BAB 4 CAVUM ORIS, LINGUA, PERKEMBANGAN GIGI DAN SUSUNAN MIKROSKOPISNYA PENDAHULUAN DESKRlPl SINGKAT: Bab ini membicarakan tentang pembagian cavum oris menjadi cavum oris propium dan vestibulum oris lengkap dengan batas sekelilingnya, otot-otot pembentuknya, vaskularisasi dan inervasinya. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai lingua dan glandula salivarius di daerah mulut. MANFAAT DAN RELEVANSINYA: Mahasiswa akan mengerti bahwa cavum oris masih terbagi menjadi 2 bagian yang berbeda sama sekali dengan bangunan-bangunan yang terdapat di dalamnya. Pembahasan mengenai lidah, glandula salivarius, gigi dan susunan mikroskopisnya akan lebih menambah bekal bagi para mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah selanjutnya seperti oral medicine, konservasi, dental anatomi, periodontologi dan oodonsi. TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan secara rinci tentang cavum oris, lingua dan glandula salivarius. Selain itu mahasiswa mampu membedakan gigi susu dan permanen, mengetahui anatomi gigi dan dan susunan mikroskopis gigi Universitas Gadjah Mada 1 CAVUM ORIS Drg. Wisnubronto Pk., MS. Cavum oris (rongga mukit) merupakan gerbang masuk ke sistem gastrointestinal. Cavum dibagi dalam cavum oris propium dan vestibulum oris. 1. Atap cavum oris propium dibentuk oleh palatum yang terdiri dari palatum durum dan palatum molle. 2. Batas anterior dan lateral adalah permukaan lingual arcud dentalis rahang atas dan bawah. 3. Batas posterior cavum oris adalah palatum molle , arcus palatoglossus Dan dorsum linguae. Cavum oris dipisahkan dan pharynx oleh isthmus faucium. 4. Dasar cavum oris propium dibentuk oleh m. digastrius venter anterior, m. mylohyoideus dan m. geniohyoldeus. Platinum durum Palatum durum dibentuk oleh processus palatinus ossis maxilaris dan pars horisontalis lamina horizontalis ossis palatini, yang dilapisi oleh tunica mucosa. Processus maxilaris membentuk 2/3 depan palatum durum, sementara pars horisontalis lamina horizontalis ossis palatini membentuk 1/3 permukaan palatum durum. Di belakang gigi 1I1 rahang atas akan dijumpai suatu tonjolan tepat di depan foramen incivum suatu tonjolan yang disebut papilla incisive. Papilla ini merupakan tempat untuk menganestesi n. nasopalatinus. Ke arah laterocaudal dari papilia inciciva akan dijumpai 6 atau lebih crista transversalis yang sejajar yang disebut rugae palatina. Rugae ini membantu dalam mengunyah makanan . Dibelakang rugae akan dijumpai raphe palati. Selain bangunan tersebut diatas di dalam palatum durum terdapat 3 foramen yang membuka ke permukaan platinum durum yaitu: 1. Foramen incisivum yang membuka ke distal diantara gigi 1 1. Foramen ini merupakan tempat keluarnya arteri adan n. nasopalatinus 2. Foramen palatinum majus yang membuka pada medial pada apek gigi 8 8. Foramen ini merupakan tempat keluarnya arteri dan n. palatinus mayor. 3. Forammna palatina minora membuka ke posterior ke foramen palatinum majus Dan ke medial ke tuber maxillae serta mengeluarkan aa. dan nn. palatini minores. Palatum molle Palatum molle merupakan suatu bangunan dibelakang palatum durum penyusun 1/3 palatuma, yang dapat bergetar. Bangunan ini tidak memiliki rangka tulang, dan berakhir di posteior sebagai tepi bebas dengan proyeksi tonjolan yang disebut uvula. . Palatum molle Universitas Gadjah Mada 2 dibentuk oleh aponeurosis palatinus, m. palatoglcssus dan m. uvulae, yang dilapisi oleh ca mucosa. Aponeurosis palatinus ialah sebetulnya tendo m. tensor veli palatini yang melebar, melekat pada margo dorsalis palatum durum. Dilinea media ia menjadi dua lembar. Palatum molle ditopang dibagian posterior oleh dua buah arcus yakni, arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus. Arcus palatoglossus meluas dari palatum molle ke bawah permukaan lateral lingua. Arcus ini terletak lebih anterior dari arcus palatopharyngeus.Arcus palaopnaryngeus merupakan tepi belakang palatum molle yang berjalan ke lateral untuk bergabung dengan dinding lateral pharynx. Aponeurosis palatine dilekati oleh lima pasang otot yakni: 1. M. palatopharyngeus Muskulus ini berorigo pada aponeurosis palatina, dan berjalan ke belakang dan ke bawah untuk berinsersi di dinding lateral pharynx dan tepi posterior cartilago tiroldea. Muskulus ini menyusun arcus palatopharyngeus. Bila berkontraksi akan menyebabkan terangkatnya pharink dan larink, dan menutupnya isthmus faucium. 2. M. palatoglossus M. palatoglossus berorigo pada dataran bawah aponeurosis palatinus. Serabut serabut yang kanan dan kiri bersilangan di linea mediana. Otot ini berinsersi pada lateral lidah. Otot ini dilapisi oleh tunika mukosa dan merupakan otot penyusun arcus palatoglossus. Otot ini bekerja dengan m. palatopharyngeus untuk menutup isthmus faucium dengan melekatkan lingua ke palatum molle. 3. M. palatopharyngeus Muskulus ini beronigo pada aponeurosis palatina, dan berjalan ke belakang dan ke bawah untuk beninsersi di dinding lateral pharynx dan tepi posterior cartilago tiroidea. Muskulus ini menyusun arcus palatopharyngeus. Bila berkontraksi akan menyebabkan terangkatnya pharink dan larink, dan menutupnya isthmus faucium. 4. M. palatoglossus M. palaglossus berorigo pada dataran bawah aponeurosis palatinus. Serabut serabut yang kanan dan kiri bersilangan dilinea mediana. Otot ini menuju ke lidah dan sebagian serabut - serabutnya berjalan ditepi lidah ke frontal, sebagian lagi berjalan ke medial masuk ke dalam Iidah. Muskulus ini merupakan penyusun arcus toglossus. Universitas Gadjah Mada 3 Gambar 1: Cavum oris dari ventral dengan liodah ditarik ke depan, dengan selaput lender pada langit-langit sebagian besar dibuat 5. M. levator velli palatini Muskulus ini origonya terletak pada permukaan medial dan dasar tuba auditiva pada dasar kepala. Berjalan ke bawah, ke anterior, dan ke medial sebagai lapisan serabut yang tebal untuk langsung melekat pada aponeurosis palatina. Kontraksi pada otot ini akan mengakibatkan terangkatnya palatum molle pada waktu menelan, dan menguap. 6. M. tensor veli palatini Muskulus ini keluar dari permukaan lateral tuba auditiva Dan fossa shapoidea, membentuk kipas dan berjalan ke bawah sepanjang permukaan medial lamina medialis processus pterygoidei. Serabut otot ini berjalan melebar seperti tendon ketika mendekati hamulus, dengan menggunakan hamulus sebagai tonggak, serabut otot tersebut berkontraksi untuk menegangkan paltum molle. Sementara pada saat bersamaan otot mendorong bagian membranosis tuba auditiva agar terbuka. Universitas Gadjah Mada 4 7. M. uvulae M. uvulae berorigo pada spina nasalis posterior dan berinsersi diantara dua lembar aponeurosis palatinus. Otot ini bila berkontraksi akan menyebabkan terangkatnya uvula. Fungsi palatum molle adalah : 1. Menutup isthmus faucium Proses ini terjadi secara otomatis selama gerakan menghisap, dimana proses ini berjalan karena M. palatoglossus dan m. palatopharyngeus akan mendekatkan dorsum linguae dan palatum molle untuk memisahkan cavum oris dan oropharynk yang terletak disebaliknya. 2. Menutup oropharynx dan nasopharynx M. levator vell palatini, tensor veli palatini, dan uvulae berkontraksi untuk menaikan palatum molle dan menutupnya. Proses ini terjadi pada waktu gerakan menelan, sehingga dapat menghalangi terdorongnya makanan ke nasopharynk dan cavum nasi. Vestibulurn oris Vestibulum oris ialah ruangan yang dibatasi disebelah luar oleh bibir dan pipi, sementara sebelah dalam oleh procesus alveoIaris dan arcus dentalis. Bila gigi - gigi lengkap, antara vestibulum oris dan cavum oris propiun hanya ada hubungan distal (belakang) di dens molaris ketiga. Pipi dan buccal dibentuk oleh m. buccinator. Bibir atau labium dibentuk oleh m. orbicularis oris, m. triangularis, m. incicivus labli superioris, m. quadratus labii inferioris, m. incisivus labli superioris, m. quadratus labii superioris, m,caninus, m. zygomaticus dan m. risorius. Labium ada dua yaitu labium superior dan inferior, keduanya membatasi rima oris. Pada labium superior dan interior di linea mediana terdapat alur dari basal ke oral yang disebut phitirum. Masing - masing labium dihubungkan dengan gingiva di linea mediana dengan lipatan tunica mucosa disebut frenulum labiorum otis. Bila labium superior terdapat celah disebut Iabioschisis (sumbing). Bibir dan pipi disebelah dalam dilapisi oleh tunica mucosa. Linguae Linguae terdiri otot ekstrinsik dan intrinsik . Otot intrisik adalah otot - otot yang ada daIam lidah, terdiri dari m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m. transversus Universitas Gadjah Mada 5 dan m. verticakli. M. longitudinalis superior dan inferior, masing - masing adalah sepasang dan berjalan memanjang sepanjang lidah. Bila kedua pasang lidah berkerut maka lidah memendek dan rnenebal. Bila kedua m. longitudinalis superior berkerut, lidah membelok ke atas. Sebaliknya bila kedua lidah m. longitudinalis inferior berkerut maka lidah membelok ke bawah. Bila salah satu lidah m. longitudinalis yang berkerut maka lidah membelok ke lateral. Gambar 2 : Linguae dilihat dari atas M. transversus berjalan transversal diantara atas dan bawah mm. longitudinalis. Bila berkerut, lidah menjadi sempit dan memanjang. M. verticalis berjalan vertikal disebelah lateral dan diantara mm. Longitudinalis. Bila berkerut lidah menjadi besar dan lebar. Otot ekstrinsik adalah otot – otot yang menghubungkan lidah dengan tulang – tulang disekitarnya dan dengan palatum molle, terdiri dari m. genioglossus, m. hyoglossus, m styloglossus dan m. palatoglossus. M. genioglossus berorigo dispina mentalis dan insersinya dilidah, dimana serabutnya menyebar ke arah occipital. Muskulus ini berfungsi menarik lidah keluar M. hyoglossus berorigo di corpus ossis hyoidei dengan insersinya di lidah. Serabutnya berjalan dari dorsokaudal ke ventrokranial. Muskulus ini berfungsi menarik lidah ke bawah dan ke belakang. M. styloglossus origonya di processus styloideus sementara insersinya pada tepi lidah serabut — serabutnya pergi ke arah frontal. Fungsi muskulus ini untuk Universitas Gadjah Mada 6 menarik lidah ke belakang dan ke atas. M. palatoglossus berfungsi untuk menarik lidah ke belakang. Pada lidah dapat dibagi menjadi apex linguae, dorsum linguae, dan radix linguae. Dorsum linguae dibagi menjadi sulcus terminalis yang berbentuk huruf V, terbuka ke frontal dalam bagian anterior dan bagian posterior. Di puncak huruf V terdapat foramen cecum ialah sisa ductus thyreoglossus. Arcus palatoglossus membagi lidah dalam pars pharyngea yang ada pharynx, dan pars oralis yang ada di dalam cavum oris propium. Di linea mediana facies Iidah terdapat frenulum linguae. Frenulum adalah lipatan selaput lendir yang menghubungkan facies inferior linguae dengan dasar mulut. Disebelah lateral frenulum di bawah selaput lendir kelihatan v. profunda linguae dan disebelah Iateralnya lagi terdapat plica fembriata. Plica fembriata ialah lipatan selaput lendir yang tepinya berumbai — umbai tempat muara gl. Lingualis inferior. Pada dorsum linguae terdapat tonjolan — tonjolan yang disebut papillae, yang dapat dibedakan - papilla simplex, yang dibedakan menjadi papilla conica berbentuk konus dan papilta lenticularis yang berbentuk lensa - papilla filliformis berbentuk benang - papilla foliata berbentuk lembaran atau daun, terletak berderet — deret ditepi lidah dimuka linea terminalis. - papilla fungiformis berbentuk cendawan - papilla vallata yang berbentuk tonjolan dikehlingi oleh sulkus dan diluarnya oleh krista. Papifla ini terletak berderet — deret dimuka linea terminalis. Tunica mucosa Tunica mucosa yang melapisi lidah, pipi bibir, palatum dan processus alveolaris terdiri atas epithelium squamos komplek yang tidak mengalami kornifikasi, membran propia dan lamina propia. Didalam lapisan epithelium squamos komplek dinding papilla vallata dan diantara papilla yang lain terdapat calyculus gustatorius yang terdiri atas - sel — sel gustus berbentuk fusiform dengan ujung distalnya terdapat kelanjutan berbentuk bulu. - Sel — sel penyokong yang berbentulk fusiform dan poligonal. Sel berbentuk fusiform terletak diantara dan diluar sel —sel gustus dan sel yang berbentuk poligonal terletak pada lapisan basal. Didalam lamina propia terdapat glandula platina (di palatum) , glandula buccalis di pipi dan glandula lingualis di lidah. Tunica mucosa di processus alveolaris disebut gingiva. Antara dataran frontal gingiva dan dataran dalam bibir di linea mediana ada suatu lipatan selaput lendir yang disebut frenulum Iabii, baik diatas maupun dibawah. Universitas Gadjah Mada 7 Nervi Nervi yang masuk kedalam cavum oris ialah arcus n. hipoglossus, n. lingualis, n. glosopharingeus dan nn. Palatini. Arcus n. hypoglossi Arcus n. hypoglossi, antara m. hypoglossi Dan m. mylohyodeus. Ia berjalan frontal, memberi cabang-cabang motoris ke m. hypoglossus, m. hyoglossus, m. geniohyoldeus, m. genioglossus m.styloglossus. dan otot-otot intrinsik dan lidah. N lingualis N. Ingualis, ialah cabang n. mandibularis. Masuk ke dalam mulut medial corpus mandibulae, cranial m. mylohyoideus. Ia berjalan frontal, lateral ductus submandibularis, kemudian menyilang disebelah kaudal datang disebelah medialnya. Kemudian ia pergi ke selaput lendir lidah disebelah frontal sulcus terminalis. Ia memberi cabang sensibel ke tunica mucosa, cabang-cabang sensoris ke calyculi gustatorii dan cabang-cabang efferent parasimpatis ke ganglion linguale. Cabang-cabang sensoris tersebut ialah dendrit-dendrit sel-sel yang ada di dalam ganggion geniculi n. fasialis yang berjalan di dalam chorda tympani menghubungkan n. lingualis dan n. fasialis. Pada ketika menyilangi ductus submandibularis, n. fasialis mempercabangkan r. sublingualis yang pergi ke glandula sublingualis, dan tunica mucosa di kranialnya. R. sublingualis mengandung serabut efferent simpatis, parasimpatis dan sensibel. N. glossopharyngeus N. glossopharyngeus mencapai radix linguae medial insertio m. styloglossus. Tepat sebelum mencapai lidah ia memberi cabang-cabang rr. tonsilares yang pergi ke tunica mucosa tonsila palatina dan arcus palatoglossus. Setelah datang di radix linguae Ia memberi cabang rr. Lingualis yang pergi ke tunica mucosa lidah di dorsal sulcus terminalis. Mereka membawa serabut-serabut viscerosensibel dan tunika mucosa, serabur-serabut sensoris dan calyculi gustatoril dan serabut-serabut parasimpatis untuk suatu ganglion bagi glandula lingualis posterior. Universitas Gadjah Mada 8 Gambar 3: Arteri dan nervi linguae , potongan para median, setelah dibuka pharink dan disisihkan m. hyoglossus. Nn.palatini Nn.palatini dikenal 3 buah yaitu n. palatinus posterior, n. palatinus medius, dan n. palatinus anterior. Ketiganya merupakan cabang ganglion sphenopalatinum yang terdapat didalam fossa terygopalatina. Setelah berjalan ke kaudal di dalam kanalis pterygopalatinus, n. Universitas Gadjah Mada 9 palatines anterior melalui foramen palatinum anterior pergi diantara processus palatinus dan processus alveolaris maksilaris ke frontal, memberi cabang-cabang sensibel ke tunica mucosa palatum durum dan cabang-cabang efferent parasimpatis dan simpatis glandula palatina. N. palatinus medius dan n. palatinus posterior melalui foranmen palatinum minus dan tunica mucosa palatum molle dan tonsila palatina. N.nasopalatinus Nervus ini keluar dari ganglion pterygopalatinum Dan berjalan melewati cavum nasi serta membantu mensuplai cavum nasi. Nervus ini berjalan ke bawah dan ke depan sepanjang vomer Dan keluar dari cavum nasi melalui foramen incisivum dan mensuplai gingiva sisi palatal didepan caninus rahang atas. M.mylohyodeus dan venter anterior m. digastricus yang ikut membentuk dasar mulut di inervasi n. mylohyodeus. Musculus yang ikut membentuk bibir dan pipi di inervasi oleh n. fasialis. Vaskularisasi Arteri lingualis merupakan arteri utama yang memvaskularisasi linguae dan struktur dasar mulut. ini merupakan cabang kolateral a. carotis eksterna tepat diatas ujung cornu majus ossis hyodei. Berjalan melewati trigonum submandibularis dan berjalan ke anterior antara m. genioglossus yang lebih dalam dan hyoglossus yang lebih superficial. Arteri ini berjalan berliku-liku terbagi dalam tiga cabang: 1. Rami dorsalis linguae keluar mensuplai sepertiga belakang lingua 2. Arteri sublingualis berjalan ke dalam untuk mensuplai glandula sublingualis dan dasar mulut. 3. Bagian terminal dari a. lingualis yang melingkar ke atas untuk mensuplai duapertiga lingua Didalam mulut, yang perlu disebut selain a. lingualis adalah v. profunda linguae, berjalan dari apex linguae lateral m. hyoglossus ke occipital keluar antara m. hyoglossus dan m. mylohyoideus menjadi v. hnguahs. Vena yang lain mengikuti kembali arteri. Ductus submandibularis setelah melingkari tepi occipital m. mylohyoideus berjalan ke frontal medial cranial m. mylohyoideus. Pada permulaan terdapat medial n. lingualis. Kemudian disilanginya dan sebelah kaudal, sehingga akhirnya terletak di sebelah lateralnya. Ia berakhir di curuncula subhngualis yang terletak tepat paramedian kaudal apex linguae. GLANDULA SALI VALES Glandula salivales terdiri dari gl. parotis , gl. submandibularis , gl. lingualis , gI. palatina gl. buccalis, gI. molaris dan gl. lablalis. Universitas Gadjah Mada 10 Glandula ini bersifat tubuloalveolar. Glandula parotidea Pars secretonia yang menghasilkan getah bersifat serous tersusun sebagai berikut mempunyai rongga yang sempit, sel-sel epithelium berbentuk piramidal, sitoplasma bersifat granular, ada canaliculi intracellular dan canaliculi intercellular. Pars secretonia dikelilingi oleh sel-sel yang mempunyai lanjutan seperti tangan dengan jarijarinya sedang memegang sebuah bola. Sel-sel ini dapat mengkerut sehingga pars secretonia dapat terpijat. Ia disebut sel-sel myoepithelial atau sel keranjang. Pars secretonia yang menghasilkan getah bersifat mucus mempunyai sel-sel epithehum dengan sifat sebagai berikut sitoplasma bersifat basophil, sitoplasma mengandung granula kasar, sitoplasma menarik zat pulas untuk mucus. Pada pars secretonia yang menghasilkan getah bersifat tercampur, pada ujung pars secretoria yang menghasilkan getah yang bersifat mukus ada selapis sel-sel dengan sitoplasma bersifat dophil. Pada potongan, lapisan ini kelihatan sebagai bulan sabit. Glandula parotis terletak di fossa retromandibularis kaudal dan auricula. Ia meluas ke frontal di lateral m. masseter. Ductus excretorius berjalan ke frontal di sebelah lateral m. masseter saat di tepi frontal musculus tersebut membelok ke medial dan menembus m. buccinator. Ia bermuara ke dalam vestibulum oris setinggi dens molaris kedua atas. Gladula submandibularis Terletak di dalam trigonum submandibulare, dibungkus oleh dua lembar fascia colli superficialis. Ductus excretonius membuat suatu lipatan pada selaput lendir dasar mulut disebut plica sublingualis. Glandula sublingualis Dikenal lebih dari satu gI. sublingualis yaitu glandulae sublinguales minores ( 50 buah) dan glandula sublingualis major. Glandula sublinguales minores, terletak lateral ductus submandibularis dan bermuara masing-masing dengan ductus excretorius yang pender, pada plica sublingualis. Glandula sublingualis major, terletak pada ujung tronta ductus submandibularis dan bermuara dengan ductus sublingualis major pada caruncula sublingualis. Glandula lingualis Ada dua macam gl. lingualis yaitu glandula lingualis anterior dan glandulae linguales posteriores. Universitas Gadjah Mada 11 Glandula lingualis anterior, terdapat cranial dan dataran kaudal apex linguae, bermuara pada carunculae yang terletak medial plica fimbnata. Glandulae linguales posteriors, terletak kaudal tunika mucosa sepanjang sulcus terminalis. Ada dua macam gl. linguales posteniorer yaitu glandulae mucosae dan glandulae serosae. Mereka kebanyakan bermuara ke dalam sulcus yang mengelilingi papillae vallatae. Glandula palatina Terletak dida lam lamina propia dan tunica mucosa palatum. Glandula buccalis Terletak di dalam lamina propia dan tunica mucosa pipi, frontal muara ductus parotideus. GlanduIa molaris Terletak lateral m. buccinator, tepat oksipital muara ductus parotideus. Ductus excretorius menembus m. buccinator dan bermuara di vestibulum onis. Glandula labialis Terletak dl dalam lamlna propla dan tunlca mucosa bibir. INERVASI GLANDULAE SALIVALES Glandula parotis Glandula parotis mendapat serabut-crbut arf ciferent parasirnpahs, efferent simpats dan sensibel. Serabut-serabut parasimpatis, datang sebagai neurit-neurit sel-sel di ganglion oticum yang terdapat medial n. mandibularis kaudal foramen ovale. Neurit-neuritnya menggabungkan diri dengan n. auriculotemporlis dan membentuk ramus anastomoticuscum n. auniculotemporali. Universitas Gadjah Mada 12 Gambar 5: Beberapa glandula salivarius dari arah bawah lateral setelah disisihkan m. mylohyoideus dan venter anterior m. digastricus Ganglion oticum mendapat serabut-serabut preganglioner n. glossopharyngeus. Serabut-serabut ini ialah neurit-neunit dan sel-sel yang membentuk nucleus salivatorius inferior, ialah salah satu nucleus n. glosopharingeus. Mereka keluar dan cranium melalui foramen jugulare kemudian pergi ke apertura inferior canalicul; tympanici, datang ke dinding medial cavum tympani pada promotonium, untuk keluar melalui apertura superior canaliculi tympanici. Saat di dalam cavum tympani disebut n. tympanicus dan setelah keluar di sebut n. petrosus superfisialis minor berjalan di dalam sulcus nervi petrosi superficialis minonis melalui fissura sphenopetrosa dan datang di ganglion oticum. Serabut-serabut simpatis berupa neurit-neurit sel-sel yang ada di ganglion cervicale supenios. Dan sini serabut-serabut mengikuti a. carotis interna dan a. carotis externa sebagai plexus mengikuti .semua cabang kedua arteniae tersebut. Dengan demikian gl. parotis mendapat serabut-serabut simpatis dan plexus meningeus yang mengelilingi a. meningea media atau dan plexus yang mengelilingi a. temporalis superficialis. Ganglion cervicale superius mendapat serabut-serabut preganglionar dan sel - sel di cornu lateral segrnnt cervical ke-8. Pada umumnya serabut efferent parasimpatis bersifat secretonis, jadi menyebakan keluarnya getah, padahal serabut efferent simpatis bersifat Universitas Gadjah Mada 13 antisecretoris, jadi menyhambat keluarnya getah. Serabut-serabut sensibel gl. parotis berasal dari n. auniculotemporalis. Glandula submandibularis Glandula submandibularis mendapat serabut saraf efferent parasimpatis dan ganglion submandibulare yang terletak frontal dan tepi frontal m. pterygoideus internus. Serabut-serabut preganglionarnya ialah neurit-neurit dan sel-sel di nucleus safluarius superior, salah satu n. facialis. Neurit-neurit ini ikut dengan n. facialis masuk ke dalam meatus acusticus internus kemudian canahs facialis dan sebagai chordae tympani melalui canahculus chordae, apertura canaliculi chordae, datang di cavum tyrnpani berjalan diantara menubrium mallel dan crus longum incudis ke fissura petrotympanica dan keluar dari cavum tympani. Selanjutnya pergi ke frontal kaudal dan menggabungkan diri dengan n. lingualis. Pada ketika n. lingualis terdapat di sebelah frontal m. pterygoideus internus, serabut-serabut tadi meninggalkan n. lingualis dan masuk ke dalam ganglion submandibulare. Serabut saraf efferent simpatis dan plexus maxillaric,s, mengelilingi a. maxiliaris externa. Serabut-serabut mi pergi dulu ke ganghon .submandibulare kemudian bersama serabut postganglionar parasympat his pergi ke glandula submandibulare. Glandula sublingualis Glandula subhngualis mendapat serabut-serabut efferent parasimpatis juga dan ganghon subman dibulare. Dari ganglion submandibulare ada serabut-serabut yang menggabungkan diri lagi dengan n. lingualis untuk kemudian memisahkan diri lagi sebagai n. sublingualis. Serabut-serabut simpatis datang juga dan plexus maxillaries externus yang melalalui ganglion subm andibu lane terus mengikuti serabut-sérabut parasimpatis. Glandula lingualis anterior mendapat serabut-serabut parasimpatis dan ganglion linguale, yaitu ganghon yang terletak dekat gl. lingualis anterior. Ia mendapat juga serabutserabut preganglionar yang berasal dan nucleus salivarius superior, yang berjalan melalui n. facialis chorda tympani dan n. lingualis. Serabut-serabut simpatis merupakan cabang plexus yang mengikuti a. linguaks. Glandula llng ualis posterior mendapat serabut-serabut efferent panasimpatis dan ganglion yang letaknya dekat padanya. Ganglion mi mendapat serabut-serabut preganghonar dan nucleus salivanius inferior yang mengikuti n. glossopharyngeus, ramus hngualis. Serabutserabut simpatisnya merupakan cabang plexus yang mengikuti rn. dorsales linguae. Universitas Gadjah Mada 14 Glandula palatina Glandula palatina mendapat serabut-serabut efferent parasimpatis dan sel-sel di ganglion sphenopalatinum, yang terdapat dalam fossa pterygopalatina. Serabut-serabut ini ikut dengan nn. Palatina ke glandulae palatina e. Serabut-serabut preganglionarnya ialah neurit-neurit dari sel-sel yang membentuk nucleus salluatorius superior, salah satu nucleus n. fasiahs. Serabut-serabut mengikuti n. facialis sampai ke dalam canalis n. facialis. Di tempat canalis n. facialis membelok, terdapat genu externum n. fasiafis, serabut-serabut meninggalkan n canalis faciaks melalui hiatus canalis n. facialis sebagai n. petrosus superficialis major berjalan dalam sulcus n. petrosisuperficialis majoris pergi ke foramen lacerum. Setelah melalui foramen lacerum ia masuk kedalam canalis pterygoideus, datang di fossa pterygopalatina berakhir di ganglion sphenopalatinum. Serabut-serabut simpatis dipercabangkan oleh plexus caroticus iriternus ketika a. carotis interna terdapat di foramen lacerum. Serabut-serabut akut serabut-serabut parasimpatis melalui canalis pterygoideus datang di gangbon sphenopalatinum, tidak berganti neuron terus mengikuti nn. Patatini ke glandulae palatinae. Glandula buccatis dan glandula molaris Glandula buccalis dan glandula molaris mendapat serabut - serabut eferen parasimpatis ganglion oticum. Serabut - serabut pergi ke n. mandibularis kemudian mengikuti n. buccinatorlus pergi ke glandulae tersebut. Glandula labialis inferior dan superior Glandula labialis inferior juga mendapat serabut - serabut eferen parasimpatis ganglion oticum yang pergi ke n. mandibutaris kemudian mengikuti n. alveotaris inferior, n. mentatis, dan r. labialis inferior pergi ke glandula tersebut. GIandul labialis superior mendapat serabut - serabut eferen parasimpatis qanqbon sphenopalalinurn, setelah melalui nn. Sphenopalatini datanq di n. glandula tersebut. Serabut - serabut simpatis memperoleh cabang - cabang plexus yang mengelilingi arteri yang pergi ke daerah pipi dan bibir ialah a. maxiltaries externa dengan cabang cabang ramus labialis inferior dan superior r. mentalis, a. atveolaris inferior dan r. labialis superior a. infraorbitalis. Universitas Gadjah Mada 15 GIGI DAN SUSUNAN MKROSKOPISNYA Pada manusia terdapat dua macam gigi - gigi permanent/gigi tetap terdapat pada orang dewasa - gigi decidui/gigi susu terdapat pada anak-anak Gigi permanent jumlahnya 32, sedang gigi decidui jumlahnya 20 Setiap gigi yang ada dengan akar/radixnya tertanam di dalam alveolus. Pada setiap separuh mandibula atau maxila dari mesial ke distal terdapat: Gigi permanen: Gigi decidui: Gigi incisivus satu Gigi incisivus satu Gigi incisivus dua Gigi incisivus dua Gigi caninus Gigi caninus Gigi premolar satu Gigi premolar satu Gigi premolar dua Gigi premolar dua Gigi molar satu Gigi molar dua Gigi molar tiga Pada gigi decidui tidak terdapat gigi premolar satu dan premolar dua, hanya ada dua gigi molar, yaitu molar satu dan molar dua. Gigi Permanent Gigi Decidui Pada setiap gigi dapat dibedakan: Corona dentis/crown/mahkota gigi kelihatan diluar gingiva Collum dentis terdapat di dalam gingiva Radix cientis terdapat di dalarn alveolus Gigi decidul rnenyerupai gigi permanent, letaknya lebih tegak. Akar dari gigi incisivus dan caninus letaknya lebih ke labial. Di dalam gigi terdapat ruangan disebut cavum dentis melanjutkan diri ke dalam radix sebagai canalis dentis dan akhirnya akan bermuara pada ujung radix sebagai foremen apicis dentis. Dikenal dataran pada corona yaitu : - facies labialis/buccalis - facies palatinalisilinguclis - facies contectus, terdiri dari fades mesialis dan distalis Universitas Gadjah Mada 16 - facies masticatoria Pada gigi incisivus facies masticatorianya berupa suatu tepi yang tajam, disebut margo incisiatis. Lengkung tempat gigi tersusun disebut arcus dentalis, yang terdiri dari arcus dentalis superior dan arcus dentalis inferior. Kedua arcus tersebut tidak sama satu dengan lainnya, karena arcus dentalis superior berbentuk setengah ellips, sedang arcus dentalis inferior berbentuk parabo. Gigi-gigi atas dan gigi-gigi bawah dapat membentuk oklusi dan dapat terjadi garis oklusi. Oklusi Garis oklusi merupakan suatu garis yang dibentuk oleh facies masticatoria gigi-gigi atas dan gigi-gigi bawah pada saat gigi-gigi atas bertemu dengan gigi-gigi bawah. Garis ini tidak lurus tetapi merupakan suatu garis Iengkung kaudal dengan tempat paling kaudal pada gigi P2 dan M1. Ini sering disebut juga lengkung dari Spee. Artikulasi Gigi melakukan geraken memotong, jadi melakukan gerakan ke arah atas dan bawah. Gigi premolar dan molar melakukan gerakan mengunyah jadi ke arah lateral dan medial, sehingga gigi-gigi bawah bergeser terhadap gigi-gigi atas, daerah-daerah pergeseran ini lama kelamaan licin dan terjadi facet-facet. Pada gigi incisivus atas facet terdapat pada facies palatinal, sedang pada gigi incisivus bawah terdapa pada facies labialis. Untuk gigi-gigi premolar dan molar facet-facet ini terdapat pada tubercula. Lama kelamaan tubercula berkurang tingginya. Pacia waktu mengünyah gigi-gigi juga dapat bergerak di dalam alveolusnya, berakibat gigi-gigi atas atau gigi-gigi bawah bergerak satu terhadap yang lain, sehingga clapat terjadi facet-facet pada fades coniactus. Di antara radix dan alveolus oleh jaringan periodontium. Di dalam perio-dontium terdapat serabut yang datang dan cernenlum, yaitu serabut Sharpey dan cementum menuju ke dinding alveolus. Dinding alveolus disebut : lamina dura Dibedakan tiga macam serabut menurut arahnya - Serabut dan lamina dura menuju ke arah corona untuk masuk ke radix dekat corona dapat menahan keluarnya gigi. - Serabut dari lamina dura menuju ke arah apex untuk masuk ke dalam radix memegang gigi di diam alveolus sehingga apex tidak menekan ke dasar alveolus - Serabut seperti spiral dan famina dura ke arah radix. Lamina dura, periodontium dan cemeritum bersama disebut : paradonfium. Didalam odontium terdapat pembuluh-pembuluh darah, lymphe dan syaraf. Pembuluh darah ada Universitas Gadjah Mada 17 yang menuju ke arah cementum. Syaraf- syaraf ada yang berakhir bebas dan ada yang buat plexus pada dataran cementum. Ujung-ujung syaraf dalam periodontium dapat ienmrna rangsang sakit dan tekanan. Hubungan antara email dan epithetium gingva oleh cuticua dentis, tetapi cuiticula ini dapat terlepas, sehinga lerjadi kantong antara gigi dan gingiva. Kantong ini dapat kemasukan bakteri. sehingga terjadi radang yang dapat menjalar ke penodontium. Di dalam jaringan propia gingiva ada serabut jaringan pengikat yang mengelilingi cervix atau mengelilingi dua cervix gigi yang berturut-turut. sehingga berbentuk seperti huruf S. Kemudian dari cernentum dekat e-mail ada juga serabut-serabut yang menyebar daIam lamina propia gingiva. Dari tempat ini juga ada serabut-serabut yang menuju ke gigi sebelah distalnya atau sebelah mesialnya melalui lamina propia ginggiva. Gigi caninus bawah di dalam alveous Ietaknya agak ke buccal sehingga dinding buccal alveolus menjadi tipis. Dinding buccat alveolus gigi molar satu bawah tipis, sehingga bila terjadi radang mudah menjalar ke lingual Dari alveolus tiga bawah dindinq lingual tipis. sehingga bila terjadi radang mulai menjalar ke lingual terus ke dasar mulut. Pada apex piemola atas serta apes gigi molar atas dan sinus maxillaris hanya ada tulang yang sangat tipis. Terutarna pada gigi premolar dua atas antara apex dan sinus maxillaris hanya ada substantia compacta. Kaciang-kadang tidak ada tulang lagi, hanya ada periodontium, periosteum dan tunica mucosa sinus maxillaris Dasar alveolus gigi molar atas kadangkadang menonjol ke dalam sinus maxillaris, juga kadang tidak ada tulang lagi. Apabila terjadi radang pada periodontium dapat menjalar ke tunica mucosa sinus maxillaris. Email atau substantia adamantina, pada corona menutupi dentin dan bersifat lebih keras dan dentin. Terdini atas garam-garam kapur, antara lain Phosphas calcius 90% (Hydroxylapait). Carbonas calcicus, Carbonas natricus, carbonas magnesicus dan fluoretum calcicum. E-mail tersusun atas prismata yang meluas dari dentin sampai dataran luar gigi tersusun tegak terhadap dataran dentin, tetapi kemudian membelok sehingga berjalan miring dan membelok lagi sehingga akhirnya berdiri tegak lurus terhadap dataran luar gigi. Membeloknya tidak sernua ke satu arah, satu baris membelok ke satu sisi baris lain membelok ke arah yang bertentangan. Hal ini terjadi berseling-seling. Dengan demikian bila dipotong ada baris-baris yang terpotong melintang dan memanjang sehingga berakibat ada cahaya yang diserap dari ada yang dipantulkan kembali oleh dinding prismata sehingga kelihatan ganis-garis menyebar dan dentin ke arah luar gigi disebut garis-garis prisma dari Schreger. Makin mendekati dataran luar gigi, prismata makin besar dan pada potongan melintang prisma ini berbentuk hexagonal atau bulat. Bagian luar prisma mengandung tebih banyak bahan organis dan lebih lahan asam. Bagian ini disebut selubung prisma dan tidak Universitas Gadjah Mada 18 selalu lengkap. Ada prismata hanya mempunyai selubung di satu pihak. Hal ini kelihatan pada potongan melintang sebagai gambaran sicik ikan bila dicat dengan biru methylen. Di antara prismata terdapat Dahan perekat disebut substantia interpnismatis dan substantia banyak terdapat di email yang muda dengan pnismata yang bulat. Email juga dibuat secera berkala sehingga terjadilah lapisan-lapisan. Pada batas lapisan-lapisan terdapat Iebih banyak pigment. Batas-batas ini terlihat sebagai garis-garis incremental yang sebenarnya dan disebut garis dan Retziuz. Karena email dibuat mulai dari puncak corona, kemudian ditambah lambat laun ke arah radix. hanya puncak corona garis-garis agak sejajar dengan dataran luar gigi tetapi makin ke arah radix berjalan makin tegak lurus. Cuticula dentis menyerupai selubung prisma dan lebih tahan asam. Membrana propia, pada permulaan memisah lapisan imeloblast dari mesencym, menebal dan menyerupai selubung prisma. Ke arah dentin dataran email tidak rata tetapi berbenjol-benjol, agar hubungan antra email dan dentin menjadi lebih erat. Di dalam email ada bagian-bagian yang tidak mengapur. berbentuk lamel-lamel yang berjalan setebal email atau berbentuk benang-benang yang datang dan dataran dentin masuk ke email tetapi tidak sampai mencapai dataran luar gigi. Email dapat dimasuki oleh ion-ion dan luar yang berasal dari saliva dan dari dalam yang berasal dari darah melalui dentin. Dengan demikian ada pertukaran ion didalam email. Cementum atau substantia ossea atau cruste petrosa, pada radix menutupi dentin baik oleh cementum acelluler dan cementum celluler yang terdiri atas serabut-serabut colagen diantaranya terdapat garam-garam kapur dan menyerupai tulang, tidak begitu keras dibandingkan dentin. Cementum acellular tidak mengandung sel-sel, merupakan lapisan pertama di luar dentin dan radix. Cementum yang celluler mengandung cementocyt. Seperti osteocyt tulang terdapat di dalam lacuna, cementocyt juga terdapat di dalam lacuna dengan lanjutannya masuk ke dalarn kanalikuli yang dapat berhubungan dengan kanalikuli lacuna yang lain. Lacunee di sini tidak terletak dalam satu Iapisn tetapi tidak teratur. Kanalikulinya menuju ke arah dataran luar gigi. Cementum juga dibuat secara berkala, sehingga kelihatan seperti lapisan-lapisan, disebut garis-garis incremental. Periodontium atau pericementum seperti periosteum pada tulang melekat pada cernentum pada serabut-serabul Sharpey. Serabut-serabut ini sebenarnya lanjutan dan dari serabut-serabut yang masuk ke dalam cementum. Di dalam cementum tidak ada systema Havers, tetapi pada cementum yang tebal kadang-kadang ada canalis dengan pembuluh darah di dalarnnya. Sehingga dapet disamakan dengan canalls dan dan Volkmann. Email dan cementum bertemu di daerah cervix, dapai terjadi cementum menutupi tepi email (±65) kedua tepi saling bertemu (±25%) dan kedua tepi tidak berternu sehingga dentin tidak tertutup (10%). Universitas Gadjah Mada 19 Di dalarn pulpa dentis dapat dibedakan 3 macam sel, ialah odontoblastus, sel-sel mesencym dan phagocyt. Odontoblastus terletak di dataran sebelah dentin, berbentuk columnar mempunyai lanjutan yang masuk ke dalam canaliculus dentinalis. Panjang sel-sel tidak sama den nucleus terletak di basal. Akibatnya nuclei kelihatan tidak pada satu ganis. Sel-sel mesencyrn pipih dan herbentuk stelat dengan sambungan - sambungannya sehingga saling berhubungan satu dengan yang lain. Diantara sel-sel ini terdapat serabut-serabut retikuin. Ada 3 macam phagocyti yaitu histiocylus, set yang berasal dari sel mesencym dan granulocytus yang berasal dari darah. Histocytus bila dalam keadaan ini aktif berbentuk slellat, bila ada radang membulat dan menjadi makrophag. Sel-sel mesencym yang terletak dekat pembuluh darah dapat berubah menjadi makrophag bila ada radang. Granulocytus sebetulnya juga suatu makrophig, dapat memakan benda-benda asing dan kuman-kuman penyakit semacam ameboid. Proses ini disebut phagocytose. Di dalam pulpa dentis terdapat juga pembuluh-pembuluh darah, pembuluh-pembuluh Imphe dan saraf-saraf. Arteriola di datam pulpa mernpunyai dinding lebih tipis. Kapiter membuat anyarnari di ba iah odontoblast. Venula itu lebih besar, saraf-sarafnya mempunyai anyaman di bawah odordobast berakhir melebar pada dataran luar odontoblast. Saraf-saraf disini tidak mempunyai selubung myelin lagi, memberi cabang masuk ke dalam kanalikuti dan predentin. Belum cukup ada bukti bahwa di dalam kanatikuli dari dentin juga ada serabut saraf. Saraf yang keluar dari pulpe dentin melalui cenelleulus radicis dentis sudah mempunyai selubung myelin. Ujung-ujung dari saraf hanya dapat menerima rangsang sakit. Tiap-tiap rangsang baik mekanis, thermal maupun kimia, menimbulkan rasa sakit. Universitas Gadjah Mada 20 TES FORMATIF: 1. Sebutkan perbedaan cavum oris propium dengan vestibulum oris! 2. Sebutkan otot-otot yang melekat pada aponeurosis palatina! 3. Bedakan palatum durum dan palatum mole! 4. Sebutkan yang termasuk otot intrinsik dan otot ekstrinsik lidah! 5. Ceritakan bagian-bagian Iidah dan bagaimana cara lidah bergerak! 6. Ceritakan nervi apa saja yang menginervasi daerah di cavum oris dan arteri apa saja yang memvaskularisasi daerah tersebut! 7. Sebutkan mcam-macam glandula salivarius yang ada! 8. Sebutkan anatomi gigi dan ceritakan sedikit tentang susunan mikroskopis gigi! PENILAIAN DAN UMPAN BALIK: Apabila anda dapat menjawab semua soal di atas maka anda dapat melanjutkan ke bab selanjutnya. Apabila anda hanya dat menjawab 6 soal dan 8 soal yang ada, maka anda dapa mengulangi membaca bab ini. TINDAK LANJUT: Apabila anda masih kurang jelas, maka anda dapat membaca buku pedoman yang tercantum pada daftar pustaka. Universitas Gadjah Mada 21