarjana Strata 1
Pasca Sarjana / S2
2
1
67
33
23
42
205
12
8
15
73
4
-
-
23
41
191
12
9
15
72
4
Jumlah
3
100
282
100
-
-
267
100
57
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Komposisi karyawan Perseroan menurut kelompok usia
Kelompok Usia
31 Oktober 2009
Perseroan
2008
Protelindo
Perseroan
Protelindo
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
Jumlah karyawan
%
18 – 25
26 – 35
36 – 45
46 – 55
> 55
1
2
-
33
67
-
49
175
52
5
1
17
62
18
2
1
-
-
54
162
44
5
2
20
60
17
2
1
Jumlah
3
100
282
100
-
-
267
100
Sampai dengan Prospektus ini disusun. Perseroan tidak mempekerjakan tenaga kerja asing namun
Anak Perusahaan mempekerjakan 10 (sepuluh) orang tenaga kerja asing, yaitu sebagai berikut:
No Nama
Jabatan
Negara
Asal
No.
Passport
IMTA
Izin
Masa Berlaku
KITAS
Masa
Berlaku
1
Ivan Alexander
Ramirez
T.A. For
Quality Control
Amerika
443127264
KEP.3589/MEN/
P/IMTA/2009
7-May-10
2C21JE4601-H
7-May-10
2
Steven James
Mudder
Informatika
Teknologi
Specialist
Amerika
301268538
KEP.03580/MEN/
P/IMTA/2009
28-Apr-10
2C21JE6058-H
28-Apr-10
3
William Clinton
McCarroll
Tower
Development
Specialist
Amerika
421236914
KEP.2690/MEN/
P/IMTA/2009
6-Apr-10
2C21JE 5021-H
6-Apr-10
4
Deemer Albright
Dana
T.A. For Budget
Project control
Specialist
Amerika
424990187
KEP.03577/MEN/
P/IMTA/2009
23-Jun-10
2C21JE 5175-H
23-Jun-10
5
Guy Hamilton
Eargle Jr
Management
Director
Amerika
424254152
KEP.12458/MEN/
B/IMTA/2009
29-May-10
2C1JE4705-H
29-May-10
6
Michael Todd
Bucey
Planning
Construction
Amerika
422025641
KEP.04668/MEN/
P/IMTA/2009
30-Jun-10
2C21JE 7343-H
30-Jun-10
7
Marcia Cristina
Cabral Da Silva
Management
Telekomunikasi
Specialist
Brazil
CX775104
KEP 2644/MEN/
P/IMTA/09
9-Apr-10
2C21JE4157-H
9-Apr-10
8
Murillo Uchoas
Dos Santos
Penchel
T.A. For
Business
Development
Brazil
CX358149
KEP.2444/MEN/
P/IMTA/2009
10-Apr-10
2C21JE4158-H
10-Apr-10
9
Blake Harley
Rosen
Ricardo Wilke
T.A. for
Marketing
T.A. for Finance
Amerika
047289722
28-Mar-10
2C21JE3275-H
28-Mar-10
Brazil
CX 667455
KEP.2297/MEN/
P/IMTA/2009
KEP.07432/MEN/
B/IMTA/2009
16-Mar-10
2C11JE2633-H
16-Mar-10
10
Keterangan:
IMTA
: Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing.
KITAS : Kartu Izin Tinggal Terbatas.
T.A
: Tenaga Ahli
Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan, tenaga
kerja asing dilarang menempati posisi sebagai Human Resources/ Personalia.
G. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN
No. N a m a
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Martin Basuki Hartono
John Aristianto Prasetyo
Adam Gifari
Kenny Harjo
Aloysius Moerba Suseto
Ario Wibisono
Guy Eargle Hamilton Jr
Victor Rachmat Hartono
Stefanus Wijaya Hartono
Roberto Setiabudi Hartono
Tessa Natalia Damayanti Hartono
Vanessa Ratnasari Hartono
Jabatan
Perseroan
KU
KI
DU
D
D
-
TMG
K
D
-
Keterangan:
KU : Komisaris Utama
K : Komisaris
KI : Komisaris Independen
DU : Direktur Utama
D : Direktur
58
Catur
DU
D
KU
K
PROTELINDO
KU
DU
D
K
D
-
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
H. STRUKTUR KEPEMILIKAN
Struktur Kepemilikan Perseroan sebelum IPO adalah sebagai berikut:
Keterangan:
SWH : Stefanus Wijaya Hartono
TNDH : Tessa Natalia Damayanti Hartono
VARH : Vanessa Ratnasari Hartono
RSH : Roberto Setiabudi Hartono
VRH : Victor Rachmat Hartono
MBH : Martin Basuki Hartono
AWH : Armand Wahyudi Hartono
SUP : PT Sapta Utama Persada
Perseroan tidak termasuk dalam kelompok usaha/ grup perusahaan lainnya selain yang telah diungkapkan
dalam Struktur Kepemilikan.
I.
PERJANJIAN PENTING
Pada tanggal diterbitkannya Prospektus, Perseroan dan Protelindo mengadakan perjanjian dengan pihak
ketiga, yaitu sebagai berikut:
1.
Perseroan
Perjanjian Marketing dan Licensing, tanggal 1 Agustus 2009, dibuat di bawah tangan (“Perjanjian”)
yang dibuat oleh dan antara Perseroan dan Protelindo. Dalam Perjanjian, Protelindo bermaksud
untuk menunjuk Perseroan dan Perseroan telah setuju untuk menerima penunjukan tersebut untuk
melaksanakan pemasaran dan pengurusan perizinan yang dibutuhkan oleh Protelindo. Perjanjian
ini berlaku selama 2 (dua) tahun dan akan diperpanjang dengan sendirinya kecuali diakhiri oleh
salah satu pihak dengan pemberitahuan tertulis 30 (tiga puluh) hari sebelumnya. Atas jasa yang
diberikan, Perseroan berhak menerima biaya pekerjaan sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta
Rupiah) setiap bulan.
2.
Protelindo
PERJANJIAN KREDIT
a.
Protelindo telah memperoleh fasilitas pinjaman dengan jumlah pokok sampai dengan
US$360,000,000.00 (tiga ratus enam puluh juta Dolar Amerika Serikat) dan
Rp1.180.000.000.000,00 (satu triliun seratus delapan puluh miliar Rupiah) berdasarkan Senior
Facility Agreement tanggal 26 Nopember 2008, yang ditandatangani oleh dan antara Protelindo
dan ABN AMRO Bank N.V., Singapore Branch; Chinatrust Commercial Bank, Ltd., Offshore
Banking Branch; CIMB Bank Berhad, Singapore Branch; DBS Bank Ltd.; Standard Chartered
Bank; Oversea-Chinese Banking Corporation Limited; PT Bank Central Asia Tbk.; PT Bank
59
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Mandiri (Persero) Tbk dalam kapasitasnya sebagai kreditur. Dana yang diperoleh dari fasilitas
pinjaman Senior tersebut akan digunakan Protelindo untuk antara lain untuk membiayai akuisisi
telecommunication tower sites, melunasi utang Protelindo kepada masing-masing DBS, Standard
Chartered Bank, PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Permata Tbk. dan membiayai modal
kerja Protelindo. Pihak yang bertindak sebagai Facility Agent atas fasilitas di atas ini adalah
The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V. , Singapore Branch.
Fasilitas pinjaman Senior tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2013. Fasilitas
pinjaman Senior antara lain mengatur bahwa Protelindo dapat membagikan dividen sepanjang
Protelindo memenuhi antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) Perseroan lebih
besar atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD
Excess Cash Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban Protelindo berdasarkan
fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut.
Ketentuan dalam Senior Facility Agreement tanggal 26 Nopember 2008 pada intinya bukan
merupakan tindakan Perseroan yang mensyaratkan persetujuan dari kreditur atas pembagian
dividen dimaksud (Restriction) melainkan merupakan suatu ketentuan yang memberlkan suatu
arahan dalam kerangka untuk mencapai rasio-rasio keuangan yang sehat bagi Perseroan
sehubungan dengan pembagian dividen yang dilakukan Perseroan. Selanjutnya, terkait dengan
kebijakan pembagian dividen sebagaimana dijelaskan dalam Prospektus tersebut, Perseroan
memperkirakan bahwa pada tahun 2012 Perseroan akan dapat membagikan dividen.
Perjanjian Kredit merupakan produk hasil negosiasi antara Protelindo dengan para kreditornya
yang terdiri dari beberapa lembaga keuangan baik bank dan non bank. Secara umum, ketentuanketentuan yang diatur dalam perjanjian kredit tersebut juga merupakan ketentuan-ketentuan
yang berlaku pada kebijakan kredit (credit policy) masing-masing bank tersebut. Sepanjang
pengetahuan Protelindo, ketentuan-ketentuan tersebut merupakan ketentuan-ketentuan yang
wajar dan berlaku secara umum pada perjanjian-perjanjian kredit.
Fasilitas pinjaman Senior tersebut dijamin antara lain dengan aset Protelindo dan gadai seluruh
saham Protelindo milik pemegang saham Protelindo. Sehubungan dengan penawaran atas
140.578.500 (seratus empat puluh juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus) saham
biasa atas nama yang telah dikeluarkan kepada dan dimiliki oleh Perseroan yang ditawarkan
dalam Penawaran Umum ini, yang telah digadaikan berdasarkan Akta Pledge of Shares
Agreement No. 191 tanggal 26 Nopember 2008, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti
dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta untuk menjamin kewajiban Protelindo berdasarkan Fasilitas
Pinjaman Senior, Protelindo telah memperoleh persetujuan atas pelepasan gadai saham tersebut
berdasarkan Surat dari The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V. , Singapore Branch)
dalam kapasitasnya sebagai Facility Agent dalam Fasilitas Pinjaman Senior. Sehubungan dengan
hal tersebut Bank BCA dalam kapasitasnya sebagai Agen Jaminan dalam Fasilitas Pinjaman
Senior telah melakukan pelepasan gadai atas 140.578.500 (seratus empat puluh juta lima
ratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus yang telah digadaikan berdasarkan Akta Pledge of
Shares Agreement No. 191 tanggal 26 Nopember 2008, dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H.,
pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta berdasarkan Surat Notice of Release and
Discharge tanggal 24 Juni 2009 dari Bank BCA kepada Protelindo.
Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo tidak pernah dinyatakan cidera
janji berdasarkan Fasilitas pinjaman Senior.
Perseroan terafiliasi dengan PT Bank Central Asia, dimana salah satu Direktur PT Bank Central
Asia merupakan salah satu pemegang saham dari Tricipta Mandala Gumilang yang merupakan
salah satu pemegang saham Perseroan, yakni Armand Wahyudi Hartono.
b.
Protelindo memperoleh pinjaman berdasarkan Perjanjian Fasilitas Mezzanine (Mezzanine Facility
Agreement) tanggal 26 Nopember 2008 dari Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. sebagai
kreditur (“Fasilitas Pinjaman Mezzanine”). Adapun jumlah pinjaman yang diberikan adalah
sebesar US$65,000,000.00 (enam puluh lima juta Dolar Amerika Serikat). Dana yang diperoleh
60
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
dari pinjaman tersebut digunakan Protelindo antara lain untuk membiayai akuisisi
telecommunication tower sites dan membiayai modal kerja Protelindo.
Fasilitas Pinjaman Mezzanine tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2014. Perjanjian
Kredit antara lain mengatur bahwa Protelindo dapat membagikan dividen sepanjang Protelindo
memenuhi antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) Protelindo lebih besar atau
sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD Excess Cash
Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban Protelindo berdasarkan fasilitas-fasilitas
pinjaman tersebut.
Perjanjian Kredit merupakan produk hasil negosiasi antara Protelindo dengan para kreditornya
yang terdiri dari beberapa lembaga keuangan baik bank dan non bank. Secara umum, ketentuanketentuan yang diatur dalam perjanjian kredit tersebut juga merupakan ketentuan-ketentuan
yang berlaku pada kebijakan kredit (credit policy) masing-masing bank tersebut. Sepanjang
pengetahuan Protelindo, ketentuan-ketentuan tersebut merupakan ketentuan-ketentuan yang
wajar dan berlaku secara umum pada perjanjian-perjanjian kredit.
Fasilitas Pinjaman Mezzanine tersebut dijamin antara lain dengan aset Protelindo dan gadai
seluruh saham Protelindo milik pemegang saham Protelindo. Jaminan tersebut merupakan
jaminan yang diberikan secara pari passu dengan Perjanjian Kredit dan Perjanjian Fasilitas.
Terkait dengan jaminan gadai saham tersebut di atas, Protelindo telah memperoleh persetujuan
atas pelepasan 140.578.500 (seratus empat puluh juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu lima
ratus) saham biasa atas nama milik Perseroan yang juga ditawarkan dalam Penawaran Umum
ini, yang digadaikan berdasarkan Akta Pledge of Shares Agreement No. 191 tanggal 26
Nopember 2008, dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di
Jakarta, dari Framework Capital Solutions Pte. Ltd dalam kapasitasnya sebagai Agen Fasilitas
berdasarkan Fasilitas Pinjaman Mezzanine sebagaimana ternyata dari tanda persetujuan yang
diberikan oleh Framework Capital Solutions Pte. Ltd pada tanggal 22 Juni 2009 atas Surat
Perseroan tanggal 7 Mei 2009 perihal Persetujuan dan Pengesampingan. Gadai saham sejumlah
140.578.500 (seratus empat puluh juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus) saham
dimaksud di atas, telah dilepaskan oleh Bank BCA berdasarkan Surat Notice of Release and
Discharge tanggal 24 Juni 2009 dari Bank BCA kepada Protelindo.
Sampai dengan tanggal diterbitkannya prospektus ini, Protelindo tidak pernah dinyatakan cidera
janji berdasarkan Fasilitas Pinjaman Mezzanine.
c.
Protelindo juga memperoleh pinjaman berdasarkan Perjanjian Fasilitas (Facility Agreement)
tanggal 15 Agustus 2008, dari Stewart Island Investments Pte. Ltd sebagai kreditur (“Perjanjian
Fasilitas”). Adapun jumlah pinjaman yang diberikan adalah sebesar US$146,496,709.80 (seratus
empat puluh enam juta empat ratus sembilan puluh enam ribu tujuh ratus sembilan poin delapan
puluh Dolar Amerika Serikat). Dana yang diperoleh dari pinjaman tersebut digunakan Protelindo
untuk antara lain membiayai modal kerja Protelindo.
Pinjaman tersebut akan jatuh tempo paling cepat pada tanggal 30 September 2014 setelah
Protelindo melunasi kewajiban Protelindo berdasarkan Perjanjian Kredit dan Perjanjian Kredit
Mezzanine. Dalam Perjanjian Fasilitas tersebut di atas, terdapat pembatasan-pembatasan antara
lain Protelindo tanpa memperoleh persetujuan tertulis dari kreditur dilarang untuk membagikan
dividen, melakukan perubahan terhadap kegiatan usahanya, menerima pinjaman lain selain
dari Financial Indebtness yang diperbolehkan berdasarkan Perjanjian Fasilitas dan untuk
bertindak sebagai kreditur atau memberikan pinjaman kepada pihak lainnya. Sehubungan
dengan ketentuan pembatasan untuk membagikan dividen tersebut di atas, Protelindo telah
memperoleh persetujuan dari krediturnya berdasarkan tanda persetujuan yang diberikan oleh
Stewart Island Investments Pte. Ltd atas Surat Perseroan tanggal 7 Mei 2009 perihal Persetujuan
dan Pengesampingan.
61
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Pinjaman berdasarkan Perjanjian Fasilitas dijamin dengan gadai atas seluruh saham-saham
dalam Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang sahamnya yaitu TMG dan Catur.
Sehubungan dengan gadai atas saham-saham tersebut, Perseroan telah mendapatkan
pelepasan dan pembebasan gadai berdasarkan surat yang diberikan oleh Stewart Island
Investments Pte. Ltd. atas Surat Perseroan tanggal 15 Desember 2009 perihal Pemberitahuan
dan Pembebasan Gadai Saham sehubungan dengan IPO.
Sampai dengan tanggal diterbitkannya prospektus ini, Protelindo tidak pernah dinyatakan cidera
janji berdasarkan Perjanjian Fasilitas.
d.
Pada tanggal 23 Desember 2008, Protelindo telah menandatangani International Swaps and
Derivatives Agreement, 2002 Master Agreement, dibuat di bawah tangan (“ISDA Agreements”)
dan Confirmation Letter tanggal 26 Maret 2009 (“Confirmation Letter”) antara Protelindo dengan
DBS Bank Ltd (“DBS”).
Berdasarkan ISDA Agreements, DBS telah menyetujui untuk memberikan jasa pelayanan
transaksi derivatif. Perjanjian ini salah satunya bertujuan untuk sarana lindung nilai (hedging).
Berdasarkan Confirmation Letter, jenis transaksi yang dilaksanakan oleh Protelindo adalah
Interest Rate Swap Transaction. Jumlah yang dilakukan perlindungan nilai adalah yang
sebagaimana tercantum dalam Confirmation Letter.
Tanggal efektif berdasarkan Confirmation Letter adalah tanggal 31 Maret 2009 sampai dengan
tanggal 30 September 2013, merujuk kepada penyesuaian terhadap Modified Following Business
Day Convention.
Fixed Rate Payer adalah Protelindo. Fixed Rate Payer Payment Dates adalah hari terakhir dari
bulan Maret, Juni, September dan Desember untuk setiap tahunnya dan termasuk tanggal 31
Desember 2009 dan Termination Date, merujuk pada penyesuaian dengan Modified Following
Business Day Convention. Fixed Rate adalah sebesar 2.0250% per tahun. Fixed Rate Day
Count Fraction adalah Actual/360.
Floating Rate Payer adalah DBS. Floating Rate Payer Payment Dates adalah setiap hari terakhir
dalam bulan Maret, Juni, September dan Desember untuk setiap tahunnya, berawal sejak tanggal
30 Juni 2009 sampai dengan Termination Date dan merujuk pada penyesuaian dengan Modified
Following Business Day Convention. Floating Rate Option yang berlaku adalah USD-LIBORBBA. Sehubungan dengan Reset Date, nilai suku bunga untuk deposit dalam US Dollars untuk
periode dalam Designated Maturity yang akan ditentukan berdasarkan nilai yang tercatat dalam
Reuters Screen LIBOR01 Page, pukul 11.00am waktu London. Apabila nilai tersebut tidak tercatat
dalam Reuters Screen LIBOR01 Page, maka nilai untuk keperluan Reset Date akan ditentukan
oleh Calculation Agent. Designated Maturity adalah selama 3 bulan.
Pemutusan perjanjian terjadi apabila terdapat keadaan Force Majeure Event, Tax Event, Tax
event Upon Merger atau apabila di tentukan berlakunya Credit Event Upon Merger atau Additional
Termination Event. Hukum yang berlaku adalah hukum Negara Inggris. Segala perselisihan
yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan ISDA Agreements akan diselesaikan melalui
Singapore International Arbitration Centre (SIAC).
e.
Pada tanggal 4 September 2009, Protelindo telah menandatangani International Swaps and
Derivatives Agreement, 2002 Master Agreement, dibuat di bawah tangan (“ISDA Agreements”)
dan Confirmation Letter tanggal 4 September 2009 (“Confirmation Letter”) antara Protelindo
dengan Standard Chartered Bank (“Standard Chartered”).
Berdasarkan ISDA Agreements, Standard Chartered telah menyetujui untuk memberikan jasa
pelayanan transaksi derivatif. Perjanjian ini salah satunya bertujuan untuk sarana lindung nilai
(hedging). Berdasarkan Confirmation Letter, jenis transaksi yang dilaksanakan oleh Protelindo
adalah USD Interest Rate Swap. Jumlah yang dilakukan perlindungan nilai adalah yang
sebagaimana tercantum dalam Confirmation Letter.
62
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Tanggal efektif berdasarkan Confirmation Letter adalah tanggal 30 September 2009. Tanggal
Pengakhiran adalah 30 September 2013, merujuk kepada penyesuaian terhadap Modified
Following Business Day Convention.
Fixed Rate Payer adalah Protelindo. Fixed Rate Payer Currency Amount adalah USD. Fixed
Rate Payer Payment Dates adalah hari terakhir dari bulan Maret, Juni, September dan Desember
untuk setiap tahunnya, dari dan termasuk tanggal 31 Desember 2009 dan termasuk juga
Termination Date, merujuk pada penyesuaian dengan Modified Following Business Day
Convention. Fixed Rate adalah sebesar 2.0250% per tahun.
Floating Rate Payer adalah Standart Chartered. Fixed Rate Payer Currency Amount adalah
USD. Floating Rate Payer Payment Dates adalah hari terakhir dari bulan Maret, Juni, September
dan Desember untuk setiap tahunnya, dari dan termasuk tanggal 31 Desember 2009 dan
termasuk juga Termination Date, merujuk pada penyesuaian dengan Modified Following Business
Day Convention. Floating Rate Option yang ditentukan adalah USD-LIBOR-BBA. Designated
Maturity adalah selama 3 bulan.
Pemutusan perjanjian terjadi apabila terdapat keadaan Force Majeure Event, Tax Event, Tax
Event Upon Merger atau apabila di tentukan berlaku suatu Credit Event Upon Merger atau
Additional Termination Event. Hukum yang berlaku adalah hukum Negara Inggris. Segala
perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan ISDA Agreements akan diselesaikan
melalui Singapore International Arbitration Centre (SIAC).
f.
Pada tanggal 23 Desember 2008, Protelindo telah menandatangani International Swaps and
Derivatives Agreement, 2002 Master Agreement, dibuat di bawah tangan (“ISDA Agreements”)
dan Confirmation Letter tanggal 26 Pebruari 2009 (“Confirmation Letter”) dari dan antara
Protelindo dengan The Royal Bank of Scotland (“RBS”) (d/h ABN Amro Bank).
Berdasarkan ISDA Agreements RBS telah menyetujui untuk memberikan jasa pelayanan
transaksi derivatif. Perjanjian ini salah satunya bertujuan untuk sarana lindung nilai (hedging).
Berdasarkan Confirmation Letter, jenis transaksi yang dilaksanakan oleh Protelindo adalah
Interest Rate Swap. Jumlah yang dilakukan perlindungan nilai yang diasumsikan (Notional
Amount) adalah sebesar USD85.000.000,00, merujuk pada penyesuai dengan Notional Amount
Schedule.
Tanggal efektif berdasarkan Confirmation Letter adalah tanggal 5 Januari 2009. Tanggal
pengakhiran adalah hari kalender terakhir dalam bulan September tahun 2013, merujuk kepada
penyesuaian terhadap Modified Following Business Day Convention.
Fixed Rate Payer adalah Protelindo. Fixed Rate Payer Payment Dates adalah hari terakhir dari
bulan Maret, Juni, September dan Desember, sejak hari kalender terakhir dalam bulan Maret
2009 dan berakhir pada hari kalender terakhir dalam bulan September 2013. Fixed Rate adalah
sebesar 5,84% per tahun.
Floating Rate Payer adalah RBS. Floating Rate Payer Payment Dates adalah setiap hari kalender
terakhir dari bulan Maret, Juni, September dan Desember yang dimulai sejak hari kalender
terakhir dari bulan Maret 2009 dan berakhir hari kalender terakhir bulan September 2013, merujuk
kepada penyesuaian terhadap Modified Following Business Day Convention. Floating Rate
Option adalah USD-LIBOR-BBA, yang ditentukan berdasarkan informasi dan/atau nilai yang
tercatat Reuters “QLIBOR01” dengan dasar bahwa Rate Calculation Date adalah dua hari kerja
London sebelum USD Floating Rate Payer Calculation Period. Designated Maturity adalah
selama 3 bulan. Reset Date adalah hari pertama dari setiap Calculation Period.
Pemutusan perjanjian dapat terjadi apabila terdapat keadaan Force Majeure Event, Tax Event,
Tax event Upon Merger atau apabila di tentukan berlaku, Credit Event Upon Merger atau
Additional Termination Event. Hukum yang berlaku adalah Hukum Negara Inggris. Segala
perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan ISDA Agreements akan diselesaikan
melalui Singapore International Arbitration Centre (SIAC).
63
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
PERJANJIAN LAIN
Protelindo membuat perjanjian dengan pihak-pihak lain, diantaranya :
a.
Perjanjian Jual Beli Menara
No.
Pihak
Perjanjian
Jangka Waktu
Ruang Lingkup
1.
PT Hutchison CP
Telecommunications
(“HCPT”)
Perjanjian Pengalihan Menara
(Tower Transfer Agreement)
antara Protelindo dengan
PT Hutchison CP
Telecommunications Nomor:
148/LGL-AGR-TOWER
TRANSFER/PROTELINDO/
FLB-RS/TECH/III/08 tertanggal
18 Maret 2008 yang diubah
melalui Amendment Agreement
tanggal 4 Desember 2009
Tranche 1 Tanggal Penutupan
adalah 4 (empat) bulan setelah
tanggal Perjanjian (18 Maret 2008)
dan dapat diperpanjang 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal
Perjanjian ini. Terakhir pada tanggal
22 Januari 2010 telah ditandatangani
kembali Berita Acara pengalihan
Menara dari HCPT kepada
Protelindo.
HCPT dengan ini menyetujui untuk menjual
dan Protelindo bersedia untuk membeli Aset
dan telecommunication tower sites dengan
harga yang disetujui berdasarkan ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian. Selanjutnya
Pembeli setuju untuk memberikan hak
tertentu dalam kaitannnya dengan
penggunaan Aset dan telecommunication
tower sites dimana diatur dalam Master
Lease Agreement dan Perjanjian Lisensi
Lokasi.
Kewajiban HCPT
- Pada setiap Tanggal Penutupan, HCPT
berkewajiban menyampaikan kepada
Protelindo atas setiap
telecommunication tower sites yakni:
a. Kepemilikan dan kontrol atas
telecommunication tower sites;
b. Berkaitan dengan Persetujuan
Pemilik dan Pernyatan Pemilik atas
seluruh hak yang melekat pasa Aset
di telecommunication tower sites
dimana bebas dan tanpa adanya
segala bentuk jaminan atau
pembebanan;
c. Dokumen-dokumen lain yang belum
di berikan oleh HCPT kepada
Protelindo;
d. Pembayaran secara proporsional
atas biaya sewa sebagaimana
didefiniskan dalam Master Lease
Agreement.
- Pada Tranche 1 Tanggal Penutupan,
HCPT harus menyampaikan kepada
Protelindo satu set Master Lease
Agreement yang telah di tandatangani
oleh Para Pihak.
Kewajiban Protelindo
- Pada setiap Tanggal Penutupan,
Protelindo berkewajiban untuk
menyampaikan atas setiap
telecommunication tower sites yakni:
a. Setiap Lokasi yang telah
dilaksanakan oleh Protelindo;
b. Porsi pembayaran yang harus
dibayarkan pada saat Tanggal
Penutupan kepada HCPT;
c. Tanda Terima pemberitahuan
penerimaan aset yang telah
ditandatangani oleh Protelindo.
- Pada Tranche 1 Tanggal Penutupan,
Protelindo harus menyampaikan kepada
HCPT satu set Master Lease Agreement
yang telah di tandatangani oleh Para
Pihak.
Pembatasan dalam Perjanjian
Sejak ditandatanganinya Perjanjian ini,
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu
dari Protelindo, HCPT dilarang untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Melakukan negosiasi atau
menandatangani segala perjanjian
sewa, perizinan atau tenancy agreement
(temasuk perjanjian sewa baru atau
penggantian sewa) berkaitan dengan
Aset dari telecommunication tower sites;
64
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
-
-
-
-
-
2.
PT Hutchison CP
Telecommunications
(“Vendor”)
Perjanjian Manajemen dan
Pemasaran Menara
(Tower Marketing and
Management Agreement)
tanggal 1 April 2009
(“Perjanjian”)
Vendor akan mengadakan perjanjian
sewa menyewa dengan pihak ketiga
untuk telecommunication tower sites
tertentu dimana Perjanjian ini akan
berakhir 60 (enam puluh) hari sebelum
tanggal berakhirnya Tower Transfer
Agreement
Menyetujui setiap pengalihan,
pemindahan atau novasi atas setiap
Kontrak Penting;
Menyetujui pengalihan, pembatalan atau
pencabutan izin atas setiap Kontrak
Penting;
Melaksanakan atau menjalankan setiap
hak atas pembatalan atau penerimaan
kembali berdasarkan Perjanjian Penting;
Memberikan persetujuan atas setiap hak
baru berdasarkan Perjanjian Penting;
Menyetuji untuk memeriksa sewa-sewa
atas Perjanjian Penting;
Menyetujui untuk mengubah ketentuanketentuan dalam Perjanjian Penting;
Meletakan/membebankan jaminan atas
setiap Perjanjian Penting atau aset;
Secara aktif memberikan bantuan atau
saran kepada pihak ketiga untuk
menempati setiap ruangan atas
Telecommunication tower Site; atau
Membantu atau memberikan saran atau
mengadakan pengaturan-pengaturan
yang berakibat terjadinya pemindahan
atas kepentingan HCPT dalam
Perjanjian Penting atau aset selain dari
apa yang di wajibkan dalam Perjanjian
Penting tersebut. Selanjutnya Perjanjian
ini didasarkan pada Hukum Inggris.
Vendor sepakat atas permintaan Protelindo,
untuk mengadakan kerjasama berdasarkan
Perjanjiian ini atas 1.370 (seribu tiga ratus
tujuh puluh) Tower Sites berdasarkan
selesainya pembangunan Tower Sites atas
Perjanjian Pengalihan Tower (Tower
Transfer Agreement).
Hak dan Kewajiban Protelindo
Hak
(a) Protelindo mempunyai hak untuk
memasarkan dan memastikan komitmen
kolokasi dari operator telekomunikasi
Pihak ke tiga pada Telecommunication
Tower Sites milik HCPT yang sampai
saat ini belum dialihkan kepada
Protelindo.
(b) Protelindo mempunyai hak untuk
meminta Telecommunication Tower
Sites yang telah terdapat kolokasi Pihak
ke tiga milik HCPT untuk dialihkan
kepada Protelindo dalam waktu
secepatnya dan HCPT akan memastikan
pengalihan tersebut berdasarkan
Perjanjian Pengalihan Menara (Tower
Transfer Agreement)
Kewajiban
Protelindo berkewajiban untuk menyerahkan
75% dari hasil harga dasar sewa kolokasi
pihak ke tiga kepada HCPT selama
Telecommunication Tower Sites belum
dialihkan kepada Protelindo.
Hak dan Kewajiban HCPT
Hak
HCPT berhak untuk mendapatkan 75% dari
hasil harga dasar sewa kolokasi Pihak
Ketiga selama Telecommunication Tower
Sites belum dialihkan kepada
Protelindo;
Kewajiban
HCPT berkewajiban memberikan usaha
terbaiknya untuk memberikan akses kepada
Pihak Ketiga yang akan melakukan kolokasi
pada Telecommunication Tower Sites milik
HCPT guna melakukan pemeriksaan
maupun survey dan mengizinkan Pihak
Ketiga yang telah melakukan kolokasi untuk
memasang alat telekomunikasinya pada
Telecommunication Tower Sites.
65
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
b.
Perjanjian Sewa Menyewa Induk (Master Lease Agreement)
No. Pihak
Perjanjian
Jangka Waktu
Tujuan/ Ruang Lingkup
1.
PT Bakrie Telecom Tbk
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Bakrie Telecom
Tbk (BTEL) No. 735/EST-PKS/
Protelindo/VIII/2006 tanggal
14 Agustus 2006 tentang
Perjanjian Induk Kerjasama
Penyediaan dan Penggunaan
Infrastruktur Telekomunikasi
untuk Penempatan Perangkat
Telekomunikasi .
Jangka waktu Perjanjian
ini adalah sejak tanggal
14 Agustus 2006.
Selanjutnya pada tanggal
31 Mei 2010 ditandatangani
Berita Acara Rapat (“BAR”)
dimana disepakati untuk
memperpanjang BAR hingga
10 (sepuluh) tahun dimana
akan berakhir tanggal
31 Mei 2020.
BTEL berkeinginan untuk
menyewa Infrastruktur
Telekomunikasi beserta
bangunan pendukung yang
dimiliki Protelindo untuk
penempatan Perangkat
Telekomunikasi.
2.
PT Hutchison CP
Telecommunications
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Hutchison CP
Telecommunications
(“HCPT”) tentang Perjanjian
Induk Sewa Menyewa HCPT
No. 584/LGL-AGR/PT
Profesional Telekomunikasi
Indonesia/HAW-RI/Tech/VIII/07
tanggal 15 Agustus 2007
dimana selanjutnya diubah
dengan Amendment No. 1
HCPT No. 822/LGL-AGR/
Protelindo/BH-FLB/TECH/XII/07
tanggal 17 Desember 2007,
Two Hundred Site Take or Pay
Agreement HCPT No: 842-bd/
LGL-AGR-200 Hundred Sites/
Protelindo/BH-FLB/TECH/XII/07
tanggal 17 Desember 2007,
dan One Hundred Site Take or
Pay Agreement HCPT No: 320/
LGL-AGR-100 Hundred Sites/
Protelindo/BH-FLB/TECH/VI/08
tanggal 19 Juni 2008.
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah sejak tanggal
15 Agustus 2007 dan akan
berlangsung selama
10 (sepuluh) tahun
(“Jangka Waktu Pertama”)
dandapat diperpanjang
sebagai berikut:
• perpanjangan dilakukan
secara otomatis 2 (dua)
tahun kedepan
(“Perpanjangan Pertama”);
dan
• dapat diperpanjang kembali
untuk 10 (sepuluh) tahun
kedepan setelah
Perpanjangan Pertama
(“Perpanjangan Pembaruan”).
HCPT berkeinginan untuk
menyewa ruang pada
telecommunication tower
sites yang dimiliki
Protelindo untuk
pengoperasian peralatan
komunikasi tanpa kabel
termasuk sebidang tanah
di setiap
telecommunication tower
sites untuk pendirian
tempat penampungan
peralatan HCPT.
3.
PT Bakrie Telecom Tbk.
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Bakrie Telecom
Tbk. tentang Perjanjian
Sewa Menyewa Induk tanggal
2 Juli 2007 dan di ubah
melalui Amendment No. 1
tanggal 20 Juli 2007.
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah sejak tanggal 2 Juli
2007 dan akan berlangsung
selama 10 (sepuluh) tahun
(“Jangka Waktu Pertama”)
dan dapat diperpanjang
sebagai berikut:
• perpanjangan dilakukan
secara otomatis 5 (lima)
tahun kedepan
(“Perpanjangan Pertama”);
dan
• dapat diperpanjang kembali
untuk 5 (lima) tahun kedepan
setelah Perpanjangan
Pertama (“Perpanjangan
Pembaruan”).
Perjanjian ini berlaku untuk
setiap Berita Acara Sewa yang
ditandatangani setelah/pada
2 Juli 2007. Selanjutnya pada
tanggal 31 Mei 2010
ditandatangani Berita Acara
Rapat (BAR) untuk
perpanjangan Perjanjian
hingga 10 (sepuluh) tahun
sejak ditandatanganinya BAR.
PT Bakrie Telecom Tbk.
berkeinginan untuk
menyewa
telecommunication tower
sites untuk pengoperasian
peralatan komunikasinya
termasuk sebidang tanah
di setiap
telecommunication tower
sites untuk tempat
penampungan peralatan
dan generator.
66
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
4.
PT Sampoerna
Telekomunikasi
Indonesia
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Sampoerna
Telekomunikasi Indonesia
(STI) No. 041/PKS/NET-STI/
XII/2007 tentang Perjanjian
Sewa Menyewa Induk
tanggal 7 Desember 2007.
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah sejak tanggal
7 Desember 2007 dan diakhiri
pada tanggal pertama dimana
tidak ada sewa lokasi dengan
STI yang berlaku.
Jangka waktu untuk setiap
Berita Acara adalah selama
10 tahun dan dapat
diperpanjang selama 10 tahun
dan kemudian dapat
diperpanjang kembali selama
10 (sepuluh) tahun.
Berdasarkan Berita Acara
Rapat tanggal 29 Januari 2010
ditandatangani Berita Acara
Rapat (BAR) berkaitan dengan
perpanjangan Perjanjian hingga
10 (sepuluh) tahun sejak
ditandatanganinya BAR.
STI berkeinginan untuk
menyewa
telecommunication tower
sites milik Protelindo untuk
mengoperasikan peralatan
komunikasi STI di
telecommunication tower
sites yang ditentukan.
5.
PT Excelcomindo
Pratama Tbk.
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Excelcomindo
Pratama Tbk. (XL) tentang
Perjanjian Sewa Induk
tanggal 4 Desember 2007,
dimana selanjutnya diubah
dengan Amendment No. 1
tanggal 18 April 2008 dan
terakhir melalui Amendment
No. 2 tanggal 5 Januari 2010
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah sejak tanggal
dilaksanakan Perjanjian ini;
Periode Awal untuk setiap
berita acara dari setiap Lokasi
akan dimulai sejak tanggal
di laksanakan dan berlanjut
selama 5 (lima) tahun. Jangka
waktu akan diperpanjang :
• secara otomatis 5 (lima) tahun
kedepan kecuali apabila XL
menyatakan tidak akan
memperpanjangan yang akan
diberitahukan 120 hari
sebelum berakhirnya Jangka
Waktu Awal;
• Jangka waktu dapat
diperpanjang kembali selama
5 (lima) tahun setelah
perpanjangan pertama kecuali
XL memberitahukan kepada
Protelindo dalam waktu 120
hari sebelum berakhirnya
perpanjangan pertama.
• Selanjutnya berdasarkan
Berita Acara tanggal 28
Desember 2009 Perjanjian
kembali diperpanjang untuk
10 (sepuluh) tahun kedepan.
XL berkeinginan untuk
menyewa ruang di
telecommunication tower
sites untuk mengoperasi
peralatan komunikasi XL.
Amendemen terakhir
secara ekslusif
berhubungan dengan
pengunaan lahan
tambahan pada suatu
Lokasi yang melebihi batas
5 M˝ (lima meter persegi)
dari kapasitas lahan yang
disediakan
6.
PT Mobile-8 Telecom Tbk. Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Mobile-8
Telecom Tbk. Tentang
Perjanjian Kerjasama
berdasarkan “Master Lease
Agreement”, tertanggal
15 Maret 2007 dimana
selanjutnya diubah dengan
Amendment No. 1 tanggal
1 November 2007
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah sejak 15 Maret 2007
dan diakhiri pada tanggal
pertama dimana tidak ada
sewa lokasi dengan Mobile-8
yang berlaku.
Jangka waktu untuk setiap
berita acara adalah sejak
tanggal dilaksanakan dan
berlanjut selama 11 tahun dan
dapat diperpanjang sesuai
dengan kesepakatan para
pihak.
BAS terakhir tertanggal
18 Juli 2008.
Mobile-8 berkeinginan
untuk menyewa ruang di
telecommunication tower
sites milik Protelindo untuk
pengoperasian peralatan
komunikasi, termasuk
tempat untuk pemasangan
tempat untuk berlindung
maupun generator pada
seluruh telecommunication
tower sites yang disewa
berdasarkan Perjanjian ini.
67
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
7.
PT Mobile-8 Telecom Tbk
Perjanjian antara Protelindo
dengan Mobile-8
(selanjutnya Protelindo dan
Mobile-8 disebut “Para
Pihak”) tentang Payment
Agreement tanggal
17 Desember 2009
{“Perjanjian”)
Berdasarkan Berita Acara
Rapat (BAR) tanggal 18 Juli
2008 Perjanjian berlaku
selama 10 (sepuluh) tahun
sejak di tandatanganinya BAR
dan dapat diperpanjng kembali
berdasarkan kesepakatan
Para Pihak.
Perjanjian mengatur antara
lain:
- Pembayaran Sewa
BulananDimulai tanggal
1 Desember 2009,
Mobile-8 akan membayar
biaya sewa yang jatuh
tempo untuk seluruh
Lokasi sewa sesuai
dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan dari
Master Lease Agreement
yang ada. Para Pihak
sepakat untuk
memperbaharui sisa
tunggakan utang dan
jadwal pembayaran
sesuai dengan Perjanjian
ini.
- Pembayaran Utang;
Jaminan, Kredit Kolokasi
dan Rekonsiliasi Pajak
Mobile-8 sepakat bahwa
untuk akumulasi utang
yang belum terbayar
sampai dengan tanggal
30 Nopember 2009 atas
seluruh Lokasi sewa
dimana Mobile-8 harus
membayar bunga
terhadap BTS
berdasarkan Master
Lease Agreement;
- Take or Pay Agreement
dan Term Sheet.Sebelum
tanggal 17 Maret 2010,
Mobile-8 akan
melaksanakan 1,878
Lokasi Take or Pay
Agreement.Selanjutnya
apabila terjadi
perselisihan, maka Para
Pihak sepakat untuk
menyelesaikan melalui
Badan Arbitrase Nasional
Indonesia.
8.
PT Indosat Tbk
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Indosat Tbk. Tentang
Perjanjian Kerjasama
berdasarkan Master Lease
Agreement for Collocation
No. 425/FKTR/B00-BBB/08
tanggal 2 Juli 2008
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah sejak 2 Juli 2008 dan
akan diakhiri pada tanggal
pertama dimana tidak ada
berita acara dengan Indosat
yang masih berlaku
Jangka waktu untuk setiap
berita acara adalah sejak
tanggal dilaksanakan dan
berlanjut selama 10 tahun
(“Jangka Waktu Awal”).
Jangka waktu
akan diperpanjang:
(i) Secara otomatis setelah
Jangka Waktu Awal untuk
10 tahun tambahan setelah
selesainya Jangka Waktu
Awal (“Periode
Perpanjangan Pertama”)
(ii) Jangka waktu dapat
diperpanjang kembali untuk
10 tahun setelah selesainya
Periode Perpanjangan
Pertama (“Periode
Perpanjangan Kedua”).
Indosat berkeinginan untuk
menyewa ruang pada
telecommunication tower
sites milik Protelindo untuk
pengoperasian peralatan
komunikasi.
68
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Terakhir melalui Berita Acara
Rapat (BAR) tanggal 25
Januari 2010 Perjanjian
diperpanjang hingga
10 (sepuluh) tahun kedepan
sejak di tandatangani BAR.
9.
AXIS
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Natrindo Telepon
Seluler tentang Master Lease
Agreement for Collocation
tanggal 14 Desember 2007
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah sejak 14 Desember
2007 dan diakhiri pada tanggal
pertama dimana tidak ada
berita acara yang masih
berlaku.
Jangka waktu untuk setiap
berita acara adalah sejak
tanggal dilaksanakan dan
berlanjut selama 10 tahun
(“Jangka Waktu Awal”).
Jangka waktu akan
diperpanjang:
(i) Secara otomatis setelah
Jangka Waktu Awal untuk
tambahan selama 10 tahun
(“Periode Perpanjangan
Pertama”) kecuali NTS
memberi pemberitahuan
tertulis 120 hari sebelum
Periode Perpanjangan
Pertama dimulai
(ii) Jangka waktu dapat
diperpanjang selama
10 tahun setelah habisnya
Periode Perpanjangan
Pertama (“Periode
Perpanjangan Kedua”)
kecuali NTS memberi
pemberitahuan tertulis
120 hari sebelum Periode
Perpanjangan Kedua dimulai.
Terakhir melalui Berita
Acara Rapat (BAR) tanggal
11 Nopember 2009
Perjanjian diperpanjang
hingga 10 (sepuluh) tahun
kedepan sejak di
tandatangani BAR.
NTS berkeinginan untuk
menyewa ruang pada
Telecommunication Tower
Sites milik Protelindo untuk
pemasangan dan
pengoperasian peralatan
komunikasinya.
10.
PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk (Telkom)
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk tentang
Perjanjian Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur
Tower untuk Perangkat
Fixed Wireless dengan Pola
Sewa No. K.TEL.41/HK 810/
DFW-00/2003 tanggal 4 Juni
2003, dimana selanjutnya
diubah dengan Amandemen
Pertama No. PKS.211/HK.820/
DFW-A33/2004 tanggal
20 April 2004.
Jangka waktu Perjanjian ini
berlaku efektif sejak tanggal
4 Juni 2003 untuk jangka waktu
10 (sepuluh) tahun dan dapat
diperpanjang atas kesepakatan
Protelindo dan Telkom.
Berita Acara Sewa (“BAS”)
terakhir tertanggal
15 Agustus 2005
Telkom berkeinginan untuk
menyewa infrastruktur
tower beserta bangunan
pendukungnya yang
dimiliki oleh Protelindo
untuk perangkat Base
Transceiver Station.
11.
PT Hutchison CP
Telecommunications
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Hutchison CP
Telecommunications (HCPT)
tentang Master Lease
Agreement No. 147/LGL-AGRMaster Lease/Protelindo/
FLB-RS/TECH/III/08 tanggal
18 Maret 2008 dimana
selanjutnya diubah dengan
Amandemen Pertama ter
tanggal 24 November 2009.
Jangka waktu Perjanjian ini
berlaku sejak tanggal
dilaksanakan dan akan
berlangsung sampai dengan
tanggal terakhir dari masa
terlama untuk sewa apapun.
BAS terakhir tertanggal
22 Januari 2010Jangka waktu
sewa telecommunication tower
sites.
- Perjanjian ini berlaku sejak
Protelindo sepakat untuk
membeli menara
komunikasi dan
infrastruktur terkait dan
untuk mengalihkan, novasi
atau mengalihkan hak-hak
dan kepentingan HCPT
berdasarkan Tower
Transfer Agreement.
Protelindo akan
menyediakan sewa
69
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
tanggal pelaksanaan
Perjanjian dan akan
berlangsung sampai dengan
tanggal terakhir dari waktu
terlama untuk setiap sewa
yang ada kecuali dibatalkan
lebih awal sesuai dengan
ketentuan dalam Perjanjian ini.
- Jangka waktu sewa
telecommunication tower sites
adalah selama 12 (dua belas)
tahun yang dapat diperpanjang
selama 6 (enam) tahun dan
diperpanjang kembali untuk
jangka waktu 6 (enam) tahun
kedepan; atau
- Jika memungkinkan dapat
melaksanakan Bargain
Purchase Option (Opsi
Penawaran Pembelian) yang
berkaitan dengan Lokasi
Hub sebanyak 700
telecomunication tower sites
dimana Para Pihak akan
melaksanakan seluruh
langkah yang diperlukan
untuk membuat efektif Opsi
Penawaran Pembelian
tersebut dengan berakhirnya
jangka waktu dari Sewa
Lokasi yang terkait dengan
Opsi Lokasi Hub tersebut.
pemanfaatan lokasi yang
diperlukan oleh HCPT
untuk pengoperasian
jaringan telekomunikasi.
Bargain Purcahse Option
(Opsi Penawaran
Pembelian)
Pada tanggal
24 Nopember 2009,
Protelindo dan HCPT
mengadakan perubahan
atas Perjanjian
(Amendment No.1 to the
Master Lease Agrement).
Dalam amandemen
tersebut dinyatakan bahwa
Hak Opsi Penawaran
Pembelian oleh HCPT
pada akhir jangka waktu
pembaharuan lokasi yang
pertama atau jangka waktu
pembaharuan lokasi yang
kedua akan batal demi
hukum pada tanggal efektif
dari penawaran umum
perdana saham-saham
Protelindo atau
Perseroan.
Perjanjian ini tunduk
kepada hukum Republik
Indonesia.
12.
PT Telekomunikasi
Selular (Telkomsel)
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Telekomunikasi
Selular (Telkomsel) tentang
Perjanjian Sewa Menyewa
Sarana Penunjang Tower
di Lokasi Telkom Flexi –
Ajibarang No. HOC0600
tanggal 11 Agustus 2006.
Jangka waktu Perjanjian ini
berlaku selama 10 tahun sejak
tanggal penandatanganan
berita acara yaitu 2 Agustus
2006 sampai dengan 1 Agustus
2016 dan dapat diperpanjang
atas persetujuan kedua
belah pihak.
Telkomsel sepakat untuk
menyewa Infrastruktur
menara untuk penempatan
perangkat Base
Transceiver Station yang
dimiliki oleh Protelindo
yang terletak pada lokasi
Aji Barang, Banyumas,
Jawa Tengah.
13.
PT Telekomunikasi
Selular (Telkomsel)
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Telekomunikasi
Selular (Telkomsel) tentang
Perjanjian Sewa Menyewa
Infrastruktur Tower Untuk
Pemasangan dan
Penempatan Base
Transceiver Station Sistem
Telekomunikasi Selular GSM
No. PKS.2419/ .05/ND-03/X/2005
tanggal 29 September 2005.
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah selama 10 tahun
terhitung sejak tanggal 1
Oktober 2005 sampai dengan
30 September 2015. Perjanjian
ini dapat diperpanjang atas
persetujuan secara tertulis
oleh kedua belah pihak.
Telkomsel berkeinginan
untuk menyewa
Infrastruktur menara yang
dimiliki dan atau dikuasai
oleh Protelindo untuk
pemasangan dan
penempatan peralatan
telekomunikasi milik
Telkomsel yang terletak
pada lokasi DPR
Kemanggisan, Kebon
Jeruk, Jakarta Barat.
14.
PT Telekomunikasi
Selular (Telkomsel)
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Telekomunikasi
Selular (Telkomsel) tentang
Perjanjian Sewa Menyewa
Infrastruktur Tower untuk
Penempatan Base
Transceiver Station
No. HOC050412 tanggal
4 Januari 2006.
Jangka waktu Perjanjian ini
berlaku selama 10 tahun sejak
tanggal penandatanganan
berita acara yaitu 6 Agustus
2005 sampai dengan 5 Agustus
2015 dan dapat diperpanjang
atas persetujuan kedua
belah pihak.
Telkomsel sepakat untuk
menyewa infrastruktur
menara untuk perangkat
Base Transceiver Station
yang dimiliki oleh
Protelindo yang terletak
pada lokasi Mumbulsari,
Jember.
15.
PT Telekomunikasi
Selular (Telkomsel)
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Telekomunikasi
Selular (Telkomsel) tentang
Kontrak Pekerjaan Sewa
Menyewa Infrastruktur Tower
Untuk Penempatan BTS di
Area Jawa Timur
No. HOC060274 tanggal
2 Januari 2007.
Jangka waktu Perjanjian ini
berlaku selama 10 tahun sejak
tanggal penandatanganan
berita acara tertanggal
16 Agustus 2006 sampai
15 Agustus 2016 dan dapat
diperpanjang atas persetujuan
kedua belah pihak.
Telkomsel sepakat untuk
menyewa infrastruktur
menara untuk penempatan
perangkat Base
Transceiver Station yang
dimiliki oleh Protelindo
yang terletak pada lokasi
Wendit, Kabupaten
Malang.
70
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
c.
Build to Suit Agreement
No. Pihak
Perjanjian
Jangka Waktu
Tujuan/ Ruang Lingkup
1.
Sampoerna
Telekomunikasi
Indonesia
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Sampoerna
Telekomunikasi Indonesia
(STI) No. 042/PKS/NETSTI/XII/2007 tentang Perjanjian
Build to Suit dan Kolokasi
tanggal 7 Desember 2007.
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah sejak tanggal 7
Desember 2007 dan akan
berakhir pada pukul 23.59 WIB
pada tahun kelima Perjanjian
ini.
STI akan menunjuk
Protelindo untuk:
1. Mendapatkan,
mengembangkan dan
membangun dalam
Search Ring mengacu
pada point 3.01 (Build to
Suit) (jika ada), Lokasi
Build to Suit dibutuhkan
oleh STI selama dalam
masa Perjanjian;
2. Mengidentifikasi dan
mengembangkan Lokasi
yang telah ada dalam
Search Ring yang
diidentifikasi STI dimana
mengacu pada 3.01
(Build to Suit);
3. Mengadakan pelayanan
s e b a g a i m a n a
disebutkan
dalam
Perjanjian. STI akan
menyewa untuk tiap
Lokasi Build to Suit,
Lokasi yang ada saat ini,
Lokasi yang dibeli
mengacu
pada
ketentuan-ketentuan
Perjanjian Induk yang di
laksanakan
secara
bersamaan dengan
Perjanjian ini. Protelindo
memiliki hak untuk
menjalankan pelayanan
untuk kepentingan STI
dimana
pelayanan
tersebut
sampai
pengakhiran
atau
pemutusan awal dari
jangka waktu Perjanjian.
2.
PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk (Telkom)
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk tentang
Perjanjian Kerja Sama
Pengadaan Sewa Repeater
System & Jaringan Indoor BTS
No. K.TEL.43/HK.810/DFW-23/
2004 tanggal 12 Pebruari 2004,
dimana selanjutnya diubah
dengan Amandemen Pertama
No: K.TEL.215/HK.820/DFWA1041000/2007 tanggal
26 Oktober 2007.
Jangka waktu Perjanjian ini
berlaku sejak tanggal berita
acara dan akan berlangsung
selama 9 tahun.
Telkom sepakat untuk
menyewa perangkat Jasa
Sewa Repeater System
dan Jaringan Indoor BTS
yang dimiliki Protelindo
untuk keperluan
pemenuhan coverage di
dalam gedung maupun di
luar gedung.
d.
BAS terakhir tertanggal
28 Nopember 2005.
Pemeliharaan (Manteinance Agreement)
No. Pihak
Perjanjian
Jangka Waktu
Tujuan
1.
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT RELACOM
INDONESIA tentang Kerjasama
Pengadaan Barang Peralatan
Jaringan dan Berbagai Jenis
Jaringan. Perjanjian Kerjasama
Antara Protelindo dengan
PT RELACOM INDONESIA
Jangka waktu Perjanjian ini
adalah selama 2 tahun sejak
tanggal 1 Desember 2008.
Jangka waktu Perjanjian ini
dapat diperpanjang oleh
Protelindo untuk masa
tambahan 2 tahun.
Protelindo setuju untuk
membeli dan Relacom
menyetujui untuk
memberikan Services dan
dapat menyediakan bahanbahan yang harus
disediakan oleh Supplier
dalam memberikan
PT RELACOM
INDONESIA
71
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
tentang Sistem Pengadaan
Peralatan Telekomunikasi Seluler
di seluruh Indonesia dalam
MAINTENANCE AGREEMENT
2.
PT Nokia Siemens
Networks
Perjanjian antara Protelindo
dengan PT Nokia Siemens
Networks, tentang Frame
Agreement for Managed
Services of Tower Maintenance
No. 40162/VII-O/PROTELINDO/
2008, tertanggal 18 Juli 2008
e.
Perjanjian dengan Para Kontraktor
Services berdasarkan
perjanjian ini kepada
Protelindo, sesuai dengan
kondisi dan asumsi-asumsi
dalam Perjanjian ini dan
Statements of Works dari
waktu ke waktu selama
jangka waktu yang telah
ditentukan
dalam
Perjanjian ini. Statement of
Works adalah Services dan
Deliverables
yang
dilaksanakan
oleh
Relacom, kewajiban dari
Protelindo sehubungan
dengan pengikatan khusus
dan detail-detailnya yang
dipandang oleh para pihak.
Jangka waktu Perjanjian ini
akan dimulai dengan tanggal
efektif 18 Juli 2008 dan akan
berlanjut selama 2 tahun
kecuali di putuskan oleh
salah satu pihak berdasarkan
Perjanjian ini. Protelindo berhak
untuk memperpanjang 3 (tiga)
tahun.
Protelindo meminta NSN
untuk menyediakan dan/
atau melaksanakan jasa
pemeliharaan secara
eksklusif atas menara yang
dibeli oleh Protelindo dari
HCPT dan dibangun oleh
Protelindo untuk HCPT.
Jasa
pemeliharaaan/
perawatan ini berlangsung
selama 24 (dua puluh)
empat jam sehari dan 365
(tiga ratus enam puluh
lima) hari setahun.
No. Pihak
Perjanjian
Jangka Waktu
Tujuan
1.
Memorandum of
Understanding (“MoU”)
tanggal 29 Januari 2007
antara Protelindo dengan
PT Citramasjaya
Teknikmandiri (“Citramas”)
MoU ini berlaku sejak 29
Januari 2007 dan terus
berlanjut berdasarkan
klausula dalam MoU yang
menyebutkan bahwa
Protelinto memiliki hak untuk
memperpanjang MoU untuk
jangka waktu 3 bulan tambahan
dengan syarat dan ketentuan
yang sama dalam waktu 30
hari pemberitahuan tertulis
sebelum berakhirnya jangka
waktu awal. Selanjutnya
berdasarkan PO, MoU
diperpanjang kembali untuk
masa 3 (tiga) Bulan yakni
sejak 2 Januari 2010 hingga
2 Maret 2010.
MoU ini mengatur tentang
pemasokan baja untuk
pembangunan
telecommunication tower
sites. Deposit diberikan
sebesar 30% dalam jangka
waktu 14 (empat belas)
hari setelah diterimanya
invoice dan surety bond
yang diberikan oleh PT
Asuransi Jasa Indonesia
atau ACA atau Aksrindo
sebagaimana disetujui
oleh Protelindo. Citramas
berkewajiban untuk
menyediakan 100 ton
produksi baja/bulan
selama 3 (tiga) bulan untuk
penggunaan 3 leg menara
dan 300 ton produksi baja/
bulan selama 3 (tiga) bulan
untuk 4 leg menara. MoU
diatur berdasarkan hukum
Republik Indonesia dan
segala perselisihan yang
terjadi antara Para Pihak
akan diselesaikan melalui
BANI.
PT Citramasjaya
Teknikmandiri
(“Citramas”)
Hak Protelindo:
Memperpanjang jangka
waktu untuk 3 bulan
tambahan dengan syarat
72
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
dan ketentuan yang sama
dalam waktu 30 hari
pemberitahuan tertulis
sebelum
berakhirnya
jangka waktu awal
Kewajiban Protelindo:
(a) Membayar 30% dari
harga sebagai uang
muka dalam waktu 14
hari sejak menerima
Surety Bond dan
tagihan;
(b) Membayar 60% dari
harga
sejak
penyelesaian
Te l e c o m m u n i c a t i o n
Tower sites;
(c) Membayar 10 % dari
harga sewa setelah
menerima tagihan dan
telah
melakukan
p e m e r i k s a a n
Te l e c o m m u n i c a t i o n
Tower sites.
Hak Citramas:
(a) Menerima pembayaran
30% dari harga sebagai
uang muka dalam
waktu 14 hari sejak
menyerahkan Surety
Bond dan tagihan;
(b) Menerima pembayaran
60% dari harga sejak
penyelesaian
Te l e c o m m u n i c a t i o n
Tower sites;
(c) Menerima pembayaran
10 % dari harga sewa
setelah menyerahkan
tagihan dan telah
dilakukan pemeriksaan
Te l e c o m m u n i c a t i o n
Tower sites oleh
Protelindo.
Kewajiban Citramas:
a. Menyediakan struktur
baja untuk menara
telekomunikasi
Protelindo;
b. Menyediakan kapasitas
untuk
1,000
ton
produksi baja per bulan
dalam jangka waktu
selama 3 bulan untuk
menara dengan struktur
berkaki tiga dan 300 ton
produksi baja per bulan
dalam jangka waktu
selama 3 bulan untuk
menara dengan struktur
berkaki empat;
c. Menyediakan seluruh
penjelasan-penjelasan
atas rancangan struktur
dan
perhitungan
menara untuk tinjauan
dan penerimaan akhir
Protelindo.
73
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
2..
PT Isopanel Dunia
Memorandum of
Understanding (“MoU”)
tanggal 2 Maret 2007 antara
Protelindo dengan
PT Isopanel Dunia (“Isopanel”).
MoU ini berlaku sejak 2 Maret
2007 dan terus berlanjut
berdasarkan klausula dalam
MoU yang menyebutkan
bahwa Protelinto memiliki hak
untuk memperpanjang MoU
untuk jangka waktu 3 bulan
tambahan dengan syarat dan
ketentuan yang sama dalam
waktu 30 hari pemberitahuan
tertulis sebelum berakhirnya
jangka waktu awal.
Selanjutnya berdasarkan PO,
MoU diperpanjang kembali
untuk masa 3 (tiga) Bulan
yakni sejak 12 Januari 2010
hingga 12 Maret 2010.
Berdasarkan MoU maka
Isopanel setuju untuk
memasok Shelter untuk
telecommunication tower
sites dengan ukuran
2,5x5x3 m dengan harga
Rp57,000,000/shelter
termasuk PPN 10%. MoU
diatur berdasarkan hukum
Republik Indonesia dan
segala perselisihan yang
terjadi antara Para Pihak
akan diselesaikan melalui
BANI
Hak Protelindo:
Memperpanjang jangka
waktu untuk 3 (tiga) bulan
tambahan dengan syarat
dan ketentuan yang sama
dalam waktu 30 (tigapuluh)
hari
pemberitahuan
sebelum
berakhirnya
jangka waktu awal
Kewajiban Protelindo:
(a) Membayar 30% dari
harga sebagai uang
muka dalam waktu 14
hari sejak menerima
Surety Bond dan
tagihan;
(b) Membayar 70% dari
harga
sejak
penyelesaian Instalasi
CKD dalam waktu 30
hari Kalender sejak
diterimanya tagihan dan
BAST;
Hak Isopanel:
(a) Menerima pembayaran
30% dari harga sebagai
uang muka dalam
waktu 14 hari sejak
menyerahkan Surety
Bond dan tagihan;
(b) Menerima pembayaran
70% dari harga sejak
penyelesaian Instalasi
CKD dalam waktu 30
hari Kalender sejak
menyerahkan tagihan
dan BAST.
Kewajiban Isopanel:
a. Menyediakan shelter
pada lokasi menara
telekomunikasi
Protelindo;
b. Menyediakan kapasitas
untuk minimum 150
buah produksi shelter
per bulan dalam jangka
waktu selama 3 bulan
dan dapat diperpanjang
secara otomatis pada
periode yang sama
kecuali diberitahukan
lain oleh kedua belah
pihak;
74
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
c. Menyediakan seluruh
penjelasan-penjelasan
rancangan struktur dan
perhitungan shelter
untuk tinjauan dan
penerimaan
akhir
Protelindo.
f.
Perjanjian Jual Beli Listrik
No.
Pihak
1.
PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga
Nasional Batam
Listrik (“Perjanjian”)
(Pihak Pertama)
No. 072 PJ/160/MDYAN/2008,
tanggal 26 Pebruari 2008
Perjanjian
Jangka Waktu
Tujuan/Ruang Lingkup
Sejak tanggal penandatanganan
(26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*.
Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan
menyalurkan tenaga listrik kepada
Protelindo dan Protelindo sepakat untuk
membeli dan membayar kepada Pihak
Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang
diterima dan digunakan pada persil dan/atau
bangunan Protelindo dengan peruntukan
penerangan BTS yang terletak di lokasi KK
PR Bandara Mas Batam Centre, Batam.
2.
PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga
Sejak tanggal penandatanganan
Nasional Batam
Listrik (“Perjanjian”) No. Pihak (26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*.
(Pihak Pertama)
Pertama 073PJ/160/MDYAN/2008,
tanggal 26 Pebruari 2008
Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan
menyalurkan tenaga listrik kepada
Protelindo dan Protelindo sepakat untuk
membeli dan membayar kepada Pihak
Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang
diterima dan digunakan pada persil dan/atau
bangunan Protelindo dengan peruntukan
penerangan BTS yang terletak di lokasi
Jalan Perumahan Pertamina Tongkang
Kabin, Batam.
3.
PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga
Nasional Batam
Listrik (“Perjanjian”) No.
(Pihak Pertama)
Pihak Pertama 074PJ/160/
MDYAN/2008, tanggal
26 Pebruari 2008
Sejak tanggal penandatanganan
(26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*.
Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan
menyalurkan tenaga listrik kepada
Protelindo dan Protelindo sepakat untuk
membeli dan membayar kepada Pihak
Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang
diterima dan digunakan pada persil dan/atau
bangunan Protelindo dengan peruntukan
penerangan BTS yang terletak di lokasi
Jl. Raya Tg. Playu Pintu IV Batamindo,
Batam.
4.
PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga
Nasional Batam
Listrik (“Perjanjian”) No.
(Pihak Pertama)
Pihak Pertama 075PJ/160/
MDYAN/2008, tanggal
26 Pebruari 2008
Sejak tanggal penandatanganan
(26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*.
Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan
menyalurkan tenaga listrik kepada
Protelindo dan Protelindo sepakat untuk
membeli dan membayar kepada Pihak
Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang
diterima dan digunakan pada persil dan/atau
bangunan Protelindo dengan peruntukan
penerangan BTS yang terletak di lokasi KK
Samping Stasiun Radio Pantai
Tg. Sengkuang, Batam.
5.
PT Pelayanan Listrik Perjanjian Jual Beli Tenaga
Nasional Batam
Listrik (“Perjanjian”) No.
(Pihak Pertama)
Pihak Pertama 076PJ/160/
MDYAN/2008, tanggal
26 Pebruari 2008
Sejak tanggal penandatanganan
(26 Pebruari 2008) s.d tak terbatas*.
Pihak Pertama sepakat untuk menjual dan
menyalurkan tenaga listrik kepada
Protelindo dan Protelindo sepakat untuk
membeli dan membayar kepada Pihak
Pertama sesuai dengan tenaga listrik yang
diterima dan digunakan pada persil dan/atau
bangunan Protelindo dengan peruntukan
penerangan BTS yang terletak di lokasi KK
Samping Pabrik Es Bunga Mawar Telaga
Punggur, Batam.
Catatan:
* Pernyataan “tidak terbatas” dalam Perjanjian Jual Beli Listrik memiliki pengertian bahwa perjanjian tersebut akan tetap berlaku selama Protelindo
masih menggunakan pelayanan sambungan tenaga listrik Pihak Pertama di dalam pemenuhan penerangan BTS Protelindo dengan tetap
memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Jual Beli Listrik.
75
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
I. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Pinjaman dari pemegang saham
(dalam jutaan Rupiah)
Kewajiban
31 Oktober 2009
Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun PT Bank Central Asia Tbk.
Hutang Jangka Panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun PT Bank Central Asia Tbk
Total
37.301
177.075
214.376
Jumlah Kewajiban
Persentase jumlah kewajiban dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan jumlah kewajiban
5.053.870
4%
Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Sifat hubungan
Pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Transaksi
Hubungan keluarga dengan pemegang saham
pengendali BCA
PT Bank Central Asia Tbk
Kas dan setara kas, Hutang
Jangka Panjang
Transaksi dengan pihak hubungan istimewa menggunakan kebijakan harga dan syarat transaksi yang
disepakati oleh para pihak dan atas dasar transaksi pihak-pihak yang bebas (arm length basis).
J.
ASET YANG DIMILIKI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN.
1.
Perseroan
Perseroan saat ini tidak memiliki Aset.
2.
Anak Perusahaan
Aset tetap yang dimiliki dan dikuasai Anak Perusahaan terdiri dari tanah dan bangunan dan benda
bergerak adalah sebagai berikut:
Benda Berwujud
a.
Benda Tetap
Tanah dan Bangunan
Protelindo memiliki/menguasai aset berupa beberapa bidang tanah yang nilainya tidak material
dibandingkan dengan aset Protelindo.
b.
Benda Bergerak
Telecommunication Tower Sites
Protelindo memiliki aset berupa telecommunication tower sites untuk menempatkan peralatan
telekomunikasi yang letaknya tersebar di beberapa daerah dalam wilayah negara Republik Indonesia
yang pada tanggal 31 Oktober 2009 berjumlah 3.639 (tiga ribu enam ratus tiga puluh sembilan)
telecommunication tower sites.
76
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Tabel Telecommunication Tower Sites Protelindo berdasarkan Lokasi
Lokasi
Jumlah Telecommunication Tower Sites
Jawa Barat
Jawa Timur
Jawa Tengah
DKI Jakarta
Banten
Sulawesi selatan
Sumatra Utara
Bali
Lampung
Kalimantan timur
Sumatra Selatan
Kalimantan Selatan
Riau
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Jogjakarta
Jambi
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Utara
Kepulauan Bangka Belitung
Kalimantan Barat
Bengkulu
Kalimantan Tengah
Jumlah
726
586
384
351
214
202
201
119
119
114
109
107
89
65
60
59
45
28
25
16
14
4
2
3.639
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, sebagian besar dari telecommunication tower sites tersebut
didirikan di atas lahan milik pihak lain, berdasarkan perjanjian sewa-menyewa lahan antara Protelindo
dan pihak lain.
K. PERKARA HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN
Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo menghadapi perkara hukum sebagai
berikut:
-
Pada Tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo sedang terlibat dalam perkara pajak yang
sedang diajukan oleh Protelindo di Pengadilan Pajak berdasarkan gugatan No. 632/FIN/PTI-TAX/
IX/09, tanggal 16 September 2009, yang uraiannya telah diungkapkan dalam Laporan keuangan
Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan Beserta Laporan Keuangan Auditor Independen
Sepuluh Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Oktober 2009.
Dalam perkara pajak tersebut, Protelindo telah mengajukan gugatan No. 632/FIN/PTI-TAX/IX/09,
tanggal 16 September 2009 yang diterima Sekretariat Pengadilan Pajak, tanggal 17 September
2009, perkara tersebut terdaftar di Pengadilan Pajak dengan Nomor Sengketa Pajak 99-0446822007. Pihak Tergugat adalah Direktur Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Barat I dimana objek
gugatan perkara tersebut adalah Surat Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung No. S1385/WPJ.09/KP.1108/2009, tanggal 9 September 2009. Pada Tanggal diterbitkannya Prospektus
ini, perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Pajak.
Tidak ada dampak perkara pajak ini terhadap kelangsungan usaha dan rencana Penawaran Umum
Perseroan.
-
Protelindo sedang menghadapi perkara perdata terkait dengan gugatan perbuatan melawan hukum
yang diajukan oleh kuasa hukum PT Binatel Prima sebagai Penggugat. Gugatan tersebut didaftarkan
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 13 Januari 2010 dengan register perkara No.
19/PDT.G/2010/PN.JKT.SEL. Dasar diajukannya gugatan tersebut adalah Protelindo tidak mengakui
dan tidak pernah menyetujui pekerjaan tambahan yang telah diselesaikan oleh PT Binatel Prima.
Dalam gugatan tersebut PT Binatel Prima berkedudukan sebagai satu-satunya Penggugat dan
Protelindo berkedudukan sebagai satu-satunya Tergugat, adapun yang menjadi pokok gugatan PT
Binatel Prima adalah sebagai berikut:
77
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
(i) mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; (ii) menyatakan sah dan berharga semua
alat bukti yang diajukan oleh Penggugat dalam perkara ini; (iii) menyatakan Tergugat telah melakukan
perbuatan melawan hukum; (iv) menyatakan sah sita jaminan atas semua harta benda yang saat ini
dimiliki Terugat berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang ada maupun
yang akan ada; (v) menghukum Tergugat untuk melakukan pemenuhan kewajiban sesuai biaya
yang telah dikeluarkan oleh Penggugat sejumlah Rp1.140.938.635,00 (satu miliar seratus empat
puluh juta sembilan ratus tiga puluh delapan ribu enam ratus tiga puluh lima Rupiah) secara tunai
dan lunas seketika setelah adanya putusan dalam perkara ini; (vi) menghukum Tergugat untuk
membayar kerugian materil yang diderita oleh Penggugat atas hilangnya kesempatan peluang usaha
sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah); (vii) menghukum Tergugat untuk membayar
kerugian materil yang diderita oleh Penggugat berupa keuntungan yang dapat diharapkan oleh
Penggugat seandainya tidak ada permasalahan/perkara aquo yang diakibatkan oleh perbuatan
Tergugat ini yang mengakibatkan waktu dan perhatian Penggugat menjadi tersita sehingga
terganggunya proyek-proyek Penggugat lainnya yang dapat dikerjakan oleh Penggugat selama
berlangsungnya perkara ini tidak dapat dikerjakan oleh Penggugat sebesar Rp2.000.000.000,00
(dua miliar Rupiah); (viii) menghukum Tergugat untuk membayar kerugian immateril sebesar
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar Rupiah); (ix) menghukum Tergugat atas denda keterlambatan sebesar
Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah) per hari setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap; (x)
menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan lebih dahulu meskipun ada upaya hukum
berupa bantahan, banding atau kasasi; (xi) menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara
ini.
Saat ini perkara tersebut masih sedang dalam pemeriksaan tingkat pertama dan berdasarkan surat
panggilan yang dibuat oleh juru sita pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Protelindo dipanggil
untuk menghadap persidangan umum yang dijadwalkan tanggal 4 Pebruari 2010.
Tidak ada dampak perkara perdata ini terhadap kelangsungan usaha dan rencana Penawaran Umum
Perseroan.
-
Selain perkara pajak dan perkara perdata tersebut di atas, pada tanggal diterbitkannya Prospektus
ini, Protelindo sedang menghadapi perkara perdata terkait dengan Gugatan Wanprestasi yang
diajukan oleh kuasa hukum PT Chrisiomer Utama Jaya sebagai Penggugat. Gugatan tersebut
didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 28 Januari 2010 dengan register
perkara No. 160/PDT.G/2010/PN.JKT.SEL tanggal 28 Januari 2010. Dasar diajukannya gugatan
tersebut adalah bahwa pada bulan Pebruari 2008 Protelindo melakukan pemutusan perjanjian Kontrak
Payung No. 020/PTI-CEO/LOG-002/III/07 tanggal 2 April 2007, yang dibuat oleh dan antara Protelindo
dan Penggugat tentang Pekerjaan Pembangunan Sarana Penunjang BTS Jasa Investigasi Lapangan
dan Pekerjaan Sipil Mekanikal Elektrikal atau pembangunan menara telekomunikasi di Propinsi
Riau secara sepihak tanpa didukung alasan yang jelas. Sebagai akibat dari kerugian yang disebabkan
oleh pembatalan sepihak tersebut, Protelindo masih memiliki utang kepada Penggugat sebesar
Rp1.653.170.057,00 (satu miliar enam ratus lima puluh tiga juta seratus tujuh puluh ribu lima puluh
tujuh Rupiah). Selanjutnya, Penggugat telah melakukan peneguran kepada Protelindo untuk
memenuhi kewajibannya sesuai dengan hasil opname pekerjaan berdasarkan Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan dan Bill of Quantity for CME Implementation, namun Protelindo tidak mau membayar.
Dalam gugatan tersebut Penggugat berkedudukan sebagai satu-satunya Penggugat dan Protelindo
berkedudukan sebagai satu-satunya Tergugat. Adapun yang menjadi pokok gugatan Penggugat
adalah sebagai berikut:
(i) mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya, (ii) menyatakan sita jaminan sah dan berharga,
(iii) menyatakan Tergugat telah melakukan wanprestasi terhadap Penggugat, (iv) menghukum
Tergugat untuk membayar kerugian materiil yang dialami Penggugat sebesar Rp1.653.170.057,00
(satu miliar enam ratus lima puluh tiga juta seratus tujuh puluh ribu lima puluh tujuh Rupiah), (v)
menghukum Tergugat untuk membayar keuntungan sebesar 10% (sepuluh persen) dari
Rp1.653.170.057,00 = Rp165.317.005,00 (seratus enam puluh lima juta tiga ratus tujuh belas ribu
lima Rupiah) per-bulan apabila uang tersebut digunakan menjadi modal usaha bulan Pebruari 2008
sampai gugatan ini didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yaitu sebesar
Rp3.802.291.131,00 (tiga miliar delapan ratus dua juta dua ratus sembilan puluh satu ribu seratus
78
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
tiga puluh satu Rupiah), (vi) menghukum Tergugat untuk membayar keuntungan sebesar 10%
(sepuluh persen) dari Rp1.653.170.057,00 = Rp165.317.005,00 (seratus enam puluh lima juta tiga
ratus tujuh belas ribu lima Rupiah) per-bulan apabila uang tersebut digunakan menjadi modal usaha
sejak gugatan ini didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai dibayar
lunas, (vii) menghukum Tergugat untuk membayar kerugian imateriil yang dialami Penggugat sebesar
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar Rupiah), (viii) menjalankan putusan dalam perkara ini terlebih dahulu
walaupun ada upaya hukum verzet, banding maupun kasasi dari Tergugat, (ix) menghukum Tergugat
untuk mematuhi putusan perkara ini, (x) menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.
Tidak ada dampak perkara ini terhadap kelangsungan usaha dan rencana Penawaran Umum
Perseroan.
L.
IZIN-IZIN YANG DIMILIKI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN
Sampai dengan tanggal dibuatnya Prospektus ini, Perseroan telah memiliki izin-izin seperti Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP) No.510/042/11.25/PB/10/2008 tanggal 15 Juli 2008 yang dikeluarkan oleh
Kepala Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemerintah Kabupaten Kudus dan
Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.331/191/25.073 tanggal 16 Juni 2008 yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah setempat.
Perseroan tidak memiliki izin investasi. Investasi yang dilakukan oleh Perseroan melalui penyertaan
saham dalam Protelindo bukan merupakan investasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Penanaman Modal. Sehubungan dengan hal tersebut, sebagaimana layaknya perusahaan lain yang
bergerak di bidang investasi yang bukan dalam kerangka penanaman modal sebagaimana dimaksud
dan diatur dalam Undang-undang Penanaman Modal, Perseroan tidak diwajibkan untuk memiliki izin
dari BKPM. Adapun untuk menjalankan kegiatan usahanya di bidang jasa, Perseroan telah memiliki
SIUP.
Sedangkan untuk Anak Perusahaan, dalam menjalankan kegiatan usahanya sebagaimana tercantum
dalam anggaran dasarnya, sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Protelindo telah
memperoleh izin-izin yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang berwenang terkait dengan kegiatan
usaha Protelindo. Protelindo telah memperoleh persetujuan penanaman modal dalam negeri yang
dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) berdasarkan Surat Persetujuan
Perubahan Status Perusahaan Penanaman Modal Asing menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri No.
29/V/PMDN/2008 tanggal 15 Agustus 2008, yang ditandatangani oleh Deputi Bidang Pelayanan
Penanaman Modal atas nama Kepala BKPM. Protelindo juga telah memperoleh izin usaha tetap (“IUT”)
yang dikeluarkan oleh BKPM, berdasarkan Surat Keputusan Kepala BKPM No. 999/T/TELEKOMUNIKASI/
2008 tanggal 25 September 2008, ditandatangani oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal u.b
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal a.n. Menteri Komunikasi dan Informatika sehubungan
dengan pemberian izin usaha tetap dalam rangka penanaman modal dalam negeri kepada Perseroan
dengan bidang usaha Jasa Penunjang Telekomunikasi.
Dalam menjalankan usahanya Protelindo tidak memerlukan Amdal sebagai salah satu ijin
Telecommunication Tower Sites nya, Protelindo hanya memerlukan izin mendirikan bangunan (“IMB”),
sebagai salah satu ijin terkait Telecommunication Tower Sites yang dalam prosesnya dapat memerlukan
rekomendasi/ijin lain seperti ijin Undang-undang gangguan (HO), ijin ketinggian, Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL/UKL), ijin warga sebagai syarat
untuk mendapatkan IMB apabila disyaratkan oleh peraturan pemerintah daerah terkait, dengan mengingat
tidak semua pemerintah daerah mensyaratkan hal tersebut.
-
-
Secara umum, HO bukan merupakan suatu syarat untuk pengurusan IMB walaupun di beberapa
daerah mensyaratkan untuk diperolehnya HO dimaksud sebelum menjalankan kegiatan usaha dan
tidak secara spesifik untuk mendirikan bangunan.
Izin ketinggian, diperlukan hanya untuk menara-menara telekomunikasi yang didirikan di daerah
yang terletak dekat dengan bandara udara.
79
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundangan yang berlaku, Protelindo telah memperoleh IMB
atas sebagian besar telecommunication tower sites milik Protelindo yang saat ini digunakan Protelindo
dalam menjalankan kegiatan usaha.
Pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini Anak Perusahaan memperkerjakan tenaga kerja asing.
Sehubungan dengan hal tersebut, Anak Perusahaan telah memperoleh Izin Memperkerjakan Tenaga
Kerja Asing (“IMTA”) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dikeluarkan oleh Direktur
Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja. Daftar tenaga kerja asing yang dipekerjakan oleh
Protelindo sudah diungkapkan pada halaman 57.
80
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN
DAN ANAK PERUSAHAAN
1.
UMUM
Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan Perseroan adalah melakukan investasi dan jasa yaitu pada
perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang telekomunikasi. Sampai dengan tanggal
diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan memiliki investasi pada 1 (satu) Anak Perusahaan, yaitu
Protelindo.
Perseroan melakukan investasi pada Protelindo di tahun 2008 dan belum/tidak melakukan investasi
pada perusahaan lainnya, sehingga kegiatan dan prospek Perseroan lebih kepada bidang jasa penunjang
telekomunikasi yang dilakukan oleh Protelindo.
Protelindo didirikan pada November 2002 untuk memanfaatkan munculnya kesempatan yang luas dalam
industri jasa penyediaan telecommunication tower sites di Indonesia. Sejak saat itu, Protelindo telah
berkembang pesat menjadi pemilik dan penyedia jasa telecommunication tower sites independen yang
terkemuka di Indonesia. Dalam kurun waktu enam tahun sampai dengan 31 Oktober 2009, Protelindo
telah tumbuh menjadi perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan 3.639 (tiga ribu enam ratus tiga
puluh sembilan) telecommunication tower sites yang tersebar di Indonesia.
Keterangan dibawah adalah kejadian penting dan peristiwa di Protelindo sejak tahun penyertaan:
Tanggal
2008
2009
2.
Kejadian/Peristiwa
• Menandatangani Tower Transfer Agreement dengan HCPT untuk mengakuisisi sampai
dengan 3.692 telecommunication tower sites dan menyewakan kembali kepada HCPT
untuk jangka waktu awal 12 tahun.
• Menandatangani Master Lease Agreement dengan HCPT yang mengatur syarat dan
ketentuan dari penyewaan kembali telecommunication tower sites yang telah diakusisi.·
Mengakuisisi 2.248 telecommunication tower sites dari HCPT sesuai dengan Tower
Transfer Agreement Pengalihan Kepemilikan Menara.
• Menandatangani Master Lease Agreement dengan XL dan Indosat.
• 100% saham Perseroan yang telah dikeluarkan diakuisisi oleh SMN, Catur dan TMG
yang merupakan pemegang saham saat ini.
• Menandatangani fasilitas pinjaman Senior senilai maksimal US$360 juta dan Rp1.180
miliar.
• Menandatangani fasilitas pinjaman Mezzanine senilai maksimal US$65 juta.
• Pada akhir 2008, Perseroan memiliki dan mengoperasikan 3.274 telecommunication
tower sites.
• Melanjutkan akuisisi telecommunication tower sites dari HCPT menurut Tower Transfer
Agreement Maret 2008 dan membangun telecommunication tower sites untuk digunakan
oleh berbagai operator telekomunikasi nirkabel.
• Sampai dengan 31 Oktober 2009, Protelindo telah mengoperasikan 3.639
telecommunication tower sites.
KEGIATAN USAHA
Kegiatan Usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk, sesuai dengan Akta No. 71 tanggal 18 November
2009 adalah sebagai berikut:
1.
2.
Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan
pajak dan melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
yaitu :
81
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
a.
b.
Kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa dan investasi
termasuk tetapi tidak terbatas yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base
Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi
manajemen, bisnis administrasi, strategi pengembangan bisnis dan investasi, serta melakukan
investasi atau penyertaan pada perusahaan lain.
Kegiatan usaha penunjang Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa yang
meliputi jasa persewaan dan pengelolaan bangunan-bangunan, ruangan-ruangan kantor,
ruangan-ruangan pertokoan, ruangan-ruangan apartemen, kondominium beserta fasilitasnya
dan jasa konsultasi bidang konstruksi.
Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, selain kegiatan investasi dalam bentuk penyertaan
saham yang dilakukan oleh Perseroan dalam Protelindo, Perseroan tidak melakukan kegiatan usaha
lainnya.
Kegiatan usaha Perseroan termasuk melalui kepemilikan di Protelindo yang bergerak di bidang penyewaan
ruang antena pada telecommunication tower sites bersama (multi-tenants) kepada operator-operator
telekomunikasi nirkabel di Indonesia.
Perkembangan pendapatan Perseroan sejak tahun penyertaan adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
2009
(Sepuluh bulan)
%
2008
(sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
sampai dengan 31 Desember 2008)
%
Sewa Menara (Sewa Operasi)
Sewa Pemancar (Sewa Pembiayaan)
871.200
6.784
99,23
0,77
270.970
2.719
99,01
0.99
Total
877.984
100,00
273.689
100,00
Hanya dalam kurun waktu enam tahun sampai dengan tanggal 31 Oktober 2009, Anak Perusahaan
Perseroan, Protelindo, telah tumbuh menjadi sebuah perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan
3.639 (tiga ribu enam ratus tiga puluh sembilan) telecommunication tower sites yang tersebar di Indonesia,
dengan kelompok terbesar menara tersebar di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Gambar di bawah menunjukkan lokasi geografis dan penyebaran telecommunication tower sites milik
Perseroan di Indonesia.
Sumber : data Protelindo per tanggal 31 Oktober 2009
82
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Dalam menjalankan usahanya, Protelindo menyewakan ruang di telecommunication tower sites-nya
kepada berbagai operator telekomunikasi nirkabel. Ruang yang disewakan terdiri, antara lain, area vertikal
menara dimana pelanggan dapat menempatkan antena dan antena microwave dan area lahan di setiap
lokasi untuk shelter dan kabinet sebagai tempat untuk alat elektronik aktif dan listrik. Saat ini, Protelindo
menyediakan layanan kepada hampir semua operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia.
Lokasi, ketinggian dan kapasitas beban pada kecepatan angin tertentu dari telecommunication tower
sites menentukan kebutuhan operator telekomunikasi nirkabel dan jumlah antena yang dapat ditampung
oleh menara tersebut. Ketinggian antena di menara dan lokasi menara tersebut menentukan garis pandang
antena secara horisontal, dan pada akhirnya mempengaruhi jarak sinyal yang dapat dipancarkan.
Peralatan tertentu yang digunakan oleh operator telekomunikasi nirkabel juga menentukan ketinggian
yang diperlukan di menara.
Sebuah menara telekomunikasi dapat berupa self-supporting atau ditopang oleh guy wires. Ada dua
macam menara self-supporting: lattice dan monopole. Menara lattice biasanya meruncing dari bawah ke
atas dan biasanya mempunyai tiga atau empat kaki. Monopole adalah struktur silinder yang biasanya
digunakan di tempat-tempat dengan keterbatasan lahan atau untuk memenuhi pertimbangan estetika.
Pada umumnya, sebuah telecommunication tower sites terdiri dari lahan yang di atasnya terdapat menara
dan shelter peralatan (sebagai tempat berbagai peralatan pemancar, penerima, dan peralatan switching
untuk operator telekomunikasi nirkabel).
Menara telekomunikasi di atap (Rooftop) atau bagian atas bangunan lain lebih umum di daerah perkotaan
dimana banyak terdapat bangunan tinggi dan tingginya kepadatan jalur komunikasi sehingga
membutuhkan beberapa telecommunication tower sites. Salah satu keuntungan menara di atas atap
adalah pada umumnya peraturan tata ruang mengizinkan instalasi antena tanpa proses perizinan dan
pengesahan yang panjang. Selain itu, pendirian struktur menara yang memiliki pondasi dan lahan
tersendiri free-standing di daerah perkotaan seringkali tidak memungkinkan karena keterbatasan tata
ruang, ketersediaan lahan dan tingginya biaya perolehan lahan.
Gambar-gambar di bawah menunjukkan struktur umum dari menara free-standing lattice dan menara
roof-top based beserta komponen pentingnya.
Sumber : data Protelindo per 31 Desember 2008
83
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Operator telekomunikasi nirkabel pada umumnya akan menyewa ruang sesuai dengan perjanjian sewa
jangka panjang yang diatur oleh Perjanjian Induk Sewa Menyewa (Master Lease Agreement). Lama
waktu perjanjian sewa biasanya berkisar antara lima hingga duabelas tahun untuk periode sewa pertama,
dan klausul perpanjangan dengan jangka waktu yang sama yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan minat operator telekomunikasi nirkabel. Penyewa biasanya memperbarui/memperpanjang kontrak
mereka dengan pertimbangan tingginya kesulitan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk pemindahan
antena dan BTS ke telecommunication tower sites yang baru, yang dapat menyebabkan gangguan
dalam layanan mereka.
Protelindo mempunyai 9 pelanggan yang beragam, termasuk semua operator telekomunikasi nirkabel
utama di Indonesia: Telkom, Telkomsel, PT Bakrie Telecom Tbk (Bakrie), Mobile 8, PT Sampoerna Telecom
Indonesia, HCPT, Axis, XL, dan Indosat.
Penyewaan Awal (Anchor Tenancy) dan Portofolio
Protelindo pertama kali menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur Tower Untuk
Perangkat Fixed Wireless dengan Pola Sewa pada 2003 dengan Telkom, dimana Protelindo membangun
sebanyak 232 telecommunication tower sites dan menyewakan menara-menara ini kepada Telkom untuk
divisi fixed wireles Flexi dengan jangka waktu awal selama 10 tahun. Perjanjian ini disusul dengan
perjanjian lain pada Februari 2004 dimana Protelindo menyewakan 38 peralatan In-Building Site.
Pada tahun 2007, Protelindo menandatangani Perjanjian Build to Suit dan Perjanjian Induk Sewa Menyewa
(Master Lease Agreement) dengan Mobile-8 dimana Protelindo setuju untuk membangun hingga 929
telecommunication tower sites untuk disewakan kepada Mobile-8 dengan jangka waktu sewa awal 11
tahun. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 11 Maret 2009 dan Protelindo telah merealisasikan
pembangunannya sebanyak 578 telecommunication tower sites.
Sepanjang tahun 2007 dan 2008, Protelindo menandatangani Perjanjian Induk Sewa Menyewa (Master
Lease Agreement) dengan beberapa operator telekomunikasi nirkabel lainnya di Indonesia untuk
menggunakan ruang di telecommunication tower sites milik Protelindo. Operator-operator telekomunikasi
nirkabel ini termasuk Bakrie, Axis , HCPT, PT Sampoerna Telecom Indonesia, XL dan Indosat.
Untuk lebih jauh mengembangkan portofolio telecommunication tower sites-nya, pada 18 Maret 2008,
Protelindo menandatangani Perjanjian Pengalihan Kepemilikan Menara (“Tower Transfer Agreement”)
untuk mengakusisi sampai dengan 3.692 telecommunication tower sites dari HCPT. Perjanjian Pengalihan
Kepemilikan Menara mengatur bahwa menara-menara ini akan diakuisisi dalam beberapa tahapan selama
jangka waktu 2 tahun. Menara-menara yang sudah dimiliki ini akan disewakan kembali pada HCPT
dengan masa sewa awal 12 tahun, yang diatur dalam Perjanjian Induk Sewa Menyewa (Master Lease
Agreement) yang disertakan dalam Perjanjian Pengalihan Kepemilikan Menara. Sampai dengan 31
Desember 2008, 2.248 telecommunication tower sites telah diakuisisi oleh Protelindo dari HCPT melalui
Perjanjian Pengalihan Kepemilikan Menara.
Penyewaan Kolokasi
Sebagian besar dari pendapatan Protelindo bergantung pada permintaan penyewaan ruang di
telecommunication tower sites-nya dari penyewa selain dari penyewa awal. Tambahan penyewa tersebut
dinamakan penyewa “kolokasi”. Protelindo dengan aktif memasarkan telecommunication tower sitesnya kepada semua operator telekomunikasi nirkabel dengan tujuan menyewakan ruang yang tersedia
kepada penyewa-penyewa kolokasi. Permintaan atas penyewaan ruang dari penyewa kolokasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:
•
Pengembangan jaringan secara geografis dari operator nirkabel itu sendiri;
•
Kecepatan untuk memasarkan - kolokasi di menara yang dimiliki oleh penyedia jasa
telecommunication tower sites yang diurus secara profesional jauh lebih cepat daripada membangun
menara baru;
•
Permintaan pelanggan akan layanan telekomunikasi nirkabel dan kebutuhan kapasitas jaringan
yang disebabkan oleh permintaan ini;
•
Kondisi keuangan dari operator telekomunikasi nirkabel dan pilihan mereka untuk memiliki atau
menyewa ruang di telecommunication tower sites di mana dengan kolokasi maka akan lebih sedikit
pengeluaran modal yang diperlukan oleh operator daripada membangun telecommunication tower
sites baru;
84
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
•
•
•
•
•
3.
Peraturan pemerintah pusat dan daerah yang membatasi pembangunan menara baru;
Kondisi ekonomi nasional dan daerah, termasuk perlambatan pertumbuhan telekomunikasi nirkabel,
penurunan jumlah operator telekomunikasi nirkabel, konsolidasi industri, dan akses operator
telekomunikasi nirkabel ke pendanaan hutang dan modal;
Perubahan teknologi;
Operator-operator telekomunikasi nirkabel membagi menara mereka dengan operator telekomunikasi
nirkabel lainnya; dan
Keinginan operator telekomunikasi nirkabel untuk fokus kepada usaha inti mereka dalam menyediakan
layanan nirkabel, bukan membangun dan mengoperasikan menara.
KEUNGGULAN KOMPETITIF
Perseroan percaya bahwa keunggulan kompetitif Protelindo adalah sebagai berikut:
Keahlian Global dan Lokal
•
Tim Manajemen yang Berpengalaman dengan Rekam Jejak yang Telah Terbukti
Protelindo dipimpin oleh tim manajemen yang berpengalaman dan penasehat teknis yang merupakan
ahli-ahli internasional dalam industri penyedia jasa telecommunication tower sites. Sebagai karyawan
dan manajemen terdahulu dari American Tower Corporation, salah satu penyedia jasa
telecommunication tower sites terkemuka di dunia, tim manajemen senior dan penasehat teknis
Protelindo telah membangun, mengoperasikan, dan mengatur lebih dari 20.000 menara dan melayani
setiap operator utama di Amerika Serikat, Brazil, Mexico dan Indonesia. Dengan pengetahuan,
pengalaman dan keahlian ini, Protelindo mempunyai keuntungan utama dalam mengembangkan
dan memperluas usahanya di Indonesia.
•
Tim Lokal dan Pengetahuan
Tim manajemen dan karyawan-karyawan Protelindo adalah perintis dalam industri telecommunication
tower sites di Indonesia dan memiliki rekam jejak yang telah terbukti dalam mengembangkan dan
mengoperasikan telecommunication tower sites dalam jumlah besar di sebagian besar wilayah
Indonesia. Para manajer dan karyawan Protelindo memiliki pengetahuan yang dalam tentang
peraturan-peraturan Indonesia, kebiasaan dan pelaksanaan dalam pembangunan menara,
pengoperasian dan perawatan.
•
Sistem Manajemen Operasi yang Telah Terbukti
Tim manajemen dan penasehat teknis Protelindo telah mempunyai dan terus memperbaiki sistem
pembangunan dan manajemen pengoperasian menara setelah pengalaman selama hampir 20 tahun
dalam industri telecommunication tower sites dan telah membangun lebih dari 20.000 menara di
berbagai pasar di seluruh dunia.
Posisi yang Baik di Pasar Keuangan
Kemampuan Protelindo untuk berkomitmen pada pembangunan menara dan proyek akuisisi yang besar
membutuhkan sumber modal yang besar. Selama ini Protelindo telah mendanai kebutuhan dananya
khususnya melalui debt funding dari bank dan private hedge funds. Manajemen percaya bahwa biaya
modalnya, dibandingkan dengan biaya modal pesaing, akan menjadi faktor pembeda yang penting dalam
menentukan keberhasilan pertumbuhannya.
Manajemen percaya bahwa Protelindo memiliki reputasi dan rekam jejak yang baik di pasar keuangan
baik di dalam dan di luar negeri yang memungkinkan Protelindo untuk memperoleh pembiayaan yang
dibutuhkan untuk mendanai pertumbuhannya dengan kondisi yang menguntungkan.
Keuntungan Sebagai Perintis dalam Industri Dengan Entry Barriers Industri yang Tinggi
Protelindo adalah penyedia jasa telecommunication tower sites independen pertama di Indonesia dalam
skala besar dengan kontrak sewa jangka panjang dengan penyewa-penyewanya. Protelindo dengan
aktif memasarkan ruang di portofolio menaranya kepada penyewa baru ataupun yang telah ada dan
saat ini mengalami pertumbuhan permintaan kolokasi yang stabil.
85
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Keuntungan sebagai perintis sangat penting karena halangan untuk masuk ke industri penyedia jasa
telecommunication tower sites di Indonesia yang sangat tinggi disebabkan:
(a) sifat industri yang membutuhkan modal yang besar;
(b) biaya pemindahan yang tinggi bagi operator telekomunikasi nirkabel untuk memindahkan peralatan
ke menara yang baru; dan
(c) untuk mendapatkan portofolio menara dalam jumlah yang besar dan jangkauan yang luas yang
sangat penting untuk menarik berbagai operator telekomunikasi nirkabel untuk berkolokasi dengan
portofolio menara.
Perpindahan penyewa yang terjadi hingga saat ini relatif rendah disebabkan biaya pemindahan yang
tinggi dan gangguan operasional bagi pelanggan setelah mereka memasang peralatan BTS dan pemancar
di menara.
Keberagaman Portofolio dan Jangkauan dengan Kemampuan Untuk Melayani Berbagai Penyewa
Manajemen percaya bahwa portofolio telecommunication tower sites-nya adalah dasar dimana Protelindo
bisa lebih jauh mengembangkan usahanya. Dengan 3,274 telecommunication tower sites per 31 Desember
2008 yang tersebar di Indonesia, portofolio Protelindo menarik bagi perencanaan jaringan operator
telekomunikasi nirkabel secara keseluruhan khususnya pendatang baru. Portofolio Protelindo yang besar
juga memberikan keuntungan dari skala ekonomis sehubungan dengan perawatan dan bagian-bagian
lain dari kegiatan operasi.
Sebagian besar dari telecommunication tower sites Protelindo dirancang dan dibangun secara baru
untuk memuat peralatan dari beberapa penyewa. Sebagai tambahan, telecommunication tower sites
Protelindo terletak di daerah yang banyak diminati, dengan sekitar 96% dari menara Protelindo tereletak
di empat daerah terbesar dalam hal populasi yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Lebih
dari 66% dari menara Protelindo terletak di pulau Jawa, yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di
Indonesia.
4.
STRATEGI
Tujuan Perseroan adalah untuk menjadi perusahaan investasi terkemuka khusus dalam bidang
penyediaan jasa telecommunication tower sites. Investasi yang sekarang dimiliki Perseroan adalah dalam
bentuk saham Anak Perusahaan dilakukan untuk menangkap peluang yang menarik dari industri
penyediaan jasa telecommunication tower sites. Pembentukan perusahaan investasi khusus akan
memberikan keleluasaan dalam pengembangan investasi karena adanya fleksibilitas untuk melakukan
pengembangan investasi:
-
dengan pembentukan anak perusahaan baru; atau
-
oleh Anak Perusahaan;
yang mana pemilihan strategi ini akan mempengaruhi kegiatan pendanaan investasi tersebut.
Perseroan percaya bahwa kesempatan untuk pertumbuhan dan investasi masih cukup cerah karena
selain industri telekomunikasi memiliki prospek yang cukup baik seperti penetrasi penggunaan ponsel
yang masih rendah, harga unit ponsel yang semakin terjangkau dan layanan komunikasi data yang
semakin menarik pelanggan.
Sementara itu, mempertimbangkan bahwa investasi di industri telecommunication tower sites merupakan
investasi yang sangat padat modal, maka sangat penting untuk menjaga kinerja Anak Perusahaan, yang
mana aset terbesar Perseroan saat ini ada di Anak Perusahaan.
86
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Pertumbuhan Melalui Penjualan dan Mengoptimalkan Kolokasi Pada Portofolio yang Tersedia
Manajemen percaya bahwa sebagian besar kesempatan untuk berkembang terletak pada penyewaan
ruang yang ada pada menara yang telah tersedia. Biaya pengoperasian sebuah menara biasanya tetap.
Karena itu, menyewakan ruang yang tersedia pada operator telekomunikasi nirkabel tambahan, disebut
juga kolokasi, meningkatkan keuntungan operasional dan imbal hasil atas modal yang ditanamkan secara
signifikan. Karena itu, manajemen akan terus memusatkan perhatian pada usaha penjualan dan
pemasaran untuk menambah peralatan tambahan dari operator telekomunikasi nirkabel pada portofolio
menara telekomunikasi yang tersedia. Manajemen juga akan mempelajari kesempatan lain untuk
berkembang demi mengoptimalkan kapasitas pengunaan, termasuk dengan menarik penyewa baru untuk
menggunakan peralatan baru yang mendukung teknologi baru seperti 3G, 3.5G dan WIMAX pada
telecommunication tower sites Protelindo.
Protelindo menggunakan teknik penjualan dan pemasaran yang terarah untuk menambah tingkat
penyewaan pada semua telecommunication tower sites yang telah tersedia, baik yang baru dibangun
ataupun yang telah diakuisisi. Manajemen percaya bahwa kunci sukses dari strategi ini terletak pada
kemampuan untuk mengembangkan hubungan jangka panjang dan secara konsisten terus bekerja dengan
kinerja terbaik untuk memenuhi dan/atau melebihi kebutuhan operator telekomunikasi nirkabel, dan agar
dikenal sebagai perusahaan yang membuat komitmen yang bisa diterima secara komersial serta
memenuhi komitmen ini secara tepat waktu. Karena kecepatan untuk memasuki pasar baru dan
kemampuan untuk mengembangkan jangkauan jaringan dan kapasitas jaringan secara cepat adalah
bagian penting untuk kesuksesan operator telekomunikasi nirkabel, Manajemen percaya bahwa
kemampuan Protelindo untuk mendukung pelanggannya dalam mencapai tujuannya pada akhirnya akan
membantu keberhasilan pemasaran dan penggunaan kapasitasnya. Protelindo memusatkan sasaran
pada operator telekomunikasi nirkabel yang sedang berkembang atau memperbaiki infrastruktur jaringan
mereka yang telah ada dan juga operator yang sedang menerapkan teknologi baru.
Pertumbuhan Melalui Akuisisi
Protelindo telah mencapai posisi sebagai perusahaan terkemuka dalam industri ini di Indonesia sebagian
besar melalui akuisisi. Keberhasilan pertumbuhan Protelindo tergantung pada kemampuan untuk
menerapkan strategi akuisisi telecommunication tower sites. Protelindo akan terus menjalankan akuisisi
yang strategis, termasuk transaksi-transaksi yang memungkinkan dengan operator telekomunikasi nirkabel
besar yang bertujuan untuk menjual menara mereka. Target potensial lainnya untuk strategi akuisisi ini
adalah perusahaan-perusahaan lain sejenis yang lebih kecil yang juga memiliki dan mengoperasikan
menara.
Akuisisi telecommunication tower sites dievaluasi menggunakan banyak kriteria, termasuk kemungkinan
permintaan, lokasi menara, ketinggian menara, penggunaan kapasitas yang ada, lingkungan setempat,
dan peraturan pemerintah daerah tentang pembangunan menara baru. Strategi akuisisi melibatkan resiko
yang besar, termasuk meningkatkan kebutuhan pendanaan dan pembayaran kembali pinjaman,
mengintegrasikan aset dan fasilitas-fasilitas menara yang memiliki jenis yang berbeda-beda, mengakuisisi
dan mengoperasikan menara di daerah di mana Protelindo belum beroperasi saat ini, dan kebutuhan
untuk memperkerjakan dan mempertahankan para karyawan yang memenuhi syarat di seluruh Indonesia
untuk mengoperasikan dan merawat portofolio menara yang lebih besar. Protelindo percaya bahwa
kompetisi dalam perolehan menara akan meningkat di masa depan, yang mungkin berakibat keharusan
untuk membayar harga yang lebih tinggi dan menyetujui syarat-syarat perjanjian yang kurang menarik.
Pertumbuhan Melalui Pembangunan
Sebelumnya, para operator telekomunikasi nirkabel telah membangun sebagian besar telcommunication
tower sites untuk digunakan sendiri, dengan menggunakan jasa dari pihak luar untuk beberapa layanan
seperti site acquisition (perolehan lahan) dan manajemen pembangunan. Akan tetapi akhir-akhir ini,
operator-operator telekomunikasi nirkabel telah menunjukkan minat yang lebih tinggi melalui Build to
Suit untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Protelindo akan terus berkembang dengan memusatkan perhatian kegiatan konstruksi pada proyek
Build to Suit tersebut. Sesuai pengaturan tersebut, Protelindo setuju untuk bekerjasama dengan operator
telekomunikasi nirkabel untuk membangun dan memiliki jaringan telecommunication tower sites yang
dibangun sesuai dengan kebutuhan dan lokasi pilihan operator telekomunikasi nirkabel. Operator
87
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
telekomunikasi nirkabel lalu menjadi penyewa awal (anchor tenant) dengan mendapat jaminan ruang di
semua menara ini berdasarkan perjanjian sewa jangka panjang.
Manajemen percaya bahwa bagian besar dari telecommunication tower sites baru di Indonesia akan
dihasilkan dari pembangunan baru sesuai dengan proyek Build to Suit, dan dengan menyediakan layanan
seperti itu Protelindo akan meningkatkan jumlah portofolio telecommunication tower sites dan menciptakan
tambahan pendapatan termasuk tambahan pendapatan dari potensial penyewa kolokasi pada
telecommunication tower sites ini.
5.
PROSPEK INDUSTRI KOMUNIKASI NIRKABEL DAN INDUSTRI JASA PENYEDIAAN
TELECOMMUNICATION TOWER SITES
Industri Komunikasi Nirkabel di Indonesia, yang menjadi kunci penggerak industri penyedia jasa
telecommunication tower sites, masih diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang pada akhirnya
akan menyebabkan permintaan akan ruang pada telecommunication tower sites untuk penambahan
BTS dan peralatan antenna. Potensi peningkatan permintaan akan ruang ini juga ditunjukkan oleh
rendahnya tingkat penetrasi dari komunikasi nirkabel di Indonesia dibandingkan dengan negara negara
Asia lainnya seperti tercantum dalam tabel berikut:
Negara
India
Vietnam
Indonesia
Philippines
Thailand
Malaysia
Taiwan
Hong Kong
Pelanggan Seluler
per 100 penduduk
2007
Jumlah Operator
Nirkabel
2007
Populasi
(juta)
2007
GDP per Kapita
(US$)
2007
19.98
27.16
35.33
58.88
80.42
87.86
106.11
146.41
7
7
10
4
5
6
6
5
1,169.02
87.38
231.63
87.96
63.88
26.57
22.9
7.21
971
809
1,869
1,638
3,841
7,027
14,199
28,749
Sumber : International Telecommunication Union, “Asia-Pacific Telecommunication/ICT Indicators 2008”
Telecommunication tower sites merupakan bagian yang sangat penting dari jaringan komunikasi nirkabel
karena mereka merupakan infrastruktur pasif dalam peralatan pemancar (antena dan antena mikrowave)
dan BTS. Usaha inti dari penyedia jasa telecommunication tower sites independen adalah menyediakan
infrastruktur ini bagi operator telekomunikasi nirkabel dengan menyewakan ruang di telecommunication
tower sites sesuai dengan perjanjian sewa jangka panjang yang menghasilkan pendapatan sewa.
Manajemen percaya bahwa kebutuhan telecommunication tower sites di Indonesia akan meningkat
berdasarkan faktor-faktor berikut:
•
Pertumbuhan network dan kapasitas yang terus berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan dari operator yang ada dan pendatang baru mengingat tingkat penetrasi
telekomunikasi di Indonesia yang saat ini masih cukup rendah dan masih mempunyai potensi pasar
yang baik.
•
Operator telekomunikasi nirkabel pendatang baru di Indonesia diharapkan untuk meningkatkan
jangkauan mereka demi mendapat pangsa pasar dari operator yang telah ada, yang menyebabkan
permintaan tambahan bagi penyewaan menara dalam jangka pendek sampai menengah ke depan.
•
Meningkatnya persaingan di antara para operator telekomunikasi nirkabel menyebabkan turunnya
tarif yang membuat naiknya menit pemakaian, yang mengakibatkan kebutuhan kapasitas jaringan
yang lebih besar, dan akibatnya, selain menambah BTS demi mempeluas jangkauan, operator
telekomunikasi nirkabel juga akan perlu untuk menambah BTS lagi demi mempeluas kapasitas
supaya menghindari kepadatan di jaringan mereka.
•
Pengenalan teknologi baru seperti 3G, 3.5G, dan WIMAX yang diharapkan untuk meningkat selama
5 tahun ke depan akan menghasilkan tambahan penggunaan ruang di menara, baik untuk menara
yang telah tersedia maupun menara baru.
88
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Dimasa mendatang, layanan komunikasi nirkabel diharapkan untuk terus mengalami pertumbuhan pesat,
didorong oleh bertambahnya daya beli, turunnya tarif, pertumbuhan permintaan pengiriman data nirkabel,
dan turunnya harga unit telepon selular. Karena pulau Jawa memiliki potensi terbesar dalam layanan
komunikasi nirkabel dengan kepadatan penduduk teringgi diantara daerah-daerah lain di Indonesia,
pertumbuhan tercepat kemungkinan besar terjadi di wilayah ini.
6.
PROSPEK EKONOMI
Perekonomian Indonesia diwarnai oleh perkembangan yang terjadi pada perekonomian global. Di pasar
keuangan global, perkembangan positif terus terjadi seiring dengan berlangsungnya pemulihan ekonomi
dan tetap terjaganya persepsi pelaku pasar uang. Indeks harga di pasar saham global masih meningkat,
sementara persepsi risiko terhadap aset pasar keuangan, baik di negara maju maupun emerging markets,
juga membaik, yang tercermin pada relatif stabilnya angka credit default swaps (CDS). Permasalahan
keketatan likuiditas yang terjadi di pasar uang global, juga semakin mereda. Berlangsungnya pemulihan
ekonomi global yang disertai kenaikan harga komoditas di pasar dunia yang berpotensi meningkatkan
tekanan inflasi telah mendorong beberapa bank sentral untuk menahan penurunan suku bunga kebijakan.
Di kawasan negara-negara emerging markets di Asia, pemulihan ekonomi yang lebih cepat diperkirakan
mengubah stance kebijakan moneter untuk mengantisipasi meningkatnya tekanan inflasi. Namun, di
negara maju, stance kebijakan moneter yang akomodatif diperkirakan masih dipertahankan sampai tahun
depan mengingat masih tingginya tingkat pengangguran dan masih belum kuatnya pemulihan ekonomi.
Dengan perkembangan ini, arus modal masuk ke negara-negara emerging diperkirakan masih
berlangsung.
Di dalam negeri, berbagai perkembangan ekonomi global tersebut telah mendukung kinerja perekonomian
Indonesia. Di sektor eksternal, membaiknya perekonomian kawasan regional serta tingkat perdagangan
global yang didominasi oleh bahan baku dan peran intra-industri di kawasan Asia, mendorong peningkatan
kinerja ekspor Indonesia. Di sektor domestik, pengeluaran konsumsi masyarakat yang tetap tumbuh
tinggi yang didukung oleh optimisme masyarakat yang membaik dan terjaganya inflasi pada tingkat
yang rendah tetap menjadi penopang utama pertumbuhan perekonomian Indonesia. Di sisi investasi,
tingkat investasi diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi dari periode sebelumnya, ditopang oleh
pengeluaran modal pemerintah dan optimisme meningkatnya permintaan. Hal ini tercermin pada konsumsi
semen yang meningkat dan impor barang modal yang mulai pulih. Secara keseluruhan, perekonomian
Indonesia pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
Di sisi harga, inflasi selama Oktober 2009 mengalami penurunan atau lebih rendah dibandingkan dengan
pola historisnya. Rendahnya tekanan inflasi selama Oktober 2009 tersebut ditopang oleh penguatan
nilai tukar dan ekspektasi inflasi masyarakat yang menurun tercermin dari inflasi inti yang terus menurun
dan mencapai angka terendah. Dengan perkembangan tersebut, inflasi selama tahun 2009 diperkirakan
berada dalam kisaran bawah target inflasi 4,5±1% (yoy). Ke depan, inflasi tahun 2010 diperkirakan akan
kembali ke pola normalnya dalam kisaran 5±1% seiring dengan kembali menguatnya aktivitas
perekonomian domestik dan harga-harga komoditas.
Membaiknya kinerja ekspor dan aliran modal asing yang terus berlangsung berpotensi mendorong kinerja
neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2009 yang diperkirakan tetap surplus. Perekonomian
global yang semakin kuat mendukung perbaikan kinerja neraca transaksi berjalan. Neraca transaksi
modal dan finansial juga diperkirakan surplus didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk
portofolio yang terus berlangsung sejalan dengan membaiknya risk appetite terhadap aset emerging
markets dan sentimen pelemahan Dolar Amerika Serikat. Pembiayaan eksternal juga meningkat didukung
oleh membaiknya ekspektasi terhadap ekonomi domestik dan membaiknya kondisi ekonomi global.
Dengan berbagai perkembangan tersebut, cadangan devisa pada akhir Oktober 2009 mencapai 64,5
miliar Dolar Amerika Serikat. Membaiknya fundamental dari sektor eksternal ini berkontribusi pada
penguatan nilai tukar rupiah selama bulan Oktober 2009.
Di sektor keuangan domestik, secara umum pasar keuangan menunjukkan perbaikan. Pulihnya
kepercayaan investor mendorong aliran modal asing kembali masuk walaupun sempat mengalami koreksi
di akhir periode. Di pasar obligasi, kepemilikan asing pada masih meningkat ditengah yield jangka pendek
dan menengah yang sedikit meningkat. Di pasar saham, indeks sempat menguat tajam ke atas level
89
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
2.500 sebelum akhirnya mengalami koreksi akibat aksi profit taking dan terimbas gejolak di pasar keuangan
global. Di pasar uang, likuiditas perbankan masih sangat memadai disertai dengan berkurangnya
segmentasi di pasar uang. Transmisi kebijakan moneter di sektor keuangan juga terus berlanjut. Hal ini
tercermin dari masih menurunnya suku bunga deposito dan kredit walaupun BI rate tidak mengalami
perubahan sejak September 2009. Kredit di sektor-sektor yang beriorientasi domestik seperti kredit
konsumsi tumbuh cukup tinggi, namun di sektor-sektor yang berorientasi ekspor pertumbuhan kredit
masih sangat terbatas. Ke depan, transmisi kebijakan moneter ini diperkirakan terus membaik sejalan
dengan membaiknya persepsi pelaku ekonomi di sektor riil dan perbankan terhadap perekonomian dan
komitmen perbankan untuk menurunkan suku bunga.
Di sisi mikro perbankan, kondisi perbankan nasional tetap stabil. Hal itu diindikasikan oleh masih terjaganya
rasio kecukupan modal (CAR) per September 2009 sebesar 17,7 %. Sementara itu, rasio gross Non
Performing Loan (NPL) tetap terkendali pada 4,3 % dengan rasio net sebesar 1,3 %. Likuiditas Perbankan,
termasuk likuiditas dalam pasar uang antar bank makin membaik dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
(DPK) meningkat.
Dengan mempertimbangkan bahwa tingkat BI Rate 6,5% masih konsisten dengan sasaran inflasi tahun
2010 sebesar 5% ±1% dan arah kebijakan moneter saat ini juga dipandang masih kondusif bagi proses
pemulihan perekonomian dan berlangsungnya intermediasi perbankan, Rapat Dewan Gubernur Bank
Indonesia pada 4 November 2009 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 6,5%.
(Sumber : Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia November 2009).
7.
PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN PROTELINDO
Perseroan percaya bahwa sejalan dengan tumbuhnya industri komunikasi nirkabel, persaingan telah
menjadi lebih ketat. Sebagai akibatnya, banyak operator nirkabel berminat untuk melakukan penghematan
modal dan meningkatkan kecepatan masuk ke pasar baru dengan memusatkan perhatian pada kegiatankegiatan yang berakibat langsung pada pertumbuhan pelanggan dan menggunakan jasa dari luar dalam
hal kebutuhan infrastruktur seperti memiliki, membangun melalui pihak ketiga dan merawat menara. Ini
khususnya dapat dicapai dengan melakukan kolokasi pada telecommunication tower sites yang dimiliki
oleh penyedia menara independen seperti Protelindo. Tren akan meningkatnya kolokasi kemungkinan
dipercepat karena peraturan pembatasan menara dan bertambahnya kecenderungan dari pemerintah
daerah yang mengharuskan telecommunication tower sites untuk dapat menampung beberapa penyewa.
Secara singkat, faktor-faktor yang mendorong operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia untuk
menyewa infrastruktur menara dari penyedia menara independen adalah:
•
Mengurangi pengeluaran modal dan memperbaiki imbal hasil atas modal yang ditanamkan;
•
Menggunakan jasa alihdaya (outsourcing) untuk kegiatan yang bukan merupakan usaha inti dan
memusatkan perhatian pada usaha inti telekomunikasi nirkabelnya;
•
Melakukan penggelaran jaringan (network roll-out) yang lebih cepat dan waktu pemasaran yang
lebih cepat, khususnya bagi pendatang baru;
•
Permintaan peraturan dan hukum yang mendukung kolokasi; dan
•
Mencapai perluasan jangkauan (khususnya bagi operator yang lebih besar) di wilayah-wilayah dengan
kepadatan tinggi.
Sebagai tambahan dari faktor - faktor diatas, manajemen percaya bahwa industri penyedia menara
independen akan mendapat keuntungan dari beberapa faktor tambahan, termasuk hal-hal yang berikut:
•
Pendapatan yang stabil dan berkembang berdasarkan pada perjanjian sewa jangka panjang dengan
operator nirkabel
•
Rendahnya tingkat perpindahan penyewa dikarenakan tingginya biaya dan gangguan berkenaan
dengan memindahkan peralatan nirkabel ke telecommunication tower sites baru dan menyebabkan
penataan ulang jaringan nirkabel;
•
Industri yang terdiri dari pelanggan-pelanggan yang pada dasarnya terdiri dari perusahaanperusahaan nasional dan multinasional besar yang memiliki kontribusi keuangan yang besar;
•
Kebutuhan modal perawatan di masa depan yang rendah;
•
Arus kas jangka panjang dan rasio laba yang baik dengan rendahnya biaya operasional; dan
90
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
•
Inisiatif Pemerintah Daerah untuk mengurangi jumlah telecommunication tower sites dan karenanya
mengharuskan operator mengkolokasikan peralatan mereka di telecommunication tower sites yang
dibangun (baik melalui pihak ketiga ataupun tidak melalui pihak ketiga) untuk kolokasi.
Selain itu, prospek usaha Perseroan selaku perusahaan yang bergerak di bidang investasi adalah
membuka peluang dan memperluas investasi di sektor telekomunikasi khususnya bisnis menara
telekomunikasi.
Sebagian besar kegiatan usaha dan pendapatan Protelindo sangat bergantung kepada HCPT.
Profitabilitas dan arus kas Protelindo sangat bergantung kepada performa dan kegiatan usaha HCPT,
yang merupakan pelanggan utama Protelindo. Akibatnya, risiko yang mempengaruhi HCPT, terutama
risiko yang mempengaruhi kemampuan HCPT untuk membayar uang sewa, dapat berdampak negatif
kepada kegiatan usaha, kondisi keuangan dan pendapatan dari operasional Protelindo. Apabila HCPT
mengalami kesulitan finansial, hal tersebut akan berdampak negatif material terhadap usaha Protelindo.
Walaupun Protelindo secara bersamaan berusaha untuk mendiversifikasi basis pelanggannya dan
memperoleh sumber pendapatan lain, Protelindo tidak dapat memberi jaminan kepada calon investor
bahwa Protelindo akan berhasil mendiversifikasi sumber pendapatan. Setiap risiko yang mempengaruhi
HCPT atau renggangnya hubungan Protelindo dengan HCPT, dengan alasan apapun dapat
mengakibatkan dampak negatif material kepada kegiatan usaha, prospek dan kondisi keuangan dan
pendapatan operasional Protelindo sehingga berdampak pada keuangan Perseroan karena Protelindo
terkonsolidasi. Adapun besaran pendapatan usaha Protelindo yang berasal dari HCPT selama 5 tahun
adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
2009
(Sepuluh bulan)
2008
2007
2006
2005
HCPT
Total Pendapatan
393.161
877.984
205.947
520.637
104.703
66.936
61.041
Kontribusi terhadap Pendapatan
44,78%
39,56%
-
-
-
8.
PERSAINGAN
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan menghadapi persaingan dengan penyediaan jasa
telecommunication tower sites independen lainnya seperti PT Solusindo Kreasi Pratama (Indonesian
Tower), PT Tower Bersama, PT Tunas Solusi Pratama dan beberapa penyedia telecommunication tower
sites independen lainnya.
Selain bersaing dengan perusahaan tersebut di atas, Perseroan juga bersaing dengan PT Tower Nasional,
sebuah perusahaan yang dibentuk oleh XL untuk mengoperasikan portofolio menara telekomunikasi
nya yang saat ini merupakan pesaing utama Perseroan.
Perseroan juga menghadapi persaingan dari operator nirkabel seperti Telkomsel dan Indosat yang
merupakan operator nirkabel besar yang baru baru ini mulai menyewakan ruang pada telecommunication
tower sites mereka kepada operator nirkabel yang lain.
91
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
9.
ASURANSI PADA ANAK PERUSAHAAN
A. Asuransi Property All Risks
No.
Polis
Nama
Penanggung
Nama
Tertanggung
Objek
Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Jangka Waktu
Keterangan
1.
Property All
Risks
Insurance
No. 0603005982000
PT Asuransi
AIU
Indonesia
Protelindo
dan/atau
perusahaan
asosiasi dan/
atau Anak
Perusahaan
dan/atau
perusahaan
afiliasi
Semua properti
pribadi milik
Tertanggung
Rp2.300.156.156.753,00
6 Agustus 2009
sampai dengan
6 Agustus 2010
Terdapat ketentuan
Banker’s Clause yang
menyatakan bahwa
properti yang
diasuransikan dalam
polis ini dijaminkan
kepada PT Bank Central
Asia, Tbk
B. Asuransi Gempa Bumi (Earthquake Insurance)
No.
Polis
Nama
Penanggung
Nama
Tertanggung
Objek
Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Jangka Waktu
Keterangan
1.
Earthquake
Policy
No. 0603005982003
PT Asuransi
AIU
Indonesia
Protelindo
dan/atau
perusahaan
asosiasi dan/
atau Anak
Perusahaan
dan/atau
perusahaan
afiliasi
Semua properti
pribadi milik
Tertanggung
Rp2.300.156.156.753,00
6 Agustus 2009
sampai dengan
6 Agustus 2010
Terdapat ketentuan
Banker’s Clause yang
menyatakan bahwa
properti yang
diasuransikan dalam
polis ini dijaminkan
kepada PT Bank Central
Asia, Tbk
C. Asuransi Teroris dan Sabotase (Terrorism and Sabotage Insurance)
No.
Polis
Nama
Penanggung
1.
Terrorism and PT Asuransi
Sabotage
Bintang Tbk
Insurance
No. P101170001300023
Nama
Tertanggung
Objek
Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Jangka Waktu
Keterangan
Protelindo
Menara (tower)
Rp2.305156.156.753,00
6 Agustus 2009
sampai dengan
6 Agustus 2010
Terdapat ketentuan
Banker’s Clause yang
menyatakan bahwa
properti yang diasuransikan dalam polis ini
dijaminkan kepada ABN
AMRO, Bank NV, China
Trust Commercial Bank
Ltd, CIMB Berhad
Singapore Branch, DBS
Bank Ltd, Standard
Chartered Bank,
Overseas Chinese
Banking Corp. Ltd,
PT Bank Central Asia,
Tbk., PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
D. Asuransi Tanggung Gugat Publik (Kejadian) / Public Liability Insurance (Occurrence)
No.
Polis
Nama
Penanggung
Nama
Tertanggung
Objek
Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
1.
Public
Liability
Insurance
Policy
No. 08 ZIPLA1088274
PT Zurich
Insurance
Indonesia
Protelindo
dan semua
Anak
Perusahaan
atau yang
berada di
bawah kontrol
Protelindo
Cedera badan
- Batas penggantian
atau kerusakan
(per kejadian) =
harta benda
US$5,000,000
pihak ketiga yang - Batas penggantian
terjadi selama
(bersama-sama) =
periode
US$10,000,000
pertanggungan
sebagai akibat
dari suatu kejadian
yang timbul dari
usaha Tertanggung
Jangka Waktu
Keterangan
17 Juli 2009
sampai dengan
17 Juli 2010
-
Protelindo telah mengasuransikan aset yang dimilikinya dengan nilai pertanggungan yang cukup
pada perusahaan asuransi yang bukan merupakan afiliasi dari Protelindo.
92
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
10. TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
Sebagai perusahaan publik, Perseroan telah memiliki Direktur Tidak Terafiliasi, Komisaris Independen,
Sekretaris Perusahaan, dan akan membentuk Komite Audit dalam waktu 6 bulan sejak tanggal pencatatan.
Sedangkan Protelindo menjalankan pengawasan internal melalui RUPS dan Dewan Komisaris.
11. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
Perseroan dan Anak Perusahaan akan memperhatikan Tanggung Jawab Sosial Perseroan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penerapan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) yang telah dilakukan Protelindo
adalah:
•
memberikan sumbangan serta mengorganisir sumbangan dari karyawan untuk korban bencana
alam di Sumatera Barat, 2009
•
dan lain-lain.
93
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Peseroan dan Anak Perusahaan yang berasal dari
dan/atau dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk
periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2
Juni 2008 (Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono,
Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
IKHTISAR NERACA
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Oktober 2009
31 Desember 2008
694.143
42.674
15
938
9.217
389.003
925.794
96.216
628
1.045
7.258
285.163
1.135.990
1.316.104
2.641
4.544.909
295.478
131.085
3.248
4.229.930
285.628
36
32.565
Jumlah Aset Tidak Lancar
4.974.113
4.551.407
Jumlah Aset
6.110.103
5.867.511
Hutang pembangunan menara - pihak ketiga
Hutang lain-lain - pihak ketiga
Beban yang masih harus dibayar
Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Pihak ketiga
Pihak yang memiliki hubungan istimewa
Hutang pajak
89.078
16.850
103.460
183.857
4.885
59.393
384.915
37.301
1.218
14.705
Jumlah Kewajiban Lancar
632.822
262.840
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha pihak ketiga
Piutang lain-lain pihak ketiga
Persediaan setelah dikurangi penyisihan persediaan usang
Beban dibayar di muka dan uang muka
Pajak dibayar di muka
Jumlah Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Investasi sewa pembiayaan neto
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan
Sewa lokasi jangka panjang
Aset pajak tangguhan, bersih
Aset tidak lancar lainnya
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban imbalan kerja
Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Pihak ketiga
Pihak yang mempunyai hubungan Istimewa
Pendapatan diterima di muka
Hutang swap tingkat bunga
Kewajiban tidak lancar lainnya
59.275
4.033
27
2.094
3.796.502
177.075
335.604
11.757
36.810
4.102.484
341.924
593.100
17.965
32.740
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
4.421.056
5.090.307
Jumlah Kewajiban
5.053.878
5.353.174
94
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Keterangan
31 Oktober 2009
31 Desember 2008
490.030
501.638
64.557
490.030
495.430
(471.123)
Ekuitas
Modal saham ditempatkan dan disetor penuh
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
(Akumulasi kerugian)/saldo laba
Jumlah Ekuitas
1.056.225
514.337
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
6.110.103
5.867.511
IKHTISAR LAPORAN LABA RUGI
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
2009(Sepuluh bulan)
2008(sejak tanggal
2 Juni 2008
(Pendirian) sampai
dengan tanggal
31 Desember 2008)
Pendapatan
Biaya pokok pendapatan
Depresiasi dan amortisasi
Laba kotor 534.112
Beban usaha
Laba operasi
Laba/(rugi) sebelum beban/(manfaat) pajak penghasilan
877.984
47.604
296.268
167.378
80.860
453.252
594.968
273.689
15.380
90.931
31.079
136.299
(444.846)
Laba/(rugi) bersih
535.680
(471.123)
31 Oktober 2009
31 Desember 2008
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Profitabilitas
Beban usaha terhadap pendapatan
Laba kotor terhadap pendapatan
Laba operasi terhadap pendapatan
Laba bersih terhadap pendapatan
Laba kotor terhadap jumlah ekuitas
Laba operasi terhadap jumlah ekuitas
Laba bersih terhadap jumlah ekuitas
Laba kotor terhadap jumlah aset
Laba operasi terhadap jumlah aset
Laba bersih terhadap jumlah aset
9,2%
60,8%
51,6%
61,0%
50,6%
42,9%
50,7%
8,7%
7,4%
8,8%
11,4%
61,2%
49,8%
(172,1%)
32,5%
26,5%
(91,6%)
2,9%
2,3%
(8,0%)
Rasio lancar
Rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas
Rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah aset
Rasio imbal hasil ekuitas
Rasio imbal hasil investasi
1,8x
4,8x
0,8x
50,7%
8,8%
5,0x
10,4x
0.9x
(91,6%)
(8,0%)
RASIO KEUANGAN
Keterangan
Kenaikan/(Penurunan)
Pendapatan
Beban usaha
Laba kotor *
Laba operasi
Laba bersih
Jumlah aset
Jumlah kewajiban
Jumlah ekuitas
Rasio debt service coverage
Rasio net debt to running EBITDA
Rasio Net debt to Equity
Catatan:
* Tidak dapat diperbandingkan
95
*
*
*
*
*
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB X.
EKUITAS
Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Peseroan yang berasal dari dan/atau dihitung
berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10 (sepuluh)
bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan
Modal dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya/ (akumulasi kerugian)
Jumlah Ekuitas
31 Oktober 2009
31 Desember 2008
600.000
490.030
501.638
64.557
600.000
490.030
495.430
(471.123)
1.056.225
514.337
Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 31, tanggal 2 Juni 2008, dibuat dihadapan
Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, struktur permodalan Perseroan adalah sebagaimana
berikut:
•
Modal Dasar : Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar Rupiah), terbagi atas 100.000 ( seratus ribu)
saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah);
•
Modal Ditempatkan : Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar Rupiah) terbagi atas 25.000 (dua
puluh lima ribu) saham; dan
•
Modal Disetor : Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar Rupiah) atau 100% (seratus persen)
dari nilai nominal saham yang telah ditempatkan dalam Perseroan.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.16
tanggal 27 Desember 2008, dibuat di hadapan Dr. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, struktur
permodalan dalam Perseroan adalah sebagai berikut:
•
Modal Dasar : Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah), terbagi atas 600.000 (enam ratus
ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah);
•
Modal Ditempatkan : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta
Rupiah) terbagi atas 490.030 (empat ratus sembilan puluh ribu tiga puluh) saham; dan
•
Modal Disetor : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah)
atau 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dalam Perseroan.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 71 tanggal
18 November 2009, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, struktur
permodalan dalam Perseroan adalah sebagai berikut:
•
Modal Dasar : Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah), terbagi atas 1.200.000.000 (satu
miliar dua ratus juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp500,00 (lima ratus
Rupiah);
•
Modal Ditempatkan : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah)
terbagi atas 980.060.000 (sembilan ratus delapan puluh juta enam puluh ribu) saham; dan
•
Modal Disetor : Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh juta Rupiah)
atau 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dalam Perseroan.
Selain yang telah disebutkan di atas dan yang telah diungkapkan dalam Prospektus, hingga Prospektus
ini diterbitkan, tidak ada lagi perubahan struktur permodalan yang terjadi.
Perseroan telah mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada Ketua BAPEPAM dan LK pada tanggal
17 Desember 2009 dalam rangka Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat sebanyak 112.232.500
(seratus dua belas juta dua ratus tiga pulu dua lima ratus) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal
Rp500,00 (lima ratus Rupiah) setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp 1.050,00 (seribu lima
puluh Rupiah).
96
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Seandainya perubahan struktur permodalan Perseroan karena adanya Penawaran Umum Perdana
Saham kepada masyarakat tersebut terjadi pada tanggal 31 Oktober 2009, maka struktur ekuitas
Perseroan secara proforma pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel Proforma Ekuitas per tanggal 31 Oktober 2009
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Posisi Ekuitas menurut laporan keuangan
konsolidasi per tanggal 31 Oktober 2009;
Modal Dasar Rp 600.000.000.000,00
dengan nilai nominal Rp500,00 per saham
Perubahan Ekuitas setelah tanggal
31 Oktober 2009 jika diasumsikan terjadi
pada tanggal tersebut:
- Penawaran Umum sebanyak 40.232.500
saham baru yang berasal dari portepel
dengan nilai nominal Rp500,00 per saham
dengan Harga Penawaran sebesar
Rp1.050,00 per saham
Proforma Ekuitas per tanggal 31 Oktober
2009 sesudah Penawaran Umum Perdana
dengan nilai nominal Rp500,00 per saham
Modal
Ditempatkan
& Disetor
Penuh
Agio
490.030
Selisih
Transaksi
Perubahan
Ekuitas Anak
Perusahaan
Saldo
Laba
Jumlah
Ekuitas
501.638
64.557
1.056.225
20.116
22.128
-
-
42.244
510.146
22.128
501.638
64.557
1.098.469
97
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB XI. KEBIJAKAN DIVIDEN
Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk saham-saham yang
ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat, termasuk hak atas
pembagian dividen.
Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan Anggaran Dasar
Perseroan, apabila Perseroan membukukan laba bersih pada suatu tahun buku, maka Perseroan dapat
membagikan dividen kepada pemegang saham berdasarkan rekomendasi dari Direksi dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham. Perseroan sampai saat ini belum pernah membagikan dividen dan
tidak terdapat jaminan bahwa Perseroan akan dapat membagikan dividen di masa yang akan datang.
Keputusan untuk membagikan dividen ini akan tergantung kepada penghasilan, arus kas, kondisi
keuangan, rencana investasi dan faktor-faktor lainnya yang relevan berdasarkan pertimbangan Direksi.
Dengan memperhatikan keadaan keuangan Perseroan dan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang
Saham Perseroan, Perseroan merencakan untuk membayar dividen antara 10% sampai dengan 20%
dari laba bersih Perseroan. Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan membayar
dividen berdasarkan kebijakan ini, dan Direksi dapat merubah kebijakan dividen ini sewaktu-waktu.
Perseroan merencanakan akan membagikan dividen mulai tahun buku 2012 sesuai dengan rencana
kerja dan dengan memperhatikan rasio tingkat kesehatan keuangan Anak Perusahaan Perseroan, dimana
Protelindo sebagai Anak Perusahaan Perseroan sedang berusaha memaksimalkan peluang pertumbuhan
telecommunication tower sites dalam tiga tahun kedepan ini dengan berekspansi menggunakan
keuntungan yang diperoleh pada tahun 2009, 2010 dan 2011.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Protelindo telah memperoleh sejumlah fasilitas pinjaman.
Berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut Protelindo dapat membagikan dividen kepada para
pemegang sahamnya sepanjang Protelindo memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam fasilitasfasilitas pinjaman tersebut, antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) Protelindo lebih besar
atau sama dengan 1,25 berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang cukup dalam USD Excess Cash
Account setelah dipergunakan memenuhi kewajiban Protelindo berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman
tersebut.
98
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB XII. PERPAJAKAN
Dividen saham dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No.36 Tahun 2008 (berlaku
efektif sejak 1 Januari 2009), selanjutnya disebut sebagai “UU PPh”, pasal 4 ayat (1) huruf g menyebutkan
bahwa yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk (antara lain) dividen, dengan nama dan dalam bentuk
apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi.
Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f dari UU PPh menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang
diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha
milik negara atau badan usaha milik daerah, dari penyertaaan modal pada badan usaha yang didirikan
dan bertempat kedudukan di Indonesia dikecualikan dari objek pajak penghasilan sepanjang seluruh
syarat-syarat di bawah ini terpenuhi:
a.
b.
dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh
lima persen) dari jumlah modal yang disetor.
Lebih lanjut dalam memori penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f dari UU PPh di atas juga ditegaskan
bahwa dalam hal penerima dividen atau bagian laba tersebut adalah Wajib Pajak selain badan-badan
tersebut di atas, seperti orang pribadi baik dalam negeri maupun luar negeri, firma perseroan komanditer,
yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba
tersebut tetap merupakan objek pajak.
Pasal 23 ayat (1) huruf a dari UU PPh menyebutkan bahwa atas dividen, dengan nama dan dalam
bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian
sisa hasil usaha koperasi, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada wajib pajak dalam Negeri
atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto oleh pihak
yang wajib membayarkan. Sesuai pasal 23 ayat (1a) dari UU PPh, dalam hal Wajib Pajak yang menerima
atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud dalama pasal 23 ayat (1) tidak memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada
tarif pajak yang seharusnya dikenakan.
Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud oleh pasal 23 ayat (1), antara lain tidak dilakukan atas dividen
yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f dan dividen
yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalama Pasal 17 ayat (2c). Berdasarkan pasal
17 ayat 2c dari UU PPh dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2009 tanggal 9 Februari 2009
tentang Pajak Penghasilan atas Dividen Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang
pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Pengenaan
pajak penghasilan dilakukan melalui pemotongan oleh pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk
selaku pembayar dividen.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651/KMK.04/1994 tanggal
29 Desember 1994 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan
Kepada Dana Pensiun Yang Tidak Termasuk Sebagai Obyek Pajak Penghasilan dan Surat Edaran Direktur
99
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Jenderal Pajak Nomor SE-16/PJ.4/1995 tanggal 23 Maret 1995, maka penghasilan dari Dana Pensiun
yang perijinannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak termasuk sebagai
Obyek Pajak Penghasilan, apabila penghasilan tersebut diterima atau diperoleh dari penanaman atau
investasi dalam bentuk bunga dan diskonto dari deposito, sertifikat deposito, dan tabungan, pada bank
di Indonesia, serta Sertifikat Bank Indonesia, bunga dari obligasi yang diperdagangkan di pasar modal di
Indonesia dan dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat di bursa efek di Indonesia.
Dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada
Wajib Pajak luar negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) atau tarif yang lebih rendah
dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang
telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia dan merupakan
penerima manfaat sebenarnya dari penghasilan dividen tersebut (“benefial owner”), serta dengan
memenuhi Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-03/PJ.101/1996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B). Menurut penjelasan dari pasal 26 ayat (1a) dari UU
PPh, negara domisili dari Wajib Pajak luar negeri selain yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
usaha melalui bentuk usaha tetap di Indonesia yang menerima penghasilan dari Indonesia ditentukan
berdasarkan tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak yang sebenarnya menerima manfaat
dari penghasilan tersebut (beneficial owner). Oleh karena itu, negara domisili tidak hanya ditentukan
berdasarkan Surat Keterangan Domisili, tetapi juga tempat tinggal atau tempat kedudukan dari penerima
manfaat dari penghasilan dimaksud. Dalam hal penerima manfaat adalah orang pribadi, negara domisilinya
adalah negara tempat orang pribadi tersebut bertempat tinggal atau berada, sedangkan apabila penerima
manfaat adalah badan, negara domisilinya adalah negara tempat pemilik atau lebih dari 50% (lima puluh
persen) pemegang saham baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama berkedudukan atau efektif
manajemennya berada.
Berdasarkan pasal 4 ayat (2) huruf c dari UU PPh, serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
41 tahun 1994 tanggal 23 Desember 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi
Penjualan Saham di Bursa Efek juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1997
tanggal 29 Mei 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No 41 tahun 1994 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 81/KMK.04/1995 tanggal 6 Februari 1995 juncto Nomor 282/KMK.04/1997 tanggal 20
Juni 1997 tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi
Penjualan Saham di Bursa Efek, telah ditetapkan sebagai berikut:
1.
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan
saham di bursa efek dipungut Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,1% dari jumlah bruto
nilai transaksi penjualan. Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan dengan cara pemungutan
oleh penyelenggara bursa efek melalui perantara pedagang efek pada saat menerima pelunasan
transaksi penjualan saham;
2.
Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5%
(setengah persen) dari jumlah nilai saham perusahaan pada saat penawaran umum perdana.
Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai atau harga saham pada saat penawaran umum perdana.
Penyetoran tambahan pajak penghasilan atas saham pendiri tersebut dilakukan oleh perseroan
(sebagai emiten) atas nama pemilik saham pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek.
Yang dimaksud dengan “Pendiri” adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan Terbatas atau tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan
Terbatas sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada Bapepam-Lembaga Keuangan
dalam rangka penawaran umum perdana menjadi efektif (Initial Public Offering).
100
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
3.
Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih metode pembayaran tersebut seperti dijelaskan
di butir 2 diatas, maka atas penghasilan dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak
Penghasilan sesuai dengan tarif umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 UU PPh. Oleh
karena itu, pemilik saham pendiri tersebut wajib melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jenderal
Pajak dan Penyelenggara Bursa Efek. Yang dimaksud dengan “saham pendiri” adalah saham yang
dimiliki oleh mereka yang termasuk kategori “pendiri”. Termasuk dalam pengertian “saham pendiri”
adalah: (i).saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari kapitalisasi agio yang dikeluarkan setelah
penawaran umum perdana (“Initial Public Offering”); dan (ii) saham yang berasal dari pemecahan
saham pendiri. Tidak termasuk dalam pengertian “saham pendiri adalah: (i) saham yang diperoleh
pendiri yang berasal dari pembagian dividen dalam bentuk saham; (ii) saham yang diperoleh pendiri
setelah penawaran umum perdana (“Initial Public Offering”) yang berasal dari pelaksanaan hak
pemesanan efek terlebih dahulu (right issue), waran, obligasi konversi dan efek konversi lainnya;
dan (iii) saham yang diperoleh pendiri perusahaan Reksa Dana.
Disamping akibat-akibat perpajakan yang telah dijelaskan diatas, Bea Materai sebesar Rp6,000,00 juga
akan dikenakan terhadap beberapa dokumen legal termasuk diantaranya akte pengalihan atau penjualan
saham perseroan.
Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum ini diharapkan dan disarankan dengan biaya
sendiri untuk berkonsultasi dengan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat
perpajakan yang timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui
Penawaran Umum ini.
101
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK
A. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek
Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek Perseroan No. 115 tanggal 24 November 2009, sebagaimana diubah dengan Akta No. [•]
tanggal [•], yang keduanya dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo,S.H., M.si, Notaris di Jakarta (“Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek”), maka para Penjamin Emisi Efek yang namanya disebutkan dibawah ini secara
sendiri-sendiri menyetujui untuk sepenuhnya menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment)
emisi sejumlah 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu lima ratus) Saham
Biasa Atas Nama yang ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum ini dengan cara menawarkan
dan menjual saham Perseroan kepada masyarakat sebesar bagian dari penjaminannya dan mengikat
diri untuk membeli sisa saham yang tidak habis terjual dengan Harga Penawaran pada tanggal penutupan
Masa Penawaran sesuai dengan proporsi penjaminan masing-masing.
Perjanjian tersebut di atas merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan atau
perjanjian yang mungkin telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam perjanjian dan
setelah ini tidak akan ada lagi perjanjian lain yang dibuat oleh para pihak yang isinya bertentangan
dengan perjanjian tersebut.
Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam Penjaminan Emisi Saham Perseroan telah sepakat
untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 Lampiran
Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, tentang Tanggung Jawab
Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.
B. Susunan Sindikasi Penjamin Emisi Efek
Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi Penjamin Emisi
Efek ini adalah sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
Nama
PT Dinamika Usahajaya
PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas
PT Erdikha Elit Sekuritas
PT Minna Padi Investama
PT Danatama Makmur
Total
Penjatahan
107.232.500
3.500.000
500.000
500.000
500.000
112.232.500
Nilai
112.594.125.000
3.675.000.000
525.000.000
525.000.000
525.000.000
117.844.125.000
Persentase (%)
95,5450%
3,1185%
0,4455%
0,4455%
0,4455%
100,0000%
Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal dan
Peraturan Pelaksanaannya, yang dimaksud dengan afiliasi adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horisontal
maupun vertikal;
Hubungan antara para pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak tersebut;
Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota Direksi atau Dewan
Komisaris yang sama;
Hubungan antara perusahaan dengan pihak yang secara langsung atau tidak langsung
mengendalikan, dikendalikan atau di bawah satu pengendalian dari perusahaan tersebut;
Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung,
oleh pihak yang sama; atau
Hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham utama.
102
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
PT Dinamika Usahajaya selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek menyatakan terafiliasi secara langsung
maupun tidak langsung dengan Perseroan, dimana bentuk hubungannya adalah sebagai berikut :
Martin Basuki Hartono yang merupakan pemegang saham Tricipta Mandhala Gumilang (“TMG”)
menjabat sebagai Komisaris TMG dan Komisaris Utama Perseroan serta PT Profesional
Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”) juga menjabat sebagai Komisaris pada PT Kumparan
Kencana Elektrindo (“KKE”) dimana KKE merupakan pemegang saham PT Dinamika Usahajaya;
dan
Victor Rachmat Hartono yang merupakan pemegang saham pada TMG menjabat sebagai Direktur
TMG juga menjabat sebagai Komisaris pada KKE dimana KKE merupakan pemegang saham PT
Dinamika Usahajaya.
Para Penjamin Emisi Efek lainnya seperti dimaksud tersebut di atas, menyatakan dengan tegas tidak
terafiliasi dengan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pasar Modal.
C. Penentuan Harga Penawaran Saham Pada Pasar Perdana
Harga Penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi pemegang
saham, Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan mempertimbangkan hasil penawaran
awal (bookbuilding) yang dilakukan sejak tanggal 16 Februari 2010 sampai dengan tanggal 23 Februari
2010. Dalam masa bookbuilding, kisaran harga terendah yang digunakan adalah sebesar Rp950,00
(sembilan ratus lima puluh Rupiah) per saham, sedangkan harga tertinggi yang digunakan adalah sebesar
Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) per saham.
Kisaran Harga Book Building
Kisaran Harga Terendah
Rp950,00
Keterangan
Kisaran harga terendah sebesar 1,9x dari harga nominal
saham Perseroan sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah)
ditambah 90,00% dari harga nominal yang merupakan
Premium yang diberikan kepada pada pemegang saham
pendiri Perseroan.
Kisaran Harga Tertinggi
Kisaran harga terendah sebesar 2,1x dari harga nominal
saham Perseroan sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah)
ditambah 110,00% dari harga nominal sebagai batas atas
untuk mengukur minat investor atas saham yang ditawarkan
oleh Perseroan.
Rp1.050,00
Penetapan Harga Penawaran sebesar Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) juga mempertimbangkan
hasil bookbuilding yang telah dilakukan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan melakukan penjajakan
kepada investor di pasar domestik dan dengan pertimbangan beberapa faktor seperti:
•
Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;
•
Kinerja keuangan Perseroan;
•
Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan
keterangan mengenai industri jasa penunjang telekomunikasi di Indonesia;
•
Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi dan kinerja Perseroan, baik di masa lampau
maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang;
•
Status dari perkembangan terakhir Perseroan; dan
•
Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.
103
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR
MODAL
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang ikut membantu dan berperan dalam Penawaran
Umum ini adalah sebagai berikut:
KONSULTAN HUKUM
Makes & Partners Law Firm
Menara Batavia Lt. 7
Jl. KH Mas Mansyur Kav. 126
Jakarta 10220
Tel. (021) 5747181
Fax. (021) 5747180
Anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. 92031
STTD No. 227/PM/STTD-KH/1998
Tugas utama dari Konsultan Hukum dalam rangka Penawaran Umum,
sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku,
meliputi pemeriksaan dari segi hukum dan memberikan laporan
pemeriksaan dari segi hukum atas fakta yang ada mengenai Perseroan
dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu yang disampaikan
oleh Perseroan atau pihak terkait lainnya kepada Konsultan Hukum.
Hasil pemeriksaan dari segi hukum telah dimuat dalam Laporan Uji
Tuntas yang menjadi dasar Pendapat Hukum yang diberikan secara
obyektif dan mandiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang
Pasar Modal, serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam
Prospektus sepanjang menyangkut aspek-aspek hukum, sebagaimana
diharuskan dalam rangka penerapan prinsip-prinsip keterbukaan
informasi dan transparansi yang berhubungan dengan suatu Penawaran
Umum.
Konsultan Hukum ini dipilih sesuai dengan Surat Penunjukan No.014/
CS-MP/SMN/XI/09 tertanggal 24 Nopember 2009 yang ditandatangani
oleh Direktur Utama Perseroan.
AKUNTAN PUBLIK
KAP Purwantono, Sarwoko
& Sandjaja
Indonesia Stock Exchange
Building, Tower 2, 7th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Tel. (021) 52895000
Fax. (021) 52894545
Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia No. 1076
STTD No. 17/BL/STTD-AP/2006
Tugas pokok akuntan publik dalam Penawaran Umum ini adalah untuk
melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan
akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar
akuntan publik memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Akuntan Publik ini dipilih sesuai dengan Surat Penunjukan No.PSS
38736/02 tertanggal 18 November 2009 yang ditandatangani oleh
Direktur Utama Perseroan.
104
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
NOTARIS
Dr. Irawan Soerodjo S.H., M.si
KH. Zainul Arifin No.2
Komplex Ketapang Indah
Blok B-2 No. 4-5
Jakarta 11140
Tel. (021) 6301511
Fax. (021) 6337851
Anggota Asosiasi Notaris Indonesia No. 0.60.2.021.150152
STTD No. 31/STTD-N/PM/1996
Tugas utama Notaris dalam Penawaran Umum ini adalah untuk
menyiapkan dan membuatkan akta-akta sehubungan dengan perjanjianperjanjian dalam rangka Penawaran Umum, antara lain Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek dan Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham,
sesuai dengan peraturan jabatan dan kode etik Notaris.
Notaris ini dipilih sesuai dengan Surat Penunjukan No.008/CS-N/SMN/
XI/09 tertanggal 16 Nopember 2009 yang ditandatangani oleh Direktur
Utama Perseroan.
BIRO ADMINISTRASI EFEK
Blue Chip Mulia
Gedung Bina Mulia Lt. 4
Jl. HR Rasuna Said Kav. 10
Jakarta 12950
Tel. (021) 5201928
Fax. (021) 5201924
Izin Usaha BAE No. 94/KMK.010/1990
Tugas dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek (“BAE”) dalam
Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan
Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham
berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (“DPPS”) dan Formulir
Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”) yang telah dilengkapi dengan
dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan saham dan telah
mendapat persetujuan dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebagai
pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham.
Melakukan administrasi pemesanan saham sesuai dengan aplikasi yang
tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi
Efek, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham yang tidak
memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan
yang berlaku. Selain itu BAE juga membuat laporan untuk penjatahan,
menyiapkan daftar pembayaran kembali (refund), mendistribusikan
saham-saham secara elektronik ke dalam Penitipan Kolektif KSEI atas
nama Pemegang Rekening KSEI bagi pemesan yang mendapatkan
penjatahan dan menyusun laporan kegiatan Penawaran Umum Perdana
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Biro Administrasi Efek ini dipilih sesuai dengan Surat Penunjukan No.013/
CS-BCM/SMN/XI/09 tertanggal 19 Nopember 2009 yang ditandatangani
oleh Direktur Utama Perseroan.
Semua Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang turut serta dalam Penawaran Umum
ini menyatakan dengan tegas tidak terafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
Perseroan sebagaimana tertera di dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November
1995 tentang Pasar Modal.
105
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB XV. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
1.
Pemesanan Pembelian Saham
Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan
yang tercantum dalam Prospektus ini dan dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”).
FPPS dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang namanya tercantum
pada Bab XIX dalam Prospektus ini. Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan
FPPS baik asli maupun salinannya (fotokopi) yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi
Efek yang dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan yang dilakukan menyimpang dari ketentuan
tersebut di atas tidak akan dilayani.
Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada perusahaan efek atau bank kustodian
yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI.
2.
Pemesan yang Berhak
Pemesan yang berhak adalah Perorangan dan/atau Lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur
dalam Undang-undang No. 8 tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal, Peraturan
No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan
Efek Dalam Penawaran Umum, yang merupakan lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000.
3.
Jumlah Pemesanan
Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan
perdagangan yang berjumlah 500 (lima ratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 500
(lima ratus) saham.
4.
Pendaftaran Efek ke Dalam Penitipan Kolektif
Seluruh saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini telah didaftarkan pada KSEI
berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI No. SP-0020/PE/KSEI/1109 yang
ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 23 November 2009.
A.
Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham yang ditawarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum ini dalam bentuk Surat Kolektif
Saham (“SKS”). Saham akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam
Penitipan Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening
efek atas nama Pemegang Rekening selambat-lambatnya pada tanggal 5 Maret 2010
setelah menerima konfirmasi hasil penjatahan saham tersebut.
Sebelum saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek,
pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk
Formulir Konfirmasi Penjatahan (“FKP”).
KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada
pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan saham. Konfirmasi
Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas saham yang tercatat dalam rekening
efek.
Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek
di KSEI.
Pemegang saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, saham bonus,
hak memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak
lainnya yang melekat pada saham.
106
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
f.
g.
h.
i.
j.
B.
5.
Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu
kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh
Perseroan, melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek
atau Bank Kustodian.
Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseoran dicatatkan, pemegang saham
yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan
Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening
Efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk.
Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada
KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi
Formulir Penarikan Efek.
Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk SKS
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan
diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank
Kustodian yang mengelola saham.
Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan
wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang
Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan saham tersebut.
Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan SKS-nya
tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai
prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada Penjamin Emisi atau Agen Penjualan di tempat
di mana FPPS yang bersangkutan diajukan.
Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham
Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat mengajukan pemesanan pembelian
saham selama jam kerja yang umum berlaku dan sudah harus disampaikan kepada para Penjamin
Emisi Efek atau Agen Penjualan, di mana FPPS diperoleh.
Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS, diajukan oleh pemesan yang bersangkutan
dengan membawa fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi
Badan Hukum) dan melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan.
Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor wajib mencantumkan pada FPPS
nama dan alamat di luar negeri serta domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan
jelas serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pesanan. Agen Penjualan, Penjamin Emisi
Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian
saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham
tidak terpenuhi.
FPPS yang telah dipesan tidak dapat ditarik kembali atau dibatalkan oleh pemesan.
6.
Masa Penawaran
Masa Penawaran akan berlangsung selama 2 (dua) hari kerja, dimulai pada tanggal 2 Maret 2010
pukul 10.00 WIB dan ditutup pada tanggal 3 Maret 2010 pukul 15.00 WIB.
7.
Tanggal Penjatahan
Tanggal penjatahan di mana penjatahan saham telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku adalah tanggal 4 Maret 2010.
107
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
8.
Persyaratan Pembayaran
Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, RTGS, PB (Pindah Buku), cek atau wesel bank
dalam mata uang Rupiah dan dibayarkan oleh Pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan)
dengan membawa tanda jati diri asli beserta copynya dan FPPS yang sudah diisi lengkap dan
benar pada Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan pada waktu FPPS diajukan dan semua setoran
harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada:
BANK CENTRAL ASIA
KCU Thamrin – Gedung Menara BCA Grand Indonesia
Atas Nama : DINAMIKA USAHAJAYA PT (IPO)
No. Rekening : 2063270555
Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik
pihak yang mengajukan (menandatangani) FPPS. Cek milik/atas nama pihak ketiga tidak dapat
diterima sebagai pembayaran. Untuk menghindari keterlambatan pembayaran, pada hari terakhir
Masa Penawaran diwajibkan untuk melakukan pembayaran dalam bentuk uang tunai ataupun PB
(Pindah Buku) antar rekening Bank Central Asia. Seluruh pembayaran harus sudah dapat diuangkan
segera selambat-lambatnya pada tanggal 3 Maret 2010 pukul 15.00 WIB (good funds). Apabila
pembayaran tidak diterima (good funds) pada tanggal 3 Maret 2010 pukul 15.00 WIB pada rekening
tersebut di atas, maka FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek tidak bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan sebagai
akibat keterlambatan pembayaran (good funds) yang terjadi, yang dapat diakibatkan karena
kesalahan penulisan nomor rekening, kesalahan tujuan penerima dana ataupun kesalahan teknis
sistem perbankan.
Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggungan
pemesan. Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan setelah diterima. Bilamana pada saat
pencairan cek atau wesel bank ditolak oleh bank tertarik, maka pemesanan saham yang bersangkutan
otomatis menjadi batal. Untuk pembayaran pemesanan pembelian saham secara khusus,
pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui
transfer account dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Lalulintas Giro (LLG) dari
bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya.
9.
Bukti Tanda Terima
Para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS akan menyerahkan
kembali kepada pemesan, tembusan dari FPPS lembar ke-5 sebagai bukti tanda terima pemesanan
pembelian saham. Bukti tanda terima pemesanan pembelian saham ini bukan merupakan jaminan
dipenuhinya pemesanan. Bukti tanda terima pemesanan saham tersebut harus disimpan untuk kelak
diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaaan FKP atas
pemesanan pembelian saham. Bagi pemesanan pembelian saham secara khusus, bukti tanda terima
pemesanan pembelian saham akan diberikan langsung oleh Perseroan.
10. Penjatahan Saham
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selaku Manajer
Penjatahan dengan sistim kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (Pooling) dan Penjatahan Pasti
(Fixed Allotment) sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer
Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, yang
merupakan lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000
serta peraturan perundangan lain termasuk bidang Pasar Modal yang berlaku.
108
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada BAPEPAM
dan LK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan
BAPEPAM No. VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan
Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 tentang
Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam
Penawaran Umum, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penjatahan.
Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada BAPEPAM dan LK paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2.
Adapun sistim penjatahan yang akan dilakukan adalah sistim kombinasi yaitu penjatahan pasti (Fixed
Allotment) dan penjatahan terpusat (Pooling), di mana penjatahan pasti dibatasi hingga jumlah
maksimum 97% (sembilan puluh tujuh persen) dari jumlah saham yang ditawarkan. Sisanya sebesar
3% (tiga persen) akan dilakukan dengan penjatahan terpusat.
•
Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistim penjatahan pasti, maka
penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
a.
b.
c.
Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dari pihak-pihak yang akan
mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum;
Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi
Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau
memiliki saham untuk mereka sendiri; dan
Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi
Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham
yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak Penjaminan Emisi Efek, kecuali
melalui Bursa jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa saham tersebut akan
dicatatkan di Bursa.
Dengan mempertimbangkan alokasi penjatahan yang baik dan tepat, pihak-pihak yang
diperkirakan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum ini diantaranya adalah
Dana Pensiun, Manager Investasi, Reksadana, Perusahaan Sekuritas, Perusahaan Investasi
ataupun perorangan.
•
Penjatahan Terpusat (Pooling)
Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer
Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa saham tersebut sebagai berikut:
a.
Jika setelah mengecualikan pemesan saham Terafiliasi yang merupakan direktur, komisaris,
karyawan atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu
Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan atau
pihak lain yang terafiliasi dengan Perseroan atau semua pihak dimaksud sehubungan
dengan Penawaran Umum ini dan terdapat sisa saham yang jumlahnya sama atau lebih
besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima
seluruh jumlah saham yang dipesan;
b.
Jika setelah mengecualikan pemesan saham Terafiliasi sebagaimana dimaksud dalam huruf
a di atas dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan,
maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Para pemesan yang tidak dikecualikan memperoleh 1 (satu) satuan perdagangan di
Bursa Efek, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal
jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan
109
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
2.
•
dengan diundi. Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud
adalah satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh Bursa Efek dimana
saham tersebut akan dicatatkan;
Apabila masih terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan
dibagikan kepada pemesan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam
satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.
Penjatahan Bagi Pihak Yang Terafiliasi
Jika para pemesan pegawai perusahaan dan pemesan yang tidak terafiliasi telah menerima
penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan
secara proporsional kepada para pemesan yang terafiliasi.
11. Pembatalan Penawaran Umum
Berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 115 tanggal 24 November sebagaimana diubah
dengan Akta No. 174 tanggal 23 Februari 2010, yang keduanya dibuat dihadapan Dr. Irawan
Soerodjo,S.H., M.si, Notaris di Jakarta, setelah diterimanya Pernyataan Efektif dari Bapepam dan
LK sampai dengan hari terakhir Masa Penawaran, Perseroan mempunyai hak untuk membatalkan
Penawaran Umum ini berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Emisi Efek dan Peraturan
Bapepam dan LK No.IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.
12. Pengembalian Uang Pemesanan
Apabila terjadi kelebihan pemesanan maka Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib
mengembalikan uang pembayaran yang telah diterima oleh Penjamin Emisi Efek kepada para
pemesan sehubungan dengan pembelian Saham Yang Ditawarkan secepat mungkin, namun
bagaimanapun juga tidak lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. Jika
terjadi keterlambatan atas pengembalian uang tersebut maka Penjamin Emisi Efek wajib membayar
denda kepada para pemesan untuk setiap hari keterlambatan sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank
Indonesia ditambah 2% (dua persen) dari jumlah uang yang terlambat di bayar, yang dihitung dari
Hari Kerja ke-3 (tiga) sejak Tanggal Penjatahan, secara prorata untuk setiap hari keterlambatan.
Apabila Perjanjian Penjaminan Emisi Efek berakhir karena sebab-sebab yang tercantum dalam
Pasal 20 dari Perjanjian Emisi Efek No. 115 tanggal 24 November 2009 sebagaimana diubah
dengan Akta No. 174 tanggal 23 Februari 2010, yang keduanya dibuat dihadapan Dr. Irawan
Soerodjo,S.H., M.si, Notaris di Jakarta, dan mengakibatkan pembatalan Penawaran Umum ini,
maka:
a. apabila hal tersebut terjadi sebelum Tanggal Pembayaran, pengembalian uang pemesanan
(termasuk denda atasnya), adalah merupakan tanggung jawab Para Penjamin Pelaksana Emisi
Efek, Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan, yang harus telah diselesaikan paling lambat 2
(dua) Hari Kerja setelah pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, dan oleh karenanya,
Emiten dengan ini dibebaskan dari setiap tuntutan yang timbul dari atau disebabkan oleh kelalaian
untuk mengembalikan uang dari uang pemesanan, termasuk setiap denda atasnya.
b.
apabila hal tersebut terjadi setelah Tanggal Pembayaran, maka Emiten wajib mengembalikan
uang hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan yang telah diterimanya kepada Penjamin
Pelaksana Emisi Efek setelah dikurangi uang pemesanan Saham Yang Ditawarkan yang harus
dikembalikan kepada Para Pemesan Khusus sebesar uang yang telah diterima Emiten dari
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah
terjadinya pembatalan tersebut, dan selanjutnya dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja setelah
diterimanya uang hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan tersebut dari Emiten, Penjamin
Pelaksana Emisi Efek wajib mengembalikan uang tersebut kepada para pemesan melalui
Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan. Sedangkan bagi Para Pemesan Khusus
merupakan tanggung jawab Emiten dan oleh karenanya Emiten membebaskan Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek dari segala tuntutan dan/atau tanggung jawab
110
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
sehubungan dengan hal tersebut. Jika terjadi keterlambatan atas pengembalian uang tersebut
maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek wajib membayar denda kepada
para pemesan sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia ditambah 2% (dua persen) dari
jumlah uang yang terlambat di bayar. Uang yang dikembalikan hanya dapat diambil dengan
menunjukkan/menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham Yang Ditawarkan.
Alat pembayarannya dalam bentuk uang tunai, cek atau bilyet giro atas nama pemesan dengan
menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham Yang Ditawarkan dan tanda
jati diri pada Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan dimana Formulir Pemesanan Pembelian
Saham diajukan oleh pemesan tersebut, sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Formulir
Pemesanan Pembelian Saham dan untuk hal tersebut para pemesan tidak dikenakan biaya Bank
Penerima ataupun biaya pemindahan dana. Jika pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut
harus merupakan cek atas nama pemesan yang mengajukan (menandatangani) Formulir Pemesanan
Pembelian Saham.
Cara pembayarannya dikirim oleh Penjamin Emisi Efek atau diambil langsung oleh pemesan yang
bersangkutan dengan menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda jati diri pada Penjamin Emisi
Efek dan/atau Agen Penjualan dimana Formulir Pemesanan Pembelian Saham semula diajukan
atau pada Emiten (dalam hal Para Pemesan Khusus), sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham.
Apabila uang pengembalian pemesanan Saham Yang Ditawarkan sudah disediakan, akan tetapi
pemesan (termasuk pemesan khusus) tidak datang untuk mengambil pengembalian uang dalam
waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang
menyebabkan pembatalan Penawaran Umum, maka hal itu bukan kesalahan Penjamin Pelaksana
Emisi Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan dan/atau Emiten (dalam hal
Para Pemesan Khusus), sehingga tidak ada kewajiban pembayaran denda kepada para pemesan.
13. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan (“FKP”) atas Pemesanan Pembelian Saham
Distribusi saham kepada masing-masing rekening efek di KSEI atas nama Perusahaan Efek atau
Bank Kustodian yang ditunjuk oleh pemesan saham untuk kepentingan pemesan saham akan
dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKP atas
pemesanan pembelian saham tersebut dapat diambil pada kantor Biro Administrasi Efek (BAE)
yang ditunjuk dengan menunjukkan tanda jati diri asli pemesan dan menyerahkan bukti tanda terima
pemesanan pembelian saham. Penyerahan FKP bagi pemesan pembelian saham secara khusus
akan dilakukan Perseroan.
14. Pemesanan Pembelian Saham Secara Khusus
Pelaksanaan pembelian saham secara khusus oleh para karyawan tetap dan/atau pengurus
Perseroan atau Anak Perusahaan, kecuali Komisaris Independen dengan Harga Penawaran dapat
diajukan langsung kepada Perseroan selama Masa Penawaran sebanyak-banyaknya 10% (sepuluh
persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan tanpa melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin
Emisi Efek atau Agen Penjualan.
15. Lain-lain
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan
pembelian saham secara keseluruhan atau sebagian.
Pemesanan pembelian saham dapat ditolak apabila:
1. Tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Formulir
Pemesanan Pembelian Saham.
2. KTP telah kadaluarsa.
3. Pembayaran tidak diterima tepat waktu.
111
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Pemesanan berganda yang diajukan lebih dari 1 (satu) formulir akan diperlakukan sebagai 1 (satu)
pemesanan untuk keperluan penjatahan.
Sejalan dengan ketentuan dalam Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer
Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, yang
merupakan lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000,
setiap pihak dilarang baik langsung maupun tidak langsung untuk mengajukan lebih dari 1 (satu)
pemesanan untuk setiap Penawaran Umum. Dalam hal terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan
lebih dari 1 (satu) pemesanan, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka Penjamin
Pelaksana Emisi dapat membatalkan pemesanan tersebut.
112
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB XVI. ANGGARAN DASAR PERSEROAN
Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa SMN No.71 tanggal 18 November 2009,
dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan pengubahan
anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka dalam kerangka
pelaksanaan Penawaran Umum sahan-saham Perseroan dan sekaligus mengubah nilai nominal saham
dari semula Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) per saham menjadi Rp500,00 (lima ratus Rupiah) per
saham. Perubahan anggaran dasar tersebut, telah memperoleh persetujuan dari Menkumham
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02 Tahun 2009, tanggal 20 November 2009 dan
didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0054707.AH.01.09. Tahun2008
tanggal 2 Juli 2008.
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1.
2.
Perseroan Terbatas ini bernama PT. SARANA MENARA NUSANTARA Tbk (selanjutnya dalam
Anggaran Dasar ini cukup disebut dengan “Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat di Kudus
Kabupaten Kudus.
Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar
wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan dari Dewan
Komisaris.
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
Pasal 2
Perseroan ini mulai berdiri sejak tanggal dua Juni dua ribu delapan (262008) dan memperoleh status
badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sejak tanggal dua Juli dua ribu delapan (272008), nomor AHU37840.AH.01.01.Tahun 2008, serta didirikan
untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
Pasal 3
1.
2.
Maksud dan tujuan Perseroan ialah :
Berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak dan melakukan investasi atau
penyertaan pada perusahaan lain.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
yaitu :
a. Kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu menjalankan usahausaha di bidang jasa dan investasi
termasuk tetapi tidak terbatas yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan menara Base
Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi
manajemen, bisnis administrasi, strategi pengembangan bisnis dan investasi, serta melakukan
investasi atau penyertaan pada perusahaan lain.
b. Kegiatan usaha penunjang Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa yang
meliputi jasa persewaan dan pengelolaan bangunanbangunan, ruanganruangan kantor,
ruanganruangan pertokoan, ruangan-ruangan apartemen, kondominium beserta fasilitasnya
dan jasa konsultasi bidang konstruksi.
MODAL
Pasal 4
1.
Modal dasar Perseroan berjumlah Rp. 600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah), terbagi atas
1.200.000.000 (satu miliar dua ratus juta) saham masing-masing saham bernilai nominal Rp. 500,00
(lima ratus Rupiah).
113
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
2.
3.
4.
5.
6
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan sebesar 81,67% (delapan puluh satu koma enam tujuh
persen) atau sejumlah 980.060.000 (sembilan ratus delapan puluh juta enam puluh ribu) saham
dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh
miliar tiga puluh juta Rupiah), yang telah diambil bagian oleh para pemegang saham dengan rincian
yang akan disebutkan pada akhir akta ini.
100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di atas,
atau seluruhnya berjumlah Rp. 490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh miliar tiga puluh
juta Rupiah) telah disetor penuh dengan uang tunai kepada Perseroan oleh para pemegang saham.
Penyetoran modal dapat pula dilakukan dengan cara selain dalam bentuk uang, baik berupa benda
berwujud maupun tidak berwujud, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. benda yang dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penyetoran tersebut ;
b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh penilai yang terdaftar di Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau
penggantinya dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga ;
c. memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal ;
d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham perseroan
yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar ;
e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan
dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau
unsur modal sendiri lainnya tersebut, sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir
yang telah diperiksa akuntan yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya, dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
Penyetoran atas saham dari kompensasi/konversi tagihan dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dan harga
tersebut tidak di bawah harga pari, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam
Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas
adalah Saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak
untuk memperoleh Saham antara lain Obligasi Konversi atau Waran) yang dilakukan dengan
pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui
pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah Saham yang
telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama pemegang saham masingmasing pada tanggal tersebut ;
b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka
waktu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku di bidang Pasar Modal ;
c. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan tersebut di atas harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dengan syaratsyarat dan jangka waktu sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa
Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan ;
d. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang
memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas
yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas
yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan
114
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
7.
8.
9.
tambahan Efek Bersifat Ekuitas, satu dan lain dengan memperhatikan peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal ;
e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang
saham sebagaimana dimaksud huruf (d) di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek
Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli
siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal ;
f. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang
diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang
sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk
mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
;
g. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran Efek :
i. ditujukan kepada karyawan Perseroan ;
ii. ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,
yang telah dikeluarkan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham ;
iii. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh Rapat
Umum Pemegang Saham ; dan/atau
iv. dilakukan sesuai dengan sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal
tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ;
h. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang dari
ketentuan seperti tersebut dalam Pasal 4 ayat 6 huruf (a) sampai dengan huruf (g) di atas
apabila ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan
mengijinkannya.
Pelaksanaan pengeluaran saham dalam simpanan untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan
saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi
berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdahulu yang telah menyetujui
pengeluaran efek tersebut, dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang termuat dalam
Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham.
Dalam hal modal dasar ditingkatkan, maka setiap penempatan saham-saham lebih lanjut harus
disetujui oleh Rapat umum Pemegang Saham, dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran
Dasar ini, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang
dari 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang :
a. telah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, yang menyetujui untuk
menambah modal dasar ;
b. telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ;
c. penambahan modal ditempatkan dan disetor, sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh
lima persen) dari modal dasar, wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam)
bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.b Pasal ini ;
d. dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.c Pasal ini tidak
terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga
modal ditempatkan dan disetor paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam jangka
waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam ayat 9.c Pasal ini tidak terpenuhi ;
e. persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.a Pasal ini,
termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam
ayat 9.d Pasal ini.
115
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
10. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya
penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25% (dua
puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya
yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus
persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.
11. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dibayar penuh sampai dengan 10%
(sepuluh persen) dari jumlah saham yang telah ditempatkan atau dalam jumlah lain apabila peraturan
perundang-undangan menentukan lain.
Pembelian kembali saham tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
SAHAM
Pasal 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.
Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal.
Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal.
Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) pihak saja, baik perorangan maupun badan hukum,
sebagai pemilik dari 1 (satu) saham, yaitu orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai
pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.
Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki
bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau seorang
lain sebagai kuasa mereka bersama dan hanya nama dari yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu
saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham dan harus dianggap sebagai Pemegang
Saham dari saham yang bersangkutan serta berhak mempergunakan semua hak yang diberikan
oleh hukum yang timbul atas saham-saham tersebut.
Selama ketentuan dalam ayat 4 Pasal ini belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut
tidak berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran
dividen untuk saham itu ditangguhkan.
Dalam hal para pemilik bersama lalai untuk memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan
mengenai penunjukan wakil bersama itu, Perseroan berhak memberlakukan pemegang saham yang
namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya pemegang
saham yang sah atas saham-saham tersebut.
Setiap pemegang saham yang memiliki 1 (satu) saham atau lebih dengan sendirinya menurut hukum
harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah
dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia, berlaku ketentuan peraturan
di bidang Pasar Modal di Indonesia dan peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham
Perseroan dicatatkan.
SURAT SAHAM
Pasal 6
1.
2.
3.
4.
Perseroan dapat mengeluarkan surat saham atas nama pemiliknya yang terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta ketentuan yang berlaku di Bursa Efek di tempat
dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham.
Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham-saham
yang dimiliki oleh seorang pemegang saham.
Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan :
a. Nama dan alamat pemegang saham ;
b. Nomor surat saham ;
116
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
5.
6.
7.
8.
c. Tanggal pengeluaran surat saham ;
d. Nilai Nominal saham ;
e. Tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi.
Pada setiap surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan :
a. Nama dan alamat pemegang saham ;
b. Nomor surat kolektif saham ;
c. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham ;
d. Nilai nominal saham ;
e. Jumlah saham dan nomor urut saham yang bersangkutan ;
f. Tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi.
Surat saham dan surat kolektif saham dan/atau Obligasi Konversi dan/atau Waran dan/atau Efek
Bersifat Ekuitas lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham dapat dicetak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, serta ditandatangani oleh
seorang anggota Direksi dan seorang anggota Dewan Komisaris, atau tanda tangan tersebut dicetak
langsung pada surat saham dan surat kolektif saham dan/atau Obligasi Konversi dan/atau Waran
dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya yang bersangkutan, dengan mengindahkan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif), Perseroan menerbitkan
sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank
Kustodian yang bersangkutan, yang ditandatangani oleh seorang anggota Direksi dan seorang
anggota Dewan Komisaris, atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada sertifikat atau konfirmasi
tertulis tersebut.
Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif,
sekurang-kurangnya mencantumkan :
a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Kolektif yang bersangkutan ;
b. Tanggal pengeluaran sertifikat atau konfirmasi tertulis ;
c. Jumlah saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis ;
d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis ;
e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama, adalah
sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain ;
f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan sertifikat atau konfirmasi tertulis.
PENGGANTI SURAT SAHAM
Pasal 7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika :
a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut
; dan
b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak.
Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah memberikan pengganti surat saham.
Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika :
a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut
;
b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian RepubIik Indonesia atas
hilangnya surat saham tersebut ;
c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang
cukup oleh Direksi Perseroan ; dan
d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di
tempat dimana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari
sebelum pengeluaran pengganti surat saham.
Biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu harus ditanggung oleh pemegang saham yang
bersangkutan.
Pengeluaran pengganti surat saham, menurut Pasal ini, mengakibatkan surat aslinya menjadi batal
dan tidak berlaku lagi.
Pengeluaran pengganti surat saham yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia, dilakukan dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal
di Indonesia.
117
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
7.
Ketentuan dalam Pasal 7 ini, mutatis-mutandis juga berlaku bagi pengeluaran pengganti surat kolektif
saham dan pengganti sertifikat atau konfirmasi tertulis.
DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS
Pasal 8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Perseroan berkewajiban untuk mengadakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat
kedudukan Perseroan.
Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat :
a. Nama dan alamat para Pemegang Saham ;
b. Jumlah saham, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para Pemegang Saham ;
c. Jumlah yang disetor atas setiap saham ;
d. Nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang menjadi penerima gadai atau fidusia atas
saham dan tanggal pembebanan saham tersebut serta ;
e. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan/atau diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan
Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham
itu diperoleh.
Setiap perubahan alamat dari pemegang saham wajib diberitahukan secara tertulis kepada Direksi
atau kuasa Direksi yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Direksi).
Selama pemberitahuan demikian belum diterima, maka semua surat kepada pemegang saham
atau pengumuman dan pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham akan dikirim kepada
alamat pemegang saham yang terakhir tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.
Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus
sebaik-baiknya.
Setiap Pemegang Saham berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus pada waktu
jam kerja Kantor Perseroan.
Pencatatan dan/atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham harus disetujui Direksi dan dibuktikan
dengan penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh Direktur Utama atau salah
seorang anggota Direksi atau kuasa Direksi yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Direksi),
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal
di Indonesia.
Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai
suatu penjualan, pemindahtanganan, pembebanan yang menyangkut saham atau hak atau
kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, dan untuk
saham yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia, dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan dan ketentuan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.
Atas permintaan pemegang saham yang bersangkutan atau penerima gadai atau penerima fidusia,
pembebanan atas saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan cara yang akan
ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang dapat diterima oleh Direksi
mengenai gadai atau fidusia atas saham yang bersangkutan.
PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 9
1.
2.
3.
Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam
rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek tersebut.
Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio
efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut
118
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik
Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut.
Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, atau Bank Kustodian sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini, sebagai tanda bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan.
Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi
kolektif dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.
Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank
Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi tertulis kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek.
Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama, yang diterbitkan Perseroan
adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali pemegang saham yang meminta mutasi dimaksud dapat
memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup bahwa yang bersangkutan adalah benar-benar
pemilik yang sah dari saham yang hilang atau musnah tersebut dan saham tersebut benar-benar
hilang atau musnah.
Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham
tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk
pemeriksaan perkara pidana.
Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau
mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya pada rekening Efek tersebut.
Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah
saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan Penyelesaian, untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat
Umum Pemegang Saham.
Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian
dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam
Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank
Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut paling lambat 1 (satu)
hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.
Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan
saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian
dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank
Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut.
Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan
saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang
merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan Bank Kustodian dan Perusahaan Efek
wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham yang dimiliki oleh masingmasing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, paling
lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk
memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada
Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang
saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.
119
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
16. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik
Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Pasal 10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pendaftaran pemindahan hak atas saham wajib dilakukan oleh Direksi dengan cara mencatatkan
pemindahan hak itu dalam Daftar Pemegang Saham yang bersangkutan berdasarkan akta
pemindahan hak yang ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan
atau wakil mereka yang sah atau berdasarkan surat-surat lain yang cukup membuktikan pemindahan
hak itu menurut pendapat Direksi tanpa mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar.
Akta pemindahan hak atau surat lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus berbentuk
sebagaimana ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan
kepada Perseroan, dengan ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat
pada Bursa Efek di Indonesia harus memenuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.
Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai
mutasi antar rekening, ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan Kolektif ke atas
nama individu pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif, dengan
melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak oleh Direksi Perseroan sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 9 di atas.
Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran Dasar
telah dipenuhi.
Segala tindakan yang bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal ini, membawa akibat bahwa
suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk saham itu dianggap tidak
sah, sedang pembayaran dividen atas saham itu ditangguhkan.
Pemindahan hak atas saham harus dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham, maupun pada
surat saham dan surat kolektif saham yang bersangkutan.
Catatan itu harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama, atau
kuasa mereka yang sah, atau oleh Biro Administrasi yang ditunjuk oleh Direksi.
Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak
untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan
dalam Anggaran Dasar tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam pemindahan
saham tidak terpenuhi.
Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib
mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambatnya
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi.
Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek, setiap penolakan untuk mencatat
pemindahan hak atas saham yang dimaksud, dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.
Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal iklan pemanggilan
untuk Rapat Umum Pemegang Saham, untuk menetapkan nama para pemegang saham yang berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud.
Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang pemegang saham
atau karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham beralih demi dan/atau
berdasarkan hukum, dengan mengajukan bukti haknya sebagaimana sewaktu-waktu dipersyaratkan
oleh Direksi dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk didaftarkan sebagai pemegang
saham dari saham tersebut.
Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti hak itu, dengan
memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.
Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk
memindahkan hak atas saham dan pendaftaran dari pemindahan hak atas saham wajib berlaku
pula secara mutatis mutandis terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 10 dari Pasal ini.
Dalam hal terjadi pengubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari
120
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
pemilik baru tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan
memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal
serta ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
14. Pemindahan hak atas saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan/atau saham yang
diperdagangkan di Pasar Modal, dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia serta ketentuan Bursa Efek di
tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
DIREKSI
Pasal 11
1.
Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota
Direksi, seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama, bilamana diperlukan dapat
diangkat seorang atau lebih Wakil Direktur Utama dan yang lainnya diangkat sebagai Direktur, dengan
memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang memenuhi
persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, mampu melaksanakan perbuatan
hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah
dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam waktu 5 (lima)
tahun sebelum pengangkatannya.
3. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini, pengangkatan anggota
Direksi dilakukan dengan memperhatikan keahlian, pengalaman serta persyaratan lain berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Masa jabatan anggota Direksi adalah untuk jangka waktu sampai dengan ditutupnya Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan yang ke-2 (kedua) setelah pengangkatan anggota Direksi yang dimaksud,
dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham tersebut untuk memberhentikan
anggota Direksi tersebut sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir, dengan menyebutkan
alasannya, setelah anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dalam Rapat
Umum Pemegang Saham guna membela diri dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.
Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat Umum Pemegang Saham yang
memutuskan pemberhentiannya, kecuali tanggal lain yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham.
5. Setelah masa jabatan berakhir anggota Direksi tersebut dapat diangkat kembali oleh Rapat Umum
Pemegang Saham.
6. Para anggota Direksi dapat diberi gaji tiap-tiap bulan dan tunjangan lainnya yang besarnya ditentukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham
dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadi lowongan, harus diumumkan kepada para pemegang saham tentang akan
diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu.
Masa jabatan seorang yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa jabatan
dari anggota Direksi yang jabatannya telah menjadi lowong tersebut.
8. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut harus diumumkan kepada para pemegang
saham tentang akan diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat Direksi baru,
dan untuk sementara Perseroan diurus oleh Dewan Komisaris.
9. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum
tanggal pengunduran dirinya.
10. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan
permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh)
hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut.
Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan
pertanggungjawabannya sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal
pengunduran dirinya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.
121
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
11. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut,
pengunduran diri anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham.
12. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi
menjadi kurang dari yang diatur pada ayat 1 Pasal ini, maka pengunduran diri tersebut sah apabila
telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Direksi yang
baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi tersebut.
13. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
a. Meninggal dunia ;
b. Masa jabatannya berakhir ;
c. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham ;
d. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal ini ;
e. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan Pengadilan
;
f. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi berdasarkan ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan
dalam mencapai maksud dan tujuannya.
Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya,
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar.
Tugas pokok Direksi adalah :
a. Memimpin, mengurus dan mengendalikan Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan dan
senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan ;
b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan ;
c. Menyusun rencana kerja tahunan yang memuat anggaran tahunan Perseroan dan wajib
disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris,
sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan
pembatasanpembatasan yang ditetapkan dalam ayat 5, ayat 6 dan ayat 7 Pasal ini, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal
di Indonesia.
Perbuatan-perbuatan Direksi sebagai berikut :
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil uang
Perseroan pada Bank) ;
b. Mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di
luar negeri ;
harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris, dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
Untuk menjalankan perbuatan hukum :
a. mengalihkan, melepaskan hak yang jumlahnya lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
kekayaan bersih Perseroan atau merupakan seluruh harta kekayaan Perseroan, baik dalam 1
(satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama
lain dalam 1 (satu) tahun buku ; atau
b. menjadikan jaminan utang yang jumlahnya lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
kekayaan bersih Perseroan atau merupakan seluruh harta kekayaan Perseroan, baik dalam 1
(satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama
lain ;
Direksi harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri atau
diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per
122
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat.
Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud tersebut di atas kuorum yang
ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh
satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu dapat diselenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham kedua dengan acara yang sama seperti Rapat Umum Pemegang
Saham pertama.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat Umum
Pemegang Saham kedua tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang
memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah dan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan
secara sah dalam Rapat.
Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak
tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil
keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi
yang berwenang dan/atau penggantinya.
Direksi mengumumkan perbuatan hukum untuk melepaskan hak atas atau mengagunkan harta
kekayaan Perseroan, termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 6, dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal.
Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara
kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham,
dengan kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham sebagaimana diatur dalam Pasal 23 ayat 8 Anggaran Dasar ini.
Apabila terjadi sesuatu hal dimana kepentingan Perseroan bertentangan dengan kepentingan pribadi
(benturan kepentingan) salah seorang anggota Direksi, Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi
lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan, dan dalam hal Perseroan mempunyai
kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi (benturan kepentingan) seluruh anggota
Direksi, maka dalam hal ini Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris, dalam hal Perseroan
mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi (benturan kepentingan)
seluruh anggota Direksi dan seluruh anggota Dewan Komisaris maka dalam hal ini Perseroan diwakili
oleh pihak lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Rapat Umum
Pemegang Saham, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dalam ayat 8 Pasal ini.
a. Direktur Utama dan 1 (satu) orang anggota Direksi lainnya secara bersama-sama berhak dan
berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan ;
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka 2 (dua) orang anggota Direksi secara bersamasama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
Tanpa mengurangi tanggung jawabnya, Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat
seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan atas
tindakan tertentu yang diatur dalam suatu surat kuasa, wewenang yang demikian harus dilaksanakan
sesuai dengan Anggaran Dasar.
Segala tindakan dari para anggota Direksi yang bertentangan dengan Anggaran Dasar adalah tidak
sah dan tidak berlaku.
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada
Dewan Komisaris, dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham tidak menetapkan maka pembagian
tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.
Direksi dalam mengurus dan/atau mengelola Perseroan wajib bertindak sesuai dengan keputusan
yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
123
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
RAPAT DIREKSI
Pasal 13
1.
Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan seorang
atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan
Komisaris, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersamasama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.
2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut
ketentuan Pasal 12 Anggaran Dasar.
3. Pemanggilan Rapat Direksi harus disampaikan dengan surat tercatat, atau dengan surat yang
disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima atau dengan
telegram, telex, facsimile yang ditegaskan dengan surat tercatat sekurangnya 7 (tujuh) hari sebelum
Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat, sepanjang
seluruh anggota Direksi (atau penggantinya, tergantung kasusnya) dapat, dengan tertulis,
mengabaikan persyaratan ini atau setuju dengan panggilan yang lebih pendek.
4. Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan antara lain tanggal, waktu, tempat dan agenda Rapat
yang berisikan hal-hal yang akan dibicarakan dalam rapat tersebut, dan disertai dengan dokumendokumen yang berhubungan dengan diskusi dalam rapat.
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha utama
Perseroan di dalam wilayah Republik Indonesia.
Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun di dalam wilayah Republik Indonesia
sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi dan Rapat Direksi tersebut berhak mengambil keputusan
yang sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama berhalangan atau tidak hadir
karena alasan apapun juga hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat
Direksi akan dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara para
anggota Direksi yang hadir dalam Rapat Direksi yang bersangkutan.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan tersebut.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila lebih
dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili secara sah dalam
Rapat.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat ;
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil
dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, maka Ketua Rapat Direksi yang akan
menentukan.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1
(satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda
tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali
Ketua
Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari
anggota yang hadir.
c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas
yang mengeluarkan suara dalam Rapat.
12. Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Direksi harus dibuat Risalah
Rapat.
Risalah Rapat Direksi dibuat oleh seorang notulis yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan setelah Risalah
Rapat dibacakan dan dikonfirmasikan kepada para peserta Rapat, kemudian harus ditandatangani
oleh Ketua Rapat dan salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka
yang hadir guna memastikan kelengkapan dan kebenaran Risalah tersebut.
Risalah ini merupakan bukti yang sah untuk para anggota Direksi dan untuk pihak ketiga mengenai
keputusan yang diambil dalam Rapat yang bersangkutan.
Apabila Risalah dibuat oleh Notaris penandatanganan demikian tidak disyaratkan.
124
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
13. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan
ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang
dimaksud dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara
tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.
DEWAN KOMISARIS
Pasal 14
1.
Pengawasan Perseroan dilakukan oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris terdiri dari sekurangkurangnya 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, seorang diantaranya dapat diangkat sebagai
Komisaris Utama, bilamana diperlukan dapat diangkat seorang atau lebih Wakil Komisaris Utama,
dan yang lainnya diangkat sebagai Komisaris.
Perseroan wajib memiliki Komisaris Independen sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.
2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang memenuhi
persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, mampu melaksanakan perbuatan
hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, atau orang yang tidak pernah
dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam kurun waktu 5
(lima) tahun sebelum pengangkatannya.
3. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini, pengangkatan anggota
Dewan Komisaris dilakukan dengan memperhatikan persyaratan lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah untuk jangka waktu sampai dengan ditutupnya
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke2 (kedua) setelah pengangkatan anggota Dewan
Komisaris yang dimaksud, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk
memberhentikan anggota Dewan Komisaris tersebut sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya
berakhir, dengan menyebutkan alasannya setelah anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan
diberi kesempatan untuk membela diri dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.
Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat Umum Pemegang Saham yang
memutuskan pemberhentian tersebut, kecuali tanggal lain yang ditentukan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham.
5. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali oleh Rapat
Umum Pemegang Saham.
6. Anggota Dewan Komisaris dapat diberi gaji atau honorarium dan tunjangan yang besarnya ditentukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diumumkan kepada para pemegang saham
tentang akan diadakannya pemanggilan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang akan
diselenggarakan untuk mengisi lowongan itu.
Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa jabatan
dari anggota Dewan Komisaris yang jabatannya telah menjadi lowong tersebut.
8. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan paling lambat 60
(enam puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
9. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan
permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60
(enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut.
Kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas, tetap
dapat dimintakan pertanggungjawaban sebagai anggota Dewan Komisaris hingga saat pengunduran
dirinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.
10. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut,
pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham.
125
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
11. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota
Dewan Komisaris menjadi kurang dari yang diatur pada ayat 1 Pasal ini, maka pengunduran diri
tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota
Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan
Komisaris tersebut.
12. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :
a. Meninggal dunia ;
b. Masa jabatannya berakhir ;
c. Diberhentikan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham ;
d. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan Pasal ini ;
e. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan Pengadilan
;
f. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris berdasarkan Anggaran
Dasar ini dan peraturan perundang-undangan lainnya.
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
Pasal 15
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dewan Komisaris bertugas :
a. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi dan memberikan
persetujuan atas rencana kerja tahunan Perseroan, selambat-lambatnya sebelum dimulainya
tahun buku yang akan datang.
b. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham.
c. Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
Perseroan dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
d. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani
laporan tahunan tersebut.
e. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan, serta wajib melaksanakan
prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran.
Sehubungan tugas Dewan Komisaris sebagaimana yang dimaksud ayat 1 Pasal ini, maka Dewan
Komisaris berkewajiban untuk :
a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja tahunan Perseroan ;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal Perseroan menunjukkan gejala
kemunduran yang menyolok, segera melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh ;
c. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap
persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan ;
d. Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham ;
e. Memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi dan pada setiap waktu yang diperlukan
mengenai perkembangan Perseroan.
Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan
halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak
memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, persediaan barang, memeriksa dan
mencocokkan keadaan uang kas (untuk keperluan verifikasi) dan lainlain surat berharga serta berhak
untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi, dalam hal demikian Direksi
dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan
oleh anggota Dewan Komisaris atau tenaga ahli yang membantunya.
Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris berhak meminta bantuan tenaga ahli dan/atau Komite dalam
melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu terbatas atas beban Perseroan.
Pembagian kerja diantara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka, dan untuk kelancaran
tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang sekretaris yang diangkat oleh Dewan
Komisaris atas beban Perseroan.
Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang
atau lebih anggota Direksi dari jabatannya, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan
126
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau melalaikan
kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perseroan.
7. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan dengan disertai alasan
dari tindakan tersebut.
8. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara
itu, Perseroan wajib untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham yang khusus diadakan
untuk itu yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan
seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan kepada anggota Direksi
yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.
Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dipimpin oleh Komisaris Utama dan dalam hal Komisaris
Utama tidak hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka
Rapat akan dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya, dan dalam hal tidak
ada seorangpun anggota Dewan Komisaris yang hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak lain, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh seorang yang
dipilih oleh dan dari antara pemegang saham dan/atau kuasa pemegang saham yang hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan.
Apabila Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada ayat 8 Pasal ini, tidak diadakan
dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah pemberhentian sementara itu maka pemberhentian
sementara tersebut menjadi batal demi hukum dan yang bersangkutan menduduki kembali
jabatannya.
9. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara dan Perseroan tidak mempunyai
seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus
Perseroan, dalam hal demikian kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara mereka
atas tanggungan mereka bersama.
10. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris maka segala tugas dan wewenang yang
diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam anggaran dasar ini berlaku
pula baginya.
RAPAT DEWAN KOMISARIS
Pasal 16
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan sekurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali atau setiap waktu
bilamana dianggap perlu oleh Komisaris Utama atau oleh 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah
anggota Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis dari Rapat Direksi atau atas permintaan
dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang memiliki sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian
dari seluruh jumlah saham dengan hak suara yang sah, dalam Rapat mana Dewan Komisaris dapat
mengundang Direksi.
Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama
berhalangan oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.
Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris, baik untuk anggota Dewan Komisaris maupun untuk anggota
Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau disampaikan secara langsung dengan mendapat
tanda terima yang layak, atau dengan telegram, telefax, faksimile yang segera ditegaskan dengan
surat tercatat sekurangnya 14 (empat belas) hari dan dalam hal mendesak sekurangnya 3 (tiga)
hari sebelum Rapat diadakan.
Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, dan tempat rapat serta acara rapat
yang telah ditentukan sebelumnya atas hal-hal yang akan dibicarakan dengan cara terperinci dan
disertai dengan dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam rapat.
Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha
Perseroan.
Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut
tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun di dalam wilayah Republik
Indonesia sebagaimana yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Rapat Dewan Komisaris tersebut
berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat
hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka rapat akan dipimpin
oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris
yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan.
127
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota
Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan itu.
Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila
lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam
Rapat tersebut.
Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil
berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang sah yang
dikeluarkan dalam Rapat.
Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka Ketua Rapat Dewan Komisaris yang
akan menentukan.
a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan
1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa
tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali
ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang
hadir.
c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas
yang mengeluarkan suara dalam Rapat.
Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Dewan Komisaris harus dibuat
Risalah Rapat oleh seorang Notulis yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan sebagai pengesahannya
harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir.
Apabila Risalah dibuat oleh Notaris, penandatanganan tersebut tidak disyaratkan.
Risalah Rapat Dewan Komisaris yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan dalam ayat 12
Pasal ini akan berlaku sebagai bukti yang sah, baik untuk para anggota Dewan Komisaris dan untuk
pihak ketiga mengenai keputusan Dewan Komisaris yang diambil dalam Rapat yang bersangkutan.
Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis
mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan
persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN
Pasal 17
1.
2.
3.
Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga
puluh satu) Desember tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, bukubuku Perseroan
ditutup.
Direksi menyampaikan rencana kerja tahunan yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan
kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris, sebelum dimulainya
tahun buku yang akan datang.
Rencana kerja tahunan tersebut disampaikan, sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang,
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal.
Direksi menyusun Laporan Tahunan yang diantaranya memuat Laporan keuangan terdiri dari neraca
dan perhitungan laba rugi tahun buku yang bersangkutan beserta laporan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang telah diaudit oleh Akuntan Publik
yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang
berwenang dan/atau penggantinya, serta telah ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan
anggota Dewan Komisaris untuk diajukan kepada dan guna mendapatkan persetujuan dan
pengesahan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
Laporan tahunan tersebut sudah tersedia untuk para pemegang saham di kantor Perseroan sebelum
tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan, dengan jangka waktu
sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal.
128
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
4.
5.
Sebelum menandatangani Laporan Tahunan tersebut dalam ayat 3 Pasal ini, Dewan Komisaris
akan menelaah dan menilai Laporan Tahunan tersebut dan untuk keperluan mana dapat diminta
bantuan tenaga ahli atas biaya Perseroan dan kepada siapa Direksi wajib memberikan keterangan
yang diperlukan.
Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba Rugi Perseroan dalam surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dengan memperhatikan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 18
1.
2.
Rapat Umum Pemegang Saham dalam Perseroan adalah :
a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Anggaran
Dasar ini.
b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya, yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan
sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 20 Anggaran Dasar
ini.
Yang dimaksud dalam Rapat Umum Pemegang Saham dalam Anggaran Dasar ini berarti keduaduanya yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN
Pasal 19
1.
2.
3.
4.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambatnya 6 (enam) bulan
setelah tahun buku Perseroan ditutup.
Dalam Rapat umum Pemegang Saham Tahunan :
a. Direksi wajib mengajukan Laporan Keuangan yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba
rugi dari tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut, dan yang
telah diperiksa oleh Akuntan Publik yang harus diajukan untuk mendapat persetujuan dan
pengesahan Rapat ;
b. Direksi wajib mengajukan Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan, tata
usaha keuangan dari tahun buku yang bersangkutan, hasil yang telah dicapai, perkiraan
mengenai perkembangan Perseroan dimasa yang akan datang, kegiatan utama Perseroan
dan perubahannya selama tahun buku serta rincian masalah yang timbul selama tahun buku
yang mempengaruhi kegiatan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan Rapat ;
c. Diputuskan penggunaan laba Perseroan ;
d. Dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar atau pemberian kuasa untuk melakukan
penunjukkan akuntan publik yang terdaftar ;
e. Jika perlu melakukan pengangkatan dan/atau perubahan susunan anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris Perseroan ;
f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Pengesahaan dan/atau persetujuan Laporan Tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan,
berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et
decharge) kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan
yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan
Tahunan.
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal, Direksi wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang
bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah.
Dewan Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
yang dimintakan tersebut apabila Direksi tidak memanggil Rapat tersebut dalam tempo 30 (tiga
puluh) hari setelah tanggal permintaan tersebut diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris.
129
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
5.
6.
Permintaan tertulis tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang
hendak dibicarakan disertai alasannya.
Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 setelah lewat waktu 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak surat permintaan itu diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris, maka
pemegang saham yang bersangkutan yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri
Rapat atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.
Pelaksanaan Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 harus memperhatikan penetapan
Pengadilan Negeri yang memberi izin tersebut.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
Pasal 20
1.
2.
3.
4.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa diadakan tiap-tiap kali, apabila dianggap perlu oleh
Direksi dan/atau Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal, Direksi wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang
bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang dikeluarkan oleh Perseroan.
Dewan Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa yang dimintakan tersebut apabila Direksi tidak memanggil Rapat tersebut dalam tempo 30
(tiga puluh) hari setelah tanggal permintaan tersebut diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris.
Permintaan tertulis tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang
hendak dibicarakan disertai alasannya.
Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 setelah lewat waktu 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak surat permintaan itu diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris, maka
pemegang saham yang bersangkutan yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri
Rapat atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.
Pelaksanaan Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus memperhatikan penetapan
Pengadilan Negeri yang memberi izin tersebut.
TEMPAT DAN PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 21
1.
2.
3.
Rapat Umum Pemegang Saham dapat diadakan di :
a. tempat kedudukan Perseroan ;
b. tempat Perseroan menjalankan kegiatan usahanya ; atau
c. tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham-saham Perseroan dicatatkan ;
dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut wajib diselenggarakan dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
Sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum diberikannya pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan,
pihak yang berhak untuk memberikan pemanggilan, mengumumkan kepada para pemegang saham
dengan cara memasang iklan pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham dalam surat kabar
harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional sesuai dengan peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, bahwa akan diadakan pemanggilan
Rapat Umum Pemegang Saham.
Pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham harus dilakukan sekurang-kurangnya 14 (empat
belas) hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham.
Pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham harus disampaikan kepada para pemegang
saham dengan pemuatan iklan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran
nasional atau tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan
130
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
4.
5.
6.
dicatatkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus mencantumkan tempat, hari, tanggal dan waktu
maupun acara rapat, dan pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus disertai
pemberitahuan bahwa neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang baru berlalu tersedia
untuk para pemegang saham di kantor Perseroan sejak tanggal pemanggilan, kecuali diatur lain
dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Harus diberitahukan juga bahwa salinan-salinan neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang
baru berlalu dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan tertulis dari pemegang saham,
permintaan mana harus diterima di kantor pusat Perseroan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan bersangkutan diselenggarakan.
Apabila semua pemegang saham dengan hak suara yang sah hadir atau diwakili dalam Rapat
Umum Pemegang Saham, maka pengumuman dan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 3 Pasal ini tidak menjadi syarat dan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham tersebut dapat diambil keputusan yang sah serta mengikat mengenai hal
yang akan dibicarakan, sedangkan Rapat Umum Pemegang Saham dapat diselenggarakan
dimanapun juga dalam wilayah Republik Indonesia.
Usul Pemegang saham akan dimasukkan dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham, jika :
a. Usul tersebut diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham
yang bersama-sama mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan ; dan
b. Usul tersebut diterima oleh Direksi sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal
pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan dikeluarkan ; dan
c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.
PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 22
1.
2.
3.
Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk
oleh Dewan Komisaris.
Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak ada yang hadir atau semua berhalangan hal
mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin
oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin
oleh salah seorang anggota Direksi.
Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan hal
mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin
oleh salah seorang pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang
ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat Umum Pemegang Saham.
Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan
kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat
Umum Pemegang Saham dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai
benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat Umum
Pemegang Saham dipimpin oleh Direktur Utama.
Dalam hal Direktur Utama mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh anggota
Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan.
Apabila semua anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan,
maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen
yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Mereka yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham harus membuktikan wewenangnya untuk
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
oleh Direksi atau Dewan Komisaris pada waktu pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham,
yang demikian dengan ketentuan untuk saham yang tercatat di Bursa Efek, dengan mengindahkan
peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.
131
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
4.
Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dibuatlah
risalah rapat oleh Notaris.
Risalah Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua Pemegang Saham dan Pihak Ketiga
tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat.
KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN
Pasal 23
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
a.
Rapat Umum Pemegang Saham (termasuk Rapat Umum Pemegang Saham untuk pengeluaran
Efek Bersifat Ekuitas ; untuk penambahan modal ditempatkan dan disetor dalam batas modal
dasar) dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/
2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah
dikeluarkan oleh Perseroan, kecuali apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a tidak tercapai maka dapat diadakan
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tanpa didahului dengan pengumuman
tentang akan diadakannya pemanggilan rapat.
c. Rapat Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan
paling lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Umum Pemegang Saham pertama
dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Umum Pemegang
Saham pertama kecuali mengenai persyaratan kuorum sebagaimana ditetapkan dalam butir d
dan pemanggilan yang harus dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum
Pemegang Saham kedua tersebut, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemangilan dan
tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum Pemegang Saham pertama telah
diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum.
d. Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasa yang sah dari pemegang saham
yang memiliki paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah.
e. Dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang
dan/atau penggantinya.
Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa.
Surat kuasa harus dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh Direksi
Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan undangundang dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku tentang bukti perdata serta diajukan kepada Direksi sekurangnya 3 (tiga) hari kerja
sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan.
Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan pada
waktu Rapat Umum Pemegang Saham diadakan.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk
mengeluarkan 1 (satu) suara.
Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa
dalam Rapat Umum Pemegang Saham, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam
Rapat Umum Pemegang Saham tidak dihitung dalam pemungutan suara.
Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara tertutup yang tidak ditandatangani
dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan
dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per
sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan suara yang sah.
Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham namun
tidak mengeluarkan suara (abstain/blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara
mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara.
Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil
dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kecuali bila dalam
Anggaran Dasar ini ditentukan lain.
132
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka keputusan mengenai diri
orang akan ditentukan melalui undian sedangkan mengenai hal-hal lain maka usul harus dianggap
ditolak.
8. Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan tentang transaksi yang mempunyai benturan
kepentingan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan
keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen
yang tidak mempunyai benturan kepentingan ;
b. Rapat Umum Pemegang Saham dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili
lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh
pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen ;
c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat 8b Pasal ini tidak tercapai, maka dalam
Rapat Umum Pemegang Saham kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham
independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan disetujui oleh
lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham
independen yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham ; dan
d. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat 8c Pasal ini tidak tercapai,
maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang
dan/atau penggantinya.
9. Berkenaan dengan transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal, yang akan dilakukan oleh Perseroan, wajib dilakukan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
10. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang mengikat di luar Rapat Umum Pemegang
Saham dengan syarat semua pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan
menandatangani usul yang bersangkutan.
11. Saham Perseroan tidak mempunyai hak suara, apabila :
a. saham Perseroan yang dikuasai sendiri oleh Perseroan ;
b. saham induk Perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara langsung atau tidak
langsung, atau saham Perseroan yang dikuasai oleh perseroan lain yang sahamnya secara
langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan;
c. hal-hal lain sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku
di bidang Pasar Modal.
12. Setiap usul yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaraan atau pemungutan suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham harus memenuhi syarat, sebagai berikut :
a. Menurut pendapat Ketua Rapat hal tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara
Rapat yang bersangkutan ; dan
b. Hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang saham bersama-sama yang memiliki
sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh pemegang saham dengan hak suara yang
sah ; dan
c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.
PENGGUNAAN LABA
Pasal 24
1.
2.
Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam Neraca dan Perhitungan
Laba Rugi yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan merupakan
saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham tersebut.
Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan perseroan berdasarkan
keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dalam keputusan mana juga harus
ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen.
133
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
3.
4.
5.
6.
Dividen untuk 1 (satu) saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar
dalam daftar pemegang saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang dari
Rapat Umum Pemegang Saham dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil.
Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada semua pemegang saham.
Ketentuan pengumuman dalam Pasal 21 ayat 2 Anggaran Dasar ini, berlaku secara mutatis mutandis
bagi pengumuman tersebut.
Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan dari pendapatan
bersih seperti tersebut dalam Neraca dan Perhitungan Laba Rugi yang telah disahkan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan dan setelah dipotong Pajak Penghasilan, dapat diberikan tantieme
kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan, yang besarnya ditentukan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal.
Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan
laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian
yang tercatat dan dimasukan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali ditutup, demikian
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Pasar Modal.
Direksi berdasarkan keputusan Rapat Direksi dengan persetujuan Rapat Dewan Komisaris berhak
untuk membagi dividen sementara (dividen interim) apabila keadaan keuangan Perseroan
memungkinkan, dengan ketentuan bahwa dividen sementara (dividen interim) tersebut akan
diperhitungkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Permegang Saham Tahunan berikutnya yang
diambil sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa
Efek di Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal
yang ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan ke dalam cadangan khusus.
Dividen dalam cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak dengan
menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan.
Dividen yang tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal yang ditetapkan
untuk pembayaran dividen lampau menjadi milik Perseroan.
PENGGUNAAN DANA CADANGAN
Pasal 25
1.
2.
3.
4.
5.
Penyisihan laba bersih untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
setelah memperhatikan usul Direksi (bilamana ada), dengan mengindahkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Penyisihan laba bersih untuk Dana cadangan dilakukan sampai dengan jumlah paling sedikit 20%
(dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian
yang diderita oleh Perseroan.
Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi 20% (dua puluh persen) tersebut maka Rapat Umum
Pemegang Saham dapat memutuskan agar jumlah dari dana cadangan yang telah melebihi jumlah
sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 digunakan bagi keperluan Perseroan.
Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan
cara yang dianggap baik olehnya dengan persetujuan Dewan Komisaris, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap bunga dan keuntungan lainya yang didapat dari dana cadangan harus dimasukan dalam
perhitungan laba rugi Perseroan.
PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26
1.
Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham
yang telah dikeluarkan yang mempunyai hak suara yang sah dan keputusan disetujui berdasarkan
musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju yang mewakili lebih dari 2/3 (dua per
134
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
2.
3.
4.
5.
tiga) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Pengubahan Anggaran Dasar tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia.
Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut nama, tempat kedudukan, maksud dan
tujuan, kegiatan usaha, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor,
serta pengubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka atau
sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya.
Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini
cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau instansi
yang berwenang dan/atau penggantinya.
Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini kuorum
kehadiran yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21
(dua puluh satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu, dapat diselenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan
untuk Rapat Umum Pemegang Saham pertama, kecuali mengenai jangka waktu pemanggilan harus
dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut
dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa
Rapat Umum Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum,
serta untuk pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan
pengumuman terlebih dahulu dan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat.
Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak
tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil
keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan
oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang
dan/atau penggantinya.
Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur
Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan sedikitnya 1
(satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling lambat 7 (tujuh)
hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN
Pasal 27
1.
2.
Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di
bidang Pasar Modal, maka penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan hanya dapat
dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang
saham atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui berdasarkan
musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham atau kuasa
mereka yang sah yang bersama-sama mewakili lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat.
Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud tersebut di atas kuorum yang
ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu)
hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu, dapat diselenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham kedua dengan acara yang sama seperti Rapat Umum Pemegang Saham pertama.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum Pemegang Saham
pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat
Umum Pemegang Saham kedua tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang
memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
135
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
3.
sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan
suara setuju lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara
sah dalam Rapat.
Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak
tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil
keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan
oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang
dan/atau penggantinya.
Direksi wajib mengumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran
nasional mengenai ringkasan rancangan penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan
Perseroan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku di bidang Pasar Modal.
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
Pasal 28
1.
2.
3.
4.
5.
Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pembubaran
Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri
oleh pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 3/
4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat tidak dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham
atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian
dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat.
Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud tersebut di atas korum yang
ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu)
hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu, dapat diselenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham kedua dengan acara yang sama seperti Rapat Umum Pemegang Saham pertama.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum Pemegang Saham
pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat
Umum Pemegang Saham kedua tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang
memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah dan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju
lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam
Rapat.
Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak
tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil
keputusan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau
penggantinya.
Apabila Perseroan dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya atau dibubarkan
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau karena dinyatakan bubar berdasarkan
penetapan Pengadilan, maka harus diadakan likuidasi oleh likuidator.
Direksi bertindak sebagai likuidator, apabila dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau
penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator lain.
Upah bagi para likuidator ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau berdasarkan
penetapan Pengadilan.
Likuidator wajib memberitahukan kepada para kreditur dengan cara mengumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia dan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran
nasional serta memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau
136
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
penggantinya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku
di bidang Pasar Modal.
6. Anggaran Dasar seperti yang termaktub dalam akta ini beserta pengubahannya dikemudian hari
tetap berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat Umum Pemegang
Saham berdasarkan persetujuan dari surat terbanyak yang dikeluarkan secara sah dan diberikannya
pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator.
7. Sisa perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham, masing-masing akan
menerima bagian menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk saham
yang mereka miliki masing-masing.
8. Pihak yang melakukan likuidasi juga diwajibkan mengumumkan rencana pembagian sisa kekayaan
setelah dilakukan likuidasi dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional
dan dalam Berita Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
9. Dalam hal Perseroan bubar, maka Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum kecuali
diperlukan untuk membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi.
10. Tindakan pemberesan sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 Pasal ini meliputi :
a. Pencatatan dan pengumpulan kekayaan Perseroan ;
b. Penentuan tata cara pembagian kekayaan ;
c. Pembayaran kepada para kreditor ;
d. Pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada Rapat Umum Pemegang Saham ; dan
e. Tindakantindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan.
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)
Pasal 29
Untuk hal-hal yang mengenai Pemegang Saham yang berkaitan dengan Perseroan, para Pemegang
Saham dianggap bertempat tinggal pada alamat sebagaimana dicatat dalam buku Daftar Pemegang
Saham yang dimaksud dalam Pasal 8 Anggaran Dasar ini.
PERATURAN PENUTUP
Pasal 30
Dalam segala hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, maka Rapat Umum
Pemegang Saham yang akan memutuskannya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
137
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Halaman ini sengaja dikosongkan
138
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM
Berikut ini adalah salinan Pendapat dari Segi Hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham.
139
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Halaman ini sengaja dikosongkan
140
No. Ref.: 0137/PSH/MP/IS/IG/rn/02/10
Jakarta, 24 Pebruari 2010
Kepada:
PT Sarana Menara Nusantara Tbk.
Artha Graha Building Lt. 16
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
U.p.: Yth. Direksi
Hal
:
Pendapat Segi Hukum Atas PT Sarana Menara Nusantara Tbk.
Sehubungan Dengan Rencana Penawaran Umum Perdana Sahamsaham PT Sarana Menara Nusantara Tbk.
Dengan hormat,
Kami, konsultan hukum dari Makes & Partners Law Firm (selanjutnya disebut “M&P”), berkantor di
Menara Batavia Lantai 7, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220, yang teman-teman
serikatnya telah terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (selanjutnya
disebut “Bapepam dan LK”) sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal dengan nomor pendaftaran
31/STTD-KH/PM/1993 dan nomor pendaftaran 227/PM/STTD-KH/1998, telah ditunjuk dan diminta
oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk., suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Kudus
(selanjutnya disebut sebagai “Perseroan”), berdasarkan surat Perseroan No. 014/CS-MP/SMN/XI/09
tanggal 23 Nopember 2009 perihal Surat Penunjukan Sebagai Konsultan Hukum, untuk memberikan
pendapat segi hukum (selanjutnya disebut “Pendapat Segi Hukum”) sehubungan dengan rencana
penawaran umum oleh Perseroan sebanyak 112.232.500 (seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh dua
ribu lima ratus) saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah) setiap
saham yang terdiri dari saham baru sebanyak 40.232.500 (empat puluh juta dua ratus tiga puluh dua
ribu lima ratus) (“Saham Baru”) dan saham divestasi sebanyak 72.000.000 (tujuh puluh dua juta)
yang telah dikeluarkan kepada dan dimiliki oleh PT Tricipta Mandhala Gumilang dan PT Caturguwiratna
Sumapala (“Saham Divestasi”), yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar
Rp1.050,00 (seribu lima puluh Rupiah) setiap saham (selanjutnya Saham Baru dan Saham Divestasi
yang akan ditawarkan dan dijual kepada masyarakat secara bersama-sama disebut “Saham-saham” dan
penawaran umum Saham-saham disebut “Penawaran Umum”).
Penawaran Umum akan dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment) oleh para Penjamin Emisi
Efek yang nama-namanya dan bagian-bagian penjaminannya dicantumkan dalam Akta Perubahan I
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Perseroan No. 174 tanggal 23 Pebruari 2010, dibuat di hadapan Dr.
Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta. Seluruh saham-saham Perseroan akan dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”).
Berdasarkan Prospektus dalam rangka Penawaran Umum yang disampaikan kepada Bapepam dan LK
dan sebagaimana diperkuat dengan pernyataan tertulis Direksi Perseroan tanggal 17 Desember 2009 dan
tanggal 26 Januari 2010 (“Pernyataan Perseroan”), dana yang akan diperoleh Perseroan dari hasil
Penawaran Umum, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban Perseroan, akan
digunakan untuk membayarkan sebagian hutang Anak Perusahaan milik Perseroan, yaitu PT Profesional
Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”) kepada: (i) Royal Bank of Scotland (dahulu bernama ABN
AMRO BANK N.V.); (ii) Chinatrust Commercial Bank, LTD; (iii) CIMB Bank BERHAD, Singapore
Branch; (iv) DBS Bank LTD; (v) Standard Chartered Bank; (vi) Oversea-Chinese Banking Corporation
Limited; (vii) PT Bank Central Asia, Tbk; (viii) PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; (ix) CIMB Niaga; (x)
Calyon, Singapore Branch; dan (xi) PT Bank OCBC Indonesia berdasarkan Up To US$360,000,000 and
IDR1,180,000,000,000 Senior Facility Agreement tertanggal 26 Nopember 2008, yang dilakukan dalam
bentuk tambahan setoran modal saham oleh Perseroan kepada Protelindo sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku di Indonesia.
Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham-saham Perseroan yang dimiliki oleh
PT Tricipta Mandhala Gumilang (“TMG”) dan PT Caturguwiratna Sumapala (“Catur”), setelah
dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban TMG dan Catur, akan menjadi milik dari TMG dan
Catur.
Untuk memberikan Pendapat Segi Hukum, M&P telah memeriksa dan meneliti dokumen-dokumen yang
M&P terima dalam rangka memberikan Pendapat Segi Hukum yang diungkapkan dalam dan yang
fotokopinya dilampirkan pada Laporan Hasil Uji Tuntas Aspek Hukum atas Perseroan No. Ref.:
0087/LHUTAH/MP/IS/IG/rn/01/10, tanggal 26 Januari 2010 sebagaimana ditambahkan dengan
informasi tambahan yang dimuat dalam surat kami No. Ref.: 0103/L/MP/IS/IG/rn/02/10, tanggal
10 Pebruari 2010 dan No. Ref.: 0136/L/MP/IS/IG/rn/02/10, tanggal 24 Pebruari 2010, yang M&P
siapkan dan tujukan kepada Perseroan dalam rangka Penawaran Umum, dengan tembusan kepada
Bapepam dan LK dan PT Dinamika Usaha Jaya (terafiliasi) selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek
(Laporan Hasil Uji Tuntas Aspek Hukum beserta tambahan maupun perubahannya dikemudian hari
selanjutnya disebut “Laporan Hasil Uji Tuntas Segi Hukum” atau “LHUTAH”), dan yang
fotokopinya dilampirkan pada Kertas Kerja (sebagaimana dimaksud dalam LHUTAH).
Pendapat Segi Hukum ini menggantikan secara keseluruhan pendapat segi hukum yang telah diberikan
sebelumnya sebagaimana ternyata dalam surat kami No. Ref.: 0511/PSH/MP/IS/IG/rn/12/09, tanggal
17 Desember 2009, No. Ref.: 088/PSH/MP/IS/IG/rn/01/10 tanggal 26 Januari 2010 dan No. Ref.:
0104/PSH/MP/IS/IG/rn/02/10 tanggal 10 Pebruari 2010.
A.
Dasar dan Ruang Lingkup Pendapat Segi Hukum
Dasar dan ruang lingkup Pendapat Segi Hukum adalah sebagai berikut:
1.
Pendapat Segi Hukum diberikan berdasarkan LHUTAH serta merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dari LHUTAH yang memuat penjelasan rinci atas hal-hal
yang termuat dalam Pendapat Segi Hukum.
2.
Kecuali ditentukan lain secara tegas dalam Pendapat Segi Hukum ini, Pendapat Segi
Hukum diberikan meliputi keadaan-keadaan Perseroan dan Anak Perusahaan sejak tanggal
didirikannya sampai dengan tanggal 10 Pebruari 2010 (“Tanggal Pemeriksaan”), dengan
memperhatikan bahwa tanggal laporan keuangan Perseroan yang digunakan dalam rencana
Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum adalah tanggal 31 Oktober 2009.
3.
Pendapat Segi Hukum sama sekali tidak dapat digunakan untuk menilai: (i) kewajaran
komersial atau finansial atas suatu transaksi, termasuk tetapi tidak terbatas pada transaksi di
mana Perseroan menjadi pihak atau mempunyai kepentingan atau harta kekayaan yang
terkait, (ii) aspek komersial dan finansial terkait rencana dan pelaksanaan penggunaan dana
hasil Penawaran Umum, (iii) aspek risiko-risiko usaha yang dapat diderita oleh pemegang
saham Perseroan sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus yang berasal dari Sahamsaham, kecuali mengenai aspek risiko-risiko yang terkait dengan aspek hukum, serta (iv)
harga penawaran Saham-saham dalam Penawaran Umum.
4.
Pendapat Segi Hukum ini diberikan dalam kerangka hukum Republik Indonesia yaitu
pemeriksaan terhadap perjanjian dan dokumen yang tunduk pada hukum Indonesia dan
ketentuan perundangan di Indonesia, dan oleh karenanya sama sekali tidak dimaksudkan
untuk berlaku atau dapat ditafsirkan menurut hukum atau yurisdiksi lain.
142
5.
B.
Kecuali ditentukan lain dalam Pendapat Segi Hukum ini, maka yang dimaksud dengan
Anak Perusahaan adalah PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”).
Pendapat Segi Hukum
Berdasarkan LHUTAH yang M&P siapkan dalam kerangka peraturan perundangan yang berlaku
di Republik Indonesia, khususnya peraturan perundangan di bidang pasar modal berkenaan dengan
rencana Penawaran Umum dan dengan memperhatikan huruf A dan huruf C Pendapat Segi
Hukum ini, M&P memberikan Pendapat Segi Hukum sebagai berikut:
1.
Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan
usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Republik Indonesia, berkedudukan di Kudus, didirikan berdasarkan Akta Pendirian
Perseroan Terbatas Perseroan No. 31, tanggal 2 Juni 2008, dibuat di hadapan Dr. Irawan
Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta (“Akta Pendirian”). Akta Pendirian tersebut telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
(“Menkumham”) berdasarkan Keputusan No. AHU-37840.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal
2 Juli 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0054707.AH.01.09.Tahun 2008
tanggal 2 Juli 2008 dan Daftar Perusahaan sesuai Undang-undang No. 3 Tahun 1982
tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UUWDP”) dengan Tanda Daftar Perusahaan (“TDP”)
No. 11.25.1.64.00369, tanggal 15 Juli 2008.
2.
Sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini, anggaran dasar Perseroan telah
mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhirnya adalah sebagaimana
berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 71, tanggal
18 Nopember 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta (“Akta
No. 71/2009”), yang isinya antara lain memuat perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar
Perseroan untuk disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Akta No. 71/2009 telah memperoleh
persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-56941.AH.01.02.Tahun
2009 tanggal 20 Nopember 2009.
Sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini, sebagaimana diperkuat dengan
Pernyataan Perseroan yang disampaikan kepada kami, Akta No. 71/2009, sedang dalam
proses pendaftaran dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP sehubungan dengan
pendaftaran tersebut di atas, Pasal 32 ayat 1 UUWDP mengatur bahwa “Barang siapa yang
menurut Undang-undang ini atau peraturan pelaksanaannya diwajibkan mendaftarkan
perusahaannya dalam Daftar Perusahaan yang dengan sengaja atau kelalaiannya tidak
memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan
atau pidana denda setinggi-tingginya Rp3.000.000,00 (tiga juta Rupiah)”.
Anggaran dasar Perseroan dan perubahan-perubahannya kecuali perihal (a) pendaftaran
dalam daftar perusahaan sesuai dengan UUWDP atas masing-masing Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 16, tanggal
27 Nopember 2008, dibuat di hadapan Dr. Ika Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus dan
Akta No. 71/2009, yang sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini sedang dalam
proses pendaftaran, sebagaimana ternyata dari Surat Keterangan tanggal
No. 1108/SI.CN/XII/2009 tanggal 16 Desember 2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Notaris
Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, dan (b) perubahan anggaran dasar
mengenai status Perseroan menjadi perseroan terbuka sebagaimana termaktub dalam Akta
No. 71/2009 yang akan mulai berlaku sejak tanggal efektif pernyataan pendaftaran kepada
143
Bapepam dan LK, telah sah dan berlaku sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
3.
Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta No. 71/2009, telah sesuai
dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar
Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan
Publik (“Peraturan No. IX.J.1”) dengan dimuatnya substansi dari ketentuan-ketentuan
yang disyaratkan dalam Peraturan No. IX.J.1.
4.
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan yang
tercantum dalam Akta No. 71/2009, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan
berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak dan melakukan
investasi atau penyertaan pada perusahaan lain.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut:
a.
kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa
dan investasi termasuk tetapi tidak terbatas yang meliputi jasa persewaan dan
pengelolaan menara Base Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang
instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi manajemen, bidang administrasi, strategi
pengembangan bisnis dan investasi, serta melakukan investasi atau penyertaan
pada perusahaan lain; dan
b.
kegiatan usaha penunjang Perseroan, yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa
yang meliputi jasa persewaan dan pengelolaan bangunan-bangunan, ruanganruangan kantor, ruangan-ruangan pertokoan, ruangan-ruangan apartemen,
kondominium beserta fasilitasnya dan jasa konsultasi bidang konstruksi.
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perseroan telah
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Pendapat ini diperkuat dengan
Pernyataan Perseroan.
5.
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta No. 71/2009, struktur permodalan
Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Dasar
:
Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah),
terbagi atas 1.200.000.000 (satu miliar dua ratus juta)
saham, masing-masing saham bernilai nominal
sebesar Rp500,00 (lima ratus Rupiah);
Modal Ditempatkan
:
Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh
miliar tiga puluh juta Rupiah) terbagi atas 980.060.000
(sembilan ratus delapan puluh juta enam puluh ribu)
saham; dan
Modal Disetor
:
Rp490.030.000.000,00 (empat ratus sembilan puluh
miliar tiga puluh juta Rupiah) atau 100% (seratus
persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah
ditempatkan dalam Perseroan.
144
Struktur permodalan Perseroan berkesinambungan, dilakukan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasarnya dan peraturan perundangan yang berlaku kecuali pendaftaran atas Akta
No. 71/2009, yang sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini sedang dalam proses
pendaftaran dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP.
6.
Riwayat kepemilikan saham Perseroan berkesinambungan sejak tanggal pendiriannya,
dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya dan peraturan perundangan yang
berlaku dan pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta No. 71/2009 dan Daftar
Pemegang Saham Perseroan yang disampaikan kepada kami, susunan pemegang saham
Perseroan dan kepemilikan mereka atas saham Perseroan dengan struktur permodalan
sebagaimana tercantum dalam butir 5 Pendapat Segi Hukum adalah sebagai berikut:
No.
1.
2.
7.
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
PT Tricipta Mandhala Gumilang
PT Caturguwiratna Sumapala
Jumlah
499.830.000
480.230.000
980.060.000
Nilai Nominal
Rp500,00/saham
(Rp)
249.915.000.000
240.115.000.000
490.030.000.000
%
51
49
100
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta No. 71/2009, susunan anggota
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur Utama
:
Direktur
:
Direktur Tidak Terafiliasi :
Adam Gifari.
Kenny Harjo.
Aloysius Moerba Suseto.
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Martin Basuki Hartono.
John Aristianto Prasetio.
:
:
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah diangkat secara sah sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.6 tentang
Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik, kecuali pendaftaran atas Akta No.
71/2009, yang sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini sedang dalam proses
pendaftaran dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP.
Perseroan telah memenuhi kewajiban untuk membentuk sekretaris perusahaan sesuai
dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 perihal Pembentukan Sekretaris Perusahaan
dengan mengangkat Arif Pradana sebagai sekretaris perusahaan berdasarkan Keputusan
Direksi Perseroan tanggal 19 Nopember 2009.
Sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini, sebagaimana diperkuat dengan
Pernyataan Perseroan tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
Audit, Perseroan belum membentuk Komite Audit sebagaimana disyaratkan dalam
Peraturan Bapepam No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit dan Peraturan BEI No. I-A tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat
Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, dan karenanya wajib
membentuk Komite Audit paling lambat 6 (enam) bulan setelah saham-saham Perseroan
tercatat di BEI.
145
8.
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, Perseroan dan Protelindo telah memiliki izin-izin
material yang disyaratkan terkait dengan bidang usaha Perseroan dan Protelindo serta
sejumlah izin-izin material Protelindo yang sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum,
masih dalam pengurusan, yaitu izin mendirikan bangunan dari sebagian menara-menara
telekomunikasi milik Protelindo Perseroan.
Sehubungan dengan ketentuan memiliki izin mendirikan bangunan, Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 7 Tahun 1992 tentang Tata Cara Pemberian IMB Serta Izin Undangundang Gangguan (UUG)/HO Bagi Perusahaan-Perusahaan Yang Berlokasi Di Luar
Kawasan Industri, mengatur sebagai berikut:
Pasal 2
IMB dan UUG/HO diterbitkan /dikeluarkan oleh Kepala Daerah.
Pasal 3 ayat 1
Tata cara pemberian IMB dan UUG/HO untuk perusahaan diatur dan ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
Pasal 7 ayat 1
Apabila terdapat pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan IMB dikenakan
sanksi berdasarkan Peraturan Daerah yang berlaku.
Selanjutanya, sehubungan dengan hal tersebut, antara lain Peraturan Daerah Propinsi DKI
Jakarta No. 138 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan dan Penataan
Menara Telekomunikasi di Propinsi DKI Jakarta, mengatur sebagai berikut:
Pasal 11
(1) Setiap bangunan menara telekomunikasi eksisting yang pembangunannya
dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Gubernur No. 89 Tahun 2006 wajib
memiliki Surat Keterangan Membangun (SKM);
(2) Setiap pembangunan menara telekomunikasi yang dilakukan setelah
berlakunya Peraturan Gubernur No. 89 Tahun 2006 wajib memiliki IMB.
Pasal 17
Menara eksisting yang dibangun setelah diberlakukannya Peraturan Gubernur
Nomor 89 Tahun 2006 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) Bangunan menara telekomunikasi yang tidak sesuai dengan pola persebaran
dan konstruksi menara tidak untuk digunakan oleh lebih dari 2 (dua) operator
atau digunakan oleh 1 (satu) operator harus dibongkar.
(2) Bangunan menara telekomunikasi yang sesuai dengan pola persebaran dan
tidak terkena rencana kota, yang konstruksi menara untuk digunakan lebih
dari 2 (dua) operator diberikan izin 1 (satu) tahun dengan dikenakan denda
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Izin sebagaimana dimaksud pada huruf b dapat diperpanjang hanya 1 (satu)
kali untuk masa waktu 1 (satu) tahun.
(4) Bangunan menara telekomunikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan pada
huruf b, harus dibongkar.
Pasal 18
Pembongkaran menara telekomunikasi yang sudah terbangun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 dapat dilakukan oleh:
(1) pemilik menara;
(2) operator pengguna menara;
(3) pembongkaran paksa.
Sampai dengan tanggal Pendapat Segi Hukum ini, dari sejumlah 772 (tujuh ratus tujuh
puluh dua) menara telekomunikasi milik Perseroan yang material, terdapat kurang lebih
751 (tujuh ratus lima puluh) menara telekomunikasi yang telah memiliki izin mendirikan
bangunan.
146
9.
Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum, Perseroan telah memperoleh persetujuan
dari para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa No. 71, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat oleh Dr. Irawan
Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta.
Sehubungan dengan penjualan Saham Divestasi yang ditawarkan dalam Penawaran
Umum, Protelindo telah memperoleh persetujuan dari Stewart Island Sub Investors Pte.
Ltd. atas pelepasan gadai saham-saham milik masing-masing PT Tricipta Mandhala
Gumilang dan PT Caturguwiratna Sumapala yang telah digadaikan untuk menjamin
kewajiban Protelindo selaku debitur berdasarkan Facility Agreement tanggal 15 Agustus
2008, dibuat di bawah tangan antara Protelindo dengan Stewart Island Sub Investors Pte.
Ltd. sebagai kreditur, sebagaimana termuat dalam tanda persetujuan krediturnya tanggal
15 Desember 2009 atas surat Protelindo perihal Release of Share Pledge in Connection with
IPO.
10.
Dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha yang sekarang dijalankannya, Perseroan dan
Protelindo memiliki dan/atau menguasai harta kekayaan material berdasarkan dokumen
kepemilikan dan/atau penguasaan yang sah berupa penyertaan saham, rekening koran,
deposito berjangka, piutang, menara telekomunikasi, kendaraan bermotor, inventaris dan
peralatan kantor dan atas harta kekayaan tersebut tidak sedang dalam sengketa atau
tuntutan hukum. Pendapat tersebut diperkuat dengan Pernyataan Perseroan dan Protelindo,
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, sebagian harta kekayaan Perseroan dan Protelindo
sedang dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh oleh Protelindo berdasarkan, (a)
Up to US$360,000,000 and IDR1,180,000,000,000 Senior Facility Agreement tanggal 26
Nopember 2008 dan (b) Mezzanine Facility Agreement tanggal 26 Nopember 2008.
Pendapat tersebut diperkuat juga dengan pernyataan Protelindo.
11.
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, Perseroan dan Protelindo telah memenuhi kewajibankewajiban material yang disyaratkan dan terkait dengan aspek ketenagakerjaan, Perseroan
dan Protelindo telah memenuhi kewajiban untuk membayarkan upah karyawannya sesuai
dengan ketentuan upah minimum yang berlaku dan mengikutsertakankan karyawannya
dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum serta sebagaimana diperkuat dengan Pernyataan
Perseroan, Perseroan memiliki atau mempekerjakan karyawan berjumlah kurang dari 10
(sepuluh) karyawan dan karenanya, Perseroan tidak diwajibkan membuat peraturan
perusahaan dan melakukan wajib lapor tenagakerja di perusahaan. Sehubungan dengan
kewajiban tersebut, Protelindo telah memiliki peraturan perusahaan sebagaimana ternyata
dari Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja No. KEP. 381/PHIJSK-PKKAD/VI/2009 tentang Pengesahan Peraturan
Perusahaan Protelindo tanggal 9 Juni 2009, yang antara lain memutuskan bahwa
Peraturan Perusahaan Protelindo mulai berlaku terhitung tanggal 27 April 2009 sampai
dengan tanggal 26 April 2011 dan telah menyampaikan wajib lapor tenaga kerja di
perusahaan.
12.
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan dokumen-dokumen korporasi dan daftar
pemegang saham yang disampaikan kepada kami, Perseroan memiliki penyertaan saham
yang sah dalam Protelindo sebanyak 2.915.680.000 (dua miliar sembilan ratus lima belas
juta enam ratus delapan puluh ribu) saham masing-masing saham bernilai nominal
sebesar Rp100,00 (seratus Rupiah) atau seluruhnya bernilai nominal sejumlah
147
Rp291.568.000.000,00 (dua ratus sembilan puluh satu miliar lima ratus enam puluh
delapan juta Rupiah), yang merupakan 99,99% (sembilan puluh sembilan koma sembilan
sembilan persen) dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam
Protelindo.
Protelindo, adalah suatu perseroan terbatas yang telah didirikan secara sah berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia berdasarkan Akta
Pendirian Perseroan Terbatas Protelindo No. 2, tanggal 8 Nopember 2002, dibuat di
hadapan Hildayanti, S.H., Notaris di Bandung, akta mana telah memperoleh pengesahan
dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan
Keputusan No. C-00079 HT.01.01.TH.2003, tanggal 3 Januari 2003, didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP No. 101115209017 di Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung No. 025/BH.10.11./I/2003 tanggal 15 Januari
2003, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21, tanggal 14 Maret
2003, Tambahan No. 2095.
Struktur permodalan Protelindo berkesinambungan, dilakukan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasarnya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan pada tanggal
Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham
Protelindo No. 70, tanggal 18 Nopember 2009, dibuat di hadapan, Dr. Irawan Soerodjo,
S.H., M.Si., Notaris di Jakarta (“Akta No. 70/2009”), struktur permodalannya adalah
sebagai berikut:
Modal Dasar
:
Rp325.000.000.000,00 (tiga ratus dua puluh lima
miliar Rupiah), terbagi atas 3.250.000.000 (tiga miliar
dua ratus lima puluh juta) saham, masing-masing
saham bernilai nominal sebesar Rp100,00 (seratus
Rupiah);
Modal Ditempatkan
:
Rp291.570.000.000,00,00 (dua ratus sembilan puluh
satu miliar lima ratus tujuh puluh juta Rupiah) yang
terdiri atas 2.915.700.000 (dua miliar sembilan ratus
lima belas juta tujuh ratus ribu) saham; dan
Modal Disetor
:
Rp291.570.000.000,00 (dua ratus sembilan puluh satu
miliar lima ratus tujuh puluh juta Rupiah) atau 100%
(seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang
telah ditempatkan dalam Protelindo.
Riwayat kepemilikan saham Protelindo adalah berkesinambungan dilakukan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasarnya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pada
tanggal Pendapat Segi Hukum, berdasarkan Akta No. 70/2009, susunan pemegang saham
Protelindo dan kepemilikan mereka atas saham Protelindo adalah sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
Perseroan
PT Tricipta Mandhala Gumilang
PT Caturguwiratna Sumapala
Jumlah
2.915.680.000
10.000
10.000
2.915.700.000
Nilai Nominal
Rp100,00/saham
(Rp)
291.568.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
291.570.000.000
%
99,999
0,0005
0,0005
100,0000
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, anggota Direksi dan Dewan Komisaris Protelindo telah
diangkat secara sah sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundangan yang berlaku
berdasarkan Akta No. 70/2009, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Protelindo
148
dengan susunan sebagai berikut:
13.
Direksi
Direktur Utama
Direktur
Direktur
:
:
:
Adam Gifari.
Kenny Harjo.
Guy Hamilton Eargle Jr.
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
:
:
Martin Basuki Hartono.
Ario Wibisono.
Dengan mengingat dan tidak mengenyampingkan:
(i)
aspek keterbukaan dalam Prospektus Penawaran Umum, termasuk pada bagian Bab
V mengenai Risiko Usaha dengan sub judul “Risiko kemungkinan adanya
penerapan pembatasan kepemilikan asing dalam Perseroan terhadap Protelindo
dan penerapan peraturan bersama tentang Pedoman Pembangunan Dan
Penggunaan Bersama Menara Telkomunikasi”;
(ii)
bahwa Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum,
Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal
No.
18
Tahun
2009,
No.
07/PRT/M/2009,
No.
19/PER/M.KOMINFO/03/2009, No. 3/P/2009 tanggal 30 Maret 2009 tentang
Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi
(“Peraturan Bersama”) dibuat dengan mengacu, antara lain, kepada Undangundang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (“UU Penanaman
Modal”) dan tidak mengacu kepada Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya; dan
(iii)
bahwa berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, kekuatan hukum suatu peraturan perundangundangan adalah sesuai dengan hierarkinya, dan UU Penanaman Modal yang
memiliki hierarki lebih tinggi dari Peraturan Bersama, dalam butir penjelasannya
mengatur bahwa yang dimaksud dengan penanaman modal adalah penanaman
modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak langsung atau
portfolio, oleh karena itu seharusnya pembatasan kepemilikan saham
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bersama tidak berlaku untuk perusahaan
publik;
maka Penawaran Umum Perseroan dan kemungkinan investor asing untuk (a) membeli
Saham-Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum maupun (b) saham-saham
Perseroan setelah Penawaran Umum tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 5 ayat (4)
dari Peraturan Bersama.
14.
Pada tanggal Pendapat Segi Hukum, Perseroan dan Protelindo, telah menandatangani
perjanjian-perjanjian maupun kesepakatan-kesepakatan material, perjanjian-perjanjian dan
kesepakatan kesepakatan material tersebut adalah sah dan mengikat Perseroan dan
Protelindo dan Perseroan maupun Protelindo tidak sedang ataupun dinyatakan dalam
keadaan lalai (default) dan tetap memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagaimana
ditentukan dalam perjanjian-perjanjian ataupun kesepakatan-kesepakatan material
dimaksud yang dibuat dan ditandatangani Perseroan dan Protelindo sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Pendapat tersebut diperkuat juga dengan Pernyataan
149
Perseroan dan Protelindo.
Sehubungan dengan rencana penggunaan dana hasil Penawaran Umum, kecuali (i)
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Protelindo atas peningkatan modal ditempatkan
dan disetor Protelindo, (ii) pemberitahuan perubahan anggaran dasar Protelindo sehubungan
dengan perubahan modal ditempatkan dan disetor Protelindo sehubungan dengan
peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, dan (iii) pendaftaran dalam
Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP, rencana penyetoran modal oleh Perseroan
dalam Protelindo tidak memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari para krediturnya
berdasarkan Senior Facility Agreement dan Mezzanine Facility Agreement. Pendapat ini
diperkuat dengan Pernyataan Perseroan dan Anak Perusahaan.
15.
Sehubungan dengan keterlibatan Perseroan maupun Protelindo dalam perkara di badan
peradilan, kecuali atas perkara yang telah diungkapkan dalam Prospektus Penawaran
Umum, berdasarkan pemeriksaan perkara yang dilakukan pada masing-masing badan
peradilan yang berwenang atas Perseroan dan Protelindo yaitu Pengadilan Negeri Kudus,
Pengadilan Negeri Semarang, Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Semarang, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, Pengadilan Tata Usaha
Negara Semarang, Pengadilan Negeri Bandung, Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Bandung, Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, Pengadilan Tata
Usaha Negara Jakarta, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat dan Badan Arbitrase Nasional Indonesia sampai dengan tanggal
dikeluarkannya Surat Keterangan dari masing-masing lembaga peradilan tersebut serta
didukung dengan pernyataan tertulis yang disampaikan oleh Perseroan dan Protelindo
maupun masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan Protelindo,
Perseroan dan Protelindo serta masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan maupun Protelindo tidak sedang menjadi salah satu pihak yang berperkara baik
perkara pidana, perdata, tata usaha negara maupun perkara kepailitan pada masingmasing lembaga peradilan tersebut di atas.
16.
Sehubungan dengan Penawaran Umum, Perseroan telah menandatangani perjanjianperjanjian sebagai berikut:
a.
Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perseroan No. 114,
tanggal 24 Nopember 2009, sebagaimana telah diubah dengan Akta Perubahan I
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Perseroan No. 174 tanggal 23 Pebruari 2010,
keduanya dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta;
b.
Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Perseroan No. 115, tanggal 24
Nopember 2009, sebagaimana telah diubah dengan Akta Perubahan I Perjanjian
Pengelolaan Administrasi Saham Perseroan No. 175 tanggal 23 Pebruari 2010,
keduanya dibuat di hadapan, Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta;
c.
Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI No. SP0020/PE/KSEI/1109, tanggal 23 Nopember 2009, dibuat di bawah tangan, antara
Perseroan dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia; dan
d.
Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek tanggal 16 Desember 2009, dibuat di
bawah tangan oleh dan antara PT Bursa Efek Indonesia dan Perseroan.
150
Perjanjian-perjanjian yang telah ditandatangani oleh Perseroan tersebut di atas telah dibuat
secara sah, masih berlaku dan mengikat Perseroan. Hal tersebut diperkuat dengan
Pernyataan Perseroan.
C.
Kualifikasi
Pendapat Segi Hukum diberikan berdasarkan pengertian-pengertian sebagai berikut:
a.
Pelaksanaan dari dokumen dan perjanjian yang diperiksa oleh M&P dan/atau dibuat dalam
rangka Penawaran Umum dapat dipengaruhi oleh peraturan perundangan Republik
Indonesia yang bersifat memaksa dan tunduk kepada asas itikad baik yang wajib ditaati
sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
b.
Pendapat Segi Hukum secara tegas hanya meliputi hal-hal yang disebutkan di dalamnya
dan sama sekali tidak meliputi hal-hal yang mungkin secara implisit dapat dianggap
termasuk di dalamnya.
c.
Pada tanggal dikeluarkannya Pendapat Segi hukum, telah terdapat suatu perusahaan yang
memiliki kegiatan usaha antara lain bergerak dibidang penyedia menara yang bukan
merupakan penyelenggara telekomunikasi, yang telah mencatatkan seluruh sahamsahamnya di BEI dan sepanjang pengetahuan kami, sebagaimana layaknya suatu
perusahaan terbuka yang saham-sahamnya tercatat di BEI, tidak terdapat pembatasan atas
pemilikan asing yang diterapkan atas perusahaan terbuka dimaksud.
d.
Pendapat Segi Hukum diberikan berdasarkan (i) dokumen dan/atau keterangan yang
fotokopinya disebutkan dalam LHUTAH dan Kertas Kerja dan (ii) pernyataan Direksi
Perseroan dan Protelindo di mana disebutkan bahwa dokumen dan/atau hal yang
disampaikan dan/atau keterangan yang diberikan kepada M&P sama sekali tidak
bertentangan dengan Pendapat Segi Hukum dan dalam hal menurut pendapat Perseroan dan
Protelindo, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, terdapat dokumen dan/atau
hal yang tidak perlu disampaikan dan/atau keterangan yang tidak perlu diberikan kepada
M&P, dan karenanya tidak diterima/diketahui oleh M&P, tidak membuat Pendapat Segi
Hukum menjadi tidak benar dan/atau menyesatkan.
e.
Pendapat Segi Hukum diberikan dengan asumsi bahwa semua tanda tangan yang tertera
dalam semua dokumen yang disampaikan atau ditunjukkan oleh Perseroan, Protelindodan
pihak ketiga kepada M&P adalah asli dan dokumen-dokumen asli yang diberikan atau
ditunjukkan kepada M&P adalah otentik dan bahwa dokumen-dokumen yang disampaikan
kepada M&P dalam bentuk fotokopi adalah benar, akurat, sesuai, tidak bertentangan
dengan aslinya dan tidak menyesatkan.
f.
Dengan tidak mengenyampingkan huruf e tersebut di atas, Pendapat Segi Hukum ini
diberikan dengan asumsi bahwa dokumen-dokumen, pernyataan-pernyataan dan
keterangan-keterangan yang disampaikan kepada M&P untuk memberikan Pendapat Segi
Hukum ini telah lengkap, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan tidak mengalami
perubahan sampai dengan tanggal dilakukannya pernyataan pendaftaran ke Bapepam dan
LK kecuali jika dinyatakan lain dalam Informasi Tambahan yang akan disampaikan kepada
Bapepam dan LK dalam rangka untuk melengkapi informasi aspek hukum setelah tanggal
Pendapat Segi Hukum (jika ada).
151
g.
Pendapat Segi Hukum sehubungan dengan “ijin material” dan “harta kekayaan material”
adalah sejauh ijin atau persetujuan serta harta kekayaan tersebut berakibat atau
berpengaruh langsung terhadap keberlangsungan usaha Perseroan ataupun Protelindo, dan
sehubungan dnegan hal tersebut, terkait dengan menara-menara telekomunikasi milik
Protelindo Perseroan adalah didasarkan kepada lokasi, besarnya penghasilan yang
dihasilkan oleh menara-menara tersebut serta keberadaan menara-menara dimaksud yang
mewakili seluruh propinsi di wilayah Republik Indonesia.
h.
Pada tanggal dikeluarkannya Pendapat Segi Hukum ini, terdapat berbagai pengertian dan
penafsiran sehubungan dengan pelaksanaan Pasal 5 ayat (4) Peraturan Bersama, dan
karenanya pihak relevan yang bewenang dapat mengambil pengertian, penafsiran, dan/atau
pelaksanaan yang berbeda dengan pengertian dan penafsiran kami atas ketentuan Pasal 5
ayat (4) Peraturan Bersama tersebut yang dapat berakibat negatif material terhadap
Perseroan maupun kepemilikan saham Perseroan oleh pihak asing.
i.
Pendapat Segi Hukum diberikan berdasarkan peraturan perundangan dan ketentuan yang
berlaku di Republik Indonesia pada tanggal ditandatanganinya Pendapat Segi Hukum,
termasuk Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
j.
Bahwa M&P bertanggungjawab atas Pendapat Segi Hukum ini dan tanggung jawab M&P
sebagai Konsultan Hukum Perseroan yang independen sehubungan dengan hal-hal yang
diberikan dalam Pendapat Segi Hukum adalah terbatas pada dan sesuai dengan ketentuan
dalam Pasal 80 Undang-undang Pasar Modal.
k.
Pendapat Segi Hukum diberikan semata-mata untuk digunakan oleh Perseroan dalam
rangka Penawaran Umum, walaupun tembusannya disampaikan kepada pihak yang
disebutkan di bawah ini.
l.
Pendapat Segi Hukum, M&P buat dengan sebenarnya selaku Konsultan Hukum yang
independen dan tidak terafiliasi dan atau terasosiasi dengan Perseroan.
152
Diberikan di Jakarta pada tanggal yang disebutkan pada bagian awal Pendapat Segi Hukum.
Hormat kami,
untuk dan atas nama
Makes & Partners Law Firm
_______________________________
Iwan Setiawan, S.H.
Partner
Lampiran:
Laporan Hasil Uji Tuntas Aspek Hukum Ref. No.: 0511/PSH/MP/IS/IG/rn/12/09, tanggal
17 Desember 2009.
Informasi Tambahan Aspek Hukum Ref. No.: 0103/L/MP/IS/IG/rn/02/10, tanggal 10 Pebruari
2010.
Informasi Tambahan Aspek Hukum Ref. No.: 0137/L/MP/IS/IG/rn/02/10, tanggal 24 Pebruari
2010.
Tembusan:
1.
Kepada:
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Gedung Soemitro Djojohadikusumo
Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4
Jakarta 10170
U.p. Yth. Ketua Bapepam dan LK
2.
Kepada:
PT Dinamika Usaha Jaya (terafiliasi)
Jl. KS Tubun II/15
Jakarta 11410
U.p. Yth. Direksi
153
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Halaman ini sengaja dikosongkan
140
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB XVIII. LAPORAN AKUNTAN PUBLIK DAN LAPORAN
KEUANGAN PERSEROAN
Berikut ini adalah laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 10
(sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni 2008
(Pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko
& Sandjaja, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
155
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Halaman ini sengaja dikosongkan
140
157
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Halaman ini sengaja dikosongkan
140
159
160
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
31 Oktober/
October 31,
2009
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS
October 31, 2009 and December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
31 Desember/
December 31,
2008
ASET
ASSETS
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Pihak ketiga, setelah
dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu
sebesar Rp20.562
(2008: RpNihil)
Piutang lain-lain
Pihak ketiga
Persediaan, setelah
dikurangi penyisihan
persediaan usang
sebesar RpNihil;
(2008: RpNihil)
Beban dibayar di muka
dan uang muka
Pajak dibayar di muka
9.217
389.003
JUMLAH ASET LANCAR
1.135.990
ASET TIDAK LANCAR
Investasi sewa
pembiayaan neto
Aset tetap, setelah dikurangi
akumulasi penyusutan
sebesar Rp201.642
(2008: Rp4.459)
Sewa lokasi jangka panjang
Aset pajak tangguhan,
bersih
Aset tidak lancar lainnya
694.143
2d,3,30
925.794
42.674
2e,4,13
96.216
15
938
2e
628
2f,5
7.258
285.163
Inventories,
net of provision for inventory
obsolescence of RpNil;
(2008: RpNil)
Prepaid expenses
and advances
Prepaid taxes
1.316.104
TOTAL CURRENT ASSETS
1.045
2g,6
2m,14a
CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents
Trade receivables
Third parties,
net of provision
for doubtful accounts
of Rp20,562
(2008: RpNil)
Other receivables
Third parties
4.544.909
295.478
2i,8,13
2g,9
4.229.930
285.628
NON-CURRENT ASSETS
Net investment in
finance leases
Fixed assets, less
accumulated depreciation
of Rp201,642
(2008: Rp4,459)
Long-term prepaid site rentals
131.085
2m,14e
10
36
32.565
Deferred tax assets, net
Other non-current assets
2.641
2h,7
3.248
JUMLAH ASET
TIDAK LANCAR
4.974.113
4.551.407
TOTAL
NON-CURRENT ASSETS
JUMLAH ASET
6.110.103
5.867.511
TOTAL ASSETS
The accompanying notes form an integral part of these consolidated
financial statements.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara
keseluruhan.
161
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
31 Oktober/
October 31,
2009
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (continued)
October 31, 2009 and December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
31 Desember/
December 31,
2008
KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang pembangunan
menara - pihak
ketiga
Hutang lain-lain - pihak
ketiga
Beban yang masih
harus dibayar
Bagian hutang jangka
panjang yang akan
jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Pihak ketiga
Pihak yang memiliki
hubungan istimewa
Hutang pajak
JUMLAH KEWAJIBAN
LANCAR
KEWAJIBAN TIDAK
LANCAR
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban imbalan kerja
Hutang jangka panjang
setelah dikurangi bagian
yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Pihak ketiga
Pihak yang memiliki
hubungan istimewa
Pendapatan diterima
di muka
Hutang swap tingkat bunga
Kewajiban tidak lancar
lainnya
LIABILITIES AND EQUITY
CURRENT LIABILITIES
89.078
11
183.857
Tower construction
payables - third parties
16.850
15
4.885
Other payables - third parties
103.460
12
59.393
Accrued expenses
-
Current portion of long-term
loans
Third parties
14.705
Related party
Taxes payable
262.840
TOTAL CURRENT LIABILITIES
27
2.094
NON-CURRENT LIABILITIES
Deferred tax liabilities
Provision for employee benefits
Long-term loans net of
current portion
Third parties
384.915
13
37.301
1.218
13
2m,14b
632.822
59.275
4.033
2m,14e
2j,16
3.796.502
13
4.102.484
177.075
13
341.924
335.604
11.757
17
2o,27
593.100
17.965
Unearned revenue
Interest rate swap payables
36.810
32.740
Other non-current liabilities
JUMLAH KEWAJIBAN
TIDAK LANCAR
4.421.056
5.090.334
TOTAL NON-CURRENT
LIABILITIES
JUMLAH KEWAJIBAN
5.053.878
5.353.174
TOTAL LIABILITIES
Related party
The accompanying notes form an integral part of these consolidated
financial statements.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara
keseluruhan.
162
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
31 Oktober/
October 31,
2009
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (continued)
October 31, 2009 and December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
31 Desember/
December 31,
2008
EKUITAS
Modal Saham:
nilai nominal Rp1 per saham
(2008: Rp1 per saham)
Modal dasar 600.000 saham
(2008: 600.000 saham)
Modal ditempatkan dan disetor
penuh 490.030 saham
(2008: 490.030 saham)
Selisih transaksi perubahan
ekuitas anak perusahaan
Saldo laba yang belum
ditentukan penggunaannya/
(akumulasi kerugian)
EQUITY
490.030
19
490.030
501.638
2o,20
495.430
64.557
(471.123)
Share capital:
par value - Rp1 per share)
(2008: Rp1 per share)
Authorized
600,000 shares
(2008: 600,000 shares)
Issued and fully paid
490,030 shares
(2008: 490,030 shares)
Differences arising from
transactions resulting in changes
in the equity of subsidiary
Retained earnings
unappropriated/
(accumulated deficit)
JUMLAH EKUITAS
1.056.225
514.337
TOTAL EQUITY
JUMLAH KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
6.110.103
5.867.511
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
The accompanying notes form an integral part of these consolidated
financial statements.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara
keseluruhan.
163
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2009
(Sepuluh bulan)/
(Ten months)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
2008
(sejak tanggal
2 Juni 2008
(Pendirian)
sampai dengan
tanggal
31 Desember 2008)/
(period from
June 2, 2008
(Inception)
through
December 31,
2008)
PENDAPATAN
877.984
2l,21
273.689
REVENUES
BEBAN POKOK
PENDAPATAN
47.604
2l,22
15.380
COST OF REVENUES
DEPRESIASI
DAN AMORTISASI
296.268
2g,2h,23
90.931
DEPRECIATION
AND AMORTIZATION
LABA KOTOR
534.112
167.378
GROSS INCOME
31.079
OPERATING EXPENSES
OPERATING INCOME
BEBAN USAHA
80.860
LABA OPERASI
453.252
136.299
7.173
(368.060)
25
1.653
(90.791)
476.513
(29.041)
2k, 26
4
(489.911)
-
OTHER INCOME/(EXPENSES)
Interest income
Finance charges
Foreign exchange
gains/(losses), net
Bad debt expense
61.270
(6.139)
14g
(2.096)
Corporate income tax adjustment
Others, net
(581.145)
Other income/(expenses), net
(444.846)
INCOME/(LOSS) BEFORE
CORPORATE INCOME TAX
EXPENSE
4
59.284
26.248
29
CORPORATE INCOME TAX
EXPENSE
Current tax expense
Deferred tax expense
59.288
26.277
535.680
(471.123)
NET INCOME/(LOSS)
(961.418)
Basic net income/(loss) per
share (full amount)
PENGHASILAN/(BEBAN)
LAIN-LAIN
Penghasilan bunga
Beban keuangan
Laba/(rugi)
selisih kurs, bersih
Beban piutang tak tertagih
Penyesuaian pajak
penghasilan badan
Lain-lain, bersih
Jumlah penghasilan/
(beban) lain-lain, bersih
LABA/(RUGI) SEBELUM
BEBAN PAJAK
PENGHASILAN
BEBAN PAJAK
PENGHASILAN
Beban pajak kini
Beban pajak tangguhan
LABA/(RUGI) BERSIH
Laba/(rugi) bersih per saham
dasar (angka penuh)
2j,24
141.716
594.968
1.093.158
2m,14c, 14d
2p
The accompanying notes form an integral part of these consolidated
financial statements.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara
keseluruhan.
164
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
Modal saham
ditempatkan dan
disetor penuh/
Issued and fully
paid capital
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
CONSOLIDATED STATEMENTS
OF CHANGES IN EQUITY
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Selisih
transaksi
perubahan
ekuitas anak
perusahaan/
Differences
arising from
transactions
resulting in
changes in
the equity
of subsidiary
Saldo laba
yang belum
ditentukan
penggunaannya/
(akumulasi
kerugian)/
Retained earnings
- unappropriated/
(accumulated
deficit)
Jumlah
ekuitas/
Total equity
Setoran awal
modal saham
19
100.000
-
-
100.000
Initial issue of share
capital
Tambahan setoran
modal saham
19
390.030
-
-
390.030
Additional issuance of
share capital
495.430
Differences arising from
transactions resulting in
changes in the equity
of subsidiary
Selisih transaksi perubahan
ekuitas anak perusahaan
2i,2o,20
Rugi bersih 2008
Saldo 31 Desember 2008
Selisih transaksi perubahan
ekuitas anak perusahaan
Laba bersih 2009
Saldo 31 Oktober 2009
2i,2o,20
-
495.430
-
-
-
(471.123)
(471.123)
490.030
495.430
(471.123)
514.337
Balance as of
December 31, 2008
Differences arising from
transactions resulting in
changes in the equity
of subsidiary
-
6.208
-
6.208
-
-
535.680
535.680
490.030
501.638
64.557
1.056.225
Net loss for 2008
Net income for 2009
Balance as of
October 31, 2009
The accompanying notes form an integral part of these consolidated
financial statements.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara
keseluruhan.
165
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2009
(Sepuluh bulan)/
(Ten months)
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI:
Penerimaan kas
dari pelanggan
Pembayaran kas
kepada pemasok
Pembayaran kas
kepada karyawan
Kas yang dihasilkan
dari operasi
Penghasilan bunga
yang diterima
Pembayaran
pajak penghasilan
dan pajak lainnya
Lain-lain
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS INVESTASI:
Nilai investasi sewa
Pembelian aset tetap
Pembayaran uang muka
pembelian aset tetap
Pembayaran sewa tanah
jangka panjang
Arus kas yang digunakan untuk
aktivitas investasi
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
2008
(sejak tanggal
2 Juni 2008
(Pendirian)
sampai dengan
tanggal
31 Desember 2008)/
(period from
June 2, 2008
(inception)
through
December 31,
2008)
CASH FLOWS FROM
OPERATING ACTIVITIES:
467.829
492.496
(141.698)
(27.582)
Cash paid to suppliers
(32.382)
(13.005)
Cash paid to employees
293.749
451.909
Cash resulting from operations
7.173
1.653
Interest received
(54.005)
(13.183)
(137.134)
(2.096)
233.734
314.332
Cash received from customers
Income taxes and
other taxes paid
Others
Net cash provided by
operating activities
(62.300)
(116.969)
CASH FLOWS FROM
INVESTING ACTIVITIES:
Investment in finance leases
Acquisition of fixed assets
Payments of advances
for purchase of fixed assets
Payments for long-term
site rentals
(551.857)
(1.604.136)
Net cash used in
investing activities
606
(490.163)
(3.248)
(1.483.235)
-
(684)
The accompanying notes form an integral part of these consolidated
financial statements.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara
keseluruhan.
166
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS
KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2009
(Sepuluh bulan)/
(Ten months)
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS PENDANAAN:
Setoran modal
Penerimaan hutang jangka
panjang - pihak ketiga
Penerimaan hutang jangka
panjang - pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Pembayaran hutang jangka
panjang - pihak ketiga
Pembayaran biaya pinjaman
Pembayaran akuisisi
anak perusahaan
Pembayaran beban bunga
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas pendanaan
(PENURUNAN)/KENAIKAN
BERSIH KAS
DAN SETARA KAS
Catatan/
Notes
2008
(sejak tanggal
2 Juni 2008
(Pendirian)
sampai dengan
tanggal
31 Desember 2008)/
(period from
June 2, 2008
(inception)
through
December 31,
2008)
-
490.030
280.061
3.957.947
30.871
159.544
-
(1.618.400)
(23.918)
(233.196)
(200.542)
(490.551)
(49.776)
86.472
2.215.598
(231.651)
KAS DAN SETARA KAS
AWAL PERIODE
925.794
KAS DAN SETARA KAS
AKHIR PERIODE
694.143
Aktivitas yang tidak
mempengaruhi arus kas:
Reklasifikasi aset dalam
penyelesaian menjadi
aset tetap
Reklasifikasi hutang jangka
panjang - pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
menjadi hutang jangka panjang
pihak ketiga
Kapitalisasi biaya pembongkaran
pemindahan aset dan restorasi aset
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
CONSOLIDATED STATEMENTS
OF CASH FLOWS (continued)
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
3
CASH FLOWS FROM
FINANCING ACTIVITIES:
Capital contributions
Proceeds from long-term
loans - third parties
Proceeds from long-term
loans - related party
Payments of long-term
loans - third parties
Payments of costs
of obtaining loans
Payments for acquisition
of subsidiary
Interest paid
Net cash provided by
financing activities
925.794
NET (DECREASE)/INCREASE IN
CASH AND CASH EQUIVALENTS
-
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT BEGINNING OF PERIOD
925.794
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT END OF PERIOD
Activity not affecting cash flows:
67.323
172.228
8
13
4.070
72.206
12.370
Reclassification of construction in
progress to fixed assets
Reclassification of longterm loans - related party to
long term-loans - third parties
Capitalization of assets retirement
obligation
The accompanying notes form an integral part of these consolidated
financial statements.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara
keseluruhan.
167
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
UMUM
a.
b.
1.
Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL
a.
Establishment and General Information
PT
Sarana
Menara
Nusantara
Tbk
(“Perseroan”) didirikan berdasarkan Akta
Pendirian (“Anggaran Dasar’) No. 31 tanggal
2 Juni 2008, dibuat dihadapan Dr. Irawan
Soerodjo, S.H. Msi., Notaris di Jakarta.
Anggaran Dasar Perseroan ini disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam
Surat
Keputusan
No.
AHU-37840.AH.
01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008.
Anggaran Dasar Perseroan telah diubah
dengan
Akta
Pernyataan
Keputusan
Pemegang Saham Luar Biasa No. 16 tanggal
27 Desember 2008, dibuat dihadapan Drs. Ika
Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus,
mengenai
peningkatan
modal
dasar.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah
disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia
dengan
surat
No.
AHU52088.AH.01.02.Tahun
2009
tanggal
28 Oktober 2009.
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (the
“Company”) was established based on Deed
of Establishment (“Articles of Association”)
No. 31 dated June 2, 2008 drawn up in the
presence of Dr. Irawan Soerodjo, S.H. MSi.,
Notary in Jakarta. The Company’s Articles of
Association were approved by the Minister of
Law and Human Rights through letter
No. AHU-37840.AH.01.01.Tahun 2008 dated
July 2, 2008. The Company’s Articles of
Association has been amended by Deed of
Restatement of Extraordinary Shareholders’
Resolution No. 16 dated December 27, 2008,
drawn up in the presence of Drs. Ika Slamet
Riyono, S.H., Notary in Kudus, regarding the
increase
in
authorized
capital.
This
amendment has been approved by the
Ministry of Law and Human Rights through
letter No. AHU-52088.AH.01.02.Tahun 2009
dated October 28, 2009.
Berdasarkan Pasal 3 dari Anggaran Dasar
Perseroan, ruang lingkup usaha Perseroan
adalah berusaha dalam bidang pembangunan,
jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak,
perdagangan.
Berdasarkan
perubahan
terakhir Anggaran Dasar Perseroan yang
dilakukan pada tanggal 18 Nopember 2009
(lihat Catatan No. 33), kegiatan usaha
Perseroan pada saat ini adalah melakukan
investasi dan jasa manajemen. Operasi
komersial Perseroan dimulai tanggal 2 Juni
2008.
In accordance with article 3 of the Company’s
Articles of Association, the scope of the
Company’s activities involves business in the
field of construction, services except law and
tax services, trade. Based on the latest
change in the Company’s Artivle of
Association on November 18, 2009 (see Note
No. 33), the current Company’s activities
involve
business
in
investment
and
management services. The Company started
commercial operations on June 2, 2008.
Perseroan berkedudukan di Kudus, Jawa
Tengah.
The Company is domiciled in Kudus, Central
Java.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
b.
Board of Commissioners, Directors and
Employees
As of October 31, 2009, the Company and its
subsidiary had 244 permanent employees
and 32 contract employees (unaudited)
(December 31, 2008: 229 permanent
employees and 38 contract employees)
(unaudited). Total remuneration of the
Company’s Board of Commissioners and its
Directors during 2009 amounted to RpNil
(2008: RpNil).
Pada tanggal 31 Oktober 2009, Perseroan dan
anak perusahaan mempunyai 244 karyawan
tetap dan 32 karyawan tidak tetap (tidak
diaudit) (31 Desember 2008: 229 karyawan
tetap dan 38 karyawan tidak tetap). Jumlah
remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Perseroan pada tahun 2009 sebesar RpNihil
(2008: RpNihil).
168
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan)
b.
1.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
(lanjutan)
GENERAL (continued)
b.
Board of Commissioners, Directors and
Employees (continued)
The composition of the Company’s Board of
Commissioners and its Directors as of
October 31, 2009 and December 31, 2008
based on Deed of Establishment No. 31 dated
June 2, 2008 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H.
Msi., Notary in Jakarta, were as follows:
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2009 dan
31 Desember 2008 berdasarkan akta
pendirian Dr. Irawan Soerodjo, S.H. Msi.,
Notaris di Jakarta, No. 31 tanggal 2 Juni 2008
adalah sebagai berikut:
31 Oktober 2009/
October 31, 2009
Komisaris Utama
Komisaris
Direktur Utama
Direktur
c.
31 Desember 2008/
December 31, 2008
Yakub Budi Santoso
Yakub Budi Santoso
Heru Budijanto Prabowo
Heru Budijanto Prabowo
Agus Santoso Suwanto
Agus Santoso Suwanto
Ferdinandus Aming Santoso Ferdinandus Aming Santoso
President Commissioner
Commissioner
President Director
Director
Pada tanggal 18 Nopember 2009, susunan
dewan komisaris dan direksi telah berubah
(lihat Catatan No. 33).
On November 18, 2009, the composition of
board of commissioners and directors was
changed (see Note No. 33).
Berdasarkan keputusan Direksi Perseroan
tanggal 19 Nopember 2009, Perseroan
menunjuk Arif Pradana sebagai Sekretaris
Perusahaan
efektif
mulai
tanggal
19 Nopember 2009.
Based
on
Director
Resolution
dated
November 19, 2009, the Company appointed Arif
Pradana as the Company’s Corporate Secretary
effective as of November 19, 2009.
Anak Perusahaan
c.
Subsidiary
Kepemilikan saham Perseroan pada anak
perusahaan yang dikonsolidasi sebagai
berikut:
Anak perusahaan/
Subsidiary
Domisili/
Domicile
PT Profesional
Telekomunikasi
Indonesia (“Protelindo”)
Bandung
The Company’s ownership interest
consolidated subsidiary is as follows:
Jenis usaha/
Nature of
business
Jasa penunjang telekomunikasi/Telecomunication
supporting services
Pada tanggal 21 Agustus 2008, Perseroan
membeli
99,9992%
saham
Protelindo
menggunakan metode pembelian dari Pan
Asia Tower Pte. Ltd. dan PT Illuminate, senilai
Rp490.551. Nilai pasar Protelindo pada saat
akuisisi adalah sebesar Rp558.913. Transaksi
ini menghasilkan selisih lebih nilai wajar atas
nilai akuisisi sebesar Rp68.362 yang diakui
sebagai pengurang nilai aset tetap - menara
konsolidasian dan diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus sesuai
dengan umur menara selama 20 tahun.
Persentase
kepemilikan/
Percentage of
ownership
Dimulainya
kegiatan
komersial/
Start
of commercial
operations
99,9992%
Juni/June 4, 2003
in
its
Jumlah aset sebelum eliminasi/
Total assets before eliminations
2009
6.167.833
2008
5.934.323
On August 21, 2008, the Company acquired a
99.9992% ownership interest in Protelindo using
purchase method from Pan Asia Tower Pte. Ltd.
and PT Illuminate, at a cost of Rp490,551. The
fair value of Protelindo’s net assets at the
acquisition date amounted to Rp558,913. This
transaction resulted in excess of Protelindo’s net
assets over acquisition cost of Rp68,362 which
has been recognized as a reduction in the
consolidated fixed assets - towers and amortized
using straight-line method over twenty years
same with useful lives of tower.
169
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan)
c.
1.
Anak Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued)
c.
Subsidiary (continued)
PT Profesional Telekomunikasi Indonesia
(“anak perusahaan”) didirikan di Indonesia
berdasarkan Akta Pendirian (“Anggaran
Dasar”) No. 2 tanggal 8 Nopember 2002,
dibuat dihadapan Hildayanti, S.H., Notaris di
Bandung. Anggaran Dasar anak perusahaan
ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia dalam Surat Keputusan
No.
C-00079HT.01.01.TH.2003
tanggal
3 Januari 2003 dan akta tersebut telah
diumumkan dalam Berita Negara No. 21
tanggal 14 Maret 2003, Tambahan No. 2095.
Anggaran Dasar anak perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
dengan
Akta
Pernyataan
Keputusan
Pemegang Saham No. 127 tanggal 24 April
2009, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo,
S.H. MSi., Notaris di Jakarta, antara lain
mengenai perubahan status anak perusahaan
menjadi perusahaan terbuka. Perubahan
Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
dengan surat No. AHU-17674.AH.01.02.
Tahun 2009 tanggal 1 Mei 2009.
PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (the
“subsidiary”) is a limited liability company
established in Indonesia based on Deed of
Establishment (“Articles of Association”) No. 2
dated November 8, 2002 drawn up in the
presence of Hildayanti, S.H., Notary in Bandung.
The subsidiary’s Articles of Association were
approved by the Minister of Justice and Human
Rights
through
letter
No.
C-00079
HT.01.01.TH.2003 dated January 3, 2003 and
were published in State Gazette No. 21 dated
March 14, 2003, Supplement No. 2095. The
subsidiary’s Articles of Association have been
amended several times. The latest amendment
was based on the Deed of Restatement of
Shareholders’ Resolution No. 127 dated April 24,
2009, drawn up in the presence of Dr. Irawan
Soerodjo, S.H. MSi., Notary in Jakarta, regarding
the change of the subsidiary’s status from a nonpublic company to become a public company.
This amendment has been approved by the
Ministry of Law and Human Rights through letter
No. AHU-17674.AH.01.02.Tahun 2009 dated
May 1, 2009.
Berdasarkan Pasal 3 dari Anggaran Dasar
anak perusahaan, ruang lingkup usaha anak
perusahaan adalah berusaha dalam bidang
jasa penunjang telekomunikasi di Indonesia.
In accordance with article 3 of the subsidiary’s
Articles of Association, the scope of its
activities involves business in the field of
telecommunication supporting services in
Indonesia.
Anak
perusahaan
berkedudukan
dan
berkantor pusat di Jalan W.R. Supratman
No. 36 Bandung, Indonesia dan kantor cabang
berkedudukan di Gedung Artha Graha, lantai
16, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta
12190, Indonesia.
The subsidiary’s head office is located at Jalan
W.R. Supratman No. 36 Bandung, Indonesia
and its branch office is located at Artha Graha
th
Building, 16 floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav.
52-53, Jakarta 12190, Indonesia.
170
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES
ACCOUNTING
Laporan keuangan konsolidasian ini telah disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia yang mencakup Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) serta
peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) yaitu Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran
Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000
tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman
Penyajian
Laporan
Keuangan”.
Kebijakan
akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara
konsisten dalam penyusunan laporan keuangan
untuk sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni
2008 (pendirian)
sampai
dengan tanggal
31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
The consolidated financial statements have been
prepared in accordance with generally accepted
accounting principles in Indonesia comprising of
the Statements of Financial Accounting Standards
(PSAK) and rules established by the Capital Market
Supervisory Agency (BAPEPAM) No. VIII.G.7
Attachment of chairman of BAPEPAM’s decision
No. Kep-06/PM/2000 dated March 13, 2000
regarding “Financial Statement Presentation
Guidance”. The significant accounting policies were
applied consistently in the preparation of the
financial statements for the ten months ended
October 31, 2009 and the period from June 2, 2008
(inception) through December 31, 2008 and are as
follows:
a.
a.
Dasar penyusunan
konsolidasian
laporan
keuangan
Basis of preparation of the consolidated
financial statements
Dasar
penyusunan
laporan
keuangan
konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas
konsolidasian,
adalah
dasar
akrual.
Pengukurannya disusun berdasarkan harga
perolehan, kecuali beberapa akun tertentu
yang disusun berdasarkan pengukuran lain
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan
akuntansi masing-masing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except
for the consolidated statements of cash flows,
are prepared under the accrual basis of
accounting. The measurement basis used is
historical cost, except for certain accounts
which are measured on the bases described in
the related accounting policies of each
account.
Laporan arus kas konsolidasian disusun
dengan menggunakan metode langsung
dengan mengelompokkan arus kas atas dasar
kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are
prepared based on the direct method by
classifying cash flows on the basis of
operating, investing and financing activities.
Seluruh angka dalam laporan keuangan
konsolidasian dibulatkan menjadi jutaan
Rupiah, kecuali dinyatakan lain.
Amounts in the consolidated financial
statements are rounded to and stated in
millions of Rupiah, unless otherwise stated.
171
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
b.
c.
Prinsip-prinsip konsolidasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
b.
ACCOUNTING
Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian meliputi
laporan keuangan Perseroan dan anak
perusahaan. Anak perusahaan merupakan
perusahaan dimana Perseroan atau anak
perusahaan mempunyai penyertaan saham
baik secara langsung atau tidak langsung
dengan hak suara lebih dari 50%, atau apabila
Perseroan dan anak perusahaan memiliki 50%
atau kurang penyertaan saham dengan hak
suara tetapi memiliki kemampuan untuk
mengendalikan.
The consolidated financial statements include
the accounts of the Company and its
subsidiary. A subsidiary is a company in which
the Company or its subsidiary has a direct or
an indirect ownership of more than 50% of the
voting rights, or the Company and its
subsidiary have the ability to control the entity
if ownership is equal to 50% or less.
Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal
pengendalian secara efektif telah beralih
kepada Perseroan dan anak perusahaan, dan
tidak dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian
berakhir.
Subsidiaries are consolidated from the date on
which effective control is transferred to the
Company and its subsidiaries and are no
longer consolidated from the date control
ceases.
Porsi kepemilikan pemegang saham minoritas
atas aset bersih anak perusahaan disajikan
sebagai “Hak minoritas atas ekuitas anak
perusahaan” di neraca konsolidasian.
The
proportionate
share
of
minority
shareholders in the net assets of the
subsidiaries is reflected as “Minority interests
in equity of subsidiaries” in the consolidated
balance sheets.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo
material antara perusahaan-perusahaan yang
dikonsolidasi telah dieliminasi dalam penyajian
laporan keuangan konsolidasian.
The effect of all material transactions and
balances between consolidated companies
has been eliminated in preparing the
consolidated financial statements.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian
telah diterapkan secara konsisten oleh
Perseroan dan anak perusahaan, kecuali
dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing
the consolidated financial statements have
been consistently applied by the Company and
its subsidiary, unless otherwise stated.
Transaksi
dengan
pihak-pihak
mempunyai hubungan istimewa
c.
yang
Perseroan dan anak perusahaan mempunyai
transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa. Definisi pihak yang
mempunyai hubungan istimewa yang dipakai
adalah sesuai dengan yang diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(“PSAK”) No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak
yang Mempunyai Hubungan Istimewa” yaitu:
(i)
perusahaan yang melalui satu atau lebih
perantara
(intermediaries),
mengendalikan, atau dikendalikan oleh,
atau berada di bawah pengendalian
bersama, dengan perusahaan pelapor
(termasuk
holding
companies,
subsidiaries dan fellow subsidiaries);
Transactions with related parties
The Company and its subsidiary have
transactions with related parties. The definition
of related parties is in accordance with
Statement of Financial Accounting Standards
(“PSAK”) No. 7, “Related Party Disclosures”
as:
(i)
172
enterprises that directly, or indirectly
through one or more intermediaries,
control, or are controlled by, or are
under common control with, the
Company
(this
includes
holding
companies, subsidiaries and fellow
subsidiaries);
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
c.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
c.
Transaksi
dengan
pihak-pihak
yang
mempunyai hubungan istimewa (lanjutan)
Transactions
(continued)
with
ACCOUNTING
related
parties
(ii)
perusahaan asosiasi;
(ii)
associated enterprises;
(iii)
perorangan yang memiliki, baik secara
langsung maupun tidak langsung, suatu
kepentingan hak suara di perusahaan
pelapor yang berpengaruh secara
signifikan, dan anggota keluarga dekat
dari
perorangan
tersebut
(yang
dimaksudkan dengan anggota keluarga
dekat adalah mereka yang dapat
diharapkan
mempengaruhi
atau
dipengaruhi perorangan tersebut dalam
transaksinya
dengan
perusahaan
pelapor);
(iii)
individuals owning, directly or indirectly,
an interest in the voting rights of the
reporting enterprise that gives them
significant influence over the enterprise,
and close members of the family of any
such individual (close members of the
family of an individual are those that
may be expected to influence, or be
influenced by, that person in their
dealings with the reporting enterprise);
(iv)
karyawan kunci, yaitu orang-orang yang
mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk merencanakan, memimpin
dan mengendalikan kegiatan Perseroan
dan anak perusahaan pelapor yang
meliputi anggota dewan komisaris,
direksi dan manajer dari perusahaan
serta anggota keluarga dekat orangorang tersebut; dan
(iv)
key management personnel, that is,
those persons having authority and
responsibility for planning, directing and
controlling the activities of the Company
and its subsidiary, including directors
and officers of companies and close
members of the families of such
individuals; and
(v)
perusahaan dimana suatu kepentingan
substansial dalam hak suara dimiliki
baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh setiap orang yang
diuraikan dalam (iii) atau (iv), atau
setiap orang tersebut mempunyai
pengaruh signifikan atas Perseroan dan
anak
perusahaan
tersebut;
ini
mencakup
perusahaan-perusahaan
yang dimiliki anggota dewan komisaris,
direksi atau pemegang saham utama
dari
perusahaan
pelapor
dan
perusahaan-perusahaan
yang
mempunyai anggota manajemen kunci
yang sama dengan Perseroan dan anak
perusahaan pelapor.
(v)
enterprises in which a substantial
interest in the voting power is owned,
directly or indirectly, by any person
described in (iii) or (iv) or over which
such a person is able to exercise
significant influence; this includes
enterprises owned by directors or major
shareholders of the Company and its
subsidiary and enterprises that have a
member of key management in common
with the Company and its subsidiary.
All material transactions and balances with
related parties are disclosed in the notes to the
Company’s consolidated financial statements.
Seluruh transaksi dan saldo yang material
dengan
pihak-pihak
yang
mempunyai
hubungan istimewa telah diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan konsolidasian
Perseroan.
173
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
d.
e.
Kas dan setara kas
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
d.
g.
Cash and cash equivalents
Perseroan
dan
anak
perusahaan
mengelompokkan semua kas dan bank serta
deposito berjangka dengan masa jatuh tempo
tiga bulan atau kurang dan tidak dijaminkan
sebagai kas dan setara kas.
The Company and its subsidiary consider all
cash on hand and in banks, and time deposits
with maturities of three months or less and not
placed as collateral
as cash and cash
equivalents.
Kas di bank yang ditempatkan sebagai margin
deposit atas fasilitas dan jaminan hutang bank
disajikan sebagai “Dana yang dibatasi
penggunaannya”.
Cash in banks, which is placed as margin
deposits and collateralized for bank loan
facilities is classified as “Restricted cash”.
Piutang usaha dan piutang lain-lain
e.
Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan
dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan
penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan
analisa atas kolektibilitas saldo piutang pada
akhir periode. Piutang dihapuskan dalam
periode dimana piutang tersebut dipastikan
tidak akan tertagih.
f.
ACCOUNTING
Trade receivables and other receivables
Trade receivables and other receivables are
presented net of a provision for doubtful
accounts, based on an analysis of the
collectibility of outstanding amounts at the
period end. Receivables are written-off during
the period in which they are determined to be
uncollectible.
Persediaan
f.
Inventories
Sebelum tanggal 1 Januari 2009, persediaan
dicatat berdasarkan PSAK No. 14 yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
pada tahun 1994.
Prior to January 1, 2009, inventories were
recorded based on PSAK No. 14 issued by the
Indonesian Institute of Accountants in 1994.
Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perseroan dan
anak perusahaan menerapkan PSAK No. 14
(Revisi
2008),
“Persediaan”,
yang
menggantikan PSAK
No.
14
(1994),
“Persediaan”. Penerapan PSAK revisi ini tidak
menimbulkan dampak yang signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasian Perseroan.
Effective January 1, 2009, the Company and
its subsidiary applied PSAK No. 14 (Revised
2008), “Inventories”, which supersedes PSAK
No. 14 (1994), “Inventories”. The adoption of
this revised PSAK did not result in a significant
effect on the Company’s consolidated financial
statements.
Persediaan diakui sebesar nilai yang lebih
rendah antara harga perolehan dan nilai
realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan
dengan menggunakan metode first-in, first-out
(FIFO). Nilai realisasi bersih adalah taksiran
harga jual dalam kegiatan usaha normal
dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan
taksiran biaya yang diperlukan untuk
melakukan penjualan. Perseroan dan anak
perusahaan
menentukan
penyisihan
persediaan
usang
berdasarkan
hasil
penelaahan terhadap keadaan persediaan
pada akhir periode.
Inventories are stated at the lower of cost or
net realizable value. Cost is determined based
on the first-in, first-out (FIFO) method. Net
realisable value is the estimated selling price
in the ordinary course of business, less the
estimated costs of completion and the
estimated selling cost necessary to make the
sale. The Company and its subsidiary provide
a provision for inventory obsolescence based
on a review of the usability of inventories at the
end of the period.
Beban dibayar di muka
g.
Beban dibayar di muka diamortisasi selama
masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus.
Prepaid expenses
Prepaid expenses are amortized over the
expected period of benefit on a straight-line
basis.
174
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
h.
Sewa
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
h.
ACCOUNTING
Leases
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi
sewa guna usaha diakui dengan menggunakan
metode capital lease jika memenuhi seluruh
kriteria sebagai berikut:
Prior to January 1, 2008, lease transactions
were recognized as capital leases, if all of the
following criteria were met:
1.
Lessee memiliki hak opsi untuk membeli
aset yang disewagunausahakan pada
akhir masa sewa guna usaha dengan
harga yang telah disetujui bersama pada
saat dimulainya perjanjian sewa guna
usaha.
Seluruh pembayaran berkala yang
dilakukan oleh lessee ditambah dengan
nilai sisa mencakup pengembalian biaya
perolehan
barang
modal
yang
disewagunausahakan serta bunganya,
merupakan keuntungan lessor (full payout
lease).
Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua)
tahun.
1. The lessee had the option to purchase the
leased asset at the end of the lease period
at a price mutually agreed upon at the
commencement of the lease agreement.
Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah
satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan
menggunakan metode sewa menyewa biasa
(operating lease method) dan pembayaran
sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba
rugi dengan dasar garis lurus selama masa
sewa guna usaha.
Lease transactions that did not meet any of the
above criteria were reported using the
operating lease method, and lease payments
were recognized as an expense in the
statement of income on a straight-line basis
over the lease terms.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30
(Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK
No. 30 (1990), ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”.
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007),
penentuan apakah suatu perjanjian merupakan
perjanjian sewa atau perjanjian yang
mengandung sewa didasarkan atas substansi
perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah
pemenuhan perjanjian tergantung pada
penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut
memberikan suatu hak untuk menggunakan
aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa
yang mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai
sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika
sewa tidak mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset.
Effective January 1, 2008, Statement of
Financial Accounting Standards (PSAK)
No. 30 (Revised 2007), “Leases” supersedes
PSAK No. 30 (1990), “Accounting for Leases”.
Based on PSAK No. 30 (Revised 2007), the
determination of whether an arrangement is, or
contains a lease is based on the substance of
the arrangement at the inception date and
whether the fulfillment of the arrangement is
dependent on the use of a specific asset and
the arrangement conveys a right to use the
asset. Under this revised PSAK, leases that
transfer to the lessee substantially all of the
risks and rewards incidental to ownership of
the leased item are classified as finance
leases. Leases which do not transfer
substantially all of the risks and rewards
incidental to ownership of the leased item are
classified as operating leases.
2.
3.
2. Total periodic payments paid by a lessee
plus residual value fully covered the
acquisition cost of leased capital goods plus
interest thereon which is the lessor’s profit
(full payout lease).
3. The lease period was for a minimum of 2
(two) years.
175
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
h.
Sewa (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
h.
ACCOUNTING
Leases (continued)
Perseroan dan anak perusahaan sebagai
lessee
i) Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007),
dalam sewa pembiayaan, Perseroan dan
anak perusahaan mengakui aset dan
kewajiban dalam neraca pada awal masa
sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan
atau sebesar nilai kini dari pembayaran
sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah
dari nilai wajar. Pembayaran sewa
dipisahkan antara bagian yang merupakan
beban keuangan dan bagian yang
merupakan pelunasan kewajiban sewa.
Beban keuangan dialokasikan pada setiap
periode selama masa sewa, sehingga
menghasilkan tingkat suku bunga periodik
yang konstan atas saldo kewajiban. Rental
kontinjen dibebankan pada periode
terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam
laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan
sebagai bagian aset tetap) disusutkan
selama jangka waktu yang lebih pendek
antara umur manfaat aset sewaan dan
periode masa sewa, jika tidak ada
kepastian
yang
memadai
bahwa
Perseroan atau anak perusahaan akan
mendapatkan hak kepemilikan aset pada
akhir masa sewa.
The Company and its subsidiary as lessees
i)
Based on PSAK No. 30 (Revised 2007),
under a finance lease, the Company and
its subsidiary are required to recognize
assets and liabilities in their balance
sheets at amounts equal to the fair value
of the leased property or, if lower, the
present value of the minimum lease
payments, each determined at the
inception of the lease. Minimum lease
payments are required to be apportioned
between finance charges and the
reduction of the outstanding liability. The
finance charges are required to be
allocated to each period during the lease
term so as to produce a constant periodic
rate of interest on the remaining balance
of the liability. Contingent rents are
required to be charged as expenses in the
periods in which they are incurred.
Finance charges are reflected in the
statement of income. Capitalised leased
assets (presented as part of fixed assets)
are depreciated over the shorter of the
estimated useful life of the asset and the
lease term, if there is no reasonable
certainty that the Company or its
subsidiary will obtain ownership of the
asset by the end of the lease term.
ii)
ii)
Under an operating lease, the Company
and its subsidiary recognize lease
payments as an expense on a straight-line
basis over the lease term.
Dalam sewa operasi, Perseroan dan anak
perusahaan mengakui pembayaran sewa
sebagai beban dengan dasar garis lurus
(straight-line basis) selama masa sewa.
Perseroan dan anak perusahaan sebagai
lessor
i) Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007),
dalam sewa pembiayaan, Perseroan dan
anak perusahaan mengakui aset berupa
piutang sewa pembiayaan di neraca
sebesar jumlah yang sama dengan
investasi sewa neto. Penerimaan piutang
sewa diperlakukan sebagai pembayaran
pokok dan penghasilan sewa pembiayaan.
Pengakuan penghasilan pembiayaan
didasarkan pada suatu pola yang
mencerminkan
suatu
tingkat
pengembalian periodik yang konstan atas
investasi bersih Perseroan dan anak
perusahaan sebagai lessor dalam sewa
pembiayaan.
The Company and its subsidiary as lessors
i)
176
Based on PSAK No. 30 (Revised 2007),
under a finance lease, the Company and its
subsidiary are required to recognise assets
held under finance leases in their balance
sheets and present them as a receivable at
an amount equal to the net investment in
the lease. Lease payments received are
treated as repayments of principal and
finance lease income. The recognition of
finance lease income is based on a pattern
reflecting a constant periodic rate of return
on the Company’s and its subsidiary’s net
investments in finance leases.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
h.
Sewa (lanjutan)
ii)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
h.
Dalam sewa menyewa biasa, Perseroan
dan anak perusahaan mengakui aset
untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat
aset tersebut. Biaya langsung awal
sehubungan proses negosiasi sewa
operasi ditambahkan ke jumlah tercatat
dari aset sewaan dan diakui sebagai
beban selama masa sewa dengan dasar
yang sama dengan pendapatan sewa.
Rental kontinjen, apabila ada, diakui
sebagai
pendapatan
pada
periode
terjadinya. Pendapatan sewa operasi
diakui sebagai pendapatan atas dasar
garis lurus selama masa sewa.
i.
Leases (continued)
ii)
Pada saat penerapan PSAK revisi ini,
Perseroan dan anak perusahaan memilih
untuk menerapkan PSAK ini secara prospektif.
Perseroan dan anak perusahaan menentukan
saldo yang terkait dengan transaksi sewa
pembiayaan yang sudah ada sebelum tanggal
1 Januari 2008 telah tepat. Semua perjanjian
yang mengandung unsur sewa yang ada pada
awal periode sajian, dievaluasi oleh Perseroan
dan anak perusahaan untuk menentukan
klasifikasi mereka berdasarkan PSAK revisi ini.
ACCOUNTING
Under an operating lease, the Company
and its subsidiary are required to present
assets subject to operating leases in their
balance sheets according to the nature of
the asset. Initial direct costs incurred in
negotiating an operating lease are added to
the carrying amount of the leased asset and
recognized over the lease term on the
same basis as rental income. Contingent
rents, if any, are recognized as revenue in
the periods in which they are earned. Lease
income from operating leases is recognized
as income on a straight-line basis over the
lease term.
The Company and its subsidiary have chosen
to apply this revised PSAK prospectively. The
Company and its subsidiary determined that
the outstanding balances related to the
financing lease that had existed prior to
January 1, 2008 were appropriate. All
arrangements containing a lease that existed
at the beginning of the earliest period
presented were evaluated by the Company
and its subsidiary to determine their
classification in accordance with this revised
PSAK.
Aset tetap dan penyusutan
i.
Fixed assets and depreciation
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap
dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang
tidak disusutkan).
Prior to January 1, 2008, fixed assets were
stated at cost less accumulated depreciation
(except for land, which is not depreciated).
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perseroan dan
anak perusahaan menerapkan PSAK No. 16
(Revisi
2007),
“Aset
Tetap”,
yang
menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset
Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17
(1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana anak
perusahaan telah memilih model revaluasi
untuk menara dan Perseroan dan anak
perusahaan telah memilih model biaya untuk
aset tetap lainnya.
Perubahan kebijakan
akuntansi dari model biaya ke model revaluasi
dalam pengukuran menara berlaku prospektif.
Effective January 1, 2008, the Company and
its subsidiary applied PSAK No. 16 (Revised
2007), “Fixed Assets”, which supersedes
PSAK No. 16 (1994), “Fixed Assets and Other
Assets”, and PSAK No. 17 (1994), “Accounting
for Depreciation”, whereby the subsidiary has
chosen the revaluation model for towers and
the Company and its subsidiary have chosen
the cost model for other fixed assets. The
change in accounting policy from the cost
model to the revaluation model in measuring
towers is applied prospectively.
177
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
i.
Aset tetap dan penyusutan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
i.
ACCOUNTING
Fixed assets and depreciation (continued)
Menara dinyatakan sebesar nilai revaluasinya
dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi
penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal
revaluasi.
Towers are stated at their revaluation amount
less accumulated depreciation and impairment
losses recognized after the date of the
revaluation.
Jumlah kenaikan nilai akibat revaluasi
dikreditkan ke akun surplus revaluasi menara
di bagian ekuitas dari neraca kecuali kenaikan
tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi
hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset
akibat
revaluasi
yang
pernah
diakui
sebelumnya dalam laporan laba rugi.
Penurunan nilai akibat revaluasi diakui dalam
laporan laba rugi kecuali penurunan nilai akibat
revaluasi tersebut mengurangi jumlah selisih
revaluasi yang ada untuk aset yang sama yang
diakui di akun surplus revaluasi menara dalam
laporan perubahan ekuitas.
Any revaluation surplus is credited to the
revaluation surplus on towers account in the
equity section of the balance sheet, except to
the extent that it reverses a revaluation
decrease of the same assets previously
recognized in the statement of income, in
which case the increase is recognized in the
statement of income. A revaluation deficit is
recognized in the statement of income, except
to the extent that it offsets an existing surplus
on the same assets recognized in the
revaluation surplus on towers in the statement
of changes in equity.
Surplus revaluasi menara yang dipindahkan
secara tahunan ke saldo laba adalah sebesar
perbedaan
antara
jumlah
penyusutan
berdasarkan nilai revaluasian aset dengan
jumlah
penyusutan
berdasarkan
biaya
perolehan
aset
tersebut.
Selanjutnya,
akumulasi
penyusutan
pada
tanggal
revaluasian dieliminasi terhadap jumlah
tercatat bruto dari aset dan jumlah tercatat
neto setelah eliminasi disajikan kembali
sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut.
Pada saat penghentian aset, surplus revaluasi
untuk aset tetap yang dijual dipindahkan ke
saldo laba.
An annual transfer from the asset revaluation
surplus on towers to retained earnings is made
for the difference between depreciation based
on the revalued carrying amount of the assets
and depreciation based on the original cost of
the
assets.
Additionally,
accumulated
depreciation as at the revaluation date is
eliminated against the gross carrying amount
of the asset and the net asset amount is
restated to the revalued amount of the asset.
Upon disposal, any revaluation surplus relating
to the particular asset being sold is transferred
to retained earnings.
178
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
i.
Aset tetap dan penyusutan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
i.
ACCOUNTING
Fixed assets and depreciation (continued)
Aset tetap lainnya dinyatakan sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan
termasuk biaya penggantian bagian aset tetap
saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi
kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat
inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya
inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat
(“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu
penggantian
jika
memenuhi
kriteria
pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan
perbaikan yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan diakui dalam laporan laba rugi
pada saat terjadinya.
Other fixed assets are stated at cost less
accumulated depreciation and impairment
losses. Such cost includes the cost of
replacing part of the fixed assets when that
cost is incurred, if the recognition criteria are
met. Likewise, when a major inspection is
performed, its cost is recognized in the
carrying amount of the fixed assets as a
replacement if the recognition criteria are
satisfied. All other repairs and maintenance
costs that do not meet the recognition criteria
are recognized in the statement of income as
incurred.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan
metode garis lurus selama umur manfaat aset
tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Depreciation is calculated on a straight-line
basis over the estimated useful lives of the
assets as follows:
Tahun/
Years
Menara
Mesin
Peralatan kantor
Kendaraan bermotor
Peralatan proyek
Perabotan kantor
Tanah
dinyatakan
berdasarkan
perolehan dan tidak disusutkan.
20
8
4
8
4
3-5
biaya
Towers
Machinery
Office equipment
Motor vehicles
Field equipment
Furniture and fixtures
Land is stated at cost and is not depreciated.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan
dari
penggunaan
atau
pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai
perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan
dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan
dalam laporan laba rugi pada periode aset
tersebut dihentikan pengakuannya.
An item of fixed assets is derecognized upon
disposal or when no future economic benefits
are expected from its use or disposal. Any
gain or loss arising on derecognition of the
asset (calculated as the difference between
the net disposal proceeds and the carrying
amount of the asset) is included in the
statement of income in the period the asset is
derecognized.
Pada setiap akhir periode buku, nilai residu,
umur manfaat dan metode penyusutan direview, dan jika sesuai dengan keadaan,
disesuaikan secara prospektif.
The residual values, useful lives and methods
of depreciation of fixed assets are reviewed,
and adjusted prospectively if appropriate, at
each financial period end.
Aset
dalam
penyelesaian
merupakan
akumulasi biaya bahan dan biaya lainnya
sampai dengan tanggal dimana aset tersebut
telah selesai dan siap untuk digunakan. Biayabiaya tersebut direklasifikasi ke aset tetap yang
bersangkutan ketika aset tersebut telah siap
dipakai.
Construction in progress represents the
accumulated costs of materials and other
relevant costs up to the date when the asset is
complete and ready for use. These costs are
reclassified to the respective fixed asset
accounts when the asset has been made
ready for use.
179
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
i.
Aset tetap dan penyusutan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
i.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran
jumlah yang dapat diperoleh kembali, maka
nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat
diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan
sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih
dan nilai pakai.
j.
k.
ACCOUNTING
Fixed assets and depreciation (continued)
When the carrying amount of an asset
exceeds its estimated recoverable amount, the
asset is written down to its estimated
recoverable amount, which is determined as
the higher of the net selling price or value in
use.
Kewajiban imbalan kerja
j.
Employee benefits liabilities
Perseroan dan anak perusahaan mengakui
kewajiban atas imbalan kerja sesuai dengan
PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai
“Akuntansi Imbalan Kerja” sesuai dengan
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003
tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13/2003”).
The Company and its subsidiary recognize
employee benefits liabilities in accordance with
PSAK No. 24 (Revised 2004), regarding
“Accounting for Employee Benefits” based on
Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003
(“the Law”).
Dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya untuk
penyediaan imbalan kerja berdasarkan
UU
No.
13/2003
ditentukan
dengan
menggunakan metode penilaian aktuaria
“Projected Unit Credit”. Keuntungan dan
kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan
atau beban apabila akumulasi bersih dari
keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum
diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya
melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada
tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian
aktuarial ini diakui selama sisa masa kerja
masing-masing karyawan.
Under PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost
of providing employee benefits under the Law
is determined using the “Projected Unit Credit”
actuarial valuation method. Actuarial gains and
losses are recognized as income or expense
when the net cumulative unrecognized
actuarial gains and losses for each individual
plan at the end of the previous reporting year
exceeded 10% of the defined benefit obligation
at that date. These gains or losses are
recognized on a straight-line basis over the
remaining working lives of each employee.
k.
Transaksi dan saldo dalam mata uang
asing
Pembukuan Perseroan dan anak perusahaan
diselenggarakan dalam mata uang Rupiah.
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan
ke mata uang Rupiah dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke
mata uang Rupiah dengan kurs yang berlaku
pada tanggal neraca. Keuntungan dan
kerugian dari selisih kurs yang timbul dari
transaksi dalam mata uang asing dan
penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam
mata uang asing ke mata uang Rupiah,
dibebankan pada laporan laba rugi periode
berjalan.
Foreign
balances
currency
transactions
and
The accounting records of the Company and
its subsidiary are maintained in Rupiah.
Transactions
denominated
in
foreign
currencies are translated into Rupiah at the
exchange rates prevailing at the dates of
transactions. At the balance sheet dates,
monetary assets and liabilities denominated in
foreign currencies are translated into Rupiah at
the exchange rates prevailing at those dates.
Exchange gains and losses arising on foreign
currency transactions and on the translation of
foreign currency monetary assets and liabilities
into Rupiah are recognised in the current
period’s statement of income.
180
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
k.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
k.
Transaksi dan saldo dalam mata uang
asing (lanjutan)
2009
(angka penuh)/
(full amount)
l.
transactions
and
The
exchange
rates
used
as
of
October 31, 2009 and December 31, 2008
were as follows:
Kurs yang digunakan untuk penjabaran pada
tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember
2008 adalah sebagai berikut:
Rupiah/1 Dolar AS
Foreign
currency
balances (continued)
ACCOUNTING
2008
(angka penuh)/
(full amount)
9.545
Pengakuan pendapatan dan beban
10.950
l.
Rupiah/US Dollar 1
Revenue and expense recognition
Rental income is recognized when earned.
Expenses are recognized as incurred.
Pendapatan dari sewa operasi diakui pada
saat diperoleh. Beban diakui pada saat
terjadinya.
m. Perpajakan
m. Taxation
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba
kena pajak dalam tahun yang bersangkutan
yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang
berlaku.
Current tax expense is determined based on
the taxable income for the period/year,
computed using the prevailing tax rates.
Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral pajak
No. S-693/PJ.03/2009 tanggal 23 Juni 2009,
pendapatan anak perusahaan dari penyewaan
menara dikenakan pajak penghasilan badan
dengan tarif standar.
Based on the Directorate General of Taxes’
letter No. S-693/PJ.03/2009 dated June 23,
2009, the subsidiary’s income from tower
rental activities is subject to corporate income
tax at standard statutory rates.
Semua perbedaan temporer antara jumlah
tercatat aset dan kewajiban dengan dasar
pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan
dengan metode kewajiban (liability method).
Deferred income tax is provided using the
liability method, for all temporary differences
arising between the tax basis of assets and
liabilities and their carrying values for financial
statement purposes.
Aset pajak tangguhan diakui apabila besar
kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena
pajak pada masa mendatang akan memadai
untuk dikompensasi dengan perbedaan
temporer yang dapat dikurangkan.
Deferred tax assets are recognized to the
extent that it is probable that future taxable
income will be available against which the
temporary differences can be utilized.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat
pada saat surat ketetapan pajak diterima atau
jika Perseroan dan anak perusahaan
mengajukan banding, pada saat hasil dari
banding tersebut ditetapkan.
Amendments to tax obligations are recorded
when an assessment is received or, if
appealed against by the Company and its
subsidiary, when the result of the appeal is
determined.
181
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
m. Perpajakan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
m. Taxation (continued)
Deferred tax is calculated at the tax rates that
have been enacted or substantively enacted at
the balance sheet date. Changes in the
carrying amount of deferred tax assets and
liabilities due to a change in tax rates are
credited or charged to the current
period’s/year’s statement of income, except to
the extent that the changes relate to items
previously charged or credited to equity.
Pajak
tangguhan
dihitung
dengan
menggunakan tarif pajak yang berlaku atau
secara substansial telah berlaku pada tanggal
neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan
kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan
oleh perubahan tarif pajak dibebankan dalam
laporan laba rugi pada periode/tahun berjalan,
kecuali
untuk
transaksi-transaksi
yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas.
n.
Informasi segmen
n.
Instrumen
keuangan
akuntansi lindung nilai
derivatif
Segment information
Segment information is presented based upon
identified business segments. A business
segment is a distinguishable unit that provides
different products and services and is
managed separately. Segment information is
prepared in conformity with the accounting
policies adopted for preparing and presenting
the financial statements.
Informasi segmen disajikan berdasarkan
segmen usaha yang teridentifikasikan. Suatu
segmen usaha adalah suatu unit usaha yang
dapat dibedakan dan menyediakan produk dan
jasa yang berbeda dan dikelola secara
terpisah. Informasi segmen dibuat sesuai
dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi
dalam mempersiapkan dan menyajikan
laporan keuangan.
o.
ACCOUNTING
o.
dan
Derivative financial instruments and hedge
accounting
Anak perusahaan menggunakan instrumen
keuangan derivatif seperti swap atas tingkat
bunga untuk melindungi risiko atas kenaikan
tingkat bunga.
The subsidiary uses derivative financial
instruments such as interest rate swaps to
hedge its interest rate risks.
Instrumen keuangan derivatif diakui baik
sebagai aset maupun kewajiban dalam neraca
dan dicatat pada nilai wajar.
Derivative
financial
instruments
are
recognized as either assets or liabilities in the
balance sheet and are carried at fair value.
Instrumen keuangan derivatif tersebut pada
awalnya diukur menggunakan nilai wajar pada
tanggal dimana kontrak derivatif itu terjadi dan
setelah itu diukur kembali pada nilai wajarnya.
Derivatif diakui sebagai aset keuangan jika
nilai wajarnya positif sedangkan jika negatif
diakui sebagai kewajiban keuangan.
Such derivative financial instruments are
initially recognised at fair value on the date on
which a derivative contract is entered into and
are subsequently remeasured at fair value.
Derivatives are carried as financial assets
when the fair value is positive and as financial
liabilities when the fair value is negative.
182
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
o.
Instrumen
keuangan
derivatif
akuntansi lindung nilai (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
o.
dan
ACCOUNTING
Derivative financial instruments and hedge
accounting (continued)
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar dalam derivatif selama
tahun berjalan yang tidak memenuhi kualifikasi
akuntansi lindung nilai dan porsi tidak efektif
dari suatu lindung nilai yang efektif harus
dibebankan dalam laporan laba rugi.
Gains or losses arising from changes in the
fair value of derivatives during the period/year
that do not qualify for hedge accounting and
the ineffective portion of an effective hedge,
are recognised directly in the statement of
income.
Nilai wajar atas kontrak swap tingkat bunga
ditetapkan dengan mengacu pada nilai pasar
atas instrumen sejenis.
The fair value of interest rate swap contracts is
determined by reference to market values for
similar instruments.
Pada saat dimulainya lindung nilai, anak
perusahaan melakukan penetapan dan
pendokumentasian formal atas hubungan
lindung nilai dan tujuan manajemen risiko
entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai.
Pendokumentasian
tersebut
meliputi
identifikasi instrumen lindung nilai, item atau
transaksi yang dilindung nilai, sifat dari risiko
yang dilindung nilai, dan cara yang akan
digunakan entitas untuk menilai efektivitas
instrumen lindung nilai tersebut dalam rangka
saling hapus eksposur yang berasal dari
perubahan dalam nilai wajar item yang
dilindung nilai atau perubahan arus kas yang
dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung
nilai. Lindung nilai diharapkan akan sangat
efektif dalam rangka saling hapus atas
perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas
dan dapat dinilai secara berkelanjutan untuk
menentukan bahwa lindung nilai tersebut
sangat efektif diseluruh periode pelaporan
keuangan sesuai dengan tujuannya.
At the inception of a hedge relationship, the
subsidiary formally designates and documents
the hedge relationship to which the subsidiary
wishes to apply hedge accounting and the risk
management objective and strategy for
undertaking the hedge. The documentation
includes identification of the hedging
instrument, the hedged item or transaction,
the nature of the risk being hedged and how
the entity will assess the hedging instrument’s
effectiveness in offsetting the exposure to
changes in the hedged item’s fair value or
cash flows attributable to the hedged risk.
Such hedges are expected to be highly
effective in achieving offsetting changes in fair
value or cash flows and are assessed on an
ongoing basis to determine that they actually
have been highly effective throughout the
financial reporting periods for which they were
designated.
Lindung nilai atas arus kas
Cash flow hedges
Bagian dari keuntungan atau kerugian atas
instrumen lindung nilai yang ditetapkan
sebagai lindung nilai yang efektif diakui secara
langsung dalam ekuitas, sementara itu bagian
yang tidak efektif atas keuntungan atau
kerugian dari instrumen lindung nilai diakui
dalam laporan laba rugi.
The portion of gains or losses on an effective
hedging instrument is recognized directly in
equity, while any ineffective portion is
recognised immediately in the statement of
income.
183
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
o.
p.
Instrumen
keuangan
derivatif
akuntansi lindung nilai (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
o.
dan
ACCOUNTING
Derivative financial instruments and hedge
accounting (continued)
Lindung nilai atas arus kas (lanjutan)
Cash flow hedges (continued)
Jumlah yang sebelumnya telah diakui di
ekuitas dipindahkan ke dalam laporan laba rugi
ketika transaksi lindung nilai tersebut
mempengaruhi laporan laba rugi, misalnya
pada saat pendapatan atau beban keuangan
lindung nilai tersebut diakui atau pada saat
prakiraan penjualan terjadi. Jika suatu item
lindung nilai menimbulkan pengakuan aset non
keuangan atau kewajiban non keuangan, maka
jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas
dipindahkan ke dalam biaya perolehan awal
atas nilai tercatat aset atau kewajiban non
keuangan tersebut.
Amounts taken to equity are transferred to the
statement of income when the hedged
transaction affects income or expense, such
as when the hedged financial income or
financial expense is recognised or when a
forecast sale occurs. Where the hedged item
is the cost of a non-financial asset or a nonfinancial liability, the amounts taken to equity
are transferred to the initial carrying amount of
the non-financial asset or liability.
Jika prakiraan transaksi atau komitmen tidak
lagi diharapkan akan terjadi maka jumlah yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus
dipindahkan ke dalam laporan laba rugi. Jika
instrumen lindung nilai kadaluarsa atau dijual,
dihentikan
atau
dilaksanakan
tanpa
penggantian atau perpanjangan atau jika
tujuan lindung nilai untuk dibatalkan maka
jumlah yang diakui dalam ekuitas tetap diakui
dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi atau
komitmen tersebut mempengaruhi laporan laba
rugi.
If the forecast transaction or firm commitment
is no longer expected to occur, amounts
previously recognized in equity are transferred
to the statement of income. If the hedging
instrument expires or is sold, terminated or
exercised without replacement or roll-over, or
if its designation as a hedge is revoked,
amounts previously recognised in equity
remain in equity until the forecast transaction
or firm commitment affects the statement of
income.
Laba/(rugi) bersih per saham dasar
p.
Basic net income/(loss) per share
Basic net income/(loss) per share is computed
by dividing net income/(loss) by the weighted
average number of shares outstanding during
the period. The weighted average number of
shares outstanding for the ten months ended
October 31, 2009 and for the period ended
Desember 31, 2008 are 490,030 shares and
490,030 shares, respectively.
Laba/(rugi) bersih per saham dasar dihitung
dengan membagi laba bersih/(rugi) dengan
jumlah rata-rata tertimbang saham yang
beredar pada periode yang bersangkutan.
Rata-rata tertimbang jumlah saham yang
beredar untuk sepuluh bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Oktober 2009 dan periode
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008
masing-masing berjumlah 490.030 saham dan
490.030 saham.
184
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
q.
Penggunaan estimasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
q.
Use of estimates
The preparation of financial statements in
conformity with generally accepted accounting
principles requires management to make
estimations and assumptions that affect
amounts reported therein. Due to the inherent
uncertainty in making estimates, actual results
reported in future periods may be based on
amounts which differ from those estimates.
Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip
akuntansi yang berlaku umum mengharuskan
manajemen untuk membuat estimasi dan
asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Oleh
karena adanya ketidakpastian di dalam
membuat
estimasi,
maka
terdapat
kemungkinan hasil akhir yang dilaporkan pada
masa yang akan datang akan berbeda dengan
estimasi tersebut.
r.
ACCOUNTING
Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi
belum berlaku efektif
r.
Standards issued but not yet effective
Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
Ikatan Akuntan Indonesia sampai dengan
penyelesaian laporan keuangan Perseroan
dan anak perusahaan tetapi belum efektif
adalah sebagai berikut:
Accounting Standards issued by Indonesian
Accounting Standards Board (DSAK) of
Indonesian Institute of Accountants up to the
date of completion of the Company’ and its
subsidiary’s financial statements but not yet
effective are summarized below:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal
1 Januari 2010:
•
PSAK 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman”
Menentukan biaya Pinjaman yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan
perolehan, konstruksi, atau pembuatan
aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai
bagian biaya perolehan aset tersebut.
Effective on or after January 1, 2010:
•
PSAK 26 (Revised 2008) “Borrowing
Costs”
Prescribes for the borrowing costs that
are directly attributable to the acquisition,
construction or production of a qualifying
asset that form part of the cost of that
asset.
•
PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen
Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”
Berisi
persyaratan
penyajian
dari
instrumen
keuangan
dan
pengidentifikasian informasi yang harus
diungkapkan.
•
PSAK 50 (Revised 2006) “Financial
Instruments:
Presentation
and
Disclosures”
Contains the requirements for the
presentation of financial instruments and
identifies the information that should be
disclosed.
•
PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan
dan
pengukuran
aset
keuangan,
kewajiban
keuangan,
dan
kontrak
pembelian dan penjualan item nonkeuangan.
•
PSAK 55 (Revised 2006) “Financial
Instruments:
Recognition
and
Measurement”
Establishes the principles for recognizing
and measuring financial assets, financial
liabilities, and some contracts to buy or
sell non-financial items.
185
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
r.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi
belum berlaku efektif (lanjutan)
r. Standards issued but not yet effective
(continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal
1 Januari 2010 (lanjutan):
Effective on or after January 1, 2010
(continued):
•
PPSAK 1 “Pencabutan PSAK 32:
Akuntansi
Kehutanan,
PSAK
35:
Akuntansi
Pendapatan
Jasa
Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi
Penyelenggaraan Jalan Tol”
Berlaku untuk semua entitas yang
menerapkan PSAK 32, PSAK 35, dan
PSAK 37.
•
PPSAK 1 “Revocation of PSAK 32:
Accounting for Forestry Enterprises,
PSAK 35: Accounting for Revenues from
Telecommunication Services, and PSAK
37: Accounting for Toll Road Operations”
Applicable for all entities that apply PSAK
32, PSAK 35 and PSAK 37.
•
PPSAK 2 “Pencabutan PSAK 41:
Akuntansi Waran dan PSAK 43:
Akuntansi Anjak Piutang”
Berlaku untuk semua entitas yang
menerapkan PSAK 41 dan PSAK 43.
•
PPSAK 2 “Revocation of PSAK 41:
Accounting for Warrants, and PSAK 43:
Accounting for Factoring”
Applicable for all entities that apply PSAK
41 and PSAK 43.
•
PPSAK 3 “Pencabutan PSAK 54:
Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang
Bermasalah”
Berlaku untuk semua entitas yang
menerapkan PSAK 54.
•
PPSAK 3 “Revocation of PSAK 54:
Accounting
for
Troubled
Debt
Restructuring”
Applicable for all entities that apply PSAK
54.
•
PPSAK 4 “Pencabutan PSAK 31 (revisi
2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42:
Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK
49: Akuntansi Reksa Dana”
Berlaku untuk semua entitas yang
menerapkan PSAK 31 (revisi 2000),
PSAK 42 dan PSAK 49.
•
PPSAK 4 “Revocation of PSAK 31:
Accounting for Banking Industry, PSAK
42: Accounting for Securities Companies,
and PSAK 49: Accounting for Mutual
Funds”
Applicable for all entities that apply PSAK
31 (Revised 2000), PSAK 42 and PSAK
49.
•
PPSAK 5 “Pencabutan ISAK 06:
Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16
PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen
Derivatif Melekat pada Kontrak dalam
Mata Uang Asing”
•
PPSAK 5 “Revocation of ISAK 6:
Interpretation of Paragraphs 12 and 16 of
PSAK 55 (1999) on Embedded Derivative
Instruments in Foreign Currency”
186
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
r.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
r. Standards issued but not yet effective
(continued)
Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi
belum berlaku efektif (lanjutan)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal
1 Januari 2011:
Effective on or after January 1, 2011:
•
PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan
Keuangan”
Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian
laporan keuangan bertujuan umum agar
dapat dibandingkan baik dengan laporan
keuangan periode sebelumnya maupun
dengan laporan keuangan entitas lain.
•
PSAK 1 (Revised 2009) “Presentation of
Financial Statements”
Prescribes the basis for presentation of
general purpose financial statements to
ensure comparability both with the entity's
financial statements of previous periods
and with the financial statements of other
entities.
•
PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”
Memberikan pengaturan atas informasi
mengenai perubahan historis dalam kas
dan setara kas melalui laporan arus kas
yang
mengklasifikasikan
arus
kas
berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
maupun pendanaan selama suatu
periode.
•
PSAK 2 (Revised 2009) “Statement of
Cash Flows”
Requires the provision of information
about the historical changes in cash and
cash equivalents by means of a statement
of cash flows which classifies cash flows
during the period from operating,
investing and financing activities.
•
PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri”
Akan diterapkan dalam penyusunan dan
penyajian
laporan
keuangan
konsolidasian untuk sekelompok entitas
yang berada dalam pengendalian suatu
entitas induk dan dalam akuntansi untuk
investasi pada entitas anak, pengendalian
bersama entitas, dan entitas asosiasi
ketika laporan keuangan tersendiri
disajikan sebagai informasi tambahan.
•
PSAK 4 (Revised 2009) “Consolidated
and Separate Financial Statements”
Shall be applied in the preparation and
presentation of consolidated financial
statements for a group of entities under
the control of a parent and in accounting
for investments in subsidiaries, jointly
controlled entities and associates when
separate
financial
statements
are
presented as additional information.
•
PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”
Informasi segmen diungkapkan untuk
memungkinkan
pengguna
laporan
keuangan untuk mengevaluasi sifat dan
dampak keuangan dari aktivitas bisnis
yang mana entitas terlibat dan lingkungan
ekonomi dimana entitas beroperasi.
•
PSAK 5 (Revised 2009) “Operating
Segments”
Segment information is disclosed to
enable users of financial statements to
evaluate the nature and financial effects
of the business activities in which the
entity engages and the economic
environments in which it operates.
187
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
r.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi
belum berlaku efektif (lanjutan)
r. Standards issued but not yet effective
(continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal
1 Januari 2011 (lanjutan):
Effective on or after January 1, 2011
(continued):
•
PSAK 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi
dalam Ventura Bersama”
Akan diterapkan untuk akuntansi bagian
partisipasi dalam ventura bersama dan
pelaporan aset, kewajiban, penghasilan
dan beban ventura bersama dalam
laporan keuangan venturer dan investor,
terlepas dari struktur atau bentuk yang
mendasari dilakukannya aktivitas ventura
bersama.
•
PSAK 12 (Revised 2009) “Interests in
Joint Ventures”
Shall be applied in accounting for
interests in joint ventures and the
reporting of joint venture assets, liabilities,
income and expenses in the financial
statements of venturers and investors,
regardless of the structures or forms
under which the joint venture activities
take place.
•
PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada
Entitas Asosiasi”
Akan diterapkan untuk akuntansi investasi
dalam entitas asosiasi. Menggantikan
PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk
Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi”
dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi
Perubahan
Ekuitas
Anak
Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.
•
PSAK 15 (Revised 2009) “Investments in
Associates”
Shall be applied in accounting for
investments in associates. Supersedes
PSAK 15 (1994) “Accounting for
Investments in Associates” and PSAK 40
(1997) “Accounting for Changes in Equity
of Subsidiaries/Associates”.
•
PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan
Akuntansi,
Perubahan
Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan”
Menentukan kriteria untuk pemilihan dan
perubahan kebijakan akuntansi, bersama
dengan
perlakuan
akuntansi
dan
pengungkapan atas perubahan kebijakan
akuntansi, perubahan estimasi akuntansi,
dan koreksi kesalahan.
•
PSAK 25 (Revised 2009) “Accounting
Policies,
Changes
in
Accounting
Estimates and Errors”
Prescribes the criteria for selecting and
changing accounting policies, together
with the accounting treatment and
disclosure of changes in accounting
policies, changes in accounting estimates
and corrections of errors.
•
PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai
Aset”
Menetapkan prosedur-prosedur yang
diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi
jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut
terjadi penurunan nilai, rugi penurunan
nilai harus diakui.
•
PSAK 48 (Revised 2009) “Impairment of
Assets”
Prescribes the procedures applied to
ensure that assets are carried at no more
than their recoverable amount and if the
assets are impaired, an impairment loss
should be recognized.
188
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
r.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi
belum berlaku efektif (lanjutan)
r. Standards issued but not yet effective
(continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal
1 Januari 2011 (lanjutan):
Effective on or after January 1, 2011
(continued):
•
PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”
Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan
pengukuran
kewajiban
diestimasi,
kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi
serta
untuk
memastikan
informasi
memadai telah diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan untuk
memungkinkan
para
pengguna
memahami sifat, waktu, dan jumlah yang
terkait dengan informasi tersebut.
•
PSAK 57 (Revised 2009) “Provisions,
Contingent Liabilities and Contingent
Assets”
Aims to provide that appropriate
recognition criteria and measurement
bases are applied to provisions,
contingent liabilities and contingent assets
and to ensure that sufficient information is
disclosed in the notes to enable users to
understand the nature, timing and amount
related to the information.
•
PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan”
Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk
aset yang dimiliki untuk dijual, serta
penyajian dan pengungkapan operasi
dihentikan.
•
PSAK 58 (Revised 2009) “Non-Current
Assets, Held for Sale and Discontinued
Operations”
Aims to specify the accounting for assets
held for sale, and the presentation and
disclosure of discontinued operations.
•
SAK ETAP - Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik.
Untuk
digunakan
entitas
tanpa
akuntabilitas publik, yaitu yang mana tidak
memiliki akuntabilitas publik signifikan dan
menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum bagi pengguna eksternal.
•
SAK ETAP - Entities Without Public
Accountability
Applicable for entities without public
accountability, such as those which do not
have significant public accountability and
publish
general
purpose
financial
statements for external users.
•
ISAK 7 (Revisi 2009) “Konsolidasi Entitas
Bertujuan Khusus (EBK)”
Menentukan pengkonsolidasian EBK jika
substansi hubungan antara suatu entitas
dan EBK mengindikasikan adanya
pengendalian EBK oleh entitas tersebut.
•
ISAK 7 (Revised 2009) “ConsolidationSpecial Purpose Entities (SPE)”
Provides for the consolidation of SPEs
when the substance of the relationship
between an entity and the SPE indicates
that the SPE is controlled by that entity.
•
ISAK 9 “Perubahan atas Liabilitas Purna
Operasi,
Liabilitas
Restorasi,
dan
Liabilitas Serupa”
Diterapkan terhadap setiap perubahan
pengukuran atas aktivitas purna-operasi,
restorasi atau kewajiban yang serupa
yaitu diakui sebagai bagian dari biaya
perolehan aset tetap sesuai PSAK 16 dan
sebagai kewajiban sesuai PSAK 57.
•
ISAK
9
“Changes
in
Existing
Decommissioning,
Restoration
and
Similar Liabilities”
Applies to changes in the measurement of
any existing decommissioning, restoration
or similar liability recognised as part of the
cost of an item of property, plant and
equipment in accordance with PSAK 16
and as a liability in accordance with PSAK
57.
189
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
r.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi
belum berlaku efektif (lanjutan)
r. Standards issued but not yet effective
(continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal
1 Januari 2011 (lanjutan):
Effective on or after January 1, 2011
(continued):
•
ISAK 10 “Program Loyalitas Pelanggan”
Berlaku
untuk
penghargaan
kredit
loyalitas pelanggan yang diberikan
kepada pelanggan sebagai bagian dari
transaksi penjualan, dan tergantung
pemenuhan atas setiap kondisi lebih
lanjut yang dipersyaratkan, pelanggan
dapat menukar barang atau jasa secara
gratis atau dengan potongan harga
dimasa yang akan datang.
•
ISAK 10 “Customer Loyalty Programmes”
Applies to customer loyalty award credits
granted to customers as part of a sales
transaction, and subject to meeting any
further
qualifying
conditions,
the
customers can redeem in the future for
free or discounted goods or services.
•
ISAK 11 “Distribusi Aset Nonkas Kepada
Pemilik”
Diterapkan untuk
distribusi searah
(nonreciprocal) aset oleh entitas kepada
pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, seperti distribusi aset nonkas dan
distribusi yang memberikan pilihan
kepada pemilik untuk menerima aset
nonkas atau alternatif kas.
•
ISAK 11 “Distributions of Non-Cash
Assets to Owners”
Applies to types of non-reciprocal
distributions of assets by an entity to its
owners acting in their capacity as owners,
i.e., distributions of non-cash assets and
distributions that give owners a choice of
receiving either non-cash assets or a
cash alternative.
•
ISAK
12
“Pengendalian
Bersama
Entitas(PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh
Venturer”
Berkaitan dengan akuntansi venture untuk
kontribusi nonmoneter ke PBE dalam
pertukaran dengan bagian partisipasi
ekuitas PBE yang dicatat baik dengan
metode
ekuitas
atau
konsolidasi
proporsional.
•
ISAK 12 “Jointly Controlled Entities (JCE):
Non-Monetary
Contributions
by
Venturers”
Deals with the venturer's accounting for
non-monetary contributions to a JCE in
exchange for an equity interest in the JCE
accounted for using either the equity
method or proportionate consolidation.
The Company and its subsidiary are presently
evaluating and has not determined the effects
of these revised and new Standards,
Interpretations and Standards Revocation on
its financial statements.
Perseroan dan anak perusahaan sedang
mengevaluasi dan belum menentukan dampak
dari Standar, Interpretasi dan Pencabutan
Standar yang direvisi dan yang baru tersebut
terhadap laporan keuangannya.
190
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS
3.
2009
Kas
Bank - pihak ketiga
Rupiah:
PT Bank Rabobank International
Indonesia (PT Hagabank)
PT Bank Mandiri (Persero)
PT Bank Syariah Mandiri
Dolar AS:
PT Bank Mandiri (Persero)
DBS Bank Ltd.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
2008
141
132
204
267.527
1.207
94
40.722
166
268.938
40.982
13.186
411.708
21.029
652.639
424.894
673.668
Bank - pihak yang memiliki
hubungan istimewa
(Catatan 30)
Rupiah:
PT Bank Central Asia
Dolar AS:
PT Bank Central Asia Tbk
Deposito berjangka - pihak ketiga
Rupiah:
PT Bank Rabobank International
Indonesia (PT Hagabank)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
-
247
-
3
-
250
170
-
210.762
170
210.762
694.143
925.794
Suku bunga tahunan deposito berjangka dalam
mata uang Rupiah adalah berkisar dari 5,6%
sampai 12,5% setahun (2008: Rupiah 8,5%
setahun). Deposito berjangka pada tanggal
31 Oktober 2009 akan jatuh tempo antara tanggal
12 Nopember 2009 sampai dengan 1 Desember
2009.
Cash on hand
Cash in banks - third parties
Rupiah:
PT Bank Rabobank International
Indonesia (PT Hagabank)
PT Bank Mandiri (Persero)
PT Bank Syariah Mandiri
US Dollars:
PT Bank Mandiri (Persero)
DBS Bank Ltd.
Cash in banks - related party
(Note 30)
Rupiah:
PT Bank Central Asia Tbk
US Dollars:
PT Bank Central Asia Tbk
Time deposits - third parties:
Rupiah:
PT Bank Rabobank International
Indonesia (PT Hagabank)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
The outstanding time deposits denominated in
Rupiah earned interest at rates ranging from 5.6%
to 12.5% per annum (2008: Rupiah time deposits
8.5% per annum). The outstanding time deposits
as of October 31, 2009 mature between
November 12, 2009 and December 1, 2009.
191
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
4.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA
4.
2009
Pihak ketiga:
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Dikurangi:
Penyisihan piutang ragu-ragu
TRADE RECEIVABLES
2008
62.318
918
77.990
18.226
63.236
96.216
(20.562)
-
42.674
2009
PT Mobile-8 Telecom Tbk
PT Bakrie Telecom Tbk
PT SMART Telecom
PT Indosat Tbk
PT Excelcomindo Pratama Tbk
PT Hutchison CP
Telecommunications
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Telekomunikasi Selular
PT Natrindo Telepon Selular
PT Sampoerna Telecom Indonesia
Lain-lain (kurang dari Rp100)
Dikurangi:
Penyisihan piutang ragu-ragu
2008
28.192
11.877
7.645
5.600
3.327
43.352
7.072
2.197
274
14.079
1.179
920
698
216
7
3.575
22.249
877
944
2.349
1.277
1.546
63.236
96.216
(20.562)
-
PT Mobile 8 Telecom Tbk
PT Bakrie Telecom Tbk
PT SMART Telecom
PT Indosat Tbk
PT Excelcomindo Pratama Tbk
PT Hutchison CP
Telecommunications
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Telekomunikasi Selular
PT Natrindo Telepon Selular
PT Sampoerna Telecom Indonesia
Others (below Rp100)
Less:
Provision for doubtful accounts
96.216
Umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
The aging of trade receivables is as follows:
2009
Dikurangi:
Penyisihan piutang ragu-ragu
Less:
Provision for doubtful accounts
96.216
42.674
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo:
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
Lebih dari 90 hari
Third parties:
Rupiah
US Dollars
2008
30.181
45.662
2.184
1.107
107
29.657
15.061
19.603
15.072
818
63.236
96.216
(20.562)
42.674
192
96.216
Current
Overdue:
1 - 30 days
31 - 60 days
61 - 90 days
Over 90 days
Less:
Provision for doubtful accounts
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
4.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA (lanjutan)
Mutasi penyisihan
sebagai berikut:
piutang
4.
ragu-ragu
Changes in the allowance for doubtful accounts are
as follows:
adalah
2009
5.
TRADE RECEIVABLES (continued)
2008
Saldo awal
Penambahan
Penghapusan piutang usaha
20.562
-
-
Beginning balance
Additions
Write-off of trade receivables
Saldo akhir
20.562
-
Ending balance
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan
piutang ragu-ragu cukup untuk menutup kerugian
yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang
usaha tersebut. Manajemen juga berkeyakinan
bahwa tidak ada konsentrasi risiko kredit yang
signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
Management believes that the allowance for
doubtful accounts is adequate to cover losses on
uncollectible accounts. Management also believes
that there are no significant concentrations of credit
risk in third party receivables.
Seluruh piutang usaha dijadikan jaminan atas
hutang jangka panjang, sebagaimana dijelaskan
dalam Catatan 13.
All trade receivables are pledged as collateral for
long-term loans, as disclosed in Note 13.
PERSEDIAAN
5.
2009
Persediaan suku cadang
pemancar
INVENTORIES
2008
1.045
Repeater spare parts
inventories
-
-
Less:
Provision for inventory
obsolescence
938
1.045
938
Dikurangi:
Penyisihan
persediaan usang
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan
persediaan usang telah memadai untuk menutupi
kemungkinan kerugian yang timbul dari persediaan
usang dan bergerak lambat.
Management believes that the provision for
inventory obsolescence is adequate to cover
possible losses from obsolete and slow moving
inventories.
Mutasi penyisihan
sebagai berikut:
The movements in the provision for inventory
obsolescence are as follows:
persediaan
usang
adalah
2009
2008
Saldo awal
Penambahan
Penghapusan persediaan
-
Saldo akhir
-
193
3.151
(3.151)
-
Beginning balance
Additions
Write-off of inventories
Ending balance
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
6.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
BEBAN DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA
6.
2009
Asuransi dibayar di muka
Uang muka ke pemasok
Sewa kantor
7.
2008
4.793
3.846
578
3.261
3.267
730
9.217
7.258
INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO
7.
2009
Pihak ketiga:
Piutang sewa pembiayaan
Pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui
Nilai investasi neto
Angsuran piutang sewa
pembiayaan yang akan
diterima menurut tanggal
jatuh tempo dalam:
Kurang dari satu tahun
Satu sampai lima tahun
PREPAID EXPENSES AND ADVANCES
Prepaid insurance
Advances to suppliers
Prepaid office rental
NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES
2008
Third parties:
Finance lease receivables
7.522
10.395
(4.881)
(7.147)
2.641
3.248
Net investment in finance leases
2.943
4.579
3.402
6.993
Installments of
finance lease receivables
due within:
Less than one year
One to five years
7.522
10.395
Unearned finance lease income
Berdasarkan perjanjian No. K.TEL.43/HK.810/
DFW-23/2004 tanggal 12 Februari 2004, anak
perusahaan menyewakan
beberapa
sistem
pemancar dan jaringan indoor base transceiver
station (“BTS”) kepada PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk untuk jangka waktu sewa
selama 9 tahun sejak tanggal penanda-tanganan
Berita Acara Uji Fungsi. Sistem pemancar tersebut
akan diserahkan ke PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk pada masa akhir sewa yaitu mulai
Desember 2012 sampai dengan Nopember 2014.
Based on agreement No. K.TEL.43/HK.810/DFW23/2004 dated February 12, 2004, the subsidiary
leases repeater systems and indoor base
transceiver station (“BTS”) networks (repeaters) to
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk with
lease terms of 9 years starting from various
commencement dates based on the results of
acceptance of operation (“Berita Acara Uji Fungsi”).
The
repeaters
will
be
transferred
to
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk at the
end of the lease periods starting on December
2012 through November 2014. .
Pemancar-pemancar tersebut telah diasuransikan
kepada PT Asuransi AIU Indonesia terhadap risiko
kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan
jumlah pertanggungan di tahun 2009 dan 2008
sebesar Rp8.955. Manajemen berkeyakinan bahwa
jumlah
pertanggungan
asuransi
tersebut
mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian
atas risiko tersebut.
The repeaters are insured with PT Asuransi AIU
Indonesia against fire, theft and other possible risks
in 2009 and 2008 for Rp8,955. Management
believes that the insurance coverage is adequate
to cover possible losses arising from such risks.
194
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
8.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
ASET TETAP
Mutasi 2009
8.
FIXED ASSETS
Movements in 2009
Saldo
31 Des. 2008/
Balance
Dec. 31, 2008
Penambahan/
Additions
Reklasifikasi/
Pemindahan/
Reclassifications/ Revaluasi/
Transfers
Revaluation
Pelepasan/
Deductions
Saldo
31 Okt. 2009/
Balance
Oct. 31, 2009
Pemilikan langsung:
Biaya/penilaian kembali:
Menara
Mesin
Peralatan kantor
Kendaraan bermotor
Peralatan proyek
Perabotan kantor
4.124.058
1.298
7.150
1.005
205
6.700
466.298
1.928
776
-
67.323
-
-
4.657.679
1.298
9.078
1.005
205
7.476
Direct ownership:
Cost/revaluation:
Towers
Machinery
Office equipment
Motor vehicles
Field equipment
Furniture and fixtures
Aset dalam penyelesaian
4.140.416
93.973
469.002
43.160
-
67.323
(67.323)
-
4.676.741
69.810
Construction in progress
4.234.389
512.162
-
-
-
4.746.551
535
1.650
267
182
1.825
193.199
135
1.658
105
9
2.077
-
-
-
193.199
670
3.308
372
191
3.902
4.459
197.183
-
-
-
Akumulasi penyusutan:
Menara
Mesin
Peralatan kantor
Kendaraan bermotor
Peralatan proyek
Perabotan kantor
Nilai buku bersih
4.229.930
Accumulated depreciation:
Towers
Machinery
Office equipment
Motor vehicles
Field equipment
Furniture and fixtures
201.642
4.544.909
Mutasi 2008
Net book value
Movements in 2008
Saldo
2 Juni 2008/
Balance
June 2, 2008
Penambahan/
Additions
Pemilikan langsung:
Biaya/penilaian kembali:
Menara
Mesin
Peralatan kantor
Kendaraan bermotor
Peralatan proyek
Perabotan kantor
-
3.687.684
1.298
7.150
1.005
205
6.700
-
3.704.042
Aset dalam penyelesaian
-
166.179
Reklasifikasi/
Pemindahan*/
Reclassifications/ Revaluasi/
Transfers*
Revaluation
Pelepasan/
Deductions
-
Saldo
31 Des. 2008/
Balance
Dec. 31, 2008
(77.021)
-
513.395
-
4.124.058
1.298
7.150
1.005
205
6.700
-
(77.021)
513.395
4.140.416
-
(72.206)
-
93.973
-
3.870.221
-
(149.227)
513.395
4.234.389
Akumulasi penyusutan:
Menara
Mesin
Peralatan kantor
Kendaraan bermotor
Peralatan proyek
Perabotan kantor
-
149.227
535
1.650
267
182
1.825
-
(149.227)
-
-
535
1.650
267
182
1.825
-
153.686
-
(149.227)
-
Nilai buku bersih
-
*
195
Construction in progress
Accumulated depreciation:
Towers
Machinery
Office equipment
Motor vehicles
Field equipment
Furniture and fixtures
4.459
4.229.930
* Pemindahan ini termasuk akumulasi penyusutan
yang pada saat tanggal revaluasian telah
dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari
aset yang direvaluasi.
Direct ownership:
Cost/revaluation:
Towers
Machinery
Office equipment
Motor vehicles
Field equipment
Furniture and fixtures
Net book value
The transfers involving towers include the
accumulated depreciation as at the revaluation date
that was eliminated against the gross carrying
amount of the revalued assets.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
8.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
8.
Included in above 2008 additions were the fixed
assets of the subsidiary that were consolidated
effective as of August 21, 2008, as follows:
Termasuk di dalam penambahan tahun 2008
adalah aset tetap dari anak perusahaan yang
dikonsolidasi efektif tanggal 21 Agustus 2008
sebagai berikut:
Biaya/
Cost
FIXED ASSETS (continued)
Akumulasi
penyusutan/
Accumulated
depreciation
Nilai
buku bersih/
Net
book value
Menara
Mesin
Peralatan kantor
Kendaraan bermotor
Peralatan proyek
Perabotan kantor
2.339.299
1.298
5.691
1.005
205
5.213
86.645
481
1.117
225
179
1.183
2.252.654
817
4.574
780
26
4.030
Towers
Machinery
Office equipment
Motor vehicles
Field equipment
Furniture and fixtures
Aset dalam penyelesaian
2.352.711
101.069
89.830
-
2.262.881
101.069
Construction in progress
2.453.780
89.830
2.363.950
Per tanggal 1 Januari 2008, anak perusahaan telah
mengubah kebijakan akuntansi dalam pengukuran
menara menjadi model revaluasi. Menara disajikan
menggunakan nilai wajar, yang telah dinilai
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh
PT Laksa Laksana, penilai independen, pada
tanggal 1 Januari 2008 dan 31 Desember 2008.
Nilai wajar menara dihitung menggunakan
pendekatan arus kas yang didiskontokan. Berikut
ini asumsi-asumsi yang dipakai oleh penilai dalam
menghitung nilai wajar atas menara:
1 Jan. 2008/Jan. 1, 2008
Tingkat diskonto (per tahun)
Tingkat pertumbuhan arus
kas bebas (per tahun)
Tingkat inflasi (per tahun)
Umur manfaat menara
As of January 1, 2008, the subsidiary changed its
accounting policy for the measurement of towers to
the revaluation model. Towers are stated at fair
value, based on valuations performed by PT Laksa
Laksana, an independent appraiser, as at
January 1, 2008 and December 31, 2008. The fair
value of the towers is determined using discounted
cash flows. The following assumptions have been
used to determine the fair value of the towers:
31 Des. 2008/Dec. 31, 2008
16,4%
18,1%
1%
5,5% - 6,4%
20 tahun/years
1%
5,4% - 7,0%
20 tahun/years
196
Discount rate (per annum)
Long term growth of free
cash flows (per annum)
Inflation rate (per annum)
Useful lives of towers
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
8.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
8.
FIXED ASSETS (continued)
Berdasarkan laporan penilaian tanggal 10 April
2009 dan 9 April 2009, nilai wajar menara pada
tanggal 31 Desember 2008 dan 1 Januari 2008
masing-masing
sebesar
Rp4.191.000
dan
Rp750.000.
Based on appraisal reports dated April 10, 2009
and April 9, 2009, the fair values of towers as of
December 31, 2008 and January 1, 2008 are
Rp4,191,000 and Rp750,000, respectively.
Jika menara diukur dengan model biaya perolehan,
jumlah tercatat menara adalah sebagai berikut:
If the towers were measured using the cost model,
the carrying amounts would be as follows:
31 Okt. 2009/
Oct. 31, 2009
Biaya perolehan
Akumulasi depresiasi
31 Des. 2008/
Dec. 31, 2008
1 Jan 2008/
Jan. 1, 2008
4.160.240
(304.588)
3.626.619
(139.822)
584.636
(36.273)
3.855.652
3.486.797
548.363
Cost
Accumulated depreciation
Seluruh aset dijadikan jaminan atas hutang jangka
panjang (Catatan 13).
All assets are pledged as collateral for long-term
loans (Note 13).
Pada tanggal 31 Oktober 2009, seluruh menara
telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU
Indonesia dan PT Asuransi Bintang terhadap risiko
kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan
jumlah pertanggungan sebesar Rp2.319.100
(2008: Rp2.097.111). Manajemen berpendapat
bahwa jumlah pertanggungan asuransi memadai
untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko
tersebut.
As of October 31, 2009, the towers are insured with
PT Asuransi AIU Indonesia and PT Asuransi
Bintang against fire, theft and other possible risks
for
Rp2,319,100
(2008:
Rp2,097,111).
Management believes that the insurance coverage
is adequate to cover possible losses arising from
such risks.
Penyusutan yang dibebankan untuk sepuluh bulan
yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009
sebesar Rp197.183 (2008: Rp63.856) (Catatan
23).
Total depreciation expense charged during the ten
months ended October 31, 2009 amounted to
Rp197,183 (2008: Rp63,856) (Note 23).
197
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
8.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
8.
FIXED ASSETS (continued)
The details of construction in progress as of
October 31, 2009 and December 31, 2008 were as
follows:
Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal
31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 adalah
sebagai berikut:
31 Oktober 2009:
October 31, 2009:
Persentase
penyelesaian/
Percentage of
completion
Akumulasi biaya/
Accumulated
costs
Menara -menara
75%
35.400
Menara-menara
50%
22.527
Menara-menara
25%
10.334
Menara -menara
10%
1.549
Estimasi
penyelesaian/
Estimated
completion
Nopember/
November 2009
Desember/
December 2009
Januari/
January 2010
Februari/
February 2010
Towers
Towers
Towers
Towers
69.810
31 Desember 2008:
December 31, 2008:
Persentase
penyelesaian/
Percentage of
completion
Akumulasi biaya/
Accumulated
costs
Menara -menara
75%
9.429
Menara-menara
50%
6.267
Menara-menara
25%
38.453
Menara -menara
10%
39.824
Estimasi
penyelesaian/
Estimated
completion
Januari/
January 2009
Februari/
February 2009
Maret/
March 2009
April/
April 2009
Towers
Towers
Towers
Towers
93.973
9.
SEWA LOKASI JANGKA PANJANG
9.
2009
Sewa tanah di lokasi menara
Sewa lokasi pemancar
LONG-TERM SITE RENTALS
2008
294.122
1.356
284.080
1.548
295.478
285.628
Site towers rental
Site repeaters rental
This account represents the subsidiary’s land or
buildings rental prepayments for towers and
repeaters and down-payments for long-term land
leases. The rental periods are from 3 years to 10
years.
Akun ini merupakan beban sewa dibayar di muka
anak perusahaan atas tanah atau bangunan untuk
menara dan pemancar serta uang muka atas sewa
lokasi tanah jangka panjang. Masa sewa lokasi
adalah 3 tahun sampai 10 tahun.
198
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
10. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA
10. OTHER NON-CURRENT ASSETS
2009
Piutang usaha - pihak ketiga
Uang muka pembelian aset tetap
Beban ditangguhkan
Uang jaminan
2008
110.954
13.729
5.418
984
31.395
1.170
131.085
32.565
Trade receivables - third party
Advances for purchase of fixed assets
Deferred charges
Deposits
Piutang usaha - pihak ketiga merupakan piutang
usaha yang berasal dari PT Mobile-8 Telecom Tbk
sebesar Rp110.954 bersih setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp8.479
berdasarkan perjanjian pembayaran antara anak
perusahaan dan PT Mobile-8 Telecom Tbk tanggal
17 Desember 2009.
Trade receivablse - third party represent trade
receivables from PT Mobile-8 Telecom Tbk.
amounted Rp110,954 net of provision for doubtful
account of Rp8,479 based on payment agreement
between the subsidiary and PT Mobile-8 Telecom
Tbk dated December 17, 2009.
Uang muka pembelian aset tetap merupakan
pembayaran di muka yang dilakukan oleh anak
perusahaan
kepada
kontraktor
untuk
pembangunan menara dan rumah panel dengan
perincian sebagai berikut:
Advances for purchase of fixed assets represent
payments in advance made by the subsidiary to
contractors to construct towers and shelters with
details as follows:
2009
Pihak ketiga:
PT Isopanel Dunia
PT Handalan Putra Sejahtera
PT Pulau Mas Utama
PT Sapta Asien Mid-East
PT Ferprina Trijaya
PT Mitra Integritas
PT Mirlah Sari Teknik
PT 798
PT Dwi Putra Hasta
PT Lamadekom Pratama Indonesia
PT Menara Asia
PT Citramasjaya Teknikmandiri
PT Mahertisa Utama
PT Sakabaja Panelindo
PT Konsorsium Mawa Rasa Sinergi
PT Moga Prima Mandiri
Lain-lain (kurang dari Rp400)
2008
1.443
1.002
817
733
711
682
518
469
458
447
27
6.422
2.474
556
817
457
12.879
1.577
1.532
2.271
1.106
7.726
13.729
31.395
199
Third parties:
PT Isopanel Dunia
PT Handalan Putra Sejahtera
PT Pulau Mas Utama
PT Sapta Asien Mid-East
PT Ferprina Trijaya
PT Mitra Integritas
PT Mirlah Sari Teknik
PT 798
PT Dwi Putra Hasta
PT Lamadekom Pratama Indonesia
PT Menara Asia
PT Citramasjaya Teknikmandiri
PT Mahertisa Utama
PT Sakabaja Panelindo
PT Konsorsium Mawa Rasa Sinergi
PT Moga Prima Mandiri
Others (below Rp400)
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
11. HUTANG PEMBANGUNAN MENARA - PIHAK
KETIGA
11. TOWER CONSTRUCTION PAYABLES - THIRD
PARTIES
2009
Pihak ketiga:
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
PT Isopanel Dunia
PT Ferprina Trijaya
PT Handalan Putra Sejahtera
PT Infratech Indonesia
PT Trikarya Mulia Perkasa
PT Era Bangun Jaya
PT Primatama Konstruksi
PT Binatel Prima
PT Dharma Honoris Raksa Paramitha
PT Ciptakomunindo Pradipta
PT Moga Tradeco
PT Inti Samudra Prakarsa
PT Jaring Digimitra Gemilang
PT Dwi Pilar Pratama
PT Relacom Indonesia
PT Wira Jaya
PT Mycom Network
PT Cakra Hexa Swadaya
PT Bintang Abdi Nusantara
PT Nakami Kinema Cemerlang
PT Insani Daya Kreasi
PT Arthamas Karya Mandiri
PT Huda Bushido Gemilang
PT Adamasha Karya
PT Mahertisa Utama
PT Indokomas Buana Perkasa
PT Asindo Setiatama
PT Gumanik Multi Teknik
CV Asa Wahana Reksa
PT Wibel Nusantara Indah
PT Global Partner Telinfra
PT Satya Pratama
PT Kudaka Automation Indonesia
PT Ciptajaya Sejahtera Abadi
CV Buana Pilar Mandiri
PT Marsa Kanina Bestari
PT Cahya Ngesti Luhur
PT Chrismer Utama Jaya
PT Ida Lombok
PT HWL Constructions
PT Tripadu Adi Nugraha
PT Ayama Cahaya Mandiri
Saldo
2008
Third parties:
Rupiah
US Dollars
89.078
-
182.889
968
89.078
183.857
7.260
4.506
4.466
3.673
3.357
3.187
2.558
2.502
2.130
1.951
1.927
1.892
1.585
1.568
1.574
1.473
1.449
1.384
1.356
1.245
1.159
1.179
1.071
1.034
963
903
858
817
765
724
702
668
615
553
527
461
447
405
371
318
343
163
5.025
10.148
3.555
4.558
3.703
3.987
3.060
1.265
5.874
1.673
1.898
1.746
3.646
1.794
1.385
1.808
1.071
3.053
1.782
7.324
2.147
1.415
2.279
2.546
1.330
1.435
1.789
2.532
1.400
1.516
8.477
1.933
1.767
PT Isopanel Dunia
PT Ferprina Trijaya
PT Handalan Putra Sejahtera
PT Infratech Indonesia
PT Trikarya Mulia Perkasa
PT Era Bangun Jaya
PT Primatama Konstruksi
PT Binatel Prima
PT Dharma Honoris Raksa Paramitha
PT Ciptakomunindo Pradipta
PT Moga Tradeco
PT Inti Samudra Prakarsa
PT Jaring Digimitra Gemilang
PT Dwi Pilar Pratama
PT Relacom Indonesia
PT Wira Jaya
PT Mycom Network
PT Cakra Hexa Swadaya
PT Bintang Abdi Nusantara
PT Nakami Kinema Cemerlang
PT Insani Daya Kreasi
PT Arthamas Karya Mandiri
PT Huda Bushido Gemilang
PT Adamasha Karya
PT Mahertisa Utama
PT Indokomas Buana Perkasa
PT Asindo Setiatama
PT Gumanik Multi Teknik
CV Asa Wahana Reksa
PT Wibel Nusantara Indah
PT Global Partner Telinfra
PT Satya Pratama
PT Kudaka Automation Indonesia
PT Ciptajaya Sejahtera Abadi
CV Buana Pilar Mandiri
PT Marsa Kanina Bestari
PT Cahya Ngesti Luhur
PT Chrismer Utama Jaya
PT Ida Lombok
PT HWL Constructions
PT Tripadu Adi Nugraha
PT Ayama Cahaya Mandiri
66.089
98.921
Balance carried forward
200
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
11. HUTANG PEMBANGUNAN MENARA - PIHAK
KETIGA (lanjutan)
11. TOWER CONSTRUCTION PAYABLES - THIRD
PARTIES (continued)
2009
Saldo sebelumnya
PT Multi Konstruksi Indonesia
PT Sakabaja Panelindo
PT Menara Asia Indonesia
PT Mahezri Azvatama
PT Bumiaji Baturaya
PT Lio Anugrah Perdana
PT Pulau Mas Utama
PT Spora Multi Kreasi
PT Citramasjaya Teknikmandiri
PT Aghatara
PT Semangat Putratama
PT Fastel Sarana Indonesia
PT Tirai Adonai Mandiri
CV Tridaya Constructions
PT Rayateh Utama Teladan
PT Adrea Sarana Elcomindo
Lain-lain (kurang dari Rp1.000)
Umur hutang pembangunan
sebagai berikut:
menara
2008
66.089
256
208
158
142
77
74
36
7
3
22.028
98.921
2.076
5.368
2.089
1.856
4.146
3.609
4.876
1.001
7.711
5.404
4.350
3.020
1.779
1.576
1.466
1.589
33.020
89.078
183.857
adalah
The aging of towers construction payables is as
follows:
2009
2008
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo:
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
Lebih dari 90 hari
66.901
120.831
6.027
2.417
452
13.281
17.018
6.320
27.574
12.114
89.078
183.857
12. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Current
Overdue:
1 - 30 days
31 - 60 days
61 - 90 days
Over 90 days
12. ACCRUED EXPENSES
2009
Bunga pinjaman
Pemeliharaan
Jasa profesional
Bonus karyawan
Gaji
Listrik
Lainnya (kurang dari Rp500)
Balance brought forward
PT Multi Konstruksi Indonesia
PT Sakabaja Panelindo
PT Menara Asia Indonesia
PT Mahezri Azvatama
PT Bumiaji Baturaya
PT Lio Anugrah Perdana
PT Pulau Mas Utama
PT Spora Multi Kreasi
PT Citramasjaya Teknikmandiri
PT Aghatara
PT Semangat Putratama
PT Fastel Sarana Indonesia
PT Tirai Adonai Mandiri
CV Tridaya Constructions
PT Rayateh Utama Teladan
PT Adrea Sarana Elcomindo
Others (below Rp1,000)
2008
53.998
21.202
10.085
10.076
2.868
622
4.609
41.015
8.146
219
3.583
1.593
560
4.277
103.460
59.393
201
Loan interest
Maintenance
Professional fees
Employee bonuses
Payroll
Electricity
Others (below Rp500)
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG
31 Oktober 2009
Anak perusahaan:
Hutang bank
Pinjaman senior:
Pihak ketiga:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT CIMB Niaga Tbk
The Royal Bank of Scotland
(ABN AMRO Bank, N.V.)
(AS$34.628.869)
Chinatrust Commercial Bank, Ltd.
(AS$18.820.037)
CIMB Bank Berhad, Singapore
Branch (AS$27.100.854)
DBS Bank, Ltd. (AS$37.640.075)
Standard Chartered Bank
(AS$37.640.075)
Oversea-Chinese Banking
Corporation Ltd.
(AS$30.112.060)
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum
diamortisasi
13. LONG-TERM LOANS
Jatuh tempo
dalam 1 tahun/
Current
Portion
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum
diamortisasi
Hutang bank
Pinjaman senior:
Pihak yang memiliki hubungan
istimewa:
PT Bank Central Asia Tbk
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum
diamortisasi
Jumlah/
Total
75.285
31.110
357.388
147.680
432.673
178.790
57.513
273.020
330.533
31.257
148.380
179.637
45.010
62.514
213.668
296.760
258.678
359.274
62.514
296.760
359.274
50.011
237.409
287.420
415.214
1.971.065
2.386.279
(30.299)
384.915
Pinjaman lainnya:
Pinjaman Mezanin:
Stewart Island Sub
Investors Pte. Ltd.
(AS$50.707.740)
Pinjaman subordinasi:
Stewart Island
Investments, Pte. Ltd.
(AS$157.081.097)
Jatuh tempo
lebih dari 1 tahun/
Non-current
portion
(143.836)
1.827.229
(174.135)
484.005
484.005
-
1.499.339
1.499.339
-
1.983.344
1.983.344
(14.071)
The subsidiary:
Bank loans
Senior loans:
Third parties:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT CIMB Niaga Tbk
The Royal Bank of Scotland
(ABN AMRO Bank, N.V.)
(US$34,628,869)
Chinatrust Commercial Bank, Ltd.
(US$18,820,037)
CIMB Bank Berhad, Singapore
Branch (US$27,100,854)
DBS Bank, Ltd. (US$37,640,075)
Standard Chartered Bank
(US$37,640,075)
Oversea-Chinese Banking
Corporation Ltd.
(US$30,112,060)
Less:
Unamortized
cost of loans
2.212.144
-
-
October 31, 2009
(14.071)
-
1.969.273
1.969.273
384.915
3.796.502
4.181.417
Other loans:
Mezzanine loan:
Stewart Island Sub
Investors Pte. Ltd.
(US$50,707,740)
Subordinated loan:
Stewart Island
Investments, Pte. Ltd.
(US$157,081,097)
Less:
Unamortized
cost of loans
Bank loans
Senior loans:
40.442
191.985
232.427
(3.141)
(14.910)
(18.051)
37.301
177.075
214.376
202
Related party:
PT Bank Central Asia Tbk
Less:
Unamortized
cost of loans
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
31 Desember 2008
Anak perusahaan:
Hutang bank
Pinjaman senior:
Pihak ketiga:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
The Royal Bank of Scotland
(ABN AMRO Bank, N.V.)
(AS$31.476.615)
Chinatrust Commercial Bank, Ltd.
(AS$17.106.856)
CIMB Bank Berhad, Singapore
Branch (AS$24.633.873)
DBS Bank, Ltd. (AS$34.213.712)
Standard Chartered Bank
(AS$34.213.712)
Oversea-Chinese Banking
Corporation Ltd.
(AS$27.370.970)
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum
diamortisasi
13. LONG-TERM LOANS (continued)
Jatuh tempo
dalam 1 tahun/
Current
Portion
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum
diamortisasi
Hutang bank
Pinjaman senior:
Pihak yang memiliki hubungan
istimewa:
PT Bank Central Asia Tbk
Dikurangi:
Biaya pinjaman yang belum
diamortisasi
Jumlah/
Total
-
393.287
393.287
-
344.669
344.669
-
187.320
187.320
-
269.741
374.640
269.741
374.640
-
374.640
374.640
-
299.712
299.712
-
2.244.009
2.244.009
-
Pinjaman lainnya:
Pinjaman Mezanin:
Stewart Island Sub
Investors Pte. Ltd.
(AS$42.253.935)
Pinjaman subordinasi:
Stewart Island
Investments, Pte. Ltd.
(AS$146.496.709)
Jatuh tempo
lebih dari 1 tahun/
Non-current
portion
(191.279)
2.052.730
(191.279)
462.680
462.680
-
1.604.139
1.604.139
-
2.066.819
2.066.819
(17.065)
The subsidiary:
Bank loans
Senior loans:
Third parties:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
The Royal Bank of Scotland
(ABN AMRO Bank, N.V.)
(US$31,476,615)
Chinatrust Commercial Bank, Ltd.
(US$17,106,856)
CIMB Bank Berhad, Singapore
Branch (US$24,633,873)
DBS Bank, Ltd. (US$34,213,712)
Standard Chartered Bank
(US$34,213,712)
Oversea-Chinese Banking
Corporation Ltd.
(US$27,370,970)
Less:
Unamortized
cost of loans
2.052.730
-
-
December 31, 2008
(17.065)
-
2.049.754
2.049.754
-
4.102.484
4.102.484
Other loans:
Mezzanine loan:
Stewart Island Sub
Investors Pte. Ltd.
(US$42,253,935)
Subordinated loan:
Stewart Island
Investments, Pte. Ltd.
(US$146,496,709)
Less:
Unamortized
cost of loans
Bank loans
Senior loans:
-
373.785
373.785
-
373.785
373.785
-
(31.861)
(31.861)
-
341.924
341.924
203
Related party:
PT Bank Central Asia Tbk
Less:
Unamortized
cost of loans
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
13. LONG-TERM LOANS (continued)
Biaya pinjaman merupakan biaya ditangguhkan
yang berasal dari biaya komitmen, biaya perolehan
pinjaman dan biaya provisi sehubungan dengan
perolehan pinjaman dan diamortisasi selama masa
pinjaman.
Cost of loans represents deferred charges arising
from commitment fees, upfront fees and provision
fees in relation to obtaining loans and is amortized
over the respective loan periods.
Amortisasi atas biaya pinjaman yang diakui di
tahun 2009 adalah sebesar Rp43.114 (2008:
Rp7.897) (Catatan 23).
Amortization of cost of loans recognized in 2009
was Rp43,114 (2008: Rp7,897) (Note 23).
a.
a.
Pinjaman Senior
Senior Loans
On November 26, 2008, the subsidiary
obtained Senior Loan facilities from syndicated
creditors consisting of PT Bank Central Asia
Tbk (“BCA”), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO
Bank N.V), Chinatrust Commercial Bank, Ltd.,
CIMB Bank Berhad., Singapore Branch, DBS
Bank Ltd., Standard Chartered Bank and
Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. for
a maximum amount of US$360,000,000 and
Rp1,180,000. The purpose of the loans is to
finance the acquisition of towers, to repay in
full all existing bank loans, and to finance
capital expenditure and pay fees and
expenses due under the facilities. The
subsidiary is required to maintain financial
covenants i.e. debt service coverage ratio, net
debt to average quarterly (running) EBITDA
and net debt to equity. As of December 31,
2008 and October 31, 2009, the subsidiary is
in compliance with all of the financial
covenants.
Pada tanggal 26 Nopember 2008, anak
perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman
senior dari sindikasi kreditor yang terdiri dari
PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”), PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk, The Royal Bank of
Scotland (ABN AMRO Bank N.V), Chinatrust
Commercial Bank, Ltd., CIMB Bank Berhad.,
Singapore Branch, DBS Bank Ltd., Standard
Chartered Bank dan Oversea-Chinese Banking
Corporation Ltd. dengan nilai maksimum
sebesar AS$360.000.000 dan Rp1.180.000.
Pinjaman senior tersebut digunakan untuk
membiayai akuisisi menara, melunasi seluruh
pinjaman bank, membiayai modal kerja dan
membayar seluruh biaya yang timbul dari
fasilitas pinjaman ini. Anak perusahaan diminta
untuk memelihara rasio-rasio keuangan yaitu
debt service coverage ratio, net debt to
average quarterly (running) EBITDA dan net
debt to equity. Pada tanggal 31 Desember
2008 dan 31 Oktober 2009, anak perusahaan
telah memenuhi semua rasio keuangan yang
dipersyaratkan.
204
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
a.
13. LONG-TERM LOANS (continued)
Pinjaman Senior (lanjutan)
a.
Senior Loans (continued)
Pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan
ini akan dibayar secara kuartalan mulai
31 Maret
2010
sampai
dengan
30 September 2013. Pinjaman senior dalam
Dolar Amerika Serikat dikenakan bunga
sebesar LIBOR ditambah margin yang berlaku
sebesar 3,75% atau 3,25% tergantung pada
pemenuhan atas rasio keuangan yang
dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman
senior, pinjaman dalam Rupiah dikenakan
bunga sebesar JIBOR ditambah margin yang
berlaku sebesar 3,75% atau 3,25% tergantung
pada pemenuhan atas rasio keuangan yang
dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman
senior. Tingkat bunga efektif untuk pinjaman
dalam Dolar AS dan Rupiah selama tahun
2009 masing-masing sebesar 4,03% sampai
4,38% per tahun dan 10,49% sampai 15,18%
per tahun (2008: 5,64% dan 15,33% per
tahun). Pinjaman ini dijamin dengan seluruh
kepemilikan saham pemegang saham dalam
anak perusahaan, seluruh aset tetap anak
perusahaan (Catatan 8) dan piutang usaha
anak perusahaan (Catatan 4) pari passu
dengan Pinjaman Mezanin.
The loans which were obtained by the
subsidiary are due to be repaid in quarterly
installments starting on March 31, 2010
through September 30, 2013. The loans
denominated in US Dollars are subject to
interest at LIBOR plus applicable margins of
3.75% or 3.25% depending on the fulfillment of
the financial ratios as required in the Senior
Loan agreement; loans denominated in
Rupiah are subject to interest at JIBOR plus
an applicable margin of 3.75% or 3.25%
depending on the achievement of the financial
ratios as required in the Senior Loan
agreement. The effective interest rates for
loans denominated in US Dollars and Rupiah
in 2009 ranged from 4.03% to 4.38% per
annum and from 10.49% to 15.18% per
annum, respectively (2008: 5.64% and 15.33%
per annum, respectively). These loans are
secured by ownership of all of the subsidiary’s
issued shares, all of the subsidiary’s fixed
assets (Note 8) and the subsidiary’s trade
receivables (Note 4) pari passu with the
Mezzanine loan.
Anak perusahaan, sepanjang memenuhi syarat
antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio
(DSCR) lebih besar atau sama dengan 1,25
berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang
cukup dalam US Dollar Excess Cash Account
setelah dipergunakan memenuhi kewajiban
berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman ini
dapat melaksanakan hal-hal dibawah ini:
(a) membagikan, ataupun membayar dividen,
ongkos, biaya ataupun pembayaran lain
(bunga atas dividen, ongkos, biaya atau
pembayaran lain yang belum dibayarkan)
(baik dalam bentuk tunai ataupun
sejenisnya) atas saham (baik dalam
klasifikasi apapun); atau
(b) membayar ataupun membagikan dividen
atau premi cadangan saham; atau
(c) membayar biaya manajemen ataupun
biaya lain kepada atau berdasarkan
instruksi dari pemegang saham Obligor;
atau
(d) melakukan pembayaran atas pinjaman
pemegang saham; atau
(e) melakukan pembayaran atau pembelian
kembali atas tiap-tiap modal saham atau
memutuskan untuk melakukan hal
tersebut
The subsidiary, if the following conditions are
met: (i) the Debt Services Coverage Ratio
(DSCR) is greater than or equal to 1.25 to 1.00
and (ii) there is sufficient cash in the US Dollar
Excess Cash Account, after the funds have
been used to fulfill the obligations under these
facilities, is entitled to:
(a) Declare, make or pay dividend, charge,
fee or other distribution (or interest on
unpaid dividend, charge, fee or other
distribution) (whether in cash or in kind) on
or in respect of its share capital (or class
of its share capital);
(b) Repay or distribute dividend or share
premium reserve;
(c) Pay management, advisory or other fee to
or to the order of the shareholders of such
obligors
(d) Repay loans provided by its shareholders;
or
(e) Redeem, repurchase, defease, retire or
repay of its share capital or resolve to do
so.
205
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
a.
13. LONG-TERM LOANS (continued)
Pinjaman Senior (lanjutan)
a.
Berdasarkan Form of Transfer Certificate
tanggal 26 Mei 2009 antara PT Bank Central
Asia Tbk dan PT CIMB Niaga Tbk, PT Bank
Central Asia Tbk mengalihkan fasilitas
pinjaman senior kepada PT CIMB Niaga Tbk
sebesar Rp172.228.
b.
Senior Loans (continued)
Based on the Form of Transfer Certificate
dated May 26, 2009 between PT Bank Central
Asia Tbk and PT CIMB Niaga Tbk, PT Bank
Central Asia Tbk has assigned and transferred
its interest in the Senior Loan facilities to PT
CIMB Niaga Tbk in the amount of Rp172,228.
Pinjaman Mezanin
b.
Pada tanggal 26 Nopember 2008, anak
perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman
Mezanin dari Stewart Island Sub Investors Pte.
Ltd. dengan jumlah maksimum sebesar
AS$65.000.000. Pinjaman ini digunakan untuk
membiayai akuisisi menara, modal kerja dan
membayar seluruh biaya dan pengeluaran
yang timbul dari fasilitas pinjaman ini.
Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal
31 Maret 2014 dan dikenakan bunga sebesar
LIBOR ditambah dengan margin sebesar 10%
per tahun untuk periode 24 bulan pertama,
sebesar 13% per tahun untuk periode 12 bulan
berikutnya dan sebesar 18% per tahun untuk
periode selanjutnya. Tingkat bunga selama
tahun 2009 adalah sebesar 10,25% sampai
11,89% per tahun (2008: 11,89% per tahun).
Pinjaman ini dijamin oleh seluruh kepemilikan
saham pemegang saham dalam anak
perusahaan, seluruh aset tetap (Catatan 8)
dan piutang usaha anak perusahaan (Catatan
4) pari passu dengan pinjaman Senior. Anak
perusahaan diminta untuk memelihara rasiorasio keuangan yaitu debt service coverage
ratio dan net debt to average quarterly
(running) EBITDA. Pada tanggal 31 Desember
2008 dan 31 Oktober 2009, anak perusahaan
telah memenuhi semua rasio keuangan yang
dipersyaratkan.
Mezzanine Loan
On November 26, 2008, the subsidiary
entered into a Mezzanine facility agreement
with Stewart Island Sub Investors Pte. Ltd. for
a maximum amount of US$65,000,000. The
purpose of the loan is to finance the acquisition
of towers, to finance working capital and to pay
fees and expenses due under the Mezzanine
facility. The loan is due to be repaid on
March 31, 2014 and is subject to interest at
LIBOR plus a margin of 10% per annum for the
first 24 months, 13% per annum for the next 12
months and 18% per annum thereafter. The
effective interest rate in 2009 ranged from
10.25% to 11.89% per annum (2008: 11.89%
per annum). These loans are secured by
ownership of all of the subsidiary’s issued
shares, all of the subsidiary’s fixed assets
(Note 8) and the subsidiary’s
trade
receivables (Note 4) on a pari passu basis with
the Senior Loan. The subsidiary is required to
maintain financial covenants i.e. debt service
coverage ratio and net debt to average
quarterly (running) EBITDA. As of December
31, 2008 and October 31, 2009, the subsidiary
is in compliance with all of the financial
covenants.
206
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
b.
13. LONG-TERM LOANS (continued)
Pinjaman Mezanin (lanjutan)
b.
Anak perusahaan, sepanjang memenuhi syarat
antara lain: (i) Debt Service Coverage Ratio
(DSCR) lebih besar atau sama dengan 1,25
berbanding 1; dan (ii) terdapat dana yang
cukup dalam US Dollar Excess Cash Account
setelah dipergunakan memenuhi kewajiban
berdasarkan fasilitas-fasilitas pinjaman ini
dapat melaksanakan hal-hal dibawah ini:
(a) membagikan, ataupun membayar dividen,
ongkos, biaya ataupun pembayaran lain
(bunga atas dividen, ongkos, biaya atau
pembayaran lain yang belum dibayarkan)
(baik dalam bentuk tunai ataupun
sejenisnya) atas saham (baik dalam
klasifikasi apapun); atau
(b) membayar ataupun membagikan dividen
atau premi cadangan saham; atau
(c) membayar biaya manajemen ataupun
biaya lain kepada atau berdasarkan
instruksi dari pemegang saham Obligor;
atau
(d) melakukan pembayaran atas pinjaman
pemegang saham; atau
(e) melakukan pembayaran atau pembelian
kembali atas tiap-tiap modal saham atau
memutuskan untuk melakukan hal
tersebut
c.
Mezzanine Loan (continued)
The subsidiary, if the following conditions are
met: (i) the Debt Services Coverage Ratio
(DSCR) is greater than or equal to 1.25 to 1.00
and (ii) there is sufficient cash in the US Dollar
Excess Cash Account, after the funds have
been used to fulfill the obligations under these
facilities, is entitled to:
(a) Declare, make or pay dividend, charge,
fee or other distribution (or interest on
unpaid dividend, charge, fee or other
distribution) (whether in cash or in kind)
on or in respect of its share capital (or
class of its share capital);
(b) Repay or distribute dividend or share
premium reserve;
(c) Pay management, advisory or other fee to
or to the order of the shareholders of such
obligors
(d) Repay loans provided by its shareholders;
or
(e) Redeem, repurchase, defease, retire or
repay of its share capital or resolve to do
so.
Stewart Island Investments, Pte. Ltd.
c.
Pada tanggal 15 Agustus 2008, anak
perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman
dari Stewart Island Investments, Pte. Ltd.
dengan
nilai
maksimum
sebesar
AS$146.496.710 untuk digunakan sebagai
modal kerja anak perusahaan. Pinjaman
tersebut dikenakan bunga selama tahun 2008
sebesar 3% per tahun dan bunga untuk
periode 1 Januari 2009 sampai dengan
31 Maret 2009 adalah 6% per tahun. Bunga
untuk periode 1 April 2009 sampai dengan
30 September 2009 adalah 9% per tahun dan
selanjutnya bunga yang berlaku adalah 15%.
Pada tanggal 29 September 2009, anak
perusahaan dan Stewart Island Investments
Pte. Ltd. setuju untuk mengkapitalisasi hutang
bunga sejumlah AS$10.584.348, sehingga
pokok
hutang
bertambah
menjadi
AS$157.081.097. Para pihak juga setuju untuk
memperpanjang tanggal pembayaran menjadi
30 September 2010.
Stewart Island Investments, Pte. Ltd.
On August 15, 2008, the subsidiary entered
into a Facility Agreement with Stewart Island
Investments, Pte. Ltd. for a maximum amount
of US$146,496,710 to finance the subsidiary’s
working capital. The loan is subject to interest
at the rate of 3% per annum during 2008 and
interest at the rate of 6% per annum for the
period from January 1, 2009 to March 31,
2009. Interest applies at the rate of 9% per
annum for the period from April 1, 2009 to
September 30, 2009 and at the rate of 15%
per annum thereafter. On September 29,
2009, the subsidiary and Stewart Island
Investments Pte. Ltd. agreed to capitalize the
interest of US$10,584,348, resulting in an
increase
in
the
total
principal
to
US$157,081,097. Both parties also agreed to
extend the payment date to September 30,
2010.
207
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
c.
d.
Stewart Island
(lanjutan)
Investments,
Pte.
13. LONG-TERM LOANS (continued)
c.
Ltd.
Stewart Island
(continued)
Investments,
Pte.
Ltd.
Pinjaman dan bunga pinjaman ini akan dibayar
pada saat anak perusahaan telah melunasi
pinjaman Senior dan Mezanin. Pinjaman ini
dijamin oleh saham Perseroan yang dimiliki
oleh PT Tricipta Mandhala Gumilang dan
PT Caturguwiratna Sumapala.
The loan principal and interest are repayable
after the subsidiary has settled all obligations
involving the Senior and Mezzanine loans.
This loan is secured by all the Company’s
shares owned by PT Tricipta Mandhala
Gumilang and PT Caturguwiratna Sumapala.
Dalam perjanjian pinjaman ini, terdapat
pembatasan-pembatasan antara lain anak
perusahaan tanpa memperoleh persetujuan
tertulis dari kreditur dilarang untuk membagikan
dividen, melakukan perubahan terhadap
kegiatan usahanya, menerima pinjaman lain
selain
yang
diperbolehkan
berdasarkan
perjanjian pinjaman dan untuk bertindak sebagai
kreditur atau memberikan pinjaman kepada
pihak lainnya. Pembatasan membagikan dividen
telah dicabut oleh Stewart Island Investments
Pte. Ltd. pada tanggal 7 Mei 2009. Pada
tanggal 31 Desember 2008 dan 31 Oktober
2009, anak perusahaan telah memenuhi
semua pembatasan yang dipersyaratkan.
The loan agreement, includes covenants
restricting the subsidiary from distributing
dividends, changing its business activity,
obtaining loans other than as allowed based
on the loan agreement or providing loans to
other parties, without obtaining written
approval from the lender. The covenant on the
distribution of dividends was waived by
Stewart Island Investments, Pte. Ltd. on
May 7, 2009. As of December 31, 2008 and
October 31, 2009, the subsidiary is in
compliance with all of the covenants.
PT Bank Central Asia Tbk
d.
PT Bank Central Asia Tbk
On September 21, 2007, as subsequently
amended in agreements dated on March 24,
2008, May 19, 2008 and September 24, 2008,
the subsidiary obtained an Investment Loan
from PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) for a
maximum amount of Rp382,500. The
Investment Loan consists of two facilities. The
first facility is Investment Loan I for a maximum
amount of Rp41,000 to refinance the
subsidiary’s loans from PT Bank Syariah
Muamalat Indonesia and PT Bank Syariah
Mandiri.
Pada
tanggal
21
September
2007
sebagaimana telah diubah berturut-turut pada
tanggal 24 Maret 2008, 19 Mei 2008 dan
24 September 2008, anak perusahaan
memperoleh pinjaman investasi dari PT Bank
Central Asia Tbk (“BCA”) dengan nilai
maksimum sebesar Rp382.500. Pinjaman
investasi tersebut terdiri dari 2 fasilitas, fasilitas
pertama adalah Pinjaman Investasi I dengan
nilai fasilitas maksimum sebesar Rp41.000
yang digunakan untuk melunasi pinjaman dari
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia dan
PT Bank Syariah Mandiri.
208
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
d.
13. LONG-TERM LOANS (continued)
PT Bank Central Asia Tbk (lanjutan)
d.
PT Bank Central Asia Tbk (continued)
Fasilitas kedua adalah Pinjaman Investasi II
yang diperoleh oleh anak perusahaan dengan
nilai fasilitas maksimum sebesar Rp341.500
yang
digunakan
untuk
pembiayaan
pembangunan 929 Build-to-Suit Towers dan
54 Co-location dengan Mobile-8, dan/atau
pembiayaan pembangunan 70 Co-location
dengan PT Bakrie Telecom, Tbk (“BTEL”)
berdasarkan perjanjian sewa induk, dan/atau
pembiayaan akuisisi 64 menara milik
PT Indonusa Mora Perkasa (“Indonusa”)
dengan nilai maksimal sebesar Rp28.310,
dan/atau pembiayaan pembangunan menaramenara Co-location dan pembangunan 320
bangunan
Build-to-Suit
baru
untuk
PT
Hutchison
CP
Telecommunication
(“HCPT”) dengan nilai maksimal setara dengan
AS$10.000.000.
The second facility is Investment Loan II
obtained by the subsidiary for a maximum
amount of Rp341,500 for the purpose of
financing the construction of 929 Build-to-Suit
Towers and 54 Co-locations with Mobile-8,
and/or financing the construction of 70 Colocations with PT Bakrie Telecom, Tbk
(“BTEL”) based on Master Lease Agreements
(“MLA”), and/or to finance the acquisition of
64 towers from PT Indonusa Mora Perkasa
(“Indonusa”) for a maximum amount of
Rp28,310, and/or to finance the construction of
Co-location towers and the building of 320
Build-to-Suit new sites for PT Hutchison CP
Telecommunication (“HCPT”) for a maximum
amount equivalent to US$10,000,000.
Pinjaman Investasi II terdiri dari 2 tahap,
Tahap I dengan fasilitas maksimum sebesar
Rp56.500 dan Tahap II dengan nilai fasilitas
maksimum sebesar Rp285.000. Pinjaman
tersebut akan dibayar dengan cicilan bulanan,
yang akan berakhir pada 21 September 2013
dengan tingkat bunga sebesar JIBOR plus
2,72% per tahun.
The Investment Loan II consists of two
tranches: Tranche I for a maximum amount of
Rp56,500 and Tranche II for a maximum
amount of Rp285,000. These loan tranches
are due to be paid in monthly installments, with
the final payment being due on September 21,
2013 and are subject to interest at JIBOR plus
2.72% per annum.
Pinjaman dari BCA telah dilunasi pada tanggal
5 Desember 2008. Tingkat bunga tahunan
efektif selama tahun 2008 berkisar antara
10,7% sampai 14,3% per tahun.
The loan facilities were settled on December 5,
2008. The effective interest rates in 2008
ranged from 10.7% to 14.3% per annum.
Pinjaman tersebut dijamin dengan perjanjian
sewa guna usaha jangka panjang, piutang
usaha (Catatan 4), menara dan peralatan
telekomunikasi (Catatan 8), tanah yang
disewakan dan tanah yang dimiliki oleh anak
perusahaan (Catatan 9) dan asuransi atas
aset tetap.
These loans were secured by assignment of
long-term
lease
agreements,
accounts
receivable (Note 4), telecommunication towers
and equipment (Note 8), land leases, land
owned by the subsidiary (Note 9) and
insurance over its fixed assets.
209
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
e.
13. LONG-TERM LOANS (continued)
e.
Standard Chartered Bank dan PT Bank
Permata Tbk (lanjutan)
Standard Chartered Bank and PT Bank
Permata Tbk (continued)
Pada
tanggal
21
September
2007
sebagaimana telah diubah berturut-turut pada
tanggal 24 Maret 2008, 12 Mei 2008 dan
23 September 2008, anak perusahaan
memperoleh pinjaman investasi dari Standard
Chartered Bank (“SCB”) dengan nilai fasilitas
maksimum sebesar Rp382.500. Pinjaman
investasi tersebut terdiri dari 2 fasilitas, fasilitas
pertama adalah Pinjaman Investasi I dengan
nilai fasilitas maksimum sebesar Rp41.000
yang digunakan untuk melunasi pinjaman dari
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia dan
PT Bank Syariah Mandiri.
On September 21, 2007, as subsequently
amended in agreements dated on March 24,
2008, May 12, 2008 and September 23, 2008,
the subsidiary obtained an Investment Loan
from Standard Chartered Bank (“SCB”) for a
maximum amount of Rp382,500. The
Investment Loan consists of two facilities. The
first facility is Investment Loan I for a maximum
amount of Rp41,000 to refinance the
Company's loans from PT Bank Syariah
Muamalat Indonesia and PT Bank Syariah
Mandiri.
Fasilitas kedua adalah Pinjaman Investasi II
dengan nilai fasilitas maksimum sebesar
Rp341.500 yang digunakan untuk pembiayaan
pembangunan 929 Build-to-Suit Towers dan 54
Co-location dengan Mobile-8 berdasarkan
perjanjian sewa induk, dan/atau pembiayaan
pembangunan
70
Co-location
dengan
PT Bakrie Telecom, Tbk (“BTEL”) berdasarkan
perjanjian sewa induk, dan/atau pembiayaan
akuisisi
64
menara
milik
PT Indonusa Mora Perkasa (“Indonusa”)
dengan nilai maksimal sebesar Rp28.310,
dan/atau pembiayaan pembangunan menaramenara Co-location dan pembangunan 320
bangunan Build-to-Suit baru untuk HCPT
dengan nilai maksimal setara dengan
AS$10.000.000.
The second facility is Investment Loan II for a
maximum amount of Rp341,500 for the
purpose of financing the construction of 929
Build-to-Suit Towers and 54 Co-locations with
Mobile-8 based on MLA, and/or financing the
construction of 70 Co-locations with PT Bakrie
Telecom, Tbk (“BTEL”) based on MLA, and/or
to finance the acquisition of 64 towers from
PT Indonusa Mora Perkasa (“Indonusa”) for a
maximum amount of Rp28,310, and/or to
finance the construction of Co-location towers
and the building of 320 Build-to-Suit new sites
for HCPT for a maximum amount equivalent to
US$10,000,000.
Pinjaman Investasi II terdiri dari 2 tahap, Tahap
I dengan fasilitas maksimum sebesar
Rp56.500 dan Tahap II dengan nilai fasilitas
maksimum sebesar Rp285.000. Pinjaman
tersebut akan dibayar dengan cicilan bulanan,
yang akan berakhir pada 21 September 2013
dengan tingkat bunga pertahun sebesar
Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”) plus 2,5%.
The Investment Loan II consists of two
tranches: Tranche I for a maximum amount of
Rp56,500 and Tranche II for a maximum
amount of Rp285,000. These loans are due to
be paid in monthly installments, with the final
payment being due on September 21, 2013
and are subject to interest for Bank Indonesia
Certificates (“SBI”) plus 2.5% per annum.
Pinjaman tersebut dijamin dengan perjanjian
sewa guna usaha, piutang usaha (Catatan 4),
menara dan peralatan telekomunikasi (Catatan
8), tanah yang disewa dan tanah yang dimiliki
oleh anak perusahaan (Catatan 9) dan
asuransi atas aset tetap.
These loans are secured by assignment of
long-term lease agreements,
accounts
receivable (Note 4), telecommunication towers
and equipment (Note 8), land leases, land
owned by the subsidiary (Note 9) and
insurance over its fixed assets.
•
210
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
e.
13. LONG-TERM LOANS (continued)
e.
Standard Chartered Bank dan PT Bank
Permata Tbk (lanjutan)
Berdasarkan Notice of Assignment tanggal
28 Desember 2007 antara SCB and PT Bank
Permata Tbk, SCB mengalihkan 50% dari hak
kepemilikan dan bunga atas pinjaman kepada
PT Bank Permata Tbk.
Based on the Notice of Assignment dated
December 28, 2007 between SCB and
PT Bank Permata Tbk, SCB has assigned and
transferred to PT Bank Permata Tbk 50% of its
rights and title to and interest in all amounts of
loans previously payable by the Company to
SCB.
Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 5
Desember 2008. Tingkat bunga tahunan efektif
selama tahun 2008 berkisar antara 10,5%
sampai 13,2% per tahun.
These loans have been settled on
December 5, 2008. The effective interest rates
in 2008 ranged from 10.5% to 13.2% per
annum.
14. PERPAJAKAN
a.
Standard Chartered Bank and PT Bank
Permata Tbk (continued)
14. TAXATION
Pajak dibayar di muka
a.
2009
Perseroan:
Pengembalian pajak
penghasilan badan - 2009
Anak Perusahaan:
Pajak pertambahan nilai
Klaim restitusi pajak penghasilan
Pasal 4 (2) 2007 - 2009
Pengembalian pajak
penghasilan badan - 2009
Pengembalian pajak
penghasilan badan - 2008
Pengembalian pajak
penghasilan badan - 2007
PPh pasal 4 (2) dibayar di muka
Prepaid taxes
2008
2
-
2
-
234.122
233.119
150.027
-
3.681
-
961
-
210
-
52.044
389.001
285.163
389.003
285.163
The Company:
Refundable corporate
income tax - 2009
The subsidiary:
Value added tax
Claims for corporate tax
refunds - Article 4(2) 2007 - 2009
Refundable corporate
income tax - 2009
Refundable corporate
income tax - 2008
Refundable corporate
income tax - 2007
Prepaid income tax - Article 4 (2)
See Note 14g.
Lihat Catatan 14g.
211
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
b.
14. TAXATION (continued)
Hutang pajak
b.
2009
Taxes payable
2008
Perseroan:
Pemotongan pajak
penghasilan - pasal 23/26
Anak Perusahaan:
Pemotongan pajak
penghasilan - pasal 23/26
Pemotongan pajak
penghasilan - pasal 4(2)
Pajak penghasilan
karyawan - pasal 21
Pajak penghasilan badan
-
23
-
23
541
11.649
140
1.693
537
-
1.174
166
1.218
14.682
1.218
14.705
2009
Laba sebelum pajak
penghasilan - Perseroan
Ditambah/(dikurangi):
Perbedaan permanen:
Pendapatan bunga telah
dikenakan pajak penghasilan
final - disajikan bersih
Pendapatan tidak kena
pajak
2008
594.968
(444.846)
591.404
(446.642)
3.564
1.796
Consolidated income/(loss) before
corporate income tax
Subsidiary income/(loss) before
corporate income tax
Income before corporate
income tax - the Company
(4)
(502)
Add/(less):
Permanent differences:
Interest income subject to final
income tax, reported on
a net of tax basis
(3.418)
(1.424)
Non-taxable income
(130)
Taxable income/(tax loss)
Laba/(rugi) kena pajak
142
Dikurangi:
Pemanfaatan rugi fiskal
(130)
Laba/(rugi) fiskal
The subsidiary:
Withholding income tax Articles 23/26
Withholding income tax Article 4(2)
Employee income tax Article 21
Corporate income tax
The reconciliations between the income/(loss)
before corporate income tax as shown in the
consolidated statements of income, taxable
income and the related corporate income tax
receivable/payable are as follows:
Rekonsiliasi antara laba/(rugi) sebelum pajak
penghasilan yang ditunjukkan dalam laporan
keuangan konsolidasian dengan taksiran laba
kena pajak dan piutang/hutang pajak
penghasilan adalah sebagai berikut:
Laba/(rugi) konsolidasian
sebelum pajak penghasilan
Laba/(rugi) anak perusahaan
sebelum pajak penghasilan
The Company:
Withholding income tax Articles 23/26
12
212
(130)
Less:
Utilization of tax loss
Taxable income/(tax loss)
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
b.
14. TAXATION (continued)
Hutang pajak (lanjutan)
b.
2009
2008
Beban pajak kini
Perseroan
Beban pajak penghasilan
yang dihitung dengan
tarif standar
Beban pajak penghasilan
yang dikenakan pajak
Penghasilan final
-
-
-
4
-
-
961
-
25.287
4
26.248
Consolidated current
tax expense
6
3.681
26.082
Less prepaid taxes:
The Company
Subsidiary
3.687
26.082
Beban pajak kini
konsolidasian
Pengembalian/(hutang) pajak
penghasilan badan
Perseroan
Anak perusahaan
Current income tax
The Company
Current tax expense
on income subject to
tax at standard statutory rates
Current tax expense
on income subject
to final tax
4
Anak perusahaan
Beban pajak penghasilan
yang dihitung dengan
tarif standar
Beban pajak penghasilan
yang dikenakan pajak
Penghasilan final
Dikurangi pembayaran
pajak di muka:
Perseroan
Anak perusahaan
Taxes payable (continued)
2
3.681
(166)
3.683
(166)
Pada tanggal 10 Februari 2009, anak
perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB) dari Direktur Jendral
Pajak (Dirjen Pajak) atas Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) tahun pajak 2007 yang
menetapkan pajak kurang bayar berserta
denda pajak sebesar Rp1.040. Anak
perusahaan menerima SKPKB tersebut dan
telah membayar kekurangan pajak tersebut
pada tanggal 11 Maret 2009.
Subsidiary
Current tax expense
on income subject to
tax at standard statutory rates
Current tax expense
on income subject
to final tax
Corporate income tax
refundable/(payable)
The Company
Subsidiary
On February 10, 2009, the Subsidiary received
a tax assessment from the Director General of
Taxation (DGT) reflecting underpayment of
Value Added Ta (VAT) for 2007 tax year of
Rp1,040 including tax penalty. The Subsidiary
accepted the assessment and has paid the
underpayment on March 11, 2009.
213
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
b.
c.
14. TAXATION (continued)
Hutang pajak (lanjutan)
b.
Taxes payable (continued)
Jumlah penghasilan kena pajak Perseroan
untuk tahun 2008 berdasarkan perhitungan di
atas sesuai dengan taksiran penghasilan kena
pajak
yang
dilaporkan
dalam
Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) Perseroan.
The Company’s 2008 taxable income based
on the above calculation is in agreement with
the estimated taxable income reported in the
Company’s annual income tax return.
Jumlah penghasilan kena pajak anak
perusahaan tahun 2008
berdasarkan
perhitungan di atas sesuai dengan Surat
Pemberitahuan
Tahunan
(SPT)
anak
perusahaan sebelum dilakukannya perbaikan
SPT atas perubahan perlakuan pajak atas
pendapatan anak perusahaan dari penyewaan
menara yang sebelumnya dikenakan pajak
dengan tarif pajak final 10% menjadi pajak
penghasilan badan dengan tarif standar.
The subsidiary’s 2008 taxable income based
on the above calculation is in agreement with
the subsidiary’s annual income tax return
before revision of its corporate income tax
return in accordance with the change in the tax
treatment for the subsidiary’s income from
tower rental activities, which was previously
subject to final income tax at the rate of 10%,
to corporate income tax at standard statutory
rates.
Anak perusahaan telah melakukan pembetulan
atas SPT tahun 2008 yang mengakui adanya
rugi kena pajak dan pengembalian pajak
penghasilan badan masing-masing sebesar
Rp611.918 dan Rp961.
The subsidiary has revised its 2008 annual
corporate income tax return and recognized a
tax loss and refundable corporate income tax
of Rp611,918 and Rp961, respectively.
Komponen beban pajak penghasilan
c.
2009
Perseroan
Pajak penghasilan:
Pajak kini
Beban/(manfaat) pajak tangguhan
Anak perusahaan
Pajak penghasilan:
Pajak kini
Beban pajak tangguhan
Components
expense
of
corporate
income
tax
2008
4
36
(36)
40
(36)
59.248
26.248
65
59.248
26.313
214
The Company
Corporate income tax expense:
Current tax expense
Deferred tax expense/(benefit)
The subsidiary
Corporate income tax expense:
Current tax expense
Deferred tax expense
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
c.
Komponen
(lanjutan)
beban
14. TAXATION (continued)
pajak
c.
penghasilan
2009
Konsolidasi
Pajak penghasilan:
Pajak kini
Beban pajak tangguhan
d.
Components of corporate
expense (continued)
4
59.284
26.248
29
59.288
26.277
d.
The following is the reconciliation between
income/(loss) before corporate income tax
multiplied by the maximum marginal tax rate
and corporate income tax expense/(benefit)/:
2009
Beban pajak dihitung
dengan tarif pajak
yang berlaku umum
Efek pajak atas perbedaan tetap:
Pendapatan lainnya telah dikenakan
pajak penghasilan final
Pendapatan tidak kena
pajak
Jumlah beban/(manfaat)
pajak penghasilan
Perseroan
Anak perusahaan
Consolidation
Corporate income tax expense:
Current tax expense
Deferred tax expense
Reconciliation of corporate income tax
Rekonsiliasi antara laba/(rugi) sebelum
taksiran
pajak
penghasilan
dengan
menggunakan tarif pajak maksimum dan
beban/(manfaat) pajak penghasilan:
Laba sebelum pajak
penghasilan - Perseroan
tax
2008
Rekonsiliasi pajak penghasilan badan
Laba/(rugi) konsolidasian
sebelum pajak penghasilan
Laba/(rugi) anak perusahaan
sebelum pajak penghasilan
income
2008
594.968
(444.846)
591.404
(446.642)
3.564
1.796
998
503
Consolidated income/(loss) before
corporate income tax
Subsidiary income/(loss) before
corporate income tax
Income before corporate
income tax - the Company
(1)
(140)
Tax expense calculated
at statutory tax rates
Tax effect of permanent
differences:
Other income
subject to final income tax
(957)
(399)
Non-taxable income
40
59.248
(36)
26.313
Total corporate income
tax expense/(benefit)
The Company
Subsidiary
59.288
26.277
215
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
d.
Rekonsiliasi
(lanjutan)
pajak
14. TAXATION (continued)
penghasilan
d.
badan
In September 2008, Law No. 7 Year 1983
regarding “Income Tax” has been revised for
the fourth time with Law No. 36 Year 2008.
The revised Law stipulates changes in the
corporate tax rate from a marginal tax rate of
30% in 2008 to a single rate of 28% for fiscal
year 2009 and 25% for fiscal year 2010 and
onwards. The Company and its subsidiary
recorded the impact of the changes in tax
rates which amounted to Rp484 as part of
deferred tax expense in the 2009 statement of
income (2008: Rp7).
Pada September 2008, Undang-undang No. 7
Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan”
diubah untuk keempat kalinya dengan
Undang-undang
No. 36
Tahun
2008.
Perubahan
tersebut
juga
mencakup
perubahan tarif pajak penghasilan badan dari
sebelumnya
menggunakan
tarif
pajak
bertingkat 30% pada tahun 2008, menjadi tarif
tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan
25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
Perseroan dan anak perusahaan mencatat
dampak perubahan tarif pajak tersebut
sebesar Rp484 sebagai bagian dari beban
pajak tangguhan pada tahun 2009 (2008:
Rp7).
e.
Reconciliation of corporate income tax
(continued)
Aset/(kewajiban) pajak tangguhan, bersih
e.
Analisa
saldo
(kewajiban)/aset
pajak
tangguhan, bersih adalah sebagai berikut:
Deferred tax assets/(liabilities), net
The following is an analysis the deferred tax
(liabilities)/assets, net:
2009
2008
Perseroan:
Aset pajak tangguhan:
Rugi pajak
-
36
The Company:
Deferred tax assets:
Tax loss carried forward
Aset pajak tangguhan
-
36
Deferred tax assets
10.267
-
The Subsidiary:
Deferred tax assets:
Tax loss carried forward
7.260
2.627
864
951
16
8
21.969
24
(29.466)
(51.778)
(51)
-
(81.244)
(51)
Anak Perusahaan:
Aset pajak tangguhan:
Rugi pajak
Penyisihan piutang
ragu-ragu
Akrual bonus
Penyisihan biaya perawatan
Kewajiban imbalan kerja
Kewajiban pajak tangguhan:
Aset tetap
Biaya pinjaman
216
Provision for doubtful accounts
Accrued employee bonuses
Provision for maintenance
Provision for employee benefits
Deferred tax liabilities:
Fixed assets
Cost of loans
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
e.
14. TAXATION (continued)
e.
Aset/(kewajiban) pajak tangguhan, bersih
(lanjutan)
2009
assets/(liabilities),
net
2008
Kewajiban pajak
tangguhan, bersih
(59.275)
(27)
Deferred tax liabilities, net
Aset/(kewajiban) pajak
tangguhan, bersih
konsolidasian
(59.275)
9
Consolidated deferred tax
assets/(liabilities), net
Deferred tax assets are recognised to the
extent that it is probable that future taxable
income will be available against which the
temporary differences can be utilised. The
management believes that the deferred tax
assets can be utilized in the future.
Aset pajak tangguhan diakui apabila besar
kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena
pajak pada masa mendatang akan memadai
untuk dikompensasi dengan perbedaan
temporer yang dapat dikurangkan. Manajemen
berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan
dapat dimanfaatkan di masa mendatang.
f.
Deferred
tax
(continued)
f.
Analisa perubahan aset/(kewajiban) pajak
tangguhan
2009
Perseroan
Saldo awal aset
pajak tangguhan
Manfaat/(beban) pajak
tangguhan pada periode
berjalan
Saldo akhir asset pajak
tangguhan
Analysis of changes
assets/(liabilities)
in
deferred
tax
2008
36
(36)
-
-
The Company
Deferred tax assets beginning balance
36
Deferred tax benefit/
(expense) for the period
36
Deferred tax assets ending balance
Anak perusahaan
Saldo awal (kewajiban)/aset
pajak tangguhan
Beban pajak tangguhan
pada periode berjalan
(59.248)
(65)
Subsidiary
Deferred tax liabilities)/assets beginning balance
Deferred tax expense
for the period
Saldo akhir kewajiban
pajak tangguhan
(59.275)
(27)
Deferred tax liabilities ending balance
Saldo akhir (kewajiban)/aset
pajak tangguhan - konsolidasi
(59.275)
9
(27)
217
38
Consolidated deferred tax (liabilities)/
assets - ending balance
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
g.
14. TAXATION (continued)
Lain-lain
g.
Others
Klaim pengembalian pajak penghasilan Pasal
4(2) sebesar Rp150.027 merupakan klaim atas
pajak dibayar di muka Pasal 4(2) anak
perusahaan yang terdiri dari Rp37.158 untuk
tahun pajak 2009 dan Rp112.869 untuk tahun
pajak 2008 dan 2007 sehubungan dengan
perubahan perlakuan pajak atas pendapatan
penyewaan
menara
yang
sebelumnya
dikenakan
pajak
final
menjadi
pajak
penghasilan badan dengan tarif standar.
Claims for corporate tax refund - Article 4(2) of
Rp150,027 represent claims for refund of the
subsidiary’s prepaid tax - Article 4(2) of
Rp37,158 for the 2009 tax year and
Rp112,869 for the 2008 and 2007 tax years in
relation to the change in tax treatment for
tower rental income from a final tax to
corporate income tax at standard statutory
rates.
Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral
Pajak No. S-693/PJ.03/2009 tanggal 23 Juni
2009, pendapatan anak perusahaan dari
penyewaan
menara
dikenakan
pajak
penghasilan badan dengan tarif pajak standar.
Based on the Directorate General of Taxes’
letter No. S-693/PJ.03/2009 dated June 23,
2009, the subsidiary’s income from tower
rental is subject to corporate income tax at
standard statutory tax rates.
Sebelum menerima surat ini, sampai dengan
tanggal 31 Desember 2008, pendapatan anak
perusahaan
dari
penyewaan
menara
dikenakan pajak dengan tarif pajak final
sebesar 10% yang dipotong oleh para
penyewa menara. Untuk itu, anak perusahaan
melakukan perbaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) atas pajak penghasilan badan
untuk tahun pajak 2007 dan 2008 untuk
mencerminkan perubahan terhadap dasar
pajak atas pendapatan penyewaan menara.
Berdasarkan ketentuan perpajakan yang
berlaku, anak perusahaan tidak dapat
melakukan perbaikan atas SPT pajak
penghasilan
badan
untuk
2006
dan
sebelumnya. Manajemen anak perusahaan
berpendapat bahwa tidak terdapat kewajiban
kontinjensi sehubungan dengan pemenuhan
kewajiban pajak penghasilan badan atas
pendapatan penyewaan menara untuk tahun
2006 dan sebelumnya.
Prior to receiving this ruling, through
December 31, 2008, the subsidiary’s income
from tower rental was subject to final income
tax at the rate of 10%, which tax was withheld
by the towers' lessees. Accordingly, the
subsidiary revised its corporate income tax
returns (SPT) for the 2007 and 2008 tax years
to reflect the change in basis of tax on tower
rental income. Based on the current tax
regulations, the subsidiary cannot revise its
corporate income tax returns for 2006 and
prior tax years. The subsidiary's management
believes that there are no contingent liabilities
that will arise in relation to the 2006 and prior
tax years in relation to tax on tower rental
income.
218
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
g.
14. TAXATION (continued)
Lain-lain (lanjutan)
g.
Others (continued)
Anak perusahaan telah mengajukan restitusi
kepada Kantor Pelayanan Pajak Madya
Bandung (“KPP Madya Bandung”) atas pajak
penghasilan pasal 4(2) yang dipotong selama
tahun 2007 dan 2008 sebesar Rp112.869 yang
telah dipotong dan disetorkan kepada kantor
pajak oleh penyewa menara. Pada tanggal 9
September 2009, KPP Madya Bandung
menolak
permohonan
restitusi
anak
perusahaan karena KPP Madya Bandung
berpendapat bahwa permintaan restitusi ini
harus ditujukan kepada kantor pelayanan pajak
dimana para penyewa menara, sebagai
pemotong pajak, terdaftar. Anak perusahaan
berpendapat bahwa penolakan KPP Madya
Bandung ini bertentangan dengan ketentuan
dalam
Peraturan
Menteri
Keuangan
No. 190/PMK.03/2007, dan oleh karena itu
anak perusahaan pada tanggal 16 September
2009 telah mengajukan permohonan gugatan
kepada
Pengadilan
Pajak
untuk
memerintahkan
KPP
Madya
Bandung/Direktorat Jendral Pajak untuk
membayarkan
restitusi
kepada
anak
perusahaan.
Sampai
dengan
tanggal
19 Nopember 2009, anak perusahaan belum
menerima putusan dari Pengadilan Pajak.
Anak perusahaan percaya bahwa pajak
penghasilan yang dipotong para penyewa
menara selama tahun 2007 dan 2008 sebesar
Rp112.869
akan
dapat
diterima
pengembaliannya.
The subsidiary has applied for refunds to the
Bandung Madya Tax Office (“KPP Madya
Bandung”) of withholding income tax Article
4(2) for the years 2007 and 2008 of
Rp112,869, which amounts were withheld and
paid to the tax authorities by the lessees of the
towers. On September 9, 2009, the KPP
Madya Bandung refused the subsidiary's
application for tax refunds as the KPP Madya
Bandung is in the opinion that the refunds
should be applied to the tax offices where the
lessees, as the withholders of tax, are
registered. The subsidiary believes that KPP
Madya Bandung’s decision is not in
compliance with the Minister of Finance
Regulation No. 190/PMK.03/2007, and,
therefore, the subsidiary on September 16,
2009 filed a request to the Tax Court to issue
an
instruction
to
the
KPP
Madya
Bandung/Directorate General of Tax to pay the
requested refunds to the subsidiary. As of
November 19, 2009, the subsidiary has not
obtained a decision from the Tax Court in this
matter. The subsidiary believes that the tax
withheld by the lessees for the years 2007 and
2008 of Rp112,869 is refundable.
Anak perusahaan sedang dalam proses
mengajukan restitusi kepada Kantor Pelayanan
Pajak Madya Bandung (“KPP Madya
Bandung”)
atas
pemotongan
pajak
penghasilan Pasal 4(2) yang telah dipotong
dan disetorkan kepada kantor pajak selama
tahun 2009 sebesar Rp37.158 oleh penyewa
menara.
The subsidiary is in process to apply for a
refund to the Bandung Madya Tax Office
(“KPP Madya Bandung”) of withholding
income tax Article 4(2) for the year 2009 of
Rp37,158, which amount was withheld and
paid to the tax authorities by the lessees of the
towers.
Anak perusahaan telah memperoleh pendapat
dari konsultan pajak independen untuk
mendukung tindakan anak perusahaan untuk
membetulkan SPT dan restitusi atas pajak
penghasilan yang telah dipotong dan
disetorkan kepada kantor pajak oleh penyewa
menara selama tahun 2007 dan 2008.
The subsidiary has obtained an opinion from a
tax consultant to support the subsidiary’s
actions with respect to the revision of its
corporate income tax returns and the refund of
taxes that have been withheld and paid to the
tax authorities by the tower lessees during
2007 and 2008.
219
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
g.
14. TAXATION (continued)
Lain-lain (lanjutan)
g.
Others (continued)
Anak perusahaan membukukan penyesuaian
akibat pembetulan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) atas pajak penghasilan badan
untuk tahun pajak 2007 dan 2008 sebesar
Rp61.270 ke laporan laba rugi periode sepuluh
bulan yang berakhir tanggal 31 Oktober 2009.
The subsidiary has recognized tax expense
related to the revision of its corporate income
tax returns (SPT) for the 2007 and 2008 tax
years of Rp61,270 in its statement of income
for the ten months ended October 31, 2009.
Saldo PPh pasal 4(2) dibayar di muka per
31 Desember 2008 merupakan pembayaran
pajak di muka atas pendapatan diterima di
muka. Sehubungan dengan diterimanya surat
dari Direktorat Jenderal Pajak No. S693/PJ.03/2009 tanggal 23 Juni 2009,
sebagaimana diuraikan di atas, akun ini
direklasifikasi dan dicatat sebagai klaim
restitusi pajak penghasilan Pasal 4(2) pada
tanggal 31 Oktober 2009.
The balance of prepaid income tax - Article
4(2) as of December 31, 2008 represented
prepaid income tax on unearned revenue as of
that date. Following the receipt of a letter
from
Directorate
General
of
Tax
No. S-693/PJ.03/2009 dated June 23, 2009 as
mentioned above, this amount has been
reclassified as a claim for corporate tax refund
- Article 4(2) as of October 31, 2009.
Pengembalian pajak penghasilan badan tahun
2008 dan 2007 merupakan kelebihan
pembayaran pajak penghasilan badan diluar
PPh pasal 4(2) sesuai dengan SPT atas pajak
penghasilan badan anak perusahaan untuk
tahun pajak 2008 dan 2007 yang telah
diperbaiki.
Refundable corporate income tax for the 2008
and 2007 tax years represents overpayments
of corporate income tax, other than for income
tax Article 4(2), as reflected in the subsidiary’s
revised the corporate income tax returns for
the 2008 and 2007 tax years.
15. HUTANG LAIN-LAIN
15. OTHER PAYABLES
This account represents the subsidiary’s accruals
of discounts due to PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk and PT Mobile-8 Telecom Tbk in relation to the
reduction of tower rental rates of between 10% to
35% due to additional lessees for the towers
(as second and third tenants) involving
PT Telekomunikasi
Selular,
PT Bakrie
Telekom Tbk, PT Excelcomindo Pratama Tbk,
PT Hutchison CP Telecommunications, and
PT Mobile-8 Telecom Tbk. with details as follows:
Akun ini merupakan akrual anak perusahaan atas
pengurangan hutang sewa PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk dan PT Mobile-8 Telecom Tbk
sebesar 10% sampai 35% karena adanya
penambahan penyewa menara (sebagai penyewa
kedua dan ketiga) oleh PT Telekomunikasi
Selular, PT Bakrie Telekom Tbk, PT Excelcomindo
Pratama
Tbk,
PT
Hutchison
CP
Telecommunications, dan PT Mobile-8 Telecom
Tbk. dengan perincian sebagai berikut:
2009
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Mobile-8 Telecom Tbk
2008
6.965
9.885
2.330
2.555
16.850
4.885
220
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Mobile-8 Telecom Tbk
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
16. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA
16. PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS
Kewajiban imbalan kerja yang diakui pada tanggal
31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008
berdasarkan perhitungan aktuaris independen,
PT
Dayamandiri
Dharmakonsilindo
dalam
laporannya tanggal 9 Nopember 2009 (2008:
6 Januari 2009).
The provisions for employee benefits recognised
as of October 31, 2009 and December 31, 2008
are based on actuarial calculations performed by
PT
Dayamandiri
Dharmakonsilindo,
an
independent actuary, as per its report dated
November 9, 2009 (2008: January 6, 2009).
Asumsi yang digunakan dalam menentukan
kewajiban imbalan kerja untuk sepuluh bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2009 dan
periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2008 adalah:
The assumptions used in determining the provision
for employee benefits for the ten months ended
October 31, 2009 and the period ended
December 31, 2008 are as follows:
2009
Jumlah pegawai
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Usia pensiun
Tingkat kematian
Metode
2008
244
12% per annum
11% per annum
55 years of age
TMI 1999
Projected
unit credit
Number of employees
Discount rate
Wages and salary increase
Retirement age
Mortality rate
Method
The details of the employee benefits expense
recognised in the 2009 and 2008 statements of
income (Note 24) are as follows:
Perincian beban imbalan kerja yang diakui dalam
laporan laba rugi pada tahun 2009 dan 2008
(Catatan 24) adalah sebagai berikut:
2009
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Amortisasi rugi aktuaria
yang belum diakui
Pengakuan segera atas biaya
jasa lalu - telah menjadi hak
267
12% per annum
11% per annum
55 years of age
TMI 1999
Projected
unit credit
2008
1.631
297
1.354
125
11
11
1.939
221
(69)
1.421
Current service cost
Interest cost
Amortization of unrecognized
actuarial loss
Immediate recognition of past
services cost - vested benefits
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
16. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
16. PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS
(continued)
The details of the provision for employee benefits
as of October 31, 2009 and December 31, 2008
are as follows:
Perincian
kewajiban
imbalan
kerja
pada
31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008 adalah
sebagai berikut:
2009
Nilai kini kewajiban
Biaya jasa lalu yang tidak
diakui - belum menjadi hak
Kerugian aktuarial
yang belum diakui
2008
5.270
Kewajiban imbalan kerja
2.689
(1)
(1)
Present value of obligation
Unrecognized past service cost
- non vested
(1.236)
(594)
Unrecognized actuarial losses
4.033
Perubahan saldo kewajiban imbalan kerja untuk
periode sepuluh bulan yang berakhir pada
31 Oktober 2009 dan periode yang berakhir pada
31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
2.094
Employee benefits liabilities
The changes in the provision for employee benefits
for the ten months period ended October 31, 2009
and the period ended December 31, 2008 are as
follows:
2009
2008
Saldo awal
Penambahan di periode berjalan
2.094
1.939
673
1.421
Beginning balance
Addition during the period
Saldo akhir
4.033
2.094
Ending balance
17. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA
17. UNEARNED REVENUE
2009
PT Hutchison CP
Telecommunications
PT Excelcomindo Pratama Tbk
PT Indosat Tbk
PT Telekomunikasi Selular
2008
298.489
27.555
7.796
1.764
580.938
622
9.711
1.829
335.604
593.100
PT Hutchison CP
Telecommunications
PT Excelcomindo Pratama Tbk
PT Indosat Tbk
PT Telekomunikasi Selular
Pada tahun 2008, anak perusahaan menerima
pembayaran di muka untuk jangka waktu 1 sampai
5 tahun dari PT Hutchison CP Telecommunications
atas sewa operasi menara. Anak perusahaan juga
menerima pembayaran di muka dari PT Indosat
Tbk dan PT Excelcomindo Pratama Tbk atas sewa
menara untuk periode 1 tahun.
In 2008, the subsidiary received payments in
advance for 1 to 5 years from PT Hutchison CP
Telecommunications for operating leases involving
towers. The subsidiary also received payments in
advance
from
PT
Indosat
Tbk
and
PT Excelcomindo Pratama Tbk, for leased tower
infrastructure for a period of one year.
Pada bulan Nopember 2005, anak perusahaan
menerima pembayaran di muka untuk jangka
waktu 10 tahun dari PT Telekomunikasi Selular
atas sewa menara.
In November 2005, the subsidiary received
payments in advance for 10 years from
PT Telekomunikasi Selular for a leased tower.
222
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
18. HAK MINORITAS
18. MINORITY INTERESTS
The interest of the minority shareholders in the
subsidiary of 0.0008% or equal to Rp9 and Rp4
are not recognized in the consolidated financial
statements as of October 31, 2009 and
December 31,
2008, respectively
due to
immaterial.
Penyertaan pemegang saham minoritas pada anak
perusahaan sebesar 0,0008% atau masing-masing
sejumlah Rp9 dan Rp4, tidak diakui dalam laporan
keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Oktober
2009 dan 31 Desember 2008 karena tidak material.
19. MODAL SAHAM
19. SHARE CAPITAL
Komposisi pemegang saham, jumlah dan nilai
saham yang ditempatkan dan disetor penuh adalah
sebagai berikut:
The composition of the Company’s shareholders,
the number of issued and paid-up shares and the
related value were as follows:
31 Oktober 2009 dan 31 Desember 2008
Pemegang saham
- PT Tricipta Mandhala Gumilang
- PT Caturguwiratna Sumapala
Jumlah saham
(angka penuh)/
Number of
shares issued
(full amount)
October 31, 2009 and December 31, 2008
Persentase
kepemilikan/
Percentage of
ownership
Modal disetor/
Issued and
paid-up capital
249.915
240.115
51%
49%
249.915
240.115
490.030
100%
490.030
Shareholders
- PT Tricipta Mandhala Gumilang
- PT Caturguwiratna Sumapala
Based on the Deed of Establishment No. 31 dated
June 2, 2008, drawn up in the presence of
Dr. Irawan Soerodjo, S.H. MSi., Notary in Jakarta,
the shareholders agreed to establish a Company
named PT Sarana Menara Nusantara with
authorized share capital of Rp100,000, consisting
of 100,000 shares with a nominal amount of Rp1
per share and issued and fully paid share capital
of Rp25,000 consisting of 25,000 shares. The
Company received payment for the issued share
capital on June 18, 2008. This Deed of
Establishment was approved by the Ministry of Law
and Human Rights through letter No. AHU37840.AH.01.01.Tahun 2008 dated July 2, 2008.
Berdasarkan Akta Pendirian No. 31 tanggal 2 Juni
2008, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H.
MSi., Notaris di Jakarta, pemegang saham
Perseroan menyetujui untuk mendirikan Perseroan
Terbatas bernama PT Sarana Menara Nusantara,
dengan modal dasar sejumlah Rp100.000 yang
terdiri dari 100.000 saham dengan nilai nominal
Rp1 per saham dan modal ditempatkan dan disetor
penuh sebesar Rp25.000 yang terdiri dari 25.000
saham. Perseroan menerima pembayaran modal
pada tanggal 18 Juni 2008. Akta Pendirian ini telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia
dengan
surat
No.
AHU-37840.
AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008.
223
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
19. MODAL SAHAM (lanjutan)
19. SHARE CAPITAL (continued)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat
Pemegang Saham Luar Biasa No. 16 tanggal
27 Desember 2008, dibuat dihadapan Drs. Ika
Slamet Riyono, S.H., Notaris di Kudus, pemegang
saham Perseroan menyetujui untuk mengeluarkan
sisa saham dalam simpanan sebanyak 75.000
saham, meningkatkan modal dasar Perseroan
menjadi Rp600.000 dan mengeluarkan 390.030
saham emisi baru setelah persetujuan peningkatan
modal dasar. Tambahan modal ditempatkan
sejumlah 465.030 saham telah di setor penuh oleh
Pemegang saham ke kas Perseroan pada bulan
Juli dan Agustus 2008. Perubahan ini telah
disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia
dengan
surat
No.
AHU52088.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 28 Oktober
2009.
Based on the Deed of Restatement of the
Extraordinary Shareholders’ Resolution No. 16
dated December 27, 2008, drawn up in the
presence of Drs. Ika Slamet Riyono, S.H., Notary in
Kudus, the Company’s shareholders agreed to the
issuance of 75,000 shares, to increase the
Company’s authorized share capital to Rp600,000
and to issue 390,030 new shares after obtaining
approval for the increase in the authorized capital.
Payment for the issuance of 465,030 shares was
made to the Company in July and August 2008.
This amendment was approved by the Ministry of
Law and Human Rights through letter No. AHU52088.AH.01.02.Tahun 2009 dated October 28,
2009.
20. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS
ANAK PERUSAHAAN
20. DIFFERENCES
ARISING
FROM
TRANSACTIONS RESULTING IN CHANGES IN
EQUITY OF THE SUBSIDIARY
Akun ini merupakan selisih transaksi perubahan
ekuitas anak perusahaan yang terdiri dari surplus
revaluasi menara anak perusahaan dan rugi bersih
dari lindung nilai arus kas anak perusahaan
masing-masing sebesar Rp513.395 dan Rp11.757
(2008: Rp513.395 dan Rp17.965).
This account represents differences arising from
transactions transaction resulting in changes in
equity of the subsidiary which consist of the
subsidiary’s revaluation surplus on tower and the
subsidiary’s net loss on cash flow hedge of
Rp513,395 and Rp11,757, respectively (2008:
Rp513,395 and Rp17,965).
Perubahan selisih transaksi perubahan ekuitas
anak perusahaan untuk periode sepuluh bulan
yang berakhir pada 31 Oktober 2009 dan periode
yang berakhir pada 31 Desember 2008 adalah
sebagai berikut:
The changes in the difference arising from
transactions resulting in changes in equity of the
subsidiary for the ten months ended October 31,
2009 and the period ended December 31, 2008 are
as follows:
2009
2008
Saldo awal
Perubahan di tahun berjalan
495.430
6.208
495.430
Beginning balance
Changes during the period
Saldo akhir
501.638
495.430
Ending balance
21. PENDAPATAN
21. REVENUES
2009
Pihak ketiga:
Sewa menara (sewa operasi)
Sewa pemancar (sewa
pembiayaan)
2008
871.200
270.970
6.784
2.719
877.984
273.689
224
Third parties:
Tower rentals (operating leases)
Repeater rentals (finance leases)
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
21. PENDAPATAN (lanjutan)
21. REVENUES (continued)
Details of customers which represent more than
5% of the total revenue are as follows:
Perincian pelanggan dengan nilai pendapatan
melebihi 5% dari jumlah pendapatan adalah
sebagai berikut:
Persentase dari jumlah penjualan/
Percentage of total revenue
Pendapatan/Revenue
2009
Pelanggan
PT Hutchison CP
Telecomunications
PT Excelcomindo Pratama Tbk
PT Mobile-8 Telecom Tbk
PT Bakrie Telecom Tbk
PT Natrindo Telepon Selular
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
2008
2009
393.161
126.730
122.347
95.282
53.360
46.781
137.742
28.793
49.578
20.251
7.693
19.268
45%
14%
14%
11%
6%
5%
50%
11%
18%
7%
3%
7%
837.661
263.325
95%
96%
22. BEBAN POKOK PENDAPATAN
Perawatan lokasi
Listrik
Perjalanan dinas
Lain-lain (kurang dari Rp100)
2008
38.730
6.861
1.845
168
10.723
2.783
1.767
107
47.604
15.380
23. DEPRESIASI DAN AMORTISASI
Site maintenance
Electricity
Travel
Others (below Rp100)
23. DEPRECIATION AND AMORTIZATION
2009
2008
197.183
63.856
55.971
43.114
19.178
7.897
296.268
90.931
24. BEBAN USAHA
Depreciation of fixed assets (Note 8)
Amortization of insurance and
site rentals
Amortization of cost of loans (Note 13)
24. OPERATING EXPENSES
Beban penjualan
Selling and marketing expenses
2009
Gaji dan kesejahteraan karyawan
Perjalanan dan transportasi
Representasi dan jamuan
Customers
PT Hutchison CP
Telecomunications
PT Excelcomindo Pratama Tbk
PT Mobile-8 Telecom Tbk
PT Bakrie Telecom Tbk
PT Natrindo Telepon Selular
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
22. COST OF REVENUES
2009
Depresiasi aset tetap (Catatan 8)
Amortisasi asuransi dan
sewa tanah
Amortisasi biaya pinjaman (Catatan 13)
2008
2008
8.885
4.004
1.461
2.402
3.855
804
14.350
7.061
225
Salaries and employee welfare
Travel and transportation
Entertainment and representation
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
24. BEBAN USAHA (lanjutan)
24. OPERATING EXPENSES (continued)
Beban umum dan administrasi
General and administrative expenses
2009
Gaji dan kesejahteraan karyawan
Jasa profesional
Keperluan kantor
Imbalan kerja (Catatan 16)
Biaya bank
Pajak dan perijinan
Lain-lain (kurang Rp100)
2008
31.107
29.682
2.689
1.939
302
299
492
11.324
10.758
974
548
122
180
112
66.510
24.018
80.860
31.079
25. BEBAN KEUANGAN
25. FINANCE CHARGES
2009
Beban bunga
Beban keuangan lain
26. KEUNTUNGAN/(KERUGIAN)
BERSIH
Salaries and employee welfare
Professional fees
Office supplies
Employee benefits (Note 16)
Bank charges
Taxes and permits
Others (below Rp100)
SELISIH
2008
343.241
24.819
86.321
4.470
368.060
90.791
26. FOREIGN EXCHANGE GAINS/(LOSSES), NET
KURS,
2009
Keuntungan/(kerugian) selisih
kurs yang berasal dari:
Pinjaman Senior
Pinjaman Mezanin
Pinjaman Stewart Island
Investments Pte. Ltd.
Pinjaman DBS Bank, Ltd. dan
Standard Chartered Bank
Lainnya
Interest expense
Other finance charges
2008
259.032
69.177
160.565
40.141
217.633
(260.284)
(69.329)
(369.920)
(60.413)
476.513
(489.911)
27. HUTANG SWAP TINGKAT BUNGA
Foreign exchange gains/
(losses) in relation to:
Senior Loan
Mezzanine Loan
Loan from Stewart Island
Investments Pte. Ltd.
Loans from DBS Bank, Ltd. and
Standard Chartered Bank
Others
27. INTEREST RATE SWAP PAYABLES
On December 23, 2008, March 24, 2009 and
September 4, 2009, the subsidiary entered into
interest rate swap contracts with DBS Bank Ltd.,
The Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank
N.V.) Jakarta Branch and Standard Chartered
Bank to hedge quarterly payments of Senior Loan
interest denominated in the United States Dollar.
Information related to the contracts and their fair
values as of October 31, 2009 and December 31,
2008 follows:
Pada tanggal 23 Desember 2008, 24 Maret 2009
dan 4 September 2009, anak perusahaan
menandatangani kontrak swap tingkat bunga
dengan DBS Bank Ltd., The Royal Bank of
Scotland (ABN AMRO Bank N.V.) cabang Jakarta
dan Standard Chartered Bank yang ditujukan
sebagai sarana lindung nilai terhadap pembayaran
bunga pinjaman senior tiga bulanan dalam dolar
Amerika Serikat. Di bawah ini adalah informasi
sehubungan dengan kontrak dan nilai wajarnya
pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 31 Desember
2008 sebagai berikut:
226
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
27. HUTANG SWAP TINGKAT BUNGA (lanjutan)
Jumlah Nosional/
Notional amount
(US$)
Kontrak-kontrak
Swap tingkat bunga
DBS Bank Ltd.
The Royal Bank of Scotland
(ABN AMRO Bank N.V.
Jakarta Branch)
DBS Bank Ltd.
Standard Chartered Bank
27. INTEREST RATE SWAP PAYABLES (continued)
Nilai wajar/fair value
2009
2008
(5.186)
(9.011)
85.000.000
6.000.000
10.500.000
(5.529)
(424)
(618)
(8.954)
-
186.007.871
(11.757)
(17.965)
Kontrak-kontrak swap tingkat bunga
No
Counter
parties
Periode
kontrak/
Contract
period
1
DBS
Ltd.
Bank
5 Januari/
January 2009
- 30
September/
September
2013
2
The
Royal
Bank
of
Scotland
(ABN AMRO
Bank
N.V.
Jakarta
Branch)
5 Januari/
January 2009
- 30
September/
September
2013
3
DBS
Ltd.
31 Maret/
March 2009 30
September/
September
2013
4
Standard
Chartered
Bank.
Bank
4 September/
September
2009 - 30
September/
September
2013
Interest rate swap contracts
84.507.871
DBS Bank Ltd.
The Royal Bank of Scotland
(ABN AMRO Bank N.V.
Jakarta Branch)
DBS Bank Ltd.
Standard Chartered Bank
Interest rate swap contracts
Tingkat bunga swap
tahunan/Annual Interest
rate swap
2,10%
dari
AS$84.507.871
dengan jumlah nosional yang
akan
menurun
berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya, sebagai pertukaran
untuk LIBOR dolar AS/2.10% of
US$84,507,871, the notional
amount of which will decrease
based on a predetermined
schedule, in exchange for US
Dollar LIBOR.
5,840% dari AS$85.000.000
dengan jumlah notional yang
akan
menurun
berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya, sebagai pertukaran
untuk LIBOR dolar AS termasuk
3,75%
margin/5.840%
of
US$85,000,000, the notional
amount of which will decrease
based on a predetermined
schedule, in exchange for US
Dollar LIBOR including a 3.75%
margin.
2,12%
dari
AS$6.000.000
dengan jumlah nosional yang
akan
menurun
berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya, sebagai pertukaran
untuk LIBOR dolar AS/2.12% of
US$6,000,000
the
notional
amount of which will decrease
based on a predetermined
schedule, in exchange for US
Dollar LIBOR.
2,025% dari AS$10.500.000
dengan jumlah nosional yang
akan
menurun
berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya, sebagai pertukaran
untuk LIBOR dolar AS/2.025% of
US$10,500,000 the notional
amount of which will decrease
based on a predetermined
schedule, in exchange for US
Dollar LIBOR.
227
Tanggal penerimaan
pendapatan/(beban)
swap/Swap
income/(expense) receipt
date
Setiap tanggal terakhir bulan
Maret, Juni, September dan
Desember setiap tahun mulai
dan termasuk 31 Maret 2009
sampai dengan 30 September
2013/Last business day of
March, June, September and
December of each year from
and including March 31, 2009
to September 30, 2013.
Jumlah pendapatan (beban)
Swap diterima (dibayar)/Amount
of swap income (expense)
received (paid)
2009
(8.139)
2008
-
Setiap tanggal terakhir bulan
Maret, Juni, September dan
Desember setiap tahun mulai
dan termasuk 31 Maret 2009
sampai dengan 30 September
2013/Last business day of
March, June, September and
December of each year from
and including March 31, 2009
to September 30, 2013.
(7.971)
-
Setiap tanggal terakhir bulan
Maret, Juni, September dan
Desember setiap tahun mulai
dan termasuk 31 Maret 2009
sampai dengan 30 September
2013/Last business day of
March, June, September and
December of each year from
and including March 31, 2009
to September 30, 2013.
(464)
-
Setiap tanggal terakhir bulan
Maret, Juni, September dan
Desember setiap tahun mulai
dan termasuk 5 September
2009 sampai dengan 30
September
2013/Last
business day of March, June,
September and December of
each year from and including
September
5,
2009
to
September 30, 2013.
(150)
-
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING
a.
b.
28. SIGNIFICANT AGREEMENTS
Pada tanggal 4 Juni 2003, Anak perusahaan
menandatangani perjanjian No. K.TEL.41/
HK.810/DFW-00/2003 dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”) Divisi Fixed
Wireless mengenai pemanfaatan infrastruktur
menara
untuk
penempatan
peralatan
telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian
adalah 10 tahun sejak tanggal Berita Acara
Penggunaan Site untuk masing-masing lokasi
menara. Pada tanggal 20 April 2004,
Perjanjian
tersebut
diubah
dengan
perjanjian No. PKS.211/HK.820/DFW-A33/
2004 mengenai jaminan dari Telkom untuk
masa sewa 10 tahun dan perubahan harga
sewa. Sampai dengan tanggal 31 Oktober
2009, anak perusahaan memiliki, menyewakan
dan mengelola 232 menara infrastruktur
menara (2008: 232 menara).
a. The subsidiary entered into an agreement with
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”)
Fixed Wireless Division, No. K.TEL.41/HK.810/
DFW-00/2003 dated June 4, 2003, regarding
rental utilization of tower infrastructure for
placement of telecommunications equipment.
The period of this agreement was 10 years
with a commencement date upon the minutes
of site utilization (“Berita Acara Penggunaan
Site”) for each tower site. On April 20,
2004, the agreement was amended by
agreement No. PKS.211/HK.820/DFW-A33/
2004 regarding a guarantee from Telkom for a
lease period of 10 years and a change in lease
pricing. As of October 31, 2009, the subsidiary
owned, leased and managed 232 tower
infrastructure sites (2008: 232 towers).
Berdasarkan Perjanjian Pembelian Aset
tanggal 31 Oktober 2007 antara Anak
perusahaan dengan PT Indonusa Mora
Prakarsa
(“Indonusa”),
sejak
tanggal
3 Desember 2007, Anak perusahaan telah
membeli 53 menara Indonusa yang disewa
oleh Telkom.
Based on an Asset Purchase Agreement dated
October 31, 2007 between the subsidiary and
PT Indonusa Mora Prakarsa (“Indonusa”),
effectively starting December 3, 2007, the
subsidiary purchased 53 of Indonusa’s towers
which are currently leased by Telkom.
Pada tanggal 14 Agustus 2006, Anak
perusahaan
menandatangani
perjanjian
No. 735/EST-PKS/Protelindo/VIII/2006 dengan
PT Bakrie Telekom Tbk (“Bakrie”) tentang
sewa pemanfaatan infrastruktur menara untuk
penempatan
peralatan
telekomunikasi.
Jangka waktu perjanjian adalah sejak
ditandatanganinya perjanjian ini sampai
dengan berakhirnya jangka waktu sewa lokasi
yang tercantum dalam Berita Acara Sewa
terakhir.
b. On August 14, 2006, the subsidiary entered
into an agreement with PT Bakrie Telekom Tbk
(“Bakrie”)
No. 735/EST-PKS/Protelindo/
VIII/2006
regarding
rental
of
tower
infrastructure
for
placement
of
telecommunications equipment. The period of
this agreement is from the execution date until
the end of lease term noted in the latest site
lease.
Pada tanggal 2 Juli 2007, anak perusahaan
dan Bakrie memperbaharui Perjanjian Sewa
Induk (“MLA”), sebagaimana telah diubah
dalam amandemen kedua tanggal 8 Mei 2009,
mengenai sewa pemanfaatan infrastruktur
menara
untuk
penempatan
peralatan
komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini
adalah 10 tahun sejak tanggal sertifikat siap
instalasi (”RFI”) di masing-masing lokasi.
Selanjutnya,
Bakrie
akan
melakukan
pembayaran atas biaya tambahan pemakaian
listrik bulanan. Sampai dengan 31 Oktober
2009, terdapat 730 menara yang disewakan
(2008: 396 menara).
On July 2, 2007, the subsidiary and Bakrie
entered into a new Master Lease Agreement
(“MLA”), as subsequently amended by a
second amendment dated May 8, 2009
regarding the rental of tower infrastructure for
placement of telecommunications equipment.
The period of this agreement is for 10 years
with a commencement date upon the date of
the Ready For Installation “RFI” Certificate for
each site. In addition, Bakrie will pay an
additional rental amount for pass-through of
monthly electricity costs. As of October 31,
2009, there are 730 towers being leased (2008:
396 towers).
228
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan)
28. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued)
c.
Anak perusahaan menandatangani sejumlah
perjanjian dengan PT Telekomunikasi Selular
(“Telkomsel”)
mengenai
pemanfaatan
infrastruktur menara untuk penempatan
peralatan telekomunikasi. Jangka waktu
perjanjian adalah 10 tahun sejak tanggal
penadatanganan Berita Acara Penggunaan
Site untuk masing-masing lokasi menara.
Sampai dengan tanggal 31 Oktober 2009,
terdapat 4 menara yang sedang disewakan
(2008: 4 menara).
c.
The
subsidiary
entered
into
several
agreements with PT Telekomunikasi Selular
(“Telkomsel”) regarding the rental of tower
infrastructure
for
placement
of
telecommunications equipment. The period of
this agreement is for 10 years with a
commencement date upon the minutes of site
utilization (“Berita Acara Penggunaan Site”) for
each site. As of October 31, 2009, there are 4
towers being leased (2008: 4 towers).
d.
Pada tanggal 15 Maret 2007, anak
perusahaan dan Mobile-8 menandatangani
Perjanjian Sewa Induk (“MLA”), sebagaimana
telah diubah dalam amandemen pertama
tanggal 1 Nopember 2007, mengenai
pemanfaatan infrastruktur menara untuk
penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka
waktu awal sewa adalah 11 tahun dan dapat
diperpanjang
berdasarkan
kesepakatan
tertulis dari masing-masing pihak. Selanjutnya,
Mobile-8 akan melakukan pembayaran atas
biaya tambahan pemakaian listrik bulanan.
Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat
636 menara yang disewakan (2008: 636
menara).
d.
On March 15, 2007, the subsidiary and
Mobile-8 entered into a Master Lease
Agreement
(“MLA”),
as
subsequently
amended by a first amendement dated
November 1, 2007, regarding the rental of
tower infrastructure for placement of
telecommunications equipment. The initial
term of the site leases is 11 years, which
period may be extended based on written
agreements between the parties. In addition,
Mobile-8 will pay an amount for additional
charges for pass-through of monthly electricity
costs. As of October 31, 2009, there are 636
towers being leased (2008: 636 towers).
e.
Pada tanggal 15 Agustus 2007, anak
perusahaan
dan
PT Hutchison
CP
Telecommunications
(“Hutchison”)
menandatangani Perjanjian Sewa Induk
(“MLA”) No. 584/LGL-AGR/PT Profesional
Telekomunikasi
Indonesia/HAW-RI/TECH/
VIII/07, sebagaimana telah diubah dalam
perjanjian terakhir tanggal 19 Juni 2008,
mengenai sewa pemanfaatan infrastruktur
menara
untuk
penempatan
peralatan
komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini
adalah 10 tahun dan akan diperpanjang 2 kali
secara langsung masing-masing untuk jangka
waktu 2 tahun dan 10 tahun, kecuali apabila
Hutchison tidak ingin memperpanjang masa
sewa dan menginformasikan secara tertulis
kepada Anak perusahaan. Jangka waktu sewa
dimulai sejak tanggal sertifikat siap instalasi
(”RFI”) di masing-masing lokasi. Selanjutnya,
Hutchinson akan melakukan pembayaran atas
biaya tambahan pemakaian listrik bulanan.
e. On August 15, 2007, the subsidiary and
PT Hutchison
CP
Telecommunications
(“Hutchison”) entered into a Master Lease
Agreement
(“MLA”),
as
subsequently
amended by a second amendment dated
May 8, 2008, No. 584/LGL-AGR/PT
Profesional Telekomunikasi Indonesia/HAWRI/TECH/VIII/07, as subsequently amended in
an agreement dated June 19, 2008, regarding
the rental of tower infrastructure for placement
of telecommunications equipment. The period
of this agreement is for 10 years, which period
will automatically be extended for two and ten
year periods, unless Hutchison informs the
subsidiary in writing that it does not wish to
extend the term. The period starts with the
commencement date upon the date of Ready
For Installation “RFI” Certificates for each site.
In addition, Hutchinson will pay an amount for
additional rent for pass-through of monthly
electricity costs.
229
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan)
28. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued)
Pada tanggal 18 Maret 2008, anak perusahaan
dan Hutchison menandatangani Perjanjian
Sewa Induk No. 147/LGL-AGR-Master Lease/
Protelindo/FLB-RS/TECH/III/08 mengenai sewa
pemanfaatan lokasi yang diperlukan untuk
pengoperasian peralatan komunikasi. Jangka
waktu perjanjian ini adalah 12 tahun, dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu 6 tahun.
Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat
3.126 menara yang disewakan (2008: 2.716
menara). Berdasarkan perjanjian ini, pada akhir
tahun ke 12 atau pada akhir masa
perpanjangan
perjanjian,
Hutchison
mempunyai opsi untuk membeli tower yang
disewa. Namun demikian apabila Hutchison
menggunakan hak opsi tersebut, anak
perusahaan
masih
terus
memperoleh
pendapatan sewa dari penyewa lainnya dan
Hutchison akan mengambil bagian dari biaya
operasional.
On March 18, 2008, the subsidiary and
Hutchison entered into a Master Lease
Agreement No. 147/LGL-AGR-Master Lease/
Protelindo/ FLB-RS/TECH/III/08 regarding the
rental of tower infrastructure for placement of
telecommunications equipment. The period of
this agreement is for 12 years, which period
may be extended for 6 years. As of
October 31, 2009, there are 3,126 towers that
are being leased (2008: 2,716 towers). Under
this Agreement, at the end of the year or at
the end of the extended contract period,
Hutchison has the option to purchase the
towers. However, if the option to purchase is
exercised by Hutchison, the subsidiary is
entitled to continue earning rental revenue
from the other tenants and Hutchison will
share the operating expenses.
f. Pada tanggal 4 Desember 2007, anak
perusahaan dan PT Excelcomindo Pratama
Tbk (“XL”) menandatangani Perjanjian Sewa
Induk (“MLA”), sebagaimana telah diubah
dalam amandemen tanggal 7 April 2009,
mengenai sewa pemanfaatan infrastruktur
menara
untuk
penempatan
peralatan
komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah
5 tahun, dan akan diperpanjang 2 kali masingmasing untuk jangka waktu 5 tahun, kecuali
apabila XL tidak ingin memperpanjang masa
sewa dan menginformasikan secara tertulis
kepada anak perusahaan. Jangka waktu sewa
dimulai sejak tanggal sertifikat siap instalasi
(”RFI”) di masing-masing lokasi. Sampai
dengan 31 Oktober 2009, terdapat 882 menara
yang disewakan (2008: 703 menara).
f.
On December 4, 2007, the subsidiary and
PT Excelcomindo Pratama Tbk (“XL”) entered
into a Master Lease Agreement (“MLA”), as
subsequently amended by an amendment
dated April 7, 2009, regarding the rental of
tower infrastructure for the placement of
telecommunications equipment. The period of
this agreement is 5 years, which period will be
extended for two 5 year periods, unless XL
informs the subsidiary in writing that it does
not wish to extend the lease term. The lease
period started with the commencement date
upon the date of Ready For Installation “RFI”
Certificates for each site. As of October 31,
2009, there are 882 towers being leased
(2008: 703 towers).
g.
g.
On December 7, 2007, the subsidiary and
PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia
(“Sampoerna”) entered into a Master Lease
Agreement (“MLA”) No. 041/PKS/NET-STIXII/2007 regarding the rental of tower
infrastructure
for
placement
of
telecommunications equipment. The period of
this agreement is 10 years, which period will
be extended for two 10 year periods unless
Sampoerna notifies the subsidiary in writing
that it does not wish to extend the lease term.
Pada tanggal 7 Desember 2007, anak
perusahaan
dan
PT
Sampoerna
Telekomunikasi
Indonesia
(“Sampoerna”)
menandatangani Perjanjian Sewa Induk
(“MLA”)
No.
041/PKS/NET-STI-XII/2007
mengenai sewa pemanfaatan lokasi yang
diperlukan untuk pengoperasian peralatan
komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah
10 tahun, dan akan diperpanjang 2 kali untuk
jangka waktu 10 tahun, kecuali apabila
Sampoerna tidak ingin memperpanjang masa
sewa dan menginformasikan secara tertulis
kepada anak perusahaan.
230
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan)
28. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued)
Jangka waktu sewa dimulai sejak tanggal
sertifikat siap instalasi (”RFI”) di masingmasing lokasi. Sampai dengan 31 Oktober
2009, terdapat 71 menara yang disewakan
(2008: 70 menara). Pada tanggal 7 Desember
2007, anak perusahaan dan Sampoerna
menandatangani perjanjian Build-to-Suit (BTS)
dan Co-location No. 042/PKS/NET-STIXII/2007. Berdasarkan Perjanjian tersebut,
Anak perusahaan ditunjuk oleh Sampoerna
(Penyewa)
untuk
mengakuisisi,
mengembangkan dan membangun BTS di
lokasi yang dibutuhkan oleh Sampoerna,
mengidentifikasi dan mengembangkan lokasi
yang ada dan menyediakan jasa berdasarkan
kebutuhan masing-masing pihak.
The lease period started upon the date of
Ready For Installation “RFI” Certificates for
each site. As of October 31, 2009, there are 71
towers being leased (2008: 70 towers). On
December 7, 2007, the subsidiary and
Sampoerna entered into a Build-to-Suit (“BTS”)
and Co-location Agreement No. 042/PKS/NETSTI-XII/2007. Pursuant to the agreement, the
subsidiary has been engaged by Sampoerna
(Lessee) to acquire, develop and build BTS
sites required by Sampoerna, to identify and
develop space on existing sites and to perform
services based on the needs of the parties.
h.
Pada tanggal 14 Desember 2007, anak
perusahaan dan PT Natrindo Telepon Seluler
(“NTS”) menandatangani Perjanjian Sewa
Induk untuk Co-location mengenai sewa
pemanfaatan lokasi yang diperlukan untuk
pengoperasian peralatan komunikasi. Jangka
waktu perjanjian ini adalah 10 tahun, dan akan
diperpanjang 2 kali untuk jangka waktu 10
tahun, kecuali apabila NTS tidak ingin
memperpanjang
masa
sewa
dan
menginformasikan secara tertulis kepada Anak
perusahaan. Jangka waktu sewa dimulai sejak
tanggal sertifikat siap instalasi (“RFI”) di
masing-masing lokasi.
Sampai
dengan
31 Oktober 2009, terdapat 408 menara yang
disewakan (2008: 179 menara).
h. On December 14, 2007, the subsidiary and
PT Natrindo Telepon Seluler (“NTS”) entered
into a Master Lease Agreement for Colocations regarding the rental of tower
infrastructure
for
placement
of
telecommunications equipment. The period of
this agreement is 10 years, which period will be
extended for two 10 year periods unless NTS
notifies the subsidiary in writing that it does not
wish to extend the lease term. The lease period
started upon the date of Ready For Installation
“RFI” Certificates for each site. As of
October 31, 2009, there are 408 towers being
leased (2008: 179 towers).
i.
Pada tanggal 2 Juli 2008, anak perusahaan
dan
PT Indosat
Tbk
(“Indosat”)
menandatangani Perjanjian Sewa Induk No.
425/FKTR/B00-BBB/08 sebagaimana telah
diubah dalam amandemen pertama tanggal
22 Juni 2009, mengenai sewa pemanfaatan
lokasi yang diperlukan untuk pengoperasian
peralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian
ini adalah 10 tahun dan akan diperpanjang 2
kali untuk jangka waktu 10 tahun, kecuali
apabila Indosat tidak ingin memperpanjang
masa sewa dan menginformasikan secara
tertulis kepada Anak perusahaan. Jangka
waktu sewa dimulai sejak tanggal sertifikat
siap instalasi (“RFI”) di masing-masing lokasi.
Sampai dengan 31 Oktober 2009, terdapat 198
menara yang disewakan (2008: 73 menara).
i.
231
On July 2, 2008, the subsidiary and PT Indosat,
Tbk (“Indosat”) entered into a Master Lease
Agreement for Co-location No. 425/FKTR/B00BBB/08, as subsequently amended by a first
amendment dated June 22, 2009 as
subsequently amended by a first amendment
dated June 22, 2009, regarding the rental of
tower
infrastructure
for
placement
of
telecommunications equipment. The period of
this agreement is for 10 years, which period will
be extended for two 10 year periods, unless
Indosat informs the subsidiary in writing that it
does not wish to extend the lease term. The
lease period started upon the date of Ready
For Installation “RFI” Certificates for each site.
As of October 31, 2009, there are 198 towers
being leased (2008: 73 towers).
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
28. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan)
28. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued)
Total estimated future minimum lease
payments for the above contracts are as
follows:
Jumlah estimasi pembayaran sewa minimum
di masa depan untuk kontrak-kontrak di atas
adalah sebagai berikut:
2009
Estimasi pembayaran sewa
minimum dimasa depan:
Sampai dengan satu tahun
Lebih dari satu tahun
sampai dengan lima tahun
Lebih dari lima tahun
j.
2008
1.138.387
881.234
5.087.659
3.093.449
9.319.495
4.058.932
3.030.102
7.970.268
j.
Pada
tanggal
12
Februari
2004,
anak
perusahaan
menandatangani
perjanjian No. K.TEL.43/HK.810/DFW-23/2004,
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Amendemen Pertama tanggal 26 Oktober
2007, dengan PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk - Fixed Wireless Division tentang
penyewaan repeater system and indoor base
transceiver station. Jangka waktu perjanjian
adalah 9 tahun sejak tanggal Berita Acara
Penyerahan Objek Sewa-Menyewa untuk
masing-masing lokasi menara (Catatan 7).
Sampai dengan tanggal 31 Oktober 2009,
anak perusahaan memiliki 38 lokasi pemancar
yang sedang disewakan (2008: 38 lokasi).
29. IKATAN
Estimated future minimum
lease payments:
Within one year
From one year
to five years
More than five years
On February 12, 2004, the subsidiary entered
into an agreement with PT Telekomunikasi
Indonesia
Tbk
Fixed
Wireless
Division No. K.TEL.43/HK.810/DFW-23/2004,
as subsequently amended by a first
amendment dated October 26, 2007, in
relation to the lease of repeater systems and
indoor base transceiver stations. The period of
the lease is 9 years, commencing upon the
minutes of equipment submission for each site
(Note 7). As of October 31, 2009, there are 38
sites for repeater systems which are being
leased (2008: 38 sites).
29. COMMITMENTS
On March 18, 2008, the subsidiary entered into an
agreement
with
PT
Hutchison
CP
Telecommunications (“Hutchison”) to acquire up to
3,692 towers from Hutchison for a total amount of
US$500 million. As of October 31, 2009, the
subsidiary has acquired 2,496 towers at a cost of
US$338,028,288. The remaining acquisition of
1,196 towers for an amount of US$161,971,888 is
still in process.
Pada tanggal 18 Maret 2008, anak perusahaan
telah
menandatangani
perjanjian
dengan
PT Hutchison
CP
Telecommunications
(“Hutchison”) untuk membeli 3.692 menara dari
Hutchison dengan nilai transaksi sebesar AS$500
juta. Pada tanggal 31 Oktober 2009, anak
perusahaan telah membeli 2.496 menara dengan
nilai transaksi sejumlah AS$338.028.288. Sisa
menara sebanyak 1.196 dengan nilai sejumlah
AS$161.971.888 masih dalam proses.
232
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
30. RELATED PARTY INFORMATION
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Saldo dengan pihak-pihak
hubungan istimewa:
yang
mempunyai
Balances with related parties:
2009
2008
Aset
Kas dan setara kas (Catatan 3)
-
250
Assets
Cash and cash equivalents (Note 3)
Jumlah asset
-
5.867.511
Total assets
Persentase jumlah aset
dari pihak-pihak yang
mempunyai hubungan
istimewa dengan jumlah aset
-
0,004%
Percentage of total assets involving
related parties to total assets
2009
Kewajiban
Bagian hutang jangka
panjang yang akan
jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
PT Bank Central
Asia Tbk (Catatan 13)
Hutang jangka panjang
setelah dikurangi bagian
yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
PT Bank Central
Asia Tbk (Catatan 13)
Jumlah kewajiban
2008
Liabilities
-
Current portion of
long-term loans
PT Bank Central
Asia Tbk (Note 13)
177.075
341.924
Long-term loans, net of
current portion
PT Bank Central
Asia Tbk (Note 13)
214.376
341.924
5.053.878
5.353.174
Total liabilities
6%
Percentage of total liabilities
involving related parties to
total liabilities
37.301
Persentase jumlah kewajiban
dari pihak-pihak yang
mempunyai hubungan
istimewa dengan jumlah
kewajiban
4%
On March 30, 2007, the subsidiary entered into a
loan facility agreement with Pan-Asia Tower Pte.
Ltd., a shareholder, for US$5,000,000 ("Bridging
Loan I"). The purpose of this facility was for
working capital purposes. The loan was due to be
repaid on April 30, 2007 and has been refinanced
by Bridging Loan II.
Pada tanggal 30 Maret 2007, anak perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman
dengan pemegang saham anak perusahaan, PanAsia Tower Pte. Ltd., sebesar AS$5.000.000
("Bridging Loan I"). Tujuan fasilitas pinjaman ini
adalah modal kerja anak perusahaan. Pinjaman ini
jatuh tempo pada tanggal 30 April 2007 dan telah
diperbaharui dengan Bridging Loan II.
233
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
Pada tanggal 30 April 2007, anak perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman
dengan pemegang saham anak perusahaan, PanAsia Tower Pte. Ltd., yang merupakan
penambahan dari Bridging Loan I sehingga jumlah
pinjaman
menjadi
sebesar
AS$10.000.000
("Bridging Loan II"). Tujuan fasilitas pinjaman ini
untuk modal kerja anak perusahaan. Pinjaman ini
dijamin dengan saham yang dimiliki oleh
pemegang saham di anak perusahaan, saham
yang dimiliki oleh pemegang saham dalam PT
Illuminate dan jaminan perusahaan PT Illuminate.
Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan jatuh
tempo pada tanggal 30 Mei 2008. Pada tanggal 5
Juni 2007, anak perusahaan menandatangani
perjanjian fasilitas pinjaman dengan Pan-Asia
Tower Pte. Ltd., yang merupakan penambahan dari
Bridging Loan II sehingga jumlah pinjaman menjadi
sebesar AS$42.000.000. Tujuan fasilitas ini adalah
untuk modal kerja anak perusahaan. Pinjaman ini
dijamin dengan saham yang dimiliki oleh
pemegang saham di anak perusahaan, saham
yang dimiliki oleh pemegang saham dalam PT
Illuminate dan jaminan perusahaan PT Illuminate
dan jatuh tempo 270 hari kerja setelah penarikan.
Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Selama tahun
2007, pinjaman sebesar AS$32.000.000 atau
setara dengan Rp291.270
dikonversi menjadi
modal Pan Asia Tower Pte. Ltd. dan PT Illuminate
dalam
anak
perusahaan.
Pada
tanggal
31 Desember 2007, sisa saldo pinjaman, sebelum
dibukukan saling hapus dengan piutang Tuan
Donny Imam Priambodo yang dialihkan kepada
Pan Asia Tower, Pte. Ltd. sebesar Rp23.123
adalah senilai AS$9.740.000 atau setara dengan
Rp91.741.
On April 30, 2007, the subsidiary entered into a
loan facility agreement with Pan-Asia Tower Pte.
Ltd., a shareholder, which represents an addition to
Bridging Loan 1 resulting in the amount of the loan
facility being increased to US$10,000,000
("Bridging Loan II"). The facility was used for
working capital purposes. The loan is secured by
ownership of all of the subsidiary’s issued shares,
all of PT Illuminate’s issued shares and a corporate
guarantee of PT Illuminate. The loan was noninterest bearing and was due to be repaid on May
30, 2008. On June 5, 2007, the subsidiary entered
into a loan facility agreement with Pan-Asia Tower
Pte. Ltd., a shareholder, which represents an
addition to Bridging Loan II resulting in the loan
facility being increased to US$42,000,000. The
purpose of this facility was for working capital
purposes. The loan is secured by ownership of all
of the subsidiary’s issued shares, all of PT
Illuminate’s issued shares and corporate guarantee
of PT Illuminate and is due to be repaid 270
working days after the drawdown. During 2007, the
loan was non interest bearing. The loan of
US$32,000,000 or equivalent to Rp291,270 was
converted to the subsidiary’s share capital by Pan
Asia Tower Pte. Ltd. and PT Illuminate. As of
December 31, 2007, the outstanding balance of
this loan amounted to US$9,740,000 or equivalent
to Rp91,741, prior to the net off with the balance of
the receivable due from Mr. Donny Imam
Priambodo of Rp23,123, which was assigned to
Pan Asia Tower, Pte. Ltd.
Pinjaman ini telah dialihkan kepada Stewart Island
Investment Pte. Ltd. pada tanggal 26 Agustus
2008 sebesar AS$9.740.000. Pada tanggal
31 Desember 2008, piutang yang telah dialihkan
kepada
Pan
Asia
Tower
Pte.
Ltd.
sebesar Rp23.123 dihapusbukukan. Manajemen
anak perusahaan menghapusbukukan piutang
tersebut karena tingkat pengembalian piutang
tersebut diragukan.
The loan was assigned to Stewart Island
Investment Pte. Ltd. on August 26, 2008 in the
amount of US$9,740,000. As of December 31,
2008, the receivable which was assigned to Pan
Asia Tower, Pte. Ltd. of Rp23,123 was written off
by management of the subsidiary since the
collectibility of the receivable was considered
doubtful.
234
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Sifat hubungan dengan pihak-pihak
mempunyai hubungan istimewa
•
•
•
•
•
•
yang
Nature of relationships with related parties
Pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa/Related parties
Sifat hubungan/relationship
•
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
Pemegang saham saat ini/current
shareholder
Pemegang saham saat ini/current
shareholder
Hubungan keluarga dengan pemegang
saham pengendali BCA/family
relationship with ultimate shareholders
of BCA
Pemegang saham Perseroan dan anak
perusahaan saat ini/ the Company and
its subsidiary’s current shareholder
Pemegang saham Perseroan dan anak
perusahaan saat ini/ the Company and
its subsidiary’s current shareholder
Pemegang saham anak perusahaan
sebelumnya/ the subsidiary’s former
shareholder
Hubungan keluarga dengan pemegang
saham pengendali BCA/family
relationship with ultimate shareholders
of BCA
31 Oktober /October 2009:
- PT Tricipta Mandhala Gumilang
-
- PT Caturguwiratna Sumapala
-
- PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”)
Kas dan setara kas/Cash and cash
equivalents, Hutang jangka panjang/Longterm loan
31 Desember/December 2008:
- PT Tricipta Mandhala Gumilang
-
- PT Caturguwiratna Sumapala
-
- Pan Asia Tower Pte. Ltd.
-
- PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”)
Kas dan setara kas/Cash and cash
equivalents, Hutang jangka panjang/Longterm loans
All transactions with related parties are based on
terms and conditions agreed among the parties
and represent arm’s length transactions.
Transaksi dengan pihak hubungan istimewa
menggunakan kebijakan harga dan syarat
transaksi yang disepakati oleh para pihak dan atas
dasar transaksi pihak-pihak yang bebas (arm
length basis).
31. INFORMASI SEGMEN
31. SEGMENT INFORMATION
Segmen bisnis
Anak perusahaan pada saat
kegiatan usaha sebagai berikut:
Transaksi/
Transactions
Business segments
ini
The subsidiary is presently engaged in the
following business activities:
melakukan
a. Penyewaan menara
b. Penyewaan pemancar
a. Tower rental
b. Repeater leasing
235
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31. SEGMENT INFORMATION (continued)
Segmen bisnis (lanjutan)
Business segments (continued)
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan
segmen bisnis:
Segment information based on business segments
is presented below:
2009
Sewa menara/
Tower rental
PENDAPATAN
Pendapatan sewa pada
pihak ketiga
Laba operasi
Penghasilan bunga
Beban keuangan
Keuntungan selisih kurs, bersih
Penyesuaian pajak penghasilan
badan
Beban piutang tak tertagih
Lain-lain, bersih
Laba sebelum
pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan
Laba bersih
Sewa pemancar/
Repeater leasing
Jumlah/
Total
871.192
6.792
877.984
REVENUE
Rental/leasing revenue
from third parties
449.746
7.118
(365.213)
472.827
3.506
55
(2.847)
3.686
453.252
7.173
(368.060)
476.513
Operating income
Interest income
Finance charges
Foreign exchange gains, net
60.796
(29.041)
(6.092)
474
(47)
61.270
(29.041)
(6.139)
Corporate income tax adjustments
Bad debt expense
Others, net
590.141
4.827
594.968
590.141
4.827
594.968
Income before
corporate income tax
58.829
459
59.288
Corporate income tax expense
531.312
4.368
535.680
Net income
NERACA
BALANCE SHEETS
Jumlah aset segmen
6.062.836
47.267
6.110.103
Total segment assets
Jumlah kewajiban segmen
5.014.782
39.096
5.053.878
Total segment liabilities
INFORMASI LAINNYA
Penyusutan
OTHER INFORMATION
195.658
1.525
197.183
Depreciation
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas operasi
(110.340)
(860)
(111.200)
Cash flows provided by
operating activities
Arus kas yang digunakan untuk
aktivitas investasi
(547.588)
(4.269)
(551.857)
Cash flows used in
investing activities
428.069
3.337
431.406
Cash flows provided by
financing activities
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas pendanaan
236
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31. SEGMENT INFORMATION (continued)
Segmen bisnis (lanjutan)
Business segments (continued)
2008
Sewa menara/
Tower rental
Sewa pemancar/
Repeater leasing
Jumlah/
Total
PENDAPATAN
Pendapatan sewa pada
pihak ketiga
REVENUE
Rental/leasing revenue
from third parties
270.970
2.719
273.689
Laba operasi
Penghasilan bunga
Beban keuangan
Kerugian selisih kurs, bersih
Lain-lain, bersih
134.945
1.653
(89.889)
(485.045)
(2.075)
1.354
(902)
(4.866)
(21)
136.299
1.653
(90.791)
(489.911)
(2.096)
Operating income
Interest income
Finance charges
Foreign exchange losses, net
Others, net
Rugi sebelum
pajak penghasilan
(440.411)
(4.435)
(444.846)
Loss before
corporate income tax
Beban pajak penghasilan
Rugi bersih
26.016
261
(466.427)
(4.696)
26.277
(471.123)
NERACA
Corporate income tax expense
Net loss
BALANCE SHEETS
Jumlah aset segmen
5.809.229
58.282
5.867.511
Total segment assets
Jumlah kewajiban segmen
5.300.001
53.173
5.353.174
Total segment liabilities
INFORMASI LAINNYA
Penyusutan
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas operasi
Arus kas yang digunakan untuk
aktivitas investasi
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas pendanaan
OTHER INFORMATION
63.856
-
63.856
Depreciation
261.928
2.628
264.556
Cash flows provided by
operating activities
(1.604.136)
-
(1.604.136)
2.265.374
-
2.265.374
237
Cash flows used in
investing activities
Cash flows provided by
financing activities
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31. SEGMENT INFORMATION (continued)
Segmen geografis
Geographical segments
Tabel berikut menunjukkan laporan laba rugi,
neraca dan laporan arus kas konsolidasian
Perseroan dan anak perusahaan berdasarkan
pasar geografi:
The following table shows the Company’s and its
subsidiary’s consolidated statements of income,
balance sheets and statements of cash flows by
geographical market:
2009
Sumatera/
Sumatera
Luar Jawa dan
Sumatera/
Outside Java and
Sumatera
Jawa/
Java
Jumlah/
Total
PENDAPATAN
Pendapatan sewa pada
pihak ketiga
REVENUE
569.359
84.000
1.329
(68.211)
293.927
4.652
(238.682)
75.325
1.192
(61.167)
453.252
7.173
(368.060)
88.311
309.011
79.191
476.513
11.355
(5.382)
(1.138)
39.732
(18.833)
(3.980)
10.183
(4.826)
(1.021)
61.270
(29.041)
(6.139)
Operating income
Interest income
Finance charges
Foreign exchange
gains, net
Corporate income tax
adjustments
Bad debt expense
Others, net
110.264
385.827
98.877
594.968
Income before
corporate income tax
Beban pajak penghasilan
10.988
38.447
9.853
59.288
Corporate
income tax exprense
Laba bersih
99.276
347.380
89.024
535.680
Net Income
Laba usaha
Penghasilan bunga
Beban keuangan
Keuntungan
selisih kurs, bersih
Penyesuaian
pajak penghasilan badan
Beban piutang tak tertagih
Lain-lain, bersih
Laba sebelum
pajak penghasilan
145.911
877.984
Rental/leasing revenue
from third parties
162.714
NERACA
Jumlah aset segmen
Jumlah kewajiban segmen
BALANCE SHEETS
1.132.367
3.962.305
1.015.431
6.110.103
Total segment assets
936.619
3.277.362
839.897
5.053.878
Total segment liabilities
INFORMASI LAINNYA
Penyusutan
Arus kas diperoleh dari
aktivitas operasi
Arus kas yang digunakan
untuk aktivitas investasi
Arus kas yang diperoleh
dari aktivitas pendanaan
OTHER INFORMATION
36.543
127.870
32.770
197.183
Depreciation
(20.608)
(72.112)
(18.480)
(111.200)
Cash flows used in
operating activities
(102.274)
(357.871)
(91.712)
(551.857)
Cash flows used in
investing activities
279.760
71.695
431.406
79.951
238
Cash flows provided by
financing activities
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31. SEGMENT INFORMATION (continued)
Segmen geografis (lanjutan)
Geographical segments (continued)
2008
Sumatera/
Sumatera
Luar Jawa dan
Sumatera/
Outside Java and
Sumatera
Jawa/
Java
Jumlah/
Total
PENDAPATAN
Pendapatan sewa pada
pihak ketiga
REVENUE
71.517
179.208
22.964
273.689
Rental/leasing revenue
from third parties
Laba usaha
Penghasilan bunga
Beban keuangan
Kerugian
selisih kurs, bersih
Lain-lain, bersih
35.616
432
(23.724)
89.247
1.082
(59.449)
11.436
139
(7.618)
136.299
1.653
(90.791)
(128.017)
(548)
(320.788)
(1.372)
(41.106)
(176)
(489.911)
(2.096)
Operating income
Interest income
Finance charges
Foreign exchange
losses, net
Others, net
Rugi sebelum
pajak penghasilan
(116.241)
(291.280)
(37.325)
(444.846)
Loss before
corporate income tax
17.206
2.205
(308.486)
(39.530)
Beban pajak penghasilan
Rugi bersih
6.866
(123.107)
26.277 Corporate income tax expense
(471.123)
NERACA
Net loss
BALANCE SHEETS
Jumlah aset segmen
1.533.220
3.841.972
492.319
5.867.511
Total segment assets
Jumlah kewajiban segmen
1.398.821
3.505.190
449.163
5.353.174
Total segment liabilities
INFORMASI LAINNYA
OTHER INFORMATION
Penyusutan
16.686
41.812
5.358
63.856
Depreciation
Arus kas diperoleh dari
aktivitas operasi
69.130
173.228
22.198
264.556
Cash flows provided by
operating activities
(419.172)
(1.050.368)
(134.596)
(1.604.136)
591.958
1.483.338
190.078
2.265.374
Arus kas yang digunakan
untuk aktivitas investasi
Arus kas yang
diperoleh dari
aktivitas pendanaan
239
Cash flows used in
investing activities
Cash flows provided by
financing activities
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
32. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM
MATA UANG ASING
32. MONETARY
ASSETS
AND
LIABILITIES
DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Aset dan kewajiban moneter dalam mata uang
asing pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:
The monetary assets and liabilities denominated in
foreign currencies as of the balance sheet dates
are as follows:
2009
Mata uang
asing
(angka penuh)/
Foreign
currency
(full amount)
Aset:
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Aset tidak lancar
lainnya
Ekuivalen
Rupiah/
Equivalent
in Rupiah
424.894
918
61.522.532
1.673.704
673.671
18.226
US$
-
-
41.003
370
Assets:
Cash and cash equivalents
Trade receivables
Other non-current
assets
44.611.021
425.812
63.237.239
692.267
Total assets
-
-
88.379
968
Liabilities:
Tower construction payables
US$
32.353.903
308.818
-
-
Long term loans
Current portion
US$
361.376.903
3.449.343
357.766.382
3.917.541
Long-term loans, net of
current portion
US$
3.423.257
32.675
2.748.222
30.093
Accrued expenses
397.154.063
3.790.836
360.602.983
3.948.602
Total liabilities
3.256.335
Net liabilities
Kewajiban bersih
3.365.024
The subsidiary manages its foreign currency
exchange exposures which primarily involve the
US Dollar through entering into US Dollar tower
rental contracts. The subsidiary’s management
believes that this risk management strategy results
in positive benefit for the subsidiary both in the
short-term and the long-term.
Anak perusahaan mengelola ekposur mata uang
asing yang umumnya meliputi Dolar AS dengan
melakukan perjanjian penyewaan menara dalam
Dolar AS. Hal ini merupakan manajemen risiko
yang diyakini oleh manajemen Perusahaan
berdampak baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang bagi anak perusahaan.
33. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
a.
Ekuivalen
Rupiah/
Equivalent
in Rupiah
44.514.787
96.234
Kewajiban:
Hutang pembangunan menara US$
Jumlah kewajiban
Mata uang
asing
(angka penuh)/
Foreign
currency
(full amount)
US$
US$
Jumlah aset
Hutang jangka panjang
Jatuh tempo
dalam satu tahun
Setelah dikurangi
bagian yang
akan jatuh
tempo dalam
1 tahun
Beban yang masih
harus di bayar
2008
33. SUBSEQUENT EVENTS
Perseroan
a.
The Company
On November 18, 2009, based on the
extraordinary general Shareholders’ meeting
which was notarized under deed No. 71 of
Irawan Soerodjo, S.H., MSi., the shareholders
agreed to:
Pada tanggal 18 Nopember 2009, berdasarkan
berita acara rapat umum pemegang saham
luar biasa yang telah disahkan oleh Akta
Notaris Irawan Soerodjo, S.H., MSi No. 71,
pemegang saham setuju antara lain untuk:
240
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
33. PERISTIWA
(lanjutan)
a.
SETELAH
TANGGAL
NERACA
33. SUBSEQUENT EVENTS (continued)
Perseroan (lanjutan)
•
•
•
•
•
a.
Melakukan penawaran umum perdana
saham-saham
Perseroan
dan
mencatatkan saham-saham Perseroan di
Bursa Efek Indonesia. Perseroan juga
mengubah
status
Perseroan
dari
Perusahaan tertutup menjadi Perusahaan
terbuka.
perubahan nama Perseroan menjadi
PT Sarana Menara Nusantara Tbk.
mengubah ruang lingkup usaha Perseroan
menjadi berusaha dalam bidang jasa
kecuali jasa di bidang hukum dan pajak
dan melakukan investasi atau penyertaan
pada perusahaan lain.
mengubah nilai nominal masing-masing
saham Perusahaan dari semula sebesar
Rp1.000.000 (angka penuh) menjadi
sebesar Rp500 (angka penuh).
mengubah susunan anggota Direksi dan
Dewan komisaris Perseroan menjadi
sebagai berikut:
Komisaris Utama
Komisaris (merangkap komisaris
independen)
Direktur Utama
Direktur
Direktur (merangkap direksi
tidak terafiliasi)
b.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Conduct an initial public offering (IPO) and
list the Company’s shares on the
Indonesian Stock Exchange, and also
change the Company’s status from a nonpublic company to a public company.
•
change the Company’s name to PT Sarana
Menara Nusantara Tbk.
change the scope of the Company’s
activities to be involves business in
services except law and tax services and
investment in other companies.
•
change the par value of each share from
Rp1,000,000 (full amount) to Rp500 (full
amount).
•
change the composition of the Company’s
Directors and Board of Commissioners to
be as follows:
Martin Basuki Hartono
President Commisioner
Commisioner (and acting as
an independent commisioner)
President Director
Director
Director (and acting as
an unaffiliated director)
John Aristianto Prasetio
Adam Gifari
Kenny Harjo
Aloysius Moerba Suseto
b. The subsidiary
•
Pada tanggal 18 Nopember 2009,
berdasarkan berita acara rapat umum
pemegang saham luar biasa yang telah
disahkan oleh Akta Notaris Irawan
Soerodjo, S.H., MSi., No. 70, pemegang
saham setuju untuk:
•
mengubah status anak perusahaan
dari Perusahaan terbuka menjadi
Perusahaan tertutup.
•
mengubah susunan anggota Direksi
dan
Dewan
Komisaris
anak
perusahaan menjadi sebagai berikut:
Komisaris Utama
Komisaris
Direktur Utama
Direktur
Direktur
•
•
Anak perusahaan
•
The Company (continued)
On November 18, 2009, based on the
extraordinary
general
Shareholders’
meeting which was notarized under deed
No. 70 of Irawan Soerodjo, S.H., MSi., the
shareholders agreed to:
•
•
Martin Basuki Hartono
Ario Wibisono
Adam Gifari
Kenny Harjo
Guy Hamilton Eargle, Jr.
241
change the subsidiary’s status from a
public company to a non-public
company.
change the composition of the
subsidiary’s Directors and Board of
Commissioners to be as follows:
President Commisioner
Commisioner
President Director
Director
Director
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
33. PERISTIWA
(lanjutan)
SETELAH
TANGGAL
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
NERACA
33. SUBSEQUENT EVENTS (continued)
b. Anak perusahaan (lanjutan)
•
b.
The subsidiary (continued)
•
Pada tanggal 20 Nopember 2009, anak
perusahaan menarik fasilitas pinjaman
senior sebesar AS$49.208.909,87 dan
Rp223.332 dengan perincian sebagai
berikut:
On November 20, 2009, the subsidiary
obtained funds under its senior loan
facility
in
the
amounts
of
US$49,208,909.87 and Rp223,332 with
details as follows:
Dalam Dolar AS/
In US$
Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V.
Jakarta Branch)
Chinatrust Commercial Bank, Ltd
CIMB Bank Berhad, Singapore Branch
DBS Bank, Ltd.
Standard Chartered Bank
Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd
9.164.412,39
4.980.658,92
7.172.148,80
9.961.317,76
9.961.317,76
7.969.054,24
49.208.909,87
Dalam Rupiah/
In Rp
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
61.511
114.505
47.316
223.332
On November 24, 2009, the subsidiary
obtained funds under its mezzanine loan
facility
in
the
amount
of
US$12,302,070.10.
Pada tanggal 24 Nopember 2009, anak
perusahaan menarik fasilitas pinjaman
mezanin sebesar AS$12.302.070,10.
•
•
Pada tanggal 24 Nopember 2009, anak
perusahaan dan PT Hutchison CP
Telecommunications (“Hutchison”) telah
menandatangani perubahan Perjanjian
Sewa Induk No. 147/LGL-AGR-Master
Lease/
Protelindo/FLB-RS/TECH/III/08
tanggal 18 Maret 2008. Perubahan
tersebut antara lain menyangkut opsi
penawaran pembelian menara yang
dimiliki oleh anak perusahaan oleh
Hutchison akan batal demi hukum pada
tanggal efektif penawaran umum saham
Perseroan atau anak perusahaan,
mengubah
waktu
opsi
penawaran
pembelian yang semula pada akhir masa
sewa pertama (12 tahun pertama)
menjadi setelah akhir masa sewa kedua
(6 tahun setelah masa sewa pertama) dan
beberapa perubahan minor lainnya.
242
On November 24, 2009, the subsidiary
and
PT Hutchison
CP
Telecommunications (“Hutchison”) signed
an amendment of the Master Lease
Agreement No. 147/LGL-AGR-Master
Lease/
Protelindo/FLB-RS/TECH/III/08
dated March 18, 2008. The amendment
involves the bargain purchase option of
telecommunication towers owned by the
subsidiary in favor Hutchison becoming
null and void upon the effective date of an
intial public offering of shares of the
Company or the subsidiary and the
change in the time in relation to the
exercise of the bargain purchase option
from at the end of the initial lease period
(12 years) to at the end of second lease
period (6 years after the initial lease
period) and certain other minor changes.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
33. PERISTIWA
(lanjutan)
SETELAH
TANGGAL
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
NERACA
33. SUBSEQUENT EVENTS (continued)
b.
Anak perusahaan (lanjutan)
b.
The subsidiary (continued)
•
Pada tanggal 21 Desember 2009, Calyon,
Cabang
Singapura,
setuju
untuk
berpartisipasi dalam sindikasi kreditor
yang menyediakan fasilitas pinjaman
senior yang telah menjadi komitmen
sindikasi kreditor sebesar AS$30.000.000
kepada anak perusahaan.
•
On December 21, 2009, Calyon,
Singapore Branch agreed to participate in
the Senior Facility Loan syndicated
creditors which syndicated creditors has
committed to lend US$30,000,000 to the
subsidiary.
•
Pada tanggal 12 Januari 2010, OverseaChinese Banking Corporation Ltd.,
anggota
sindikasi
kreditor
yang
menyediakan fasilitas pinjaman senior,
setuju untuk meningkatkan komitmen
dalam fasilitas pinjaman senior sebesar
AS$10.000.000.
•
On January 12, 2010, Oversea-Chinese
Banking Corporation Ltd., a member of
the Senior Facility Loan syndicated
creditors, agreed to increase its
commitment under the senior loan facility
by amount of US$10,000,000.
•
Pada tanggal 12 Januari 2010, PT Bank
OCBC
Indonesia,
setuju
untuk
berpartisipasi dalam sindikasi kreditor
yang menyediakan fasilitas pinjaman
senior yang telah menjadi komitmen
sindikasi kreditor sebesar AS$15.000.000
kepada anak perusahaan.
•
On January 12, 2010, PT Bank OCBC
Indonesia agreed to participate in the
Senior Facility Loan syndicated creditors
which syndicated creditors has committed
to lend US$15,000,000 to the subsidiary.
•
Pada tanggal 19 Januari 2010, anak
perusahaan menarik fasilitas pinjaman
senior sebesar AS$5.118.818,64 dan
Rp23.232 dengan perincian sebagai
berikut:
•
On January 19, 2010, the subsidiary
obtained funds under its senior loan
facility
in
the
amounts
of
US$5,118,818.64 and Rp23,232 with
details as follows:
Dalam Dolar AS/
In US$
Royal Bank of Scotland (ABN AMRO Bank N.V.
Jakarta Branch)
Chinatrust Commercial Bank, Ltd
CIMB Bank Berhad, Singapore Branch
DBS Bank, Ltd.
Standard Chartered Bank
Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd
Calyon, Singapore Branch
454.575,20
247.051,74
355.754.50
494.103,48
494.103,48
395.282,78
2.677.947,46
5.118.818,64
Dalam Rupiah/
In Rp
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
6.399
11.911
4.922
23.232
Pada tanggal 20 Januari 2010, anak
perusahaan menarik fasilitas pinjaman
mezanin sebesar AS$1.279.704,66.
On January 20, 2010, the subsidiary
obtained funds under its mezzanine loan
facility
in
the
amount
of
US$1,279,704.66.
243
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
34. KONDISI
EKONOMI
SAAT
KESINAMBUNGAN USAHA
INI
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
DAN
34. CURRENT ECONOMIC
GOING CONCERN
CONDITIONS
AND
Banyak negara termasuk Indonesia sedang
mengalami kesulitan ekonomi yang tercermin dari
penurunan nilai mata uang, penurunan nilai pasar
saham, ketatnya likuiditas di sektor perbankan dan
rendahnya laju pertumbuhan ekonomi. Operasi
Perseroan dan anak perusahaan di masa datang
mungkin dipengaruhi oleh kelanjutan kondisi
ekonomi ini. Saat ini industri telekomunikasi telah
berkembang menjadi lebih kompetitif. Sebagai
konsekuensinya
banyak
operator
mencari
pendanaan untuk meningkatkan kecepatannya
mendapatkan pangsa pasar baru dengan
menfokuskan kepada pertumbuhan pelanggan dan
mengalihdayakan jaringan infrastruktur kepada
perusahaan penyedia menara. Tren ini cenderung
meningkat
dengan
adanya
permasalahan
peraturan dan tendensi dari pemerintahan daerah
yang mensyaratkan menara untuk digunakan
bersama.
Many countries, including Indonesia, are
experiencing economic difficulties related to
currency devaluations, declining stock markets,
tight liquidity in the banking sector, and slow
downs in economic growth. The Company’s and its
subsidiary’s future operations may be affected by
the continuation of these economic conditions. As
the wireless communications industry has grown, it
has become more competitive. As a consequence,
many carriers may seek to preserve capital and to
accelerate their access to new markets by focusing
on activities that contribute directly to subscriber
growth and by outsourcing infrastructure
requirements to independent tower providers. This
trend is likely to be accelerated because of
regulatory restrictions and the growing tendency of
local municipalities to require that tower sites
accommodate multiple tenants.
Secara keseluruhan, faktor utama untuk operator
untuk menyewa infrastruktur menara dari penyedia
menara independen adalah:
• Mengurangi biaya capital dan meningkatkan
Return on Capital,
• Mengalihdayakan aktivitas yang bukan bisnis
inti dan menfokuskan ke bisnis komunikasi inti,
• Untuk mencapai penyelesaian pekerjaan yang
lebih cepat untuk mencapai pasar khususnya
pendatang baru,
• Persyaratan
dari
peraturan
yang
menganjurkan kolokasi,
•
Meningkatkan cakupan di area padat.
In summary, the key drivers for Indonesian
wireless operators to lease tower infrastructure
from independent tower providers are:
• Reduce capital expenditure and improve
Returns on Capital,
• Outsource non-core activities and focus on
core wireless communications business
activities,
• Achieve faster roll-outs and reduce time to
market, especially for recent entrants,
• Regulatory requirements and laws that promote
Co-location,
• Achieve expanded coverage in high density
areas.
Manajemen Perseroan dan anak perusahaan
percaya bahwa kondisi ekonomi saat ini akan
mengarahkan operator untuk melakukan kolokasi
dan manajemen mengharapkan untuk mengambil
sebagian
besar
pangsa
pasar
tersebut.
Manajemen juga berkeyakinan bahwa kondisi
ekonomi saat ini tidak berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan permintaan atas wireless yang mana
menjadi kunci utama permintaan atas menara kami
dalam jangka panjang. Selanjutnya, manajemen
Perseroan dan anak perusahaan berkeyakinan
bahwa tidak ada dampak tertentu yang terukur
yang dapat mempengaruhi kesinambungan usaha,
pemulihan aset atau kemampuan Perseroan dan
anak perusahaan dalam memenuhi kewajiban
yang akan jatuh tempo.
The management of the Company and its
subsidiary believe that the current economic
conditions will drive carriers to enter into more Colocations and the subsidiary expects to capture a
significant portion of such business. Management
does not expect that the current economic
conditions will significantly impact the long-term
growth in demand for wireless and data services,
which is the predominant driver of demand for the
subsidiary’s towers in the long-term. Further, the
management of the Company and its subsidiary do
not believe that there is any measurable specific
impact of the current economic conditions on the
going concern of the subsidiary, the recoverability
of assets of the subsidiary or on the ability of the
subsidiary to meet its financial obligations as they
fall due.
244
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Oktober 2009 dan
Periode Sejak Tanggal 2 Juni 2008 (Pendirian)
Sampai dengan Tanggal
31 Desember 2008
(Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Ten Months Ended
October 31, 2009 and the
Period from June 2, 2008 (inception) Through
December 31, 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
35. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN UNTUK SEPULUH BULAN
YANG
BERAKHIR
PADA
TANGGAL
31 OKTOBER 2009 DAN PERIODE SEJAK
TANGGAL 2 JUNI 2008 (PENDIRIAN) SAMPAI
DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2008
35. RE-ISSUANCE OF CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS FOR THE TEN MONTHS ENDED
OCTOBER 31, 2009 AND THE PERIOD FROM
JUNE 2, 2008 (INCEPTION) THROUGH
DECEMBER 31, 2008
Pada tanggal 17 Desember 2009, Perseroan
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada
BAPEPAM-LK sehubungan dengan rencana
Perusahaan untuk menerbitkan saham.
On December 17, 2009, the Company submitted
its Registration Statement to BAPEPAM-LK in
connection with its plan to issue shares.
Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk
menerbitkan saham, Perseroan telah menerbitkan
kembali laporan keuangan konsolidasian untuk
sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2009 dan periode sejak tanggal 2 Juni
2008 (pendirian)
sampai
dengan tanggal
31 Desember 2008, yang memuat beberapa
tambahan pengungkapan dan modifikasi tertentu
pada neraca konsolidasi, laporan arus kas
konsolidasian, Catatan 1a, 1b, 2r, 4, 7, 10, 13,
14, 15, 33b dan 35 untuk memenuhi komentar
BAPEPAM-LK.
In connection with the Company’s plan to issue the
shares, the Company re-issued its consolidated
financial statements for the ten months ended
October 31, 2009 and the period from June 2, 2008
(inception) through December 31, 2008, which
contain certain additional disclosures and
modifications in consolidated balance sheets,
consolidated statements of cash flows, Notes 1a,
1b, 2r, 4, 7, 10, 13, 14, 15, 33b and 35 to comply
with BAPEPAM-LK’s comments.
Sampai dengan tanggal 25 Januari 2010,
Perseroan belum memperoleh pernyataan efektif
atas penawaran umum saham tersebut dari
BAPEPAM-LK.
As of January 25, 2010, the Company has not yet
received the effectivity statement for the public
offering of these shares from BAPEPAM-LK.
36. PENYELESAIAN
KONSOLIDASI
LAPORAN
36. COMPLETION
OF
THE
FINANCIAL STATEMENTS
KEUANGAN
CONSOLIDATED
The management of the Company is responsible
for the preparation of the accompanying
consolidated financial statements, which were
completed on January 25, 2010.
Manajemen Perseroan bertanggung jawab atas
penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini
yang diselesaikan pada tanggal 25 Januari 2010.
245
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Halaman ini sengaja dikosongkan
140
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
BAB XIX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN
FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Prospektus dan FPPS dapat diperoleh pada kantor para Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk yaitu Perantara
Pedagang Efek yang terdaftar sebagai anggota Bursa Efek di Indonesia. Perantara Pedagang Efek
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
PT DINAMIKA USAHAJAYA
Jl. KS Tubun II/15
Jakarta 11410
Tel. (021) 5325212
Fax. (021) 5330991
PARA PENJAMIN EMISI EFEK
PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas
Gedung Artha Graha Lt. 26
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Tel : (021) 515 2640, 515 3747
Fax : (021)515 2644
PT Danatama Makmur
Jl. Mega Kuningan Timur lok C-6/Kav.12
Kawasan Mega Kuningan Jakarta
Jakarta 12950
Tel : (021) 5797 4288
Fax : (021) 5797 4289
PT ERDIKHA ELIT SEKURITAS
Gedung Sucaco Lt. 3
Jl. Kebon Sirih Kav. 71
Jakarta 10340
Tel. (021) 314 6427, 314 7634, 310 0525
Fax. (021) 315 2841
PT Minna Padi Investama
Plaza Lippo Lantai 11
Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Jakarta 12920
Tel : (021) 525 5555
Fax : (021) 527 1527
247
PT SARANA MENARA NUSANTARA Tbk
Halaman ini sengaja dikosongkan
248
Download