analisa pengaruh pendidikan etika dan persepsi mahasiswa dalam

advertisement
ANALISA PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DAN PERSEPSI
MAHASISWA DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Linsie Intani
Universitas Gunadarma
[email protected]
E. Susy Suhendra
Universitas Gunadarma
[email protected]
ABSTRAKSI
Terjadinya beberapa pelanggaran etika yang terjadi di Indonesia, baik yang
dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Dalam hal
ini ada salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seorang akuntan adalah
lingkungan pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat behavioral
(perilaku dan persepsi). Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer yang diperoleh melalui kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan Uji Beda
Rata-Rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa yang sudah mengambil pendidikan etika dengan mahasiswa yang belum
mengambil pendidikan etika.
Kata Kunci : Etika, Persepsi, Mahasiswa, Laporan Keuangan
ditingkatkan dan diperbaiki. Salah satu
faktor yang masih harus ditingkatkan
untuk meningkatkan kualitas pelaporan
keuangan
di
Indonesia
adalah
menyangkut etika dan sikap positif
akuntan Indonesia. Dengan berbagai
alasan dan tujuan baik benar atau salah
terkadang penyajian laporan keuangan
yang telah dibuat oleh akuntan
menyimpang dari etika dan sikap positif
seorang akuntan. Tidak mengherankan
jika sejak dahulu etika selalu menyoroti
akuntan dalam menyajikan laporan
keuangan.
Menurut Wyatt (2004) bahwa
kelemahan yang terdapat pada akuntan
adalah keserakahan individu dan
korporasi,
pemberian
jasa
yang
mengurangi independensi, sikap terlalu
lunak pada klien dan peran serta dalam
menghindari aturan akuntansi yang ada.
Wyatt menambahkan bahwa untuk
PENDAHULUAN
Definisi akuntansi yang terdapat
pada Accounting Principle Board (APB)
No. 4 menjelaskan bahwa akuntansi
sebagai suatu aktivitas jasa yang
memiliki fungsi memberikan informasi
kuantitatif, umumnya yang bersifat
keuangan mengenai suatu ekonomi yang
dibutuhkan banyak pihak, informasi
tersebut berupa informasi akuntansi
dalam bentuk laporan keuangan, yang
disertai dengan catatan atau informasi
atas laporan keuangan. Tujuan dari
laporan keuangan itu sendiri adalah
memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh penggunanya dalam membuat
keputusan.
Dalam
penyusunannya,
laporan keuangan tidak terlepas dari
perilaku akuntan dalam perusahaan yaitu
sehubungan dengan pemilihan kebijakan
akuntansi.
Di
Indonesia
sendiri
penyajian laporan keuangan masih perlu
1
menghindari hal-hal tersebut, akuntan
pendidik
seharusnya
memberikan
perhatian yang lebih besar dalam
pendidikan akuntansi atas dua hal, yaitu
apresiasi terhadap profesi akuntan dan
apresiasi mengenai dilema etika (ethical
dilemmas). Hal ini dapat dituangkan
dalam bentuk mata ajaran, metode
pengajaran sampai ke penyusunan
kurikulum yang berlandaskan nilai-nilai
etika dan moral.
Terjadinya beberapa pelanggaran
etika yang terjadi di Indonesia, baik
yang dilakukan oleh akuntan publik,
akuntan intern, maupun akuntan
pemerintah. Seharusnya hal seperti ini
tidak akan terjadi jika setiap akuntan dan
calon akuntan mempunyai pengetahuan,
pemahaman dan dapat menerapkan etika
secara memadai dalam melaksanakan
tugasnya sebagai seorang akuntan yang
professional. Pekerjaan seorang akuntan
harus dikerjakan dengan sikap yang
professional
yang
sepenuhnya
berlandaskan pada standar moral dan
etika yang ada. Dengan sikap akuntan
yang professional maka akan mampu
menghadapi tekanan yang muncul dari
dirinya sendiri ataupun dari pihak
eksternal, dimana kemampuan seorang
akuntan untuk dapat mengerti dan peka
terhadap persoalan etika juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia
berada. Dalam hal ini ada salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku seorang akuntan adalah
lingkungan pendidikan.
laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi
keuangan (aktiva, kewajiban dan
ekuitas) dan menyediakan informasi
mengenai kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pemakai informasi
akutansi dalam pengambilan keputusan.
Oleh karena itu laporan keuangan
tersebut harus dapat memberikan
informasi yang lebih realistis dan dapat
menggambarkan kondisi perusahaan
yang mendekati keadaan sebenarnya.
Menurut Statement of Financial
Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik
kualitatif dari informasi akuntansi adalah
sebagai berikut :
1. Relevan maksudnya adalah kapasitas
informasi yang dapat mendorong
suatu
keputusan
apabila
dimanfaatkan oleh pemakai untuk
kepentingan memprediksi hasil di
masa depan yang berdasarkan
kejadian waktu lalu dan sekarang.
Ada tiga karakteristik utama yaitu:
a. Ketepatan waktu (timeliness),
yaitu informasi yang siap
digunakan para pemakai sebelum
kehilangan makna dan kapasitas
dalam pengambilan keputusan.
b. Nilai prediktif (predictive value),
yaitu informasi dapat membantu
pemakai
dalam
membuat
prediksi tentang hasil akhir dari
kejadian yang lalu, sekarang dan
masa depan.
c. Umpan balik (feedback value),
yaitu kualitas informasi yang
memngkinkan pemakai dapat
mengkonfirmasikan
ekspektasinya yang telah terjadi
di masa lalu.
2. Reliable, maksudnya adalah kualitas
informasi yang dijamin bebas dari
kesalahan dan penyimpangan atau
bias serta telah dinilai dan disajikan
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan
laporan mengenai posisi kemampuan
dan kinerja keuangan perusahaan serta
informasi lainnya yang diperlukan oleh
pemakai informasi akuntansi baik pihak
internal maupun eksternal. Fungsi
2
buruk. Etiket adalah ajaran sopan santun
yang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain. Etis
artinya sesuai dengan ajaran moral.
Ethos artinya sikap dasar seseorang
dalam bidang tertentu. Kode etik atau
kode etika artinya daftar kewajiban
dalam menjalankan tugas sebuah profesi
yang disusun oleh anggota profesi dan
mengikat anggota dalam menjalankan
tugasnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah
memenuhi tanggungjawabnya dengan
standar
profesionalisme
tertinggi,
mencapai tingkat kinerja tertinggi,
dengan orientasi kepada kepentingan
publik. Untuk mencapai tujuan tersebut
terdapat empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi, yaitu Kredibilitas,
Profesionalisme,
Kualitas
Jasa,
Kepercayaan.
secara
layak
sesuai
dengan
tujuannya. Reliable mempunyai tiga
karakteristik utama yaitu:
a. Dapat diperiksa (veriviability),
yaitu konsensus dalam pilihan
pengukuran akuntansi yang dapat
dinilai melalui kemampuannya
untuk meyakinkan bahwa apakah
informasi
yang
disajikan
berdasarkan metode tertentu
memberikan hasil yang sama
apabila
diverivikasi
dengan
metode yang sama oleh pihak
independen.
b. Kejujuran
penyajian
(representation
faithfulness),
yaitu adanya kecocokan antara
angka dan diskripsi akuntansi
serta sumber-sumbernya.
c. Netralitas (neutrality), informasi
akuntansi
yang
netral
diperuntukkan bagi kebutuhan
umum para pemakai dan terlepas
dari
anggapan
mengenai
kebutuhan tertentu dan keinginan
tertentu para pemakai khusus
informasi.
3. Daya Banding (comparability),
informasi akuntansi yang dapat
dibandingkan menyajikan kesamaan
dan perbedaan yang timbul dari
kesamaan dasar dan perbedaan dasar
dalam perusahaan dan transaksinya
dan
tidak
semata-mata
dari
perbedaan perlakuan akuntansinya.
4. Konsistensi (consistency), yaitu
keseragaman
dalam
penetapan
kebijaksanaan dan
prosedur
akuntansi yang tidak berubah dari
periode ke periode.
Pengertian Persepsi
Pengertian persepsi merupakan
proses untuk memahami lingkungannya
meliputi objek, orang, dan simbol atau
tanda yang melibatkan proses kognitif
(pengenalan). Proses kognitif adalah
proses dimana individu memberikan arti
melalui
penafsirannya
terhadap
rangsangan (stimulus) yang muncul dari
objek, orang, dan simbol tertentu.
Dengan kata lain, persepsi mencakup
penerimaan, pengorganisasian, dan
penafsiran
stimulus
yang
telah
diorganisasi dengan cara yang dapat
mempengaruhi perilaku dan membentuk
sikap. Hal ini terjadi karena persepsi
melibatkan penafsiran individu pada
objek tertentu, maka masing-masing
objek akan memiliki persepsi yang
berbeda walaupun melihat objek yang
sama (Gibson, 1996: 134).
Penelitian ini pemikirannya dari
peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh
Nurita Universitas Kristen Duta Wacana
Pengertian Etika
Kata etika sering dirancukan
dengan istilah etiket, etis, ethos dan kode
etik atau kode etika. Etika adalah ilmu
yang mempelajari apa yang baik dan
3
signifikan mengenai laporan keuangan
antara
mahasiswa
yang
sudah
mengambil meta kuliah pendidikan etika
dengan
mahasiswa
yang
belum
mengambil pendidikan etika.
Berdasarkan uraian dan tinjauan
penelitian terdahulu, maka dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1:
Terdapat
pengaruh
antara
pendidikan
etika
terhadap
persepsi
mahasiswa
dalam
penyusunan laporan keuangan.
H2:
Terdapat perbedaan persepsi
mengenai penyajian laporan
keuangan antara mahasiswa yang
belum mengambil matakuliah
pendidikan etika dan mahasiswa
yang
sudah
mengambil
matakuliah pendidikan etika.
dan WED Radianto Universitas Ciputra
Surabaya (2008) pada The 2nd National
Conference UKWMS dan Yulianti dan
Fitriany (2005) pada Universitas
Indonesia dalam SNA VIII Solo.
Stevens et al. (1993) melakukan
penelitian tentang perbandingan evaluasi
atas dari staf pengajar dengan mahasiswa
sekolah bisnis. Data dikumpulkan dari
137 mahasiswa bisnis (46 mahasiswa
baru dan 67 mahasiswa akhir) dan 34
anggota staf pengajar di Southem
University. Hasil analisis dengan t-test
menunjukkan bahwa secara keseluruhan
tidak ada perbedaan signifikan di antara
kelompok, walaupun ada kecenderungan
staf pengajar lebih berorientasi etis
dibanding mahasiswa baik di tingkat
akhir maupun mahasiswa baru.
Yulianty dan Fitriani (2005)
penelitian dimaksudkan untuk melihat
persepsi mahasiswa akuntansi terhadap
manajemen laba, misstatement laporan
keuangan, pengungkapan informasi
sensitif perusahaan, cost-benefit dari
pengungkapan keuangan dan tanggung
jawab manajer perusahaan. Hasil
penelitian ini menunjukkan pendidikan
akuntansi yang telah mereka terima yang
mengajarkan
untuk
memberikan
prioritas yang lebih tinggi pada
kebutuhan pengguna laporan keuangan.
Mahasiswa akuntansi secara keseluruhan
juga lebih menolak manajeman laba
dibandingkan mahasiswa jurusan nonakuntansi.
Nurita dan Wed Radianto (2008)
meneliti tentang perbedaan persepsi
mahasiswa akuntansi terhadap etika
penyusunan laporan keuangan, antara
mahasiswa yang sudah mengambil mata
kuliah pendidikan etika atau mahasiswa
tingkat akhir dengan mahasiswa yang
belum
mengambil
mata
kuliah
pendidikan etika atau mahasiswa tingkat
awal. Terdapat perbedaan persepsi yang
METODE PENELITIAN
Adapun metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan
perhitungan
statistik
menggunakan SPSS. Data penelitian ini
dikumpulkan melalui kuesioner dengan
skala likert yang menggunakan 5
kategori penelitian yaitu sangat tidak
setuju sampai sangat setuju. Data yang
diperoleh tersebut dianalisis dengan
menggunakan Uji Beda Rata-Rata dan
Uji Mann-Whitney. Pengujian juga
dilakukan untuk menguji validitas dan
reliabilitas dari kuesioner. Penelitian ini
dimaksudkan untuk melihat perbedaan
antar kelompok responden, karenanya
pengujian yang digunakan adalah uji
beda rata-rata. Akan tetapi, pengujian
menggunakan uji beda rata-rata ini dapat
menyebabkan bias dalam interpretasi
hasil kuesioner karena memperlakukan
data ordinal (hasil kuesioner dalam
bentuk skala pilihan) sebagai data
nominal karenanya dilakukan pengujian
non parametrik dengan menggunakan
Mann-Whitney.
4
Akuntan sebanyak 80 orang dengan nilai
prosentase sebesar 56,34% dan sebanyak
62 orang dengan nilai prosentase sebesar
43,66% untuk mahasiswa yang belum
mendapatkan matakuliah Etika Profesi
Akuntan. Tabel 1.1 terlihat bahwa nilai
Cronbach’s Alpha dari semua items
adalah 0,729 ini berarti dapat
disimpulkan bahwa semua pertanyaan
adalah reliabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Objek penelitian dalam penulisan
ini adalah Mahasiswa S1 Akuntansi
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Gunadarma
ATA-2008/2009
yaitu
4EB01 s/d 4EB08 dan 1EB01 s/d
1EB08. Sumber data didapat 142
kuesioner yang valid untuk diolah.
Mahasiswa akuntansi yang telah
mendapatkan mata kuliah Etika Profesi
Table 1.1
Hasil Uji Relibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.729
N of Items
21
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
mendeskripsikan bahwa korelasi adalah
ukuran hubungan (relationship) antara
dua variabel, terutama untuk variabel
kuantitatif. Ukuran hubungan antara dua
variabel kualitatif biasa disebut asosiasi.
Angka Korelasi berkisar antara 0 s/d 1.
Pengujian hipotesis pertama ini
menggunakan Uji Korelasi. Pengujian
ini memiliki tujuan untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh pendidikan
etika terhadap persepsi mahasiswa
akuntansi dalam pennyusunan laporan
keuangan. Stanislaus S. Uyanto (2006)
Table 1.2
Hasil Uji Korelasi Parsial Pengujian Hipotesis Pertama
Correlations
Control Variables
-none- a
Pendidikan Etika
Karakteristik Laporan
Keuangan
Persepsi Mahasiswa
Persepsi Mahasiswa
Pendidikan Etika
Karakteristik Laporan
Keuangan
Correlation
Significance (2-tailed)
df
Correlation
Significance (2-tailed)
df
Correlation
Significance (2-tailed)
df
Correlation
Significance (2-tailed)
df
Correlation
Significance (2-tailed)
df
Pendidikan
Etika
1.000
.
0
.386
.000
140
.241
.004
140
1.000
.
0
.313
.000
139
Karakteristik
Laporan
Keuangan
.386
.000
140
1.000
.
0
.686
.000
140
.313
.000
139
1.000
.
0
a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
5
Persepsi
Mahasiswa
.241
.004
140
.686
.000
140
1.000
.
0
Jika dilihat dari hasil perhitungan
pada Tabel 1.2 , maka korelasi antara
variabel “Pendidikan Etika” dengan
“Karakteristik Penyusunan Laporan
Keuangan” menunjukkan angka sebesar
0,386 angka ini menunjukkan adanya
korelasi yang cukup dan searah. Dengan
angka probabilitas hubungan kedua
variabel sebesar 0,00 < 0,05 maka
hubungan kedua variabel tersebut
signifikan. Setelah hubungan antara
pendidikan etika dan karakteristik
penyusunan laporan keuangan dikontrol
dengan menggunakan variabel bebas
persepsi mahasiswa dalam penyusunan
laporan
keuangan
maka
hasil
perhitungan korelasi antara variabel
pendidikan etika dan karakteristik
laporan keuangan menjadi 0,313
mengalami penurunan dari angka
korelasi semula sebesar 0,386. Artinya,
karakteristik
penyusunan
laporan
keuangan tidak dipengaruhi oleh faktor
pendidikan etika saja, tetapi juga faktor
persepsi mahasiswa dalam penyusunan
laporan
keuangan
yang
turut
mempengaruhi hubungan antara korelasi
antara pendidikan etika dan karakteristik
laporan keuangan. Untuk mengambil
keputusan, kita lakukan uji hipotesis
pertama sebagai berikut :
ƒ
ƒ
ada
pengaruh
antara
variabel
pendidikan
etika
dan
persepsi
mahasiswa dalam penyusunan laporan
keuangan. Dengan kata lain hipotesis
pertama pada penelitian ini diterima.
Pengujian dalam hipotesis kedua
ini adalah perbedaan persepsi mengenai
penyajian laporan keuangan antara
mahasiswa yang belum mengambil
matakuliah pendidikan etika dan
mahasiswa yang sudah mengambil
matakuliah pendidikan etika. Selang
kepercayaan untuk Uji Beda Rata-rata
adalah 95% dan untuk uji Mann Whitney
sebesar 99%, merupakan default untuk
uji tersebut. Jawaban atas pertanyaan
diukur dengan menggunakan Likert
Scale dengan skala 1 – 5. Hipotesis
kedua (H2) yang akan diuji adalah
sebagai berikut :
ƒ
ƒ
H0: Tidak ada pengaruh antara
variabel pendidikan etika dan
persepsi
mahasiswa
dalam
penyusunan laporan keuangan.
H1: Terdapat pengaruh antara
variabel pendidikan etika dan
persepsi
mahasiswa
dalam
penyusunan laporan keuangan.
H0 : Tidak terdapat perbedaan
persepsi mengenai penyajian laporan
keuangan antara mahasiswa yang
belum
mengambil
matakuliah
pendidikan etika dan mahasiswa
yang sudah mengambil matakuliah
pendidikan etika.
H2 : Terdapat perbedaan persepsi
mengenai
penyajian
laporan
keuangan antara mahasiswa yang
belum
mengambil
matakuliah
pendidikan etika dan mahasiswa
yang sudah mengambil matakuliah
pendidikan etika.
Dalam
pengujian
hipotesis,
kriteria untuk menolak atau menerima
H0, berdasarkan p-value adalah sebagai
berikut :
Angka probabilitas dari hasil
perhitungan Uji Korelasi adalah sebesar
0,04 < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya,
‰
‰
6
Jika, p-value < α, maka H0 ditolak
Jika, p-value ≥ α, maka H0 diterima
Tabel 1.3
Uji Hipotesis Kedua
Mahasiswa
N
Mean Rank
Perbedaan
Persepsi
Belum Mengambil Etika
60
61.78
7.112
Sudah Mengambil Etika
82
78.61
8.240
Total
142
(1.128)
Signifikasi
.008
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
Tabel 1.3 menunjukkan hasil
pengujian hipotesis kedua, terlihat pada
kolom tingkat signifikansi atau p-value
sebesar 0,008 yang mempunyai nilai
lebih kecil dari α = 0.05 sehingga H0
ditolak dan H2 diterima, maka
mendukung hipotesis kedua atau
memang persepsi mengenai penyajian
laporan keuangan antara mahasiswa
yang belum mengambil matakuliah
pendidikan etika dan mahasiswa yang
sudah
mengambil
matakuliah
pendidikan etika benar berbeda
adanya. Perbedaannya adalah sebesar
1,128 antara mahasiswa yang belum
mengambil matakuliah etika dan sudah
mengambil
matakuliah
etika.
Selanjutnya akan dibahas lebih lanjut
mengenai pengujian per-faktor yang
mendukung hipotesis kedua.
•
Responsibility (Tanggung jawab dalam
penyajian laporan keuangan)
Faktor ini digunakan untuk melihat
persepsi mahasiswa mengenai tanggung
jawab untuk menyajikan laporan
keuangan
yang
informatif
bagi
penggunanya. Hipotesis yang akan diuji
adalah sebagai berikut :
ƒ
ƒ
H0 : Terdapat perbedaan persepsi
mengenai tanggung jawab terhadap
pengguna laporan keuangan antara
mahasiswa tingkat awal dengan
mahasiswa tingkat akhir.
H1 : Tidak terdapat perbedaan
persepsi mengenai tanggung jawab
terhadap pengguna laporan keuangan
antara mahasiswa tingkat awal
dengan mahasiswa tingkat akhir.
Table 1.4
Hasil Uji Faktor Responsibility
N
Mean Rank
Mahasiswa
Responsibility
Tingkat Awal
60
73.67
Tingkat Akhir
82
69.91
Total
142
Signifikasi
.294
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
mendukung hipotesis mengenai
terdapat
perbedaan
persepsi
mengenai tanggung jawab terhadap
pengguna laporan keuangan antara
mahasiswa tingkat awal dengan
mahasiswa
tingkat
akhir.
Tabel 1.4 menunjukkan hasil
pengujian hipotesis kedua, terlihat
pada kolom tingkat signifikansi
sebesar 0,294 yang mempunyai nilai
lebih besar dari α = 0.05 sehingga
H0 diterima dan H2 ditolak, maka
7
Table 1.5
Hasil Uji Faktor per Item Pertanyaan Responsibility
Tingkat
Awal
2.75
Manager memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada pemegang
saham dibandingkan kepada karyawan
Auditor Independen, bukan manager, yang bertanggung jawab
3.17
melindungi kepentingan investor
4.15
Kehati-hatian dalam melaksanakan jasa professional mengharuskan
akuntan untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
kompetensi dan ketekunan
3.37
Karyawan bukan akuntan tapi menjadi anggota IAI diharuskan atau
terikat oleh tanggung jawab untuk manjaga kerahasian informasi
tentang klien
Dalam penugasan auditor menawarkan fee kepada siapa saja yang
3.25
membawa klien baru.
Perbedaan
19.49
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
•
Dilihat dari Tabel 1.5 perbedaan
persepsi mengenai tanggung jawab
yang terjadi antara mahasiswa
tingkat awal dengan mahasiswa
tingkat akhir sebesar 2,7. Dalam
bagian responsibility ini terlihat
bahwa mahasiswa tingkat akhir
memiliki tanggung jawab yang lebih
rendah
mengenai
pelaporan
keuangan dibanding mahasiswa
awal. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Marriott & Marriott
(2003) yang menyebutkan bahwa
mahasiswa baru lebih memandang
tinggi profesi akuntan dibandingkan
mahasiswa tingkat akhir. Persepsi
terhadap profesi akuntan inilah yang
mempengaruhi derajat tanggung
jawab yang dirasakan mahasiswa
jurusan akuntansi terhadap pengguna
laporan keuangan.
3.17
4.07
3.40
3.04
16.79
Misstatement
(Kecenderungan
untuk melakukan salah saji dalam
laporan keuangan)
Faktor kedua yang diuji dalam
mendukung perhitungan hipotesis
kedua dalam penelitian ini, yaitu
Misstatement.
Mistate
adalah
kecenderungan mahasiswa untuk
melakukan salah saji dalam laporan
keuangan. Hipotesis yang akan diuji
adalah sebagai berikut :
ƒ
ƒ
8
Tingkat
Akhir
3.11
H0 : Terdapat perbedaan persepsi
mengenai salah saji dalam
laporan
keuangan
dalam
perusahaan antara mahasiswa
tingkat awal dengan mahasiswa
tingkat akhir
H1 : Tidak terdapat perbedaan
persepsi mengenai salah saji
dalam laporan keuangan dalam
perusahaan antara mahasiswa
tingkat awal dengan mahasiswa
tingkat akhir
Table 1.6
Hasil Uji Faktor Misstatement
Mahasiswa
N
Mean Rank
Persepsi
Tingkat Awal
60
67.74
Tingkat Akhir
82
74.25
Total
142
Signifikasi
.150
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
mendukung hipotesis mengenai
terdapat
perbedaan
persepsi
mengenai salah saji dalam laporan
keuangan
dalam
perusahaan
antara mahasiswa tingkat awal
dengan mahasiswa tingkat akhir.
Tabel 1.6 menunjukkan hasil
pengujian hipotesis ini, terlihat pada
kolom tingkat signifikansi sebesar
0,150 yang mempunyai nilai lebih
besar dari α = 0.05 sehingga H0
diterima dan H1 ditolak, maka
Table 1.7
Hasil Uji Faktor per Item Pertanyaan Misstatement
Tingkat Tingkat
Awal
Akhir
Pelaporan yang bertujuan membeli kepentingan satu pihak
3.83
3.90
Kesalahaan yang disengaja dalam laporan keuangan yang
3.82
3.79
diperlukan untuk mencegah kebangkrutan
Saya akan dengan sengaja menyebabkan salah saji dalam laporan
3.95
3.88
keuangan
Gaji dan benefit manajemen seharusnya tidak diungkapkan
2.53
2.88
Pengungkapan resiko utama perusahaan
3.87
3.90
Perbedaan
18.00
18.35
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
•
Dilihat dari Tabel 1.7 perbedaan
persepsi mengenai salah saji dalam
laporan keuangan dalam perusahaan
antara mahasiswa tingkat awal
dengan mahasiswa tingkat akhir
sebesar 0,35. Terlihat bahwa ratarata skor mahasiswa tingkat akhir
untuk faktor Misstatement lebih
tinggi dibandingkan mahasiswa
tingkat awal. Skor total yang
semakin tinggi menggambarkan
kecenderungan yang lebih rendah
untuk melakukan salah saji dalam
laporan keuangan.
Disclosure (Pengungkapan laporan
keuangan)
Faktor ketiga yang diuji dalam
mendukung perhitungan hipotesis
kedua dalam penelitian ini adalah
Disclosure yaitu kecenderungan
mahasiswa untuk mengungkapkan
informasi dalam laporan keuangan.
Hipotesis yang akan diuji adalah
sebagai berikut :
ƒ
9
H0 : Terdapat perbedaan persepsi
mengenai
pengungkapan
informasi yang sensitif dalam
perusahaan antara mahasiswa
ƒ
informasi yang sensitif dalam
perusahaan antara mahasiswa
tingkat awal dengan mahasiswa
tingkat akhir.
tingkat awal dengan mahasiswa
tingkat akhir.
H1 : Tidak terdapat perbedaan
persepsi mengenai pengungkapan
Table 1.8
Hasil Uji Faktor Disclosure
Mahasiswa
N
Mean Rank
Persepsi
Tingkat Awal
60
67.14
Tingkat Akhir
82
74.69
Total
142
Signifikasi
.138
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
mendukung hipotesis mengenai
terdapat
perbedaan
persepsi
mengenai pengungkapan informasi
yang sensitif dalam perusahaan
antara mahasiswa tingkat awal
dengan mahasiswa tingkat akhir.
Tabel 1.8 menunjukkan hasil
pengujian hipotesis ini, terlihat pada
kolom tingkat signifikansi sebesar
0,138 yang mempunyai nilai lebih
besar dari α = 0.05 sehingga H0
diterima dan H1 ditolak, maka
Table 1.9
Hasil Uji Faktor per Item Pertanyaan Disclosure
Tingkat
Awal
3.43
Tingkat
Akhir
3.83
Pengungkapan laporan keuangan yang tidak bias dan bebas dari
benturan kepentingan pihak lain dibutuhkan demi mencapai fairness
Akurasi dan kejujuran dalam pengungkapan laporan keuangan
4.28
4.15
Pengurangan biaya diskresioner harus diungkapkan
3.98
3.73
Anggaran operasi dan target keuntungan harus diungkapkan
3.77
3.83
Pengungkapan laporan keuangan yang intensif dibutuhkan
3.02
3.40
Perbedaan
18.48
15.11
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
•
Dilihat dari Tabel 1.9 perbedaan
persepsi mengenai pengungkapan
informasi yang sensitif dalam
perusahaan antara mahasiswa tingkat
awal dengan mahasiswa tingkat akhir
sebesar 3,37. Terlihat bahwa ratarata skor mahasiswa tingkat akhir
untuk faktor Disclosure lebih rendah
dibandingkan mahasiswa tingkat
awal.
10
Cost
and
Benefit
(Beban
Perusahaan Untuk Melakukan
Pengungkapan)
Faktor keempat yang diuji
dalam penelitian ini adalah Cost and
Benefit yaitu persepsi mahasiswa
mengenai beban perusahaan untuk
melakukan pengungkapan. Hipotesis
yang akan diuji adalah sebagai
berikut :
ƒ
ƒ
H0 :Terdapat perbedaan persepsi
mengenai
cost
&
benefit
pengungkapan informasi antara
mahasiswa tingkat awal dengan
mahasiswa tingkat akhir.
H1 :Tidak terdapat perbedaan
persepsi mengenai cost & benefit
pengungkapan informasi antara
mahasiswa tingkat awal dengan
mahasiswa tingkat akhir.
Table 1.20
Hasil Faktor Hipotesis Cost and Benefit
Mahasiswa
N
Mean Rank
Persepsi
Tingkat Awal
60
74.67
Tingkat Akhir
82
69.18
Total
142
Signifikasi
.213
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
ditolak, maka mendukung hipotesis
mengenai terdapat perbedaan persepsi
mengenai cost & benefit pengungkapan
informasi antara mahasiswa tingkat
awal dengan mahasiswa tingkat akhir.
Tabel 1.20 menunjukkan hasil
pengujian hipotesis ini, terlihat pada
kolom tingkat signifikansi sebesar 0,213
yang mempunyai nilai lebih besar dari α
= 0.05 sehingga H0 diterima dan H1
Table 1.21
Hasil Uji Faktor per Item Pertanyaan Cost and Benefit
Tingkat
Awal
Perusahaan dibebani oleh aturan-aturan akuntansi
3.37
Perusahaan dipaksa untuk mengungkapkan informasi yang tidak perlu
3.23
Kualitas laporan keuangan harus dapat diperiksa
4.20
Perbedaan
10.80
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Primer SPSS Versi.13, 2009
Tingkat
Akhir
3.40
3.06
4.16
10.62
digunakan untuk mengukur efektivitas
kurikulum.
Profesi akuntan Indonesia pada
masa
yang
akan
datang
akan
menghadapi tantangan yang semakin
berat, untuk itu kesiapan yang
menyangkut profesi seorang akuntan
mutlak diperlukan. Profesi akuntan
publik bertanggung jawab untuk
menaikkan tingkat keandalan laporan
keuangan
perusahaan-perusahaan,
sehingga
masyarakat
memperoleh
informasi keuangan yang andal sebagai
dasar untuk memutuskan alokasi
sumber-sumber ekonomi.
Dilihat dari Tabel 1.21 perbedaan
persepsi
mengenai
pengungkapan
informasi
yang
sensitif
dalam
perusahaan antara mahasiswa tingkat
awal dengan mahasiswa tingkat akhir
sebesar 0,18. Terlihat bahwa rata-rata
skor mahasiswa tingkat akhir untuk
faktor Cost and benefit lebih rendah
dibandingkan mahasiswa tingkat awal.
Akan tetapi, perbedaan yang timbul
adalah akibat perbedaan matakuliah
yang sudah diambil mahasiswa tingkat
akhir dengan mahasiswa tingkat awal
yang belum mengambil begitu banyak
mata kuliah sehingga tidak dapat
11
2. Terdapat perbedaan persepsi yang
signifikan dengan p-value sebesar
0,008 sehingga hipotesis kedua
diterima, yaitu mengenai penyajian
laporan keuangan antara mahasiswa
yang sudah mengambil mata kuliah
pendidikan etika dengan mahasiswa
yang belum mengambil mata kuliah
pendidikan etika benar berbeda
adanya, perbedaan yang terjadi
sebesar 1,128.
Dalam
pelaporan
informasi
keuangan, pendidikan etika memberikan
pandangan lebih baik dalam menyajikan
laporan keuangan, yaitu menurut standar
etik akuntansi atau dengan perkataan
lain dalam kegiatan akuntansi berlaku
nilai-nilai akuntansi, yaitu Ketelitian
(dalam pemeriksaan), Kejujuran dan
akurasi
(dalam
pelaporan),
dan
Kepentingan semua pihak. Ketiga hal
tersebut sebagai nilai yang berlaku
dalam akuntansi, sebab ketiganya
bermakna
dan
berperan
besar
mendukung seorang akuntan yang dapat
menghasilkan apa yang seharusnya atau
wajib dilakukan oleh seorang akuntan.
Sehingga membentuk suatu pelaporan
yang bertanggung jawab, bertanggung
jawab dalam hal ini laporan keuangan
yang terbentuk dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan tanpa ada sedikit
pun salah saji dalam pengungkapan dan
penyajiannya. Laporan keuangan yang
tidak salah saji adalah laporan keuangan
yang sesuai dengan karakteristik
kualitatif suatu informasi, yaitu laporan
keuangan yang reliable atau memiliki
kualitas informasi yang dijamin bebas
dari kesalahan dan penyimpangan atau
bias disajikan layak sesuai dengan
tujuannya tanpa ada pengaruh tujuan
dari pihak-pihak tertentu.
Hasil penelitian ini diharapkan
akan memberikan informasi kepada
kalangan akademisi mengenai kadar
etika mahasiswa jurusan akuntansi untuk
dijadikan dasar penyusunan kurikulum
akuntansi
dalam
mewujudkan
pengembangan profesi akuntansi di
Indonesia kearah yang lebih baik dan
berlandaskan etika. Selain itu juga
memberikan informasi kepada Ikatan
Akuntan
Indonesia
khususnya
kompartemen
akuntan
pendidik
mengenai etika mahasiswa akuntansi
sebagai dasar menentukan kebijakankebijakan untuk meningkatkan mutu
akuntan Indonesia sehingga dapat
meningkatkan
kualitas
pelaporan
keuangan. Analisis mengenai etika
mahasiswa dalam penyusunan laporan
keuangan bahwa kemungkinan besar jika
mahasiswa mengikuti pendidikan etika
di kelas mereka akan memperoleh
penjelasan dan pemahaman kode etik
seorang akuntan. Etika penting bagi
mahasiswa
jurusan
akuntansi,
dikhususkan bagi mahasiswa tingkat
akhir yang akan menghadapi dunia kerja,
karena jika menjadi seorang akuntan dan
pelaku kegiatan akuntansi tidak boleh
memalsukan informasi sekitar laporan
keuangan. Seorang akuntan harus
memiliki akurasi dan kejujuran dalam
mengungkapkan segala hal yang terkait
dengan peristiwa atau kegiatan yang ia
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dari bab
pembahasan yang merupakan jawaban
terhadap masalah yang diidentifikasi,
maka penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Angka probabilitas dari hasil
perhitungan korelasi antara variabel
sebesar 0,04 < 0,05 maka H0 ditolak.
Artinya, ada pengaruh antara
variabel pendidikan etika dan
persepsi
mahasiswa
dalam
penyusunan laporan keuangan.
12
Perguruan Tinggi PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
periksa
(pelaporannya
harus
accountable).
Berdasarkan kesimpulan diatas
dan karena keterbatasan dari penelitian
ini, diantaranya sampel mahasiswa
belum mewakili seluruh perguruan
tinggi di Indonesia sehingga hasil
penelitian tidak dapat di generalisir.
Demikian pula ada kemungkinan terjadi
miss-persepsi tentang kuesioner yang
disebarkan sehingga tingkat tanggapan
dari responden relatif tidak tinggi, maka
penulis dapat memberikan saran :
‰ Memperluas obyek penelitian dapat
dengan
menambah
populasi
penelitian dan sampel, misalnya
dengan membandingkan beberapa
mahasiswa
baik
mahasiswa
akuntansi ataupun non-akuntansi
(manajemen) disuatu universitas
berbeda tetapi ada dalam satu
lingkup
kopertis.
Hal
ini
kemungkinan akan lebih efektif
untuk menilai efektivitas kurikulum
akuntansi
terhadap
perubahan
persepsi
mahasiswa
dalam
meningkatkan etika mahasiswa atas
pelaporan keuangan.
Noviari, Suryani, dan Tri Eka
Merdekawati, Dharma T.E. Sudarsono,
2005. “Hubungan Etika, Pengalaman,
Ketaatan Pada Standar Profesi Dan
Akuntabilitas Profesional”. Seminar
Nasional PESAT 2005, Universitas
Gunadarma, Depok.
Nurita dan Wed Radianto, 2008.
Persepsi
Mahasiswa
Akuntansi
Terhadap Etika Penyusunan Laporan
Keuangan, The 2nd National Conference
UKWMS ,Surabaya.
Sarwono, Jonathan, 2006. Analisa Data
Penelitian Menggunakan SPSS, ANDI,
Yogyakarta.
Susanti, Benny, 2008. Modul Etika
Profesi Akuntansi, FE : Universitas
Gunadarma, Depok.
Uyanto, Stanislaus S, 2006. Pedoman
Analisis Data Dengan SPS. Edisi
Pertama Cetakan Pertama. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson dan James, 1996. Organisasi:
Perilaku, Struktur, Proses. Terjemahan
Nunuk Andriani. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Yulianty dan Fitriani, 2005. Persepsi
Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika
Penyusunan
Lporan
keuangan,
Universitas Indonesia, SNA VIII Solo,
15-16 September 2005.
Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Teori
Akuntansi Edisi Revisi, Divisi Buku
13
Download