BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif, dimana penelitian deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan nilai-nilai variabel yang diteliti, sedangkan penelitian asosiatif untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Dengan unit analisis berupa karyawan PT. Promatcon Tepatguna, serta menggunakan time horizon berupa cross sectional yakni dimana informasi dikumpulkan hanya pada satu saat tertentu. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Individu Cross Sectional T-2 Asosiatif individu Cross Sectional Sumber: Peneliti Keterangan: • T-1: mengidentifikasi seberapa besar pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT Promatcon Tepatguna secara individual maupun simultan. • T-2: mengidentifikasi seberapa besar pengaruh motivasi, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT Promatcon Tepatguna secara individual maupun simultan. 30 31 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Konsep Dimensi Indikator Variabel Skala Model Pengukuran Skala Pengukur an Motivasi Keinginan Kebutuhan - Orientasi tinggi untuk akan - Umpan balik mencapai prestasi - Tanggung jawab suatu tujuan Kebutuhan - Berpengaruh kerja dengan akan terhadap mengarahkan kekuasaan lingkungan segala - Kompetitif kemampuan - Prestise (gengsi) - Hubungan yang dimiliki Kebutuhan (Robbins, akan 2003, p216) berafiliasi Interval Skala Likert kooperatif - Persahabatan - Pemahaman timbal balik Lingkunga n kerja Segala Fisik - Penerangan sesuatu yang - Temperatur berada - Kelembaban sekitar - Sirkulasi udara karyawan - Kebisingan yang - Getaran mekanis di dapat Interval Skala Likert 32 mempengaru - Bau-bauan hi karyawan - Tata warna secara - Dekorasi langsung - Musik maupun tidak - Keamanan - Hubungan baik langsung. Non-fisik (Sedarmayan dengan ti, 2001, p21) atau bawahan - atasan Hubungan dengan rekan kerja Faktor - Tanggung jawab yang Motivator - Kemajuan dirasakan (Satisfier) - Pencapaian karyawan - Pengakuan karena - Pekerjaan Kepuasan Rasa Kerja puas itu yang Faktor terpenuhi Hygiene (Siagian, (Dissatisfie - Penyeliaan 2002, p107) r) - Gaji - Hubungan antar - Kebijakan perusahaan pribadi - Kondisi kerja Skala Likert sendiri kebutuhan Interval 33 Kinerja Karyawan Apa yang dilakukan atau Kemampua - Bakat n - Minat - Faktor tidak dilakukan Interval Skala Likert kepribadian oleh Usaha - Motivasi karyawan - Etika kerja (Mathis- - Kehadiran Jackson, - Rancangan 2006, p114) tugas Dukungan - Pelatihan dan pengembangan - Peralatan dan teknologi - Standar kinerja - Manajemen dan rekan kerja Sumber: Peneliti 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Dalam penelitian ini akan menggunakan data primer yang diperoleh dari pembagian kuesioner kepada karyawan PT. Promatcon Tepatguna. Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tujuan Data Jenis Data Sumber Data T-1 Karyawan PT. Promatcon Tepatguna Kuantitatif Primer-Kuesioner T-2 Karyawan PT. Promatcon Tepatguna Kuantitatif Primer-Kuesioner Sumber: Peneliti 34 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui pembagian kuesioner serta wawancara dengan pihak perusahaan untuk memperoleh data primer dan informasi terkait dengan masalah penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui studi pustaka baik melalui text book, media internet dan jurnal untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori. 3.5 Teknik Pengambilan Data Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Arikunto (2004, p120) mengemukakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, maka sampel yang akan digunakan adalah sebesar jumlah populasi yakni 66 responden. 3.6 Metode Analisis Dalam penelitian ini analisis diawali dengan pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan skala likert, yang kemudian diuji validitas dan reliabilitas serta normalitasnya. Kemudian hasil pengolah data tersebut dianalisis lebih lanjut untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian, dengan menggunakan analisis korelasi pearson dan path analysis. Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 16.0. 35 Tabel 3.4 Metode Analisis Data Tujuan Penelitian Metode Analisis Jenis Penelitian Teknik Analisis T-1 Asosiatif Korelasi Pearson dan Path Analysis T-2 Asosiatif Korelasi Pearson dan Path Analysis Sumber: Peneliti 3.6.1 Skala Likert Menurut Sugiyono (2008, p132), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Data yang diperoleh dari skala Likert tersebut adalah berupa data interval. Setiap jawaban memiliki nilai (skor) masing-masing sesuai dengan pengukuran skala likert, sebagai berikut: Tabel 3.5 Bobot dan Kategori Pengukuran Data Keterangan Sumber: Riduwan dan Kuncoro Nilai (Skor) Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Kurang Setuju (KS) 3 Tidak Setuju (KS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 36 3.6.2 Uji Validitas Uji validitas digunakan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan dan Kuncoro (2004, p109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesasihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah. ∑ .∑ ∑ – ∑ ². . ∑ .∑ ∑ ² Dimana: r hitung = Koefisien korelasi ∑ = Jumlah skor item ∑ = Jumlah skor total n = Jumlah responden Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus : √ ² Dimana: t = Nilai t hitung r = Koefisien korelasi hasil r hitung 37 n = Jumlah responden Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n – 2) Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya t hitung < t tabel berarti tidak valid 3.6.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha. Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut: Langkah 1 : menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus: = ∑ ² ∑ ² Dimana: Si = Varians skor tiap-tiap item ∑Xi² = Jumlah kuadrat item Xi (∑Xi)² = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden Langkah 2 : kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus: ∑ = + + ……. Dimana: ∑Si = Jumlah varians semua item 38 S1, S2, S3…n = Varians item ke-1,2,3……n Langkah 3 : menghitung Varians total dengan rumus: = ∑ ² ∑ ² Dimana: Si = Varians total ∑Xt² = Jumlah kuadrat X total (∑Xt)² = Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden Langkah 4 : masukkan nilai Alpha dengan rumus: ∑ . 1 = Dimana: r11 = Nilai reliabilitas ∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total k = Jumlah item Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu: ∑ .∑ ² – ∑ ∑ ². (Riduwan 2004, p115-116) . ∑ .∑ ² ∑ ² Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenanya disebut r awal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown yakni: 39 . Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01 dengan derajad kebebasan (dk=n-2). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan rtabel. Adapun kaidah keputusan: Jika r11 > rtabel berarti Reliabel dan r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel. 3.6.4 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t atau uji F yang menuntut suatu asumsi yang harus diuji, yaitu populasi data harus berdistribusi normal dimana apabila jumlah sampel diperbesar, penyimpangan asumsi normalitas ini semakin kecil pengaruhnya. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan alat uji KOLMOGOROV- SMIRNOV, serta gambar NORMAL PROBABILITY PLOTS. Menurut Singgih Santoso (2007, p154) dalam menjelaskan output test of normality, terdapat pedoman pengambilan keputusan: • Nilai Sig Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka distribusi adalah normal. • Nilai Sig Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal Selain itu pada gambar Q-Q Plot terlihat ada garis lurus dari kiri ke kanan atas. Garis itu berasal dari nilai z. Jika berdistribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis. 40 3.6.5 Analisis Korelasi Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (eksogen) dengan variabel terikat (endogen) digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan adalah (PPM) Pearson Product Moment, dengan rumus: ∑ .∑ ² – ∑ ∑ ². . ∑ .∑ ² ∑ ² Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut: Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah Sumber: Riduwan dan Kuncoro Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel Y. Derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumus: KP = r ² x 100% 41 Dimana: KP = Nilai koefisien diterminan r = Nilai koefisien korelasi Hipotesis: Ho: Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ha: Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Dasar Pengambilan Keputusan: ¾ Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. ¾ Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 3.6.6 Path Analysis Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p2) model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat atau “a set of hypothesized causal asymetric relation among the variables”. Adapun manfaat dari path analysis adalah: 1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti; 2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif; 3. Faktor diterminan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan 42 untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y); 4. Pengujian model, menggunakan theory triming, baik untuk uji reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru. Asumsi-asumsi dalam path analysis menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p2-3) adalah sebagai berikut: 1. Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal; 2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik; 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval atau ratio; 4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel; 5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliable) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung; 6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. Adapun langkah-langkah menguji path analysis sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Struktur: Y= 2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. 43 Hipotesis: naik turunya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X dan X ). b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan: Persamaan regresi ganda: + Keterangan Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen). Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan sebagai Standardized Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengna koefisien korelasi r sederhana. 3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan) Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut. Ha: = ……. = 0 Ho: = ……. = 0 a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: Menggunakan Tabel F 1 1 44 Keterangan: n = jumlah sampel k = jumlah variabel eksogen = Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan F hitung ≤ F tabel, terima Ho artinya tidak signifikan. Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05 Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan rumus: F tabel = atau , Cara mencari F tabel : nilai nilai , atau v₁ disebut nilai pembilang 1 atau v₂ disebut nilai penyebut. b. Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS • Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. • Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 4. Menghitung koefisien jalur secara individu Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha: >0 Ho: =0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus (Schumacker & Lomax, 1996:44. Kusnendi, 2005:12) 45 ; Keterangan: Statistik se x₁ diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut. • Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. • Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 5. Meringkas dan menyimpulkan. Kemudian setelah didapat hasil perhitungan maka dibuatlah ringkasan dari hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan, kemudian baru diambil keputusan penelitian. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Sunarto (2007), arti harga Beta akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi Beta sebagai berikut: Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Jalur Nilai Beta 46 Interval Koefisien Jalur Tingkat Kontribusi 0,05 Lemah 0,10-0,29 Sedang > 0,30 Kuat Sumber: Riduwan dan Sunarto 3.7 Rancangan Uji Hipotesis Dasar pengambilan keputusan Rancangan uji hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana tingkat presisi ( ) = 5% atau 0,05 ¾ Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. ¾ Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Untuk T-1 • Pengujian secara keseluruhan Hipotesis: Ho: Motivasi (X₁) dan lingkungan kerja (X₂) tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) Ha: Motivasi (X₁) dan lingkungan kerja (X₂) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) • Pengujian secara individual antara motivasi (X₁) dengan kepuasan kerja (Y) Hipotesis: Ho: Motivasi (X₁) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) Ha: Motivasi (X₁) berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) 47 • Pengujian secara individual antara lingkungan kerja (X₂) dengan kepuasan kerja (Y) Hipotesis: Ho: Lingkungan kerja (X₂) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) Ha: Lingkungan kerja (X₂) berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) Untuk T-2 • Pengujian secara keseluruhan Hipotesis: Ho: Motivasi (X₁), lingkungan kerja (X₂), dan kepuasan kerja (Y) tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) Ha: Motivasi (X₁), lingkungan kerja (X₂), dan kepuasan kerja (Y) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) • Pengujian secara individual antara motivasi (X₁) dengan kinerja karyawan (Z) Hipotesis: Ho: Motivasi (X₁) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) Ha: Motivasi (X₁) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) • Pengujian secara individual antara lingkungan kerja (X₂) dengan kinerja karyawan (Z) Hipotesis: Ho: Lingkungan kerja (X₂) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) 48 Ha: Lingkungan kerja (X₂) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) • Pengujian secara individual antara kepuasan kerja (Y) dengan kinerja karyawan (Z) Hipotesis: Ho: Kepuasan kerja (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) Ha: Kepuasan kerja (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) 3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh karyawan PT Promatcon Tepatguna diolah menggunakan SPSS 16 dengan teknik analisis jalur, kemudian akan diperoleh hasil data-data mengenai hubungan antar tiap variabel motivasi, lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Apabila terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel motivasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan, serta pengaruh yang postif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Promatcon Tepatguna. Maka selanjutnya variabel-variabel tersebut perlu terus dipantau serta ditingkatkan oleh pihak perusahaan, supaya kinerja karyawan dapat terus meningkat baik, dan memberikan hasil yang baik bagi kemajuan perusahaan.