BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dalam berbagai tabel output hasil olahan SPSS dan analisis data diatas, kesimpulan yang dapat diambil dengan mengacu pada pertanyaan penelitian adalah : 1. Terdapat perbedaan antara debitur yang masuk dalam kelompok lancar, dengan debitur dalam kelompok tidak lancar atau debitur dalam kelompok macet dalam menerima kredit dari bank. 2. Variabel yang membedakan kolektibilitas debitur dalam menerima kredit adalah Pendidikan, Jangka Waktu, Lama Usaha dan Jumlah Tanggungan. 3. Ada 2 fungsi diskriminan yang terbentuk yaitu : Fungsi diskriminan 1 Zscore_1 (f1) = −0,433 – (0,651 Pendidikan) – (0,192 Jumlah Tanggungan) + (0,037 Jangka Waktu) + (0,142 Lama Usaha) Fungsi diskriminan 2 Zscore_2 (f2) = −1,630 + (0,235 Pendidikan) – (0,564 Jumlah Tanggungan) + (0,074 Jangka Waktu) – (0,027 Lama Usaha) 63 4. Tingkat akurasi model yang dihasilkan mencapai 56,7%. Karena hasil validasi tersebut melebihi angka 50%, maka fungsi diskriminan yang terbentuk masih dianggap tepat untuk menggolongkan seorang debitur berdasar Pendidikan, Jangka Waktu, Lama Usaha dan Jumlah Tanggungan ke dalam kelompok lancar, tidak lancar atau macet. 5.2. Keterbatasan Penulis menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan dalam penelitian dan penulisan tesis ini. Dalam penelitian statistik deskriptif ini, penulis mencoba menganalisis variabel-variabel apa saja yang memiliki pengaruh dalam menganalisis pemberian kredit mikro kepada calon debitur. Variabelvariabel yang digunakan baru sebatas variabel yang bersifat karakteristik saja sehingga analisa masih terbatas pada informasi umum debitur saja tanpa melihat informasi lain misalnya kemampuan keuangan debitur dan agunannya. Kredit mikro lebih mengutamakan informasi karakter nasabah, karena sangat jarang debitur mikro mempunyai informasi keuangan yang lengkap, sehingga informasi atau variabel seperti informasi keuangan yang ada serta agunan milik debitur dapat dikaji lebih detil pengaruhnya terhadap kemungkinan baik buruknya kolektibilitas kredit debitur dimasa yang akan datang. Sehingga penggunaan credit scoring dapat lebih optimal dan keputusan pemberian kredit ditujukan pada debitur yang tepat. 64 5.3. Implikasi dan Saran Penelitian ini membuktikan bahwa hasil olah informasi debitur menghasilkan model yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menganalisis dan mengambil keputusan dalam pemberian kredit mikro yang bersifat individu kepada calon debitur. Selanjutnya penggunaan hasil credit scoring pada model yang dihasilkan dapat diberi informasi tambahan jika diperlukan seperti informasi keuangan dan agunan. Saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Variabel-variabel yang terdapat dalam fungsi diskriminan yakni Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Jangka Waktu dan Lama Usaha merupakan variabel pembeda dalam mengelompokkan kolektibilitas kredit lancar, tidak lancar atau macet. Maka variabel-variabel tersebut dapat dijadikan sebagai mandatory data dalam mengambil keputusan untuk menentukan apakah kredit akan diberikan atau tidak kepada calon debitur. 2. Model ini bukan merupakan satu-satunya alat yang digunakan untuk menilai kelayakan kredit seorang debitur, banyak kriteria lain yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan pemberian kredit. Model ini hanya salah satu alat untuk membantu mempermudah dan mempercepat proses pemberian kredit. Untuk 65 memutuskan apakah akan memberi kredit atau tidak maka bank dapat menambah pertimbangan lain selain variabel-variabel diatas seperti informasi dan kemampuan keuangan serta agunan calon debitur, guna meyakinkan bahwa pemberian kredit telah ditujukan pada debitur yang tepat serta mengurangi kemungkinan terjadinya gagal bayar (probability of default). 66