ABSTRAK KAJIAN DAN EVALUASI UPAYA MEWUJUDKAN STABILITAS DAERAH YANG DIDUKUNG KESADARAN SWAKARSA MASYARAKAT UNTUK MENJAGA KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN DI JAWA TIMUR Memberikan rasa aman bagi warga masyarakat merupakan salah satu tanggungjawab negara bagi warganya. Di Indonesia, hal itu dituangkan dalam pembukaan UUD 1945. Dalam realitasnya, terutama paska pemerintahan Soeharto berbagai tindakan gangguan keamanan dan ketertiban telah terjadi peningkatan, termasuk di antaranya di Jawa Timur. Beberapa kasus itu menonjol hingga di tingkat nasional, antara lain: berbagai kerusuhan yang terjadi sebelum tahun 1998 dan kasus warga Syiah di Kab. Sampang. Sementara itu, ada kasus-kasus tindak kejahatan memang tidak menjadi perhatian di tingkat nasional, tetapi tidak jarang meresahkan masyarakat. Namun demikian, data menunjukan bahwa preferensi tindak kejahatan berfluktuatif, dan terakhir variannya menjadi semakin rumit dan canggih. Secara teoritik, dalam menjaga kelangsungannya masyarakat merespon dengan mengembangkan pemolisian sosial, bagik melalui pamswakarsa atau bentuk-bentuk lain. Penelitian ini ingin mencermati potensi gangguan keamanan dan ketertiban di Jawa Timur, dan sekaligus mencermati kesadaran dan keterlibatan warga masyarakat dalam menjaganya. Penelitian ini menggunakan mix-method, dengan mengambil pola pendekatan kuantitatif (survai) terlebih dahulu, baru kemudian kualitatif. Sebagai penelitian evaluatif, penelitian ini memperoleh maksud memperoleh gambaran yang tepat dan mampu menyarankan dengan tepat pula. Hasilnya menunjukkan bahwa potensi gangguan keamanan dan ketertiban pada ketiga kabupaten itu bervarian berdasarkan karakteristiknya. Pencurian dengan berbagai variannya merupakan penanda tindak kejahatan yang sama pada ketiga kabupaten. Secara teoritik, pencurian bisa juga digunakan sebagai indikator dari situasi ekonomi yang sulit dan kesenjangan ekonomi. Namun demikian, setiap kabupaten ada tindak kejahatan yang menjadi kekhasannya. Perubahan struktur ekonomi pada masyarakat Madiun yang menuju kosmopolitan menambah tindak kejahatan penyalahgunaan obat-obat terlarang sebagai salah satu variannya. Sementara itu, tindak kejahatan penganiayaan berat dan ringan pada masyarakat Sampang dan Probolinggo patut diduga sebagai implikasi dari penggunaan tindak kekerasan dalam menyelesaikan konflik yang telah menjadi tradisi dalam kebudayaan Madura dan Pedhalungan. Partisipasi dalam bidang keamanan dan ketertiban merupakan perwujudan dari kesadaran masyarakat. Namun demikian, hal itu terkait dengan rasa aman dan fear of crime. Rasa aman itu bisa dibangun atas dasar kebersamaan atau kesepakatan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan. Pada masyarakat Madura (Sampang), partisipasi dalam ketertiban dan keamanan yang rendah patut diduga karena telah mempercayakan sepenuhnya pada klebun dan blater. Kedua tokoh itu dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan tentang tindak kejahatan mampu memenuhi rasa aman warganya. Sementara itu, di kedua kabupaten lainnya partisipasi itu terkait dengan status sosial ekonominya. Pada masyarakat yang bersatus ekonomi rendah, memiliki perhatian yang kuat dan melakukan sinergitas dengan warga lain dalam keamanan. Pengalaman tentang tindak kejahatan mengarahkan pada keyakinan diri untuk mengatasi rasa takut secara bersamaan. Sementara itu, golongan ekonomi tinggi lebih mengandalkan jasa keamanan profesional pribadi. Terlepas dari berbagai varian partisipasi sebagai bentuk kesadaran itu, babinsa dan babinkabtimas telah berhasil terlibat di dalam masyarakat untuk melakukan koordinasi dalam penegakan hukum. Keyword: Keamanan dan Ketertiban, Kesadaran, Partisipasi. Tindak Kejahatan