10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi merupakan suatu kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup, bahkan hewan juga melakukan proses komunikasi diantara sesamanya. Dr.Everett Kleinjan menyatakan bahwa komunikasi adalah bagian kekal dari kehidupan manusia seperrti halnya bernafas, sepanjang manusia hidup maka ia perlu berkomunikasi.1 Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan hasratnya kepada orang lain merupakan awal ketrampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat (nonverbal) dan kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberi arti pada setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. Dari pengalaman sehari-hari, kita dapat melihat bahwa komunikasi itu lebih dari sekedar berbentuk surat, laporan, telegram, pembicaraan di telpon, dan wawancara. Komunikasi merupakan sebuah aksi dimana manusia berbicara, mendengarkan, melihat, merasa, dan memberi reaksi satu sama lain terhadap pengalaman-pengalaman dan lingkungan dimana mereka berada. Bila seseorang berbicara, menulis, mendengarkan, atau menunjukkan isyarat kepada orang lain, maka akan ada aksi dan reaksi yang terus-menerus di antara keduanya. Kita tidak hanya menafsirkan kata-kata yang kita dengar; kita juga mendengarkan dan memberikan makna pada karakter suara. 1 Kleinjan dalam hafid canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta 2010,hal 1 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara epistemologi istilah kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin yakni communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama maksudnya interpretasi yang terjadi terhadap pemaknaan sebuah pesan yang muncul adalah sama. Maka, hal yang diinginkan terjadi dalam sebuah proses komunikasi adalah kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Menurut definisikan teori sebagai Carl I. Hovland komunikasi di proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behaviour of other individuals).2 komunikasi bertujuan perubahan perilaku, ini berarti bahwa komunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu bersifat komunikatif, yakni pesan-pesan yang disampaikan tidak hanya di mengerti oleh komunikator tetapi juga di mengerti oleh komunikan untuk mencapai suatu komunikasi yang bersifat komunikatif. Effendy. Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011, Hal. 10 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Dalam proses mengajar di sekolah, komunikator yang mana seorang guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan yang berupa pelajaran, dikarenakan anak penyandang autis sebagai komunikan mengalami kesulitan dalam bersosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi dan perasaan orang lain. Oleh karena itulah perlu pendekatan khusus yang di lakukan guru sebagai komunikator agar murid sebagai komunikan bisa menyerap apa yang di ajarkan dalam proses belajar. 2.1.2 Proses Komunikasi Sebuah komunikasi tidak pernah terlepas dari sebuah proses, oleh karena itu apakah pesan dapat tersampaikan atau tidak tergantung dari proses komunikasi yang terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh Rosady Ruslan bahwa: “Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu: 1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Hal ini jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini baik mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak dan bukan hanya tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang). 2. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan masih banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. 2.1.3 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi adalah mengandung halhal sebagai berikut: a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti. Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan (komunikator). b. Memahami orang Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri. c. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. Dalam proses pembelajaran bina diri di Sekolah Terpadu Mutiara Hatiku, tujuan dari komunikasi ini sendiri agar murid bisa menerima pesan yang di sampaikan kemudian bagaimana caranya agar murid yang menerima pesan tersebut bisa merespon dan memberikan dampak yang positif pada murid yang merupakan anak penyandanng autis. Dengan tersampainya pesan yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran bina diri, diharapkan murid bisa melakukan perubahanan yang positif dengan merespon atau melakukan apa yang di perintahkan dalam proses pembelajaran, adanya perubahan sikap pada diri anak, adanya respon balik yang diberikan oleh anak, dengan begitu tujuan dari komunikasi bisa terwujud, karena bukan hal yang mudah untuk seorang anak penyandang autis bisa menerima pesan yang disampaikan. 2.2 Komunikasi Interpersonal Pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi interpersonal adalah satuan dasar komunikasi. Komunikasi interpersonal mempunyai arti komunikasi antara orangorang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 orang lain secara langsung baik verbal maupun nonverbal. 3 Dalam pengertian lain komunikasi interpersonal dapat diartikan pula sebagai proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus. 4 Komunikasi Interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung. 5 Komunikasi dikatakan secara langsung (primer) apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh penggunaan media tertentu. Peristiwa komunikasi interpersonal mencakup hampir semua. Komunikasi informal dan basa-basi, percakapan sehari-hari yang di lakukan sejak saat bangun pagi sampai kembali ke tempat tidur. Sebagian besar kegiatan komunikasi interpersonal yang dilakukan berlangsung secara tatap muka (face to face). Oleh karena itu terjadilah kontak pribadi (personal contact) antara komunikator dan komunikan. Pribadi komunikator komunikator menyampaikan menyentuh pesan, pribadi umpan balik komunikanya. berlangsung Ketika seketika. Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikannya pada saat itu juga. Jenis komunikasi ini dianggap komunikasi yang efektif dalam upaya megubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa 3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : remaja Rosdakarya, 2010, hal 81. Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Jakarta :Universitas Terbuka, 1994 hal 41. 5 Sunarto, AW, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta :Graha Ilmu, 2011, hal 5. 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 percakapan. Arus balik sifatnya langsung, sehingga komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga, apakah respon yang diberikan positif atau negatif, berhasil atau tidak berhasil. Komunikasi interpersonal juga merupakan komunikasi yang mencakup hubungan antar manusia yang paling erat, misalnya komunikasi antara dua orang yang saling menyayangi. Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui komunikasi manusia tumbuh dan belajar, seseorang mampu menemukan dirinya sendiri dan orang lain, bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai, atau mengasihi orang lain, dan sebagainya. Beberapa ciri untuk mengenali komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut. 6 : a. bersifat spontan b. tidak mempunyai struktur c. terjadi secara kebetulan d. tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan e. identitas keanggotaannya tidak jelas f. dapat terjadi hanya sambil lalu Komunikasi merupakan suatu proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses pengaruh-mempengaruhi ini merupakan suatu proses yang bersifat psikologi dan karenanya juga merupakan permulaan ikatan psikologi antar manusia yang memiliki suatu pribadi dan 6 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo, 2014 hal 32. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam sekelompok yang tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial. Komunikasi interpersonal merupakan bagian kegiatan yang dinamis. Dengan tetap memperhatikan kedinamisannya, komunikasi interpersonal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut7: a. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi verbal dan non verbal Terdapat dua unsur pokok dalam komunikasi ini yaitu isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan, baik secara verbal maupun non verbal. Agar efektif kedua unsur itu sebaiknya diperhatikandan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, dan kondisi penerima pesannya. b. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu Perilaku dalam komunikasi meliputi perilaku verbal dan non verbal. Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal : 1) Perilaku spontan (spontaneous behaviour) adalah perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif. Dengan kata lain perilaku tersebut terjadi begitu saja. 2) Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) adalah Perilaku yang di pelajari dari kebiasaan sehari-hari. Perilaku ini khas. Dilakukan pada situasi tertentu dan di mengerti orang. Perilaku ini sering dilakukan tanpa 7 Agus M. Hardjana, Ilmu Komunikasi Intrapersonal dan interpersonal, Yogyakarta :Kanisius, 2009 hal86-90 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 terlalu mempertimbangkan artinya dan terjadi secara spontan karena sudah mendarahdaging dalam diri. 3) Perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan keadaan yang ada. Perilaku ini dipikirkan dan dirancang sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi, urusan yang harus diselesaikan, dan situasi serta kondisi yang ada. c. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang berproses pengembangan (development process). Komunikasi interpersonal berbeda-beda tergantung dari tingkat hubungan pihak- 51 pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang disampaikan, dan cara pesan dikomunikasikan. d. Komunikasi interpersonal mengandungkan umpan balik, interaksi, dan koherensi. Dalam komunikasi interpersonal kemungkinan terjadinya umpan balik (feedback) sangatlah besar. Penerima pesan menyampaikan dapat umpan langsung balik. Dan menanggapi kedua-duanya dengan saling mempengaruhi dan memberi dampak. Ketika komunikasi interpersonal dapat berjalan secara lancar maka dalam komunikasi itu pihak-pihak yang terlibat harus saling menanggapi sesuai isi pesan yang diterima. Dari sini maka akan terjadi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 koherensidalam komunikasi baik antara pesan yang disampaikan dan umpan balik yang diberikan, maupun dalam keseluruhan komunikasi. e. Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu Dalam komunikasi interpersonal terdapat dua peraturan yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Peraturan instrinsik adalah peraturan yang dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur cara orang harus berkomunikasi satu sama lain Patokan ini bersifat khas untuk masingmasing, masyarakat, budaya, dan bangsa. Sedangkan peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang ditetapkan oleh situasi atau masyarakat. Peraturan ekstrinsik sering menjadi pembatasan komunikasi. f. Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi aktif bukan pasif. Bukan hanya komunikasi dari pengirim pesan dan sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Pihak-pihak yang terlibat didalamnya tidak hanya saling bertukar produk tetapi terlibat dalam proses membentuk dan menghasilkan produk. oleh karena itu pihak-pihak yang melakukan komunikasi harus bertindak aktif, baik dalam menyampaikan pesan maupun pada waktu menerima pesan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 g. Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Melalui interaksi dalam komunikasi, pihakpihak yang terlibat dapat saling memberi inspirasi, semangat, dan dorongan untuk mengubah pikiran, perasaan dan sikap yang sesuai dengan topik yang dibahas. Oleh karena itu, komunikasi interpersonal dapat menjadi wahana untuk saling belajar dan mengembangkan wawasan, pengetahuan, dan kepribadian. Secara teoritis komunikasi interpersonal diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya8: a. Komunikasi diadik adalah komunikasi interpersonal yang berlangsung antara dua orang yakni seorang komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi uang menerima pesan. Oleh karena komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens. b. Komunikasi triadik Komunikasi triadik adalah komunikasi interpersonal yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. dibandingkan dengan bentukkomunikasi lainnya, seperti komunikasi massa dan komunikasi kelompok, komunikasi triadik lebih efektif dalam kegiatan mengubah sikap, opini, atau perilaku komunikan. 8 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta :Grasindo 2014, Hal 62-63 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 2.3 Komunikasi verbal Menurut Deddy Mulyana, “ simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa juga dapat di anggap sebagai system kode verbal.” 9 Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan sipahami suatu komunitas. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol atau katakata, baik di nyatakan secara oral atau lisan maupun tertulis. Komunikasi dapat teridentifikasikan sebgai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengan untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima pesan. Komunikasi tulisan biasanya berupa apa yang akan di sampaikan disandikan dengan simbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa di baca barulah kemudian di berikan kepada orang yang di tuju. Komunikasi verbal juga berupa penerimaan system syaraf seseorang kepada system syaraf orang lain dengan maksud untuk menghasilkan sebuah 9 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hal 340 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 makna serupa dengan yang ada dalam pikiran si pengirim, dengan menggunakan kata-kata yang merupakan unsur-unsur dasar bahasa. 10 Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, pada dasarnya bahwa komunikasi verbal adalah penyampaian pesan dengan kata-kata baik berupa lisan maupun tulisan dimana unsur yang penting dalam komunikasi verbal ini adalah bahasa. Untuk kepentingan komunikasi verbal, bahasa di anggap sebagai suatu konsep tertentu. Bahasa memiliki kekayan simbolisasi verbal dan di pandangn sebagai upaya manusia untuk memperdayakan informasi yang bersumber dari persepsi manusia sebagai media untuk berkomunikasi sacara baik dengan orang lain. Ciri-Ciri Utama Komunikasi Verbal Setidaknya ada tiga ciri utama yang menandai wujud atau bentuk komunikasi verbal : Pertama, bahasa verbal adalah komunikasi yang kita pelajari setelah kita menggunakan komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal ini digunakan setelah pengetahuan dan kedewasaan kita sebagai manusia tumbuh. Kedua, komunikasi verbal dinilai kurang universal dibanding dengan komunikasi nonverbal, sebab bila kita keluar negeri misalnya dan kita tidak 10 Deddy Mulyana, Prinsip-Prinsip dasar Pengantar, Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2010 hal 112 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 mengerti bahasa yang digunakan masyarakat setempat maka kita bisa menggunakan bahasa isyarat nonverbal. Ketiga, komunikasi verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual dibanding dengan bahasa nonverbal. Melalui komunikasi verbal kita mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang abstrak. 2.4 Komunikasi non verbal Dikatakan bahwa kita juga melakukan komunikasi nonverbal sama banyaknya dengan komunikasi verbal. Cara kita berdiri, cara kita berjalan, gaya yang kita tampilkan saat kita mengangkat bahu kita, mengernyitkan dahi kita, menggoyangkan kepala kita; pokoknya semuanya menyampaikan sesuatu ke orang lain, dan itu tentu saja adalah komunikasi. Komunikasi non verbal lebih tua daripada komunikasi verbal11. Komunikasi nonverbal mulai dipelajari sejak lahir sampai sekitar umur 18 bulan. Sampai usia tersebut seseorang bergantung penuh pada pesan non verbal. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang memiliki nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. 12 11 12 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2010 hal 342 Ibid http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Masyarakat saat ini sadar dalam berkomunikasi tidak hanya dapat disampaikan lewat kata-kata, akan tetapi juga dapat disampaikan melalui alat indera seperti mata, alis, dagu dan sebagainya. Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi. Dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakangerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain itu juga penggunaan objek seperti pakaian potongan rambut dan penggunan simbol-simbol. Hal lain yang perlu diperhatikan komunikasi nonverbal justru lebih kuat pengaruhnya daripada komunikasi verbal. Dalam tiga detik pertama, seseorang dapat mempersepsikan lawan bicara, mulai dari status sosio, ekonomi, tingkat keterpelajaran dan menyenangkan atau tidakkah seorang yang menjadi lawan bicara. 13 Komunikasi nonverbal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Disampaikan dengan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement), postur/tipologi, parabahasa, kinesic/ sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak, waktu, consumer product, dan artefak. 2) Proses komunikasi implisit dan dapat terjadi dua arah maupun satu arah. 13 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2010 hal 345 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 3) Kualitas proses komunikasi tergantung pada pemahaman terhadap persepsi orang lain Fungsi pesan nonverbal dalam hubungannya dengan pesan verbal menurut Mark L. Knap ada lima14 yaitu: 1) Repetisi, yaitu mengulangi kembali pesan yang disampaikan secara verbal. Contoh ketika berkata “iya” disertai dengan anggukan kepala. 2) Substitusi, menggantikan lambang-lambang verbal. Contoh melambaikan tangan ketika ada pengamen datang sebagai wujud penolakan. 3) Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Contoh ketika seorang istri meminta pendapat tentang gaunnya, suami berkata “bagus” namun tetap fokus pada koran yang dibaca. 4) Komplemen, melengkapi makna perilaku verbal. Contoh melambaikan tangan sambil berkata selamat jalan. 5) Aksentuasi, menegaskan pesan verbal. Contoh melihat jam tangan saat perkuliahan akan berakhir sehingga dosen segera mengakhiri. Paul Ekman juga menyebutkan ada 5 fungsi pesan non verbal seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai: 1) Emblem, gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. 14 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2010 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Kedipan mata dapat mengatakan “saya tidak sungguhsungguh” 2) Illustrator, pandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan. 3) Regulator, kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi. 4) Penyesuai, kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respon tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan. 5) Affect Display, pembesaran pupil mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut atau senang. 2.5 Komunikasi Intruksional Dalam Pendidikan Komunikasi dilakukan manusia hampir setiap proses kegiatan dalam kehidupan. Berbagai cara digunakan manusia untuk melakukan komunikasi. Berbagai komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Pada komunikasi pendidikan, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi. Dengan kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau memberi kuliah tanpa bicara. Semuanya membutuhkan komunikasi, komunikasi yang sesuai dengan daerah yang disentuhnya. Menurut Pawit M.Yusup 15 komunikasi pendidikan dan instruksional dengan aspek–aspek turunannya, adalah sebuah proses pada kegiatan komunikasi yang dirancang secara khusus untuk tujuan meningkatkan nilai tambah bagi pihak sasaran, yang dalam banyak hal sebenarnya adalah untuk meningkatkan referensi di banyak bidang kehidupan yang bernuansa teknologi, komunikasi, dan informasi. Komunikasi pendidikan yang dimaksud adalah komunikasi yang sudah merambah atau menyentuh dunia pendidikan dengan segala aspeknya. Sedangkan komunikasi instruksional lebih merupakan bagian kecil dari komunikasi pendidikan. Ia merupakan proses komunikasi yang dipola dan dirancang secara khusus untuk mengubah perilaku sasaran dalam komunitas tertentu ke arah yang lebih baik. Komunikasi pendidikan merupakan unsur sangat penting kedudukannya. Bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang sering mengatakan bahwa tinggi rendahnya suatu capaian pendidikan dipengaruhi pula oleh faktor komunikasi ini, khusunya komunikasi pendidikan. Dalam proses pendidikan, komunikasi instruksional juga 15 Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal 71 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 mempunya andil yang utama. Mortenen dan Schmuller beberapa puluh tahun yang lalu. 16 2.5.1 Definisi Komunikasi Instruksional Menurut Pawit M.Yusup 17 istilah instruksional berasal dari kata instruction, artinya pengajaran, pelajaran, atau bahkan perintah atau instruksi. Sebenarnya instruksional merupakan himpunan bagian dari pendidikan. Sehingga pendidikan mempunyai bidang kajian yang lebih luas daripada instruksional. Demikian pula apabila komunukasi “dikawinkan” dengan pendidikan dan instruksional, terjadilah istilah komunikasi pendidikan dan instruksional. Istilah komunikasi pendidikan lebih luas daripada komunikasi instruksional. Komunikasi instruksional merupakan himpunan bagian dari komunikasi pendidikan. Komunikasi instruksional pada dasarnya mempunyai tujuan, yaitu untuk memahamkan pihak sasaran (komunikan) dalam hal adanya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang. Menurut Hurt, Scott, dan Croscey 18 proses instruksional sebenarnya bisa dibagi ke dalam seperangkat langkah terstruktur yang terdiri dari spesifikasi isi dan tujuan atau sasaran, penaksiran perilaku 16 Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal 53 17 Ibid 57 18 Ibid 71 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 mula, penetapan strategi, organisasi satuan–satuan instruksional, dan umpan balik. 1) Spesifikasi isi dan tujuan instruksional Komponen-komponen komunikasi berupa penambahan informasi, penyandian, dan penafsiran atau pembacaan sandi. Informasi yang disampaikan secara oral oleh pengajar atau instruktur selalu ditafsirkan persis sama oleh sasaran (komunikasi) seperti apa yang dimaksudkannya. Akibatnya, sasaran bisa gagal memola perilakunya sesuai dengan harapan komunikator atau pengajar. Untuk menghindari hal tersebut, caranya antara lain ialah dengan mengkhususkan isi dan tujuan–tujuan instruksionalnya. Terutama hal ini ditulis dalam kerangka persiapan komunikator sebelum melaksanakan tugasnya di lapangan. Bila lebih banyak rincian informasi yang disampaikan untuk suatu isi, diharapkan akan menjadi lebih jelas apa yang dimaksudkannya. 2) Penaksiran perilaku awal (assessment of entering behavior) Komponen komunikasinya berupa faktor manusia, umpan balik, dan penyandian. Pertama, sebelum menilai melaksanakan kegiatan instruksional, perkiraan mula yang perlu diperhatikan ialah mencoba memahami situasi dan kondisi sasaran termasuk kemampuan awal yang telah dimilikinya. Hal ini karena ia diperlukan untuk tindakan selanjutnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 “...perilaku komunikasi kita sebagai komunikator kepada orang lain sering dipengaruhi oleh apa yang kita ketahui tentang mereka” 19 Semakin banyak kita mengenali kondisi mereka, semakin besar kemungkinan perilaku komunikasi kita sesuai dengan harapan. Dengan begitu, segala sesuatu tentang sasaran bisa diketahui sejak awal, dan proses instruksional yang kita kehendaki pun bisa berjalan dengan lancar. 3) Penetapan strategi instruksional Komponen komunikasinya berupa penggunaan saluran. Strategi apa yang akan digunakan oleh komunikator dalam suatu kegiatan instruksional banyak ditentukan oleh situasi dan kondisi di lapangan. Namun, penetapannya bisa dipilih dengan cara bertanya kepada diri sendiri sebagai seorang komunikator yang akan bertugas. Contohnya bagaimanakah seharusnya saya berkomunikasi dengan mereka? Apakah akan menggunakan strategi ekspositori atau inkuiri? Yang pertama adalah strategi ekspositori. Strategi yang berkenaan dengan pemaparan, penjelasan, atau penguraian dengan didukung oleh bermacam sumber informasi pendukung seperti buku, majalah, film dan sumber-sumber informasi 19 Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal 71 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 lainnya. Dengan pemaparan yang sistematis, efek komunikasi dengan menggunakan strategi ini bisa lebih meresap diterima sasaran. Sedangkan yang kedua adalah strategi inkuiri (inquiry) atau strategi penemuan (discovery). ini bisa dilakukan dengan bantuan alat-alat dan sarana tertentu sebagai percobaan dengan tujuan untuk menemukan suatu kesimpulan berdasarkan hasil percobaan atau penelitian tadi. Untuk pelaksaannya perlu disesuaikan dengan isi dan tujuan instruksional yang telah ditetapkan supaya segala kegiatannya bisa terarah dan terkendali. 20 4) Organisasi satuan-satuan instruksional Komponen komunikasinya berupa pesan, penyandian, dan pengertian sandi. Pengelolaan satuan-satuan instruksional banyak tergantung pada isi yang akan disampaikan. Informasi yang akan disampaikan itu harus dipecah ke dalam unit-unit kecil dengan sistematika yang berurutan. Pesan-pesan informasi dikelompokkelompokkan sehingga tersusun secara runtut dan hierarkis. Penyajian pun harus runtut dan tidak boleh melompat, di mulai dari yang sederhana, terus lebih spesifik, dan dilanjutkan kepada yang kompleks. Disamping harus sesuai dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan, juga yang terpenting harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi kemampuan sasaran yang telah diketahui sebelumnya. 20 Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal 72 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 5) Umpan balik Umpan balik mempunyai arti yang sangat penting dalam setiap proses instruksional, karena melalui umpan balik ini kegiatan instruksional bisa dinilai,apakah berhasil atau sebaliknya. Umpan balik ini juga bisa digunakan sebagai alat untuk mengetahui seberapa jauh strategi komunikasi yang dijalankan bisa mempunyai efek yang jelas. Hal terpenting ialah, dengan adanya umpan balik ini, penguasaan materi yang sudah direncanakan sesuai dengan tujuantujuan instruksional bisa diketahui dengan baik. 2.5.3 Ruang Lingkup dan Sasaran Sasaran atau lebih luasnya komunikan yang menjadi bagian atau komponen dari komunikasi instruksional ini adalah masyarakat tertentu yang mempunyai sifat kurang heterogen, tetapi juga tidak selalu heterogen. Pada kaitannya dalam pendidikan, maka yang dibicarakan sebagai sasaran dari komunikasi instruksional itu sendiri adalah peserta didik yang sedang mengikuti proses pembelajaran dalam kelas di suatu sekolah tertentu. Peserta didik yang berada pada posisi dimana guru akan memberikan transfer ilmu kepada mereka sesuai instruksi yang ada sehingga tercapainya perubahan perilaku semestinya sebagai tujuan dari komunikasi instruksional. 21 21 Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 2.5.4 Fungsi dan Manfaat Menurut Pawit M.Yusup komunikasi instruksional mempunyai fungsi edukatif, atau tepatnya mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi komunikasi secara keseluruhan. Namun, bukan berarti fungsi-fungsi lain terabaikan22. Akan tetapi, sebagaimana sudah dijelaskan di atas, komunikasi instruksional merupakan subset dari komunikasi secara keseluruhan. Bahkan, apabila dikaitkan dengan bidang pendidikan, komunikasi instruksional merupakan subset dari komunikasi pendidikan yang bersifat metodis-teoritis. Artinya, kajian atau pembahasan-pembahasannya berpola tertentu sehingga akhirnya bisa diterapkan langsung untuk kepentingan di lapangan. Jika komunikasi pendidikan lebih berarti sebeagai proses komunikasi yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, baik secara teoritis maupun secara praktis, komunikasi instruksional lebih ditekankan kepada pola perencanaan dan pelaksanaan secara operasional yang didukung oleh teori untuk kepentingan keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran (komunikan). Efek perubahan perilaku inilah yang tampaknya merupakan tujuan pokok dari pelaksanaan komunikasi instruksional. Adapun manfaat adanya komunikasi instruksional antara lain efek }perubahan perilaku, yang terjadi sebagai hasil tindakan 22 Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 komunikasi instruksional, bisa dikontrol atau dikendalikan dengna baik. Berhasil tidaknya tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan paling tidak bisa dipantau melalui kegiatan evaluasi 23. 2.6 Pola Komunikasi Pola komunikasi merupakan gabungan dari dua kata yaitu pola dan komunikasi. Pola dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bentuk atau system, cara atau bentuk yang tetap yang mana pola dapat dikatakan contoh atau cetakan.24 Pola pada dasarnya adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses yang terjadi dalam sebuah kejadian sehingga memudahkan seseorang dalam menganalisah kejadian tersebut, dengan tujuan agar dapat meminimaliskan segala bentuk kekurangan sehingga dapat di perbaiki. Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communication” dan bersunber dari kata communis yang berarti “sama”, maksudnya orang yang menyampaikan dan yang menerima mempunyai persepsi yang sama tentang apa yang di sampaikan. Sedangkan pola komunikasi itu sendiri merupakan gabungan dua kata antara pola dan komunikasi, sehingga dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk 23 Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal 9 24 Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-4” , Jakarta 2012, Balai Pustaka, hal.885. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 penyampaian suatu pesan yang sistematis oleh seseorang dengan melibatkan orang lain. 25 Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri Djamarah26 mengatakan bahwa pola komunikasi dapat di pahami juga sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat di pahami. Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola komunikasi yang proses atau polanya di lakukan dua orang atau lebih guna menyampaikan pesan sesuai dengan yang diinginjan. Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan ditemukan pola yang cocok dan mudah di gunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identic dengan proses komunikasi karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi. 2.6.1 Macam-macam Pola Komunikasi Di sini akan di uraikan proses komunikasi yang sudah masuk dalam kategori pola komunikasi yaitu; pola komunikasi promer, pola komunikasi 25 Onong Uchjana Effendy, dimensi-dimensi komunikasi, Bandung 1986, Alumni, cetakan ke-2, hal 4. 26 http://www.psychologymania.com/2013/08/pengertian-pola-komunikasi.html(diakses pada 12 Agustus 2016) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 skunder, pola komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkular. Adapun pola komunikasi dan penjelasannya sebagai berikut27. 1. Pola Komunikasi Primer Pola ini merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang nonrverbal. a. Lambang verbal yaitu bahasa sebagai verbal paling banyak dan paring sering di gunakan, karena bahasa apapun mengungkapkan pikiran komunikator. b. Lambang nonrverbal yaitu lambang dalam komunikasi yang bukan bahasa, merupakan isyarat dengan anggota tubuh anatra lain mata, kepala, bibir, tangan, jari. Selain itu gambar juga sebagai lambang komunikasi nirverbal, sehingga dengan memadukan keduuanya makan proses ini akan leih efektif. Pola komunikasi ini dinilai sebagai model klasik, karena model ini merupakan model pemula yang dikembangkan oleh Aristoteles. Aristoteles mengembangkan idenya untuk merumuskan suatu model komunikasi yang didasarkan atas tiga unsur yaitu : komunikator, pesan dan komunikan. 27 Journal “acta Diurma” Volume III. No.4 tahun 2014 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 2. Pola Komunikasi Sekunder Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang media sebagai media pertama. Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambing-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifatsifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil d=pilihan dari sekian banyak alternative perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat di klasifikasikan sebagai media massa dan media nirmasa atau nonmassa. 3. Pola Komunikasi Linear Linear di sini mengandung makna lurus yang artinya penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Dalam komunikasi linear biasanya terjadi di dalam komunikasi tatap muka, akan tetapi adakalanya komunikasi bermedia. Dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 komunikasi ini pesan yang di sampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksankan komunikasi 4. Pola Komunikasi Sirkular Dalam proses komunikasi sirkular ini terjadi feedback atau umpan balik, yaitu terjadi arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Komunikasi secara sirkular ini lah yang bisa menjadikan proses komunikasi menjadi komunikasi yang berjalan baik dan efektif 2.6.7 Pola Komunkasi Guru dan Siswa Dalam kegiatan belajar-mengajar tidak lepas dalam suatu proses komunikasi, komunikasi yang terbentuk tersebut membentuk pola. Menurut Husaini Usman pola-pola komunikasi antara guru dan murid yang berlangsung di kelas adalah sebagai berikut28 : 1. Pola Guru – Siswa G Komunikasi sebagai aksi, hanya berlangsung satu arah. Siswa tidak berperan aktif dan guru lebih S S S aktif. Husaini, Usman. Manajemen: teori,praktik dan riset pendidikan Edisi 3, Cetakan 1.Jakarta: Bumi Aksara. 2010 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 2. Pola Guru-Siswa-Guru G Ada feedback bagi guru, komunikasi sebagai interaksi keduah belah pihak. Guru dan murid sama S S S aktif. 3. Pola Guru-Siswa-Siswa-Guru G Komunikasi multi arah dengan interaksi yang Optimal. S S S 4. Pola Guru-Siswa-Siswa-Guru, Siswa-Siswa G Komunikasi multi arah, suasana kelas lebih hidup, Semua terlibat dalam komunikasi. S S S S 5. Pola Melingkar G Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan pendapat, tidak si perkenankan dua kali mengemukakan pendapat apabila siswa lain belum dapat giliran S S S S S http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 Situasi dalam pembelajaran terjadi dalam beberapa pola komunikasi di atas. Penggunaan atau pemilihan pola yang di gunakan oleh seorang guru saat mengajar murid-muridnya di sesuaikan dnegan kebutuhan pembelajran dalam kelas. Ataupun guru dapat memadukan beberapa pola dalam proses mengajar. 2.7 Pembelajaran Bina Diri Bina diri merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan layanan khusus, yaitu individu yang mengalami gangguan koordinasi gerak-motorik, sehingga mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan meminimalisasi dan atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain dalam melakukan aktivitasnya. Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah; Kemampuan dan keterampilan sesorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatn ini dikenal dengan istilah ADL ( Actifity of Daily Living ). Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju pendidikan Inklusif, maka siswa yang mengalami gagguan gerak-motorik akan kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler. Pelaksanaan layanan bina diri yang diberikan kepada siswa di SLB bervariasi sesuai dengan hasil dari identivikasi dan asesmen, sehingga program bina diri sifatnya individual. Bagi siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 reguler dapat bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam bidang bina-diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan koordinasi-motorik. Apabila ada tenaga Okupasional Terapist dapat bekerjasama sehingga hasilnya dapat lebih optimal. Kewenangan dalam penanganan bidang terapi okupasional (OT) adalah profesi bidang para medis yaitu okupasional terapis, namun guru pendidikan khusus dapat memderikan latihan atau pembinaan tersebut melalui layanan bina diri. Kegiatan Bina Diri terbagi menjadi tujuh macam,yaitu: 1. Kebutuhan Merawat Diri Kebutuhan merawat diri meliputi kemampuan memelihara tubuh seperti mandi, menggosok gigi,merawat rambut dan memelihara kesehatan dan keselamatan diri seperti melindungi dari bahaya sekitar ataupun mengatasi luka. 2. Kebutuhan Mengurus diri Kebutuhan mengurus diri meliputi memelihara diri secara praktis, mengurus kebutuhan makan,minum,menyuap yang bersifat makanan,berpakaian, pribadi seperti pergi ke toilet,berdandan,serta merawat kesehatan diri. 3. Kebutuhan menolong diri Kebutuhan menolong diri meliputi memasak sederhana,mencuci pakaian dan melakukan aktivitas rumah seperti menyapu dan lain sebagainya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 4. Kebutuhan komunikasi Kebutuhan komunikasi meliputi komunikatif ekspresif yaitu menjawab nama dan identitas keluarga dan komunikasi resepti yaitu mampu memahami apa yang disampaikan orang lain. 5. Kebutuhan Sosialisasi Kebutuhan sosialisasi meliputi keterampilan bermain, berinteraksi. partisipasi kelompok, ramah dalam bergaul,mampu menghargai orang ,bertanggung jawab pada diri sendiri serta mampu mengendalikan emosi. 6. Kebutuhan Keterampilan Hidup Kebutuhan Keterampilan hidup meliputi keterampilan menggunakan uang,keterampilan berbelanja dan keterampilan dalam bekerja. 7. Kebutuhan Mengisi Waktu Luang Kebutuhan mengisi waktu luang bagi anak tuna grahita dapat berupa kegiatan kegiatan olahraga,seni dan keterampilan sederhana seperti memelihara tanaman atau hewan. http://digilib.mercubuana.ac.id/