BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Sejarah dan Pengertian Uang Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Berdasarkan sejarah yang ada (http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah Terjadinya Uang dan Pengertian Uang 9.1, 30 Maret 2009). Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahanbahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barangbarang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter, yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiranpikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima 7 oleh umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam. Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitankesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama. Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas. Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar. Uang yang dimiliki tiap negara berbeda-beda dan mempunyai nilai (www.edukasi.net/mol, 30 Maret 2009). Dengan memiliki nilai, maka dapat diukur perbandingan mata uang tiap-tiap negara. Sehingga pada jaman sekarang ini uang merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan kita tidak pernah merasa cukup untuk memilikinya. uang didefinisikan sebagai segala sesuatu (benda) yang diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau perdagangan. Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran (http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah Terjadinya Uang dan Pengertian Uang 9.1, 30 Maret 2009). Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efesiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran. Pada awalnya di Indonesia, uang (dalam hal ini uang kartal) diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat1(http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah_Terjadinya_Uang_dan_Pengertian_Uang_9.1 , 30 Maret 2009), hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi. Agar masyarakat menerima dan menyetujui penggunaan benda sebagai uang maka harus memenuhi dua persyaratan sebagai berikut (www.e-dukasi.net/mol) : 1. Persyaratan psikologis, yaitu benda tersebut harus dapat memuaskan bermacam macam keinginan dari orang yang memilikinya sehingga semua orang mau mengakui dan menerimanya (acceptability). 2. Syarat teknis adalah syarat yang melekat pada uang, di antaranya: a. tidak mengalami perubahan dan tidak cepat rusak (durability) b. nilainya tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama (stability of value) c. praktik dan mudah dibawa kemana-mana (portability) d. mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai (divisibility) e. kualitasnya relatif sama (uniformity) f. jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity) g. Terdiri atas berbagai nilai nominal. Dengan semakin banyaknya uang yang beredar, apa sebenarnya kegunaaan uang? Kegunaan uang tercermin dalam fungsi-fungsi uang (http://www.e-dukasi.net/mol), antara lain : 1. Fungsi Asli Fungsi asli disebut juga fungsi primer dari uang. Fungsi asli ini terdiri atas: a. Sebagai alat tukar (medium of exchange) Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang dapat berfungsi dengan baik diperlukan kepercayaan masyarakat. Masyarakat harus bersedia dan rela menerimanya. b. Alat kesatuan hitung (a unit of account) Untuk menentukan harga sejenis barang diperlukan satuan hitung, juga dengan adanya satuan hitung, kita dapat mengadakan perbandingan harga satu barang dengan barang lain. 2. Fungsi Turunan Fungsi turunan sebagai akibat dari Fungsi asli, dengan adanya fungsi asli uang muncul fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, fungsi tersebut terdiri atas: a. Sebagai alat pembayaran yang sah Tidak semua orang dapat menciptakan uang terutama uang kartal, karena uang hanya dikeluarkan oleh lembaga tertentu. Di Indonesia, uang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral. b. Alat penyimpan kekayaan dan pemindah kekayaan. Dengan uang, kekayaan berupa tanah, gedung, dapat dipindah pemilikannya dengan menggunakan uang. c. Alat pendorong kegiatan ekonomi. Apabila nilai uang stabil, orang senang menggunakan uang itu dalam kegiatan ekonomi, selanjutnya apabila kegiatan ekonomi meningkat, uang dalam peredaran harus ditambah sesuai dengan kebutuhan. d. Standar pencicilan utang. Uang dapat berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran di kemudian hari, pembayaran berjangka panjang atau pencicilan utang. 2.1.2 Penawaran Uang dan Kegiatan Ekonomi 2.1.2.1. Hubungan Antara Penawaran Uang dengan Tingkat Harga Ahli-ahli ekonomi klasik menganalisis efek dari perubahan-perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga. Analisis-analisis yang menjelaskan tentang hubungan di antara penawaran uang dengan tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara dinamakan teori keuangan. Teori keuangan ini dibedakan dalam dua bentuk , yaitu teori kuantitas (quantity theory of money) dan teori sisa tunai (cash balance theory) (Sukirno2004, p296). Kedua teori tersebut mempunyai bentuk yang berbeda, akan tetapi pandangan pokok teori tersebut sama, yaitu perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan menurunkan harga pada tingkat yang sama. Teori Kuantitas Uang Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher (Sukirno, 2004, p297), seorang ahli ekonomi Amerika yang tergolong dalam golongan ahli-ahli ekonomi klasik. Pandangan teori kuantitas didasarkan kepada dua asumsi, yaitu : • Laju peredaran uang, atau V, adalah tetap. Menurut ahli-ahli ekonomi klasik kelajuan peredaran uang tergantung kepada beberapa faktor teknikal, seperti sistem pembayaran gaji, ciri-ciri kegiatan perdagangan, efisien sistem pengangkutan dan kepadatan penduduk. Faktorfaktor ini tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek, dan oleh karena itu cara-cara masyarakat untuk menggunakan uang dan berbelanja tidak berubah. • Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi Penawaran tidak akan pernah kurang dari produksi barang pada kesempatan kerja penuh, karena setiap barang yang dikeluarkan akan dibeli masyarakat, hal ini sesuai dengan rumusan Say. Oleh karena itu, jumlah barang-barang adalah tetap dan tidak dapat ditambah. Maka untuk memaksimalkan untung, mereka akan selalu memproduksikan barang pada tingkat kesempatan kerja penuh. Ini berarti jumlah T tetap. Sebagai implikasi dari kedua asumsi di atas, maka menurut persamaan MV = PT, apabila M berubah maka ia hanya akan merubah P pada tingkat yang sama dengan perubahan M. Teori Sisa Tunai Teori sisa tunai di kemukakan oleh Alfred Marshall (Sukirno, 2004, p298), seorang ahli ekonomi yang berasal dari Cambridge. Teori sisa tunai menerangkan sifat hubungan di antara penawaran uang dan tingkat harga. Teori sisa tunai mempunyai pandangan yang sama dengan teori kuantitas uang. Teori ini berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya. 2.1.2.2. Teori Keuangan Keynes Berdasarkan Sukirno (2004, pp300-301), teori keuangan Keynes terutama menerangkan tiga hal, yaitu : • Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta uang. • Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga. • Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi. Tujuan-Tujuan Memegang Uang Ada tiga tujuan masyarakat memegang uang, yaitu : • Permintaan Uang untuk Transaksi Di dalam perekonomian modern di mana tingkat spesialisasinya tinggi, uang sangat penting peranannya untuk melancarkan kegiatan ekonomi dan transaksi atau jual beli. Tingkat spesialisasi yang tinggi hanya mungkin wujud apabila pertukaran dilakukan dengan menggunakan uang karena dengan ini pemilik uang dapat dengan mudah menggunakannya untuk membeli barang-barang yang mereka perlukan. • Permintaan Uang untuk Berjaga-Jaga Permintaan uang untuk berjaga-jaga yaitu uang di minta oleh masayarakat untuk menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting lain di masa depan. Masa depan adalah keadaan yang tidak boleh diramalkan. Ada kalanya keadaan masa depan semakin bertambah baik, tetapi ada kalanya masalah-masalah buruk akan dihadapi. Untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti, terutama untuk menghadapi masa susah sebagian uang yang diminta masyarakat digunakan untuk menghadapi masalah kesusahan di masa akan datang. Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga adalah permintaan uang untuk menghadapi kesusahankesusahan seperti apabila ada anggota keluarga yang sakit, dan kehilangan pekerjaan dan kehilangan kemampuan untuk bekerja. Selain itu uang digunakan pula untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga yang lebih baik, yaitu untuk membeli rumah, membiayai sekolah anak-anak. • Permintaan Uang untuk Spekulasi Dalam keadaan ekonomi modern ini masyarakat menggunakan pula uangnya untuk spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga seperti obligasi pemerintah, saham perusahaan dan ”treasury bill”. 2.1.3 Permintaan Permintaan yang akan dibahas disini adalah permintaan individual. Permintaan individual ditetapkan oleh dua faktor, yaitu nilai barang yang bersangkutan dan kemampuan konsumen untuk membelinya. Jika kedua hal ini terpenuhi, ini dapat menjadi permintaan individual yang efektif, karena keinginan tanpa daya beli mengarah pada kemauan tetapi tidak pada permintaan. Selain faktor yang mempengaruhi, harus diperhatikan juga kondisi yang terkait, seperti harga barang yang akan dibeli, ketersediaan barang yang terkait, perkiraan akan perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, pengeluaran periklanan, serta musim saat terjadi pembelian. Menurut Rosyidi (2005, pp291-331), permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Permintaan di golongkan menjadi beberapa yaitu : a. Permintaan dilihat dari daya beli konsumen, yaitu : • Permintaan efektif Yaitu permintaan komsumen terhadap barang dan jasa yang disertai dengan daya beli. • Permintaan absoulut Yaitu permintaan yang tidak didukung oleh daya beli namun cuma oleh anganangan. • Permintaan potensial Yaitu perminataan yang akan diwujudkan dengan sejumlah uang yang dimiliki. b. Permintaan dari segi pendapatan • Permintaan konsumen Yaitu permintaan seluruh anggota masyarkat akan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. • Permintaan pengusaha Yaitu permintaan akan faktor – faktor produksi untuk membuat barang atau jasa. • Permintaan pemerintah Yaitu Permintaan oleh pemerintah untuk pengeluaran belanja pemerintah. • Permintaan luar negeri Yaitu permintaan barang dan jasa yang datang dari luar negeri. c. Permintaan dilihat dari jumlah pemintanya • Permintaan individu Yaitu permintaan yang datang dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Permintaan individu ditentukan oleh hal – hal berikut : ¾ Harga Harga merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang dalam membeli suatu produk. Jika harga produk itu semangkin meningkat maka konsumen tersebut akan berusaha mengurangi pembelian produk. ¾ Pendapatan Jika pendapatan meningkat biasanya permintaan juga meningkat, tapi jika seseorang mempunyai pendapatan yang menurun atau bahkan dikeluarkan dari pekerjaan dan tidak mempunyai pendapatan maka kita akan mengurangi permintaan kita. ¾ Jika barang lain yang berkaitan Jika barang lain yang berkaitan mengalami penurunan maka orang akan memilih barang tersebut daripada barang yang akan dibeli. Sebagai contoh harga teh mengalami penurunan maka orang akan memilih membeli teh daripada membeli kopi yang biasa diminum. ¾ Selera Selera mempengaruhi jumlah barang yang di minta konsumen (dengan asumsi faktor lain konstan). Karena sulit dihitung dengan angka, kadang – kadang dianggap konstan. ¾ Ekspelitasi Ekspelitasi sangat berpengaruh pada niat seseorang untuk membeli suatu barang atau jasa sebagai contoh adalah jika anda memperkirakan bahwa harga suatu baju akan mengalami diskon besar-besaran pada akhir tahun maka anda tidak berminat untuk membeli baju sekarang. 2.1.3.1. Hukum Permintaan Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka semangkin banyak permintaan tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Hukum itu berlaku bila keadaan lain cateris paribus atau tidak berubah (http://one.indoskripsi.com). Hubungan yang erat antara harga dan jumlah barang yang diminta melahirkan pengertian hukum permintaan, yang berbunyi : ”jumlah barang yang diminta selalu berbanding terbalik dengan harganya”. Hukum permintaan berlaku apabila faktor-faktor lain selain harga adalah adalah cateris paribus (tetap tidak berubah). Adapun faktor-faktor lain yang membentuk keadaan ceteris paribus terutama adalah : 1. tingkat penghasilan para konsumen 2. Jumlah konsumen dipasar 3. Selera atau preferensi konsumen 4. Harga barang-barang lain yang berkaitan 5. Kegunaan barang 6. Motif pembelian tidak didasarkan atas prestise/harga diri. Jadi hukum permintaan berlakunya tidak mutlak seperti dalam ilmu fisika melainkan hanya merupakan tendens saja yaitu suatu kecendrungan yang hendak berjalan terus namun belum dapat dipastikan kebenarannya. Hukum permintaan ini dapat dibentuk dalam suatu tabel dan grafik. Suatu daftar yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan dengan berbagai tingkat harga pada suatu tempat dan waktu tertentu disebut skedul permintaan atau table permintaan. Sedangkan suatu grafik yang menghubungkan antara jumlah permintaan dengan berbagai tingkat harga dari harga tinggi sampai harga terendah disebut kurva permintaan 2.1.3.2. Fungsi Permintaan Pasar Menurut Abimanyu (2004, p18), fungsi permintaan adalah daftar harga dan barang yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen pada periode tertentu. Sedangkan permintaan pasar menurut Rosyidi (2005, p306) adalah penjumlahan seluruh permintaan yang dihadapi oleh semua perusahaan individul. Fungsi permintaan pasar untuk sebuah produk adalah pernyataan hubungan antara jumlah agregat yang diminta dan semua faktor yang mempengaruhi jumlah ini. Menurut Arsyad (2008, pp127-130), fungsi permintaan pasar akan sebuah produk menunjukan hubungan antara jumlah produk yang diminta dengan semua faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut. Berdasarkan dari berbagai variabel penentu permintaan tersebut, variabel ini dapat digolongkan menjadi (Arsyad, 2008, pp127-128) : a. Variabel strategis Yang termasuk variabel strategis adalah harga barang yang bersangkutan, advertensi, kualitas dan desain barang, serta saluran distribusi barang. Variabel strategis merupakan variabel yang dapat digunakan secara langsung untuk mempengaruhi permintaan barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Variabel strategis ini disebut pula sebagai variabel yang dapat dikendalikan langsung oleh perusahaan ( controllable variables ). b. Variabel konsumen Yang termasuk variabel konsumen adalah tingkat pendapatan, selera konsumen, dan harapan konsumen terhadap harga di masa yang akan datang. c. Variabel pesaing Mencakup harga barang substitusi dan barang komplementer, advertensi dan promosi barang lain, saluran distribusi barang lain, serta kualitas dan desain barang lain. d. Variabel lainnya Yang termasuk dalam variabel lainnya adalah kebijakan pemerintah, jumlah penduduk, dan cuaca. 2.1.3.3. Perubahan Permintaan Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada sesuatu barang ditentukan oleh banyak faktor (http://one.indoskripsi.com). Di antara faktor-faktor tersebut yang terpenting dalam perubahan permintaan adalah : b. Harga barang itu sendiri Jika barang tersebut mengalami kenaikan harga yang lebih dari setengah harga yang semula maka konsumen akan melakukan pemikiran ulang untuk mengkonsumsi barang tersebut. c. Harga barang yang berkaitan Kaitan suatu barang tertentu dengan barang lainnya bisa secara substitusi atau komplomen. Contoh : Jika Pilot dapat digantikan dengan standler , maka bila harga pilot mengalami kenaikan maka konsumen akan lebih memilih bolpoint standler yang mempunyai harga tetap dan lebih murah. d. Perubahan Selera Perubahan selera sangat mempengaruhi terhadap keinginan konsumen untuk membeli suatu barang. Pada tahun 1960-an orang sangat jarang bahkan dikatakan tidak ada yang memakai mobil buatan jepang. Tetapi pada tahun 1970-an suasananya sudah berubah banyak sekali orang yang menggunakan mobil buatan Jepang karena selera mereka telah berubah. e. Pendapatan Semakin menurun pendapatan seseorang maka semakin sedikit jumlah permintaan. Sebagai contoh ketika pendapatan seorang konsumen naik dan harga suatu barang tetap maka konsumen akan membeli barang dengan stok jumlah yang semangkin banyak dari bisanya. f. Jumlah Penduduk pertumbuhan penduduk Jumlah pertumbuhan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini menambah permintaan. 2.1.3.4. Elastisitas Harga Dari Permintaan Dalam konsep yang sederhana, elastisitas harga dari permintaan adalah persentase perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga. Menurut Arsyad ( 2008, p135), elastisitas adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat dari perubahan nilai salah satu variabel yang menentukan permintaan sebesar satu persen. Elastisitas harga dari permintaan = Hukum permintaan menyatakan bahwa harga dan kuantitas berbanding terbalik, sehingga perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta akan berubah dalam arah yang berlawanan. Artinya,dengan adanya perubahan harga suatu barang, dalam hal ini kenaikan harga, semakin kurang elastisitas permintaan, semakin kecil perubahan jumlah yang diminta. Kategori elastisitas harga dari permintaan dibagi tiga kategori umum, yaitu berdasarkan tingkat kepekaan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga. Jika persentase perubahan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga lebih kecil daripada persentase perubahan harga, maka nilai elastisitasnya mempunyai nilai antara 0 dan -1,0, dan kurva permintaan tersebut disebut inelastis, yang berarti bahwa jumlah yang diminta relatif tidak peka terhadap perubahan harga. Jika persentase perubahan harga yang diminta tepat sama dengan persentase perubahan harga, maka nilai elastisitas harganya adalah -1,0, dan kurva permintaan tersebut dikatakan mempunyai elastisitas unit-elastis. Jika persentase perubahan harga yang diminta melebihi persentase perubahan harga, maka nilai elastisitasnya lebih negatif daripada -1,0 dan bagian kurva permintaannya dikatakan elastis (McEachern, 2001, pp4-5). Berdasarkan Rosyidi (2005, pp312-317), elastisitas permintaan suatu barang di pengaruhi oleh 6 hal, yaitu : a. Tersedianya barang pengganti (subtitutability) Semakin banyak serta baik barang pengganti yang dimiliki oleh suatu barang tertentu, semakin elastis permintaannya. Sebaliknya, semakin sedikit serta buruk barang pengganti yang tersedia untuknya, semakin inelastislah permintaannya. b. Pentingnya bagi kehidupan Semakin penting arti suatu barang bagi kehidupan manusia, semakin inelastislah permintaannya. Sebaliknya, semakin tidak penting arti barang tersebut bagi kehidupan manusia, semakin elastislah permintaannya. Barang penting tentu orang tidak ingin meninggalkannya. Jika harganya naik, orang akan berpikir untuk tetap membelinya. Demikianpun jika harganya turun, orang tidak akan memborong dengan membelinya banyak-banyak sebab biasanya kebutuhan orang akan barang perlu itu sudah tertentu jumlahnya. Akibatnya, jumlahnya yang diminta tidak akan banyak terpengaruh oleh perubahan harganya, naik maupun turun. c. Mahalnya, atau besarnya bagian dari pendapatan konsumen yang dipakai untuk membeli suatu barang. Semakin mahal harga suatu barang, semakin elastislah permintaanya. Barang yang berharga murah lebih memudahkan konsumen membelinya. Jika harganya naik, kenaikannya itu belum akan menggangu anggaran konsumen secara siknifikan sehingga mereka akan tetap membelinya. Sebaliknya, jika harganya turun, penurunannya itu pun juga tidak banyak sehingga tidak akan secara signifikan menguntungkan anggaran konsumen. Dengan demikian, mereka akan sedikit saja menambah pembelian mereka. Dengan kata lain, permintaan akan barang yang murah harganya ini adalah inelastis. d. Serbagunanya Semakin serba guna, semakin inelastislah permintaan, dan semakin sedikit guna suatu barang semakin elastislah permintaan suatu barang. e. Sifat tahan lamanya suatu barang Semakin tahan lama suatu barang, semakin elastislah permintaan terhadapnya, dan demikian pula sebaliknya. Semakin tidak tahan lama suatu barang, maka semakin inelastis pulalah permintaan terhadapnya. f. Waktu Permintaan cenderung lebih inelastis atau tidak peka dalam jangka pendek daripada dalam jangka panjang. Semakin banyak waktu yang dimiliki konsumen untuk mereaksi perubahan harga, semakin elastislah permintaan barang itu. 2.1.3.5. Permintaan dengan Elastisitas Tetap Elastisitas harga mengukur kepekaan konsumen terhadap perubahan harga. Kepekaan ini berubah sepanjang kurva permintaan linear kecuali jika kurva permintaannya vertikal atau horizontal (McEachern, 2001, pp8-9) 1. Permintaan elastis sempurna Merupakan garis horizontal yang mencerminkan bahwa setiap kenaikan harga akan menurunkan jumlah barang yang diminta. Penurunan ini dapat mencapai angka permintaan terendah, yaitu nol, dimana tidak ada barang yang diminta, dengan elastisitasnya adalah minus tak terhingga. Disini terjadi penurunan permintaan konsumen yang sangat drastis. Sebagai akibat adanya kenaikan harga yang kecil saja, konsumen berubah dari meminta sebanyak yang tersedia menjadi tidak meminta sama sekali. Konsumen sangat peka terhadap perubahan harga, sehingga mereka sama sekali tidak dapat mentolerir perubahan harga sedikitpun. 2. Permintaan inelastis sempurna Merupakan garis vertikal yang mencerminkan bahwa perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta, nilai elastisitasnya adalah nol. Disini konsumen tidak mempermasalahkan berapapun harga barang yang akan dibeli, kaena barang yang diminta merupakan barang kebutuhan yang tidak bisa digantikan. Seperti yang dikatakan oleh Ben Franklin, ”Kebutuhan tidak dapat digunakan untuk tawar-menawar.” 3. Permintaan unit-elastis Ini merupakan jenis permintaan yang mempengaruhi kedua faktor, jika perubahan harga terjadi, maka akan terjadi pula perubahan kuantitas barang yang diminta dalam jumlah persentase yang sama, dengan elastisitas -1,0. Karena persentase perubahan harga sejalan dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta dalam arah yang berbeda, menyebabkan penerimaan total, dalam hal ini keuntungan yang diterima, tidak akan berubah pada semua kombinasi antara harga dan kuantitas suatu barang. 2.1.4 Penawaran Adanya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam suatu pasar. Permintaan akan terjadi jika penjual dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan oleh konsumen. Pada awalnya, bila dagangan ingin laku maka penjual harus benar-benar pintar dalam menawarkan barang dagangannya kepada pembeli. Di sini jelas bahwa penawaran datang dari para penjual. Penawaran merujuk pada jumlah suatu barang atau jasa yang rela dan mampu dijual oleh pada pedagang dalam jangka waktu tertentu dan berdasarkan sekelompok kondisi dan faktor tertentu. Kondisi dan faktor yang mempengaruhi tersebut diantaranya (Abimanyu, 2004, pp23-24): a. Harga jual barang tersebut Makin tinggi harga jual, makin banyak barang yang ditawarkan. Hal tersebut disebabkan karena : Makin tinggi harga, makin tinggi profit yang tersedia bagi perusahaan yang memproduksi dan menjual barang tersebut. Hal ini akan mendorong perusahaan untuk memproduksi dan menjual lebih banyak. Kenaikan harga dan profit akan menarik perusahaan – perusahaan baru untuk masuk ke pasar tersebut sehingga penawaran akan meningkat. b. Tingkat teknologi Selain harga, ada faktor lain yang dianggap penting dan dapat mempengaruhi penawaran barang dan jasa di pasar adalah tingkat teknologi. Makin tinggi teknologi, makin rendah biaya produksi perusahaan, sehingga makin tinggi penawaran barang pada harga tertentu. c. Harga input Perubahan harga input yang dipakai dalam proses produksi juga berpengaruh terhadap penawaran barang pada harga tertentu. Pada harga jual yang tetap, hal ini akan menurunkan penawaran barang. Sebaliknya, penurunan harga input akan menurunkan biaya produksi dan menaikkan penawaran barang. d. Harga barang terkait Harga barang terkait yang bersifat substitusi juga bisa mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan. Misalnya, bila harga barang tempe naik, sementara harga tahu tetap, produsen akan berhenti produksi dan ganti produksi tempe. Akibatnya penawaran tempe akan naik atau penawaran tahu akan turun. e. Harapan akan kenaikkan harga di masa mendatang Dari segi harapan akan kenaikan harga di masa mendatang, bila produsen menganggap harga akan naik bulan depan, saat ini mereka akan mengurangi penjualan sambil menunggu harganya membaik dan menambah inventori. Jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan meningkat jika keuntungan yang didapat dari masing-masing barang lebih besar dari pada biaya operasional dan jika ketersediaan barang cukup banyak. Jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan menurun jika terjadi kelangkaan barang dan keuntungan yang didapat lebih kecil dari pada biaya operasional yang dikeluarkan. Diantara faktor yang mempengaruhi penawaran sebuah barang, harga barang itu sendiri kemungkinan merupakan faktor terpenting. Harga yang lebih tinggi dengan keuntungan yang meningkat menyebabkan para penjual meningkatkan jumlah penawaran barang. Namun jika harga rendah dan keuntungan menurun, para penjual lebih cenderung menahan barang yang dijual, sehingga penawaran akan barang menurun. Selain itu, adanya barang dan jasa yang terkait juga mempengaruhi penawaran. Jika tidak ada barang sejenis yang dijual, para penjual secara otomatis akan meningkatkan penawaran barang yang dijual. Jika ada barang yang sejenis dan harganya lebih rendah dari barang yang ditawarkan, para penjual akan beralih menawarkan barang yang harganya lebih murah dan banyak diminta konsumen. Penawaran dapat digolongkan menjadi dua yaitu (http://one.indoskripsi.com): a. Penawaran Individu Penawaran Individu adalah penawaran yang dimiliki oleh seorang Penguasa b. Penawaran besar/Kolektif Penawaran yang terdapat pada pasar 2.1.4.1. Hukum Penawaran Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya tersebut jika barangnya itu mempunyai harga yang rendah dan jika dia juga mempunyai harga barang yang tinggi. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, semangkin banyak pula jumlah barang tersebut akan ditawarakan oleh para penjual. Sebaliknya makin rendah harga barang maka akan semangkin sedikit jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual (http://one.indoskripsi.com). Hukum penawaran berlaku apabila faktor-faktor lain selain harga adalah cateris paribus. Adapun faktor yang lain yang membentuk cateris paribus adalah : a. tekhnologi yang digunakan adalah tetap b. Penjual tidak memerlukan harga tunai c. Penjual tidak akan kuatir jika suatu saat harga barang akan turun d. Jumlah pedagang dan produsen tetap Hukum penawaran ini dapat digambarkan dalam table dan grafik. Suatu daftar yang menunjukkan hubungan antar jumlah penawaran dengan berbagai tingkat harga pada suatu tempat dan waktu tertentu disebut skedul penawaran atau table penawaran. sedangkan suatu grafik yang menghubungkan antara jumlah penawaran dengan berbagai tingkat harga dari harga terendah sampai dengan tertinggi disebut kurva penawaran. 2.1.4.2. Fungsi Penawaran Pasar Fungsi penawaran pasar untuk sebuah produk adalah pernyataan hubungan antara jumlah yang ditawarkan dan semua faktor yang mempengaruhi jumlah itu (Pappas dan Hirschey, 1995). 2.1.4.3. Perubahan Penawaran Keinginan penjual untuk menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga yang ditentukan oleh berbagai faktor yaitu (http://one.indoskripsi.com): a. Teknologi Produksi Tekhnologi yang digunakan dalam produksi semula dimaksudkan agar terjadi efisiensi dalam produksi. Artinya semangkin modern tekhnologi yang digunakan baik kualitas maupun kuantitas produksi semangkin meningkat dengan biaya produksi yang semangkin ditekan. b. Harapan masa yang akan datang Ketika produsen mempunyai pikiran bahwa barang yang diproduksinya mulai langka maka tindakan produsen adalah menimbun barang tersebut sampai pada suatu saat akan mendapatkan laba yang besar. Sebagai contoh penjual minyak yang mulai merasa bahwa minyak merupakan hal yang langka jadi banyak penjual yang menimbun minyak dan menjualnya dengan harga yang mahal karena kebutuhan masyarakat yang sangat mendesak. Tapi perbuatan seperti ini dilarang karena sama dengan penimbunan barang yang nantinya dapat merugikan masyarakat sekitar. c. Harga-harga faktor produksi Biaya produksi menentukan harga pokok suatu barang, dengan demikian jika biaya produksi berubah maka produsen akan mengurangi jumlah penawaran. Tapi jika biaya produksi semangkin rendah maka banyak sekali jumlah barang dan jasa yang akan ditawarkan oleh para penjual. 2.1.4.4. Penawaran Penjual versus Penawaran Perusahaan Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang dipengaruhi juga oleh penawaran penjual dan penawaran perusahaan, yang pada dasarnya didorong oleh kepentingan masing-masing untuk memperoleh laba yang tinggi. Pada suatu keadaan, jika semua perusahaan menghasilkan kualitas barang yang sama, menggunakan metode produksi yang identik dan peralatan yang identik, memiliki karyawan dengan kemampuan setara dan dibayar dengan gaji dan upah yang identik, dan memiliki manajemen yang berketerampilan setara, maka penawaran yang dilakukan penjual ke konsumen dan penawaran yang dilakukan perusahaan ke penjual akan memiliki hubungan yang erat. Namun jika perusahaan dalam satu industri tertentu memiliki kualitas barang yang berbeda, menerapkan metode produksi yang agak berbeda, menggunakan peralatan dengan mutu yang berbeda, menggunakan tenaga kerja dengan berbagai keterampilan dan tingkat kompetisi yang berbeda, maka penawaran yang dilakukan penjual ke konsumen dan yang dilakukan produsen ke penjual akan sangat berbeda. Disini penjual akan menawarkan barang-barang yang lebih menguntungkan dan berdaya jual tinggi. 2.1.5 Ekuilibrium Pasar Menurut Kotler (2002, p97), pasar merupakan suatu perangkat pembeli aktual dan potensial dari suatu barang atau jasa. Dimana dapat diartikan pula sebagai tempat pertemuan antara pembeli dan penjual untuk menukarkan barang atau jasa mereka. Pasar diasumsikan sebagai sejumlah pembeli yang ada atau potensial untuk suatu produk atau produk dalam kategori tertentu. Sedangkan pasar potensial adalah pasar yang menunjukkan konsumen dalam segmen lain yang mungkin menganggap suatu produk atau jasa dari perusahaan tertentu atraktif, namun juga cukup berbeda dari pasar utama sehingga dapat dianggap memiliki karateristik unik sekaligus karakteristik umum yang ada di pasar utama. Sehingga dapat ditentukan pangsa pasar dari produk dalam suatu perusahaan. Pangsa pasar adalah penjualan produk dari perusahaan sebagai persentase dari total penjualan seluruh perusahaan dipasar produk tersebut. Ekuilibrium Pasar mengintegrasikan konsep-konsep permintaan dan penawaran dan menetapkan kerangka kerja untuk memahami bagaimana keduanya berinteraksi untuk menentukan harga pasar dan jumlah semua barang dan jasa. Ketika jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan untuk suatu barang berada dalam keseimbangan sempurna disuatu harga tertentu yang relatif konstant, keadaan ini disebut berada dalam ekuilibrium. Ekuilibrium stabil ketika faktor-faktor yang mendasari kondisi permintaan dan penawaran tetap tidak berubah baik disaat ini maupun di masa mendatang dapat diprediksikan. 2.1.5.1 Surplus dan Kekurangan Surplus tercipta ketika para penjual menawarkan satu produk adalah jumlah yang lebih banyak pada satu harga tertentu daripada yang ingin dibeli oleh para pembeli. Sedangkan kekurangan tercipta ketika para pembeli meminta lebih banyak barang untuk satu produk pada satu harga tertentu daripada yang ditawarkan oleh penjual ataupun yang dimiliki penjual. Keadaan ini biasanya terjadi ketika harga naik atau ketika produsen menurunkan jumlah produksi, yang akhirnya berakibat pada kelangkaan barang. Surplus maupun kekurangan tidak akan terjadi ketika pasar berada dalam ekuilibrium, dan kondisi harga, permintaan dan penawaran stabil. Namun surplus dan kekurangan akan terjadi jika harga, permintaan dan penawaran berubah, situasi ini disebut disekuilibrium pasar. Keduanya dapat mengakibatkan kekuatan pasar yang mengakibatkan berubahnya harga yang dijual dan permintaan akan barang yang bersangkutan. Untuk mencapai keadaan ekuilibrium, surplus akan menghasilkan tekanan kebawah baik pada harga pasar maupun jumlah barang yang diproduksi. Kekurangan akan menyebabkan tekanan ke atas baik pada harga pasar maupun jumlah barang yang diproduksi. 2.2 Kerangka Pemikiran Berdasarkan teori yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapatlah dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini, yang dapat ditunjukkan sebagai berikut : Perubahan Kurs Dollar ( X1 ) Permintaan ( X2 ) Harga Beli ( Y ) Penawaran ( X3 ) Sumber : Diolah Penulis Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan gambar kerangka konseptual, dapat dijelaskan bahwa variabel harga beli dipengaruhi oleh perubahan kurs dollar, permintaan dan penawaran. Dalam menentukan suatu harga beli, suatu perusahaan akan melihat dari sisi perubahan kurs dollar, permintaan konsumen dan penawaran distributor. 2.3 Hipotesis • H0 = Terdapat pengaruh antara kurs dollar, permintaan dan penawaran terhadap harga • H1 = Tidak terdapat pengaruh antara kurs dollar, permintaan dan penawaran terhadap harga