Menjadikan Iman Lebih Stabil dan Dinamis Written by Rabu, 19 Mei 2010 Menjadikan iman lebih stabil dan dinamis Oleh: Hidayatullah, Lc al-hafiz اﻠﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ رﺐ اﻠﻌاﻠﻤﻴﻦ اﻠذﻲ ﺟﻌﻞ اﻠﻘرآﻦ ﺿﻴاء وﻬدﻰ وﻨورﺎ ورﺤﻤﺔ ﻟﻠﻌاﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﻳﻬدﻪ اﻠﻠﻪ ﻓﻬﻮ اﻠﻤﻬﺘﺪ وﻤﻦ ﻳﻀﻠﻞ ﻓﻠﻦ ﺗﺠﺪ ﻟﻪ وﻠﻴﺎ ﻣرﺸدﺎ واﻠﺼﻠاﺔ واﻠﺴﻠاﻢ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻲ اﻠﻤﺼﻄﻔﻰ أﺴوﺘﻨﺎ :وﻘدوﺘﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻠﻠﻪ وﻌﻠﻰ آﻠﻪ وﺼﺤﺒﻪ وﻤﻦ واﻠاﻪ وﻠﺎ ﺣوﻞ وﻠﺎ ﻗوﺔ إﻠﺎ ﺑاﻠﻠﻪ أﻤﺎ ﺑﻌﺪ ﻓﻴﺎ ﻋﺒاﺪ اﻠﻠﻪ أوﺼﻴﻜﻢ وإﻴاﻲ ﺑﺘﻘوﻰ اﻠﻠﻪ وﻄاﻌﺘﻪ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﻔﻠﺤوﻦ ، : ﻗاﻞ اﻠﻠﻪ ﺗﻌاﻠﻰ ﻓﻰ اﻠﻘرآﻦ اﻠﻜرﻴﻢ أﻌوﺬ ﺑاﻠﻠﻪ ﻣﻦ اﻠﺸﻴﻄاﻦ اﻠرﺠﻴﻢ ﻳأﻴﻬﺎ اﻠذﻴﻦ آﻤﻨوﺎ اﺘﻘوﺎ اﻠﻠﻪ ﺣﻖ ﺗﻘاﺘﻪ وﻠﺎ ﺗﻤوﺘﻦ إﻠﺎ وأﻨﺘﻢ ﻣﺴﻠﻤوﻦ . ﻳأﻴﻬﺎ اﻠذﻴﻦ آﻤﻨواﺎ ﺗﻘوﺎ اﻠﻠﻪ وﻘوﻠوﺎ ﻗوﻠﺎ ﻳﺼﻠﺢ ﻟﻜﻢ أﻌﻤاﻠﻜﻢ وﻴﻐﻔﺮ ﻟﻜﻢ ذﻨوﺒﻜﻢ وﻤﻦ ﻳﻄﻊ اﻠﻠﻪ ورﺴوﻠﻪ ﻓﻘﺪ ﻓاﺰ ﻓوزﺎ ﻋﻈﻴﻤﺎ Hadirin sidang jum’at yang dimuliakan Allah swt.. Alhamdulillah pada kesempatan jum’at kali ini kita masih saja dimudahkan melangkahkan kaki-kaki kita menuju rumah Allah untuk menunaikan kewajiban diri sebagai seorang muslim melaksanakan kewajiban shalat jum’at berjama’ah. Atas dasar nikmat Islam, nikmat iman dan nikmat kesehatan itulah semuanya berjalan dengan lancar atas izin Allah swt. Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan tercinta suri tauladan manusia hingga akhir zaman, baginda Rasulullah saw beserta keluarga, sahabatnya, para tabi’in dan kita semua yang masih istiqomah mengikuti jejak ajarannya sampai detik ini. Hadirin sidang jum’at yang berbahagia.. Sebagai seorang muslim yang dikarunia oleh Allah nikmat iman dan islam ini, tentu kita sangat bersyukur dengan cara melaksanakan semua ajarannya dengan penuh kekhidmatan dan kekhusyuan. Sebab tanpa adanya kekhusyuan dalam pelaksanaan semua ibadah itu, sudah barang tentu dampaknya pun tidak akan maksimal bagi kehidupan kita secara luas. Dan Allah hanya menerima amal sholeh hanya dari hamba-hamba-Nya yang bertakwa saja. Allah 1/8 Menjadikan Iman Lebih Stabil dan Dinamis Written by Rabu, 19 Mei 2010 berfirman: إﻨﻤﺎ ﻳﺘﻘﺒﻞ اﻠﻠﻪ ﻣﻦ اﻠﻤﺘﻘﻴﻦ Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.”(Qs al-Maidah: 27) Derajat takwa adalah derajat utama yang dituju oleh umat Islam ketika mereka beribadah kepada Allah swt dan menjalankan syariatnya dalam hidup ini. Namun, proses ke arah derajat takwa itu memang tidak serta-merta terjadi pada diri kita. Predikat ketakwaan baru akan diperoleh manakala ia meraihnya dengan ilmu dan pemahaman yang benar tentang dinul Islam ini. Seperti yang pernah difirmankan oleh Allah tentang seorang Arab Badui yang mengaku sudah beriman dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam hidupnya, tapi pengakuannya itu ditampik oleh Rasulullah. Allah berfirman: ....ﻗاﻠﺖ اﻠأﻌراﺐ آﻤﻨﺎ ﻗﻞ ﻟﻢ ﺗؤﻤﻨوﺎ وﻠﻜﻦ ﻗوﻠوﺎ أﺴﻠﻤﻨﺎ وﻠﻤﺎ ﻳدﺨﻞ اﻠإﻴﻤاﻦ ﻓﻰ ﻗﻠوﺒﻜﻢ Artinya: “Orang-orang Arab Badui berkata: “Kami telah beriman (kepada Allah)” Katakanlah Hai Muhammad: “Kalian belum beriman.” Tapi katakanlah: “Kami baru berislam.” Itu karena keimanan belum masuk ke dalam hati kalian .”(Qs al-Hujurot: 14). Apabila kita saksikan fenomena keislaman kaum muslimin saat ini, terlihat masih ada jarak antara diri mereka dengan ketakwaan. Bagaimana tidak? Seringkali amal ketakwaannya hanya terbatas berada ruangan-ruangan masjid dan pada momentum tertentu saja. Di luar itu ketakwaannya mudah lepas, seperti lepasnya anak panah dari busurnya. Bahkan yang sangat memprihatinkan lagi, karena pemahaman yang sempit akan ketakwaan itu, sedikit demi sedikit rasa keislamannya itu mulai luntur dan terkelupas dari dalam diri. Nauzubillah min zalik. Banyak factor yang menyebabkan hal ini terjadi. Di antaranya adalah: 2/8 Menjadikan Iman Lebih Stabil dan Dinamis Written by Rabu, 19 Mei 2010 1. Lemahnya pemahaman akan agama Islam, sehingga mudah terombang-ambing oleh ajaran agama luar yang berlabel modern dan menjanjikan kebahagiaan itu. 2. Kurang pandai dalam mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Bagi seorang muslim, segala peristiwa yang terjadi pasti memiliki hikmah dan pelajaran sendiri yang kemudian dijadikannya sebagai pedoman untuk melangkah lebih berhati-hati lagi. 3. Minimnya kedekatan dengan al-Qur’an yang merupakan petunjuk hidup yang jelas dan menjamin kebahagiaan. Berbagai kemiskinan, keterbelakangan dan imej yang menyudutkan Islam dan umat Islam saat ini adalah sebab jauhnya kita dari ajaran al-Qur’an sehingga mudah untuk dipermainkan oleh perubahan zaman dan musuh-musuh Islam. 4. Banyaknya para ulama suu (ulama buruk) yang hanya mengejar kepentingan sesaat alias oportunis. Dan tentu, masih banyak lagi sebab-sebab lain yang menjadi faktor mengapa imej Islam menjadi semakin buruk dan kaum muslimin semakin menjadi bulan-bulanan. Hadirin sidang jum’at yang dimuliakan Allah swt.. Dalam melaksanakan ajaran Islam dalam keseharian, pasti tidak luput dari berbagai macam cobaan dan rintangan. Ini karena ada sebagian orang yang tidak menginginkan dinul Islam terus berkembang dengan pesat, menjadi budaya positif dan kemaksiatan terkikis habis. Proses amal menuju derajat ketakwaan memang naik menanjak. Berawal dari derajat Islam, lalu iman, kemudian takwa dan selanjutnya adalah ihsanul amal (baik dalam beramal). Ini seperti yang disabdakan Rasulullah saw tentang ihsan. Katanya: 3/8 Menjadikan Iman Lebih Stabil dan Dinamis Written by Rabu, 19 Mei 2010 أﻦ ﺗﻌﺒﺪ اﻠﻠﻪ ﻛأﻨﻚ ﺗراﻪ ﻓإﻦ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗراﻪ ﻓإﻨﻪ ﻳراﻚ “Kamu beribadah kepada Allah swt seakan-akan kamu melihat-Nya. Maka jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia melihatmu .”(HR.Muslim) Diriwayatkan bahwa dahulu di zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang bertanya tentang ajaran Islam. “Bagaimana pendapatmu jika aku shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan aku tidak menambahkan lebih dari itu sedikitpun. Apakah aku bisa masuk surga?” Beliau menjawab: “Ya.”(HR. Muslim) Dalam hadits juga disebutkan bahwa adalah seorang laki-laki yang bertanya kepada nabi shallahu alaihi wasallam tentang shalat. Lalu nabi menjelaskan bahwa shalat itu ada lima waktu. Ia bertanya lagi: “Apakah aku harus mengerjakan yang lainnya?” Beliau menjawab: “Tid ak, kecuali yang sunnah-sunnah saja .” Lalu laki-laki bertanya kembali tentang masalah puasa, haji dan syariat Islam lainnya. Dan Rasulullah pun menjawab pertanyaannya itu. Pada akhir hadits laki-laki itu berkata: “Sungguh, aku tidak akan menambahnya dan tidak menguranginya.” Kemudian Rasulullah bilang: “ Orang itu akan beruntung jika ia benar (dengan ucapannya itu) .” Dalam riwayat lain disebutkan: “ Jika ia berpegang teguh dengan semua perintah itu, pasti ia masuk surga. ”(HR. Muslim pada Bab Iman). Sebagai seorang muslim yang masih sangat awam dari memahami Islam secara sempurna ini, kita bisa mencontoh pelajaran yang ada pada hadits di atas. ﺑارﻚ اﻠﻠﻪ ﻟﻰ وﻠﻜﻢ ﻓﻰ اﻠﻘرآﻦ اﻠﻌﻈﻴﻢ وﻨﻔﻌﻨﻰ وإﻴاﻜﻢ ﺑﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ اﻠآﻴاﺖ واﻠذﻜﺮ اﻠﺤﻜﻴﻢ وﺘﻘﺒﻞ ﻣﻨﻰ وﻤﻨﻜﻢ ﺗﻠاوﺘﻪ إﻨﻪ ﻫﻮ اﻠﺴﻤﻴﻊ اﻠﻌﻠﻴﻢ أﻘوﻞ ﻗوﻞ ﻟﻬذﺎ وأﺴﺘﻐﻔﺮ اﻠﻠﻪ ﻟﻰ وﻠﻜﻢ ﻓاﺴﺘﻐﻔروﻪ إﻨﻪ ﻫﻮ اﻠﻐﻔوﺮ اﻠرﺤﻴﻢ 4/8 Menjadikan Iman Lebih Stabil dan Dinamis Written by Rabu, 19 Mei 2010 اﻠﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻧﺤﻤدﻪ وﻨﺴﺘﻌﻴﻨﻪ وﻨﺴﺘﻐﻔرﻪ وﻨﻌوﺬ ﺑاﻠﻠﻪ ﻣﻦ ﺷروﺮ أﻨﻔﺴﻨﺎ وﻤﻦ ﺳﻴآﺖ أﻌﻤاﻠﻨﺎ ﻣﻦ ﻳﻬدﻪ اﻠﻠﻪ ﻓﻠﺎ ﻣﻀﻠﻠﻪ وﻤﻦ ﻳﻀﻠﻞ ﻓﻠﺎ ﻫادﻲ ﻟﻪ أﻤﺎ ﺑﻌﺪ Hadirin sidang sholat yang dimuliakan Allah Keislaman yang dinamis dan keislaman yang statis Setidaknya ada yang harus kita petik pelajaran dari kisah seorang laki-laki di atas. Keislaman yang melekat dan dimiliki oleh Arab Badui pada zaman Rasulullah saw dahulu adalah keislaman dinamis, menggerakkan dan lahir dari ketulusan hati, kedalaman jiwa dan keikhlasan yang penuh. Keislaman mereka dapat dengan mudah menjadi realitas keimanan yang berwujud pada aplikasi riil karena kesiapan hati mereka untuk menerima dengan baik. Tanpa ada keraguan dan kebimbangan sedikitpun. Walaupun untuk membuktikannya harus mengorbankan jiwa dan raga sebagai saksinya. Islam memang tidak memilah kepada siapa ia akan masuk menembus hati seorang manusia. Cahaya Islam akan masuk pada hati-hati mereka yang sudah mengkondisikannya secara baik dan penuh keyakinan kepada Allah. Berbeda sekali dengan kondisi keislaman umat Islam zaman sekarang yang penuh dengan kepalsuan. Seringkali iman hanya sebagai sekedar pemoles bibir dan bahan pembicaraan saja. Sementara realisasinya jauh buah dari pohonnya. Berbagai cobaan yang mendera saat cukuplah menjadi bukti bahwa iman dan islam itu harus senantiasa diasa dan ditingkatkan. Karena tidak ada rasa keimanan tanpa cobaan. Dan karena kesabaran adalah setengah keimanan seperti halnya posisi kepala dari jasad. Keduanya akan selalu berdampingan. Keduanya tidak mungkin terpisah dari yang lainnya, kalau tidak ingin disebut tubuh yang normal. Demikianlah karakter iman dan kesabaran dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan ini. Iman yang dinamis bukanlah iman yang statis, yang sangat mudah untuk dipermainkan oleh sepoi-sepoi hembusan rayuan syetan dan bisikan duniawi yang manis menggoda. Agar iman itu bisa tumbuh dan menjadi kuat, marilah kita simak 3 macam kategori sabar dalam Islam seperti yang disebutkan oleh jumhur ulama: 5/8 Menjadikan Iman Lebih Stabil dan Dinamis Written by Rabu, 19 Mei 2010 1. Sabar dalam melaksanakan ketaatan. ()اﻠﺼﺒﺮ ﻋﻠﻰ اﻠﻄاﻌﺔ Melaksanakan ketaatan amat sangat membutuhkan asupan kesabaran. Betapa tidak?! Ketika melakukan ibadah kita diharuskan untuk melakukannya sesuai dengan adab-adab dan tuntunan rasulullah saw agar ia bisa diterima di sisi Allah. Seringkali dalam prakteknya, banyak orang yang tergesa-gesa dalam melaksanakan suatu ibadah. Entah itu karena dikejar-kejar waktu, teringat dengan kesibukan dunia, ada janji dan lain sebagainya hanya karena baru teringat ketika ia melangsungkan ibadah tersebut. Padahal di situlah letak kesabaran itu. Di tengah gangguan dunia, seorang muslim harus bersabar agar ibadah benar-benar maksimal dan membekas pada akhlak dan perilaku usia melaksanakan ibadah. 2. Sabar ketika menghadapi kemaksiatan ()اﻠﺼﺒﺮ ﻋﻠﻰ اﻠﻤﻌﺼﻴﺔ Kalau kesabaran ketika menjalankan ketaatan dengan cara sabar melakukannya, maka sabar ketika menghadapi kemaksiatan justru sebaliknya. Seseorang harus meninggalkan apapun bentuk larangan yang Allah peringatkan. Tapi, anehnya, umat Islam sekarang malah kurang peduli dengan larangan-larangan Allah swt. Mereka tahu bahwa itu adalah dosa dan sebuah kemaksiatan, tapi masih saja dilabrak dan dilanggar. Sementara ia mendengar nasehat agar menjauhinya. Memang iman yang masih labil dapat dengan mudah goyah dan melemah, sehingga bisa dengan mudah melanggar larangan Allah yang seharusnya dijauhi. 3. Sabar ketika menghadapi ujian. (اﻠﺼﺒﺮ ﻋﻠﻰ اﻠﺒﻠاء ) 6/8 Menjadikan Iman Lebih Stabil dan Dinamis Written by Rabu, 19 Mei 2010 Allah menjadikan ujian dalam hidup ini bukan untuk menyusahkan manusia. Apalagi orang beriman. Ketika musibah datang, sebenarnya Allah hendak menguji mereka dan menyaring mereka agar keimanannya terbukti benar. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda: ﻳﺒﺘﻠﻰ اﻠﻤرء ﻋﻠﻰ ﺣﺴﺐ إﻴﻤاﻨﻪ “Orang itu diuji sesuai dengan tingkat keimanannya.” Allah juga berfirman: ..ﻟﺎ ﻳﻜﻠﻒ اﻠﻠﻪ ﻧﻔﺴﺎ إﻠﺎ وﺴﻌﻬﺎ Artinya: “Allah tidak membebani suatu jiwa melainkan sesuai dengan kemampuannya..”(Qs al-Baqoroh: 286) Karena dunia ini tidak akan pernah luput dari ujian dan cobaan, maka yang harus dipersiapkan seorang muslim adalah pemahaman akan karakter ujian itu, yakni: Pertama: Ujian adalah sunnatul hayah (hukum Allah dalam kehidupan) bagi manusia. Kedua: Ujian bertujuan untuk membuktikan mana iman yang benar dan mana iman yang palsu. Hadirin sidang sholat jum’at yang dimuliakan Allah.. 7/8 Menjadikan Iman Lebih Stabil dan Dinamis Written by Rabu, 19 Mei 2010 Oleh karena itu di akhir zaman ini banyak sudah tanda-tandanya menegur manusia. Siapapun dicoba oleh Allah sesuai dengan kadar imannya. Tujuannya agar kita sadar dan kembali kepada ajaran Allah swt. Kembali kepada fitrah untuk mentaati Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Ini dengan harapan, semoga keimanan kita semakin mantap, keislaman kita semakin sempurna dan amal kita diterima di sisi-Nya. اﻠﻠﻬﻢ اﻐﻔﺮ ﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ واﻠﻤﺴﻠﻤاﺖ واﻠﻤؤﻤﻨﻴﻦ واﻠﻤؤﻤﻨاﺖ اﻠأﺤﻴاء ﻣﻨﻬﻢ واﻠأﻤواﺖ إﻨﻚ ﺳﻤﻴﻊ ﻗرﻴﺐ ﻣﺠﻴﺐ اﻠدﻌواﺖ ﻳﺎ ﻗاﻀﻲ اﻠﺤاﺠاﺖ رﺒﻨﺎ اﻐﻔﺮ ﻟﻨﺎ وﻠإﺨواﻨﻨﺎ اﻠذﻴﻦ ﺳﺒﻘوﻨﺎ ﺑاﻠإﻴﻤاﻦ وﻠﺎ ﺗﺠﻌﻞ ﻓﻰ ﻗﻠوﺒﻨﺎ ﻏﻠﺎ ﻟﻠذﻴﻦ آﻤﻨوﺎ رﺒﻨﺎ إﻨﻚ رؤوﻒ اﻠرﺤﻴﻢ رﺒﻨﺎ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﻨﺎ إﻨﻚ أﻨﺖ اﻠﺴﻤﻴﻊ اﻠﻌﻠﻴﻢ وﺘﺐ ﻋﻠﻴﻨﺎ إﻨﻚ أﻨﺖ اﻠﺘواﺐ اﻠرﺤﻴﻢ رﺒﻨﺎ ﻫﺐ ﻟﻨﺎ ﻣﻦ أزواﺠﻨﺎ وذرﻴاﺘﻨﺎ ﻗرﺔ أﻌﻴﻦ واﺠﻌﻠﻨﺎ ﻟﻠﻤﺘﻘﻴﻦ إﻤاﻤﺎ رﺒﻨﺎ آﺘﻨﺎ ﻓﻰ اﻠدﻨﻴﺎ ﺣﺴﻨﺔ وﻔﻰ اﻠآﺨرﺔ ﺣﺴﻨﺔ وﻘﻨﺎ ﻋذاﺐ اﻠﻨاﺮ وﺘوﻔﻨﺎ ﻣﻊ اﻠأﺒراﺮ ﻳﺎ ﻋزﻴﺰ ﻳﺎ ﻏﻔاﺮ ﻳﺎ رﺐ اﻠﻌاﻠﻤﻴﻦ آﻤﻴﻦ ﻋﺒاﺪ اﻠﻠﻪ إﻦ اﻠﻠﻪ ﻳأﻤﺮ ﺑاﻠﻌدﻞ واﻠإﺤﺴاﻦ وإﻴﺘاء ذﻰ اﻠﻘرﺒﻰ وﻴﻨﻬﻰ ﻋﻦ اﻠﻔﺤﺸاء واﻠﻤﻨﻜﺮ واﻠﺒﻐﻲ ﻳﻌﻈﻜﻢ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗذﻜروﻦ ﻓاذﻜروﺎ اﻠﻠﻪ ﻳذﻜرﻜﻢ واﺸﻜروﻪ ﻋﻠﻰ ﻧﻌﻤﻪ ﻳزدﻜﻢ وﻠذﻜﺮ اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ أﻘﻢ اﻠﺼﻠاﺔ.. 8/8