BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi

advertisement
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan naluriah yang ada pada semua
makhluk hidup, bahkan hewan juga melakukan proses komunikasi diantara
sesamanya. Dr.Everett Kleinjan menyatakan bahwa komunikasi adalah bagian
kekal dari kehidupan manusia seperrti halnya bernafas, sepanjang manusia hidup
maka ia perlu berkomunikasi.1
Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan hasratnya kepada
orang lain merupakan awal ketrampilan manusia berkomunikasi secara otomatis
melalui lambang-lambang isyarat (nonverbal) dan kemudian disusul dengan
kemampuan untuk memberi arti pada setiap lambang-lambang itu dalam bentuk
bahasa verbal. Dari pengalaman sehari-hari, kita dapat melihat bahwa komunikasi
itu lebih dari sekedar berbentuk surat, laporan, telegram, pembicaraan di telpon,
dan wawancara. Komunikasi merupakan sebuah aksi dimana manusia berbicara,
mendengarkan, melihat, merasa, dan memberi reaksi satu sama lain terhadap
pengalaman-pengalaman dan lingkungan dimana mereka berada.
Bila seseorang berbicara, menulis, mendengarkan, atau menunjukkan
isyarat kepada orang lain, maka akan ada aksi dan reaksi yang terus-menerus di
antara keduanya. Kita tidak hanya menafsirkan kata-kata yang kita dengar; kita
juga mendengarkan dan memberikan makna pada karakter suara.
1
Kleinjan dalam hafid canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta 2010,hal 1
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Secara epistemologi istilah kata komunikasi atau communication
dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin yakni communicatio,
dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama
maksudnya interpretasi yang terjadi terhadap pemaknaan sebuah
pesan yang muncul adalah sama. Maka, hal yang diinginkan terjadi
dalam sebuah proses komunikasi adalah kesamaan makna atau
pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi
tersebut.
Menurut
definisikan
teori
sebagai
Carl I. Hovland komunikasi di
proses
mengubah
perilaku
orang
lain
(communication is the process to modify the behaviour of other
individuals).2 komunikasi bertujuan perubahan perilaku, ini berarti
bahwa komunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya
mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan
kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan
tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku
orang lain apabila komunikasinya itu bersifat komunikatif, yakni
pesan-pesan yang disampaikan tidak hanya di mengerti oleh
komunikator tetapi juga di mengerti oleh komunikan untuk mencapai
suatu komunikasi yang bersifat komunikatif.
Effendy. Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya,
2011, Hal. 10
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Dalam proses mengajar di sekolah, komunikator yang mana
seorang guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan yang
berupa pelajaran, dikarenakan anak penyandang autis sebagai
komunikan mengalami kesulitan dalam bersosial, berkomunikasi
secara normal maupun memahami emosi dan perasaan orang lain.
Oleh karena itulah perlu pendekatan khusus yang di lakukan guru
sebagai komunikator agar murid sebagai komunikan bisa menyerap
apa yang di ajarkan dalam proses belajar.
2.1.2 Proses Komunikasi
Sebuah komunikasi tidak pernah terlepas dari sebuah
proses, oleh karena itu apakah pesan dapat tersampaikan atau tidak
tergantung dari proses komunikasi yang terjadi. Seperti yang
diungkapkan oleh Rosady Ruslan bahwa:
“Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau
pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan
kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi
tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian
(mutual understanding) antara kedua belah pihak”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna
dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran
dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau
lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah
bahasa. Hal ini jelas karena hanya bahasalah yang mampu
menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu
berbentuk ide, informasi atau opini baik mengenai hal yang konkret
maupun yang abstrak dan bukan hanya tentang hal atau peristiwa yang
terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu yang lalu dan yang
akan datang).
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena
komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, dan masih banyak lagi media kedua yang
sering digunakan dalam komunikasi.
2.1.3 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied
dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi adalah mengandung halhal sebagai berikut:
a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti.
Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada
komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga
mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau
penyampai pesan (komunikator).
b. Memahami orang
Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi
masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya
berkomunikasi dengan kemauan sendiri.
c. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain
Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima
oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif
bukan dengan memaksakan kehendak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih
banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita
kehendaki.
Dalam proses pembelajaran bina diri di Sekolah Terpadu Mutiara
Hatiku, tujuan dari komunikasi ini sendiri agar murid bisa menerima
pesan yang di sampaikan kemudian bagaimana caranya agar murid yang
menerima pesan tersebut bisa merespon dan memberikan dampak yang
positif pada murid yang merupakan anak penyandanng autis.
Dengan tersampainya pesan yang diberikan oleh guru dalam
proses pembelajaran bina diri, diharapkan murid bisa melakukan
perubahanan yang positif dengan merespon atau melakukan apa yang di
perintahkan dalam proses pembelajaran, adanya perubahan sikap pada
diri anak, adanya respon balik yang diberikan oleh anak, dengan begitu
tujuan dari komunikasi bisa terwujud, karena bukan hal yang mudah
untuk seorang anak penyandang autis bisa menerima pesan yang
disampaikan.
2.2 Komunikasi Interpersonal
Pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara
komunikator dengan komunikan. Komunikasi interpersonal adalah satuan dasar
komunikasi. Komunikasi interpersonal mempunyai arti komunikasi antara orangorang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
orang lain secara langsung baik verbal maupun nonverbal. 3 Dalam pengertian lain
komunikasi interpersonal dapat diartikan pula sebagai proses pertukaran makna
antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada
perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus. 4
Komunikasi Interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses
penyampaian dan penerimaan pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik
secara langsung maupun tidak langsung. 5
Komunikasi dikatakan secara langsung (primer) apabila pihak-pihak yang
terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media.
Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh penggunaan
media tertentu. Peristiwa komunikasi interpersonal mencakup hampir semua.
Komunikasi informal dan basa-basi, percakapan sehari-hari yang di
lakukan sejak saat bangun pagi sampai kembali ke tempat tidur. Sebagian besar
kegiatan komunikasi interpersonal yang dilakukan berlangsung secara tatap muka
(face to face). Oleh karena itu terjadilah kontak pribadi (personal contact) antara
komunikator dan komunikan.
Pribadi
komunikator
komunikator
menyampaikan
menyentuh
pesan,
pribadi
umpan
balik
komunikanya.
berlangsung
Ketika
seketika.
Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikannya pada saat itu juga. Jenis
komunikasi ini dianggap komunikasi yang efektif dalam upaya megubah sikap,
pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa
3
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : remaja Rosdakarya, 2010, hal 81.
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Jakarta :Universitas Terbuka, 1994 hal 41.
5
Sunarto, AW, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta :Graha Ilmu, 2011, hal 5.
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
percakapan. Arus balik sifatnya langsung, sehingga komunikator mengetahui
tanggapan komunikan saat itu juga, apakah respon yang diberikan positif atau
negatif, berhasil atau tidak berhasil.
Komunikasi interpersonal juga merupakan komunikasi yang mencakup
hubungan antar manusia yang paling erat, misalnya komunikasi antara dua orang
yang saling menyayangi. Komunikasi merupakan medium penting bagi
pembentukan atau pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui
komunikasi manusia tumbuh dan belajar, seseorang mampu menemukan dirinya
sendiri dan orang lain, bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai, atau
mengasihi orang lain, dan sebagainya.
Beberapa ciri untuk mengenali komunikasi interpersonal adalah sebagai
berikut. 6 :
a. bersifat spontan
b. tidak mempunyai struktur
c. terjadi secara kebetulan
d. tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan
e. identitas keanggotaannya tidak jelas
f. dapat terjadi hanya sambil lalu
Komunikasi merupakan suatu proses sosial dimana individu-individu yang
terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses pengaruh-mempengaruhi ini
merupakan suatu proses yang bersifat psikologi dan karenanya juga merupakan
permulaan ikatan psikologi antar manusia yang memiliki suatu pribadi dan
6
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo, 2014 hal 32.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam sekelompok
yang tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial.
Komunikasi interpersonal merupakan bagian kegiatan yang dinamis.
Dengan
tetap
memperhatikan
kedinamisannya,
komunikasi
interpersonal
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut7:
a.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi verbal dan non
verbal Terdapat dua unsur pokok dalam komunikasi ini yaitu isi
pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan, baik secara
verbal maupun non verbal. Agar efektif kedua unsur itu sebaiknya
diperhatikandan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi,
kondisi, dan kondisi penerima pesannya.
b.
Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu Perilaku
dalam komunikasi meliputi perilaku verbal dan non verbal. Ada
tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal :
1)
Perilaku
spontan
(spontaneous
behaviour)
adalah
perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa
sensor serta revisi secara kognitif. Dengan kata lain
perilaku tersebut terjadi begitu saja.
2)
Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) adalah
Perilaku yang di pelajari dari kebiasaan sehari-hari.
Perilaku ini khas. Dilakukan pada situasi tertentu dan di
mengerti orang. Perilaku ini sering dilakukan tanpa
7
Agus M. Hardjana, Ilmu Komunikasi Intrapersonal dan interpersonal, Yogyakarta :Kanisius, 2009
hal86-90
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
terlalu mempertimbangkan artinya dan terjadi secara
spontan karena sudah mendarahdaging dalam diri.
3)
Perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku
yang dipilih karena dianggap sesuai dengan keadaan
yang ada. Perilaku ini dipikirkan dan dirancang
sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan
dihadapi, urusan yang harus diselesaikan, dan situasi
serta kondisi yang ada.
c.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses
pengembangan Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi
yang
berproses
pengembangan
(development
process).
Komunikasi interpersonal berbeda-beda tergantung dari tingkat
hubungan pihak- 51 pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan
yang disampaikan, dan cara pesan dikomunikasikan.
d.
Komunikasi
interpersonal
mengandungkan
umpan
balik,
interaksi, dan koherensi. Dalam komunikasi interpersonal
kemungkinan terjadinya umpan balik (feedback) sangatlah besar.
Penerima
pesan
menyampaikan
dapat
umpan
langsung
balik.
Dan
menanggapi
kedua-duanya
dengan
saling
mempengaruhi dan memberi dampak. Ketika komunikasi
interpersonal
dapat
berjalan
secara
lancar
maka
dalam
komunikasi itu pihak-pihak yang terlibat harus saling menanggapi
sesuai isi pesan yang diterima. Dari sini maka akan terjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
koherensidalam komunikasi baik antara pesan yang disampaikan
dan umpan balik yang diberikan, maupun dalam keseluruhan
komunikasi.
e.
Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu
Dalam komunikasi interpersonal terdapat dua peraturan yaitu
intrinsik dan ekstrinsik. Peraturan instrinsik adalah peraturan yang
dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur cara orang harus
berkomunikasi satu sama lain Patokan ini bersifat khas untuk
masingmasing, masyarakat, budaya, dan bangsa. Sedangkan
peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang ditetapkan oleh situasi
atau masyarakat. Peraturan ekstrinsik sering menjadi pembatasan
komunikasi.
f.
Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif Komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi aktif bukan pasif. Bukan
hanya komunikasi dari pengirim pesan dan sebaliknya, melainkan
komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan.
Pihak-pihak yang terlibat didalamnya tidak hanya saling bertukar
produk tetapi terlibat dalam proses membentuk dan menghasilkan
produk. oleh karena itu pihak-pihak yang melakukan komunikasi
harus bertindak aktif, baik dalam menyampaikan pesan maupun
pada waktu menerima pesan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
g.
Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah
dan mengembangkan. Melalui interaksi dalam komunikasi, pihakpihak yang terlibat dapat saling memberi inspirasi, semangat, dan
dorongan untuk mengubah pikiran, perasaan dan sikap yang
sesuai dengan topik yang dibahas. Oleh karena itu, komunikasi
interpersonal dapat menjadi wahana untuk saling belajar dan
mengembangkan wawasan, pengetahuan, dan kepribadian.
Secara teoritis komunikasi interpersonal diklasifikasikan menjadi dua jenis
menurut sifatnya8:
a. Komunikasi diadik adalah komunikasi interpersonal yang
berlangsung antara dua orang yakni seorang komunikator yang
menyampaikan pesan dan seorang lagi uang menerima pesan.
Oleh karena komunikasinya dua orang, maka dialog yang
terjadi berlangsung secara intens.
b. Komunikasi triadik Komunikasi triadik adalah komunikasi
interpersonal yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni
seorang komunikator dan dua orang komunikan. dibandingkan
dengan bentukkomunikasi lainnya, seperti komunikasi massa
dan komunikasi kelompok, komunikasi triadik lebih efektif
dalam kegiatan mengubah sikap, opini, atau perilaku
komunikan.
8
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta :Grasindo 2014, Hal 62-63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2.3 Komunikasi verbal
Menurut Deddy Mulyana, “ simbol atau pesan verbal adalah semua jenis
simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa juga dapat di anggap
sebagai system kode verbal.”
9
Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat
simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang
digunakan dan sipahami suatu komunitas.
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol atau katakata, baik di nyatakan secara oral atau lisan maupun tertulis.
Komunikasi dapat teridentifikasikan sebgai suatu proses dimana seorang
pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengan untuk mempengaruhi
tingkah laku si penerima pesan. Komunikasi tulisan biasanya berupa apa yang
akan di sampaikan disandikan dengan simbol-simbol yang dituliskan pada kertas
atau pada tempat lain yang bisa di baca barulah kemudian di berikan kepada orang
yang di tuju.
Komunikasi verbal juga berupa penerimaan system syaraf seseorang
kepada system syaraf orang lain dengan maksud untuk menghasilkan sebuah
9
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hal
340
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
makna serupa dengan yang ada dalam pikiran si pengirim, dengan menggunakan
kata-kata yang merupakan unsur-unsur dasar bahasa. 10
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, pada dasarnya bahwa
komunikasi verbal adalah penyampaian pesan dengan kata-kata baik berupa lisan
maupun tulisan dimana unsur yang penting dalam komunikasi verbal ini adalah
bahasa.
Untuk kepentingan komunikasi verbal, bahasa di anggap sebagai suatu
konsep tertentu. Bahasa memiliki kekayan simbolisasi verbal dan di pandangn
sebagai upaya manusia untuk memperdayakan informasi yang bersumber dari
persepsi manusia sebagai media untuk berkomunikasi sacara baik dengan orang
lain.
Ciri-Ciri Utama Komunikasi Verbal Setidaknya ada tiga ciri utama yang
menandai wujud atau bentuk komunikasi verbal :
Pertama, bahasa verbal adalah komunikasi yang kita pelajari setelah kita
menggunakan komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal ini digunakan
setelah pengetahuan dan kedewasaan kita sebagai manusia tumbuh.
Kedua, komunikasi verbal dinilai kurang universal dibanding dengan
komunikasi nonverbal, sebab bila kita keluar negeri misalnya dan kita tidak
10
Deddy Mulyana, Prinsip-Prinsip dasar Pengantar, Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2010 hal
112
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
mengerti bahasa yang digunakan masyarakat setempat maka kita bisa
menggunakan bahasa isyarat nonverbal.
Ketiga, komunikasi verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual
dibanding
dengan
bahasa
nonverbal.
Melalui
komunikasi
verbal
kita
mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang abstrak.
2.4 Komunikasi non verbal
Dikatakan bahwa kita juga melakukan komunikasi nonverbal sama
banyaknya dengan komunikasi verbal. Cara kita berdiri, cara kita berjalan, gaya
yang kita tampilkan saat kita mengangkat bahu kita, mengernyitkan dahi kita,
menggoyangkan kepala kita; pokoknya semuanya menyampaikan sesuatu ke
orang lain, dan itu tentu saja adalah komunikasi.
Komunikasi non verbal lebih tua daripada komunikasi verbal11. Komunikasi
nonverbal mulai dipelajari sejak lahir sampai sekitar umur 18 bulan. Sampai usia
tersebut seseorang bergantung penuh pada pesan non verbal. Menurut Larry A.
Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua
rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang
dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang memiliki
nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. 12
11
12
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2010 hal 342
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Masyarakat saat ini sadar dalam berkomunikasi tidak hanya dapat
disampaikan lewat kata-kata, akan tetapi juga dapat disampaikan melalui alat
indera seperti mata, alis, dagu dan sebagainya.
Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering
digunakan dalam presentasi. Dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata
ataupun suara tetapi melalui gerakangerakan anggota tubuh yang sering dikenal
dengan istilah bahasa isyarat atau body language.
Selain itu juga penggunaan objek seperti pakaian potongan rambut dan
penggunan simbol-simbol. Hal lain yang perlu diperhatikan komunikasi nonverbal
justru lebih kuat pengaruhnya daripada komunikasi verbal. Dalam tiga detik
pertama, seseorang dapat mempersepsikan lawan bicara, mulai dari status sosio,
ekonomi, tingkat keterpelajaran dan menyenangkan atau tidakkah seorang yang
menjadi lawan bicara. 13
Komunikasi nonverbal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Disampaikan dengan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement),
postur/tipologi, parabahasa, kinesic/ sentuhan, penampilan fisik,
ruang, jarak, waktu, consumer product, dan artefak.
2)
Proses komunikasi implisit dan dapat terjadi dua arah maupun satu
arah.
13
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2010 hal 345
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
3)
Kualitas proses komunikasi tergantung pada pemahaman terhadap
persepsi orang lain Fungsi pesan nonverbal dalam hubungannya
dengan pesan verbal menurut Mark L. Knap ada lima14 yaitu:
1)
Repetisi, yaitu mengulangi kembali pesan yang disampaikan
secara verbal. Contoh ketika berkata “iya” disertai dengan
anggukan kepala.
2)
Substitusi, menggantikan lambang-lambang verbal. Contoh
melambaikan tangan ketika ada pengamen datang sebagai
wujud penolakan.
3)
Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberikan makna
yang lain terhadap pesan verbal. Contoh ketika seorang istri
meminta pendapat tentang gaunnya, suami berkata “bagus”
namun tetap fokus pada koran yang dibaca.
4)
Komplemen, melengkapi makna perilaku verbal. Contoh
melambaikan tangan sambil berkata selamat jalan.
5)
Aksentuasi, menegaskan pesan verbal. Contoh melihat jam
tangan saat perkuliahan akan berakhir sehingga dosen segera
mengakhiri. Paul Ekman juga menyebutkan ada 5 fungsi
pesan non verbal seperti yang dapat dilukiskan dengan
perilaku mata, yakni sebagai:
1) Emblem, gerakan mata tertentu merupakan simbol
yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal.
14
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Kedipan mata dapat mengatakan “saya tidak sungguhsungguh”
2) Illustrator, pandangan kebawah dapat menunjukkan
depresi atau kesedihan.
3) Regulator, kontak mata berarti saluran percakapan
terbuka.
Memalingkan
muka
menandakan
ketidaksediaan berkomunikasi.
4) Penyesuai, kedipan mata yang cepat meningkat ketika
orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respon
tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk
mengurangi kecemasan.
5) Affect
Display, pembesaran pupil mata (pupil
dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat
wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut
atau senang.
2.5 Komunikasi Intruksional Dalam Pendidikan
Komunikasi dilakukan manusia hampir setiap proses kegiatan dalam
kehidupan. Berbagai cara digunakan manusia untuk melakukan komunikasi.
Berbagai komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan yang berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya.
Pada komunikasi pendidikan, tidak bisa berjalan tanpa dukungan
komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi. Dengan
kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar
orang tanpa berkomunikasi, atau memberi kuliah tanpa bicara. Semuanya
membutuhkan komunikasi, komunikasi yang sesuai dengan daerah yang
disentuhnya.
Menurut Pawit M.Yusup
15
komunikasi pendidikan dan instruksional
dengan aspek–aspek turunannya, adalah sebuah proses pada kegiatan komunikasi
yang dirancang secara khusus untuk tujuan meningkatkan nilai tambah bagi pihak
sasaran, yang dalam banyak hal sebenarnya adalah untuk meningkatkan referensi
di banyak bidang kehidupan yang bernuansa teknologi, komunikasi, dan
informasi.
Komunikasi pendidikan yang dimaksud adalah komunikasi yang sudah
merambah atau menyentuh dunia pendidikan dengan segala aspeknya. Sedangkan
komunikasi instruksional lebih merupakan bagian kecil dari komunikasi
pendidikan. Ia merupakan proses komunikasi yang dipola dan dirancang secara
khusus untuk mengubah perilaku sasaran dalam komunitas tertentu ke arah yang
lebih baik.
Komunikasi pendidikan merupakan unsur sangat penting kedudukannya.
Bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan
yang bersangkutan. Orang sering mengatakan bahwa tinggi rendahnya suatu
capaian pendidikan dipengaruhi pula oleh faktor komunikasi ini, khusunya
komunikasi pendidikan. Dalam proses pendidikan, komunikasi instruksional juga
15
Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal
71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
mempunya andil yang utama. Mortenen dan Schmuller beberapa puluh tahun
yang lalu. 16
2.5.1 Definisi Komunikasi Instruksional
Menurut Pawit M.Yusup
17
istilah instruksional berasal dari
kata instruction, artinya pengajaran, pelajaran, atau bahkan perintah
atau instruksi. Sebenarnya instruksional merupakan himpunan bagian
dari pendidikan. Sehingga pendidikan mempunyai bidang kajian yang
lebih luas daripada instruksional.
Demikian pula apabila komunukasi “dikawinkan” dengan
pendidikan dan instruksional, terjadilah istilah komunikasi pendidikan
dan instruksional. Istilah komunikasi pendidikan lebih luas daripada
komunikasi instruksional.
Komunikasi instruksional merupakan himpunan bagian dari
komunikasi pendidikan. Komunikasi instruksional pada dasarnya
mempunyai tujuan, yaitu untuk memahamkan pihak sasaran
(komunikan) dalam hal adanya perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik di masa yang akan datang.
Menurut Hurt, Scott, dan Croscey
18
proses instruksional
sebenarnya bisa dibagi ke dalam seperangkat langkah terstruktur yang
terdiri dari spesifikasi isi dan tujuan atau sasaran, penaksiran perilaku
16
Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal
53
17
Ibid 57
18
Ibid 71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
mula, penetapan strategi, organisasi satuan–satuan instruksional, dan
umpan balik.
1) Spesifikasi isi dan tujuan instruksional
Komponen-komponen
komunikasi
berupa
penambahan
informasi, penyandian, dan penafsiran atau pembacaan sandi.
Informasi yang disampaikan secara oral oleh pengajar atau instruktur
selalu ditafsirkan persis sama oleh sasaran (komunikasi) seperti apa
yang dimaksudkannya. Akibatnya, sasaran bisa gagal memola
perilakunya sesuai dengan harapan komunikator atau pengajar. Untuk
menghindari hal tersebut, caranya antara lain ialah dengan
mengkhususkan isi dan tujuan–tujuan instruksionalnya. Terutama hal
ini
ditulis
dalam
kerangka
persiapan
komunikator
sebelum
melaksanakan tugasnya di lapangan. Bila lebih banyak rincian
informasi yang disampaikan untuk suatu isi, diharapkan akan menjadi
lebih jelas apa yang dimaksudkannya.
2) Penaksiran perilaku awal (assessment of entering behavior)
Komponen komunikasinya berupa faktor manusia, umpan
balik, dan penyandian. Pertama, sebelum menilai melaksanakan
kegiatan instruksional, perkiraan mula yang perlu diperhatikan ialah
mencoba memahami situasi dan kondisi sasaran termasuk kemampuan
awal yang telah dimilikinya. Hal ini karena ia diperlukan untuk
tindakan selanjutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
“...perilaku komunikasi kita sebagai
komunikator kepada
orang lain sering dipengaruhi oleh apa yang kita ketahui tentang
mereka” 19
Semakin banyak kita mengenali kondisi mereka, semakin
besar kemungkinan perilaku komunikasi kita sesuai dengan harapan.
Dengan begitu, segala sesuatu tentang sasaran bisa diketahui sejak
awal, dan proses instruksional yang kita kehendaki pun bisa berjalan
dengan lancar.
3) Penetapan strategi instruksional
Komponen
komunikasinya
berupa
penggunaan
saluran.
Strategi apa yang akan digunakan oleh komunikator dalam suatu
kegiatan instruksional banyak ditentukan oleh situasi dan kondisi di
lapangan. Namun, penetapannya bisa dipilih dengan cara bertanya
kepada diri sendiri sebagai seorang komunikator yang akan bertugas.
Contohnya bagaimanakah seharusnya saya berkomunikasi dengan
mereka? Apakah akan menggunakan strategi ekspositori atau inkuiri?
Yang pertama adalah strategi ekspositori.
Strategi yang berkenaan dengan pemaparan, penjelasan, atau
penguraian dengan didukung oleh bermacam sumber informasi
pendukung seperti buku, majalah, film dan sumber-sumber informasi
19
Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal
71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
lainnya. Dengan pemaparan yang sistematis, efek komunikasi dengan
menggunakan strategi ini bisa lebih meresap diterima sasaran.
Sedangkan yang kedua adalah strategi inkuiri (inquiry) atau
strategi penemuan (discovery). ini bisa dilakukan dengan bantuan
alat-alat dan sarana tertentu sebagai percobaan dengan tujuan untuk
menemukan suatu kesimpulan berdasarkan hasil percobaan atau
penelitian tadi. Untuk pelaksaannya perlu disesuaikan dengan isi dan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan supaya segala kegiatannya
bisa terarah dan terkendali. 20
4) Organisasi satuan-satuan instruksional
Komponen komunikasinya berupa pesan, penyandian, dan
pengertian sandi. Pengelolaan satuan-satuan instruksional banyak
tergantung pada isi yang akan disampaikan. Informasi yang akan
disampaikan itu harus dipecah ke dalam unit-unit kecil dengan
sistematika yang berurutan. Pesan-pesan informasi dikelompokkelompokkan sehingga tersusun secara runtut dan hierarkis.
Penyajian pun harus runtut dan tidak boleh melompat, di mulai
dari yang sederhana, terus lebih spesifik, dan dilanjutkan kepada yang
kompleks. Disamping harus sesuai dengan tujuan-tujuan yang
ditetapkan, juga yang terpenting harus disesuaikan dengan kondisi dan
situasi kemampuan sasaran yang telah diketahui sebelumnya.
20
Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal
72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
5) Umpan balik
Umpan balik mempunyai arti yang sangat penting dalam setiap
proses instruksional, karena melalui umpan balik ini kegiatan
instruksional bisa dinilai,apakah berhasil atau sebaliknya. Umpan
balik ini juga bisa digunakan sebagai alat untuk mengetahui seberapa
jauh strategi komunikasi yang dijalankan bisa mempunyai efek yang
jelas. Hal terpenting ialah, dengan adanya umpan balik ini,
penguasaan materi yang sudah direncanakan sesuai dengan tujuantujuan instruksional bisa diketahui dengan baik.
2.5.3 Ruang Lingkup dan Sasaran
Sasaran atau lebih luasnya komunikan yang menjadi bagian atau
komponen dari komunikasi instruksional ini adalah masyarakat tertentu
yang mempunyai sifat kurang heterogen, tetapi juga tidak selalu
heterogen. Pada kaitannya dalam pendidikan, maka yang dibicarakan
sebagai sasaran dari komunikasi instruksional itu sendiri adalah peserta
didik yang sedang mengikuti proses pembelajaran dalam kelas di suatu
sekolah tertentu. Peserta didik yang berada pada posisi dimana guru akan
memberikan transfer ilmu kepada mereka sesuai instruksi yang ada
sehingga tercapainya perubahan perilaku semestinya sebagai tujuan dari
komunikasi instruksional. 21
21
Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
2.5.4 Fungsi dan Manfaat
Menurut Pawit M.Yusup komunikasi instruksional mempunyai
fungsi edukatif, atau tepatnya mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi
komunikasi secara keseluruhan. Namun, bukan berarti fungsi-fungsi lain
terabaikan22. Akan tetapi, sebagaimana sudah dijelaskan di atas,
komunikasi instruksional merupakan subset dari komunikasi secara
keseluruhan. Bahkan, apabila dikaitkan dengan bidang pendidikan,
komunikasi instruksional merupakan subset dari komunikasi pendidikan
yang bersifat metodis-teoritis. Artinya, kajian
atau pembahasan-pembahasannya berpola tertentu sehingga akhirnya
bisa diterapkan langsung untuk kepentingan di lapangan.
Jika
komunikasi pendidikan lebih berarti sebeagai proses
komunikasi yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, baik secara
teoritis maupun secara praktis, komunikasi instruksional lebih
ditekankan
kepada
pola
perencanaan
dan
pelaksanaan
secara
operasional yang didukung oleh teori untuk kepentingan keberhasilan
efek perubahan perilaku pada pihak sasaran (komunikan). Efek
perubahan perilaku inilah yang tampaknya merupakan tujuan pokok
dari pelaksanaan komunikasi instruksional.
Adapun manfaat adanya komunikasi instruksional antara lain
efek }perubahan perilaku, yang terjadi sebagai hasil tindakan
22
Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
komunikasi instruksional, bisa dikontrol atau dikendalikan dengna baik.
Berhasil tidaknya tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan
paling tidak bisa dipantau melalui kegiatan evaluasi 23.
2.6 Pola Komunikasi
Pola komunikasi merupakan gabungan dari dua kata yaitu pola dan
komunikasi. Pola dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bentuk atau
system, cara atau bentuk yang tetap yang mana pola dapat dikatakan contoh atau
cetakan.24 Pola pada dasarnya adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses
yang terjadi dalam sebuah kejadian sehingga memudahkan seseorang dalam
menganalisah kejadian tersebut, dengan tujuan agar dapat meminimaliskan segala
bentuk kekurangan sehingga dapat di perbaiki.
Secara
etimologis,
kata
komunikasi
berasal
dari
bahasa
latin
“communication” dan bersunber dari kata communis yang berarti “sama”,
maksudnya orang yang menyampaikan dan yang menerima mempunyai persepsi
yang sama tentang apa yang di sampaikan.
Sedangkan pola komunikasi itu sendiri merupakan gabungan dua kata
antara pola dan komunikasi, sehingga dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk
23
Pawit M Yusuf, Komunikasi Instruksional : teori dan praktek, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010 hal
9
24
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-4” , Jakarta 2012,
Balai Pustaka, hal.885.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
penyampaian suatu pesan yang sistematis oleh seseorang dengan melibatkan
orang lain. 25
Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri Djamarah26 mengatakan bahwa
pola komunikasi dapat di pahami juga sebagai pola hubungan antara dua orang
atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat di pahami. Dimensi pola komunikasi terdiri
dari dua macam yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola komunikasi
yang proses atau polanya di lakukan dua orang atau lebih guna menyampaikan
pesan sesuai dengan yang diinginjan.
Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga
dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses
komunikasi akan ditemukan pola yang cocok dan mudah di gunakan dalam
berkomunikasi. Pola komunikasi identic dengan proses komunikasi karena pola
komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi.
2.6.1 Macam-macam Pola Komunikasi
Di sini akan di uraikan proses komunikasi yang sudah masuk dalam
kategori pola komunikasi yaitu; pola komunikasi promer, pola komunikasi
25
Onong Uchjana Effendy, dimensi-dimensi komunikasi, Bandung 1986, Alumni, cetakan ke-2, hal
4.
26
http://www.psychologymania.com/2013/08/pengertian-pola-komunikasi.html(diakses pada 12
Agustus 2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
skunder, pola komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkular. Adapun pola
komunikasi dan penjelasannya sebagai berikut27.
1. Pola Komunikasi Primer
Pola ini merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu
simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi
dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang nonrverbal.
a. Lambang verbal yaitu bahasa sebagai verbal paling banyak dan
paring
sering
di
gunakan,
karena
bahasa
apapun
mengungkapkan pikiran komunikator.
b. Lambang nonrverbal yaitu lambang dalam komunikasi yang
bukan bahasa, merupakan isyarat dengan anggota tubuh anatra
lain mata, kepala, bibir, tangan, jari. Selain itu gambar juga
sebagai lambang komunikasi nirverbal, sehingga dengan
memadukan keduuanya makan proses ini akan leih efektif.
Pola komunikasi ini dinilai sebagai model klasik, karena
model ini merupakan model pemula yang dikembangkan oleh
Aristoteles.
Aristoteles
mengembangkan
idenya
untuk
merumuskan suatu model komunikasi yang didasarkan atas tiga
unsur yaitu : komunikator, pesan dan komunikan.
27
Journal “acta Diurma” Volume III. No.4 tahun 2014
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
2. Pola Komunikasi Sekunder
Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang media
sebagai media pertama.
Proses
komunikasi
sekunder
merupakan
sambungan
dari
komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka
dalam menata lambing-lambang untuk memformulasikan isi pesan
komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifatsifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan
dipergunakan sebagai hasil d=pilihan dari sekian banyak alternative
perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan
dituju. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media
yang dapat di klasifikasikan sebagai media massa dan media nirmasa
atau nonmassa.
3. Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang artinya penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.
Dalam komunikasi linear biasanya terjadi di dalam komunikasi tatap
muka, akan tetapi adakalanya komunikasi bermedia. Dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
komunikasi ini pesan yang di sampaikan akan efektif apabila ada
perencanaan sebelum melaksankan komunikasi
4. Pola Komunikasi Sirkular
Dalam proses komunikasi sirkular ini terjadi feedback atau umpan
balik, yaitu terjadi arus dari komunikan ke komunikator, sebagai
penentu utama keberhasilan komunikasi. Komunikasi secara sirkular
ini lah yang bisa menjadikan proses komunikasi menjadi komunikasi
yang berjalan baik dan efektif
2.6.7 Pola Komunkasi Guru dan Siswa
Dalam kegiatan belajar-mengajar tidak lepas dalam suatu
proses
komunikasi,
komunikasi
yang
terbentuk
tersebut
membentuk pola. Menurut Husaini Usman pola-pola komunikasi
antara guru dan murid yang berlangsung di kelas adalah sebagai
berikut28 :
1. Pola Guru – Siswa
G
Komunikasi sebagai aksi, hanya berlangsung satu
arah. Siswa tidak berperan aktif dan guru lebih
S
S
S
aktif.
Husaini, Usman. Manajemen: teori,praktik dan riset pendidikan Edisi 3,
Cetakan 1.Jakarta: Bumi Aksara. 2010
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
2. Pola Guru-Siswa-Guru
G
Ada feedback bagi guru, komunikasi sebagai
interaksi keduah belah pihak. Guru dan murid sama
S
S
S
aktif.
3. Pola Guru-Siswa-Siswa-Guru
G
Komunikasi multi arah dengan interaksi yang
Optimal.
S
S
S
4. Pola Guru-Siswa-Siswa-Guru, Siswa-Siswa
G
Komunikasi multi arah, suasana kelas lebih hidup,
Semua terlibat dalam komunikasi.
S
S
S
S
5. Pola Melingkar
G
Setiap siswa mendapat giliran untuk
mengemukakan pendapat, tidak si perkenankan dua
kali mengemukakan pendapat apabila siswa lain
belum dapat giliran
S
S
S
S
S
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Situasi dalam pembelajaran terjadi dalam beberapa pola
komunikasi di atas. Penggunaan atau pemilihan pola yang di gunakan
oleh seorang guru saat mengajar murid-muridnya di sesuaikan dnegan
kebutuhan pembelajran dalam kelas. Ataupun guru dapat memadukan
beberapa pola dalam proses mengajar.
2.7 Pembelajaran Bina Diri
Bina diri merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang
dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana
dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan layanan khusus, yaitu
individu yang mengalami gangguan koordinasi gerak-motorik, sehingga mereka
dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan meminimalisasi
dan atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain dalam
melakukan aktivitasnya.
Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah; Kemampuan dan
keterampilan sesorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari aktivitas
bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatn ini dikenal dengan istilah ADL (
Actifity of Daily Living ).
Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju
pendidikan Inklusif, maka siswa yang mengalami gagguan gerak-motorik akan
kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.
Pelaksanaan layanan bina diri yang diberikan kepada siswa di SLB
bervariasi sesuai dengan hasil dari identivikasi dan asesmen, sehingga program
bina diri sifatnya individual. Bagi siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
reguler dapat bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan
tenaga dalam bidang bina-diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan
koordinasi-motorik. Apabila ada tenaga Okupasional Terapist dapat bekerjasama
sehingga hasilnya dapat lebih optimal. Kewenangan dalam penanganan bidang
terapi okupasional (OT) adalah profesi bidang para medis yaitu okupasional
terapis, namun guru pendidikan khusus dapat memderikan latihan atau pembinaan
tersebut melalui layanan bina diri.
Kegiatan Bina Diri terbagi menjadi tujuh macam,yaitu:
1.
Kebutuhan Merawat Diri
Kebutuhan merawat diri meliputi kemampuan memelihara tubuh
seperti mandi, menggosok gigi,merawat rambut dan memelihara kesehatan
dan keselamatan diri seperti melindungi dari bahaya sekitar ataupun
mengatasi luka.
2.
Kebutuhan Mengurus diri
Kebutuhan mengurus diri meliputi memelihara diri secara
praktis,
mengurus
kebutuhan
makan,minum,menyuap
yang
bersifat
makanan,berpakaian,
pribadi
seperti
pergi
ke
toilet,berdandan,serta merawat kesehatan diri.
3.
Kebutuhan menolong diri
Kebutuhan menolong diri meliputi memasak sederhana,mencuci
pakaian dan melakukan aktivitas rumah seperti menyapu dan lain
sebagainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
4.
Kebutuhan komunikasi
Kebutuhan komunikasi meliputi komunikatif ekspresif yaitu
menjawab nama dan identitas keluarga dan komunikasi resepti yaitu
mampu memahami apa yang disampaikan orang lain.
5.
Kebutuhan Sosialisasi
Kebutuhan sosialisasi meliputi keterampilan bermain, berinteraksi.
partisipasi kelompok, ramah dalam bergaul,mampu menghargai orang
,bertanggung jawab pada diri sendiri serta mampu mengendalikan emosi.
6.
Kebutuhan Keterampilan Hidup
Kebutuhan
Keterampilan
hidup
meliputi
keterampilan
menggunakan uang,keterampilan berbelanja dan keterampilan dalam
bekerja.
7.
Kebutuhan Mengisi Waktu Luang
Kebutuhan mengisi waktu luang bagi anak tuna grahita dapat
berupa kegiatan kegiatan olahraga,seni dan keterampilan sederhana seperti
memelihara tanaman atau hewan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download