BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap keputusan pendanaan pada perusahaan sektor properti dan real estate dengan penambahan variabel moderating kepemilikan institusional yang dipakai untuk melihat apakah dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya. Sebagai ilustrasi penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Moderating Variabel Dependen Ukuran Perusahaan (X1) Struktur Aset Keputusan Pendanaan (Y) (X2) Net Profit Margin (NPM) (X3) Return On Equity (ROE) (X4) Kepemilikan Institusional (Z) 27 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual tersebut menggambarkan pengaruh ukuran Perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE). Pada penelitian ini keputusan pendanaan merupakan variabel dependen sedangkan ukuran Perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE), merupakan variabel independen. Dan untuk Kepemilikan Institusional disini merupakan variabel yang memoderasi hubungan antara variabel independen yaitu rasio likuiditas, produktivitas, dan profitabilitas dengan keputusan pendanaan. 3.1.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Keputusan Pendanaan Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate Ukuran perusahaan adalah ukuran yang menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aset. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan diproyeksikan dengan Log Natural dari total aset. Semakin tinggi ukuran perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal (keputusan pendanaan), semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi (Ariyanto, 2002). Semakin besar ukuran kecenderungan menggunakan modal asing juga disebabkan karena perusahaan suatu perusahaan, maka semakin besar. Hal ini besar membutuhkan dana yang besar pula 28 Universitas Sumatera Utara untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi, Halim (2007). 3.1.2 Pengaruh Struktur Aset terhadap Keputusan Pendanaan Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate Struktur aset adalah proporsi investasi perusahaan dalam bentuk aset tetap. Menurut Munawir (2002), aset tetap adalah aset yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang. Struktur aset dalam pecking order theory memiliki hubungan positif dengan keputusan pendanaan. Frank dan Goyal (2005) menyatakan bahwa relation between debt and tangibility of asset is reliably positive, yang berarti bahwa semakin besar aset tetap yang dimiliki perusahaan, maka peluang perusahaan untuk mendapatkan utang semakin besar karena aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan bagi perusahaan ketika hendak berhutang. Struktur aset pada penelitian ini diukur melalui rasio aset tetap yaitu rasio perbandingan antara aset tetap dengan total aset. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan atau kolateral hutang perusahaan (Sartono,2001). Selain itu investor akan lebih mempercayai perusahaan yang memiliki jaminan atas utang dalam jumlah besar karena apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka aset tetap tersebut tersedia dan dapat digunakan untuk melunasi utang yang dimiliki perusahaan. 29 Universitas Sumatera Utara 3.1.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Pendanaan Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate Profitabilitas diukur dengan rasio Net Profit Margin (NPM) yang dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total penjualan. Semakin tinggi net profit margin maka kebutuhan dana dari eksternal semakin rendah karena laba yang dihasilkan semakin tinggi. Begitupun sebaliknya, semakin rendah net profit margin maka kebutuhan dana dari sumber eksternal akan semakin tinggi karena laba yang dihasilkan perusahaan rendah. Tinggi rendahnya tingkat pengembalian atau laba yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan pada masa yang akan datang. Return On Equity (ROE) dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Hipotesis pecking order menyatakan bahwa perusahaan cenderung menggunakan internal equity terlebih dahulu. Apabila memerlukan external financing, maka perusahaan akan menggunakan debt sebelum external equity. Apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan akan lebih banyak menggunakan pendanaan dari dalam perusahaan. Jika profitabilitas semakin tinggi, maka perusahaan dapat menyediakan laba ditahan dalam jumlah yang lebih besar sehingga penggunaan hutang dapat ditekan. Dan Return On Equity (ROE) dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. 30 Universitas Sumatera Utara 3.1.4 Kepemilikan Institusional sebagai pemoderasi Dalam hal ini Kepemilikan Institusional mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan, struktur aset dan rasio profitabilitas (NPM dan ROE) terhadap keputusan pendanaan pada Perusahaan sektor Properti dan Real Estate. Kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam mengelola perusahaan. Investor institusional dapat disubstitusikan untuk melaksanakan peranan mendisiplinkan penggunaan debt (utang) dalam struktur modal yang dipakai dalam mengambil keputusan pendanaan. 3.2. Hipotesis Penelitian Dalam penelitian Silfia (2014) profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, pajak dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan secara parsial hanya pertumbuhan perusahaan saja yang berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irinsyah dan Dana (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan profitabilitas, pajak, dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama menyebabkan perubahan keputusan pendanaan pada perusahaan rokok di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2010 dengan asumsi faktor lain konstan. Company Size (Ukuran perusahaan) merupakan faktor penting dalam penentuan keputusan pendanaan, karena semakin besar ukuran perusahaan yang dimiliki maka kebutuhan dana pun akan semakin tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada penelitian Sormin (2013) dimana ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan 31 Universitas Sumatera Utara Karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar jumlah modal yang diperlukan (dalam hal ini hutang perusahaan). Struktur aset adalah proporsi investasi perusahaan dalam bentuk aset tetap. Semakin besar aset tetap yang dimiliki perusahaan, maka peluang perusahaan untuk mendapatkan utang semakin besar karena aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan bagi perusahaan ketika hendak berhutang. Sehingga struktur aset ini sangat berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. Dalam Penelitian Salawu dan Agboola (2008) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal dalam keputusan pendanaan. Untuk Profitability yang diukur dengan Net Profit Margin dan Return On Equity merupakan hal yang sangat dibutuhkan perusahaan dalam hal memberi keputusan pendanaan, Karena semakin tinggi angka profitabilitas perusahaan maka kecenderungan untuk berhutang itu semakin kecil, sehingga dana dari modal sendiri lebih banyak digunakan perusahaan untuk mendanai suatu kegiatan atau aktivitas perusahaan, hal ini sejalan dengan penelitian Ayulestari, dkk (2013) profitabilitas berpengaruh signifikan negatif, karena semakin banyak perusahaan mengalami profit maka tingkat penggunaan utang dalam keputusan pendanaan akan semakin kecil. Manajerial ownership dan institusional investor dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana apakah melalui utang atau right issue. Jika pendanaan diperoleh melalui utang berarti rasio utang terhadap equity akan meningkat, sehingga akhirnya akan meningkatkan risiko, dalam Penelitian Haruman (2014) kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam mengelola perusahaan. Investor institusional dapat 32 Universitas Sumatera Utara disubstitusikan untuk melaksanakan peranan mendisiplinkan penggunaan debt (utang) dalam struktur modal. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini adalah : 1. Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara simultan atau serempak terhadap keputusan pendanaan perusahaan sektor Properti dan Real Estate. 2. Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pendanaan perusahaan sektor Properti dan Real Estate. 3. Kepemilikan Institusional mampu memoderasi hubungan antara Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) dengan keputusan pendanaan pada Perusahaan sektor Properti dan Real Estate. 33 Universitas Sumatera Utara BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan melakukan pengujian terhadap hubungan kausal komparatif dari variabel-variabel penelitian yang terukur (parametrik). Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang membandingkan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dalam kurun waktu yang berbeda (Erlina, 2008). Variabel yang diteliti adalah Variabel Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel independen (X), sedangkan keputusan pendanaan sebagai variabel dependen (Y), dan untuk mengetahui kepemilikan institusional sebagai variabel moderating mampu memoderasi hubungan antara variabel Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) dengan keputusan pendanaan (DER). 4.2. Lokasi, waktu dan jadwal penelitian Penelitian ini mengambil objek penelitian pada perusahaan sector properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan adalah dimulai dari tahun 2013- 2015. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan selesai. Jadwal penelitian dapat dilihat pada lampiran. 34 Universitas Sumatera Utara 4.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Lubis, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya yang telah diaudit tahun 2013-2015. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 47 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013-2015 yang laporan keuangan perusahaannya telah diaudit. Jumlah amatan secara keseluruhan pada penelitian ini adalah (47 perusahaan x 3 tahun) 141 data amatan. Tabel 4.1 Populasi dan Sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kode Saham APLN ASRI BAPA BCIP BEST BIPP BKDP BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DILD DMAS DUTI ELTY EMDE FMII GAMA Nama Perusahaan Agung Podomoro Land Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bekasi Asri Pemula Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Bukit Darmo Property Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Ciputra Surya Tbk Duta Anggada Realty Tbk Intiland Development Tbk Puradelta Lestari Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Megapolitan Developments Tbk Fortune Mate Indonesia Tbk Gading Development Tbk Sampel √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 35 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Lanjutan… Nama Perusahaan Sampel 21 22 23 24 Kode Saham GMTD GPRA GWSA JIHD Gowa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapuraprima Tbk Greenwood Sejahtera Tbk Jakarta International Hotels Dan Development √ √ √ 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 JRPT KIJA KPIG LAMI LCGP LPCK LPKR MDLN MKPI MTLA MTSM MYRX NIRO MORE PLIN PWON RBMS RDTX RODA SCBD SMDM SMRA TARA Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk MNC Land Tbk Lamicitra Nusantara Tbk Eureka Prima Jakarta Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Modernland Realty Ltd Tbk Metropolitan Kentjana Tbk Metropolitan Land Tbk Metro Realty Tbk Hanson International Tbk Nirvana Development Tbk Indonesia Prima Property Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Pakuwon Jati Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Roda Vivatex Tbk Pikko Land Development Tbk Danayasa Arthatama Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk Summarecon Agung Tbk Sitara Propertindo Tbk No 4.4. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi komponen laporan keuangan perusahaan sektor property 36 Universitas Sumatera Utara dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penelitian ini data yang diperoleh bersumber dari Bursa Efek Indonesia melalui situs (www.idx.co.id) berupa laporan keuangan perusahaan sektor property dan real estate tahun 2013-2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah 47 perusahaan dari 3 periode yaitu 2013-2015. Dengan demikian jumlah data yang akan dianalisis adalah 141 data pengamatan. 4.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Menurut Sugiyono (2010) definisi operasional variabel adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu Ukuran Perusahaan (X1), Struktur Aset (X2), Net Profit Margin (X3), dan Return On Equity (X4) . Variabel dependen yaitu Keputusan Pendanaan (Y), sedangkan Kepemilikan Institusional (Z) sebagai variabel moderating. Definisi operasional variabel penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 4.5.1 Variabel Dependen (Y) Variabel Dependen adalah variable terikat yang merupakan variable yang dipengaruhi oleh variable lainnya. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. 37 Universitas Sumatera Utara Kriteria yang digunakan untuk mengukur keputusan pendanaan (Debt to Equty Ratio) adalah perbandingan antar total hutang terhadap total equitas. 4.5.2 Variabel Independen (X) Variabel independen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh secara positif maupun negatif (Sugiyono,2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE). Ukuran perusahaan (X1) adalah ukuran yang menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aset. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dari total aset. Ukuran Perusahaan = Total Aset Struktur aset (X2) adalah proporsi investasi perusahaan dalam bentuk aset tetap. Struktur aset tetap diukur melalui rasio aset tetap yaitu perbandingan aset tetap terhadap total aset. Tangibility = Net Profit Margin (X3) dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total penjualan. NPM = 38 Universitas Sumatera Utara Return on Equity (X4) dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas. ROE = 4.5.3 Variabel Moderating (Z) Variabel moderating (Z) adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional adalah pemegang saham perusahaan oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya. Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerja manajemen. Semakin besar kepemilikan institusi maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar bagi manajemen untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan dan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham atau stakeholder. Sehingga dengan adanya kepemilikan institusional semakin memperkuat pengawasan manajemen dalam menggunakan ekuitas untuk mengambil keputusan pendanaannya. Kepemilikan Institusional didapat dari hasil pembagian kepemilikan saham institusional dengan total saham yang beredar. Kepemilikan Institusional (KI) = 39 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Defenisi Operasional Variabel Jenis Variabel Variabel dependen (Y) Variabel Independen (X) Nama Variabel Keputusan Pendanaan Ukuran Perusahaan (X1) Defenisi Operasional Keputusan pendanaan (DER) adalah keputusan yang menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan digunakan perusahaan. Indikator Skala Rasio DER = Ukuran perusahaan adalah ukuran yang menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aset. Rasio Total Aset (dalam Trilyun Struktur Aset (X2) Struktur aset adalah proporsi investasi perusahaan dalam bentuk aset tetap. RSA (tangibility) = NetProfit Margin (NPM) (X3) Perbandingan laba setelah pajak terhadap total penjualan NPM = Return On Equity (ROE) (X4) Perbandingan laba Setelah pajak terhadap total ekuitas ROE = Ukuran Perusahaan = Rupiah) Rasio Rasio Rasio 40 Universitas Sumatera Utara Variabel Moderating (Z) 4.6 Kepemilikan Institusional (Z) Kepemilikan institusional adalah pemegang saham perusahaan oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya. Rasio KI = Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dan uji residual untuk variabel moderating. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen. Untuk menguji variabel moderating dipilih menggunakan uji residual (Ghozali, 2006). 4.6.1 Statistik Deskriptif Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran umum untuk profil dari sampel. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari ratarata, standar deviasi, minimum dan maksimum. 4.6.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik diperlukan untuk dapat melakukan analisis regresi berganda sebagai persyaratan dalam analisis agar data dapat bermakna dan bermanfaat. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi (Erlina, 2008). 41 Universitas Sumatera Utara 4.6.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas residual dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual terdistribusi normal H1 : Data residual tidak terdistribusi normal Untuk menentukannya maka kriterianya adalah : H0 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05 H1 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05. 4.6.2.2 Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ini dapat dilakukan dengan Uji Park, (Ghozali, 2013). Uji Park merupakan salah satu uji yang dilakukan untuk mendeteksi heteroskedastisitas. Park mengemukakan metode bahwa variance merupakan fungsi dari variabelvariabel independen yang dinyatakan dalam persamaan linier sbb : Ln Uji Park dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 : Data tidak terjadi heterokedastisitas H1 : Data terjadi heteroskedastisitas 42 Universitas Sumatera Utara Untuk menentukannya maka kriterianya adalah : H0 diterima apabila nilai signifikansi alpha (α) > 0,05 H1 diterima apabila nilai signifikansi alpha (α) < 0,05. 4.6.2.3 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2006). Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan variance inflation factor (VIF) dan tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. 4.6.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah satunya dengan uji Durbin-Watson (DW test). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson (Ghozali, 2013) : 43 Universitas Sumatera Utara 1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dl), maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 4.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen. Model analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial maupun secara simultan pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset dan profitabilitas di perusahaan property dan real estate. Data diolah dengan program Statistical Package For Social Science (SPSS). Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e Keterangan: Y b0 b1 b2 b3 b4 X1 X2 = Keputusan Pendanaan = Konstanta = Koefisiensi Regresi Ukuran Perusahaan = Koefisiensi Regresi Struktur Aset = Koefisiensi Regresi NPM = Koefisiensi Regresi ROE = Ukuran Perusahaan = Strukur Aset 44 Universitas Sumatera Utara X3 X4 e 4.6.4 = NPM = ROE = Error Uji Hipotesis Penelitian Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Sugiyono (2013) menjelaskan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). 4.6.4.1 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Ghozali (2013) menyatakan kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model sehingga banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambah ke dalam model. Nilai Adjusted R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). 4.6.4.2 Uji Simultan (Uji F) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan 45 Universitas Sumatera Utara terdahap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah: 1. Jika F hitung > F tabel dan nilai Sig. < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika F hitung < F tabel dan nilai Sig. > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 4.6.4.3 Uji Parsial (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel terikat. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah: 1. Jika nilai Sig. < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai Sig. > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 4.6.4.4 Uji Moderating (Uji Residual) 46 Universitas Sumatera Utara Pengujian variabel moderating dengan uji residual digunakan untuk mengatasi kecenderungan akan terjadi multikolinieritas yang tinggi antar variabel independen (Ghozali, 2012). Uji residual menguji pengaruh deviasi dari suatu model regresi dengan melihat Lack of Fit (ketidakcocokan) yang ditunjukkan oleh nilai residual. Kriteria uji residual adalah P-Value (Sig) < 0,05 dan nilai koefisien parameternya negatif, maka dapat memoderasi. Tetapi, apabila P-Value (Sig) > 0,05 dan nilai koefisien parameternya positif, maka tidak dapat memoderasi. Berdasarkan kriteria uji residual tersebut, maka persamaan regresi untuk uji residual adalah sebagai berikut: Z = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e | e | = b0 + b Y (1) (2) Keterangan : Y b0 b1 b2 b3 b4 X1 X2 X3 X4 Z |e| e = Keputusan Pendanaan = Konstanta = Koefisiensi Regresi Ukuran Perusahaan = Koefisiensi Regresi Struktur Aset = Koefisiensi Regresi NPM = Koefisiensi Regresi ROE = Ukuran Perusahaan = Struktur Aset = Net Profit Margin = Return On Equity = Kepemilikan Institusional = Absolut Residual = Error 47 Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Variabel Data yang digunakan didalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan yang sudah diaudit pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 20132015. Berikut adalah tabel hasil statistik deskriptif dalam penelitian ini : Tabel 5.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Ukuran Perusahaan Minimum Maximum Mean Std. Deviation 141 .088 41.327 7.49389 8.774793 Struktur Aset 141 .02 .67 .1634 .14257 NPM 141 -.52 1.90 .3294 .39902 ROE 141 -.15 1.52 .1359 .20815 KP 141 .01 2.23 .6832 .50479 KI 141 .00 1.00 .5523 .28913 Valid N (listwise) 141 (dalam Trilyun Rupiah) Hasil uji statistik tersebut dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan dengan sampel sebanyak 141 amatan, perusahaan memiliki nilai minimun 0,088 artinya ukuran perusahaan terkecil pada perusahaan properti dan real estate yang diamati memiliki total asset sebesar 88 milyar rupiah dan nilai maksimum 41,327 artinya ukuran perusahaan terbesar memiliki total asset sebesar 41,327 trilyun rupiah. 48 Universitas Sumatera Utara Perusahaan properti dan real estate yang sedang diteliti memiliki rata rata total asset sebesar 7,49 trilyun rupiah yang diambil dari jumlah keseluruhan data perusahaan properti dan real estate yang diamati. Standar deviasi atau simpangan baku dari sampel penelitian untuk variabel ukuran perusahaan adalah 8,77 trilyun rupiah artinya besar perbedaan dari ukuran perusahaan yang disampel terhadap rata rata ukuran perusahaan tiga tahun berturut-turut adalah 8,77 trilyun rupiah. Struktur aset dengan sampel sejumlah 141 memiliki nilai minimum 0,02 artinya perusahaan tersebut memiliki asset tetap paling sedikit 2 % dari total aset. Nilai maksimum untuk struktur asset perusahaan properti dan real estate adalah artinya perusahaan tersebut memiliki asset tetap terbesar 67% dari total aset. Ratarata nilai struktur aset adalah sejumlah 16,34 % artinya apabila dijumlahkan total struktur aset dibagi dengan jumlah perusahaan maka didapat hasil 16,34 % dengan standar deviasi sebesar 14,26 % artinya besar perbedaan struktur aset diantara perusahaan properti dan real estate yang diteliti tiga tahun berturut-turut menunjukkan nilai 14,26 %. Net Profit Margin merupakan nilai yang diperoleh dari rasio laba setelah pajak dibagi dengan total penjualan, NPM dengan sampel sebesar 141 memiliki nilai minimum sebesar -0,52 atau -52 % artinya rugi bersih sesudah pajak yang dicapai adalah -52 % dari volume penjualan. Sehingga rugi operasi perusahaan paling besar ditunjukkan oleh perusahaan Bakrieland Development Tbk, yang memiliki nilai net profit margin sebesar -52 %. Nilai maksimum net profit margin sebesar 1,900 atau 190 % artinya laba bersih sesudah pajak yang dicapai adalah 49 Universitas Sumatera Utara 190 % dari volume penjualan. Sehingga laba operasi perusahaan terbesar ditunjukkan oleh perusahaan Bhuwanatala Indah Permai yang memilki nilai net profit margin sebesar 189,92 %. Rata-rata Net Profit Margin yang dihasilkan dari keseluruhan sampel perusahaan sebesar 32,94 % artinya rata-rata kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi adalah 32,94 %. Standar deviasi net profit margin 39,90% artinya penyimpangan distribusi data net profit margin dari rata-rata tiga tahun berturut-turut adalah sebesar 39,90%. Return On Equity merupakan hasil dari laba setelah pajak dibagi dengan total ekuitas memiliki nilai minimum yaitu -0,15 artinya rugi bersih setelah pajak yang dicapai adalah sebesar 0,15 dari total modal/ekuitas dan nilai maksimum adalah 1,52 artinya laba setelah pajak yang dicapai adalah sebesar 1,52 dari total ekuitas perusahaan. Rata-rata Return on Equity sebesar 0,1358 artinya rata-rata kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri adalah sebesar 13,58 %, dengan standar deviasi return on equity 20,82 % artinya perbedaan/penyimpangan sampel dengan nilai rata-rata return on equity adalah sebesar 20,82 %. Keputusan Pendanaan dengan sampel 141, Nilai minimum yaitu sebesar 0,01 artinya keputusan sumber dana perusahaan berasal dari hutang adalah 1 % dari total ekuitas. Nilai maksimum yaitu 2,230 artinya keputusan sumber dana perusahaan berasal dari hutang adalah 223 % dari total ekuitas. Rata-rata keputusan pendanaan tersebut memiliki nilai 0,683 artinya sebagian besar sumber dana perusahaan diambil dari hutang. Standar deviasi 0,5048 artinya 50 Universitas Sumatera Utara penyimpangan sampel dari rata-rata nilai keputusan pendanaan adalah sebesar 50,48%. Kepemilikan Institusional dengan sampel 141, nilai minimum 0 % artinya saham perusahaan tidak ada yang dimiliki institusi. Nilai maksimum 100 % artinya seluruh saham perusahaan dimiliki oleh pihak institusi. Rata-rata kepemilikan institusi yang ada di dalam perusahaan tersebut yaitu 55,23 artinya sebagian besar saham perusahaan yang dijadikan sampel, dimilki pihak institusi. Standar deviasi 28,91 % artinya penyimpangan sampel terhadap rata-rata kepemilikan institusional adalah 28,91 %. 5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil uji asumsi klasik di dalam penelitian ini yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi adalah sebagai berikut : 5.2.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas dalam penelitian ini adalah dengan pengujian Kolmogrov-Smirnov. Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogrov-Smirnov N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Unstandardized Residual 141 .0000000 .46315384 .085 .085 -.062 1.009 .261 51 Universitas Sumatera Utara Hasil dari Kolmogrov-Smirnov menjelaskan bahwa data penelitian ini berdistribusi secara normal sehingga uji asumsi klasik untuk normalitas mampu terpenuhi secara sempurna, hal ini dibuktikan dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,261 lebih besar dari nilai signifikansi yaitu 0,05. Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa data mampu terdistribusi secara normal. Hal ini merupakan ukuran mutlak yang telah dipenuhi untuk melanjutkan pengujian asumsi klasik lainnya yang harus dipenuhi. 5.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Hasil dari uji park dapat dilihat pada table berikut, Tabel 5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Park Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) UP (dalam Trilyun Std. Error -3.043 .423 .001 .026 -.653 Beta t Sig. -7.195 .000 .004 .038 .970 1.428 -.039 -.457 .648 .019 .600 .003 .032 .975 1.654 1.151 .140 1.437 .153 Rupiah) SA NPM ROE a. Dependent Variable: LNUU 52 Universitas Sumatera Utara Hasil uji park menunjukkan bahwa nilai signifikansi alpha (α) > 0,05 artinya hipotesis nol (H0) diterima sehingga distribusi data tidak terjadi heteroskedastisitas. 5.2.3 Hasil Uji Multikolinearitas Ada tidaknya hubungan atau korelasi antarvariabel independen atau variabel bebas (multikolinearitas) dapat diketahui atau dideteksi dengan memanfaatkan statistik korelasi Variance Inflation Factor (VIF). VIF dalam hal ini merupakan suatu harga koefisien statistik yang menunjukkan pada Collinearity. Cara ini dapat dilakukan dengan melihat apakah harga masingmasing VIF untuk masing-masing variabel independen lebih besar dari pada 10 atau tidak. Apabila harga koefisien VIF untuk masing-masing variabel independen lebih besar daripada 10, maka variabel tersebut di indikasikan memiliki gejala multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini dengan menggunakan nilai tolerance dan VIF : Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Tolerance VIF Model 1 (Constant) UP (dalam Trilyun Rupiah) SA NPM ROE .785 .969 .934 .757 1.273 1.032 1.070 1.322 a. Dependent Variable: KP 53 Universitas Sumatera Utara Hasil uji multikolinearitas dari penelitian ini, dapat dilihat pada tabel diatas bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1 yaitu 0,785 sedangkan nilai VIF sebesar 1,273 lebih kecil dari 10, ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya multikolinearitas pada variabel ini. Kemudian, variabel struktur aset memiliki nilai tolerance sebesar 0,969 dimana lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,032 yaitu lebih kecil dari 10, dengan demikian tidak terjadi multikolinearitas pada variabel ini. Selanjutnya net profit margin memiliki nilai tolerance sebesar 0,934 dimana nilainya lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,070 dengan demikian tidak terjadi multikolinearitas pada variabel ini. Selanjutnya variabel return on equity dimana memiliki nilai tolerance sebesar 0,757 yaitu lebih besar dari 0,1 sedangkan VIF nya adalah sebesar 1,322 yaitu dibawah nilai 10, dengan demikian tidak terjadi multikolinearitas didalam variabel ini. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami bahwa seluruh variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, struktur aset, net profit margin dan return on equity tidak memiliki masalah multikolinearitas. Seluruh nilai tolerance dan VIF pada tabel telah menjelaskan dan mampu memenuhi syarat terkait drajat kebebasan dari masalah multikolinearitas. Artinya, seluruh data variabel independen pada penelitian ini tidak memiliki hubungan ataupun korelasi yang erat satu sama lain. Dimana, dapat dipahami bahwa variabel independen yang memiliki data yang baik dalam sebuah penelitian adalah variabel independen yang tidak memiliki korelasi satu sama lain dan terbebas dari masalah multikolinearitas. 54 Universitas Sumatera Utara 5.2.4 Hasil Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi ini dapat dilihat melalui nilai Durbin-Watson (DW). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi pada data tersebut terkait dengan penggunaan variabel yang di gunakan selama beberapa periode dalam kurun waktu yang cukup banyak dan kompleks. Hasil uji autokorelasi tersebut dipaparkan di dalam tabel berikut ini : Tabel 5.5 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Durbin-Watson Model Summary Model 1 R R Square .567 a b Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .321 .316 Durbin-Watson .38343 1.907 a. Predictors: (Constant), Unstandardized Residual b. Dependent Variable: LAG_U Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi ini dapat dilihat bahwa nilai dari Durbin-Watson adalah sebesar 1,907, nilai tesebut didapat setelah dilakukan pengobatan terhadap autokorelasi yang sebelumnya bernilai kecil, dengan melakukan pengobatan autokorelasi tersebut didapatlah nilai durbin-watson sebesar 1,907. Karena nilai DW berada diantara batas atas (du) dan (4-du) dimana nilai dl adalah sebesar 1,6670 dan nilai du adalah sebesar 1,7835 dan kurang dari (4 – 1,7835 = 2,2165), dl ≤ dw ≤ (4 - du) atau 1,6670 ≤ 1,907 ≤ 2,216, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil uji autokorelasi tersebut, bahwa variabelvariabel yang ada di dalam penelitian ini tidak mengalami autokorelasi. 55 Universitas Sumatera Utara 5.3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen. Model analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial maupun secara simultan pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset dan profitabilitas di perusahaan property dan real estate, berikut ini hasil persamaan regresi berganda. Tabel 5.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) .737 .084 X1 (dalam Trilyun .020 .005 X2 -.304 X3 X4 Beta t Sig. 8.794 .000 .346 3.893 .000 .283 -.086 -1.075 .284 -.275 .119 -.188 -2.315 .022 -.321 .228 -.127 -1.406 .162 Rupiah) a. Dependent Variable: Y Dimana dapat dipahami bahwa persamaan hasil regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y = 0,737 + 0.02 X1 – 0,304 X2 – 0,275 X3 – 0,321 X4 Hasil uji regresi linier berganda ini menjelaskan bahwa koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan bersifat positif sebesar 0,2 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, hal ini berarti bahwa jika variabel keputusan pendanaan bertambah atau naik satu trilyun rupiah maka variabel ukuran perusahaan akan bertambah atau naik sebesar 200 milyar rupiah. 56 Universitas Sumatera Utara Hal tersebut sesuai dengan penelitian (Ariyanto, 2002), yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap modal perusahaan, dimana semakin besar ukuran perusahaan, berarti semakin banyak modal yang dibutuhkan untuk memperluas usahanya. Sehingga dapat dikatakan hasil penelitian saat ini sesuai dengan hasil penelitian yang terdahulu. Struktur aset memiliki koefisien regresi negatif dan tidak signifikan yaitu sebesar -0,304 dengan nilai signifikansi sebesar 0,284 > 0,05. Hal ini berarti bahwa jika variabel keputusan pendanaan bertambah satu satuan maka variabel struktur aset akan mengalami penurunan sebesar 0,304 satuan. Hal ini tidak sejalan dengan teori pecking order yang menyatakan struktur aset memiliki hubungan positif terhadap keputusan pendanaan, hal ini mungkin terjadi diduga dari asset tetap yang memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan total asset, sehingga jaminan perusahaan yang digunakan untuk berhutang lebih sedikit sehingga pihak manajer tidak dapat mengandalkan struktur asset untuk pendanaannya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Sormin (2013), bahwa struktur aset memilki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pendanaan akan tetapi sesuai dengan penelitian Silfia (2014) bahwa struktur asset berpengaruh negative terhadap keputusan pendanaan dan penelitian Silfia (2014) ini juga menggunakan objek penelitian yang sama yaitu perusahaan properti dan real estate, sehingga diduga kemungkinan besar perusahaan properti dan real estate tidak memakai asset tetap sebagai jaminan hutang. 57 Universitas Sumatera Utara Net Profit Margin memiliki koefisien regresi negatif yaitu 0,275 artinya jika variabel keputusan pendanaan bertambah satu satuan, maka variabel Net Profit Margin turun sebesar 0,275 atau 27,5 % sejalan dengan teori pecking order yaitu semakin besar tingkat net profit margin suatu perusahaan maka keinginan untuk berhutang semakin kecil, jika laba perusahaan naik, maka modal juga akan naik, sehingga keinginan untuk berhutang semakin kecil, maka pengaruh net profit margin terhadap keputusan pendanaan adalah negative dan nilai signifikansi NPM sebesar 0,022 < 0,05. Artinya variabel profitabilitas yang diukur dengan rasio Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan karena lebih kecil dari nilai signifikansi alpha 5%. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Sormin, 2013) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pendanaan. Return on Equity memiliki koefisien regresi negatif sebesar -0,321 yang artinya jika keputusan pendanaan bertambah satu satuan maka tingkat profit yang diukur dengan Return on Equity akan turun sebesar 0,321 satuan atau 32,1 %, dan nilai signifikansinya > 0,05, sehingga tidak signifikan. Hal ini sejalan dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh negatif terhadap keputusan pendanaan dan sejalan dengan penelitian (ayulestari, 2013) dan (Sormin, 2013), dimana hasil dari koefisien regresi untuk return on equity bernilai negatif, akan tetapi nilai signifikansi alpha pada penelitian saat ini tidak signifikan, sehingga hasil penelitian saat ini berbeda dengan hasil penelitian yang terdahulu. 58 Universitas Sumatera Utara 5.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian Hasil uji hipotesis penelitian di dalam penelitian ini yang terdiri dari uji koefisien determinasi (Adjusted R2), uji simultan (uji F), dan uji parsial (uji t) adalah sebagai berikut : 5.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Ghozali (2013) menyatakan kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model sehingga banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambah ke dalam model. Nilai Adjusted R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil analisis ini dapat dilihat dari tabel 5.6 berikut ini : Tabel 5.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Std. Error of the Model 1 R R Square .398 a .158 Adjusted R Square Estimate .133 .469916 a. Predictors: (Constant), ROE, SA, NPM, UP(Dalam Trilyun Rupiah) Hasil uji koefisien determinasi ini dapat dilihat melalui R2 dan Adjusted R2, namun demikian berdasarkan buku Ghozali (2013) telah dijelaskan bahwa kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R2 adalah bias terhadap 59 Universitas Sumatera Utara jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel, maka R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2 nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang telah dilakukan, maka peneliti memperoleh nilai R2 sebesar 0,158 dan nilai Adjusted R2 sebesar 0,133 dengan demikian, pada dasarnya nilai R2 adalah lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai Adjusted R2, korelasi yang dimiliki variabel dependen yang mampu mewakili di dalam penelitian ini jika dilihat dari nilai R2 maka masih tergolong sangat kecil yaitu variabel independen di dalam penelitian ini hanya mampu mewakili sebesar 15,8 % sedangkan 84,2 % lagi dapat dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak termasuk di dalam penelitian ini. Artinya, variabel ukuran perusahaan, struktur aset, net profit margin, dan return on equity belum mampu mewakili secara sempurna (100%) untuk menilai keputusan pendanaan pada perusahaan real estate dan properti tersebut. Namun demikian, variabel penelitian, teori dan hasil penelitian telah dipaparkan secara baik di dalam penelitian ini, dan tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat variabel lainnya yang lebih kuat yang mampu mengukur keputusan pendanaan daripada variabel-variabel independen ini. Kelemahan korelasi diantara variabel independen yang belum mampu mewakili secara mutlak terhadap hasil penelitian 60 Universitas Sumatera Utara ini, bukanlah merupakan sesuatu yang mutlak akan terjadi juga pada objek penelitian yang lainnya, maka dari itu teori dan hasil penelitian tidak selamanya berbanding lurus. 5.4.2 Hasil Uji Simultan (Uji F) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terdahap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah: 1. Jika F hitung > F tabel dan nilai Sig. < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara serempak variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika F hitung < F tabel dan nilai Sig. > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara serempak variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Maka hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square 5.642 4 1.410 Residual 30.032 136 .221 Total 35.673 140 F 6.387 Sig. a .000 a. Predictors: (Constant), ROE, SA, NPM, UP(Dalam Trilyun Rupiah) b. Dependent Variable: KP 61 Universitas Sumatera Utara Hasil uji statistik F (Uji Signifikansi Simultan) tersebut menjelaskan bahwa nilai F hitung adalah sebesar 6,387 sedangkan F tabel adalah sebesar 2,44, dimana nilai F hitung lebih besar jika dibandingkan dengan nilai F tabel, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, Struktur aset, Net Profit Margin dan Return on Equity berpengaruh secara serempak (simultan) terhadap Keputusan Pendanaan dan signifikan pada nilai 0,000. Artinya, hipotesis pertama dapat diterima bahwa seluruh variabel independen di dalam penelitian ini mampu mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama atau secara serempak. 5.4.3 Hasil Uji Parsial (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel terikat. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah: 1. Jika nilai Sig. < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika Sig. > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 62 Universitas Sumatera Utara Hasil dari uji statistik t dapat dilihat pada table 5.9 dibawah ini. Tabel 5.9 Hasil Uji Parsial (Uji t) Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error .737 .084 .020 .005 SA -.304 NPM ROE UP (dalam Trilyun Beta t Sig. 8.794 .000 .346 3.893 .000 .283 -.086 -1.075 .284 -.275 .119 -.188 -2.315 .022 -.321 .228 -.127 -1.406 .162 Rupiah) a. Dependent Variable: KP Hasil uji parsial (uji t) variabel ukuran perusahaan dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka variabel ukuran perusahaan ini berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pendanaan. Artinya, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pendanaan pada penelitian ini, H1 diterima, H0 ditolak. Dari hasil uji t ini dapat dilihat bahwa total aset dapat menjadi dasar manajemen dalam mengambil keputusan dalam hal pendanaan, sehingg sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula modal yang dibutuhkan untuk pendanaan perusahaan tersebut. Struktur aset dapat dilihat bahwa signifikansi 0,284 > 0,05 maka variabel struktur aset ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pendanaan. Sehingga hipotesis nol diterima, hipotesis satu ditolak bahwa struktur aset tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pendanaan. 63 Universitas Sumatera Utara Dari hasil uji t ini dapat dilihat bahwa struktur aset tidak dapat menjadi dasar manajemen dalam mengambil keputusan dalam hal pendanaan. Net Profit Margin dapat dilihat 0,022 < 0,05 maka variabel Net Profit Margin secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan. Dari hasil uji t ini dapat dilihat bahwa laba operasi yang diperoleh dari penjualan dapat menjadi dasar manajemen dalam mengambil keputusan dalam hal pendanaan. Dimana jika penjualan meningkat, maka sumbe dana yang berasal dari hutang akan turun, karena dengan peningkatan penjualan maka akan meningkatkan modal sendiri. Sehingga, sumber dana diambil dari modal sendiri. Return on equity dapat dilihat bahwa signifikansi 0,162 > 0,05 maka variabel Return on equity ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pendanaan. Dengan demikian, Return on equity tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pendanaan. 5.5 Hasil Uji Moderating (Uji Residual) Hasil uji regresi dengan variabel moderasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah hasil dari uji residual, hal ini dilakukan karena uji residual merupakan bagian dari uji regresi moderasi yang paling aman ketika peneliti menerapkan uji multikolinearitas di dalam penelitiannya walaupun seyogiyanya setelah dilakukan pengujian multikolinearitas, ternyata tidak terdapat satupun variabel yang mengalami multikolinearitas di dalam penelitian ini. Sedangkan pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji selisih nilai absolut mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini menyalahi aturan asumsi klasik. Dengan 64 Universitas Sumatera Utara demikian, berikut ini disajikan hasil dari model regresi moderasi dengan uji residual. Uji Residual dilakukan untuk melihat apakah variabel moderating dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria uji residual adalah P-Value (Sig) < 0,05 dan nilai koefisien parameternya negatif, maka dapat memoderasi. Tetapi, apabila P-Value (Sig) > 0,05 dan nilai koefisien parameternya positif, maka tidak dapat memoderasi. Hasil uji residual kepemilikan institusional dapat dilihat pada Tabel 5.10 dan 5.11 sebagai berikut : Tabel 5.10 Uji Residual (Kepemilikan Institusional) Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error .561 .053 -.005 .003 SA .212 NPM ROE UP (dalam Trilyun Beta t Sig. 10.597 .000 -.162 -1.976 .050 .167 .105 1.273 .205 .134 .068 .160 1.971 .051 -.434 .175 -.202 -2.484 .014 Rupiah) a. Dependent Variable: KI Tabel 5.11 Hasil Uji Residual Model 1 (Constant) Unstandardized Coefficients B Std. Error .264 .021 KP -.052 a. Dependent Variable: ABS_RES .025 Standardized Coefficients Beta -.176 t 12.539 Sig. .000 -2.111 .037 65 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 5.10 dan Tabel 5.11 dapat dilihat persamaan hasil uji residual : Z = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e | e | = b0 + b Y maka, Z = 0,561 – 0,005X1 + 0,212X2 + 0,134X3 – 0,434X4 | e | = 0,264 – 0,052Y Tabel 5.11 menggambarkan nilai signifikan 0,037 lebih kecil dari α = 0,05 dengan nilai koefisien parameter negatif yaitu -0,052, maka variabel kepemilikan institusional signifikan dan merupakan variabel pemoderasi hubungan antara variabel ukuran perusahaan, struktur aset, profitabilitas yang diukur dengan Net Profit Margin dan Return on Equity dengan keputusan pendanaan. 5.6 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka dapat dibuat pembahasan sebagai berikut : 5.6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Keputusan Pendanaan Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan. Pengaruh positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,2 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa ukuran perusahaan searah dengan keputusan pendanaan, artinya jika ukuran perusahaan bertambah, maka keputusan pendanaan yang bersumber dari modal juga bertambah, demikian juga 66 Universitas Sumatera Utara sebaliknya jika ukuran perusahaan berkurang maka keputusan pendanaan yang bersumber dari modal akan berkurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori pecking order yang mengatakan jika suatu perusahaan akan melakukan ekspansi usaha, maka modal yang diperlukan untuk memperluas usahanya juga akan bertambah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sormin (2013), Ayulestari (2013), dan Salawu and Agboola (2008), yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan, atau dengan kata lain ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pendanaan, sehingga Hipotesis satu diterima, Hipotesis nol ditolak. 5.6.2 Pengaruh Struktur Aset dengan Keputusan Pendanaan Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan, dengan nilai koefisien regresi -0,304 dan nilai signifikan 0,284 lebih besar dari α = 0,05 artinya naik turunnya struktur aset tidak akan mempengaruhi keputusan pendanaan yang diperlihatkan oleh rasio DER. Jadi dengan semakin tinggi struktur aset kemungkinan besar tidak langsung mempengaruhi perusahaan tersebut untuk menjadikan aset tetap tersebut sebagai jaminan hutang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sormin (2013) yang mengatakan bahwa rasio struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pendanaan, tetapi sejalan dengan penelitian Silfia (2014) yang mengatakan bahwa rasio struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan dan berkoefisien negatif. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hasil penelitian ini sesuai dengan 67 Universitas Sumatera Utara penelitian Silfia (2014) kemungkinan besar karena sama-sama memakai objek penelitian di perusahaan properti dan real estate. Dan penelitian ini berbeda dengan penelitian sormin, besar kemungkinan karena objek penelitiannya berbeda. 5.6.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Pendanaan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan. Pengaruh negatif dilihat dari nilai koefisien regresi -0,275 dan nilai signifikan 0,022 lebih kecil dari α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial rasio net profit margin berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan, artinya naik turunnya net profit margin sangat berpengaruh terhadap keputusan pendanaan yang dapat dilihat dari rasio DER. Semakin bertambah laba setelah pajak yang dibagi dengan penjualan maka akan mengurangi keputusan pendanaan yang berasal dari hutang, begitu juga sebaliknya jika laba setelah pajak turun, akan menambah pemakaian dana yang berasal dari hutang. Hal ini sesuai dengan teori pecking order yang menjelaskan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil. Hal ini sejalan dengan penelitian Sormin (2013), yang menyatakan bahwa profitbilitas yang diukur dengan rasio net profit margin memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan. Sehingga untuk rasio net profit margin dapat dipakai manajemen dalam menentukan keputusan pendanaan. Pengukuran profitabilitas yang diukur dengan rasio return on equity, secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan, artinya 68 Universitas Sumatera Utara naik turunnya keuntungan yang berasal dari modal tidak akan mempengaruh perusahaan dalam hal pengambilan keputusan pendanaan terkhususnya dalam hal menambah hutang. Hal ini disebabkan karena perusahaan dalam pengambilan keputusan kemungkinan memilih menggunakan hutang eksternal untuk meningkatkan keuntungan. Menurut Balancing Theory, adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih lebih besar, hutang akan ditambah, tetapi apabila pengorbanan karena menggunakan hutang sudah lebih besar, maka hutang tidak boleh ditambah lagi. Di asumsikan bahwa perolehan modal sebagian besar berasal dari hutang dan hutang tersebut memiliki manfaat yang lebih besar untuk meningkatkan profitabilitas. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian ayulestari (2013), Iriansyah dan Dana (2011), dan Sormin (2013), yang menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur dengan rasio return on equity berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan yang dilihat dari rasio DER (Debt to Equity Ratio). 5.6.4 Kepemilikan Institusional sebagai Variabel Moderating Kepemilikan Institusional adalah pemegang saham perusahaan oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya. Kepemilikan Institusional merupakan variabel moderasi di dalam penelitian ini, dimana Kepemilikan Institusional mampu memoderasi dan bersifat memperkuat posisi dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pemahamannya adalah seluruh variabel independen merupakan bagian dari item-item ataupun komponen yang ada di dalam sebuah laporan keuangan yang sudah diaudit oleh auditor independen yang 69 Universitas Sumatera Utara kemudian akan dilihat, diperiksa, di analisa dan bahkan akan digunakan oleh para investor dalam pengambilan keputusan untuk melakukan penanaman modal di dalam sebuah perusahaan tersebut yang kemudian di kenal dengan kepemilikan institusional. Sesuai dengan hasil dari penerapan uji residual yang telah dilakukan yang merupakan bagian dari uji moderasi bahwa nilai t hitung pada tabel hasil uji residual yang telah dipaparkan sebelumnya memiliki nilai koefisien regresi -0,52 dan nilai signifikansi 0,037. Kepemilikan institusional mampu memoderasi di dalam penelitian ini. Artinya setiap saham yang dimiliki oleh institusi tersebut sangat mempengaruhi keputusan pendanaan oleh manajemen, hal ini diduga disebabkan oleh fungsinya yang menjadi pengawas pihak manajer dalam penggunaan modal perusahaan dalam keputusan pendanaan, dan memperkuat atau dapat memperlemah hubungan keputusan pendanaan dengan variabel ukuruan perusahaan, struktur asset dan profitabilitas (NPM dan ROE). Sehingga, melalui hasil penelitian ini, setiap perusahaan harus senantiasa berusaha menarik minat investor untuk meningkatkan kepemilikan institusional mereka di dalam perusahaan, karena persentase kepemilikan institusional akan sangat berpengaruh di dalam sebuah perusahaan. 70 Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan atau serempak variabel ukuran perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas yang diukur dengan rasio net profit margin dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan. Secara parsial ukuran perusahaan, dan profitabilitas yang diukur dengan rasio net profit margin berpengaruh terhadap keputusan pendanaan sedangkan variabel struktur aset dan rasio return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan. 2. Kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas yang diukur dengan rasio net profit margin dan return on equity dengan keputusan pendanaan. 6.2 Keterbatasan Penelitian Setelah pemaparan kesimpulan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti akan memaparkan beberapa keterbatasan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya terbatas pada beberapa variabel independen yaitu ukuran perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas yang diukur dengan rasio net profit margin dan return on equity, variabel independen ini 71 Universitas Sumatera Utara belum mampu mewakili penilaian terhadap variabel keputusan pendanaan, dan ini dapat dibuktikan melalui nilai R2 dan nilai Adjusted R2 yang diperoleh di dalam penelitian ini. 2. Penelitian ini juga masih sebatas menggunakan alat uji berupa SPSS versi 19 dengan metode analisis data diantaranya adalah analisis deskiptif, uji asumsi klasik, regresi linier berganda, uji hipotesis dan uji residual. 6.3 Saran Berdasarkan kesimpulan, maka penyempurnaan yang disarankan peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Bagi peneliti berikutnya di masa mendatang yang akan menggunakan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, agar menambah periode pengamatan penelitian atau bisa juga mengganti pengamatan ke perusahaan nonprofit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, agar sampel yang didapat lebih besar sehingga hasil yang didapat memungkinkan lebih optimal. 2. Variabel independen dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan 15,8 % (nilai R2) terhadap keputusan pendanaan. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian terhadap keputusan pendanaan diharapkan untuk menambah variabel lain. 72 Universitas Sumatera Utara