BRI akuisisi Bank Agro Rp330,27 miliar

advertisement
PERBANKAN
4
BBNI
BNII
3.825
BBRI
670
175
3.875
18/ 11
19/ 11
11.300
70
570
22/ 11
23/ 11
24/ 11
18/ 11
19/ 11
22/ 11
23/ 11
OCBC NISP incar transaksi valas
JAKARTA: PT Bank OCBC NISP Tbk mengincar peningkatan portofolio transaksi mata
uang asing sebesar Rp200 miliar pada akhir
Desember 2010 dari pengembangan produk
multicurrency.
Direktur Bank OCBC NISP Hardi Juganda
mengatakan perseroan telah mengembangkan produk multicurrency dari sebelumnya 6
mata uang menjadi 11 mata uang untuk memudahkan transaksi.
Sebelas mata uang yang diintegrasikan
dalam produk tersebut antara lain rupiah,
dolar Amerika Serikat, dolar Singapura, dolar
Australia, yen Jepang, euro, pound sterling,
dolar Hong Kong, dolar Kanada, dolar New
Zealand, dan franc Swiss.
“Kami mengembangkan produk multicurrency untuk nasabah perorangan maupun
perusahaan yang perlu kemudahan transaksi
mata uang asing,” katanya, kemarin.
(BISNIS/02)
BI kerja sama dengan Singapura
JAKARTA: Bank Indonesia menjalin kerja
sama pengawasan perbankan lintas negara
(cross border banking supervision) dengan
Otoritas Moneter Singapura (Monetary
Authority of Singapore/MAS).
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia Darmin
Nasution dan Managing Director MAS Heng
Swee Keat di Bali, pada akhir pekan lalu.
Darmin mengungkapkan saat ini upaya
yang dilakukan oleh tiap bank sentral menghadapi dampak krisis keuangan global tak
pernah cukup karena masalah yang dihadapi
sangat kompleks.
“Akan lebih efektif jika bank sentral bisa
bekerja bergandengan tangan dengan bank
sentral lain untuk menghadapi masalah itu,”
paparnya, pekan ini.
Menurut dia, dengan melakukan diskusi
dan pertukaran informasi diharapkan ditemukan gagasan baru terkait dengan pengelolaan risiko dan tantangan perekonomian.
(BISNIS/HTA)
Nusamba buka BPR
MALANG: Grup Nusamba berekspansi dengan membuka bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) di Malang.
Joko Suyanto, Presiden Direktur PT Sentra
Modal Harmoni, selaku pemegang saham
BPR dan BPRS Grup Nusamba, mengatakan
setelah Malang segera dibuka lagi BPRS di
Kota Bandung.
“BPRS yang sudah ada yakni di Yogyakarta, Semarang, dan yang akan dibuka di
Bandung,” kata, pekan ini.
Pada 2011, tutur dia, konsentrasi grup
Nusamba ke upaya konsolidasi bisnis yakni
mengusahakan kegiatan usaha grup bisa
efektif dan efisien.
Dia memaparkan aset grup Nusamba sampai saat ini sudah mencapai Rp750 miliar.
24/ 11
PNIN
6.900
300
12.100
MEDIASI
(BISNIS/K24)
BMRI
18/ 11
19/ 11
23/ 11
24/ 11
AHAP
510
100
104
520
24/
26/1112 22/
30/ 1112
18/ 1112 19/
5/
23/1 11
CFIN
10
7.000
22/ 11
Bisnis Indonesia, Kamis, 25 November 2010
6/ 1 11
24/
18/ 11
620
4
105
19/ 11
22/ 11
23/ 11
24/ 11
PNLF
18/ 11
195
60
500
19/ 11
22/ 11
23/ 11
24/ 11
18/ 11
19/ 11
2
199
22/ 11
23/ 11
24/ 11
18/ 11
19/ 11
22/ 11
23/ 11
24/ 11
BRI akuisisi Bank Agro
Rp330,27 miliar
Rasio stock split mencapai 1:2
BISNIS INDONESIA
JAKARTA: PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk
menyiapkan dana senilai
Rp330,27 miliar untuk
mengakuisisi sebanyak
3,03 miliar lembar saham
PT Bank Agroniaga Tbk.
Direktur Utama BRI Sofyan Basir
mengatakan proses akuisisi Bank
Agro akan dituntaskan paling lambat pada tahun depan.
Rapat umum pemegang saham
luar biasa (RUPSLB) menyetujui
akuisisi sebanyak 3,03 miliar lembar
saham Bank Agro pada level harga
Rp109 per saham yang dimiliki oleh
Dana Pensiun Perkebunan.
Setelah akuisisi, BRI memiliki
76% saham Bank Agro sedangkan
sisanya sebesar 14% masih dimiliki
Dapenbun serta 10% dimiliki oleh
publik.
“Tinggal tunggu administrasi saja.
Prosesnya akhir tahun ini,” katanya,
kemarin.
BRI mengakuisisi Bank Agro untuk mengakselerasi penetrasi kredit
ke sektor agribisnis. Entitas Bank
Agro pascaakuisisi didesain menyediakan produk dan jasa perbankan
dengan fokus pasar utama pada segmen usaha kecil dan menengah
(UKM), khususnya sektor agribisnis.
Berdasarkan catatan Bisnis, BRI
menargetkan pertumbuhan kredit ke
sektor pertanian sebesar 27,64%
sampai dengan akhir tahun ini. Kredit tersebut disalurkan melalui skema komersial biasa yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi.
Sofyan menambahkan perseroan
sedang mengkaji rencana akuisisi 12 bank kecil untuk memperkuat bisnis.“Ada kajian untuk mengakuisisi
bank kecil, tapi masih berupa wacana. Itu pun kalau ada penawaran
menarik.”
Direktur Keuangan BRI Ahmad
Baiquni menuturkan perseroan akan
memiliki 24,66 miliar saham atau
naik dua kali lipat dari jumlah saham beredar saat ini sebanyak 12,33
miliar saham setelah langkah pemecahan nilai saham (stock split).
RUPSLB perseroan yang berlangsung kemarin telah menyetujui stock
split dengan rasio 1 banding 2 yang
direncanakan berlangsung pada
12.000
Pergerakan harga
saham BRI
11.000
Rp11.300
10.000
9.000
8.000
Rp178
220
200
180
160
Pergerakan
e
r a harga
a g
saham
a m Bank
n A
Agro
gr
31 Mei
15 Jun
30 Jun 15 Jul 30 Jul
140
BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO
120
16 Ags 31 Ags 16 Ags 30 Sep 15 Okt 29 Okt 15 Nov
BLOOMBERG/ILHAM NESABANA
akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Dia mengatakan perseroan semula
menyiapkan tiga skenario rasio stock
split dengan mempertimbangkan
harga saham sejumlah emiten perbankan, likuiditas perdagangan, dan
nilai fundamental saham.
“Dengan mengkaji ketiga skenario
tersebut, terutama skenario mengenai nilai fundamental saham, kami
memutuskan stock split dengan rasio
1 berbanding 2,” katanya.
Baiquni menyatakan stock split
tidak mengubah struktur permodalan maupun nilai kapitalisasi pasar
perusahaan.
Menurut dia, stock split dapat meningkatkan likuiditas perdagangan
dan memperluas penyebaran kepemilikan saham. Dia berharap melalui stock split, harga saham BRI lebih
terjangkau sehingga meningkatkan
partisipasi investor ritel domestik.
Akuisisi Bukopin
Sofyan juga mengungkapkan BRI
tidak akan memaksakan untuk
membeli PT Bank Bukopin Tbk
meski perseroan tetap berniat mengakuisisi 51% saham. Namun, lanjutnya, jika Bank Bukopin menolak
BRI, perseroan tidak akan memaksa.
“Kalau yang mau dibeli [Bank
Bukopin] tidak mau ya sudah, selesai. Kami tidak ada negosiasi lagi.
Pokoknya kami ingin menjadi mayoritas, sehingga bisa tanggung jawab jangka panjang. Kami ingin minimal 51% saham, itu prinsipnya.”
Terkait dengan rencana Kementerian BUMN memanggil direksi BRI
dan PT Jamsostek untuk membahas
rencana pembelian saham Bank Bukopin pada pekan ini, Sofyan mengaku hingga saat ini belum mendapatkan panggilan tersebut.
Namun, dia menilai pertemuan
tersebut tidak perlu dilakukan, karena pihaknya tidak memaksa dan
menyerahkan sepenuhnya kepada
Bank Bukopin.
“Belum ada [panggilan dari Kementerian BUMN]. Minggu depan
mungkin [pertemuannya]. Tapi saya
rasa sudah tidak perlu ada pertemuan itu. silakan saja yang punya
[Bank Bukopin] mau menjual ke
mana,” tegasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, BRI
ingin mengakuisisi 51% saham Bukopin, sedangkan Jamsostek sebesar
30%. Semula, Kementerian BUMN
menyatakan dukungan terhadap BRI
untuk mengakuisisi Bukopin. Namun, pemegang saham Bank Bukopin menyatakan penolakannya untuk diakuisisi oleh BRI.
Sofyan menambahkan perseroan
tidak menutup kemungkinan untuk
mengakuisisi bank lainnya jika memiliki prospek yang baik. Saat ini,
kata dia, perseroan sudah memiliki
wacana akan hal tersebut.
Harga saham BRI kemarin ditutup
melemah 2,59% menjadi Rp11.300
dibandingkan dengan hari sebelumnya senilai Rp11.600 yang menjadikan berkapitalisasi pasar Rp139,44
triliun. Selain itu, harga saham Bank
Agro melemah 2,73% menjadi
Rp178 dibandingkan dengan hari sebelumnya senilai Rp183 yang menjadikan berkapitalisasi pasar sebesar
Rp609,94 miliar. (05/02) ([email protected])
Bank jalin aliansi
dengan China
BISNIS INDONESIA
JAKARTA: Perbankan nasional menjalin kerja sama pembiayaan dengan
bank-bank asal China terutama untuk
pembiayaan pembangunan infrastruktur yang bersifat jangka panjang.
Direktur Institutional Banking PT
Bank Mandiri Tbk Abdul Rahman mengatakan likuiditas bank-bank nasional, terutama 15 bank besar, sebetulnya
cukup untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Namun, industri perbankan nasional
menghadapi masalah berupa struktur
dana jangka pendek.
“Ini menyulitkan. Kalau kita ingin
tumbuh ekonomi 7%, harus ditunjang
infrastruktur kuat. Sementara itu, struktur dana kita [bank nasional] umumnya
jangka pendek, berbeda dengan bank
dari China yang memiliki sumber
pendanaan jangka panjang,” katanya,
pekan ini.
Dia menambahkan dana bersifat
jangka panjang yang dimiliki industri
perbankan China dapat dimanfaatkan
untuk pembiayaan infrastruktur.
“Sebagai gambaran, saat ini belanja
modal Bank Mandiri Rp150 triliun
sedangkan ICBC sebesar 45 kali lipat.
Mereka punya dana besar bersifat jangka panjang sehingga kami mengundang mereka bekerja sama untuk membiayai infrastruktur,” ujarnya.
Dia memaparkan sejumlah bank asal
China sudah mulai masuk terlibat
dalam pembiayaan beberapa mega
proyek infrastruktur di Indonesia, menjalin kerja sama kredit sindikasi. Antara
lain Bank of China, China Development
Bank (CDB), dan China Exim Bank
(CEB).
“Bank dari China mulai masuk dengan komitmen pembiayaan di sektor
infrastruktur. Kami lihat masih banyak
lagi yang dapat dibiayai oleh bank-bank
tadi,” ujarnya. (02/05)
TARGET MULTICURRENCY: Direktur Bank OCBC NISP
Hardi Juganda (kanan) berbincang dengan Cash Management
Sales Head Sari Suwarman di sela-sela peluncuran produk multicurrency 11 mata uang dalam satu rekening di Jakarta, kemarin.
Perseroan mengincar perolehan portofolio multicurrency dalam
komposisi dana pihak ketiga sebesar Rp200 miliar hingga akhir
tahun ini.
Perbankan syariah
diproyeksikan
tumbuh 35%
OLEH HENDRI T. ASWORO
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Bank Indonesia
memproyeksikan
pembiayaan
perbankan
syariah pada 2011 akan
tumbuh sekitar 30%-35%
jika dibandingkan dengan
tahun ini. Segmen ritel, jasa dan perdagangan akan
menjadi penopang pertumbuhan pembiayaan.
Deputi Gubernur Bank
Indonesia Halim Alamsyah
memprediksi pertumbuhan pembiayaan perbankan
syariah pada tahun depan
akan lebih cepat jika dibandingkan dengan tahun ini,
karena terdapat entitas baru
yang menggeluti bisnis itu.
“Beberapa bank yang
memiliki jaringan besar
tentu akan lebih ekspansif
dalam membiayai setelah
memiliki bank syariah. Jadi
pembiayaan akan lebih besar pada tahun ini,” ujarnya, kemarin.
Hingga kuartal III/2010
pertumbuhan pembiayaan
perbankan
mencapai
34,16% jika dibandingkan
dengan periode yang sama
tahun lalu sebesar 18,16%.
Dari sisi penghimpunan
dana pihak ketiga tumbuh
39,16% jika dibandingkan
dengan periode yang sama
tahun lalu sebesar 35,19%.
Direktur Direktorat Perbankan Syariah Mulya A.
Siregar menambahkan pertumbuhan dana perbankan
syariah pada tahun ini diperkirakan mencapai 30%.
Meski lebih kecil dari pertumbuhan
pembiayaan,
menurut dia, masih cukup
untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang diperkirakan tumbuh 30%-35%.
“Pertumbuhan itu dengan asumsi jika nasabah
mengambang yang utamanya korporasi, mengalihkan dananya ke bank
syariah yang menawarkan
return yang lebih tinggi.”
Mulya menambahkan be-
berapa sektor usaha seperti
kelistrikan, ritel, dan manufaktur akan mendorong pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada 2011.
“Sebaliknya porsi portofolio
di sektor jasa sosial, konstruksi dan pertambangan
diprediksi menurun.”
Permodalan bank
Secara terpisah, Deputi
Gubernur BI Muliaman
Darmansyah Hadad menyatakan optimistis industri perbankan mampu memenuhi ketentuan batas
minimal permodalan meski
hingga saat ini masih ada
sejumlah bank yang belum
memenuhi.
Dia mengatakan hingga
saat ini jumlah bank yang
belum memenuhi ketentuan modal minimal sangat
sedikit. Dia optimistis dalam 1 bulan ke depan bank
yang belum memenuhi ketentuan tersebut dapat menambah modal.
“Yang belum memenuhi
ketentuan itu tidak banyak,
sampai akhir tahun saya
yakin semuanya bisa memenuhi,” katanya.
Dari jumlah bank saat
ini, jelasnya, entitas yang
belum memenuhi ketentuan permodalan kurang dari
lima. Namun, dia masih
belum dapat menyebutkan
detail bank yang belum
memenuhi ketentuan permodalan.
“Kami masih terus meng
update data itu [bank yang
belum memenuhi permodalan], tapi jumlah pastinya belum ada,” katanya.
BI menentukan batas minimal pemodal bank sebesar Rp100 miliar yang akan
efektif pada tahun depan.
Berdasarkan data BI per
Agustus 2010 jumlah
bank yang memiliki modal
di bawah Rp100 miliar
mencapai lima bank, lebih
banyak jika dibandingkan
dengan bulan sebelumnya
empat bank. (07)
Bahana serap hak pemerintah di BNI
OLEH BAMBANG P. JATMIKO
Bisnis Indonesia
JAKARTA: PT Bahana Securities
telah menyerap hak memesan
efek terlebih dahulu (HMETD)
saham baru PT Bank Negara Indonesia Tbk yang tidak dieksekusi
pemerintah dan selanjutnya akan
didistribusikan kepada investor.
Deputi Menteri BUMN Bidang
Privatisasi dan Restrukturisasi
Achiran Pandu Djajanto memastikan pemerintah meraih dana
Rp740 miliar dari penjualan
HMETD rights issue bank pelat
merah tersebut.
“Semua saham yang tidak dibeli
pemerintah telah terserap semua,”
ujarnya kemarin.
Namun, Pandu tidak menje-
laskan detail calon investor yang
akan membeli saham baru BNI.
Kementerian BUMN, pemilik
73% saham, melepaskan hak memesan efek terlebih dahulu
(HMETD) dalam penawaran saham terbatas BNI pada level
Rp3.400, sehingga meraih keuntungan sebesar Rp740 miliar dari
aksi korporasi tersebut.
Dalam prospektus rights issue
BNI disebutkan Kementerian
BUMN dan Bahana Securities meneken perjanjian yang berisi tentang penjualan jatah saham baru
BNI milik pemerintah kepada Bahana Securities. Selanjutnya, Bahana akan menjual saham baru
tersebut kepada pihak lain.
Secara terpisah, Kepala Riset PT
Recapital Securities Pardomuan
Sihombing menilai keputusan
pemerintah menetapkan harga
rights issue BNI pada level di
harga Rp3.100 mencerminkan ketidakpercayaan pemerintah di tengah derasnya dana asing yang
mengalir ke pasar modal.
Dia mengatakan likuiditas pasar
modal yang cukup kuat ini terlihat
dari dana investor asing yang
membanjiri instrumen investasi
seperti surat utang negara (SUN)
dan pasar saham.
Direktur Utama PT Bahana
Securities Eko Yuliantoro enggan
memberi komentar mengenai
harga rights issue BNI yang lebih
rendah dari harga pasar saat penetapannya kemarin. “Kalau itu
tanyakan ke BNI saja,” katanya.
Namun, Menteri BUMN Mus-
tafa Abubakar menyatakan meski
dilepas pada harga Rp3.400 per
lembar saham, pihaknya optimistis saham tersebut akan diserap pasar. Dia juga mengatakan
harga tersebut sudah ditentukan
melalui pertimbangan yang matang baik oleh Kementerian
BUMN, BNI, dan para penjamin
emisi (underwriter).
“Kami optimistis itu bisa terserap. Harga tersebut juga sudah hasil rundingan antara underwriter
dan BNI, dan kami menilai itu
merupakan harga yang patut.”
Harga saham BNI kemarin naik
4,79% menjadi Rp3.825 dibandingkan dengan hari sebelumnya
senilai Rp3.650 yang menjadikan
berkapitalisasi pasar Rp58,42 triliun. (09)
Download