M. Ismunadji*, dan S~Partohardjo,no - Digilib

advertisement
BEBERAP A
AGRONOMI
ASPEK PENTING PENELITlAN
FISIOLOGI
T ANAMAN PANGAN DI INDONESIA
DAN
M. Ismunadji*, dan S~Partohardjo,no*
PENDAHULUAN
Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang banyak dan
selalu bertambah diperlukan peningkatan intensifikasi pertanian, di samping perluasan areal ke daerah marginal, bermasalah dan kurang subur. Kendala produksi
dari segi fisik, kimia, biologi dan sosial ekonomi perlu ditanggulangi untuk memungkinkan stabilitas dan peningkatan produksi.
Balittan Bogor mempunyai mandat penelitian rintisan dan analisis komoditi.
Rintisan mencakup penelitian fundamental dan penelitian terapan yang bersifat
rintisan. Penelitian diarahkan kepada dua sasaran pokok, yaitu meningkatkan
kualitas dan produksi. Kedua hal ini berkaitan dengan peningkatan penghasilan
dan kesejahteraan petani, di sam ping diversiflkasi produksi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga tani dan pasaran.
Budidaya tanaman pangan disesuaikan dengan agroekosistem setempat. Hasil
penelitian dapat berupa metode, komponen teknologi, paket teknologi, dan inforI'nasi dalam rangka menunjang pembangunan pertanian. Untuk mempercepat proses
gebrakan peningkatan produksi tanaman pangan, Balittan Bogor sedang merintis
ke arah bioteknologi modern. KeIjasama baik dengan instansi domestik maupun
luar negeri dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan penelitian dan kegiatan
penelitian. KeIjasama dengan BATAN juga dilaksanakan dan diharapkan lebih
intensif dimasa yang akan datang. Tcnaga peneliti Balittan Bogor secara aktif
mengikuti pendidikan/training dalam bidang yang berkaitan dengan bioteknologi,
seperti biokimia, mikrobiologi, genetika, kultur jaringan, fisiologi, hara tanaman,
hama dan penyakit. Program penelitian berorientasi nasional, regional dan spesiflk.
Dalam tulisan ini disajikan beberapa aspek penting penelitian tanaman pangan
dalam rangka menuju suasembada dan menekan impor.
LAHAN BERMASALAH
Daerah pertanian yang subur praktis sudah dibudidayakan. Untuk memenuhi
kebutuhan pangan perluasan areal menuju ke lahan miskin, marginal dan bermasalah. Lahan yang masuk dalam kategori ini. antara lain tanah gambut, salin, berkapur,
podzolik merah kuning, masam, alkalin, dan pasang surut. Bila dijumlahkanluasnya
diperkirakan melampaui 100 juta ha. Oleh karena itu paket teknologi yang cocok
untuk meningkatkan produktivitas tanah semacam ini mempunyai dampak yang
* Balai Penelitian
Tanaman Panpn Bogor
15
luas terhadap
perekonomian
dan kesejahteraan
petani. Ada beberapa kegiatan
penelitian pentins yans pedu dilakukan} yiutu : 1) uji komoditi(varietas untuk
menemukan komoditi/varietas yang cocok, 2) ameliorasi tanah, seperti meningkat~n atau menurunkan dan menekan keracunan, 3) meningkatkan hara tersedia,
baik unsur makro maupun mikro. Pedu penelitian mengenai dinamika hara dengan
rentang waktu dan neraca hara yang berkaitan dengan panen. Studi keefisienan
pupuk adalah sangat penting, karena berkaitan dengan biaya produksi.
STATUS HARA SENTRA PRODUKSI
Status hara sentra produksi perlu diteliti untuk memungkinkan melaksanakan
inovasi-inovasi agar produksi pangan di daerah terse but selalu dapat ditingkatkan.
Perlu identifikasi daerah-daerah dengan produktivitas tinggi, seperti produksi padi
diatas 10 t/ha yang sering dilaporkan oleh Insus padi, agar teknologi produksi tinggi
dapat ditransfer ke tempat lain.
KEKERINGAN
Kekeringan sering merupakan kendala produksi. Perlu identifikasi sifat·sifat
varietas untuk menemukan sifat yang berkaitan dengan tahan kekeringan. Oleh
karena itu studi masalah air tanah dan tanaman sangat penting. Rasio serapan dan
respirasi yang eflSien oleh tanaman sangat penting dalam produksi. Rasio yang tidak
efisien menyebabkan tanaman mudah layu dan akhimya mengering. Masalah
kekeringan ini berinteraksi dengan komponen iklim dan juga hara. Tanaman yang
kekurangan kalium peka terhadap kekeringan.
PENGAPURAN
Pengapuran tanah masam sedang digalakkan sekarang oleh pemerintah untuk
meningkatkan produktivitasnya. Oleh karena itu Balai Penelitian perlu berpartisipasi
menunjang program ini, antara lain yang penting adalah memonitor dampak
pengapuran terhadap dinamika hara di dalam tanah. efek residu, dan pengaruhnya
terhadap berbagai komoditi dalam pola tanam. Tanah masam terutama podzolik
merah kuning umumnya mempunyai KTK rendah. miskin hara, dan timbul
keracunan AI dan Mn. Unsur Ca sering sangat rendah.
ZAT TUMBUH
Penggunaan zat tumbuh merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan benih
dengan Gibere1in dapat meningkatkan produksi buah tomaL Pedu diuji zat tumbuh
lainnya.
16
PEMANFAATAN MIKROBA
Fiksasi nitrogen oleh Rhizobium pada kacang-kacangan dapat mengurangi
biaya produksi untuk pembelian pupuk nitrogen. Terdapat indikasi bahwa ada
strain Rhizobium yang mempunyai kemampuan menambat nitrogen bebas dari
udara berlipat ganda diatas sepuluh kali lipat dibanding dengan strain Rhizobium
yang konvensional. Fiksasi nitrogen yang tinggi ini memerlukan tanaman yang
mampu memproduksi biomas dalam jumlah besar, terutama karbohidrat. Penelitian
pengembangan Micorrhiza perlu diintensifkan terutama dalam rangka peningkatan
serapan fosfat.
AZOLLA
Ganggang biru hijau Analxlena azollae yang dapat menambat nitrogen dari
udara hidup bersimbiosis dengan Azol/a. Ada berbagai species Az dla, tetapi Azolla
pinatra R.Br. adalah yang paling banyak dijumpai di Asia tropik. Bila digunakan
secara intensif Azol/a dapat menghasilkan 100 kg Njhajmusim. Azol/a ban yak
digunakan di persawahan petani Vietnam dan China. Perlu penelitian agar Azol/a
dapat menghasilkan biomas dalam jumlah besar. Azol/a peka terhadap kekurangan
fosfat.
Penggunaan Azalia sangat menguntungkan petani karena mengurangi biaya
produksi untuk pupuk nitrogen, dan relatifmudah untuk membiakkannya.
POLA TANAM TUMPANGSARI
Pola tanam tumpangsari atau campuran sangat populer di kalangan petani
dekat pemukiman yang padat penduduknya. Petani melaksanakan tumpangsari,
karena pemilikan tanah yang sempit, untuk intensifikasi pemanfaatan lahan, untuk
diversifikasi komoditi, untuk mempertahankan kesuburan tanah dan untuk meningkatkan pendapatan. Dengan cara tumpangsari petani dapat menanam tanaman,
sebagian untuk keperluan keluarganya dan sebagian dijual ke pasar untuk memperoleh uang tunai. Jenis tanaman yang ditanam erat hubungannya dengan agro-ekosistern setempat, selera petani, dan perrnintaan pasaran.
Banyak faktor yang perlu diteliti dalam tumpangsari, seperti keragaman kebutuhan hara dari berbagai komoditi yang ditanam, cara pemupukan yang efektif dan
efisien, masalah alelopati, keadaan saling menaungi dari berbagai komoditi dan
hubungannya dengan pemanfaatan enersi matahari dan komponen iklim lainnya,
disamping persaingan dalam penggunaan C02, 02, air, dan hara. Timbulnya fenomenon etiolasi, karena masalah naungan pada tumpangsari, cenderung perlunya
memperhatikan masukan kalium. Kalium antara lain dapat memperkuat sifat fisik
dan kimia tanaman, di samping dapat meningkatkan efisiensi pernanfaatan enersi
matahari.
17
REKA Y ASA GENETIK
Di Balai dtlamnalrnn
~~nelitian~lMma nutfah
yang
m~Uputi~k§plOtui,kol~k-
si, evaluasi dan pertanaman koleksi berbagai komoditi tanaman pangan. Berbagai
persilangan dilaksanakan, di samping seleksi, introduksi dan hibrida.
Rekayasa genetik disesuaikan dengan agro~kosistem dan pola tanam setempat.
Orientasinya adalah kualitas dan produksi per satuan luas dan waktu. Sehubungan
dengan keterbatasan ketersediaan air dan untuk menghindari kemungkinan kekeringan tanaman berumur pendek sangat eoeok untuk pola tanam di daerah dengan
eurah hujan terbatas. Di samping itu pemuliaan di arahkan kepada masalah utarna
setempat, seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit utama, salinitas, kemasaman tanah, keraeunan besi, mangan dan aluminium, fosfat rendah, tanah gambut,
air dalam, suhu dingin, genangan, rasa enak, toleran naungan, dan kadar protein
tin ggi.
JAGUNG
DAN PADI HIBRIDA
Jagung hibrida mulai dikembangkan di Indonesia. Jagung hibrida memerlukan
budidaya intensif dan harga benih yang relatif mahal. Jagung hibrida mengutamakan
sifat basil tinggi dan tahan penyakit bulai. Penelitian yang berkaitan dengan sifat
flSiologi dan eara budidayanya memerlukan penanganan yang intensif.
Padi hibrida telah berkembang di Cina. Indonesia masih belum melepas padi
hibrida dan masih dalam tingkat penelitian. Produksi padi hibrida meneapai 20 30% di atas varietas unggul konvensional.
BIOTEKNOLOGI
MODERN
Balittan Bogor masih dalam taraf merintis ke arah bioteknologi modern.
Rekayasa genetik, rnikrobiologi, flSiologi, kultur jaringan, dan biokirnia memerlukan penelitian yang lebih mendalam. Meningkatkan ketrampilan peneliti dan transfer teknologi modem akan diutamakan dengan harapan dapat meneiptakan gebrakan-gebrakan teknologi dimasa yang akan datang.
18
DISKUSI
N. ABDULLAH :
Dalani uraian disebutkan bahwa Insus dalam laporannya sering mencapai hasil yang
lebih dari 10 ton/ha, bahkan dikatakan oleh pembicara ada yang mencapai 20
ton/ha. Seingat saya para peneliti tidak pernah memcapai basil yang demikian.
Di mana terletak kebcrbasilan Insus ini, agar dapat dipe1ajari. Mohon penjelasan!
M. ISMUNADn :
Insus atau Intensifikasi Khusus adalah inovasi di bidang sosial-ekonomi di mana
petani bekerjasama berproduksi padi dalam suatu bamparan sawah (50 - 100 ha).
Dibandingkan dengan kebiasaan sebelurnnya, di mana petani bekerja sendiri-sendiri,
basil program Insus ternyata lebih tinggi. Yang jelas dengan bekeIjasama maka
saat tanam, pemberantasan harna, pemupukan, pengendalian gulrna dilaksanakan
serentak. Perbedaan basil tertinggi yang diperoleh di kebun-kebun percobaan dan
di sawah petani dapat disebabkan oleh perbedaan lingkungan tumbuh. Hasil padi di
Muara (Bogor) tidak setinggi di daerah lain yang relatif lebih sering mengalami hari
cerah (tidak hujan). Faktor-faktor yang mengakibatkan basil tinggi dalarn program
Insus masih perlu diteliti secara ilmiah.
WlDJANG H. SISWORO :
1.
2.
Apakah "Kaptan" (kapur pertanian) sudah merupakan paket peningkatan
produksi, seperti pupuk (N, P, K) dan obat pemberantasan hama (insektisida).
Bila ya, di daerah mana "Kaptan" ini dianjurkan diberikan dan untuk jenis
tanaman yang mana?
M. ISMUNADn :
1.
2.
Telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah telah memulai program perbaikan lahan bereaksi masam dengan pengapuran di berbagai daerah. Sejauh informasi yang ada kapur meru pakan salah satu komponen dari paket sarana produksi
untuk lahan bukaan baru (P3DT) yang terdapat di 16 propinsi (antara lain
Jambi, Sumatra Selatan, Sumatra Bamt, dan sebagainya). Pada lahan lama di
samping ada demonstrasi penggunaan kapur dengan dosis 2,5' ton/ha, kapur
disubsidi (proyek P2TP).
Pengapuran terutama ditujukan untuk tanaman program pangan terutama
kedelai .
ZUHDl :
1.
2.
Kredit Bimas telah dicabut, dalam pelaksanaan pemupukan bagaimana para
petani mendapatkan pengarahan sesuai dengan kesuburan tanah miliknya.
Usaha apa saja yang telah dilakukan Balittan mengenai keefisienan pemupuk- .
an. Bagaimana penggunaan pupuk oleh petani yang telah mencapai produksi
<10ton/ha.
19
M. lSMUNADJI
I.
2.
:
fildil ~ililt progr~m peningkatiln produk~i dnak~anakan melalui progriim Bimii~
disalurkan kredit kepada petani untuk pembelian sarana produksi. Setelah lebih
dari 15 tahun ber-Bimas banyak petani beralih kepada swadaya dalam usaha
taninya, kita namakan usaha ini dengan Inmas (Intensifikasi massal). Pengarahan diberikan dalam Bimas sangat bermanfaat untuk pelaksanaan Inmas.
Balittan telah melaksanakan berbagai penelitian untuk meningkatkan keefisienan penggunaan pupuk dengan memadukan berbagai usaha antara lain': pemuliaan varietas yang efisien, macam pupuk dan eara pemberiannya yang sesuai.
Perbaikan juga dilaksanakan terhadap waktu pemberiannya. Petani yang
memperoleh produksi di atas 10 tonjha ternyata menggunakan paket produksi
Bimas ditambah bahan organik.
ISHAK:
Dalam pengapuran tanah masam apakah Balittan sudah memperhitungkan kerusakan fisis tanah dalamjangka panjang dan kematian beberapa species tumbuhan tanah.
M. lSMUNADJI
:
Telah disadari bahwa usaha perbaikan tanah dengan pengapuran perlu disertai
usaha-usaha lain agar dapat dieegah pengaruh buruknya. Karena reaksi tanah diubah
maka akan terjadi perubahan-perubahan : kimia, fisiko-kimia, fisik, dan biologik.
Sedang diteliti pengaruh jangka panjang dari pemberian kapur, pemupukan, dan
pertumbuhan tanaman serealia dan kaeang-kaeangan. Untuk lahan kering (tadah
hujan) bereaksi masam ternyata bahan organik berperan sangat penting. Kemampuan nodulasi akar tanaman kacang-kaeangan pad a tanah masam yang dikapur juga
sedang diteliti.
L.A. SOFY AN :
1.
2.
Bagaimana pengembangan kualitas jagung, yaitu dengan tanaman jagung
Opaque 2 yang mempunyai kadar asam amino ,lysin yang tinggi, apa juga akan
dikembangkan di Indonesia.
Penggunaan pupuk kandang pada tanah gambut (untuk mengubah tekstur
tanah).
M. ISMUNADJI
1.
2.
20
:
Balittan Bogor telah mengembangkan varietas jagung yang mengandung lysin
tinggi. Tentu saja bila diperlukan varietasnya ada. Rupanya dalam rangka
peningkatan produksi jagung di Indonesia dipilih varietas yang beryotensi hasil
tinggi, misalnya Harapan Baru, Arjuna, Ranjana. Akhir-akhir ini telah dimulai
pemuliaan 'yang mengarah kepada pembentukan hibrida. Jagung hibrida'telah
dikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia.
Pupuk kandang atau bahan organik pada umumnya dipergunakan untuk memperbaiki tanah-tanah mineral. Untuk tanah gambut sering diperbaiki dengan
meneampurkan dengan tanah mineral.
ROSALINA :
Saya setuju sekali dengan pendapat Bapak bahwa dalam penanganan tanaman
pangan harus ditangani secara integritas terutama juga dengan tanaman lain seperti
penghijauan. Seperti kita ketahui yang hangat di koran baru-baru ini mengenai
kebakaran kebun pinus di sekitar Danau Toba dan menu rut pemerintah (DiIjen
Tanaman Pangan) bahwa pinus tidak cocok karena banyak menghisap air dan nilai
ekonomi rendah. Padahal penghijauan dengan tanaman pinus sebelumnya dilakukan
oleh pemerintah.
Usul : Supaya keIja sarna Litbang dengan pemerintah perlu ditingkatkan.
M. ISMUNADJI :
Sejauh ini dalam penelitian tanaman pangan yang ditujukan untuk pengembangan
pertanian di suatu wilayah telah dipadukan dengan usaha-usaha tani yang lain,
misalnya dengan petemakan, perikanan termasuk perhutanian (agroforestry).
Dengan demikian akan tercapai peningkatan produksi, pelestarian lahan, dan
peningkatan pendapatan (kesejahteraan).
A. NASROH :
1.
2.
Bagaimana gogo-rancah untuk menghadapi kultivar dulu banyak dianjurkan,
sekarang seberapa jauh penelitian Balittan terhadap gogo-rancah.
Sistem "soIjan" yang ban yak digunakan di Kebumen/KutoaIjo
seberapa
jauh mendapat perhatian dari Balittan.
Sistem ini saya kira cocok untuk menjawab minat petani untuk menambah
pertanaman buah-buahan, seperti jeruk dan lain-lain.
M. ISMUNADJI :
1.
2.
Balitta Bogor telah mengembangkan teknologi penanaman padi gogo rancah,
jarak tanam, dan pemupukan yang sesuai serta cara-cara pengendalian hamanya.
Paket teknologi ini ternyata berhasil dikembangkan lebih lanjut dalam programprogram produksi, misalnya program GORA atau Tekad Makmur di Lombok.
Telah pula diteliti aspek.aspek agronomi dan ekonomi dari sistem "SoIjan"
oleh Balittan di berbagai lokasi lokasi di Indonesia. Memang, dengan menaman
tanaman buah-buahan, sayuran, dan kalau mungkin memelihara ikan maka
pendapatan petani pada lahan terse but dapat meningkat. Hal ini biasa dilakukan di daerah sawah tadah hujan.
E. SUWADJI :
Mengingat banyak kendala terhadap pertumbuhan yang optimal pada bakteri,
sampai sejauh mana penggunaan Rhizobium ini cukup bermanfaat dipandang dari
segi aplikasinya di lapangan.
M,ISMUNADn:
Di dalam tanaman kacang-kacangan bersimbiosis dengan Rhizobium. misalnya pada
kedelai, rnakin baik nodulasi akarnya Makin _baik pertumbuhan tanamannya di
21
lapangan. Dalam praktek telah diperdagangkan inokulasi, misalnya Nitragin, Legin,
dan lain-lain. Manfaat di lapangan akan besar bila ada varietas tanaman kacangkacangan yang ~eguai dengan ~train Rhizobium tertentu. Kedua·duanya perlu diteliti
dan dikembangkan.
M. MARDJO :
Mengenai lahan bermasalah saya ingin menayakan :
1. Usaha apa saja yang sudah ditempuh sampai saat ini.
2. Sejauh mana usaha tersebut sudah dilakukan.
3. Kalau cara mengatasi lahan bermasalah ini dilakukan oleh beberapa instansi,
bagaimana aturan permainannya.
M. ISMUNADn :
1.
2.
3.
27.
Lahan bermasalah sangat beragam dan cara perbaikannya pun berbeda-beda.
Pada tanah masam dilaksanakan pengapuran. Tanah sulfat masam dapat diperbaiki dengan pencucian dan lain sebagainya.
Pada lahan dengan kegaraman (salin) dilaksanakan dengan menciptakanjmeneliti varietas tanaman tahan kegaraman (salinitas tinggi) karena perbaikan lahan
macam ini mahal.
Menjadi ciri penej.itian saat ini bahwa semua usaha dilaksanakan antar disiplin
ilmu dan sering pula antar instansi (lembaga). Tentu saja dapat melalui cara
antar peneliti yang kemudian diresmikan oleh lembaganya.
Download